fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas …repository.ub.ac.id/493/1/adika nugraha darmawan...

148
i ANALISIS KESESUAIAN PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA PANTAI TIGA WARNA DESA TAMBAKREJO KABUPATEN MALANG SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Oleh: ADIKA NUGRAHA DARMAWAN NIM. 125080400111015 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

i  

ANALISIS KESESUAIAN PRINSIP DAN KRITERIA EKOWISATA PANTAI TIGA WARNA DESA TAMBAKREJO KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Oleh: ADIKA NUGRAHA DARMAWAN

NIM. 125080400111015

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

ii  

Page 3: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

iii  

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “Analisis

Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai Tiga Warna Desa

Tambakrejo Kabupaten Malang” merupakan benar-benar hasil karya saya

sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan, skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 15 Juni 2017

Mahasiswa

Adika Nugraha Darmawan

125080400111015

Page 4: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

iv  

RINGKASAN

Adika Nugraha Darmawan. Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai Tiga Warna Desa Tambakrejo Kabupaten Malang. dibawah bimbingan Dr. Ir. Nuddin Harahap, MP dan Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP Dewasa Ini Pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan

merupakan sebuah kolaborasi yang efektif antara pemanfaatan sumberdaya yang adadalammasyarakat dan pemerintah. Dalam konteks ini, pemerintah sebagai regulator berperan strategis dalam mengupayakan kesempatan yang luas bagi masyarakat lokal untuk berpartisipasi penuh dalam setiap aktivitas ekonomi. Salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya lokal yang optimal adalah dengan mengembangkan pariwisata dengan konsep Ekowisata. Dalam konteks ini wisata yang dilakukan memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya-upaya konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan mendorong respek yang lebih tinggi terhadap perbedaan kultur atau budaya. Hal inilah yang mendasari perbedaan antara konsep ekowisata dengan model wisata konvensional yang telah ada sebelumnya. Seiring berrjalanya waktu pola dan cara pengelolaan wisata didaerah beralih ke pola dan cara pengelolaan dengan konsep Ekowisata. Akan tetapi untuk menuju konsep ekowisata salah satunya Ekowisata Pantai Tiga warna maka ada hal yang harus dipenuhi yaitu telah memenuhi kesesuaian prinsip dan kriteria Ekowisata Nasional tujuannya supaya dalam aplikasinya tidak bertentangan dengan aturan dan nilai-nilai Ekowisata.

Tujuan dari penelitian ini untuk:1. Mengetahui karakteristik ekowisata pantai tiga warna di Desa Tambakrejo Kabupaten Malang 2. Mengetahui manajemen pengelolaan ekowisata pantai tiga warna di Desa Tambakrejo Kabupaten Malang. 3. Menganalisis tingkat kesesuaian standar di Pantai Tiga Warna dalam prinsip dan kriteria ekowisata Nasional4. Menyusun rekomendasi pengelolaan ekowisata pada pantai Tiga Warna Desa TambakRejo, Kabupaten Malang.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dengan obyek penelitian yaitu Ekowisata Pantai Tiga Warna yang dikelola oleh Yasyasan Bhakti Alam Sendangbiru. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Adapun pengumpulan data dengan cara : 1. Wawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber secara langsung, yaitu pemilik usaha pembesaran. 2. observasi dengan melakukanpengamatansecaralanbgsung di tempatpenelitian. 3. Dokumentasi yang diperoleh saat penelitian yaitu berupa gambar atau foto seluruh kegiatan pengelolaan Ekowisata Pantai Tiga Warna.

Hasil dan pembahasan pada penelitian ini adalah berisi tentang karakteristik ekowisata pantai tigawarna. Manajemen pengelolahan ekowisata pantai tiga warna. Analisis tingkat kesesuaian standar di pantai warna dalam prinsip dan kriteria ekowisata Nasional serta rekomendasi pengelolahan ekowisata pada pantai tiga warna.

Karakteristikdariekowisatapantaitigawarnaadalahmemiliki keindahan yang begitu memukau. Dengan pasir putih yang lembut, air laut 3 warna yang jernih, terumbu karang dan dikelilingi oleh hutan lindung. Di tempat wisata ini terdapat konservasi hutan lindung yang dikelola oleh Bhakti Alam dan dikelola langsung oleh warga sekitar pantai. Pantai 3 warna terletak di sebelah pantai sendangbiru. Pantai sendabiru merupakan pintu masuk ke wisata cagar alam pulau sempu.

Page 5: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

v  

v  

Dengan garis pantai yang cukup panjang membuat tempat ini asik untuk bersantai atau sekedar bermain air.

Manajemen pengelolaaan ekowisata pantai tiga warna dalam pengembangan objek wisata terdiri dari 1) pengembangan objek dan daya tarik wisata 2) pengembangan sarana dan prasarana yang ada di wisata tersebut 3) pemasarandanpromosipariwisata 4) pengembangan sumber daya manusia yang ada di sekitar ekowisata pantai tiga warna. Pengembangan daya tarik dari wisata ini adalah dengan keindahan alam yang disuguhkan oleh pantai tiga warna bagi wisatawan yang berkunjung. Pengembangan saran dan prasarana dibangun guna membuat rasa nyaman dan senang bagi para wisatawan yang bekunjung. Pengembangan cara pemasaran dan promosi dari ekowisata pantai tiga warna adalah dengan cara menganalisis terlebih dahulu tentang kebutuhan selera darikonsumen kemudian melakukan dan merencanakan strategi pemasaran guna memikat calon wisatawan dengan daya tarik maupun fasilitas yang disediakan. Kemudian dapat pula bekerjasama dengan agen agar jasa wisata guna memperkenalkan dan mempublikasikan adanya ekowisata pantai tiga warna. Promosi yang dilakukan dapat melalui berbagai media agar lebih dikenal dan diketahui oleh masyarakat luas. Pengembangan sumberdaya manusia yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan bahasa asing bagi tenaga kerja, penyiapan tenaga terampil di segala bidang wisata.

Tingkat kesesuaian standart di pantai tiga warna dalam prinsip dan criteria ekowisata nasional berdasarkan hasil kuisioner yang didapatkan dilapangan adalah sesuai dengan rata-rata nilai 2.64. Arahan/rekomendasi pengelolahan ekowisata pada pantai tiga warna adalah adanya pengelolahan lingkungan, pengembangan masyarakat, pendidikan/pengalaman dari tenagakerja yang dilakukan secara kontinyu serta mengembangkan manajemen yang ada. Peluang pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan pada ekowisata pantai tiga warna ini adalah dengan adanya jasa penginapan, jasa pemandu wisata, pertunjukkan kesenian dan budaya lokal, jasa produksi hasil kerajinan tangan dan UKM masyarakat sekitar.

Pantai tiga warna memiliki karakteristik ekowisata yang sangat indah, memiliki potensi alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Pengelolaannya memiliki potensi yang sangat baik dalam menjaga kekayaan sumber daya alam dalam menjaga kelestarian alam. Dengan demikian diharapkan bahwa pengelola ekowisata pantai tiga warna secara konsisten terus melanjutkan pengembangannya sebagai kawasan wisata konsrvatif agar terhindar dari kerusakan

Page 6: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

vi  

KATA PENGANTAR

“Bismillahhirrahmanirahim, Assalamu’alaikum Wr.Wb.”

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, serta memanjatkanpuji dan

syukurkehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala kenikmatan dan

hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulisdapatmenyelesaikan hasil

laporan skripsi yang berjudul“Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria

Ekowisata Pantai Tiga Warna Desa Tambakrejo Kabupaten Malang”.

Penyusunan hasillaporan skripsi ini bertujuan

sebagaisalahsatusyaratakademisuntukmenyelesaikan suatu studi dan sebagai

syarat memperoleh GelarSarjana Agrobisnis Perikanan di

FakultasPerikanandanIlmuKelautanUniversitasBrawijaya Malang.

Denganselesainyapenyusunan tugas akhir hasil laporan skripsi ini,

penulisinginmenyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang terlibat

dalam membantu tersusunnya laporan skripsi ini. Saya ucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Nuddin Harahap, MP selaku dosen pembimbing I (Satu), dan

Ibu Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP selaku dosen pembimbing II (Dua) atas

segala bantuan dan bimbingannya sehingga dapat tersusunnya laporan

skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Pudji Purwanti, MP selaku dosen penguji I (Satu), dan Bapak

Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP selaku dosen penguji II (Dua) yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk menguji, memeriksa, serta memberikan

petunjuk dan saran dalam penyusunan laporan ini.

3. Bapak Saptoyo selaku Ketua Yayasan Bhakti Alam Sendangbiru yang telah

banyak membantu dalam proses tersusunnya laporan skripsi hingga

selesai.

Page 7: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

vii  

4. Orang tua saya Bapak Drs.Sudarmo, S.Pd dan Ibu Titik Rahayu NS, S.Pd

yang terus memberi motivasi, dukungan,serta do’a-nya sehingga penyusun

laporan skripsi ini dapat terselesaikandengan lancar.

5. Seluruh teman-teman seperjuangan AP angkatan 2012,2013,sahabatku,

semua pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,terima

kasih atas motivasi, dukungan, dan do’anya yang telah banyak berperan

dalam terselesaikannya laporan skripsi ini.

Adanya kesadaran bahwa Laporan Skripsi ini masih terdapat banyak

keterbatasan dan kekurangan yang perlu adanya perbaikan suatu hari nanti.

Maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca dengan maksud penulis ingin mengevaluasi dari kekurangan

tersebut, guna mendekati kesempurnaan laporan skripsi ini.

Akhir kata dari penulis dengan harap semoga laporan skripsi ini berguna

dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya,

terimakasih atas perhatiannya. “Wassalamu’alaikum Wr. Wb.”

Malang, 15 Juni 2017

Penulis

 

Page 8: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

viii  

 

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL .................................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................ iv

RINGKASAN ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv

1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5 2.1 Kerangka Teori ......................................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Ekowisata .................................................................... 7 2.1.2 Konsep Ekowisata .......................................................................... 7 2.1.3 Ekowisata di kawasan Pesisir ...................................................... 10 2.1.4 Potensi Ekowisata ........................................................................ 11 2.1.5 Permasalahan dalam Pengelolaan Ekowisata di Indonesia ......... 12 2.1.6 Pengelolaan Ekowisata ................................................................ 15 2.1.7 Prinsip-prinsip dan Kriteria Ekowisata Rumusan Hasil Lokakarya

dan Pelatihan Tahun 2006 ............................................................. 18 2.1.8 Prinsip-prinsip Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat

dan Konservasi Menurut Organisasi Internasional WWF .............. 22 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 27 2.3 Kerangka Berfikir .................................................................................... 32

3. METODE PENELITIAN .................................................................................... 35

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 35 3.2 Fokus Penelitian ..................................................................................... 36 3.3 Lokasi dan Situs Penelitian .................................................................... 36 3.4 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 36

Page 9: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

ix  

  

3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 37 3.6 Instrumen Penelitian............................................................. ................. 38 3.7 Informan Penelitian ................................................................................ 39 3.8 Keabsahan Data .................................................................................... 39 3.9 Metode Analisis Data ................................................................................. 3.9.1 Karakteristik Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa Tambakrejo

Kabupaten Malang ......................................................................... 43 3.9.2 Manajemen Pengelolaan Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa

Tambakrejo Kabupaten Malang ..................................................... 44 3.9.3 Tingkat Kesesuaian Standart di Pantai Tiga Warna dallam Prinsip

dan Kriteria Ekowisata Nasional .................................................... 47 3.9.4 Rekomendasi Pengelolaan Ekowisata pada Pantai Tiga Warna

Desa Tambakrejo Kabupaten Malang ........................................... 49 4. HASIL DAN PEMBAHSAN ............................................................................... 51

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 51 4.1.1 Kondisi Geografis ......................................................................... 51 4.1.2 Demografi Desa Tambakrejo ....................................................... 52

4.2 Krakteristik Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa Tambakrejo Kabupaten Malang ................................................................................ 54

4.2.1 Karakteristik Potensi Keindahan Alam ......................................... 54 4.2.2 Karakteristik Potensi Keragaman Masyarakat dan Budaya lokal . 58 4.2.3 Karakteristik Dukungan Pemerintah ............................................. 62

4.3 Manajemen Pengelolaan Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa Tambakrejo Kabupaten Malang ................................................................................ 68

4.3.1 Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata ........................... 68 4.3.2 Pengembangan Sarana dan Prasarana ....................................... 78 4.3.3 Pemasaran dan Promosi Pariwisata ............................................ 84 4.3.4 Pengembangan Sumber Daya Manusia ....................................... 93 4.4 Tingkat Kesesuaian Standart di Pantai Tiga Warna Dalam Prinsip dan

Kriteria Ekowisata Nasional .................................................................. 98 4.4.1 Peka dan Menghormati Nilai-nilai Sosial Budaya dan Tradisi

Keagamaan Setempat ............................................................... 104 4.4.2 Memiliki Kepedulian, Komitmen dan Tanggungjawab terhadap

Konservasi Alam dan Warisan Budaya ...................................... 105 4.4.3 Menyediakan Interpretasi yang Memberikan Peluang kepada

Wisatawan untuk Menikmati Alam dan Meningkatkan Kecintaan terhadap alam ............................................................................ 106

4.4.4 Edukasi : Ada Proses pembelajaran Dialogis antara Masyarakat dan Wisatawan. ......................................................................... 107

4.4.5 Pengembangan Harus Didasarkan Persetujuan Masyarakat melalui Musyawarah. ................................................................. 108

4.4.6 Memberdayakan dan Mengoptimalkan Partisipasi Sekaligus Memberika Kontribusi secara Kontinyu terhadap Masyarakat, lingkungan dan Perusahaan ...................................................... 108

4.4.7 Menaati Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku ........... 108 4.4.8 Secara konsisten Memberikan Kepuasan terhadap Konsumen 109 4.4.9 Pemasaran yang Bertanggungjawab ......................................... 110

4.5 Arahan atau Rekomendasi Pengelolaan Ekowisata di Pantai Tiga Warna Desa Tambakrejo Kabupaten Malang ..................................... 112

4.6 Peluang Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata di Desa Tambakrejo. ........................................................................... 115

Page 10: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

x  

  

4.7 Kendala Pengembangan Ekowisata di Pantai Tiga Warna Desa Tambakrejo ......................................................................................... 121

5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 129

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 129 5.2 Saran .................................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 134

 

Page 11: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

xi  

xi  

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Karakteritik Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa Tambakrejo ...................... 43 2. Manajemen Pengelolaan Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa Tambakrejo . 44 3. Tingkat Kesesuaian Standart dalam Prinsip dan Kriteria Ekowisata Nasional .. 47 4. Rekomendasi Pengelolaan Ekowisata Pada Pantai Tiga Warna Desa

Tambakrejo ....................................................................................................... 49 5. Kategori Kesesuaian ....................................................................................... 102 6. Tabel Kesesuaian ............................................................................................ 103

 

Page 12: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

xii  

xii  

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 33 2. Model Analisis Data Miles dan Huberman dan Saldana ................................. 41 3. Peta Desa Tambakrejo .................................................................................... 51 4. Keanekaragaman Spesies Ikan dan Biota Pantai Tiga Warna ....................... 56 5. Keanekaragaman Spesies Terumbu Karang Perairan Pantai Tiga Warna ..... 57 6. Keindahan dan Kebersihan Pantai Tiga Warna .............................................. 71 7. Keunikan Pantai Tiga Warna ........................................................................... 73 8. Akses Menuju Pantai Tiga Warna ................................................................... 77 9. Sarana Pelengkap Pantai Tiga Warna .............................................................. 80 10. Komunikasi Pemsaran melalui Sosial Media ................................................... 82 11 Jasa Pendukung Pantai Tiga Warna ............................................................... 88  

Page 13: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan merupakan

sebuah kolaborasi yang efektif antara pemanfaatan sumberdaya yang ada,

masyarakat dan pemerintah. Dalam konteks ini, pemerintah sebagai regulator

berperan strategis dalam mengupayakan kesempatan yang luas bagi

masyarakat lokal untuk berpartisipasi penuh dalam setiap aktivitas ekonomi.

Salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya lokal yang optimal adalah dengan

mengembangkan pariwisata dengan konsep Ekowisata. Dalam konteks ini

wisata yang dilakukan memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya-

upaya konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal dan mendorong respek yang

lebih tinggi terhadap perbedaan kultur atau budaya. Hal inilah yang mendasari

perbedaan antara konsep ekowisata dengan model wisata konvensional yang

telah ada sebelumnya.

Ekowisata harus dibedakan dari wisata alam. Wisata alam atau berbasis

alam mencakup setiap jenis wisata-wisata misalnya wisata pertualangan,

ekowisata yang memanfaatkan sumber daya alam dalam bentuk yang masih lain

dan alami, termasuk spesies, habitat, bentangan alam, pemandangan dan

kehidupan air laut dan air tawar. Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang

menarik perhatian besar terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

Page 14: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

2

sebagai salah satu isu utama dalam kehidupan manusia, baik secara ekonomi,

social maupun politik.

Pantai tiga warna merupakan pantai yang baru diketahui oleh para

wisatawan. Pantai tiga warna merupakan pantai yang tersembunyi di Kabupaten

Malang. Pantai tiga warna bersebalahan dengan Pantai Sendang Biru yaitu

berada di bawah pengelolaan Bhakti Alam yang para anggotanya merupakan

masyarakat sekitar. Pantai tiga warna ini berada di wilayah konservasi tapi

dijadikan tempat rekreasi dan wisata. Tentunya hal ini bukan semata-mata untuk

mencari keuntungan atau manfaat keindahan wisata pantai di Malang selatan.

Pihak manajemen ingin memprkenalkan keindahan alam Indonesia dan

sekaligus mengedukasi para wisatawan bahwasanya menjaga kelestarian alam

itu hukumnya wajib. Itu terbukti dengan adanya beberapa peraturan yang

diterapkan apabila ingin berkunjung kewisata pantai tiga warna di Kabupaten

Malang. Pantai ini masuk di area rehabilitas dan konservasi Mangrove, Terumbu

Karang serta Hutan Lindung Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumber Manjing

Wetan, Kabupaten Malang.

Untuk menjaga agar kelestarian alam Pantai Tiga Warna tetap terjaga

maka diperlukan manajemen pengelolaan ekowisata secara baik serta mematuhi

pada Penerapan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan dukungan pemerintah daerah,

maka diperlukan penelitian, yaitu dengan judul “Analisis Kesesuaian Prinsip dan

Kriteria ekowisata Pantai Tiga Warna Desa Tambakrejo Kabupaten Malang”.

Page 15: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka didapatkan rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik ekowisata pantai tiga warna di Desa Tambakrejo

Kabupaten Malang?

2. Bagaimana manajemen pengelolaan ekowisata pantai tiga warna di Desa

Tambakrejo Kabupaten Malang?

3. Bagaimana tingkat kesesuaian standart di Pantai Tiga Warna dalam standart

ekowisata Nasional?

4. Rekomendasi apa yang dilakukan untuk pengelolaan ekowisata pada pantai

Tiga warna Desa Tambakrejo Kabupaten Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka didapatkan tujuan dalam penelitian

ini sebaai berikut:

1. Mengetahui karakteristik ekowisata pantai tiga warna di Desa Tambakrejo

Kabupaten Malang.

2. Mengetahui manajemen pengelolaan ekowisata pantai tiga warna di Desa

Tambakrejo Kabupaten Malang.

3. Menganalisis tingkat kesesuaian standar di Pantai Tiga Warna dalam prinsip

dan kriteria ekowisata Nasional.

4. Menyusun rekomendasi pengelolaan ekowisata pada pantai Tiga Warna

Desa Tambakrejo Kabupaten Malang.

Page 16: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

4

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

beberapa pihak antara lain:

1. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan pengetahuan dan

informasi bagi peneliti tentang Analisis untuk pengembangan ekowisata

sehingga dapat diminati oleh para wisatawan.

2. Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat diterapkan oleh pemerintah untuk mengembangkan

ekowisata yang sepi sehingga dapat menarik minat para wisatawan untuk

datang kelokasi wisata.

3. Tempat Wisata

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tempat

wisata sehingga banyak wisatawan yang datang dan dapat memberikan

pemasukan bagi pemerintah maupun warga yang ada disekitar.

Page 17: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

2.1.1 Pengertian Ekowisata

Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata khusus.

Bentuknya yang khusus itu menjadikan ekowisata sering diposisikan sebagai

lawan dari wisata massal. Perbedaan ini tentu berimplikasi pada kebutuhan

pengelolaan yang tepat.

Berbeda dengan wisata konvensional, ekowisata merupakan kegiatan

yang menaruh perhatian terhadap kelestarian lingkungan sumberdaya

pariwisata. Masyarakat ekowisata Internasional mengartikannya sebagai

perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara

mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

lokal (responsible travel to natural areas the conserves the environment and

improves the well-being of local people) (The International Ecotourism

Society, 2000). Dari defenisi ini ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif,

yakni:

a. Lingkungan

Ekowisata harus bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang

relatif belum tercemar atau terganggu.

b. Masyarakat

Ekowisata harus dapat memberikan manfaat ekologi, sosial dan

ekonomi langsung kepada masyarakat tuan rumah.

c. Pendidikan dan Pengalaman

Page 18: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

6

Ekowisata harus dapat meningkatkan pembangunan akan lingkungan

alam dan budaya terkait sambil memperoleh pengalaman yang

mengesankan.

d. Keberlanjutan

Ekowisata harus dapat memberikan sumbangan positif bagi

keberlanjutan ekologi dari lingkungan tempat kegiatan.

e. Manajemen

Ekowisata harus dapat dikelola dengan cara yang dapat menjamin

daya hidup jangka panjang bagi lingkungan alam dan budaya yang

terkait di daerah tempat kegiatan ekowisata.

Selanjutnya Sensudi (1997) dalam makalah yang mengangkat kasus

ekowisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, mengemukakan

beberapa saran dalam mengubah perilaku pengunjung Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango yaitu : (1) perlu diterapkan sistem pendidikan,

konservasi dan lingkungan hidup,(2) pemantapan dan perbaikan kegiatan

kemah konservasi dan (3) meningkatkan sistem pelayanan informasi baik

oleh petugas maupun pihak lain yang berwenang . Begitu juga

Taufikurrahman (1997) dalam makalah yang berjudul Ekowisata di

Tangkuban Perahu dan Ciater Bandung, mengemukakkan manfaat yang

diperoleh dari kegiatan ekowisata yaitu ; masyarakat setempat dapat

membuka usaha berskala kecil untuk menunjang kegiatan ekowisata di

Tangkuban Perahu dan Ciater. Goodwin (2001) dalam makalah Ekowisata

Teresterial mengatakan ekowisata turut berperan serta dalam usaha

melindungi dan mengelola habitat dan spesies di dalamnya dengan tiga cara

yaitu: (1) ekowisata dapat menghasilkan uang untuk pengelola dan

melindungi habitat dan spesies (2) ekowisata memungkinkan penduduk

Page 19: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

7

setempat memperoleh manfaat ekonomi (3) ekowisata memberikan sarana

untuk meningkatkan kesadaran orang akan pentingnya pengetahuan dan

pelestarian lingkungan. Persamaan dan perbedaan antara penelitian

sebelumnya dengan penelitian ini adalah persamaannya sama-sama

mengkaji tentang Ekowisata (Wisata Alam), sedangkan perbedaannya

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Wayan Wahyu Astiti lebih

menekankan pada segi kepuasan wisatawan terhadap produk Bagus Agro

Pelaga, Sedangkan I Gust Ngurah Widyatmaja dari segi Penerapan

Ekowisata Di Elephant Safari Park terhadap dampak ekologi, ekonomi dan

sisial budaya dan peneliti Ni Ketut Arismayanti lebih menekankan pada segi

potensi ekowisata pada obyek dan daya tarik wisata jati luwih berupa areal

persawahan. Sedangkan penelitian ini lebih menekankan pada faktor

wisatawan yang jarang berminat ke hutan bambu sebagai atraksi ekowisata.

2.1.2 Konsep Ekowisata

Ekowisata merupakan salah satu aspek yang sangat terkait dengan

lingkungan, perkembanganya diharapkan mampu melestarikan sumberdaya

alam dan lingkungan (Sukma, 2009). Berbagai kajian sudah banyak

dilakukan terkait dengan ekowisata yang sekaligus memberikan pandangan-

pandangan yang sangat penting terhadap kelestarian lingkungan. Kajian-

kajian yang sudah diteliti terkait dengan ekowisata dilakukan oleh beberapa

orang seperti : Sukma (2009), Milazi (1996), Tuwo (2011), Erwin (2009 ),

Bharuna (2009), Wood (2002), dan Stronza (2010). Namun secara umumnya

mereka sependapat bahwa ekowisata dalam pengembanganya sangat

terkait dengan pelestarian lingkungan dan budaya yang berada pada suatu

daerah. Kemudian, Zamrano, dkk (2010) menjelaskan bahwa ekowisata

merupakan kegiatan pariwisata yang bertangung jawab secara lingkungan

Page 20: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

8

alam, memberikan kontribusi yang positif terhadap konservasi lingkungan,

dan memperhatikan kesejateraan masyarakat lokal.

Yoeti (1997) menyatakan bahwa ada empat unsur yang dianggap

sanggat penting dalam ekowisata yaitu unsur proaktif, kepedulian terhadap

pelestarian lingkungan hidup, keterlibatan penduduk lokal, dan unsur

pendidikan. Wood dalam Pitana (2005) menyebutkan bahwa ekowisata

harus mengandung komponen yaitu : Memberikan kontribusi terhadap

pelestarian biodiversitas, meningkatkan kesejahteraan masyarakat local,

mengandung muatan interpretasi, pembelajaran dan pengalaman, adanya

pelaku yang bertanggung jawab dari wisatawan dan industri pariwisata, lebih

banyak ditunjukan kepada kelompokkelompok kecil, dan umumnya pada

usaha sekala kecil, menuntut adanya femanfaatan yang serendah

rendahnya pada sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan

menekankan pada adanya partisipasi masyarakat lokal, termasuk pemilikan

dan pengelolaan, khusunya bagi masyarakat pedesaan.

Kannan (2012) menjelaskan bahwa ekowisata merupakan pariwisata

yang berbasis pada ekologi yang sangat terkait dengan sumber daya alam,

sumber budaya, dan infrastruktur alam untuk melestarikan lingkungan.

Disamping itu juga, Wardhana (2004) menyebutkan bahwa ada beberapa

komponen yang sangat terkait dengan keberlangsungan ekologi lingkungan

yaitu komponen manusia (penduduk), komponen daya dukung alam,

komponen ilmu pengetahuan dan tehnologi, dan komponen organisasi.

Arida (2009) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip-prinsip

pengembagan ekowisata yang didasarkan kepada TIES (The International

Ecotourism Standards) seperti : Memiliki kepedulian, komitmen dan

tanggung jawab terhadap konservasi alam dan budaya untuk tercapainya

Page 21: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

9

keseimbangan pemamfaatan lahan, pengunaan tehnologi ramah lingkungan,

melestarikan keanekaragaman hayati dan cagar budaya dan memperhatikan

keberadaan endemis . Memberikan interpretasi yang memberikan peluang

kepada wisatawan untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaan

kepada alam seperti menyediakan pramuwisata yang profesional dan

berlisensi, menyediakan fasilitas pendukung informasi yang memadai terkait

dengan daya tarik ekowisata, melibatkan lembaga desa setempat.

Memberikan kontribusi secara kontinyu kepada masyarakat setempat dan

memberdayakan masyarakat setempat seperti memprioritaskan

pemanfaatan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlianya, memprioritaskan

pemanfaatan produk lokal untuk operasional kegiatan ekowisata. Memiliki

kepekaan dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi masyarakat

setempat yaitu pembangunan dan operasional harus disesuaikan dengan

tata krama, norma setempat dan kearifan lokal, keberadaan dan kegiatan

ekowisata tidak menggangu aktifitas masyarakat. Menaati perundang-

undangan yang berlaku, menaati undang-undang dan peraturan yang

berlaku,menaati awing-awig desa yang berlaku.

Pengembagan harus didasarkan atas musyawarah dan dengan

persetujuan masyarakat setempat seperti pembangunan perlu mendapatkan

persetujuan masyarakat dan lembaga desa setempat, menjalin komunikasi

dan koordinasi dengan masyarakat dan lembaga setempat dalam

pengembangan ekowisata. Memiliki sikap konsisten memberikan kepuasan

kepada konsumen yaitu menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan

prima kepada wistawan, menyediakan media untuk memperoleh umpak balik

dari konsumen. Melakukan pemasaran dan promosi dengan jujur dan akurat

sehingga sesuai dengan harapan wisatawan seperti melakukan pemasaran

Page 22: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

10

dengan materi yang akurat, jelas dan berkualitas, melakukan pemasaran

dengan jujur dan sesuai dengan kenyataan. Sistem pengelolaan yang serasi

dan seimbang dengan konsep Tri Hita Karana yaitu memperhatikan

kesselarasaran antara manusia dengan tuhan, memperhatikan keselarasan

hubungan antara manusia dengan manusia, memperhatikan keselarasan

antara manusia dengan lingkungan.

2.1.3 Ekowisata di Kawasan Pesisir

Kegiatan wisata pesisir dengan memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan,

dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (Nurisyah, 1998 dalam

Wardhani, 2007). Jenis-jenis wisata bahari yang secara langsung memanfaatkan

wilayah pesisir antara lain: (a) berperahu; (b) berenang; (c) snorkeling; (d)

penyelaman; (e) pancing. Jenis-jenis wisata yang secara tidak langsung

memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan antara lain: (a) kegiatan olahraga

pantai; (b) piknik menikmati atmosfer laut.

Wisata bahari, baik pada perairan pesisir maupun laut yang lebih dalam,

dewasa ini telah diakui secara luas sebagai salah satu jenis wisata yang sedang

pesat perkembangannya (Pollard, 1995; Orams, 1999). Wisata bahari termasuk

jenis wisata yang tidak mudah dan tidak murah, karena wisatawan harus

menguasai keahlian khusus (berenang dan menyelam). Sementara disebut tidak

murah karena wisatawan tentunya juga harus mengeluarkan biaya lebih untuk

berbagai fasilitas, akomodasi dan transportasi untuk menikmati aktifitas wisata

tersebut. Namun mungkin didorong oleh keinginan bertualang, menemukan dan

menikrnati sesuatu yang baru serta sudah tidak alaminya lagi objek wisata pantai

karena tekanan antropogenik yang semakin meningkat, maka banyak wisatawan

yang sudah mulai beralih untuk menikmati wisata bahari. Sebelumnya, selama

50 tahun terakhir, objek wisata lebih difokuskan di pantai, maka sekarang ini

Page 23: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

11

wilayah perairan laut secara umum telah menjadi tujuan wisata baru yang sangat

pesat perkernbangannya dalam industri pariwisata (Mitter & Auyong, 1991).

Orams (1999) mendefinisikan ekowisata bahari sebagai aktifitas wisata yang

termasuk di dalamnya perjalanan seseorang dari ternpat tinggalnya atau

penginapannya, dan memfokuskan diri untuk menikmati keindahan laut.

2.1.4 Potensi Ekowisata

Potensi ekowisata adalah semua objek (alam, budaya, buatan) yang

memerlukan banyak penanganan agar dapat memberikan nilai daya tarik

bagi wisatawan (Damanik dan Weber, 2006). Setelah berlakunya undang-

undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, istilah objek wisata

diganti menjadi daya tarik wisata pengertian segala sesuatu keunikan,

keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan

hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan

wisatawan.

Dari pemahaman mengenai potensi ekowisata tersebut dapat disimpulkan

bahwa potensi ekowisata terkait dengan penawaran wisata. Elemen

penawaran wisata terdiri atas (Damanik dan Weber ,2006):

a. Atraksi

Atraksi dibedakan menjadi atraksi yang tangible dan intangible yang

memberikan kenikmatan kepada wisatawan baik yang berupa

kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia.

b. Aksesbilitas

Cakupan aksesbilitas yang keseluruhan saran dan prasarana

transportasi yang melayani wisatawan dari, ke, dan selama didaerah

tujuan tujuan wisata.

c. Amenitas

Page 24: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

12

Fungsi amenitas lebih kepada pemenuhan kebutuhan wisatawan

sehingga seringkali tidak berhubungan lansung terkait dengan bidang

pariwisata.

2.1.5 Permasalahan dalam Pengelolaan Ekowisata di Indonesia

Pulau-pulau kecil dan perairan yang tidak terlalu dalam yang banyak

terdapat di wilayah Indonesia merupakan tempat yang ideal bagi kehidupan

karang. Potensi ini dimanfaatkan dengan baik pada beberapa tempat dengan

mengembangkan kegiatan ekowisata. Salah satunya pada perairan Wakatobi,

Sulawesi Tenggara. Perairan ini memiliki 80% kekayaan seluruh spesies karang

di dunia. Keindahan ini menjadi tujuan utama penikmat wisata laut di dunia. Tidak

kurang 500 orang pelajar dan wisatawan mancanegara tiap tahunnya

mengunjungi perairan ini (Coremap, 2006).

Lain halnya dengan pengembangan kegiatan ekowisata pada perairan

Kepulauan Raja Ampat, Papua. Perairan dengan pemandangan bawah laut yang

begitu menakjubkan ini karena memiliki tingkat biodiversitas yang sangat tinggi

tersebut, ternyata masih belum menemukan model pengelolaan ekowisata

berbasiskan masyarakat yang tepat (Coremap, 2006). Beberapa jenis

usaha/kegiatan wisata yang dilakukan namun tidak berjalan dengan baik

sehingga seiring dengan berjalannya waktu akan berhenti beroperasi. Salah satu

penyebabnya yaitu diduga karena tidak mempertimbangkan aspek-aspek sosial

ekonomi dan budaya masyarakat lokal/adat.

Terletak di pusat Segitiga Terumbu Karang meliputi bagian timur

Indonesia, selatan Filipina dan bagian utara Great Barrier Reef di Australia

Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara, menjadi tempat bagi aneka ragam

hayati laut di dunia. Taman seluas 89.000 hektar merupakan habitat bagi

setidaknya 1000 spesies ikan terumbu karang yang berasal dari 175 keluarga

Page 25: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

13

dan kira-kira 400 spesies terumbu keras scleractinian yang mewakili 63 genus

dan 15 keluarga (Salm & Usher, 1984). Keanekaragaman hayati yang paling

banyak terdapat di terumbu karang patahan (fringing reef), sementara kawasan

laut dalam menjadi habitat bagi ikan dan mamalia pelagic seperti marlin, tuna,

hiu, lumba-lumba, paus orcas, pilot, sperm dan melon-head. Oleh karena itu,

konservasi Taman Nasional Bunaken memiliki kepentingan global yang sangat

penting bagi keanekaragaman hayati laut dan potensi pariwisata.

Dampak lain yang dapat ditimbulkan sebagai efek kegiatan wisata yaitu

dampak sosial. Wisatawan yang datang mengunjungi suatu lokasi ekowisata,

tentunya berasal dari berbagai tempat (baik dalam dan luar negeri), dengan

keragaman budaya, etika dan tata krama masing-masing. Interaksi antara para

wisatawan dengan masyarakat liokal, tentunya akan mengakibatkan terjadinya

transfer kebudayaan dan kebiasaan. Masyarakat yang memiliki nilai-nilai tradisi

dan etika sosial yang sudah sangat mengakar, tentunya tidak akan mudah

terpengaruh oleh budaya dari luar yang masuk ke wilayahnya. Hilyana (2001)

menemukan bahwa kegiatan pariwisata di Lombok Barat, Nusa Tenggara Timur,

tidak berpengaruh secara nyata terhadap nilai-nilai kultural yang ada di

masyarakat lokal. Hal ini tentunya tidak akan terjadi dengan sendirinya atau juga

karena budaya yang dari luar (dalam hal ini mungkin yang dibawa masuk oleh

wisatawan) tidak memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk mempengaruhi

masyarakat lokal. Masih kuatnya peranan tokoh-tokoh non formal dalam

mengontrol kehidupan sosial masyarakat, ditengarai menjadi kunci keberhasilan

masyarakat Lombok Barat dalam mengontrol dan menyaring budaya dari luar

tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri juga, bahwa masih ada sebagian kecil

masyarakat yang terpengaruh sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan

Page 26: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

14

gaya hidup mereka. Hal ini tercermin dari cara berpakaian dan etika pergaulan

yang bertentangan dengan nilai -nilai moral masyarakat setempat.

Tantangan lain yang dihadapi adalah sering adanya benturan antara para

pemangku kepentingan. Pemerintah sebagai penentu kebijakan, sering dianggap

hanya tegas “di atas kertas” namun sering terjadi pelanggaran di lapangan. Ini

ditemukan pada hampir semua daerah konservasi/perlindungan alam yang

kondisi sumberdaya alamnya mengalami kerusakan. Di sisi lain, para kaum

konservatif / aktifis lingkungan, sering berpikir tidak perlu untuk dilakukan

promosi dan cenderung mengabaikan aspek industrialnya. Mereka merasa yakin

kalau produknya sudah bagus maka akan tercium juga dan pada akhimya akan

didatangi wisatawan. Mereka justru merasa kuatir bahwa kegiatan promosi dapat

menimbulkan kelebihan pengunjung atau melampaui daya tampung objek wisata

yang dapat mengancam kelestarian sumberdaya alam. Sementara di lain pihak,

para operator wisata, menganggap bahwa objek tujuan wisata tidak layak dilirik

selama belum dipromosikan.

Lain halnya dengan yang terjadi pada kawasan ekowisata di Batu

Rongring, Sumatera Utara. Tujuan utama wisatawan datang ke daerah ini adalah

menikmati alamnya yang masih alami, terutama sungainya. Namun jika hanya

mengandalkan sungai sebagai tujuan wisata, maka dikuatirkan akan sulit

bersaing dengan beberapa daerah tujuan wisata lain yang berdekatan dengan

daerah ini dan juga memiliki kelebihan masing-masing. Di samping itu,

infrastnrktur yang ada di daerah ini juga kurang memadai. Oleh karena itu yang

dapat menjadi solusi yaitu harus membuat konsep wisata yang memiliki

keunggulan tersendiri. Salah satunya yaitu memanfaatkan kearifan lokal

masyarakat (Suku Karo) yang selalu mengandalkan pengobatan

alternatif/tradisional dari tanaman-tanaman yang ada di kawasan ini. Banyak

Page 27: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

15

sekali tanaman yang dapat dimanfaatkan menjadi obat-obatan tradisional pada

kawasan ini. Maka paket wisata yang ditawarkan disini yaitu wisata alam yang

disertai dengan pengobatan altematif yang dapat menambah pengetahuan

wisatawan tentang obat-obatan alami bahkan juga dapat menyembuhkan

penyakit mereka.

2.1.6 Pengelolaan Ekowisata

Suhandi (2001) menjabarkan bahwa pengelolaan ekowisata merupakan

penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat

lami atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan keindahan alam dan

secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian

lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dalam

penelitian ini metode dasar /pengelolaan ekowisata yang dikembangkan

berdasarkan perencanaan dan pengelolaan ekowisata.Menurut (Drumm, dan

Mooe, 2002) Rencana pengelolaan ekowisata harus mencakup :

1. Penjabaran tujuan yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan

khusus.

2. Perwilayahan

3. Strategi

4. Program

5. Aktivitas guna pencapaian tujuan

Pengelolaan umum mengatur penanganan kawasan lingkup yang

lebih luas (diluar daerah konversi) yang menjadi penunjang keberadaan

daerah konservasi yang kelak akan dibuat. Pada kawasan tersebut

terdapat pemukiman warga dan kegiatan sosial masyarakat sehingga

pengolahan ekowisata secara umum dapat memberikan manfaat

a. Rencana Daerah Konservasi

Page 28: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

16

1. Tema pengelolaan

2. Alternatif strategi

Penanganan daerah konservasi lebih terfokus pada pengelolaan

kawasan untuk tetap menjaga kelestarian, kelestarian dan ke khasan

kawasan. Daerah ini akan menjadi pusat perhatian dari pengembangan

kegiatan ekowisata yang akan dilakukan.

Untuk mewujudkan cakupan dasar pengelolaan ekowisata pada

sebuah kawasan, langkah penyusunan,perencanaan dan pengelolaan

ekowisata yaitu (Drumm, dan Mooe, 2002):

b. Perencanaan wilayah konservasi dan evaluasi awal wilayah

Perencanaan Wilayah Konservasi

1) Tahap Pertama

a) Mengidentifikasi sistem ekologi dan keragaman komunitas

b) Mengidentifikasi integritas ekologi

c) Menguji status keanekaragaman hayati

d) Menyusun tujuan konservasi wilayah

2) Tahap Kedua

a) Mengidentifikasi ancaman yang mengganggu tujuan

konservasi

b) Penyusunan strategi pengelolaan

c) Mencari solusi ancaman

d) Evaluasi dan strategi

3) Evaluasi Awal Wilayah

4) Evaluasi strategi pengelolaan

5) Evaluasi pengembangan ekowisata

c. Pemeriksaan wilayah secara menyeluruh

Page 29: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

17

1) Identifikasi ancaman strategis

2) Penentuan lokasi ekowisata

3) Atraksi yang dapat dinikmati

4) Penanggungjawaban atas kegiatan yang dilakukan

5) Monitoring yang baik

d. Analisis data dan menyiapan rencana

1) Pengumpulan data

2) Analisis untuk penyusunan konsep

3) Rencanaan pengolahan

4) Penjabaran tujuan dan strategi

5) Tujuan khusus

6) Aktivitas

7) Pembagian wilayah

8) Perlengkapan fasilitas

e. Implementasi rencana pengelolaan ekowisata

1) Implementasi Personil Pengelolaan

a) Kepemimpinan lembaga pengelola

b) Staff yang mengelola

c) Pelatihan dalam mengelola kawasan tujuan

d) Keterlibatan pihak lain

2) Implementasi Program Pengelolaan

a) Monitoring program

b) Evaluasi

c) Rencana kerja bulanan dan tahunan

d) Pelaporan dari suatu perkembangan system

f. Mengukur kesuksesan

Page 30: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

18

1) Evaluasi hambatan konservasi

2) Evaluasi income generating untuk kegiatan konservasi

3) Evaluasi keuntungan masyarakat

2.1.7 Prinsip-prinsip dan kriteria Ekowisata Rumusan Hasil Lokakarya dan

Pelatihan Tahun 2006

Penerapan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata rumusan hasil Lokakarya

dan Penelitian tahun 2006

Untuk menjawab pada permasalahan yang kedua yaitu tentang

penerapan prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata, yaitu menggunakan

evaluasi formatif. Adapun pendekatan yang digunakan dalam hal ini yaitu

menggunakan alat evaluasi dari prinsip-prinsip dan kriteria ekowisata

menurut rumkusan Hasil revisi Lokakarya Nasional di Bali 2006. Yang mana

telah mengacu pada TIES (The International Ecotourism Society) yang sudah

dipasarkan oleh Green Globe 21 (Dalem dkk, 2006).

Sebagai dasar pertimbangan menggunakan rumusan tersebut

sebagai alat evaluasi adalah:

1. Credilbe, maksudnya bahwa organisasi ekowisata tersebut dapat dipercaya

oleh konsumen dan diyakini kebenarannya. Hal ini terbukti sudah diterapkannya

di wilayah Indonesia seperti Bali, Kalimantan, dll.

2. Affordable, maksudnya bahwa produk ekowisata terjangkau oleh konsumen

atau wisatawan.

3. Accessible maksudnya bahwa produk ekowisata mudah dipahami atau mudah

dipakai.

4. Instantly recognizable, maksudnya bahwa produk ekowisata mudah dikenali

oleh konsumen.

Page 31: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

19

Adapun rumusan, prinsip dan kriterian ekowisata Nasional perspektif

teori tersebut adalah:

Prinsip-prinsip dan kriteris ekowisata nasional (1996) telah berhasil

diperbaharui atau direvisi berdasarkan hasil lokakarya dan pelatihan yang

dilaksanakan di Sanur tahun 2006. (Dalem dkk, 2006). Menghasilkan

rumusan sebagai berikut:

Prinsip Ekowisata :

1. Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan

masyarakat setempat.

2. Memiliki kepedulian, komitmen dan tanggung jawab terhadap konservasi alam

dan warisan budaya.

3. Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk

menikmati alam dan meningkatkan kecintaannya terhadap alam.

4. Edukasi ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat dengan

wisatawan.

5. Pengembangannya harus didasarkan atas persetujuan masyarakat setempat

melalui musyawarah.

6. Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta sekaligus memberikan

konstribusi secara kontinyu terhadap masyarakat setempat.

7. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Secara konsisten memberikan keputusan kepada konsumen.

9. Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga sesuai

dengan harapan (pemasaran yang bertanggung jawab).

Prinsip I : Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi

keagamaan masyarakat setempat.

Kriteria-kriteria:

Page 32: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

20

1. Sistem pengelolaan yang serasi dan seimbang sesuai dengan konsep

masyarakat setempat, atau seperti Tri Hita Karana: memperhatikan keselarasan

hubungan antara manusia dengan Tuhan (parahyangan), hubungan antara

manusia dengan manusia (pawongan), hubungan antara manusia dengan

lingkungan (palemahan).

2. Pembangunann dan operasional disesuaikan dengan tata krama, norma

setempat dan kearifan lokal.

3.Keberadaan dan kegiatan obyek ekowisata tidak menganggu aktivitas

keagamaan masyarakat setempat.

Prinsip II : Memilikikepedulian, komitmen, dan tanggung jawab terhadap

konservasi alam dan warisan budaya.

Kriteria-kriteria:

1. Tercapainya keseimbangan pemanfaatan lahan.

2. Penggunaan tekhnologi ramah lingkungan.

3. Pemanfaatan areal warisan budaya sebagai objek ekowisata disesuaikan

dengan peruntukan dan fungsinya.

4. Melestarikan keanekaragaman hayati dan cagar budaya disesuaikan dengan

daya dukung setempat.

5. Memperhatikan keberadaan endemisitas.

Prinsip III : Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada

wisatawan untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaannya terhadap

alam.

Kriteria-kriteria:

1. Menyediakan pramuwisata profesional dan berlisensi.

2. Menyediakan fasilitas pendukung dan informasi yang memadai terkait dengan

objek ekowisata.

Page 33: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

21

3. Melibatkan lembaga adat setempat.

Prinsip IV : Edukasi : Ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat

dengan wisatawan.

Kriteria-kriteria:

1. Melibatkan unsur akademis, pemerhati lingkungan serta lembaga terkait

(langsung atau tidak langsung).

2. Memberikan pemahaman mengenai keanekaragaman hayati, cagar budaya

dan nilai-nilai budaya lokal. Menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap

alam dan budaya.

Prinsip V : Pengembangannya harus didasarkan atas persetujuan

masyarakat setempat melalui musyawarah.

Kriteria-kriteria:

1. Perencanaan,pengembangan, pengelolaan, dan pengawasannya perlu

mendapat persetujuan masyarakat setempat.

2. Melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat dalam setiap tahap

pengembangannya.

3. Melibatkan masyarakat dalam setiap proses pengambilan keputusan yang

berdampak luas terhadap masyarakat, lingkungan, dan perusahaan.

Prinsip VI : Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi serta sekaligus

memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat setempat.

Kriteria-kriteria:

1. Memprioritaskan pemanfaatan tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian.

2. Memprioritaskan pemanfaatan produk lokal untuk operasional objek wisata.

3. Melibatkan lembaga adat atau tradisional serta tokoh masyarakat setempat.

Prinsip VII : Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kriteria-kriteria:

Page 34: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

22

1. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mentaati dan menghormati kearifan lokal yang dianut masyarakat setempat.

Prinsip VIII : Secara konsisten memberikan kepuasan kepada konsumen.

Kriteria-kriteria:

1. Memberikan pelayanan informasi yang akurat kepada konsumen.

2. Menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan prima kepada konsumen.

3. Memanfaatkan masyarakat setempat sebagai local guide.

4. Menyediakan fasilitas dan media untuk memperoleh umpan balik dari

konsumen.

Prinsip IX : Dipasarkan dan dipromosikan dengan jujur dan akurat sehingga

sesuai dengan harapan/pemasaran yang bertanggung jawab.

Kriteria-kriteria:

1. Materi pemasaran harus akurat, jelas, berkualitas,dan sesuai dengan

kenyataan.

2. Materi pemasaran harus melalui media promosi yang dipilih sesuai dengan

target mark.

2.1.8 Prinsip-prinsip Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat dan

Konservasi Menurut Organisasi Internasional WWF

1. Keberlanjutan Ekowisata dari Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

(Prinsip Konservasi dan Partisipasi Masyarakat)

Ekowisata yang dikembangkan di kawasan konservasi adalah

ekowisata yang “HIJAU dan ADIL” (Green & Fair) untuk kepentingan

pembangunan berkelanjutan dan konservasi, yaitu sebuah kegiatan usaha

yang bertujuan untuk menyediakan alternatif ekonomi secara berkelanjutan

bagi masyarakat di kawasan yang dilindungi, berbagi manfaat dari upaya

konservasi secara layak (terutama bagi masyarakat yang lahan dan

Page 35: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

23

sumberdaya alamnya berada di kawasan yang dilindungi), dan berkontribusi

pada konservasi dengan meningkatkan kepedulian dan dukungan terhadap

perlindungan bentang lahan yang memiliki nilai biologis, ekologis dan nilai

sejarah yang tinggi.

Kriteria:

Prinsip daya dukung lingkungan diperhatikan dimana tingkat kunjungan

dan kegiatan wisatawan pada sebuah daerah tujuan ekowisata dikelola

sesuai dengan batas-batas yang dapat diterima baik dari segi alam

maupun sosial-budaya.

Sedapat mungkin menggunakan teknologi ramah lingkungan (listrik

tenaga surya, mikrohidro, biogas, dll.)

Mendorong terbentuknya “ecotourism conservancies” atau kawasan

ekowisata sebagai kawasan dengan peruntukan khusus yang

pengelolaannya diberikan kepada organisasi masyarakat yang

berkompeten.

2. Pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan (Prinsip partisipasi

masyarakat)

Aspek organisasi dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan

ekowisata juga menjadi isu kunci: pentingnya dukungan yang profesional

dalam menguatkan organisasi lokal secara kontinyu, mendorong usaha yang

mandiri dan menciptakan kemitraan yang adil dalam pengembangan

ekowisata. Beberapa contoh di lapangan menunjukan bahwa ekowisata di

tingkat lokal dapat dikembangkan melalui kesepakatan dan kerjasama yang

baik antara Tour Operator dan organisasi masyarakat (contohnya:

KOMPAKH, LSM Tana Tam). Peran organisasi masyarakat sangat penting

Page 36: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

24

oleh karena masyarakat adalah stakeholder utama dan akan mendapatkan

manfaat secara langsung dari pengembangan dan pengelolaan ekowisata.

Koordinasi antar stakeholders juga perlu mendapatkan perhatian.

Salah satu model percontohan organisasi pengelolaan ekowisata yang

melibatkan semua stakeholders termasuk, masyarakat, pemerintah daerah,

UPT, dan sektor swasta, adalah “Rinjani Trek Management Board”.

Terbentuknya Forum atau dewan pembina akan banyak membantu pola

pengelolaan yang adil dan efektif terutama di daerah di mana ekowisata

merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat setempat.

Kriteria:

Dibangun kemitraan antara masyarakat dengan Tour Operator untuk

memasarkan dan mempromosikan produk ekowisata; dan antara

lembaga masyarakat dan Dinas Pariwisata dan UPT.

Adanya pembagian adil dalam pendapatan dari jasa ekowisata di

masyarakat

Organisasi masyarakat membuat panduan untuk turis. Selama turis

berada di wilayah masyarakat, turis/tamu mengacu pada etika yang

tertulis di dalam panduan tersebut.

Ekowisata memperjuangkan prinsip perlunya usaha melindungi

pengetahuan serta hak atas karya intelektual masyarakat lokal, termasuk:

foto, kesenian, pengetahuan tradisional, musik, dll.

3. Ekonomi berbasis masyarakat (Prinsip partisipasi masyarakat)

Homestay adalah sistem akomodasi yang sering dipakai dalam

ekowisata. Homestay bisa mencakup berbagai jenis akomodasi dari

penginapan sederhana yang dikelola secara langsung oleh keluarga sampai

dengan menginap di rumah keluarga setempat. Homestay bukan hanya

Page 37: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

25

sebuah pilihan akomodasi yang tidak memerlukan modal yang tinggi, dengan

sistem homestay pemilik rumah dapat merasakan secara langsung manfaat

ekonomi dari kunjungan turis, dan distribusi manfaat di masyarakat lebih

terjamin. Sistem homestay mempunyai nilai tinggi sebagai produk ekowisata

di mana seorang turis mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai

alam, budaya masyarakat dan kehidupan sehari-hari di lokasi tersebut. Pihak

turis dan pihak tuan rumah bisa saling mengenal dan belajar satu sama lain,

dan dengan itu dapat menumbuhkan toleransi dan pemahaman yang lebih

baik. Homestay sesuai dengan tradisi keramahan orang Indonesia.

Dalam ekowisata, pemandu adalah orang lokal yang pengetahuan dan

pengalamannya tentang lingkungan dan alam setempat merupakan aset

terpenting dalam jasa yang diberikan kepada turis. Demikian juga seorang

pemandu lokal akan merasakan langsung manfaat ekonomi dari ekowisata,

dan sebagai pengelola juga akan menjaga kelestarian alam dan obyek

wisata.

Kriteria:

Ekowisata mendorong adanya regulasi yang mengatur standar kelayakan

homestay sesuai dengan kondisi lokasi wisata

Ekowisata mendorong adanya prosedur sertifikasi pemandu sesuai

dengan kondisi lokasi wisata

Ekowisata mendorong ketersediaan homestay

Ekowisata dan tour operator turut mendorong peningkatan pengetahuan

dan keterampilan serta perilaku bagi para pelaku ekowisata terutama

masyarakat.

Page 38: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

26

4. Prinsip Edukasi:

Ekowisata memberikan banyak peluang untuk memperkenalkan kepada

wisatawan tentang pentingnya perlindungan alam dan penghargaan terhadap

kebudayaan lokal. Dalam pendekatan ekowisata, Pusat Informasi menjadi hal

yang penting dan dapat juga dijadikan pusat kegiatan dengan tujuan

meningkatkan nilai dari pengalaman seorang turis yang bisa memperoleh

informasi yang lengkap tentang lokasi atau kawasan dari segi budaya,

sejarah, alam, dan menyaksikan acara seni, kerajinan dan produk budaya

lainnya.

Kriteria:

Kegiatan ekowisata mendorong masyarakat mendukung dan

mengembangkan upaya konservasi

Kegiatan ekowisata selalu beriringan dengan aktivitas meningkatkan

kesadaran masyarakat dan mengubah perilaku masyarakat tentang

perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

Edukasi tentang budaya setempat dan konservasi untuk para turis/tamu

menjadi bagian dari paket ekowisata

Mengembangkan skema di mana tamu secara sukarela terlibat dalam

kegiatan konservasi dan pengelolaan kawasan ekowisata selama

kunjungannya (stay & volunteer).

5. Pengembangan dan penerapan rencana tapak dan kerangka kerja

pengelolaan lokasi ekowisata (prinsip konservasi dan wisata).

Dalam perencanaan kawasan ekowisata, soal daya dukung (=carrying

capacity) perlu diperhatikan sebelum perkembanganya ekowisata berdampak

negative terhadap alam (dan budaya) setempat. Aspek dari daya dukung

yang perlu dipertimbangkan adalah: jumlah turis/tahun; lamanya kunjungan

Page 39: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

27

turis; berapa sering lokasi yang “rentan” secara ekologis dapat dikunjungi; dll.

Zonasi dan pengaturannya adalah salah satu pendekatan yang akan

membantu menjaga nilai konservasi dan keberlanjutan kawasan ekowisata.

Kriteria:

Kegiatan ekowisata telah memperhitungkan tingkat pemanfaatan ruang

dan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan melalui pelaksanaan

sistem zonasi dan pengaturan waktu kunjungan

Fasilitas pendukung yang dibangun tidak merusak atau didirikan pada

ekosistem yang sangat unik dan rentan

Rancangan fasilitas umum sedapat mungkin sesuai tradisi lokal, dan

masyarakat lokal terlibat dalam proses perencanaan dan pembangunan

Ada sistem pengolahan sampah di sekitar fasilitas umum.

Kegiatan ekowisata medukung program reboisasi untuk menyimbangi

penggunaan kayu bakar untuk dapur dan rumah

Mengembangkan paket-paket wisata yang mengedepankan budaya, seni

dan tradisi lokal.

Kegiatan sehari-hari termasuk panen, menanam, mencari ikan/melauk,

berburu dapat dimasukkan ke dalam atraksi lokal untuk memperkenalkan

wisatawan pada cara hidup masyarakat dan mengajak mereka menghargai

pengetahuan dan kearifan lokal.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian Umi Muliya (2015) didapatkan hasil penelitian Desa Bahoi

memiliki potensi yang sangat besar terutama pada keanekaragaman ekosistem

daerah perlindungan laut sehingga perlu di buat Standar Operasional Prosedur

ekowisata yang mengatur manajemen ekowisata, pembatasan jumlah

Page 40: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

28

pengunjung, dan ketentuan-ketentuan dalam berekowisata baik sebagai

pengunjung maupun sebagai guide, membangun kemitraan dengan berbagai

pihak dan meningkatkan koordinasi antar para stakeholder, serta mendorong

masyarakat untuk berperan secara aktif baik dalam hal memanfaatkan energi

alternatif sebagai salah satu atrasi wisata maupun dalam menjaga serta

melestarikan berbagai potensi yang dimiliki Desa Bahoi agar desa ini dapat

menjadi pintu gerbang dalam pengembangan ekowisata bahari di Kabupaten

Minahasa Utara khususnya Sulawesi Utara.

Penelitian Ahmad Bahar dan Rahmadi Tambaru. (2008). Kawasan yang

sesuai untuk kegiatan rekreasi pantai adalah Pulau Pasir Putih dan Pantai

Labuang beserta dengan perairan laut di sekitarnya dengan daya dukung

masing-masing 1.200 orang dan 39.200 orang. 2. Kawasan yang sesuai untuk

kegiatan snorkling dan penyelaman adalah sebelah utara Pulau Pasir Putih,

perairan Pantai Labuang dan Palippis dengan daya dukung masingmasing 1.680

orang, 4.280 orang 920 orang. 3. Kawasan yang sesuai untuk kegiatan

pemancingan adalah perairan sebelah utara Pulau Pasir Putih, sekitar Pulau

Panampeang, perairan Pantai Palippis dan Labuang, perairan Tanjung Mampie

dengan daya dukung masing-masing lokasi sebanyak 54.600 orang, 35.400

orang, 64.200 orang, 129.000.

Penelitian Astiti (2003) tentang “Penerapan Tri Hita Karana Dalam

Pengembangan Ekowisata Pada Waka Gangga Resort Tabanan”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan Tri Hita Karana dalam pengembangan

ekowisata lebih banyak memempunyai kekuatan (sawa yang luas berterasering,

pemandangan laut), peluang (kegiatan penanaman padi, perahu dan

memancing). Kelemahan (tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan alam,

sosial budaya masyarakat.

Page 41: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

29

Salvinus Solar Besain (2009) telah melakukan penelitian yang berjudul

“Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil untuk Ekowisata Bahari Berbasis

Kesesuaian dan Daya Dukung (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku

Tenggara Barat, Provinsi Maluku). Adapun tujuan dari penelitian ini untuk

menentukan zonasi kawasan konservasi dan peruntukan aktivitas yang sesuai;

menentukan kelas kesesuaian kawasan untuk kegiatan wisata; memperkirakan

daya dukung kawasan; serta mengkaji persepsi masyarakat Desa Matakus, 8

wisatawan dan pemerintah daerah untuk pengembangan ekowisata. Hasil

penelitian tersebut antara lain, membagi zona tersebut menjadi 3 zona, yaitu : 1)

Zona Inti; aktivitas yang diperbolehkan yaitu riset yang memiliki izin dan

pendidikan, 2) Zona Penyangga; dapat dilakukan kegiatan penelitian, pendidikan

(wisata edukasi mangrove), pengembangan perkebunan kelapa dan wisata

terbatas, dan 3) Zona Pemanfaatan Langsung; aktivitas yang diperbolehkan yaitu

ekowisata pesisir dan laut; penelitian untuk pengembangan ilmu dan

pengetahuan yang menunjang pemanfaatan. Berdasarkan kelas kesesuaian,

kegiatan wisata dan olahraga pantai diarahkan ke pantai bagian Timur, Barat dan

Utara dengan panjang pantai 5.738 m. Kegiatan selam dan snorkeling dilakukan

di bagian Barat dan Utara dengan luas kawasan 33,58 ha dan 82,49 Ha. Selain

itu dapat dikembangkan olahraga perairan dan jet ski. Estimasi daya dukung

berdasarkan kondisi biocapacity dan ecological footprint, kawasan Pulau

Matakus mampu menampung wisatawan 7.168 orang per tahun. Masyarakat

Pulau Matakus, wisatawan dan Pemda memiliki persepsi yang baik untuk

pengembangan ekowisata bahari.

Ira Zulaika Inverary Siregar (2010) dengan judul penelitian “ Analisis

Pengembangan Obyek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten

Tapanuli Tengah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kendala-kendala

Page 42: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

30

dalam pengembangan Objek Wisata Bahari Pantai Indah Kalangan Kabupaten

Tapanuli Tengah. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif

dengan teknik purpossive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

program pengembangan wisata bahari perlu diimplementasikan dengan benar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan potensi Pantai Indah

Kalangan yaitu 1) kejelasan strategi, 2) ketersediaan dana, 3) iklim yang kondusif

untuk investor, 4) melakukan promosi yang intensif dan 5) menumbuhkan minat

dan partisipasi masyarakat yang besar.

Abdulbasir Languha (2011) dengan judul penelitian “ Pengelolaan

Pariwisata Berbasis Masyarakat di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Karang

Pusentasi Donggala”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan

mengembangkan konsep pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat

berdasarkan 1) pandangan/persepsi masyarakat terhadap kegiatan pariwisata

dan harapanharapan keterlibatannya dalam kegiatan tersebut; 2) kearifan

masyarakat lokal terutama dalam pengelolaan sumberdaya alam yang dapat

dijadikan landasan bagi pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat; dan 3)

konsep pemerintah dan pihak lainnya di luar masyarakat lokal dalam kaitannya

dengan pengembangan konsep pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa masyarakat setempat memiliki

pandangan/persepsi yang positif untuk kegiatan pariwisata pantai dan

menunjukkan ketertarikan untuk terlibat dalam proses perencanaan, pengelolaan

hingga evaluasi kegiatan wisata. Selain itu juga terdapat kearifan lokal dalam

pengelolaan sumber daya alam untuk pertanian dan perikanan seperti

nompepoyu dan ombo. Kebijakan pemerintah dalam mendukung pelaksanaan

pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat menjadi faktor utama untuk

mengembangkan mengintegrasikan pariwisata sebagai bagian dari kegiatan

Page 43: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

31

masyarakat. Perkembangan sektor ini harus didasarkan pada kepentingan dan

pendekatan komunitas. Keterlibatan sektor swasta dalam kegiatan ini adalah

dengan merekrut masyarakat setempat dalam usaha yang dikembangkan, serta

mendorong untuk melindungi sumber daya alam.

I Gusti Agung Gede Oka Gautama (2011) dengan judul penelitian

“Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari Di Pantai Sanur”. Adapun tujuan

penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menjadi daya

tarik wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata bahari di pantai Sanur; 2) untuk

mengetahui bagaimanakah karakteristik pantai Sanur dalam menunjang kegiatan

wisata bahari; dan 3) mengetahui langkah-langkah yang dilakukan untuk

menciptakan wisata bahari berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan

pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor

penarik wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata bahari adalah

keramahtamahan, jasa pelayanan dan kondisi pesisir, kualitas serta keindahan

pantai Sanur. Karakteristik Pantai Sanur untuk menunjang kegiatan wisata bahari

yaitu ombak di sepanjang terumbu karang tepi, angin yang berhembus,

kehidupan bawah laut. Selain itu para wisatawan dapat menikmati aneka wisata

seperti kano dan berlayar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk

mewujudkan wisata bahari pantai Sanur yang berkelanjutan yaitu dengan

pendekatan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dengan keterpaduan

antar sektor bidang ilmu dan ekologis. Hasil perpaduan disusun dalam konsep

zonasi.

Page 44: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

32

2.3. Kerangka Berfikir

Kebijakan pengembangan ekowisata Pantai Tiga Warna ini menjadi titik

awal dimulainya penelitian. Terdapat beberapa penerapan kebijakan pemerintah

Kabupaten Malang dan instansi terkait dalam pengelolaan kawasan wisata.

Selain itu kebijakan pengembangan ekowisata di Pantai Tiga Warna ini juga

melibatkan peran dari masyarakat lokal dan wisatawan.

Ketersediaan fasilitas di tempat objek wisata juga sangat mendukung

kenyamanan dan kepuasan dari wisatawan. Selain fasilitas, insfrastruktur yang

juga merupakan faktor saran penunjang yang memegang peranan penting dalam

pengembangan ekowisata.

Pengembangan wisata kawasan Pantai Tiga Warna berpotensi

menimbulkan beberapa perubahan di struktur masyarakat. Dari berbagai

perubahan yang ada, perubahan yang paling dominan adalah perubahan social

ekonomi dan lingkungan. Adanya dampak dalam penerapan manajemen

pengembangan ekowisata juga akan menentukan apakah manajemen tersebut

sudah sesuai dengan prinsip dan kriteria ekowisata nasional berdasarkan

observasi dan wawancara dari informan atau responden maka data yang didapat

diolah dan dianalisis dengan standart prinsip dan kriteria ekowisata pantai tiga

warna. jika analisis prinsip dan kriteria ada yang belum sesuai maka informan

memberikan rekomendasi pengelolaan ekowisata kepada pihak pengelola

ekowisata demi keberlanjutan dan kemajuan ekowisata pantai tiga warna.

Dari pemaparan diatas bisa dilihat pada gambar 1 di bawah ini :

Page 45: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

33

Gambar 1 Kerangka Berfikir Penelitian

Obyek Wisata Pantai Tiga

Warna

tingkat kesesuaian

standar di Pantai Tiga

Warna

manajemen pengelolaan

ekowisata

karakteristik ekowisata

pantai tiga warna

Penyesuaian Prinsip

Kriteria Ekowisata

Menurut Hasil

Lokakarya

Arahan atau

rekomendasi

Pengelolaan Ekowisata

pada Pantai Tiga Warna

Desa Tambak Rejo,

Kabupaten Malang

Page 46: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat

mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang

terjadi (Koentjaraningrat, 2008). Penelitian deskriptif merupakan suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2005). Sedangkan

dalam penelitian kualitatif ini, penelitian dilakukan dengan menggunakan data

lisan yang diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi yang diperoleh melalui

informan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dalam penelitian bahasa jumlah

informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah informannya

ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian.

Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah (Moleong, 2009).

3.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi pada tujuan dari

penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian harus di nyatakan secara eksplisit

untuk memudahkan peneliti sebelum melakukan observasi. Fokus penelitian

juga merupakan garis besar dari pengamatan penelitian, sehingga observasi

dan analisa hasil penelitian lebih terarah. Menurut Moleong (2011), fokus

penelitian di maksudkan untuk membatasi penelitian guna memilih mana data

yang relevan dan yang tidak relevan, agar tidak di masukkan ke dalam

sejumlah data yang sedang di kumpulkan, walaupun data itu menarik.

Perumusan fokus masalah dalam penelitian kualitatif bersifat tentatif, artinya

penyempurnaan rumusan fokus atau masalah masih tetap di lakukan

Page 47: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

36

sewaktu penelitian sudah berada di lapangan. Fokus penelitian yang

dipusatkan pada penelitian ini adalah pengembangan dan pengelolaan

ekowisata Pantai Tiga Warna Kabupaten Malang:

1. Karakteristik ekowisata pantai tiga warna di Desa Tambakrejo Kabupaten

Malang

2. Manajemen pengelolaan ekowisata pantai tiga warna di Desa Tambakrejo

Kabupaten Malang

3. Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria di Pantai Tiga Warna dalam

prinsip dan kriteria ekowisata Nasional

4. Arahan atau rekomendasi pengelolaan ekowisata pada pantai Tiga

Warna Desa Tambakrejo Kabupaten Malang.

3.3 Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian

tersebut akan dilakukan. Lokasi penelitian ditetapkan ekowisata Pantai Tiga

Warna Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang bersifat

kualitatif karena dinyatakan dengan lisan, verbal atau tulisan yang menunjukkan

hasil pengolahan ekowisata. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang

diteliti. Menurut Sugiyono (2010) yang menyatakan bahwa sumber data

primer adalah sumber data yang diambil langsung pengumpul data tanpa

melalui perantara. Data primer ini diperoleh peneliti melalui wawancara dari

narasumber, yakni informan yang memberikan data berupa kata-kata atau

tindakan dan mengerti mengenai masalah yang sedang diteliti yaitu tentang

manajemen pengelolaan dan pengembangan dan kesesuaian prinsip dan

kriteria ekowisata.

2. Data sekunder

Data sekunder menurut Sugiyono (2010) adalah sumber data yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

Page 48: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

37

orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini data-data sekunder

yang diperlukan antara lain literatur yang relevan dengan judul penelitian

seperti buku-buku, artikel, makalah, peraturan-peraturan, dan lain-lain yang

memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan pada para informan melalui kontak atau

hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data (Riyanto,

2005). Penelitian ini menggunakan wawancara semistruktur dimana

pelaksanaanya lebih bebas dengan tujuan untuk menemukan

permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan ide-denya tentang strategi pengembangan

kapasitas melalui pedoman wawancara yang telah disusun dalam

penelitian.

2. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti dengan mengamati peristiwa dilapangan. Sumber data

observasi diperoleh dengan melihat sebuah peristiwa atau kejadian-

kejadian yang berkaitan dengan topik penelitian. Adapun peristiwa yang

dapat diamati dalam penelitian ini adalah komonikasi antar aktor di

ekowisata Pantai Tiga Warna Kabupaten Malang.

3. Teknik Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010) bahwa dokumentasi dari kata “dokumen”

yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode

dokumentasi, peneliti menyelidiki dokumen tertulis, seperti dokumen

laporan, SOP, dan aturan. Dalam penelitian ini pencatatan terhadap

dokumen-dokumen dan pengumpulan data yang berasal dari arsip-arsip

yang mendukung fokus penelitian, dengan mengambil data sekunder di

Page 49: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

38

antaranya data yang berbentuk laporan laporan kegiatan pengembangan

hasil pelaksanaan program yang dimiliki Dinas Pariwisata Kabupaten

Malang terhadap pengembangan ekowisata Pantai Tiga Warna

Kabupaten Malang.

3.6 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti merupakan kegiatan untuk melakukan

pengukuran maka harus terdapat alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian

biasa disebut dengan instrumen penelitian. Sugiyono (2012) mengartikan

instrumen penelitian sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen dalam penelitian ini

meliputi:

1. Peneliti Sendiri

Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif yang

menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Hal ini

sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif,

dimana pengumpulan data lebih tergantung pada peneliti sendiri. Peneliti

sebagai instrumen utama dengan menggunakan panca indra untuk

menyaksikan dan mengamati objek atau fenomena dalam penelitian ini.

2. Pedoman Wawancara (Interview guide)

Pedoman wawancara digunakan untuk mengarahkan penelitian

dalam rangka mencari data yang diinginkan. Pedoman wawancara yaitu

serangkaian pertanyaan yang akan ditanyakan pada responden yang mana

hal ini digunakan sebagai petunjuk saat melakukan wawancara.

3. Catatan Lapangan (field note)

Catatan lapangan adalah seluruh catatan yang didapat dari lokasi

penelitian yang mengandung informasi penting. Menurut Bogdan dan biken

(1982) dalam Sugiyono (2012) catatan lapangan adalah catatan tertulis

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

4. Handphone sebagai alat perekam

Handpone digunakan sebagai alat bagi peneliti untuk mengamati dan

mendokumentasikan secara visual segala kejadian di lapangan.

Page 50: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

39

3.7 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi

dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian menjadi informan yang akan

memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu ( 1 ) informan kunci, ( key

informan ), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian, ( 2 ) informan utama, yaitu mereka yang terlibat

secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, ( 3 ) informan tambahan,

yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung

terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti ( Hendarso dalam Suyanto,

2005). Dari penjelasan yang sudah diterangkan diatas, maka peneliti

menggunakan teknik Purposive Sampling dalam menentukan informannya.

Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak didasarkan atas

strata, kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya

tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan

permasalahan penelitian. Yang menjadi informan peneliti adalah :

1) Informan kunci yaitu terdiri dari pengunjung ekowisata Pantai Tiga Warna

2) Informan utama yaitu terdiri dari : a) pengelola Pantai Tiga Warna bagian

pemasaran, b) pengelola Pantai Tiga Warna bagian sarana-dan

prasarana, c) Kepala Desa Tambakrejo, d) Stakeholder daerah e) Tokoh

Masyarakat Desa Tambakrejo

3) Informan tambahan yaitu beberapa masyarakat yang berada di lokasi

wisata Pantai Tiga Warna

3.8 Keabsahan Data

Teknik keabsahan data merupakan salah satu teknik yang penting dalam

menentukan validitas dan realibilitas data yang diperoleh dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut. Teknik triangulasi dipilih dalam penelitian ini

karena penelitian ini menggunakan beberapa sumber data yang berasal dari

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Page 51: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

40

Menurut Moleong (2009), triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam

penelitian ini teknik triangulasi yang peneliti gunakan ialah yang dikembangkan

oleh moleong, 2007). Adapun dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik

triangulasi untuk mendapatkan data yang valid yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Menurut Patton (Moleong, 2007) triangulasi dengan sumber berarti

menbandingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh. Dalam penelitian ini trianglasi sumber dilakukan

dengan wawancara lebih dari satu orang, dengan memberikan

pertanyaan yang sama kepada beberapa informan, dari jawaban-jawaban

informan yang memiliki kesamaan maka data yang diperoleh peneliti

dianggap valid. Selain itu informasi yang diperoleh dari informan peneliti

tentang strategi pengembangan ekowisata.

2. Triangulasi Teori

Triangulasi teori yakni peneliti menggunakan berbagai teori yang

bertujuan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah

memenuhi syarat. Pada penelitian ini beberapa teori yang digunakan

akan terlihat dalam bab pembahasan untuk dipergunakan dan menguji

terkumpulnya data tersebut.

3.9 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif dilakukan pada

saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam

penelitian ini adalah teknik deskriptif atau lebih spesifik menggunakan model

interaktif. (Bogdan dalam Sugiyono, 2003) mengemukakan bahwa:

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami,

dan tentunya dapat diinformasikan kepada orang lain”.

Page 52: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

41

Model interaktif menurut Miles dan Huberman (2014) “Dalam pandangan

model interaktif, ada tiga jenis kegiatan analisis (reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan) dan pengumpulan data sendiri merupakan proses

siklus dan interaktif”. Berikut ini adalah gambar 2 mengenai komponen dalam

analisis data, yaitu :

Gambar 2 Model Analisis Data Miles dan Huberman dan Saldana

Sumber: Miles, Huberman dan Saldana (2014)

1. Pengumpulan data (Data collection)

Proses pengumpulan data dari lapangan dengan menggunakan

instrument penelitian seperti wawancara, studi pustaka dan

dokumentasi.

2. Kondensasi Data (Data Condensation)

Kondensasi data merujuk pada proses memilih,

menyederhanakan, mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan

data yang mendekati keseluruhan bagian dari catatan-catatan lapangan

secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-dokumen, dan materi-

materi empiris lainnya. Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup

banyak sehingga perlu adanya pencatatan secara teliti dan rinci.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Reduksi

data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan

dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.

Setelah proses reduksi data langkah selanjutnya adalah

penyajian data yang merupakan sekumpulan informasi yang telah

tersusun dan dapat memberikan kemungkinan adanya penarikan

Page 53: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

42

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, maka

data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian

data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, dan flowchart.

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah sebuah pengorganisasian, penyatuan dari

infomasi yang memungkinkan penyimpulan dan aksi. Penyajian data

membantu dalam memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan

sesuatu, termasuk analisis yang lebih mendalam atau mengambil aksi

berdasarkan pemahaman. Sugiyono menyatakan, yang paling sering

dignakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks

yang bersifat naratif. Langkah ketiga dalam analisi data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kegiatan penarikan kesimpulan

merupakan langkah lebih lanjut setelah proses reduksi dan penyajian

data. Setelah data direduksi dan disajikan secara sistematis pada

dasarnya sudah memberikan arahan bagi kegiatan penarikan

kesimpulan.

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing)

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan

dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis

kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan

penjelasan, konfigurasi-koritigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat,

dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan “final” mungkin tidak muncul

sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya

kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan,

dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan

tuntutan-tuntutan pemberi dana.

Metode analisis data mengacu pada tujuan penelitian diantaranya :

Page 54: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

43

3.9.1 Karakteristik ekowisata pantai tiga warna di Desa Tambakrejo

Kabupaten Malang.

Karakteristik ekowisata dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu.

karakteristik potensi keindahan alam, keragaman budaya lokal, karakteristik

dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan adapun Karakteristik

Ekowisata Pantai Tiga Warna Di Desa Tambak Rejo Kabupaten Malang

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Karakteristik Ekowisata Pantai Tiga Warna Di Desa Tambak Rejo

Kabupaten Malang

No Karakteristik Ekowisata

Indikator Hasil Pengamatan/ wawancara Penelitian

Rekomendasi

1 Karakteristik Potensi Keindahan Alam

Potensi keindahan alam hayati mulai dari objek wisata utama, sampai objek wisata pendukung (flora, fauna, ekologi lainnya)

2 Karakteristik Potensi Keragaman budaya Lokal

Karakteristik keragaman budaya yang masuk kedalam pariwisata (kesenian, norma adat, ritual, dll)

3 Karakteristik Dukungan Pemerintah Daerah Terhadap Pengembangan

a) Karakteristik dukungan pemerintah dalam program pembangunan potensi wisata

b) Biaya, tenaga, infrasutruktur, peralatan, promosi, dll

c) Kebijakan pemerintah

Daerah

Page 55: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

44

3.9.2 Manajemen Pengelolaan Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa

Tambakrejo Kabupaten Malang.

Manajemen pengembagnan dan pengelolaan ekowisata meliputi

pengembangan pada obyek dan daya tarik wisata, pengembangan sarana

dan prasarana, pemasaran dan promosi pariwisata, pengembangan sumber

daya manusia. Adapun Pengembagnan Dan Pengelolaan Ekowisata

Ekowisata Pantai Tiga Warna Di Desa Tambak Rejo Kabupaten Malang

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2 Manajemen pengelolaan ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa

Tambakrejo , Kabupaten Malang

Pengembagnan Dan

Pengelolaan Ekowisata

Indikator Hasil

Pengamatan

Penelitian

Rekomendasi

Pengembangan

Obyek dan Daya

Tarik Wisata

a) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih

b) Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka, yang tidak ada pada daerah lain

c) Adanya aksesbilitas yang banyak untuk dapat menjangkau obyek wisata tersebut.

Pengembangan

sarana dan

prasarana

a) Sarana pokok kepariwisataan, yaitu perusahaan-perusahaan yang hidup dan kehidupannya tergantung kepada lalu lintas wisatwan

Page 56: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

45

yang melakukan wisata, yang fungsinya mempersiapkan dan merencanakan wisatawan. Termasuk dalam kelompok ini adalah hotel, losmen, wiswa, restoran, dan lain-lain.

b) Sarana perlengkapan kepariwisataan, adalah fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok, sehingga fungsinya membuat wisatawan lebih lama tinggal di daerah atau tempat yang dikunjunginya, yang termasuk dalam kelompok ini adalah fasilitas-fasilitas untuk bermain, olahraga, dan beribadah.

c) Sarana penunjang kepariwisataan, adalah fasilitas yang diperlukan untuk menunjang sarana prasarana pokok sarana pelengkap yang berfungsi agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjungi tersebut, yang termasuk dalam kelompok ini

d) adalah keberadaan pasar yang menjual berbagai hasil kerajianan dari masyarakat setempat.

Pemasaran dan a) Terdapat perumusan pasar baik yang nyata

Page 57: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

46

promosi

pariwisata

maupun potensial dan pengkajian yang dalam mengenai analisis kebutuhan selera dan konsumen.

b) Terdapat strategi komunikasi pemasaran, untuk memikat permintaan dengan cara meyakinkan wisatawan, bahwa daerah tujuan wisata tersedia dengan daya tarik, fasilitas, dan jasa-jasanya akan memenuhi selera wisatawan.

c) Terdapat Jasa Wisata Pendukung Seperti Agen Tour And Travel

d) Pengawasan, untuk mengevaluasi, mengukur dan menghitung hasil-hasil serta pendapatan yang diperoleh.

e) promosi melalui berbagai media

Pengembangan

Sumber Daya

Manusia

a) Peningkatan kemampuan bahasa asing di kalangan stakeholder yang bergerak di bidang pariwisata seperti tenaga kerja di pemerintah daerah usaha pariwisata.

b) Penyiapan tenaga-tenaga terampil di bidang perhotelan, restoran, biro perjalanan dan pemandu wisata.

c) Peningkatan dan pemantapan kesiapan masyarakat sebagai tuan rumah.

Page 58: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

47

d) Peningkatan kemampuan teknis di bidang perencanaan dan pemasaran pariwisata

3.9.3 Tingkat kesesuaian standar di Pantai Tiga Warna dalam prinsip dan

kriteria ekowisata Nasional

Penerapan prinsip ekowisata nasional didasarkan pada hasil lokakarya

dalam pelatihan ekowisata nasional Di Bali 25-26 Agustus 2016. Penilaian

tingkat kesesuaian dibagi kedalam empat kriteria yakni 4) sangat sesuai, 3)

sesuai, 2) kurang sesuai, dan 1) tidak sesuai. adapun kriteria kesesuain

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Kriteria Penerapan Prinsip Ekowisata Nasional hasil Lokakarya Dalam

Pelatihan Ekowisata Nasional Di Bali 25-26 Agustus 2016

No Prinsip Ekowisata

Kriteria

(pilih salah satu)

Rekomendasi

1 Peka dan menghomati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan setempat

Pengembangan ekowisata baik konsep wisata maupun sarana-prasaranan disesuaikan dengan tradisi budaya dan norma adat setempat (4) sangat sesuai (3) sesuai (2) kurang sesuai (1) Tidak sesuai

2 Memiliki kepedulian, komitmen dan tanggung jawab terhadap konservasi alam dan warisan budaya

Pengembangan dan pembangunan ekowisata dilakukan dengan kajian yang baik sehingga mampu menjaga keserasian dan kelestarian lingkungan (tumbuhan, hewan, maupun sosial) yang ada di tempat wisata (4) sangat serasi (3) serasi (2) kurang serasi (1) Tidak serasi

3 Menyediakan Wisatawan diberikan edukasi terkait

Page 59: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

48

interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaan terhadap alam

lokasi wisata dengan menyediakan pramuwisata, sarana informasi, tanda larangan untuk merusak lingkungan (4) sangat lenkap (3) lengkap (2) kurang lenkap (1) Tidak lenkap

4 Edukasi : ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat dengan wisatawan

Pemerintah memberikan sarana edukasi melalui pramuwisata, akses kepada masyarakat dan pemerhati lingkungan untuk memberikan edukasi kepada wisatawan terkait dengan pemeliharaan lingkungan dan budaya sekitar (4) sangat lengkap (3) lengkap (2) kurang lengkap (1) Tidak lengkap

5 Pengembangan harus didasarkan persetujuan masyarakat melalui musyawarah

Masyarakat terlibat aktif dalam proses pengembangan mulai dari tahap pengambilan keputusan, perencanaan, pengembanan dan pengelolaan sekaligus pemanfaatan sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahtaraan masyarakat. (4) sangat terlibat (3) terlibat (2) kurang terlibat (1) Tidak terlibat

6 Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi sekaligus memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat, lingkungan dan perusahaan

Dalam proses pengembangan ekowisata masyarakat diberdayakan mulai dari pengambilan tenaga lokal, pemanfaatan produk lokal untuk menjadi souvenir sekaligus pengembangan usaha masyarakat setempat untuk berkembang (4) sangat diberdayakan (3) diberdayakan (2) kurang diberdayakan (1) Tidak diberdayakan

7 Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku

Dalam proses pengembangan ekowisata dikembangkan sesuai dengan aturan dan memiliki landasan hukum yang kuat bahkan sesuai dengan aturan dan norma masyarakat

Page 60: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

49

(4) sangat sesuai (3) sesuai (2) kurang sesuai (1) Tidak sesuai

8 Secara konsisten memberikan kepuasan terhadap konsumen

Ekowisata menyediakan sarana fasilitas yang lengkap seperti tour guide yang berasal dari masyarakat lokal, media informasi, dan berbagai fasilitas umum lainnya seperti tempat ibadah, parkir sehingga menjamin kepuasan wisatawan (4) sangat lengkap (3) lengkap (2) kurang lengkap (1) Tidak lengkap

9 Dipasararkan dan dipromosikan dengan jujur serta akurat sehingga sesuai harapan (pemasaran yang bertanggung jawab)

Materi iklan memiliki kejelasan dan keakuratan informasi sehingga memudahkan wisatawan untuk mencerna sekaligus dikemas dengan menarik namun tetap sesuai dengan kondisi dan tidak berlebihan (4) sangat sesuai (3) sesuai (2) kurang sesuai (1) Tidak sesuai

3.9.4 Rekomendasi pengelolaan ekowisata pada pantai Tiga Warna Desa

TambakRejo, Kabupaten Malang.

Desa Tambakrejo memiliki potensi, baik itu kekayaan sumberdaya alam maupun

dukungan sumberdaya manusia untuk dikembangkannya kegiatan ekowisata.

Permintaan pasar ke kawasan ini juga potensial dan beragam ditinjau dari

berbagai wisatawan yang datang mengujungi lokasi wisata ini. Pemerintah pun

melalui beberapa instansi terkait telah berupaya untuk mendukung

pengembangan

kegiatan dimaksud. Namun agar dapat berkembang dengan lebih baik, setelah

diidentifikasi potensi dan para pemangku kepentingan yang berkompeten dengan

pengembangan ekowisata di kawasan ini, maka diperlukan sentuhan

pengelolaan. Choy dan Heillbronn (1996) dalam Yulianda 2007) mengemukakan

Page 61: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

50

lima faktor utama yang harus diperhatikan dalam pengelolaan ekowisata yaitu

lingkungan, masyarakat, pendidikan/pengalaman, berkelanjutan, dan manajemen

Tabel 4 Rekomendasi Pengelolaan Ekowisata Pantai Tiga Warna

No Faktor yang Diperhatikan

dalam Ekowisata

Hasil

Pengamatan

Penelitian

Rekomendasi

1 Lingkungan

2 Masyarakat

3 Pendidikan dan Pengalaman

4 Berkelanjutan

5 Manajemen

Page 62: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai
Page 63: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis

Desa Tambakrejo terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten

Malang. Desa Tambakrejo memiliki luas wilayah yaitu sebesar 6.703,5

ha/m2 yang terbagi menjadi 4 dusun, yaitu Dusun Tamban, Dusun Tambakrejo,

Dusun Sendang Biru Utara, dan Dusun Sendang Biru Selatan. Desa Tambakrejo

memiliki batas wilayah di sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa

Kedung Banteng, di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,

di sebelah timur berbatasan dengan Desa Tambak Asri dan di sebelah barat

berbatasan dengan Desa Sitiarjo.Bisa dilihat pada gambar 3 peta Desa

Tambakrejo dibawah ini

Gambar 3. Peta Desa Tambakrejo

Sumber : Kantor Kepala Desa Tambakrejo

Page 64: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

52

4.1.2 Demografi Desa Tambak Rejo

Desa Tambakrejo di buka mulai tahun 1887,pada saat itu yang datang

terdiri dari dua rombongan yaitu jogja , mataram,jombang yang di pimpin oleh

kyai Katam selanjutnya diresmikan menjadi Desa pada tanggal 11 februari 1897

dan Desa Tambakrejo membawai Dusun Tambak asri kecamatan Dampit. Pada

tahun 1907 terjadi pemilihan Kepala Desa yang di menangkan oleh Dusun

Tambak Asri dan pada tahun 1909 bergabung dengan Desa Sitiarjo, pada

tanggal 22 februari 1980 Desa Tambakrejo pisah dengan Desa Sitiarjo dan

Desa Tambakrejo bergabung dengan Dusun Sendangbiru.(Profil Desa

Tambakrejo,2015)

Desa Tambakrejo dihuni oleh 8.284 Jiwa dengan masing-masing jumlah

penduduk perempuan 4.706 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 3.578 jiwa

dengan jumlah kepala keluarga sejumlah 2.241 jiwa yang bertempat tinggal di

lahan pemukiman sebesar 146 ha (BPS, 2015). Secara lebih rinci penduduk

Desa Tambakrejo berusia 0-7 tahun berjumlah 989 jiwa, usia 7-18 tahun

berjumlah 1.808 jiwa, usia 18-56 tahun sejumlah 4.017, dan yang berusia lebih

dari 56 tahun berjumlah 809 jiwa. Tingkat pendidikan penduduk Tambakrejo

tercatat 438 orang tamatan SMP/sederajat, 170 orang tamatan SMA/sederajat, 5

orang tamatan D2, dan tamatan S1 sejumlah 15 orang.(Profil Desa

Tambakrejo,2015)

Sebagian besar penduduk Desa Tambakrejo beragama Kristen Protestan

(58,35%) dari total jumlah penduduknya, sedangkan sisanya beagama Islam

(41,65%) dari jumlah total penduduknya. Wilayah Desa Tambakrejo terdiri dari

dua bagian, yaitu wilayah yang berada di Pulau Jawa dan wilayah yang berada di

Pulau Sempu. Mata pencaharian penduduk Desa Tambakrejo sebagian besar

atau sejumlah 59% sebagai nelayan, sedangkan sisanya berprofesi sebagai

Page 65: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

53

petani, TKI, TNI, PNS, POLRI, Pedagang, Peternak, Karyawan swasta,

karyawan pemerintahan, pengusaha, tukang ojek,dkk.(Profil Desa

Tambakrejo,2015)

Besarnya jumlah mata pencaharian penduduk tersebut disebabkan letak

wilayah yang berada di pesisir Samudera Hindia. Komoditi utama yang tedapat di

Desa Tambakrejo ini adalah hasil perikanan laut terutama ikan tuna dan tongkol

yang berkualitas terbaik, sehingga Pelabuhan Ikan Sendang Biru menjadi

pelabuhan ikan internasional. Potensi hasil komoditas perikanan tangkap yang

ada di Desa Tambakrejo adalah ikan tuna sebesar 999,321 ton/tahun, ikan

tongkol sebesar 1.225,801 ton/tahun, sedangkan ikan kakap, cumi-cumi dan ikan

sarden sebesar 19.838 ton/tahun (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Malang, 2013). Kekayaan dan potensi laut yang cukup besar membuat sebagian

besar penduduk Desa Tambakrejo mempertahankan hidupnya sebagai nelayan.

Terjadinya perubahan iklim yang melanda Desa Tambakrejo mengakibatkan

desa sering dilanda air pasang atau ombak pasang setidaknya tiga sampai

empat kali setiap tahunnya (Kurniawan, 2014). Beberapa faktor yang

menyebabkan meningkatnya temperatur udara. Salah satunya terjadi pemuaian

air laut yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.(Profil Desa

Tambakrejo,2015)

Letak geografis desa Tambakrejo yang berbatasan langsung dengan

samudra Indonesia membuat desa tersebut memiliki banyak wisata, berupa

pantai. Pantai-pantai yang termasuk dalam wilayah desa Tambakrejo

diantaranya Pantai Weden Cilik, Pantai Bangsong, Pantai Sendiki, Pantai

Tamban, Pantai Sendang Biru,Kondang Buntung Pantai Tiga Warna, Pantai

Watu Pecah, Pantai Savana, Pantai Mini, Pantai Gatra, Pantai Clungup, Pantai

Teluk Asmoro, Pantai Tomen. Potensi pariwisata di desa Tambakrejo sangat

Page 66: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

54

tinggi karena ditinjau dari warna pasir pantai yang putih dan bersih dan lautnya

biru serta ombak yang besar dapat dijadikan tempat untuk berselancar. Selain

pantai-pantai tersebut juga tedapat pulau sempu yang pada musim tertentu

menjadi tempat mendarat dan bertelur.(Profil Desa Tambakrejo,2015)

4.2. Karakteristik Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa Tambakrejo

Kabupaten Malang

4.2.1 Karakteristik Potensi Keindahan Alam

Pantai tiga warna malang ini terletak di desa Tambak Rejo, Sendang Biru

Kabupaten Malang Jawa Timur. Pantai ini baru saja di buka pada tahun 2014

yang lalu. Tetapi sudah menjadi destinasi wisata yang popular dan banyak

dikunjungi oleh para wisatawan. Pantai ini diberi nama pantai 3 warna karena

pantai ini mempunyai tiga warna yang berbeda sesuai dengan kedalaman air

lautnya. Pantai ini memiliki keindahan yang begitu memukau. Dengan pasir putih

yang lembut, air laut 3 warna yang jernih, terumbu karang dan dikelilingi oleh

hutan lindung. Di tempat wisata ini terdapat konservasi hutan lindung yang

dikelola oleh Bhakti Alam dan dikelola langsung oleh warga sekitar pantai. Pantai

tiga warna terletak di sebelah pantai sendangbiru. Pantai sendangbiru

merupakan pintu masuk ke wisata cagar alam pulau sempu. Dengan garis pantai

yang cukup panjang membuat tempat ini asik untuk bersantai atau sekedar

bermain air.

Pantai tiga warna memiliki keindahan ekosistem dan ekologinya. Faktor-

faktor yang menjadi daya tarik pengunjung untuk datang ke pantai tiga warna ini

adalah :

Page 67: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

55

1. Keunikan Pantai yang Memiliki formasi Tiga Warna

Keunikan terbentuknya formasi tiga warna pada perairan pantai.

Faktor-faktor terbentuknya pantai tiga warna adalah panjang gelombang,

kedalaman, dan polarisasi cahaya ekosistem yang ada di perairan

Warna merah di pantai tiga warna disebabkan oleh pembiasan

cahaya matahari dimana kita tahu jika cahaya matahari terdiri dari 7

warna berbeda masing-masing warna memiliki panjang gelombang yang

berbeda semakin panjang gelombang maka akan semakin kecil kekuatan

warna untuk menembus air begitupun sebaliknya karena itu warna merah

pada air pantai ini hanya berada pada kedalaman tidak lebih dari 20

meter. Untuk warna hijau ada beberapa penyebab antara lain akibat

pengendapan lumpur didasar laut dan adanya plankton-plankton dengan

jumlah besar . dengan kedalamanan lebih dari 20 meter. Sedangakan

untuk warna biru kita ketahui jika warna itu memang menjadi warna air

laut pada umumnya yang kedalamannya lebih dari 50 meter.

2. Flora dan Fauna Pantai Tiga Warna

Beberapa fauna yang hidup di daerah pantai Tiga Warna yakni kucing

bakau yakni kucing liar yang hidupnya di habitat lahan basah dan

termasuk dalam hewan yang terancam punah, lumba-lumba, dan ikan

napoleon yang merupakan salah satu ikan karang yang hidup pada

daerah tropis dan termasuk dalam kategori hewan yang terancam punah.

Keanekaragaman spesies ikan yang terdapat dipantai tiga warna adalah

salah satu daya tarik yang dapat memukau dan memikat pengunjung.

Pengunjung dapat melihat keanekaragaman spesies ikan dan biota

perairan pantai tiga warna lainnya menggunakan alat bantu snorkeling

atau diving yang difasilitasi oleh pengeleola pantai tiga warna. lainnya

Page 68: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

56

bisa dilihat pada gambar 4 Keanekaragaman spesies ikan dan biota

perairan.

Gambar 4. Keanekaragaman Spesies Ikan dan Biota Perairan Pantai

Tiga warna

Sumber : Yayasan Bhakti Alam Sendangbiru

Selain itu, terdapat beberapa flora yang hidup di derah pantai Tiga

Warna, yakni kima (Tridacna sp) yakni sejenis kerang besar yang hidup di

perairan hangat, Lumnitzera sp yakni salah satu jenis mangrove yang

hanya dapat tumbuh di daerah pinggiran zona mangrove yakni daerah

yang berbatasan dengan daerah daratan, dan sonneratia caseolaris atau

perepat merah yakni sejenis pohon penghuni rawa-rawa tepi sungai dan

hutan bakau.

Jenis terumbu karang di perairan Pantai Tiga Warna diantaranya jenis

hard coral dan soft coral, arcopora, montifora porites olive warna warni

yang dilindungi dan dijaga melalui konservasi dan rehabilitasi oleh pihak

pengelola pantai tiga warna. Dengan adanya beberapa spesies terumbu

karang yang terdapat didasar perairan hal ini menjadi daya taraik

Page 69: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

57

pengunjung untuk melakukan diving dan snorkeling yang dapat dinikmati

keindahan terumbu karang yang bnayak dijumpai di pantai tiga warna

.keanekaragaman spesies yang terdapat di pantai tiga warna bisa dilihat

pada gambar 5 spesies terumbu karang yang terdapat di pantai tiga

warna

Gambar 5. Keanekaragaman Spesies Terumbu Karang Perairan Pantai

tiga warna

Sumber : Yayasan Bhakti Alam Sendangbiru

Pantai tiga warna merupakan salah satu tempat konservasi dan

rehabilitasi bagi flora dan fauna salah satunya adalah terumbu

karang.Pantai tiga warna ini bukan sekedar pantai yang digunakan untuk

pariwisata akan tetapi sebagai tempat untuk merawat atau rehabilitasi

flora dan fauna yang hidup didalamnya hal ini sebagi salah satu

komitmen para pengekola pantai tiga warna untuk menjaga dan

mejadikan pantai tiga warna sebagi sumber daya alam yang harus dijaga

.

Page 70: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

58

4.2.2. Karakteristik Potensi Keragaman Masyarakat dan Budaya Lokal

Pada awalnya Tambak Rejo merupakan sebuah desa Kristen yang

berada di bagian utara, sekitar 3 km dari bibir pantai. Desa Kristen adalah desa

yang semua penduduknya beragama Kristen. Adanya desa Kristen tidak dapat

dilepaskan dari kebijakan gereja dan pemerintah desa saat itu yang mewajibkan

setiap orang yang menetap di Tambak Rejo memeluk agama Kristen. Sekitar

tahun 1980-an pemerintah kabupaten Malang membuka kawasan pantai

Sendang Biru dan beberapa pantai lainnya yang berada di desa Tambak Rejo

untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan. Seiring dengan itu terjadi

perpindahan penduduk dari daerah lain menuju desa Tambak Rejo. Selain

pendatang dari suku Jawa, antara lain dari daerah Jember, Banyuwangi dan

Lamongan, mereka juga berasal dari suku-suku yang lain, antara lain Madura,

Manado dan Bugis. Adanya banyak pendatang yang menuju kawasan pantai

Tambak Rejo untuk membangun usaha di sektor perikanan, mendorong

pemerintah untuk membuka lahan untuk dijadikan pemukiman yang baru.

Sehingga wilayah desa Tambak Rejo menjadi berkembang ke arah selatan.

Sejak saat itu Tambak Rejo tidak lagi menjadi desa Kristen. Agama Islam

juga berkembang seiring dengan adanya para pendatang yang menuju Desa

Tambak Rejo. Hal tersebut tampak dari banyaknya bangunan masjid dan

mushola yang ada di desa Tambak Rejo bagian selatan. Meskipun demikian,

jejak adanya desa Kristen masih terlihat dengan jelas. Di bagian utara desa

Tambak Rejo hampir semua penduduk memeluk agama Kristen dan merupakan

warga (anggota) GKJW Jemaat 56 Tambak Rejo. Sedangkan di bagian selatan

yakni dekat pantai, hampir semua penduduknya beragama Islam, hanya

sebagian kecil warga GKJW Jemaat Tambak Rejo yang berada di sana. Bagian

utara dan selatan desa Tambak Rejo kini dibatasi dengan JLS.

Page 71: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

59

Hubungan antar umat beragama di desa Tambak Rejo terjalin dengan

baik. Konflik antar umat beragama tidak pernah terjadi. Wujud hubungan yang

baik antar umat beragama tampak dari tindakan untuk saling melakukan

perkunjungan ketika hari raya keagamaan. Umat Kristen melakukan

perkunjungan kepada umat Islam ketika hari raya Idul Fitri. Umat Islam juga

melakukan perkunjungan kepada umat Kristen ketika hari raya Natal dan Tahun

Baru. Demikian juga dengan acara keagamaan yang diadakan di rumah, juga

dihadiri umat beragama lainnya, baik Kristen maupun Islam.

Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu

memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku

keseharian mereka. Karakteristik masyarakat di Desa Tambak Rejo yakni

masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai gotong royong. Selain itu, norma

adat masyarakat juga masih berlaku di Desa Tambak Rejo.

Sebelum dikembangkan sektor kelautan dan perikanan, masyarakat Desa

Tambakrejo hanya mengenal budaya agraris. Hal tersebut karena mata

pencaharian yang ditekuni oleh masyarakat Desa Tambakrejo ada pada sektor

pertanian. Di antara warga masyarakat Desa Tambakrejo tidak ada persaingan

dalam mendapatkan penghasilan. Setelah sektor kelautan dan perikanan

dikembangkan budaya industri perdagangan muncul di dusun Sendangbiru,

khususnya bagian selatan. Budaya industri perdagangan itu telah menciptakan

persaingan di antara warga masyarakat. Persaingan antar para pengusaha ikan

dalam proses pelelangan ikan, antar nelayan dalam hal penangkapan ikan, antar

pedagang ikan dalam penjualan ikan di kios-kios, antar pemilik toko, antar

pemilik warung makan, dan lain sebagainya Dengan dibangunnya sarana jalan

dan transportasi yang mewadahi semakin memudahkan akses keluar dari

Sendangbiru menuju daerah lainnya. Dengan waktu tempuh paling lambat 30

Page 72: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

60

menit, masyarakat Desa Tambakrejo sudah dapat sampai ke pasar terdekat. Dan

dengan waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam, masyarakat Desa Tambakrejo

sudah dapat sampai ke pusat-pusat perbelanjaan yang ada di kota Malang,

untuk membeli berbagai macam barang. Mereka dapat menggunakan angkutan

pedesaan, sewa mobil, atau menggunakan sepeda motor. Budaya berbelanja ke

kota tampak di kalangan masyarakat dusun Sendangbiru. Selain itu, dengan

dibangunnya sarana jalan dan transportasi yang mewadahi juga memudahkan

akses menuju dusun Sendangbiru. Sebagai salah satu tujuan wisata yang ada di

kabupaten Malang, Desa Tambakrejo banyak dikunjungi wisatawan, baik

domestik maupun manca negara. Tingkat kedatangan para wisatawan tinggi

adalah ketika hari libur nasional, dan ketika perayaan syukuran nelayan (petik

laut) yang diadakan setiap tanggal 27 September. Kedatangan mereka tidak

hanya sekedar berwisata menikmati indahnya panorama pantai, tetapi juga

membeli ikan segar di kios-kios penjualan ikan segar. Di sinilah terjadi interaksi

antara masyarakat Desa Tambakrejo dengan para wisatawan. Masyarakat Desa

Tambakrejo menjadi mengenal berbagai gaya atau penampilan yang ditunjukkan

para wisatawan.

Salah satu tradisi yang merupakan keragaman budaya yang masih

bertahan di desa tambakrejo adalah tradisi petik laut nyaris selalu ada di setiap

kelompok masyarakat yang hidup di pesisir pantai Pulau Jawa, begitu pula

dengan kelompok nelayan di Pantai Sendang Biru. Tak hanya sebagai upacara

rutin setiap tahun, tradisi petik laut kini menjadi salah satu agenda wisata di

Kabupaten Malang.

Adanya keragaman masyarakat dan budaya Desa Tambakrejo tentunya

dalam mencari rezeki juga sangat beragam. Salah satu diantaranya adalah

denagan berprofesi menjadi petani yang memanfaatkan lahan perkebunan dan

Page 73: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

61

pertanian di daerah Dusun Sendang Biru Utara dan Sendang Biru Selatan.

Lahan yang masyarakat manfaatkan untuk bercocok tanam adalah lahan milik

perhutani yang mereka kelola dengan berorientasi untuk mencari keuntungan

dari hasil panen saja tetapi tidak memperhatikan kelestarian ekologi yang ada di

kawsan tersebut. Pada tahun 1998 Pak Saptoyo beserta perintis berdirinya

Pantai Tiga Warna berinisiatif melakukan konservasi secara swadaya dengan

cara membebaskan lahan yang telah dikelola dan dialihfungsi oleh penduduk

untuk kegiatan pertanian dengan ganti rugi dikarenakan sudah digarap

masyarakat. maka dari itu Pak saptoyo berusaha merubah pola berfikir

masyarakat Desa Tambakrejo dengan cara mengajak untuk mengelola dan

memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada di kawasan pantai tiga

warna. Akan tetapi pada proses pelaksanaanya menuai banyak konflik antara

perintis pantai tiga warna dengan masyarakat Desa Tambakrejo yang

disebabkan oleh pemahaman yang salah dan kurangnya kesadaaran untuk

melestarikan lingkungan. Pak Saptoyo dan perintis pantai tiga warna lainnya

tidak menyurutkan semangat mereka terus melakukan sosialisasi kepada

masyarakat Desa Tambakrejo dan menjalin koordinasi kepada pihak pemerintah

desa untuk memberikan dukungan baik materi maupun non materi agar

masyarakat desa tergerak berpartisipasi aktif dalam mensukseskan pendirian

dan merestorasi kawasan pantai tiga warna. Awalnya cara perintis pantai tiga

warna untuk memberikan kesadaran mencintai alam dan melestarikan

lingkungan pada masyarakat maka masyarakat di sekitar kawasan diberdayakan

untuk ikut berpartisipasi aktif dalam program gotong royong pembuatan sarana

prasarana dan penanaman mangrove di lahan seluas 81 hektare kawasan pantai

tiga warna.

Page 74: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

62

Setelah berdirinya pantai tiga warna pada tahun 2014 pihak pengelola

pantai tiga warna Bhakti Alam membantu mengatasi pengangguran masyarakat

Desa Tambakrejo terutama pemuda yang berasal dari Desa Tambakrejo yang

diserap dan diberdayakan untuk menjadi anggota yayasan Bhakti Alam terutama

bagian dari team pemandu wisata (guide) selain menjadi pemandu wisata dan

anggota yayasan pemuda dan masyarakat Desa Tambakrejo diberikan

kesempatan untuk mengelola lahan parkir dan usaha warung makan serta

jajanan yang berada di kawasan pantai tiga warna. Dengan diberdayakan

masyarakat Desa Tambakrejo maka sikap dan cara berfikir masyarakat Desa

Tambakrejo sudah mulai tumbuh rasa memiliki dan kesadaran mencintai

ekosistem yang ada di pantai tiga warna karena mereka mendapatkan nilai

ekonomi dari adaya nilai ekologi yang ada di kawasan pantai tiga warna.

4.2.3. Karakteristik Dukungan Pemerintah

Penerapan kebijakan pengembangan wisata dalam suatu daerah wisata,

diperlukan berbagai aspek-aspek pendukung baik itu aspek fisik maupun sosial.

_Aspek fisik yang terdapat di kawasan wisata Pantai Tiga Warna ini berupa

keindahan alam yang bagus yang berpotensi untuk_dikelola. Pemerintah daerah

maupun provinsi dalam pengelolaannya menggunakan prinsip pembangunan

berkelanjutan.

Pembangunan pariwisata berkelanjutan tersebut dipengaruhi_beberapa

aspek yang tidak bisa dihindari, Seperti aspek sosial dan lingkungan. Aspek

sosial sendiri berupa kesiapan masyarakat untuk mengelola dan menjaga

kelestarian alam yang dapat menjadi daya tarik, serta tingkat kesadaran

masyarakat pada wisata menjadi tolak ukur penting keberhasilan penerapan

pengelolaan dalam membangun kawasan wisata Pantai Tiga Warna Kabupaten

Malang. Aspek sosial ini merupakan pemahaman yang_berkaitan dengan

Page 75: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

63

kapasitas manfaat yang diperoleh masyarakat dengan melakukan pendampingan

yang berpihak pada masyarakat lokal atau komunitas sehingga dapat

mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan pariwisata yang

baik. Aspek lainya adalah aspek lingkungan. Aspek lingkungan melibatkan

penjagaan terhadap_ekosistem yang ada. Konservasi juga sangat diperlukan

dalam aspek lingkungan. Ekosistem yang terjaga akan membuat kawasan wisata

berkelanjutan dan dapat dinikmati secara lama.

Peran pemerintah dalam pembangunan pantai tiga warna terdiri dari tiga

kegiatan utama yaitu:

a. Peran Pemerintah Dalam Pelibatan Atau Partisipasi masyarakat

Keterlibatan anggota kelompok sadar wisata yayasan Bhakti Alam

dalam segala aspek terutama pengambilan keputusan (keputusan partisipatif)

dan pengembangan kawasan_wisata sudah berjalan dengan baik. Anggota

kelompok sadar akan hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Rapat

mingguan dijadikan ajang bermusyawarah dalam pengambilan keputusan

serta perencanaan strategi pengembangan kawasan wisata. _Rapat

mingguan juga dijadikan sebagai ajang tukar pikiran dari masing-masing

anggota kelompok.

Dalam hal pengambilan keputusan anggota kelompok sadar wisata

harus bertanggung jawab akan pembangunan pariwisata yang baik dan benar

pada kawasan wisata Pantai Tiga Warna. Keterlibatan anggota kelompok

sadar wisata Pantai Tiga Warna Kabupaten Malang dalam_semua aspek,

khususnya pengambilan keputusan (keputusan partisipatif) mempunyai

peranan yang penting dalam perencanaan pengelolaan kawasan wisata.

Salah satu prinsip dari pengembangan berkelanjutan yang adalah

mengikut sertakan anggota kelompok dalam dalam_pengambilan keputusan,

Page 76: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

64

ini dapat dilakukan secara beruntun sebagai proses peningkatan peran serta

masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan melalui tahap-tahap

perencanaan dengan adanya keterlibatan anggota masyarakat terutama

berkaitan dengan masalah identifikasi potensi pengembangan analisis dan

peramalan terhadap kondisi lingkungan mendatang.

Peran nyata yang saat ini dilakukan oleh pemerintah kepada pihak

pengelola pantai tiga warna untuk pengembangan sumber daya manusia yaitu

dengan melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Malang dengan cara

memfasilitasi stand dan menghubungkan pengelola pantai tiga warna untuk

bisa ikut pameran pariwisata di kancah lokal maupun nasional.selain itu Dinas

Pariwasata juga membantu mempromosikan Pnatai tiga warna sebagai

pariwisata unggulanyang mempunyai konsep konservasi dan ekowisata.

Sedangkan peran pemerintah yang melalui Dinas Perikanan dan

Kelautan Kabupaten Malang adalah memebrikan bantuan :

1, Fasilitas perlengkapan pembatas kawasan pantai, peralatan untuk perawatan

terumbu karang ,pemberian papan informasi pengunjung, penunjuk arah.

2. Pemberian bibit pohon mangrove sebanyak 1000 pohon bibit yang ditanam di

sekitar pantai clungup

3. Pemberian sosialisasi dan training yang berguna untuk peningkatan dan

pengembangan sumber daya manusia pihak pengelola pantai tiga warna serta

melakukan praktek arahan dan teknis cara perawatan mangrove, transpalntasi

terumbu karang dan pemberian zonasi pembatasan kedalaman pantai tiga

warna.

Page 77: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

65

b. Peran Pemerintah dalam Pengembangan Sumberdaya Manusia

Berdasarkan UU No. _Tahun 2009 tentang kepariwisataan, SDM

pariwisata pada intinya dapat digolongkan berdasarkan institusinya yaitu

institusi pemerintah, institusi swasta dan masyarakat. Berdasarkan ruang

lingkup atau pengembangan SDM pariwisata tersebut meliputi pelatian,

training skill, dan_sertifikasi. Hingga saat ini upaya peningkatan Soft skill bagi

anggota kelompok di kawasan wisata Pantai Tiga Warna sudah bagus.

Pengembangan ini dilakukan lewat pendidikan kepariwisataan, diantaranya

pendidikan tersebut melalui:

1) Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan wisata yang menyangkut

proses belajar untuk memperoleh_dan meningkatkan keterampilan diluar

sistem pendidikan yang berlaku. Pelatian di kawasan wisata pantai Tiga

Warna ini dapat dilakukan kepada anggota kelompok yang tergabung di

pokdarwis Bakti Alam. _Pelatian ini bertujuan untuk memberikan

pengetahuan kepada kelompok yang notabenya sebagai pengelolah

kawasan wisata Pantai Tiga Warna, agar pengelolaan sesuai dengan

prinsip-prinsip CBT.

2) Training Skill, _dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anggota

kelompok sadar wisata Bakti Alam untuk lebih mengembangkan

kemampuanya dengan_dengan melakukan praktek secara langsung.

3) Sertifikasi, ditunjukan untuk pemandu wisata dan pekerja_yang tergabung

dalam kelompok Bakti alam. Pemberian_sertifikasi ini berguna untuk

mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan dan

pengelolaan kepariwisataan.

Peran nyata yang dilakukan pemerintah melaui Dinas Perikanan dan

Kelautan yang smapai saat ini dilakukan adalah memberikan sosialisasi dan

Page 78: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

66

upgrading tentang konservasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

dan pengkayaan ilmu tentang konservasi sumberdaya alam dan lingkungan. Hal

ini dipraktekan secara langsung kepada pengleola seperti teknis cara perawatan

mangrove sedangkan untuk terumbu karang dberikan arahan dan cara

melakukan transplantasi terumbu karang beserta cara perawatannya.

c. Konservasi Lingkungan

Pantai yang termasuk dalam kawasan pantai tiga warna ini dikelola

oleh Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Gatra Olah Alam

Lestari (GOAL) binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur.

Sejak Tahun 2015 POKMASWAS Gatra Olah Alam Lestari secara intensif

telah melakukan kegiatan konservasi melalui Program Pengembangan Desa

Pesisir Tangguh (PDPT) dan juga konstribusi berbagai pihak yang juga peduli

dengan keselamatan sumberdaya alam di pesisir. Sampai dengan saat ini

area konservasi telah mencapai luas 81 Ha dengan kegiatan antara lain

pembibitan dan penanaman mangrove, pemasangan terumbu karang buatan,

transplantasi terumbu karang, pendidikan pada generasi usia dini (murid

sekolah) melalui kegiatan marine education tentang keselamatan ekosistem,

penetasan telur penyu dan transplantasi terumbu karang.

Peran nyata pemerintah yang dilakukan melalui Dinas Perikanan dan

Kelautan Kabupaten Malang terhadap dukungan konservasi pantai tiga warna

diantaranya pemberian bibit pohon mangrove sebanyak 1000 pohon bibit

yang ditanam di sekitar pantai clungup Pemberian sosialisasi dan training

yang berguna untuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia

pihak pengelola pantai tiga warna serta melakukan praktek arahan dan teknis

cara perawatan mangrove, transplantasi terumbu karang,pengadaan

Page 79: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

67

aprtemen ikan dan pemberian zonasi pembatasan (marine proteck area)

kedalaman pantai tiga warna.

Pengelolaan kawasan wisata Pantai Tiga Warna sangatlah bagus

dalam upaya penjagaan lingkungan, karena mereka menerapkan sistem

konservasi terhadap alam yang ada dikawasan wista Pantai Tiga Warna.

Kawasan wisata Pantai Tiga Warna menerapkan konservasi lingkungan

(Kebersihan), konservasi terumbukarang, konservasi penyu, dan konservasi

mangrove. Selain itu pengelola juga menetapkan peraturan-peraturan yang

harus di patui bagi pengunjung yaitu Carrying Capacity dan membawah

pulang sampah yang mereka bawa. Pengelolah sadar_akan keberlanjutan

lingkungan karena keuntungan pariwisata bukan hanya dinikmati sesaat tapi

harus bisa dinikmati oleh anak cucu mereka juga

d. Dalam Bentuk Program Pembangunan Potensi Wisata

Pemberian bantuan Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten

Malang berupa materi yakni berupa fasilitas kepada pihak pengelola untuk

memasarkan ekowisatanya dikancah nasional baik dalam komunitas

ekowisata maupun diluar komunitas ekowisata

e. Biaya Tenaga Infrastruktur Peralatan dan Promosi

Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis

besarnya adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik),

memperluas berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur

pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke luar

negeri. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan ekowisata pantai Tiga

Warna meliputi:

1) Adanya bantuan dari PJB (Pembangkit Jawa dan Bali) dalam bentuk

peralatan tandon air dan pembatas kawasan.

Page 80: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

68

2) Bantuan materi dan perbaikan jalan akses dari tempat parkir menuju

objek wisata dari singapore university dalam rangka pengabdian

masyarakat.

3) Bantuan fasilitas dan peralatan pembuatan rumah apung dan papan

informasi serta menjembatani hubungan dengan pihak stakeholder terkait

dngan cara menyediakan stand pameran promosi ekowisata baik di

kawasan lokal nasional maupun internasional

4) Adanya bantuan dalam pembuatan papan informasi dari Dinas Perikanan

dan Kelautan Kabupaten Malang.

f. Kebijakan Daerah

Perdes No. 3 dan Perdes No. 15 tahun 2015 terkait dengan

perlindungan hutan dan daerah kawasan konservasi ekowisata secara

langsung dan tidak langsung mendukung dalam seluruh kegiatan konservasi

yang ada di tiga warna.

4.3. Manajemen Pengelolaan Ekowisata Pantai Tiga Warna di Desa

Tambakrejo Kabupaten Malang

4.3.1 Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata

Pembahasan Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata dalam

penelitian ini terdiri dari indikator, yaitu: a) Adanya sumber daya yang dapat

menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih. b) Adanya ciri

khusus/spesifikasi yang bersifat langka, yang tidak ada pada daerah lain, dan c)

Adanya aksesbilitas yang banyak untuk dapat menjangkau obyek wisata

tersebut.

Page 81: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

69

a. Adanya Sumber Daya yang Dapat Menimbulkan Rasa Senang, Indah,

Nyaman dan Bersih

Guna mengembangkan obyek dan daya tarik wisata, salah satu yang

perlu diperhatikan adalah sumber daya alam itu sendiri apakah dapat

menciptakan suasana yang nyaman, tenang, dan keindahan alam yang nyata

Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian di lokasi wisata

pantai tiga warna menunjukkan bahwa karakteristik pantai tiga warna yang

masih alami berupa pegunungna merupakan daya tarik tersendiri. Keadaan

tersebut membuat para wisatawan yang berkunjung merasakan ketenangan

dengan disuguhkan pemandangan yang indah nan alami, lingkungan yang

bersih, udara yang masih bersih dengan tidak tercemar polusi. Selain itu,

dukungan masyarakat untuk menjaga kelestarian lokasi wisata, sehingga

pantai tiga warna dapat terjaga dari kelestariannya yang membuat para

wisatawan merasakan kepuasaan berkunjung ke pantai tiga warna. Hal

tersebut sesuai dengan wawancara bapak Saptoyo selaku pengelola pantai

tiga warna.

Pantai tiga warna ini meski dibilang belum dikenal banyak orang

dengan lokasi yang cukup jauh dari keramaian, tapi orang yang berkunjung

kesini akan mengatakan bahwa pantai ini sangat indah dan patut dijadikan

sebagai salah satu rujukan wisata yang patut untuk dikunjungi. Ditambah

dengan pengelolaan wisata yang selalu kita jaga, terkait dengan kebersihan,

keindahan, dan keamanan pantai tiga warna ini membuat siapa saja yang

berkunjung tidak akan kecewa dengan apa yang sudah disuguhkan jika

mengingat perjalanan yang harus ditempuh ke tempat ini membutuhkan

tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Salah satu cara yang kita lakukan

adalah setiap pengunjung harus reservasi terlebih dahulu karena kuota

Page 82: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

70

pengunjung di pantai ini dibatasi, hal ini dikarenakan kawasan pantai tiga

warna merupakan kawasan konservasi yang masih sangat dilindungi. Selain

itu juga guna menjaga kebersihan kita mengharuskan para pengunjung

menggunakan guide. Hal tersebut dilakukan guna membatasi wisatawan

yang datang ke pantai 3 warna. Jika kuota sudah penuh, maka rombongan

yang baru datang harus menunggu rombongan yang lainnya kembali. Hal ini

dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian pantai 3 warna. Jika

terlalu banyak pengujung ditakutkan akan membuat pantai cepat kotor.

Hal tersebut juga didukung dari salah satu masyarakat yang

berkunjung ke pantai tiga warna tersebut. Pantai tiga warna ini merupakan

salah satu surge dunia bagi saya. Ketika saya pertama kali sampai saya

begitu takjub dengan panorama alamnya, pantai yang dikelilingi pegunungan

yang masih alami, laut yang tenang dan jernih. Sekarang menemukan tempat

wisata yang masih terjaga alami sangat jarang kita dapat, apalagi lokasi

wisata yang bersih dan tingkat keamanan yang terjaga membuat saya

merasa tenang untuk menikmati waktu liburan disini. Pantai ini sangat bersih

dari sampah. Jika kita meninggalakan sampah di loasi wisata maka kita juga

akan didenda per item sampah yang kita tinggalkan. Jadi kita belajar

bagaimana menjaga lingkungan wisata agar tetap bersih.

Hal tersebut juga dapat diketahui dari berbagai dokumentasi yang

mendukung hasil pegamatan dan wawancara yang ada. Bisa dilihat gambar 6

untuk keindahan dan kebersihan pantai tiga warna

Page 83: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

71

Gambar 6 Keindahan dan Kebersihan Pantai Tiga Warna

Berdasakan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengembangan obyek dan daya tarik wisata pantai tiga warna terkait sumber

daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih

sudah dikelola dengan baik yang ditunjukkan keindahan alam lokasi wisata

yang masih terjaga dengan baik dan alami, sehingga keadaan pantai tiga

warna masih sangat segar, jauh dari polusi, nyaman, tenang, serta bersih.

Selain juga dukungan masyarakat sekitar dalam menjaga kelestarian pantai

tiga warna, sehingga pantai tiga warna menjadi salah satu obyek wisata yang

dikelola dengan baik.

b. Adanya Ciri Khusus/spesifikasi yang Bersifat Langka, yang tidak ada

pada Daerah Lain

Dalam upaya pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata, hal

lain yang patut diperhatikan adalah ciri khas atau keunikan obyek wisata itu

yang dapat dinikmati oleh para pengunjung yang tidak bisa didapatkan di

tempat lain. Hal tersebut menjadi salah satu strategi menarik minat para

wisatawan untuk datang berkunjung dan membuat mereka mengingat apa

yang pernah mereka dapatkan ketika berkungjung sebagai pembeda dengan

obyek wisata lain.

Page 84: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

72

Ciri khusus yang dapat ditemukan di tempat wisata pantai tiga warna

ini adalah keindahan alamnya itu sendiri yang masih terjaga dengan alami

yang dikelola sedemikian rupa, sehingga nuansa ketenangan dan

kenyamanan dapat diperoleh para pengunjung yang mungkin tidak bisa

didapatkan di tempat wisata lain. Wisata pantai tiga warna ini salah satu

tempat wisata yang patut dikunjungi dengan keindahan alam yang

dtawarkan. Pegunungan di bibir pantai yang hijau, laut yang tenang dan

jernih dengan mempunyai warna yang berbeda-beda, sehingga disebut

pantai tiga warna sungguh kesatuan luar biasa yang membuat pantai tiga

warna mempunyai keindahan dan keunikan tersendiri. Disini kita bisa melihat

terumbu karang di dasar laut dengan mata terbuka, kita juga bisa melkukan

snorkeling yang menjadi daya tarik wisatawan yang ingin menyelam tanpa

harus berenang jauh sampai tengah laut.

Hal tersebut didukung hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua

pengelola bapak saptoyo pantai tiga warna. Hasil wawancara tersebut

adalah:

“Keunikan pantai ini adalah keindahan pantai yang masih alami.

Dengan pasir putih, air laut yang begitu tenang dan jernih, terumbu

karang yang dapat terlihat dengan mata terbuka, dikelilingi oleh hutan

lindung, dan terutama yang menjadi ciri khas dan juga sebagai nama

tempat wisata ini adalah pantai dengan air laut 3 warna dengan

kedalaman air lautnya. Selain keindahan alam tersebut, yang menjadi

ciri khas di tempat ini adalah sistem pengelolaan yang kita lakukan.

Misalnya, membatasi pengunjung sehingga para wisatawan harus

melakukan reservasi dulu. Setiap pengunjung harus didampingi oleh

guide. “

Page 85: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

73

Selain itu, hasil wawancara dengan salah satu pengunjung obyek

wisata pantai tiga warna yang mendukung hal tersebut adalah:

Uniknya pantai tiga warna ini terutama terletak pada warna air dari

pantainya sendiri yang mempunyai tiga warna. Saya sendiri tertarik

untuk datang kesini awalnya ya mendengar cerita kalau airnya

mempunyai warna yang berbeda-beda. Jadi saya penasaran untuk

datang kesini. Sebelum itu, saya juga banyak mencari informasi di

internet tentang pantai ini. Saya juga tidak menyangka jika masih ada

obyek wisata yang alami dan begitu bersih dari sampah. Sampai ada

denda jika kita melanggar aturan tersebut. Belum lagi yang

mengharuskan menyewa guide. Awalnya saya merasa aneh pantai

ada guidenya, tapi ketika sudah disini saya mulai memahami kenapa

diharuskan ada guide”

Hal tersebut juga dapat diketahui dari berbagai dokumentasi yang

mendukung hasil pegamatan dan wawancara yang ada. Bisa dilihat pada

gambar 7 untuk keunikan panatai tiga warna

Gambar 7.Keunikan Pantai Tiga Warna

Page 86: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

74

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diketahui bahwa salah

satu pengembangan obyek dan daya tarik wisata terkait ciri khas atau

keunikan obyek wisata pantai tiga warna ini terletak pada air pantai secara

alami yang mempunyai warna berbeda-beda dengan kedalaman air lautnya.

Hal tersebut menjadi ciri khas tersendiri dari pantai ini sebagai daya tarik

wisatawan untuk datang berkunjung yang mungkin tidak bisa ditemukan di

tempat wisata lain.

c. Adanya Aksesbilitas yang Banyak untuk Dapat Menjangkau Obyek

Wisata Tersebut

Indikator terkahir yang dapat mendukung pengembangan obyek dan

daya tarik wisata adalah akses yang dapat digunakan untuk mencapai lokasi

wisata. Aksesbilitas yang disediakan oleh pengelola juga mempunyai peran

guna menarik wisatawan untuk berkunjung. Akses yang mudah dijangkau

dapat lebih mudah membuat wisatawan tertarik, namun tidak menutup

kemungkinan akses yang membutuhkan banyak tenaga atau menghabiskan

banyak waktu juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pera pengunjung karena

merasa tertantang. Akses yang lebih sulit dijangkau menjadi daya tarik

pengunjung untuk datang mencoba dan berhasil menakhlukannya. Mereka

akan jauh lebih menikmati karena untuk mencapainya membutuhkan banyak

perjuangan.

Ada dua pilihan rute menuju pantai 3 warna malang ini. Tetapi yang

paling banyak digunakan adalah rute menuju ke arah pantai goa cina.

Pertama dari kota malang kemudian menuju daerah gadang turen. Mengikuti

arah menuju pantai sendang biru. Setelah berjalan selama 2 jam akan

menemukan persimpangan menuju ke pantai goa cina atau pantai sendang

biru kemudia bisa mengambil jalan menuju ke pantai goa cina. Lurus saja

Page 87: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

75

sekitar 2 km sampai menemukan persimpangan jalan. Ambil arah ke kiri

menuju ke TPI ( tempat pelelangan ikan). Nanti anda akan masuk ke sebuah

perkampungan warna dan ambilah arah menuju ke clungup mangrove

conservation.

Rute menuju pantai tiga warna malang masih berlanjut. Dari daerah

pintu gerbang clungup mangrove conservation, anda bisa melihat pintu masuk

menuju ke pantai tiga warna. Untuk sampai ke pintu gerbang pantai tiga

warna, anda memang harus melalui mangrove conservation dan pantai

clungup terlebih dahulu. Jika menggunakan sepeda motor, anda bisa melalui

jalan sempit tersebut. Tetapi jika anda menggunakan mobil harus di parkir

sekitar 1 km sebelum masuk ke mangrove conservation kemudian bisa

melanjutkan perjalana’n dengan jalan kaki.

Sementara pada pantai tiga warna ini, akses yang dapat digunakan

relatif mudah jika dibandingkan dengan obyek wisata alam lain. Namun, juga

cukup menantang bagi mereka yang jarang berkungjung ke temat wisata

alam. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada

pengelola pantai tiga warna. Hasil wawancara tersebut adalah:

“Para pengunjung untuk sampai ke tempat ini membutuhkan

perjalanan yang cukup panjang. Untuk para pengunjung yang

menggunakan transportasi roda empat hanya bisa sampai pada

perkampungan warga dan menemukan plang dengan tulisan Clungup

Mangrove Conservation (sebelum Bank BRI) dan harus berjalan

kurang lebih 1km. Sementara untuk pengunjung beroda dua dapat

melanjutkan perjalanan dengan akses jalan sempit yang masih

berupa tanah liat sampai ke pintu utama pantai clungup. Selanjutnya

meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Pantai Gatra.

Page 88: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

76

Dari pantai ini membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk

sampai di pantai tiga warna.”

Hal tersebut juga didukung dari salah satu masyarakat yang

berkunjung ke pantai tiga warna tersebut.

“Saya datang kesini dengan rombongan yang berjumlah 8. Kami naik

mobil, sehingga saya harus parkir dan berjalan untuk sampai disini

dan melewati 2 pantai sebelumnya, yaitu pantai clungup dan gatra.

Akses kesini tidak terlalu sulit daripada wisata alam lain. Sebenarnya

untuk saya sendiri yang suka tantangan dan traveling kurang

menantang, tapi ada teman saya yang tidak terlalu suka traveling jadi

bagi dia perjalanan kesini sangat sulit dan menghabiskan banyak

tenaga, jadi kita harus berhenti sejenak ketika ada teman lain yang

kelelahan”

Hal tersebut juga dapat diketahui dari berbagai dokumentasi yang

mendukung hasil pegamatan dan wawancara yang ada. Bisa dilihat pada

gambar 8 akses menuju pantai tiga warna

Page 89: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

77

Gambar 8. Akses Menuju Pantai Tiga Warna

Jika dilihat dari gambar diatas dapat diketahui akses jalan atau rute menuju

kelokai pantai tiga warna tidaklah sulit hal ini mudah untuk digapai oleh para

pengunjung atau para wisatawan yang datang. Hal ini juga sesuai dengan

wawancara dengan salah satu pengunjung atau wisatwan mba KH beserta

dengan rombongan :

“Ya kalau rute dan jalan gak susah kok mas mudah ditemukan dan

jalnnya nya juga enak ya cuma karena makadam aja kalau yang gak suka

traveling mungkun saja berat tapi bagi kami gak ada masalah “

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diketahui bahwa salah satu

pengembangan obyek dan daya tarika wisata terkait aksesbilitas dapat

menjangkau obyek wisata pada dasarnya mempunyai akses yang cukup mudah

dan kurang adanya tantangan bagi para pengunjung yang suka traveling.

Sementara bagi para pengunjung yang tidak terlalu tertarik sama dunia traveling

maka akses menuju pantai tiga warna ini dirasa terlalu sulit untuk ditempuh.

Page 90: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

78

4.3.2. Pengembangan Sarana dan Prasarana

Pembahasan Pengembangan sarana dan prasarana dalam penelitian ini

terdiri dari 3 indikator, yaitu: a) Sarana pokok kepariwisataan, yaitu perusahaan-

perusahaan yang hidup dan kehidupannya tergantung kepada lalu lintas

wisatwan yang melakukan wisata, yang fungsinya mempersiapkan dan

merencanakan wisatawan. Termasuk dalam kelompok ini adalah hotel, losmen,

wiswa, restoran, dan lain-lain. b) Sarana perlengkapan kepariwisataan, adalah

fasilitas- fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok, sehingga fungsinya

membuat wisatawan lebih lama tinggal di daerah atau tempat yang

dikunjunginya, yang termasuk dalam kelompok ini adalah fasilitas-fasilitas untuk

bermain, olahraga, dan beribadah. dan c) Sarana penunjang kepariwisataan,

adalah fasilitas yang diperlukan untuk menunjang sarana prasarana pokok

sarana pelengkap yang berfungsi agar wisatawan lebih banyak membelanjakan

uangnya di tempat yang dikunjungi tersebut, yang termasuk dalam kelompok ini

adalah keberadaan pasar yang menjual berbagai hasil kerajianan dari

masyarakat setempat.

a. Sarana Pokok Kepariwisataan,

Guna mendukung pengembangan sarana dan prasarana khususnya

sarana pokok dalam kepariwisataan yaitu perusahaan-perusahaan yang

hidup dan kehidupannya tergantung kepada lalu lintas wisatawan yang

melakukan wisata, yang fungsinya mempersiapkan dan merencanakan

wisatawan. Termasuk dalam kelompok ini adalah hotel, losmen, wiswa,

restoran, dan lain-lain.

Sarana dan prasarana pokok pantai tiga warna ini sudah cukup baik.

Para wisatawan yang ingin bermalam sudah disediakan tenda-tenda untuk

berkemah, namun masih belum ada penginapan di dalam tempat wisata ini.

Page 91: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

79

Namun, tidak jauh dari tempat ini sudah ada penginapan yang biasa dijadikan

rujukan wisatawan. Penginapan tersebut juga sudah menyediakan makanan

yang dapat menjamu para pengunjung. Di pantai gatra juga terdapat

beberapa tempat yang menyediakan makanan yang bisa dimanfaatkan oleh

pengunjung, namun di pantai tiga warna sendiri masih belum ada.

Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan kepada

pengelola pantai tiga warna. Hasil wawancara tersebut adalah:

“Sarana dan prasarana yang disediakan di tempat wisata ini cukup

baik. Keadaan tersebut dikarenakan wisata ini adalah wisata alam,

sehingga kami juga ingin menjaga kelestarian alam dengan tidak

banyak pembangunan di area lokasi wisata yang dapat merusak

lingkungan. Selain itu juga, lokasi wisata yang tidak memungkinkan

karena lumayan jauh dari perkampungan. Namun, kita sudah

sediakan tenda bagi para pengunjung yang ingin bermalam disini

dengan biaya sewa lahan dan tenda Rp. 50.000. Bagi para

pengunjung yang tidak suka berkemah, sekitar 3,25 km ada

penginapan yang dilengkapi dengan lestoran, sehingga dapat

dimanfaatkan oleh pengunjung. “

Hal tersebut juga didukung dari salat satu masyarakat yang

berkunjung ke pantai tiga warna tersebut

“Saya rasa sarana yang disediakan cukup baik namun harus

dibenahi. Terutama makanan dan minuman yang bisa kita akses. Ada

tapi lumayan jauh dari lokasi sini, dan kurang banyak pilihan, variasi

makanan dan minuman yang disediakan masih sangat minim”

Page 92: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

80

Hal tersebut juga dapat diketahui dari berbagai dokumentasi yang

mendukung hasil pegamatan dan wawancara yang ada. Bisa dilihat pada

gambar 9 untuk sarana pokok pantai tiga warna.

Gambar 9. Sarana Pokok Pantai Tiga Warna

Sarana dan prasarana pokok pantai tiga warna ini pada dasarnya

cukup memadai akan teatpi perlu dibenahi. Hal tersebut dikarenakan lokasi

yang cukup sulit untuk ditempuh, jadi pembangunan terkait sarana dan

prasarana yang mendukung dan dapat mempermudah wisatawan masih

belum terlaksananya, seperti penginapan dan kuliner, dan sejenisnya.

b. Sarana Perlengkapan Kepariwisataan

Pantai ini sudah dikelola oleh sebuah lembaga yang bernama Bhakti

Alam Sendangbiru, tentunya mempunyai tiket masuk. Biaya masuknya sangat

murah meriah. Hanya 5 ribu rupiah per orangnya. Untuk sampai ke pantai 3

warna harus menggunakan guide. Biaya guide sekitar 100 ribu per 10 orangnya.

Jika datang sendiri atau berdua bisa bergabung dengan kelompok lainnya. Dari

pihak pengelola selalu membatasi wisatawan yang datang ke pantai 3 warna.

Jika kuota sudah penuh anda harus menunggu rombongan yang lainnya

Page 93: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

81

kembali. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian pantai 3

warna. Jika terlalu banyak pengujung akan membuat pantai cepat kotor.

Guna mendukung pengembangan sarana dan prasarana khususnya

sarana perlengkap adalah fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok,

sehingga fungsinya membuat wisatawan lebih lama tinggal di daerah atau

tempat yang dikunjunginya, yang termasuk dalam kelompok ini adalah fasilitas-

fasilitas untuk bermain, olahraga, dan beribadah.

Sarana pelengkap pada pantai tiga warna ini seperti tempat olahraga

sudah tersedia, yaitu snorkeling dan diving yang banyak menjadi alasan para

pengunjung untuk dating karena pesona dan keindahan ekosistem terumbu

karang bersera fauna flora yang ada di perairan pantai tiga warna. Sementara

sarana pelengkap seperti tempat bermain dan beribadah belum tersedia,

sehingga bagi pengunjung anak-anak tidak ada tempat khusus untuk bermain,

tapi keadaan air yang tenang bisa dimanfaatkan untuk bermain anak. selain itu

bagi yang tidak bisa berenang disediakan perahu sekoci yang dipandu oleh

guide pantai tiga warna.sedangkan untuk camping ground area pengelola pantai

tiga warna sudah menyediakan tempat dan fasilitas penyewaan semua

peralatannya. Sedangkan bagi para pengunjung yang ingin melakukan ibadah

dapat memanfaatkan peralatan seadanya yang seharusnya disediakan sendiri

oleh pengunjung.

Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan kepada

pengelola pantai tiga warna. Hasil wawancara tersebut adalah:

Sarana pelengkap yang ada di tempat wisata ini adalah perlengkapan untuk

snorkeling yang sudah kami sediakan. Pengunjung hanya mengeluarkan biaya

sewa sebesar Rp. 25.000 sudah mendapat baju pelampung, kacamata dan alat

bantu pernapasan. Sedangkan untuk tempat bermain khusus dan tempat

Page 94: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

82

beribadah belum tersedia, sehingga para pengunjung dapat memanfaatkan

fasilitas seadanya yang sudah tersedia.

Hal tersebut juga didukung dari salat satu masyarakat yang berkunjung

ke pantai tiga warna tersebut.

Sarana pelengkap yang tersedia di wisata pantai tiga warna ini sangat belum

memadai, terutama yang sangat saya rasakan adalah tempat beribadah. Jadi,

untuk pengunjung muslim tidak bisa leluasa melakukan ibadah ketika wisata ke

tempat ini. Namun, kalau olahraga sudah tersedia, seperti snorkeling. Teman-

teman saya kesini juga karena ingin mencoba snorkeling.

Hal tersebut juga dapat diketahui dari berbagai dokumentasi yang

mendukung hasil pegamatan dan wawancara yang ada. Bisa dilihat gambar

10 sarana pelengkap pantai tiga warna

Gambar 10.Sarana Pelengkap Pantai Tiga Warna

Berdasarkan pemaparan di atas, maka sarana pelengkap di tempat

wisata pantai tiga warna ini juga belum memadai. Terutama tempat

beribadah dan bermain bagi pengunjung anak-anak. Akan tetapi, sarana

pelengkap seperti olahraga sudah ada yaitu snorkeling yang banyak menjadi

Page 95: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

83

alasan para pengunjung tertarik dengan tempat wisata lain, selain keindahan

alam yang disuguhkan.

c. Sarana Penunjang Kepariwisataan

Guna mendukung pengembangan sarana dan prasarana khususnya

sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas yang diperlukan untuk

menunjang sarana prasarana pokok sarana pelengkap yang berfungsi agar

wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjungi

tersebut, yang termasuk dalam kelompok ini adalah keberadaan pasar yang

menjual berbagai hasil kerajinan dari masyarakat setempat.

Sarana penunjang di tempat wisata pantai tiga warna ini belum

tersedia sama sekali. Tidak ada fasilitas yang disediakan seperti pusat

perbelanjaan terkait oleh-oleh khas tempat wisata.

Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan kepada

pengelola pantai tiga warna. Hasil wawancara tersebut adalah:

“Kalau sarana penunjang seperti pusat perbelanjaan di tempat

wisata ini memang belum tersedia. Keadaan tersebut dikarenakan

wisata ini lebih menekankan pada wisata alam, sehingga kami

juga belum berencana mengembangkan hal-hal seperti pusat

perbelanjaan. Kalau mungkin hanya sekedar oleh-oleh khas

tempat wisata seperti kaos yang bertulisakan pantai tiga warna,

atau gantungan kunci, masih kami rencanakan kedepannya.”

Hal tersebut juga didukung dari salah satu masyarakat yang berkunjung

ke pantai tiga warna tersebut.

Page 96: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

84

“Sarana penunjang memang belum ada, sehingga bisa ditambah

dengan mengembangkan tempat wisata. Misalanya, jajanan khas

daerah sekitar, kaos, dan sebagainya “

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka sarana penunjang di tempat

wisata pantai tiga warna ini memang belum tersedia namun sudah

direncakanan. Perencanaan sarana penunjang tersebut diantaranya adalah

oleh-oleh khas seperti kaos bertuliskan pantai tiga warna, gantungan kunci

dan sebagainya. Namun, pihak pengelola belum memikirkan pengembangan

seperti pusat perbelanjaan. Hal tersebut dikarenakan wisata ini lebih

menekankan pada wisata alam dan sebagai langkah untuk menjaga

kelestarian alam itu sendiri agar tidak terlalu banyak pembangunan yang

dapat merusak alam ksusunya di tempat wisata pantai tiga warna.

4.3.3. Pemasaran dan Promosi Pariwisata

a. Terdapat Perumusan Pasar Baik yang Nyata maupun Potensial dan

Pengkajian yang dalam Mengenai Analisis Kebutuhan Selera dan

Konsumen.

Dalam rangka mengambangkan sebuah tempat wisata maka

dibutuhkan sebuah stretagi pemasaran dan promosi. Adapun selah satu

langkah yang dapat digunkan dalam mengembangkan wisata khususnya

pantai tiga warna dengan meyesuaikan prkembangan zaman yang dapat

dilakukan dengan melihat atau menga nalisis sesiatu kebutuhan atau

kesukaan yang menarik dan minat oleh para wisatawan misalmya

tempat untuk berfoto yang menarik, peralatan snorkeling yang baik dan

murah, serta sebuah tempat makan dengan menu yang yang terjagkau

Page 97: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

85

harganya, cinderamata yang khas berdasarkan potensi lokal dan

sebagainya

Hal ini juga sesuai dengan Ketua pengelola pantai tiga warna

bapak Saptoyo beliau mengatakan bahwa :

“kalau untuk usaha kami dalam mengembangkan promosi tentang

pantai tiga warna sudah kami lakukan mas baik dan yang paling

banyak menggunakan media sosial ya kami dibantu sama

mahasiswa yang berasal dari kampung sini, saat ini juga kami

sedang berusaha lebih meningkatkan sarana yang lebih menarik

misalnya ada mascot, foto boat yang kekinian, yah pokoknya

pantai yang cocok untuk semua kalangan sehingga wisatawan

puas dengan wisata pantai tiga warna ini dan gak menyesal yang

diharapkan bisa memberikan kabar kepada orang lain dengan

pengalamanya.”

Berdasarakn wawancara diatas juga dikuatkan oleh ibu Ani, beliau

mengatakan :

“Iya mas ada rencana dari bapak RT katanya kalau ibuk-ibuk

jualan disini kayak dibuatkan warung kuliner terus kerajinan

tangan buat oleh-oleh yang jangan mahal-mahal”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya

pengembangan wisata pantai tiga warna tambak rejo melalui promosi

dan pemasaran teru dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan

menggukan media sosial, selain itu juga dalam meingkatkan promosinya

sudah ada sebuah rencana yang stretegis untuk menarik minat

Page 98: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

86

wisatawan dengan diadaknnya sebuah warung kuliner , foto boat, dan

oleh-oleh yang secara keseluruhan dengan harga yang terjangkau.

b. Terdapat Strategi Komunikasi Pemasaran untuk Memikat Permintaan

dengan Cara Meyakinkan Wisatawan, bahwa Daerah Tujuan Wisata

Tersedia dengan Daya Tarik, Fasilitas, dan Jasa-jasanya akan

Memenuhi Selera Wisatawan.

Pemasaran dan promosi juga dapat dilakukan dengan berbagai

macam cara misalnya dengan menggunkan media sosial seperti

intragram facebook,website dan lain lain hal ini bertujuan agar dapat

meyakinkan para wisatawan bahwa pantai tiga warna memiliki daya tarik

pesona yang tinggi yang didalmnya terdapat foto tau video keindahan

wisata pantai tiga warna tambak rejo. Hal yang tidak kalah pentingnya

adalah tersedianya berbagai macam fasilitas yang menarik misalnya

fasilitas snorkeling yang banyak disukai oleh banyak orang karena secara

langsung dapat menikmati keindahan dibawah laut Tiga warna yang

menarik yang bisa dinikati oleh para wisatawan.Selain itu juga Pengelola

pantai tiga warna juga menyiapkan jasa guide yang dapat membantu

para wisatawan dan hal ini juga sebagai daya tarik atau fasilitas yang

diberikan khusunya bagi wisatawan yang datan dari mancanegara.

Hal ini juga dijelaskan olehh salah satu pengelola pantai tiga

warna pada bagian penyewaan alat snorkeling bapak Miko, beliau

menjelaskan bahwa :

“kami itu mas berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang

selalu dibutuhkan oleh para wisatawan khususnya pada wisata

pantai, nah dalam hal ini kami menyiapkan alat snorkeling yang

bisa dimanfaatkan untuk menikmati keidahaan dan panorama

Page 99: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

87

dibawah laut yang biasanya pasti sangat disukai oleh para

wisatawan ya gimana gak betah mas memang dibawah laut itu

menyenangkan apalagi ditambah batu karang yang warna-warni

siapa yang tidak tergoda. Nah hal ini juga salah satu langkah

pemasaran dan promosi yang kami lakukan agar para wisatawan

tertarik dan datang kesini”

Hal ini juga dikuatkan oleh salah satu wisatawan yang dating jauh

dari Jakarta,yaitu mba Kamilia beliau mengatakan bahwa:

“iya mas saya datang kesini pas lagi libur kuliah saja, saya

penasaran karena melihat video dari salah satu teman yang

pernah kesini yang katana pantainya sangat tenang dan bagus

dan hal yang penting jauh dari kebisingan, kalau menurut saya

wiasata pantai tiga warna ini sudah sangat menarik tinggal ini

poles sedikit misalya dengan menambah wahana banana boat

dan sebagainya”

Bisa dilihat pada gambar 11 untuk komunikasi pemasaran melaui sosial

media

Page 100: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

88

Gambar 11 Komunikasi Pemasaran melalui sosial media

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi pemasaran dilakukan agar wisata pantai tiga warna lebih

dikenal banyak orang dengan fasilitas yang menjanjikan sehingga para

wisatawan semakin tertarik untuk mengunjungi wisata pantai tiga warna

yang terletak di desa Tambakrejo Kabupaten Kota Malang.

c. Terdapat Jasa Wisata Pendukung

Sebelum mengunjungi wisata pantai tiga warna wisatawan

diwajibkan untuk mendaftar diri sebelum keberangkatnnya dengan kata

lain membooking kepada pihak pengelola pantai tuga warna. Bedasarkan

hasil observasi menyebutkan bahwa setiap harinya hanya ada 400 orang

pengunjung atau wisatawan yang dapat masuk dan menikmati pesona

keindahan wisata pantai tiga warna hal ini dikarenkan untuk menjaga

keseimbangan dan kealamian ekosistem pantai agar tidak rusak selain itu

jaga membawa guide dalam mengunjungi pantai tiga warna ini juga

menjadi syarat agar dapat memasuki kawasan wisata pantai tiga warna

hal ini dilakukan agar guide membantu pengelola untuk terus menjaga

keasrian pantai tiga warna dari jahatnya tangan wisatawan yang

Page 101: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

89

usil.untuk mempermudah wisatawan juga pengelola pantai tiga warna

juga telah menjalin kerjasama dengan beberapa agen travel dan guide

untuk membantu para wisatawan yang datang kepantai tiga warna.

Hal ini juga dijelaskan oleh pihak pengelola Pantai tiga warna

bapak Saptoyo beliau mengatakan bahwa :

“kami memang menjalin kerjasama dengan berbagai biro jasa

travel dan event organizer akan tetapi kita sampaikan kepada

pihak agen atau event organizer bahwsanya ada aturan mas

untuk para wisatawan yang datang wajib membawa guide hal ini

dilakukan sebagi bentuk usaha untuk tetap menjaga pantai tiga

warna dari kerusakan, tetapi tidak usah khawatir jasa guide kami

siapkan untuk membantu para wisatawa agar memudahkan untuk

bisa masuk kepantai tiga warna dan menikamti keindahannya dan

baiya untuk tarif juga murah terjangkau sekiatar 100.000/10 orang,

kalau gak ketat gini bahaya mas apalagi tanpa guide haduh

tangan usil dari para pengunjung bia saja terjadi iya kan?”

Hal ini juga dipertegas dengan salah seoarang pengunjung, yang

berasal dari kota Malang ibu Yeni beliau menegaskan “

“Saya booking pantai 2 minggu yang lalu melaului agen jasa travel

dan rada ruwet tapi kalau sudah masuk kebayar semuannya haa

haa bagus banget mas pantainya, tenang yang penting gak

membahayakn karena ombaknya kecil aman buat keluarga, untuk

guide saya dibantu pihak pengelola pantai tiga warna sendiri ya

gak mahal lah toh juga ini dilakukan agar pantai kita terjaga iya

kan, bagi saya gak masalah

Page 102: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

90

Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwasanya

pihak pegelola pantai tiga warna memberikan persyaratan untuk

membawa guide kepada para wisatawan yang datang dan masuk

kedalam arena pantai tiga warna hal ini dimasudkan untuk

membantu menjaga keasrian pantai tiga warna agar tidak rusak.

Adapaun kebijakan penegelola juga membantu dengan cera

memberikan jasa guide yang dibutuhkan untuk dapat berkunjung

kepantai tiga warna. Bisa dilihat pada gambar 13 untuk jasa

wisata pendukung pantai tiga warna

Gambar 13 Jasa Wisata Pendukung Pantai Tiga Warna

d. Pengawasan, untuk Mengevaluasi, Mengukur dan Menghitung Hasil-

hasil serta Pendapatan yang Diperoleh.

Dalam mendapatlan data terkait pengawasan untuk

mngevaluasi,mengukur, dan mnghitung apa pendapat yang dirasakan

oleh para wisatawan yang datang kepantai tuga warna. Dalam hal ini

penglola memberikan lembaran sebagai saran atau masukan dala rangka

pernaikan dan pegembangan pantai tiga warna.

Hail ini juga dikatakan oleh pengelola pihak tiga warna Mas Eko beliau

mangatakan bahwa :

Page 103: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

91

“Dalam upaya mengetahui komentar atau pendapat pengunjung

pihak pengelola juga memberikan kotak suara kritik dan saran

untuk perbaikan guna pengembangan wisata pantai tiga warna

menjadi lebih baik lagi dan menutup segala kekurangan yang ada,

tapi ya seperti tadi mas step by step apa yang bias kami lakukan

serta bagaimana kepuasan yang didapatkan wisatawan dari

pengelolaan wisata pantai tiga warna.”

Hal ini juga dipertegas oleh bapak Saptoyo yang menyebutkan :

“iya mas pendapat orang lain itu penting biar kita tau mana yang

harus diperbaiki, dan apa yang menjadi kendala sehingga bisa

kita perbaiki dan kita tingkatkan agar semakin bagus pengelolaan

nya .seminggu sekali kita juga mengadakan evaluasi dengan team

Bhakti Alam terhadap kekurangan apa saja yang harus kita

benahi”.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa Pengawasan,

untuk mengevaluasi, mengukur dan menghitung hasil-hasil serta

pendapatan yang diperoleh didapatkan dari pendapat para wisatawan

yang datang ke pantai tiga warna yang diaharapkan kritik dan saran

dapat membantu pengembangan pengelolaan terhadap pantai wisata tiga

warna Tambakrejo Kabupaten Malang serta pihak pengelola

mengadakan musyawarah dan evaluasi kepada team pengelola untuk

memebnahi kekuarngan sarana prasarana yang ada.

Page 104: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

92

e. Promosi melalui Berbagai Media

Komunikasi pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh

pengelola pantai tiga warna dilakuakn dengan berbagi macam media

salah satunya adalah media sosial seperti:instrgram, Facebook, twitter,

dan website.Berdasarkan fenomena yang tejadi bahwasanya promosi

atau pemasaran sangat mudah dilakukan dengan mengunkan media

sosial karena mayoritas masyrakat sekarag adalah pengguna media

sosial aktif.

Hal ini juga dijelaksn oleh salah satu pengelola Mas Ferik salah

satu mahasiswa universitas negeri di Malang menyebutkan bahwa :

“Saya dengan pihak pengelola yang lain terus aktif melakukan

promosi mas apalagi melalui facebook,website dan instagram hal

ini dikarenkaan mudah dan paling cepat diketahui oleh banyak

orang selain itu bukan hanya foto yang bisa kita berikan tetapi

juga berbentuk video sehingga para pengguna juga dapat melihat

dan menyaksikan bagaimana indahnya pantai tiga warna ini,

keanekaragaman fauna dan flora yang ada di Pantai Tiga Warna

serta segala bentuk aktifitas kami baik di dalam maupun dluar

Pantai Tiga Warna. Hal ini juga dilakukan agar para wisatawan

juga tertarik dengan panti tiga warna dan dating kesini untuk

megunjungi terakhir kali wisatawan mancanegara yang datang

adalah berasal dari Australia dan Singapura”

Hal ini juga dijelaskan oleh salah satu pengunjung panitia pantai

Tiga Warna saudari Ayu yang menegaskan bahwa:

Page 105: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

93

“Saya mendapatkan informasi lewat IG mas kog pas saya lihat

pantainya bagus banget kan ada video sekitar durasi 1 menit nah

dari situ saya tertarik dan bertekat kesini dan kesini juga butuh

perjuangan karena harus booking dan menncari guide dulu

sebagai syarat yang harus dilengkapi sebelum masuk pantai tiga

warna.”

Dari pernyataan dapat disimpulkan bahwasanya pengelola pantai

tiga warna telah melakukan komunkasi pemasaran dan promosi dengan

menggunkan media sosial yang dinilai sangat cepat dan efektif untuk

digunakan menarik para wisatawan baik negeri maupun dalam negeri

4.3.4. Pengembangan Sumber Daya Manusia

a. Peningkatan Kemampuan Bahasa Asing di Kalangan Stakeholder

yang Bergerak di Bidang Pariwisata seperti Tenaga Kerja di

Pemerintah Daerah Usaha Pariwisata.

Keterampilan dan kemampuan berbahasa asing sangatlah penting

dimiliki khusunya sebagai stakeholder sertempat hal ini dikarenakan tidak

seluruhnya wisatawan yang datang bersal dari dalam negeri saja aan

tetapi luar negeri.Untuk itu pelatihan kebahasaan asing tentang

pariwisata atau guide yang dimiliki pengelola pantai tiga warna harus

dilakukan.

Hal ini juga dijelaskan oleh bapak Saptoyo selaku ketua pengelola

pantai tiga warna belia mengatakan bahwa :

“Kami punya kendala mas khususnya dibidang bahasa asing,

seperti yang sampean tau banyak wisatawan yang datang dari

mancanegara yang hanya bisa bahasa asing saja untuk itu

Page 106: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

94

berbagai macam cara saya lakukan untuk melatih khususnya

bahasa asing yaitu bahasa Inggris.”

Hal ini juga dipertegas oleh Mas Ferik selaku pengelola pantai tga

warna beliau menegasakan bahwa:

“ya untuk sementara kami memang mendapatkan pelatihan tapi

ya masih juga susah mas, untung saja kami dibantu oleh pihak

guide jadi paling gak ada yang menerjemahkan kepada kami.tapi

disisi lain sebagai pihak pengelola kami merasa kurang dalam

melayani wisatawan khususnya wisatawan yang datang dari

mancanegara”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu

kendalan yang dihadapi adalah tentang kamampuan berbahasa asing

khusunya bgai stakeholder kan tetapi telah ada upaya yaitu dengan

diadaknnya pelatiahan bahasa asing yang akan sering dilakukan untk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang professional.

b. Penyiapan Tenaga-tenaga Terampil di Bidang Perhotelan, Restoran,

Biro Perjalanan dan Pemandu Wisata.

Dalam peningkatan sumber daya manusia khussnya dibidang

perhotelan, restoran, biro perjalanan dan pemandu wisata pengelola

pantai tiga warna juga memberikan sebuah pelatiahn yang dilanjutkan

dengan tahap perencanaan akan perkambangan patai tiga warna hal ini

dilakukan untuk terus mengembangakan obyek wisata yang dapat

dimanafat oleh masyarakat setempat khusunya dibidang perekonomian.

Page 107: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

95

Hal ini juga dijelaskan oleh pihak Ketua pengelola pantai tiga warna

bapak Saptoyo beliau menjelaskan bahwa :

“saat ini kami sedang menyiapkan dan melatih sumber daya

manusia yang profesional dan ahli dalam bidangnya mas, terkait

tentang perhotelan, restoran, biro perjalanan dan pemandu wisata

kami berusaha yang mengisi tempat itulah adalah masyarakat

didaerah sini sendiri.maka dari itu saya merencanakan untuk

mengadakan beragi macam pelatihan terkait hal tresebut dan siap

maju ketahap perencanaan yang dilakukan sendiri oleh

masyarakat setempat untuk itu pengembangan SDM sangatlah

penting”

Hal ini jiga dijelaskan oleh salah satu pemuda didesa Tambak

Rejo saudara Pak Joko beliau menegasakan bahwa :

“iya masa kami diminta oleh pak lurah untuk mempersiapkan diri

dan mempelajari dengan mengikuti pelatihan yang dilakukan

gunan membangun SDM khusunya masyarakat disekitar pnatai

tiga warna agar kekayaan lokal bisa kembali pada masyarakat

sendiri dan kami dari barisan pemuda desa tambak rejo siap untuk

itu”

Dari penjelas diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakt siap untuk

menerima berbagai macam pelatihan alam membnagun SDM msyarakat

didesa tambak rejo dan hal ini dukung oleh berbagai macam pihak.

Page 108: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

96

c. Peningkatan dan Pemantapan Kesiapan Masyarakat sebagai Tuan

Rumah.

Sumber daya manusia merupakan baian terpenting dalam sebuah

orgnisasi hal ini digunkan untuk membangun SDM yang berkualitas tinggi

selain itu juga mental masyarakat harus segera dibentuk karea ini akan

menjadi dasar keberhasilan suatu SDM yang sukses.Pihak engelola

pantai tiga warna tambak rejo harus memiliki kontribusi yang tinggi dalam

meningkatan dan memantapan akan kesiapan masyarakat khsunya

desa tambak rejo sebagai tuan rumah dengan terus berkembangnya

wisata pantai tiga warna manjadi wisata yang besar dan diminati ole

bnyak orang baik wisatawan dalam negeri atau luar negeri.

Hal ini juga dijelaskan oleh bapak Saptoyo selaku ketua pengelola

pantai tiga warana beliau mengatakan bahwa :

“Kami telah bekerjasama dengan berbagai pihak stakeholder desa

untuk mensosialisasikan tentang rencana dan tantangn yang

harus dihadapi oleh masyarakat khusunya tambak rejo.adapun hal

ini digunkan sebagai media untuk membangun mental dan

kesiapan warga tambekrejo untuk bersaing dan mendapatkan

sebuah keuntungan yang dimannfaatkan untuk mengembangkan

pertumbuhhan ekonominya.”

Hal ini juga dijelasakn oleh ibu Jum salah satu masyarakat desa Tambak

rejo beliau menegaskan bahwa :

“Kami selalu mendapat arahan mas baik dalam PKK, posyandu,

pengajian dan lain lain untuk mempersiakan diri dan

memanfaatkan peluang untuk menumbuhkan perekonomian

Page 109: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

97

didesa tambak rejo khususnya dengan memberdayakan ibu-ibu

rumah tangga dan kami siap untuk itu “

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan mental

mental dan kesiapan ,syaraat telah dilakukan dan saat ini masyarakat

sudah berani untuk bersaing dan nghadapi perkembangan dengan

adanya pengembang pantai tiga warana tersebut yang tujuannya untuk

menumbuhkan perekonimoan dan pemeberdayaan perempaun didesa

tambak rejo

d. Peningkatan Kemampuan Teknis di Bidang Perencanaan dan

Pemasaran Pariwisata

Dalam pembinaan meningkatan kemampuan teknis di bidang

perencanaan dan pemasaran pariwisata pengelola telah bekerja sama

dengan stakeholder setempat untuk memili dan melatih masyarakat yang

memiliki potensi dibidang perencaanaan dan pemasaran yang kami ambil

dari para sarjana yang berasal dari desa tersebut.

Hal ini juga sesuai dengan pendaopat bapak Saptoyo beliau

mengatakn bahwa :

“untuk perencanaan dan pemasaran kami merekrut dan memilih

masyarakat kami sendiri yang memiliki kemampuan dibidang

tersebut yang tidak kuliah atau sudah lulus kuliah hal ini bertujuan

untuk mmbangun sebuah system yang didalamnya terdapat

generasi muda yang kemampuan tenaga, dan fikirannya sangat

penuh dengan keraativitas serta untuk mengurangi pengangguran

dan memberikan manfaat ekonomis dalam memberdayakan

masyarakat setempat.”

Page 110: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

98

Hal ini juga ditegakan oleh saudara Ferik salah satu warga dan

mahasiswa di PTN malang menegaskan”

“saya memang sering diminta untuk belajar bagaimana

perancangan dan pemasaran yang kebetulan saya juga aktif

dibidang teknologi informasi, bagi saya sebagai generasi muda

saya harus siap dan membantu perubahan didesa saya sebagai

generasi muda adalah kewajiban yang tidak dapat diganggu gugat

mas”

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa,

Peningkatan kemampuan teknis di bidang perencanaan dan pemasaran

pariwisata sudah dilakukan oleh berbagai pihak dengan merekrut dan

memiih msyarakat Desa Tambakrejo yang memiliki kemampuan dibidang

itu dan seliruh pihak sepakat untuk mengadakan pengambanagn beruapa

pelatihan dibdiang tersebut demi terwujudnya SDM yang berkualiatas.

4.4. Tingkat Kesesuaian Standar di Pantai Tiga Warna Dalam Prinsip dan

Kriteria Ekowisata Nasional

Berdasarkan hasil kuisioner yang didapatkan di lapang sesuai

teknik pengumpulan data .Penerapan prinsip ekowisata nasional

didasarkan pada hasil lokakarya dalam pelatihan ekowisata nasional Di

Bali 25-26 Agustus 2016. Penilaian tingkat kesesuaian dibagi kedalam

empat kriteria yakni 4) sangat sesuai, 3) sesuai, 2) kurang sesuai, dan 1)

tidak sesuai.yang mengacu pada beberapa prinsip dan kriteria pada

kuisioner penelitian yang dijelaskan seperti dibawah ini :

Page 111: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

99

1. Pengembangan ekowisata baik konsep wisata maupun sarana-

prasaranan disesuaikan dengan tradisi budaya dan norma adat setempat

(4) sangat sesuai

(3) sesuai

(2) kurang sesuai

(1) Tidak sesuai

2. Pengembangan dan pembangunan ekowisata dilakukan dengan kajian

yang baik sehingga mampu menjaga keserasian dan kelestarian

lingkungan (tumbuhan, hewan, maupun sosial) yang ada di tempat wisata

(4) sangat serasi

(3) serasi

(2) kurang serasi

(1) Tidak serasi

3. Wisatawan diberikan edukasi terkait lokasi wisata dengan menyediakan

pramuwisata, sarana informasi, tanda larangan untuk merusak lingkungan

(4) sangat lenkap

(3) lengkap

(2) kurang lenkap

(1) Tidak lenkap

4, Pemerintah memberikan sarana edukasi melalui pramuwisata, akses

kepada masyarakat dan pemerhati lingkungan untuk memberikan edukasi

kepada wisatawan terkait dengan pemeliharaan lingkungan dan budaya

sekitar

(4) sangat lengkap

(3) lengkap

(2) kurang lengkap

Page 112: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

100

(1) Tidak lengkap

5. Masyarakat terlibat aktif dalam proses pengembangan mulai dari tahap

pengambilan keputusan, perencanaan, pengembanan dan pengelolaan

sekaligus pemanfaatan sehingga memberikan dampak positif bagi

kesejahtaraan masyarakat.

(4) sangat terlibat

(3) terlibat

(2) kurang terlibat

(1) Tidak terlibat

6. Dalam proses pengembangan ekowisata masyarakat diberdayakan

mulai dari pengambilan tenaga lokal, pemanfaatan produk lokal untuk

menjadi souvenir sekaligus pengembangan usaha masyarakat setempat

untuk berkembang

(4) sangat diberdayakan

(3) diberdayakan

(2) kurang diberdayakan

(1) Tidak diberdayakan

7. Dalam proses pengembangan ekowisata dikembangkan sesuai dengan

aturan dan memiliki landasan hukum yang kuat bahkan sesuai dengan

aturan dan norma masyarakat

(4) sangat sesuai

(3) sesuai

(2) kurang sesuai

(1) Tidak sesuai

8. Ekowisata menyediakan sarana fasilitas yang lengkap seperti tour guide

yang berasal dari masyarakat lokal, media informasi, dan berbagai fasilitas

Page 113: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

101

umum lainnya seperti tempat ibadah, parkir sehingga menjamin kepuasan

wisatawan

(4) sangat lengkap

(3) lengkap

(2) kurang lengkap

(1) Tidak lengkap

9. Materi iklan memiliki kejelasan dan keakuratan informasi sehingga

memudahkan wisatawan untuk mencerna sekaligus dikemas dengan

menarik namun tetap sesuai dengan kondisi dan tidak berlebihan

(4) sangat sesuai

(3) sesuai

(2) kurang sesuai

(1) Tidak sesuai

Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan

dengan membuat klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada

anggapan atau opini responden.

a. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju

b. Skor 3 untuk jawaban setuju

c. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju

d. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.

Total perolehan dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh nilai

yang diperoleh dari setiap jawaban responden. Rata-rata dihitung dengan

cara total perolehan dibagi dengan jumlah responden. Penilaian kategori

kesesuaian bisa dilihat pada tabel 5 untuk kategori kesesuaian.

Page 114: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

102

Tabel 5 Tabel Kategori Kesesuaian

No Skor Kategori

1 26-32 Sangat sesuai

2 20-25 Sesuai

3 14-19 Kurang sesuai

4 8-13 Tidak Sesuai

Berdasarkan keterangan dan penjelasan diatas maka didapatkan

tabel kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pantai tiga warna bisa

dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :

Page 115: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

103

Tabel 6 Tabel Kesesuaian

NO Prinsip Ekowisata

Responden

Total Rata-rata

Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Peka dan menghomati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan setempat

3 2 3 2 3 3 2 3 21 2.63 Sesuai

2 Memiliki kepedulian, komitmen dan tanggung jawab terhadap konservasi alam dan warisan budaya

4 3 2 2 4 2 3 2 22 2.75 Sesuai

3 Menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk menikmati alam dan meningkatkan kecintaan terhadap alam

3 2 3 3 3 3 2 3 22 2.75 Sesuai

4 Edukasi : ada proses pembelajaran dialogis antara masyarakat dengan wisatawan

4 2 2 2 2 2 2 2 18 2.25 Kurang Sesuai

5 Pengembangan harus didasarkan persetujuan masyarakat melalui musyawarah

3 3 2 3 4 2 3 3 23 2.88 Sesuai

6 Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi sekaligus memberikan kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat, lingkungan dan perusahaan

2 2 3 2 4 3 2 2 20 2.50 Sesuai

7 Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku

3 3 2 3 4 2 3 3 23 2.88 Sesuai

8 Secara konsisten memberikan kepuasan terhadap konsumen

2 3 3 2 3 3 3 2 21 2.63 Sesuai

9 Dipasararkan dan dipromosikan dengan jujur serta akurat sehingga sesuai harapan (pemasaran yang bertanggung jawab)

3 2 2 3 3 2 2 3 20 2.50 Sesuai

Rata-rata 3 2.4 2.4 2.4 3.3 2.4 2.4 2.6

21.11 2.64 Sesuai

Page 116: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

104

Dari tabel diatas satu persatu dari kesembilan prinsip ekowisata

dapatr dijelaskan dan diuraikan sebagai berikut :

4.4.1 Peka dan Menghomati Nilai-Nilai Sosial Budaya dan Tradisi

Keagamaan Setempat

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada poin pertama

terkait kepekaan dan menghomati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan

setempat sudah menunjukkan kategori sesuai dengan total skor yang diperoleh

dari responden sebesar 21 dengan rata-rata 2,63.

Hal tersebut ditunjukkan dengan pola kehidupan antar warga sekitar

dengan tetap menjaga nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagaaman setempat,

sehingga budaya yang sudah ada dan mereka pegang selama ini tetap menjadi

pedoman mereka dalam mengelola obyek wisata yang juga sebagai karakteristik

wisata dengan nilai-nilai budaya yang mereka miliki. Dengan demikian,

pengelolaan obyek wisata dan perkembangannya akan selalu menjadi prioritas

mereka karena nilai-nilai yang ada dalam obyek wisata adalah gambaran atau

cerminan nilai-nilai sosial budaya yang mereka anut dalam kehidupan. Nilai-nilai

sosial budaya yang negatif dalam obyek wisata juga dapat menempatkan

penduduk setempat pada posisi yang dapat merendahkan mereka. Oleh

karenanya, penting adanya menjaga nilai-nilai sosial budaya dan tradisi di obyek

wisata sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya dan tradisi yang dianut masyarakat

daerah sekitar guna perkembangan wisata daerah tetap berada pada posisi yang

sesuai dengan harapan masyarakat sekitar area wisata itu sendiri.

Page 117: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

105

4.4.2. Memiliki Kepedulian, Komitmen dan Tanggungjawab terhadap

Konservasi Alam dan Warisan Budaya

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada poin kedua terkait

kepedulian, komitmen dan tanggung jawab terhadap konservasi alam dan

warisan budaya menunjukkan kategori sesuai dengan total skor yang diperoleh

dari responden sebesar 22 dengan rata-rata 2,75.

Hal tersebut ditunjukkan dengan kepedulian, komitmen, dan tanggung

jawab masyarakat sekitar dalam mengelola obyek wisata pantai tiga warna agar

tetap terjaga kelesteraiannya dengan peraturan-peraturan yang mereka

berlakukan di dalamnya. Seperti halnya aturan pembuangan sampah

sembarangan di daerah obyek wisata, sehingga siapapun yang melanggar

dikenakan sanki yang tidak tanggung-tanggung dengan denda sebesar Rp.

100.000 per sampah yang mereka tinggalkan. Guna mengetahui apakah para

pengunjung wisata meninggalkan sampah atau tidak di area wisata, maka sudah

ada petugas yang bertanggung jawab untuk mencatat barang atau apapun yang

kemungkinan dapat mengotori area wisata kepada para pengunjung sebelum

masuk area wisata dan mengecek apakah barang yang mereka bawa masuk

sesuai dengan barang yang mereka bawa ketika meninggalkan area wisata.

Belum lagi adanya peraturan pembatasan jumlah pengunjung setiap harinya,

sehingga wisatawan harus boking terlebih dulu jika ingin berkunjung ke tempat

wisata pantai tiga warna. Peraturan tersebut diberlakukan tidak lain agar

kelestarian alam obyek wisata tetap terjaga dari tangan-tangan yang tidak

bertanggung jawab, sehingga dapat merusak obyek wisata. Peraturan tersebut

hanya salah satu contoh bentuk dari kepedulian, komitmen, serta tanggung

jawab masyarakat dalam menjaga kelestarian alam dan warisan budaya.

Page 118: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

106

4.4.3. Menyediakan Interpretasi yang Memberikan Peluang kepada

Wisatawan untuk Menikmati Alam dan Meningkatkan Kecintaan

terhadap Alam

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada poin ketiga terkait

menyediakan interpretasi yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk

menikmati alam dan meningkatkan kecintaan terhadap alam menunjukkan

kategori sesuai dengan total skor yang diperoleh dari responden sebesar 22

dengan rata-rata 2,75.

Hal tersebut juga ditunjukkan dengan cara yang dilakukan dalam

mengelola obyek wisata pantai tiga warna. Peraturan-peraturan yang

diberlakukan baik dalam pembatasan pengunjung, mewajibkan adanya guide

untuk mendampingi pengunjung dalam menikmati obyek wisata, denda ketika

meninggalkan sampah, dan sebagainya adalah wujud agar para pengunjung

dapat menikmati keindahan alam yang masih alami tanpa banyak campur tangan

manusia yang tidak bertanggung jawab. Keadaan tersebut dilandasi karena tidak

sedikit obyek wisata alam kita yang kini mulai rusak dan sudah jauh dari

kealamiannya. Padahal, obyek wisata alam adalah salah satu obyek wisata yang

digunakan para wisatawan untuk mendapatkan ketenangan dengan menikmati

keindahan alam yang masih terjaga kelestariaanya.

4.4.4. Edukasi: Ada Proses Pembelajaran Dialogis antara Masyarakat

dengan Wisatawan

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada poin keempat

terkait edukasi atau adanya proses pembelajaran dialogis antara masyarakat

dengan wisatawan menunjukkan kategori kurang sesuai dengan total skor yang

diperoleh dari responden sebesar 18 dengan rata-rata 2,25.

Page 119: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

107

Hal tersebut pada dasarnya sudah diberlakukan seperti peraturan yang

dikenakan ketika membuang sampah sembarangan sebagai pembelajaran bagi

para wisatawan untuk ikut serta menjaga kelestarian alam dan lingkungan, serta

pentingnya dalam menjaga lingkungan sebagai tempat tinggal semua makhluk

hidup. Akan tetapi dalam pendekatan ekowisata, pusat informasi menjadi hal

yang penting dan dapat juga dijadikan pusat kegiatan dengan tujuan

meningkatkan nilai dari pengalaman seorang turis yang bisa memperoleh

informasi yang lengkap tentang lokasi atau kawasan dari segi budaya, sejarah,

alam, dan menyaksikan acara seni, kerajinan dan produk budaya lainnya. Hal ini

yang mungkin menjadi alasan para wisatawan memberikan penilaian kurang

sesuai dalam menanggapi perihal terkait. Oleh karenanya, penting adanya

papan-papan informasi terkait dengan obyek wisata, hasil kerajinan atau produk

daerah setempat, dan sejenisnya sebagai salah satu cara agar wisatawan untuk

belajar lebih jauh tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan obyek

wisata.

4.4.5. Pengembangan harus Didasarkan Persetujuan Masyarakat melalui

Musyawarah

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada poin kelima terkait

pengembangan harus didasarkan persetujuan masyarakat melalui musyawarah

menunjukkan kategori kurang sesuai dengan total skor yang diperoleh dari

responden sebesar 23 dengan rata-rata 2,88.

Hal tersebut ditunjukkan dengan sistem yang mereka lakukan dalam

pengelolaan obyek wisata. Setiap peraturan dan kebijakan yang diambil adalah

hasil musyaswarah bersama masyarakat setempat sehingga tidak ada anggota

masyarakat yang merasa keberatan dengan peraturan dan kebijakan yang

diambill. Dengan demikian, masyarakat dapat saling bekerja sama dan

Page 120: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

108

mendukung demi pengembangan obyek wisata, karena setiap masyarakat

mempunyai kesempatan untuk mendapat manfaat dengan adanya obyek wisata

di daerah sekitar mereka, baik dari segi perekonomian, sosial, pendidikan, dan

sebagainya.

4.4.6. Memberdayakan dan Mengoptimalkan Partisipasi Sekaligus

Memberikan Kontribusi Secara Kontinyu Terhadap Masyarakat,

Lingkungan Dan Perusahaan

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada point keenam

terkait Memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi sekaligus memberikan

kontribusi secara kontinyu terhadap masyarakat, lingkungan dan perusahaan

dengan total skor yang diperoleh dari responden sebesar 21 dengan rata-rata

2,50.

Hal tersebut menunjukan bahwa pengolala terus berupaya dalam

memaksimalkan kontribusi dalam pengembangan terhadap masyarakat

setempat. Misalnya dengan memberikan tempat untuk pengelolaan pantai tiga

warna yang SDM nya diambil dari warga atau masyarakat didesa kawasan

pantai tiga warna, memberikan pelatihan dan wawasan pengembangan ekonomi

bagi masyarakat sekitar, dan memberikan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan

sebagai pengetahuan tentang bagaimana mencintai dan merawat lingkungan

serta memanfaatkan keterampilan berdasarkan SDM setemapat.

4.4.7. Mentaati Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada point ketujuh

terkait Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku menunjukkan

kategori sesuai dengan total skor yang diperoleh dari responden sebesar 23

dengan rata-rata 2,83. Kriteria dan prinsip Mentaati peraturan perundang-

Page 121: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

109

undangan yang berlaku salah satu point yang memiliki nilai tinggi berdasarkan

dengan tabel hasil penghitungan responden.

Hal tersebut berdasarkan hasil observasi peneliti yang menunjukan

bahwa pengelolaan pantai tiga warna secara keseluruhan telah dilaksanakan

dengan baik sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun

2009 Tentang Kepariwisataan misalnya usaha yang dilakukan oleh pihak

pengelola dengan melakukan penbatasan wisatawan yang datang setiap harinya

maksimal berjumlah 100 orang dengan ditemani guide dengan kategori 1 guide

untuk 10 orang hal ini dilakukan sebagai wujud dari pemeliharaan pantai tiga

warana agar menjaga ekosistem dari kerusakan berdasarkan undang-undang

yang berlaku dan masih banyak yang lainnya.

4.4.8. Secara Konsisten Memberikan Kepuasan Terhadap Konsumen

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada point kedelapan

terkait kekonsistennya dalam memberikan kepuasaan terhadap konsumen

menunjukkan kategori sesuai dengan total skor yang diperoleh dari responden

sebesar 21 dengan rata-rata 2,6.

Hal tersebut berdasarkan hasil observasi peneliti yang menunjukan

bahwa pihak pengelola pantai tiga warna secara konsisten berupaya

memberikan kepuasaan bagi konsumen (wisatawan).Hal ini dibuktikan dengan

adanya berbagai macam usaha yang dilakukan yairu dengan terus melakukan

pengembangan sarana dan prasarana yang ada didalam pantai tiga warna

sehingga wisatawan yang datang merasa puas dengan berbagai fasilitas yang

diberikan selain itu juga dalam meningkatkan kepuasan terhadap konsumen

(wisatawan) dengan menyiapkan sumber daya manusia yang profesional

dibidang kepariwisataan adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak

pengelola misalnya dngan melakukan berbagai pelatihan SDM seperti bahasa

Page 122: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

110

asing, administrasi, pelayanan umum, guide professional. Hal ini dilakukan

sebagai wujud upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam memberikan

kepuasaan kepada konsumen (wisatawan ) yang datang.

Adapun hal ini bertujuan agar dapat menimbulkan kesan “ingin kembali”

kepada wisatawan yang pernah datang berkunjung. Yang kemudian didukung

dengan Masyarakat yang ramah akan sangat berperan dalam pengelolaan

ekowisata pantai tiga warana dalam memberikan kepuasaan terhadap konsumen

(wisatawan). Untuk itu pendidikan dan pelatihan menjadi salah satu usaha

pengelola pantai tiga warna memberikan kepuasaan konsumen (wisatawan)

yang datang.

4.4.9. Pemasaran yang Bertanggung Jawab

Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria ekowisata pada point kesembilan

terkait pemasaran yang promosikan dengan jujur serta akurat sehingga sesuai

harapan (pemasaran yang bertanggung jawab) menunjukkan hasil dengan

kategori sesuai yang dengan total skor yang diperoleh dari responden sebesar

20 dengan rata-rata 2,50

Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan hasil observasi peneliti yang

menunjukan bahwa dalam meningkatkan promosi dan pemasaran pantai tiga

warna setelah dilakukan dengan berbagai macam usaha salah satunya adengan

menyeseuaikan kebutuhan dan kesukaan para wisatawan sehingga menjadi

daya tarik seperti keindahan kenyamanan dan fasilitas sarana prasarana yang

terdapat di pantai tiga warna dengan cara sistem checking sampah dan

pembatasan kuota atau kapasitas pengunjung serta pendampingan pengunjung

menggunakan guide (pemandu) yang kompeten dalam bidang ekowisata.

Adapun strategi komunikasi pemasaran pihak pengelola pantai tiga warna

mendekati konsumen dan memperluas pasar ekowisata pantai tiga warna

Page 123: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

111

melalui sarana sosisal media berupa instagram, facebook twitter blog maupun

website serta mencantumkan contack person tujuannya agar konsumen atau

pengunjung sebelum berangkat menuju pantai tiga warna melakukan konfirmasi

dan reservasi agar mendapatkan tanggal dan kuota yang deberikan oleh pihak

pengeleola. Selain menggunakan sosial media pihak pengelola juga menjalin

hubungan bekerjama dengan dinas pariwisata Kabupaten Malang untuk

mengikuti pameran-pameran ekowisata di kancah lokal, nasional maupun

internasional dan begabung dengan komunitas pemerhati lingkungan hidup dan

ekowisata seperti IGEV dan INDECON

Selanjutnya promosi dan pemasaran pengelola pantai tiga warna juga

melakukan kerja sama dengan adanya kerjasama dengan pihak biro jasa tour

dan travel terkait dengan penyedia jasa tour dan travel tujuannya untuk

mempermudah memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada pengunjung

.selain itu hubngan kerjasama ini secara tidak langsung bertujuan untuk

mempromosikan ekowisata pantai tiga warna.

Page 124: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

112

4.5 Arahan/rekomendasi Pengelolaan Ekowisata di Perairan Pesisir Desa

Tambakrejo

No Faktor yang

Diperhatikan

dalam

Ekowisata

Hasil Pengamatan Penelitian Rekomendasi

1 Lingkungan Masyarakat banyak belum

mengetahui dan memahami

apa arti penting kegiatan

konservasi masih banyak

yang melakukan tindakan

yang mengancam kerusakan

pantai tiga warna dan

mengancam keberlanjutan

ekositem yang ada dipantai

tiga warna seperti

pengeboman ikan untuk

mencari ikan di kawasan

pantai tiga warna.

Belum terdapat marine

proteck area serta penjaga

dan pengawas pantai 24 jam

yang dapat melindungi dan

menjaga kaasan pantai tiga

warna untuk menghindari

aktifitas yang dilakukan oleh

masyarakat desa tambakrejo

yag dapat merusak

kelestarian alam pantai tiga

warna

Pengelola pantai tiga

warna beserta

stakeholder terkait

sebaikanya melakukan

sosialisasi dan

penyuluhan kepada

masyarakat berupa

pengetahuan dan

pemahaman pentingnya

dan manfaat dari

kegiatan konservasi

yang dilakukan pantai

tiga warna

Pengelola pantai tiga

warna membuat

pengawasan secara

berkelanjutan untuk

memeinimalisir kegiatan

yang dapat merusak

dan mengancam

keberlanjutan ekosistem

pantai tiga warna

seperti memberikan

pembatas kawsan dan

pengawasan 24 jam

pada kawasan pantai

Page 125: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

113

tiga warna.

2 Masyarakat Masyarakat belum

sepenuhnya dilibatkan dalam

mengembangkan ekowisata

pantai tiga warna karena

kurangnya sosialisasi

terhadap adanya kawasan

konservasi pantai tiga warna

selain itu minimnya

pemahaman masyarakat

terhadap tindakan konsevasi

Pemerintah

bekerjasama dengan

pihak pengelola pantai

tiga warna diharapkan

memfasilitasi kegiatan-

kegiatan pendidikan,

pelatihan, penyuluhan

dan pendampingan bagi

pengembangan

keterampilan

masyarakat. pemberian

keringanan pajak dan

kemudahan dalam

pengurusan ijin

berusaha yang dapat

menggerakan roda

perekonomian

masyarakat Desa

Tambakrejo

3 Pendidikan

dan

Pengalaman

Dalam upaya pemberian

edukasi kepada pengunjung

dalam menampilkan kesenian

dan budaya lokal masyrakat

Desa Tambakrejo yang

terlihat di kawasan ekowisata

pantai tiga warna masih

belum terapat di kawasan

pantai tiga warna

Pihak pengelola

menyediakan dan

memberikan edukasi

dalam bentuk

menampilakan kesenian

dan budaya lokal untuk

bisa menjadi daya tarik

pengunjung dan

memberikan

pengetahuan serta

wawasan kepada

Page 126: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

114

pengunjung

4 Berkelanjutan belum adanya aspek hukum

yang jelas terhadap aturan

terkait pengelolaan pantai

pantai tiga warna

Pihak pengelola untuk

lebih memperhatikan

aspek legalitas dan

aturan terkait

pengelolaaan pantai

tiga warna

5 Manajemen Belum adanya investor dan

bantuan dari pemerintah

untuk membantu dan

mendukung pengembangan

ekowista pantai tiga warna

Pengelola pantai tiga

warna mencari pihak

investor untuk

mengembangkan

sarana prasarana

ekowisata pantai tiga

warna dengan

bekerjasama dengan

investor diharapkan

dapat membantu pihak

pengelola pantai tiga

warna dalam

melakaukan

pengembangan sarana

prasarana ekowisata

pantai tiga warna

Pihak pengelola

berkoordinasi dengan

pemerintah dalam

pembangunan sarana

dan prasarana

penunjang kegiatan

ekowisata (misalnya

Page 127: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

115

akses jalan menuju

pantai tiga warna,

sarana prasarana listrik,

air dan telekomunikasi)

4.6 Peluang Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekowisata

di Desa Tambakrejo

Salah satu hal yang menjadi ukuran keberhasilan pengembangan

ekowisata pada suatu kawasan adalah keterlibatan masyarakat lokal dalam

kegiatan ekowisata tersebut dapat dioptimalkan. Karena tujuan ekowisata adalah

juga untuk dapat menyejahterakan masyarakat lokal. Oleh karena itu,

berdasarkan deskripsi dan analisis data lapangan yang telah dilakukan di atas,

maka peluang pelibatan masyarakat dalam pengembangan kegiatan ekowisata

di Desa tambakrejo antara lain:

1. Jasa Penginapan

Fasilitas penginapan yang tersedia di Desa Tambakrejo hanya

beberapa buah dengan kapasitas kamar yang masih terbatas. Hal ini dapat

menjadi peluang pemberdayaan masyarakat setempat dalam pengembangan

ekowisata melalui penyewaan rumah tempat tinggalnya kepada para

wisatawan. Rumah yang akan ditawarkan untuk disewakan tidak harus

mewah karena justru kedatangan para wisatawan ke tempat ini untuk

menikmati alam yang masih alami dan gaya hidup penduduk lokalnya.

Rumah yang memiliki nilai seni yang alami dan nilai sejarah, justru yang

paling digemari para wisatawan untuk ditinggali. Yang utama yaitu suasana

yang nyaman, bersih dan keramahan pemilik rumah. Hal ini sesuai dengan

pernyataan bapak Saptoyo selaku pengelola pantai tiga warna :

Page 128: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

116

“iya mas kalau untuk rencana adanya penambahan penginapan atau

home stay sebenarnya sudah menjadi bagian pembicaraan antar

pengelola hal ini bertujuan untuk membantu warga di sekitar

mengembangkan potensi perekonomianya sehingga hidup

masyarakat lokal lebih sejahtera”

Hal ini juga dikuatkan oleh salah satu Ibu Joko menegaskan bahwa :

“ehm kalau penginapan ya sudah ada omongan baik dari pengelola

maupun dari kepala desa ya kami sih senang-senang saja paling gak

kami sebagai warga asli setempat mendapatkan manfaatnya

kan,saya dan suami berencana mau buat gubuk-gubukan jadi

penginapannya nuansa desa tapi asri”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpukan bahwa

perencaaan tentang adanya penambahan home stay telah menjadi rencana

yang dipersiapkan termasuk siapa yang akan menjadi pengurus dalam

pengelolaanya hal ini bertujuan agar msyarakat bisa menerima keuntungan

sehingga kesejahteraan masyarakat lokal dapat terwujud

2. Jasa Pemandu Wisata

Hanya masyarakat lokal yang paling mengenal lokasi wisata Desa

tambakrejo. Karakteristik alam dan budayanya juga hanya paling dikenal oleh

masyarakat lokal. Oleh karena itu keterlibatan masyarakat setempat untuk

menjadi pemandu wisata dapat menjadi alternatif selanjutnya. Namun, Wight

(1996) mengatakan bahwa untuk dapat menjadi pemandu wisata, tidak hanya

membutuhkan pengetahuan bahasa tetapi juga pernahaman tentang

lingkungan, alam, sejarah budaya dan prinsip-prinsip etnik serta adanya

Page 129: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

117

pelayanan dan komunikasi. Oleh karena itu, untuk dapat menjadi pemandu

wisata yang baik harus melalui pendidikan dan pelatihan yang cukup intensif.

Hal ini juga dijelaskan oleh bapak Saptoyo yang menyatakan bahwa :

“ya mas kami memang mewajibkan wisatawan harus menyewa guide

soalnya ini sebagai salah satu usaha kami agar dapat melindungi dan

mengawasi perilku para wisatawan yang datang sehingga tidak

merusak ekosistem yang berada di pantai tiga warna”

Hal tersebut menjelaskan bahwa jasa pemandu wisata /guide

digunakan sebagai jasa untu membantu memudahkan dan menjelasakan

berbagai macam pengetahuan terkait pantai tiga warna kepada para

wisatawan dan sebagai usaha mengontrol dari kenakalan para wisatawan

yang tidak bertaggung jawab

3. Pertunjukan Kesenian dan Budaya Lokal

Salah satu misi ekowisata yaitu mengangkat budaya setempat

sebagai wisata budaya yang mendokung wisata alam. Pertunjukan kesenian

dan budaya lokal memiliki daya tarik tersendiri di mata wisatawan

(teristimewa wisatawan mancanegara). Hal tersebut dapat menjadi peluang

bagi masyarakat Desa Tambakrejo untuk memperkenalkan kesenian dan

budaya lokal kepada wisatawan yang berkunjung tetapi juga untuk dapat

melestarikan kesenian dan budaya lokal itu sendiri. Pesatnya perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi berdampak kepada keleluasaan

masuknya kesenian dan budaya dari luar, yang secara negatif dapat

mengakibatkan semakin terpinggirkannya budaya dan kesenian lokal. Hal ini

dapat terlihat jelas dari preferensi generasi muda yang lebih kepada budaya

dan kesenian yang dari luar dibandingkan dengan kecintaan terhadap

Page 130: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

118

budaya dan kesenian sendiri. Oleh karena itu, strategi ini diharapkan juga

dapat melestarikan kesenian dan budaya lokal, khususnya bagi generasi

muda Desa Tambakrejo. Hal ini juga dijelaskan bapak Saptoyo yang

menyatakan bahwa :

“iya mas kami juga sedang membangun sebuah kesenian dan budaya

lokal yang akan mencari ciri khas mislanya dengan berupa gamelan

dan bebarapa pengembangan tarian tradisional yang nantinya akan

menjadi daya tarik khusunya bagi wistawan mancanegara tetapi

tempatnya diluar pantai Tiga warna karena kita menjaga dan

melindungi kawasan tersebut”

Hal ini juga ditegaskan oleh ibu PKK menegasakan bahwa :

“kami sekarang sedang mengumpulkan berbagai jenis kesenian yang

bisa kami kemas dengan cantik sehingga wisatwan yang berkunjung

dan menginap disini semakin menyukai apa yang kami siapkan”

Dari penjelsan diatas dapat disimpukan bahwa saat ini pengelola dan

berbagai macam elemen masyrakat sedang berusaha untuk terus menggali

kesenian setempat d]untuk dapat dikembngkan hingga menjadi suatu cara

khusus yang banyak diminati untuk dikunjung.

4. Jasa Produksi Hasil Kerajinan Tangan

Untuk dapat menggerakkan perekonomian masyarakat maka sektor

yang harus diberi perhatian khusus adalah industri rumah tangga yang padat

karya. Pembentukan kelompok-kelompok usaha rumah tangga untuk

memproduksi hasil kerajinan tangan merupakan salah satu peluang dalam

pemberdayaan masyarakat Desa Tambakrejo. Pasar yang tersedia cukup

Page 131: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

119

menjanjikan karena setiap wisatawan yang berkunjung pasti tidak lupa untuk

membeli cindera mata sebagai kenang-kenangan dari tempat wisata. Hal ini

tentunya memerlukan perhatian pemerintah melalui instansi terkait dalam

memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat. Hal ini juga

ditegaskja oleh ibu Tri PKK beliau menyatakan :

“tugas kami saat ini adalah terus berupaya mengembangkan sumber

daya manusia dengan memanfaatkan ibu-ibu rumah tangga untuk

membuat kerajinan yang memiliki nilai jual sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan perekonomian khususnya dalam

pemberdayaan perempuan”

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perangkat desa dalam hal

ini ibu PKK telah berusaha untuk menggali sebuah SDM berupa kerajinan

tangan dengan memanfaatkan para ibu-ibu rumah tangga sebagai wujud

pemberdayaan perempuan untuk membantu menumbuhkan perekonomian

Desa Tambakrejo

5. Jasa Penjualan Makanan

Restoran yang ada di Desa Tambakrejo saat ini hanya ada beberapa

.Hal ini tentunya tidak memberikan banyak pilihan kepada para wisatawan

dalam menentukan menu makanannya. Oleh karena itu, masyarakat juga

dapat berpeluang untuk menjual makanan, baik dalan skala kecil maupun

menengah seperti warung, kios, rumah makan, cafe sampai kepada restoran.

Makanan yang dapat menjadi andalan tentunya makanan khas dari hasil laut

yang bernilai protein tinggi namun cukup mudah untuk diperoleh.Hal ini

jelasakan oleh ibu Sulis beliau mengatakan bahwa “

Page 132: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

120

“ya saya sekarang jualan nya kayak gini mas gorengan dan makanan

yang lain ya alhamduliah lebih baik daripada dulu yang saya hanya

pengangguran dan tidak punya pengahasilan tambahan”

Peryataan tersebut juga dikuatkan oleh ibu PKK yang menegeskan bahwa :

“iya mas sama saat ini kami juga berusaha dan memiliki rencana

untuk membuka sebuah tempat dengan beragai macam kuliner

khususnya pada masakan sea food akan tetapi dengan bumbu khas

Indonesia sehingga akan menjadi daya tarik wisatawan karena

bisanya bisnis kuliner itu sangat cepat dan bayak diminati oleh banyak

orang khususnya disebuah kawasan wisata.selain tujuannya untuk

memperkenalkan dan mempromosikan oleh-oleh khas serta masakan

daerah hal ini bisa menjadi daya tarik pengunjung”

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa jasa

menjualkan makanan telah dilakukan oleh sebagian warga setempat di

Desa Tambakrejo dan masih dalam tahap perencanaan untuk

pengembangan dibidang penjuakan makanan dengan mendirikan sebuah

tempat sebagai kawasan kuliner diwisata pantai tiga warna dengan

memafaatkan ibu-ibu warga Desa Tambak rejo.

Page 133: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

121

4.7 Kendala Pengembangan Ekowisata di Perairan Pesisir Desa

Tambakrejo

Agar kegiatan ekowisata di Desa Tambakrejo dapat berkembang dengan

baik maka segala potensi yang ada di desa ini harus dimaksimalkan dan

berbagai kendala yang dimiliki harus diminimalkan. Agar dapat diminimalkan

terlebih dahulu, kendala-kendala tersebut harus diidentifikasi. Hasil indentifikasi

kendala-kendala pengembangan ekowisata di lokasi penelitian berdasarkan hasil

observasi dan wawancara antara lain:

1. Aksesibilitas

Seperti telah dijelaskan di atas, aksesibilitas untuk mencapai Desa

Tambakrejo masih menjadi kendala. Secara umum, jalan aspal menuju lokasi

ini sudah cukup baik, walaupun ada titik-titik tertentu yang mengalami

kerusakan tetapi masih dapat dilalui oleh kendaraan. Namun jalan sepanjang

1km memasuki pantai ini, masih merupakan jalan tanah dan batu. Jalan tidak

mungkin dilalui ketika hari hujan karena kondisi jalan yang menjadi rusak.

Oleh karena itu, jika pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan

ekowisata di desa ini maka kondisi jalan tersebut harus segera diaspal agar

dapat dilalui dalam berbagai kondisi cuaca. Akses jalan yang semakin baik

juga akan memperlancar keluar masuk barang dan jasa ke tempat ini, yang

pada gilirannya akan mempertinggi dinamika kegiatan ekonomi desa. Hal

tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada pengelola

pantai tiga warna. Hasil wawancara tersebut adalah:

“Para pengunjung untuk sampai ke tempat ini membutuhkan

perjalanan yang cukup panjang. Untuk para pengunjung yang

menggunakan transportasi roda empat hanya bisa sampai pada

perkampungan warga dan menemukan plang dengan tulisan Clungup

Page 134: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

122

Mangrove Conservation (sebelum Bank BRI) dan harus berjalan

kurang lebih 1km. Sementara untuk pengunjung beroda dua dapat

melanjutkan perjalanan dengan akses jalan sempit yang masih

berupa tanah liat sampai ke pintu utama pantai clungup. Selanjutnya

meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Pantai Gatra.

Dari pantai ini membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk

sampai di pantai tiga warna.”

Hal tersebut juga didukung dari salah satu masyarakat yang

berkunjung ke pantai tiga warna tersebut.

“Saya datang kesini dengan rombongan yang berjumlah 8. Kami naik

mobil, sehingga saya harus parkir dan berjalan untuk sampai disini

dan melewati 2 pantai sebelumnya, yaitu pantai clungup dan gatra.

Akses kesini tidak terlalu sulit daripada wisata alam lain. Sebenanrnya

untuk saya sendiri yang suka tantangan dan traveling kurang

menantang, tapi ada teman saya yang tidak terlalu suka traveling jadi

bagi dia perjalanan kesini sangat sulit dan menghabiskan banyak

tenaga, jadi kita harus berhenti sejenak ketika ada teman lain yang

kelelahan. “

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diketahui bahwa salah

satu kendala pengembangan ekowisata di Perairan Pesisir Desa tambakrejo

adalah akses menuju obyek wisata itu sendiri yang masih sulit dijangkau

terutama bagi kendaraan, sehingga dapat berpengaruh pada percepatan

perputaran perekonomian warga sekitar yang memanfaatkan keberadaan

obyek wisata.

Page 135: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

123

2. Promosi

Promosi kawasan-kawasan wisata khususnya di kawasan lndonesia

dirasakan masih sangat kurang. Padahal, potensi sumberdaya alamnya,

khususnya potensi pesisir dan lautnya sangat menjanjikan. Informasi yang

diperoleh wisatawan-wisatawan mancanegara tentang lokasi wisata ini hanya

melalui informasi dari “mulut ke mulut” wisatawan lain yang pernah terlebih

dahulu ke tempat ini. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kunjungan

wisatawan ke tempat ini, yang tentunya akan setara dengan peningkatan

pernasukan daerah dan perekonomian masyarakat lokal, pemerintah melalui

Dinas Pariwisata Kabupaten Malang harus menggencarkan promosi kawasan

wisata, baik untuk pangsa pasar di dalam maupun luar negeri. Hal ini juga

sesuai hasil wawancara dengan salah satu pengelola pantai tiga warna.

Wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“Cara kami dalam mengembangkan obyek wisata sebagai promosi

tentang pantai tiga warna pada dasarnya memang masih kurang,

kebanyakan dari para pengunjung mengetahui wisata ini dari cerita-

cerita pengunjung sebelumnya. Namun, kini promosi kami sudah lebih

baik dengan menggunakan sosial media yang dijalankan oleh anak-

anak muda yang lebih memahami hal tersebut. Dengan begitu,

pengetahuan masyarakat akan adanya wisata ini diharapkan lebih

cepat dengan update-update foto yang diunggah di sosial media dan

dapat menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. “

Selain itu juga didukung dengan hasil wawancara salah satu

pengujung yang menyatakan:

Page 136: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

124

“Saya tahu tempat ini dari cerita teman-teman yang pernah kesini.

Katanya disini tempatnya masih alami, bagus dan bisa snorkeling.

Jadi saya tertarik untuk mencoba. Sebelumnya saya coba mencari

informasi tambahan dengan melihat foto-foto yang sudah tersebar di

internet dan juga sosial media tentang wisata ini. “

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

promosi wisata meski sudah dilakukan masih jauh dari kata efektif, sehingga

menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan obyek wisata ini.

Dengan demikian, peran pemerintah khususnya Dinas Pariwisata Kabupaten

Malang harus lebih aktif dalam menggencarkan promosi kawasan wisata,

baik untuk pangsa pasar di dalam maupun luar negeri yang mana hal

tersebut juga dapat berpengaruh pada pendapatan perkapita penduduk untuk

lebih meningkat.

3. Kerusakan Terumbu Karang

Pada saat pengambilan data lapangan, pada beberapa titik tertentu

memang ditemukan bekas-bekas pengeboman. Hal ini dilakukan karena

pemahaman masyarakat yang masih kurang akan dampak kepada

kelestarian ekosistem terumbu karang yang akan ditimbulkan akibat aktifitas

yang mereka lakukan. Selain itu, aktifitas yang ilegal ini tetap terjadi pada

perairan Desa Tambakrejo diakibatkan oleh pengawasan dan penegakan

hukum yang masih lemah. Padahal sudah ada pelarangan aktifitas

penangkapan ikan dengan bom di tingkat desa. Hal ini juga didukung dari

wawancara dengan anggota masyarakat yang menyatakan bahwa:

“Meski sudah ada peraturan dan kebijakan yang diberlakukan sebagai

cara untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan khusunya di

Page 137: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

125

sekitar area wisata. Tetap saja masih ada tindakan-tindakan merusak

dari pihak yang tidak bertanggung jawab yang tidak memahami akan

pentingnya menjaga alam, sehingga dengan mudah melakukan

tindakan-tindakan tersebut. Bahkan kita juga memberlakukan sanksi

bagi mereka yang melanggar. Namun, sanksi yang kita berikan

mungkin juga masih lemah yang tidak membuat mereka jera.”

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

kendala lain dalam pengembangan ekowisata adalah masih adanya tindakan

dari pihak yang tidak bertanggung jawab yang berdampak pada kerusakan

terumbu karang. Dengan demikian, peran pemerintah dengan membuat

peraturan perihal terkait sangatlah penting sebagai upaya untuk memberikan

tindak pidana yang tegas bagi siapapun yang dengan sengaja merusak

ekowisata.

4. Keterlibatan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan ekowisata merupakan

salah satu yang krusial. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa

masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi

potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga keterlibatan

masyarakat menjadi mutlak dalam pengembangan obyek wisata itu sendiri.

Namun, belum semua lapisan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan

wisata yang saat ini sedang berjalan di Desa Tambakrejo. Pihak-pihak yang

terlibat hanyalah pemilik usaha dan warga desa yang bekerja pada

penginapan ini. Selain itu, belum ada dampak lanjutan dari kegiatan wisata di

desa ini. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan

Page 138: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

126

selama tahap pengambilan data. Hasil wawancara dengan salah satu

pengelola obyek wisata menyatakan bahwa:

“Sebenarnya masyarakat sudah terlibat dalam mengembangakan

obyek wisata ini. Hanya saja, belum semua lapisan masyarakat sudah

berperan di dalamnya, padahal potensi wisata sangat besar jika kita

dapat berperan di dalamnya yang juga dapat meningkatkan

perekonomian kita Keadaan tersebut juga tidak bisa kita paksaan,

karena memang wisata ini belum begitu diketahui banyak orang.

Masyarakat jadi berpikir dua kali untuk melakukan sesuatu melihat

keadaan wisata, mereka memilih mencari kesempatan lebih besar

yang mungkin bisa mereka dapatkan daripada berkutat di tempat ini.

Sendiri “

Hal tersebut juga didukung dengan hasil wawancara dengan

masyarakat sekitar yang menyatakan:

“Sebenarnya ada wisata di daerah ini bagus bisa membantu kami

yang belum mempunyai pekerjaan bisa bekerja disini dan

mengembangkan daerah sendiri. Akan tetapi, saya sendiri merasakan

bahwa pendapatan itu juga tidak cukup jika mengandalkan wisata ini

saja. Makanya, saya berjualan disini hanya hari-hari tertentu yang

biasanya ramai pengunjung.”

Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat diketahui bahwa

keterlibatan masyarakat menjadi kendala sendiri dalam mengembangkan

obyek wisata belum sepenuhnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai

factor yang mempengaruhi mereka untuk mengambil peputusan, sepeti

Page 139: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

127

keadaan perekonomian, keadaan wisata sendiri, dan sejenisnya yang

berpengaruh pada keputusan mereka untuk terlibat atau tidak sepenuhnya

dalam mengembangkan wisata ini.

5. Keterbatasan Sarana Listrik, Air dan Telekomunikasi

Keterbatasan Sarana Listrik, Air dan Telekomunikasi juga menjadi

permasalahan sendiri dalam upaya pengembangan ekowisata di Pantai Tiga

Warna Desa tambakrejo. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor,

terutama akses menuju area wisata dan letaknya cukup jauh dari pusat kota

Kabupaten, maka berdampak pada jangkauan listrik melalui jaringan PLN, air

melalui PDAM dan telekomunikasi melalui jaringan PT. Telkom belum bisa

terpenuhi. Padahal, kebutuhan akan listrik, air, dan telekomunikasi adalah

permasalahan utama bagi makhluk hidup, apalagi bagi suatu tempat wisata

yang jelas menjadi kebutuhan pengunjung dan dapat berpengaruh pada

alasan mereka untuk berkunjung ke tempat ini. Hal tersebut didukung dengan

hasil wawancara salah satu pengelola wisata terkait yang menyatakan:

“Memang disini belum terjangkau oleh sarana listrik, air, dan

telekomunikasi. Keadaan tersebut juga yang kita pikirkan dan menjadi

prioritas agar secepatnya sarana-sarana tersebut dapat masuk ke

area wisata, sehingga pengunjung juga lebih mendapatkan

kenyamanan karena kebutuhan para wisatawan dapat terpenuhi.

Namun, kita hal tersebut pasti membutuhkan biaya besar jika

pemerintah tidak terlibat juga pasti akan menjadi sangat sulit untuk

bisa kita lakukan. “

Page 140: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

128

Selain itu juga didukung dengan hasil wawancara salah satu

pengunjung yang menyatakan bahwa:

“Disini kurang memadai terkait listrik, air, dan telekomunikasi. Jadi

ketika kita ingin lebih lama dan bermalam disini juga terhambat

karena tidak tersedianya air dan listrik.Kita juga tidak bisa mengakses

informasi ketika sudah berada di tempat ini, jadi itu yang membuat

kita juga tidak bisa berlama-lama takutnya ada sesuatu informasi

yang mendeak dan kita ketinggalan informasi itu akan membuat kita

juga tidak selama berlibur”

Berdasarkan pemaparan di atas, maka kendala lain yang dihadapi

dalam upaya pengembangan ekowisata adalah keterjangkauan listrik, air,

dan telekomunikasi. Padahal ketiganya sangatlah penting dan termasuk

kebutuhan primer di era sekarang ini. Oleh karenanya, peran masayarakat

untuk lebih memperhatikan hal terkait juga sangat dibutuhkan untuk lebih

mudah dalam mengembangkan ekowisata di daerah setempat.

Page 141: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Karakteristik ekowisata pantai tiga warna didesa Tambakrejo

Kabupaten Malang

Pantai tiga warna memiliki karakteristik ekowisata yang sangat indah.

Pantai tiga warna memiliki potensi alam yang sangat menarik untuk

dikunjungi yaitu berbagai macam flora dan fauna didalamnya. Adapun

keanekaragaman fauna yang terdiri dari kucing, lumba-lumba dan ikan

napoleon sedangkan untuk keanekragaman flora seperti tumbuhan bakau,

mangrove, lumbizsera dan lisoneratia casilaris. Untuk karakteristik potensi

budaya di daerah pantai tiga warna yang meliputi asas gotong royong, nilai

religius,dan menjaga adat yang ada di Desa Tambak rejo. Sedangakan untuk

karakteristik dukungan pemerintah. Pemerintah memberikan bantuan materi

dan non materi untuk pengembangan dan keberlanjutan ekowisata pantai

tiga warna

2. Manajemen pengelolaan ekowisata pantai tiga warna didesa

Tambakrejo Kabupaten Malang

Pantai tiga warna memiliki sistem pengelolaan yang sangat ketat dan

teratur sebagai salah satu wujud kontribusi nyata dalam menjaga kawasan

pantai tiga warana sebagai wisata konservatif. Adapun manajemen

pengelolaan pantai tiga warna terdiri dari pembatasan wisatawan yang

masuk setiap harinya, kewajiban reservasi 1 minggu sebelum kedatangan,

Page 142: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

130

menyewa guide, menyelesaikan administrasi serta check list sampah hal ini

untuk menjaga kelestarian alam dan mencegah adanya tindakan pengunjung

yang bisa mengancam keberlanjutan ekosistem yang ada di pantai tiga

warna hal ini dikarenakan pantai tiga warna memiliki tingkat kerentanan

yang tinggi terhadap aktifitas ekonomi.

3. Tingkat kesesuaian prinsip dan kriteria di pantai tiga dalam standar

ekowisata Nasional

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesesuain prinsip dan kriteria pantai tiga

warna didasarkan pada hasil lokakarya dalam pelatihan ekowisata nasional

Di Bali 25-26 Agustus 2016 bahwa penilaian dan analisis tingkat kesesuaian

prinisip dan kriteria sudah sesuai dengan dinilai dari aspek peka dan

menghormati nilai-nilai sosial budaya, memiliki kepedulian, komitmen dan

memberikan tanggung jawab terhadap konservasi alam,sebagai wahana

edukasi, memanfaatkan sumber daya manusia lokal, pengembangan dengan

persetujuan masyarakat lokal,memberikan peluang interprestasi untuk

wisatawan yang datang, memberikan kepuasan bagi wisatawan yang datang,

dan melakukan pemasaran dengan berbagai macam media promosi dan

pemasaran yang belum sesuai adalah aspek edukasi dikarenakan belum ada

edukasi terkait budaya lokal dan pertunjukkan kesenian yang memberikan

informasi kepada wisatawan

Page 143: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

131

4. Rekomendasi pengelolaan ekowisata di pantai tiga warna desa

Tambakrejo Kabupaten Malang

a. Pihak pengelola pantai tiga warna beserta stakeholder terkait

sebaikanya melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat

berupa pengetahuan dan pemahaman pentingnya dan manfaat dari

kegiatan konservasi yang dilakukan pantai tiga warna

b. Pihak pengelola pantai tiga warna membuat pengawasan secara

berkelanjutan untuk memeinimalisir kegiatan yang dapat merusak dan

mengancam keberlanjutan ekosistem pantai tiga warna seperti

memberikan pembatas kawsan dan pengawasan 24 jam pada kawasan

pantai tiga warna.

c. Pemerintah bekerjasama dengan pihak pengelola pantai tiga warna

diharapkan memfasilitasi kegiatan-kegiatan pendidikan, pelatihan,

penyuluhan dan pendampingan bagi pengembangan keterampilan

masyarakat. pemberian keringanan pajak dan kemudahan dalam

pengurusan ijin berusaha yang dapat menggerakan roda perekonomian

masyarakat Desa Tambakrejo

d. Pihak pengelola pantai tiga warna menyediakan dan memberikan

edukasi dalam bentuk menampilakan kesenian dan budaya lokal untuk

bias menjadi dqya tarik pengunjung dan memberikan pengetahuan serta

wawasan kepada pengunjung

e. Pihak pengelola pantai tiga warna untuk lebih memperhatikan aspek

legalitas dan aturan terkait pengelolaaan pantai tiga warna

f. Pihak pengelola pantai tiga warna mencari pihak investor untuk

mengembangkan sarana prasaran ekowisata pantai tiga warna dengan

Page 144: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

132

bekerjasama dengan investor diharapkan dapat membantu pihak

pengelola pantai tiga warna dalam melakaukan pengembangan sarana

prasarana ekowisata pantai tiga warna

g. Pihak pengelola pantai tiga warna berkoordinasi dengan pemerintah

dalam pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan

ekowisata (misalnya akses jalan menuju pantai tiga warna, sarana

prasarana listrik, air dan telekomunikasi)

5.2. Saran

1. Bagi pemerintah, hendaknya segera menambah fasilitas yang masih kurang,

terutama untuk aksesibilitas menuju Pantai Tiga Warna, selain itu pemerintah

hendaknya mendukung pengembangan objek wisata Pantai Tiga Warna,

misalnya dengan diadakannya penyuluhan terkait pengembangan SDM.

2. Bagi pengelola ekowisata, hendaknya segera menambah fasilitas untuk

wisatawan yang masih kurang, misalnya pembangunan tempat ibadah, taman

untuk beristirahat dan sarana bermain anak, Mencari investor dalam upaya

pencarian permodalan untuk mengembangkan home stay . Selain itu,

pengelola ekowisata hendaknya menawarkan pertunjukkan budaya lokal dan

kerajinan lokal untuk meningkatakan daya tarik ekowisata serta nilai tambah

bagi masyarakat daerah desa tambakrejo. selain itu pengelola wisata lebih

gencar mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam pariwisata khususnya

biro perjalanan wisata serta melakukan promosi, sehingga berbagai potensi

wisata yang dimiliki akan diketahui oleh masyarakat luar daerah.

3. Bagi akademisi, agar penelitian selanjutnya dilakukan untuk menggali potensi

yang belum terungkap dan menganilisa strategi pengembangan ekowisata

Page 145: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

133

pantai tiga warna sehingga dapat melengkapi hasil penelitian yang telah

dilakukan dan dapat sebagai acuan bagi pemerintah dan pengelola ekowisata

dalam mengembangkan pobjek wisata Pantai Tiga Warna.

Page 146: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

DAFTAR PUSTAKA

Ambo Tuwo. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Surabaya: Brilian

Internasional.

Anonim. 2001. WWF International 20001, Guidelines For Community-Based

Ecotourism Development

Arida, Nyoman Kusuma. 2009. Meretas Jalan Ekowisata Bali Proses

Pengembangan, Partisipasi Lokal dan Tantangan Ekowisata di Tiga Desa

Kuno Bali.Denpasar: Udayana University Press

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian- Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ashley, Caroline; Roe, Dilys& Goodwin, Harold, 2001, Pro Poor Tourism Strategies:

Making Tourism Work for the Poor: A Review of Experience.Tanpa Kota: ODI.

Bambang Riyanto. 2005, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, Yogyakarta : YBPFE UGM.

Bungin,B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

COREMAP, 2001. Protection, Participation, and Public Awareness: Indonesia Coral

Reef Rehabilitation and Management Project. Social Development Note. Social

Development Family in The Environmentally and Socially Sustainable

Development Network of the World Bank, DC.

COREMAP, 2006. Buku Panduan Pengelolaan Berbasis Masyarakat (PBM)

COREMAP. Kantor Pengelola Program COREMAP-DKP.

Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori

ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Drumm, A dan Moore, A, 2002. Ecotourism Development – A Manual for

Conservation Planners and Managers Volume I : An Introduction to Ecotourism

Planning, Second Edition. The Nature Conservancy. Arlington, Virginia, USA.

Erwin, Muhamad.2009. Hukum Lingkungan (Dalam Sistem Kebijakan Pembangunan

Lingkungan Hidup) : PT. Reflika Aditama. Bandung

Page 147: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

135

H. Oka A. Yoeti. Drs., MBA. 1997. Perencanaan dan Pengembangan

Pariwisata Penerbit PT. Pradnya Paramita (cetakan pertama), Jakarta.

Hilyana, S., 2001. Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap Karakteristik

Kultural dan Struktural Masyarakat Lokal di Lombok Barat. Tesis. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

I Gde Pitana., & Putu G, Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata Yogyakarta : CV Andi

Offset

Kannan, Zubiah. Kanan, Suriyaprabha. 2012. The Management Strategies of

Ecotourism Development in Papua New Guinea. University of Goroka, Papua

New Guinea: International Journal of Economics.

Koentjaraningrat. 2008. Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Milazi, Dominic. 1996. Eco-Tourism, Conservation, and Enviromental Sustainability

in Africa. Pula : Bostwana Journal of African Studies. Vol. 10. No.1

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode baru. Jakarta: Uniersitas Indonesia Press.

Miller ML and Auyong J., 1991. Coastal Zone Tourism: A Potent Force Affecting

Environment and Society. Marine Policy 199l; l5(2):75-99.

Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2009, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakaya

Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2011, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakaya

Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung

Notoatmodjo,s. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Orams M., 1999. Marine Tourism: Development, Impacts and Management. London:

Rutledge.

Pollard J., 1995. Tourism and the Environment. In: Breathnach P, (Editor) Irrish

Tourism Development. Geographical Society of Ireland, Maynooth. pp. 61-17.

Page 148: FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS …repository.ub.ac.id/493/1/ADIKA NUGRAHA DARMAWAN .pdf · 2020. 8. 16. · Analisis Kesesuaian Prinsip dan Kriteria Ekowisata Pantai

136

Raka Dalem, A..A. G dan I. A. Astini, 2000. Significant Schiesments or the

Development of Ecotourism in Bali, Indonesia Annals World Ecotour, 2000,

Brazil 221-222

Raka Dalem, A..A. G., dan I. B. G. Pujaastawa, I W. Sandi Adyana, I M. Sudarsana,

2003, Studi Sertifikasi Potensi dan Prospek Pengembangan Kepariwisataan di

Kawasan Perkebunan Pulukan, Jembrana, Puslitbudpar UNUD dan Disparda

Bali

Raka Dalem, A..A. G.,dkk, 2005, Identifikasi Potensi dan Prospek Pengembangan

Ekowisata di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng

Raka Dalem, A..A. G., 2006, “Ekoturisme”, Fakultas MIPA Universitas Udayana

Salm, R. V. and G. F. Usher, 1984. Zoning Plan for Bunaken Islands Marine Park.

Prepared for Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam.

IUCN/WWF Conservation for Development Programme.

Stronza. A.L. 2010. Commons management and ecotourism. International Journal of

the Commons . Vol. 4, no 1 February 2010, pp. 56–77

Sugiono, Dr., Prof., 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Suhandi,2001. Rencana Induk Pengembangan Ekowisata Tangkahan. Pustaka

Pelajar Offset. Yogyakarta.

Suyanto, Bagong. (2005).Metode Penelitian Sosial: Bergabai Alternatif Pendekatan.

Jakarta : Prenada Media

The International Ecotourism Society. 2000. Ecotourism Statistical Fact Sheet, Nort

Bennington, USA.

Wardhana, A. A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Wardhani, A. R., 2007. Kajian Potensi Kawasan Pesisir bagi Pengembangan

Ekowisata di Sekotong, Kabupaten Lombok Barat NTB. Tesis. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Wijayanti, W. A. 2008. Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L.) di, Pabrik Gula Tjoekir Ptpn X, Jombang, Jawa Timur. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor

Wood, M.E. 2002. Ecotourism: Principles, Practices and Policies for Sustainability.

UNEP and The International Ecotourism Society. Paris. France.