fakultas keguruan dan ilmu pendidikan …/pengaruh... · pengaruh penggunaan media blok pecahan dan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN MEDIA
REALIA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PECAHAN
SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS ABIMANYU MASARAN
SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
WIDA ASTUTI
K7108257
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN MEDIA
REALIA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PECAHAN
SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS ABIMANYU MASARAN
SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
WIDA ASTUTI
K7108257
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Wida Astuti. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN
MEDIA REALIA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PECAHAN
SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS ABIMANYU MASARAN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli, 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media
blok pecahan berpengaruh lebih baik dari penggunaan media realia terhadap
kemampuan berhitung pecahan kelas IV SD se-gugus Abimanyu Masaran Sragen
tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian
yaitu randomized control group pretest- posttest design. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas IV SD se-gugus Abimanyu Kecamatan Masaran Kabupaten
Sragen yang berjumlah 233 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 63 siswa yang
diambil dengan teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data
menggunakan tes untuk mengetahui kemampuan berhitung pecahan siswa.
Pengujian prasyarat analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji keseimbangan. Teknik analisis data menggunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media blok pecahan
berpengaruh lebih baik daripada media realia terhadap kemampuan berhitung
pecahan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai postes pada kelompok
eksperimen 75,44 sedangkan kelompok kontrol 64,93 dan diperoleh hasil
penghitungan uji-t dengan taraf signifikan 5% yaitu thitung > ttabel (3,82878 >
1,658).
Kata kunci: kemampuan berhitung pecahan, media blok pecahan, media
realia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Wida Astuti. THE EFFECT OF FRACTION BLOCK MEDIA AND REALIA
MEDIA TO ABILITY OF ARITHMETIC FRACTION AT FOURTH
GRADE IN ELEMENTARY SCHOOL OF THE CONSTRUCTION
REGION ABIMANYU MASARAN SRAGEN IN ACADEMIC YEAR
2011/2012. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret
University Surakarta. July, 2012.
The purpose of this research was to determine wheter fraction block
media influential better than realia media to ability of arithmetic fraction at fourth
grade in elementary school of the construction region Abimanyu Masaran Sragen
in academic year 2011/2012 .
The research is an experimental research. The design of the research is
randomized control group pretest- posttest design. Research population were the
fourth grade students in Elementary School of construction region Abimanyu
Masaran consisted of 233 students. Research sample consisted of 63 students who
were taken by using cluster random sampling. Collecting data method using test
for determine ability of arithmetic fraction. The analysis requirement tests using
the chi quadrate normality test method, the bartlett homogeneity method, balance
test. Technique data analysis used t-test.
The result of this research showed that using block fraction media better
than realia media to ability of arithmetic fraction. It could be realized that mean of
eksperimen cluster is 75,44 but control cluster is 64,93 and the result of counting
using t-test at significance level 5% showed score tcount> ttable(3,82878> 1,658).
Keywords: abilty of arithmetic fraction, fraction block media, realia media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Segala sesuatu tidak akan pernah selesai apabila kita hanya diam tanpa
berupaya mengerjakannya”
(Penulis)
““Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka
kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah
kamu berharap”
(QS. Al-Insyirah : 6-8)
“...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...”
(QS. Ar Ra’d:11 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya skripsi, kupersembahkan
skripsi ini teruntuk:
Kedua orang tua saya yang selalu memberi dukungan, semangat, kasih sayang dan
mendoakan di setiap langkahku
Keluarga besarku yang telah memberikan motivasi, semangat dan doa yang tidak
ada hentinya
Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta kekuatan kepada peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul ”PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN
MEDIA REALIA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PECAHAN
SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS ABIMANYU MASARAN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi PGSD, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikana terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
3. Ketua Program Studi PGSD Universitas Sebelas Maret.
4. Dra. Jenny I.S Poerwanti, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah
memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para Kepala Sekolah SD Negeri yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk melalukan try out dan penelitian.
7. Para Guru kelas IV SD Negeri tempat penelitian yang telah merelakan
waktunya untuk berkolaborasi dan membantu peneliti.
8. Para siswa kelas IV SD Negeri yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam melaksanakan penelitian ini.
9. Rekan-rekan PGSD angkatan 2008.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunana skripsi ini yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat peneliti
harapkan demi perbaikan masa depan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .........................................................................................viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... .. 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... . 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II LANDASANTEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Media Blok Pecahan dan Media Realia
a. Pengertian Media............................................................................. 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Fungsi Media Pembelajaran ......................................................... 8
c. Manfaat Media Pembelajaran Matematika .................................... 9
d. Jenis-jenis Media Pembelajaran ................................................... 11
e. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media Blok
Pecahan dan Media Realia ................................................................ 13
f. Konsep Media Blok Pecahan.......................................................... 14
g. Cara Penggunaan Media Blok Pecahan.......................................... 15
h. Tinjauan Media Realia................................................................... 18
2. Tinjauan tentang Kemampuan Berhitung Pecahan
a. Pengertian Matematika................................................................. 22
b. Pengertian Pecahan........................................................................ 25
c. Macam-macam Pecahan .............................................................. 26
d. Pengertian Kemampuan Berhitung Pecahan................................. 26
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir..................................................................................... 30
D. Hipotesis................................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 33
B. Rancangan Penelitian ................................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 34
D. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................................... 34
E. Pengumpulan Data ....................................................................................... 35
F. Validasi Instrumen Penelitian ...................................................................... 36
G. Analisis Data ............................................................................................... 40
1. Uji Prasyarat ............................................................................................ 40
2. Uji Keseimbangan ................................................................................... 42
3. Uji Hipotesis ............................................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Nilai Pretes......................................................................................... . 45
2. Nilai Postes ......................................................................................... 47
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................................. 50
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 50
2. Uji Homogenitas ................................................................................. 51
3. Uji Keseimbangan ............................................................................... 51
C. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 52
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................... 55
B. Implikasi .................................................................................................... 55
C. Saran .......................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 57
LAMPIRAN .......................................................................................................... 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Blok Pecahan ......................................................................... 14
Gambar 2.2 Konsep Pecahan...................................................................... 15
Gambar 2.3 Membandingkan Pecahan ....................................................... 16
Gambar 2.4 Pecahan Senilai ....................................................................... 16
Gambar 2.5 Contoh Pecahan senilai........................................................... 16
Gambar 2.6 Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama .............................. 17
Gambar 2.7 Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Berbeda ......................... 17
Gambar 2.8 Pengurangan Pecahan Berpenyebut Sama .............................. 18
Gambar 2.9 Pengurangan Pecahan Berpenyebut Berbeda ......................... 18
Gambar 2.10 Potongan Apel ........................................................................ 21
Gambar 2.11 Kerangka Berpikir .................................................................. 31
Gambar 4.1 Histogram Perbandingan Nilai Pretes pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................................... 47
Gambar 4.2 Histogram Perbandingan Nilai Postes pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rincian Desain Penelitian ................................................................. 34
Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Uji Validitas......................................................... 37
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabiltas ...................................................... 38
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal ................................... 39
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Pembeda Soal ................................................ 40
Tabel 4.1 Rangkuman Nilai Pretes ..................................................................... 45
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Nilai Pretes Kelompok Eksperimen ....................... 46
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Nilai Pretes Kelompok Kontrol .............................. 46
Tabel 4.4 Rangkuman Nilai Postes. ................................................................... 48
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Nilai Postes Kelompok Eksperimen ....................... 48
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Nilai Postes Kelompok Kontrol ............................. 49
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Pretes ........................................... 50
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Postes ........................................... 50
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Pretes dan Postes ..................... 51
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan ............................................... 52
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis ...................................................... .. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kisi-kisi Soal Try Out Pretes ....................................................................61
2 Instrumen Soal Try Out Pretes ...................................................................63
3 Kunci Jawaban Soal Try Out Pretes ..........................................................67
4 Analisis Butir Item Try Out Pretes ............................................................68
5 Hasil Uji Reliabilitas Soal Try Out Pretes .................................................70
6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Try Out Pretes.........................................72
7 Hasil Uji Daya Beda Soal Try Out Pretes................................ ..................73
8 Hasil Uji Validitas Isi ................................................................................74
9 Kisi-kisi Soal Try Out Postes................................................................. ....86
10 Instrumen Soal Try Out Postes....................................................... ...........88
11 Kunci Jawaban Soal Try Out Pretes................................................... .......92
12 Analisis Butir Item Try Out Postes............................................ ................93
13 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Try Out Postes ........................................95
14 Hasil Uji Reliabilitas Soal Try Out Postes .................................................96
15 Hasil Uji Daya Beda Soal Try Out Postes .................................................98
16 Soal Pretes .................................................................................................99
17 Soal Postes .................................................................................................103
18 Daftar Nilai Pretes .....................................................................................107
19 Daftar Nilai Postes .....................................................................................108
20 Data Pretes .................................................................................................109
21 Data Postes.................................................................................................113
22 Hasil Uji Normalitas Pretes .......................................................................117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23 Hasil Uji Normalitas Postes .......................................................................120
24 Tabel Pengujian Homogenitas Nilai Pretes dan Postes .............................123
25 Hasil Uji Homogenitas Pretes ....................................................................127
26 Hasil Uji Homogenitas Postes ...................................................................128
27 Hasil Uji Keseimbangan ............................................................................129
28 Hasil Uji Hipotesis .....................................................................................131
29 Silabus .......................................................................................................133
30 Contoh RPP Penelitian ..............................................................................137
31 Dokumentasi Penelitian............................................................................. 188
32 Jadwal Penelitian....................................................................................... 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika, menurut Heruman (mengutip simpulan Ruseffendi ) adalah
bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif,
ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur
yang tidak didefinisikan ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil (2010: 1).
Sedangkan hakikat matematika menurut Ruseffendi (mengutip simpulan James
dan James) bahwa Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya
dalam jumlah yang banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar,
analisis, dan geometri (1992: 27).
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah suatu ilmu yang mengkaji benda abstrak yang berkenaan dengan ide,
aturan-aturan, hubungan-hubungan yang logis dengan menggunakan simbol dan
penalaran deduktif yang dapat berguna untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran matematika adalah
pecahan. Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam
ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang
biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang.
Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan
dinamakan sebagai penyebut.
Kemampuan berhitung pecahan sangat erat kaitannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh seorang Ibu membuat sebuah kue yang cukup besar.
Kue tersebut dipotong-potong menjadi 16 bagian yang sama besar. Ketika kedua
anaknya pulang sekolah, mereka masing-masing memakan 2 potong kue. Maka
jumlah kue yang dimakan oleh keduanya adalah 4
16 . Oleh karena itu kemampuan
berhitung pecahan siswa perlu dikuasai agar dapat menyelesaikan masalah dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan. Selain itu, dengan
meningkatkan kemampuan berhitung pecahan pada siswa kelas IV dapat
menjadikan bekal dalam mempelajari materi selanjutnya di kelas yang lebih tinggi
tingkatannya yaitu kelas V dan VI bahkan di Sekolah Menengah Pertama seta
dapat membentuk sikap logis, kritis, teliti dan cermat .
Namun pada kenyataannya kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV
SD se-gugus Abimanyu Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen masih rendah.
Hal ini terbukti dengan data nilai pretes siswa pada pokok bahasan pecahan
± 50% dari jumlah keseluruhan siswa berada di bawah KKM yang bisa dilihat
pada lampiran 18 halaman 107. Penyebab rendahnya kemampuan berhitung
pecahan karena dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher
centered). Guru menjelaskan materi tanpa menggunakan media atau alat bantu
dan lebih dominan dengan ceramah kemudian siswa mengerjakan soal latihan
secara individu tanpa bimbingan dari guru. Serta guru dalam mengajar terkadang
bersikap keras sehingga membuat siswa tegang selama mengikuti pembelajaran
dan takut dalam berpartisipasi. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi lebih
pasif karena cenderung mendengarkan informasi dari guru tanpa melibatkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebutlah yang menyebabkan siswa merasa
bosan saat proses pembelajaran, bahkan siswa melakukan aktivitas lain seperti
menggambar atau mencoret-coret buku.
Beberapa guru merasa bahwa materi pecahan merupakan materi yang sulit
untuk diajarkan. Kesulitan tersebut terlihat dari kurang bermaknanya
pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Biasanya guru dalam mengajarkan
pecahan tanpa menggunakan media tetapi langsung mengajarkan pada pengenalan
angka, misalnya pecahan 1
2, 1 disebut pembilang dan 2 disebut penyebut. Hal
tersebutlah yang menyebabkan pemahaman konsep siswa terhadap pecahan akan
sangat kurang. Jika siswa telah memahami konsep pecahan dengan baik maka
kemampuan berhitung siswa akan lebih baik.
Pada umumnya siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6
tahun sampai 12 tahun. Menurut piaget, mereka berada pada fase operasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
konkret. Dari usia perkembangan kognitif tersebut, siswa SD masih terikat dengan
objek yang dapat ditangkap oleh panca indra. Oleh karena itu dalam pembelajaran
matematika yang abstrak, khususnya pada pecahan maka guru sebaiknya
menggunakan alat bantu berupa media pembelajaran atau alat peraga yang dapat
memperjelas materi yang akan disampaikan sehingga materi akan lebih cepat
dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada topik
pecahan salah satunya adalah media blok pecahan dan media realia (benda nyata).
Media blok pecahan merupakan media yang terbuat dari kardus atau kertas yang
dapat dibentuk lingkaran. Bentuk lingkaran tersebut dapat dibagi menjadi
beberapa bagian. Untuk menunjukkan adanya pecahan, bentuk lingkaran tersebut
dapat diberi warna berbeda atau diberi arsir. Bagian yang diberi warna berbeda
atau diarsir merupakan bagian yang dijadikan pembilang sedangkan bagian yang
utuh keseluruhan merupakan penyebutnya.
Kelebihan dari media blok pecahan ini lebih mudah dalam pembuatannya
serta lebih menarik perhatian siswa karena dibuat dengan berwarna-warni. Media
blok pecahan ini berbentuk lingkaran dan lebih cocok digunakan untuk
menjelaskan materi pecahan karena memudahkan guru atau siswa dalam
memotong atau membagi lingkaran tersebut menjadi beberapa bagian. Pada
umumnya lingkaran dibuat dengan alat yang bernama jangka yang besar jari-
jarinya telah diukur dengan penggaris sehingga untuk membagi lingkaran menjadi
beberapa bagian akan lebih tepat besarnya, misalnya membagi lingkaran menjadi
6 bagian sehingga setiap bagian mempunyai besar sudut 60o karena lingkaran
penuh besar sudutnya 360o. Jika besar bagian dari lingkaran yang utuh tersebut
tepat maka siswa lebih paham mengenai konsep pecahan dan lebih mudah
menghitung operasi pecahan. Misalnya siswa membandingkan pecahan 1
2 dan
1
4
dengan melihat besarnya potongan dari blok pecahan tersebut pemahaman siswa
lebih tepat mana yang lebih besar karena pembelajaran lebih konkret . Selain itu,
penggunaan media blok pecahan ini dapat melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran serta menuntut siswa untuk teliti dalam membagi lingkaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga dapat meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa dalam
menggunakan atau membuat blok pecahan.
Sedangkan media realia merupakan media pembelajaran yang berasal dari
benda-benda nyata yang ada di sekitar kita yang dapat dipotong-potong menjadi
beberapa bagian. Misalnya kue donat dipotong menjadi tiga bagian kemudian satu
dari tiga bagian tersebut dimakan, maka satu bagian yang dimakan tersebut
merupakan pembilang dan tiga bagian atau kue donat yang utuh merupakan
penyebut. Benda lain yang dapat digunakan untuk pembelajaran pecahan misalnya
apel, semangka, melon, dan benda yang bentuknya bulat penuh. Penggunaan
media realia dalam pembelajaran pecahan juga dapat melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Media realia ini mudah didapatkan karena terdapat di
lingkungan sekitar kita. Penggunaan media realia memerlukan ketepatan dan
ketelitian dalam memotong benda yang dijadikan sebagai media pembelajaran.
Jika dalam memotong benda itu tidak tepat maka berakibat pada kesalahan
pemahaman siswa. Misalnya memotong apel menjadi 4 bagian, jika keempat
bagian yang dipotong tidak sama besarnya maka pemahaman siswa akan keliru.
Selain itu tidak mudah dalam mencari benda yang bentuknya bulat penuh yang
dijadikan media pembelajaran. Jika benda yang digunakan bentuknya tidak bulat
penuh maka akan mengalami kesulitan dalam memotong atau membagi menjadi
beberapa bagian yang besarnya sama.
Dengan hadirnya media pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran
diharapkan dapat menarik perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. Siswa pada
umumnya menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran yang sulit dan
menakutkan sehingga enggan untuk belajar. Namun dengan hadirnya media
pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa untuk belajar. Jika siswa sudah
mulai tertarik maka ia akan termotivasi untuk belajar. Pembelajaran pun akan
terasa lebih menyenangkan sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil judul “Pengaruh
Penggunaan Media Blok Pecahan dan Media Realia Terhadap Kemampuan
Berhitung Pecahan Siswa Kelas IV SD Negeri Se-gugus Abimanyu Masaran
Sragen Tahun Pelajaran 2011/ 2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka didapat rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut: apakah
penggunaan media blok pecahan berpengaruh lebih baik daripada media realia
terhadap kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV SD se-gugus Abimanyu
Masaran Sragen tahun pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah penggunaan
media blok pecahan berpengaruh lebih baik daripada media realia terhadap
kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV SD se-gugus Abimanyu Masaran
Sragen tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan tersebut di atas maka manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini antara lain :
a. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya bagi guru (pendidik).
b. Sebagai referensi bagi penelitian lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang media
pembelajaran media blok pecahan dan media realia serta pengaruhnya
terhadap kemampuan berhitung pecahan.
b. Bagi Siswa
1) Menjadikan pembelajaran matematika pada siswa lebih bermakna.
2) Menjadikan siswa termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga prestasi
belajar matematika meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Bagi Sekolah
1) Bagi sekolah terdorong melaksanakan pembelajaran inovatif.
2) Dapat memberi masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Media Blok Pecahan dan Media Realia
a. Pengertian Media
Arief S. Sadiman (2009) berpendapat, “kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar” (hlm. 6). Sedangkan Azhar
Arsyad (2007) berpendapat “dalam bahasa Arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan” (hlm. 3).
Arief S. Sadiman (mengutip simpulan Gagne) menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen yang meliputi lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media merupakan salah satu
komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju komunikan (2009: 6).
Azhar Arsyad (mengutip simpulan dari Gerlach & Ely)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media (2007: 3).
Sementara itu Arief S. Sadiman (mengutip simpulan Briggs)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film
bingkai adalah contoh-contohnya (2009: 6). Sedangkan Arief S. Sadiman
(mengutip simpulan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/ NEA) memiliki pengertian bahwa media adalah bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanupulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca (2009:
6).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Azhar Arsyad (mengutip simpulan AECT (Associarion
of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi (2007: 3).
Menurut Basuki Wibawa (mengutip simpulan Romiszowski),
media ialah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan (yang dapat
berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses
pembelajaran penerima pesan ialah siswa. Pesan yang disalurkan oleh
media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran yang
berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa (2001:
12).
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian media adalah segala sesuatu yang dibuat dan digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari pengirim (guru) kepada
penerima (siswa) sehingga dapat memberikan motivasi belajar dan
merangsang siswa untuk menangkap informasi dari pengalaman konkret
serta memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap sehingga tujuan yang akan dicapai dalam proses
belajar mengajar dapat tercapai. Dalam proses pembelajaran pesan yang
disalurkan dari pengirim pesan kepada penerima pesan itu adalah materi
pelajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Ruminiati (2007) ada dua fungsi utama media
pembelajaran. Fungsi yang pertama adalah sebagai alat bantu
pembelajaran dan fungsi kedua adalah sebagai sumber belajar. Kedua
fungsi tersebut dapat ditelaah dari ulasan di bawah ini:
1) Media pembelajaran sebagai alat bantu
Setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada
satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di
lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa
media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan
tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa
bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami
oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar
tersebut abstrak dan rumit/kompleks. Sebagai alat bantu, media
mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan
pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan
belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti,
kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
2) Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut
berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori,
yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan,
dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber
belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya
pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan
siswa.
c. Manfaat Media Pembelajaran Matematika
Azhar Arsyad (mengutip simpulan Sudjana & Rivai)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu(2007: 24):
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga akan
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Siswa dapat melakukan aktivitas seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Sedangkan Azhar Arsyad (mengutip simpulan Hamalik)
merincikan manfaat media pembelajaran antara lain: 1) mengurangi
verbalisme, 2) memperbesar perhatian siswa, 3) Pembelajaran lebih
mantap dan bermakna, 4) memberikan pengalaman nyata pada siswa, 5)
Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan bahasa, 6) Memberikan pengalaman yang tidak mudah
diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang
lebih banyak dalam belajar (2007: 24).
Sedangkan media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
Matematika memiliki manfaat yang cukup berarti yaitu:
1) Membantu pemahaman terhadap materi Matematika yang sifatnya
abstrak menjadi lebih konkret.
2) Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran Matematika.
3) Pembelajaran lebih menyenangkan sehingga siswa tidak merasa
bosan atau jenuh selama pembelajaran.
4) Siswa dapat berpartisipasi aktif selama pembelajaran berlangsung.
5) Pembelajaran akan lebih bermakna karena guru tidak hanya ceramah
terus selama pembelajaran.
Sehubungan dengan penjabaran di atas maka media blok pecahan
dan media realia sebagai media pembelajaran Matematika mempunyai
manfaat terhadap pembelajaran pecahan antara lain sebagai berikut:
1) Pemahaman siswa terhadap materi pecahan yang abstrak menjadi
lebih konkret.
2) Pembelajaran terasa lebih menarik karena media blok pecahan yang
dibuat warna-warni sehingga membantu guru untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang lebih hidup dan tidak akan
membosankan lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Proses pembelajaran lebih interaktif karena pembelajaran terjadi
multi arah yaitu komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa lain.
4) Dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi pecahan karena
pembelajaran yang menarik akan menimbulkan kecintaan pada
materi pecahan bahkan pada mata pelajaran Matematika.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar karena siswa terlibat langsung
dalam proses pembelajaran yaitu melihat, memegang, menggunakan,
mengalami sendiri penggunaan media blok pecahan dan media realia
sehingga pemahaman siswa akan lebih baik dan tahan lama dalam
ingatan.
6) Pembelajaran lebih efisien waktu dan tenaga karena dengan hadirnya
media blok pecahan dan media realia membuat tercapainya tujuan
pemebelajaran secara maksimal dengan waktu dan tenaga guru yang
seminimal mungkin.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
manfaat media blok pecahan dan media realia terhadap pembelajaran
pecahan yaitu 1) memperjelas materi pecahan menjadi lebih konkret, 2)
kualitas hasil belajar pecahan akan lebih baik karena siswa terlibat
langsung dengan aktif selama pembelajaran, 3) menarik perhatian dan
motivasi siswa dalam belajar, 4) pembelajaran lebih efektif dan efisien.
d. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Penggelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Azhar Arsyad (mengutip simpulan Seels &
Glasgow) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media
teknologi tradisional dan pilhan media teknologi mutakhir sebagai
berikut (2007: 33):
1) Pilihan Media Tradisional meliputi :
a) visual yang diproyeksikan yang terdiri dari (1) proyeksi opaque (tak
tembus pandang), (2) proyeksi overhead, (3) slides, (4) filmstrip
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) visual yang tak diproyeksikan meliputi (1) gambar, poster, foto ; (2)
charts, grafik, diagram; (3) pameran, papan info, papan bulu;
c) Audio meliputi (1) rekaman, piringan; (2) pita kaset, reel, cartridge;
d) Penyajian multimedia meliputi slide plus suara (tape) dan multi-image;
e) visual dinamis yang diproyeksikan meliputi film, televisi, dan video;
f) cetak meliputi (1) buku teks, modul, teks terprogram; dan (2) majalah
ilmiah, lembaran lepas;
g) permainan : Teka-teki, simulasi;
h) realia : Model, manipulative
2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir meliputi a) Media berbasis
telekomunikasi yaitu telekonferen, kuliah jarak jauh; dan b) Media
berbasis mikroprosesor yaitu Permainan komputer, Interaktif,
Computer Assisted Insturction
Menurut Rusminiati (2007), berdasarkan jenisnya media dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1) Media audio meliputi tape recorder dan radio
2) Media visual dibagi menjadi dua yaitu: a) media visual nonproyeksi
meliputi gambar, foto, grafik; dan b) media visual proyeksi meliputi
OHT (overhead transparasi), slide, film strip
3) Media audiovisual meliputi televisi, video, film
Sementara itu Basuki Wibawa mengklasifikasikan media
pembelajaran untuk tujuan praktis dibagi menjadi beberapa klasifikasi
yaitu sebagai berikut:
1) Media Audio terdiri dari dua yaitu: a) audio: radio, telepon, tape
recorder, pita audio; b) Audio semi gerak : audio prints, rekaman
tulisan jauh
2) Media Visual terdiri dari dua jenis yaitu:
a) Media Visual Diam terdiri dari: (1) piktorial yaitu gambar datar
(foto, potongan gambar, ilustrasi, gambar pilihan) dan gambar
proyeksi diam (transparasi, film bingkai/ slide, film rangkai/ film
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
strip); dan (2) grafik: grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar
kartun, peta dan globe
b) Media Visual Gerak berupa film bisu
3) Media Audio Visual terdiri dari 2 jenis yaitu a) Media Audio Visual
Diam berupa TV diam, film bingkai + suara, film rangkai + suara; dan
b) media Audio Visual Gerak berupa film + suara, video
4) Media Sederhana meliputi a) boards dan Displays yaitu magnetic
board, chalk board; b) media Tiga Dimensi yaitu realia, specimen,
model dan mock up, diorama, kit, exhibits; c) teknik Dramatisasi yaitu
drama bebas, pantomim, bermain peran, simulasi, demonstrasi,
panggung boneka; d) sumber belajar/ masyarakat yaitu kerja lapangan,
perkemahan, field trips; e) belajar terprogram; dan f) komputer.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
media blok pecahan termasuk jenis media visual diam dan media realia
termasuk jenis media sederhana kategori media tiga dimensi.
e) Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media Blok Pecahan
dan Media Realia
Pemilihan dan penggunaan media blok pecahan dan media realia
dalam pembelajaran pecahan memiliki alasan beberapa hal sebagai
berikut:
1) Media blok pecahan dan media realia sesuai dengan indikator materi
pecahan.
2) Media blok pecahan dan media realia dapat memperjelas konsep
pecahan yang sifatnya abstrak.
3) Penggunaan media blok pecahan dan media realia mudah dipahami
oleh penggunanya baik guru maupun siswa.
4) Media blok pecahan dan media realia mudah didapatkan serta tidak
membutuhkan biaya yang mahal.
5) Penggunaan media blok pecahan dan media realia dapat digunakan
secara klasikal, individu maupun kelompok sehingga siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terlibat dalam penggunaan media tersebut selama pembelajaran
berlangsung.
6) Penggunaan media blok pecahan dan media realia membuat
pembelajaran lebih efektif dan efisien waktu.
c) Konsep Media Blok Pecahan
Menurut Sukayati (2009) media blok pecahan merupakan salah
satu media pembelajaran dalam Matematika yang berbentuk lingkaran
terbuat dari kertas yang dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Media
blok pecahan dapat digunakan dalam pembelajaran pecahan untuk kelas
III, IV, V, dan VI SD dalam materi pecahan seperti membandingkan
pecahan, mencari pecahan senilai, pengerjaan penjumlahan dan
pengurangan pecahan. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar di
bawah ini :
1
12
Gambar 2.1 Blok Pecahan
Tim penyusun Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika (2007) menyatakan
bahwa media blok pecahan dapat digunakan bersama dengan papan
bermagnet untuk pembelajaran pecahan di Sekolah Dasar. Media blok
pecahan dapat digunakan untuk mempelajari 1) konsep pecahan, 2)
perbandingan pecahan, 3) konsep pecahan senilai, 4) penjumlahan dan 5)
pengurangan pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan pendapat di atas maka media blok pecahan merupakan
media yang terbuat dari kertas karton berbentuk lingkaran serta dapat
digunakan bersama papan bermagnet yang berguna untuk memudahkan
mempelajari konsep pecahan, membandingkan pecahan, pecahan senilai,
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
d) Cara Penggunaan Media Blok Pecahan
1) Memperagakan Konsep Pecahan
Konsep pecahan yang dikenalkan kepada siswa dimulai dari 1
2,
1
4, dan
1
8. Selanjutnya mengenalkan pecahan
1
3 ,
1
6,
1
12,
1
5, dan
1
10. Satu
lingkaran utuh digunakan untuk memperagakan bilangan 1.
G
a
m
Gambar 2.2 Konsep Pecahan
Lingkaran utuh digunakan untuk memperagakan bilangan
1
Lingkaran yang dipotong menjadi 2 bagian sama
digunakan untuk memperagakan konsep 1
2 an. Masing-
masing melambangkan 1
2 dan dibaca setengah/ satu
seperdua. “1” disebut pembilang (merupakan 1 bagian
potongan yang diperhatikan/ diambil). “2” disebut
penyebut (merupakan banyaknya potongan yang sam dari
yang utuh).
Lingkaran yang dipotong menjadi 4 bagian sama
digunakan untuk memperagakan konsep pecahan 1
4an. Bila
mengambil 2 potong maka disebut 2
4 (dua per empat) dan
bila mengambil 3 potong disebut 3
4 (tiga per empat).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Memperagakan Perbandingan Pecahan
Membandingkan pecahan 2
4 dan
1
4 dengan cara membandingkan
luasnya atau menghimpitkan potongan pecahan yang dibandingkan.
Perhatikan gambar 3 berikut:
Gambar 2.3 Membandingkan Pecahan
Karena potongan pecahan 2
4 lebih luas dari potongan
1
4, maka
2
4 >
1
4
atau 1
4 <
2
4 (satu perempat kurang dari dua perempat).
3) Memperagakan Pecahan Senilai
Pecahan senilai dapat diperagakan dengan membandingkan
luasnya. Pecahan 1
2,
2
4,
3
6,
4
8,
6
12. Untuk mencari pecahan senilai dapat
menyamakan besarnya potongan pecahan seperti yang tampak pada
gambar berikut:
Gambar 2.4 Pecahan Senilai
Misalnya pecahan 1
3 =
2
6, dapat memperhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 2.5 Contoh Pecahan Senilai
Bila potongan-potongan dari masing-masing pecahan yang
dibandingkan mempunyai luas yang sama atau apabila kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
potongan pecahan tersebut dihimpitkan tepat saling menutupi, maka
dua pecahan tersebut merupakan pecahan senilai. Pecahan akan senilai
bila pembilang dan penyebut dikalikan atau dibagi dengan bilangan
yang sama.
4) Memperagakan Penjumlahan Pecahan
a) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama
Contoh:
1+1
4=
2
4
Gambar 2.6 Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama
Penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama dapat
dilakukan dengan menjumlahkan pembilang dari kedua pecahan
tersebut, sedangkan penyebutnya tetap.
b) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Berbeda
Contoh:
Gambar 2.7 Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Berbeda
Penjumlahan dua pecahan berpenyebut tidak sama dan salah
satu penyebutnya merupakan kelipatan penyebut yang lain, dapat
dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu
kemudian baru dijumlahkan.
5) Memperagakan Pengurangan Pecahan
a) Pengurangan Pecahan Berpenyebut Sama
Contoh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2.8 Pengurangan Pecahan Berpenyebut Sama
Pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dapat dilakukan
dengan mengurangkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya
sama dengan kedua pecahan tersebut.
b) Pengurangan Pecahan Berpenyebut Berbeda
Gambar 2.9. Pengurangan Pecahan Berpenyebut Berbeda
Jadi 3
4−
1
2=
3−2
4=
1
4
Pengurangan pecahan yang berpenyebut tidak sama dapat
dilakukan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu
sehingga menjadi dua pecahan berpenyebut sama, baru
mengurangkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya sama
dengan kedua pecahan tersebut.
e) Tinjauan Media Realia
Basuki Wibawa (2001) menyatakan bahwa “media realia adalah
benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya, tanpa perubahan” (hlm.
21). Dengan memanfatkan realia dalam proses belajar siswa akan lebih
aktif mengamati, menangani, memanipulasi, mendiskusikan dan akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat menjadi alat untuk meningkatkan kemauan siswa untuk
menggunakan sumber-sumber belajar serupa.
Meriam mendefinisikan realia bahwa “Realia is objects or activities
used to relate classroom teaching to the real life especially of peoples
studied”. Realia adalah objek atau kegiatan yang digunakan untuk
berhubungan pengajaran di kelas ke kehidupan nyata terutama masyarakat
belajar.
Smith (1992) mengemukakan realia dalam pembelajaran yaitu
“realia in language teaching is actual objects and items which are brought
into a classroom as examples or as aids to be talked or written about and
used in teaching. Realia is concrete objects and the paraphernalia of
everyday life”. Realia dalam bahasa pembelajaran yaitu benda nyata dan
dapat dibawa ke dalam ruang kelas sebagai contoh atau untuk membantu
dalam penyampaian baik secara lisan maupun tulisan yang digunakan
dalam pembelajaran. Realia merupakan benda konkret dan benda-benda
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan media realia dalam proses pembelajaran itu sangat
baik sebab media realia dapat menampilkan ukuran, suara dan gerakan.
Para siswa akan lebih banyak belajar daripada sekedar melihat gambarnya
saja. Media realia tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat
melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat
memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
Asoga-Alliu (2002) menjelaskan pentingnya penggunaan realia
dalam pembelajaran bahwa “confirmed that the use of realia (real
object/practices) in teaching is most effective. A strong case can be
argued for the use of video since it presents scenes, activities,
demonstration and objects of the subject matter as real life”.
Penggunaan realia (benda nyata/ mempraktekkan) dalam pembelajaran
lebih efektif. Pendapat tersebut diperkuat dengan argumentasi dari
penggunaan media sejak dari mempresentasikan hasil, menggunakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mendemonstrasikan dan objek dalam materi pelajaran merupakan
kehidupan nyata.
Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak
memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Selain observasi dalam
kondisi aslinya, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi.
Menurut Hamzah (mengutip simpulan Heinich) modifikasi penggunaan
media realia bisa berupa: potongan benda (cuteways), benda contoh
(specimen), dan pameran (exhibit) (2010: 216).
Media realia diklasifikasikan ke dalam media tiga dimensi. Menurut
Daryanto (2010) menyatakan bahwa media tiga dimensi ialah sekelompok
media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional.
Kelompok media dapat berwujud benda asli baik hidup maupun mati, dan
dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Media tiga
dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah adalah tergolong sederhana
dalam penggunaannya dan pemanfaatannya, karena tanpa harus
memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya
mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Daryanto (mengutip simpulan Moedjiono) mengatakan bahwa
media realia atau media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan antara
lain (2010: 29):
1) Memberikan pengalaman secara langsung.
2) Penyajian secara konkret dan menghindari verbalisme.
3) Dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara
kerjanya.
4) Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Sedangkan kelemahan dari media realia yaitu 1) tidak bisa
menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, 2) Penyimpanannya dan
perawatannya rumit.
Realia sering dianggap sebagai media informasi yang paling mudah
diaskes dan menarik. Sebagai media informasi, realia mampu menjelaskan
hal-hal yang abstrak. Dengan berinteraksi langsung dengan realia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
diharapkan hal-hal yang kurang jelas akan menjadi jelas. Hal ini
disebabkan karena realia memiliki kemampuan untuk merangsang
imajinasi pengguna dengan membawa kehidupan di dunia nyata.
Sebagai media pembelajaran, realia memiliki potensi untuk
digunakan dalam berbagai topik mata pelajaran. Realia mampu
memberikan pengalaman belajar langsung bagi siswa. Dengan
menggunakan benda nyata sebagai media, siswa dapat menggunakan
panca indera untuk mempelajari suatu objek. Siswa dapat melihat, meraba,
mencium, bahkan merasakan objek yang tengah dipelajari.
Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan realia sebagai media pembelajaran antara lain:
1) Memberi kesempatan yang besar agar siswa dapat berinteraksi langsung
dengan benda yang sedang dipelajari.
2) Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mempelajari
objek sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
3) Berikan siswa kesempatan untuk mencari informasi sebanyak mungkin
yang berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari.
4) Hindari hal-hal yang tidak diinginkan atau resiko yang akan dihadapi
siswa pada saat mempelajari realia.
Media realia yang digunakan dalam pembelajaran pecahan misalnya
kue, apel, semangka, melon, dan lain sebagainya. Contoh penggunaan
media realia dalam pembelajaran pecahan yaitu buah apel yang dibagi atau
dipotong-potong menjadi 2 kemudian 2 potongan tersebut dipotong lagi
menjadi sehingga akan terdapat 4 potong apel yang sama besarnya seperti
yang tampak pada gambar berikut ini:
Gambar 2.10 Potongan Apel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Cara penggunaan media realia untuk berhitung pecahan yaitu :
1) Menyediakan benda yang bentuknya simetris sehingga dapat dipotong
menjadi beberapa bagian yang besarnya sama.
2) Misal menyelesaikan soal penjumlahan 1
4 +
2
4=
3
4. Untuk menjelaskan
1
4 +
2
4 misalnya dengan roti donat. Sebuah roti donat dipotong menjadi 4
bagian yang sama besarnya. Kemudian diambil 1 bagian dan diambil lagi 2
bagian. Untuk mencari jawabannya maka pertanyaannya berapa jumlah
potong roti yang diambil. Maka akan didapat jawaban dengan
menjumlahkan banyaknya potongan roti yang diambil dari roti sebelum
diambil.
Media realia atau benda asli dalam penelitian ini adalah benda nyata
yang langsung bisa diamati dan mempunyai bentuk yang simetris
sehingga memungkinkan siswa untuk memperagakan cara membelah/
memotong yang sesuai dengan pecahan yang dipelajari. Benda-benda itu
dapat berupa: roti yang berbentuk lingkaran atau persegi, buah semangka,
apel, sawo dan lainnya yang berbentuk simetris.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
media realia adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima yang berwujud benda sebenarnya yang
dapat diamati secara langsung oleh panca indera dengan cara melihat,
mengamati, dan memegangnya tanpa melalui alat bantu
.
2. Tinjauan tentang Kemampuan Berhitung Pecahan
a. Pengertian Matematika
Erman Suherman (1992) menjelaskan istilah mathematics (Inggris),
mathematik (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Italia),
matematiceski (Rusia), atau mathematick (Belanda) berasal dari perkataan
latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani,
mathematike, yang berarti ”relating to learning”. Perkataan itu memiliki
akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
science). Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah
kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar
(berpikir).
Matematika, menurut Heruman ( megutip simpulan Ruseffendi)
(2010) “yaitu bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima
pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur
yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke aksioma
atau postulat dan akhirnya ke dalil” (hlm. 1).
Taylor & Francis dalam Journal International of Mathematical
Education in Science and Technology menjelaskan bahwa:
Mathematics is pervading every study and technique in our modern
world, bringing ever more sharply into focus the responsibilities laid
upon those whose task it is to teach it. Most prominent among these
is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that
one professional group may benefit from the experience of others”.
Matematika melingkupi setiap penelitian dan teknik di dunia modern
kita, membawa semakin tajam ke dalam fokus tanggung jawab
dibebankan pada mereka yang tugasnya adalah untuk
mengajarkannya. Paling menonjol di antara ini adalah sulitnya
menyajikan pendekatan interdisipliner sehingga satu kelompok
profesional dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain.
Hakikat Matematika menurut Heruman (mengutip simpulan
Soedjadi) (2010) “yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif” (hlm. 1). Sedangkan Mulyono
Abdurrahman (mengutip simpulan Kline) (2003) mengemukakan bahwa
“Matematika merupakan bahasa simbol dan ciri utamanya adalah
penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara
bernalar secara induktif” (hlm. 252).
Sementera itu Mulyono Abdurrahman (mengutip simpulan Johnson
dan Myklebust) mendefinisikan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis
yang fungsi praktisnya untuk mengekpresiasikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
memudahkan berpikir (2003: 252).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mulyono Abdurrahman (mengutip simpulan Paling) juga
berpendapat bahwa Matematika merupakan suatu cara untuk menemukan
jawaban suatu masalah yang dihadapi oleh manusia dengan menggunakan
informasi, pengetahuan mengenai bentuk dan ukuran, pengetahuan
menghitung dan yang terpenting adalah kemampuan megingat dan
menggunakan hubungan-hubungan (2003: 252).
Ruseffendi (mengutip simpulan James dan James) mengatakan
bahwa Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya
dalam jumlah yang banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar,
analisis, dan geometri (1992: 27).
Mulyono Abdurrahman (mengutip simpulan Cockroft)
mengemukakan bahwa Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena
(1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, (2) semua bidang studi
memerlukan keterampilan Matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana
komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk
menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan
berpikir logis, ketelitian, kesadaran ruangan, dan (6) memberikan
kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang akan datang (2003:
253).
Mulyono Abdurrahman (mengutip simpulan Cornelius) juga
menyatakan bahwa Matematika perlu diajarakan karena Matematika
merupakan (1) sarana berpikir jelas dan logis, (2) sarana untuk
memecahkan kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya (2003: 253).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
Matematika adalah suatu ilmu yang mengkaji benda abstrak yang
berkenaan dengan ide, aturan-aturan, hubungan-hubungan yang logis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan menggunakan simbol dan penalaran deduktif yang dapat berguna
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pengertian Pecahan
Lisnawaty (1993) menjelaskan pengertian bilangan pecahan pada
Matematika Sekolah Dasar dapat didasarkan atas pembagian suatu benda
atau himpunan atas beberapa bagian yang sama. Menurut Siti Kamsiyati
(2006) bahwa “bilangan pecahan adalah bilangan yang menyatakan
bilangan pecahan dari keseluruhannya” (hlm. 1).
Sukajati (2008) “kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang
berukuran sama, sementara itu kata pecahan berasal dari bahasa latin yaitu
fractio yang berarta memecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil”
(hlm. 6). Sebuah pecahan terdiri dari dua bagian yaitu pembilang dan
penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh garis lurus atau garis miring
(/). Contoh 1
2,
1
4, dan seterusnya.
Sedangkan Cholis Sa’dijah (1999) menjelaskan bentuk pecahan
secara umum adalah 𝑎
𝑏 disebut pecahan dengan a dan b bilangan cacah dan
b ≠ 0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut penyebut.
Contohnya: sebuah sawo dipotong oleh ibu menjadi 6 bagian yang sama
besar kemudian dibagikan kepada 2 orang anaknya. Berapa bagian yang
didapatkan oleh setiap anaknya? Jawabannya masing-masing anaknya
memperoleh 2
6 bagian.
John Bird (2002) di dalam bukunya menjelaskan tentang pecahan
bahwa pecahan merupakan persamaan dari pembagian yaitu 2 dibagi
dengan 3 dapat ditulis 2
3 atau 2/3. Bilangan di atas garis yaitu 2 disebut
pembilang dan bilangan di bawah garis yaitu 3 disebut penyebut.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pecahan yang terdiri dari dua bilangan cacah yang dipisahkan oleh garis
miring atau garis lurus. Bilangan di atas garis disebut sebagai pembilang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan bilangan yang ada di bawah garis sebagai penyebut. Bentuk pecahan
biasa ditulis 𝑎
𝑏, a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut.
c. Macam-macam Pecahan
Menurut Siti Kamsiyati (2006) membagi bentuk pecahan menjadi
beberapa jenis antara lain sebagai berikut:
1) Pecahan Sederhana adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya
merupakan bilangan-bilangan bulat yang koprim, PB dari pembilang
dan penyebut adalah 1. Contoh: 2
3,
4
9.
2) Pecahan murni adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari
penyebutnya. Contoh: 1
2,
1
4,
3
5, dst.
3) Pecahan tidak murni yaitu pecahan yang pembilangnya lebih besar dari
penyebut. Contoh: 5
2,
7
4,
12
5, dst.
4) Pecahan mesir yaitu pecahan yang pembilangnya “1”. Contoh: 1
2,
1
3,
1
10
5) Pecahan campuran yaitu suatu bilangan yang terdiri dari atas bilangan
cacah dan pecahan biasa. Contoh:12
3, 3
2
5, 2
1
3, dst.
d. Pengertian Kemampuan Berhitung Pecahan
Tyagi (2004) di dalam bukunya menjelaskan menegenai
pembelajaran pecahan bahwa:
In going on to further work with fraction, in the primary school, it is
well to think again about the scope of the work. It is strongly
suggested that there primary school is not the place for dealing with
difficult and involved fraction, that we should deal mainly with the
fraction commonly met in everyday life and business. If this work is
understood and well practised, then those primary school who go on
to study mathematics at the secondary level will have a good
foundation on which to build. Dalam pembelajaran pecahan yang
lebih lanjut, di sekolah dasar, sebaiknya berpikir lagi tentang ruang
lingkup pembelajaran Matematika SD. Sangat disarankan bahwa
Sekolah Dasar tidak mempelajari pecahan yang rumit dan
berkembang, tetapi seharusnya mempelajari pecahan yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jika pembelajaran ini
dipahami dan dipraktekkan dengan baik, maka siswa Sekolah Dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang melanjutkan sekolah ke tingkat menengah akan memiliki dasar
yang baik mengenai Matematika (hlm. 257).
Menurut Milman Yusdi (mengutip simpulan Mohammad Zain)
(2011) mengartikan bahwa “kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,
kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri” (hlm. 10). Sedangkan
berhitung merupakan salah satu aspek dalam matematika yang terdapat
pada setiap cabang matematika seperti aljabar, geometri, dan trigonometri.
Menurut Mulyono Abdurrahman (mengutip simpulan Dali S.
Naga) menyatakan bahwa aritmatika atau berhitung adalah cabang
Matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-
bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Secara singkat
aritmatika atau berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan (2003:
253).
Nyimas Aisyah berpendapat bahwa kemampuan menghitung
merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-
hari, dapat dikatakan bahwa semua aktifitas kehidupan semua manusia
memerlukan kemampuan dalam berhitung. Kemampuan berhitung secara
umum diartikan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan operasi hitung (2007).
Kemampuan berhitung merupakan salah satu aspek dalam hasil
belajar matematika yaitu keterampilan proses yang termasuk dalam ranah
kognitif. Sehingga kemampuan berhitung menunjukkan pada sesuatu yang
dilakukan oleh siswa dalam proses menggunakan operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian maupun pembagian. Kemampuan berhitung
seseorang cenderung berkembang dan dapat ditingkatkan melalui latihan.
Kemampuan berhitung dalam penelitian ini mengenai kemampuan
numerik siswa, karena kemampuan numerik adalah kemampuan hitung
menghitung dengan angka-angka. Dengan memiliki kemampuan ini dapat
menciptakan cara berfikir yang teliti, cermat, dan kritis yang sangat
mendukung keterampilan siswa dalam memahami simbol-simbol dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
matematika. Kemampuan berhitung ini meliputi kemampuan siswa dalam
mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Kemampuan berhitung pecahan merupakan suatu kemampuan atau
kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian serta menyelesaikan
soal yang berhubungan dengan operasi hitung pecahan. Seseorang yang
dikatakan telah memiliki kemampuan berhitung pecahan yang baik apabila
ia mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan
pecahan secara teliti dan cermat.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berhitung pecahan merupakan suatu kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang dalam melakukan operasi hitung bilangan pecahan
yang meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian serta
menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan pecahan.
B. Penelitian Relevan
Penelitan yang dilakukan oleh Rini Lidiawati (2010). Kesimpulan
penelitian Rini Lidiawati yaitu melalui pemanfaatan blok pecahan dapat
meningkatkan pemahaman konsep pecahan siswa kelas III dengan hasil pada
siklus I siswa yang tuntas sejumlah 22 siswa (56,4 %) dan yang tidak tuntas
belajar sejumlah 17 siswa (43,5 %) dengan nilai rata-rata kelas 66,6. Pada siklus II
siswa yang tuntas belajar sejumlah 34 siswa (87 %) dan yang tidak tuntas belajar
sejumlah 5 siswa (13 %) dengan nilai rata-rata kelas 83,5. Berdasarkan hasil
siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa sehingga mencapai
ketuntasan klasikal. Persamaan penelitian Rini Lidiawati dengan penelitian ini
sama-sama menggunakan blok pecahan sebagai variabel bebas, sedangkan
perbedaannya penelitian Rini Lidiawati untuk meningkatkan pemahaman konsep
pecahan sebagai variabel terikat sedangkan penelitian ini mengenai kemampuan
berhitung pecahan.
Penelitan yang dilakukan oleh Ika Anjani (2011). Kesimpulan dari
penelitian Ika Anjani bahwa penerapan pendekatan RME pada aktivitas belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa yang tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa hal tersebut
dibuktikan dengan penghitungan 𝐹𝑎𝑏 = 0,115 < 𝐹𝑎= 3, 32 dengan taraf
signifikan 5%. Persamaan penelitian Ika Anjani dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan metode penelitian yaitu penelitian eksperimen dan
menggunakan media realia atau benda nyata dalam pembelajaran matematika.
Perbedaannya adalah pada variabel terikatnya yaitu penelitian Ika Anjani adalah
prestasi belajar siswa sedangkan penelitian ini adalah kemampuan berhitung
pecahan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fenty Wulandari (2010) Kesimpulan
penelitian Fenty Wulandari bahwa media blok pecahan dapat meningkatkan hasil
belajar operasi penjumlahan pecahan dengan diperoleh hasil yaitu pada siklus I
hasil belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung sebesar 68,8%
siswa yang nilainya tuntas dengan nilai rata-rata 68,8. Sedangkan pada siklus 2
menjadi 74,2% siswa mendapat nilai tuntas dengan nilai rata-rata 74,2. Persamaan
penelitian Fenty Wulandari dengan penelitian ini menggunakan media blok
pecahan sebagai variabel bebas. Perbedaannya pada penelitian Fenty Wulandari
menggunakan metode penelitian tindakan (PTK) sedangkan penelitian ini
penelitian Eksperimen dan menggunakan kemampuan berhitung sebagai variabel
terikat.
Penelitian yang dilakukan oleh Arlinda Ikawati (2010). Kesimpulan
penelitian Arlinda Ikawati bahwa penggunaan media realia dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pokok bahasan Luas dan Keliling Bangun Datar. Hal
tersebut terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-
rata siswa 54,79 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 45,83%. Pada
siklus I nilai rata-rata kelas 67,25 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar
58,33% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 83,33%. Persamaan penelitian Arlinda Ikawati dengan
penelitian ini menggunakan media realia sebagai variabel bebas. Perbedaannya
pada penelitian Arlinda Ikawati variabel terikatnya hasil belajar sedangkan
penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan berhitung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penelitian yang dilakukan oleh Berry Dwi Santi Kismawati (2010).
Kesimpulan penelitian Berry Dwi Santi Kismawati bahwa penerapan pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berhitung pecahan ditandai dengan
20 siswa mengalami peningkatan hasil belajar yaitu sebelum tindakan hanya
45%, siklus pertama 60%, siklus kedua 75% dan siklus ketiga 90% siswa hasil
belajar tuntas. Persamaan penelitian Berry Dwi Santi Kismawati dengan
penelitian ini variabel terikatnya adalah kemampuan berhitung pecahan.
Perbedaannya adalah variabel bebasnya penelitian Berry Dwi santi Kismawati
pendekatan kontekstual sedangkan penelitian ini variabel bebasnya menggunakan
media blok pecahan dan media realia.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV masih kurang karena
disebabkan beberapa faktor, salah satunya terletak pada proses pembelajarannya.
Dalam proses pembelajaran cenderung teacher centered yaitu guru
menyampaikan informasi materi pelajaran kepada siswa dengan ceramah dan
partisipasi siswa selama proses pembelajaran cenderung pasif. Apabila guru
mampu merancang pembelajaran dengan memilih dan menentukan metode serta
media pembelajaran yang tepat maka kemampuan berhitung pecahan siswa akan
baik.
Materi pecahan merupakan materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa
sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang tepat yang membuat siswa lebih
aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermakna sehingga tidak
akan mudah hilang dari ingatan siswa dalam jangka waktu lama.
Dengan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan
mengubah pembelajaran awalnya teacher centered menjadi student centered.
Media pembelajaran merupakan suatu sarana yang memudahkan seorang guru
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Media pembelajaran dapat
meningkatkan minat siswa karena pembelajaran lebih menarik dan tidak monoton
dengan ceramah yang menimbulkan kebosanan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penggunaan
Media Blok
Pecahan
Penggunaan
Media Realia
Kemampuan
Berhitung Pecahan
lebih baik
Kemampuan
Berhitung Pecahan
kurang baik
Media blok pecahan merupakan salah satu media pembelajaran
matematika yang terbuat dari kertas karton atau kardus yang dibentuk lingkaran.
Media blok pecahan ini dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep
pecahan dan berhitung pecahan karena bentuk lingkaran yang simetris. Karena
bentuknya yang simetris dapat mempermudah dalam membagi lingkaran menjadi
beberapa bagian yang besarnya sama.
Selain media blok pecahan juga terdapat media realia. Media realia
merupakan media yang berasal dari benda sebenarnya baik tiruan maupun bentuk
asli. Media realia yang digunakan dalam pembelajaran hitung pecahan adalah
benda-benda yang berbentuk simetris sehingga benda yang akan dipotong menjadi
beberapa bagian besarnya sama. Media realia dapat menjadikan pembelajaran
lebih konkret namun dalam menemukan benda yang simetris bentuknya agak
sulit. Jika benda yang digunakan tidak simetris maka akan membuat pemahaman
pecahan siswa akan salah sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan
berhitung pecahan.
Dari pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media blok
pecahan dan media realia dapat memberikan pengaruh kemampuan berhitung
pecahan yang berbeda. Secara singkat dapat digambarkan secara sistematis pada
Gambar 2.11 berikut:
Gambar 2.11 Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis
Dari kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut: penggunaan media blok pecahan lebih baik dari penggunaan
media realia terhadap kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV SD se-gugus
Abimanyu Masaran Sragen tahun 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri se-gugus Abimanyu di
Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen yang terdiri dari 10 SD. Subyek
penelitian adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/1012. Alasan peneliti
memilih SD se-gugus Abimanyu di Kecamatan Masaran sebagai tempat
penelitian karena data yang diperlukan untuk penelitian tersedia, adanya
keterbukaan dari pihak tempat penelitian dalam memberikan informasi yang
membantu pelaksanaan penelitian dan belum pernah digunakan sebagai objek
penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya
penelitian ulang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012
selama 6 bulan yaitu dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012.
Penelitian ini dimulai dengan pengajuan judul, penyusunan proposal,
mengadakan seminar proposal dan mengurus perijinan, melakukan penelitian,
penyelesaian laporan dan sidang skripsi. Adapun rinciannya terdapat di
lampiran 31.
B. Rancangan/Desain Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini
menggunakan metode eksperimen. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk
mencari pengaruh dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua
kelompok eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan Randomized control-
group pretest-posttest design (Sumadi Suryabrata, 1992). Adapun rincian desain
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.1. Rincian Desain Penelitian
Kelompok Pretes Treatment Postes
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X2 T2
Keterangan:
T1 : hasil pretes
X1 : perlakuan penggunaan media blok pecahan
X2 : perlakuan penggunaan media realia
T2 : hasil postes
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD se-gugus
Abimanyu Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen dengan jumlah siswa sebanyak
233 siswa dari 10 SD.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel adalah sebagian
siswa kelas IV SD se-gugus Abimanyu di Kecamatan Masaran Kabupaten
Sragen, diambil tiga SD sebagai kelompok eksperimen yaitu SD Negeri
Krebet 3, kelompok kontrol yaitu SD Negeri Krebet 1 dan kelompok ujicoba
yaitu SD Negeri Dawungan 2.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
cluster random sampling. Cluster random sampling adalah cara pengambilan
sampel bukan individu tetapi kelompok atau kelas yang terdiri atas sejumlah
individu. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Menentukan populasi mana yang akan digunakan sebagai penelitian,
populasi yang digunakan adalah siswa kelas IV SD se-gugus Abimanyu
Masaran Sragen yang berjumlah 10 SD.
b. Mencatat nama-nama SD Negeri se-gugus Abimanyu Masaran Sragen
pada kertas.
c. Menggulung setiap kertas yang telah berisi nama SD Negeri se-gugus
Abimanyu.
d. Mengambil tiga gulungan kertas yang berisi nama SD secara acak untuk
menentukan sekolah yang akan digunakan tempat penelitian.
e. Mengundi tiga gulungan kertas yang telah diambil sebanyak tiga kali
secara acak untuk menentukan kelompok eksperimen, kontrol, dan
ujicoba.
f. Didapatkan tiga SD yaitu SD N Krebet 3 sebagai kelompok eksperimen,
SD N Krebet 1 sebagai kelompok kontrol dan SD N Dawungan 2 sebagai
kelompok ujicoba/ try out.
E. Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penggunaan media blok pecahan dan media realia.
b. Variabel terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
kehadirannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kemampuan berhitung pecahan.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan berhitung
pecahan siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berupa tes obyektif yang berbentuk pilihan ganda. Adapun tes
dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pretes dan postes yang diberikan
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretes dilaksanakan
sebelum memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol
untuk menguji keseimbangan. Sedangkan postes dilaksanakan setelah
perlakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol selesai.
b. Teknik Dokumentasi
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar nama-
nama sekolah dan jumlah siswa SD Negeri se-gugus Abimanyu Masaran
Sragen, daftar nilai mata pelajaran matematika khususnya pokok bahasan
pecahan untuk mengetahui nilai siswa kelas IV yang digunakan sampel,
dan daftar nama siswa kelas IV yang digunakan sampel yaitu kelompok
try out, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
F. Validasi Instrumen Penelitian
1. Ujicoba Instrumen
a. Validitas
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
validitas isi (content validity). Pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah diajarkan. Untuk mengetahui validitas isi dapat
dikonsultasikan ke para ahli (expert judgment). Langkah-langkah
pengujian instrumen adalah sebagai berikut:
1) Menyusun instrumen tes yang akan digunakan.
2) Membuat tabel penilaian untuk pendapat para ahli.
3) Menyerahkan instrumen tes pada para ahli.
4) Meminta penilaian para ahli pada instrumen tes yang telah dibuat
oleh peneliti.
Dalam penelitian ini butir soal dikatakan valid menurut validitas
isi jika validator setuju pada semua kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria yang dimaksud yaitu: butir tes sesuai dengan kisi-kisi, materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada butir soal sesuai dengan indikator, kalimat pada butir soal mudah
dipahami, dan kalimat pada butir soal tidak menimbulkan pengertian
ganda. Hasil uji validitas isi secara ringkas dapat dijelaskan pada Tabel
3.3 berikut:
Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Uji Validitas
No. Instrumen Jumlah
soal
Kriteria
Valid Tidak valid
1. Pretes (kemampuan
awal) 25 23 2
2. Postes (kemampuan
berhitung pecahan) 25 22 3
b. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka
berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada
tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas instrumen tes prestasi menurut
Riduwan (2010) dapat diukur menggunakan rumus Kuder Richardson
(KR-20) sebagai berikut:
2
2
111 S
pqS
k
kr
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
k = Banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes
pi = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
qi = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – pi)
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara pi dan qi
Setelah diperoleh 𝑟11 kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel r
product-moment dengan dk= N-1, signifikan 5%. Apabila 𝑟11 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka dikatakan butir soal itu reliabel, sedangkan apabila 𝑟11 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka dikatakan butir soal itu tidak reliabel. Hasil uji reliabiltas terhadap
uji coba instrumen pretes dan postes dijelaskan dalam Tabel 3.4 berikut
ini:
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Try Out Pretes
dan Postes
Instrumen Jumlah soal Reliabilitas
Pretes 25 0,894
Postes 25 0,904
c. Analisis Butir soal
1) Uji Taraf Kesukaran Soal
Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat
kesukaran yang memadai artinya tidak mudah dan tidak terlalu
sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes
digunakan rumus:
P = B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
JS = jumlah seluruh peserta tes
Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah sebagai berikut :
0 – 0, 30 = soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tingkat kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,31-
0,7.
(Suharsimi Arikunto, 2009)
Hasil uji taraf kesukaran terhadap uji coba instrumen pretes dan
postes dijelaskan dalam Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Try Out
Pretes dan Postes
Instrumen Jumlah Soal Kriteria
Mudah Sedang sulit
Pretes
Postes
25
25
3
3
21
21
1
1
2) Daya Pembeda Soal
Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang
berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut
Indeks Diskriminasi (D). D diperoleh dengan rumus (Suharsimi
Arikunto, 2009) sebagai berikut:
D = 𝐵𝐴
𝐽𝐴 −
𝐵𝐵
𝐽𝐵
Keterangan :
J : Jumlah peserta tes
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0,71 – 1,00 = Baik sekali
0,41 - 0,70 = Baik
0,21 - 0,40 = Cukup baik
0,00 – 0,20 = Jelek
Klasifikasi daya beda yang digunakan pada penelitian ini adalah
0,41 – 0,70. Hasil uji daya beda soal terhadap uji coba instrumen
pretes dan postes dijelaskan dalam Tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Soal Try Out Pretes
dan Postes
Instrumen Jumlah
Soal
Kriteria
Jelek Cukup Baik Baik
Sekali
Pretes
Postes
25
25
2
3
3
2
20
20
-
-
G. Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan
dua perlakuan dengan langkah-langkah yaitu uji prasyarat, uji kesimbangan dan
uji homogenitas. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Uji ini
digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak.
Rumus uji normalitas menurut Budiyono (2009) adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Statistik Uji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
𝜒2 = 𝑓0 − 𝑓 2𝑘
𝑖=1
𝑓
3) Taraf Signifikansi (α) = 0,05
4) Daerah Kritik v= k-3
(DK) = 𝜒2 𝜒2 > 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2
5) Keputusan Uji
𝐻0 diterima jika𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ≤ 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2
6) Kesimpulan
a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika 𝐻0
diterima.
b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
jika 𝐻0 ditolak.
b. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini
digunakan metode Bartlett dengan uji Chi Kuadrat dengan prosedur
sebagai berikut:
1) Hipotesis
𝐻0 : 𝜎12 = 𝜎2
2 (variansi populasi homogen)
𝐻1 : 𝜎12 𝜎2
2 (variansi populasi tidak homogen)
2) Taraf signifikansi (∝ = 0,05)
3) Statistik Uji
𝜒2 = ln 10 𝐵 − 𝑛𝑖 − 1 log 𝑠𝑖2
Dengan
𝑠2 = 𝑛𝑖−1 𝑠𝑖
2
𝑛𝑖−1 dan B = log 𝑠2 𝑛𝑖 − 1
Keterangan:
𝑠2 = variansi gabungan
𝑛𝑖 = banyaknya anggota sampel ke-i
𝑠𝑖2 = variansi sampel ke-i
4) Daerah Kritik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(DK) = 𝜒2 𝜒2 > 𝜒 1−∝ 𝑘−1 2
5) Keputusan Uji
𝐻0 ditolak jika 𝜒2 ∈ 𝐷𝐾 , dan
𝐻0 diterima jika 𝜒2 ∉ 𝐷𝐾
6) Kesimpulan
a) Populasi-populasi homogen jika 𝐻0 diterima
b) Populasi-populasi tidak homogen jika 𝐻0 ditolak.
(Sudjana, 2005)
2. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kelas (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum
kelas eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah
uji-t. Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis
𝐻0 : 𝜇1= 𝜇2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)
𝐻0: 𝜇1 ≠ 𝜇2 (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)
b) Taraf signifikansi : ∝ = 0,05
c) Statistik Uji
t = 𝑋 1− 𝑋 2
𝑆𝑝 1
𝑛1+
1
𝑛2
Dengan:
𝑠2𝑝 = 𝑛1− 1 𝑠1
2+ 𝑛2− 1 𝑠22
𝑛1+ 𝑛2− 2
Keterangan:
𝑋 1= rata-rata kelompok eksperimen
𝑋 2= rata-rata kelompok kontrol
𝑠1= simpangan baku kelompok eksperimen
𝑠2= simpangan baku kelompok kontrol
𝑛1= jumlah sampel kelompok eksperimen
𝑛2= jumlah sampel kelompok kontrol
d) Daerah Kritik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(DK) = 𝑡 𝑡 < −𝑡𝛼
2;𝑛1+ 𝑛2− 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 > 𝑡𝛼
2;𝑛1+ 𝑛2− 2
e) Keputusan Uji
𝐻0 ditolak jika 𝑡 ∈ 𝐷𝐾 , dan
𝐻0 diterima jika 𝑡 ∉ 𝐷𝐾
f) Kesimpulan
1) 𝐻0 diterima jika kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal
sama
2) 𝐻0 ditolak jika kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal
berbeda
(Sudjana, 2005)
3. Uji Hipotesis
Setelah data terkumpul, baik data sebelum diadakan perlakuan maupun
data setelah diadakan perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran
diuji prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik t-test sebagai berikut:
a) Hipotesis :
𝐻0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 > 𝜇2
Dimana 𝐻0 : Rata-rata nilai kemampuan berhitung pecahan siswa dalam
pembelajaran menggunakan media blok pecahan lebih jelek atau
sama dengan penggunaan media realia
𝐻1 : Rata-rata nilai kemampuan berhitung pecahan siswa dalam
pembelajaran menggunakan media blok pecahan lebih baik dari
penggunaan media realia
b) Taraf signifikansi (∝ = 0,05)
c) Statistik Uji
t = 𝑋 1− 𝑋 2
𝑆𝑝 1
𝑛1+
1
𝑛2
Dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
𝑠2𝑝 = 𝑛1− 1 𝑠1
2+ 𝑛2− 1 𝑠22
𝑛1+ 𝑛2− 2
Keterangan:
𝑋 1= rata-rata kelompok eksperimen
𝑋 2= rata-rata kelompok kontrol
𝑠1= simpangan baku kelompok eksperimen
𝑠2= simpangan baku kelompok kontrol
𝑛1= jumlah sampel kelompok eksperimen
𝑛2= jumlah sampel kelompok kontrol
d) Daerah Kritik (DK) = 𝑡 𝑡 > 𝑡∝;𝑛1+ 𝑛2− 2
e) Keputusan Uji
𝐻0 ditolak jika 𝑡 ∈ 𝐷𝐾 , dan
𝐻0 diterima jika 𝑡 ∉ 𝐷𝐾
f) Kesimpulan
(1) Diterima jika Rata-rata nilai kemampuan berhitung pecahan siswa
dalam pembelajaran menggunakan media blok pecahan lebih jelek
atau sama dengan penggunaan media realia.
(2) Ditolak jika Rata-rata nilai kemampuan berhitung pecahan siswa
dalam pembelajaran menggunakan media blok pecahan lebih jelek
atau sama dengan penggunaan media realia.
(Sudjana, 2005)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai pretes dan postes
kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV SD se-gugus Abimanyu Masaran
Sragen. Data-data tersebut diambil dari sampel siswa kelas IV SD se-gugus
Abimanyu Masaran Sragen yaitu SD Negeri Krebet 3 sebagai kelompok
eksperimen dan SD Negeri Krebet 1 sebagai kelompok kontrol. Jumlah siswa
yang dilibatkan dalam penelitian ini sejumlah 63 siswa yaitu 34 siswa dari
kelompok eksperimen dan 29 siswa dari kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya
di bawah ini disajikan deskripsi data masing-masing variabel.
1. Nilai Pretes pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol
Nilai pretes didapatkan melalui tes yang diberikan pada siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan
pembelajaran. Nilai pretes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa mengenai hitung pecahan. Hasil dari nilai pretes telah dijelaskan di
lampiran 20 halaman 109 sedangkan rangkuman hasil perhitungannya dapat
dijelaskan di bawah ini:
Tabel 4.1 Rangkuman Nilai Pretes
Uraian Kelompok
Eksperimen Kontrol
Rata-rata (mean) 60,09 57,26
Median 58,07 55,75
Modus 55,38 54,5
Nilai Maks 88 80
Nilai Min 36 32
Simpangan baku 12,34 12,42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas maka dapat dijelaskan masing-masing nilai
pretes dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebagai berikut:
a. Nilai Pretes Kelompok Eksperimen
Nilai pretes pada kelompok eksperimen dapat dijelaskan melalui daftar
distribusi frekuesi berikut:
Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelompok Eksperimen
No. Interval Nilai tengah (x) Frekuensi Presentase
1. 30-39 34,5 1 2,94 %
2. 40-49 44,5 4 11,77 %
3. 50-59 54,5 14 41,18 %
4. 60-69 64,5 7 20,59 %
5. 70-79 74,5 6 17,65 %
6. 80-89 84,5 2 5,88 %
Jumlah 34 100 %
b. Nilai Pretes Kelompok Kontrol
Nilai pretes pada kelompok eksperimen dapat dijelaskan melalui daftar
distribusi frekuesi berikut:
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelompok Kontrol
No. Interval Nilai tengah (x) Frekuensi Presentase
1. 30-39 34,5 2 6,90 %
2. 40-49 44,5 5 17,24%
3. 50-59 54,5 12 41,38%
4. 60-69 64,5 5 17,24%
5. 70-79 74,5 3 10,35%
6. 80-89 84,5 2 6,90%
Jumlah 29 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0
2
4
6
8
10
12
14
16
34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5
Fre
ku
ensi
Nilai Tengah
kelp.kontrol
kelp.eksperimen
Berdasarkan penjelasan dari Tabel 4.2 dan 4.3 mengenai nilai pretes maka
dapat diketahui perbedaan nilai pretes kelompok kontrol dan eksperimen
dalam Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Histogram Perbandingan Nilai Pretes pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa perbedaan nilai
pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak terlalu jauh
atau signifikan. Hal tersebut terbukti dengan jumlah siswa terbanyak baik
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen pada nilai tengah 54,5.
Sehingga dari Gambar 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
awal siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama.
2. Nilai Postes pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Nilai postes didapatkan melalui tes yang diberikan pada siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol setelah perlakuan pembelajaran selesai.
Nilai postes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berhitung pecahan
yang digunakan menguji hipotesis. Perhitungan hasil nilai postes telah
dijabarkan di lampiran 21 halaman 113 sedangkan rangkuman hasil nilai/ data
postes dapat dijelaskan melalui Tabel 4.4 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.4 Rangkuman Nilai Postes
Uraian Kelompok
Eksperimen Kontrol
Rata-rata (mean) 75,44 64,93
Median 74,4 62,625
Modus 70,93 60
Nilai maks 100 88
Nilai min 52 48
Simpangan baku 11,05 10,88
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas maka dapat dijelaskan masing-masing nilai
postes dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebagai
berikut:
a. Nilai Postes Kelompok Eksperimen
Nilai postes diperoleh setelah perlakuan di kelompok eksperimen selesai
untuk mengetahui kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV. Untuk
hasilnya dapat dijelaskan melalui daftar distribusi frekuensi berikut:
Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelompok Eksperimen
No. Interval Nilai tengah (x) Frekuensi Presentase
1. 47-55 51 1 2,94 %
2. 56-64 60 5 14,71%
3. 65-73 69 10 29,41%
4. 74-82 78 8 23,53%
5. 83-91 87 6 17,65%
6. 92-100 96 4 11,76%
Jumlah 34 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0
2
4
6
8
10
12
14
51 60 69 78 87 96
Fre
ku
ensi
Nilai Tengah
kelp.kontrol
kelp.eksperimen
b. Nilai Postes Kelompok Kontrol
Nilai postes diperoleh setelah perlakuan di kelompok kontrol selesai untuk
mengetahui kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV. Untuk
hasilnya dapat dijelaskan melalui daftar distribusi frekuensi berikut:
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelompok Kontrol
No. Interval Nilai tengah (x) Frekuensi Presentase
1. 47-55 51 5 17,24 %
2. 56-64 60 12 41,38%
3. 65-73 69 5 17,24%
4. 74-82 78 5 17,24%
5. 83-91 87 2 6,90%
Jumlah 29 100%
Berdasarkan Tabel 4.5 dan 4.6 data nilai postes dari kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol maka dapat dilihat perbedaan nilai postes pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada Gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2 Histogram Perbandingan Nilai Postes Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan gambar 4.2 di atas maka dapat dijelaskan bahwa perbedaan
nilai pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol cukup signifikan
yaitu pada kelompok kontrol jumlah siswa terbanyak pada nilai tengah 60
sebanyak 12 orang sedangkan kelompok eksperimen jumlah siswa
terbanyak pada nilai tengah 69 sebanyak 10 orang.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan uji-t untuk menguji hipotesis maka perlu dilakukan
uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas serta uji keseimbangan.
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas menggunakan uji Chi
Kuadrat dengan rumus yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Hasil uji
normalitas pada tes pretes dan postes kedua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Penjelasan mengenai hitungan uji
normalitas dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 117 dan lampiran 23
halaman 120. Sedangkan ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat tabel 4.7
dan 4.8 berikut ini:
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Pretes
No. Kelompok Harga 𝜒2 Kesimpulan
berdistribusi 𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2
1. Eksperimen 4,224 7,815 Normal
2. Kontrol 7 7,815 Normal
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Postes
No. Kelompok Harga 𝜒2 Kesimpulan
berdistribusi 𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2
1. Eksperimen 6,8 7,815 Normal
2. Kontrol 6,462 7,815 Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel 4.8 di atas dapat di ketahui bahwa harga 𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 kurang dari
𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan varian dua
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini untuk
menghitung uji homogenitas menggunakan metode Bartlett dengan uji Chi
Kuadrat yang rumusnya telah dijelaskan di bab sebelumnya. Hasil uji
homogenitas pada tes pretes dan postes kedua kelompok dapat dilihat pada
lampiran 25 halaman 127 dan lampiran 26 halaman 128. Sedangkan
ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Pretes dan Postes
No. Instrumen Harga 𝜒2
Kesimpulan 𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
2 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2
1. Pretes 0,6908 3,841 Homogen
2. Postes 0,00714 3,841 Homogen
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa harga 𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 kurang
dari 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi
homogen.
3. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan ini diperoleh melalui hasil pretes pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelas eksperimen terdiri dari 34
siswa dengan rerata 60,09 dan simpangan baku 12,34. Sedangkan kelompok
kontrol terdiri dari 29 siswa dengan rerata 57,26 dan simpangan baku 12,42.
Hasil perhitungan uji keseimbangan ini menggunakan uji-t dua pihak yang
dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 129. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.10 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan
No. Harga t
Kriteria Kesimpulan 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
1. 0,914378 1,980 𝐻𝑜 diterima Seimbang
C. Pengujian Hipotesis
Setelah pengujian prasyarat analisis terpenuhi, selanjutnya melakukan uji
hipotesis dengan menggunakan uji-t pihak kanan yang rumusnya telah dijelaskan
pada bab sebelumnya. Pengujian hipotesis ini diperoleh dari nilai postes pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai rata-rata postes pada
kelompok eksperimen yaitu 75,44 dengan simpangan baku 11,05. Sedangkan
rerata nilai postes kelompok kontrol adalah 64,93 dengan simpangan baku 10,88.
Untuk penjelasan uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 131
sedangkan ringkasan hasil uji hipotesis dapat dijelaskan melalui tabel 4.11
berikut:
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis
No. Kelompok Harga t
Kriteria 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
1. Eksperimen dan
kontrol 3, 82878 1,658 𝐻𝑜 ditolak
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil uji-t pihak kanan dengan taraf signifikan 5%,
kemampuan berhitung pecahan pada pembelajaran yang menggunakan media blok
pecahan dan media realia diperoleh harga 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,82878 sedangkan harga
yang diperoleh lebih tinggi dari harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,658. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa kemampuan berhitung pecahan pada pembelajaran yang
menggunakan media blok pecahan lebih baik daripada penggunaan media realia.
Kemampuan berhitung pecahan pada pembelajaran yang menggunakan
media blok pecahan lebih baik karena penggunaan media blok pecahan membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa lebih cermat dan teliti dalam pengerjaan soal mengenai pecahan. Bentuk
blok pecahan yang dibuat lingkaran memudahkan siswa membagi menjadi
beberapa bagian yang sama bersarnya karena dapat menggunakan alat mengukur
panjang yaitu penggaris. Blok pecahan dibuat dengan warna yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya sehingga lebih menarik minat siswa dalam
belajar dan memudahkan siswa memahami konsep pecahan serta membandingkan
pecahan atau mencari pecahan yang senilai secara konkret. Selain itu penggunaan
media blok pecahan tidak hanya didominasi oleh guru melainkan siswa juga
terlibat langsung dalam penggunaannya. Keterlibatan langsung siswa dalam
penggunaan media blok pecahan membuat siswa lebih mudah memahami konsep
pecahan secara konkret sehingga hasil belajar lebih bermakna. Berdasarkan toeri
yang dijelaskan oleh Tim penyusun Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika menyatakan bahwa
media blok pecahan lebih cocok digunakan dalam pembelajaran pecahan meliputi
pengenalan konsep pecahan, membandingkan pecahan, pecahan senilai,
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Berdasarkan pendapat tersebut maka
media blok pecahan mempunyai kelebihan dibandingkan media realia.
Sedangkan pembelajaran yang menggunakan media realia (benda nyata)
yang berupa benda yang bentuknya simetris misalnya apel, roti/ kue, semangka,
dan sawo juga melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
siswa menggunakan realia yaitu dengan memotong atau membelah benda untuk
digunakan mengerjakan soal. Karena proses memotong atau membelah benda
yang digunakan besar benda yang telah dipotong tidak sama sehingga hasilnya
tidak akan tepat. Hal ini disebabkan karena siswa kurang hati-hati dan cermat
dalam memotong benda sehingga antara potongan yang satu dengan lainnya tidak
sama besarnya. Selain itu, siswa merasa kesulitan dalam memotong benda yang
digunakan/ realia menjadi potongan yang besarnya sama serta mendapatkan
realia/ benda yang digunakan dalam pembelajaran pecahan yang bentuknya
simetris agak sulit. Oleh karena itu, penggunaan media realia dalam pembelajaran
pecahan kurang baik hasilnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Media blok pecahan dan media realia merupakan salah satu media
pembelajaran Matematika yang cocok dengan materi pecahan di Sekolah Dasar
yang mempunyai kelebihan dapat memperjelas konsep pecahan. Konsep pecahan
yang sulit dipahami oleh siswa karena sifatnya abstrak akan lebih menjadi konkret
karena siswa terlibat langsung dalam penggunaan media. Hal ini disebabkan siswa
menggunakan media blok pecahan dan media realia secara langsung ketika proses
pembelajaran materi pecahan untuk berhitung pecahan. Keterlibatan siswa selama
proses pembelajaran akan meningkatkan keaktifan siswa sehingga siswa tidak
akan melakukan aktivitas lain yang mengganggu pembelajaran seperti mencorat-
coret buku. Selain itu, jika siswa mengalami langsung maka akan menjadi
pengalaman nyata siswa yang tidak mudah dilupakan oleh siswa. Melalui
kehadiran media blok pecahan dan media realia peran guru dalam proses
pembelajaran hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa sehingga
pembelajaran lebih berpusat pada siswa atau student centered.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai postes pada
kelompok eksperimen yaitu 75,44 dan kelompok kontrol 64,93. Berdasarkan
perolehan nilai dilakukan penghitungan uji-t dengan taraf signifikan 5% dan
diperoleh harga 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3, 82878 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,658. Sehingga dapat
disimpulkan penggunaan media blok pecahan lebih baik daripada penggunaan
media realia terhadap kemampuan berhitung pecahan siswa kelas IV SD se-gugus
Abimanyu, Masaran, Sragen tahun pelajaran 2011/2012.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis akan menyampaikan implikasi
yang berguna bagi teoritis maupun secara praktis.
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya. Selain
itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya bersama antara guru,
siswa dan penyelenggara sekolah agar dapat meningkatkan kualitas hasil
belajar siswa secara optimal.
2. Implikasi Praktis
Pembelajaran Matematika pada materi pecahan menggunakan media blok
pecahan karena penggunaan media blok pecahan dapat meningkatkan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan media
blok pecahan membuat siswa lebih aktif, kreatif dan cermat.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sebaiknya dalam pembelajaran Matematika khususnya materi pecahan
yang sifatnya abstrak menggunakan media pembelajaran yang tepat agar
dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep materi. Media
pembelajaran yang tepat digunakan untuk pembelajaran pecahan salah
satunya adalah media blok pecahan. Sedangkan penggunaan media realia
lebih tepat pada konsep awal pecahan.
2. Bagi Siswa
Sebaiknya siswa dalam proses pembelajaran lebih aktif berperan serta
dalam penggunaan media blok pecahan maupun media realia.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya pihak sekolah menyediakan fasilitas pembelajaran berupa
media pembelajaran Matematika yaitu media blok pecahan agar dapat
digunakan dalam pembelajaran Matematika materi pecahan.
4. Bagi Peneliti Lain
Penulis menyarankan kepada peneliti lain agar dapat mengembangkan
penggunaan media blok pecahan dengan disertai pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat dan dapat meningkatkan keaktifan siswa agar
pembelajaran lebih efektif dan hasil belajar lebih maksimal.