first report & compensation ard in indonesiaperdoki.or.id/pdf/9.pdf · kesehatan kerja 26...
TRANSCRIPT
FIRST REPORT & COMPENSATION ARD IN INDONESIA
dr. Ade Dwi Lestari, Mkes, SpOk
mobile: +628128021830
• Occupational Health Medicine Specialist, Faculty of Medicine , University of Indonesia
• Master of Hospital Management, Faculty of Medicine, Gajah Mada University • Medical Doctor, Faculty of Medicine, Trisakti University • ZIO Clinic. Occupational Health & Medicine Clinic. Batam • PT. Mediko Okupasi Indonesia • Lecture in Binawan Health Institute. Occupational Health & Safety Diplome
Program
128,3 juta angkatan kerja di Indonesia (BPS 2015)
Bahaya potensial pekerjaan dan lingkungan kerja terdapat
di semua tempat kerja. Menyebabkan:
• Penyakit umum • Penyakit Akibat kerja • Kecelakaan Kerja
Setiap tahun 2,34 juta orang meninggal akibat PAK & KK (ILO 2013)
Meninggal
Meninggal
Dunia (ILO 2013) • Setiap 15 detik, 153 pekerja mengalami kecelakaan kerja
Indonesia (KEMNAKER, 2015) • Kecelakaan kerja 105.182 kasus • Korban meninggal 2.375 orang
PENYAKIT PADA
PEKERJA
Data KEMENKES, Hasil laporan pelaksanaan
kesehatan kerja 26 Provinsi di Indonesia, 2013:
• Penyakit umum pada pekerja 2.998.766 kasus
• Penyakit berkaitan pekerjaan 428.844 kasus
PENYAKIT AKIBAT KERJA
• Indonesia penegakan diagnosis PAK masih sangat jarang • Kewajiban melaporkan PAK Permenaker No.01/MEN/1981
Dilaporkan PAK
Berobat, tidak terdiagnosis PAK
Ada Gejala, Tidak berobat
Faktor Penyebab
• Kurangnya pengetahuan para dokter yang berada di lini
depan untuk mendiagnosis PAK
• Stereotype Buruk untuk perusahaan
Langkah 2. Menentukan pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja
Langkah 3. Menentukan hubungan pajanan dengan
diagnosis klinis
Langkah 1. Menegakkan
Diagnosis Klinis
Langkah 5. Menentukan faktor individu yang berperan
Langkah 6. Menentukan pajanan di luar tempat kerja
Langkah 7. Menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Langkah 4. Menentukan besarnya pajanan
Tujuh Langkah Diagnosis PAK PERMENKES No. 56 /2016
• Laki-laki, 43 tahun
• Operator di bagian pencelupan vaselin
• Keluhan batuk & Berat badan turun 10
kg
• 23 tahun bekerja: bahan baku asbes
putih
• Riwayat TB 10 tahun yang lalu dan
sembuh.
• Pemeriksaan fisik underweight, lainnya
dalam batas normal.
CT Scan Thorax
Corakan vaskuler meningkat disertai penebalan dinding bronchiolus dan hiperflasi paru. Tidak terlihat infiltrat maupun massa. Selain itu disertai fibrokonsolidasi multipel dan fibrosis di antero-basal lobus medius paru kanan. Sesuai dengan gambaran asbestosis. Tidak tampak nodul / SOL pada kedua paru
Spirometri Restriksi Ringan FVC = 2,63 Lt
FEV 1 = 2,39 Lt
FEV 1% = 90,8%
Darah samar Negatif
7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI
•Langkah 1. Menegakkan Diagnosis Klinis
•Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang
•Dx. Asbestose
Kriteria American Thorasic Society 1. Evidence of Structural pathology change, one or more of the
following
a. Asbestos related disease as documented by imaging : Rontgen biasa, ILO
Radiograph, HRCT
b. Asbestos related disease as documented by histology
2. Evidence of causation by asbestos, one or more of the the following
a. as documented by the occupational and environmental history
b. Markers of exposure (usually pleural plaques)
c. Recovery of asbestos bodies (bronchoalvelar lavage/ BAL), trancbronchial
biopsi
3. Exclusion of alternative plausible causes for the findings
4. Functional impairment, one or more of the following:
a. evidence of symptoms or signs,
b. ventilatory dysfunction (restrictive dengan atau tanpa obstruksi)
c. impaired gas exchange (penurunan kapasitas difusi)
d. Tanda inflamasi (bronchoalvelar lavage/ BAL)
e. Exercise testing
•Langkah 2. Menentukan pajanan di tempat kerja
Proses Produksi (1 atap)
Winding
Braiding
Pencelupan ( PTFE, Vaseline, Graphite)
Sealing
•Langkah 3. Menentukan hubungan pajanan dengan diagnosis klinis (EBM)
• Langkah 4. Menentukan besarnya pajanan Asbes
kualitatif : • Pengamatan cara dan proses : cukup tinggi • Pengamatan lingkungan kerja : 1 atap • lama kerja : 7 jam sehari • masa kerja: 23 tahun (sejak 1993) • APD : Masker kain biasa
kuantitatif :
• Data pengukuran lingkungan:Debu asbes 0,06 – 1,32 serat/cc
• Debu asbes baguan pencelupan 0,06 – 0,11 serat/cc
• (NAB Acuan PerMENAKERTRANS no. 13 tahun 2011, NAB 0,1 serat/cc)
Langkah 5. Menentukan faktor individu yang berperan terhadap timbulnya penyakit.
• Kebiasaan merokok : Tidak ada
• Riwayat penyakit keluarga (genetik) : Tidak ada
• Riwayat atopi : Tidak ada
• penyakit penyerta : KP 10 tahun lalu, selesai berobat, dinyatakan sembuh.
Langkah 6. Menentukan pajanan di luar tempat kerja
• Penyakit yang timbul mungkin disebabkan oleh pajanan yang sama di luar tempat kerja (hobi, pekerjaan rumah dan pekerjaan sampingan) :
Tidak ada
•Langkah 7. Menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Asbestos Related Disease merupakan PAK
No Penyakit Pajanan
F K B E P
1 Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk
jaringan parut (silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan
silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan faktor utama
penyebab cacat atau kematian.
X
2 Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang
disebabkan oleh debu logam keras.
X
3 Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang
disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
X
4 Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan
zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
X
5 Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai
akibat penghirupan debu organik.
X
6 Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya
yang beracun.
X
Penyakit Hubungan Kerja menurut Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 31 jenis penyakit akibat hubungan kerja
No Penyakit Pajanan
F K B E P
24 Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang
berkenaan lebih.
X
25 Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi
yang mengion.
X
26 Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik,
kimiawi atau biologik.
X X X
27 Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,
bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk
atau residu dari zat tersebut.
X
28 Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes. X
29 Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit
yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko
kontaminasi khusus.
X
30 Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi
atau kelembaban udara tinggi.
X
31 Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan
obat
X
Karyawan
Dokter Spesialis Okupasi Diagnosis
Penyakit Akibat Kerja
Perusahaan
Perusahaan Lapor Ke BPJS TK Desember 2016 dengan Form BPJS PAK dan juga membawa expertise Diagnosis PAK dari Dokter SpOK
BPJS Melapor ke Disnaker Bogor dan diadakan peninjauan langsung ke perusahaan Januari 2017
Disnaker meminta pertimbangan dokter penasehat BPJS TK
Dokter penasehat menyetujui sebagai PAK Mei 2017
Penetapan PAK oleh Disnaker Bogor Mei 2017 & Pembayaran oleh BPJS TK Bogor Juli 2017
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR PER.25/MEN/XII/2008 TENTANG PEDOMAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN CACAT KARENA KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
FEV1 2,39Lt
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN
• Santunan Cacat Fungsi = % sesuai Tabel x 80 X upah sebulan
• Santunan = 20% x 80 x 3.570.449 = Rp. 57.127.184,-
Pengendalian HAZARD
• Chrysotile asbestos (the asbestiform variety of serpentine);
• Amphiboles, which include crocidolite (the asbestiform variety of riebeckite)
• Amosite (the asbestiform variety of cummingtonite- grunerite);
• Asbestiform varieties of the amphiboles which include anthophyllite (anthophyllite asbestos), Actinolite (actinolite asbestos), and tremolite (tremolite asbestos)
ASBESTOS-RELATED DISEASE PENYAKIT TERKAIT ASBES
Asbes
Picture from T.Higashi
amosite crocidolite chrysotile
• Primary : pajanan langsung (tambang)
• Secondary : pekerja industry yang menggunakan asbes (konstruksi)
• Tertiary : non occupational, polusi udara. Pekerja office dan non industry.
•125 million people in the world are exposed to asbestos at the workplace
•107 000 people die each year from Asbestos
•400 deaths have been attributed to non-occupational exposure to asbestos (WHO)
Non Malignant
ARD
Malignant ARD
• asbestosis, • pleural thickening • asbestos-related pleural
fibrosis (plaques or diffuse fibrosis)
• “benign” (nonmalignant) pleural effusion
•Mesotelioma •Kanker Paru •Colonrectal
Sumber: Alberta Asbestos Abatement Manual October 2012
Sumber: Diolah dari Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor, BPS, 2012 – 2015
ASBESTOS IMPORT
ASBESTOS ORIGIN COUNTRIES
Total impor: 548,605 Ton Sumber: Diolah dari Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor, BPS, 2012- 2015
CHRONOLOGY OF NATIONAL ASBESTOS BANS
1980 Denmark 2003 Australia
1982 Sweden 2004 Honduras, Japan
1983 Iceland 2005 EU countries, Egypt, Jordan
1984 Norway 2006 Croatia
1989 Switzerland, Singapore 2007 New Caledonia, Korea
1990 Austria 2008 South Africa, Oman
1992 Finland, Italy 2009 Algeria, Seychelles
1993 Germany 2010 Qatar, Mozambique, Turkey
1995 Kuwait 2011 Israel
1996 France, Bahrain 2012
1997 Poland 2013
1998 Belgium, Saudi Arabia 2014 Hong Kong
1999 UK 2015 Nepal
2000 Ireland, Estonia 2016 New Zealand
2001 Latvia, Chile, Argentina 2017 Canada
2002 Spain, Luxemburg, Uruguay 2018 Taiwan (at latest) http://www.ibasecretariat.org/chron_ban_list.php
Peraturan
• UU no 1 Tahun 1970 Keselamata Kerja • Kementerian Tenaga Kerja • Manpower and transmigration Ministry Regulation No. 01/1980: OHS
on Building Construction – (art. 85) Asbestos can only be used when less dangerous materials do not exist and in the event that asbestos is being used, preventive measures should be undertaken
• Manpower and transmigration Ministry regulation No. 02/1983: Installation of Automatic Fire Alarm – (art. 13) Outer part of building which will be galvanized by asbestos should be equipped with a detector.
• Manpower Regulation No.3/1985: OHS on Asbestos Usage (regulates crocidolite) – (art.3) Every process and works that use blue asbestos is prohibited and (other articles) safe use of other types of asbestos and the company obligation to workers medical examination, PPE, environmental health and safety – violator will be fined IDR 100,000 (US$ 7.57)
• Manpower Ministry Regulation No.4/1985: machine and production – (art.109-3) Weaver and spin machinery to produce asbestos thread or glass thread should be equipped with dust asbestos exhaust.
Peraturan
• Manpower and transmigration Minister Decree No.235/2003: Type of works harm child’s health and safety – (explanation to art.2) dangerous job related to chemical usage: asbestos use
• Manpower and transmigration Minister Decree No.13/2011: Threshold limit values of physical and chemical factors in the working environment – Asbestos is carcinogenic material (Category A-1); Asbestos: 0.1fibre/ml.
• Kementerian Kesehatan
• Health Minister Decree No.145/Menkes/SK/XI/2002: Health requirement for working environment in office and industry – 8 hours sampling this concern on the exposure out of the workplace – Asbestos Free threshold max. limit: 5fibers/ml, length: 5micron.
Peraturan
Peraturan
• President Decree No. 22/1993: Occupational Related Diseases – 30 diseases – (art.1) Diseases caused by fiber minerals: Asbestosis; (art.28) lung cancer Mesothelioma caused by asbestos.
• Peraturan Pemerintah
• Government Regulation No.18/1999: Management Hazardous Waste
• Government Regulation No.85/1999 (the update of Government Regulation No.18/1999)
• Government Regulation No.74/2001: Management Hazardous and Toxic Substances – (explanation of art.5) List of hazardous and toxic materials - Asbestos is categorized as carcinogenic materials.
• Government Regulation No.101/2014 (the update of Government Regulation No.85/1999) due to the changes in environmental regulation.
Peraturan