farmakokinetik non linier - farmasi.fkunissula.ac.id · usus dan hati • metoklopramida,...

25
Farmakokinetik non linier Farrah bintang sabiti M.Farm.,Apt

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Farmakokinetik non linier

    Farrah bintang sabiti M.Farm.,Apt

  • Sumber Referensi

    Shargel, L and Yu, ABC, 2005, Applied

    Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 5th

    Appleton & Lane, Connecticut

    Hakim L, 2016,Farmakokinetika,Ed.2.

    Yogyakarta

  • Tujuan

    • 1. Mahasiswa mampu membedakan dan menentukan

    dosis linier dan non linier

    • 2. mampu mengenali fenomena dan menggunakan

    rumus farmakokinetika nonlinier untuk penetapan

    dan penyesuaian dosis setelah pemberian obat secara

    intravena dan extravaskular

    • 3. Mampu mengenali obat obat farmakokinetik non

    linier

  • Introduction

    • Model farmakokinetika non linier ,

    ---perubahan parameter farmakokinetik dapat terjadi akibat

    perubahan enzimatis pada proses adsorpsi, distribusi, atau

    eliminasi obat, yang menyebabkan terbentuknya sistem jenuh

    (penjenuhan)

    ---umumnya farmakokinetik nonliner terjadi pada peningkatan

    dosis, atau pemakaian secara kronis

    • Model farmakokinetka linier,

    ---parameter farmakokinetik tidak berubah dengan peningkatan

    dosis atau pada pemberian berulang

  • Faktor penyebab farmakokinetk

    non linier

    a. Proses penjenuhan:

    --Transportrans membran terpasilitasi

    --Reaksi enzimatis/metabolisme berkapasitas terbatas

    (konjugasi glisin dari salisilat, kunjugasi sulfat dari

    salisilamid,

    b. Perubahan patologik dalam proses: absorpsi,

    distribusi dan eliminasi

  • Contoh obat yang menyebabkan

    farmakokinetik non linier a. Absorbsi

    • Riboflavin: kejenuhan transpor dalam dinding usus

    • Griseofulvin: obat secara komperatif tidak larut

    • Propanolol, Salisilamida: Kejenuhan “first pass” metabolisme pada dinding

    usus dan hati

    • Metoklopramida, Klorokuina: Efek farmakologik pada motilitas saluran

    cerna

    • Golongan pensilin: Kejenuhan peruraian dalam lambung atau sal. Cerna

    b. Distribusi

    • Fenilbutazon, Salisilat: kejenuhan ikatan protein plasma / jaringan

    • Metotreksat: Kejenuhan transport masuk dan keluar jaringan

  • Cont...... c. Eliminas Ginjal

    • Penisilin G: Sekresi aktif zAsam askorbat: Reasorpsi aktif

    • Asam salisilat: Perubahan pH urine, kejenuhan ikatan protein plasma

    • Aminoglikosida: Efek nefrotoksik pada dosis yang lebih tinggi

    • Teofilina, Alkohol: Efek deuretik

    d. Eliminasi selain Ginjal

    • Fenitoin, Teofilina; Asam salisilat; Alkohol: Metabolisme kapasitas

    terbatas; penjenuhan enzim atau keterbatasan ko-faktor, kejenuhan ekskresi

    bilier

    • Karbamazepin: Induksi enzim

    • Asetamonifen: Hepatotoksik pada dosis lebih tinggi

    • Fenilbutazon: Kejenuhan ikatan protein

    • Profanolol: Perubahan aliran darah hepatik

    • Diazepam: Penghabatan metabolit

  • Parameter parameter 1. Waktu paro eliminasi (T½ eliminasi)

    --waktu paro akan meningkat dg kejenuhan suatu enzim, tapi

    pada eliminasi waktu paru akan berkurang krn terjadi

    induksi oleh enzim biotransformasi

    2. AUC

    -- AUC dibawah tdk proporsionl dg peningktn dosis

    3. Klirens (CL)

    4. Kadar oba puncak dalam darah (C maxs)

    5. Kadar obat dalam darah pada keadaan tunak ( Css)

  • • Pada dosis obat yang rendah

    (kurva B), perubahan

    konsentrasi dalam tubuh

    mengikuti model

    farmakokinetika linier,

    namun jika

    • Dosis ditingkatkan pada

    sampai sekian kali lipat

    perubahan tidak lagi

    mengikuti model

    farmakokinetika linier

    (kurva c) → melainkan

    menjadi nonlinier (kurva A).

  • Konsep kinetik saturasi

    • Proses transpor atau eliminasi obat mengalami saturasi dapat

    diterangkan, mell.persamaan Michaelis-Menten :

    • dC/ dt : kecepatan eliminasi

    • C : Kadar obat dalam darah

    • Vmaks : Kecepatan eliminasi maksimum

    • Km : Kapasitas sistem enzim metabolisme nilai sama dengan

    kadar/ jml obat di dlm tubuh pada 0,5x Vmaks

  • Soal OBS C (M/mL) V (M/ml per menit)

    1 1 0.500

    2 6 1.636

    3 11 2.062

    4 16 2.285

    5 21 2. 423

    6 26 2. 516

    7 31 2. 583

    8 36 2.504

    9 41 2.673

    10 46 2.705

    • V = VmCp 1 = Km 1 + 1

    Km +Cp V Vm C Vm

  • • Pada percobaan uji penentuan laju reaksi

    dilakukan pada berbagai rentang

    konsentrasi obat pada soal diatas.

  • Line weaver–Burke plot

    Kerugian: titik titik terlalu menumpuk

    • y-intercept =1/V max

    the slope = K M/V max.

  • Plot C/v versus C

    • Didapat garis lurus

    • slope = 1/Vmax

    • Intercept =K M/Vmax

  • Plot v Vs v/C

    • Slope : –K M

    • Intercept : –K M

  • Penetapan Km dan Vmaks

    • Nilai Km dan Vmaks pada pasien diperlukan sebelum

    menentukan regimen dosis pada pasien,

    • Nilai Km dan Vmaks dipengaruhi oleh usia, patologik pasien,

    adanya senyawa yang mengganggu transpor / eliminasi.

    • R = V maks.Css

    Km+ Css

    • R = dosis maintenance (dosing rate)

    • Vmaks dan Km = Parameter non linieritas

    • Css = kadar obat pada keadaan tunak

  • Metode langsung

    • Digunakan jika ada 2 dosis

    • Kombinasi 2 persamaan

  • Keterangan

    • C 1 = konsentrasi plasma saat steady

    state setelah dosis 1,

    • C 2 = konsentrasi plasma saat steady

    state setelah dosis 2,

    • R1 = laju dosis pertama,

    • R 2 = laju dosis kedua.

  • Konsentrasi steady state plasma

    obat

    • Saat steady state

    • Laju metabolisme obat (v) = laju obat yg diberikan

    R (dose/hari)

  • Karena dianggap linier, maka

    Jika Km dan dosis yang diberikan diketahui, Css dapat

    ditentukan dg persamaan :

  • Contoh

    • Seorang pasien diberikan phenitoin dosis per

    hari 300 mg da 400 mg selama beberapa hari

    sampai tercapai dalam keadaan tunak. Kadar

    tunak diperoleh berturut turut 9 dan 16 mg/L

    • 1. tentukan nilai R dan Css

    • 2. Buatlah plot antara R dan Css pada kertas

    grafik normal dan tentukan nilai intership dan

    slope.

  • contoh

    • Konsentrasi fenitoin saat steady state, pada pemberian 300 mg obat setiap hari selama 30 hari adalah 7.9 mg/L. Ketika dosis ditingkatkan menjadi 450 mg/hari, Css didapatkan setelah 35 hari yaitu 30 mg/L. tentukan Vmaks dan KM dari fenitoin pada pasien. Bioavaibilitas oral fenitoin dianggap 1.???

    1. Tentukan nilai R/Css dari setiap dosis

    2. Kemudian plotkan nilai R berbanding dgn nilai R/Css, lalu tentukan nilai intersep dan nilai slope

    3. Dari kasus di atas, berapa dosis rate yg diberikan jika diketahui konsentrasi saat steady state 15 mg/L. ?

    4. Jika nilai dosis rate diketahui, maka nilai Css dapat ditentukan, mis: diketahui dosis rate yaitu 400 mg/hari

  • Selamat belajar, Sukses nak......