filsafat komunikasi - idealisme

19
“Penjelasan dan Tokoh-Tokoh Filsafat Idealisme” Filsafat Komunikasi - A Stanislaus Bayu 210110120047 Nabil Syarifudin 210110120058 M. Adrian Hazmi 210110120065 Stefanus Tulus H 210110120069 Monica Idayanti 210110120093

Upload: stefanusth92

Post on 17-Sep-2015

315 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

Salah satu Mazhab dalam Filsafat Komunikasi.

TRANSCRIPT

FILSAFAT IDEALISME

Penjelasan dan Tokoh-Tokoh Filsafat Idealisme Filsafat Komunikasi - AStanislaus Bayu210110120047Nabil Syarifudin210110120058M. Adrian Hazmi210110120065Stefanus Tulus H210110120069Monica Idayanti210110120093Anindya Wiranti 210110120099

IDEALISMEAliaran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pemikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan yang menempati ruang ini hanya berupa bayangan saja dari alam idea.

Menurut aliran ini, kenyataan sejati bersifat spiritual. Para idealis percaya bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual di belakang setiap penampakan atau kejadian. Esensi dari kenyataan spiritual ini adalah berpikir (res cogitans). Dengan diakuinya kenyataan sejati bersifat spiritual, tidak berarti para idealis menolak kekuatan-kekuatan fisik dan hukum alam. Sebagaimana yang dikemukanakan Hegel, kekuatan fisik dan hukum alam memang ada, tetapi keberadaanya merupakan manifestasi dari kekuatan atau kenyataan sejati yang lebih tinggi, yaitu Roh Absolut atau Tuhan.

Sejumlah besar penganut idealisme berpandangan deterministik mengenai manusia. Mereka menyatakan bahwa Roh Absolut (Tuhan) adalah bebas dan tidak berhingga, sementara manusia sebagai bagian atau perwujudan dari Roh Absolut, tidak bebas dan berhingga. Baik kedudukan maupun tindakan manusia sudah diatur dan ditentukan sebelumnya oleh Roh Absolut.Di antara idealis banyak juga yang menekankan kebebasan manusia, terutama pada aliran idealisme personalisme. Personalisme menekankan bahwa Roh bersifat individual, masing-masing berdiri sendiri, sehingga setiap individu mempunyai kebebasan untuk mengekspresikan dirinya sendiri.

Idealisme Objektif (Fichte-Schelling-Hegel)Di dalam filsafat, idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini muncul dari kata idea, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Idealisme memiliki argumen epistemologi tersendiri. Argumen orang-orang idealis mengatakan bahwa objek-objek fisik tidak dapat dipahami terlepas dari spirit.Idealisme pertama dalam pengertian modern ialah Barkeley. Ia mengajukan tiga argumen:(1) Apa yang diketahui haruslah ada di dalam pikiran atau berhubungan dengan pikiran (mind)(2) Kita tidak dapat mengatakan secara positif bahwa materi yang dipahami berada bebas dari pemahaman(3) Sifat objek fisik selalku berekor pada pengalaman atau pikiran. Argumen tersebut menjelaskan bentuk idealisme Barkeley.Immanuel Kant menyebut dirinya sebagai idealis empiris, tetapi sebenarnya idealis transedental. Ia menyatakan bahwa ruang dan waktu adalah cara manusia memahami suatu objek; jadi, ruang dan waktu baginya tidak eksis.Reese (dalam Tafsir, 2012:145) meringkaskan berbagai tipe filsafat idealisme sebagai berikut.1. Schelling, menamakan idealisme Fichte adalah idealisme subjektif karena bagi Fichte dunia adalah suatu tempat memahami subjek. Fichte, tokoh yang berpendapat bahwa kemauan moreal (moral will) sebagai yang utama di dalam idealisme, dianggap sebagai pendiri idealisme Jerman2. Schelling menyebutkan filsafatnya pada masa pertengahan perkembangan pemikirannya idealisme objektif karena menurut pendapatnya, alam adalah sekadar inteligensi yang dapat dilihat. Dengan begitu, seluruh filosof yang berusaha mengidentifikasi realitas dengan idea, rasio, atau spirit, seperti Barkeley, dapat digolongkan ke dalam idealisme objektif3. Hegel menerima penggolongan idealisme subjektif dan objektif. Dari sini ia mengemukakan filsafatnya tesis-antitesis, dan ia mendirikan alur pemikirannya sendiri yang disebut idealisme absolut sebagai sintesis tertinggi. Tokoh idealisme absolut ialah Bradley, T.H Green, Bernard Bosanquest, dan Josiah Royce4. Immanuel Kant menyebut filsafatnya idealisme transedental atau idealisme kritis. Di sini diajarkan bahwa isi pengalaman langsung yang kita peroleh bukanlah ianya (thing-in themselves), dan ruang dan waktu adalah bentuk-bentuk intuisi kita. Idealime Kant menurut Schelling sama saja dengan idealisme objektif5. Idealisme epistemologis merupakan pendapat yang mengatakan bahwa seseorang hanya dapat kontak dengan idea-idea, atau pada kesempatan tertentu dengan sosok-sosok fisik. 6. Howison menyebut filsafatnya idealisme personal7. Fouilee mengembangkan suatu sistem yang melibatkan kekuatan pikir; ia menamakannya idealisme voluntaristis8. Bowne memandang filsafat personalismenya sebagai salah satu bentuk idealisme, yaitu idealisme personalistis9. Ward menyebut posisinya idealisme teistis10. Paulsen menyebut filsafatnya idealisme monistis11. Sorley menamakan sistemnya idealisme etis12. Gentile yang mengembangkan Hegel menamakan filsafatnya idealisme aktualSelain itu, terdapat pula idealisme dialektis sebagai hasil pemikiran Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) yang sangat berorientasi pada ilmu sejarah, ilmu alam, dan ilmu hukum. Ia dianggap sebagai murid Schelling . Terdapat beberapa hal penting dari pandangan Hegel.Pertama, segenap realitas bersifat rasional dan yang rasional bersifat nyata. Kedua, dialektika adalah usaha mendamaikan, mengompromikan dua atau lebih pandangan yang bertentangan menjadi suatu kesatuan. Ada tiga fase dalam dialektika, yaitu tesis, antitesis, dan sintesis. Ketiga, sejarah. Pengertian utamanya adalah perjalanan atau proses menjadi sadarnya roh absolut.Idealisme memandang roh sebagai kenyataan sejati sehingga aliran ini disebut juga spiritualisme. Manusia primer dipandang sebagai makhluk rohani. Manusia dapat pula disebut sebagai makhluk rasional. Hal ini dapat diartikan sebagai makhluk berbudi atau dipersempit lagi sebagai makhluk berakal.Selanjutnya kenyataan sejati yang rohaniah dapat bersifat impersionalitas atau personalitas. Impersonalisme menunjuk pada kenyataan rohani yang tidak sadar terhadap dirinya, sedang personalisme bercirikan kesadaran terhadap diri. Idealisme menekankan pada yang tidak beruang, suprasensual, tidak tergambarkan, normatif, dan bertujuan. Oleh karena itu, idealisme mempersoalkan roh, jiwa, dan idea pribadi.Manusia sebagai makhluk budaya ialah pendukung kenyataan ideal, yakni dunia norma atau nilai; dan roh yang meliputi norma-norma itu menunjukan aspek-aspek rasionalitas, estetis, dan religius. Oleh karena itu, dapat dibedakan antara idealisme rasional, idealisme etis, idealisme estetis, dan idealisme religius.Menurut idealisme rasional, hakikat manusia adalah kesanggupan untuk berpikir. Kesanggupan manusia untuk berpikir disebut budi (nous). Bagi Hegel, nous bukanlah sesuatu yang dimiliki setiap manusia, melainkan manusia menjadi alat nous yang meliputi seluruh alam semesta. Perbuatan seseorang bukan berdasarkan atas kecakapannya sebagai individu, melainkan merupakan perbuataun nous yang mempergunakannya sebagai alat.Hakikat manusia menurut idealisme etis, ialah kemauannya. Manusia primer dipandang sebagai makhluk sosial. Kant (1724-1804) pernah mengatakan segala sesuatu di alam semesta ini dapat diperalat kecuali manusia sebagai makhluk berbudi merupakan tujuan bagi dirinya sendiri. Bagi Kant, hukum kesusilaan tidak datang dari luar diri manusia, melainkan datang dari dirinya sendiri.Idealisme estetis memandang perasaan sebagai hakikat manusia. Menurut Goethe (1749-1832) kenyataan merupakan karya kesenian, demikian pula kehidupan manusia. Berdasarkan pembawaannya yang wajar, manusia harus menjadi kepribadian yang selaras dengan seluruh kosmos.Idealisme religius memandang kepercayaan sebagai hakikat manusia. Sebenarnya, kehidupan di dunia adalah maya. Kehidupan sejati hanya ditemukan di dalam alam idea, di mana Tuhan merupakan idea tertinggi. Agustinus (354-430) memandang Tuhan sebagai roh yang menciptakan idea-idea itu.Dewasa ini, idealisme tidak memegang peranan yang demikian penting. Kini idealisme hidup dalam aliran Neo-kantianisme dan Neo-hegelianisme.

TOKOH-TOKOH IDEALISMEFichte (1762-1814)Johann Gottlieb Fichte adalah filosof Jerman yang mempelajari teologi di Jena pada tahun 1970-88. Menurut Fichte, dasar realitas adalah kemauan; kemauan inilah thing-in itself-nya manusia. Filafat menurut Fuchte haruslah dideduksi dari satu prinsip. Prinsip yang dimaksud bukan teori, melainkan praktek. Dasar kepribadian adalah kemauan yang dikontrol oleh kesadaran bahwa kebebasan diperoleh hanya dengan melalui kepatuhan kepada peraturan. Filsafat bagi Fichte adalah filsafat hidup yang terletak pada pemilihan antara moral idealism dan moral materialism. Substansi materialism ialah naluri, kenikmatan tak bertanggungjawab, bergantung pada keadaan, sedangkan idealism ialah kehidupan yang bergantung pada diri sendiri.Ringkasan filsafat Fichte sebagai berikut:1. Fichte dikenal sebagai pendiri idealism Jerman yang berangkat dari kemauan moral.2. Seorang manusia dapat memahami karena ia melihat objek. Kausalitas ada hanyalah karena kita berada di dunia.3. Ego itu lebih tinggi daripada Ego-absolut. Keharusan terlibatnya segala sesuatu dalam penempatan dan dalam Ego-absolut adalah suatu keharusan teologis dan keharusan dialektis.4. Kesadaran moral mengatakan kepada kita bahwa kita ini bebas, dan kita bertanggung jawab sendiri atas perbuatan kita.5. Keunggulan kesadaran moral ialah tidak memerlukan contoh. Ia memerlukan dunia yang di sana kita bebas berbuat dan bertanggungjawab. 6. Kita mempercayai penginderaan agar kita mampu meningkatkan kebijakan kita dalam mengenali berbagai kesulitan di dalam hidup ini.7. Membiasakan melakukan tugas terhadap satu sama lainnya sebaiknya menjadi etika budaya dunia yang akan dapat menjaga kebebasan dan hak setiap orang.8. Pemikiran Fichte di satu pihak focus pemikirannya pada kehidupan manusia, tetapi di pihak lain manusia bersatu dengan Tuhan.Schelling (1775-1854)Friedrich Wilhelm Joseph Schelling adalah filosof idealis Jerman yang telah meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi perkembangan idealism Hegel. Schelling mula-mula berusaha menggambarkan jalan yang dilalui intelek dalam proses mengetahui, semacam epistemoogi. Dalam pandangan Schelling, realitas adalah identic dengan gerakan pemikiran yang berevolusi secara dialektis. Ia memperlihatkan bahwa susunan rasional adalah konstruk hipotesis, yang memerlukan pembuktian nyata, baik pada alam maupun pada sejarah. Filsafat Schelling berkembang melalui lima tahap, yaitu:1. Idealisme subjektif. Pada tahap ini, ia mengikuti pemikiran Fichte.2. Filsafat alam. Pada tahap ini ia menerapkan prinsip atraksi dan repulse dalam berbagai problem filsafat dan sains.3. Idealism transcendental atau idealism objektif. Tragedy dipandang sebagai tubrukan antara keharusan dengan kebebasan, didamaikan oleh kesediaan menerima hukuman secara jantan. Hukuman tersebut memperlihatkan kesediaan kita menerima realitas dan idealitas.4. Filsafat identitas. Yang absolut itu pada tahap ini menjadi lebih penting kedudukannya dipandang sebagai identitas semua individu isi alam.5. Filsafat positif, yang menekankan pemikirannya pada nilai mitologi dan mengakui perbedaan yang jelas antara Tuhan dan alam semesta.Schelling berpendapat bahwa kreasi seni adalah relasi antara kesadaran dan ketidaksadaran. Ia membangun tiga tahap sejarah, yakni:a) Masa primitif yang ditandai dengan nominasi nasib;b) Masa Romawi yang ditandai oleh reaksi aktif manusia terhadap nasib;c) Masa datang yang akan merupakan sintesis dua masa yang akan terjadi secara seimbang.

Hegel (1770-1831)Idealisme Jerman memuncak pada George Wilhelm Friedrich Hegel. Masalah pokok yang hendak dicari Hegel muncul dari suasana perpecahan keyakinan Kristen dan penuhanan akal sebagaimana muncul dalam Revolusi Prancis 1789. Pusat filsafat Hegel ialah konsep Geist (roh, spirit), suatu istilah yang diilhami oleh agamanya. Roh dalam pandangan Hegel adalah sesuatu yang real, konkret, kekuatan yang objektif, menjelma dalam berbagai bentuk sebagai world of spirit (Dunia Roh), yang menempat ke dalam objek-objek khusus.Hegel sangat mementingkan rasio pada subjek absolut karena Hegel juga menerima prinsip idealistic bahwa realitas seluruhnya harus disetarafkan dengan suatu subjek. Dalil Hegel yang kemudian terkenal berbunyi, Semua yang real bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat real. Maksudnya, luasnya rasio sama dengan luasnya realitas. Realitas seluruhnya adalah proses pemikiran (idea) yang memikirkan dirinya sendiri. Konsep filsafat Hegel seluruhnya historis dan relatif karena dipengaruhi oleh pandangan-pandangan antropologi dan sosiologi modern. Untuk menjalankan filsafatnya, Hegel menggunakan dialektika sebagai metode. Dalam realitas berlangsung dialektika yang mendamaikan serta mengompromikan hal-hal yang berlawanan. Proses dialektika selalu terdiri dari tiga fase, yakni tesis, antithesis, dan sintesis.

Blaise PascalBlaise Pascal lahir pada tanggal 19 Juni 1623 diClermont-Ferrand,Perancis.Blaise sejak kecil dikenal sebagai seorang anak yang cerdas walaupun ia tidak menempuh pendidikan di sekolah secara resmi.Pemikiran Blaise Pascal:Pengetahuan diperoleh melalui dua jalan, pertama menggunakan akal dan kedua menggunakan hati. Ketika akal dengan semua perangkatnya tidak dapat lagi mencapai suatu aspek maka hatilah yang akan berperan. Oleh karna itu, akal dan hati saling berhubungan satu sama lain. Apabila salah satunya tidak berfungsi dengan baik, maka dalam memperoleh suatu pengetahuan itu juga akan mengalami kendala.Manusia besar karena pikirannya, namun ada hal yang tidak mampu dijangkau oleh pikiran manusia yaitu pikiran manusia itu sendiri. Menurut Pascal manusia adalah makhluk yang rumit dan kaya akan variasi serta mudah berubah. Untuk itu matematika, pikiran dan logika tidak akan mampu dijadikan alat untuk memahami manusia. Menurutnya alat-alat tersebut hanya mampu digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat bebas kontradiksi, yaitu yang bersifat konsisten. Karena ketidak mampuan filsafat dan ilmu-ilmu lain untuk memahami manusia, maka satu-satunya jalan memahami manusia adalah dengan agama. Karena dengan agama, manusia akan lebih mampu menjangkau fikirannya sendiri, yaitu dengan berusaha mencari kebenaran, walaupun bersifat abstrak. Sehebat apapun manusia berfikir ia tidak akan mendapat kepuasan karena manusia mempunyai logika yang kemampuannya melebihi dari logika itu sendiri. Dalam mencari Tuhan Pascal tidak akan menggunakan metafisika, karena selain bukan termasuk geometri tapi juga metafisika tidak akan mampu. Maka solusinya ialah mengembalikan persoalan ke Tuhan pada jiwa. Filsafat bisa menjangkau segala hal, tetapi tidak bisa secara sempurna. Karena setiap ilmu itu pasti ada kekurangnnya, tidak terkecuali filsafat.

Immanuel KantImmanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Knigsberg dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant. Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di University of Knigsberg dan mempelajari tentang filosofi, matematika, dan ilmu alam. Untuk meneruskan pendidikannya, dia bekerja sebagai guru privat selama tujuh tahun dan pada masa itu, Kant mempublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan ilmiah.Kant menyatakan bahwa orang harus berpikir secara mandiri, bebas dari perintah-perintah otoritas eksternal. Kant menegaskan bahwa, karena keterbatasan argumentasi tanpa adanya bukti tak terbantahkan, tidak ada yang benar-benar bisa tahu apakah ada Tuhan dan kehidupan setelah kematian atau tidak.Metode kritis diperlukan bahwa jika seseorang tidak dapat membuktikan suatu benda adalah sesuatu, ia mungkin mencoba untuk membuktikan mengapa benda itu bukan sesuatu. Jika dia gagal untuk membuktikannya, ia mungkin masih bertanya apakah itu adalah kepentingan untuk menerima teori atau sudut pandang praktis.

Arthur SchopenhauerArthur Schopenhauer adalah seorang filsuf Jerman yang melanjutkan tradisi filsafat pasca-Kant. Schopenhauer lahir di Danzig pada tahun 1788. Ia menempuh pendidikan di Jerman, Perancis, dan Inggris. Ia mempelajari filsafat di Universitas Berlin dan mendapat gelar doktor di Universitas Jena pada tahun 1813. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Frankfurt, dan meninggal dunia di sana pada tahun 1860.Dalam perkembangan filsafat, Schopenhauer dipengaruhi dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga pandangan Buddha. Pemikiran Kant nampak di dalam pandangan Schopenhauer tentang dunia sebagai ide dan kehendak. Kant menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas pada bidang penampakan atau fenomena, sehingga benda-pada-dirinya-sendiri (das Ding an sich) tidak pernah bisa diketahui manusia. Misalnya, apa yang manusia ketahui tentang pohon bukanlah pohon itu sendiri, melainkan gagasan orang itu tentang pohon. Schopenhauer mengembangkan pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan bahwa benda-pada-dirinya-sendiri itu bisa diketahui, yakni "kehendak".Filsafat KeinginanSchopenhauer memberikan fokus kepada investigasinya terhadap motivasi seseorang. Sebelumnya, filsuf terkemuka Hegel telah mempopulerkan konsep Zeitgeist, ide bahwa masyarakat terdiri atas kesadaran akan kolektifitas yang digerakkan di dalam sebuah arah yang jelas. Schopenhauer memfokuskan diri untuk membaca tulisan-tulisan dua filsuf terkemuka pada masa kuliahnya, yaitu Hegel dan Kant. Schopenhauer sendiri mengkritik optimisme logika yang dijelaskan oleh kedua filsuf terkemuka tersebut dan kepercayaan mereka bahwa manusia hanya didorong oleh keinginan dasar sendiri, atau Wille zum Leben (keinginan untuk hidup) yang diarahkan kepada seluruh manusia. Schopenhauer sendiri berpendapat bahwa keinginan manusia adalah sia-sia, tidak logika, tanpa pengarahan dan dengan keberadaan, juga dengan seluruh tindakan manusia di dunia. Keinginan yang dimaksud oleh Schopenhauer ini sama dengan yang disebut dengan Kant dengan istilah sesuatu yang ada di dalamnya sendiri. Pandangan filosofis Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan. Schopenhauer menolak kehendak. Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita. Ajaran Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia sediri takut dengan kematian. Keputusan dan HukumanSchopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak mengambil keputusan. Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar. Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya. Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan. Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan tanggung jawabnya. Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal.

PlatoPlato (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang indah. Idea ini melampaui segala idea yang ada.

REFERENSIWiramihardja, Sutardjo A. 2009. Pengantar Filsafat: Sistematika dan Sejarah Filsafat, Logika, dan Filsafat Ilmu (Epistemologi), Metafisika dan Filsafat Manusia, Aksiologi. Bandung: Refika AditamaTafsir, Ahmad. 2012. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung: Remaja RosdakaryaBertens, K.Sejarah Filsafat Yunani.Yogyakarta:Kanisius.1999.Ross, Kelley L., 1998. Arthur Schopenhauer (1788-1860) Two short essays, on Schopenhauer's life and work, and on his dim view of academia.Wikipedia. (2015). Blaise Pascal. Diaskes pada 24 Maret 2015, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Blaise_PascalWikipedia. (2015). Blaise Pascal. Diaskes pada 24 Maret 2015, dari http://en.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant

2 | Penjelasan & Tokoh Filsafat Idealisme