foodborne disease
DESCRIPTION
tentang penyebab foodborne diseaseTRANSCRIPT
WATERBORNE DISEASESWATERBORNE DISEASES
WATERBORNE
FOODBORNE
AIRBORNE
1
WATERBORN DISEASE
• Waterborn disease adalah penyakit yang disebabkan oleh air minum yang terkontaminasi mikrorganisme patogen
l k d k k• Bila air yang terkontaminasi digunakan untuk menyiapkan makanan foodborne disease
K t i d l i d t b l d i i /• Kontaminan dalam air dapat berasal dari urine/ faeces manusia atau binatang
• Waterborne disease pada umumnya terjadi bila• Waterborne disease pada umumnya terjadi bila kebutuhan air minum dari sumber air permukaan, misal: air hujan, sungai, danaumisal: air hujan, sungai, danau
2
TRANSMISI
Faeces
FliesWater Hands
Food
M thMouth3
PENCEGAHANPENCEGAHAN
• Penggunaan air minum yang bersih /amanPenggunaan air minum yang bersih /aman
• Pembuangan faeces yang aman
• Untuk mendapatkan air minum yang bersihUntuk mendapatkan air minum yang bersih disinfeksi air, misal dengan:– Chlorine
– Ozone
– Radiasi UV
4
PENYEBAB FOOD&WATERBORNE DISEASESPENYEBAB FOOD&WATERBORNE DISEASES
• Parasit:
B kt i• Bakteri
• Virus
• Toksin
5
PARASIT PENYEBAB WATERBORNE DISEASE
Parasit penyebab waterborne disease antaraParasit penyebab waterborne disease antara lain:
– Entamoeba histolytica– Entamoeba histolytica
– Giardia lambia
Schistosoma– Schistosoma
– Taenia
A i l b i id– Ascaris lumbricoides
– Enterobius vermicularis
6
BAKTERI PENYEBAB WATERBORNE DISEASEBAKTERI PENYEBAB WATERBORNE DISEASE
Bakteri penyebab water/foodborn disease antara lain:Bakteri penyebab water/foodborn disease antara lain:
• Chlostridium botulinum
• Campylobacter jejuniCampylobacter jejuni
• Vibrio cholerae
• Vibrio parahaemolyticus• Vibrio parahaemolyticus
• Escherichia coli
• Shigella dysenteriae• Shigella dysenteriae
• Salmonella typhi
7
VIRUS PENYEBAB WATERBORNE DISEASEVIRUS PENYEBAB WATERBORNE DISEASE
• RotavirusRotavirus
• Calicivirus
• Enteric AdenovirusEnteric Adenovirus
• Hepatitis A
• Poliovirus• Poliovirus
8
TOKSIN PENYEBAB FOOD/WATERBORNE DISEASEDISEASE
• Toksin bahan kimia
• Toksin yang dihasilkan mikroorganisme (bakteri, fungi)
9
GIARDIA LAMBIAGiardia lambia :
Protozoa yang ditemukan di duodenum dan jejenum manusia giardiasis
Morfologi:
itropozoit:
bentuk seperti jantung, simetrik, tral dan panjang 10‐20 µm, mempunyai 4
pasang flagela 2 nukleus dengan prominan karyosome sentral dan 2 axostylepasang flagela, 2 nukleus dengan prominan karyosome sentral dan 2 axostyle.
kista (dalam kolon) ditemukan dalam tinja dalam jumlah banyak, mempunyai dinding tebal,ditemukan dalam tinja dalam jumlah banyak, mempunyai dinding tebal, bentuk elips, panjang 8‐14 µm, punya 2 nukleus sebelum matur dan 4 nukleus pada kista yang matur.
10
11
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
• Parasit pada usus manusia dan hewan. Sebagian ada yang asimptomatikasimptomatik
• Patogenesis
Kista (metacyst) masuk per oral duodenum 4 amebulae masing‐masing menghasilkan 8 trophozoite dari tiap kistatrophozoite dari tiap kista.
Penyakit terjadi (10% dari infeksi) ketika trophozoite menginfeksi epitel usus
12
Escherichia coli
E coli MenyebabkanE. coli MenyebabkanA. DIARE
ETEC (Entero Toxigenic E. coli)ETEC (Entero Toxigenic E. coli)Menghasilkan ST dan LTMenyebabkan “Treveller’s diarrhoea”
EPEC ( h l )EPEC (Entero Pathogenic E. coli)Menghasilkan SLT (Shiga Like Toxin)Mempunyai sistem perlekatan spesifikp y p p
EIEC (Entero Invasive E. coli)EHEC (Entero Hemorrhagic E. coli)EAggEC (Entero Aggregative E. coli)EAEC (Entero Adherence E. coli)
Penyebab “Treveller’s diarrhoea”Penyebab Treveller s diarrhoea
13
B. Infeksi saluran kencing (ISK)E. coli penyebab ISK pada umumnya:
* antigen O bernomer rendahg
* mempunyai antigen K
* tipe pili tertentu
C. Meningitis
75% i l t E li b b i i i k i il75% isolat E. coli penyebab meningitis reaksi silang
dengan AB terhadap kapsul N. meningitidis grup B.
D. Penyebab infeksi nosokomial (infeksi yang didapat di Rumah Sakit)
dapat terjadi pada pasien maupun petugas RS14
SALMONELLOSISSALMONELLOSIS
• Penyebab:Penyebab: – Salmonella typhi
– Salmonella paratyphi
– Salmonella choleraseuis
• Dosis Invektif : 105 – 108, kadang‐kadang 103 (S. typhi)
• Reservoir : unggas, binatang pengerat, ternak, binatang piaraan ( mis. Kura‐kura, Burung beo)
• Jalan inveksi : melalui makanan dan minuman (telur, daging, susu, dan air)
15
Salmonellosis
• Terjadinya diare karena: – kemampuan invasi dan transitosis enterosit meningkatkanpermeabilitas vaskular dan respon inflamasi pada sel enterositpermeabilitas vaskular dan respon inflamasi pada sel enterosit
– Adanya enterotoksin tidak tahan panas yang dikenali oleh anti LT (E. coli) dan Koleragen (dari V. cholerae), tetapi tidak dikenaloleh reseptor GM1.
• Beberapa strain mampu menembus lebih dalam masuk• Beberapa strain mampu menembus lebih dalam masukpembuluh darah
• Beberapa serotipe menembus dengan cepat (S. choleraesuis) diare tidak tampak cepat masuk darah (infeksi ekstra
intestinal)intestinal)
16
SHIGELLASHIGELLA
P k li dii l i h 1896 l h Ki hi ShiPertama kali diisolasi th. 1896 oleh Kivoshi Shiga
Spesies yang sering menimbulkan diare pada manusia :
S. dysenteriae S. flexneri
S. sonnei S. boidii
Dosis infeksi 103 sel bakteri
Inkubasi selama 1‐2 hari
17
PATOGENESIS
Shi llShigellainvasi
epitel mukosaepitel mukosa
menghasilkan toksin g
nekrosa membran mukosaulserasi superfisial,perdarahan
pseudomembranpseudomembran (fibrin, leukosit, sel rusak, bakteri)
18
Gejala:Sakit perut mendadakdemam diare berat disertai lendir dan darah
berkurang dalam 2‐5 hari
Pengobatan :gPemberian cairan (rehidrasi)Antibiotika : ampisilin tetrasiklinAntibiotika : ampisilin, tetrasiklin,
siprofloksasin, kloramfenikol, trimetroprim‐sulfametoksasolp
19
STAPHYLOCOCCUS
• Bersifat aerobik / mikroerofilik
• Pertumbuhan optimum pada 37oC
• Pembentukan pigmen optimum 20‐25oC• Pembentukan pigmen optimum 20‐25 C
• Pigmen terbentuk pada media padat, bikaerobik
• Tahan pemanasan 50oC selama 30 menit
• Tahan dalam NaCl 9%
20
TOKSIN DAN ENZIM YANG DIHASILKAN STAPHYLOCOCCUS
Staphylococcus banyak menghasilkan enzim dan toksinyang berfungsi sebagai faktor virulensi, antara lain:
* Leukosidin pad S. aureusmampu membunuh leukosit
* Hialuronidase memecah asam hialuronat (komponenjaringan ikat) sebagai faktor penyebaran
* Stafilokinase menyebabkan fibrinolisis, tetapi tidak Stafilokinase menyebabkan fibrinolisis, tetapi tidaksekuat streptokinase
* Enterotoksin ada 6 (A‐F) * dihasilkan oleh hampir 50% S. aureus, dihasilkan oleh hampir 50% S. aureus, * toksin tahan panas, * tidak rusak oleh enzim di usus.* disintesa bila S aureus tumbuh dalam karbohidrat/* disintesa bila S. aureus tumbuh dalam karbohidrat/
protein21
Clostridium botulinumC b t liC. botulinum:
Terdapat di tanah atau pada kotoran binatangSporanya sangat tahan panas (100oC, 3‐5 jam)
tidak tahan pemanasan pada pH rendah / komsentrasitidak tahan pemanasan pada pH rendah / komsentrasigaram tinggiToksin dilepaskan pada waktu sel tumbuh atau lisis.
Toksin butulinum: (tipe A B E ang paling poten tipe A)Toksin butulinum: (tipe A, B, E, yang paling poten tipe A)Menyebabkan botulisme dalam 8‐48 jam dengan gejala:
pusing, nausea, vomiting, sukar menelan / bernafasSangat poten <1ng membunuh 1 tikus / dosis letal padaSangat poten <1ng membunuh 1 tikus / dosis letal padamanusia 1‐2 μgEfek : mencegah pelepasan asetilkolin paralisis
Diagnosa:Diagnosa:Deteksi toksin pada serum dan faecesPercobaan binatang: serum diencerkan injeksi intra peritonial ke tikus matipdalam 1‐4 hari
22
LEPTOSPIRA
Sampel pemeriksaan untuk isolasi Leptospira
• Darah dengan heparin
b l• Cairan cerebrospinal
• Jaringan
• urine• urine
23
IDENTIFIKASI LEPTOSPIRAIDENTIFIKASI LEPTOSPIRA
Pemeriksaan:• Mikroskopik: medan gelap, cat Giemsa, fluorescein‐conjugated antibodies atau teknik imunohistokimia lain
• Kultur : Media ss Fletcher / yang lain 1 2 tts drh / 0 5• Kultur : Media ss Fletcher / yang lain. 1‐2 tts drh / 0.5 ml lcs/ 1tts urine asli dan 10‐1 dlm 5 tab @ 5ml med
• Inokulasi pada binatang: intraperitonial plasma/ urine d h t / i i d b b h i i f k i 8pada hamster / guinea pig muda beb hari: infeksi, 8‐
14 hr mati• Serologi : langsung / tidak langsung. Puncak antibodig g g / g gpada minggu ke 5‐8
• Pemeriksaan molekuler
24
Klasifikasi Leptospira tradisional
L. Interogansserovar
Source of infection
Disease in Human
Clinical finding distribution
autumnalis ? Pretibial fev at Fev rash over USA Japanautumnalis ? Pretibial fev at FT.Bragg fever
Fev,rash over tibia
USA, Japan
balium Mice ‐
bovis Cattle, voles ‐
canicola Dog urine Infectious jaundice
Influenza‐like, asept meningt
Worldwide
grippotyphosa Rodents, water Marsh fever Fev,prostration,asept meningt
Euro, USA, Afrika
hebdomadis Rats mice Seven day fev Fev jaund Japan eurohebdomadis Rats, mice Seven‐day fev Fev, jaund Japan, euro
iceterohaemorrhagiae
Rat urine, water
Weil’s disease Jaond, hemorr, asept meningt
Worldwide
mitis Swine Swineherd’s dis Asept.meningt Australia
pomona Swine, cattle Swineherd’s dis Fev,prost, a mg Euro, USA, aust25
ROTAVIRUSPenyebab : Diare pada manusia dan binatang
Dapat terjadi infeksi silang antar spesiesp j g p
Patogenesis:Patogenesis:1. Infeksi terjadi di usus kecil
2 Multiplikasi dalam sitoplasma enterosit2. Multiplikasi dalam sitoplasma enterosit
3. Sel rusak partikel virus dilepaskan (1010 partikle/ gram tinja)
4 Pemulihan kerusakan sel dalam 3 8 minggu4. Pemulihan kerusakan sel dalam 3‐8 minggu
5. Terjadinya diare mungkin karena pengurangan absorbsiglukosa dan natriumglukosa dan natrium
26
ROTAVIRUSGejala KlinisGejala Klinis* Masa inkubasi 1‐4 hari* Gejala: diare, demam, sakit pada abdomen, muntah dehidrasi** Kasus sedang: gejala 4‐5 hari sembuh total* Diare berlangsung lebuh lama pada imunitas/ nutrisi rendah* Infeksi asimptomatik dapat terjadi (pada dewasa)p p j (p )
Identifikasi1 Identifikasi virus dari tinja pada awal sakit dengan1. Identifikasi virus dari tinja pada awal sakit dengan:
* Immune Electron Microscopy* Immunodiffusion* ELISA* Hibridisasi dengan prob cDNA* PCR untuk menentukan tipe virusPCR untuk menentukan tipe virus
2. Serologi27
UP
RUP
OB R
BAS C A
ETECAS C A
DEVELOPED COUNTRIES
DEVELOPING COUNTRIES
R = Rotavirus A = Adenovirus
C = Calicivirus AS = AstrovirusC = Calicivirus AS = Astrovirus
OB = Other Bacteria P = Parasites
U = Unknown B = Bacteria28
Infeksi Virus Polio
Aseptic meningitis
(non paralytic poliomyelitis(non paralytic poliomyelitis
Spinal poliomyelitisl i f Bulbar poliomyelitis
(paralytic poliomyelitis)INFECTION
Malaise, fever, sore throat
Encephalitis
Asymptomati Minor disease (3-4 days post
Major disease (8-30 d t i f ti )c infection (3-4 days post
infection)days post infection)
29
INFEKSI VIRUS POLIOINFEKSI VIRUS POLIO
• Replikasi awal virus polio di usus:• Replikasi awal virus polio di usus:
Virus masuk ke dalam M cells diteruskan ke Peyer’s Patches (merupakann akumulasi sel limfoidPeyer s Patches (merupakann akumulasi sel limfoid dibawah epitel spesifik , M cells) replikasi
• Kemudian virus masuk kedalam darah menyebarKemudian virus masuk kedalam darah menyebar
• CNS
30
VAKSIN POLIO
• Virus yang dilemahkan diberikan per oral, distabilakn d M Cl 1 l / L h 1 h d h 4 Cdengan MgCl2 1 mol / L tahan 1 tahun pada suhu 4oC atau beberapa minggu pada suhu 25oC
• Kemungkinan terjadinya poliomyelitis pada anak yangKemungkinan terjadinya poliomyelitis pada anak yang divaksinasi sangat jarang (1:2.000.000)
• Vaksinasi dengan vaksin trivalen :
1. pada usia 2 bulan,
2 usia 4 bulan
3 i 6 b l3 usia 6 bulan
4 usia 1,5 tahun
Diulang lagi pada usia sebelum masuk sekolahDiulang lagi pada usia sebelum masuk sekolah
31
AIRBORNE DISEASE
Airborne disease:
* Alergi disebabkan oleh partikel debu serbuksari Alergi, disebabkan oleh partikel debu, serbuksari tanaman menyebabkan pilek, batuk, asma
* Toksisitas karena akumulasi debu logam berat atau Toksisitas karena akumulasi debu logam berat atau gas toksik
* Infeksi, dapat disebabkan oleh:, p
• Virus : Influenza, Chickenpox
• Bakteri:Mycobacterium tuberculosis BacillusBakteri: Mycobacterium tuberculosis, Bacillus anthracis (bentuk spora)
• Fungi: spora fungi Fungi: spora fungi
32