fakultas ekonomi dan bisnis islam institut agama...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA TAHUN 2015-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD BAHRUDDIN FARID
NIM : 213-14-145
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hidup adalah suatu pengabdian, jika tidak lantas untuk apa ada kehidupan”
Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S Al-Insyiroh:6).
vii
PERSEMBAHAN
Sujud syukur kusembahkan kepadaMu Ya Allah, Tuhan Yang
Maha Segalanya. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal
untuk masa depanku dalam meraih cita-cita.
Dengan ini saya persembahkan skripsi ini kepada:
Bapak dan Ibu Tercinta
Terimakasih untuk kasih sayang, jerih payah, dan limpahan doa yang tak
berkesudahan dan tak akan terbalaskan.
Saudara Kandung Tersayang
Terimakasih untuk adik-adikku yang luar biasa dalam memberi
dukungan dan doa tanpa henti serta memberi semangat tanpa henti-
hentinya disaat terpuruk maupun disaat jenuh.
Guru-guru dan Dosen-dosenku
Terimakasih yang tak terhingga atas kesabaran dalam menjadikanku
pribadi berilmu, cakap serta bertanggung jawab dalam mengamalkan
ilmu. Teruntuk dosen pembimbingku terimakasih telah banyak
meluangkan waktu, memberikan dorongan dan arahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Sahabat-sahabatku
Terimakasih atas memori kebersamaan yang kita rajut bersama dan atas
solidaritas yang luar biasa. Bahwa ingat komitmen kita yang akan
bersahabat serta bersaudara sampai kapanpun.
Partner Berproses
Terimakasih atas dukungannya dalam situasi dan kondisi apapun.
Untuk semua pihak yang saya sebutkan, terimakasih atas semuanya.
Semoga Allah membalas kebaikan yang diberikan. Amin.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat yang tak ternilai serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
judul: ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) BANK SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2015-2018. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tanpa adanya doa,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Bapak Ari Setiyawan, M.M. selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah.
4. Bapak Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag selaku pembimbing, yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen serta staff di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga.
ix
6. Kedua orang tua tercinta, Bapak Muhammad Imam Sumarno dan Ibu Siti
Ani Astutik yang telah membimbing dan memotivasi, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang, doa,
nasehat, kesabaran, dan semangat yang luar biasa.
7. Adik-adik tersayang, (Alm.Lina Hanifatul Fitriyani, Lailatul Maghfiroh,
Anindiya Azahra) yang telah memberikan motivasi dan semangat tiada
henti.
8. Teman-teman mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Jurusan S1 Perbankan Syariah.
9. Keluarga KKN Posko 12 Dusun Tempak Kulon, Desa Tempak,
Candimulyo, Magelang
10. Teman-teman magang dan keluarga besar di BPRS Meru Sankara
Magelang.
11. Keluarga Besar PMII Rayon Ekonomi dan Bisnis Islam, Komisariat Djoko
Tingkir Kota Salatiga.
12. Sahabat-sahabati AMPLAS. Terimakasih sudah menjadi semangat dalam
berproses.
13. Partner Hidup Nayla Fadhla yang selalu mensuport dalam segala situasi dan
kondisi.
14. Dan semua pihak yang sudah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
x
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran penulisan skripsi ini. Dan
akhirnya tiada untaian kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahirobbil alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
Wallahulmuwafiq illa Aqwamittariq
Wassalamualaikum Wr. Wb
Salatiga,
Penulis
ABSTRAK
xi
Farid, Muhammad Bahruddin. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal
Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun
2015-2018. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1
Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CAR,
BOPO, kurs rupiah, inflasi, dan BI Rate terhadap profitabilitas bank umum syariah
di Indonesia tahun 2015 sampai 2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data sekunder. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan
Bank Umum Syariah (BUS), baik yang diterbitkan oleh masing-masing web milik
Bank Umum Syariah maupun yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sampel yang
diambil sebanyak 12 Bank Umum Syariah. Teknik pengambilan data dengan cara
purposive sampling. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan
alat bantu SPSS version 23. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif
dengan menggunakan analisis regresi berganda dan path analysis sebagai analisis
data.
Hasil penelitian ini menunjukan variabel CAR tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank umum syariah, BOPO yang berarti ada pengaruh
negatif yang signifikan terhadap ROA, Kurs Rupiah yang berarti tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah, Inflasi yang
berarti tidak ada pengaruh negatif yang signifikan terhadap profitabilitas bank
umum syariah,dan BI Rate yang berarti tidak ada pengaruh negatif yang signifikan
terhadap profitabilitas bank umum syariah.
Kata Kunci : CAR, BOPO, Kurs Rupiah, Inflasi, BI Rate, dan Return On Asset
(ROA).
DAFTAR ISI
xii
JUDUL .................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ....................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................... v
PERNYATAAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN ........................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
E.Sistematika Penulisan ............................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka .......................................................................................... 11
DAFTAR ISI
xiii
B. Kerangka Teori ......................................................................................... 20
1. Ekonomi Makro .............................................................................. 20
2. Bank Syariah ................................................................................... 22
3. Profitabilitas .................................................................................... 25
4. Kurs Rupiah .................................................................................... 27
5. Inflasi ............................................................................................... 29
6. BI Rate............................................................................................. 35
C. Kerangka Penelitian .................................................................................. 45
D.Hipotesis .................................................................................................... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 52
B. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ............................................................ 52
C. Populasi Dan Sempel ................................................................................ 52
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 55
E. Skala Pengukuran..................................................................................... 56
F.. Definisi Dan Konsep Operasional .......................................................... 56
G. Instrumen Penelitian ................................................................................ 60
H. Alat Analisis............................................................................................. 61
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian ..................................................................... 68
B. Statistik Deskriptif ................................................................................... 81
BAB V PENUTUP
DAFTAR ISI
xiv
A. Kesimpulan ............................................................................................... 86
B. Saran .......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 89
LAMPIRAN ........................................................................................................... 94
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Lembaga Keuangan Syariah ....................................................... 2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 11
Tabel 3.1 Kriteria Sampel ......................................................................................... 53
Tabel 3.2 Jumlah Sampel .......................................................................................... 53
Tabel 3.3 Definisi Konsep dan Operasional ............................................................ 58
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 69
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas .............................................................................. 70
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................................... 71
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 73
Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser ....................................................................................... 74
Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ............................................ 75
Tabel 4.7 Hasil Uji T ................................................................................................. 76
Tabel 4.8 Hasil Uji F ................................................................................................. 78
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 79
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 45
Gambar 4.1 Hasil Uji Grafik Scatterplot ................................................................. 72
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Histogram .......................................................... 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Hasibuan dalam Syachfuddin (2017) Bank memiliki peranan
penting dalam perekonomian yaitu mampu berperan sebagai penghimpun
dan penyalur dana masyarakat. Bank juga memiliki tujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah
peningkatan rakyat banyak.
Pada tahun 1997, di Asia Tenggara mengalami krisis moneter yang
merubah perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Hal tersebut
berdampak pada perusahaan-perusahaan yang berada di dalam negeri,
terutama pada sektor perbankan. Sektor perbankan sangat bergantung pada
posisi kurs karena transaksi yang dilakukan adalah menggunakan mata uang
asing. Hal tersebut semakin memperburuk kondisi perekonomian nasional.
Lembaga perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi juga
semakin terkena imbasnya. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah
bank mengalami negatif spread yakni nilai suku bunga tabungan lebih besar
dari pada suku bunga pinjaman, hal ini yang mengakibatkan bank sulit
untuk memperoleh keuntungan. Pada saat itu bank syariah mampu
membuktikan sebagai lembaga keuangan yang dapat bertahan ditengah
krisis ekonomi yang semakin parah (Yuliani, 2007).
2
Meski menghadapi krisis keuangan global yang dampaknya semakin
lama semakin meluas, kinerja perbankan sepanjang tahun 2008 relatif stabil.
Meningkatnya fungsi pengawasan dan adanya kerjasama dengan otoritas
terkait perbankan yang disertai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia cukup efektif menjaga ketahanan perbankan dari dampak
krisis global yang terjadi pada saat itu. Perbankan berhasil meningkatkan
fungsi intermediasinya dan melaksanakan proses konsolidasi dengan baik
yang berdampak pada hasil yang positif (Irfan, 2015).
Di Indonesia sendiri terdapat dua sistem perbankan yang digunakan,
yaitu bank syariah dan bank konvensional. Pada bank syariah tidak
mengenal adanya bunga didalam operasinya. Dengan demikian, bank
syariah tidak mendapatkan penghasilan dari bunga atau riba. Salah satu
bentuk penghasilan yang didapat pada bank syariah adalah berupa bagi hasil
dengan pelaku usaha yang menggunakan dana dari bank syariah serta
investasi dari bank tersebut (Antonio, 2001:18).
Di Indonesia perbankan syariah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu
Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Berikut jumlah lembaga keuangan
syariah di Indonesia :
3
Tabel 1.1
Jumlah Lembaga Keuangan Syariah
Nama Jumlah
Bank UmumSyariah 12
Unit Usaha Syariah 21
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 167
Sumber: www.ojk.co.id 2018
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan
rasio keuangan. Rasio keuangan sering digunakan dalam penelitian
mengenai faktor yang menentukan profitabilitas bank. Rasio keuangan
adalah ukuran yang dipergunakan dalam interpretasi data dan analisis
laporan finansial suatu perusahaan Bambang,(2001:55). Dari definisi
tersebut maka pentingnya analisis rasio keuangan tersebut untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap profitabilitas bank. Profitabilitas
umumnya diukur oleh Return On Assets (ROA), yang memperlihatkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan. ROA sangat penting bagi bank karena digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya Husnan, dalam
Adyani,(2011:3)
Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin
baik, karena tingkat kembalian (return) akan semakin besar (Fathoni, 2017).
Faktor penentu profitabilitas dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bank bisa diukur dengan
4
menggunakan rasio-rasio keuangannya, karena dalam menganalisis laporan
keuangan akan mudah jika menghitung rasio-rasio keuangan suatu
perusahaan. Faktor internal dalam penelitian ini menggunakan rasio Capital
Adequaty Ratio (CAR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO).
Selain faktor internal,tingkat profitabilitas bank juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang bersifat makro, seperti
peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar perusahaan. Lingkungan ekonomi
makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini
keputusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan
perbankan (Irmawan, 2017). Dalam penelitian ini, terdapat variabel-
variabel yang menjadi faktor eksternal dan dapat mempengaruhi
profitabilitas (ROA) Perbankan Syariah adalah Kurs, Inflasi, BI Rate.
Faktor pertama yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah
Capital Adequacy Ratio (CAR), merupakan rasio tingkat kecukupan modal,
yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup resiko
kerugian yang mungkin timbul dari penanganan aktifa beresiko. Tingginya
rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak
meningkatnya kepercayaan masyarakat yang akhirnya dapat meningkatkan
Return On Asset (ROA). Menegemen bank perlu meningkatkan nilai
Capital Adequacy Ratio (CAR) sesuai dengan ketentuan bank Indonesia
minimal 8%, karena dengan modal yang besar menegemen bank sangat
leluasa dalam menempatkan dananya dalam aktifitas yang menguntungkan
5
dalam rangka meningkatkan profitabilitas. Capital Adequaty Ratio (CAR)
dalam penelitian Ghozali (2007) dan Azmy (2014) menunjukkan adanya
pengaruh negative terhadap profitabilitas. Hal ini berteentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismawati (2009) dan Regina (2012)
yang menunjukkan adanya pengaruh positif Capital Adequaty Ratio (CAR)
terhadap profitabilitas
Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang
merupakan perbandingan antara total biaya operasional dan total
pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Efisiensi operasi dilakukan oleh bank dalam rangka mengetahui apakah
bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank
dilakukan dengan benar sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak
managemen serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah
menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat bunga dan hasil
bunga (Dendawijaya, 2009). Semakin besar rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) maka semakin kecil Return On
Asset (ROA) bank, karena bank tidak dapat menekan biaya operassionalnya
mengakibatkan laba yang diperoleh bank juga kecil. Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang diteliti oleh Ghozali (2007)
dan Srimulyawati (2015) menunjukkan bahwa variabel BOPO berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan
6
oleh Makmun (2008) dan Regina (2012) menunjukkan adanya pengaruh
negative antara BOPO terhadap profitabilitas.
Faktor ketiga yang mempengaruhi profitabilitas adalah kurs atau
nilai tukar. Nilai tukar mata uang asing menjadi salah satu faktor
profitabilitas perbankan karena dalam kegiatannya, bank memberikan jasa
jual beli valuta asing. Di dunia perekonomian makro suatu negara nilai tukar
uang menjadi acuan pertumbuhan ekonominya, semakin kuat nilai tukar
uang negara dapat dikategorikan semakin sehat juga perekonomian pada
suatu negara. Dengan demikian akan berdampak pada simpanan masyarakat
pada bank syariah sehingga akan meningkatkan profitabilitas perbankan
(Dewi, 2018). Pendapat diatas didukung oleh penelitian Hidayati (2014)
yang menunjukan hasil Kurs berpengaruh positif terhadap profitabilitas
(ROA). Namun berbeda dengan penelitian Welta & Lemiyana (2017)
menunjukan bahwa Kurs berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan
terhadap profitabilitas (ROA).
Faktor keempat yang mempengaruhi profitabilitas adalah inflasi.
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa, yang terjadi jika
pembelanjaan bertambah dibandingkan dengan penawaran barang dipasar.
Sebagai lembaga intermediasi, bank sangat rentan dengan risiko inflasi
terkait dengan mobilitas dananya. Apabila suatu negara mengalami inflasi
yang tinggi maka akan menyebabkan naiknya konsumsi, sehingga akan
mempengaruhi pola saving dan pembiayaan pada masyarakat. Perubahan
tersebut akan berdampak pada kegiatan operasional bank syariah, jumlah
7
dana dari masyarakat yang dihimpun akan semakin berkurang sehingga
nantinya akan mempengaruhi kinerja bank syariah dalam memperoleh
pendapatan dan menghasilkan keuntungan Swandayani,(2012). Dalam
penelitian Satriyo (2013) diketahui bahwa inflasi mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank syariah. Namun berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanuardi,(2014) diketahui bahwa
inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan.
Faktor kelima yang mempengaruhi profitabilitas adalah BI Rate. BI
Rate merupakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia yang menjadi acuan
suku bunga dipasar uang. Perubahan suku bunga BI (BI Rate) diikuti oleh
perubahan suku bunga deposito dan suku bunga kredit dengan pergerakan
yang searah (positif). Suku bunga BI juga ikut mempengaruhi profitabilitas
bank. Ketika suku bunga BI naik, maka akan diikuti oleh naiknya suku
bunga deposito yang berakibat langsung terhadap penurunan sumber dana
pihak ketiga bank syariah. Penurunan DPK ini sebagai akibat dari
pemindahan dana masyarakat ke bank konvensional untuk mendapatkan
imbalan bunga yang lebih tinggi. Apabila dana pihak ketiga turun, maka
profitabilitas bank syariah juga akan mengalami penurunan Sahara, (2013).
Hasil penelitian Sahara (2013) menyatakan bahwa suku bunga BI
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Suku bunga tinggi dapat
membuat perbankan mengalami Net Interest Margin (NIM) yang semakin
negatif. Hal ini disebabkan biaya bunga yang harus dikeluarkan terus
meningkat, sedangkan pendapatan bunga kredit tidak meningkat dan
8
penyaluran dana kesektor usaha dan nasabah lain juga semakin sulit.
Sedangkan penelitian yang berbeda menurut Syaechu (2013) menyatakan
bahwa BI Rate memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitan yang tidak konsisten
diatas, serta adanya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
profitabilitas bank syariah maka peneliti ingin membahas lebih dalam lagi
melalui penelitian yang akan dilakukan dengan judul “ANALISIS
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA TAHUN 2015-2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Capital Adequaty Ratio (CAR) terhadap
Profitabilitas (ROA) pada perbankan syariah di Indonesia Tahun 2015-
2018?
2. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) pada perbankan
syariah di Indonesia Tahun 2015-2018?
3. Bagaimana pengaruh Kurs terhadap Profitabilitas (ROA) pada
perbankan syariah di Indonesia Tahun 2015-2018?
9
4. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas (ROA) pada
perbankan syariah di Indonesia tahun 2015-2018?
5. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap Profitabilitas (ROA) pada
perbankan syariah di Indonesia tahun 2015-2018?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan :
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Capital Adequaty Ratio
(CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada perbankan syariah di
Indonesia Tahun 2015-2018.
2. Untuk menganalisi dan mengetahui pengaruh Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas
(ROA) pada perbankan syariah di Indonesia Tahun 2015-2018?
3. Untuk menganalis dan mengetahui pengaruh Kurs terhadap
Profitabilitas (ROA) pada perbankan syariah di Indonesia Tahun 2015-
2018?
4. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Inflasi terhadap
Profitabilitas (ROA) pada perbankan syariah di Indonesia Tahun 2015-
2018.
5. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh BI Rate terhadap
Profitabilitas (ROA) pada perbankan syariah di Indonesia Tahun 2015-
2018.
10
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik,
diantaranya :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran dalam
penerapan antara teori yang didapat pada saat perkuliahan dengan
praktik yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu bahan informasi
mengenai Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal
terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia
(Periode 2015-2018).
Penelitian ini juga diharapkan berguna bagi penelitian selanjutnya
sebagai rujukan apabila topik penelitan sama.
3. Bagi Bank
Penelitan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai koreksi untuk terus
meningkatkan kinerjanya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan bertujuan untuk membuat sistematika laporan
penelitian dengan menggambarkan alur pemikiran dari awal hingga akhir
secara ringkas. Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut :
11
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan, dalam bab ini berisi penjelasan
mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan landasan teori, dalam bab ini terdapat empat
bagian yaitu pertama, landasan teori yang berisi uraian telaah pustaka,
referensi, jurnal, artikel, dan lain-lain, yang berkaitan dengan topik
penelitian ini. Referensi ini juga digunakan sebagai dasar untuk melakukan
analisis terhadap masalah. Kedua, penelitian dan pengkajian yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas dalam penelitian ini. Ketiga kerangka pemikiran berisi kesimpulan
dari telaah pustaka yang digunakan untuk menyusun asumsi atau hipotesis.
Dan bagian keempat adalah hipotesis yang dikemukakan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan metode penelitian, dalam bab ini menguraikan
tentang metode pengkajian masalah, data penelitian yang berisi antara lain
variabel penelitian, karakteristik data, populasi dan sampel, disertai
penjelasan tentang prosedur pengumpulan data, serta teknik analisis data.
12
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini adalah analisis data, dalam bab ini dibahas secara lebih
mendalam tentang uraian penelitian yang berisi deskripsi objek penelitian
dan analisis data serta pembahasan hasil dan interprestasi yang diperoleh
dari penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini adalah penutup, bab ini merupakan penutup dari penulisan
penelitian dan berisi tentang kesimpulan dari pembahasan bab-bab yang
telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang dapat diberikan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Berikut ini merupakan ringkasan peneliti terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu No Peneliti/Judul/Tah
un
Variabel Hasil Perbedaan Dengan
Penulis
Pengaruh Capital Adequaty Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas ROA
1 Shalahuddin Independen: CAR Dalam penelitian ini
Fahmi/Pengaruh CAR,NPF, Berpengaruh untuk mengetahui
CAR,NPF,BOPO BOPO,FDR positif faktor yang
dan FDR terhadap Dependen : signifikan mempengaruhi
profitabilitas Bank ROA terhadap ROA. ROA tidak
Umum Syariah NPF dan FDR menggunakan
(2013) berpengaruh variabel NPF dan
negative tidak FDR tetapi
signifikan menggunakan
terhadap ROA. variabel
BOPO Kurs,Inflasi, dan BI
berpengaruh rate
negative
signifikan
terhadap ROA
2 Sudianto/Analisis Independen : DPK,CAR, dan Dalam penelitian ini
pengaruh DPK,BOPO, LDR untuk mengetahui
DPK,BOPO,CAR, CAR, dan Berpengaruh faktor yang
dan LDR terhadap LDR positif dan mempengaruhi
kinerja keuangan Dependen : signifikan ROA tidak
pada sektor ROA terhadap ROA. menggunakan
perbankkan yang Sedangkan variabel DPK, dan
14
go public di Bursa
Efek Indonesia
(BEI) periode
2005-2008 Tahun
(2010)
BOPO
berpengaruh
negative
signifikan
terhadap ROA
LDR tetapi
menggunakan
variabel Kurs,
Inflasi, dan BI rate
3 Diana Puspita
Sari/Analisi
pengaruh
CAR,NPL,PDN,N
IM,BOPO,LDR,d
an Suku Bunga
SBI Terhadap
Bank Defisa di
Indonesia periode
2003-2007 (2009)
Independent :
CAR,NPL,PD
N,NIM,BOPO
,LDR, dan
Suku Bunga
Dependen :
ROA
Variabel PDN
dan Suku
Bunga,SBI tidak
menunjukkan
pengaruh
signifikan
terhadap ROA.
CAR,NIM, dan
LDR
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap ROA.
Sedangkan
variabel NPL
dan BOPO
berpengaruh
negative
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel
NPL,PDN,NIM,
dan LDR tetapi
menggunakan
variabel Kurs dan
Inflasi
Pengaruh BOPO Terhadap Profitabilitas ROA
1 Sri Mulyawati/
Faktor-Faktor
Penentu
Profitabilitas Bank
Syariah di
Indonesia (2015)
Independen :
DPK, NPF,
FDR, BOPO,
SWBI
Dependen :
ROA
Variabel DPK,
NPF, FDR,
BOPO, dan
SWBI secara
simultan
berpengaruh
terhadap ROA.
Untuk hasil
parsial, variabel
DPK, FDR, dan
BOPO
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
tingkat profitabilitas
tidak menggunakan
variabel NPF,
SWBI, DPK, FDR
tetapi menggunakan
variabel CAR, Kurs
Rupiah, Inflasi dan
BI Rate.
15
berpengaruh
negatif terhadap
ROA,
sedangkan untuk
variabel NPF
dan SWBI
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
2 Ahmad Azmy/
Analisis Pengaruh
CAR, NPF, FDR,
dan BOPO
terhadap ROA
Perbankan Syariah
di Indonesia
(2014)
Independen :
CAR, NPF,
FDR, BOPO
Dependen :
ROA
CAR dan BOPO
memmiliki
negatif terhadap
terhadap ROA.
NPF dan FDR
memiliki
hubungan positif
terhadap ROA.
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
tingkat profitabilitas
tidak menggunakan
variabel NPF dan
FDR tetapi
menggunakan
variabel Kurs
Rupiah, Inflasi dan
BI Rate.
3 Edhi Satriyo
Wibowo/ Analisis
Pengaruh Tingkat
Suku Bunga,
Inflasi, CAR,
BOPO, dan NPF
Terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah (2013)
Independen :
Suku Bunga,
Inflasi, CAR,
BOPO, NPF
Dependen :
ROA
BOPO
berpengaruh
signifikan
negative
terhadap
ROA,sedangkan
fariabel
CAR,NPF,INFL
ASI dan BI rate
tidak
berpengaruh
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
tingkat profitabilitas
tidak menggunakan
variabel NPF tetapi
menggunakan
variabel Kurs
Rupiah.
4 Shalahuddin
Fahmy/Pengaruhb
CAR,NPF,BOPO,
dan FDR terhadap
profitabilitas bank
Independen :
CAR,NPF,BO
PO, dan FDR
Dependent :
ROA
CAR
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap ROA.
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
tingkat profitabilitas
tidak menggunakan
variabel Suku
16
umum syariah
(2013)
Variabel NPF
dan FDR
berpengaruh
negative tidak
signifikan
terhadap ROA,
sementara
variabel BOPO
berpengaruh
negative
signifikan
terhadap ROA
Bunga, Inflasi dan
BI rate tetapi
menggunakan
variabel NPF, FDR
Pengaruh Kurs terhadap Profitabilitas
1 Fretty
Welta/Pengaruh
CAR, Inflasi, Nilai
Tukar, Terhadap
Profitabilitas Pada
Bank Umum
Syariah (2017)
Independen:
CAR, Inflasi,
Nilai Tukar
Dependen:
ROA.
Nilai Tukar,
CAR, dan Inflasi
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap ROA.
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel CAR tetapi
menggunakan
variabel BI Rate.
2 Aris
Fadjar/Analisis
Faktor Internal dan
Eksternal Bank
Yang
Mempengaruhi
Profitabilitas Bank
Umum di
Indonesia.
Independen:
NPL BOPO,
LDR, CAR,
Nilai Tukar,
Tingkat Suku
Bunga, Inflasi.
Dependen:
ROA
Nilai tukar,
tingkat suku
bunga,, dan
inflasi tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
NPL, LDR
berpengaruh
negative
terhadap ROA.
BOPO
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel NPL, LDR,
CAR, BOPO.
17
3 Oktavia
Rosana.D/Pengaru
h Dana Pihak
Ketiga, Inflasi, BI
Rate, Dan Kurs
Terhadap
Profitabilitas
Perbankan Syariah
di Indonesia
Periode 2013-
2017 (2018).
Independen:
DPK, Inflasi,
BI Rate, Kurs.
Dependen:
ROA
Kurs
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap ROA.
DPK dan BI
Rate
berpengaruh
negatif
signifikan
teradap ROA.
Inflasi
berpengaru
positif
signifikan
terhadap ROA.
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel DPK.
Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas
1 Syahirul
Alim/Analisis
Pengaruh Inflasi
dan BI Rate
terhadap Return on
Asset (ROA) Bank
Syariah di
Indonesia (2014)
Independen:
Inflasi, BI
Rate
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Inflasi
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap ROA
dan BI Rate
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
ROA menggunakan
variabel BOPO,
CAR dan Kurs
Rupiah
2 Desi
Marlin/Pengaruh
Inflasi, Suku
Bunga, Nilai
Tukar Valas, dan
Jumlah Uang
Beredar terhadap
Profitabilitas pada
Perbankan Syariah
Independen:
Inflasi, Suku
Bunga, Nilai
Tukar Valas,
Jumlah Uang
Beredar
Dependen:
Profitabilitas
(ROA)
Inflasi
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap ROA
perbankan
syariah,
Suku Bunga,
Nilai Tukar
Valas dan
Jumlah Uang
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel Jumlah
Uang Beredar tetapi
menggunakan
18
di Indonesia
(2012)
Beredar
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
variabel BOPO,
CAR
3 Edhi
Satriyo/Analisis
Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi,
CAR, BOPO,
NPF, terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah (2013)
Independen:
Suku Bunga,
Inflasi, CAR,
BOPO, NPF,
terhadap
Profitabilitas
Bank Syariah.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel Inflasi,
Suku Bunga,
CAR, BOPO,
NPF
berpengaruh
negatif signifkan
terhadap ROA
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel NPF tetapi
Kurs Rupiah.
4 Ayu
Yanita/Analisis
Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga, dan
Produk Domestik
Bruto terhadap
Return on Asset
(ROA) Bank
Syariah di
Indonesia (2013)
Independen:
Inflasi, Suku
Bunga, dan
Produk
Domestik
Bruto.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel Inflasi
dan Produk
Domestik Bruto
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
Sedangkan Suku
Bunga BI
berpengaruh
negatif terhadap
ROA
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
tidakmenggunakan
variabel PDB tetapi
menggunakan
variabel BOPO,
CAR, dan Kurs
Rupiah.
5 Muhammad
Rafi/Analisis
Pengaruh Inflasi,
Nilai
Tukar,CAR,BOP
O, terhadap
Profitabilitas pada
Perbankan Syariah
(2015)
Independen:
Inflasi, Nilai
Tukar,CAR,B
OPO.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel Inflasi
dan CAR
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
Sedangkan
variabel Nilai
Tukar dan
BOPO
berpengaruh
negatif terhadap
ROA.
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
menggunakan
variabel BI Rate.
19
6 Adi
stiawan/Analisis
Pengaruh Faktor
Makroekonomi,
Pangsa Pasar, dan
Karakteristik Bank
terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah (2009)
Independen:
Inflasi, GDP,
Pangsa pasar,
CAR, FDR,
NPF, BOPO,
SIZE
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Inflasi dan GDP
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap ROA.
Pangsa
pasar,CAR,FDR
,NPF,BOPO,SI
ZE berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel
FDR,NPF,SIZE,
GDP, pangsa pasar
tetapi menggunakan
variabel BI Rate
7 Aris
Fadjar/Analisis
Faktor Internal dan
Eksternal Bank
yang
Mempengaruhi
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia (2013)
Independen:
Inflasi, Suku
Bunga, Nilai
Tukar, CAR,
NPL,BOPO,L
DR.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel
Inflasi,Nilai
Tukar,Suku
Bunga tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA.
Sedangkan
variabel
CAR,NPL,BOP
O,LDR
berbengaruh
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabiltas tidak
menggunakan
variabel NPL dan
LDR.
Pengaruh BI Rate terhadap Profitabilitas
1
Luthfia Hanania/
Faktor Internal dan
Eksternal Yang
Mempengaruhi
Profitabiltas
Perbankan Syariah
dalam Jangka
Pendek dan Jangka
Panjang (2015)
Independen:
Suku Bunga,
DPK,
Pembiayaan,
NPF, Inflasi.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
bahwa Suku
Bunga
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA.
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel DPK,
Pembiayaan dan
NPF tetapi
menggunakan
20
DPK, NPF, dan
Inflasi tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA.
Pembiayaan
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
variabel BOPO,
CAR dan Kurs
Rupiah.
2 Rizky
Aryo/Analisis
Pengaruh Faktor
Eksternal dan
Internal Perbankan
Syariah terhadap
Profitabilitas pada
Perusahaan
Perbankan Syariah
(2015)
Independen:
Suku Bunga,
Nilai Tukar
Rupah,
Inflasi,FDR,B
OPO.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel Suku
Bunga,
Inflasi,Nilai
Tukar dan FDR
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA.
Sedangkan
variabel Inflasi
dan BOPO
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel FDR.
3 Kurniawati/Penga
ruh Penyaluran
Kredit dan Suku
Bunga terhadap
Profitabilitas
(ROA) (2012)
Independen:
Penyaluran
kredit dan
Suku Bunga.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Hasil penelitian
menyatakan BI
Rate
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
dan Penyaluran
kredit tdak
berpengaruh
terhadap ROA
Dalam penelitian ini
untuk menegetahui
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel penyaluran
kredit, tetapi
menggunakan
variabel BOPO,
CAR, inflasi, kurs
rupiah.
4 Swandayani/Peng
aruh Inflasi, Suku
Independen:
Suku Bunga,
Suku bunga,
nilai tukar valas
Dalam penelitian ini
untuk mengetahui
21
Bunga, Nilai
Tukar Valas, dan
Jumlah Uang
Beredar terhadap
Profitabilitas pada
Perbankan Syariah
di Indonesia
(2009)
Inflasi, Nilai
Tukar Valas,
dan Jumlah
Uang Beredar.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
dan jumlah uang
beredar
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA,
sedangkan
variabel inflasi
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap ROA
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel jumlah
uang beredar, tetapi
menggunakan
variabel BOPO dan
CAR..
5 Fadjar/Analisis Independen: Suku Bunga, Dalam penelitian ini
Faktor Internal dan Suku Bunga, Nilai Tukar, untuk mengetahui
Eksternal Bank Nilai Tukar, Inflasi, dan CAR faktor yang
yang Inflasi,CAR,N tidak mempengaruhi
Mempengaruhi PL, berpengaruh profitabilitas tidak
Profitabilitas Bank BOPO,LDR signifikan menggunakan
Umum di Dependen: terhadap ROA, variabel NPL, LDR.
Indonesia (2013) Return on sedangkan NPL
Asset (ROA) dan LDR
berpengaruh
negatif terhadap
ROA, BOPO
berpengaru
positif terhadap
ROA
Berdasarkan paparan di atas terdapat beberapa penelitian yang dilakukan
untuk menguji pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Kurs Rupiah, Inflasi, dan BI Rate,
terhadap Return on Assets (ROA).
22
B. Kerangka Teori
1. Teori Agensi
Teori agensi terfokus pada dua individu yaitu principal dan
agent.Principal mendelegasikan responsibility decision making kepada
agent. Baik principal maupun agent diasumsikan sebagai orang-orang
ekonomi yang rasional yang semata-mata termotivasi oleh kepentingan
pribadi, tapi mereka kesulitan membedakan penghargaan atas
preferensi, kepercayaan dan informasi. Teori Agensi memiliki asumsi
bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan
dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara
principal dan agent Anthony dan Govindarajan, dalam Ariyanti,
(2017:5). Teori keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976)
yang menyatakan bahwa ada konflik kepentingan antara principal
(investor dan kreditor) dan agent (manajer) dalam mengelola
perusahaan. Masing-masing pihak berbuat untuk kepentingannya
sendiri (Self Interest) dengan mengorbankan pihak lain. Hal ini terjadi
karena ada ketidakseimbangan informasi dimana satu pihak memiliki
keuntungan informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Hal ini terjadi
karena ada ketidakseimbangan informasi (information asymmetric)
dimana satu pihak memiliki keuntungan informasi yang lebih banyak
dari pihak lain. Permasalahan yang timbul dalam hubungan principal-
agent yaitu:
23
a. Ketika pihak agent memiliki kepentingan yang berbeda dengan
principal sehingga masing-masing pihak berusaha untuk
memaksimalkan kepentingan mereka.
b. Sulit dan mahalnya bagi principal untuk membuktikan usaha yang
dilakukan agent.
c. Masalah pembagian risiko ketika principal dan agent memiliki
perbedaan risiko yang ditanggung.
2. Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998, Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Sedangkan perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
Menurut Undang-Undang No.19 tahun 1998, tugas bank adalah
membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara
stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi serta
pembangunan dan memperluas kesempatan kerja untuk meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Ada pula fungsi bank secara umum adalah
(Kasmir, 2013:24):
24
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi.
b. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.
c. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain
Menurut (Antonio, 2001:1) prinsip-prinsip yang dimiliki bank
syariah adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah). Al-Wadiah dapat
diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain.
Baik pihak individu atau badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan sewaktu-waktu.
b. Prinsip Bagi Hasil. Sistem bagi hasil adalah sistem yang meliputi
tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dan pengelola
dana.
c. Prinsip Jual Beli. Prinsip jual beli merupakan prinsip yang
menerangkan tentang tata cara jual beli. Dimana bank terlebih
dahulu membeli barang yang dibutuhkan, kemudian bank menjual
kembali barang tersebut dengan harga beli ditambah dengan
keuntungan.
d. Prinsip Sewa (Al-Ijarah). Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak
guna atas barang atau jasa yang dilakukan melalui pembayaran atas
upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas
barang itu sendiri.
25
e. Prinsip jasa (Fee-Based Service). Prinsip jasa disini meliputi
seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan oleh bank.
Menurut (Stiawan, 2009) bank merupakan lembaga perantara
keuangan (financial intermediary) artinya bank adalah lembaga yang di
dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah dikarenakan bank selalu
dikaitkan dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar utama dalam
perdagangan. Kegiatan usaha bank dikaitkan dengan komoditas-komoditas
antara lain:
a. Memindahkan uang.
b. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran.
c. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya.
d. Membeli dan menjual surat-surat berharga.
e. Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang.
f. Memberi jaminan bank
Semakin pesatnya pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia
maka perlu dibentuk peraturan yang mengatur sistem perbankan syariah dan
badan pengawas syariah agar mampu dijalankan sebagai mana mestinya
sesuai prinsip syariah. Pada tahun 2008 ditetapkan Undang-Undang No.21
tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Selain itu juga dibentuk Dewan
Pengawas Syariah yang bertujuan sebagai badan yang mengawasi jalannya
Lembaga Keuangan Syariah.
26
Mengingat pentingnya perkembangan syariah di Indonesia, maka
bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tetap menjadi perbankan
dengan prinsip syariah yang sehat dan efisien.
3. Profitabilitas
Menurut Hery dalam Arifah (2018) Profitabilitas adalah
kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba selama periode tertentu.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai dengan berbagai cara dilihat dari
laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan. Dalam memperoleh
laba yang maksimal, perusahaan dapat meningkatkan mutu produk, dapat
mensejahterakan pemilik, karyawan, serta dapat melakukan investasi baru.
Menurut Hery dalam Arifah (2018) Rasio profitabilitas memiliki
tujuan dan manfaat bagi perusahaan ataupun pihak luar perusahaan
diantaranya adalah:
a. Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tertentu.
b. Digunakan untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
c. Digunakan untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Digunakan untuk mengukur besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dari total aset.
e. Digunakan untuk mengukur margin laba kotor atas hasil penjualan bersih.
Penggunaan rasio profitabilitas disesuaikan dengan kebutuhan dan
tujuan pada perusahaan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam
27
perusahaan dapat digunakan secara keseluruhan atau hanya sebagan saja.
Rasio yang dapat digunakan dalam suatu perusahaan adalah:
a. Hasil pengembalian atas aset
b. Hasil pengembalian atas ekuitas
c. Margin laba kotor
d. Margin laba operasional
e. Margin laba bersih
Untuk mengukur kemampuan pada bank syariah dalam mendapatkan
keuntungan dapat menggunakan rasio profitabilitas diantaranya melalui profit
margin (margin laba), Return on Investmen (ROI), Return on Asset (ROA).
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk memperoleh keuntungan
(laba) secara menyeluruh. Semakin besar ROA dalam suatu bank, maka semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik
pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Irsyad, 2015). Berikut rumus
yang digunakan untuk mengukur ROA:
ROA : 𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
x 100%
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙
Menurut Munawir dalam Arifah (2018) fungsi dari ROA adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil sifatnya yang menyeluruh.
b. Apabila suatu perusahaan memiliki data industri sehingga dapat diperoleh
rasio, maka dapat dibandingkan analisa ROA dengan efisiensi penggunaan
modal pada perusahaan
28
c. Analisa ROA digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yaitu
dengan mengalokasikan biaya dan modal ke bagan yang bersangkutan.
d. Analisa ROA juga digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-
masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan product
cost system yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai
produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
e. ROA selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk
keperluan suatu perencanaan, misalnya digunakan untuk pengembalian
keputusan ketika suatu perusahaan akan mengadakan ekspansi tertentu.
4. Capital Adequacy Ratio
Menurut Dendawijaya (2005) CAR adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri
bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank,
seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain. Dengan kata lain,
Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
mennghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
(Modal Bank / Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) x 100%
29
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko”.
Dendawijaya (2001), CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti
dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. CAR menunjukkan sejauh
mana penurunan asset bank yang masih dapat ditutup oleh equity bank yang
tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi bank (Tarmidzi,
2003). Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa
jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank,
di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti
dana masyarakat, pinjaman (hutang), dan lainlain (Dendawijaya, 2005: 121).
Tingkat CAR yang ideal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai
pemilik dana terhadap bank sehingga masyarakat akan memiliki keinginan
yang lebih untuk menyimpan dananya di bank, yang pada akhirnya bank akan
memiliki kecukupan dana untuk menjalankan kegiatan perasionalnya seperti
pemberian kredit kepada masyarakat yang memungkinkan bank untuk dapat
30
memperoleh laba lebih dari kenaikan pendapatan bunga kredit yang
dikucurkannya (Hardiyanti, 2012).
Variabel bebas atau independent yaitu variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat)
(Sugiyono, 2013: 59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah CAR, BOPO,
Kurs Rupiah, Inflasi, BI Rate. CAR adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal
sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank pada
perusahaan perbankan periode 2013-2017. Mengacu pada Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, secara matematis CAR
dapat dirumuskan sebagai berikut :
CAR = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
x 100% ………….
5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Menurut peraturan BI No.6/23/DPNP/2004 BOPO sebagai indokator
efesiensi operasional suatu bank dalam menjalankan operasinya dalam
menjalankan segala aktifitas untuk mendapatkan laba yang diharapkan. Rasio
BOPO sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Efesiensi sumber daya suatu bank akan
tercermin dengan persentase rasio BOPO yang rendah, yang merupakan
perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan operasi.
31
Rasio BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) menunjukkan
efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya, terutama kredit, dimana
sampai saat ini pendapatan bank-bank di Indonesia masih didominasi oleh
pendapatan bunga kredit. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien
bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO nya
kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO nya lebih dari 1.
Semakin tinggi biaya pendapatan maka bank menjadi tidak efisien sehingga
Profitabilitas makin kecil (Rahmat, Arfan, Said / 2014 : 87).
Eng (2013) menyatakan bahwa BOPO juga merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank. Rasio BOPO dihitung
dengan menggunakan formula : BOPO = Total Beban Operasional Total
Pendapatan Operasional. Berbeda dengan NIM yang nilainya semakin tinggi
semakin baik, maka untuk BOPO nilai yang semakin rendah justru
menunjukkan pengelolaan operasi yang semakin efisien. BOPO adalah
perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional
(Dendawijaya, 2005: 119). Semakin kecil BOPO maka semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang besangkutan (Herdiningtyas, 2005).
Semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya maka laba yang
dapat dicapai bank semakin meningkat.
Rasio BOPO rasio perbandingan antara biaya operasional dengan
pendapatan operasional. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Semakin besar BOPO maka akan semakin kecil atau menurun kinerja
32
keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan semakin meningkat
atau membaik (Ambo, 2013).
Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai
perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, maka biaya
dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil
bunga. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada
berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba
atau profitabilitas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2003). Masalah lain
yang dihadapi bisnis perbankan adalah adanya persaingan yang tidak seimbang
yang dapat menyebabkan ketidakefisienan manajemen yang berakibat pada
pendapatan dan munculnya kredit bermasalah yang dapat menimbulkan
penurunan laba. Kredit bermasalah akan mempengaruhi permodalan yang juga
dapat menyebabkan bank mengalami masalah likuiditas.
Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan
total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut
BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan
operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio yang semakin meningkat
mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional
dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan
kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya(SE. Intern BI,
2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah
dibawah 90%, karen jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka
33
100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan
operasinya.
Rasio yang sering disebut rasio efesiensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional yang dikeluarkan bank pada perusahan
perbankan periode 2011-2013. Biaya operasional dihitung berdasarkan
penjumlahan dai total beban bunga dan total beban operasional lainnya.
Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan dan total
pendapatan operasional lainnya. BOPO dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Imam Gozali,2007):
BOPO = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
x 100%........................
6. Kurs Rupiah
a. Pengertian Kurs
Menurut Mankiw (2000) nilai tukar uang atau kurs adalah harga dari
mata uang yang digunakan oleh penduduk negara untuk transaksi
perdagangan antara satu sama lain. Nilai tukar dibagi menjadi dua yaitu
nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah harga
mata uang suatu negara dengan negara lainnya, sedangkan nilai tukar riil
adalah nilai tukar nominal dibagi harga relatif dalam negeri dan luar negeri
(negara mitra dagang) kurs riil dijadikan sebagai acuan untuk mengukir
daya saing suatu negara dengan negara lainnya.
Nilai tukar adalah patokan nilai bagi Bank Sentral suatu negara
untuk membeli atau menjual mata uang domestic resmi yang berlebihan
34
terhadap mata uang asing. Tujuannya dalah untuk meningkatkan harga
profuk ekspor dan sekaligus untuk menurunkan harga impor yang diukur
berdasarkan nilai tukar mata uang setempat (Todaro, 2004).
Menurut International Organization for Standarization (ISO)
pengertian nilai kurs terhadap Dollar Amerika Serikat adalah dimana kode
mata uang suatu negara hanya diberi kode dengan tiga huruf, dimana dua
digit terakhir adalah nama mata uang negara yang bersangkutan. Pada kurs
IDR, dua digit pertama menyatakan singkatan nama negara Indonesia dan
digit ketiga meruapkan inisial dari Rupiah pada USD, dua digit pertama
adalah kepanjangan dari United States dan digit terakhir adalah inisial dari
mata uang dollar. Maka dari itu nilai kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika
Serikat biasa disingkat dengan USD/IDR (Muzakki, 2018).
Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dalam system
kebijakan penetapannya mengalami beberapa kali perubahan. Menurut
Krugman, dkk (2011:99-101) mengemukakan bahwa di Indonesia
mengalami tiga kali perubahan system kebijakan penetapan kurs, yaitu:
1) Sistem Kurs Tetap (1970-1928)
Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 1964, di Indonesia
menganut sistem nilai tukar atau kurs resmi Rp 250/Dollar Amerika
Serikat. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang di
tetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar valuta
asing.
35
2) Sistem Kurs Terkendali (1978-1997)
Sistem ini mendasarkan kurs pada basket of currency. Kebijakan ini
diterapkan bersama dengan dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun
1978. Dengan system ini, Bank Indonesia menetapkan kurs indikasi
(pembatas) dan membiarkan kurs bergerak dengan spread tertentu.
Bank Indonesia hanya melakukan intervensi apabila kurs bergerak di
luar spread yang ditentukan.
3) Sistem Kurs Mengambang (1997-sekarang)
Sejak pertengahan Jui 1997, kurs rupiah terhadap dollar Amerika
Serikat semakin melemah. Atas hal tersebut dan dalam rangka
mengamankan cadangan devisa yang semakin berkurang maka Bank
Indonesia memutuskan untuk mengganti system kurs terkendali dan
diganti dengan system kurs mengambang bebas (free floating exchange
rate). Penggantian ini juga di maksudkan untuk mengurangi intervensi
Bank Indonesia terhadap rupiah.
b. Jenis-Jenis Kurs Nilai Tukar
Nilai tukar atau disebut juga kurs valuta dalam berbagai transaksi
ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni (Dornbusch
dan Fischer, 1992):
1) Selling Rate (kurs jual), adalah kurs yang ditentukan oleh suatu Bank
untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu
36
2) Middle Rate (kurs tengah) adalah kurs tengah antara kurs jual dan kurs
beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh
Bank Central pada suatu saat tertentu.
3) Buying Rate (kurs beli) adalah kurs yang ditentukan oleh suatu bank
untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs
Banyak faktor yang dapat mempengaruhibkurs menurut para ahli
ekonomi yang mengakibatkan perbedaan pendapat dari masing-masing
para ahli ekonomi. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mempengaruhi
kurs, yaitu Madura (2011:108) dalam (Muzakki, 2018):
1) Faktor fundamental
Faktor ini berkaitan dengan indikator ekonomi seperti suku bunga,
inflasi, perbedaan pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan
intervensi bank sentral.
2) Faktor teknis
Faktor ini berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran
devisa pada saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan dan
penawaran tetap maka dapat terjadi apresiasi kurs. Dan sebaliknya,
apabila permintaan menurun dan penawaran tetap, maka akan terjadi
depresiasi kurs.
37
3) Sentimen pasar
Faktor ini lebih banyak disebabkan oleh rumor atau kabar politik
yang insidentil, yang mendorong harga valuta asing naik atau turun
secara tajam dalam waktu yang pendek.
Hal yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Eun, dkk (2013) yang
berpendapat bahwa ada lima faktor utama yang dapat mempengaruhi perubahan
kurs, yaitu:
1) Tingkat Inflasi
Pasar valuta asing, perdagangan internasional barang dan jasa menjadi dasar
yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga relatif dalam
negeri terhadap luar negeri akan mempengaruhi pergerakan kurs.
2) Cadangan Devisa
Proses hubungan ekonomi antar negara dapat mempengaruhi hasil neraca
pembayaran internasional suatu negara. Apabila suatu neraca pembayaran
internasional terjadi surplus maka hal tersebut akan berdampak pada
peningkatan nilai cadangan devisa negara, dan sebaliknya jika negara
mengalami difisit dalam neraca pembayaran, sehingga bank sentral negara
tersebut harus mengeluarkan asset cadangan devisanya, seprti emas, valuta
asingatau meminjam Bank Sentral lain
3) Perbedaan Suku Bunga
Perbedaan suku bunga pastinya akan mempengaruhi masuk keluarnya
permodalan dari para investor. Dengan kenaikan suku bunga akan merangsang
masuknya modal asing. Sehingga itulah sebabnya di negara dengan tingkat
38
tinggi, maka akan di ikuti masuknya modal asing yang tinggi juga. Modal asing
yang masuk, dapat menimbulkan permintaan untuk meningkatkan mata uang
dan menyebabkan kurs terapresiasi.
4) Ekspor-Impor
Harga merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan barang akan di
impor ataupun ekspor. Barang dalam negeri yang murah akan meningkatkan
ekspor dan sebaliknya apabila harga barang naik akan melemahkan ekspor
dalam negeri. Sehingga dapat mengakibatkan mata uang terapresiasi ataupun
terdepresiasi. Dengan asumsi jika ekspor naik, maka permintaan terhadap mata
uang negara bertambah cepat dibandingkan penawaran dan oleh karena itu nilai
mata uang akan mengalami apresiasi. Sebaliknya, jika impor yang naik,
penawaran mata uang lebih cepat berkurang, maka akan mengakibatkan mata
uang mengalami depresiasi.
5) Ekspektasi
Nilai tukar atau kurs dapat dipengaruhi oleh ekspektasi nilai tukar masa
depan. Nilai tukar dapat bereaksi dengan cepat terhadap berita yang memiliki
dampak kedepan. Sebagai contoh berita terkait melonjaknya inflasi di AS. Hal
ini akan menyebabkan para pedagang valas menjual dolar, karena
memperkirakan nilai dolar akan menurun di masa depan.
d. Fluktuasi Kurs
Menurut Sukirno (2012) berpendapat bahwa nilai kurs mengalami
perubahan setiap saat. Perubahan nilai kurs umumnya berupa:
39
1) Apresiasi atau Depresiasi
Apresiasi adalah kenaikan nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara asing, dan depresiasi adalah lawan dari apresiasi, yaitu penurunan nilai
mata uangsuatu negara terhadap mata uang asing. Apresiasi dan depresiasi
sepenuhnya tergantung terhadap permintaan dan penawaran di pasar baik dalam
negeri maupun luar negeri.
2) Revaluasi atau Devaluasi
Revaluasi adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menaikan
nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Sedangkan devaluasi
adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menurunkan nilai mata
uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Kedua kebijakan mempunyai
tujuan masing-masing untuk menaikan dan menurunkan nilai ekspor ataupun
impor.
7. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Menurut (Wibowo, 2012) inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga secara terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar yang
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang
meningkat, tingginya likuiditas di pasar yang menyebabkan konsumsi naik
atau bahkan spekulasi. Inflasi dapat juga diartikan sebagai proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi sendiri adalah suatu
indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perubahan, dan
40
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus
menerus dan saling mempengaruhi.
Menurut (Linda, 2015) Inflasi berpengaruh sangat besar bagi
masyarakat, dimana inflasi mengandung implikasi bahwa uang tidak dapat
berfungsi sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Inflasi terbagi menjadi
4 tingkatan yaitu:
1) Inflasi Ringan, apabila kenaikan harga berda di bawah 10% setahun.
2) Inflasi Sedang, apabila kenaikan harga berada berada di antara 10%-
30% setahun
3) Inflasi Berat, apabila kenaikan harga berada diantara 30%-100%
setahun.
4) Hiperinflasi, apabila kenaikan harga di atas 100% setahun.
b. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
Menurut (Nopirin, 2009:28) inflasi dibedakan menjadi 2 macam
menurut jenisnya yaitu:
1) Demand Pull Inflation
Inflasi seperti ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregat demand), sedangkan keadaan kesempatan kerja mendekati
kesempatan kerja penuh. Apabila kesempatan kerja penuh telah tercapai,
penambahan permintaan selanjutnya hanya akan menaikkan harga saja.
Kenaikan permintaan ini menyebabkan keseimbangan GNP berada di
atas atau melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh akan timbul
adanya inflationary gap yang menyebabkan inflasi.
41
2) Cost Push Inflation
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya
produksi atau inflasi. Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan
terjadinya perubahan pola pembagian pendapatan dan kekayaan
masyarakat. Inflasi dianggap seolah-olah pajak seseorang dan merupakan
subsidi bagi orang lain.
c. Cara Mencegah Inflasi
Menurut (Nopirin, 2009:34) berikut cara-cara mencegah inflasi
diantaranya:
1) Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dapat dicapai melalui jumlah uang
beredar. Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand
depost). Uang giral sendiri dapat terjadi melalui beberapa cara, yang
pertama adalah apabila seseorang memasukan uang kas ke dalam bank
dalam bentuk giro. Yang kedua adalah apabila seseorang memperoleh
pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi dalam bentuk giro.
2) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut tentang pengeluaran pemerintah serta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total.
Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat harga. Kebijakan fiskal yang
berupa pengeluaran pemerintah dan kenaikan pajak dapat mengurangi
permintaan total, sehingga inflasi akan dapat ditekan.
42
3) Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil lajunya inflasi. Kenaikan
jumlah output dapat tercapai dengan kebijakan penurunan bea masuk
sehingga impor barang cenderung meningkat.
4) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Kebijakan penentuan harga dilakukan dengan penentuan
ceilingharga, dan didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji
maupun upah. Apabila indeks harga naik, maka gaji juga naik.
Menurut (Karim, 2006:139) dalam teori inflasi islam, inflasi
berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena:
1) Menyebabkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama pada fungsi
tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran dimuka, dan fungsi
dari unit perhitungan. Seseorang harus melepaskan diri dari uang dan
aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga
mengakibatkan terjadinya inflasi kembali.
2) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari
masyarakat sendiri.
3) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non
primer dan barang-barang mewah.
4) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non produktif yaitu
penumpukan kekayaan seperti : tanah, bangunan, logam mulia, mata
43
uang asing dengan mengorbankan investasi kearah produktif seperti :
pertanian,industrial,perdagangan, transportasi, dan lainnya.
Dari uraian diatas inflasi dapat dihitung dengan rumus:
IHK = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙ℎ 𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
8. BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan
kepada publik. BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang
diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI Rate
digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan hasil lelang operasi pasar
terbuka berada disekitar BI Rate (dalam website www.bi.go.id).
Menurut Pohan (2008:53) perkembangan tingkat bunga yang tidak
wajar secara langsung dapat mengganggu perkembangan perbankan. Suku
bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk
menabung sehinga jumlah dana perbankan akan meningkat. Namun di sisi
lain suku bunga yang tinggi akan mengakibatkan penurunan kegiatan
produksi dalam negeri. Menurunnya produksi akan menurunkan kebutuhan
dana dari sektor usaha dan berakibat pada permintaan kredit bunga yang
menurun. Hal ini akan menimbulkan permasalahan kemana dana tersebut
akan disalurkan.
Selanjutnya apabila tingkat bunga relatif rendah apabila
dibandingkan dengan tingkat bunga luar negeri, akan mengurangi minat
44
masyarakat untuk menabung dan mendorong aliran dana dari dalam negeri
sehingga bank akan kesulitan dalam memperoleh dana. Tetapi pada sektor
usaha, akan meningkatkan potensi kegiatan investasi dan produksi karena
tingkat suku bunga yang rendah akan meningkatkan kredit perbankan
(Pohan, 2008:54).Sehingga kebijakan moneter sangat dipengaruhi oleh
ketetapan tingkat suku bunga yang ideal, harus tercipta keseimbangan antara
manfaat suku bunga bagi sektor perbankan dan dunia usaha, supaya
kestabilan ekonomi negara tetap terjaga.
Menurut Laksmono (2001:104) dalam Irfan (2015) nilai suku bunga
domestik di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal
ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan
internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel. Pengertian
dasar dari teori tingkat suku bunga yatu harga dari penggunaan uang untuk
jangka waktu tertentu.Bunga merupakan imbalan atas ketidaknyamanan
karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga kredit.Tingkat
suku bunga berkaitan dengan peranan waktu didalam kegiatan-kegiatan
ekonomi.Tingkat suku bunga muncul dari kegemaran untuk mempunyai
uang sekarang. Tingkat bunga merupakan harta yang harus dibayar oleh
peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka
waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam hal ini
merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan harga
barang di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya merupakan
suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi jumlah uang
45
yang sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan dalam persentase per
tahun. Suku bunga terdiri dari suku bunga riil dan suku bunga nominal.
Menurut Mankiw (2013:89) menyatakan bahwa “the nominal
interest rate is sum of the real interest rate and the inflation rate”. Suku
bunganominal adalah jumlah suku bunga riil ditambah laju inflasi, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut :
R = i – π
Dimana :
R = suku bunga riil
i = suku bunga nominal
π = laju inflasi
Menurut (Kasmir,2013:115) terdapat beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat suku bunga diantaranya sebagai berikut:
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi BI Rate/suku bunga
1) Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana (simpanan seedikit), sementara
permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar
dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan
akan menarik nasabah untuk menyimpan uang di bank. Dengan demikian
kebutuhan dana dapat terpenuhi. Sebaliknya jika bank kelebihan dana,
dimana simpanan banyak akan tetapi permintaan kredit sedikit, maka bank
akn menurunkan harga simpanan sehingga mengurangi minat nasabah
46
untuk menyimpan. Atau dengan cara menurunkan harga bunga kredit
sehingga permohonan kredit meningkat.
2) Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor
promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan
pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% per tahun,
maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan
kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 17% per tahun. Namun
sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga
pesaing.
3) Kebijakan Pemerintah
Dalam kondisi tertentu, pemerintah dapat menentukan batas
maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga
pinjaman.Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga
simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4) Target Laba yang Diinginkan
Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang
diinginkan oleh bank.Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga
pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya.Oleh karena itu pihak
bank harus hati-hati dalam menentukan persentase laba atau keuntungan
yang diinginkan.
47
5) Jangka Waktu
Semakin jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi
bunganya, hal ini disebabkan oleh besarnya kemungkinan resiko di masa
mendatang. Demikian sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka
bunganya relatif lebih rendah.
6) Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah
bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
7) Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga
sangat menentukan tigkat tingkat suku bunga yang akan dibebankan
nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko
kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
8) Produk yang Kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut lalu
dipasarkan.Untuk produk yang kompetitif, produk kredit yang diberikan
relatif rendahjika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
Hal ini disebabkan tingkat pengembalian kreditterjamin, karena produk
yang dibiayai laku dipasaran.
9) Hubungan Baik
Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua yaitu
nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).Penggolongan ini
didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan
48
terhadap bank.Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik
dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunga berbeda
dengan nasabah biasa.
10) Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk
menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit.
Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafit baik dari segi
kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank,
sehingga bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Demikian pula
sebaliknya jika pinjaman pihak ketiga kurang bonafit atau tidak dapat
dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan ketiga
oleh pihak perbankan.
a. Komponen-Kompon yang Menentukan Bunga
1) Total Biaya Dana (Cost of Fund)
Merupakan biaya untuk memperoleh simpanan setelah ditambah
dengan cadangan wajib (reserve requirement) yang ditetapkan
pemerintah. Biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang
ditentukan untuk memperoleh dana melalui produk simpanan.
Semakin besar atau mahal bunga yang dibebankan, maka semakin
tinggi pula biaya dananya.
49
2) Laba Yang Dinginkan
Merupakan laba atau keuntungan yang ingin diperoleh bank dan
biasanya dalam persentase tertentu. Penentuan besarnya laba juga
sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini biasanya
bank disamping melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau
bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai, misalnya jika
proyek pemerintah untuk pengusaha kecil, maka labanya berbeda
dengan yang lomersil.
3) Cadangan Resiko Kredit Macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan,
karena setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko
tidak terbayar.Resiko itu dapat timbul baik disengaja maupun tidak
disengaja.Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya sebagai
sikap bersiaga menghadapinya.
4) Biaya Operasi
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
melaksanakan kegiatan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji,
biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya.
5) Pajak
Yaitu pajak yang dibebankan pemerintah kepada bank yang
memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
50
INFLASI=X4
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel CAR,
BOPO, Kurs Rupiah, Inflasi, BI Rate, terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Sumber: konsep yang dikembangkan untuk penelitian ini, 2019
Dari gambar diatas maka dapat dibuat persamaan matematis
sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β3X4+ β3X5+e
Keterangan:
Y = Pofitabilitas (ROA) X3 = Kurs Rupiah
β0 = Konstanta (constant) X4 = Inflasi
β1-5 = Koefisien Regresi X5 = BI Rate
X1 = CAR e = Kesalahan (error)
X2 = BOPO
CAR = X1
BOPO =X2
PROFITABILITAS
H2
H1
KURS R=X3
BI RATE=X5
H5
H4
H3
51
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian
yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat (Sujarweni,
2015:68). Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian dinyatakan sebagai berikut :
1. Pengaruh CAR terhadap profitabilitas (ROA)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) menunjukkan
hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return
On Asset (ROA). Oleh karena itu besarnya modal suatu bank akan
mempengaruhi jumlah aktiva produktif, sehingga semakin tinggi asset
utilization maka modal harus bertambah besar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar CAR, maka ROA juga akan semakin
besar, dalam hal ini kinerja keuangan bank menjadi semakin meningkat
atau membaik. Dari beberapa argumentasi di atas, secara umum dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
2. Pengaruh BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)
Biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya
tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya). Pendapatan
52
operasional merupakan pendapatan utama bank, yaitu pendapatan bunga
yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan
pendapatan operasi lainnya. Bank yang efisien dalam menekan biaya
operasionalnya dapat mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan bank
dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan
meningkat. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank
tersebut (Hindarto, 2011).
Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan
membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi
atau yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya
operasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya
kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan
pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena
bank kurang efisien dalam mengelola usahanya. Bank Indonesia
menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%,
karen jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100%
maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam
menjalankan operasinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi
(2005) menunjukkan hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap
Return On Asset (ROA).
53
H2: Rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA).
3. Pengaruh Kurs Rupiah terhadap Return On Asset (ROA)
Kurs adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan
mata uang negara asing atau perbandingan nilai tukar valuta antar
negara. Nilai tukar mata uang asing menjadi salah satu faktor
profitabilitas perbankan , karena dalam kegiatannyabank memberika
jasa jual beli valuta asing. Adanya pengaruh nilai tukar mata uang
terhadap profitbilitas perbankan mengidentifikasi apabila nilai tukar
mengalami apresiasi atau depresiasi maka akan berdampak pada
profitabilitas perbankan.
Menurut Ari Cahyono (2009) dalam penelitiannya apabila kurs naik
yang artinya melemahnya rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat,
sehingga barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara akan menjadi
lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain. Akibatnya
permintaan terhadap barang atau jasa akan mengalami penurunan dan
tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan substitusi sehinga pada
akhirnya akan menyebabkan semakin menekan permintaan. Permintaan
yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan menurunkan
pasokan sehingga dapat tercapai keeimbangan yang baru.
Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila
produksi mengalami penurunan, masyarakat selaku penerima balas jasa
faktor produksi dan perusahaan selaku produsen akan mengalami
54
penurunan pendapatan. Sehingga dana yang tersedia untuk
diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut akan
mempengaruhi profitabilitas pada bank syariah.
Menurut Imamuddin (2008: 61) mengatakan bahwa kurs
mempunyai pengaruh terhadap kondisi perekonomian dengan
barometer yang digunakan adalah neraca perdagangan internasional.
Dengan asumsi jika nilai ekspor lebih tinggi daripada impor maka kurs
uangnya akan menurun yang artinya nilai mata uang domestic menguat
terhadap mata uang negara lain, sehingga harga-harga barang dan jasa
di dalam negeri akan mudah dijangkau, yang akan mengakibatkan
kemampuan masyarakat dalam menyisihkan pendapatannya akan
meningkat sehingga akan mempengaruhi tingkat profitabilitas
perbankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) menunjukan Kurs
Rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank
Syariah di Indonesia. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H3 : Kurs Rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA
4. Pengaruh Inflasi terhadap Return On Asset (ROA)
Menurut (Nopirin, 2007:25) inflasi adalah kenaikan harga-harga
umum barang-barang secara terus menerus. Kenaikan harga dari satu
atau dua macam barang dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali kenaikan
55
tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian besar
barang-barang yang lain. Apabila suatu negara mengalami inflasi maka
akan menyebabkan naiknya konsumsi, sehingga dapat mempengaruhi
pola saving dan pembiayaan pada masyarakat. Perubahan tersebut akan
berdampak pada operasional perbankan syariah karena dana yang
dihimpun dari masyarakat akan berkurang sehingga profitabilitas bank
akan berkurang.
Pengujian pada penelitan ini menunjukan bahwa semakin besar
inflasi maka ROA bank syariah semakin besar. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Aris Fadjar (2013) dan Edhi Satriyo (2013)
yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA. Jika peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh
perusahaan lebih tinggi daripada biaya produksi yang dikeluarkan, maka
profitabilitas perusahaan yang dikeluarkan akan naik. Dari uraian
tersebut dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H4 : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Profitabilitas Bank Syariah
5. Pengaruh BI Rate terhadap Return On Asset (ROA)
Menurut Karim dalam Sahara (2006) meningkatnya suku bunga BI
akan diikuti peningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan
mengakibatkan nasabah memindahkan dananya ke bank konvensional,
untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi.Naiknya suku bunga
bank konvensional akan mempengaruhi kegiatan operasional bank
56
syariah yaitu dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana. Bila hal
tersebut terjadi, maka pendapatan dan profit bank syariah akan menurun.
Penelitian yang dilakukan Dwijayanty (2009) menyatakan bahwa
hasil penelitian di Bank Umum Syariah di Indonesia, variabel suku
bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA. Begitu juga dengan
penelitian Supriyanti (2012) menyatakan bahwa suku bunga BI
berpengaruh negatif terhadap ROA Bank Umum Syariah di indonesia.
Berdasarkan penelitian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H5 : BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Profitabilitas Bank Syariah
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah jenis penelitian yang mampu menghasilkan penemuan-
penemuan yang dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistik atau cara-cara yang lain dari kuantifikasi atau pengukuran
(Sujarweni, 2015:39). Teori menjadi faktor penting dalam proses penelitian.
Karena dalam penelitan kuantitatif, teori digunakan untuk seorang peneliti
menemukan suatu masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan
konsep-konsep, menemukan metodologi dan menemukan alat analisis data
(Bungin, 2006).
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu penelitian ini menggunakan data pada bulan Januari 2015
sampai Maret 2018. Lokasi penelitian ini mengambil tempat di Bank Umum
Syariah di Seluruh Indonesia.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada suatu
wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi
58
populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu sendiri (Sugiyono, 2015:80).
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (www.bi.go.id) populasi dalam
penelitian ini adalah semua Bank Umum Syariah di Indonesia periode
2015-2018 yang berjumlah 14.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2010:62). Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability
sampling (penarikan sampel secara acak). Menurut (Sugiyono,
2010:66), non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota yang dipilih menjadi sampel. Bagian dari non
probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jadi
dapat diartikan bahwa purposive sampling adalah pengambilan sampel
secara sengaja sesuai dengan kriteria sampel yang diperlukan
(Sugiyono, 2010:68). Adapun kriteria dalam pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
59
Tabel 3.1
Kriteria Sampel Kriteria Sampel Ket
a. Perusahaan Bank Umum Syariah di Indonesia yang
menyediakan laporan keuangan tahunan atau annual report
secara lengkap selama periode 2015-2018 yang telah
dipublikasikan di Bank Indonesia atau pada website masing-
masing bank syariah tersebut.
12
b. Bank Umum Syariah di Indonesia yang memiliki data yang
dibutuhkan terkait pengukuran variabel-variabel yang digunakan untuk penelitian selama periode 2015-2018.
12
Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka variabel yang dapat
dijadikan sampel dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor
Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah
di Indonesia Periode 2015-2018 diperoleh jumlah sampel sebanyak 12 Bank
Umum Syariah yang akan menjadi objek penelitian. Berikut ini adalah
daftar Bank Umum Syariah yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian
ini
Tabel 3.2
Jumlah Sampel
1. PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
2. PT. Bank Muamalat Indonesia
3. PT. Bank Victoria Syariah
4. PT. Bank BRI Syariah
5. PT. Bank Jabar Banten Syariah
6. PT. Bank BNI Syariah
7. PT. Bank Syariah Mandiri
8. PT. Bank Mega Syariah
9. PT. Bank Panin Dubai Syariah
10. PT. Bank Syariah Bukopin
11. PT. Bank BCA Syariah
12. PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber: www.ojk.co.id, Statistik Perbankan Syariah, 2018
60
Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka yang dilakukan
dengan mengkaji buku-buku literatur, jurnal, dan artikel untuk memperoleh
landasan teoritis tentang Bank Umum Syariah serta mengeksplorasi
laporan-laporan keuangan dari bank berupa laporan tahunan yang
bersumber dari website BI, OJK, dan BPS.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah
yang berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya. Data
yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber
yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data
(Sujarweni, 2015:89).
2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa menegetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data sesuai standar data yang
ditetapkan. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data
sumber sekunder, sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,
2015:224-225).
61
Adapun data yang diperoleh peneliti melalui studi pustaka yang
dilakukan dengan mengkaji buku-buku literatur, jurnal, dan artikel
untuk memperoleh landasan teoritis tentang Bank Umum Syariah serta
mengeksplorasi laporan-laporan keuangan dari bank berupa laporan
tahunan yang bersumber dari website BI, OJK, dan BPS..
E. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2015:92). Skala yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala rasio. Pengukuran rasio biasanya dalam
bentuk perbandingan antara satu individu atau objek tertentu dengan lainnya
(Sarwono, 2008:24).
F. Definisi Operasional
1. ROA (Return On Asset)
Return On Asset digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank untuk menghitung laba secara keseluruhan. Berikut
rumus yang dapat digunakan untuk menghitung ROA (Dendawijaya,
2005:118).
ROA : 𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙ℎ 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
x 100%
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
2. CAR (Capital Adequaty Ratio)
Menurut Patimah (2017) Capital Adequaty Ratio (CAR) addalah
rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki
62
bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
resiko, Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Capital
Adequaty Ratio (CAR) melalui perbandingan modal terhadap aktiva
tertimbang menurut resiko :
CAR = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 (𝑙𝑙𝑙𝑙)
3. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Menurut Ponco (2008) Rasio Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO). Rumus yang digunakan untuk menghitung Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) :
BOPO = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
4. Nilai Tukar/ Kurs
Menurut Ekananda (2014: 168) kurs harga suatu mata uang relative
terhadap mata uang Negara lain. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
dalam penelitian ini menggunakan data bulanan Kurs tengah dollar AS
terhadap rupiah periode 2015 sampai 2018 yang terdapat dalam Statistik
Ekonomi Keuangan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menghitung nilai kurs:
Kurs tengah = (kurs jual + kurs beli)/2
63
5. Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-menerus
dalam periode tertentu. Berikut rumus yang dapat digunakan untuk
menghitung Inflasi (Hendrayanti, 2013):
IHK = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙ℎ 𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
6. BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan
kepada publik. Suku bunga merupakan pembayaran atas modal yang
dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga. Bunga yang dinyatakan
sebagai persentase dari modal dinamakan tingkat suku bunga. Berarti
tingkat suku bunga adalah persentase pembayaran modal yang dipinjam
dari pihak lain. Tingkat suku bunga menjadi suku bunga acuan bagi Bank
Umum di Indonesia (Sahara, 2013).
Tabel 3.3
Definisi Konsep dan Operasional
Variabel
Penelitian
Definisi Indikator Skala
Pengukuran
CAR (X1) Menurut Patimah
(2017) Capital
Adequaty Ratio
(CAR) addalah
rasio yang
digunakan untuk
mengukur
kecukupan modal
yang dimiliki bank
untuk menunjang
aktiva yang
mengandung atau
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑙𝑙𝑙𝑙
Skala Rasio
64
menghasilkan
resiko
BOPO (X2) Menurut Ponco
(2008) Rasio Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO) sering
disebut rasio
efisiensi yang
digunakan untuk
mengukur
kemampuan
manajemen bank
dalam
mengendalikan
Biaya Operasional
Terhadap
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙
Skala Rasio
Kurs
Rupiah
(X3)
Menurut Ekananda
(2014:168) kurs
harga suatu mata
unag relative
terhadap mata uang
Negara lain.
Kurs tengah = kurs
jual-kurs beli/2 Skala Rasio
Inflasi (X4) Menurut
Adiwarman Karim
(2008:135) inflasi
merupakan
kenaikan tingkat
harga secara umum
dari barang atau
komoditas dan jasa
selama suatu
periode waktu
tertentu.
Tingkat inflasi pada
periode (t-1) Skala Rasio
BI Rate
(X5)
Menurut Sukirno
(1994:377) suku
bunga merupakan
pembayaran atas
modal yang
Tingkat suku bunga
dalam persen
Skala Rasio
65
dipinjam dari pihak
lain dinamakan
bunga. Bunga yang
dinyatakan sebagai
presentase dari
modal dinamakan
tingkat suku
bunga. Berarti
tingkat suku bunga
adalah persentase
pembayaran modal
yang dipinjam dari lain pihak.
ROA (Y) Return On Asset
digunakan untuk
mengukur
kemampuan
manajemen bank
untuk menghitung
laba secara
keseluruhan
ROA=laba bersih
sesuai pajak/total
aktiva x 100%
Skala Rasio
G. Instrumen Penelitian
Menurut Ari kunto dalam Sujarweni (2015:97), instrument
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pembuatan instrument harus
mengacu pada variabel penelitian, definisi operasional, dan skala
pengukurannya. Instrumen dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
periode 2015-2018 yang diakses dari website Bank Indonesia, yaitu
www.bi.go.id, website Otoritas Jasa Keuangan, website Badan Pusat
Statistik dan dari website bank yang dijadikan obyek dalam penelitian.
Sumber data adalah annual report dari sampel bank yang diambil dari tahun
2015-2018. Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan
66
statistic, analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan
tujuam mengetahui apakah variabel bebas CAR, BOPO, Kurs Rupiah,
Inflasi, dan BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Alas
an penggunaan uji regresi linear berganda karena terdapat lebih dari satu
variabel bebas.
H. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji suatu model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
model regresi yang baik yaitu model regresi yang tidak memiliki
korelasi antar sesama variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolonieritas dalam suatu model regresi yaitu dengan
melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independennya. Nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/toleran). Nilai cut off yang
umum dipakai untuk menunjukan adanya multilolonieritas yaitu
Toleran ≤ . 10 atau sama dengan VIF ≥ 10 (Bawono, 2006:115).
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penggangguan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun
67
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dapat mengunakan metod uji Durbin-Watson
(DW test) (Ghozali, 2013:111).Uji Durbin Watson dilakukan dengan
membuat hipotesis
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA: ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengambilan keputusan atau kriteria ada tidaknya autokorelasi :
a. Hipotesis nol tidak ada autokorelasi positif jika 0 < d < dl keputusan
di tolak
b. Hipotesis nol tidak ada autokorelasi positif jika dl ≤ d ≤ du keputusan
no decision
c. Hipotesis nol tidak ada autokorelasi negatif jika 4 – dl < d < 4
keputusan ditolak
d. Hipotesis nol tidak ada autokorelasi negatif jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
e. Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif du < d < 4 – du
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
68
melihat grafik plot, uji Park, uji Glejser, dan uji White. Dalam penelitian
ini, uji yang digunakan adalah grafik plot dan uji glejser. Uji grafik plot
adalah uji dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di studentised. Sedangkan uji glejser sama
dengan halnya uji Park untuk dapat meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen dengan persamaan regresi sebagai
berikut:
ІUtІ = ꭤ І βXt І vt
4. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini pada pengujian hipotesis
pertama metode yang digunakan adalah analisis statistik, uji
Kolmogorof-Smirnof (K-S). Untuk penelitian uji Kolmogorof-Smirnof
(K-S) apabila nilai variabel penelitian < 0,05 maka data tidak
berdistribusi secara normal, sebaliknya jika > 0,05 maka data
berdistribusi normal (Ghozali, 2013:160). Uji K-S dialkukan dengan
membuat hipotesis:
69
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA: Data residual tidak berdistribusi normal
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat
multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel
dependen (Y) dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal
dua), sehingga analisis regresi berganda sering disebut juga analisa
multivariate, karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya
variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X). kondisi
variabel independen (X) dalam mempengaruhi variabel dependen (Y)
bervariasi bisa positif bisa juga negatif, atau beraneka ragam kondisi
yang mempengaruhi. Sehingga regresi berganda ini lebih real dengan
kenyataan di lapangan, bahwa sesuatu hal pasti dipengaruhi oleh banyak
hal. Sedangkan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual
antara beberapa variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5….)
mempengaruhi variabel dependen (Y) dapat dilakukan dengan diuji
statistik. Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai berikut:
70
ROA = β0 + β1.CAR + β2.BOPO + β3.Kurs + β4.Inflassi + β5.Bi Rate
Keterangan:
ROA : Kinerja keuangan
CAR : Capital Adequety Ratio
BOPO :Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional
Kurs : Kurs Rupiah
Inflasi : Inflasi
BI Rate : Suku Bunga Bank
β0 : Konstanta
β1-β5 : Koefisien regresi
e : Error
6. Uji Statistik
Uji statistik disini digunakan untuk melihat tingkat ketepatan
atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari
data yang kita analisa. Nilai ketepatan atau keaktualan ini dapat diukur
goodnessof fit nya. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung, f
hitung, dan nilai koefisien determinasinya. Berkaitan apakah uji statistic
ini dikatakan lolos atau tidak, tergantung dari tingkat signifikansinya
dari hasil perhitungannya. Jika hasilnya berada di daerah kritis atau yang
menolak Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak
untuk uji selanjutnya dan ini berlaku sebaliknya jika berada di daerah
yang menerima Ho.
71
7. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)
Menurut Sujarweni (2015:161), uji T adalah pengujian koefisien
regresi parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen (Xi) secara individual mempengaruhi variabel (Y).
Apabila nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka
suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis diterima jika taraf signifikan (a) < 0,05 (Sujarweni,
2015:229).
8. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Sujarweni (2015:162), uji F adalah pengujian
signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui sberapa besar
pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) secara bersama-sama
terhadap variabel tidak bebas (Y). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji
adalah apakah semua parameter dalam model dama dengan nol, atau: Ho
: b1 = b2 = …. = bk = 0
Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis (Ha)
tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠
b2 ≠ …. ≠ bk ≠ 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji
hipotesis ini digunakan statistic F dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2013:88):
72
a. Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, kita menerima
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F, maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
9. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan (R²) meruapakan
suatu ukuran yang penting dalam regresi. Koefisien determinasi (R2)
menunjukan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen
(Y) dengan variabel independen (X1,2,3,4,5..) mempengaruhi variabel
dependen. Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan
variabel independen yang digunakan (X,1,2,3,4,5..) terhadap variabel
dependen (Y). pengujian ini dilakukan dengan melihat R2 pada hasil
analisis persamaan regresi yang diperoleh apabila angka koefisien
determinasi (R2) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang
digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap
variabel dependen (Y) (Bawono, 2006:92).
73
10. Alat Analisis
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka peneliti menggunakan
data kuantitatif dengan uji regresi dan menggunakan alat analisis IBM
SPSS Statistic 23, merupakan sebuah program komputer statistik yang
berfungsi untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara
tepat dan cepat serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki
oleh para pengambil keputusan
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor
internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas (ROA)
pada 12 Bank Umum Syariah di Indonesia. Adapun data yang dianalisis
dalam penelitian ini diperoleh melalui metode dokumentasi dengan cara
mengamati dan mempelajari 12 laporan keuangan selama 4 tahun dari
tahun 2015 sampai dengan 2018. Dengan demikian secara keseluruhan
data analisis terdiri dari 48 data pengamatan sebagai sampel penelitian.
Data tersebut meliputi : Return On Asset (ROA) (Y) sebagai rasio
perbandingan antara laba bersih sesuai pajak terhadap total aktiva,
Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) sebagai perbandingan antara rasio
modal terhadap aktiva tertimbang, Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) (X2) sebagai rasio perbandingan natara
biaya operasional terhadap pendapatan operasional, Nilai Tukar / Kurs
(X3) sebagai harga suatu mata uang relative terhadap mata uang negara
lain, Inflasi (X4) sebagai rasio perbandingan antara harga sekarang
terhadap harga tahun dasar, BI Rate (X5) merupakan tingkat suku bunga
dalam persentase pembayaran modal yang dipinjam dari pihak lain.
75
2. Analisis Data
a. Deskriptif Variabel
Dengan menggunakan data Bank Umum Syariah di Indonesia
tahun 2015-2018 berikut hasil statistik deskriptif dari data yang telah
dipilih untuk mendeskripsikan data baik untuk minimum, maximum,
mean,dan standar devisiasi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 48 11,51 1631,00 54,2527 215,62786
BOPO 48 34,63 217,40 97,2850 30,66733 KURS 48 13436,00 14481,00 13815,0000 409,53197
INFLASI 48 3,02 3,62 3,2925 ,22420
BI Rate 48 4,25 7,50 5,6250 1,26760 ROA 48 -20,13 12,40 ,4807 4,80916
Valid N (listwise)
48
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dapat diketahui bahwa
pada variabel CAR memiliki rata-rata 54,2527 dengan nilai minimal
11,51 dan nilai maksimal 1631,00 dengan standar deviasi sebesar
215,62786. Variabel BOPO memiliki rata-rata 97,2850 dengan nilai
minimal 34,63 dan nilai maksimal 217,40 dengan standar deviasi sebesar
30,66733. Variabel Kurs memiliki rata-rata 13815,0000 dengan nilai
minimal 13436,00 dan nilai maksimal 14481,00 dengan standar deviasi
sebesar 409,53197. Variabel Inflasi memiliki rata-rata 3,2925 dengan
nilai minimal 3,02 dan nilai maksimal 3,62 dengan standar deviasi
0,22420. Variabel BI Rate memiliki rata-rata 5,6250 dengan nilai
76
minimal 4,25 dan nilai maksimal 7,50 dengan standar deviasi sebesar
1,26760. Variabel ROA memiliki rata-rata 0,4807 dengan nilai minimal
-20,13 dan nilai maksimal 12,40 dengan standar deviasi sebesar 4,80916.
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Multikolonieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regeresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Cara mengindikasikan bahwa model regresi bebas dari
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor
(VIF) yang mempunyai nilai VIF dibawah angka 10 dan tolerance
dibawah angka 1 dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
CAR ,950 1,052
BOPO ,994 1,006
KURS ,783 1,277
INFLASI ,963 1,038 BI Rate ,757 1,321
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolonearitas
adalah jika mempunyai nilai tolerance ≥ 0,01 atau jika nilai variance
inflation factor (VIF) ≤ 10. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua
variabel bebas yaitu CAR (X1), BOPO (X2), Kurs (X3), Inflasi (X4)
dan BI Rate (X5) memiliki nilai tolerance dibawah angka 1 dan nilai
VIF dibawah angka 10. Model ini tidak ada masalah multikolinearitas.
77
2) Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Dimana model regresi yang baik adalah yang
regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat nilai Durbin Watson (D-W) sebagai berikut
:
Tabel 4.3
Uji Durbin-Watson Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,728a ,530 ,483 3,45806 1,847
a. Predictors: (Constant), BI Rate, BOPO, INFLASI, CAR, KURS
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Dari hasil analisis regresi diatas diperoleh nilai hitung Durbin-
Watson sebesar 1,847. Sedangkan besarnya DWtabel diperoleh dari n =
56 (jumlah sampel) dan k = 5 (jumlah variabel bebas), yaitu dL (batas
luar) = 1,3815 ; dU (batas dalam) = 1,7678 ; 4-dU = 2,2322 ; dan 4-dL
= 2,6185. Sehingga dari perhitungan di atas disimpulkan DWhitung
terletak pada terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 -
du), hal ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
78
Autokorelasi
(+)
Daerah
ragu-ragu
Daerah bebas
Autokorelasi
Daerah
ragu-ragu
Autokorelasi
(-)
dL dU 4-dU 4-dL
1,3815 1,7678 1,847 2,2322 2,6185
Gambar 4.1
Statistik d Durbin-Watson
3) Uji Heteroskedasitas
Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. Heteroskedastisitas di uji dengan menggunakan
grafik Scatterplot dengan hasil sebagai berikut :
Gambar 4.2
Grafik Scatter Plot
Dari garfik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu
Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak
terjadi heteroskedastisitas.
79
Hal ini didukung oleh hasil uji Glejser sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Glejser Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -7,358 16,470 -,447 ,657
CAR ,000 ,002 -,022 -,150 ,881
1 BOPO ,003 ,013 ,031 ,220 ,826
KURS ,000 ,001 ,052 ,328 ,745
INFLASI 1,403 1,818 ,110 ,772 ,444 BI Rate -,157 ,363 -,070 -,434 ,666
a. Dependent Variable: Absres
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Dari tabel diatas hasil uji Glejser nilai Sig. variabel CAR (X1)
sebesar 0,881, variabel BOPO (X2) sebesar 0,826, variabel Kurs (X3)
sebesar 0,745, variabel Inflasi sebesar 0,444 dan variabel BI Rate (X5)
sebesar 0,666. Dari hasil tersebut menunjukan tidak ada gangguan
heteroskedastisitas yang terjadi dalam proses estimasi parameter
model penduga, dimana tidak ada nilai thitung yang signifikan, atau nilai
signifikan (Sig.) lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Jadi secera
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah
heteroskedastisitas.
4) Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data
yang mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan
hasil sebagai berikut :
80
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CAR BOPO KURS INFLASI BI Rate ROA
N 56 56 56 56 56 56
Normal
Parametersa,b
Mean 54,2527 97,2850 13815,0000 3,2925 5,6250 ,4807
Std. Deviation
215,62786 30,66733 409,53197 ,22420 1,26760 4,80916
Most Extreme
Differences
Absolute ,453 ,345 ,269 ,192 ,255 ,319 Positive ,453 ,345 ,269 ,192 ,255 ,188
Negative -,421 -,145 -,198 -,178 -,180 -,319
Kolmogorov-Smirnov Z 3,392 2,584 2,017 1,437 1,908 2,387 Asymp. Sig. (2-tailed) ,065 ,063 ,058 ,082 ,075 ,083
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
variabel CAR (X1) sebesar 0,065, variabel BOPO (X2) sebesar 0,063,
variabel Kurs (X3) sebesar 0,058, variabel Inflasi sebesar 0,082,
variabel BI Rate (X5) sebesar 0,083 dan variabel ROA (Y) sebesar
0,083. Karena signifikansi untuk seluruh variabel menunjukkan
probabilitas Kolmogrof-Smirnov lebih besar dari pada uji penelitian
(Sig. > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu variabel CAR (X1),
variabel BOPO (X2), variabel Kurs (X3), variabel Inflasi (X4) dan
variabel BI Rate (X5) terhadap varaibel ROA (Y). Berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan Program SPSS versi 20.00 diperoleh
hasil regresi linier berganda pada tabel sebagai berikut :
81
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Analisis Regresi
Dari Pengolahan SPSS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 14,555 19,204
CAR ,002 ,002 ,021
1 BOPO -,114 ,015 -,725
KURS ,001 ,001 ,022
INFLASI -1,649 2,119 -,077 BI Rate -,217 ,423 -,057
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Berdasarkan hasil analisis data tentang CAR (X1), BOPO (X2),
Kurs (X3), Inflasi (X4) dan BI Rate (X5) terhadap ROA (Y) pada Bank
Umum Syariah di Indonesia dari tahun 2015 sampai tahun 2018
diperoleh hasil perhitungan regresi linier sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Y = 14,555+0,002X1 - 0,114X2+0,001X3 - 1,649X4 - 0,217X5+error.
Dari hasil perhitungan regresi linier berganda ini diperoleh
koefisien regresi sebagai berikut :
a = 14,555 adalah nilai konstanta dari persamaan regresi, dimana jika
CAR (X1), BOPO (X2), Kurs (X3), Inflasi (X4) dan BI Rate (X5)
bernilai 0 maka ROA (Y) akan tetap bernilai 14,555.
b1 = 0,002 menunjukan pengaruh positif antara CAR terhadap ROA
yang berarti jika CAR meningkat sebesar 1 % yang lain nol, maka
akan mengakibatkan peningkatan ROA sebesar 0,002.
82
b2 = -0,114 menunjukan pengaruh negatif antara BOPO terhadap
ROA yang berarti jika BOPO meningkat sebesar 1 % yang lain
nol, maka akan mengakibatkan penurunan ROA sebesar -0,114.
b3 = 0,001 menunjukan pengaruh positif antara Kurs terhadap ROA
yang berarti jika Kurs meningkat sebesar 1 % yang lain nol, maka
akan mengakibatkan peningkatan ROA sebesar 0,001.
b4 = -1,649 menunjukan pengaruh negatif antara Inflasi terhadap ROA
yang berarti jika Inflasi meningkat sebesar 1 % yang lain nol,
maka akan mengakibatkan penurunan ROA sebesar -1,649.
b5 = -0,217 menunjukan pengaruh negatif antara BI Rate terhadap
ROA yang berarti jika BI Rate meningkat sebesar 1 % yang lain
nol, maka akan mengakibatkan penurunan ROA sebesar -0,217.
3. Uji Statistik
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Apabila nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil
dari 0,05 (5 %) maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Hipotesis diterima jika taraf signifikan (Sig)
< 0,05 dan hipotesis ditolak jika taraf signifikan (Sig) > 0,05.
83
Tabel 4.7
Hasil Analisis Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 14,555 19,204 ,758 ,452
CAR ,002 ,002 ,021 ,211 ,834
BOPO -,114 ,015 -,725 -7,451 ,000
KURS ,001 ,001 ,022 ,203 ,840
INFLASI -1,649 2,119 -,077 -,778 ,440 BI Rate -,217 ,423 -,057 -,513 ,610
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Dari hasil perhitungan analisis uji t melalui perhitungan melalui
komputer program SPSS versi 20.00 (Regresi, tabel Coefficients, kolom
sig.) diperoleh nilai signifikansi untuk masing-masing variabel sebagai
berikut :
1) Nilai signifikansi untuk variabel CAR (X1) sebesar 0,834 berarti lebih
besar dari 0,05 (0,834 > 0,05) yang berarti tidak ada pengaruh positif
yang signifikan CAR (X1) terhadap ROA (Y).
2) Nilai signifikansi untuk variabel BOPO (X2) sebesar 0,000 berarti
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan koefisien negatif yang berarti
ada pengaruh negatif yang signifikan BOPO (X2) terhadap ROA (Y).
3) Nilai signifikansi untuk variabel Kurs (X3) sebesar 0,840 berarti lebih
besar dari 0,05 (0,840 > 0,05) yang berarti tidak ada pengaruh positif
yang signifikan Kurs (X3) terhadap ROA (Y).
4) Nilai signifikansi untuk variabel Inflasi (X4) sebesar 0,440 berarti
lebih besar dari 0,05 (0,440 > 0,05) dan koefisien negatif yang berarti
tidak ada pengaruh negatif yang signifikan
84
Inflasi (X4) terhadap ROA (Y).
5) Nilai signifikansi untuk variabel BI Rate (X5) sebesar 0,610 berarti
lebih besar dari 0,05 (0,610 > 0,05) dan koefisien negatif yang berarti
tidak ada pengaruh negatif yang signifikan BI Rate (X5) terhadap
ROA (Y).
b. Uji Ftest (Uji Simultan)
Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3,
X4, X5) secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas (Y). Variabel
independen dikatakan signifikan mempengaruhi variabel dependen
secara bersama-sama apabila nilai Sig. lebih kecil dari 0,05. Atau nilai F
hitung lebih besar dari nilai F tabel.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Regression 674,135 5 134,827 11,275 ,000b
1 Residual 597,908 43 11,958
Total 1272,042 48
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), BI Rate, BOPO, INFLASI, CAR, KURS
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Dari tabel diatas hasil perhitungan analisis uji F melalui Komputer
program SPSS versi 20.0 (Regresi, tabel ANOVA kolom F) diperoleh
nilai Fhitung untuk variabel CAR (X1), variabel BOPO (X2), variabel Kurs
(X3), variabel Inflasi (X4) dan variabel BI Rate (X5) sebesar 11,275
dengan taraf signifikan 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu,
variabel CAR (X1), variabel BOPO (X2), variabel Kurs (X3), variabel
85
Inflasi (X4) dan variabel BI Rate (X5) berpengaruh secara bersama-sama
(simultan) dan signifikan terhadap ROA (Y).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase
perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas
(X). Jika (R2) semakin besar, maka persentase perubahan variabel tidak
bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin tinggi. Jika
(R2) semakin kecil, maka persentase perubahan variabel tidak bebas (Y)
yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin rendah (Sujarweni,
2015).
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinan (R2)
Dari Pengolahan SPSS
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,728a ,530 ,483 3,45806
a. Predictors: (Constant), BI Rate, BOPO, INFLASI, CAR, KURS b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data primer yang diolah, 2020
Dari hasil perhitungan dengan komputer SPSS versi 20.0 (Regresi,
tabel Model summary kolom Adjusted R Square) ada pengaruh yang
berarti yaitu dapat diketahui derajat pengaruh variabel-variabel sebesar
0,483 atau 48,3 %. Angka ini menunjukan bahwa ROA (Y) secara
bersama-sama (simultan) dipengaruhi oleh CAR (X1), BOPO (X2), Kurs
(X3), Inflasi (X4) dan BI Rate (X5) sebesar 0,483 atau 48,3 % sedangkan
sisanya 0,517 atau 51,7 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar model
persamaan tersebut.
86
4. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis 1 (H1)
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi variabel CAR (X1) sebesar 0,834
berarti lebih besar dari 0,05 (0,834 > 0,05) sehingga Ho diterima, yang
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan CAR (X1) terhadap ROA (Y).
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang
signifikan secara parsial variabel CAR (X1) terhadap ROA (Y) ditolak.
b. Uji Hipotesis 2 (H2)
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi untuk variabel BOPO (X2)
sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan koefisien
negatif sehingga Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh negatif yang
signifikan BOPO (X2) terhadap ROA (Y). Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan ada pengaruh negatif yang signifikan secara parsial
variabel BOPO (X2) terhadap ROA (Y) diterima.
c. Uji Hipotesis 3 (H3)
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi untuk variabel Kurs (X3) sebesar
0,840 berarti lebih besar dari 0,05 (0,840 > 0,05) sehingga Ho diterima,
yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan Kurs (X3) terhadap ROA
(Y). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang
signifikan secara parsial variabel Kurs (X3) terhadap ROA (Y) ditolak.
d. Uji Hipotesis 4 (H4)
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi untuk variabel Inflasi (X4)
sebesar 0,440 berarti lebih besar dari 0,05 (0,440 > 0,05) dan koefisien
87
negatif sehingga Ho diterima, yang berarti tidak ada pengaruh negatif
yang signifikan inflasi (X4) terhadap ROA (Y). Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan secara parsial
variabel Inflasi (X3) terhadap ROA (Y) ditolak.
e. Uji Hipotesis 5 (H5)
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi untuk variabel BI Rate (X5)
sebesar 0,610 berarti lebih besar dari 0,05 (0,610 > 0,05) dan koefisien
negatif sehingga Ho diterima, yang berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan BI Rate (X5) terhadap ROA (Y). Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan secara parsial variabel
Bi Rate (X5) terhadap ROA (Y) ditolak.
B. Pembahasan
1. Pengaruh CAR terhadap ROA
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi variabel CAR (X1) sebesar 0,834
berarti lebih besar dari 0,05 (0,834 > 0,05) yang berarti tidak ada pengaruh
yang signifikan CAR (X1) terhadap ROA (Y). Hasil penelitian ini konsisten
dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fadjar (2013) yang
menyimpulkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hal ini menunjukan bahwa kenaikan CAR tidak berpengaruh terhadap
besar kecilnya keuntungan Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di
Indonesia. Kecukupan modal merupakan hal penting dalam perbankan.
Bank yang memiliki tingkat kecukupan modal yang baik menunjukan
indikator sebagai bank yang sehat. Selain itu tingkat kepercayaan
88
masyarakat juga menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi
tingkat profitabilitas bank. Oleh karena itu walaupun bank memiliki modal
yang tinggi dan tingkat CAR yang tinggi, bila tidak diimbangi dengan
investasi dan penyaluran dana yang baik, maka CAR tidak akan
berpengaruh banyak terhadap profitabilitas.
2. Pengaruh BOPO terhadap ROA
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi untuk variabel BOPO (X2) sebesar
0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan koefisien negatif, yang
berarti ada pengaruh negatif yang signifikan BOPO (X2) terhadap ROA (Y).
Penelitian ini konsisten dan mendukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Shalahuddin Fahmi (2013), Sudianto (2010), Diana Puspita Sari
(2009) Sri Mulyawati (2015), Ahmad Azmy (2014), Edhi Satriyo Wibowo
(2013), Edhi Satriyo (2013) dan Muhammad Rafi (2015) yang
menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA.
Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan BOPO berpengaruh akan
diikuti oleh penurunan Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di
Indonesia. Beban operasional atau efisiensi operasional harus dilakukan
agar pendapatan operasional mampu memberikan keseimbangan terhadap
biaya atau beban yang dikeluarkan sehingga profitabilitas dapat dicapai
secara maksimal.
89
3. Pengaruh Kurs terhadap ROA
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi untuk variabel Kurs (X3) sebesar
0,840 berarti lebih besar dari 0,05 (0,840 > 0,05) yang berarti tidak ada
pengaruh yang signifikan Kurs (X3) terhadap ROA (Y).
Penelitian ini konsisten dan mendukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fretty Welta 2017, Aris Fadjar (2013), Oktavia Rosana D
(2018) dan Rizky Aryo (2015) yang menyatakan bahwa Kurs tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hal ini menunjukan bahwa kenaikan Kurs tidak berpengaruh terhadap
besar kecilnya keuntungan Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di
Indonesia. Apabila rupiah mengalami depresiasi, masyarakat akan
cenderung memilih menyimpan uang dalam bentuk valuta asing untuk
menghindari efek inflasi. Akibatnya bank mengalami kesulitan likuiditas
dan pada akhirnya tingkat keuntungan (profitabilitas) bank syariah
menurun.
4. Pengaruh Inflasi terhadap ROA
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi untuk variabel Inflasi (X4) sebesar
0,440 berarti lebih besar dari 0,05 (0,440 > 0,05) dan koefisien negatif yang
berarti tidak ada pengaruh negatif yang signifikan inflasi (X4) terhadap ROA
(Y).
Penelitian ini konsisten dan mendukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Edhi Satriyo Wibowo (2013), Fretty Welta (2017), Aris
90
Fadjar (2013), Desi Marlin (2012) Adi Stiawan (2009), Luthfia Hanania
(2015) dan Rizky Aryo (2015) yang menyatakan bahwa Inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hal ini menunjukan bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan,
namun laba yang diperoleh Bank Umum Syariah di Indonesia tidak
mengalami penurunan yang signifikan dan sebaliknya. Pada dasarnya inflasi
yang tinggi mencerminkan kenaikan barang-barang yang menjadikan nilai
perederan uang dapat berkurang akibat harga yang meningkat. Sehingga
masyarakat lebih mengutamakan fungsi uangnya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang mendesak dibandingkan disimpan atau
diinvestasikan pada bank umum syariah. Sehingga inflasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.
5. Pengaruh BI Rate terhadap ROA
Dari hasil uji ttest nilai signifikansi untuk variabel BI Rate (X5) sebesar
0,610 berarti lebih besar dari 0,05 (0,610 > 0,05) dan koefisien negatif yang
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan BI Rate (X5) terhadap ROA (Y).
Penelitian ini konsisten dan mendukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Edhi Satriyo Wibowo (2013) dan Syahirul Alim (2014) yang
menyatakan bahwa BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hal tersebut berarti menunjukan apabila terjadi kenaikan satu persen
BI Rate menyebabkan profitabilitas Bank Umum Syariah menurun tetapi
tidak signifikan. Alasan yang mendasari BI Rate tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas adalah karena sistem operasional Bank Syariah tidak
91
menggunakan sistem bunga, sehingga BI Rate hanya memiliki pengaruh
yang rendah atau tidak signifikan terhadap Retun On Asset (ROA).
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas analisis serta uji
hipotesis yang dilakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Dari hasil uji ttest pada kolom t nilai CAR (X1) (positif) dengan signifikansi
0,834>0,05 dan koefisien positif (Kolom B) nilainya 0,002. Artinya tidak
ada pengaruh positif antara CAR (X1) terhadap ROA (Y) karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05
2. Dari hasil uji ttest pada kolom t nilai BOPO (X2) (negative) sebesar -7,451
dengan signifikansi 0,000<0,05 dan koefisien negative (kolom b) nilainya -
0,114 artinya ada pengaruh negative antara BOPO (X2) terhadap ROA (Y)
karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3. Dari hasil uji ttest pada kolom t nilai Kurs (X3) (positif) sebesar 0,203 dengan
signifikansi 0,840>0,05 dan koefisien positif (kolom b) nilainya 0,001
artinya tidak ada pengaruh positif antara Kurs (X3) terhadap ROA (Y)
karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
4. Dari hasil uji ttest pada kolom t nilai inflasi (X4) (negative) sebesar -0,778
dengan signifikansi 0,440>0,05 dan koefisien negatif (kolom b) nilainya -
1,649 artinya tidak ada pengaruh negatif antara Inflasi (X4) terhadap ROA
(Y) karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
92
93
5. Dari hasil uji ttest pada table t nilai BI rate (X5) (negatif) sebesar -0,513
dengan signifikansi 0,610>0,05 dan koefisien negatif (kolom b) nilainya -
0,217 artinya tidak ada pengaruh negatif antara BI rate (X5) terhadap ROA
(Y) karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan kesimpulan. Adapun
implikasi dari peneliti yang telah dilakukan, yakni yang dinyatakan dalam
bentuk saran-saran yang diberikan melalui hasil penelitian agar dapat
mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Bagi Bank Syariah
Bank syariah harus selalu menjaga tingkat kecukupan modalnya, sehingga
pada akhirnya dengan tercukupnya tingkat kecukupan modal, kinerja
keuangan bank tersebut akan meningkat. Selain itu efisiensi operasional bank
sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya laba yang diperoleh bank.
Semakin efisien operasional bank, maka laba yang diperoleh bank tersebut
akan semakin besar. Dengan demikian, bagi manajemen bank sangat penting
untuk memperhatikan dan mengontrol pergerakan rasio ini agar bank selalu
berada pada tingkat efisiensi yang dapat menghasilkan laba yang optimal.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi
peneliti selanjutnya di bidang yang sama untuk dikembangkan dan diperbaiki,
misalnya dengan memperpanjang periode paradigma pengamatan sehingga
dapat lebih mencerminkan hasil penelitian.
94
95
DAFTAR PUTAKA
Ali, Khizer. et.al. 2011. Bank-Specific and Macroeconomic Indicators of.
Profitability – Empirical Evidence from the Commercial Banks of
Pakistan. International Journal of Business and Business and Social
Science, (Online). Vol. 2. No. 6.
Alim, Syahirul. 2014. Analisis Pengaruh Inflasi Dan BI Rate Terhadap Return On
Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia. Modernisasi, Volume 10.
No. 3.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insan Press.
Arifah, Reni Nur. 2018. Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF),
BOPO, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Dengan
CAR Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
Armereo, C. 2015. Analisis Faktor-Faktor Ynag Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Syariah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Global Masa Kini. Vol.6. No.1
Arumdalu, Sekar Cahyani. 2018. Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Kurs Dan
Produk Domestik Bruto Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah Di Indonsia Periode 2011-2015. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Badan. A Y D dan Lestari, H S. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam
http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/semnas/article/d
ownload/197/196.
Bawono, anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga. STAIN
Salatiga Pers.
Bungin, Burhan. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo. Jakarta
Cahyono, Ari. 2009. Pengaruh Indikator Makro Ekonomi Terhadap Dana Pihak
Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Tesis Fakultas Pasca
Sarjana Program Studi Timur Tengah dan Islam. Jakarta. Universitas
Inonesia.
Darmawi, Herman. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta. Bumi Aksara.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor. Ghalia Indonesia.
Dewi, Oktavia Rosana. 2018. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, BI Rate, dan
Kurs Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia
96
2013-2017. Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Lampung.
Dombusch, Rudiger dan Fischer. Makro Ekonomi. Jakarta. Erlagga.
Dwijayanthy, Febriana dan Prima Naomi. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate,
dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode
2003-2007. JurnalManajemen. Vol.3 No.2.
Ekananda, Mahyus. 2014. Analisis Data Time Series. Bekasi. Mitra Wacana Media.
Eun, Sabherwal, Cheon, dkk. 2013. International Financial Management. Ed, 6.
New York: Mc Graw-Hill. (E-Book).
Fadjar, Aris. 2013. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bank yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia. Jurnal
Manajemen. Jakarta. Vol.10 No.1.
Fathoni, Arif Bintang. 2017. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan BOPO Terhadap
ROA Perbankan (Studi Pada Bank Umum Persero Periode 2013-
2015). Skripsi. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang. Universitas Diponegoro.
Hanania, Luthfia. 2015. Faktor Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Perbankan Syariah Dalam Jangka Pendek dan Jangka
Panjang. Jurnal Perbanas Review. Vol.1 No.1.
Hasan, Kabir M, dan Bashir Abdel- Hameed M. 2002. Determinants of Commercial
Islamic Banking Profitability. International Journal. ERF paper.
Hendrayanti. Silvia. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal
Terhadap Profitabilitas Perbankan. Skripsi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Hidayati, Amalia Nuril. 2014. Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Kurs Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi. Vol.1
No.1
Huda. Nurul dkk. 2008. Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoretis. Persada
Media Group. Jakarta.
Irfan. Arifin Achmad. 2015. Analisis Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga Bank
Indonesia Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di
Indonesia (Periode 2012-2014). Skripsi. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
Irmawan, Andri Ade. 2017. Pengaruh Faktor Makroekonomi Dan Internal
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di
97
Indonesia Periode 2010-2015. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Irsyad, Muhammad, Ahmad Mulyadi Kosim dan Hilman Hakim. 2015. Pengaruh
PDB (Produk Domestik Bruto), Suku Bunga, Dan, Inflasi Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Periode 2014-2017. Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah dan Ahwal As Syakhsiyah.
Karim. Adiwarman A. 2006. Ekonomi Makro Islam. PT. Raja Grafindo Persada
Jakarta.
Kasmir, 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Krugman, Paul. R dkk. 2011. International Economic. Ed,11. New Jersey. Prentice
Hall.
Kurniawati, Ayu. 2012. Pengaruh Penyaluran Kredit dan Tingkat Suku Bunga
Terhadap Profitabilitas (ROA) . Jurnal Universitas Komputer.
Jakarta.
Linda, Muthia Roza, Megawati, dan Definawati. 2015. Pengaruh Inflasi, Kurs, Dan
Tingkat Suku Bunga Terhadap Non Performing Loan Pada PT. Bank
Tabungan Negara (PERSERO) Tbk. Cabang Padang. Journal of
Economic Education Vol.3. No. 2 (137-145).
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Jakarta. Erlangga.
Mankiw, N. Gregory. 2013. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta. Salemba Empat.
Maulana, Muhammad Rafi. 2015. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, CAR,
BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Periode 2010- 2014. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter. Yogyakarta. BPFE.
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. PT. RAJA GRAFINDO
PERSADA. Jakarta.
Prastowo, Puguh Roni, Rony Malavia, dkk. 2010. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Profitabilitas Perbankan. Jurnal
Riset Manajemen. Unisma.
Sahara, Ayu Yanita. 2013. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk
Domestik Bruto Terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di
Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 1. No. 1.
Saputra, Anas Tinton. 2015. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
98
Sarwono, Jonathan. 2005. Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS.
Yogyakarta. Andi Yogyakarta.
Sodiq, A. 2014. Analisis Pengaruh Inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB) dan
Jumlah Uang Beredar Terhadap Return on Asset Bank Syariah.
Jurnal Equilibrium, 2(2). Desember 2014. Hlm 208-225.
Stiawan, Adi. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar Dan
Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi
Pada Bank Syariah Periode 2005-2008). Tesis. Program Studi
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Subroto. Pamulung Jati dan M. Sobar. Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi
dan Mikroekonomi Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di
Indonesia Periode 2009-2017. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R dan D). Bandung. CV Altabeta.
Sukirno, Sadono. 2012. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers.
Supriyanti, Neni. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga BI Terhadap
Kinerja Keuangan PT. Bank Mandiri, Tbk Berdasarkan Rasio
Keuangan, (Online). Jurnal Bisnis dan Manajemen.
Supriyanti, Neni.2009. Analisis Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI Terhadap
Kinerja Keuangan PT. Bank Muamalat Berdasarkan Rasio
Keuangan. Jakarta. Universitas Gunadarma.
Suwiknyo, “ Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah”. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. 2010.
Swandayani, Desi Marlin dan Kusumawati Rohmawati. 2012. Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga, Nilai Tukar Valas, dan Jumlah Uang Beredar terhadap
Profitabilitas Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2005-
2009. Jurnal Akuntansi. Vol.3 No.2.
Syachfuddin, Laras Andasari. 2017. Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, Dana Pihak
Ketiga, Pangsa Pembiayaan, Terhadap Profitabilitas Industri
Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2011-2015. Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan Terapan. Vol.4 No.12.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Todaro, M. 2004. Pembangunan Ekonomi Di Dunia. Jakarta. Erlangga.
Welta, Fretty dan Lemiyana. 2017. Pengaruh CAR, Inflasi, Nilai Tukar Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Syariah. Jurnal Ekonomi. Vol.1 No.1.
99
Wibowo, Edhi Satriyo dan Muhammad Syaechu. 2013. Analisis Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF, Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah. Jurnal Manajemen. Vol.2 No. 2.
Wibowo, Edhi Satriyo. 2012. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO,
NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Skripsi. Universitas
Diponegoro Semarang.
Wichaksono, Rizky Aryo. 2015. Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal
Perbankan Syariah Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Perbankan Syariah Periode 2010-2014. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.ojk.go.id
Yanuardi, A. Hadiwidjojo dan Sumiati. 2014. Faktor Determinn Atas Profitabilitas
Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi. Vol.5 No.2
Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional Dengan Kinerja Profitabilitas
Pada Sektor Perbankan Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya. Vol.5 No.10.
Mawardi, Imron 2005. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA
pada bank syariah di Indonesia
Hindarto, Cahyo 2011. Analisis pengaruh CAR,NIM,LDR,NPL,BOPO Dan KAP
Terhadap ROA
100
Lampiran 1
Data Penelitian
Uji f
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 16681.764 3 5560.588 7.820 .000b
Residual 31286.548 44 711.058
Total 47968.312 47
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), BI Rate, Kurs Rupiah, Inflasi
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -211.026 103.382
-2.041 .047
Kurs Rupiah .000 .000 .444 3.432 .001
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923
BI Rate -.086 .044 -.343 -1.933 .060
a. Dependent Variable: ROA
Uji multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -211.026 103.382
-2.041 .047
Kurs
Rupiah
.000
.000
.444
3.432
.001
.885
1.130
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923 .435 2.298
BI Rate -.086 .044 -.343 -1.933 .060 .470 2.128
a. Dependent Variable: ROA
101
Uji autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .590a .348 .303 26.66567 .763
a. Predictors: (Constant), BI Rate, Kurs Rupiah, Inflasi
b. Dependent Variable: ROA
Uji heteros (scatterplot)
102
Uji heteros (gletser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8.679 48.765
.178 .860
Kurs
Rupiah
1.180E-5
.000
.054
.337
.738
.885
1.130
Inflasi .002 .019 .027 .117 .907 .435 2.298
BI Rate -.006 .021 -.058 -.264 .793 .470 2.128
a. Dependent Variable: abs_residual
Analisis regresi linier berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -211.026 103.382
-2.041 .047
Kurs Rupiah .000 .000 .444 3.432 .001
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923
BI Rate -.086 .044 -.343 -1.933 .060
a. Dependent Variable: ROA
Uji deskriptif statistik
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kurs Rupiah 48 1262500,00 1522700,00 1361322,9167 55644,88942
BI Rate 48 425,00 775,00 580,2083 127,88774
Inflasi 48 279,00 726,00 423,0000 142,88740
ROA 48 16,00 141,00 84,6875 31,94687
Valid N (listwise) 48
103
Hasil uji normalitas histogram
Hasil uji normalitas dengan normal probability plot
104
DECLARATION
In the name Allah the most gracious and merciful.
Here by writer fully declares that the graduating paper is made by the
writer herself, and it is not contained the materials written or has been
published by other people and other people ideas except the information
fro reference.
The writer is capable to account for this graduating papere if in the future
it can be proved of countaining other ideas of fact the writer imitates the
others graduating paper.
Like wise the declaration made by the writer and she hopes that this
declaration can be understood.
Salatiga,
Penulis
Muhammad Bahruddin Faarid
NIM. 213 14 145
105
106
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Bahruddin Farid
Tempat/Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 14 Agustus 1996
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Dsn. Sukodono RT 03/10, Ds. Kebumen, Kec.
Banyubiru, Kab. Semarang
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 01 Kebumen
2. SMP Negeri 02 Banyubiru
3. SMK Negeri 02 Salatiga
Pengalaman Organisasi : OSIS SMK Negeri 02 Salatiga
DEMA FEBI (2015-2017)
DEMA IAIN Salatiga (2017-2018)
PMII Salatiga (2014-Sekarang)
Contact Person : 0858-6523-5415
Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga,
Penulis
Muhammad Bahruddin F
NIM. 213 14 145