fix it status ujian purnamandala.docx

Upload: dala-purnamandala

Post on 11-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STATUS UJIAN PSIKIATRI

Pembimbing:dr. Arundhati, Sp.KJ

Disusun oleh :PURNAMANDALA030.08.195

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RS. SOEHARTO HEERDJANPERIODE 7 JULI 15 AGUSTUS 2014FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTA

STATUS PSIKIATRI

Nomor Rekam Medis: xx . xx . xxNama pasien: Tn. O HNama dokter yang merawat: dr. Asmara Hadi Sp.KJMasuk RS pada tanggal : -Rujukan/datang sendiri/keluarga: Tn. H (keluarga)Riwayat Perawatan: Tidak pernah dirawat sebelumnyaI. IDENTITASNama: TN. O HTempat & tanggal lahir: Pandeglang, usia 33 tahunJenis kelamin: laki- lakiAgama: IslamPendidikan: SDSuku bangsa: JawaAlamat: -Status perkawinan: belum menikahPekerjaan: Buruh tani II. RIWAYAT PSIKIATRIAutoanamnesis dilakukan di Ruang Perkutut RSJSH pada: 31 Juli 2014 pukul 10.00 WIB 1 Agustus 2014 pukul 16.00 WIB\ 2 Agustus 2014 pukul 10.00 WIBAlloanamnesis dilakukan via telepon pada 1 Agustus 2014 pukul 09.00 WIB.A. Keluhan UtamaPasien dibawa keluarganya ke RSJSH karena mengamuk di rumah sejak 1 hari SMRS.

B. Riwayat Penyakit SekarangPasien dibawa keluarganya ke RSJSH karena mengamuk di rumah. Pasien marah marah dan membanting barang barang di rumah sejak satu hari SMRS. 1 hari Sebelumnya pasien ditemukan di daerah yang jauh dari rumah, pasien berjalan pada malam hari tanpa menggunakan alas kaki. Menurut keluarga pasien, pasien berjalan seperti tanpa sadar.Saat diwawancara pasien merasakan lebih tenang, setelah dirawat selama satu bulan di RSJSH. Pasien mengaku mengamuk ngamuk di rumah karena teringat dan kesal terhadap kejadian masa lalu pasien dimana pasien merasa bersalah karena saat ayahnya meninggal, pasien dibawa kakak iparnya ke pesantren untuk berobat. Pasien mengakui sering jalan pada malam hari tanpa alas kaki sebelumnya, pasien mengeluhkan hal tersebut dilakukan tanpa sadar, seperti ada yang mengendalikan pasien. Pasien sangat meyakini bahwa dirinya dikendalikan saat itu, akan tetapi tidak ada perintah atau suruhan siapapun. Pasien menyangkal adanya suara, atau orang yang selalu di sekitar pasien. Saat ini pasien lebih senang sendiri dan tidak terlalu menyukai keramaian.C. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Psikiatri SebelumnyaMenurut keluarga pasien, pertama kali mengamuk pada tahun 2007, Selain mengamuk pasien sering terlihat bergerak gerak mulutnya seperti berbicara tetapi tidak ada suara. Saat itu pasien dibawa kakak iparnya ke pesantren dan di rawat sampai tenang selama 40 hari. Saat pasien dirawat, ayah pasien meninggal dunia. Setelah tenang pasien diberitahu bahwa ayahnya meninggal, dan pasien saat itu sedih biasa, pasien tetap melakukan kegiatan sehari harinya menggantikan ayahnya untuk bertani di sawah. Menurut keluarga sejak saat itu, saat melamun pasien sering terlihat berbicara dan tertawa sendiri tanpa ada suara dan lawan bicara. Hal seperti ini sering sekali terjadi saat pasien melamun dan sendirianPada tahun 2012 pasien mengamuk kembali, selain mengamuk pasien sempat menyayat kakinya dengan pecahan kaca. Saat ditanya pasien mengakui hal tersebut dilakukan karena merasa bersalah dan kesal tidak ada saat ayah pasien meninggal. Selain itu pasien sering berjalan keliling malam-malam tanpa jelas, oleh karena itu pasien hanya diikat di rumah oleh keluarganya. Menurut keluarga setelah terlihat tenang pasien dilepas dam kembali ke aktivitas sehari hari bertani. Dalam pergaulan pasien mulai lebih sering sendiri, dan sering melamun seperti sebelumnya.2 hari SMRS, menurut keluarga, pasien mulai sering berjalan kaki dan keluar tanpa tujuan. Menurut pasien, ia dikendalikan kekuatan dari luar yang tidak diketahui pasien. Pasien merasa tidak sadar dan dibawa ke daerah yang jauh. Pasien sadar saat pasien sudah berada di tempat yang jauh, dan pasien pulang sendiri kerumah.Sesampai di rumah pasien mengamuk, pasien marah marah tidak jelas dan membanting barang-barang dirumah. Pasien dibawa keluarganya ke RSJSH atas anjuran tetangga pasien yang dokter di RSU Pandeglang.

Grafik Perjalanan Penyakit

201420092007

Tahun2007 (40 hari)2009 (100 hari)2014 (1 bulan)

KeluhanTimbul pertama kali gejala psikotik namun pasien hanya berobat di pesantren. Saat di pesantren ayah pasien meninggalGejala psikotik timbul kembali sampai menyakiti diri sendiri. Pasien hanya diikat di rumah oleh keluarganya.Gejala psikotik timbul kembali, dan pasien mangamuk di rumah.

2. Riwayat Medis LainnyaRiwayat demam, kejang berulang, trauma dan operasi disangkal oleh pasien.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan AlkoholPasien menyangkal pernah mengkonsumsi obat - obatan terlarang dan alkohol. Serta pasien menyangkal merokok.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat prenatal dan perinatalMasa ini dilalui dengan baik, pasien tergolong anak yang sehat, tanpa ada keterlambatan pada proses tumbuh kembang. Pasien sudah dapat berjalan diatas usia 1 tahun. Pasien tidak pernah mengalami sakit yang berat dan tiadak pernah mengalami trauma saat kecil2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)Keluarga mengatakan pasiensangat ceria dan sangat aktif dalam bermain, tidak ada keterlambatan dalam proses belajar dan masuk sekolah3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)Pasien diakui keluarga sebagai anak yang ceria dimasa kecilnya, memiliki banyak teman bermain, punya prestasi yang kurang bagus namun tidak pernah tinggal kelas. Pasien termasuk anak yang baik dan tidak pernah melanggar aturan4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remajaa. Hubungan SosialWalaupun pasien anak yang pendiam dan tertutup, pasien masih mau menurut terhadap orang tua. Pasien tidak pernah memiliki masalah dengan keluarganya, teman ataupun tetangganya. Pasien tidak mempunyai sahabat dekat , pasien hanya mempunyai beberapa teman biasa saja. Pasien sering ikut berkumpul dengan teman temannya, akan tetapi pasien hanya diam saja. Pasien lebih merasa tenang dan nyaman jika sendiri saja.b. Riwayat SekolahPasien menyelesaikan pendidikannya hanya sampai SD. Walaupun tidak terlalu bagus, pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien tidak melanjutkan sekolah karena permasalahan biaya. c. Perkembangan Kognitif dan MotorikPasien mampu untuk menulis dan membaca. Menurut keluarga tidak ada hambatan. Tidak ada gangguan dalam perkembangan. Sejak lulus SD pasien bekerja sebagai petani dengan ayahnya.d. Problem emosi atau fisik khusus remajaSejak kecil, pasien merupakan pribadi yang tertutup dan lebih banyak diam. Pasien dikenal sebagai orang yang pendiam namun sering berkumpul, tidak pernah marah ataupun berkelahi denggan teman. Menurut keluarga, pasien cukup banyak temannya.

5. Masa Dewasaa. Riwayat PekerjaanPasien sejak lulus SD bertani dengan ayahnya sampai dewasa. Selain bertani pasien sempat berkerja di bangunan, akan tetapi hanya sebentar karena pasien tidak nyaman. Pasien lebih memilih sebagai petani. b. Riwayat psikoseksual dan pernikahanPasien belum menikah, bahkan sampai saat ini pasien tidak pernah berpacaran. Menurut pasien, pasien belum membutuhkan pendamping dan tidak terlalu penting, dikarenakan belum ada penghasilan yang cukup untuk membiayai hidup orang. Selain itu pasien merasa sulit dekat dengan wanita karena tidak punya handphone, sempat pasien dipinjamkan oleh keponakan pasien, akan tetapi pasien tidak mengerti cara menggunakannya. c. Riwayat Pendidikan MiliterPasien tidak memiliki riwayat pendidikan militerd. Riwayat PendidikanPasien menyelesaikan pendidikannya sampai SD.

e. Latar Belakang AgamaPasien merupakan pemeluk agama Islam. Pasien mengikuti ajaran Islam sebagaimana mestinya, seperti menunaikan ibadah shalat 5 waktu, puasa maupun zakat.f. Aktivitas SosialPasien memiliki hubungan sosial yang baik dengan tetangga dan teman-temannya, namun pasien tidak memiliki sahabat dekat dan hanya memiliki sedikit teman biasa saja.g. Keadaan Aktivitas Saat di Rumah dan Lingkungan SekitarPasien tidak memiliki masalah dengan keluarga dan tetangganya. Pasien hanya sesekali berinteraksi dengan keluarga dan tetangganya.

h. Riwayat Pelanggaran HukumPasien tidak mempunyai riwayat pelanggaran hukumi. Riwayat SeksualPasien tidak mempunyai riwayat hubungan seksual sebelum menikah dan pelecehan seksual.E. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak ke 4 dari enam bersaudara. Menurut keluarga, tidak ada keluarga yang seperti pasien. Baik saudara kandung atau saudara dari kakek nenek pasien.Genogram

KeteranganMeninggalAtauLaki-lakiPerempuanPasien

F. Riwayat Sosial Ekonomi. Pasien tinggal di rumah peninggalan ayah pasien bersama ibu, kakak dan adik pasien beserta keluarga. Keluarga pasien termasuk keluarga kurang mampu. Pasien mendapat penghasilan hanya dari bertani di tempat yang dikelola oleh kakak iparnya saat ini.G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya1. ImpianPasien ingin bertani kembali 2. Fantasi-3. Sistem nilaiPasien menganggap dirinya sakit di pikirannya dan dibawa kesini karena prilakunya4. Dorongan kehendakIngin pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga.5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat bahagia atau senang Hal yang membuat jengkel atau frustasi:Teringat ketiadaan pasien saat ayah pasien meninggal Hal yang membuatnya bahagia atau senang :Bekerja di pertanian dan berkumpul dengan keluarga

II. STATUS MENTALDilakukan pada tanggal 31 Juli 2014 pukul 10.00 WIB di Ruang Perkutut RS. Jiwa Soehart Heerdjan.

A. Deskripsi Umum1. Penampilan UmumTampak sesuai umur, tubuh terlihat kurus, kulit sawo matang. Pada saat dilakukan wawancara, pasien tampak melakukan perawatan diri dengan baik, postur baik, dan tampak tenang

2. Kesadaran Neurologis/biologis: compos mentis Psikologis: terganggu Sosial: baik3. Perilaku dan aktivitas motorikSebelum wawancara: pasien sedang duduk - duduk di ruanganSelama wawancara: pasien duduk dengan tenang, ekspresi wajah tenang , kontak mata dengan pemeriksa kurang adekuatSetelah wawancara: pasien kembali untuk makan dan istirahat dengan tenang4. Pembicaraan Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan volume suara pelan, dan spontan.5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Alam Perasaan1. Mood: Euthym2. Afek : Luas3. Keserasian:Serasi4. Pengendalian: baik

C. Fungsi Intelektual1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasanTaraf Pendidikan: SD (sesuai dengan taraf pendidikan)Pengetahuan Umum: Baik (pasien dapat menyebutkan presiden indonesia sekarang)Kecerdasan: Kurang (pasien tidak mampu menjawab soal hitungan yang ditanyakan oleh pemeriksa)2. Daya Konsentrasi: Terganggu (pasien tidak dapat menjawab pertanyaan 7 serial test dengan benar)3. OrientasiDaya Orientasi Waktu: Terganggu (pasien tidak dapat mengidentifikasi hari, tanggal, bulan dan tahun)Daya Orientasi Tempat: Baik (pasien mengetahui dimana ia berada sekarang)Daya Orientasi Personal: Baik (pasien mengenali pemeriksa sebagai dokter)4. Daya IngatDaya Ingat Jangka Panjang: Baik (pasien ingat nama sekolahnya terdahulu)Daya Ingat Jangka Pendek: Baik (pasien ingat hari ini sarapan apa dan lauk makan apa saja)Daya Ingat Sesaat: Baik(pasien mampu mengingat nama pemeriksa setelah beberapa menit)5. Kemampuan Visuospatial : Baik (Pasien dapat menirukan gambar yang di buat pemeriksa)6. Kemampuan menulis: Baik (Pasien mampu menulis nama pemeriksa maupun kata lain)7. Pikiran Abstrak: Terganggu (pasien kurang tepat dalam menyebutkan persamaan jeruk dan apel)8. Kemampuan Menolong Diri : Baik (pasien mau makan dan mandi secara teratur)

D. Gangguan Persepsi1. Halusinasi: Audio disangkal oleh pasien Visual disangkal oleh pasien2. Ilusi : Tidak ada3. Depersonalisasi : Tidak ada4. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir1. Arus PikirProduktivitas: Cukup Kontinuitas Pikiran: koherenHendaya Berbahasa: Tidak ada. Pasien mengunakan bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa.2. Isi PikirPreokupasi: Tidak adaWaham:Waham kendali, pasien meyakini berjalan jauh tanpa alas kaki seperti dibawa dan bukan kemauan pasien.F. Pengendalian Impuls: Baik

G. Daya Nilai1. Daya nilai sosial kurang (pasien terkesan menarik diri dan tidak suka bersosialisasi dengan penghuni lain )2. Uji daya nilai Baik (pasien jika melihat anak kecil terjatuh di jalan pasien akan menolongnya)3. Penilaian realita Terganggu (karena ada waham)

H. Tilikan:Derajat 4

I. Taraf Dapat Dipercaya: Dapat dipercaya

III. STATUS FISIKDilakukan pada tanggal 31 Juli 2014 pukul 10.00 WIB di Ruang Perkutut RS. Jiwa Soehart Heerdjan.

A. Status Internus1. Keadaan umum: Baik2. Kesadaran : Compos Mentis3. Tensi: 110/904. Nadi: 76 kali/menit5. Pernafasan dan suhu : 14 kali/menit, suhu tidak dilakukan6. Sistem kardiovaskular: tidak dilakukan pemeriksaan7. Sistem respiratorius: tidak dilakukan pemeriksaan8. Sistem gastrointestinal : tidak dilakukan pemeriksaan9. Extremitas: Dalam batas normal

B..Status NeurologisGCS: 15 (E4,V5,M6)Kaku kuduk: (-)Pupil: Bulat, isokorKesan parase nervus kranialis: (-)Motorik: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasiSensorik: Tidak ada gangguan sensibilitasReflex fisiologis: NormalReflex patologis: (-)Gejala ekstrapiramidal : (-)Stabilitas postur tubuh: NormalTremor di kedua tangan : (-)

C.Pemeriksaan Penunjang Hb : 14.9 g/dl Eritrosit : 5.3 jt/mm3 Leukosit : 9000 /mm3 Trombosit : 272.000 U/L Radiologi : cor, pulmo normalIV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien seorang laki laki usia 33 tahun dengan perawakan sesuai usianya. Pendidikan terakhir pasien SD dan tidak pernah tinggal kelas. Sejak lulus SD pasien bekerja bertani bersama ayahnya. Pada saat SD pasien tampak riang dan sering bergaul, setelah SD pasien lebih sering bekerja. Pasien adalah orang yang tertutup dan pendiam. Ketika berkumpul pasien hanya diam dan tidak pernah berbicara. Pasien lebih tenang jika sendirian. Gejala pertama kali timbul pada tahun 2007 dan hilang setelah pasien dirawat di pesantren. Gejala timbul kembali pada tahun 2009 sampai pasien pernah menyayat kakinya dengan pecahan kaca. Gejala mereda setelah pasien diikat oleh keluarga. Terakhir gejala timbul pada akhir bulan juni. Pasien adalah anak keempat dari enam bersaudara. Kerapihan dan kebersihan cukup baik, saat wawancara pasien kooperatif. Kesadaran kompos mentis, mood euthym, afek luas, keserasian serasi, waham kendali, meyakini bahwa pasien dibawa dan tidak sadar saat berjalan kaki yang jauh saat keluar rumah tanpa alas kaki. Tilikan derajat 5.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIKDiagnosis Aksis I :Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.Pada pasien tidak ditemukan riwayat merokok, penggunaan alkohol, dan konsumsi obat-obatan terlarang. Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.Pada pasien terdapat gejala-gejala psikotik bicara sendiri tanpa suara, mengamuk, marah-marah, dan waham kendali. Pasien sudah menunjukan gejala perubahan perilaku sejak lama yang diketahui sejak 2007.Dari gejala dan tanda diatas, diagnosis lebih diberatkan pada F.20.0 yaitu gangguan skizofrenia paranoid, dimana pada riwayat penyakit sekarang terdapat gejala dan tanda seperti, gangguan isi pikir berupa waham kendali dan tilikan derajat 4.

Diagnosis aksis IISemasa remaja dan dewasa seringkali pasien mentup dirinya untuk terbuka kepada orang lain mengenai apa yang dialami, dirasakan, dan lebih memilih untuk tertutup. Pasien lebih senang berdiam dan menyendiri. Pasien dikenal cukup sering berkumpul dengan teman temannya akan tetapi hanya diam dan tidak berbicara Pasien lebih menyukai bekerja yang sifatnya hanya sendiri yang mengerjakan. Dari hasil anamnesis pasien memiliki gangguan kepribadian skizoid karena hanya memenuhi 3 kriteria PPDGJ 3 yaitu1. Kurang tertarik mengalami pengalaman seksual dengan orang lain2. Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri3. Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab dan tidak ada keinginan menjalin hubungan seperti itu

Diagnosis aksis IIIPada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium didapatkan pasien dalam keadaan normal

Diagnosis aksis IVTerdapat masalah psikososial terhadap primary support group "keluarga" karena keluarga berpendidikan rendah dan ekonomi kurang sehingga jika pasien mengamuk dan gejala timbul, pasien hanya dibawa ke pesantren atau diikat dirumah. Masalah lainnya adalah masalah jauhnya rumah dengan fasilitas kesehatan.Diagnosis aksis VSkala GAF :GAF HLPY : 75 ( gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan dll )GAF saat masuk : 60 (gejala sedang, disabilitas sedang)GAF Current : 70 ( gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial )

VII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I: Skizofrenia tipe paranoid Aksis II: Gangguan kepribadian skizoidAksis III: tidak ada Aksis IV: Masalah dengan primary support group dan akses pelayananAksis V: Global Assessment of Functioning Scale (GAF) HLPY : 75 ( gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan dll ) Saat masuk : 60 (gejala sedang, disabilitas sedang) Current :70 ( gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial )

VIII. DAFTAR PROBLEM1. Organobiologis: Tidak terdapat faktor herediter2. Psikologis: Terdapat waham kendali3. Sosiobudaya:Primary support group "keluarga" karena keluarga berpendidikan rendah dan ekonomi kurangMasalah jauhnya tempat tinggal dari rumah sakit

IX. DIAGNOSIS BANDING skizofrenia yang tidak tergolongkanX. PROGNOSISAd vitam : dubia ad bonamAd fungsionam: dubia ad bonamAd sanasionam: dubia ad malam

A . Faktor yang memperingan: Pasien menyadari dirinya sakit dan mau berobat Tidak terdapat faktor herediter Dukungan keluarga yang baik Hubungan emosional dalam keluarga baik Onset pada usia dewasaB. Faktor yang memperberat: Tidak terdapat faktor pencetus timbulnya gejala. Kepatuhan meminum obat dan pendidikan keluarga yang rendah Akses kesehatan yang agak jauh dari rumah dan ekonomi keluarga yang kurangX. PENATALAKSANAAN Psikofarmaka :Risperidone 2x2 mg Psikoedukasi Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit pasien dan keharusan pasien untuk minum obat dan untuk terus kontrol Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gangguan jiwa pasien, bahwa gangguan jiwa pasien bukanlah dari hal hal mistis, menjelaskan bahwa kelainan berasal dari ketidak seimbangan zat-zat di otak yang dapat mempengaruhi prilaku pasien. Menjelaskan agar keluarga pasien mensupport dan membantu pasien untuk memenuhi kontrol dan pengobatan. Psikoterapi Terapi SuportifMeyakinkan pasien bahwa pasien ketika berjalan jalan jauh tanpa tujuan bukan dibawa kekuatan dari luar dan menjelaskan hal tersebut ada di diri pasien. Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikannya. CBT Social Learning ProgramMenolong dan mengajarkan pasien untuk mengenal prilaku prilaku yang sesuai. Dapat dilakukan terapi kelompok dimana pasien diajarkan untuk berbagi kepada teman teman dan pendamping terapi. Social Skill TrainingMengajarkan pasien agar mudah untuk bersosialisasi, dimana melatih kemampuan percakapan agar pasien menjadi lebih mudah beradaptasi di masyarakat.

XI.DISKUSI TOPIK

A. DiagnostikSkizofrenia ParanoidGejala- gejala yang didapatkan pada pasien ini seperti waham kendali berupa berjalan jauh tanpa tujuan yang dilakukan pasien, tidak disadari dan pasien merasakan kekuatan dari luar yang membawa pasien dan pasien tidak bisa menolak. pasien meyakini hal tersebut. Skizofrenia tak terincikanMemenuhi gejala-gejala psikotik yang sudah disebutkan diatas, tetapi masih belum bisa menentukan yang lebih menonjol ke tipe skizofrenia tipe paranoid, hebrefrenik, katatonik sehingga harus di tinjau lebih lanjut.

B.TATA LAKSANARisperidoneDiberikan obat golongan atipikal sebagai terapi pilihan karena pengobatan dengan golongan ini bekerja tidak hanya di reseptor dopamine saja, obat ini juga bekerja pada reseptor serotonin, serta memiliki efek samping yang rendah untuk menimbulkan gejala EPS. Dosis Resperidon dimulai dengan 1 mg/ hari selama beberapa hari, jika respon kurang atau tidak ada dapat dinaikan menjadi 2 mg/ hari, kemudian dapat terus dinaikan, tetapi pada dosis 4-6 mg perlu evaluasi setiap 2 -3 minggu. Dosis optimal obat adalah 2-4 mg/ hari dan dosis maksimal yang dianjurkan adalah 6 mg/ hari.

C.FAKTOR ORGANOBIOLOGISPada awalnya pemeriksa menanggapi bahwa buyut pasien memiliki riwayat serupa, dimana melihat alam lain, dan bisa membaca pikiran dan masa depan orang lain. Setelah diwawancarai, keluarga mengakui bahwa buyutnya adalah orang pintar dan tokoh di desanya. Hal yang diliat untuk masa depan seseorang atau membaca pikiran orang, diakui merupakan kelebihan buyutnya dan selalu tepat. Oleh karena itu, hal ini tidak dimasukan ke dalam faktor resiko.2