fakultas pertanian universitas sebelas maret … · 6. kepala kantor bapeda, satkorlakak pbp dan...

132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI PERTANIAN DI DAERAH RAWAN BANJIR DI KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO (PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : NUR ALIYAH H 0307017 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hatruc

Post on 09-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITI PERTANIAN DI DAERAH

RAWAN BANJIR DI KECAMATAN MARGOMULYO

KABUPATEN BOJONEGORO

(PENDEKATAN TIPOLOGI KLASSEN)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

NUR ALIYAH

H 0307017

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian

di Daerah Rawan Banjir di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

(Pendekatan Tipologi Klassen)”.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suntoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta sekaligus selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah begitu sabar

memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan masukan yang sangat berharga

bagi penulis.

3. Ibu Umi Barokah, SP., MP. selaku Dosen Pembimbing Pendamping dan

Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang

berharga dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Agustono, M.Si., Ibu Umi Barokah, SP., MP., Ibu Nuning

Setyowati, SP., MSc., Ibu Erlyna Wida Riptanti, SP. MP. dan Ibu Wiwit

Rahayu, SP. MP. Sebagai tim dalam penelitian di Kabupaten Bojonegoro.

5. Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bojonegoro, beserta staffnya yang

telah memberikan bantuan dalam menyediakan data.

6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten

Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya.

7. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Bojonegoro

beserta staff atas bantuan dalam menyediakan data yang penulis butuhkan.

8. Kepala kantor Kecamatan Margomulyo beserta staff yang telah memberikan

izin dan bantuannya.

Page 4: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

9. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

10. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan.

11. Kedua orang tuaku, Bapak Muhammad Ali (Alm) dan Ibu Machsunah,

terimakasih atas segala doa, dukungan, motivasi, nasehat, dan kasih sayang

yang tiada tara sepanjang masa yang telah diberikan kepada penulis selama

ini.

12. Saudara-saudaraku, neng Hanim, Mas Hudi, Mas Syafi’i, Neng Rosidah, Mas

Khafid, Mbak Mimah, dik Nisa’ dan keponakan-keponakanku, (Arul (Alm),

Firly, Fifa, Aini, Khaidhir dan Najmah) beserta seluruh keluarga besarku yang

selalu memberikan semangat dan dukungan bagi penulis selama penyelesaian

skripsi.

13. Muhammad Zakki Fahmi, SSi. , MSi (Afa) yang selalu memberikan semangat,

inspirasi, motivasi, arahan dan dukungan baik moril maupun materiil pada

penulis dalam penyelesaian skripsi.

14. Teman-teman kosku Eka, Lala, Yanti, Vita dan Putri terimakasih atas

persahabatan yang begitu indah dan semangat yang tak ternilai.

15. Rental Mas Eko Sulist dan sahabatku Senkip Syivaul Akbar serta adik

tingkatku, Nandika Wisnu yang membantu kelancaran penyelesaian penulisan

skripsi.

16. Teman-teman senasib-seperjuanganku, mahasiswa Agrobisnis angkatan 2007

(Hibitu) terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang akan selalu jadi

kenangan terindah.

17. Teman-temanku mahasiswa Agrobisnis angkatan 2005, 2006, 2007 dan 2008,

dan seluruh teman-teman Fakultas Pertanian UNS terimakasih atas segala

kebersamaannya selama ini.

18. Keluarga besar BEM, Bursa Mahasiswa dan HIMASETA Fakultas Pertanian

UNS, terimakasih telah memberikan kesempatan untuk silaturahmi dan belajar

berorganisasi.

Page 5: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan

banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di

kesempatan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

berguna bagi para pembaca.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 6: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi

RINGKASAN ................................................................................................. xii

SUMMARY .................................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 10

II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 11

A. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 11

B. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 14

1. Pembangunan Ekonomi ............................................................... 14

2. Pembangunan Daerah .................................................................. 15

3. Pembangunan Pertanian............................................................... 16

4. Peran Sektor Pertanian ................................................................. 18

5. Strategi Pembangunan Pertanian ................................................. 19

6. Srategi Pengembangan ................................................................ 20

7. Metode Analisis Potensi Relatif Perekonomian Wilayah ............ 22

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................................ 26

D. Pembatasan Masalah .......................................................................... 30

E. Asumsi .............................................................................................. 30

F. Definisi Operasional .......................................................................... 30

Page 7: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

III. METODE PENELITIAN...................................................................... 34

A. Metode Dasar Penelitian .................................................................... 34

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian ............................................ 34

C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 34

D. Metode Analisis Data ........................................................................ 35

1. ................................................................................................Klasi

fikasi Komoditi Pertanian ............................................................ 35

2. ................................................................................................Strat

egi Pengembangan Komoditi Pertanian........................................ 36

IV. KONDISI UMUM KECAMATAN MARGOMULYO ...................... 39

A. Keadaan Alam .................................................................................... 39

B. Keadaan Penduduk ............................................................................. 41

C. Keadaan Perekonomian...................................................................... 45

D. Keadaan Pertanian.............................................................................. 48

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 52

A. Keragaan Umum Komoditi Peranian........................................... 52

1.................................................................................................Kont

ribuasi Komoditi Pertanian Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro................................................................. 53

a............................................................................................Kont

ribusi Subsektor Tanaman Bahan Makanan........................... 54

b............................................................................................

Kontribusi Subsektor Perkebunan .......................................... 55

c............................................................................................Kont

ribusi Subsektor Peternakan ................................................... 55

2.................................................................................................Laju

Pertumbuhan Komoditi Pertanian Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro........................................... 57

a............................................................................................Laju

Pertumbuhan Subsektor Tanaman Bahan Makanan............... 57

Page 8: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

b............................................................................................Laju

Pertumbuhan Subsektor Perkebunan ..................................... 58

c............................................................................................Laju

Pertumbuhan Subsektor Peternakan ....................................... 58

B. Klasifikasi Komoditi Pertanian Kecamatan Margomulyo

Klaten Berdasarkan Tipologi Klassen................................................ 59

1. Klasifikasi Komoditi Subsektor Tanaman Bahan Makanan ........ 59

2. Klasifikasi Komoditi Subsektor Perkebunan ............................... 60

3. Klasifikasi Komoditi Subsektor Peternakan ................................ 61

C. Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian Kecamatan

Margomulyo....................................................................................... 66

1. Tanaman Bahan Makanan (Tabama) ........................................... 67

2. ...............................................................................................Perkebunan

93

3.................................................................................................Peter

nakan ........................................................................................... 98

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 136

A. Kesimpulan ....................................................................................... 113

B. Saran.................................................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1.1. Kontribusi PDRB Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian

Lainnya di Kabupaten Bojonegoro Menurut Lapangan Usaha

ADHK 2000 Tahun 2007-2008 ................................................................3

Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian

Lainnya di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (dalam

persen) 4

Tabel 1.3. Kontribusi Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian

Lainnya di Kecamatan Margomulyo menurut Lapangan

Usaha ADHK 2000 Tahun 2007-2008 (dalam persen) ................................5

Tabel 1.4. Laju PDRB Kecamatan Margomulyo ADHK 2000 Tahun

2007-2008 6

Tabel 1.5. Kontribusi Komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%) ................................7

Tabel 1.6. Laju Pertumbuhan Komoditi Pertanian Kecamatan

Margomulyo Tahun 2007-2008 menurut Lapangan Usaha

ADHK 2000................................................................................................9

Tabel 2.1 Matrik Tipologi Kalssen................................................................25

Tabel 2.2. Matriks Strategi Pengembangan................................................................25

Tabel 3.1. Matriks Tipologi Klassen ................................................................36

Tabel 3.2. Matriks Strategi Pengembangan komoditi pertanian................................37

Tabel 4.1. Luas Wilayah Desa-Desa yang ada di Kecamatan

Margomulyo (Km2) ..........................................................................................39

Tabel 4.2. Penggunaan Wilayah Kecamatan Margomulyo Tahun 2008

(0,00 Ha) 40

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Per Desa dan Kepadatan Penduduk Per

Km2 dalam Wilayah Kecamatan margomulyo Tahun 2008............................42

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kecamatan Margomulyo menurut 43

Page 10: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Kelompok Umur Tahun 2008................................................................

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk dalam Wilayah Kecamatan Margomulyo

menurut Jenis Usaha Tahun 2008................................................................44

Tabel 4.6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Kecamatan

Margomulyo Tahun 2007-2008 (Jutaan Rupiah) ................................46

Tabel 4.7. Pendapatan Per Kapita Menurut PDRB Kecamatan

Margomulyo Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan

2000 47

Tabel 4.8. PDRB Sektor Pertanian Kecamatan Margomulyo, Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan

2000 Jutaan Rupiah) .........................................................................................48

Tabel 4.9. Produksi Komoditi Tanaman Makanan (Padi dan Palawija) di

Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008.....................................................49

Tabel 4.10. Produksi Komoditi Perkebunan di Kecamatana Margomulyo

Tahun 2007-2008..............................................................................................50

Tabel 4.11. Produksi Komoditi Peternakan di Kecamatana Margomulyo

Tahun 2007-2008..............................................................................................51

Tabel 5.1. Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun

2007-2008 (%)................................................................................................54

Tabel 5.2. Kontribusi Komoditi Perkebunan di Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%) ................................55

Tabel 5.3 Kontribusi Komoditi Peternakan di Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%) 56

Tabel 5.4. Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro Tahun

2007-2008 (%)................................................................................................57

Tabel 5.5. Laju Pertumbuhan Komoditi Perkebunan di Kecamatan

Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%)..........................58

Tabel 5.6. Laju Pertumbuhan Komoditi Peternakan di Kecamatan 59

Page 11: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%)..........................

Tabel 5.7. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kecamatan

Margomulyo Berdasarkan Tipologi Klassen................................ 60

Tabel 5.8. Klasifikasi Komoditi Perkebunan di Kecamatan Margomulyo

Berdasarkan Tipologi Klassen................................................................60

Tabel 5.9. Klasifikasi Komoditi Peternakan di Kecamatan Margomulyo

Berdasarkan Tipologi Klassen................................................................61

Tabel 5.10. Matriks Tipologi Klassen Komoditi Pertanian di Kecamatan

Margomulyo ................................................................................................62

Tabel 5.11. Matriks Strategi Pengembangan Tanaman Bahan Makanan

Kecamataan Margomulyo................................................................68

Tabel 5.12. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Perkebunan

Kecamataan Margomulyo................................................................93

Tabel 5.13. Matriks Strategi Pengembangan Peternakan Kecamataan

Margomulyo ................................................................................................98

Tabel 5.14. Jumlah Pasar Hewan dan Hari Pasarannya di Kabupaten

Bojonegoro Tahun 2011 ................................................................100

Page 12: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 1.

Alur Pemikiran dan Kerangka Penentuan Klasifikasi

Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo ................................29

Page 13: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

Lampiran 1 Peta Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

Lampiran 2 PDRB Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) 119

Lampiran 3 Distribusi Persentase PDRB Subsektor Pertanian Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (persen) 119

Lampiran 4 Laju Pertumbuhan Perekonomian Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 119

Lampiran 5 Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (persen) 120

Lampiran 6 PDRB Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah). 120

Lampiran 7 Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Perekonomian Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 (persen) 120

Lampiran 8 Jumlah Produksi dan Harga Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 121

Lampiran 9 Nilai Produksi Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo di Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 121

Lampiran 10 Kontribusi Komoditi Pertanian di di Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 122

Lampiran 11 Laju Pertumbuhan Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 122

Lampiran 12 Klasifikasi Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 123

Page 14: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional Indonesia mempunyai tujuan yaitu berusaha

mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur. Berlakunya Undang-

Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

dan Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Daerah, maka era otonomi daerah ini suatu daerah dituntut

untuk dapat menopang keberlanjutan pembangunan di daerah yang

bersangkutan. Hal tersebut mendorong pemerintah daerah untuk menetapkan

kebijakan ekonominya dengan lebih mengandalkan pada potensi yang dimiliki

sesuai dengan kondisi daerah baik kondisi sumber daya alam maupun kondisi

sumber daya manusia dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Untuk

mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, salah satu indikator

yang diperlukan adalah data statistik Produk Domestik Regional Btuto

(PDRB). PDRB merupakan jumlah seluruh nilai tambah (produk) yang

ditimbulkan berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan kegiatan

usahanya di suatu regianal/daerah. Oleh karena itu maka PDRB secara

agregatif menunjukkan kemampuan suatau daerah tertentu dalam

menghasilkan pendapatan/balas jasa kepada faktor-faktor yang ikut

berpartisipasi dalam proses produksi daerah tersebut (BPS Kabupaten

Bojonegoro 2008). PDRB dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu atas dasar

harga konstan dan atas dasar harga berlaku (Suroto 1992).

Jawa Timur merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang selama

ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil utama produksi pangan

nasional (Aminullah, 2000). Luas lahan pertanian di Jawa Timur sekitar

4,6 juta ha, dan sekitar 1,1 juta ha diantaranya berupa lahan sawah. Kebijakan

pembangunan pertanian propinsi Jawa Timur pada dasarnya diarahkan pada

tiga program utama yaitu: (1) Ketahanan Pangan, (2) Pengembangan

Agribisnis dan (3) Pembangunan masyarakat pertanian

Page 15: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

(Diperta Prop, Jatim, 2005). Salah satu kabupaten di Jawa Timur dimana

sektor pertanian memegang peranan penting yaitu Bojonegoro.

Pembangunan wilayah Kabupaten Bojonegoro ditopang oleh sembilan

sektor perekonomian, yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan

penggalian; sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan;

sektor perdagangan; sektor angkutan; sektor bank dan lembaga keuangan

lainnya; dan sektor jasa-jasa. Sektor pertanian merupakan sektor yang

memberikan kontribusi kedua yakni sebesar 26,34% setelah sektor penggalian

dan pertambangan sebesar 29,18% (BPS Kabupaten Bojonegoro, 2009).

Adapun secara lebih rinci besarnya kontribusi PDRB sektor pertanian terhadap

perekonomian Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2007-2008 disajikan pada

Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Kontribusi PDRB Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian Lainnya Tahun 2007-2008 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 di Kabupaten Bojonegoro

Tahun

2007 2008 Rata-rata No Lapangan Usaha PDRB (Juta

Rupiah) % PDRB (Juta Rupiah) % PDRB (Juta

Rupiah) %

1 Pertanian 1.828.073,15 27,38 1.898.461,31 25,29 1.863.267,23 26,34

2 Penggalian 1.800.648,40 26,97 2.356.004,53 31,39 2.078.326,465 29,18

3 Industri Pengolahan 290.602,58 4,35 311.119,26 4,15 300.860,92 4,25

4 Listrik dan Air Minum 45.831,51 0,90 48.077,66 0,64 46.954,585 0,77

5 Bangunan / Konstruksi 210312,68 3,15 225.623,44 3,01 217.968,06 3,08

6 Perdagangan. Hotel dan Restoran 1.152.409,38 17,26 1.230.401,06 16,39 1.191.405,22 16,83

7 Angkutan dan Komunikasi 257.711,55 3,86 268.174,64 3,57 262.943,095 3,72

8 Keuangan, Persewaan. dan Jasa Perusahaan 283.731,72 4,25 312.615,66 4,16 298.173,69 4,21

9 Jasa-jasa 806.558,80 12,08 855.355,60 11,40 830.957,2 11,74

Total 6.675.879,77 100,00 7.505.833,16 100,00 7,090,856.47 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Bojonegoro, 2009

Tabel 1.1 menunjukkan kontribusi sektor pertanian selama kurun

waktu dua tahun terakhir cenderung menurun. Kontribusi sektor pertanian

rata-rata sebesar 26,34% atau sebesar Rp 1.863.267.230.000. Kontribusi sektor

pertanian menempati urutan kedua di Kabupaten Bojonegoro. Hal ini

dikarenakan lahan sektor pertanian sebagian besar mengalami kerusakan

Page 16: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

karena banjir yang hampir setiap tahun melanda wilayah Kabupaten

Bojonegoro.

Sebagai gambaran banjir pada Pebruari 2009, petani di 49 desa yang

tersebar di 11 kecamatan yang merupakan daerah potensi banjir. Daerah-

daerah tersebut di antaranya Kecamatan Margomulyo, Kecamatan Padangan,

Kecamatan Dander, Kecamatan Puswosari, Kecamatan Kalitidu, Kecamatan

Trucuk, Kota, Kecamatan Balen, Kecamatan Kapas, Kecamatan Kanor dan

Kecamatan Baureno kehilangan ratusan hektar areal tanaman padi di desa

setempat yang sudah berusia sekitar 40 hari karena terendam air (Satkorlak

PBP Kabuapten Bojonegoro, 2009).

Adanya ancaman banjir tersebut, mengakibatkan lahan pertanian yang

ada di Kabupaten Bojonegoro mengalami kerusakan, terlebih kecamatan-

kecamatan yang memberikan sumbangsih perekonomian yang cukup besar

bagi Kabupaten Bojonegoro khususnya di sektor pertanian. Berdasarkan data

dari Satuan Koordinasi dan Pelaksanaan Penanggulangan Banjir Dan

Pengungsi (Satkorlak PBP) Kabupaten Bojonegoro, kecamatan-kecamatan

tersebut digolongkan menjadi dua kategori daerah banjir, yaitu daerah-daerah

potensi banjir parah dan daerah-daerah potensi banjir ringan. Kecamatan

Padangan, Kecamatan Kalitidu, Kecamatan Trucuk, Kecamatan Balen,

Kecamatan Baureno, Kecamatan Kanor,Bojonegoro dan Kecamatan Dander

digolongkan menjadi daerah-daerah potensi banjir parah, sedangkan

kecamatan Purwosari, Kecamatan Margomulyo dan Kecamatan Kapas

digolongkan menjadi daerah-daerah potensi banjir ringan. Pengolongan

tersebut berdasarkan luas genangan air yang terjadi saat banjir terjadi pada

tahun 2009 dan data rekapitulasi bencana di Kabupaten Bojonegoro dengan

jenis banjir Bengawan Solo tahun 2009. Disamping dilihat dari kontribusi,

untuk mengatahui perkembangan sumbangsih sektor pertanian dapat dilihat

juga dari laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan sektor pertanian di

Kabupaten Bojonegoro yang disajikan pada Tabel 1.2.

Page 17: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian Lainnya Tahun 2007-2008 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 di Kabupaten Bojonegoro (dalam persen)

Laju (%) No Lapangan Usaha

2007 2008 Rata-rata 1 Pertanian 1,77 3,85 2,81 2 Penggalian 43,10 30,84 36,97 3 Industri Pengolahan 6,66 7,06 6,86 4 Listrik dan Air Minum 9,39 4,90 7,14 5 Bangunan / Konstruksi 7,81 7,28 7,55 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,96 6,77 7,37 7 Angkutan dan Komunikasi 6,26 4,06 5,16

8 Keuangan, Persewaan. dan Jasa Perusahaan 9,37 10,18 9,78

9 Jasa-jasa 6,29 6,05 6,17 Pertumbuhan PDRB 10,96 8,57 9,76

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 4)

Tabel 1.2 menunjukkan laju sektor pertanian selama kurun waktu dua

tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang rendah, sehingga diketahui rata-

rata laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 2,81%. Laju pertumbuhan

sektor pertanian menempati urutan kesembilan dari laju pertumbuhan sektor

perekonomian di Kabupaten Bojonegoro. Rendahnya nilai laju tersebut

disebabkan produksi sektor pertanian mengalami penurunan jumlah produksi

yang merupakan dampak dari banjir sehingga hal ini berpengaruh pada laju

pertumbuhan sektor pertanian.

Kecamatan Margomulyo merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Bojonegoro dalam golongan banjir tidak parah (ringan) hal ini

dikarenakan sedikitnya areal pertanian yang tergenang yaitu sawah seluas 21

Ha dan ladang seluas 16 Ha. Meskipun demikian, hal tersebut berpengaruh

terhadap besarnya nilai kontribusi yang disumbangkan sektor pertanian.

Besarnya kontribusi sektor pertanian di Kecamatan Maromulyo disajikan pada

Tabel 1.3.

Page 18: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel 1.3. Kontribusi Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian Lainnya Tahun 2007-2008 menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro (dalam persen)

Kontribusi (%) No Lapangan Usaha 2007 2008

Rata-rata

1 Pertanian 1,35 1,40 1,37 2 Penggalian 0,02 0,02 0,02 3 Industri Pengolahan 0,02 0,03 0,03 4 Listrik dan Air Minum 0,01 0,01 0,01 5 Bangunan / Konstruksi 0,01 0,01 0,01

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,25 0,26 0,26

7 Angkutan dan Komunikasi 0,03 0,03 0,03

8 Keuangan, Persewaan. dan Jasa Perusahaan 0,06 0,07 0,07

9 Jasa-jasa 0,07 0,08 0,08 Total Kontribusi PDRB Kecamatan

Margomulyo 1,82 1,91 1,88

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 6)

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa selama kurun waktu dua

tahun terakhir, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dibanding

sektor perekonomian lainnya, yakni sebesar 1,37%. Hal ini menunjukkan

bahwa sektor pertanian masih menduduki sektor yang penting di Kecamatan

Margomulyo. Selanjutnya selain dilihat dari kontribusi, dapat dilihat juga dari

laju pertumbuhannya. Laju pertumbuhan sektor pertanian di Kecamaan

Margomulyo disajikan pada Tabel 1.4.

Page 19: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Tabel 1.4. Laju Sektor Pertanian dan Sektor Perekonomian Lainnya Tahun 2007-2008 menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro (dalam persen)

PDRB (Juta Rupiah) No Lapangan Usaha

2007 2008

Laju (%)

1 Pertanian 90.069,08 93.323,09 3,61

2 Penggalian 1.213,4 1.381,08 13,82

3 Industri Pengolahan 1.666,16 1.763,07 5,82

4 Listrik dan Air Minum 562,59 581,26 3,32

5 Bangunan / Konstruksi 336,55 338,4 0,55

6 Perdagangan. Hotel dan Restoran 16.851,73 17.654,87 4,77

7 Angkutan dan Komunikasi 1.914,28 2.047,63 6,97

8 Keuangan. Persewaan. dan Jasa Perusahaan 4.299,74 4.759,74 10,70

9 Jasa-jasa 4.979,14 5.137,02 2,81 Total 121,892.67 126,986.16 52,37

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 7)

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat diketahui bahwa sektor pertanian

memiliki nilai rata-rata laju pertumbuhan yang rendah. Rendahnya nilai rata-

rata laju pertumbuhan ini, di karenakan adanya penurunan produksi yang

merupakan dampak dari banjir sehingga berpengaruh pada rendahnya nilai

rata-rata laju pertumbuhan sektor pertanian. Dengan kondisi laju pertumbuhan

sektor pertanian yan rendah ini, maka diperlukan strategi pengembangan yang

baik agar laju pertumbuhan sektor pertanian dapat meningkat dalam

perekonomian daerah Kecamatan Margomulyo.

B. Perumusan Masalah

Wilayah Kecamatan Margomulyo sebagian besar merupakan lahan

subur. Hal ini karena lokasi Kecamatan Margomulyo dekat dengan aliran

Sungai Bengawan Solo, sehingga relatif potensial untuk menunjang

tumbuhnya sektor pertanian. Meskipun demikian, hal ini merupakan ancaman

bagi Kecamatan Margomulyo karena ketika Sungai Bengawan Solo meluap

akibat hujan, ini akan menyebabkan Kecamatan Margomulyo mengalami

banjir yang dapat merusak lahan pertanian. Walaupun dalam golongan banjir

Page 20: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

ringan, namun hal ini patut untuk diwaspadai karena bukan tidak mungkin

Kecamatan Margomulyo akan termasuk dalam golongan daerah banjir parah.

Sektor pertanian di Kecamatan Margomulyo terdiri dari lima subsektor

yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan,

subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsector perikanan. Dari lima

subsektor tersebut, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan tidak diteliti.

Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Kecamatan Margomulyo

merupakan daerah konservasi hutan yang merupakan program pemerintah

sehingga hasil dari hutan tersebut tidak dijual. Sedang subsektor perikanan

tidak banyak diusahakan masyarakat, karena Kecamatan Margomulyo

merupakan daerah rawan banjir, sehingga jika diusahakan subsektor perikanan

akan merugikan.

Tiga subsektor pertanian yang diusahakan meliputi subsektor tanaman

bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, dan subsektor peternakan.

Dimana masing-masing subsektor tersebut menghasilkan nilai produksi yang

berbeda-beda. Dari nilai produksi tersebut, selanjutnya digunakan dalam

penentuan besarnya kontribusi yang disumbangkan dan laju pertumbuhan dari

masing-masing komoditi tersebut. Adapun nilai produksi komoditi pertanian

di Kecamatan Margomulyo tahun 2007-2008 disajikan pada Tabel 1.5.

Page 21: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Tabel 1.5. Nilai Produksi Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (Rupiah)

Nilai Produksi No Komoditi Pertanian 2007 2008

Rata-Rata Nilai Produksi

1. Padi 5.177.375,42 7.096.960,21 6.137.167,82 2. Jagung 4.078.188,16 10.512.141,11 7.295.164,64 3. Ubi Kayu 688.931,71 475.723,24 582.327,47 4. Ubi rambat 33.461,57 27.238,71 30.350,14 5. Kedelai 4.471.788,35 5.125.718,08 4.798.753,22 6. Kacang Tanah 223.467,17 89.172,07 156.319,62 7. Kelapa 1.250.451,53 978.249,32 1.114.350,43 8. Kapuk Randu 216.906,53 209.531,31 213.218,92 9. Sapi 1.106.671,82 1.032.550,60 1.069.611,21 10. Kambing 353.862,80 973.611,13 663.736,96 11. Domba 195.304,30 301.702,96 248.503,63 12. Ayam Buras 2.029.645,13 2.366.537,84 2.198.091,49 13. Itik 8.386,85 7.123,93 7.755,39 Total 19.834.441,33 29.196.260,53 24.515.350,93

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 11)

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa nilai produksi komoditi jagung selama

kurun waktu dua tahun mengalami peningkatan lebih besar dibanding dengan

komoditi yang lainnya. Hal ini dapat di lihat pada tahun 2007 nilai produksi

jagung sebesar Rp 4.078.188,16 dan mengalami peningkatan yang signifikan

pada tahun 2008 sebesar Rp 10.512.141,11. Meningkatnya nilai produksi

jagung hal ini dikarenakan jumlah produksi jagung selama dua tahun tersebut

mengalami peningkatan yakni pada tahun 2007 sebesar 3.486,35 Ton dan

apada tahun 2008 sebesar 9.066.01 Ton. Meningkatnya jumlah produksi

tersebut disebabkan bahwa pada tahun 2008 dari luas ladang sebesar 990,6 Ha

yang mengalami banjir hanya sebesar 16 Ha.

Adanya nilai produksi komoditi pertanian maka dapat diketahui besarnya

kontribusi komoditi pertanian. Besarnya nilai produksi komoditi pertanian

dapat menunjukkan kontribusi komoditi pertanian. Semakin besar nilai

komoditi pertanian maka semakin besar kontribusi komoditi pertanian.

Adapun besarnya nilai kontribusi komoditi pertanian di Kecamatan

Margomulyo disajikan pada Tabel 1.6.

Page 22: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Tabel 1.6. Kontribusi Komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%)

Kontribusi (%) No Komoditi Pertanian 2007 2008

Rata-rata

1. Padi 21,12 28,95 25,03 2. Jagung 16,64 42,88 29,76 3.. Ubi Kayu 2,81 1,94 2,38 4. Ubi rambat 0,14 0,11 0,12 5. Kedelai 18,24 20,91 19,57 6. Kacang Tanah 0,91 0,36 0,64 7. Kelapa 5,10 3,99 4,55 8. Kapuk Randu 0,88 0,85 0,87 9. Sapi 4,51 4,21 4,36 10. Kambing 1,44 3,97 2,71 11. Domba 0,80 1,23 1,01 12. Ayam Buras 8,28 9,65 8,97 13. Itik 0,03 0,03 0,03

Total 80,9 119,09 100

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 11)

Tabel 1.5 menunjukkan, komoditi jagung merupakan komoditi yang

memiliki rata-rata nilai kontribusi paling besar yaitu 29,76%. Hal ini

dikarenakan produksi jagung pipilan kering pada tahun 2007 sebesar 3.486,35

Ton dan terjadi peningkatan produksi jagung pipilan kering pada tahun 2008

yaitu sebesar 9.066,01 Ton. Selain komoditi jagung, komoditi padi merupakan

komoditi dengan rata-rata nilai kontribusi terbesar kedua, yaitu sebesar

25,03%. Jagung dan padi memiliki nilai kontribusi besar hal ini dikarenakan

komoditi tersebut sebagian besar banyak diusahakan oleh petani Kecamatan

Margomulyo, didukung oleh faktor lingkungan seperti tanah yang sesuai dan

petani Kecamatan Margomulyo menanam jagung dan padi dengan sistem

monokultur hal ini yang menjadikan komoditi jagung dan padi mampu

mengahasilkan produksi lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Nilai kontribusi komoditi pertanian terkecil di Kecamatan Margomulyo

adalah itik, dengan rata-rata nilai kontribusi sebesar 0,03%. Hal ini

dikarenakan produksi telur itik pada tahun 2007 sebesar 1.716 Ton dan

mengalami penurunan produksi pada tahun 2008 yaitu 1.684 Ton (Dinas

Peternakan, 2009). Rendahnya nilai kontribusi tersebut dikarenakan komoditi

Page 23: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

itik tidak banyak diusahakan masyarakat Kecamatan Margomulyo. Rendahnya

minat masyarakat ini yang menyebabkan semakin menurunnya jumlah

produksi telur itik sehingga hal ini berdampak pada rendahnya nilai kontribusi

yang disumbangkan.

Selain mengetahui besarnya kontribusi komoditi pertanian, faktor lain

yang digunakan untuk mengetahui peranan komoditi pertanian di Kecamatan

Margomulyo dapat dilihat melalui laju pertumbuhannya. Adapun laju

pertumbuhan komoditi komoditi pertanian yang dihasilkan di Kecamatan

Margomulyo pada tahun 2007-2008 disajikan pada Tabel 1.6.

Tabel 1.7. Laju Pertumbuhan Komoditi Pertanian Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 menurut Lapangan Usaha ADHK 2000

Nilai Produksi (Rupiah) No Komoditi Pertanian 2007 2008

Laju (%)

1 Padi 5.177.375,42 7.096.960,21 37,08 2 Jagung 4.078.188,16 10.512.141,11 157,76 3 Ubi Kayu 688.931,71 475.723,24 -30,95 4 Ubi rambat 33.461,57 27.238,71 -18,60 5 Kedelai 4.471.788,35 5.125.718,08 14,62 6 Kacang Tanah 223.467,17 89.172,07 -60,10 7 Kelapa 1.250.451,53 978.249,32 -21,77 8 Kapuk Randu 216.906,53 209.531,31 -3,40 9 Sapi 1.106.671,82 1.032.550,60 -6,70 10 Kambing 353.862,80 973.611,13 -15,06 11 Domba 195.304,30 301.702,96 54,48 12 Ayam Buras 2.029.645,13 2.366.537,84 16,60 13 Itik 8.386,85 7.123,93 -15,06

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Tabel 1.7 menunjukkan laju pertumbuhan dari berbagai komoditi

pertanian. Komoditi pertanian yang mempunyai nilai laju pertumbuhan paling

besar adalah jagung yaitu dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 157,76%.

Sedangkan komoditi dengan laju pertumbuhan paling kecil adalah kapuk

randu dengan rata-rata pertumbuhan sebesar -3,40%.

Berbagai komoditi pertanian dihasilkan di Kecamatan Margomulyo,

maka penting dilakukan pengklasifikasian komoditi pertanian yang ada di

Kecamatan Margomulyo serta perumusan strategi pengembangan, baik strategi

pengembangan dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka

Page 24: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

panjang sehingga pengembangan komoditi pertanian dan penetapan kebijakan

pemerintah daerah Kecamatan Margomulyo dalam pembangunan wilayah di

masa mendatang dapat lebih baik dan terarah.

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Termasuk klasifikasi apakah komoditi pertanian yang ada di Kecamatan

Margomulyo?

2. Strategi apakah yang dapat digunakan untuk pengembangan komoditi

pertanian jangka pendek, menengah dan panjang di Kecamatan

Margomulyo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengklasifikasikan komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo.

2. Merumuskan strategi pengembangan komoditi pertanian untuk jangka

pendek, menengah dan panjang di Kecamatan Margomulyo.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan topik penelitian serta merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro dan Kecamatan

Margomulyo, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

Pemerintah Daerah dalam mengambil keputusan terkait dengan kebijakan

dalam perencanaan pengembangan ekonomi pada sektor pertanian.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

tambahan informasi, pengetahuan, dan referensi dalam penyusunan

penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis.

Page 25: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penggunaan alat analisis Tipologi Klassen sudah beberapa kali

digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam pengklasifikasian

komoditi ataupun sektor di beberapa daerah. Penelitian Purwanto (2009) yang

berjudul Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan dalam Kerangka

Perencanaan Pengembangan Ekonomi Daerah Kabupaten Klaten

(Pendekatan Tipologi Klassen), menyimpulkan bahwa komoditi tanaman

bahan makanan di Kabupaten Klaten dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Komoditi prima terdiri dari komoditi padi dan jagung.

b. Komoditi berkembang terdiri dari komoditi ubi kayu, durian, kedelai, cabe

rawit, mangga, rambutan, petai, cabe besar, sukun, ubi jalar, sawi, kacang

panjang, kacang hijau, mentimun, tomat, terong, bawang merah, alpukat,

kubis, jambu biji, salak, jeruk, duku, jambu air, belimbing, sirsak,

kangkung, dan nanas.

c. Komoditi terbelakang terdiri dari komoditi pisang, melinjo, kacang tanah,

nangka, pepaya, melon, semangka, sawo, bayam, dan manggis.

Hasil penelitian Susilowati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul

Strategi Pengembangan Sektor Pertanian di Kabupaten Sukoharjo

(Pendekatan Tipologi Klassen), disimpulkan bahwa dengan menggunakan

Analisis Tipologi Klassen dapat diketahui hasil klasifikasi sektor pertanian di

Kabupaten Sukoharjo, yaitu subsektor tanaman bahan makanan adalah

termasuk subsektor prima, subsektor peternakan merupakan subsektor

potensial, subsektor perikanan merupakan subsektor berkembang adalah dan

subsektor perkebunan dan subsektor kehutanan termasuk subsektor

terbelakang di Kabupaten Sukoharjo.

Sedangkan strategi pengembangan sektor pertanian di Kabupaten

Sukoharjo terdiri dari:

1. Strategi pengembangan jangka pendek, meliputi strategi untuk

mengembangkan subsektor prima (subsektor tabama) yaitu dengan

Page 26: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pengotimalan potensi yang ada, yaitu dengan cara diversifikasi pasar,

kerjasama dengan pihak swalayan, membuka lapangan kerja untuk

pengemasan dan pemasaran, penetapkan harga oleh pemerintah.

Sedangkan strategi untuk mengupayakan subsektor potensial menjadi

subsektor prima (subsektor peternakan), yaitu dengan meningkatkan laju

pertumbuhannya yaitu dengan cara meningkatkan produksi peternakan

dengan menurunkan harga ternak dan pakan ternak dan gaduh ternak,

memanfaatkan kotoran dan urine ternak sebgai pupuk organik dan

menjalin kerjasama dengan Kabupaten lain.

2. Strategi pengembangan jangka menengah yaitu strategi untuk

mengembangkan subsektor berkembang menjadi subsektor potensial

(subsektor perikanan), strateginya yaitu dengan meningkatkan

kontribusinya yaitu dengan cara meningkatkan permintaan ikan dengan

diversifikasi produk, meningkatkan produksi dengan penggunaan bibit

unggul dan meningkatkan daya beli masyarakat.

3. Strategi pengembangan jangka panjang yaitu dengan pengembangan

subsektor prima (subsektor tabama) strateginya yaitu dengan menjaga

kesuburan tanah, perwujudan pertanian organik, penetapan daerah sebagai

penghasil komoditi unggulan, sistem tanam bergilir.

Chasanah (2009) dalam penelitianya yang berjudul “Perencanaan

Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten karanganyar berbasis Komoditas

Tanaman Bahan Makanan (Pendekatan Tipologi Klassen)” disimpulkan

bahwa klasifikasi komoditas tanaman bahan makanan di Kabupaten

Karanganyar berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen terdiri empat

klasifikasi komoditas, yaitu:

d. Komoditas prima (komoditas tanaman bahan makanan yang mempunyai

laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar dibandingkan

dengan PDRB Kabupaten Karanganyar), terdiri dari komoditas padi,

jagung dan pisang.

e. Komoditas potensial (komoditas tanaman bahan makanan yang

mempunyai laju pertumbuhan yang lambat tetapi kontribusi yang besar

Page 27: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Karanganyar), terdiri dari ubi

kayu dan kacang tanah.

f. Komoditas berkembang (komoditas tanaman bahan makanan yang

memiliki ciri laju pertumbuhan cepat tetapi kontribusi komoditas yang

rendah dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Karanganyar), terdiri dari

komoditas mangga, durian, wortel, bawang merah, rambutan,

nangka/cempedak, melinjo, jamur, bawang daun, kedelai, duku/langsat,

bawang putih, kubis, petsai/sawi, cabe besar, petai, sawo, buncis, jeruk

siam/keprok, tomat, kembang kol, pepaya, salak, melon, cabe rawit,

kacang panjang, ketimun, jambu biji, semangka, sukun, sirsak, manggis,

terung, kentang, jambu air, jeruk besar, kangkung, labu siam, bayam.

g. Komoditas terbelakang (komoditas tanaman bahan makanan yang

dicirikan dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat dan kontribusi yang

lebih kecil dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Karanganyar), terdiri

dari komoditas ubi jalar, alpukat, strawberry, belimbing, nanas, dan

kacang merah.

Penelitian-penelitian di atas dijadikan referensi dalam penelitian ini

dengan alasan adanya kesamaan alat analisis penelitian, yaitu Tipologi

Klassen. Adapun penelitian-penelitian di atas untuk ke depannya dapat

dijadikan sebagai sumber informasi dan gambaran secara komprehensif

sehingga akan mempermudah peneliti untuk menentukan strategi

pengembangan wilayah di Kecamatan Margomulyo. Selain itu, bagi

Kecamatan Margomulyo diharapkan penelitian-penelitian tersebut dapat

dijadikan sebagai acuan dalam mempertahankan maupun mengembangan

komoditi yang ada di Kecamatan Margomulyo sehingga komoditi-komoditi

yang dihasilkan mampu bersaing di pasaran baik lingkup lokal maupun

nasional serta sekaligus dapat menjadi komoditi andalan yang pada akhirnya

sebagai ikon Kecamatan Margomulyo.

Page 28: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

B. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan dan

pemerataan pendapatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan ekonomi

didasarkan pada sistem ekonomi kerakyatan dan pengembangan sektor

unggulan, terutama yang banyak menyerap tenaga kerja dan berorentasi

pada ekspor yang didukung dengan peningkatan kemampuan sumber daya

manusia dan teknologi untuk memperkuat landasan pembangunan yang

berkelanjutan dan meningkatkan daya saing serta berorientasi pada

globalisasi ekonomi (Juoro, 2006).

Pembangunan ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan

yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi

dan taraf hidup masyarakatnya. Dengan adanya pembatasan di atas, maka

pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses

yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam

jangka panjang. Dari definisi di atas jelas bahwa pembangunan ekonomi

mempunyai tiga sifat penting. Pembangunan ekonomi merupakan:

a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus-menerus.

b. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan per kapita.

c. Kenaikan pendapatan perkapita itu berlangsung terus-menerus dalam

jangka panjang.

Jadi pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses agar

saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang

menghasilkan pembangunan ekonomi tersebut dapat dilihat dan dianalisa

(Arsyad, 2009).

Pembangunan ekonomi juga sering diukur berdasarkan tingkat

kemajuan struktur produksi dan penyerapan sumber daya yang diupayakan

secara terencana. Biasanya, peranan sektor pertanian akan turun untuk

memberi kesempatan bagi tampilnya sektor-sektor manufaktur dan jasa-

jasa yang selalu diupayakan untuk berkembang (Todaro, 2000).

Page 29: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Usaha-usaha pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh

negara-negara sedang berkembang (developing countries) di dunia pada

umumnya berorientasi kepada bagaimana memperbaiki atau mengangkat

tingkat hidup (level of living) masyarakat di negara-negara tersebut agar

mereka bisa hidup seperti masyarakat di negara-negara maju. Pembangunan

ekonomi merupakan salah satu jawaban yang seakan-akan menjadi

semacam kunci keberhasilan suatu negara untuk meningkatkan taraf hidup

warga negaranya (Suryana, 2000).

2. Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah adalah upaya terencana untuk meningkatkan

kapasitas pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang

andal dan professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,

serta kemampuan untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah secara

berdaya guna dan berhasil guna untuk kemajuan perekonomian daerah dan

kesejahteraan masyarakat. Pembangunan daerah juga merupakan upaya

untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah sehingga tercipta

suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati

kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, tenteram, dan sekaligus

memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan

harkat, martabat, dan harga diri. Pembangunan daerah dilaksanakan

melalui pengembangan otonomi daerah dan pengaturan sumber daya yang

memberikan kesempatanbagi terwujudnya tata kepemerintahan yang baik

(good governance) (Republik Indonesia, 2008).

Menurut Kuncoro (2004), ada tiga unsur dasar dari perencanaan

pembangunan ekonomi daerah jika dihubungkan pusat dan daerah, yaitu:

(a) Perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan

pemahaman tentang hubungan antar daerah dengan lingkungan nasional

dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya. keterkaitan secara

mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut;

(b) Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk

daerah, dan sebaliknya yang baik bagi daerah belum tentu baik secara

Page 30: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

nasional; (c) Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan

daerah misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas,

biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada

tingkat pusat. Selain itu derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda

pada dua tingkat tersebut.

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada

penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan

pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development)

dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan

sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita

kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut

dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan

merangsang peningkatan kegiatan ekonomi (Arsyad, 2009).

3. Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk

selalu menambah produk pertanian untuk setiap konsumsi yang sekaligus

meningkatkan pendapatan, produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan

jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar campur

tangan manusia dalam perkembangbiakan tumbuhan dan hewan

(Surahman dan Sutrisno, 1997).

Persoalan pangan, yang memiliki kaitan dengan sektor pertanian,

tidak hanya berkait dengan konsumsi dan produksi, tetapi juga soal daya

dukung sektor pertanian yang komprehensif. Ada empat aspek yang

menjadi prasyarat melaksanakan pembangunan pertanian: (1) akses

terhadap kepemilikan tanah; (2) akses input dan proses produksi; (3) akses

terhadap pasar; dan (4) akses terhadap kebebasan (Estanto, 2004).

Musyawarah perencanaan pembangunan pertanian merumuskan

bahwa kegiatan pembangunan pertanian periode 2005-2009 dilaksanakan

melalui tiga program, yaitu: (a) program peningkatan ketahanan pangan,

(b) program pengembangan agribisnis, dan (c) program peningkatan

kesejahteraan petani. Program ketahanan pangan tersebut diarahkan pada

Page 31: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kemandirian masyarakat/petani yang berbasis sumberdaya lokal yang

secara operasional dilakukan melalui program peningkatan produksi

pangan; menjaga ketersediaan pangan yang cukup, aman dan halal di

setiap daerah setiap saat; dan antisipasi agar tidak terjadi kerawanan

pangan (Darwanto dan Prima, 2007).

Paradigma baru pembangunan pertanian perlu dikembangkan

berdasarkan pada pendekatan sistem agribisnis, yaitu berdasar pada lima

premis dasar agribisnis, Pertama, adalah suatu kebenaran umum bahwa

semua usaha pertanian berorientasi laba (profit oriented), termasuk di

Indonesia. Kedua, pertanian adalah komponen rantai dalam sistem

komoditi, sehingga kinerjanya ditentukan oleh kinerja sistem komoditi

secara keseluruhan. Ketiga, pendekatan sistem agribisnis adalah formulasi

kebijakan sektor pertanian yang logis, dan harus dianggap sebagai alasan

ilmiah yang positif, bukan ideologis dan normatif. Keempat, sistem

agribisnis secara intrinsik netral terhadap semua skala usaha, dan kelima,

pendekatan sistem agribisnis khususnya ditujukan untuk negara sedang

berkembang. Rumusan inilah yang nampaknya digunakan sebagai konsep

pembangunan pertanian dari Departemen Pertanian, yang dituangkan

dalam visi terwujudnya perekonomian nasional yang sehat melalui

pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing,

berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi

(Mubyarto dan Awan, 2003).

Menurut Arifin (2003), Pengembangan pertanian dilihat dari aspek

development management harus dilandasi oleh beberapa hal antara lain:

pembangunan pertanian yang terencana secara matang, terlaksana dengan

baik, termonitor secara periodik dan adanya check dan balance secara

terukur. Pendekatan tersebut di atas selama ini tidak dapat berjalan dengan

sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan ada beberapa penyebab

kegagalan dari program dan kegiatan pembangunan pertanian yang

dilakukan, yaitu: (a) kurang tepatnya mengidentifikasi kondisi yang

sesungguhnya dari petani baik dari aspek sosial, ekonomi dan budaya; (b)

Page 32: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Belum akuratnya menilai positioning dari teknologi yang diperlukan oleh

petani, karena masih didistorsi oleh kepentingan-kepentingan tertentu;

(c) program pengembangan usaha tani yang dikembangkan sifatnya masih

sangat umum, dan tidak aplicable terhadap wilayah tertentu;

(d) kebijakan-kebijakan pembangunan pertanian masih sulit diterjemahkan

oleh daerah; (e) masih belum optimalnya support dari pusat maupun

daerah terhadap potensi wilayah, dan atau mengamankan wilayah-wilayah

yang memang strategis dan ekonomis untuk wilayah pertanian.

Pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas akan terus

ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan produksi dan memantapkan

swasembada pangan, meningkatkan pendapatan para petani, memperluas

kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan industri akan bahan baku dan

untuk meningkatkan ekspor. Dalam rangka mendukung semakin

terwujudnya keseimbangan antar industri dan pertanian dalam struktur

ekonomi nasional, usaha pembangunan dan pengembangan sektor industri,

terutama agroindustri, juga terus didorong. Iklim usaha yang lebih

mendorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan

diusahakan melalui pemberian informasi dan kemudahan

(Rasahan et al, 1999).

4. Peranan Sektor Pertanian

Peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi dipandang pasif

dan hanya sebagai penunjang. Pembangunan ekonomi dipandang

memerlukan transformasi struktural yang cepat, yaitu yang semula

mengutamakan kegiatan pertanian menjadi masyarakat lebih kompleks

dimana terdapat bidang industri dan jasa yang lebih modern. Dengan

demikian peranan utama pertanian adalah menyediakan tenaga kerja dan

pangan yang cukup dengan harga murah untuk pengembangan industri

yang dinamis sebagai sektor penting dalam semua strategi pembangunan

ekonomi (Todaro, 2000).

Pada hakekatnya pertanian adalah sumber utama dari keseluruhan

pertumbuhan ekonomi bahkan sebagai batu penjuru (cornerstone) dari

Page 33: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pengurangan kemiskinan. Sebenarnya kontribusi pertumbuhan pertanian

jauh lebih proporsional terhadap pembangunan ekonomi daripada

pertumbuhan industri karena “multiplier effects” pertumbuhan pertanian

terhadap perekonomian domestik lebih besar. Banyak studi menunjukkan

bahwa pertanian merupakan sektor yang paling efektif untuk mengurangi

kemiskinan pedesaan dan perkotaan yang distribusi pendapatannya sangat

timpang. Tingkat harga riil yang memadai secara berkelanjutan pada

tingkat petani merupakan salah satu kunci pertumbuhan pertanian yang

pada gilirannya mengurangi kemiskinan (Napitupulu, 2007).

Peranan sektor pertanian dirasa masih penting walaupun kemajuan

sektor industri berkembang begitu cepat dalam perekonomian suatu daerah.

Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian dapat dilihat dari ber-

bagai hal, antara lain dilihat dari masih relatif besarnya pangsa sektor per-

tanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sektor pertanian juga me-

rupakan pemasok bahan baku bagi industri, mampunya sektor ini

menyediakan pangan dan gizi, dapat menyerap banyak tenaga kerja dan

semakin signifikannya kontribusi sektor pertanian dalam meningkatkan

ekspor non-migas (Soekartawi, 1996).

5. Strategi pembangunan pertanian

Berdasarkan Arifin (2008), eskalasi harga pangan dan pertanian

sampai tiga kali lipat selama tiga tahun terakhir memang meresahkan,

tidak terkecuali bagi Indonesia. Tiga faktor utama berikut sering dianggap

bertanggung jawab, yakni (1) fenomena perubahan iklim yang

mengacaukan ramalan produksi pangan strategis, (2) peningkatan

permintaan komoditas pangan karena konversi terhadap biofuel, dan (3)

aksi para investor (spekulan) tingkat global karena kondisi pasar keuangan

yang tidak menentu. Meski begitu, eskalasi harga tersebut juga menjadi

peluang (dan tantangan) baru untuk merumuskan strategi pembangunan

pertanian yang kompatibel dengan perubahan zaman. Pembangunan

pertanian di Indonesia sebenarnya telah menunjukkan kontribusi yang

sukar terbantahkan, bahwa peningkatan produktivitas tanaman pangan

Page 34: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

melalui varietas unggul, lonjakan produksi peternakan dan perikanan telah

terbukti mampu mengatasi persoalan kelaparan dalam empat dasawarsa

terakhir. Pembangunan perkebunan dan agroindustri juga telah mampu

mengantarkan pada kemajuan ekonomi bangsa, perbaikan kinerja ekspor,

dan penyerapan tenaga kerja. Singkatnya, kinerja perjalanan pertanian

Indonesia jauh lebih komprehensif dibandingkan dengan angka 3,51

persen per tahun rata-rata pertumbuhan pada periode 1960-2006—dihitung

dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Organisasi Pangan dan Pertanian

Dunia (FAO).

Selama empat dasawarsa terakhir, strategi pembangunan pertanian

mengikuti tiga prinsip penting: (1) broad-based dan terintegrasi dengan

ekonomi makro, (2) pemerataan dan pemberantasan kemiskinan, dan (3)

pelestarian lingkungan hidup. Dua prinsip utama telah menunjukkan

kinerja yang baik, karena dukungan jaringan irigasi, jalan-jembatan,

perubahan teknologi, kebijakan ekonomi makro, dan sebagainya. Konsep

revitalisasi pertanian yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari pola pikir dan strategi

besar di atas. Karena fenomena Revolusi Hijau serta perspektif konsistensi

tersebut, pencapaian swasembada beras di era 1980-an juga telah diikuti

oleh peningkatan kesejahteraan dan pemerataan pendapatan petani beras di

Indonesia, pemerataan sektor pedesaan dan perkotaan (Arifin, 2008).

6. Strategi Pengembangan

Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan pengembangan

wilayah selama ini mengalami berbagai macam permasalahan, salah

satunya adalah pembangunan di sektor pertanian yang merupakan

merupakan salah satu sektor utama dalam pembangunan. Permasalahan itu

antara lain sistem pertanian yang berkembang sampai saat ini masih belum

mendukung peningkatan daya saing, selain itu sebagian besar petani

Indonesia adalah petani kecil dengan luas rata-rata lahan yang dimiliki

kurang dari 0,5 Ha dan ditambah lagi para petani atau pekerja di sektor ini

Page 35: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pada umumnya berpendidikan rendah, yaitu sekitar 90 % hanya tamat

sekolah dasar (Wijayadi, 2003).

Suatu usaha pertanian tidak hanya cukup dengan modal kuat dan

sarana prasarana yang cukup melainkan juga harus memikirkan

faktorfaktor lain yang akan mempengaruhi usaha tersebut. Di dalam usaha

pertanian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha ialah

faktor alam dan faktor ekonomi (Wijayadi, 2003).Keadaan alam meminta

perhatian untuk dipikirkan secara matang oleh para petani seperti iklim

dengan unsur – unsur sinar matahari, temperatur, curah hujan, pergerakan

angin, kemudian bencana alam, dan lainnya. Semua itu akan

mempengaruhi usaha pertanian, pengembangan usaha pertanian akan

mengalami kegaggalan maupun keberhasilan salah satunya adalah

dipengaruhi cara pendekatan terhadap unsur-unsur alam tersebut.

(Wijayadi, 2003).

Selaras dengan usaha peningkatan kesejahteraan petani pada sektor

pertanian, GBHN memberikan kebijakan yang berupa peningkatan

pendapatan dan taraf hidup petani serta peningkatan produktifitasnya.

Pembangunan suatu sektor seperti pertanian tidak akan lepas dari

pembangunan suatu daerah beserta pengembangan wilayahnya. Salah satu

strategi pembangunan wilayah yang potensial mengintegrasikan antar

sektor dan antar wilayah adalah pengembangan usaha pertanian.

Pengembangan usaha pertanian bukan sekedar pengembangan bisnis

komoditas pertanian yang sudah kita kenal selama ini (Wijayadi, 2003).

Suatu usaha pertanian tidak hanya cukup dengan modal kuat dan

sarana prasarana yang cukup melainkan juga harus memikirkan

faktorfaktor lain yang akan mempengaruhi usaha tersebut. Di dalam usaha

pertanian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha ialah

faktor alam dan faktor ekonomi (Wijayadi, 2003). Keadaan alam meminta

perhatian untuk dipikirkan secara matang oleh para petani seperti iklim

dengan unsur – unsur sinar matahari, temperatur, curah hujan, pergerakan

angin, kemudian bencana alam, dan lainnya. Semua itu akan

Page 36: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mempengaruhi usaha pertanian, pengembangan usaha pertanian akan

mengalami kegaggalan maupun keberhasilan salah satunya adalah

dipengaruhi cara pendekatan terhadap unsur-unsur alam tersebut

(Wijayadi, 2003).

7. Metode Analisis Potensi Relatif Perekonomian Wilayah

a. Metode Analisis Location Quantient (LQ)

Analisis LQ digunakan untuk menentukan sektor unggulan

perekonomian daerah. Bila nilai LQ >1 berarti sektor tersebut

merupakan sektor unggulan di kabupaten/kota dan potensial untuk

dikembangkan sebagai penggerak perekonomian kabupaten/kota.

Apabila nilai LQ < 1 berarti sektor tersebut bukan merupakan sektor

unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai

penggerak perekonomian kabupaten/kota dan bila nilai LQ = 1 berarti

nilai produksi sektor tertentu di Kab/kota sama dengan sektor yang

sama pada tingkat provinsi (Pasaribu, 2005).

Di dalam model ekonomi basis, perekonomian terbagi menjadi

dua yaitu sektor basis dan non basis. Sektor basis disebut juga sektor

ekspor dan akan menentukan perkembangan wilayah. Kedua sektor

memiliki hubungan, dimana jika sektor basis berkembang, maka pada

gilirannya akan meningkatkan pula kegiatan non basis. Hal ini sering

disebut dengan multiplier effect. Untuk mengetahui sektor basis dan

non basis digunakan metode Location Quotient (LQ), sedangkan untuk

effect multiplier digunakan teknik pengganda basis atau multiplier

effect (Anonim, 2009c).

Logika dasar LQ adalah teori basis ekonomi yang intinya

adalah karena industri basis menghasilkan barang-barang dan jasa

untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka

penjualan di luar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah

tersebut (Widodo, 2006).

Page 37: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Metode Analisis Shift Share (SSA)

Analisis Shift Share merupakan alat analisis yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baik

dari sisi pendapatan maupun dari sisi tenaga kerja di suatu wilayah

pada dua periode waktu. Terdapat 3 (tiga) komponen dalam analisis SS

sebagai berikut: (1) komponen Pertumbuhan Nasional, yaitu perubahan

produksi/kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh

perubahan produksi/kesempatan kerja nasional, perubahan kebijakan

ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi

perekonomian sektoral dan wilayah; (2) komponen Pertumbuhan

Proporsional, yaitu perbedaan sektor dalam hal permintaan produk

akhir, ketersediaan bahan mentah, kebijakan industri dan struktur serta

keragaman pasar; (3) komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, yaitu

perubahan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah terhadap

wilayah lainnya (Anonim, 2009b).

Analisis shift share ini menganalisis perubahan berbagai

indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja,

pada dua titik waktu di suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan

diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu wilayah jika

dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah

tumbuh cepat atau lamban. Hasil analisis ini juga dapat menunjukkan

bagaimana perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah

lainnya, apakah bertumbuh cepat atau lamban

(Budiharsono, 2005).

c. Metode Analisis Input Output (I-O)

Analisis input output (I-O) banyak diterapkan di dalam proses

perencanaan pengembangan wilayah. Hal ini karena model I-O dapat

diimplementasikan secara empirik pada bidang dimana keterbatasan

data dan teori yang belum cukup berkembang membatasi ruang

lingkup penelitian dan perencanaan.

Page 38: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Menurut Jhingan (2007) Analisa input-output menunjukkan

kepada kita bahwa di dalam perekonomian secara keseluruhan

terkandung saling hubungan dan saling ketergantungan industrial.

Input suatu industri merupakan output industri lainnya dan sebaliknya,

sehingga akhirnya saling hubungan antar mereka membawa ke arah

ekuilibrium antara penawaran dan permintaan di dalam perekonomian

secara keseluruhan. Batubara adalah input bagi industri baja dan baja

adalah input bagi industri batubara, kendati keduanya merupakan

output dari masing-masing industri yang bersangkutan. Sebagian besar

kegiatan ekonomi memproduksi barang-barang antara (input) untuk

digunakan lebih lanjut dalam pembuatan barang-barang akhir (output).

d. Metode Analisis Tipologi Klassen

Menurut Widodo (2006) teknik Tipologi Klassen dapat

digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur

pertumbuhan sektoral daerah. Analisis ini mendasarkan

pengelompokkan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan

kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah. Dengan

menggunakan analisis Tipologi Klassen, suatu sektor dapat

dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu: sektor prima, sektor

potensial, sektor berkembang, dan sektor terbelakang. Penentuan

kategori suatu sektor ke dalam empat kategori di atas didasarkan pada

laju pertumbuhan kontribusi sektoral dan rerata besar kontribusi

sektoralnya terhadap PDRB, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Page 39: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 2.1. Matrik Tipologi Klassen Rerata Kontribusi Sektoral

Terhadap PDRB

Rerata Laju

Pertumbuhan Sektoral

Y sektor > Y PDRB

Y sektor < Y PDRB

r sektor > r PDRB Sektor Prima Sektor

Berkembang

r sektor < r PDRB Sektor Potensial

Sektor

Terbelakang

Sumber : Widodo, 2006

Y sektor = nilai kontribusi sektor ke i

Y PDRB = rata-rata PDRB

r sektor = laju pertumbuhan sektor ke i

r PDRB = laju pertumbuhan PDRB

Hasil pemetaan dari analisis Tipologi Klassen di atas, bila

dikaitkan dengan kegiatan perencanaan untuk pengembangan ekonomi

daerah di masa mendatang, antara lain dapat dilakukan dengan

menentukan strategi pengembangan menurut periode waktu yang dapat

dilakukan dalam tiga tahap yaitu prioritas pengembangan ekonomi

untuk masa jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Matriks Strategi Pengembangan Jangka Pendek (1-5th)

Jangka Menengah (5-10th)

Jangka Panjang (10-25th)

- sektor prima - sektor potensial menjadi komoditi prima

- sektor potensial menjadi sektor prima

- sektor berkembang menjadi sektor potensial

- sektor terbelakang menjadi sektor berkembang

- sektor terbelakang menjadi sektor berkembang

- sektor prima tetap

menjadi sektor prima

Sumber : Widodo, 2006

Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui

gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi

masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi

daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi

Page 40: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-

rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata

pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati

dapat dibagi-bagi menjadi empat klasifikasi, yaitu : daerah cepat maju

dan cepat tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi

tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high

growth but low income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and

low income) (Pasaribu, 2005).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Perencanaan pembangunan adalah suatu proses mempersiapkan secara

sistematis tindakan di masa yang akan datang dengan memperhitungkan

sumberdaya yang tersedia supaya lebih baik secara efektif dan efisien dalam

mencapai tujuannya. Perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan agar

semua daerah dapat melaksanakan pembangunan secara proporsional dan

merata sesuai dengan sumberdaya dan potensi yang ada di daerah. Manfaat

perencanaan pembangunan daerah adalah untuk pemerataan pembangunan

dari pusat ke daerah. Apabila perencanaan pembangunan daerah dan

pembangunan daerah dapat dilaksanakan dengan baik maka diharapkan daerah

dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri. Dengan demikian maka

kenaikan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah tidak lagi terlalu

bergantung dari pusat, tetapi dapat didorong dari daerah sendiri yang

bersangkutan.

Adanya perencanaan pembangunan daerah maka akan mempermudah

pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bersama dengan

masyarakat, yaitu dengan mengembangkan potensi daerah dan mengelola

sumberdaya tiap sektor yang tersedia, serta menentukan prioritas dan arah

program pembangunan ekonomi daerah dalam upaya untuk mencapai tujuan

pembangunan. Pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata, sehingga dapat

meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat. Dalam rangka

Page 41: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

membangun perekonomian daerah yang lebih baik, maka pemerintah daerah

harus menentukan sektor-sektor yang perlu dikembangkan agar

perekonomian daerah dapat tumbuh cepat. Sektor yang memiliki keunggulan

memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan diharapkan dapat

mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang. Adanya potensi bajir yang

melanda Kabupaten Bojonegoro, Kecamatan Margomulyo sebagai salah satu

kecamatan, diharapkan mampu menetapkan strategi pembangunan bagi

daerahnya sendiri, sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimilikinya,

dengan tetap mengacu kepada kebijakan pemerintah pusat.

Pembangunan daerah Kecamatan Margomulyo terdiri dari

pembangunan sektor perekonomian dan sektor non perekonomian. Dalam

pembangunan perekonomian daerah di Kecamatan Margomulyo terdiri dari

pembangunan sektor pertanian dan non pertanian dimana masing-masing

pembangunan sektor tersebut memberikan kontribusi dan peranan yang

berbeda bagi pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Sektor

pertanian terdiri dari lima sub sektor pertanian yaitu subsektor tanaman bahan

makanan, sub sektor perkebunan, subsektor peternakan, perikanan dan

kehutanan. Sektor non pertanian terdiri dari sektor penggalian; sektor industri

pengolahan; sektor listrik dan air minum; sektor bangunan/konstruksi; sektor

perdagangan, hotel dan restoran; sektor angkutan dan komunikasi; sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan

kontribusi terbesar, sehingga sektor pertanian memiliki peranan penting bagi

Kecamatan Margomulyo. Dari hasil produksi komoditi tersebut dapat

diketahui besarnya nilai produksi dan laju pertumbuhan komoditi dengan

melihat jumlah produksi dan harga komoditi tingkat produsen pada tahun

tertentu, sehingga dapat pula diketahui besarnya kontribusi komoditi pertanian

yaitu dengan membandingkan nilai produksi masing-masing komoditi

pertanian terhadap total nilai produksi komoditi pertanian secara keseluruhan

di Kecamatan Margomulyo.

Page 42: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Analisis Pendekatan Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui

klasifikasi komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo, yaitu dengan

mengidentifikasi komoditi pertanian yang menjadi prioritas atau unggulan

melalui laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi pertanaian. Pada teknik

pendekatan Tipologi Klassen ini, komoditi pertanian dapat diklasifikasikan

menjadi empat kategori, yaitu terdiri dari komoditi prima, komoditi potensial,

komoditi berkembang, dan komoditi terbelakang. Analisis ini mendasarkan

pengelompokan suatu komoditi dengan indikator laju pertumbuhan dan

kontribusinya terhadap kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo.

Berdasarkan hasil klasifikasi komoditi pertanian dengan analisis

pendekatan Tipologi Klassen tersebut, maka pemerintah daerah dapat

menentukan strategi pengembangannya dalam kerangka perencanaan

pengembangan ekonomi daerah Kecamatan Margomulyo. Strategi

pengembangan komoditi pertanian diperlukan dalam upaya mewujudkan

pembangunan pertanian yang berkelanjutan di Kecamatan Margomulyo agar

dapat menunjang pendapatan daerah. Dalam hal ini, strategi pengembangan

komoditi pertanian bertujuan untuk meningkatkan besarnya pertumbuhan dan

kontribusi komoditi terhadap PDRB Kecamatan Margomulyo.

Strategi pengembangan komoditi pertanian ini dapat ditentukan dengan

mengacu pada Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD), hasil

kesepakatan FGD serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP

Daerah). Berdasarkan acuan strategi tersebut, akan dapat diketahui strategi

pengembangannya melalui matriks strategi pengembangan komoditi pertanian,

yaitu berdasarkan pada periode waktu, meliputi pengembangan untuk masa

jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun), maupun jangka

panjang (10-25 tahun). Hasil rumusan strategi pengembangan yang telah

ditentukan berdasarkan periode waktu tersebut dapat dijadikan sebagai

sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah, sehingga akan mempermudah

pemerintah daerah dalam menyusun rencana pembangunan daerah Kecamatan

Margomulyo. Dengan demikian, perencanaan pembangunan daerah

Page 43: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

merupakan tindak lanjut dari penetapan strategi pengembangan komoditi

pertanian di Kecamatan Margomulyo.

Gambar alur kerangka pemikiran dalam penelitian Strategi

Pengembangan Komoditi Pertanian di Daerah Rawan Banjir di Kecamatan

Margomulyo Kabupaten Bojonegoro (Pendekatan Tipologi Klassen) dapat

dilihat pada Gambar 1

Gambar 1. Alur Pemikiran dan Kerangka Penentuan Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo

Pembangunan Daerah Kecamatan Margomulyo

Sektor Non Perekonomian

Sektor Pertanian 1. Subsektor Tanaman Bahan

Makanan 2. Subsektor Tanaman

Perkebunan 3. Subsektor Peternakan

Sektor Non Pertanian

Komoditi Pertanian

Klasifikasi komoditi pertanian Kecamatan Margomulyo menurut Tipologi Klassen

Sektor Perekonomian

Prima

Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian

Jangka Pendek 1-5 Tahun

Jangka Menengah 5-10 Tahun

Jangka Panjang 10-25 Tahun

Potensial Berkembang Terbelakang

Page 44: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

D. Pembatasan Masalah

1. Komoditi pertanian yang diteliti adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi rambat,

kedelai, kacang tanah, kelapa, kapuk randu, sapi, kambing, domba, ayam

buras dan itik tahun 2007-2008 yang datanya tersedia, dipublikasikan, dan

kontinuitasnya terjaga.

2. Pengklasifikasian komoditi pertanian dalam penelitian ini menggunakan

data nilai produksi komoditi pertanian, laju pertumbuhan dan kontribusi

komoditi pertanian, laju pertumbuhan dan kontribusi PDRB Kecamatan

Margomulyo tahun 2007-2008.

3. Harga komoditi pertanian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

harga rata-rata komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo pada tahun

2007-2008 atas dasar harga konstan (ADHK 2000).

4. Acuan perumusan strategi pengembangan komoditi pertanian di

Kecamatan Margomulyo berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bojonegoro; Laporan Keterangan

Pertanggung Jawaban Kepala Daerah Dinas Pertanian, Peternakan Dinas

Perkebunan Kabupaten Bojonegoro tahun 2009.

5. Penentuan strategi pengembangan sektor pertanian di Kecamatan

Margomulyo pada jangka panjang (10-25 tahun) hanya sebatas pada saat

penelitian, tanpa memperhatikan kondisi riil di Kecamatan Margomulyo

yang akan terjadi pada 10-25 tahun yang akan datang (kondisi masyarakat,

kondisi perekonomian, dan pemerintahan).

E. Asumsi-Asumsi

1. Ketersediaan sumber daya pendukung bukan merupakan kendala dalam

pengembangan komoditi pertanian.

F. Definisi Operasional

1. Sektor secara umum adalah lapangan usaha yang mencakup beberapa unit

produksi yang terdapat di dalam suatu perekonomian.

2. Komoditi adalah produk yang dihasilkan oleh suatu usaha/kegiatan dengan

menggunakan sumberdaya yang tersedia.

Page 45: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3. Pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu

bercocok tanam, peternakan, perikanan, perkebunan dan juga kehutanan.

4. Komoditi pertanian adalah segala barang-barang hasil dari pertanian yang

dapat diperjualbelikan, meliputi tanaman bahan makanan, perkebunan,

perikanan, peternakan dan kehutanan.

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai barang dan

jasa yang diproduksi di wilayah (regional) tertentu dalam kurun waktu

tertentu. PDRB dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga

konstan dan atas dasar harga berlaku (Suroto 1992).

6. Nilai produksi komoditi adalah hasil balas jasa dari suatu komoditi yang

diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi komoditi dengan

harga komoditi di tingkat produsen dalam satu tahun di Kecamatan

Margomulyo yang dinyatakan dalam satuan Rupiah.

7. Kontribusi adalah besarnya sumbangan komoditi pertanian terhadap

pembentukan PDRB Kecamatan Margomulyo. Besarnya kontribusi dapat

dihitung dengan membandingkan nilai PDRB komoditi dengan total

PDRB Kecamatan Margomulyo (dalam persen). Adapun kriterianya

adalah:

Kontribusi besar : apabila nilai kontribusi komoditi lebih besar atau sama

dengan kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo.

Kontribusi kecil : apabila nilai kontribusi komoditi lebih kecil atau sama

dengan kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo.

8. Laju pertumbuhan adalah perubahan nilai produksi komoditi tahun yang

dituju dikurangi tahun sebelumnya dibagi dengan tahun sebelumnya dan

dikali 100%. Untuk mengetahui kriteria laju pertumbuhan komoditi

pertanian yaitu dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan

Margomulyo. Ada dua kriteria laju pertumbuhan komoditi pertanian,

yaitu:

a. Tumbuh cepat, jika laju pertumbuhan komoditi pertanian lebih

besar/sama dengan laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Margomulyo.

Page 46: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Tumbuh lambat, jika laju pertumbuhan komoditi pertanian lebih kecil

daripada laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Margomulyo.

9. Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis pada sejumlah objek,

gagasan, atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu

berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999). Klasifikasi

dalam penelitian ini adalah pengelompokkan komoditi pertanian

berdasarkan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi pertanian di

Kecamatan Margomulyo. Klasifikasi dalam penelitian ini terdiri dari

empat kategori, yaitu komoditi prima, komoditi potensial, komoditi

berkembang, dan komoditi terbelakang.

10. Prima adalah komoditi dengan laju pertumbuhan cepat dan kontribusi

PDRB komoditi tersebut lebih besar daripada kontribusi PDRB

Kecamatan Margomulyo.

11. Potensial adalah komoditi yang memiliki laju pertumbuhan lambat namun

kontribusi PDRB komoditi tersebut lebih besar daripada kontribusi PDRB

Kecamatan Margomulyo.

12. Berkembang adalah komoditi memiliki laju pertumbuhan cepat namun

kontribusi PDRB komoditi tersebut lebih kecil daripada kontribusi PDRB

Kecamatan Margomulyo.

13. Terbelakang adalah komoditi dengan laju pertumbuhan lambat dan

kontribusi PDRB komoditi tersebut lebih kecil daripada kontribusi PDRB

Kecamatan Margomulyo.

14. Strategi merupakan perencanaan sasaran, tujuan, dan arah tindakan serta

alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan

itu (James dan Robert, 2002). Strategi pengembangan komoditi pertanian

dalam penelitian ini adalah suatu perencanaan untuk mengembangkan

komoditi pertanian sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di

Kecamatan Margomulyo berdasarkan pada kontribusi dan pertumbuhan

komoditi pertanian dalam jangka waktu tertentu. Strategi pengembangan

didasarkan pada periode waktu, terdiri dari:

1). Strategi jangka pendek, dilakukan dalam jangka waktu 1-5 tahun.

Page 47: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2). Strategi jangka menengah, dilakukan dalam jangka waktu 5-10 tahun.

3). Strategi jangka panjang, dilakukan dalam jangka waktu 10-25 tahun.

Page 48: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian

yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang, pada masalah-masalah yang aktual, dimana data yang dikumpulkan

mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis karena itu metode ini

sering disebut metode analitik (Surakhmad, 1998).

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive), yaitu pengambilan daerah penelitian secara sengaja berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian

(Singarimbun dan Effendi, 1997).

Daerah penelitian yang diambil adalah Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

margomulyo merupakan daerah potensi banjir tidak parah (ringan). Meskipun

termasuk daerah potensi banjir, akan tetapi kontribusi PDRB komoditi

pertanian Kecamatan Margomulyo memberikan kontribusi paling besar (Tabel

1.3), namun laju pertumbuhan komoditi pertanian pada tahun 2007-2008

masih bersifat fluktuatif (Tabel 1.4).

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau digali dari sumber

utamanya (Teguh, 2001). Data primer diperoleh secara langsung melalui

pengamatan lapangan, survei atau wawancara secara langsung dengan petani

dan instansi-instansi pemerintahan terkait seperti BPS, BAPEDA dan

SATKORLAK PBP. Selain itu data primer diperoleh dari hasil Fokus Group

Discussion (FGD); sedangkan data sekunder adalah data yang terlebih dulu

Page 49: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

telah dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang diluar peneliti (Surakhmad,

1998).

Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten

Bojonegoro, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDA), Dinas

Pertanian, Perikanan dan Peternakan; serta Dinas Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Bojonegoro. Data sekunder yang digunakan berupa data Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bojonegoro tahun 2007-2008,

Kecamatan Margomulyo Dalam Angka 2009, jumlah produksi komoditi

pertanian tahun 2007-2008, harga komoditi pertanian di tingkat produsen pada

tahun 2007-2008, data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bojonegoro, mapping daerah banjir di Kabupaten

Bojonegoro tahun 2009, dan data kualitatif untuk strategi pengembangan (data

yang ada pada Bojonegoro Dalam Angka 2009).

D. Metode Analisis Data

1. Klasifikasi Komoditi Pertanian

Penentuan klasifikasi komoditi pertanian di Kecamatan

Margomulyo dilakukan dengan cara:

a. Membandingkan kontribusi komoditi pertanian dengan kontribusi

PDRB Kecamatan Margomulyo.

b. Membandingkan laju pertumbuhan komoditi pertanian dengan laju

pertumbuhan PDRB Kecamatan Margomulyo.

c. Mengklasifikasikan komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo.

Hasil analisis Tipologi Klassen akan menunjukkan posisi

pertumbuhan dan kontribusi komoditi pertanian di Kecamatan

Margomulyo. Komoditi pertanian dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Komoditi prima adalah komoditi yang memiliki laju pertumbuhan

cepat dan kontribusi PDRB komoditi tersebut lebih besar daripada

kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo.

Page 50: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Komoditi potensial adalah komoditi yang memiliki laju pertumbuhan

lambat namun kontribusi PDRB komoditi tersebut lebih besar daripada

kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo.

c. Komoditi berkembang adalah komoditi yang memiliki pertumbuhan

cepat namun kontribusi PDRB komoditi tersebut lebih kecil daripada

kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo.

d. Komoditi terbelakang adalah komoditi yang memiliki laju pertumbuhan

lambat dan kontribusi PDRB komoditi tersebut lebih kecil daripada

kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo.

Berdasarkan uraian diatas, metode klasifikasi Tipologi Klassen

disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Matriks Tipologi Klassen

Rerata Kontribusi

Rerata Laju Pertum- buhan Komoditi

Kontribusi Besar Nilai Produksi Komoditi i >

Kontribusi PDRB Kecamatan

Margomulyo

Kontribusi Kecil Nilai Produksi Komoditi i <

Kontribusi PDRB Kecamatan

Margomulyo Tumbuh Cepat

(r komoditi i > r PDRB) Komoditi Prima Komoditi berkembang

Tumbuh Lambat (r komoditi i < r PDRB) Komoditi Potensial Komoditi Terbelakang

Keterangan :

r komoditi : Laju pertumbuhan komoditi i

r PDRB : Laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Margomulyo

2. Strategi Pengembangan komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo

Berdasarkan hasil klasifikasi komoditi pertanian, maka dapat

ditentukan strategi pengembangan yang tepat. Strategi pengembangan

komoditi pertanian didasarkan pada periode waktu, yaitu pengembangan

untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Matriks

strategi pengembangan untuk komoditi pertanian di Kecamatan

Margomulyo dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Page 51: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 3.2. Matriks Strategi Pengembangan komoditi pertanian Kecamatan Margomulyo

Jangka Pendek (1-5 Tahun)

Jangka Menengah (5-10 Tahun)

Jangka Panjang (10-25 Tahun)

Komoditi Prima Komoditi Potensial menjadi komoditi prima

Komoditi potensial menjadi Komoditi Prima Komoditi berkembang menjadi Komoditi Potensial Komoditi terbelakang menjadi Komoditi berkembang

Komoditi terbelakang menjadi Komoditi berkembang Komoditi prima

Strategi pengembangan komoditi pertanian di Kecamatan

Margomulyo dapat dilakukan melalui:

a. Strategi Jangka Pendek

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan periode

waktu antara 1-5 tahun. Strategi jangka pendek ini dapat dilakukan

dengan mengoptimalkan potensi komoditi prima dalam meningkatkan

PDRB Kecamatan Margomulyo dan mengupayakan komoditi potensial

menjadi komoditi prima dengan meningkatkan laju pertumbuhan

komoditi potensial.

b. Strategi Jangka Menengah

Strategi pengembangan dalam jangka menengah dilakukan

dengan periode waktu antara 5-10 tahun. Strategi jangka menengah

dilakukan dengan: (i) mengusahakan agar komoditi potensial dapat

menjadi komoditi prima yaitu dengan meningkatkan nilai laju

pertumbuhan komoditi potensial tersebut, (ii) mengusahakan komoditi

berkembang menjadi komoditi potensial dengan meningkatkan

kontribusi komoditi berkembang sehingga apabila komoditi potensial

mengalami kemunduran atau menggantikan komoditi prima maka

komoditi berkembang dapat menggantikan komoditi potensial, (iii)

mengupayakan komoditi terbelakang dapat menjadi komoditi yang

Page 52: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

berkembang dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi

terbelakang.

c. Strategi Jangka Panjang

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan dengan

periode waktu antara 10-25 tahun. Strategi jangka panjang ini dapat

dilakukan dengan mengusahakan agar komoditi terbelakang menjadi

komoditi berkembang dengan meningkatkan laju pertumbuhan

komoditi terbelakang dan juga untuk mempertahankan komoditi

terbelakang menjadi komoditi prima agar tetap terjaga kontinuitas

pembangunan pertanian Kecamatan Margomulyo.

Perumusan strategi pengembangan komoditi pertanian di

Kecamatan Margomulyo dilakukan berdasarkan dokumen perencanaan

daerah yang meliputi : Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kegiatan

Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJM Daerah), Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

berbagai sumber informasi dari Dinas/Instansi terkait di Kecamatan

Margomulyo secara spesifik berhubungan dengan komoditi yang dianalisis

dan informasi-informasi dari hasil FGD. RPJM adalah dokumen publik

yang merangkum daftar rencana kegiatan lima tahun di bidang pelayanan

umum pemerintahan. RPJM mengacu kepada perkembangan di bidang

ekonomi, seperti lapangan pekerjaan utama dan tingkat pendapatan rata-

rata masyarakat, keberadaan potensi sektor ungulan daerah yang dapat

dikembangkan, terutama data tentang PDRB. RPJM merupakan bagian

dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah), yang

berkedudukan sebagai dokumen perencanaan dengan rentang waktu 20

tahun.

Page 53: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

IV. KONDISI UMUM KECAMATAN MARGOMULYO

A. Keadaan Alam

1. Letak Geografis

Kecamatan Margomulyo termasuk wilayah administratif

Kabupaten Bojonegoro yang terdiri dari dataran rendah yang terletak

disebelah utara dan perbukitan yang terletak disebelah selatan. Kecamatan

Margomulyo mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Barat : Kecamatan Menden, Kabupaten Blora Jawa Tengah

Sebelah Utara : Kecamatan Ngraho

Sebelah Timur : Kecamatan Tambakrejo, Kecamatan Padas Kabupaten

Ngawi

Sebelah Selatan : Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi

2. Luas Wilayah

Kecamatan Margomulyo Terletak disebelah selatan pusat

pemerintahan Kabupaten Bojonegoro dengan luas wilayah total

139,68 Km2. Kecamatan Margomulyo memiliki 6 desa yang dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Luas Wilayah Desa-Desa yang ada di Kecamatan Margomulyo (Km2)

No Nama Desa Luas Wilayah (Km2) Rata-rata (%)

1 Desa Ngelo 25,53 18,68 2 Desa Kalangan 14,54 10,64 3 Desa Margomulyo 12,08 8,84 4 Desa Sumberjo 12,38 9,06 5 Desa Meduri 67,16 49,14 6 Desa Geneng 7,99 5,85

Jumlah 139.68 100,00

Sumber: Kecamatan Margomulyo dalam Angka 2009

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa di Kecamatan

Margomulyo terdapat 6 desa yang memiliki luas yang berbeda-beda

dengan total luas wilayah Kecamatan Margomulyo adalah 13.968 Ha.

Diantara enam desa tersebut, Desa Meduri merupakan desa paling luas

wilayahnya yaitu 67,16 Km dengan persentase sebesar 49,17%; sedangkan

Page 54: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Desa Geneng desa yang memiliki luas wilayah terkecil yakni 7,99 Km

dengan persentase sebesar 5,85%. Keenam desa tersebut apabila terjadi

banjir, Desa Kalangan dan Desa Ngelo merupakan desa yang sering

mengalami banjir hal ini dikarenakan letak kedua desa tersebut berada

lebih rendah dibanding dengan desa yang lain

(rekapitulasi data banjir 2009).

Total luas wilayah Kecamatan Margomulyo adalah 13.968 Ha.

Penggunaan wilayah di Kecamatan Margomulyo bermacam-macam sesuai

dengan kebutuhan dan kesesuaian dari kemampuan wilayah tersebut.

Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan wilayah Kecamatan

Margomulyo dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Penggunaan Wilayah Kecamatan Margomulyo Tahun 2008 (0,00 Ha)

No Macam Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%) 1 Luas tanah sawah 700,6 5,02 2 Luas tanah kering 13.267,4 94,98

a. Ladang 990,6 7,09 b. Pekarangan 1.071,1 7,67 c. Hutan 10.089,4 72,23 d. Lain-lain 1.116,3 7,99 Total 13.968 100,00

Sumber: Kecamatan Margomulyo dalam Angka Tahun 2009

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa secara umum penggunaan wilayah

di Kecamatan Margomulyo meliputi 700,6 Ha luas lahan sawah dengan

persentase 5,02 % dan 13.267,4 Ha luas bukan lahan sawah dengan

persentase 94,98 %. Penggunaan wilayah pada bukan lahan sawah terdiri

dari ladang, pekarangan, hutan dan lain-lain. Penggunaan luas bukan lahan

sawah yang terbesar adalah hutan dengan luas 10.089,4 Ha dengan

persentase 72,23% terhadap luas total. Hal ini dikarenakan Kecamatan

Margomulyo merupakan daerah konservasi hutan yang merupakan bagian

dari program pemerintah. Pohon jati merupakan pohon utama pada area

konservasi tersebut sehingga banyak terdapat hutan jati di wilayah

Kecamatan Margomulyo. Selain Kecamatan margomulyo terletak

berdekatan dengan Kabupaten Ngawi yang merupakan daerah perbukitan,

Page 55: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dengan dijadikannya Kecamatan Margomulyo sebagai daerah konservasi

hutan jati oleh Pemerintah, hal ini merupakan keuntungan bagi Kecamatan

Margomulyo karena dengan banyaknya pohon jati, ketika terjadi banjir

Kecamatan Margomulyo menderita kerugian akibat banjir lebih ringan di

banding dengan kecamatan lain karena akar dari pohon-pohon jati tersebut

mampu meyerap air banjir selain itu juga dapat mencegah adanya tanah

longsor.

Penggunaan luas bukan lahan sawah atau tanah kering yang

memiliki luas terkecil adalah ladang dengan luas 990,6 Ha dengan

persentase 7,09% terhadap luas total. Pembagian luas bukan lahan sawah

yang lain adalah meliputi pekarangan dengan luas 1071,1 Ha dengan

persentase 7,67% dan luas lahan lainnya 1.116,3 Ha dengan persentase

1,75% dan lainya dengan luas 5.173 Ha dan persentase 7,99% terhadap

luas total.

B. Keadaan Penduduk

1. Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan sumberdaya manusia yang menjadi subyek

sekaligus obyek dalam kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di suatu

daerah. Pertambahan jumlah penduduk memiliki dua sisi pandangan, yaitu

sisi positif dan sisi negatif. Segi positifnya adalah bertambahnya jumlah

penduduk suatu wilayah akan meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat

sehingga akan memacu kegiatan produksi dan menumbuhkan berbagai

kegiatan ekonomi. Sedangkan dari sisi negatif, pertambahan penduduk

akan memungkinkan menambah masalah sosial, seperti pengangguran dan

kemiskinan. Jumlah penduduk yang besar merupakan aset tersendiri bagi

keberhasilan pembangunan suatu wilayah, mengingat penduduk

merupakan pelaku sekaligus sasaran dari kegiatan pembangunan itu

sendiri.

Secara administratif Kecamatan Margomulyo terbagi menjadi 6

desa dimana masing-masing desa tersebut memiliki jumlah penduduk yang

Page 56: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

berbeda. Jumlah penduduk Kecamatan Margomulyo Tahun 2008 sebanyak

21.872 jiwa yang terdiri dari 6.107 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri

10.494 jiwa penduduk laki-laki dan 11.378 jiwa penduduk perempuan

Dengan kepadatan penduduk pada akhir tahun 2008 sebanyak 1.510 jiwa

per kilometer. Jumlah dan kepadatan penduduk Kecamatan Margomulyo

pada tahun 2008 berdasarkan tiap desa sebagai berikut.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Per Desa dan Kepadatan Penduduk Per Km2 dalam Wilayah Kecamatan margomulyo Tahun 2008

No Desa Jumlah Penduduk

Luas (Km2)

Kepadatan Penduduk Per Km2

1 Ngelo 1.301 25,53 58,59 2 Kalangan 1.573 14,54 122,60 3 Margomulyo 5.677 12,08 429,05 4 Sumberjo 6.190 12,38 505,82 5 Meduri 4.889 67,16 67,6 6 Geneng 2.441 7,99 327,53

Jumlah 22.071 139,68 1510,59 Sumber: Kecamatan Margomulyo dalam Angka Tahun 2009

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2008 Desa

Sumberjo merupakan desa yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak

yaitu 6.190 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 505,82 jiwa/km2 dan

Desa Ngelo merupakan desa yang memiliki jumlah penduduknya paling

sedikit yaitu 1.301 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 58,59

jiwa/km2. Tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Margomulyo Tahun

2008 adalah 1.510,59 jiwa/km2. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa

penyebaran penduduk di Kecamatan Margomulyo belum merata di tiap

desa. Hal ini dipengaruhi oleh kelahiran, kematian dan migrasi. Tingginya

angka kelahiran disebabkan oleh rata-rata umur perkawinan pertama

wanita di Kecamatan Margomulyo tergolong usia muda yaitu 18 tahun.

Semakin muda usia untuk menikah, wanita akan mempunyai rentang masa

subur yang panjang sehingga peluang untuk mempunyai anak besar.

Angka kelahiran tinggi juga diakibatkan jumlah wanita usia subur yang

banyak, jumlah wanita usia subur yang ada di Kecamatan Margomulyo

Page 57: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

sebesar 5.287 jiwa pada tahun 2008 (Kabupaten Bojonegoro dalam Angka

Tahun 2009).

2. Komposisi Penduduk

a. Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk di Kecamatan Margomulyo menurut

golongan umur akan mempengaruhi keberhasilan dalam pertumbuhan

penduduk. Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan

menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia non produktif dan

penduduk usia produktif. Penduduk usia non produktif yaitu penduduk

yang berusia 0-14 tahun (anak-anak) dan penduduk yang berusia lebih

dari 65 tahun (lansia), sedangkan penduduk usia produktif yaitu

penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk dengan jumlah usia

non produktif lebih banyak dapat menghambat potensi penduduk usia

produktif. Hal ini dikarenakan penduduk produktif harus menanggung

banyaknya penduduk non produktif sehingga pendapatan yang

seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain harus digunakan

untuk membiayai penduduk usia non produktif. Komposisi penduduk

Kecamatan Margomulyo berdasarkan kelompok umur dapat dilihat

pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Komposisi Penduduk Kecamatan Margomulyo menurut Kelompok Umur Tahun 2008

No. Umur (tahun) Jumlah (orang)

Angka Beban Tanggungan (%)

1. 0 – 14 5.421 2. 15 – 64 13.970 3. ≥ 65 2.431

56,20

Total 21.822 56,20

Sumber: Kecamatan Margomulyo dalam Angka Tahun 2009

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif

sebesar 13.970 orang dan jumlah penduduk usia non produktif sebesar

7.852 orang. Hal ini berarti jumlah penduduk usia produktif lebih besar

daripada jumlah penduduk usia non produktif. Angka beban

tanggungan lebih dikenal dengan dependency ratio (DR). Ukuran ini

Page 58: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

merupakan persentase antara jumlah penduduk usia non produktif

yaitu usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas per jumlah penduduk usia

produktif yaitu usia 15-64 tahun. Nilai DR menunjukkan banyaknya

jumlah penduduk usia tidak produktif yang harus ditanggung oleh 100

penduduk berusia produktif. Angka beban tanggungan Kecamatan

Margomulyo pada tahun 2008 adalah 56,20%. Hal ini berarti setiap

100 orang penduduk produktif harus menanggung 56,20 (≈ 56 orang)

yang tidak produktif.

b. Menurut Lapangan Usaha

Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari

tingkat penyerapan tenaga kerja bagi penduduknya. Besarnya

penyerapan tenaga kerja dapat meningkatkan pendapatan per kapita

penduduk dan pada akhirnya akan menimbulkan kesejahteraan hidup

penduduk suatu wilayah. Data distribusi sektoral penyerapan tenaga

kerja dapat digunakan sebagai salah satu indikator guna melihat

kemampuan sektor-sektor ekonomi dalam menyerap tenaga kerja dan

sebagai tolak ukur kemajuan perekonomian suatu daerah. Komposisi

penduduk di Kecamatan Margomulyo menurut lapangan usaha dapat

dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk dalam Wilayah Kecamatan Margomulyo menurut Jenis Usaha Tahun 2008

No Lapangan Usaha Jumlah Penduduk (Jiwa)

Persentase (%)

1 Petani 12.150 79,96 2 Buruh Tani 1.913 12,59 3 Nelayan 0 0,00 4 Pedagang 350 2,30 5 Pertukangan 209 1,38 6 Industri 180 1,18 7 Karyawan/ABRI 270 1,78 8 Lain-lain 123 0,81

Total 15.195 100

Sumber: Kecamatan Margomulyo dalam Angka Tahun 2009

Page 59: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas

lapangan usaha penduduk Kecamatan Margomulyo adalah sebagai tani

yaitu 12.150 orang dan 1.913 orang sebagai buruh tani. Banyaknya

penduduk yang bekerja di sektor pertanian disebabkan karena kondisi

alam yang mendukung dan tersedianya lahan pertanian yang luas yaitu

700,6 Ha. Biasanya sektor pertanian lebih didominasi oleh pekerja

keluarga, kebanyakan pekerjaan tersebut dilakukan secara bersama-

sama oleh anggota keluarga itu sendiri sehingga sebagian penduduk

yang bekerja pada sektor ini berstatus sebagai pekerja tak dibayar. Hal

ini menunjukkan bahwa penduduk tersebut tidak mendapatkan

pendapatan sebagaimana pekerja pada umumnya, tetapi tetap

dikategorikan sebagai penduduk yang bekerja.

Jenis usaha lainnya yang paling banyak di usahakan oleh

penduduk Kecamatan Margomulyo adalah sebagai pedangang yaitu

350 orang karena sebagian besar hasil dari pertanian mereka

menjualnya sendiri. Komposisi penduduk menurut jenis usaha di

Kecamatan Margomulyo terkecil adalah jenis usaha lainnya yaitu

sebesar 123 orang dan industri yaitu sebesar 180 orang. Sedikitnya

jumlah penduduk yang bekerja pada sektor industri karena minimnya

pengetahuan akan industri selain itu belum berkembangnya lapangan

usaha penduduk di luar sektor pertanian sehingga penduduk

Kecamatan Margomulyo menumpukan hidupnya pada sektor pertanian

sebagai sumber pendapatan. Sedangkan jenis usaha nelayan, tidak ada

penduduk yang bekerja pada usaha tersebut dikarenakan letak

Kecamatan Margomulyo jauh dari daerah pesisir sehingga sebagian

besar penduduk Kecamtan Margomulyo bekerja pada sektor pertanian.

C. Keadaan Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolok ukur dari tingkat

keberhasilan pembangunan daerah. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh

faktor-faktor internal maupun faktor eksternal yang berkembang. Pemerintah

Page 60: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Daerah Kecamatan Margomulyo dari tahun ke tahun terus berupaya

meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan

penduduk Kecamatan Margomulyo. Kondisi perekonomian di Kecamatan

Margomulyo dapat dilihat dari beberapa variabel seperti besarnya PDRB dan

juga dengan melihat pendapatan perkapita penduduk untuk mengetahui

tingkat kemakmuran penduduk di Kecamatan Margomulyo.

1. Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian di Kecamatan margomulyo ditopang oleh

Sembilan sektor perekonomian yang dapat membantu dalam pembentukan

PDRB Kecamatan Margomulyo. Adapun Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Tahun 2007 dan 2008 atas dasar harga konstan (ADHK)

tahun 2000 di Kecamatan Margomulyo untuk setiap sektornya dapat

dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 (Jutaan Rupiah)

Tahun No Lapangan Usaha

2007 % 2008 %

1 Pertanian 90.069,08 73,89 93.323,09 73,49 2 Penggalian 1.213,40 1,00 1.381,08 1,09 3 Industri Pengolahan 1.666,16 1,37 1.763,07 1,39 4 Listrik dan Air Minum 562,59 0,46 581,26 0,46 5 Bangunan / Konstruksi 336,55 0,28 338,40 0,27 6 Perdagangan. Hotel dan Restoran 16.851,73 13,83 17.654,87 13,90 7 Angkutan dan Komunikasi 1.914,28 1,57 2.047,63 1,61

8 Keuangan. Persewaan. dan Jasa Perusahaan 4.299,74 3,53 4.759,74 3,75

9 Jasa-jasa 4.979,14 4,08 5.137,02 4,05 Total 121.892.67 100,00 126.986,16 100,00

Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder (Lampiran 6)

Besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat

digunakan untuk mengetahui struktur perekonomian suatu daerah.

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sektor perekonomian

Kecamatan Margomulyo terdiri dari sektor pertanian; sektor penggalian;

sektor industri pengolahan; sektor listrik dan air minum; sektor

Page 61: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

bangunan/konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor

angkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Dari kesembilan sektor perekonomian

Kecamatan Margomulyo tersebut, sektor pertanian merupakan sektor yang

memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kecamatan

Margomulyo pada tahun 2007-2008. Sedangkan sektor perekonomian

yang memberikan kontribusi terkecil terhadap PDRB Kecamatan

Margomulyo adalah sektor bangunan/konstruksi.

Sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB

Kecamatan Margomulyo dari tahun 2007-2008 cenderung semakin

meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kecamatan

Margomulyo merupakan sektor perekonomian yang penting dalam

pembangunan daerah Kecamatan Margomulyo.

2. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita dapat digunakan sebagai salah satu indikator

dalam melihat keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu daerah.

Pendapatan per kapita dihitung untuk mengetahui pendapatan rata-rata

penduduk di suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Data

pendapatan per kapita menurut harga konstan ini perlu dihitung karena

untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu daerah.

Suatu daerah dikatakan mengalami pertambahan dalam kemakmuran

masyarakatnya apabila pendapatan per kapita atas dasar harga konstan

terus menerus bertambah. Pendapatan per kapita di Kecamatan

Margomulyo pada tahun 2007-2008 disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Pendapatan Per Kapita Menurut PDRB Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tahun PDRB Jumlah Penduduk

PDRB Per Kapita

2007 121.892.670.000 21.268 5.731.270,92 2008 126.986.160.000 21.872 5.805.877,84

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro, 2009

Page 62: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

PDRB per kapita merupakan hasil bagi antara PDRB Kecamatan

Margomulyo dengan jumlah penduduk. Berdasarkan Tabel 4.7 dapat

diketahui bahwa besarnya PDRB per kapita di Kecamatan Margomulyo

dari tahun 2007-2008 cenderung meningkat. Pada tahun 2007 nilai PDRB

per kapita sebesar Rp 5.731.270,92 dan pada tahun 2008 sebesar

Rp 5.805.877,84. Dilihat dari pendapatan perkapita Kecamatan

Margomulyo yang meningkat tersebut maka dapat diketahui bahwa

pembangunan wilayah yang dilakukan di Kecamatan Margomulyo telah

mampu meningkatkan pendapatan perkapita penduduk Kecamatan

Margomulyo.

D. Keadaan Pertanian

Sektor pertanian dibagi menjadi lima subsektor, yaitu subsektor

tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor

peternakan, subsektor perikanan dan subsektor kehutanan. Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Tahun 2007-2008 atas dasar harga konstan tahun

2000 di Kecamatan Margomulyo untuk setiap subsektor pada sektor pertanian

diperlihatkan pada Tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.8. PDRB Sektor Pertanian Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Jutaan Rupiah)

Tahun Sektor Pertanian

2007 2008 Rata-rata

Tabama 14.257,91 15.418,16 14.838,04 Perkebunan 2.907,72 3.267,31 3.087,52 Peternakan 10.292,23 10.123,7 10.207,97 Kehutanan 62.559,23 64.456,18 63.507,71 Perikanan 51,99 57,74 54,87

Total 90.069,08 93.323,09 91.696,09

Sumber: BPS Kabupaten Bojonegoro, 2009

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa besarnya nilai PDRB setiap

subsektor pertanian cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2007

sampai tahun 2008 walaupun pada subseksektor peternakan mengalami

penurunan yang relatif kecil. Hal ini menandakan bahwa potensi masing-

Page 63: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

masing subsektor pada sektor pertanian di Kecamatan Margomulyo cukup

baik. Selain itu dari kelima subsektor pertanian menunjukkan bahwa subsektor

kehutanan memiliki nilai rata-rata paling besar dibanding subsektor yang lain

yaitu sebesar Rp 63.507.710.000. Hal ini dikarenakan bahwa Kecamatan

Margomulyo merupakan daerah konservasi hutan yang merupak program Pemerintah

sehingga subsektor kehutanan memiliki peranan penting karena memberikan

kontribusi dalam pembentukan PDRB sektor pertanian di Kecamatan

Margomulyo.

1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Pertanian tanaman bahan makanan merupakan salah satu subsektor

dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat.

Kecamatan Margomulyo sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian

yang memiliki potensi cukup baik. Jenis-jenis komoditi tanaman bahan

makanan di Kecamatana Margomulyo tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel

4.11.

Tabel 4.9. Produksi Komoditi Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) di Kecamatan Margomulyo Tahun 2007-2008

No Jenis Komoditi Produksi (Ton)

1 padi Sawah 8.526,29

2 Jagung 12.552,36

3 Ubi Kayu 5.904,63

4 Ubi Rambat 93,75

5 Kedelai 2.290,94 6 Kacang Tanah 63,58

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada tahun 2007-2008 tanaman

jagung mempunyai jumlah produksi tertinggi dibanding komoditi

tanaman pangan lain yaitu dengan jumlah produksi sebanyak 12.552,36

ton. Hal ini karena penggunaan luas wilayah di Kecamatan Margomulyo

untuk lahan ladang lebih besar yakni seluas 990,6 Ha dibanding lahan

sawah seluas 700,6 Ha, sehingga tanaman jagung banyak dibudidayakan

oleh petani di Kecamatan Margomulyo.

Page 64: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tanaman bahan makanan yang memiliki jumlah produksi paling

kecil adalah komoditi kacang tanah yaitu dengan jumlah produksi

sebanyak 63,58 ton. Rendahnya jumlah produksi ini, disebabkan dapak

banjir yang terjadi di Kecamatan Margomulyo, yakni saat terjadi banjir

banyak tanaman kacang tanah yang tergenang sehingga menyebabkan

busuk yang dapat menurunkan jumlah produksi.

2. Subsektor Tanaman Perkebunan

Tanaman perkebunan mempunyai peranan sebagai salah satu

sumber devisa sektor pertanian, serta berperan dalam kelestarian

lingkungan hidup. Jenis-jenis komoditi perkebunan di Kecamatan

Margomulyo, tahun 2007-2008 dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Produksi Komoditi Perkebunan di Kecamatana Margomulyo Tahun 2007-2008

No Jenis Komoditi Produksi (Ton)

1 Kelapa 684 2 Kapuk Randu 62

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pada tahun 2007-

2008 tanaman perkebunan di Kecamatan Margomulyo yang memiliki

produksi terbesar adalah kelapa sebesar 684 ton. Hal ini dikarenakan

kelapa di produksi hampir di semua desa di Kecamatana Margomulyo.

Tanaman perkebunan di Kecamatan Margomulyo dengan produksi

terendah adalah kapuk randu yaitu sebesar 62 ton. Rendahnya jumlah

produksi dikarenakan komoditi kapuk randu tidak banyak dusahakan. Hal

ini disebabkan semakin menurunnya minat konsumen terhadap kapuk

randu karena kegunaan kapuk randu sudah tergantikan dengan penggunaan

busa dengan harga jauh lebih murah dibanding harga kapuk randu.

3. Subsektor Peternakan

Peternakan di Kecamatan Margomulyo terdiri dari sapi potong,

kambing, domba, ayam buras dan itik. Jenis-jenis komoditi peternakan di

Kecamatan Margomulyo tahun 2007-2008 secara lengkap disajikan dalam

Tabel 4.11.

Page 65: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 4.11. Produksi Komoditi Peternakan di Kecamatana Margomulyo Tahun 2007-2008

No Jenis Komoditi Produksi Daging dan Telur (Ton) 1 Sapi 9.092 2 Kambing 6.350 3 Domba 3.403 4 Ayam Buras 299.650 5 Itik 3.400

Sumber : BPS Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa selama kurun waktu

dua tahun, jenis ternak yang menghasilkan daging paling besar adalah

ayam buras yakni sebanyak 299.650 Ton. Hal ini di sebabkan ayam buras

banyak diusahakan. Sedangkan jenis unggas dengan jumlah produksi

terendah adalah telur itik yaitu yaitu dengan jumlah produksi sebanyak

3.400 ton. Ayam buras banyak diusahakan karena tingkat kebutuhan

konsumen terhadap daging ayam buras jauh lebih tinggi dari pada telur

itik, daging sapi, daging kambing dan daging domba.

Page 66: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keragaan Umum Komoditi Pertanian Terkait Potensi Banjir di

Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro

Secara geografis Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah rawan

bencana, baik yang disebabkan oleh alam maupun manusia, yang berpotensi

menimbulkan korban jiwa, pengungsian kerugian harta benda dan kerugian

dalam bentuk lain yang tidak ternilai. Bentuk dari ancaman bencana tersebut

antara lain adalah banjir. Banjir yang terjadi setiap musim atau bahkan diluar

musim membuat Kabupaten Bojonegoro tidak mampu mengelak dari bencana

tersebut. Begitu besar kerusakan-kerusakan yang diakibatkan banjir dan bila

tidak memiliki strategi yang handal dalam menyikapi bencana tersebut, maka

semakin lama potensi yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro akan semakin

hilang.

Banjir yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro tersebut, memberikan

dampak terhadap Kecamatan Margomulyo yang merupakan penopang

kegiatan perekonomian Kabupaten Bojonegoro. Kecamatan Margomulyo

merupakan daerah dengan potensi banjir ringan, hal ini didukung kondisi

geografis kecamatan tersebut merupakan daerah perbukitan, letak Kecamatan

Margomulyo dekat dengan Kabupaten Ngawi yang juga merupakan daerah

perbukitan serta luasnya areal hutan yang ada di Kecamatan Margomulyo.

Kecamatan Margomulyo merupakan kecamatan yang menderita kerugian

akibat banjir lebih ringan dibanding dengan kecamatan yang lain, yakni

sebanyak 46 rumah tergenang air dengan ketinggian kurang lebih 70 cm,

rusaknya areal sawah seluas 21 Ha dari 700,6 Ha dan ladang seluas 16 Ha.

Diantara enam desa yang ada di Kecamatan Margomulyo hanya ada

dua desa yang tergenang akibat banjir yaitu Desa Kalangan dan Desa Ngelo.

Hal ini dikarenakan letak kedua desa tersebut berada pada daerah lebih

rendah dari desa-desa yang lain. Adanya banjir tersebut, mengakibatkan

banyak lahan yang rusak terutama lahan pertanian sehingga menyebabkan

tanaman pertanian banyak yang rusak yang berakibat menurunnya jumlah

Page 67: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

produksi pertanian Kecamatan Margomulyo. Kondisi tersebut perlu

diperhatikan seiring keadaan musim yang tidak menentu sehingga tetap

dilakukan kewaspadaan dan kesiagaan baik dari kalangan masyarakat

maupun pemerintah Kecamatan Margomulyo agar kerugian akibat banjir

tidak memberikan kerugian yang besar khususnya bagi sektor pertanian yang

memberikan peranan penting bagi kehidupan manusia.

Sektor pertanian di Kecamatan Margomulyo terdiri dari lima

subsektor, yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan,

subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Dari

kelima subsektor pertanian tersebut, subsektor perikanan dan kehutanan tidak

dianalisis karena subsektor perikanan tidak di usahakan di Kecamatan

Margomulyo hal ini berdasarkan asumsi dari masyarakat bahwa subsektor

perikanan tidak menguntungkan mengingat Kecamatan margomulyo

merupakan daerah potensi banjir selain itu luasnya areal lahan kehutanan di

Kecamatan Margomulyo merupakan bentuk dari program pemerintah dengan

menjadi hutan yang ada di Kecamatan Margomulyo sebagai areal konservasi

hutan, sehingga hasil dari hutan tersebut tidak dijual.

Subsektor tanaman bahan makanan di Kecamatan Margomulyo terdiri

beberapa komoditi yaitu padi, jagung, ubi kayu, ubi rambat, kedelai dan

kacang tanah, subsektor perkebunan terdiri dari kelapa dan kapuk randu

sedangkan subsektor peternakan terdiri dari sapi, kambing, domba, ayam

buras dan itik. Masing-masing komoditi pertanian tersebut memiliki tingkat

kontribusi dan laju pertumbuhan yang berbeda-beda terhadap sektor pertanian

di Kecamatan Margomulyo. Adapun secara lebih rinci keadaan kontribusi dan

laju pertumbuhan dari masing-masing komoditi pertanian terhadap sektor

pertanian secara keseluruhan yang ada di Kecamatan Margomulyo dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kontribusi Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro

Sektor pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi

terbesar terhadap sektor perekonomian di Kecamatan Margomulyo

Page 68: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

diantara sektor yang lainnya. Adapun kontribusi komoditi pertanian tiap

subsektor di Kecamatan Margomulyo pada tahun 2007-2008 yaitu:

a. Kontribusi Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Tanaman bahan makanan merupakan salah satu subsektor

dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok. Kecamatan

Margomulyo sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang

memiliki potensi cukup baik. Jenis-jenis komoditi tanaman bahan

makanan dan besarnya nilai kontribusi di Kecamatan Margomulyo

tahun 2007-2008 disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Kontribusi Komoditi Tanaman Bahan Makanan (Tabama) di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun

2007-2008 (%)

No Komoditi

Tanaman Bahan Makanan

2007 2008 Rata-rata

1. Padi 21,12 28,95 25,03 2. Jagung 16,64 42,88 29,76 3.. Ubi Kayu 2,81 1,94 2,38 4. Ubi rambat 0,14 0,11 0,12 5. Kedelai 18,24 20,91 19,57 6. Kacang Tanah 0,91 0,36 0,64

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 10)

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa selama kurun waktu dua tahun,

jagung merupakan komoditi tanaman bahan makanan yang

memberikan rata-rata nilai kontribusi terbesar yaitu 29,76%. Hal ini

disebabkan produksi jagung dari tahun 2007 hingga 2008 terjadi

peningkatan produksi. Komoditi padi memberikan nilai kontribusi

terbesar kedua dengan rata-rata nilai kontribusi sebesar 25,03% ini

dikarenakan nilai kontribusi komoditi padi pada tahun 2007

mengalami penurunan sehingga hal ini berpengaruh terhadap besarnya

rata-rata nilai kontribusi. Menurunnya jumlah produksi komoditi padi

disebabkan saat terjadi banjir pada tahun 2007, beberapa lahan sawah

di Kecamatan Margomulyo tergenang air dengan ketinggian kurang

lebih 70 cm (Satkorlak PBP).

Page 69: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Meskipun demikian, dua komoditi utama yang mendominasi ini

merupakan komoditi yang banyak diusahakan oleh petani daripada ubi

rambat, ubi kayu dan kacang tanah, hal ini disebabkan sebagian besar

aktivitas masyarakat Kecamatan Margomulyo adalah petani jagung

dan padi sehingga kedua komoditi tersebut lebih banyak diusahakan

daripada komoditi yang lain, selain itu kedua komoditi tersebut lebih

memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada komoditi yang

lainnya.

b. Kontribusi Subsektor Tanaman Perkebunan

Subsektor tanaman perkebunan di Kecamaan Margomulyo

menghasilkan dua komoditi yakni kelapa dan kapuk randu. Masing-

masing komoditi tersebut memiliki kontribusi yang berbeda-beda.

Kontribusi komoditi tanaman perkebunan di Kecamaan Margomulyo

disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Kontribusi Komoditi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%)

No Komoditi Tanaman Perkebunan

2007 2008 Rata-rata

1. Kelapa 5,10 3,99 4,55 2. Kapuk Randu 0,88 0,85 0,87

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 10)

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa selama kurun waktu dua tahun,

kelapa merupakan komoditi tanaman perkebunan dengan rata-rata nilai

kontribusi terbesar yakni 4,55%. Hal ini dikarenakan dalam

pemanfaatan lahan disekitar areal persawahan, petani Kecamatan

Margomulyo menanami komoditi kelapa. Nilai rata-rata kontribusi

komoditi tanaman perkebunan terkecil adalah kapuk randu

memberikan rata-rata nilai kontribusi terkecil yakni 0,87%. Hal ini

dikarenakan tanaman kapuk randu tidak banyak diusahakan oleh

sebagian besar petani Kecamatan Margomulyo karena semakin

menurunnya minat konsumen untuk membeli kapuk randu.

Page 70: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

c. Subsektor Peternakan

Subsektor peternakan di Kecamaan Margomulyo menghasilkan

lima komoditi yakni sapi, kambing, domba, ayam buras dan itik.

Masing-masing komoditi tersebut mamiliki kontribusi yang berbeda-

beda. Kontribusi komoditi peternakan di Kecamaan Margomulyo

disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Kontribusi Komoditi Sub Sektor Peternakan di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%)

No Komoditi Peternakan

2007 2008 Rata-rata

1 Sapi 4,51 4,21 4,36 2. Kambing 1,44 3,97 2,71 3. Domba 0,80 1,23 1,01 4. Ayam Buras 8,28 9,65 8,97 5. Itik 0,03 0,03 0,03

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 10)

Tabel 5.3 menunujukkan bahwa selama kurun waktu dua tahun,

komoditi ayam buras merupakan komoditi dengan rata-rata nilai

kontribusi paling besar yakni 8,97%. Besarnya kontribusi komoditi

ayam buras dikarenakan adanya peningkatan produksi ayam buras

yakni pada tahun 2007 sebanyak 125.530 Ton dan mengalami

peningkatan pada tahun 2008 sebanyak 174.120 Ton sehingga hal ini

berpengaruh terhadap besarnya nilai kontribusi.

Diantara lima komoditi tersebut, komoditi yang memberikan

nilai kontribusi terendah selama dua tahun terakhir adalah komoditi

itik dengan rata-rata nilai kontribusi sebesar 0,03%. Rendahnya nilai

kontribusi komoditi telur itik dikarenakan terjadinya penurunan

produksi yaitu pada tahun 2007 sebesar 1.716 Ton turun menjadi

1.684 Ton pada tahun 2008 selain itu, selama kurun waktu tersebut

harga telur itik semakin menurun. Terjadinya penurunan jumlah

produksi pada komoditi telur itik selain faktor turunnya jumlah

produksi, juga dikarenakan menurunnya minat masyarakat Kecamatan

Margomulyo dalam mengusahakan komoditi itik. Menurunnya minat

Page 71: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tersebut, dikarenakan pangsa pasar untuk komoditi itik lebih rendah

dari pada ayam buras, kambing dan domba.

2. Laju Pertumbuhan Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro

Selain dilihat dari besarnya kontribusi komoditi pertanian, untuk

mengetahui pertumbuhan komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo

dapat diketahui dari tingkat laju pertumbuhan komoditi pertanian yang

dihasilkan di Kecamatan Margomulyo dari tahun 2007-2008. Adapun laju

pertumbuhan komoditi pertanian tiap subsektor di Kecamatan

Margomulyo pada tahun 2007-2008 yaitu:

a. Laju Pertumbuhan Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Subsektor tanaman bahan makanan terdiri dari enam komoditi

yakni padi, jagung, ubi kayu, ubi rambat, kedelai dan kacang tanah.

Masing-masing komoditi tersebut memiliki nilai laju pertumbuhan

yang berbeda-beda. Adapun laju pertumbuhan masing-masing

komoditi tanaman bahan makanan disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%)

Nilai Produksi Tahun (Rp) No Komoditi Tanaman Bahan Makanan 2007 2008

Laju (%)

1 Padi 5.177.375.420 7.096.960.21 37,08 2 Jagung 4.078.188.160 10.512.141.11 157,76 3 Ubi Kayu 688.931.710 475.723.24 -30,95 4 Ubi rambat 33.461.570 27.238.71 -18,60 5 Kedelai 4.471.788.350 5.125.718.08 14,62 6 Kacang Tanah 223.467.170 89.172.070 -60,10

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 11)

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui nilai laju pertumbuhan

komoditi tanaman bahan makanan di Kecamatan Margomulyo tahun

2008. Komoditi pertanian yang mempunyai nilai laju pertumbuhan

yang positif yaitu padi, jagung dan kedelai. Diantara tiga komoditi

tersebut, komoditi yang mengalami pertumbuhan paling besar adalah

komoditi jagung yaitu sebesar 157,76%. Sedangkan komoditi tanaman

Page 72: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

bahan makanan dengan nilai laju pertumbuhan terendah adalah

komoditi kacang tanah yakni sebesar -60,10%. Rendahnya laju

pertumbuhan komoditi kacang tanah dikarenkan terjadi penurunan

jumlah produksi dari tahun 2007 sebanyak 44,34 Ton menjadi

19,24 Ton pada tahun 2008. Menurunnya jumlah produksi tersebut

karena pada tahun 2008 masih dalam musim penghujan, sehingga tidak

banyak petani yang mengusahakan untuk menanam komoditi kacang

tanah. Tidak banyak petani yang menanam kacang tanah di

khawatirkan saat menanam akan terjadi banjir, mengingat polong

kacang tanah tumbuh didalam tanah sehingga apabila tergnangi air

akan mnyebabakan gagal panen karena banyak polong kacang yang

busuk.

b. Laju Pertumbuhan Subsektor Tanaman Perkebunan

Subsektor tanaman perkebunan di Kecamatan Margomulyo

terdiri dari kelapa dan kapuk randu. Masing-masing komoditi tersebut

memiliki nilai laju pertumbuhan yang berbeda-beda. Adapun laju

pertumbuhan masing-masing komoditi tanaman perkebunan disajikan

pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Laju Pertumbuhan Komoditi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%)

Nilai Produksi Tahun (Rp) No

Komoditi Tanaman

Perkebunan 2007 2008 Laju (%)

1. Kelapa 1.250.451,53 978.249,32 -21,77 2. Kapuk Randu 216.906,53 209.531,31 -3,40

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 11)

Tabel 5.5 menunjukkan laju pertumbuhan komoditi tanaman

perkebunan bernilai negatif. Meskipun demikian, komoditi kapuk

randu memberikan nilai laju pertumbuhan lebih besar yakni sebesar

-3,40% dibanding kelapa sebesar -21,77%. Artinya kedua komoditi

tersebut mengalami penurunan nilai produksi. Nilai produksi ini

berkaitan dengan menurunnya produksi dan harga komoditi tersebut.

Page 73: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c. Laju Pertumbuhan Subsektor Peternakan

Subsektor peternakan di Kecamatan Margomulyo terdiri dari

lima komoditi yakni sapi, kambing, domba, ayam buras dan itik.

Masing-masing komoditi tersebut memiliki nilai laju pertumbuhan

yang berbeda-beda. Adapun laju pertumbuhan masing-masing

komoditi peternakan disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Laju Pertumbuhan Komoditi Peternakan di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro Tahun 2007-2008 (%)

Nilai Produksi Tahun (Rp) No Komoditi Peternakan 2007 2008

Laju (%)

1. Sapi 1.106.671,82 1.032.550,60 -6,70 2. Kambing 353.862,80 973.611,13 175,14 3. Domba 195.304,30 301.702,96 54,48 4. Ayam Buras 2.029.645,13 2.366.537,84 16,60 5. Itik 8.386,85 7.123,93 -15,06

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 11)

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui nilai laju pertumbuhan

komoditi peternakan di Kecamatan Margomulyo tahun 2008. Komoditi

peternakan yang mempunyai nilai laju pertumbuhan yang positif yaitu

kambing, domba dan ayam buras. Diantara tiga komoditi tersebut,

kambing merupakan komoditi dengan nilai laju pertumbuhan paling

besar yakni 175,14%. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah

produksi daging kambing sebanyak 1.579 Ton pada tahun 2007 dan

4.771 Ton pada tahun 2008 sehingga hal ini berpengaruh terhadap

besarnya nilai produksi yang dihasilkan (Lampiran 8). Meningkatnya

jumlah produksi tersebut karena pada tahun 2008 terjadi peningkatan

pemintaan terhadap komoditi kambing (Dinas pertanian dan Peternaan

Kabupaten Bojonegoro).

B. Klasifikasi Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo dengan

Pendekatan Tipologi Klassen

Penentuan klasifikasi komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo

didasarkan kontribusi dan laju pertumbuhan dari masing-masing komoditi

Page 74: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pertanian yang ada di Kecamatan Margomulyo. Adapun hasil klasifikasi

komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo tiap subsektor sebagai berikut:

1. Klasifikasi Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Berdasarkan nilai kontribusi dan laju pertumbuhan, maka komoditi

tanaman bahan makanan dapat diklasifikasikan. Adapun hasil klasifikasi

komoditi tanaman bahan makanan disajikan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Klasifikasi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kecamatan Margomulyo Berdasarkan Tipologi Klassen

No Komoditi Tabama

Kontribusi Komoditi

Kontribusi PDRB

Kecamatan Margomulyo

Laju Komoditi

Laju PDRB Kecamatan

Margomulyo

Kategori Komoditi

1 Padi 25,03 1,75 37,08 4,18 Prima

2 Jagung 29,76 157,76 Prima

3 Ubi Kayu 2,38 -30,95 Potensial

4 Ubi Rambat 0,12 -18,60 Terbelakang

5 Kedelai 19,57 14,62 Prima

6 Kacang Tanah 0,64 -60,10 Terbelakang

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Berdasrkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa komoditi padi, jagung

dan kedelai termasuk dalam kategori komoditi prima. Hal ini dikarenakan

ketiga komoditi tersebut memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibanding

dengan nilai laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Margomulyo yaitu

sebesar 4,18% dan nilai kontribusi lebih besar dibanding dengan PDRB

Kecamatan Margomulyo sebesar 1,75%. (Lampiran 12). Komoditi jagung

memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar 157,76% dengan nilai kontribusi

sebesar 29,76%, padi memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar 57,08%

dengan nilai kontribusi sebesar 25,03% dan kedelai memiliki nilai laju

pertumbuhan sebesar 14,62% dengan nilai kontribusi sebesar 19,57%.

Besarnya laju pertumbuhan dan nilai kontribusi ketiga komoditi tersebut

dipengaruhi oleh semakin meningkatnya jumlah produksi selama kurun

waktu dua tahun. Namun dari tiga komoditi tersebut, komoditi padi dan

jagung merupakan komoditi dengan jumlah produksi paling banyak yakni

komoditi padi sebanyak 8.526,29 Ton dan komoditi jagung sebanyak

12.552,36 Ton sedangkan komoditi kedelai sebanyak 2.290,94 Ton.

Page 75: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Besarnya jumlah produksi dua komditi tersebut dikarenakan padi dan

jagung lebih banyak diusahakan daripada komoditi kedelai. Meskipun

demikian komoditi kedelai merupakan komoditi prima.

Komoditi tanaman bahan makanan yang termasuk dalam kategori

komoditi potensial hanya komoditi ubi kayu. Hal ini dikarenakan jumlah

produksi ubi kayu selama dua tahun mengalami penurunan. Pada tahun

2007 jumlah produksi ubi kayu sebannyak 3.247,63 Ton dan mengalami

penurunan jumlah produksi pada tahun 2008 yakni 2.657 Ton. Semakin

menurunnya jumlah produksi tersebut, karena komoditi ubi kayu bukan

merupakan komoditi utama yang diusahakan oleh sebagian besar petani

Kecamatan Margomulyo hal ini dikarenakan keuntungan yang diperoleh

petani lebih kecil daripada komoditi padi, jagung dan kedelai. Sehingga

jumlah produksi tersebut berpengaruh terhadap besarnya laju pertumbuhan

dan nilai kontribusi yang disumbangkan komoditi ubi kayu.

Ubi rambat dan kacang tanah merupakan dalam kategori komoditi

terbelakang. Hal ini ditunjukkan rendahnya kontribusi dan laju

pertumbuhan dua komoditi tersebut. Komoditi ubi rambat memiliki nilai

kontribusi sebesar 0,12 % dengan laju pertumbuhan sebesar -8,60%.

Sedangkan komoditi kacang tanah memiliki nilai kontribusi sebesar

0,64 % dengan laju pertumbuhan sebesar -6,10 %. Dua komoditi tersebut

memiliki laju pertumbuhan lebih lambat dibanding dengan nilai laju

pertumbuhan PDRB Kecamatan Margomulyo yaitu sebesar 4,18% dan

nilai kontribusi lebih kecil dibanding dengan PDRB Kecamatan

Margomulyo sebesar 1,75%. (Lampiran 12). Rendahnya nilai kontribusi

dan laju pertumbuhan dua komoditi tersebut disebabkan semakin

menurunnya jumlah produksi yang dihasilkan maupun harga selama kurun

waktu dua tahun. Harga komoditi ubi kayu pada tahun 2007 sebesar Rp

652,91 dengan jumlah produksi 3.247,63 Ton sedangkan pada tahun 2008

sebesar Rp 640,91 dengan jumlah produksi 2.657 Ton. Sedangkan harga

komoditi kacang tanah pada tahun 2007 sebesar Rp 7.638,30 dengan

jumlah produksi 44,34 Ton dan pada tahun 2008 sebesar Rp 4.634,72

Page 76: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dengan jumlah produksi 19,24 Ton. Rendahnya jumlah produksi maupun

harga jual kedua komoditi tersebut berpengaruh terhadap besarnya nilai

kontribusi dan laju pertumbuhan yang disumbangkan. Apalagi disaat

musim hujan, petani enggan untuk menanam kacang tanah karena

dikhawatirkan terjadi gagal panen. Hal ini yang memicu semakin

rendahnya jumlah produksi komoditi kacang tanah.

2. Klasifikasi Komoditi Tanaman Perkebunan

Berdasarkan nilai kontribusi dan laju pertumbuhan, maka komoditi

tanaman perkebunan dapat diklasifikasikan. Adapun hasil klasifikasi

komoditi tanaman perkebunan disajikan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Klasifikasi Komoditi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Margomulyo Berdasarkan Tipologi Klassen

No Komoditi tanaman

perkebunan

Kontribusi Komoditi

Kontribusi PDRB

Kecamatan Margomulyo

Laju Komoditi

Laju PDRB Kecamatan

Margomulyo

Kategori Komoditi

1. Kelapa 4,55 1,75 -21,77 4,18 Potensial 2. Kapuk Randu 0,87 -3,40 Terbelakang

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa komoditi kelapa termasuk dalam

kategori komoditi potensial. Komoditi kelapa memiliki nilai laju

pertumbuhan sebesar -21,77% dengan nilai kontribusi sebesar 4,55%.

Nilai laju pertumbuhan tersebut lebih kecil dari nilai laju pertumbuhan

Kecamatan Margomulyo yaitu 4,18% sedangkan nilai kontribusi dari

komoditi tersebut memiliki nilai lebih besar dibandingkan PDRB

Kecamatan Margomulyo yaitu 1,75% (Lampiran 12). Menurunnya nilai

kontribusi komoditi kelapa dipengaruhi oleh besarnya rata-rata nilai

produksi komoditi selama dua tahun yaitu tahun 2007-2008. Komoditi

kelapa memiliki rata-rata nilai produksi sebesar Rp 1.114.350,43.

(lampiran 9). Hal ini disebabkan semakain menurunnya jumlah produksi

komoditi kelapa selama kurun waktu dua tahun karena dampak serangan

hama beberapa tahun yang lalu, hal ini yang menyebabkan jumlah

produksi komoditi kelapa semakin mengalami penurunan jumlah produksi

Page 77: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pada tahun 2007-2008, karena tidak banyak petani yang mengusahakan

untuk menanam kelapa.

Kapuk randu merupakan komoditi dalam kategori komoditi

terbelakang. Komoditi kapuk randu memiliki laju pertumbuhan -3,40%,

nilai tersebut lebih kecil dibandingkan PDRB Kecamatan Margomulyo

yaitu 4,18%. (Lampiran 12). Kecilnya laju pertumbuhan ini dikarenakan

terjadinya penurunan harga komoditi kapuk randu atas dasar harga konstan

yaitu pada tahun 2007 sebesar Rp 7.230,22/Kg dan pada tahun 2008 turun

menjadi Rp 6.547,85/Kg sehingga rata-rata nilai produksi sebesar Rp

213.218,92 yang menyebabkan rata-rata nilai laju pertumbuhan selama

tahun 2007-2008 bernilai negatif. Kontribusi komoditi kapuk randu

memiliki nilai kontribusi sebesar 0,87% lebih kecil dari kontribusi

Kecamatan Margomulyo yaitu 1,75%, (Lampiran 12). Rendahnya

kontribusi komoditi-komoditi tersebut, disebabkan oleh kurangnya

perhatian pekebun yang mengusahakan komoditi-komoditi tersebut,

sehingga berakibat menurunnya jumlah produksi. Hal ini disebabkan

bahwa komoditi kapuk randu bukan merupakan komoditi utama yang

diusahakan oleh sebagian besar petani Kecamatan Margomulyo.

3. Klasifikasi Subsektor Peternakan

Berdasarkan nilai kontribusi dan laju pertumbuhan, maka komoditi

peternakan dapat diklasifikasikan. Adapun hasil klasifikasi komoditi

peternakan disajikan pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Klasifikasi Komoditi Peternakan di Kecamatan Margomulyo Berdasarkan Tipologi Klassen

No Komoditi Peternakan

Kontribusi Komoditi

Kontribusi PDRB

Kecamatan Margomulyo

Laju Komoditi

Laju PDRB Kecamatan

Margomulyo

Kategori Komoditi

1. Sapi 4,36 1,75 -6,70 4,18 Potensial 2. Kambing 2,71 175,14 Prima 3. Domba 1,01 54,48 Berkembang 4. Ayam Buras 8,97 16,60 Prima 5. Itik 0,03 -15,06 Terbelakang

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Page 78: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa komoditi peternakan

yang termasuk dalam klasifikasi komoditi prima dalah komoditi kambing dan

ayam buras. Komoditi ayam buras memiliki laju pertumbuhan sebesar 16,60%

dengan nilai kontribusi sebesar 8,97% dan kambing memiliki nilai laju

pertumbuhan sebesar 175,14% dengan nilai kontribusi sebesar 2,71%. Kedua

komoditi tersebut memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibanding dengan

nilai laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Margomulyo yaitu sebesar 4,18%

dan nilai kontribusi lebih besar dibanding dengan PDRB Kecamatan

Margomulyo sebesar 1,75%. (Lampiran 12). Besarnya nilai kontribusi dan laju

pertumbuhan kedua komditi tersebut dikarenakan selama kurun waktu dua

tahun, kedua komoditi tersebut mengalami peningkatan jumlah produksi yang

disebabkan banyaknya permintaan akan komoditi tersebut dari luar

Kecamatan Margomulyo seperti Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tuban,

Kabupaten Gresik dan Kabupaten Ngawi.

Sapi merupakan dalam kategori komoditi potensial. Komoditi sapi

memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar -6,70% dengan nilai kontribusi

sebesar 4,36%. Nilai laju pertumbuhan komoditi tersebut lebih kecil dari nilai

laju pertumbuhan Kecamatan Margomulyo yaitu 4,18% sedangkan nilai

kontribusi dari komoditi tersebut memiliki nilai lebih besar dibandingkan

PDRB Kecamatan Margomulyo yaitu 1,75% (Lampiran 12). Menurunnya

nilai laju pertumbuhan pada komoditi sapi dipengaruhi oleh besarnya rata-rata

nilai produksi komoditi selama kurun waktu dua tahun, komoditi sapi

memiliki rata-rata nilai produksi sebesar Rp 1.069.611,21. Rendahnya nilai

laju pertumbuhan disebabkan adanya kenaikan jumlah produksi yakni pada

tahun 2007 sebanyak 4.016 Ton dan meningkat pada tahun 2008 sebanyak

5.076 Ton yang tidak diikuti dengan kenaikkan harga. Harga komoditi sapi

pada tahun 2007 sebesar Rp 17.228,74 dan turun pada tahun 2008 sebesar Rp

15.526,43 atas dasar harga konstan.

Domba merupakan dalam kategori komoditi berkembang. Komoditi

domba memiliki nilai rata-rata laju pertumbuhan sebesar 54,48% yang

nilainya lebih besar dibandingkan PDRB Kecamatan Margomulyo yaitu

Page 79: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

4,18% (Lampiran 12). Hal ini dikarenakan terjadi penurunan harga komoditi

domba atas dasar harga konstan dari Rp 16.648,85/Kg pada tahun 2007

menjadi Rp 13.160.73/Kg pada tahun 2008. Sementara itu, Komoditi domba

memiliki nilai kontribusi sebesar 1,01%. Besarnya nilai kontribusi domba

didukung oleh peningkatan nilai produksi selama tahun 2007-2008 yaitu pada

tahun 2007 sebesar Rp 195.304,30 dan terjadi peningkatan pada tahun 2008

sebesar Rp 301.537,87 (Lampiran 9). Kecilnya nilai kontribusi tersebut perlu

diupayakan lebih lanjut lagi agar komoditi domba mempunyai kontribusi yang

lebih besar dibandingkan dengan kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo.

Mengingat komoditi domba sudah bayak diusahakan oleh sebagian besar

masyarakat Kecamatan Margomulyo.

Komoditi peternakan dalam kategori terbelakang adalah komoditi itik.

Komoditi itik memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar -15,06% dengan nilai

kontribusi sebesar 0,03%. Nilai laju pertumbuhan tersebut lebih kecil dari nilai

laju pertumbuhan Kecamatan Margomulyo yaitu 4,18% dan nilai kontribusi

dari komoditi tersebut juga memiliki nilai lebih kecil dibandingkan PDRB

Kecamatan Margomulyo yaitu 1,75% (Lampiran 12). Rendahnya nilai

kontribusi dan laju pertumbuhan dua komoditi tersebut disebabkan semakin

menurunnya jumlah produksi yang dihasilkan maupun harga selama kurun

waktu dua tahun. Harga telur komoditi itik pada tahun 2007 sebesar Rp

18.000/Kg dengan jumlah produksi 1.716 Ton dan turun menjadi Rp

16.000/Kg dengan jumlah produksi 1.684 Ton. Menurunnya jumlah komoditi

telur itik karena minat masyarakat semakin menurun dalam mengusahakan

komoditi itik sehingga jumlah telur yang dihasilkan pun sedikit. Sedangkan

semakin turunnya harga telur itik disebabkan konsumen lebih memilih telur

ayam boiler karena harganya lebih murah dari pada telur itik yakni sebesar Rp

14.500/Kg.

Berdasarkan Tabel 5.7. 5.8 dan 5.9 komoditi pertanian di Kecamatan

Margomulyo dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komoditi

prima, komoditi potensial, komoditi berkembang, dan komoditi terbelakang.

Page 80: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Adapun Matriks Tipologi Klassen komoditi pertanian di Kecamatan

Margomulyo disajikan pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Matriks Tipologi Klassen Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo

Kontribusi Komoditi Laju Pertumbuhan Komoditi

Kontribusi Besar (Kontribusi Komoditi ≥

Kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo)

Kontribusi Kecil (Kontribusi Komoditi <

Kontribusi PDRB Kecamatan Margomulyo)

Tumbuh Cepat (r Komoditi ≥rPDRB)

Komoditi Prima : Jagung, Padi, Kedelai, Ayam

Buras dan Kambing

Komoditi Berkembang: Domba

Tumbuh Lambat (r Komoditi <rPDRB)

Komoditi Potensial: Sapi, kelapa dan Ubi Kayu

Komoditi Terbelakang: Kapuk Randu, Kacang Tanah,

Ubi rambat dan Itik Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Berdasarkan Tabel 5.10 komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo

terdiri atas empat klasifikasi yaitu komoditi prima, komoditi potensial,

komoditi berkembang dan komoditi terbelakang. Penjelasan secara rinci

mengenai hasil klasifikasi komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo

adalah sebagai berikut:

1. Komoditi Prima

Komoditi Prima merupakan suatu komoditi yang mempunyai laju

pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar dibandingkan dengan

PDRB Kecamatan Margomulyo. Berdasarkan hasil analisis Tipologi

Klassen, terdapat lima jenis komoditi pertanian yang termasuk komoditi

prima yaitu jagung, padi, kedelai, ayam buras dan kambing. Hal ini

menunjukkan bahwa komoditi-komoditi tersebut mempunyai peranan

penting dalam memberikan sumbangan pendapatan bagi Kecamatan

Margomulyo. Komoditi jagung, padi, kedelai, ayam buras dan kambing

termasuk komoditi prima karena mamiliki laju pertumbuhannya cepat dan

kontribusinya yang besar dibandingkan dengan PDRB Kecamatan

Margomulyo. Komoditi jagung memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar

157,76% dengan nilai kontribusi sebesar 29,76%, padi memiliki nilai laju

pertumbuhan sebesar 57,08% dengan nilai kontribusi sebesar 25,03%,

kedelai memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar 14,62% dengan nilai

Page 81: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kontribusi sebesar 19,57%, ayam buras memiliki laju pertumbuhan sebesar

16,60% dengan nilai kontribusi sebesar 8,97% dan kambing memiliki

nilai laju pertumbuhan sebesar 175,14% dengan nilai kontribusi sebesar

2,71%. Kelima komoditi tersebut memiliki laju pertumbuhan lebih cepat

dibanding dengan nilai laju pertumbuhan PDRB Kecamatan Margomulyo

yaitu sebesar 4,18% dan nilai kontribusi lebih besar dibanding dengan

PDRB Kecamatan Margomulyo sebesar 1,75%. (Lampiran 12). Komoditi-

komoditi tersebut merupakan komoditi yang banyak diusahakan oleh para

petani di Kecamatan Margomulyo.

2. Komoditi Potensial

Komoditi Potensial adalah komoditi pertanian yang memiliki

tingkat laju pertumbuhan yang lambat tetapi kontribusi yang besar

dibandingkan dengan PDRB Kecamatan Margomulyo. Berdasarkan hasil

analisis Tipologi Klassen diperoleh bahwa komoditi yang termasuk dalam

komoditi potensial yaitu komoditi kelapa, sapi dan ubi kayu. Komoditi

kelapa memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar -21,77% dengan nilai

kontribusi sebesar 4,55%, komoditi sapi memiliki nilai laju pertumbuhan

sebesar -6,70% dengan nilai kontribusi sebesar 4,36% %, dan ubi kayu

memiliki nilai laju pertumbuhan sebesar -30,95% dengan nilai kontribusi

sebesar 2,38 %. Nilai laju pertumbuhan masing-masing komoditi tersebut

lebih kecil dari nilai laju pertumbuhan Kecamatan Margomulyo yaitu

4,18% sedangkan nilai kontribusi dari masing-masing komoditi tersebut

memiliki nilai lebih besar dibandingkan PDRB Kecamatan Margomulyo

yaitu 1,75% (Lampiran 12).

3. Komoditi Berkembang

Komoditi Berkembang adalah komoditi yang memiliki ciri laju

pertumbuhan cepat tetapi kontribusi komoditi yang rendah dibandingkan

dengan PDRB Kecamatan Margomulyo. Berdasarkan hasil analisis

Tipologi Klassen, dapat diketahui komoditi pertanian yang termasuk

dalam komoditi berkembang adalah komoditi domba. Komoditi domba

memiliki nilai rata-rata laju pertumbuhan sebesar 54,48% yang nilainya

Page 82: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

lebih besar dibandingkan PDRB Kecamatan Margomulyo yaitu 4,18%

(Lampiran 12).

4. Komoditi Terbelakang

Komoditi Terbelakang adalah komoditi yang dicirikan dengan laju

pertumbuhan yang lebih lambat dan kontribusi yang lebih kecil

dibandingkan dengan PDRB Kecamatan Margomulyo. Berdasarkan

dengan menggunakan alat analisis Tipologi Klassen, dapat diketahui

komoditi pertanian yang termasuk dalam komoditi terbelakang sebanyak

empat komoditi, yakni komoditi kapuk randu, kacang tanah, ubi rambat

dan itik. Diantara komoditi terbelakang, komoditi yang memiliki nilai rata-

rata laju pertumbuhan terbesar adalah kapuk randu dengan tingkat

pertumbuhan -3,40% nilai tersebut lebih kecil dibandingkan PDRB

Kecamatan Margomulyo yaitu 4,18%. (Lampiran 12).

C. Strategi Pengembangan Komoditi Pertanian di Kecamatan Margomulyo

Kabupaten Bojonegoro

Pembangunan pertanian komoditi pertanian yang dilaksanakan di

Kecamatan Margomulyo ternyata masih banyak kendala yang menghambat

laju peningkatan produksi, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani

dimana juga akan berdampak negatif pada pembangunan ekonomi daerah

Kecamatan Margomulyo. Pertanian komoditi pertanian dewasa ini masih

bercirikan petani yang umumnya miskin, produktivitas rendah dan juga biaya

produksi relatif mahal, terlebih dengan potensi banjir yang tiap tahun kerap

menimbulkan kerusakan lahan pertanian. Selain disebabkan akibat banjir,

faktor lain yakni lahan garapan yang belum optimal, keterbatasan modal,

lemahnya industri pengolahan hasil pertanian dan pemasaran hasil-hasilnya

serta masih lemahnya kelembagaan ekonomi petani.

Berdasarkan gambaran situasi tersebut, diperlukan upaya perbaikan

kinerja pembangunan pertanian komoditi pertanian, yaitu dengan

merumuskan perencanaan strategi-strategi pengembangan pertanian komoditi

pertanian dalam rangka pengembangan ekonomi daerah. Adanya strategi

Page 83: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pengembangan yang tepat tersebut diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan daerah yang termasuk di dalamnya pendapatan dan kesejahteraan

petani di Kecamatan Margomulyo.

Berdasarkan hasil klasifikasi komoditi pertanian dengan pendekatan

Tipologi Klassen, maka dalam merumuskan perencanaan pengembangan

komoditi pertanian Kecamatan Margomulyo, dapat dilakukan dengan

menentukan beberapa strategi pengembangan. Strategi pengembangan

pertanian komoditi pertanian ini diarahkan pada komoditi yang dihasilkan

sesuai dengan hasil klasifikasi. Strategi pengembangan komoditi pertanian

ini dilakukan berdasarkan pada beberapa periode waktu, yaitu strategi

pengembangan dalam masa jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah

(5-10 tahun) dan jangka panjang (10-25 tahun). Perumusan strategi

pengembangan komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo dilakukan

berdasarkan dokumen perencanaan daerah yang digunakan untuk mengetahui

strategi pengembangan komoditi pertanian. Untuk mengetahui strategi

pengembangan komoditi pertanianan, maka digunakan matriks strategi

pengembangan komoditi pertanian. Hasil matriks strategi pengembangan

untuk komoditi pertanian di Kecamatan margomulyo sebagai berikut:

1. Tanaman bahan makanan (Tabama)

Berdasarkan hasil klasifikasi tipologi klassen, maka dapat

dirumuskan strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan

baik dalam jangka pendek (1-5 tahun) dan jangka panjang (10-25 tahun)

sebagai berikut:

Page 84: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 5.11. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan Kecamatan Margomulyo

Strategi No.

Komoditi (Klasifikasi) Jangka Pendek (1-5 Tahun) Jangka Menengah (5-10 Tahun) Jangka Panjang (10-25

Tahun) Tabama

1. Padi (prima) (Mengupayakan tetap menjadi komoditi prima)

1. Peningkatan akses petani di bidang permodalan

2. Pengendalian hama terpadu di areal pertanian padi.

-

(Mengupayakan Tetap Menjadi Komoditi

Prima) 1. Penyediaan dan

pemeliharaan sarana prasarana pertanian yang memadai

2. Jagung (prima) (Mengupayakan tetap menjadi komoditi prima)

1. Peningkatan akses petani di bidang permodalan

2. Pengendalian hama terpadu di areal pertanian jagung.

-

(Mengupayakan Tetap Menjadi Komoditi

Prima) 1. Penyediaan benih untuk

jagung 2. Pengembangan

agribisnis jagung

3. Kedelai (prima) (Mengupayakan tetap menjadi komoditi prima)

1. Peningkatan akses petani di bidang permodalan

2. Pengendalian hama terpadu di areal pertanian kedelai.

-

(Mengupayakan Tetap Menjadi Komoditi

Prima) 1. Penyediaan benih untuk

kedelai 2. Pengembangan

agribisnis kedelai 4. Ubi kayu

(potensial) ( (Mengupayakan komoditi

potensial menjadi komoditi prima)

1. Pemeliharaan ubi kayu secara intensif

2. Pengembangan kemitraan usaha tani.

(Mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi

prima) 1. Pengembangan agribisnis

ubi kayu.

-

5. Ubi rambat (terbelakang)

-

(Mengupayakan komoditi terbelakang

menjadi komoditi berkembang)

1. Pengoptimalan sumber daya lahan

2. Meningkatkan minat masyarakat untuk mengelola ubi rambat

(Mengupayakan komoditi terbelakang

menjadi komoditi berkembang)

1. Penguatan kelembagaan petani ubi rambat.

6. Kacang tanah (terbelakang)

-

(Mengupayakan komoditi terbelakang

menjadi komoditi berkembang)

1. Meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan komoditi kacang tanah

(Mengupayakan komoditi terbelakang

menjadi komoditi berkembang)

1. Penguasaan jaringan bisnis dalam pemasaran kacang tanah

Sumber: Analisis Data Sekunder

Strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di

Kecamatan Margomulyo dalam penelitian ini merupakan serangkaian

perencanaan dalam upaya pengembangan komoditi tanaman bahan

makanan yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Adapun

penjelasan tentang berbagai strategi pengembangan dalam jangka waktu

masing-masing adalah sebagai berikut:

Page 85: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

a. Padi (prima)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan

makanan di Kecamatan Margomulyo, padi merupakan komoditi prima.

Sehingga diperlukan beberapa perumusan strategi pengembangan agar

komoditi padi tetap menjadi komoditi prima, yaitu mempertahankan

laju pertumbuhannya yang cepat dan besarnya kontribusi komoditi

tersebut di Kecamatan Margomulyo. Adapun penjelasan secara rinci

mengenai strategi pengembangan komoditi padi sebagai berikut :

1) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi padi tetap bertahan sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan

periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka

pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi padi di

Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi

padi sebagai berikut:

a) Peningkatan akses petani di bidang permodalan

Modal merupakan sumber utama dalam semua kegiatan

ekonomi. Begitu halnya dalam kegiatan usaha tani juga

diperlukan modal yang cukup agar proses usaha tani dapat

dijalankankan. Kegiatan usaha tani padi di Kecamatan

Margomulyo sebagian besar dilakukan oleh petani dengan

menggunakan modal mandiri/pribadi. Sehingga para petani

hanya mampu mengusahakan kegiatan bertani sebatas modal

yang dimiliki. Apalagi dengan adanya banjir yang setiap musim

rutin melanda Kabupaten Bojonegoro yang berdampak pada

Kecamatan Margomulyo, dengan modal sedikit yang dimiliki

petani akan menyebabkan petani enggan menanam karena

kerugian akibat banjir. Sehingga diharapkan adanya batuan

modal baik dari pemerintah kabupaten maupun kecamatan.

sehingga dengan adanya bantuan modal tersebut petani dapat

Page 86: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

memproduksi dalam jumlah yang lebih. Misalnya pemerintah

memberi ganti rugi karena gagal panen akibat banjir.

b) Pengendalian hama terpadu di areal pertanian padi.

Pengembangan produksi pangan khususnya padi, petani

dihadapkan kepada beberapa kendala baik yang bersifat fisik,

sosio-ekonomi maupun kendala yang bersifat biologi

(biological constraint). Salah satu kendala biologi adalah

gangguan hama yang menyebabkan penurunan baik kuantitas

maupun kualitas produk bahkan sampai menggagalkan panen.

Hama yang sering menyerang pada tanaman padi yakni hama

perusak akar (nematoda, orong-orong, ulat tanah dan ulat

grayak), perusak batang (tikus dan hama ganjur) dan hama

penghisap daun (walang sangit, wereng coklat dan wereng

hijau).

Kelemahan petani dalam mengendalikan hama-hama

tersebut di areal pertanian di wilayah Kecamatan Margomulyo

yaitu :

1. umumnya petani terlambat mengambil tindakan karena

kurang mengamati perkembangan hama atau tidak

mengetahui saat yang tepat fase pertumbuhan hama

2. dosis atau volume semprotnya rendah, hal ini dilakukan

karena petani ingin menghemat pestisida sebab harga

pestisida semakin mahal.

Upaya pengendalian hama dapat dilakukan dengan

Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT pada dasarnya terdiri

atas dua kegiatan pengendalian yaitu usaha-usaha pencegahan

(preventive controls) dan penggunaan pestisida (pesticide

controls). Penggunaan pestisida boleh dilakukan apabila cara

pertama sudah digunakan tetapi belum memberikan hasil

optimal. Introduksi teknologi PHT bertujuan agar petani

menjadi tahu dan mampu merubah perilaku dalam

Page 87: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

pengendalian hama tanaman dari cara lama ke cara baru

(konsep PHT). Disamping itu, jenis pesisida yang boleh

digunakan untuk tanaman padi juga dibatasi, hanya boleh

menggunakan jenis pestisida yang mudah terurai. Seluruh

petani sudah mengadopsi jarak tanam anjuran (22 Cm x 22

Cm), mereka sudah menyadari manfaat jarak tanam yang tepat,

tidak terlalu lebar maupun terlalu sempit. Paket pemupukan

berimbang sangat dianjurkan agar tanaman memberikan hasil

optimal, terdiri atas 150 Kg Urea, 100 Kg TSP, 100 Kg KCL,

dan 100 Kg ZA per hektar.

Konsep pengendalian hama terpadu merupakan

koordinasi penggunaan senjata campuran, yaitu paket budidaya

yang merupakan konsep lama tetapi mengandung upaya-upaya

pencegahan (preventive controls) terhadap perkembangan hama

dengan penggunaan pestisida (pesticide controls) secara

bijaksana. Pengertian bijaksana mencakup pemilihan jenis-jenis

pestisida yang mudah terurai (degradable) sesuai rekomendasi

dan pengaplikasianya harus tepat waktu dan dosis. Tepat waktu

artinya penyemprotan baru boleh dilaksanakan apabila terlebih

dahulu petani sudah melakukan pengamatan dan diketahui

bahwa intensitas gangguan OPT sudah berada di atas ambang

ekonomis (economic threshold) yaitu tingkat populasi hama

dimana tindakan pengendalian dianjurkan untuk mencegah

jumlah hama mencapai tingkat kerugian ekonomi.

2) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

padi tetap bertahan sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan

dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan

komoditi padi jangka panjang di Kecamatan Margomulyo ini

dilakukan dengan mengupayakan komoditi padi tetap menjadi

komoditi prima, namun strategi ini bisa terjadi perubahan sesuai

Page 88: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi padi. Adapun

penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi padi jangka

panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pertanian

yang memadai

Terjadinya penurunan kontribusi maupun laju

pertumbuhan komoditi padi perlu diantisipasi meskipun dalam

jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu diperlukan upaya

penyediaan sarana dan prasarana pertanian yang memadai

sesuai dengan kebutuhan petani. Penyediaan sarana dan

prasarana dapat dilakukan dengan membentuk waduk

penampungan air yang dilengkapi dengan alat-alat penunjang

dan dibuat saluran-saluran irigasi agar ketika terjadi banjir,

luapan air tidak menggenangi lahan sawah dan sekitarnya.

Dalam penyediaan sarana dan prasarana pertanian ini hal yang

terpenting adalah diperlukan adanya upaya pemeliharaan sarana

tersebut agar dalam jangka waktu yang panjang, sarana tersebut

dapat digunakan dengan baik secara kontinuitas.

b. Jagung (prima)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan

makanan di Kecamatan Margomulyo, jagung merupakan komoditi

prima. Sehingga diperlukan beberapa strategi pengembangan agar

komoditi jagung tetap menjadi komoditi prima, yaitu mempertahankan

laju pertumbuhannya yang cepat dan besarnya kontribusi komoditi

tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

1) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi jagung tetap bertahan sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan

periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka

pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi jagung di

Page 89: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi

jagung sebagai berikut:

a) Peningkatan akses petani di bidang permodalan

Kegiatan usaha tani di Kecamatan Margomulyo sebagian

besar dilakukan oleh petani dengan menggunakan modal

mandiri/pribadi. Padahal modal merupakan faktor penting

dalam kegiatan usahatani. Dalam kegiatan usaha tani

diperlukan modal yang tidak sedikit karena ada beberapa faktor

produksi yang harus dibeli petani seperti pupuk kimia, bibit,

biaya sewa (apabila tidak mempunyai tanah sendiri) dan faktor-

faktor lainnya. Apabila modal yang dimiliki petani hanya

sedikit maka petani tidak dapat mengusahakan dalam jumlah

yang besar. Hal ini yang menjadikan para petani hanya mampu

mengusahakan kegiatan bertani sebatas modal yang dimiliki.

Apalagi dengan adanya banjir yang setiap musim rutin melanda

Kabupaten bojonegoro yang berdampak pada Kecamatan

Margomulyo, dengan modal sedikit yang dimiliki

menyebabkan petani enggan menanam karena kerugian akibat

banjir.

Gambaran tersebut patut untuk menjadi perhatian

seiiring jagung merupakan komoditi unggulan. Apabila

permasalahan ini tidak segera diatasi dengan solusi yang baik,

maka lambat laun komoditi jagung akan mengalami penurunan

jumlah produksi yang berdampak pada nilai kontribusi. Upaya

yang perlu dilakukan adalah kira Pemerintah kabupaten

maupun kecamatan memberikan bantuan modal kepada petani

tanpa pengembalian maupun bunga. Dengan adanya bantuan

modal tersebut diharapkan petani dapat memproduksi dalam

jumlah yang lebih. Namun Pemerintah juga perlu memberikan

perlindungan harga kepada petani, agar ketika panen tidak

mengalami kerugian akibat rendahnya harga yang ditawarkan.

Page 90: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

b) Pengendalian hama terpadu di areal pertanian jagung.

Jagung memiliki peranan penting dalam industri berbasis

agribisnis. Jagung banyak dimanfaatkan untuk konsumsi, bahan

baku industri pangan, industri pakan dan bahan bakar.

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan seiring berkembangnya industri pakan dan pangan.

Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan

rendahnya produktivitas jagung antara lain adalah serangan

hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai menyerang

pertanaman jagung adalah ulat Penggerek batang jagung, Kutu

daun, ulat Penggerek Tongkol (Heliothis ostrinia), Thrips,

Bulai, Hawar daun, Karat dan hama pemakan daun (Valanga

nigricornis) adalah penyakit yang sering muncul di pertanaman

jagung dan dapat menurunkan produksi jagung.

Upaya pengendalian oleh petani pada saat ini adalah

dengan menggunakan pestisida atau bahan kimia lainnya yang

tidak ramah lingkungan. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

yang mengintegrasikan komponen pengendalian yang selaras

terbukti tidak hanya meningkatkan produksi jagung tetapi juga

pendapatan petani. Sistim PHT melibatkan semua komponen

yang berpeluang untuk menekan atau mencegah hama untuk

mencapai ambang batas populasi merusak secara ekonomi

(economic injury level/ economic threshold). Sistem PHT yang

bertujuan mengupayakan agar hama tidak menimbulkan

kerugian melalui cara-cara pengendalian yang efektif,

ekonomis, dan aman bagi khalayak, produsen, dan lingkungan

menjadi acuan dasar dalam pengendalain OPT agar petani tidak

bergantung pada pestisida atau bahan kimia lainnya.

Page 91: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

jagung tetap sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan

dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan

komoditi jagung jangka panjang di Kecamatan Margomulyo ini

dilakukan dengan mengupayakan komoditi jagung tetap menjadi

komoditi prima, namun strategi ini bisa terjadi perubahan sesuai

dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi jagung. Adapun

penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi jagung jangka

panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Penyediaan benih untuk jagung

Varietas jagung yang banyak dibudidayakan oleh

sebagian besar petani Kecamatan Margomulyo adalah varietas

andalas 4 dan pioner 1. Namun, sebagian besar petani

Kecamatan Margomulyo menanam jagung menggunakan

benih dari hasil panen secara turunan. Hal ini sudah menjadi

kebiasaan petani dalam mengusahakan komoditi jagung.

Akibatnya, kualitas jagung yang dihasilkan lebih rendah dari

Kabupaten Tuban dan Desa Cerme Kabupaten Gresik. Apabila

hal tersebut dibiarkan secara terus menerus maka lambat laun

akan mengakibatkan penurunan kualitas komoditi jagung

sehingga dapat menrunkan jumlah produksi yang pada

akhirnya berdampak pada rendahnya nilai kontribusi maupun

laju pertumbuhan yang disumbangkan.

Melihat kondisi tersebut, perlu adanya perhatian dari

pemerintah untuk memberikan subsidi benih kepada petani.

Hal ini dilakukan agar jagung yang dihasilkan memiliki

kualitas yang baik. Selain itu diperlukan adanya penyuluhan

dari Dinas Pertanian kepada petani mengenai keuntungan

dalam menggunakan benih yang baik dan benih dari hasil

panen secara turunan sehingga akan dapat merubah kebiasaan

Page 92: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

petani dalam mengusahakan komoditi jagung dan pada

akhirnya diharapkan komoditi jagung tetap menjadi komoditi

prima.

b) Pengembangan agribisnis jagung

Permasalahan yang mendasar dalam pengembangan

jagung yaitu yang masih belum memuaskan petani karena

pendapatan yang diperoleh petani rendah. Hal ini dikarenakan

rendahnya harga yang diberikan kepada petani. Upaya untuk

menumbuh kembangkan jagung di pedesaan dapat dilakukan

melalui pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan

usaha pengolahan jagung, pemerintah diharapkan juga

berperan aktif membantu menigkatkan rendahnya pendapatan

yang diperoleh petani jagung melalui pemberlakuan peraturan-

peraturan yang menguntungkan petani. Sedangkan upaya

meningkatkan kontribusi komoditi pertanian dalam

perekonomian daerah Kecamatan Margomulyo dapat

dilakukan melalui peningkatan produksi dan kualitas jagung

serta produk turunannya yakni mengolah jagung menjadi

berbagai produk olahan misalnya tepung jagung, keripik

jagung ataupun makanan ringan yang pada akhirnya akan

menjadi produk khas Kecamatan Margomulyo. Limbah dari

hasil pengolahan tersebut dapat dijadikan sebagai pupuk

kompos yang dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman.

Strategi pengembangan agribisnis jagung juga dapat

ditempuh melalui mekanisme pasar komoditi tersebut. Alur

pemasaran komoditi jagung di Kecamatan Margomulyo yaitu

petani (produsen) à pedagang à pengumpul atau pedagang

besar à pabrik/pengusaha à konsumen. Pengembangan

pemasaran hasil pertanian jagung bertujuan terciptanya

mekanisme pasar yang transparan dan menguntungkan semua

pelaku bisnis, sistem pemasaran yang efisien. Strategi

Page 93: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

pengembangan agribisnis jagung dalam implementasinya

didukung dengan program-program yang komprehensif dari

berbagai aspek manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan

(perbenihan, budidaya dan pemeliharaan, pengolahan hasil,

pengembangan usaha, dan pemberdayaan masyarakat) hingga

evaluasi. Arah kebijakan jangka panjang seperti

pengembangan agribisnis jagung yang berdaya saing,

berkerakyatan dan berkelanjutan ini diharapkan mampu

memberikan kontribusi yang besar bagi Kecamatan

Margomulyo sehingga komoditi jagung tetap menjadi komoditi

prima.

c. Kedelai (prima)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan

makanan di Kecamatan Margomulyo, kedelai merupakan komoditi

prima. Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan

beberapa strategi pengembangan agar komoditi kedelai tetap menjadi

komoditi prima, yaitu mempertahankan laju pertumbuhannya yang

cepat dan besarnya kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan

Margomulyo sebagai berikut :

1) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi kedelai tetap sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan

periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka

pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi kedelai di

Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi

jagung sebagai berikut:

a) Peningkatan akses petani di bidang permodalan

Modal merupakan sumber utama dalam semua kegiatan

ekonomi. Begitu halnya dalam kegiatan usaha tani juga

diperlukan modal yang cukup agar proses usaha tani dapat

dijalankan. Kegiatan usaha tani di Kecamatan Margomulyo

Page 94: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

sebagian besar dilakukan oleh petani dengan menggunakan

modal mandiri/pribadi. Sehingga para petani hanya mampu

mengusahakan kegiatan bertani sebatas modal yang dimiliki,

dengan modal sedikit yang dimiliki petani akan menyebabkan

petani enggan menanam karena kerugian akibat banjir.

Upaya yang perlu dilakukan untuk mendukung petani

agar dapat memgusahakan kegiatan bertani dalam jumlah lebih

besar adalah diharapkan adanya batuan modal baik dari

Pemerintah kabupaten maupun kecamatan. Dengan adanya

bantuan modal tersebut petani akan dapat memproduksi dalam

jumlah yang lebih karena adanya tambahan modal yang

diterima petani. Hal ini akan mendorong peningkatan jumlah

produksi yang dihasilkan sehingga akan memperbesar

kontribusi komoditi kedelai.

b) Pengendalian hama terpadu di areal pertanian kedelai.

Secara umum penerapan pengendalian hama terpadu

(PHT) di Kecamatan Margomulyo belum berjalan dengan baik.

Kegagalan panen selain faktor banjir, diakibatkan oleh hama

yang sering menyerang. Hama yang sering menyerang pada

komoditi kedelai adalah penggerek batang (Melanogromyza

sojae) dan hama penggerek polong (Etiella zinckenella),

pengisap daun, pemakan daun (ulat dan kumbang) dan kepik

polong.

Kelemahan petani dalam mengendalikan hama-hama

tersebut pada umumnya sama dengan komoditi-komoditi

lainnya yakni:

a) jenis hama yang menganggu tanaman kedelai bermacam-

macam sehingga teknik pencegahan hama kurang optimal

b) dosis atau volume semprotnya rendah dan tidak efisien, hal

ini dilakukan karena petani ingin menghemat pestisida

sebab harga pestisida semakin mahal.

Page 95: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Upaya pengendalian hama terpadu (PHT) dapat yang

dilakukan antara lain : (a) pengunaan pestisida yang sesuai dan

aman (b) membuang bagian tanaman yang terserang dan bakar

hama agar tidak menjalar ketanaman yang sehat (c)

pengembangan sekolah lapang pengendalian hama terpadu atau

SL-PHT; (d) pola penanaman yang tetap waktu serta

penggunaan pestisida harus selektif secara fisologis dan

ekologis sesuai dengan aplikasinya. Strategi ini diharapkan

mampu meningkatkan peranan komoditi kedelai di wilayah

Kecamatan Margomulyo untuk tetap menjadi komoditi prima

dengan memberikan nilai kontribusi yang besar serta laju

pertumbuhannya yang cepat.

2) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

kedelai tetap sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan

dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan

komoditi kedelai jangka panjang di Kecamatan Margomulyo ini

dilakukan dengan mengupayakan komoditi kedelai tetap menjadi

komoditi prima, namun strategi ini bisa terjadi perubahan sesuai

dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi kedelai. Adapun

penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi kedelai jangka

panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Penyediaan benih untuk kedelai

Keberhasilan pelaksanaan penyediaan benih unggul

dapat dilakukan dengan pemilihan biji yang mulus dan

bentuknya normal serta bebas dari patogen penyebab penyakit

pada tanaman. Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas

pemakaian benih bagi petani, maka disediakan subsidi dalam

bentuk subsidi tidak langsung (subsidi harga) dan subsidi

langsung. Subsidi langsung benih dilaksanakan dalam bentuk

Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dan Cadangan Benih

Page 96: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Nasional (CBN). Kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi

adanya bahaya banjir yang melanda Kecamatan Margomulyo

yang bertujuan agar petani tidak menderita kerugian yang besar

akibat banjir.

Adanya banjir yang terjadi di Kecamatan Margomulyo

menyebabkan hasil produksi pertanian mengalami penurunan

karena banjir sering datang tiba-tiba dan bahkan saat mendekati

waktu panen yang menyebabkan para petani gagal panen.

Sehingga saat musim hujan petani tidak bisa menanam kedelai

karena hasilnya kurang maksimal. Selain ancaman banjir,

rendahnya hasil produksi dipengaruhi oleh petani kurang bisa

menentukan jarak tanam. Jarak tanam untuk kedelai yang ideal

adalah 20 cm x 35 cm. sedangkan penentuan jarak tanam yang

dilakukan petani Kecamatan Margomulyo berdasarkan dengan

mengkira-kira, sehingga jarak tanam tidak seragam yang

berakibat rendahnya kualitas dan jumlah produksi.

Penanaman komoditi kedelai yang ideal untuk daerah

potensi banjir belum ditemukan, mengingat banjir merupakan

bencana sehingga tetap perlu diupayakan untuk meminimalisir

kerugian akibat banjir. Hal ini dapat dilakukan dengan

pembuatan waduk, perbaikan saluran irigasi dan perlunya

upaya kerjasama antara pusat penelitian dengan instansi-

instansi terkait misalnya Balai Penelitian Kacang-kacangan dan

Umbi-umbian (BALIT KABI) mengenai jenis bibit/benih yang

dapat tahan terhadap banjir sehingga apabila banjir tiba petani

masih dapat memperoleh hasil. Serta adanya pelatihan dari

penyuluh mengenai cara menanam dengan jarak tanam yang

baik sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi.

b) Pengembangan agribisnis kedelai

Selain pada budidaya jagung, permasalahan yang sama

dalam pengembangan kedelai adalah rendahnya pendapatan

Page 97: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

yang diperoleh. Hal ini dikarenakan harga yang diberikan

kepada petani relatif rendah. Pengembangan agribisnis kedelai

merupakan salah satu langkah yang diperlukan dalam upaya

untuk menumbuh kembangkan kedelai di pedesaan. Upaya

tersebut dapat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat

dalam pengembangan usaha pengolahan kedelai dengan

pengolahan produk turunannya seperti pembuatan susu

kedelai, tepung kedelai, industri rumah tangga tempe dan tahu.

Limbah dari hasil pembuatan produk tersebut dapat diolah

menjadi pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk

pemupukan tanaman.

Strategi pengembangan agribisnis kedelai dalam

implementasinya didukung dengan program-program yang

komprehensif dari berbagai aspek manajemen yaitu

perencanaan, pelaksanaan (perbenihan, budidaya dan

pemeliharaan, pengolahan hasil, pengembangan usaha, dan

pemberdayaan masyarakat) hingga evaluasi. Arah kebijakan

jangka panjang seperti pengembangan agribisnis kedelai yang

berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan ini diharapkan

mampu memberikan kontribusi yang besar bagi Kecamatan

Margomulyo sehingga komoditi kedelai tetap menjadi komoditi

prima.

d. Ubi kayu (potensial)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan

makanan di Kecamatan Margomulyo, ubi kayu merupakan komoditi

potensial. Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut,

memerlukan beberapa strategi pengembangan agar komoditi ubi kayu

menjadi komoditi prima, yaitu meningkatkan laju pertumbuhannya dan

kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai

berikut :

Page 98: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

1) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi ubi kayu menjadi komoditi prima

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan

periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka

pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi ubi kayu di

Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi

ubi kayu sebagai berikut:

a) Pemeliharaan ubi kayu secara intensif

Ubi kayu merupakan komoditi yang diprioritaskan untuk

dikembangkan dalam jangka menengah karena nilai produksi

yang semakin menurun sehingga, ubi kayu masih perlu

diupayakan agar pertumbuhannya dapat meningkat. Salah

satunya dengan upaya pemeliharaan tanaman secara intensif.

Ubi kayu dapat tumbuh pada tanah yang sedikit unsur hara,

sehingga petani di Kecamatan margomulyo pada umumnya

jarang memberi pupuk, termasuk pupuk organik. Namun, untuk

memperoleh hasil yang lebih baik perlu dilakukan

pemeliharaan secara intensif yakni dilakukan pemupukan

dengan menggunakan pupuk organik/pupuk kandang,

pengolahan tanah dan pembasmian hama. Pengembangan ubi

kayu dengan upaya ini diharapkan dapat meningkatkan

produksi dan kontribusinya.

b) Pengembangan kemitraan usaha tani

Strategi pengembangan kemitraan usaha tani komoditi

pertanian terkait dengan potensi banjir, dilakukan dengan pihak

swasta perguruan tinggi, masyarakat setempat, kelompok tani,

lembaga swadaya masyarakat dan dunia usaha bertujuan untuk

menjalin kerjasama dalam peningkatan potensi komoditi ubi

kayu di Kecamatan Margomulyo. Hal ini dapat terlihat dari

pola kerjasama dengan pihak swasta perguruan tinggi dalam

menganalisis usahatani komoditi ubi kayu serta strategi

Page 99: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

pengembangannya yang dilakukan melalui beberapa penelitian

lebih lanjut terkait dengan potensi banjir yang ada di

Kecamatan Margomulyo. Misalnya analisis lahan yang cocok

untuk penanaman ubi kayu, pemilihan batang ubi kayu yang

akan ditanam agar diperoleh hasil yang baik, pemberian modal

untuk mengusahakan komoditi ubi kayu agar produksinya

meningkat dan penyuluhan mengenai prospek ubi kayu.

Peranan masyarakat setempat dapat memberikan informasi

mengenai budidaya ubi kayu juga diperlukan, sehingga akan

dapat diperoleh informasi yang tepat dan proses kerja sama

dapat berjalan lancar.

2) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi ubi kayu menjadi komoditi prima

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan

periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi

pengembangan jangka menengah pada komoditi ubi kayu di

Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Pengembangan agribisnis ubi kayu

Pengembangan agribisnis ubi kayu dapat dilakukan

dengan mendorong sinergi antar subsistem agribisnis. Upaya

pengembangan agribisnis ubi kayu ini diarahkan agar kegiatan

petani di bidang pertanian tidak hanya terpaku pada kegiatan

budidaya pertanian saja, tetapi upaya ini dilakukan ke arah

agrobisnis yang bersifat luas, yaitu meliputi pengembangan

kegiatan pertanian dari on farm hingga off farm, kegiatan dari

hulu sampai hilir serta penanganan pasca panen dan pengolahan

dari hasil produksi ubi kayu seperti tapioka, gaplek, keripik,

serta sirup hasil hidrolisis pati seperti sirup glukosa, sirup

maltosa dan sirup fruktosa. Apabila kegiatan petani yang mulai

dari persiapan, budidaya, panen, pascapanen maupun

pengolahan hasil dapat dipadukan akan memberikan tingkat

Page 100: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pendapatan yang lebih tinggi bagi petani. Dengan demikian

diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas

komoditi ubi kayu.

e. Ubi rambat (terbelakang)

Komoditi terbelakang merupakan komoditi yang berperan

sebagai pengganti dari komoditi berkembang ketika komoditi

berkembang telah menjadi komoditi potensial. Hal ini menjadikan

komoditi terbelakang tersebut perlu adanya strategi pengembangan

agar dapat menjadi komoditi berkembang. Strategi pengembangan

yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kontribusi dan laju

pertumbuhannya di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

1) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan

periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi

pengembangan jangka menengah komoditi ubi rambat di

Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Pengoptimalan sumberdaya lahan

Meskipun Kecamatan Margomulyo merupakan daerah

potensi banjir, namun Desa Margomuluyo merupakan desa

dengan kerugian akibat banjir paling ringan. Sehingga apabila

terjadi banjir, tidak semua lahan desa tersebut tergenang. Lahan

yang tidak terkena aliran banjir tersebut, oleh masyarakat

kurang bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk kegiatan

usahatani. Biasanya lahan tersebut digunakan untuk bermain

oleh anak-anak Kecamatan Margomulyo, akibatnya lahan

tersebut tidak termanfaatkan dengan baik.

Upaya pengembangan komoditi ubi rambat agar menjadi

komoditi berkembang adalah dengan pengoptimalan lahan yang

tidak dimanfaatkan tersebut untuk pembudidayaan komoditi ubi

rambat. Pemanfaatan lahan tersebut akan dapat meningkatkan

Page 101: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

jumlah produksi komoditi ubi rambat yang pada akhirnya akan

dapat meningkatkan nilai kontribusi dan laju komoditi ubi

rambat sehingga akan mampu untuk menjadi komoditi

berkembang.

b) Meningkatkan minat masyarakat untuk mengelola ubi rambat

Minat para petani di Kecamatan Margomulyo tergolong

rendah untuk mengembangkan komoditi tersebut terkait dengan

kendala modal. Hal ini dikarenakan untuk mengusahan

komoditi tersebut, membutuhkan modal yang cukup besar.

Modal sangat diperlukan karena dalam mengusahakan komoditi

ubi rambat, petani biasanya menggunakan benih ubi yang di

beli dari Kabupaten Lamongan. Hal ini yang menyebabkan

sebagian besar petani enggan untuk mengusahakan komoditi

ubi rambat, selain tempat untuk membeli benih jauh, harga ubi

rambat dipasaran tergolong murah yakni sekitar Rp 900,00/Kg.

Upaya mengatasi permasalahan dalam pengembangan

komoditi tersebut maka perlu dilakukan peningkatan minat

masyarakat untuk mengelola komoditi ubi rambat. Program

meningkatkan minat masyarakat untuk mengelola hasil

komoditi tersebut antara lain dengan pelaksanaan program

pemerintah seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

(PUAP) dengan melakukan pengolahan produk turunan

komoditi ubi rambat yang pada akhirnya dapat meningkatkan

pendapatan petani. Pengolahan tersebut antara lain dengan

mengolah ubi rambat menjadi keripik ubi rambat. Harga

keripik ubi rambat di pasaran mencapai Rp 18.700/Kg. Apabila

petani di Kecamatan Margomulyo dapat mengolah ubi rambat

menjadi keripik, ini akan dapat memberikan hasil yang lebih

bagi petani. Sehingga dari usaha tersebut dapat menutup

besarnya biaya produksi yang dikeluarkan petani untuk

mengusahakan ubi rambat. Namun untuk menjalankan kegiatan

Page 102: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

tersebut, pemerintah diharapkan memberikan pendampingan

agar proses usaha agribisnis yang dijalankan petani dapat

berjalan dengan baik.

2) Strategi pengembangan jangka panjang yang mengupayakan

komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang

Komoditi ubi rambat merupakan komoditi terbelakang

karena mempunyai laju pertumbuhan yang lambat dan kontribusi

yang kecil dibandingkan dengan PDRB Kecamatan Margomulyo

sehingga perlunya strategi pengembangan komoditi ubi rambat

dalam jangka panjang sehingga komoditi terbelakang ini dapat

menjadi komoditi berkembang. Hal ini dapat dilakukan dengan

meningkatkan kontribusi laju pertumbuhannya. Beberapa upaya

pengembangan dari komoditi ubi rambat menjadi komoditi

berkembang di Kecamatan Margomulyo yaitu:

a) Penguatan kelembagaan petani ubi rambat.

Sistem kelembagaan petani dibentuk tidak lain adalah

untuk kesejahteraan petani. Kelembagaan petani sebaiknya

dibina dan dikembangkan berdasarkan kepentingan masyarakat.

Dalam hal ini peran penyuluh sangatlah diharapkan untuk

mendorong supaya petani dengan kesadarannya dapat

berkelompok dan bekerjasama. Kelembagaan pertanian yang

lainnya seperti pengusaha benih, kios pertanian maupun pasar

desa, perlu diberdayakan juga seoptimal mungkin untuk

mendukung pengembangan komoditi ubi rambat di Kecamatan

Margomulyo. Dalam mengatur kelembagaan petani ini bisa

diatur melalui peraturan desa yang disusun bersama oleh

pemerintah desa dan petani, sehingga poin-poin yang

dihasilkan benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

petani. Misalnya kebutuhan petani terhadap modal, benih,

pupuk, pestisida, sarana dan prasaran kegiatan pertanian serta

Page 103: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

informasi perkembangan harga jual dari komoditi yang

dihasilkan.

Kelembagaan petani ini bisa juga diwujudkan dalam

bentuk Badan Usaha Miliki Petani (BUMP). BUMP ini

merupakan lembaga yang melakukan pemberdayaan

masyarakat pedesaan melalui upaya:

a) Penyadaran petani tentang pentingnya kelembagaan bisnis

yang tumbuh, dimiliki, dikelola dan bermanfaat bagi

masyarakat.

b) Memberikan beragam layanan yang terkait dengan

usahatani, pelatihan, pendampingan usaha, konsultasi dan

kegiatan lainnya.

c) Pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat,

utamanya yang terkait dengan pengembangan ekonomi

pedesaan baik on-farm, off-farm, dan non-farm.

Terbentuknya kelembagaan bagi petani, diharapkan

dapat menjadi tempat yang memberikan manfaat serta dapat

membantu para petani yang mengalami kesulitan dalam usaha

taninya. Seiring bencana banjir yang melanda Kecamatan

Margomulyo walaupun tergolong banjir ringan namun peran

kelembagaan perlu difungsikan lagi peranannya. Program-

program kelembagaan petani yang bertujuan untuk kesejahtraan

petani harus dibentuk agar peranan kelembagaan ini semakin

nyata.

b) Meningkatkan akses petani ubi rambat terhadap modal usaha.

Komoditi ubi rambat merupakan komoditi yang

terbelakang. Hal ini disebabkan jumlah produksi yang

dihasilkan selama kurun waktu dua tahun cenderung

mengalami penurunan. Penurunan tersebut karena sedikitnya

modal yang dimiliki petani sehingga petani hanya mampu

mengusahakan sesuai dengan kemampuan modal yang dimiliki.

Page 104: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Minimnya modal yang dimiliki oleh petani tersebut merupakan

penghambat dalam pengembangan komoditi ubi rambat di

Kecamatan margomulyo. Tanpa modal suatu usaha tidak dapat

berjalan dengan baik. Setiap petani mengharapkan keuntungan

dari usahanya, karena keuntungan ini dapat dipakai untuk

mengembangkan usaha selanjutnya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

permodalan melaksanakan bisnis komoditi tersebut, antara lain

adalah memperhitungkan besar biaya yang harus dikeluarkan

untuk pengadaan tanah (biaya membeli atau sewa lahan) serta

biaya investasi (bibit, tenaga kerja, pupuk dan pasca panen).

Hal ini bertujuan agar pengembangan komoditi tersebut dalam

penggunaan modal dapat dilakukan secara terarah dan

mengetahui besarnya kekurangan modal yang tidak bisa

dipenuhi dari kas pribadi. Untuk mengatasi kekurangan modal

adalah memanfaatkan lembaga keuangan bank maupun bantuan

modal dari pemerintah.

Adanya akses modal tersebut, hal ini akan memperlacar

proses produksi yang dilakukan oleh para petani, sehingga

dapat menaikkan volume usaha dan jumlah produksi. Semakin

meningkatnya akses petani terhadap permodalan, maka

semakin meningkatnya pengembangan usaha komoditi tersebut

untuk menjadi komoditi berkembang di Kecamatan

Margomulyo.

f. Kacang tanah (terbelakang)

Komoditi kacang tanah merupakan komoditi terbelakang.

Namun sejalan dengan strategi pengembangan yang dilakukan

komoditi terbelakang merupakan komoditi yang berperan sebagai

pengganti dari komoditi berkembang ketika komoditi berkembang

telah menjadi komoditi potensial. Hal ini menjadikan komoditi

terbelakang tersebut perlu adanya strategi pengembangan agar dapat

Page 105: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

menjadi komoditi berkembang. Strategi pengembangan yang harus

dilakukan adalah dengan meningkatkan kontribusi dan laju

pertumbuhannya di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

1) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi kacang tanah menjadi komoditi berkembang

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan

periode waktu 5-10 tahun. Strategi pengembangan komoditi kacang

tanah di Kecamatan Margomulyo yang merupakan daerah potensi

banjir ringan. Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan

jangka menengah pada komoditi kacang tanah di Kecamatan

Margomulyo sebagai berikut :

a) Meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan

komoditi kacang tanah

Minat para petani di Kecamatan Margomulyo tergolong

rendah untuk mengembangkan komoditi kacang tanah terkait

adanya potensi banjir, membuat petani ragu dalam

mengusahakan komoditi tersebut karena akibat banjir dapat

membuat kacang tanah menjadi busuk. Hal ini yang

menyebabkan komoditi kacang tanah mengalami penurunan

jumlah produksi.

Untuk mengatasi permasalahan dalam pengembangan

komoditi tersebut maka perlu dilakukan peningkatan minat

masyarakat untuk mengusahakan komoditi kacang tanah.

Program meningkatkan minat masyarakat dapat dilakukan

dengan pemetaan lahan. Pemetaan lahan dilakukan untuk

mengetahui lahan yang cocok untuk menanam kacang serta

untuk mengetahui lahan yang tidak terkena banjir, mengingat

polong kacang tanah tumbuh didalam tanah sehingga pemetaan

lahan sangat penting. Adanya upaya tersebut, akan mendorong

petani untuk mengusahakan komoditi kacang tanah sehingga

akan dapat meningkatkan jumlah produksi kacang tanah.

Page 106: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

2) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

kacang tanah menjadi komoditi berkembang

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan

dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan

komoditi kacang tanah jangka panjang di Kecamatan Margomulyo

ini dilakukan dengan mengupayakan komoditi kacang tanah

menjadi komoditi berkembang, namun strategi ini bisa terjadi

perubahan sesuai dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi

kacang tanah. Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan

komoditi kacang tanah jangka panjang di Kecamatan Margomulyo

sebagai berikut :

a) Penguasaan jaringan bisnis dalam pemasaran kacang tanah

Proses penyaluran barang dari produsen ke tangan

konsumen akhir memerlukan kegiatan fungsional pemasaran.

Kegiatan ini bertujuan memperlancar proses penyaluran barang

secara efektif dan efisien untuk memenuhi keinginan

konsumen. Oleh karena itu, sebagai petani perlu mengetahui

jaringan pemasaran.

Petani komoditi kacang tanah biasanya menjual hasil

panennya ke pabrik kacang Dua Kelinci dengan melalui saluran

pemasaran. Saluran pemasaran komoditi kacang tanah di

Kecamatan Margomulyo yaitu petani (produsen) à pedagang

pengumpul desa à pedagang kecamatan à pedagang

kabupaten à Pabrik. Panjangnya saluran pemasaran akan

menurunkan keuntungan petani karena harga yang ditawarkan

petani rendah tetapi sampai pabrik harga meningkat cukup

besar. Maka penyederhanaan saluran pemasaran harus

dilakukan agar petani tetap mengusahakan kacang tanah

dengan harga yang tidak merugikan petani. Saluran pemasaran

dapat disedehanakan menjadi petani (produsen) à ketua

kelompok tani à Pabrik. Kerjasama semua jaringan bisnis

Page 107: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

usaha komoditi kacang tanah mulai dari petani, kelompok tani,

pihak pemerintah daerah hingga sektor lainnya yang terkait

harus secara serius menangganinya, adanya penyerderhanaan

rantai pemasaran tersebut, diharapkan harga kacang tanah

ditingkat petani dapat meningkat sehingga dapat meningkatkan

pendapatan petani.

2. Perkebunan

Berdasarkan hasil klasifikasi tipologi klassen, maka dapat

dirumuskan strategi pengembangan komoditi perkebunan baik dalam

jangka pendek (1-5 tahun), jangka menegah (5-10 tahun) maupun jangka

panjang (10-25 tahun) sebagai berikut:

Tabel 5.12. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Perkebunan di Kecamatan Margomulyo

Strategi No. Komoditi

(Klasifikasi) Jangka Pendek (1-5 Tahun)

Jangka Menengah (5-10 Tahun)

Jangka Panjang (10-25 Tahun)

Perkebunan 1. Kelapa (potensial) (Mengupayakan

komoditi potensial menjadi komoditi

prima) 1. Meningkatkan peran

kelompok tani

(Mengupayakan komoditi potensial menjadi

komoditi prima) 1. Pemanfaatan lahan tidur

untuk pembibitan dan pengembangan komoditi kelapa.

-

2. Kapuk randu (terbelakang)

-

(Mengupayakan komoditi terbelakang

menjadi komoditi berkembang)

1. Meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan kapuk randu

2. Meningkatkan produksi komoditi kapuk randu

(Mengupayakan komoditi terbelakang menjadi

komoditi berkembang) 1. Penguasaan jaringan

bisnis dalam pemasaran kapuk randu

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Strategi pengembangan komoditi perkebunan di Kecamatan

Margomulyo dalam penelitian ini merupakan serangkaian perencanaan

dalam upaya pengembangan komoditi perkebunan yang dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu. Adapun penjelasan tentang berbagai strategi

pengembangan dalam jangka waktu masing-masing adalah sebagai

berikut:

Page 108: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

a. Kelapa (potensial)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi perkebunan di

Kecamatan Margomulyo, kelapa merupakan komoditi potensial.

Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan

beberapa strategi pengembangan agar komoditi kelapa menjadi

komoditi prima, yaitu meningkatkan laju pertumbuhannya dan

kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai

berikut :

1) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi kelapa menjadi komoditi prima

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan

periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka

pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi kelapa di

Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi

kelapa sebagai berikut:

a) Meningkatkan minat petani untuk membudidayakan kelapa

Komoditi kelapa pada beberapa tahun yang lalu,

merupakan komoditi unggulan di Kecamatan Margomulyo.

Namun karena serangan hama sehingga produksi komoditi

kelapa mengalami penurunan. Hama yang menyerang adalah

kumbang badak yang menyerang pada batang pohon kelapa,

tikus dan tupai yang menyerang pada buah kelapa serta kutu

daun yang menyebabkan kerusakan pada daun kelapa.

Serangan hama selain menyebabkan menurunnya jumlah

produksi, juga pemicu rendahnya minat petani untuk

mengusahakan komoditi kelapa karena dikhawatirkan

mengalami kerugian lebih besar. Akibat dari serangan hama

tersebut, pada tahun 2007-2008 jumlah produksi komoditi

kelapa tidak mengalami peningkatan yakni hanya sebanyak 342

Ton. Hal ini yang menyebabkan komoditi kelapa termasuk

dalam kategori komoditi potensial.

Page 109: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Melihat fenomena tersebut, apabila hal ini dibiarkan

secara terus menerus maka semakin lama kontribusi komoditi

kelapa akan semakin menurun. Sehingga diperlukan upaya

untuk meningkatkan kontribusi komoditi kelapa melalui

peningkatan minat masyarakat untuk membudidayakan

komoditi kelapa. Peningkatan minat tersebut dapat dilakukan

melalui sosialisasi oleh Pemerintah dengan pemberantasan

hama secara tepat yakni penggunaan pestisida sesuai jenis

hama yang menyerang (misalnya hama serangga dengan

menggunakan insektisida sedangkan untuk hama tikus dan

tupai menggunakan rodentisida), memberikan penyuluhan

mengenai sistem tanam yang baik (pemilihan bibit unggul,

pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan penyakit

dan panen tepat waktu). Dengan demikian diharapkan komoditi

kelapa dapat menjadi komoditi unggulan seperti beberapa tahun

sebelumnya.

2) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi kelapa menjadi komoditi prima

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan

periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi

pengembangan jangka menengah pada komoditi kelapa di

Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Pemanfaatan lahan tidur untuk pembibitan dan pengembangan

komoditi kelapa

Produksi kelapa di Kecamatan Margomulyo memang

tergolong masih rendah karena tidak ada peningkatan produksi

dari tahun 2007-2008 sehingga perlu adanya antisipasi untuk

menekan penurunan produksi tanaman kelapa. Adapun strategi

untuk meningkatkan jumlah produksi kelapa adalah dengan

memanfaatkan lahan tidur. Pemanfatan lahan tidur dapat

dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang belum

Page 110: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

ditanami mengingat luas lahan pekarang Kecamatan

margomulyo seluas 1.071,1 Ha. Lahan tersebut dapat

dimanfaatkan untuk pembibitan dan penanaman komoditi

kelapa sehingga akan dapat meningkatkan jumlah produksi

komoditi kelapa. Namun pemanfaatan lahan tersebut perlu

dibarengi dengan analisis kondisi lingkungan lahan agar

kemungkinan kegagalan panen bisa dihindari.

b. Kapuk randu (terbelakang)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi perkebunan di

Kecamatan Margomulyo, kapuk randu merupakan komoditi

terbelakang. Sehingga diperlukan beberapa strategi pengembangan

agar komoditi kapuk randu menjadi komoditi berkembang, yaitu

meningkatkan laju pertumbuhannya dan kontribusi komoditi tersebut

di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

1) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi kapuk randu menjadi komoditi berkembang

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan

periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi

pengembangan jangka menengah pada komoditi kapuk randu di

Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan kapuk

randu

Minat para petani di Kecamatan Margomulyo tergolong

rendah untuk mengembangkan komoditi kapuk randu terkait

pangsa pasar kapuk randu yang semakin turun dari tahun ke

tahun. Hal ini dikarenakan banyaknya kapuk dari luar negri

dengan kualitas yang lebih baik masuk ke Indonesia dan

adanya pengganti kapuk dengan busa dengan harga lebih

murah. Hal ini yang menyebabkan komoditi kapuk randu

mengalami penurunan jumlah produksi.

Page 111: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Untuk mengatasi permasalahan dalam pengembangan

komoditi tersebut maka perlu dilakukan peningkatan minat

masyarakat untuk mengusahakan komoditi kapuk randu.

Program meningkatkan minat masyarakat dapat dilakukan

dengan kebijakan Pemerintah terhadap pembatasan kapuk

impor. Adanya pembatasan tersebut, pemerintah dapat

melindungi petani dalam negeri.

b) Meningkatkan produksi komoditi kapuk randu

Rendahnya jumlah produksi kapuk randu menyebabkan

rendahnya nilai kontribusi dan laju komoditi kapuk randu.

Upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan

dengan pemanfaatan lahan kering untuk penanaman kapuk

randu. Selain itu, upaya tersebut perlu diimbangi dengan

pelaksanaan intensifikasi dalam budidaya tanaman kapuk randu

melalui penggunaan bibit unggul, penanaman tanaman inang

(tanaman lamtoro) kapuk randu agar kerugian akibat hama

tidak memberikan dampak yang besar serta pemupukan yang

cukup agar jumlah produksi dan kualitasnya meningkat.

Peningkatan pelaksanaan Kegiatan tersebut tidak hanya

dilakukan petani, namun dukungan pemerintah dalam

pengembangan komoditi kapuk randu juga sangat berperan

penting. Peningkatan produksi komoditi tersebut akan

meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhannya di

Kecamatan Margomulyo sehingga komoditi tersebut dapat

diupayakan menjadi komoditi berkembang.

2) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

kapuk randu menjadi komoditi berkembang

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan

dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan

komoditi kapuk randu jangka panjang di Kecamatan Margomulyo

ini dilakukan dengan mengupayakan komoditi kapuk randu

Page 112: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

menjadi komoditi berkembang. Adapun penjelasan tentang strategi

pengembangan komoditi kapuk randu jangka panjang di

Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Penguasaan jaringan bisnis dalam pemasaran kapuk randu

Proses penyaluran barang dari produsen ke tangan

konsumen akhir memerlukan kegiatan fungsional pemasaran.

Kegiatan ini bertujuan memperlancar proses penyaluran barang

secara efektif dan efisien untuk memenuhi keinginan

konsumen. Oleh karena itu, sebagai petani perlu mengetahui

jaringan pemasaran. di Kecamatan Margomulyo ini Proses

pengolahan kapuk randu belum dilakukan karena petani

langsung menjual kapuk randu dalam keadaan mentah.

Upaya yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan kapuk

yang lebih optimal dapat dilakukan dengan membuka jaringan

dengan pengusaha pakan ternak sapi potong maupun sapi perah

karena biji dari kapuk randu berguna sebagai pakan ternak

karena kandungan protein yang tergandung dalam biji tersebut

sangat baik bagi pertumbuhan ternak. Dengan demikian akan

dapat meningkatkan pendapatan petani kapuk randu.

3. Peternakan

Berdasarkan hasil klasifikasi tipologi klassen, maka dapat

dirumuskan strategi pengembangan komoditi peternakan baik dalam

jangka pendek (1-5 tahun), jangka menegah (5-10 tahun) maupun jangka

panjang (10-25 tahun) sebagai berikut:

Page 113: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel 5.13. Matriks Strategi Pengembangan Komoditi Peternakan di Kecamatan Margomulyo

Strategi No. Komoditi (Klasifikasi) Jangka Pendek (1-5 Tahun) Jangka Menengah (5-10 Tahun) Jangka Panjang (10-25 Tahun)

Peternakan 1. Kambing (prima) ( Mengupayakan tetap

menjadi komoditi prima)

1. Penyediaan bibit/bakalan kambing.

-

(Mengupayakan Tetap Menjadi Komoditi Prima)

1. Pengoptimalan peran pasar hewan

2. Ayam buras (prima) (Mengupayakan tetap menjadi

komoditi prima) 1. Penyediaan

bibit/bakalan ayam buras.

-

Mengupayakan Tetap Menjadi Komoditi Prima)

1. Penelitian mengenai peningkatan kualitas ayam buras

2. Pengoptimalan peran pasar hewan

3. Sapi (potensial) (Mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima)

1. Peningkatan peran kelompok ternak.

(Mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima)

1. Insenminasi buatan

-

4. Domba (berkembang) -

(Mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial)

1. Peningkatan kemampuan dan kualitas SDM peternak domba.

2. Sistem gaduh ternak dari pihak pemerintah kepada petani.

-

5. Itik (terbelakang) -

(Mengupayakan komoditi terbelakang

menjadi komoditi berkembang)

1. Meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan itik

(Mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi

berkembang) 1. Pengolahan pasca panen

telur itik 2. Meningkatkan akses

peternak itik terhadap modal usaha.

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 12)

Strategi pengembangan komoditi perternakan di Kecamatan

Margomulyo dalam penelitian ini merupakan serangkaian perencanaan

dalam upaya pengembangan komoditi perternakan yang dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu. Adapun penjelasan tentang berbagai strategi

pengembangan dalam jangka waktu masing-masing adalah sebagai

berikut:

a. Kambing (prima)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di

Kecamatan Margomulyo, kambing merupakan komoditi prima.

Sehingga diperlukan beberapa strategi pengembangan agar komoditi

kambing tetap menjadi komoditi prima, yaitu mempertahankan laju

pertumbuhannya yang cepat dan besarnya kontribusi komoditi tersebut

di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

Page 114: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

1) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi kambing tetap sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan

periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka

pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi kambing di

Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi

jagung sebagai berikut:

a) Penyediaan bibit/bakalan kambing

Komoditi kambing termasuk dalam klasifikasi komoditi

prima. Hal ini didukung oleh iklim di Kecamatan Margomulyo

yang cocok untuk mengembangkan ternak tersebut. Komoditi

kambing sebagian besar banyak diusahakan oleh msayarakat di

Kecamatan Margomulyo, dengan kemampuan produksi daging

kambing sebesar 17,71 Ton pada tahun 2007 dan 54,50 Ton

pada tahun 2008 sehingga dapat diketahui sumbangan

kontribusi sebesar 2,71 % lebih besar dibanding dengan nilai

kontribusi Kecamatan Margomulyo yaitu 1,75 % dan memiliki

nilai laju pertumbuhan sebesar 175,14% lebih besar dibanding

dengan nilai laju pertumbuhan Kecamatan Margomulyo yaitu

4,18 %.

Keadaan tersebut perlu untuk tetap dipertahankan agar

komoditi kambing dapat tetap menjadi komoditi prima maka

perlu dilakukan penyediaan bakalan/bibit kambing. Hal ini

bertujuan untuk menambah jumlah dari jumlah yang sudah ada

sehingga keberadaan komoditi kambing dapat terjaga.

2) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

kambing tetap bertahan sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan

dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan

komoditi kambing jangka panjang di Kecamatan Margomulyo ini

dilakukan dengan mengupayakan komoditi kambing tetap menjadi

Page 115: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

komoditi prima, namun strategi ini bisa terjadi perubahan sesuai

dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi kambing.

Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi

kambing jangka panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai

berikut :

a) Pengoptimalan peran pasar hewan

Hasil produksi kambing miliki peranan yang penting

karena berfungsi sebagai sumber protein dan lemak hewani.

Dengan fungsinya tersebut, membuat komoditi ini memiliki

nilai ekonomi yang tinggi sehingga memberikan kontribusi

yang besar dan menjadikan komoditi kambing menjadi

komoditi prima di Kecamatan Margomulyo. Dalam pemasaran

hasil ternak, Kabupaten Bojonenoro menyediakan pasar hewan

sebagai tempat pemasaran dari hasil ternak baik ternak besar,

kecil maupun unggas. Jumlah pasar hewan yang ada di

Kabupaten Bojonegoro secara keseluruhan berjumlah 16 pasar.

Adapun secara rinci jumlah pasar hewan yang ada di

Kabupaten Bojonegoro disajikan pada Tabel 5.14 sebagai

berikut:

Tabel 5.14. Jumlah Pasar Hewan dan Hari Pasarannya di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011

No. Nama Pasar Hewan

Desa Kecamatan Hari Pasaran

1. Bojonegoro Bojonegoro Kota setiap Hari Kamis

2. Rojokoyo Sumberjo Sumberjo setiap Hari Rabu dan setiap kliwon

3. Pasiman Pasiman Baureno setiap Pon 4. Kalitidu Brenggolo Kalitidu setiap Kliwon 5. Ngasem Ngasem Ngasem setiap Pahing

6. Karangharjo Karangharjo Karangharjo setiap Legi, Pon dan Wage

7. Klerek Klerek Sukosewu setiap Pahing 8. Temayang Temayang Temayang setiap Legi 9. Kenet Kenet Balen setiap Legi 10. Dander Dander Dander setiap Pon dan Kliwon 11. Ngambon Ngambon Ngambon setiap Pon 12. Kapas Kapas Kapas setiap Pon 13. Tambakrejo Tambakrejo Tambakrejo setiap Pahing 14. Sugih Waras Sugih Waras Sugih Waras setiap Wage 15. Ngraho Ngraho Ngraho setiap Pon dan Kliwon 16. Banjarjo Banjarjo Banjarjo setiap Wage

Sumber: Jatim, 2011

Page 116: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 5.14 menunjukkan jumlah pasar hewan yang ada

di Kabupaten Bojonegoro secara keseluruhan, sedangkan

jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro

sebanyak 27 kecamatan dengan 430 desa (Kabupaten

Bojonegoro Dalam Angka 2009), sehingga jumlah pasar hewan

tersebut kurang bisa mencukupi dalam proses pemasaran hasil

ternak untuk seluruh peternak di Kabupaten Bojonegoro.

Sedangkan di Kecamatan Margomulyo, belum tersedia pasar

hewan, padahal di Kecamatan Margomulyo terdapat komoditi

unggulan yakni kambing. Untuk mempertahankan komoditi

tersebut, diperlukan manajemen yang bagus dalam

penanganannya agar tetap menjadi komoditi unggulan.

Kebijakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah

Kecamatan Margomulyo adalah, kiranya pemerintah perlu

membentuk pasar hewan. Perlunya pembentukan karena di

Kecamatan Margomulyo terdapat komoditi unggulan, namun

tidak tersedia pasar hewan, hal ini menyebabkan para peternak

tidak memiliki informasi mengenai perkembangan harga.

Sehingga dengan adanya pasar hewan diharapkan mampu

meningkatkan pendapatan peternak karena peternak dapat

dengan mudah memasarkan komoditi kambing. Meskipun hari

pasarannya hanya terbatas pada hari-hari tertentu, namun

keberadaan pasar hewan tetap diperlukan peternak Kecamatan

Margomulyo dalam mengakses informasi harga.

b. Ayam buras (prima)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di

Kecamatan Margomulyo, ayam buras merupakan komoditi prima.

Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan beberapa

strategi pengembangan agar komoditi ayam buras tetap menjadi

komoditi prima, yaitu mempertahankan laju pertumbuhannya yang

Page 117: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

cepat dan besarnya kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan

Margomulyo sebagai berikut :

1) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi ayam buras tetap sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan

periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka

pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi ayam buras

di Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan

komoditi ayam buras sebagai berikut:

a) Penyediaan bibit/bakalan ayam buras

Komoditi ayam buras termasuk dalam klasifikasi

komoditi prima yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 8,97%

lebih besar bila dibanding dengan nilai kontribusi Kecamatan

Margomulyo yaitu sebesar 1,75% dan nilai laju pertumbuhan

sebesar 16,60% lebih besar bila dibanding dengan nilai laju

pertumbuhan Kecamatan Margomulyo yaitu sebesar 4,18%.

Dengan mengetahui hal tersebut maka perlu adanya penyediaan

bakalan/bibit ayam buras yang berkualitas serta tersedianya

kondisi kandang yang memadai merupakan hal yang perlu

diperhatikan untuk menjaga kestabilan kontribusi komoditi

ayam buras terhadap Kecamtan Margomulyo, mengingat

Kecamatan Margomulyo merupakan daerah potensi banjir.

2) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

ayam buras tetap bertahan sebagai komoditi prima

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan

dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan

komoditi ayam buras jangka panjang di Kecamatan Margomulyo

ini dilakukan dengan mengupayakan komoditi ayam buras tetap

menjadi komoditi prima, namun strategi ini bisa terjadi perubahan

sesuai dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi ayam

buras. Adapun penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi

Page 118: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

ayam buras jangka panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai

berikut :

a) Penelitian mengenai peningkatan kualitas ayam buras

Peningkatan kualitas diperlukan untuk mengatasi adanya

penurunan produktivitas komoditi ayam buras. Apalagi ini

didukung dengan beragamnya jenis-jenis ayam buras sehingga

persilangan dengan berbagai jenis perlu diteliti. Penelitian

untuk memperoleh kualitas baik diperlukan waktu yang tidak

cepat, maka dalam jangka panjang upaya ini tetap harus

dijalankan sehingga ke depannya dapat diperoleh kualitas

unggul yang menjadikan ciri khas ayam buras Kecamatan

Margomulyo.

b) Pengoptimalan peran pasar hewan

Kabupaten Bojonenoro menyediakan pasar hewan

sebagai tempat pemasaran dari hasil ternak baik ternak besar,

kecil maupun unggas. Jumlah pasar hewan yang ada di

Kabupaten Bojonegoro secara keseluruhan berjumlah 16 pasar,

seperti yang ditampilkan pada tabel 5.14. Berbagai hewan

ternak dipasarkan termasuk didalamnya ayam buras. Hasil

produksi ayam buras memiliki peranan yang penting karena

berfungsi sebagai sumber protein dan lemak hewani. Hal ini

menjadikan komoditi tersebut memiliki nilai ekonomi yang

tinggi sehingga memberikan kontribusi yang besar dan menjadi

komoditi prima di Kecamatan Margomulyo.

Tabel 5.14 menunjukkan jumlah pasar hewan yang ada di

Kabupaten Bojonegoro secara keseluruhan, sedangkan jumlah

kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 27

kecamatan dengan 430 desa (Kabupaten Bojonegoro Dalam

Angka 2009), sehingga jumlah pasar hewan tersebut kurang

bisa mencukupi dalam proses pemasaran hasil ternak untuk

seluruh peternak di Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan di

Page 119: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Kecamatan Margomulyo, belum tersedia pasar hewan, padahal

di Kecamatan Margomulyo terdapat komoditi unggulan yakni

ayam buras.

Upaya yang perlu dilakukan adalah Pemerintah perlu

membangun pasar hewan di Kecamatan Margomulyo hal ini

bertujuan agar peternak dapat mengetahui perkembangan harga

ternak. Meskipun hari pasarannya tidak setiap hari, namun

pasar hewan tetap diperlukan oleh oleh peternak Kecamatan

Margomulyo. Sehingga dengan adanya pasar hewan diharapkan

peternak mampu mengakses perkembangan harga ternak.

c. Sapi (potensial)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di

Kecamatan Margomulyo, sapi merupakan komoditi potensial.

Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan

beberapa strategi pengembangan agar komoditi sapi menjadi komoditi

prima, yaitu meningkatkan laju pertumbuhannya dan besarnya

kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai

berikut :

1) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi sapi menjadi komoditi prima

Strategi pengembangan jangka pendek dilakukan dengan

periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi pengembangan jangka

pendek yang digunakan untuk pengembangan komoditi sapi di

Kecamatan Margomulyo. Adapun strategi pengembangan komoditi

sapi sebagai berikut:

a) Peningkatan peran kelompok peternak

Pengembangan ternak sapi potong tentunya tidak terlepas

dari peranan kelompok tani ternak dalam mengupayakan

ternaknya agar mendapat nilai tambah serta efisien dalam

pengelolaannya. Adanya kelompok ternak, menjadikan

peternak dapat mengakses berbagai informasi serta sebagai

Page 120: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

wadah diskusi para peternak mengenai berbagai permasalahan

dalam hal budidaya, modal dan sebagainya sehingga dapat

dicari solusinya bersama.

Upaya yang perlu dikembangkan dalam membina dan

mengaktifkan kelompok peternak adalah memperkuat

kelembagaan ekonomi petani peternak di pedesaan. Untuk itu

diperlukan pendekatan yang efektif agar petani/peternak dapat

memanfaatkan program pembangunan yang ada, secara

berkelanjutan, melalui penumbuhan rasa memiliki, partisipasi

dan pengembangan kreatifitas, disertai dukungan masyarakat

lainnya sehingga dapat berkembang dan dikembangkan oleh

masyarakat tani disekitarnya.

Upaya tersebut diarahkan untuk mengaktifkan kembali

kelompok ternak yang tidak aktif, sehingga terbentuk kelompok

yang produktif yang terintegrasi dalam satu koperasi dibidang

peternakan (Dirjen Bina Produksi Peternakan, 2002). Melalui

kelompok peternak sapi potong diharapkan para peternak dapat

saling berinteraksi, sehingga mempunyai dampak saling

membutuhkan, saling meningkatkan, saling memperkuat,

sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

dalam mengelola sistem usaha secara potensial.

2) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi sapi menjadi komoditi prima

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan

periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi

pengembangan jangka menengah pada komoditi sapi di Kecamatan

Margomulyo sebagai berikut :

a) Insenminasi buatan

Faktor penghambat yang diduga sebagai penyebab

rendahnya produktivitas sapi adalah manajemen pemeliharaan

yang belum optimal, yang ditandai dengan sistem pemeliharaan

Page 121: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

bersifat ekstensif (tradisional), usaha sambilan dan tidak

memperhatikan input produksi. Salah satu cara untuk

meningkatkan produktivitas sapi yaitu dengan teknologi

inseminasi buatan. Teknologi ini digunakan untuk peningkatan

produksi dan perbaikan mutu genetik sapi. Inseminasi buatan

adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran

reproduksi sapi betina dengan tujuan untuk membuat sapi

betina dapat bereproduksi tanpa perlu terjadi perkawinan alami.

Manfaat inseminasi buatan ini bagi peternak adalah akan lebih

menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan, dapat mengatur

jarak kelahiran ternak dengan baik, dengan peralatan dan

teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka

waktu yang lama, dan menghindari ternak dari penularan

penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan

kelamin.

d. Domba (berkembang)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di

Kecamatan Margomulyo, domba merupakan komoditi berkembang.

Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan

beberapa strategi pengembangan agar komoditi domba menjadi

komoditi potensial, yaitu meningkatkan laju pertumbuhannya dan

besarnya kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo

sebagai berikut :

1) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi domba menjadi komoditi potensial

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan

periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi

pengembangan jangka menengah komoditi domba di Kecamatan

Margomulyo sebagai berikut :

Page 122: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

a) Peningkatan kemampuan dan kualitas SDM peternak domba.

Strategi peningkatan kemampuan dan kapasitas

sumberdaya manusia (SDM) pada peternakan domba sangat

diperlukan. Kendala utama dalam usaha pengembangan

komoditi domba adalah kurangnya perhatian dari pihak-pihak

yang terlibat dalam kegiatan peternakan. Pemeliharaan domba

pada prinsipnya sama dengan pemeliharaan kambing maupun

sapi. Domba meskipun belum dikembangkan secara intensif

seperti sapi, domba dimungkinkan dapat memberikan hasil

lebih awal.

Peningkatan sumberdaya peternak domba dapat dilakukan

dengan adanya pembinaan, pelatihan, pendidikan,

pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan

masyarakat, penyuluhan dari dinas terkait mengenai teknik

budidaya domba yang baik. Kegiatan-kegiatan tersebut

diharapkan mampu mengubah mindset peternak domba dalam

membudidayakan domba, yakni sebagian besar dalam

pemberian pakan peternak hanya memberikan rumput tanpa

adanya tambahan makanan seperti vitamin dan konsentrat yang

dapat menambah berat badan dan kondisi kandang yang kurang

sesuai. Strategi ini diharapkan peternak dapat menyerap dan

mengaplikasikan dalam usaha peningkatan produksi komoditi.

Domba merupakan komoditi yang potensial untuk

dikembangkan karena sebagian besar penduduk Kecamatan

Margomulyo memelihara domba sehingga kualitas SDM sangat

berpengaruh dalam upaya pengembangan komoditi ini.

b) Sistem gaduh ternak dari pihak pemerintah kepada petani

Banjir memberikan dampak kerugian yang sangat besar

banyaknya rumah-rumah yang rusak, hancurnya tanaman-

tanaman yang merupakan tumpuhan hidup petani serta

hilangnya ternak-ternak yang merupakan sebagai tambahan

Page 123: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

penghasilan bagi petani selain dari tanaman padi atau palawija.

Apabila banjir sudah menyerang lahan sawah maupun ladang

harapan utama untuk tetap memperoleh penghasilan adalah dari

ternak yang diusahakan. Namun akibat banjir banyak ternak

yang hilang dan kalaupun dapat diselamatkan, hanya sebatas

kemampuan petani untuk menyelamatkan ternak sehinnga

banyak ternak yang tertinggal bahkan mati.

Peningkatan produksi ternak dapat dilakukan dengan

meningkatkan jumlah peternak dengan sistem gaduh ternak.

Pada sistem gaduh ini seseorang bekerja untuk merawat ternak

yang belum layak jual (nilai jual rendah) sampai ternak tersebut

layak untuk dijul (harga jual tinggi), biasanya dalam jangka

waktu 6 bulan sampai dengan 8 bulan perawatan. Dalam hal ini

ternak yang biasa digaduhkan adalah domba karena melihat

harga domba tinggi apabila dijual yakni sebesar Rp

600.000/ekor dalam keadaan yang gemuk dan sehat dengan

harga per kilo sebesar Rp 40.000/Kg. Sistem yang digunakan

pada sistem gaduh adalah bagi hasil, yaitu bagi hasil atas

keuntungan dari penggemukan yang didapat dari penjualan

setelah hewan itu digaduhkan, sehingga hak dari si perawat

ternak adalah ½ dari harga penjualan setelah ternak itu dirawat

olehnya.

Adanya sistem gaduh ternak ini, pemerintah dapat

membantu petani untuk memperoleh pendapatan diluar

usahataninya dengan cara menggaduhkan domba dari

pemerintah kepada petani. Yakni pemerintah memberikan

domba kepada petani, dan apabila domba tersebut sudah

beranak, maka hasil anakan tersebut diberikan kepada petani

yang lain, dan induk dari domba tersebut menjadi hak petani

untuk dikembangkan begitu pula seterusnya. Hasil dari gaduan

tersebut tidak dikembalikan kepada pemerintah, melainkan

Page 124: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

secara bergilir diberikan kepada petani. Sehingga dengan

adanya sistem ini, pemerintah dapat membantu meningkatkan

pendapatan petani.

e. Itik (terbelakang)

Berdasarkan hasil analisis klasifikasi komoditi peternakan di

Kecamatan Margomulyo, itik merupakan komoditi terbelakang.

Sehingga dalam pemanfaatan komoditi tersebut, memerlukan

beberapa strategi pengembangan agar komoditi itik menjadi komoditi

potensial, yaitu meningkatkan laju pertumbuhannya dan besarnya

kontribusi komoditi tersebut di Kecamatan Margomulyo sebagai

berikut :

1) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi itik menjadi komoditi berkembang

Strategi pengembangan jangka menengah dilakukan dengan

periode waktu 5-10 tahun. Adapun penjelasan tentang strategi

pengembangan jangka menengah pada komoditi itik di Kecamatan

Margomulyo sebagai berikut :

a) Meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan itik

Minat para petani di Kecamatan Margomulyo tergolong

rendah untuk mengembangkan komoditi itik hal ini terkait

dengan kendala modal, dan semakin sempitnya lahan yang

tersedia, menyebabkan masyarakat enggan untuk beternak itik

karena dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan tetangga

karena kotoran itik apalagi dengan kondisi kandang yang

kurang memadai.

Upaya mengatasi permasalahan dalam pengembangan

komoditi tersebut maka perlu dilakukan peningkatan minat

masyarakat untuk mengusahakan komoditi itik. Upaya dalam

mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan

peningkatan jumlah itik melalui penyediaan lahan untuk

bududaya itik, penggunaan pelayanan kesehatan hewan,

Page 125: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

penggunaan kandang yang layak serta pemberian pakan dengan

kandungan gizi dan protein yang baik. Hal ini dilakukan karena

ketersediaan potensi pakan (seperti bekatul, bungkil jagung,

bungkil kedelai, bungkil kacang tanah) yang ada di Kecamatan

Margomulyo. Peningkatan produksi komoditi itik akan

meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhannya di

Kecamatan Margomulyo sehingga komoditi tersebut dapat

diupayakan menjadi komoditi berkembang.

2) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

itik menjadi komoditi berkembang

Strategi pengembangan dalam jangka panjang dilakukan

dengan periode waktu 10-25 tahun. Strategi pengembangan

komoditi itik jangka panjang di Kecamatan Margomulyo ini

dilakukan dengan mengupayakan komoditi itik menjadi komoditi

berkembang, namun strategi ini bisa terjadi perubahan sesuai

dengan kondisi alam dan perkembangan komoditi itik. Adapun

penjelasan tentang strategi pengembangan komoditi itik jangka

panjang di Kecamatan Margomulyo sebagai berikut :

a) Pengolahan pasca panen telur itik

Pengoalahan pasca panen komoditi telur itik perlu

diperhatikan lebih lanjut. Pengolahan tersebut dapat dilakukan

dengan adanya pembinaan dan penyuluhan dari dinas

peternakan, penelitian-penelitian mahasiswa, dosen maupun

instansi-instansi terkait, diharapkan memberikan luaran yang

baik berupa inovasi baru, sehingga peternak dapat

mengaplikasikan inovasi tersebut dalam usaha pengolahan

produksi komoditi telur itik. Inovasi tersebut dapat berupa

pembuatan telur asin dengan rasa rempah-rempah, telur asin

dengan penggunaan asap cair atau produk olahan lainnya.

Dengan adanya inovasi tersebut diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan peternak itik. Dengan demikian

Page 126: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

peternak akan termotivasi untuk dapat mengusahakan dalam

jumlah yang lebih banyak.

b) Meningkatkan akses peternak itik terhadap modal usaha

Modal merupakan aspek penting bagi peternak dalam

mengusahakan kegiatannya. Namun pada kenyataannya para

peternak tidak memiliki modal yang lebih dalam

mengusahakan kegiatannya. Minimnya modal yang dimiliki

oleh peternak merupakan faktor penghambat dalam

pengembangan komoditi itik di Kecamatan margomulyo.

Tanpa modal suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik.

Setiap peternak mengharapkan keuntungan dari usahanya,

karena keuntungan ini dapat dipakai untuk mengembangkan

usaha selanjutnya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

permodalan melaksanakan bisnis komoditi itik, antara lain

adalah memperhitungkan besar biaya yang harus dikeluarkan

untuk pengadaan. Hal ini bertujuan agar pengembangan

komoditi itik dalam penggunaan modal dapat dilakukan secara

terarah dan mengetahui besarnya kekurangan modal yang tidak

bisa dipenuhi dari kas pribadi. Untuk mengatasi kekurangan

modal adalah memanfaatkan lembaga keuangan bank maupun

bantuan modal dari pemerintah kabupaten atau kecamatan.

Adanya akses modal tersebut, hal ini akan memperlacar

proses produksi yang dilakukan oleh peternak, sehingga dapat

menaikkan volume usaha dan jumlah produksi. Semakin

meningkatnya akses peternak terhadap permodalan, maka

semakin meningkatnya pengembangan usaha komoditi itik

untuk menjadi komoditi berkembang di Kecamatan

Margomulyo.

Strategi klasifikasi komoditi padi, jagung, ubi kayu, ubi rambat,

kedelai, kacang tanah, kelapa, kapuk randu, sapi, sapi, domba, ayam buras

Page 127: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

dan itik di Kecamatan Margomulyo pada jangka pendek, menengah dan

panjang ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan bagi petani,

pekebun dan peternak serta kesejahteraan mereka. Strategi klasifikasi

komoditi pertanian dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu

pengembangan komoditi pertanian terkait dengan banjir yang acap melanda

Kecamatan Margomulyo walaupun dalam kategori banjir ringan. Hal ini

bertujuan untuk menciptakan suasana kehidupan yang sehat dan sejahtera

bagi masyarakat Kecamtan Margomulyo. Dengan demikian kehidupan

masyarakat di desa dapat memberikan partisipasi aktif dan positif terhadap

pengembangan komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo.

Page 128: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Strategi Pengembangan Komoditi

Pertanian di Daerah Rawan Banjir di Kecamatan Margomulyo Kabupaten

Bojonegoro (Pendekatan Tipologi Klassen) dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hasil klasifikasi komoditi pertanian di Kecamatan Margomulyo tiap

subsektor sebagai berikut:

a. Klasifikasi Subsektor Tanaman Bahan Makanan

1) Komoditi Prima terdiri dari jagung, padi dan kedelai

2) Komoditi Potensial adalah ubi kayu.

3) Komoditi Terbelakang terdiri dari kacang tanah dan ubi rambat.

b. Klasifikasi Komoditi Tanaman Perkebunan

1) Komoditi Potensial adalah dari kelapa.

2) Komoditi Terbelakang terdiri dari kacang tanah dan ubi rambat.

c. Klasifikasi Subsektor Peternakan

1) Komoditi Prima terdiri dari kambing dan ayam buras

2) Komoditi Potensial adalah sapi

3) Komoditi berkembang adalah domba

4) Komoditi Terbelakang adalah itik.

2. Strategi pengembangan komoditi pertanian tiap subsektor di Kecamatan

margomulyo yaitu:

a. Subsektor Tanaman bahan makanan (Tabama)

1) Padi (prima)

a) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi padi tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu,

peningkatan akses petani dibidang permodalan dan pengendalian

hama terpadu di areal pertanian padi.

Page 129: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

padi tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu penyediaan dan

pemeliharaan sarana prasarana pertanian yang memadai.

2) Jagung (prima)

a) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi jagung tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu

peningkatan akses petani di bidang permodalan dan pengendalian

hama terpadu di areal pertanian jagung.

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

jagung tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu penyediaan

benih untuk jagung dan pengembangan agribisnis jagung.

3) Kedelai (prima)

a) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi kedelai tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu

peningkatan akses petani di bidang permodalan dan pengendalian

hama terpadu di areal pertanian kedelai.

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

kedelai tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu penyediaan

benih untuk kedelai dan pengembangan agribisnis kedelai.

4) Ubi kayu (potensial)

a) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi ubi kayu menjadi komoditi prima yaitu yaitu

pemeliharaan ubi kayu secara intensif dan pengembangan

kemitraan usaha tani

b) Strategi pengembangan jangka menengah mengupayakan

komoditi kedelai menjadi komoditi prima yaitu pengembangan

agribisnis ubi kayu.

5) Ubi rambat (terbelakang)

a) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi ubi kayu menjadi komoditi berkembang yaitu

Page 130: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

pengoptimalan sumber daya lahan dan meningkatkan minat

masyarakat untuk mengelola ubi rambat

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

ubi kayu menjadi komoditi berkembang yaitu penguatan

kelembagaan petani ubi rambat.

6) Kacang tanah (terbelakang)

a) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi kacang tanah menjadi komoditi berkembang yaitu

Meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan komoditi

kacang tanah.

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan kacang

tanah menjadi komoditi berkembang yaitu penguasaan jaringan

bisnis dalam pemasaran kacang tanah.

b. Subsektor Perkebunan

1) Kelapa (potensial)

a) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi kelapa menjadi komoditi prima yaitu meningkatkan

peran kelompok tani.

b) Strategi pengembangan jangka menengah mengupayakan

komoditi kelapa menjadi komoditi prima yaitu pemanfaatan

lahan tidur untuk pembibitan dan pengembangan komoditi

kelapa.

2) Kapuk randu (terbelakang)

a) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi kapuk randu menjadi komoditi berkembang yaitu

meningkatkan minat masyarakat untuk mengusahakan kapuk

randu dan meningkatkan produksi komoditi kapuk randu.

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan kapuk

randu menjadi komoditi berkembang yaitu penguasaan jaringan

bisnis dalam pemasaran kapuk randu.

Page 131: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

c. Subsektor Peternakan

1) Kambing (prima)

a) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi kambing tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu

penyediaan bibit/bakalan kambing.

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

kambing tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu

pengoptimalan peran pasar hewan.

2) Ayam buras (prima)

a) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi ayam buras tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu

penyediaan bibit/bakalan ayam buras.

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan komoditi

ayam buras tetap bertahan sebagai komoditi prima yaitu

penelitian mengenai peningkatan kualitas ayam buras dan

pengoptimalan peran pasar hewan.

3) Sapi (potensial)

a) Strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan

komoditi sapi tetap menjadi komoditi prima yaitu peningkatan

peran kelompok tani.

b) Strategi pengembangan jangka menengah mengupayakan

komoditi sapi tetap menjadi komoditi prima yaitu insenminasi

buatan.

4) Domba (berkembang)

a) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi domba menjadi komoditi potensial yaitu peningkatan

kemampuan dan kualitas SDM peternak domba dan sistem gaduh

ternak dari pihak pemerintah kepada petani.

Page 132: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET … · 6. Kepala Kantor BAPEDA, Satkorlakak PBP dan Kesbanglimas Kabupaten Bojonegoro beserta staff yang telah memberikan izin dan bantuannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

5) Itik (terbelakang)

a) Strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan

komoditi itik menjadi komoditi berkembang yaitu meningkatkan

minat masyarakat untuk mengusahakan itik.

b) Strategi pengembangan jangka panjang mengupayakan itik

menjadi komoditi berkembang yaitu pengolahan pasca panen

telur itik dan meningkatkan akses peternak itik terhadap modal

usaha.

B. Saran

1. Sebaiknya upaya pengembangan komoditi pertanian yang dilaksanakan di

Kecamatan Margomulyo berdasarkan komoditi prima, komoditi potensial,

komoditi berkembang dan komoditi terbelakang.

2. Meskipun Kecamatan Margomulyo daerah potensi banjir ringan, sebaiknya

Pemerintah tetap melakukan pemetakan lahan yang digunakan penanaman

komoditi pertanian, hal ini untuk meminimalisir kerugian akibat banjir.

3. Pemerintah Kecamatan Margomulyo dan dinas-dinas terkait hendaknya

memberikan pelatihan, pembinaan secara kontinyu mengenai pentingnya

penggunaan bibit/benih unggul terutama komoditi padi, jagung dan kedelai,

maupun bibit/bakalan untuk ayam buras dan kambing agar hasil produksi

komoditi-komoditi tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap

perekonomian daerah Kecamatan Margomulyo.

4. Sebaiknya pemerintah Kecamatan Margomulyo dalam pengarsipan data

dilakukan secara teratur dan tertib, karena data-data tersebut sangat penting

untuk penelitiaan maupun insntansi dalam rangka pembangunan daerah.