fc ethanol
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 FC Ethanol
1/15
LAMPIRANLampiran 1. Flow chartpelaksanaan penelitian
Mulai
Penyusunan desain dan
rancangan Alat Destilasi
bioetanol
Observasi desain dan
rancangan Alat Destilasi
bioetanol pada literatur
Pemilihan bahan dan
pengukuran bahan sesuaidengan kebutuhan
Pemotongan bahan sesuai
rancangan
Perakitan bahan sesuai
dengan rancangan
Pengujian alat destilasi
Layak ?
Finishing alat destilasi
Pengamatan parameter
Pengambilan data
Selesai
Ya
Tidak
49
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
2/15
Lampiran 4. Perhitungan kapasitas efektif alat, efisiensi alat dan kadar alkohol
BahanBerat bahan
(kg)
Volume
beer(ml)
Volume
bioetanol (ml)
Kadar alkohol
(%)
Bahan I 7 33 600,00 40,00Bahan II 7 33 950,00 37,00
Bahan III 7 33 800,00 39,00
Rataan 7 33 783,33 38,67
Lama pemasakan (t) = 4 jam
Rentang suhu tetesan awal (T) = 87-95C
1. Kapasitas efektif alat
KA =
KA =jam
ml
4
33,783
KA =
2. Efisiensi alat
alat = %100input
output
alat = %1001162
33,783
alat = 67,4%
3.
Kadar Alkohol
Kadar alkohol ratarata = %1003
++ kadarIIIkadarIIkadarI
= ( )%3
393740 ++
Kadar alkohol rata-rata = 38,67%
5053
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
3/15
Lampiran 5. Analisis ekonomi
Pengukuran biaya produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya
yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
Biaya pokok = CBTTx
BT
+
dimana:
BT = total biaya tetap (Rp/tahun)
BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam)
x = total jam kerja per tahun (jam/tahun)
C = kapasitas alat (jam/satuan produksi)
I. Unsur Produksi
1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp. 1.900.000
2. Umur ekonomi (n) = 5 tahun
3. Nilai akhir alat (S) = Rp. 190.000
4. Jam kerja = 8 jam/hari
5. Produksi/hari = 1566,64 ml
6. Biaya operator = Rp. 40.000/hari
7. Biaya perbaikan = Rp. 8,6/jam
8. Bunga modal dan asuransi = Rp. 193.800/tahun
9. Biaya sewa gedung = Rp. 19.000/tahun
10. Pajak = Rp. 38.000/tahun
11. Jam kerja alat per tahun = Rp. 2.376 jam/tahun (asumsi 297 hari
efektif berdasarkan tahun 2010)
II. Perhitungan Biaya Produksi
a. Biaya Tetap (BT)
Biaya penyusutan
( )n
SPD
=
54
55
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
4/15
dimana:
D = biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = nilai awal (harga beli/pembuatan alsin) (Rp)
S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = umur ekonomi (tahun)
( )5
000.190000.900.1 =D
D= Rp. 342.000/tahun
Bunga modal dan asuransi
Bunga modal pada bulan Januari sebesar 15% dan asuransi sebesar 2%
Bunga modal dan asuransi
( )( )n
nPiI
2
1+=
=( )( )
52
15000.900.1%17
+
= Rp. 193.800/tahun
Biaya sewa gedung
= 1% . P
= 1% Rp. 1.900.000
= Rp. 19.000/tahun
Pajak
= 2% . P
= 2% Rp. 1.900.000
= Rp. 38.000/tahun
Total biaya tetap (BT)
= Rp. 342.000 + Rp. 193.800 + Rp. 19.000 + Rp. 38.000
56
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
5/15
= Rp. 592.800/tahun
b.
Biaya Tidak Tetap (BTT)
Biaya perbaikan alat (reparasi)
=( )x
SP%2,1
=( )
jam
RpRp
2376
000.190.000.900.1.%2,1
= jamRp /6,8.
Biaya operator
= Rp. 5000/jam
Total biaya tidak tetap
= Rp. 8,6 + Rp. 5000
= Rp. 5008,6/jam
c. Biaya Produksi Bioetanol
Biaya pokok
= CBTTx
BT
+
= literjamjamRptahunjam
tahunRp/1,5/6,5008.
/2376
/800.592.
+
= ( ) literjamjamRpjamRp /1,5/6,5008./5,249. +
= ( )literjamjamRp /1,5/1,5258.
= literRp /31,816.26.
57
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
6/15
Lampiran 6.Break even point
Analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan
tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat
membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri
(self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
( )VRF
N
=
Biaya tetap (F) = Rp. 592.800/tahun
Biaya tidak tetap (V) = Rp. 5008,6/jam (1 jam = 195,83 ml)
= Rp. 25,576/ml
Penerimaan dari tiap ml produksi:
=( ){ } ( )
KA
BTTBTBTTBT +++%15
=
( ){ } ( )
jamml
jamjamRpjamRpjamRp
/83,195
/6,5008/5,249./6,5008./5,249.%15 +++
=( ) ( )
jamml
jamRpjamRp
/83,195
/1,5258./1,5258.%15 +
=jamml
jamRp
/83,195
/815,6046.
= ml/877,30
Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan bioetanol
sebanyak:
)( VR
FN
=
( )mlRpmlRptahunRp
N/576,25./877,30.
/800.592.
=
58
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
7/15
ml
tahunN
/301,5
/800.592=
tahunmlN /96,827.111=
59
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
8/15
Lampiran 7.Net present value
NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode
analisis financial dengan kriteria investasi. Net present valueadalah kriteria yang
digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.
Perhiungan net present value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan
discount factor (pudjosumarto, 1998).
Secara singkat rumusnya:
0 COFCIF
dimana:
CIF = cash inflow
COF = cash outflow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan
(dalam %) bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan-perhitungan:
Penerimaan (CIF) = pendapatan (P/A, i, n) + Nilai akhir (P/F, i, n)
Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n)
Kriteria NPV yaitu
-
NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan
:
-
NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak
menguntungkan
-
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya
yang dikeluarkan.
Berdasarkan penerimaan nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
0 COFCIF
60
61
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
9/15
Investasi = Rp. 1.900.000
Pendapatan = Rp. 14.367.232,44/tahun
Nilai akhir = Rp. 190.000
Pembiayaan = Rp. 11.900.433,6/tahun
Suku bunga bank paling atraktif = 15%
Suku bunga coba-coba = 20%
Umur alat = 5 tahun
Pendapatan = ( )( ) ( ){ } jamBTTBTBTTBT +++%15 jaker tahunalat/
= tahunjamjamRp /2376/815,6046.
= tahunRp /44,232.367.14.
Pembiayaan = jamBTT jaker tahunalat/
= tahunjamjamRp /2376/6,5008.
= tahunRp /6,433.900.11.
Cash in Flow 15%
1.
Pendapatan = Pendapatan (P/A, 15%, 5)
= Rp. 14.367.232,44 3,352
= Rp. 48.158.963,14
2. Nilai akhir = Nilai akhir (P/F, 15%, 5)
= Rp. 190.000 0,4972
= Rp. 94.468
Jumlah CIF 15% = Rp. 48.158.963,14 + Rp. 94.468
= Rp. 48.253.431,14
Cash out Flow 15%
1.
Investasi = Rp. 1.900.000
62
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
10/15
2.
Pembiayaan = Pembiayaan (P/A, 15%, 5)
= Rp. 11.900.433,6 3,352
= Rp. 39.890.253,43
Jumlah COF 15% = Rp. 1.900.000 + Rp. 39.890.253,43
= Rp. 41.790.253,43
NPV 15% = CIF COF
= Rp. 48.253.431,14 Rp. 41.790.253,43
= Rp. 6.463.177,71
Cash in Flow 20%
1.
Pendapatan = Pendapatan (P/A, 20%, 5)
= Rp. 14.367.232,44 2,991
= Rp. 42.972.392,23
2. Nilai akhir = Nilai akhir (P/F, 20%, 5)
= Rp. 190.000 0,4019
= Rp. 76.361
Jumlah CIF 20% = Rp. 42.972.392,23 + Rp. 76.361
= Rp. 43.048.753,23
Cash out Flow 20%
1. Investasi = Rp. 1.900.000
2. Pembiayaan = Pembiayaan (P/A, 20%, 5)
= Rp. 11.900.433,6 2,991
= Rp. 35.594.196,9
Jumlah COF 20% = Rp. 1.900.000 + Rp. 35.594.196,9
63
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
11/15
= Rp. 37.494.196,9
NPV 20% = CIF COF
= Rp. 43.048.753,23 Rp. 37.494.196,9
= Rp. 5.554.556,33
Jadi besarnya NPV 15% adalah sebesar Rp. 6.463.177,71 dan NPV 20%
sebesar Rp. 5.554.556,33. Sehingga nilai NPV dari alat ini 0, maka usaha ini
dikatakan layak untuk dijalankan.
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
12/15
Lampiran 8.Internal rate of return
Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan
tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate,
dimana diperoleh B/C ratio= 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X
(positif) atau NPV = Y (positif) dan NPV = X (positif) dan NPV = Y (negatif),
dihitung harga IRR dengan menggunakan rumus berikut:
( )(positifpqXYXX
pIRR %%% ++= dan )negatif
dan
( )(positifpqXYX
XqIRR %%%
+= dan )positif
dimana:
p = suku bunga bank paling atraktif
q = suku bunga coba-coba (> dari p)
X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
(Purba, 1997).
Suku bunga bank paling aktraktif (p) = 15%
Suku bunga coba-coba (> dari p) (q) = 20%
( )%%% pqYX
XqIRR
+=
( )%15%2033,556.554.5.71,177.463.6.
71,177.463.6.%20
+=
RpRp
Rp
%56,55=
Lampiran 9. Spesifikasi alat destilasi bioetanol tipe sederhana
64
65
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
13/15
1.
Tabung pemasakan
Dimensi
Diameter : 37 cm
Tinggi : 34,5 cm
2. Tabung kondensor
Dimensi
Diameter tabung : 40 cm
Tinggi tabung : 49 cm
Diameter pipa : 5 mm
Panjang pipa : 5 m
Tebal plat : 1,2 mm
Kapasitas efektif : 195,84 ml/jam
Rendemen : 2,373%
Efisiensi alat : 67,4%
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
14/15
Lampiran 10. Prinsip kerja alat
Seperti diketahui sebelumnya, proses destilasi bioetanol berbahan baku ubi
kayu ini diawali dengan proses pengolahan ubi kayu menjadi beer, yang
kemudian beer tersebut dimasukkan dalam drum pemasakan, kemudian beer
dimasak dalam drum pemasakan dan dimasak dengan suhu 87-95C dengan lama
pemasakan 4 jam. Setelah di masak selama 3 jam, maka bioetanol yang
didestilasikan tersebut mulai menetes secara konstan. Setelah 4 jam maka kompor
dimatikan dan bioetanol yang tertampung tersebut di ukur kadarnya dengan
menggunakan alkohol meter (hydrometeralkohol).
66
Universitas Sumatera Utara
-
7/25/2019 FC Ethanol
15/15
Lampiran 11. Biaya produksi bioetanol dari ubi kayu untuk 1 kali pendestilasian
- Ubi kayu 1 Kg = Rp. 1.000
Bahan ubi kayu yang diperlukan untuk 1 kali pendestilasian adalah 10 Kg.
Sehingga ubi kayu 10 Kg = Rp. 10.000
- Upah parut ubi kayu = Rp. 2.000
Ubi kayu yang telah diparut = 7 Kg
- Ragi = 50 gram = Rp. 5.000
-
Enzym alpha amilase= 60 ml = Rp. 114.000 (Rp. 1.900.000/L)
-
Enzym gluko amilase = 80 ml = Rp. 160.000 (Rp. 2.000.000/L)
-
Air untuk campuran ubi kayu parut = 28 L = Rp. 277 (Rp. 9,89/L)
-
Air untuk kondensor = 56,6 L = Rp. 559
- Gas untuk masak 4 jam = 0,6 Kg = Rp. 2.800
Sehingga biaya produksi total = Rp. 294.636
Biaya operasi = = Rp. 42.090,86/Kg
67