faktor yang mempengaruhi “hand over …

34
1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER COMMUNICATION” PERAWAT TERHADAP KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA DI RUMAH SAKIT DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR FACTORS AFFECTING OF “HAND OVER COMMUNICATION” OF ADVERSE EVENT AND NEAR MISS IN PATIENT INSTALLATION OF DR WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL MAKASSAR MAEMUNAH PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

1

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVERCOMMUNICATION” PERAWAT TERHADAP KEJADIAN TIDAKDIHARAPKAN DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA DI RUMAH

SAKIT DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

FACTORS AFFECTING OF “HAND OVER COMMUNICATION” OFADVERSE EVENT AND NEAR MISS IN PATIENT INSTALLATION OF

DR WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL MAKASSAR

MAEMUNAH

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2012

Page 2: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

2

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVERCOMMUNICATION” PERAWAT TERHADAP KEJADIAN TIDAK

DIHARAPKAN DAN KEJADIAN NYARIS CEDERADI RUMAH SAKIT

DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Tesis

Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

MAEMUNAH

Kepada

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2012

Page 3: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

333

Page 4: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

4

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Maemunah

Nomor Mahasiswa : P1806208515

Program Studi : Magister Administrasi Rumah Sakit

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Februari 2012

Yang Menyatakan

Maemunah

Page 5: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

5

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah,

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan dan penulisan tesis berjudul

“Faktor Yang Memepengaruhi “Hand Over Communication” Perawat

terhadap Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Nyaris Cedera di

Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar” sebagai salah satu

syarat menyelesaikan Pendidikan Magister Administrasi Rumah Sakit pada

Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyususnan tesis dan penulisan tesis ini

tidak terlepas dari segala keterbatasan dan kendala tetapi berkat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga dapat

berjalan dengan baik. Oleh karena itu perkenankanlah dengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak dr. Widodo J.

Pujiraharjo, MS, MPH, Dr.PH selaku ketua komisi penasihat dan Bapak Dr.

Syahrir A. Pasinringi, MS selaku anggota komisi penasihat yang telah dengan

ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan bimbingan

kepada penulis sejak awal hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Selanjutnya, pada kesempatan ini perkenankanlahdengan segala

kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Page 6: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

6

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mursalim, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Hasanuddin Makassar beserta staf yang telah banyak

membantu selama mengikuti pendidikan Program Magister Administrasi

Rumah Sakit.

2. Bapak Prof. Dr. dr. H. M. Alimin Maidin, MPH, selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, sekaligus

dosen penguji yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga

selesainya tesis ini.

3. Bapak Dr. dr. H. Noer Bahry Noor, M.Sc, selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, sekaligus

dosen penguji yang telah memberikan arahan dan bimbingan hingga

selseainya tugas ini.

4. Bapak Prof. dr. H. Abd Kadir, Sp.THT-KL (K), MARS, Ph.D, selaku

Direktur Utama RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar sekaligus

pembimbing yang telah memeberikan arahan dan bimbingan hingga

selesainya tesis ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar,

terutama dosen Magister Administrasi Rumah Sakit Program Studi

Kesehatan Masyarakat.

6. Seluruh pengelola dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat,

Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

7. Seluruh keluarga dan teman-teman tercinta yang dengan setia dan

penuh kesabaran member dukungan hingga selseainya tesis ini.

Page 7: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

7

Rasa kasih, hormat, terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-

tingginya penulis haturkan kepada suami tercinta serta anak-anakku yang saya

banggakan, yang senantiasa mengiringi penulis dengan doa, perhatian,

bantuan dan dukungan moril shingga tesis ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, olehnya

itu penulis mengharapakan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan tesis ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga tesis ini

bermanfaat bagi kita semua.

Akhirnya atas segala pengorbanan, waktu, tenaga, pikiran, saran, dan

sumbangan moril maupun material yang telah diberikan dari semua pihak

semoga mendapat imbalan dari Allah SWT.

Makassar, Februari 2012

Penulis

Page 8: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

8

ABSTRAK

Maemunah, “Faktor Yang Mempengaruhi “Hand Over Communication” PerawatTerhadap Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Nyaris Cedera di RumahSakit DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar” (dibimbing oleh Widodo J.P danSyahrir A. Pasinringi).

Penelitian ini bertujuan menganalisis factor yang mempengaruhi ”HandOver Communication” perawat terhadap KTD dan KNC di RS DR WahidinSudirohusodo Makassar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan data kualitatif.Teknik pengumpulan data adalah pendekatan observasional dan melakukanwawancara dengan menggunakan kusioner serta telaah dokumen.

Dari hasil penelitian dan analisis data, maka didapatkan bahwa :kebijakan “Hand Over Communication” dengan persentase sangat baik 21%,Baik 50%, cukup 21% dan kurang sebesar 8%. SPO “Hand OverCommunication” dengan kategori sangat baik dengan persentase 18%, kategoribaik 37%, kategori cukup 33%. Sementara yang termasuk kategori kurangdengan persentase 4% dan tidak baik 8%. Pengetahuan “Hand OverCommunication” dengan kategori cukup dengan persentase hanya 3%, kategoribaik 51% dan sangat baik dengan persentase 46%. Pelaksanaan “Hand OverCommunication” dengan standar IRSAF dengan persentase 65% tidak baik,kurang 25%, dan cukup 10%. Faktor kebijakan “Hand Over Communication”tidak mempengaruhi terjadinya KTD dan KNC. Faktor SPO “Hand OverCommunication” tidak mempengaruhi terjadinya KTD dan KNC. Faktorpengetahuan “Hand Over Communication” mempengaruhi terjadinya KTD tetapitidak mempengaruhi terjadinya KNC. Faktor pelaksanaan “Hand OverCommunication” dengan standar IRSAF mempengaruhi terjadinya KTD danKNC. Tetapi dengan pengujian sendiri-sendiri dari 2 variabel yang berpengaruh,hanya pelaksanaan “Hand Over Communication” dengan metode IRSAF yangmemiliki hubungan dengan terjadinya KTD dengan nilai signifikansi 0,034, danNilai Signifikansi Pengetahuan mengenai “Hand Over Communication”> α yaitu 0,99.

Kata kunci : keselamatan pasien, Hand Over Communication, instalasi rawatinap

Page 9: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….….. i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………… ii

PRAKATA …………………….……………………………………… iii

ABSTRAK ……………….....………………………………………… vi

ABSTRACT ………………...………………………………………… vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………... viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………... x

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ….……………………………………………... xii

DAFTAR ISTILAH ……………………………………………………... xiii

DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………... xvi

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………... 1

A. Latar Belakang………………………………………….. 1

B. Masalah Penelitian ……………………………………. 5

C. Kajian Masalah …………………………………………. 6

D. Pertanyaan Masalah ……………………………………... 14

E. Tujuan Penelitian ………………………………………. 15

F. Manfaat Penelitian ……………………………………… 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………. 18

A. Tinjauan Tentang Rumah Sakit …………………….…. 18

1. Pengertian Rumah Sakit …………………..……….. 18

Page 10: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

10

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ………………….. 19

3. Persyaratan Rumah Sakit ……………………….... 20

4. Klasifikasi Rumah Sakit …………….……………… 23

5. Indikator Mutu Rumah Sakit …………….………… 29

B. Tinjauan Tentang Patient Safety ……………………… 33

1. Tujuan Keselamatan Pasien ……….…….………… 34

2. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien……… 34

3. Pengelolaan Program Patient Safety di Rumah

Sakit ……………………………………………….…… 40

C. Standar Prosedur Operasional (SPO) ………..……….. 49

D. Tinjauan Tentang Perilaku SDM ………………………… 50

E. Pendekatan Penanganan KTD ………………………….. 52

F. Tinjauan Tentang Komunikasi …………………………… 53

G. Definisi Operasional ……………………………………….. 68

H. Kerangka Konsep ………………………………………….. 70

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………. 71

A. Jenis Penelitian ………………………………………….... 71

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………... 70

C. Unit Analisis ……………………………..…………………... 71

D. Populasi dan Sampel ….………………………………….... 72

E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….... 73

F. Instrumen Penelitian ……………………………………….... 74

G. Tehnik Analisa Data …….…………………………………....76

Page 11: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 77

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian …….……………. 77

B. Hasil penelitian …………………………………….……… 83

C. Pembahasan ……………………………………………… 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 100

A. Kesimpulan ……………………………………………… 100

B. Saran ……………………………………………………. 101

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komunikasi Perawat-Pasien Menggunakan Speak Upsebagai langkah mencegah KTD ………………….……… 38

Tabel 2. Tujuan Langkah Proses Komunikasi ………..….………… 65

Tabel 3. Deskripsi perawat terhadap kebijakan “Hand OverCommunication” di unit-unit kerja RS DR WahidinSudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember2011 ………………….…………………………………..…… 84

Tabel 4. Deskripsi perawat terhadap Standar prosedur Operational“Hand Over Communication” di unit-unit kerja RS DRSudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember2011 ………………….…………………………………..…… 85

Tabel 5. Deskripsi perawat terhadap Pengetahuan “Hand OverCommunication” di unit-unit kerja RS DR WahidinSudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember2011 ………………….…………………………………..…… 86

Tabel 6. Deskripsi perawat terhadap Pelaksanaan “Hand OverCommunication” di unit-unit kerja RS DR WahidinSudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember2011 ………………….…………………………………..…… 87

Tabel 7. Tabulasi Data Pengaruh Kebijakan “Hand OverCommunication” terhadap KNC di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 88

Tabel 8. Tabulasi Data Pengaruh SPO “Hand OverCommunication” terhadap KNC di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 88

Tabel 9. Tabulasi Data Pengaruh Pengetahuan “Hand OverCommunication” terhadap KNC di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 89

Page 13: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

13

Tabel 10.Tabulasi Data Pengaruh Pelaksanaan “Hand OverCommunication” terhadap KNC di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 89

Tabel 11.Tabulasi Data Pengaruh Kebijakan “Hand OverCommunication” terhadap KTD di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 90

Tabel 12.Tabulasi Data Pengaruh SPO “Hand OverCommunication” terhadap KTD di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 91

Tabel 13.Tabulasi Data Pengaruh Pengetahuan “Hand OverCommunication” terhadap KTD di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 92

Tabel 14.Tabulasi Data Pengaruh Pelaksanaan “Hand OverCommunication” terhadap KTD di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 92

Tabel 15.Tabulasi Data Pengaruh Pelaksanaan “Hand OverCommunication” terhadap KTD di Instalasi Rawat InapRS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Oktober-Desember 2011 …………………………………………..…… 93

Page 14: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema faktor-faktor yang berkontribusi terhadapKTD ………………………………….…………….……… 11

Gambar 2. Bagan Proses Komunikasi ………………..….………… 20

Gambar 3. Bagan contoh komunikasi serah terima(Patient Safety Solution Preamble, 2007 …..….………

Gambar 4. Skema Kerangka Konsep ………………..….………..… 70

Gambar 5. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum PusatDr. Wahidin Sudirohusodo Makassar …….…….……… 78

Page 15: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 2. Pernyataan Kesediaan Wawancara

Lampiran 3. Kusioner

Lampiran 4. Ceklis observasi “Hand Over Communication”

Lampiran 5. Format Standar Komunikasi IRSAF

Lampiran 6. SK Kebijakan tentang Komunikasi Efektif

Lampiran 7. SPO Tentang Komunikasi Efektif

Page 16: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

16

DAFTAR ISTILAH

Adverse event : Kejadian tidak diharapkan

Blaming culture : Budaya saling menyalahkan

Human error : Kesalahan Manusia

Medication error : Kesalahan pengobatan

Medication safety : Keselamatan pengobatan

Mistakes : Kesalahan

Monitoring : Pemantauan

Near Miss : Kejadian Nyaris

Omission error : Kegagalan memberikan obat kepada pasien sampaipada jadwal berikutnya

Patient Safety : Keselamatan Pasien

Quality Management : Manajemen mutu

Redesign system : Sistem penjabaran ulang

Risk management : Manajemen Risiko

Wrong patient : Kesalahan pasien

Page 17: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

17

DAFTAR SINGKATAN

IOM : Institute of Medicine

IRD : Instalasi Rawat Darurat

JCAHO : The Joint Commision on Accreditation of HealthcareOrganization

KNC : Kejadian Nyaris Cedera

KTD : Kejadian Tidak Diharapkan

NHS : National Health Services

NPSA : National Patient Safety Agency

SPO : Standard Procedur Operational

WHO : World Health Organization

Page 18: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekiranya Hipokrates (460-355 SM) hadir pada saat ini mengamati

pelaksanaan pelayanan kesehatan dan asuhan pasien, mudah dibayangkan

beliau akan tampak tersenyum karena “wejangannya” : Primum, non nocere

(First, do no harm) mendapat perhatian khusus melalui Gerakan Keselamatan

Pasien.

Membangun Budaya Keselamatan Pasien sebenarnya cita-cita

bersama, baik para dokter, pimpinan rumah sakit, maupun pasien dan keluarga

pasien serta masyarakat, tentu saja pemerintah juga sangat berkepentingan.

Gerakan Keselamatan Pasien jangan sampai dilaksanakan dengan terpaksa,

namun harus menjadi kesadaran bersama. Memang tidak mudah dan

sederhana, namun dengan kesadaran dan niat yang teguh serta penguasaan

teori Konsep Budaya Keselamatan Pasien, semoga kesulitan dapat diatasi dan

tidak menimbulkan frustasi.

Keselamatan pasien secara sederhana didefenisikan sebagai suatu

upaya untuk mencegah terjadinya bahaya atau cedera pada pasien

keselamatan pasien meliputi pencegahan kesalahan dalam perawatan dan

mengeliminir berbagai bahaya akibat kesalahan tersebut. Kesalahan tersebut

Page 19: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

19

dapat dilakukan oleh anggota tim kesehatan dan dapat terjadi kapan saja

selama proses pelayanan kesehatan, khususnya dalam pengobatan pasien

(Telxeira, TCA and Cassiani SHB., 2007).

“ Hand Over Communication ” memainkan peranan kunci dalam

menjamin kontinuitas, kualitas, dan keselamatan dalam pelayanan pasien

(Smith, A.F, at al, 2008). Kompleksitas dari proses “ Hand Over

Communication” menyebabkan timbulnya berbagai masalah dalam

pelayanan pasien yang dapat menyebabkan error, near misses, dan

adverse event. “ Hand Over Communication ” sebagai basis untuk transfer

tanggung jawab dan akuntabilitas bagi pelayanan pasien oleh tenaga

pelayanan pada saat pergantian shift jaga (Johnson, J.K and Barach, P,

2009).

Tujuan “Hand Over Communication” adalah untuk mencapai

komunikasi yang efisien dari informasi klinik yang berkualitas tinggi pada saat

pengoperan tanggung jawab pelayanan pasien. “Hand Over Communication”

yang baik merupakan inti dari system pelayanan kesehatan yang efektif dan

mencakup dokumentasi klinik dari pasien. “Hand Over Communication”

membutuhkan perhatian baik secara individu maupun sistemik serta

membutuhkan edukasi, dukungan, fasilitas dan usaha yang berkelanjutan untuk

mempertahankan kualitas pelayanan sepanjang hari (Haikerwar, Dobb and

Ahmed, 2006).

Page 20: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

20

Proses alih tanggung jawab “Hand Over Communication” terjadi baik

secara langsung maupun tidak langsung antar pemberi pelayanan baik antar

dokter, dokter dengan perawat, perawat dengan perawat lain, atau antar unit

pelayanan. Informasi yang tidak akurat dalam setiap “Hand Over

Communication” dapat menimbulkan kesalahan dan kejadian tidak diharapkan

(KTD).

Agar transisi dalam perawatan pasien menjadi optimal maka isi pesan

harus distandarisasi supaya informasi yang diberikan akurat, jelas, dan tepat.

Pemakaian bahasa yang bersifat mendua, singkatan dan jargon-jargon yang

dapat membingungkan penerima pesan harus dihindari. Komunikasi menjadi

lebih efektif bila dilakukan secara verbal sehingga ada kesempatan saling

bertanya dan melakukan konfirmasi jika ada hal-hal yang dianggap belum jelas.

Namun pada situasi tertentu, proses serah terima tugas dan tanggungjawab

memerlukan pesan tertulis, seperti pada pasien pasca – operasi, pasien pulang

dari rawat inap, dsb.

Ada beberapa standarisasi metode “Hand Over Communication” yang

sering digunakan dalam praktik sehari-hari :

a. “I PASS the BATON” yang terdiri atas Introduction, Patient, Assesment,

Situation, Safety Concern, Background, Action, Timing, Ownership, dan

Next.

b. “I-SBAR” atau sering disebut “SBAR” saja, yang terdiri atas Introduction,

Situation, Background, Assessment, dan Recommendation.

Page 21: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

21

c. “PACE” meliputi Patient / Problem, Assesment / Action, Continuing

(Treatment) Change, dan Evaluation.

d. “Five-Ps”, yakni Patient, Plan, Purpose, Problem, Precautions, Physician

(assigned to coordinate).

Dalam praktik sehari-hari “ I-SBAR ” sangat ideal diterapkan

sebagai komunikasi standar pada saat perawat melaporkan situasi

kondisi klinis pasien kepada dokter jaga atau dokter yang merawat

pasien tersebut bagitupula pada “ Hand Over Communication ” perawat.

“ I-SBAR ” dalam istilah bahasa Indonesia di sebut IRSAF yang terdiri

dari Identifikasi, Riwayat, Situasi saat ini, Assesmen, dan Follow up.

Standar inilah yang telah disepakati untuk “ Hand Over Communication ”

dan telah disyahkan oleh pihak manajemen di rumah sakit.

Berdasarkan laporan Agency for Helthcare Research & Quality (AHEQ,

2003) yang melakukan analisis terhadap 2966 Kejadian Tidak

Diharapkan (KTD) disimpulkan bahwa akar masalah Kejadian Tidak

Diharapkan adalah Masalah Komunikasi (65%). Berdasarkan hal

tersebut, maka The Joint Commission on Accreditation of Healthcare

Organization (JCAHO) National Patient Safety Goal telah menetapkan

komunikasi efektif sebagai salah satu strategi untuk mengurangi KTD

dalam asuhan medis dan asuhan keperawatan.

Page 22: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

22

Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai rumah

sakit rujukan untuk Indonesia bagian timur dengan klasifikasi A telah

menerapkan program Patient Safety sejak tanggal 30 Maret tahun 2008.

Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo menyediakan pelayanan

secara kompleks kepada pasien dengan latar belakang yang berbeda-

beda. Situasi pelayanan di Instalasi Rawat Inap memiliki daya tarik

tersendiri untuk diteliti. “Hand Over Communication” pada bagian ini

memiliki potensi besar sebagai sumber kesalahan dalam pelayanan

pasien. Hal ini desebabkan oleh tingginya beban kerja, mobilitas serta

tekanan psikologis dari para professional kesehatan.

Adanya Insiden Kejadian Tidak diharapkan (KTD) maupun

Kejadian Nyaris Cedera (KNC) menunjukkan bahwa “Hand Over

Communication” perawat di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar belum berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka maslah yang

muncul di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar pada Tahun 2009 – 2010 adalah ditemukan Kejadian Tidak

Diharapakan (KTD) sebanyak 3 kasus dan Kejadian Nyaris Cedera

sebanyak 42 kasus. Kasus tersebut diantaranya yaitu pasien jatuh dari

brankard / tempat tidur, hasil pemeriksaan terlambat, hasil foto yang

berbeda nama, dan lain – lain. Hal tersebut dapat mempengaruhi mutu

Page 23: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

23

pelayanan rumah sakit. Jadi penelitian ini difokuskan pada “ Hand Over

Communication ” setiap pergantian shift perawat.

C. Kajian Masalah

Berdasarkan hasil kajian literatur, faktor yang dianggap berkontribusi terhadap

kasus Kejadian Tidak Diharapakan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)

pada kegiatan “ Hand Over Communication ” perawat di rumah sakit dapat

dilihat pada gambar 1 di bawah ini

Gambar 1. Skema Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap KTD dan

KNC

23

pelayanan rumah sakit. Jadi penelitian ini difokuskan pada “ Hand Over

Communication ” setiap pergantian shift perawat.

C. Kajian Masalah

Berdasarkan hasil kajian literatur, faktor yang dianggap berkontribusi terhadap

kasus Kejadian Tidak Diharapakan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)

pada kegiatan “ Hand Over Communication ” perawat di rumah sakit dapat

dilihat pada gambar 1 di bawah ini

Gambar 1. Skema Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap KTD dan

KNC

23

pelayanan rumah sakit. Jadi penelitian ini difokuskan pada “ Hand Over

Communication ” setiap pergantian shift perawat.

C. Kajian Masalah

Berdasarkan hasil kajian literatur, faktor yang dianggap berkontribusi terhadap

kasus Kejadian Tidak Diharapakan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)

pada kegiatan “ Hand Over Communication ” perawat di rumah sakit dapat

dilihat pada gambar 1 di bawah ini

Gambar 1. Skema Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap KTD dan

KNC

Page 24: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

24

1. Faktor Pasien

Ada 6 faktor dari aspek pasien yang dianggap dapat

berkontribusi terhadap kejadian tidak di harapkan dan kejadian nyaris

cedera pada kegiatan “Hand Over Communication” perawat di rumah sakit,

yaitu :

a. Usia

Pasien dengan usia yang lebih lanjut biasanya akan lebih

susah mengatakan ataupun mengidentifikasi keluhan-keluhan

yang dirasakannya, dan juga biasanya memiliki riwayat

penyakit yang sudah menahun dan sulit untuk disembuhkan

dengan tepat, hal tersebut dapat berkontribusi terhadap kejadian tidak

diharapkan di rumah sakit.

b. Edukasi

Pasien dengan pendidikan yang lebih rendah memiliki

kesulitan untuk memahami penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh

petugas terkait dengan informasi-informasi pelayanan yang diperlukan,

hal tersebut dapat berkontribusi terhadap kejadian tidak diharapkan dan

kejadian nyaris cedera.

c. Informasi

Secara umum kurangnya informasi tentang pelayanan yang

seharusnya diterima oleh pasien merupakan penyebab terjadinya

kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera.

d. Psikologis

Page 25: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

25

Pasien tidak mengindahkan beberapa larangan dokter

maupun tenaga kesehatan lain karena tidak sesuai dengan

keyakinan kesehatannya atau sudah merasa sembuh,

sedangkan beberapa instruksi yang diberikan harus dijalangkan

untuk mempercepat penyembuhannya, hal tersebut dapat

berkontribusi terhadap kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris

cedera.

e. Ekonomi

Kemampuan dan kemauan membayar biaya pelayanan

dirumah sakit yang begitu mahal, sehingga seharusnya masih

dirawat dengan berbagai tindakan pelayanan yang semestinya

diterima, tidak bisa dilakukan karena keterbatasan biaya, hal ini

dapat berkontribusi terhadap kejadian tidak diharapkan dan kejadian

nyaris cedera.

f. Pola Penyakit

Pola penyakit di masyarakat dimana gejala awal biasanya

demam, batuk, pilek dan lain sebagainya yang dianggap

penyakit biasa saja sehingga penanganan yang lambat, hal ini

dapat berkontribusi terhadap kejadian tidak diharapkan dan kejadian

nyaris cedera.

2. Faktor Petugas Kesehatan

Page 26: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

26

Ada 5 faktor dari aspek petugas kesehatan yang dianggap dapat

berkontribusi terhadap KTD dan KNC, Yaitu :

a. Pendidikan dan Kompetensi Staf

Pendidikan staf secara berkesinambungan merupakan salah

satu kunci untuk mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan

dan kejadian nyaris cedera, pemahaman terhadap informasi

terbaru tentang pelayanan keperawatan serta feedback bila ada

masalah muncul yang terjadi secara berkala merupakan strategi

pencegahan KTD dan KNC yang cukup signifikan. Kesalahan

kompetensi biasanya menyangkut kesalahan yang terjadi dalam

menterjemahkan instruksi yang diberikan oleh dokter ataupun

salah dalam melakukan pengkajian awal terhadap pasien

ataupun tidak melakukan pengkajian dengan benar dan terinci.

b. Beban Kerja

Rasio antara beban kerja dan SDM yang cukup, penting untuk

mengurangi stress dan beban kerja yang berlebihan sehingga

dapat menurunkan kesalahan. Karena, beban kerja petugas

yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya KTD dan KNC

dimana dalam kondisi terburu-buru atau tenaga yang tidak

seimbang dengan pasien yang dirawat, contoh satu perawat

untuk 20 pasien, maka risiko untuk tidak terlayani semua pasien

dengan baik apalagi bila ada beberapa pasien dengan kondisi

Page 27: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

27

yang agak berat sehingga pasien bisa meninggal tanpa mendapat

pelayanan yang baik.

c. Komunikasi

Miskomunikasi antara dokter dan perawat dan tenaga

kesehatan lain merupakan sumber utama terjadinya KTD dan

KNC di rumah sakit, misalnya salah menginterprestasi dalam

membaca instruksi dokter, atau salah dengar informasi yang

diterima dan lain sebagainya, sehingga perlu di perbaiki standar

komunikasi yang digunakan didalam pelayanan di rumah sakit untuk

meminimalkan terjadinya KTD dan KNC.

d. Budaya

Sikap petugas yang malas, masa bodoh, tidak teliti, acuh dan sengaja

melanggar aturan / SPO dapat menyebabkan terjadinya berbagai

kesalahan di rumah sakit.

3. Faktor Manajemen Rumah Sakit

Ada 3 aspek dalam pengelolaan manajemen di rumah sakit yang

dapat berkontribusi terhadap kejadian tidak diharapkan, yaitu

1. Pengelolaan Patient Safety RS

a. Perencanaan

Sebagai langkah awal penerapan program Patient Safety di

rumah sakit maka perlu dilakukan suatu perencanaan baik

terhadap jumlah dan kompetensi SDM yang terlibat, strategi-

Page 28: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

28

strategi yang akan dilakukan, indikator-indikator mutu yang

digunakan maupun terhadap SPO yang perlu di persiapkan,

karena tanpa adanya perencanaan yang baik maka

pengimplementasikan patient safety di rumah sakit susah

terwujud dan akan terkait dengan tidak terkendalinya KTD di

rumah sakit.

b. Pelaporan Insiden

Dengan penerapan system pelaporan insiden secara rutin

bila ada kasus maka dapat berkontribusi terhadap kejadian

tidak di harapkan di rumah sakit, karena berdasarkan pelaporan

tersebut dapat dilakukan analisis akar penyebab masalah semua

kejadian yang dilaporkan dan dapat di buat rekomendasi solusi

pemecahan masalahnya sehingga kasus yang serupa tidak terulang

lagi.

c. Dokumentasi Laporan Insiden

Setiap laporan insiden harus di dokumentasikan sebagai

bahan acuan untuk menyusun instrumen analisis kesalahan.

Dari data yang selanjutnya dapat dilakukan analisis untuk

mengidentifikasi area yang berpotensi untuk terjadi

kesalahan, sehingga upaya antisipasi dapat dilakukan secara

baik dan benar, hal ini dapat berkontribusi terhadap KTD dan

KNC di rumah sakit.

d. Supervisi

Page 29: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

29

Supervisi perlu dilakukan guna mengetahui apakah petugas

sudah melakukan pekerjaannya sesuai dengan kebijakan /

SPO yang ada, dan juga untuk mengetahui di area mana

potensi kesalahan sering terjadi, sehingga hal ini juga dapat

berkontribusi terhadap KTD dan KNC di rumah sakit.

e. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan guna mengkaji lebih

dalam terhadap akar penyebab insiden dan mencegah

terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan berulang

dimasa yang akan dating. Dari hasil monitoring dan

evaluasi dilakukan intervensi berupa rekomendasi dan tindak

lanjut terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki seperti

perbaikan kebijakan, prosedur dan peningkatan kinerja SDM.

Hasil dari rekomendasi dan tindak lanjut ini harus di umpan

balikkan ke semua pihak yang terkait dengan program

keselamatan pasien rumah sakit, hal ini dapat berkontribusi

terhadap KTD dan KNC di rumah sakit.

4. Faktor Kebijakan dan Prosedur

Kebijakan dan prosedur “Hand Over Communication” yang ada di

rumah sakit dapat dianggap berkontribusi terhadap kejadian tidak

diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris cedera (KNC).

Page 30: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

30

a. Standar prosedur operasional (SPO)

Antisipasi terjadinya kesalahan maka kebijakan dan

prosedur tentang “Hand Over Communication” perawat

yang lebih baik, dan disosialisasikan secara bertahap,

terencana dan sistematis serta menjamin bahwa setiap

individu yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan

memahami dan mengimplementasikannya secara memadai.

Kebijakan dan prosedur “Hand Over Communication” perlu

di buat untuk meminimalkan risiko kesalahan. Prosedur

tersebut merupakan sarana untuk meningkatkan keamanan,

efisiensi, serta unjuk kerja yang konsisten dari pengendalian

dan pelayanan kepada pasien. Kurangnya prosedur dan

ketidak patuhan petugas terhadap prosedur yang ada dapat

berkontribusi terhadap kejadian tidak diharapkan dan

kejadian nyaris cedera di rumah sakit.

b. Pedoman “Hand Over Communication”

IRSAF yang terdiri dari Identifikasi, Riwayat, Situasi

saat ini, Asesmen, dan Follow up. Standar inilah yang telah

disepakati untuk “Hand Over Communication”. Pedoman ini

menjadi salah satu faktor yang dapat berkontribusi terhadap

kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera.

Pedoman ini dapat menuntun perawat dalam menulis

laporan jaga yang benar.

Page 31: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

31

5. Faktor Lingkungan Rumah Sakit

Faktor lingkungan seperti kurangnya penerangan dalam ruang, tidak

leluasanya tempat Nurse Station, suhu ruang panas, sehingga suasana

kerja yang tidak nyaman, kegaduhan serta tingkat kesibukan pelayanan dan

intensitas pekerjaan yang tinggi dapat berkontribusi terhadap kejadian tidak

diharapkan dan kejadian nyaris cedera di rumah sakit.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan kajian masalah maka

dapat dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Kebijakan “Hand Over Communication” Apakah sudah sesuai / baik di

RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.

b. Apakah Standar Prosedur Operasional “Hand Over

Communication” sudah baik dan dilaksanakan di RS DR Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

c. Bagaimana gambaran pengetahuan “Hand Over Communication”

perawat di RS DR Wahidin Suidrohusodo Makassar.

d. Bagaimana pelaksanaan “Hand Over Communication” perawat

di instalasi rawat inap RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.

e. Bagaiaman pengaruh kebijakan, standar prosedur operasional,

pengetahuan dan pelaksanaan “Hand Over Communication”

perawat terhadap kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian

Page 32: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

32

nyaris cedera (KNC) di instalasi rawat inap RS DR Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian dilakukan untuk menganalisis faktor yang

mempengaruhi ”Hand Over Communication” perawat terhadap kejadian

tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris cedera (KNC) di Instalasi Rawat

Inap RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis kebijakan ”Hand Over Communication” perawat di

instalasi rawat inap RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.

b. Menganalisis Standar Prosedur Operasional ”Hand Over

Communication” perawat di Instalasi Rawat Inap RS DR Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

c. Menganalisis pengetahuan ”Hand Over Communication” perawat

di instalasi rawat inap RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.

d. Menganalisis pelaksanaan ”Hand Over Communication” perawat di

instalasi rawat inap RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.

e. Menganalisis pengaruh kebijakan, standar prosedur operasional,

pengetahuan dan pelaksanaan ”Hand Over Communication”

perawat terhadap kejadian tidak di harapkan (KTD) dan kejadian

Page 33: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

33

nyaris cedera (KNC) di instalasi rawat inap RS DR Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

F. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui penerapan standar komunikasi dalam kegiatan

hand-over perawat dengan format serah terima IRSAF kaitannya dengan

penerapan goals komunikasi efektif, pengetahuan perawat, beban kerja

perawat, kemampuan Tim keselamatan pasien, kemampuan supervisor

keperawatan, perbaikan / perawatan alat-alat keperawatan secara kontinu, dan

kondisi lingkungan kerja hubungannya dengan angka kejadian tidak diharapkan

(KTD) dan angka kejadian nyaris cedera (KNC) diperoleh manfaat untuk :

1. Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit

Dapat mengetahui hubungan penerapan standar ”Hand Over

Communication” perawat dengan penggunaan format serah terima

yang memuat Identifikasi, Riwayat, Situasi saat ini, Assesment dan

Follow up (IRSAF) yang telah disepakati kaitannya dengan angka

kejadian tidak diharapkan dan angka kejadian nyaris cedera.

2. Manajemen RS DR Wahidin Sudirohusodo Makassar

Sebagai salah satu sumber informasi bagi manajemen RS DR Wahidin

Sudirohusodo tentang hasil penerapan salah satu goals dari

keselamatan pasien yaitu standar komunikasi efektif melalui kegiatan

”Hand Over Communication” perawat kaitannya dengan angka

Page 34: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI “HAND OVER …

34

kejadian tidak diharapkan dan angka kejadian nyaris cedera khusus di

Instalasi Rawat Inap.