farmakognosi

26
MAKALAH FARMAKOGNOSI PRAKTEK "MINYAK ATSIRI DAUN SEREH (CYMBOPOGON FOLIUM)" DISUSUN OLEH : NAMA : NUR ALFI AZIZAH KELAS : F V B NIM : 11080047 POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

Upload: ray21cava

Post on 30-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: farmakognosi

MAKALAH FARMAKOGNOSI

PRAKTEK

"MINYAK ATSIRI DAUN SEREH (CYMBOPOGON FOLIUM)"

DISUSUN OLEH :

NAMA : NUR ALFI AZIZAH

KELAS : F V B

NIM : 11080047

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

Jln.Dewi Sartika No.71-Tegal

2013-1014

Page 2: farmakognosi

MAKALAH FARMAKOGNOSI

PRAKTEK

"MINYAK ATSIRI DAUN SEREH (CYMBOPOGON FOLIUM)"

DISUSUN OLEH :

NAMA : SUSRIYANTIN

KELAS : F V B

NIM : 11080090

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

Jln.Dewi Sartika No.71-Tegal

2013-1014

Page 3: farmakognosi

"MINYAK ATSIRI DAUN SEREH (CYMBOPOGON FOLIUM)"

?Lemon grass

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Cymbopogon

Spesies: C. citratus

Nama binomial

Cymbopogon citratus

(DC.) Stapf,[1] 1906

Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan

sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan.

Minyak serai adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian

atas tumbuhan tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen)

nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya. Kandungan serai antara lain

adalah sitronela, yang tidak disukai oleh nyamuk. Maka dari itu, serai dapat dibuat

menjadi obat nyamuk dan serangga lainnya.[2]

A. PENGERTIAN MINYAK ATSIRI

Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil), Minyak

Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati

Page 4: farmakognosi

yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga

memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian

atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan Minyak

Atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Para ahli biologi menganggap, Minyak Atsiri merupakan metabolit sekunder yang

biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama)

ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam

mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-

bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari

beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai Minyak Atsiri.

Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu: (1) pengempaan

(pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan

(distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk

mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di

dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak

atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel

penyulingan.

B. CIRI-CIRI

Minyak Atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,

susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung)

sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa

penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang

berbeda.

Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai

senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma

tertentu. Sebagian besar Minyak Atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik

terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.

C. JENIS MINYAK ATSIRI

Minyak Atsiri biasanya dinamakan menurut sumber utamanya.

Page 5: farmakognosi

Minyak adas (fennel/foeniculi oil)

Minyak cendana sandalwood oil)

Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil)

Minyak kayu putih (cajuput oil)

Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil)

Minyak lawang

Minyak mawar

Minyak nilam

Minyak serai/sereh

Minyak kulit manis

Minyak kulit jeruk purut

Minyak jahe

D. PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI

Metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain :

1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

2 Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti

jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air panas,

dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta

efektifitas produksi. Berikut masing-masing metode penyulingan diatas :

1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku,

baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling

yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan

dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran

uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah.

Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah

minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling

minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar,

Page 6: farmakognosi

melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi.

Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless

steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.

2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara

ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak

bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.

Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena

cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi.

Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar

dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan

kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek

komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena

terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi

minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih

baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation).

Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan

panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan. Jika Anda membutuhkan

alat suling (destilator) berbagai type dan kapasitas sesuai keinginan, bisa pesan

disini.

3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api

namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak.

Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler,

kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan

baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat

yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat

jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang

membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman,

misalnya gaharu, cendana, dll.

Page 7: farmakognosi

PEMBAHASAN

A. TANAMAN SEREH WANGI

Tanaman sereh termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut Andropogon

nardusatau Cymbogob nardus. Genus Cympogon meliputi hamper 80 species, tetapi

hanya beberapa jenis yang menghasilkan minya astiri yang mempunyai arti ekonomi

dalam perdagangan. Diantara species yang terpenting adalah Cympogon nardus atau

lemabatu dari Ceylon dan Cympogon winterianus atau mahapengiri dari Jawa, yang

masing-masing sumber minyak sereh wangi di Ceylon dan Jawa. Klasifikasi botani dari

tanaman sereh wangi sebaia berikut:

Divisio : Anthophyta

Phylum : Angiospermae

Kias : Monocotyledonae

Famili : Graminae

Genus : Cymbopogon

Species : Cympogon nardus

Tanaman sereh wangi yang diusahakan di Indonesia terdiri dari 2 jenis yaitu

lemabatu dan mahpengiri. Jenis maha pengiri mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

daunnya lebih luas dan pendek, disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar

sitronellal dan geraniol yang tinggi. Sedangkan jenis lemabatu menghasilkan dengan

kadar sitronellal dan genariol yang lebih rendah. Di Indonesia tanaman sereh terutama

banyak tumbuh di daerah Tasikmalaya, Bandung, Palembang, Padang, Ujungpandang dan

Solo. Jenis mahapengiri banyak ditanam di Formosi Malaya, Birma, Suriname dan

Kamerun, Amerika Tengah, Guatemala, Henduras dan Pulau Haiti.

Sereh wangi diduga berasal dari Srilangka. Nama latinnya adalah Cymbopogon

nardus L., termasuk dalam suku Poaceae (rumput-rumputan). Varietas sereh wangi yang

paling dikenal adalah varitas Mahapegiri (java citronella oil) dan varitas Lenabatu (cylon

citronella oil). Varitas Mahapegiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak yang

lebih baik dbandingkan varitas Lenabatu.

Daerah penanaman dan produksi minyak sereh wangi di Indonesia dengan luas

areal pada tahun 2007 sebesar 19.592,25 ha (Tabel), terbesar di daerah Jawa, khususnya

Jabar dan Jateng dengan pangsa pasar dan produksi mencapai 95% dari total produksi

Page 8: farmakognosi

Indonesia. Area lainya adalah NAD dan Sumatera Barat. Daerah sentra produksi di Jawa

Barat adalah: Purwakarta, Subang, Pandeglang, Bandung, Ciamis, Kuningan, Garut, dan

Tasikmalaya. Sedangkan di Jateng adalah Cilacap, Purbalingga dan Pemalang (Data Sbdit

Tanaman Atsiri, Dittansim, 2008).

Komponen terpenting dalam minyak sereh wangi adalah sitronellal dan geraniol.

Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak

atsiri, sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat diterima. Minyak ini

digunakan dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun, sprays, desinfektans,

pestisida nabati, bahan pengilap, peningkat oktan BBM dan aneka ragam preparasi teknis.

Perkiraan pemakaian dunia pada tahun 2007 lebih dari 2000 ton / tahun. Indonesia

adalah produsen ketiga dunia setelah Cnia dan Vietnam. Beberapa negara yang selalu

aktif membeli sereh wangi Indonesia antara lain adalah Singapura, Jepang, AS, Australia,

Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, India, dan Taiwan. Dengan pembeli utama

adalah AS, Perancis, Italia, Singapura dan Taiwan. Volume ekspor minyak sereh wangi

relatif kecil, yakni sebesar 115,67 ton dengan nilai US$ 701,0 pada tahun 2004.

B. PENGEMBANGAN TANAMAN SEREH

Kultur teknis tanaman sereh tidak banyak memerlukan persyaratan. Jenis

lemabatu dapat ditanam di tanah yang tandus atau kurang subur. Lain halnya dengan jenis

mahapengiri yang memerlukan perawatan yang baik dan tanah yang lebih subur Sereh

jenis lembatu biasanya tumbuh lebih tegak sedangkan mahapengiri tumbuh dengan daun

merumbai kebawah. Pertumbuhan serah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:

kesuburan tanah, ketinggian tanah dan iklim. Tanah subur di lereng-lereng gunung

(daerah pegunungan) dengan curah hujan turun secara teratur merupakan tanah yang

paling sesuai untuk tanaman sereh. Tanaman sereh dapet berfungsi untuk mencegah erosi

tanah yang disebabkan oleh air hujan.

Tanah yang liat dan selalu tegenang air merupakan tanah yang tidak sesuai untuk

tanaman sereh. Oleh karena itu tanah yang akan ditanami sereh wangi harus dibersihkan

dari tanah liat, alang-alang, rumput teki dan rumput lain yang sejenis. Tanaman sereh juga

dapat ditanam di antara tanaman lain seperti nanas dan papaya.

Sereh dapat ditanam dengan cara stek, yang bibitnya dipilih dari rumput sereh yang sudah

Page 9: farmakognosi

tua. Stek tersebut kemudian ditanam yang dalam lubang yang berbentuk segitiga dan satu

sama lain berjarak 10 cm; sedangkan jarak antara kelompok yang satu dengan yang lain

kurang lebih satu meter. Bibit sereh wangi dapat juga berasal dari sobekan rumput yang

masih mengandung akar. Bibit yang digunakan sebaiknya masih muda dan kemudian

ditanam di atas tanah dengan kedalaman kurang lebih 20 cm. Bagian bawah ditimbun

kurang labih 10 cm sedang sisa di atas tanah kurang labih 6 cm. Bibit ditanam dengan

jarak 90 x 90 cm di tempat yang tanahnya subur, atau dengan jarak 75 x 75 cm di tanah

yang kurang subur.

Penanaman sereh harus dilakukan pada permulaan musim hujan yaitu sekitar bulan

Desember – Januari. Tanah untuk perkebunan sereh harus bersih dan bebas dari rumput-

rumput liar karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman sereh dan kesuburan tanah

itu sendiri. Disamping itu rumpun sereh wangi dapat diserang oleh jamur atau cendawan

parasit. Cendawan ini dapat memasuki jaringan pelepah tanaman sereh yang akhirnya

data mempengaruhi bagian daun yang dapat menghasilkan minyak.

C. MINYAK SEREH WANGI

Minyak sereh diperoleh dari hasil penyulingan batang atau akar tumbuhan sereh.

Minyak sereh merupakan sumber geraniol dan sitronellal. Mutu minyak sereh ditentukan

oleh kandungan kedua komponen tersebut terutama sitronellal. Sitronellal termasuk

golongan alkanal. Sehingga dapat ditetapkan dengan Metode Asidimetri, dimana

sitronellal direaksikan dengan hidroksilamin-HCl akan membebaskan HCl, lalu HCl

direaksikan dengan KOH-alkohol berlebih, maka kelebihan KOH-alkohol akan dititar

oleh HCl. Dengan dilakukan blanko, maka kadar sitronellal dapat diketahui.

Di Indonesia secara umum tanaman sereh dapat digolongkan menjadi dua

golongan yaitu: sereh Lemon atau sereh bumbu (Cymbopogon citratus) dan sereh Wangi

atau sereh sitronella (Cymbopogon nardus). Umumnya kita tidak membedakan nama

sereh wangi dan sereh Lemon, meskipun kedua jenis ini mudah dibedakan. Sereh Wangi

di Indonesia ada 2 jenis yaitu jenis mahapengiri dan jenis lenabatu. Maha pengiri dapat

dikenal dari bentuk daunnya lebih pendek dan lebih luas daripada daun lenabatu. Dengan

destilasi jenis ini memberikan hasil minyak yang lebih tinggi dari pada lenabatu, juga

kwalitasnya lebih baik, artinya kandungan geraniol dan sitronellelal lebih tinggi dari pada

Page 10: farmakognosi

lenabatu. Demikian pula, mahapengiri memerlukan tanah yang lebih subur, hujan yang

lebih banyak, pemeliharaan yang lebih baik dari pada lenabatu.

Catatan pertama di Eropa mengenai minyak sereh ditulis oleh Nicolaus Grimm,

yaitu seorang tabib tentara yang belajar obat-obatan di Colombo pada akhir abad 17.

Grimm menamakan rumput yang menghasilkan minyak tersebut Arundo Indica Odorata.

Pengiriman dari “Olium Siree” yang pertama sampai di Eropa adalah pada awal abad 18,

pada waktu itu minyak tersebut kelihatannya hanya sedikit diekspor. Pada tahun 1851 dan

1855 sedikit contoh minyak sereh diperlihatkan di "World Fairs" yang diadakan di

London dan paris. Kemudian minyak ini semakin dikenal Eropa, dan kegunaannya

semakin berkembang yaitu untuk wangi-wangian sabun dan sebagai bahan dasar dalam

industri wangi-wangian. Sejak tahun 1870 permintaan untuk minyak sereh naik, dan

sejumlah besar dihasilkan di Ceylon. Sampai tahun 1890 Ceylon tetap merupakan

penghasil yang terbesar di dunia, meskipun Jawa sudah mulai menghasilkan minyak

sereh dengan kwalitas yang lebih baik. Sekarang hasil minyak tipe Jawa telah jauh

melampaui tipe Ceylon. Walaupun demikian minyak Ceylon masih dapat melawan

persaingan dunia, karena harganya lebih murah

Produksi minyak sereh wangi Indonesia pada tahun tujuh puluhan pernah kesohor

dengan julukan "Jawa Citronella", namun beberapa terakhir ini terus menunjukkan

penurunan, tahun 1983 volume ekspor sitronella masih jauh, yaitu sekitar 328.567 kg,

lalu tahun naik sedikit menjadi 418.615 kg dan tahun 1987 menjadi 307.280 kg dengan

nilai 2 juta dolar AS. (anonimas, 1988).

D. KEISTIMEWAAN MINYAK SERAI WANGI

Diyakininya, produksi minyak serai wangi dapat menambah pendapatan

masyarakat yang memang banyak bekerja disektor pertanian. Dengan harga jual Rp 100

ribu perkg dan produksi yang dihasilkan perbulannya sekitar 15 ton dari semua lahan

yang dikembangkan petani, maka dapat menjadi peluang besar tidak hanya bagi

masyarakat tapi investor yang memang membutuhkan minyak serai wangi.

Pokok serai wangi yakni merupakan rumput saka yang tinggi dan berbau wangi. Serai

wangi ialah sejenis tanaman rumput yang tinggi dan mempunyai rimbunan daun yang

lebat, berwarna hijau muda, kasar dengan urat yang selari dan mempunyai aroma yang

Page 11: farmakognosi

lebih kuat jika dibandingkan dengan serai makan. Serai wangi jarang berbunga dan hanya

berbunga bila sudah cukup matang yaitu pada peringkat umur melebihi 8 bulan.

Khasiat dan Kegunaan serai wangi biasanya untuk pengobatan tradisional

perawatan selepas bersalin dan pening kepala. Namun banyak juga digunakan untuk

minyak urut untuk mengatasi masalah kebas, dan perut kembung. Serai wangi

menghasilkan minyak pati yang dikenali sebagai `citronella oil". Minyak sitronela

mengandung dua bahan kimia penting sitronelal dan geraniol untuk bahan dasar

pembuatan ester-ester seperti hidroksi sitronelal, genaniol asetat dan mentol sintetik yang

mempunyai sifat lebih stabil dan banyak di gunakan dalam industry wangi-wangian.

Saat ini banyak pengusaha yang mencari minyak serai wangi ini karena memang

memiliki banyak manfaat dan pemasarannya juga telah berkembang. Serai wangi ini

merupakan produk penting untuk menghasilkan bahan untuk membuat kosmetik dan

mempunyai nilai perobatan," kata Husin.

E. KOMPOSISI KIMIA MINYAK SEREH WANGI

Kandungan kimia

Daun : Daun sereh dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang

terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), α-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, β-

felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-

ol, α-terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten,

metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat,

geranil asetat, β-elemen, β-kariofilen, β-bergamoten, trans-metilisoeugenol, β-

kadinen, elemol, kariofilen oksida.1,2,15)

Pada penelitian lain pada daun ditemukan minyak atsiri 1% dengan komponen

utama (+) sitronelol, geranial (lebih kurang 35% dan 20%), disamping itu terdapat pula

geranil butirat, sitral, limonen, eugenol, dan metileugenol.17)

Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh terdiri dari sepasang enansiomer

(R)-sitronelal dan (S)-sitronelal.

Pada jenis Cymbopogon yang lain (Cymbopogon giganteus chiovenda)

mengandung minyak atsiri yang terdiri dari limonen, p-mentha-1,5, 8-trien; 1,2-

limonenoksida; p-mentha-2, 8-dien-1-ol; Dekan-2, 4-dien-1-ol; p-metilasetofenon; trans-

Page 12: farmakognosi

p-menta-1(7), 8-dien-2-ol; Decan-2, 4-dienal; isopiperitenol; cis-p.menta-1 (7), 8-dien-2-

ol; cis carveol; carvone; isopiperitenon; cuminil alkohol; perililaldehid; perilil alkohol.

Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun komponen

yang terpenting adalah sitronellal dan garaniol. Kedua komponen tersebut menentukan

intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak sereh wangi. Kadar komponen kimia

penyusun utama minyak sereh wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor.

Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi. Komposisi minyak

sereh wangi ada yang terdiri dari beberapa komponen, ada yang mempunyai 30 - 40

komponen, yang isinya antara, lain alkohol, hidrokarbon, ester, alaehid, keton, oxida,

lactone, terpene dan sebagainya., Menurut Guenther (1950), komponen utama penyusun

minyak sereh wangi adalah sebagai berikut,

1. Geraniol ( C10H180 )

Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul isoprene dan 1 molekul

air, dengan rumus bangun adalah sebagai berikut :

CH3 - C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - CH2 - OH

CH3 CH3

2. Sitronellol ( C10H200 )

Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:

CH3 - C = CH - CH2 --- CH2 - CH - CH2 - CH2 – OH

CH3 CH3

3. Sitronellal (C10H16O)

Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:

CH3 C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - C – H

CH3 CH3

Tabel-1. Susunan Kimia Minyak Sereh Wangi Yang Ditanam Di Taiwan

Senyawa Penyusunan Kadar (%)

Page 13: farmakognosi

Sitronellal

Geraniol

Sitronellol

Geraniol Asetat

Sitronellil Asetat

L – Limonene

Elemol & Seskwiterpene lain

Elemene & Cadinene

32 – 45

12 – 18

12 – 15

3 – 8

2 – 4

2 – 5

2 – 5

2 – 5

F. PROSES PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI

Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan

persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam

pelarut organik dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri

dapat diekstrak dengan 4 macam cara, yaitu: Penyulingan (Destilation), Pressing (Eks-

pression), Ekstraksi dengan pelarut (Solvent ekstraksion) dan Absorbsi oleh menguap

lemak padat (Enfleurage). Cara yang tepat untuk pengambilan minyak dari daun sereh

adalah dengan cara penyulingan (Destilation).

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan

dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini

dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air minyak sereh wangi. Jumlah

minyak yang menguap bersama-sama uap air ditentukan oleh 3 faktor, yaitu: besarnya

tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari masing-masing komponen dalam minyak

dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan.

Semakin cepat aliran uap air dalam ketel suling, maka jumlah minyak yang dihasilkan per

kg kondensat uap semakin rendah, sebaliknya semakin lambat gerakan uap dalam ketel

maka waktu penyulingan lebih lama dan rendemen minyak per jam rendah.

Sebagai bahan bakar penyulingan, para yuling biasanya menggunakan kayu bakar,

namun untuk mengurangi biaya produksi para penyuling lebih penuh kebanyakan

menggunakan ampas hasil sulingan. Proses ekstraksi minyak pada permulaan

penyulingan berlangsung cepat, dan secara bertahap semakin lambat sampai kita-kita 2/3

minyak telah tersuling. Rendemen minyak yang dihasilkan dari daun sereh tergantung

Page 14: farmakognosi

dari bermacam-macam faktor antara lain: iklim, kesuburan tanah, umur tanaman dan cara

penyulingan. Rendemen dipengaruhi oleh musim rata 0,7 % dan musim hujan 0,5 %.

Menurut De Jong rendemen minyak dari daun segar sekitar 0,5 - 1,2%, dan rendemen

minyak di musim kemarau lebih tinggi dari pada di musim hujan. Daun sereh jenis

lenabatu menghasilkan rendemen minyak 0,5 %.

Berdasarkan pengamatan, tidak semua petani pengolah dapat menghasilkan

minyak sereh wangi bermutu tinggi, karena daun sereh wangi yang disuling sering

bercampur dengan rumput-rumputan atau karena daun yang dipanen terlalu muda atau

terlalu tua. Untuk menghasilkan rendemen minyak yang maksimum, biasanya para

penyuling skala rakyat mengeringkan daun di bawah sinar matahari selama : 3 - 4 jam

dan lama penyulingan diatur sedemikian rupa, sehingga komponen minyak seluruhnya

terekstraksi dan berkwalitas baik. Tetapi cara ini akan menghasilkan mutu minyak sereh

wangi yang rendah.

Penyulingan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan dengan

menggunakan uap air yaitu dengan dua cara,

1. Secara langsung

2. Secara tidak langsung.

Pada penyulingan secara langsung, bahan atau daun sereh wangi yang akan

diambil minyaknya dimasak dengan air, dengan demikian penguapan air dan minyak

berlangsung bersamaan. Kendati penyulingan langsung seolah-olah memudahkan

penanganan tetapi ternyata mengakibatkan kehilangan hasil dan penurunan mutu.

Penyulingan langsung dapat mengakibatkan teroksidasi dan terhidrolisis, selain

itu menyebabkan timbulnya hasil sampingan yang tidak dikehendaki.Pada penyulingan

secara tidak langsung, yaitu dengan cara memisahkan penguapan air dengan penguapan

minyak. Bahan tumbuhan diletakkan ditempat tersendiri yang dialiri uap air, atau secara

lebih sederhana bahan tumbuhan diletakkan di atas air mendidih.

Pada awal penyulingan, akan tersuling sejumlah besar geraniol dan sitronellal,

sedangkan pada penyulingan lebih lanjut, total geraniol dan sitronellal yang dihasilkan

semakin berkurang. Berdasarkan pengalaman pada penyulingan 4,5 jam akan

menghasilkan minyak sereh wangi dengan kadar geraniol maksimum 85 persen dan

sixronellal 35 persen. Dengan demikian penyulingan diatas 4,5 jam (5- 6) jam tidak akan

Page 15: farmakognosi

menambah kadar kedua zat tersebut. Lama penyulingan tergantung dari tekanan uap yang

dipergunakan dan faktor kondisi terutama kadar air daun sereh. Pada prinsipnya, tekanan

yang dipergunakan tidak boleh terlalu tinggi, karena pada tekanan yang terlalu tinggi

minyak akan terdekomposisi, terutama pada waktu penyulingan yang terlalu lama. Suatu

hal yang penting dalam penyulingan minyak sereh adalah agar suhu dan tekanan tetap

seragam dan tidak menurun secara tiba-tiba selama proses berlangsung.

G. SYARAT MUTU MINYAK SEREH WANGI

Penyebab bau utama yang menyenangkan pada minyak sereh wangi adalah

sitromellal, yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan parfum, oleh kerena itu

minyak sereh dengan kadar sitronellal yang tinggi akan lebih digemari. Jenis minyak

yang demikian akan diperoleh dari fraksi pertama penyulingan. Khususnya di Indonesia,

minyak sereh wangi yang diperdagangkan diperoleh dengan cara penyulingan daun

tanaman Cymbopogon nardus. Minyak sereh wangi Indonesia digolongkan dalam satu

jenis mutu utama dengan nama “Java Citronella Oil".

Standar mutu minyak sereh wangi untuk kwalitas ekspor dapat dianalisa menurut

kriteria fisik yaitu berdasarkan: warna, bobot jenis, indeks bias, ataupun secara kimia,

berdasarkan: total geranial, total sitronellal.

Tabel-3.

Page 16: farmakognosi

Standar Mutu Minyak Sereh Wangi Indonesia Berdasarkan

Sifat Fisika dan Sifat Kimia

Karakteristik Syarat

Warna

Bobot jenis, 25° C

Indeks bias, 25° C

Total geraniol, min

Total sitronellal, min

Zat – zat asing :

• Alkohol

• Minyak pelikan

• Lemak

Kuning pucat sampai kecoklatan

0,850 - 0,892

1,454 - 1,473

85%

35%

-

-

-

Minyak sereh wangi tidak memenuhi syarat ekspor apabila kadar geraniol dan

rendah atau mengandung bahan aging. Kadar geraniol dan sitronellal yang rendah

biasanya disebabkan oleh jenis tanaman sereh yang kurang baik, di samping

pemeliharaan tanaman yang kurang baik serta umur tanaman yang terlalu tua. Bahan-

bahan daging yang terdapat dalam minyak sereh wangi berupa lemak, alkohol dan

minyak tanah sering digunakan sebagai bahan pencampur. Bahan ini terdapat dalam

minyak sereh mungkin karena berasal dari bahan kemasan yang sebelumnya mengandung

zat tersebut di atas.

Kwalitas minyak berdasarkan kandungan geraniol dan sitronellal dapat

digolongkan menjadi 3 golongan seperti pada tabel-4.

Tabel - 4.

Page 17: farmakognosi

Standar Mutu Minyak Sereh Wangi

Berdasarkan Kadar Geraniol Den Sitronellal

Kwalitas Geraniol (%)* Sitronellal (%)**

A

B

C

Tidak boleh 85

80 – 85

85

Tidak boleh 35

-

-

Penyediaan bahan penelitian

Tanaman sereh wangi yang telah berumur kurang lebih enam bulan dipanen. pemanenan

dilakukan dengan memotong helai daun tiga sentimeter di etas pelepah daun, kemudian

dikering anginkan atau dilayukan selama 3 hari 3 malam.

Penyulingan

Daun sereh wangi yang telah dilaukan kemudian dirajang untuk mengurangi sifat

kamba, daun sereh yang telah dirajang dimasukkan ke dalam alat penyuling sebanyak 300

gram, kemudian di isi air sebanyak 2.250 ml. Alat penyuling dihubungkan dengan

kondensor yang dilengkapi dengan sirkulasi air, hidupkan air pet dan disuling sesuai

perlakuan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: farmakognosi

Fatimah I, Rubiyanto D, dan Huda T. 2008. Peranan katalis TIO2/SIO2-montmorillonit pada reaksi konversi sitronelal menjadi isopulegol. Reaktor12:83-89.

Firdaus I. 2009. Analisis total minyak atsiri [terhubung berkala]. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/teknologi_tepat_guna/analisis-total-minyak-atsiri/ [10 Oktober 2011].

Guenther E. 1954. Minyak Atsiri. Jakarta: UI Press.

Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Sastrohamidjojo H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.