format pengkajian keluarga rias fix.doc

38
LAPORAN PRAKTIKUM ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA (Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah CNP II) Disusun oleh : RIAS GANJAR PRATIWI 220110120153

Upload: fitriana-neza

Post on 03-Feb-2016

104 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

TRANSCRIPT

Page 1: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

LAPORAN PRAKTIKUM

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah CNP II)

Disusun oleh :

RIAS GANJAR PRATIWI

220110120153

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Page 2: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

DAFTAR ISI

Page 3: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian terkecil yang tidak terpisahkan dari kehidupan seseorang.

Keluarga merupakan tempat pertama seseorang membentuk kepribadiannya, melakukan

hubungan dengan orang lain, menjadi makhluk individu, makhluk social dan makhluk Tuhan.

Di dalam keluarga terdapat ayah, ibu dan anak yang hubungan tidak terpisahkan karena

saling ketergantungan, saling membutuhkan dan saling melengkapi. Hubungan tersebut

dimulai dengan interaksi dimana interaksi akan menambah kehangatan dan keakraban.

Lingkungan keluarga akan menjadi lingkungan pertama anak melakukan interaksi, melalui

lingkungan keluarga anak mengenal dunia sekitarnya, pola pergaulan hidup yang berlaku

sehari-hari, melalui lingkungan itu anak mengalami proses sosialisasi awal ( Soerjono , 2004)

Tuntutan setiap individu dalam keluarga berbeda-beda menimbulkan seringkali terjadi

ketidak cocokan dalam keluarga. Ketidakcocokan ini kadang menimbulkan ketegangan dalam

keluarga yang mengakibatkan terjadinya stressor dalam keluarga. Stressor dalam keluarga

juga mungkin berasal dari luar misalnya dari dunia kerja, kuliah maupun lingkungan social

yang tak jarang dibawa kerumah dan mengakibatkan makin keruhnya suasana rumah, pada

kondisi seperti ini peran perawat keluarga sangat penting untuk membantu mengembalikan

peran serta fungsi keluarga menjadi lebih efektif.

Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui

praktek keperawatan dengan sasaran keluarga. Perawatan keluarga adalah tingkat perawatan

kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau

kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawat sebagai penyalur.

Masalah-masalah dalam keluarga saling berkaitan, apabila satu keluarga mengalami

masalah maka keluarga yang lain ikut berperan dalam penyelesaian masalah, masalah yang

baru timbul dan kemudian berlam-lama karena tidak ditangani dengan tepat dapat

menimbulkan penyakit fisik maupun psikologis pada keluarga. Di zaman modern ini individu

dalam keluarga yang kurang bisa mengatur tingkat emosi dan stressnya dapat mengakibatkan

Page 4: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

respon adaptif disfungsional seperti merokok yang kita tahu apabila merokok dilakukan

dalam kurun waktu yang lama dan frekuensi terus menerus akan mengakibatkan hipertensi.

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah systole lebih dari 140 mmHg dan tekanan

diastolic lebih dari 90mmHg (Wilson LM). Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka

jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan bertambah. Diperkirakan sekitar 80%

kenaikan kasus hipertensi terutama di Negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta

kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini

didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini

(Armilawati et al, 2007).

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap anggota

keluarganya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatna

tersebut adalah mengenal masalh kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

tepat, memberikan perawatan pada anggota keluarga sakit, mempertahankan suasana rumah

yang sehat dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat. (Fredman, 1998).

Di dusun Cisaladah RT 003 RW 007 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor,

Kabupaten Sumedang kami mendapatkan data yang kami peroleh dari data hasil pengkajian

keluarga bahwa tekanan darah bapak D 170/80 mmHg dengan riwayat hipertensi. Pasien

menyatakan bahwa sering mengonsumsi rokok dan tidak mau untuk berhenti. Pasien dan

keluarga juga mengetahui dampak penggunaan rokok namun tetap tidak mau untuk

menghindari menggunakan rokok. Keluarga mendukung bapak D untuk tetap menggunakan

rokok karena dianggap sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingkat stress karena

kepadatan kerja bapak D.

Dari pernyataan diatas maka penulis tertarik untuk menulis paper dengan judul

“Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka

sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya

1.2.2 Tujuan Khusus :

1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi oleh keluarga

Page 5: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah

kesehatan dasar dalm keluarga

3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam

mengatasi masalah kesehatan para anggotanya

4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalm memberikan asuhan keperawatan terhadap

anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalh kesehatan anggota

keluarganya

5. Meningkatkan produktivitas keluarga dan meningkatkan mutunya.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi institusi keperawatan

1. Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan

tepat dan melakukan penatalaksanaan yang optimal

2. Perawat keluarga mampu mengidentifikasi dan menangani pasien dengan hipertensi

secara baik dan benar/

1.3.2 Bagi institusi pendidikan

Memberikan gambaran tentang perawatan pasien hipertensi dan mengetahui tanda dan

gejala pasien dengan hipertensi

1.3.3 Bagi penulis

1. Mengetahui, menggunakan dalam kehidupan apabila terjadi masalah dengan pasien

pasien hipertensi, bagaimana caara mengatasi dan menmbah wawasan penulis

2. Sebagai media informasi tentang hipertensi dan bahayanya, serta cara pemberian

asuhan keperawatan yang tepat.

Page 6: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

2.1 PENGKAJIAN KELUARGA

I. DATA UMUM

1. Data Umum Keluarga

Tanggal pengkajian : 8 juni 2015

Nama keluarga : Pak Dede Sumitra

Umur : 55 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Strata 1

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Suku/bangsa : Sunda, Indonesia

Alamat : Dusun Cisaladah RT 003 RW 007 Desa. Hegarmanah,

Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang,

Provinsi Jawa Barat

2. Daftar anggota keluarga

N

O

Nama

anggota

keluarg

a

Hubung

an

keluarg

a

L

/

P

Umu

r

Pendidik

an

Pekerja

an

Agam

a

Kondisi

kesehat

an

Ket

1

.

Dede

Sumitra

Kep.

Keluarg

a

L55

ThnStrata 1

Pegawa

i Negri

Sipil

Islam

Riw.

Maag

dan

hiperte

nsi

-

2

.

Ai

Yuyun

A

Istri P52

Thn

SLTP/

SederajatIRT Islam

Riw.

Maag-

3

.

Mulyad

i

Dirgant

ara

Anak

Kandun

g

L28

ThnSMA Swasta Islam

Riw.

Maag-

Page 7: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

4

.

Desti

Arini

Nurhan

ifah

Anak

Kandun

g

P21

ThnSMA

Mahasi

swiIslam

Riw.

Maag-

3. Genogram

Keterangan

: Laki – laki

: Wanita

: Tinggal serumah

X : Meninggal dunia

: Masih hidup

4. Data khusus keluarga

a. Tipe keluarga

Tipe keluarga adalah Nuclear Family (Keluarga Inti). Keluarga terdiri dari

ayah, ibu dan kedua anak yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga harmonis

Page 8: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

dengan pengambilan keputusan melalui musyawarah dan keputusan terakhir

berada di tangan ayah sebagai kepala keluarga.

b. Suku

Suku sunda, pada keluarga ini unik dengan keprcayaan pada budayanya

yaitu apabila salah satu anggota keluarganya mengalami sakit, tidak segera

dibawa kedokter namun sang ibu membuat rujak dan penyakit si anak berangsur-

angsur sembuh. Hal ini karena ketika kecil dahulu usia 3 bulan sang anak selalu

di jemur di bawah terik matahari pukul 9 pagi sampai kulit si anak merah baru di

bawa pulang, ibu beranggapan karena itu anak tahan terhadap berbagai jenis

penyakit.

c. Status sosial ekonomi keluarga

Hubungan orang lain

Hubungan keluarga dengan orang lain baik, menurut yang di utarakan ibu,

dalam satu RW ibu mengenal semua nama dalam keluarganya, keluarganya

sering ikut interaksi dalam kegiatan social.

Kegiatan organisasi sosial

Pada kegiatan organisasi sosial keluarga ini cukup berperan aktif karena peran

pak dede sebagai kepala RW yang sering memimpin musyararah RW dan

menghadiri rapat di kelurahan, membantu mengatasi masalah warga yang ada

di RW nya. Sedangkan sang ibu berperan sebagai kepala kader di

kelurahannya yang sering ikut membantu di posyandu, mendata warga yang

ada di kelurahannya dan sebagainya. Kemudian kedua anaknya yang aktif

dalam karang taruna yang ada di kelurahannya.

Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi keluarga :

Pendapatan ayah perbulan : Rp. 4.000.000,-

Pendapatan ibu perbulan : Rp. 2.000.000,-

Pendapatan anak pertama perbulan : Rp. 2.500.000,-

Pendapatan anak kedua perbulan : -

Total pendapatan keluarga tanpa pendapatan anak pertama : Rp. 6.000.000,-

Seluruh kebutuhan rumah tangga, kepala keluarga dan istrinya yang

menanggung, pendapatan dari anak pertama hanya digunakan untuk tabungan

dan kepentingan anak pertama, kedua orang tuanya tidak pernah meminta

hanya untuk sekedar membelikan perabot rumah tangga.

Page 9: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

Rincian kebutuhan keluarga :

Primer :

Listrik : Rp. 300.000,-

Makan : Rp. 1.200.000,-

Rekreasi : Rp. 100.000,-

Kesehatan : Rp. 100.000,-

Pendidikan : Rp. 3.000.000,-

Menabung : Rp. 200.000,-

Sekunder :

Perabotan rumah : Rp, 200.000,-

Tersier :

Perawatan mobil, motor : Rp. 900.000,-

Total pengeluaran keluarga : Rp. 6.000.000,-

d. Aktivitas rekreasi keluarga

Setiap akhir pekan keluarga ini selalu pergi rekreasi bersama walaupun

sekedar ke pasar unpad. Namun setiap harinya ruang keluarga selalu dipakai

untuk berkumpul dan menonton televise bersama.

5. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga ini berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia

dewasa karena anak pertama berada pad usia 28 tahun dan anak kedua berada

pada usia 21 tahun.

b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, karena

tidak ada kendala dalam keluarga kecil ini.

c. Riwayat keluarga inti

Keluarga ini tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan namun, setiap

anggota keluarga mempunyai riwayat penyakit maag, penyakit yang baru-baru ini

muncul dialami oleh pak dede yaitu hipertensi karena kebiasaan dan pola

kehidupan yang kurang sehat seperti merokok setiap hari hingga habis

berbungkus-bungkus. Sedangkan riwayat maag didapat karena setiap anggota

keluarga jarang sarapan dan sering telat dalam jadwal makan harian.

Page 10: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

Sumber pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga tidak disebutkan

karena keluarga mampu mengatasi masalah mag yang ada pada keluarganya

terlebih dahulu sebelum dibawa ke dokter kecuali hipertensi yang ada pada pak

dede. Keluarga ini juga tau bagaimana cara pencegahan yang baik namun tidak

digunakan, ini yang menjadi titik focus intervensi kami

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat keturunan dalam keluarga ini. Dari pihak suami maupun

istri dalam keadaan sehat.

6. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Luas Rumah : 20x25 m²

Tipe Rumah : 45

Jumlah Ruangan : 26 ruangan

Jumlah jendela : 12 buah berukuran besar

Jarak Septic tank dengan sumber air : 6 m

Sumber air minum yang digunaka menggunakan air PDAM

Rumah rindang dan sejuk, banyak pepohonan di sekitar rumah, namun airnya

keruh dan kurang bersih untuk dikonsumsi, hanya dipakai untuk mandi. Keluarga

ini memiliki hewan peliharaan namun terawat dengan baik, sehingga tidak

menimbulkan masalah kesehatan.

- Denah Rumah

Page 11: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Pada kehidupan tetangga dan komunitas di daerah tempat tinggal,

masyarakat biasanya pergi ke posyandu yang biasanya di sana ada dokter yang

sedang bertugas apabila terjadi kekambuhan penyakit. Masyarakat daerah tempat

tinggal jarang pergi ke rumah sakit apabila belum terjadi masalah yang sangat

berarti dalam dirinya.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Bapak Dede tinggal menetap di rumah ini sudah sekitar 7 tahun

sebelumnya pak Dede dan keluarganya tinggal di Bandung.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Sebagai ketua RW pak Dede sering menghadiri perkumpulan-perkumpulan

yang ada di masyarakat, begitu pula dengan istrinya yang menjabat sebagai ketua

kader. Setiap seminggu sekali Pak dede maupun istrinya ikut terlibat dalam

perkumpulan di lingkungannya.

e. Sistem pendukung keluarga

Keluarga pak Dede semuanya sehat, sehat disini maksudnya tidak ada

penyakit yang berarti, kecuali hipertensi yang baru-baru ini dialami oleh pak

Dede. Menurut pemaparan istrinya bahwa lingkungan tempat pak dede bekerja

selalu menyediakan rokok dan memberikan dengan cuma-cuma kepada pak dede

akibat dari itu pak dede mulai merokok dan sehari menghabiskan berbungkus-

bungkus. Sang istri tidak bisa melarang karena kebiasaannya sudah mulai

melekat.

7. Struktur keluarga

Page 12: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

a. Struktur peran

Struktur peran dalam keluarga ini sama seperti pada umumnya yaitu ayah

menjadi kepala keluarga, pencari nafkah, sekaligus pemegang keputusan terakhir.

Ibu sebagai pembimbing anak dan memenuhi kewajiban dalam rumah tangga.

Dan anak memenuhi tanggung jawabnya kepada orang tua.

b. Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma yang dianut keluarga dalam hubungannya dengan

kesehatan tidak menyimpang, karena pengetahuan dan kemampuan keluaraga ini

untuk menerapkan nilai dan norma yang sesuai sudah tepat.

c. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga dengan musyawarah dalam pengambilan

keputusan dengan keputusan tertinggi ada pada kepala keluarga

d. Struktur kekuatan keluarga

Sruktur kekuatan keluarga berada pada kepala keluarga sebagai pemimpin

sekaligus pengambil keputusan terakhir.

8. Fungsi keluarga

a. Fungsi afeksi

Di dalam keluarga ini hubungan saling menghargai, menghormati, rasa

saling memiliki sangat terjalin. Ditunjukkan dengan adanya kehangatan saat akan

pergi kerja ataupun berangkat kuliah ibu selalu mengantar hingga depan pintu,

mengucapkan selamat jalan dan mencium tangan.

b. Fungsi ekonomi

Kebutuhan sandang, pangan dan papan ditanggung semua oleh kepala

keluarga diimbangi dengan penghasilan ibu. Keluarga ini selalu menyisihkan

uang untuk pemenuhan kebutuhan kesehetan, selain itu keluarga ini juga

memanfaatkan posyandu di lingkungan untuk pemeriksaan kesehatan secara

rutin.

c. Fungsi sosialisasi

Dalam penerapan norma dan nilai yang ada di masyarakat, keluarga ini

sangat patuh akan aturan dan tata krama serta adat yag ada di daerahnya namun

tidak menyimpang jauh dari kesehatan yang semestinya.

d. Fungsi perawatan kesehatan

Mengenal penyakitnya

Page 13: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

Keluarga ini mengerti tanda dan gejala penyakit namun terkadang telat dalam

menyadarinya. Keluarga mampu mengidentifikasi masalah penyebab penyakit

namun tidak tahu cara penangan yang tepat.

Mengambil keputusan

Keluarga sudah mengetahui tentang riwayat penyakitnya masing-masing dan

sudah mengetahui tentang bagaimana caara penyembuhan penyakitnya namun,

keluarga enggan untuk merubah cara dan kebiasaan untuk menghilangkan

penyakitnya.

Perawatan keluarga yang sakit

Keluarga mengetahui bagaimana cara pengobatan sakitnya dan tau kemana

harus pergi untuk mengobati sakitnya. Keluarga juga mengetahui obat yang

tepat untuk penyakitnya. Keluarga juga tau bagaimana dampak apabila tidak

diobati.

Modifikasi lingkungan

Untuk mengurangi penyakitnya, lingkungan sekitar rumah sudah memenuhi

kriteria.

Memanfaatkan pelayanan kesehatan

Dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan keluarga menggunakan posyandu

untuk mengecek rutin kesehatannya, sedangkan untuk informasi tentang

pengobatan lebih lanjut biasanya keluarga pergi ke rumah sakit.

e. Fungsi reproduksi

Keluarga ini memeiliki jumalah anak dua orang dengan komposisi satu

anak laki-laki dan satu anak perempuan. Ibu merencanakan jumlah anak melalaui

program KB.

f. Fungsi religious

Keluarga ini memeluk agama islam, dan patuh akan agamanya, taat ibadah

dan rajin ikut pengajian.

g. Fungsi rekreasi

Keluarga dalam waktu seminggu sekali pergi rekreasi keluar untuk

mengurangi kejenuhan dalam rutinitas, biasanya mereka pergi ke pasar unpad

jika tidak ada waktu untuk berekreasi lebih jauh.

9. Stres dan koping keluarga

Page 14: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

a. Stresor jangka panjang dan jangka pendek

Stresor jangka panjang

Tidak ada stressor jangka panjang dalam keluarga ini.

Stresor jangka pendek

Ibu mengeluh sering menunggak biaya kuliah anaknya, dikarenakan

kurangnya managemen keuangan yang baik dalam keluarga dan biaya kuliah

yang tinggi.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Apabila ada stressor keluarga mampu mengatasi sehingga tidak terjadi

masalah yang berkepanjangan.

c. Strategi koping yang digunakan

Apabila ada stressor ibu maupun anggota keluarga yang lain lebih baik diam

untuk menenangkan diri, apabila situasi sudah cukup baik maka keluarga akan

memusyawarahkan jalan keluar yang baik

d. Strategi adaptif disfungsional

Apabila Bapak Dede kopingnya tidak kuat beliau lebih memilih untuk

merokok padahal dia tahu merokok tidak baik untuk kesehatnnya, namun ketika

sudah merokok perasaan menjadi tenang.

II. PEMERIKSAAN FISIK

NO. Pemeriksaan Bapak Dede Bu Ai Y Mulyadi Desti

1. Penampilan Rapi, Bersih, Rapi, Bersih Rapi, Bersih Rapi, Bersih.

2.Kesadaran Compos

mentis

Compos

mentis

Compos mentis Compos mentis

3.

Tanda – tanda vital

Tekanan darah

Nadi

Respirasi

Suhu

170/80mmHg

87x/menit

16x/menit

36 C

100/70mmHg

75x/menit

18x/menit

36,4 C

120/80mmHg

80x/menit

18x/menit

35,8 C

110/90mmHg

85x/menit

16x/menit

36 C

4. Kepala

Bentuk Tidak ada

benjolan, dan

cedera

Tidak ada

benjolan, dan

cedera

Tidak ada

benjolan, dan

cedera

Tidak ada

benjolan, dan

cedera

Page 15: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

NO. Pemeriksaan Bapak Dede Bu Ai Y Mulyadi Desti

Kulit kepala Bersih Bersih Sedikit Kotor Bersih

5.

Rambut

Warna

Kebersihan

Ada kerontokan

Hitam

Bersih

Tidak

Hitam

Bersih

Sedikit rontok

Hitam

Bersih

Tidak

Hitam coklat

(dicat)

Bersih

Rontok

6.

Mata

Bentuk

Konjunctiva

Sclera

Alis

Reflex

mengedip

Tidak ada

cedera, tidak

bengkak

Merah muda

Tidak ada

ikterik

Simetris,

penyebaran

rambut rata

Normal

Tidak ada

cedera, tidak

bengkak

Anemis

Tidak ada

ikterik

Simetris,

penyebaran

rambut rata

Normal

Tidak ada cedera,

tidak bengkak

Merah muda

Tidak ada ikterik

Simetris,

penyebaran

rambut rata

Normal

Tidak ada cedera,

tidak bengkak

Sedikit anemis

Tidak ada ikterik

Simetris,

penyebaran

rambut rata

Normal

7.

Hidung

Bentuk

Fungsi

penciuman

Simetris

Normal

Simetris

Normal

Simetris

Normal

Simetris

Normal

8.

Telinga

Bentuk

Fungsi

pendengaran

Simetris, Tidak

ada cedera

Berfungsi

dengan baik

Simetris, Tidak

ada cedera

Berfungsi

dengan baik

Simetris, Tidak

ada cedera

Berfungsi dengan

baik

Simetris, Tidak

ada cedera

Berfungsi dengan

baik

9. Mulut

Bentuk

Bibir

Simetris Simetris Simetris Simetris

Page 16: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

NO. Pemeriksaan Bapak Dede Bu Ai Y Mulyadi Desti

- Mukosa

- Warna

Gigi

- Jumlah

- Karies

- Berlubang

Normal. Tidak

kering,

sariawan dll

Merah muda

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Normal. Tidak

kering,

sariawan dll

Merah muda

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Normal. Tidak

kering, sariawan

dll

Merah muda

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Normal. Tidak

kering, sariawan

dll

Merah muda

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

10.

Leher

Bentuk

KGB

Pergerakan

Normal, dan

warna sesuai

dengan warna

kulit

Tidak ada

pembesaran

KGB

Normal

Normal, dan

warna sesuai

dengan warna

kulit

Tidak ada

pembesaran

KGB

Normal

Normal, dan

warna sesuai

dengan warna

kulit

Tidak ada

pembesaran KGB

Normal

Normal, dan

warna sesuai

dengan warna

kulit

Tidak ada

pembesaran KGB

Normal

11.

Dada

Pergerakan

Bunyi napas

Bunyi jantung

Simetris

Bronkhi,

Bronkhovesiku

lar, Vesikular

Normal

Simetris

Bronkhi,

Bronkhovesiku

lar, Vesikular

Normal

Simetris

Bronkhi,

Bronkhovesikular,

Vesikular

Normal

Simetris

Bronkhi,

Bronkhovesikular,

Vesikular

Normal

12. Ekstremitas

Atas

- Bentuk

- Kelengkapa

n

- Pergerakan

Normal, tidak

ada kelainan,

cedera.

Lengkap dan

Normal

Normal

Normal, tidak

ada kelainan,

cedera.

Lengkap dan

Normal

Normal

Normal, tidak ada

kelainan, cedera.

Lengkap dan

Normal

Normal

Normal, tidak ada

kelainan, cedera.

Lengkap dan

Normal

Normal

Page 17: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

NO. Pemeriksaan Bapak Dede Bu Ai Y Mulyadi Desti

- Kekuatan

otot

- CRT

Bawah

- Bentuk

- Kelengkapa

n

- Pergerakan

- Kekuatan

otot

Baik dan

normal

Normal

Simetris, tidak

ada kelainan

Lengkap

Normal

Baik dan

Normal

Baik dan

normal

Normal

Simetris, tidak

ada kelainan

Lengkap

Normal

Baik dan

Normal

Baik dan normal

Normal

Simetris, tidak

ada kelainan

Lengkap

Normal

Baik dan Normal

Baik dan normal

Normal

Simetris, tidak

ada kelainan

Lengkap

Normal

Baik dan Normal

13.

Sekresi

BAB

BAK

1 kali sehari

6 kali sehari

2 Kali sehari

5 kali sehari

1 kali sehari

5 kali sehari

1 kali sehari

4 kali sehari

III. HARAPAN KELUARGA

Keluarga berharap sejahtera, sehat, harmonis, banyak rezeki, kedua anak

sukses. Kepada petugas kesehatan untuk lebih bisa memberikan pengkajian lebih

sering, mendatangi keluarga untuk deteksi dini penyakit, memberikan edukasi

tentang wabah dan gejal-gejala yang sedang terjadi sehingga keluarga bebas dari

penyakit dan infeksi.

Petugas kesehatan lebih aware terhadap masyarakat yang

membutuhkan bantuan kesehatan baik secara langsung maupun melalui telefon,

karena banyak masyarakat awam yang kurang mengerti tentang kesehatan. Banyak

petugas kesehatan yang jutek bahkan tidak mau ditanya-tanya. Keluarga berharap

agar perbaikan untuk setiap mileu petugas-petugas kesehatan.

2.2 PENGKAJIAN KELUARGA MANDIRI

NAMA KK : Bapak Dede Sumitra

Page 18: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

Tanggal Masalah

Kesehatan

Masalah

Keperawatan

Kriteria Keluarga Mandiri Kategori/

Simpulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8 Juni

2015

Hipertensi Risiko

kekambuhan

penyakit

√ √ √ √ √ Kemandirian

II

Kriteria 1 2 3 4

Keluarga dapat

menyebutkan pengertian

dan tanda gejala dari

masalah

Keluarga dapat

menyebutkan penyebab

masalah

Keluarga dapat

menyebutkan faktor yang

mempengaruhi masalah

Keluarga mempunyai

persepsi positif terhadap

masalah

Masalah kesehatan

dirasakan keluarga.√

Keluarga dapat

menyebutkan atau

mengungkapkan akibat dari

masalah

Keluarga dapat membuat

keputusan yang tepat

tentang penanganan

masalah

Keluarga mampu menggali

dan memanfaatkan sumber √

Page 19: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

daya dan fasilitas pelayanan

kesehatan.

Keluarga terampil mampu

melaksanakan perawatan

pada anggota keluarga

(preventif, promotif, dan

kuratif).

Keluarga mampu

memodifikasi lingkungan

yang mendukung kesehatan.

Page 20: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

2.3 ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1. DO: TD 170/80mmHg

DS: klien mengeluh sering pusing ketika kurang tidur dan

menejemen stress yang tidak efektif. Klien mengatakan

mempunyai riwayat hipertensi setelah menjadi perokok

Gaya hidup tidak efektif (perokok,

menejemen stress tidak efektif, pola

tidur jelek)

Stress Perokok berat

Pelepasan hormone norepinefrin

Vasokontriksi pembuluh darah

Peningkatan beban kerja jantung

Tekanan darah meningkat

Hipertensi

Risiko kekambuhan

penyakit hipertensi

Page 21: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

2.4 DIAGNOSA

Resiko kekambuhan penyakit Hipertensi pada Bapak D b.d ketidakmauan keluarga dalam merubah gaya hidup klien

2.5 PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO DIAGNOSATUJUAN

STANDAR INTERVENSITujuan Umum Tujuan Khusus

1. Resiko kekambuhan penyakit

Hipertensi pada Bapak D b.d

ketidakmauan keluarga

dalam merubah gaya hidup

klien

1. Klien mampu

mengidentifikasi

terjadinya

kekambuhan

dan mampu

mengintervensi

dirinya sendiri.

2. Klien mampu

mengontrol

dirinya dalam

upaya

pencegahan

terjadinya

Tekanan darah turun

dan stabil, pasien

tidak merasakan

pusing serta pasien

mampu mengontrol

gaya hidupnya.

Tekanan darah turun

mencapai

120/70mmHg

1. Cek tekanan

darah

2. Menganjurkan

terapi teh hijau 2

kali setiap hari

3. Klien melakukan

manejemen

stress yang

efektif

4. Konsumsi rokok

dikurangi

5. Klien dan

keluarga sadar

Page 22: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

kekambuhan

penyakit

akan harus

mengontrol

kondisi hipertensi

nya minimal 2

kali dalam

sebulan, atau

mengecek

tekanan darah

jika timbul gejala

Page 23: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

2.6 IMPLEMENTASI

NO DIAGNOSATANGGAL

PELAKSANAANIMPLEMENTASI

1.

Resiko kekambuhan

penyakit Hipertensi

pada Bapak D b.d

ketidakmauan

keluarga dalam

merubah gaya hidup

klien

8 Juni 2015

10 juni 2015

1. Melakukan kontrak dengan keluarga pak

Dede

2. Melakukan inform consent

3. Melakukan pengkajian keluarga

4. Melakukan pemeriksaan fisik

5. Melaporkan kembali hasil pengkajian dan

pemeriksaan fisik

6. Melakukan kontrak untuk pertemuan

selanjutnya guna memberikan intervnsi

keluarga

1. Melakukan inform consent

2. Cek Tekanan darah

3. Klien diberi tahukan terapi the hijau, dan

frekuensi mengkonsumsi the hijau

4. Keluarga dank lien di kumpulkan dan kami

berdiskusi bersama mengenai pola koping

menejemen stress yang baik

5. Klien diberikan penyuluhan tentang bahaya

merokok bagi kesehatan dirinya maupun

orang lain

6. Klien dan keluarga diberitahu mengenai

masalah hipertensi dan cara menangani jika

kambuh ataupun cara pencegahan

terjadinya hipertensi.

7. Memberitahu tindakan telah selesai

8. Menanyakan kembali apakah keluarga

memahami yang telah dijelaskan

Page 24: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

2.7 EVALUASI

NO. DIAGNOSATANGGAL

PELAKSANAANEVALUASI

1. Resiko

kekambuhan

penyakit

Hipertensi pada

Bapak D b.d

ketidakmauan

keluarga dalam

merubah gaya

hidup klien

11 Juni 2015 S : Keluarga mengatakan sudah memahami

tentang cara mengurangi / mencegah terjadinya

nyeri kepala

O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali

cara mengurangi / mencegah terjadinya nyeri

kepala

A : Tujuan tercapai sebagian

P : Lanjutkan intervensi :

1. Pasien bersedia di cek tekanan darah

oleh anaknya yang memepunyai

kemampuan mengecek tekanan darah

2. Pasien mau mencoba mengonsumsi the

hijau.

3. Pasien mampu mengontrol diri dan

menunjukkan koping yang efektif

4. Pasien mau mengurangi konsumsi

rokok, namun tidak mau untuk berhenti

5. Pasien mau untuk control hipertansi

selama sebulan 2 kali

6. Keluarga mau memberikan support

untuk kesembuhan pasien.

7. Keluarga mampu menangi apabila

terjadi kekambuhan

Page 25: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Keluarga merupakan unit terkecil dalam kehidupan yang terdiri dari kepala

keluarga, ibu dan anak. Tidak jarang di dalam keluarga sering terjadi konflik maupun

stress yang dialami tiap masing-masing individu konflik atau stress tersebut. Respon

individu dalam mengatasi konflik maupun stress beragam ada yang secara adaftif

disfungsional seperti merokok.

Pada keluarga Bapak D, setelah kami melakukan pengkajian terdapat masalah

karena hal tersebut, yaitu bapak D yang akhir-akhir ini mulai merokok karena

lingkumgan kerja dan lingkungan rumah bapak D mempengaruhi dan mendukung hal

tersebut. Karena dari rokok tersebut timbulah masalah pada diri bapak D yaitu

hipertensi, setelah dikaji lebih lanjut ternyata bapak D mengetahui dampak rokok dan

mampu untuk menghindari namun tidak mau.

Dari kasus tersebut kami mengambil diagnosa keperawatan Risiko kekambuhan

penyakit Hipertensi pada Bapak D b.d ketidakmauan keluarga dalam merubah gaya

hidup klien. Dari diagnose tersebut kami mengambil intervensi antara lain dengan terapi

teh hijau, mengurangi konsumsi rokok, mengurangi stress dan bapak D mau control

selama dua bulan sekali untuk memeriksakan hipertensinya. Bapak D menyanggupi

namun untuk menghentikan konsumsi rokok pasien tidak mau, tapi untuk mrngurangi

pasien menyanggupi.

3.2 Lesson Learned

Pelajaran yang dapat diambil dari pengakjian keluarga ini adalah setiap keluarga

mempunyai masalah dan stress masing-masing. Keluarga adalah tempat pertama dan

terakhir apabila kita mendapat berbagai tekanan di kehidupan. Namun koping dalam

keluarga perlu diperhatikan. Karena keharmonisan dalam keluarga menyebabkan

berkurangnya stress dalam diri individu. Guna perawat komunitas dalam mengkaji

keluarga adalah untuk mengembalikan peran dan fungsi keluarga agar lebih efektif.

Pengkajian dalam keluarga juga sangat dibutuhkan untuk mengetahaui masalah-

masalah apa saja yang ada dalam keluarga dan apa yang perlu dibenahi dalam keluarga.

Page 26: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

Pengkajian dalam keluarga memberi efek besar apabila keluarga tersebut tidak

mengetahui tantang dampak, tanda gejala ataupun penyakit yang dideritanya.

Harapannya pengkajian keluarga rutin dilakukan untuk mengetahui perkembangan

keluarga dan untuk mencegah ataupun menanggulangi masalah yang ada dalam

keluarga sehingga mengurangi masalah yang terjadi atau penyakit yang ada pada

keluarga, sehingga sehat dapat terwujud di lingkungan keluarga.

Untuk kita sebagai mahasiswa pelajaran yang kita ambil adalah untuk mengkaji

sebuah keluarga membutuhkan keberanian karena kita akan menanyakan hal yang

mungkin dirasa sensitive seperti berapa penghasilan rata-rata keluarga tersebut dan

riwayat penyakit yang dialami. Untuk itu kita sebelumnya harus mempersiapkan dengan

baik kata-kata yang tepat agar tidak menyinggung perasaan keluarga yang kita kaji,.

Kita sebelumnya juga harus mampu menjalin hubungan yang baik sehingga keluarga

percaya untuk menceritakan seluruh masalahnya kepada kita.

Pengkajian keluarga ini menjadikan kita belajar banyak agar menjadi perawat yang

professional dalam menggunakan asuhan keperwatan yang sesuai dengan kondisi

keluarga yang dialami saat ini.

Page 27: FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA rias fix.doc

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori

and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC

Amalia, H., Amirudin R., and Armilawati, 2007. Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam

Kajian Epidemiolog,. FKM UNHAS. Available from:

http://www.cerminDuniaKedokteran.com.

Soekanto, Sarjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak.

Jakarta: PT Rineka Cipta

Nanda Internasional.2012.Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC : Jakarta.