ff.docx

22
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA PERCOBAAN III PENAPISAN (SKRINING) FITOKIMIA DISUSUN OLEH: LUSIA JOIS MARIANA (128114138) VENNY CLAUDIA HERMANTO (128114139) OKTARIANI AURELIA JAMIL (128114140) DIAN AYU MAHARANI (128114141) PENINA KURNIA ULY (128114142) KELOMPOK : C1 PJ LAPORAN : LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI

Upload: jonathan-reed

Post on 26-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ghxh

TRANSCRIPT

Page 1: FF.docx

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA

PERCOBAAN III

PENAPISAN (SKRINING) FITOKIMIA

DISUSUN OLEH:

LUSIA JOIS MARIANA (128114138)

VENNY CLAUDIA HERMANTO (128114139)

OKTARIANI AURELIA JAMIL (128114140)

DIAN AYU MAHARANI (128114141)

PENINA KURNIA ULY (128114142)

KELOMPOK : C1

PJ LAPORAN :

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: FF.docx

UNIT III

PENAPISAN (SKRINING) FITOKIMIA

I. URAIAN TANAMAN

Sebelum melakukan identifikasi, langkah awal yang dilakukan pada tanaman ialah

determinasi menggunkan buku “Flora untuk Sekolah di Indonesia” karangan C.G.G.J.

van Steenis dkk.,1992. Klasifikasi tanaman meniran, antara lain:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta

Sub division : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Euphobiales

Family : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Species : Phyllanthus urinaria Linn

Manfaat tanaman meniran secara empiris dan farmakologi adalah herba meniran

berfungsi sebagai antibakteri atau antibiotik, antihepatotoksik (melindungi hati dari

racun), antiradang, antivirus, diuretik (peluruh air seni dan mencegah pembentukan

kristal kalsium oksalat), ekspektoran (peluruh dahak), hipoglikemik (menurunkan kadar

glukosa darah), serta sebagai immunostimulan ) merangsang sel imun bekerja lebih

aktif). Meniran juga efektif untuk mengobati beragam penyakit di antaranya batu ginjal

atau empedu, infeksi saluran pernapasan atas, diabetes, infeksi kandung kemih, diare,

malaria atau demam, gonorhoe, radang ginjal, hepatitis, epilepsi atau ayan, influenza dan

tuberkulosis (TBC), sakit kuning, sakit gigi, antiradang, menyembuhkan penyakit

kelamin sipilis dan bermanfaat sebagai pembersih darah dan berbagai penyakit kulit.

Pada tanaman ini memiliki kandungan flavonoid,yang mempunyai aktivitas penigkatan

sistem imunnya ternyata lebih baik daripada tanaman lain.

Page 3: FF.docx

II. ALAT DAN BAHAN

Alat :

tabung reaksi

erlenmeyer

pengaduk

penjepit

pipet tetes

corong

kertas saring

gelas ukur

silika gel GF254

pipa kapiler

gelas beker

Bahan :

herba meniran (Phylanthi Herba)

aquadest

larutan KOH LP

larutan HCl 1%

pereaksi Dragendorf

peraksi Mayer

kloroform

asam cuka 5%

KOH 0,5N

Larutan hidrogen peroksida

Asam asetat glasial

Toluena

Etanol 80%

Pereaksi besi(III) klorida

Natrium korida 2%

Larutan gelatin 1%

Asam 3,5 dinitrobenzoat

Kalium hidroksida 1N

Eter

Page 4: FF.docx

Diklorometana

Toluena-etil asetat (93:7)

III. CARA KERJA

1. Pembuatan serbuk simpleks

pengumpulan bahan simpleks dilakukan dari daerah tertentu, pada bulan tertentu

berasal dari tumbuhan tertentu yang berasal dari masa tertentu

dilakukan sortilasi basah, selanjutnya dicuci dengan air mengalir, dikeringkan

dengan cepat (diangin-anginkan, dipanaskan dalam lemari pemanas yang dilengkapi

dengan kipas angin, dijemur dibawah sinar matahari dengan ditutupi dengan kain

hitam)

Setelah simpleks cukup kering (mudah dihancurkan) kemudian digiling/dihaluskan

dengan cara tertentu

Diayak sehingga diperleh serbuk simpleks yang kering dan siap diteliti

2. Uji pendahuluan

Serbuk simpleks sebanyak 1 gram ditambah air 10 ml

Dipanaskan selama 30 menit diatas air mendidih dan disaring melalui kapas

Suatu larutan berwrna kuning sampai merah yang menunjukkan adanya senyawa

yang mengandung kromofor dan gugus hidrofilik

Larutan KOH LP ditambahkan beberapa tetes akan mambuat warna larutan menjadi

lebih intensif

3. Uji alkaloid

Serbuk simpleks sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan

ditambakan asam klorida 1% sebanyak 10 ml

Dipanaskan selama 30 menit dalam penangas air mendidih kemudian disaring

dengan kapas ke dalam tabung reaksi A dan tabung reaksi B sama banyak

Page 5: FF.docx

Larutan A dibagi 2 sama banyak lalu ke dalam larutan A1 ditambah pereaksi

Dragendorf sebanyak 3 tetes dan larutan A2 ditambah pereaksi tetes sebanyak 3

tetes

Terbentuk endapan dengan kedua pereaksi tersebut yang menunjukkan adanya

alkaloid

Keberadaan alkaloid dari basa tersier atau kuartener dapat ditunjukkan dengan

penambahan serbuk natrium karbonat sampai pH 8 – 9

Dicampur dengan kloroform sebanyak 4 ml dan diaduk perlahan

Setelah kloroform memisah diambil dengan pipet pasteur dan ditambahkan asam

cuka 5% sampai pH 5

Diaduk lalu dipisahkan dengan lapisan atas dengan pipet

Pereaksi dragendorfditambahkan sebanyak 5 tetes untuk lapisan atas

Terbentuk endapan yang menunjukkan adanya alkaloida dari basa kuartener

Lapisan bawah ditambah asam klorida 1% sebanyak 10 tetes dan diaduk sehingga

terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas diambil dan ditambah pereaksi Dragendorf 2 tetes akan terbentuk

endapan yang menunjukkan alkaloid dari basa tersier

4. Uji Antrakinon

Serbuk simpleks (300mg) ditambahkan kalium hidroksida 0,5N (10mL) dan larutan

hydrogen peroksida(1mL)

dididihkan selama 2 menit, setelah dingin suspensi disaring melalui kapas

Filtrat (5 mL) ditambah asam asetat glasial (10 tetes) sampai pH 5

Page 6: FF.docx

Ditambahkan toluene (10 mL), lapisan atas (5 mL) dipisahkan dengan dipipet dan

dimasukkan dalam tabung reaksi

Ditambahkan 0,5mL – 1mL kalium hidroksida 0,5 N

Warna merah terjadi pada lapisan air (basa) menunjukkan adanya senyawa

antrakinon

5. Uji kardenolida

Filtrat sebanyak 2 ml dari hasil pemanasan serbuk tumbuhan (2 gram) dengan air (10

ml) selama 30 menit diatas penangas air (pada point 6)

Ditambah asama 3,5 dinitrobenzoat sebanyak 0,4 ml dan 0,6 kaliumhidroksida 6N

dalam metanol

Terjadi warna biru ungu yang menunjukkan adanya kardenolida (glikosida jantung)

Untuk penegasan lebih lanjut, filtrat yang lain (2ml) dicampur dengan kloroform

(2ml)

Lapisan atas diambil dengan pipet dan lapisan bawah ditambah asam 3,5

dinitrobenzoat (0,5 ml)

Terjadi warna biru ungu menunjukkan adanya kardenolida

6. Uji Polifenol

Serbuk simpleks (1 gram) ditambahkan 10mL air

Dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air mendidih

Dilakukan juga terhadap 1 gram serbuk bahan lagi dengan penyari etanol 80%

sebanyak 10mL

Keduanya disaring panas-panas, setelah dingin masing-masing ditambha 3 tetes

pereaksi besi(III) klorida

Terrjadinya warna hijau-biru menunjukkan adanya polifenolat

Page 7: FF.docx

7. Uji Tanin (Zat Samak)

Serbuk simpleks (1 gram) ditambh 10mL air

Dipanaskan selama 30 menit dalam penangas air mendidih

Disaring filtrate (5mL) ditambah larutan larutan natrium klorida 2% (1 mL)

Bila terjadi suspensi atau endapan disaring melalui kertas saring, filtart ditambah

larutan gelain 1% (5mL)

Terrbentuknya endapan menunjukkan adanya tannin

8. Uji Saponin

Dimasukkan 300 mg serbuk simpleks ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 10mL air, tutup kuat-kuat selama 30 detik

Dibiarkan tabung dalam posisi tegak selama 30 menit

Apabila terbentuk buih setinggi ≥3cm dari permukaan cairan menunjukkan adanya

saponin

Uji lain dilakukan dengan menggunakan pipa kapiler (diameter 1mm,panjang 12,5

cm)

Larutan hasil pemanasan serbuk tumbuhan sebanyak 2 gram dengan air 10 ml selama

30 menit di atas penangas air (pada point 6)

setelah disaring, filtrate dimasukkan ke dalam pipa kapiler penuh-penuh

kapiler diletakkan dalam posisi tegak (vertikal) dan cairan dibiarkan mengalir bebas

sebagai pembanding, dikerjakan hal serupa untuk air suling

tinggi cairan tertinggal dibandingkan dengan tinggi air suling (pembanding)

bila tinggi cairan yang diuji setengah atau kurang dari tinggi air suling menunjukkan

adanya saponin

Page 8: FF.docx

9. Uji minyak atsiri

Serbuk simpleks sebanyak 2-3 gram ditambah dengan 20 ml eter dikocok dan disaring

Filtrat dikering uapkan

Bila sedikit berbau aromatik dilarutkan residu dengan sedikit etanol dan diuapkan lagi

sampai kering

Bila terjadi bau aromatis spesifik yang menunjukkan adanya minyak atsiri

10. Uji kualitatif KLT minyak atsiri

Serbuk simplisia 1 gram

Disari dengan diklorometana 100 ml,

shaking 15 menit

Terjadi suspensi, disaring

Filtrat diuapkan

Residu dilarutkan dengan 1 ml toluen, 5 µl digunakan untuk KLT

Fase diam : Silika gel GF254

Fase gerak : toluen-etil asetat (93:7)

Pembanding : eugenol

Deteksi : vanilin asam sulfat, anisaldehid asam sulfat, asam fosmolibdat

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Uji Kualitatif Secara Kimiawi

a. Pembuatan serbuk simplisia

Simplisia yang digunakan adalah herba meniran (Phylanthi Herba).

Page 9: FF.docx

b. Uji Pendahuluan

Hasil : positif

Menghasilkan warna merah kuning menunjukkan adanya

senyawa yang mengandung kromofor dan gugus fenolik)

c. Uji Alkaloid

i. Tabung A1

Hasil : negative

Tidak terbentuk endapan yang menunjukkan tidak

adanya alkaloid.

ii. Tabung A2

Hasil : negative

Tidak terbentuk endapan yang menunjukkan tidak

adanya alkaloid.

Uji tabung B tidak dilakukan.

d. Uji Antrakinon

Page 10: FF.docx

Hasil : negative

Tidak terbentuk warna merah pada lapisan air (basa) yang menunjukkan tidak adanya

senyawa antrakinon.

V. PEMBAHASAN

Tujuan praktikum kali ini adalah mampu mengidentifikasi senyawa golongan

flavonoida, antrakinon, saponin (steroid dan triterpenoid), alkaloida, fenolik dan

polifenolik.

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang

telah dikeringkan. Ada 3 macam simplisia yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, dan

simplisia pelikan. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan

utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa

zat kimia murni. Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan

(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa

zat kimia murni (Depkes RI, 1989).

Simplisia yang digunakan pada praktikum kali ini adalah simplisia nabati yaitu

herba meniran (Phylanthi Herba) yang diambil dari tanaman meniran (Phyllanthus

urinaria Linn.)

Dua pendekatan yang biasa dilakukan dalam mencari tumbuhan atau senyawa

kandungannya adalah pendekatan fitofarmakologi dan pendekatan penapisan (skrining)

fitokimia. Pendekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan kimia

dalam tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, biji) terutama kandungan metabolit

sekunder yang bioaktif yaitu alkaloid, antrakinon, flavonoida, glikosida jantung,

kumarin, saponin, tanin, minyak atsiri, dan iridoid. Tujuan utama skrining adalah

mensurvei tumbuhan untuk mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang

berguna untuk pengobatan (Nugroho, 2005).

Syarat simplisia nabati adalah harus bebas dari serangga , fragmen, hewan atau

kotoran hewan tidak boleh menyimpang bau dan warnanya: tidak boleh terdiri dari

cendawan lain atau menunjukkan tanda-tanda pengotor lain, tidak boleh mengandung

bahan lain yang beracun atau berbahaya (Depkes RI, 1995).

Page 11: FF.docx

Dalam percobaan dapat dilakukan uji kualitatif dan uji kuantitatif ,tetapi dalam

praktikum kali ini hanya dilakukan uji kualitatif. Uji kualitatif bertujuan untu mengetahui

golongan senyawa yang bioaktif yang dapat dilakukan dengan uji tabung dan atau uji

kualitatif secara KLT, sedangkan uji kuantitatif bertujuan untuk mununjukan kadar suatu

senyawa.

1. Pembuatan serbuk simpleks

Tujuan:

Cara:

Knp diayak:ukurannya seragam, berdifusi ke setiap partikelnya akan lebih mudah dan

menghomogenkan simplisia.

Dapus:buku pak gi

2. Uji pendahuluan

Bertujuan untuk menunjukkan adanya (flavonoida, antrakinon) dengan gugus

hidofilik. Pertama-tama, serbuk simpleks ditambahkan air, kemudian dipanaskan selama

30 menit di waterbath, tujuan dipanaskan adalah agar sari-sari yang terkandung dalam

simplisia keluar yang nantinya dapat bereaksi dengan pereaksi sehingga dapat

diidentifikasi senyawa yang terkandung dalam simplisia. Setelah itu larutan disaring

dengan kertas saring agar diperolah sari yang benar-benar murni. Pada percobaan

didapatkan warna merah kuning dan menandakan hasilnya positif, sehingga dapat

disimpulkan simplisia tersebut mengsndung gugus kromofor(ikatan rangkap

terkonjugasi) dan hidrofilik. Hasil ini telah sesuai dengan literatur yang didapat, bahwa

pada daun meniran terdapat kandungan kimia flavonoid. Penambahan KOH adalah untuk

mengintensifkan warna pada larutan.

3. Uji Alkaloida

Bertujuan untuk menunjukkan adanya alkaloida dari basa kuartener dari sampel. Uji

ini termasuk uji pengendapan Alkaloida merupakan golongan zat tumbuhan sekunder

yang tersebar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat yang mengandung

satu atau lebih atom nitrogen. Penambahan basa berfungsi untuk menunjukkan adanya

alkaloid basa tersier atau kuartener.dalam percobaan ini penambahan basa menggunakan

serbuk natrium karbonat sampai ph 8-9. Selain itu natrium karbonat berfungsi untuk

Page 12: FF.docx

mengikat senyawa fenolik.kemudian ditambah dengan kloroform untuk mendapatkan

senyawa alkaloid karena sifat alkaloid yang larut di dalam kloroform. Filtrate kloroform

diambil dan ditambahkan asam cuka hingga ph 5. Asam cuka disini berfungsi untk

suasana asam, sehingga dapat menurunkan ph. Uji alkaloida menggunakan 2 tabung

reaksi yaitu tabung reaksi A dan B. Tabung reaksi A dan B dibagi lagi menjadi 2 yakni

A1, A2, dan B1, B2. Pada larutan A1 ditambahkan pereaksi Dragendorf yang

menunjukkan hasil negatif (-) berwarna coklat tua dan tidak terdapat endapan berwarna

merah tua. Pada tabung A2 ditambah dengan pereaksi Mayer dan menunjukkan hasil

negatif (-) berwarna merah dan tidak terdapat endapan. Pada percobaan tabung B tidak

dilakukan karena pada perobaan tabung A sudah dihasilkan hasil yang negatif. Pereaksi

Dragendorf mengandung bismuth nitratdan merkuri klorida dalam nitrit berair bereaksi

dengan alkaloid akan membentuk senyawa adisi yang tidak larut, yang akan memberi

noda berwarna jingga. Pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida,

spesifik terhadap alkaloid kartener berfungsi mengendapkan alkaloid. HCL berfungsi

membentuk garam alkaloid dari alkaloid yang bersifat basa maka perlu ditambahkan

asam agar terbentuk garam. Garam ini yang nantinya akan bereaksi dengan reagen

membentuk endapan. Hasil yang didapat tidak sesuai dengan literature karena pada

percobaan kami meniran tidak mengandung alkaloid dimana sebenarnya mengandung

alkaloid.

4. Uji Antrakinon

Bertujuan untuk menunjukkan adanya senyawa antrakinon. Antrakinon merupakan

senyawa organik aromatik dan merupakan turunan dari antrasena. Serbuk simpleks

ditambah KOH 0.5 N dan hidrogen peroksida yang masing-masing memiliki tujuan

untuk memberikan suasana basa dan untuk menghidrolisis glikosida dan mengoksidasi

antron menjadi antrakinon sedangkan hydrogen peroksida berfungsi sebagai pemberi

suasana asam. Filtrat yang didapat kemudian ditambah asam asetat glasial yang bertujuan

untuk menunjukkan sampai ph 5. Selanjutnya ditambahkan toluena untuk menghilangkan

senyawa-senyawa pengotor yang mungkin bias mempengaruhi hasil reaksi yang akan

dilakukan. Lapisan atas yang dipakai kemudian ditambahkan lagi dengan KOH 0.5 N.

pada uji inisesuai literatur hasil positifnya berwarna merah , namun hasil yang didapat

berwarna hijau muda dan terdapat endapan putih sehingga hasilnya negatif. Hasil yang

didapat tidak sesuai dengan literatur dimana seharusnya meniran mengandung

antrakinon.

5. Uji Polifenol

Page 13: FF.docx

Bertujuan untuk menunjukkan adanya polifenolat. Polifenol berperan dalam memberi

warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur. Pada uji ini dilakukan

2 percobaan. Percobaan 2 serbuk simpleks ditambahkan dengn etanol 80%, hasil saringan

kemudian ditambah dengan pereaksi besi (III) klorida.dimana hasil yang diperoleh negatif

(-). Hasil positifnya ditandai dengan warna hijau-biru yang menunjukkan adanya

polifenolat. Hasil yang didapat berwarna hitam, sehingga negatif. Fungsi dari

penambahan etanol 80 % dan air adalah sebagai pelarut senyawa polifenol dan pereaksi

besi (III) klorida adalah indicator yang menunjukkan adanya polifenol bila menunjukkan

warna biru. Penambahan dilakukan saat filtrate dingin karena besi (III) klorida dapat

treoksidasi dan menjadi zat yang bersifat toksik. Percobaan . hasil posijau biru yang

jtifnya ditunjukkan dengan adanya warna hijau biru yang juga menunjukkan adanya

polifenolat. Hasil yang didapat berwarna hitam sehingga hasilnya negatif (-), hal ini

sesuai dalam literatur dimana meniran tidak mengandung polifenol.

6. Uji tanin (zat samak)

Tanin meruapakan senyawa polivenol yang termasuk dalam senyawa fenolik.

Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer yang tidak larut dalam

air. Kopolimer adalah suatu polimer yang dibuat dari dua atau lebih monomer yang

berlainan. Tanin secara kimia merupakan ester yang dapat dihidrolisis oleh

pemanasan dengan larutan asam sampai menghasilkan senyawa fenol, biasanya

merupakan derivat atau turunan dari asam garlik dan gula.

Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar, sehingga sering

ditemukan dalam tanaman. Tanin terdistribusi atau tersebar hampir pada seluruh

bagian tumbuhan, seperti pada daun, batang, kulit kayu, dan buah. Distribusi tanin ini

hampir di seluruh spesies tanaman dan biasanya ditemukan pada gymnospermae dan

angiospermae (Tyler, et all, 1988).

Uji tanin bertujuan untuk menunjukkan adanya tanin dalam sampel yaitu meniran

herba. Hasil positif dari uji ini yaitu dengan terbentuknya endapan.

Prinsip uji tanin yaitu terbentuknya endapan antara protein atau gelatin dan tanin,

dimana reaksi menjadi lebih sensitive dengan penambahan NaCl untuk meningkatkan

“salting out” dari kompleks protein-tanin.

Fungsi NaCl 2% untuk meningkatkan penggaraman dari tanin-gelatin sehingga

reaksi ini lebih sensitif. Fungsi penambahan gelatin yaitu untuk memberikan endapan

Page 14: FF.docx

putih. Pemanasan selama 30 menit dalam penangas air mendidih untuk memisahkan

tanin dari simpleks yang akan diuji.

Adanya tanin akan mengendapkan protein pada gelatin, tannin akan bereaksi

dengan gelatin membentuk kopolimer yang tidak larut dalam air (Harborne, 1996).

Hasil pengamatan yang diperoleh praktikan menunjukkan hasil negative (-) dimana

tidak terbentuk endapan. Hal ini menunjukkan tidak terdapat kandungan tanin dalam

serbuk simpleks meniran. Hasil pengamatan yang praktikan peroleh tidak sesuai

dengan teori dimana seharusnya meniran mengandung tanin karena meniran termasuk

ke dalam golongan angiospermae.

Fungsi tanin yaitu sebagai adstringent dan memiliki kemampuan untuk menyamak

kulit dan memberikan rasa kelat.

7. Uji kardenolida

Tujuan dari uji ini adalah untuk menunjukkan adanya kardenolida dalam serbuk

simpleks meniran. Kardenolida berupa steroida dengan atom karbon 23 yang

mempunyai rantai samping cincin lakton pentasiklik dengan satu ikatan rangkap dan

satu buah gugus hidroksil pada C-14 (butirolakton,gamma-lakton). Pemanasan selama

30 menit di atas penangas air bertujuan untuk memisahkan senyawa kardenolida

dengan simpleks. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya warna biru-ungu yang

menunjukkan adanya kardenolida (glikosida jantung).

Dalam percobaan ini tidak dilakukan penegasan karena filtrat yang didapat kurang

dari 2 ml, dikarenakan sudah menguap pada saat pemanasan dan tidak tersaring

sempurna filtratnya.

Tujuan penambahan asam 3,5-dinitrobenzoat pada uji penegasan agar terjadi reaksi

antara lakton tidak jenuh pada kardenolin dengan pereaksi Kedde (3,5-

dinitrobenzoat).

Hasil yang praktikan peroleh diperoleh hasilnya negatif (-) dan terbentuk warna

coklat tua. Hal ini sudah sesuai dengan teori dimana meniran herba tidak memiliki

kandungan kardenolida.

Fungsi kardenolida dalam bidang kesehatan yaitu sebagai antioksidan.

8. Uji Saponin

Bertujuan untuk menunjukkan adanya saponin dalam serbuk simpleks. Saponin

merupakan golongan senyawa glikosida yang mempunyai struktur steroid dan

mempunyai sifat – sifat khas dapat membentuk larutan koloidal dalam air dan

Page 15: FF.docx

membuih bila dikocok. Tiap saponin terdiri dari sapogenin yang merupakan molekul

aglikon dan glikon dan dihubungkan oleh jembatan oksigen,jembatan nitrogen,

jembatan sulphur, maupun jembatan karbon. Pada uji ini dilakukan 2 percobaan yaitu

tabung reaksi yang terdapat sampel ditambah dengan air dan dikocok lalu didiamkan

selama 30 menit untuk melihat ada tidaknya buih bukan karena kocokkan yang kuat

dan dibiarkan dalam posisi tegak supaya mudah untuk diamati apabila terdapat buih.

Setelah 30 menit tidak terdapat banyak buih. Hasil yang didapatkan tidak adanya

kandungan saponin dalam sampel atau mendapatkan hasil yang negative (-). Filtrat uji

dimasukkan ke dalam pipa kapiler dan dilakukan yang sama sebagai pembanding

dengan air. Bila tinggi cairan yang diuji setengah atau kurang dari tinggi air suling,

maka adanya saponin diperhitungkan. Hasil yang didapatkan pada uji kedua ini adalah

negative (-). Secara teori, meniran memiliki kandungan saponin. Fungsi saponin

dalam bidang kesehatan sebagai antiseptic dan dapat bekerja sebagai antimikroba.

(Robbinson, 1995).

9. Minyak atsiri

Tujuan percobaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya minyak atsiri pada herba

meniran. Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan

tumbuhan.Serbuk simpleks ditambahkan eter, dikocok dan disaring. Penambahan eter

bertujuan untuk melarutkan minyak atsiri dan minyak atsiri yang terkandung dalam

simpleks ikut menguap bersama eter sehingga baunya tercium aromatic. Kemudian

ditambahkan etanol dimana sifat etanol mudah menguap sehingga apabila ada

kandungan minyak atsiri akan tercium baunya. Dan hal tersebut sesuai dengan prinsip

like dissolve like, minyak atsiri merupakan suatu senyawa yang non polar yang dapat

melarutkan pelarut organik non polar, begitu juga yang polar sehingga dapat

disimpulkan sejenis melarutkan yang sejenis.

Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan hasil positif yang tercium dari bau

aromatik. Ini menunjukkan meniran memiliki minyak atsiri sehingga sesuai dengan

teori yang ada.

Berdasarkan uji-uji kualitatif secara kimiawi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa meniran mengandung minyak atsiri. Hasil percobaan ini tidak sesuai teori,

karena berdasarkan teori, tanaman meniran mengandung

Page 16: FF.docx