fam

27
ANESTESIA UMUM PADA OPERASI KISTA MAMAE DEXTRA Nasyayya Akbari Nazar 2005730044

Upload: marajuu

Post on 25-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

anestesi

TRANSCRIPT

  • ANESTESIA UMUM
    PADA OPERASI
    KISTA MAMAE DEXTRA

    Nasyayya Akbari Nazar

    2005730044

  • IDENTITAS PASIEN

    Nama Pasien : Nn. WUmur : 19 thnJenis Kelamin : PerempuanPekerjaan : PelajarAlamat : Rusun Tanah TinggiNo RM : 68.xx.xx

    *

  • ANAMNESIS

    K.U : Benjolan di payudara sebelah kanan sejak 2 tahun yang laluR.P.S. : Terasa ada benjolan di daerah payudara sebelah kiri sejak 2 tahun yang lalu. Diameter sekitar 1 cm, terasa bergerak-gerak.
  • Riwayat Penyakit Dahulu :

    - tidak ada riwayat penyakit sistemik

    Riwayat Alergi :

    - tidak ada riwayat alergi

    Riwayat Operasi sebelumnya :

    - Tidak pernah menjalani operasi

    *

  • KEADAAN PRA BEDAH

    Keadaan Umum: tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentisTTV :

    - TD : 100/70 mmHg

    - N : 84 kali/menit

    - S : 360 C

    - P : 18 kali/menit

    Berat badan (BB) : 54 KgTinggi badan (TB) : 157 cm
  • PEMERIKSAAN FISIS

    Kepala : Normochepali

    * Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).

    * Telinga : tdk ditemukan kelainan

    * Hidung : tidak ditemukan kelainan

    * Mulut : bibir pucat dan sianosis (-),

    Tonsil tidak membesar

  • Leher : pembesaran KGB (-)Dada :

    * Jantung :Batas jantung dlm bts Normal, murmur (-), gallop (-)

    * Paru : Simetris, retraksi costa (-), sonor dikedua lapangan paru, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

    * Mamae: terdapat benjolan di mamae sinistra dengan diameter 1-2 cm, konsistensi padat, mobile, nyeri tekan (-),

    Perut : simetris, supel, timpani, Bising usus (+), normal, Nyeri tekan Epigastrium (+)Ekstremitas : Bentuk normal, pergerakan normal.

    *

  • Diagnosis Pre operasi

    Fibro Adenoma Mamame Sinistra

    Jenis Operasi

    Eksterpasi

    Diagnosis Post operasi

    FAM Sinistra

    Status Fisis : ASA (1)

    Pasien sehat organik, fisiologik & biokimia

    *

  • Premedikasi

    Valium Tab. 10 mg

    Jenis Anestesi

    Anestesia umum

    Teknik Anestesia

    LM no. 4 ttp Abs VK

    *

  • ALUR ANESTESI

  • POSISI KEPALA & LEHER

    *

  • ANATOMI LM

    *

  • METODE LM

    *

  • *

  • Obat-obat Anestesi umum yg digunakan

    Induksi : Recofol 100 mg

    Relaksan non depol : Roculax 30 mg

    Analgesik: Fentanyl 0,1

    Rumatan

    O2 : N2O 1 : 2 (L/menit)

    Isofluran : 2 Vol %.

    Analgetika Post Bedah : Remopain 30 mg

    Lain-lain :

    Insetron 4 mg

    Sulfas atropin 0,5 mg

    Prostigmin 1 mg

    *

  • Jumlah Cairan :

    Ringer Asetat : 300 ml

    *

  • PENJELASAN

    Fentanyl analgesik

    Fresofol induksi

    Roculax muscle relaxan

    Remopain analgesic pasca bedah (disuntikkan saat penjahitan subcutis)

    Insetron mual-muntah

    Sulfa Atrophin

    Prostigmin

    Isoflurane dan N2O maintenance anestesi

    *

  • PASCA ANESTESI

    Temperatur : tidak diperiksaPernafasan : 16 kali/menitNadi : 76 kali/menitTek. Darah: 112/65 mmHgSaturasi O2 : 100 %

    *

  • SKOR ALDRATE

    14.30

    2

    2

    2

    2

    2

    10

  • PERAWATAN PASCA BEDAH

    Ekstubasi dilakukan jika apabila aktivitas refleks telah kembali, diberikan O2 hingga sadar penuhSelalu menyediakan alat penghisap /suctionMonitoring tanda vital dan perdarahanAnalgetik (non-narkotik)

    *

  • FENTANYL

    Golongan Opiad (morfin, petidin,sufentanil ) 75-125 kali lebih poten dari morpinSebagai analgesia dan anestesia Tidak mengganggu kardiovaskuler >> digunakan induksi pasien dg kelainan jantungDosis induksi IV : 5 40 g. Dosis Analgesia IV/IM 25 100 g, (0,7 2 g/kg BB)Dosis rumatan 0,3-1 g /kg BBFentanyl + droperidol neuroleptanalgesiaEfek samping :

    - KV : bradikardi, hipotensi

    - Pulmoner : Depresi pernapasan, apnoe

    - GI : mual, emesis, pengosongan lambung terteunda, spasme tr.biliaris

    - Mata : miosis

    - Muskuloskeletal : kekakuan otot

    *

  • ROKURONIUM BROMIDA

    Relaksasi otot skeletIntubasi : IV 0,6 1,2 mg/kgBB. Pemeliharaan : IV, 0,06-0,6/kgBB (10-50 % dari dosis intubasi)Rokuronium pilihan relaksan otot untuk pembedahan singkatEfek samping :KV : takikardia, aritmiaPulmoner : hipoventilasi, apne, bronkospasme, hipertensi pulonerMuskuloskelet : Blok yg tidak adekuat, blok yg diperpanjangDermatologik : ruam, edema tempat suntikan, pruritus.

    *

  • PROSTIGMIN NEOSTIGMIN

    Reversi dari relaksan otot depolarisasiDosis : Reversi : IV lambat. 0,05 mg/kgBB (dengan atropin 0,015 mg/kgBB, atau glikopirolat 0,01 mg/kg)Efek samping :KV : bradikardia, takikardia, blok AV, ritme nodal, hipotensiPulmoner : Peningkatan sekresi oral, faring, dan bronkus, bronkospasme, depresi pernafasanSSP : kejang, disartria, sakit kepalaGI : mual, emesis, flatulensi, peningkatan peristaltisGU: sering berkemihDermatologik : ruam, urtikariaAlergik : reaksi alergi, anafilaksis

    *

  • ATROPIN SULFAT

    Pengobatan dari bradikardia sinus, premedikasi (vagolisis), reversi dari blokade neuromuskuler (blokade efek muskarinik antikolinesterase), terapi tambahan pd pengobatan bronkospasme dan tukak lambung

    Dosis : bradikardia sinus = 0,5 1,0 mg; ulangi setiap 3-5 menit sesuai indikasi. (dosis maks 40 g/kg)

    Efek samping :

    KV : takikardia (dosis tinggi), bradikardia (dosis lemah), palpitasi

    SSP : kebingungan, halusinasi

    Pulmoner : depresi napas

    GI: refluks esofagus

    Mata : penglihatan kabur, midriasis, peningkatan tek. Intraokuler

    Dermatologik : urtikaria

    Lain : mulut kering, reaksi alergi.

    *

  • ISOFLURAN

    Isofluran banyak digunakan untuk bedah otak

    Efek thd depresi jantung dan curah jantung minimal shg digemari untuk anastesia teknik hipotensi dan banyak digunakan untuk pasien dng gangguan koroner

    Dosis pelumpuh otot dpt dikurangi sampai 1/3 dosis biasa jika menggunakan isofluran

    *

  • DAFTAR PUSTAKA

    Latief, Said A. Dkk Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2007.

    Muhiman, Muhardi. Dkk Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1989.

    Lunn, John N. Catatan Kuliah Anestesi, Edisi keempat. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. 2005.

    Dobson, Michael B. Penuntun Praktis Anestesi. World Health Organization. Penerbit Buku Kedokteran. ECG

    Omoigui, sota. Buku saku Obat-obatan Anestesia, edisi II. Penerbit buku Kedokteran, Jakarta EGC 1997.

    *

  • TERIMA KASIH

    *