faktor yang mempengaruhi base lending rate pada...

12
UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada Bank Milik Pemerintah Daerah Provinsi Di Pulau Jawa Periode 2009-2014 1 Desti Dirnaeni 2 Lies Handrijaningsih 1 Universitas Gunadarma ([email protected]) 2 Universitas Gunadarma ([email protected]) ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan cost of loanable funds dan base lending rate, mengetahui pengaruh cost of loanable fund (COLF), overhead cost (OHC), Risk Factor, Spread dan Tax secara simultan dan parsial terhadap Base Lending Rate (BLR). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data sekunder, yaitu dengan mencari sumber-sumber data keuangan yang diperlukan melalui media intenet. Teknik pengumpulan data dengan mencari sumber-sumber data keuangan yang diperlukan melalui media intenet. Teknik penetapan sampel yaitu dengan Sensus, dan objek yang digunakan adalah bank milik pemerintah daerah provinsi di pulau Jawa (Bank DKI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank DIY dan Bank Jatim). Pada tahap analisis dilakukan uji regresi linear berganda, uji korelasi, uji hipotesis melalui uji- f dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan cost of loanable fund selama 6 tahun terakhir pada masing-masing bank mengalami kenaikan dan penurunan, hal tersebut terjadi karena tingkat bunga deposito berjangka mengalami kenaikan, dan demikian juga sebaliknya. Perkembangan Base Lending Rate juga mengalami kenaikan dan penurunan dikarenakan tingginya cost of loanable funds yang ditanggung oleh Bank. Base Lending Rate mengalami penurunan disebabkan oleh salah satu komponen base lending rate yaitu Risk Factor. Risk factor merupakan salah satu komponen yang menyebabkan Base Lending Rate mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa Bank mampu meminimumkan resiko kreditnya. Cost of Loanable Fund, Overhead Cost, Risk Factor, Spread, dan Tax secara simultan memiliki pengaruh terhadap Base Lending Rate, namun hanya Risk Factor dan Tax yang berpengaruh secara parsial terhadap Base Lending Rate. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terdapat hubungan positif yang kuat antara cost of loanable funds dan base lending rate. Kata kunci: Base Lending Rate, Cost of Loanable Funds, Overhead Cost, Risk Factor, Spread dan Tax PENDAHULUAN Perlambatan ekonomi negara-negara maju yang merupakan titik awal dari krisis keuangan global, secara cepat merambat ke perekonomian negara-negara berkembang. Di tengah situasi perekonomian global yang melambat, ekonomi Indonesia masih mampu menunjukkan kinerja yang positif dengan tetap tumbuh sebesar 6,1% pada penghujung tahun 2008, walaupun dampak krisis sudah mulai dirasakan. Laju inflasi sejak triwulan IV tahun 2008 telah menunjukkan kecenderungan yang menurun sejalan dengan penurunan harga komoditas minyak dan pangan dunia, meskipun secara keseluruhan laju inflasi pada tahun 2008 adalah sebesar 11,06%, jauh dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 6,59%. Perlambatan ekonomi akan berdampak pada permintaan modal yang berkurang. Bank sebagai salah satu penyedia modal, tentu bergantung pada arus perputaran modal,

Upload: others

Post on 28-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada Bank Milik Pemerintah

Daerah Provinsi Di Pulau Jawa Periode 2009-2014

1 Desti Dirnaeni 2 Lies Handrijaningsih

1 Universitas Gunadarma ([email protected]) 2 Universitas Gunadarma ([email protected])

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan cost of loanable funds dan base

lending rate, mengetahui pengaruh cost of loanable fund (COLF), overhead cost (OHC), Risk Factor,

Spread dan Tax secara simultan dan parsial terhadap Base Lending Rate (BLR).

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data sekunder,

yaitu dengan mencari sumber-sumber data keuangan yang diperlukan melalui media intenet. Teknik

pengumpulan data dengan mencari sumber-sumber data keuangan yang diperlukan melalui media

intenet. Teknik penetapan sampel yaitu dengan Sensus, dan objek yang digunakan adalah bank milik

pemerintah daerah provinsi di pulau Jawa (Bank DKI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank DIY dan Bank

Jatim). Pada tahap analisis dilakukan uji regresi linear berganda, uji korelasi, uji hipotesis melalui uji-

f dan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan cost of loanable fund selama 6 tahun

terakhir pada masing-masing bank mengalami kenaikan dan penurunan, hal tersebut terjadi karena

tingkat bunga deposito berjangka mengalami kenaikan, dan demikian juga sebaliknya. Perkembangan

Base Lending Rate juga mengalami kenaikan dan penurunan dikarenakan tingginya cost of loanable

funds yang ditanggung oleh Bank. Base Lending Rate mengalami penurunan disebabkan oleh salah

satu komponen base lending rate yaitu Risk Factor. Risk factor merupakan salah satu komponen yang

menyebabkan Base Lending Rate mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa Bank mampu

meminimumkan resiko kreditnya. Cost of Loanable Fund, Overhead Cost, Risk Factor, Spread, dan

Tax secara simultan memiliki pengaruh terhadap Base Lending Rate, namun hanya Risk Factor dan

Tax yang berpengaruh secara parsial terhadap Base Lending Rate. Berdasarkan hasil uji yang

dilakukan terdapat hubungan positif yang kuat antara cost of loanable funds dan base lending rate.

Kata kunci: Base Lending Rate, Cost of Loanable Funds, Overhead Cost, Risk Factor, Spread dan

Tax

PENDAHULUAN

Perlambatan ekonomi negara-negara maju

yang merupakan titik awal dari krisis keuangan

global, secara cepat merambat ke

perekonomian negara-negara berkembang. Di

tengah situasi perekonomian global yang

melambat, ekonomi Indonesia masih mampu

menunjukkan kinerja yang positif dengan tetap

tumbuh sebesar 6,1% pada penghujung tahun

2008, walaupun dampak krisis sudah mulai

dirasakan. Laju inflasi sejak triwulan IV tahun

2008 telah menunjukkan kecenderungan yang

menurun sejalan dengan penurunan harga

komoditas minyak dan pangan dunia,

meskipun secara keseluruhan laju inflasi pada

tahun 2008 adalah sebesar 11,06%, jauh

dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 6,59%.

Perlambatan ekonomi akan berdampak

pada permintaan modal yang berkurang. Bank

sebagai salah satu penyedia modal, tentu

bergantung pada arus perputaran modal,

Page 2: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

dimana semakin banyak modal yang diputar

maka semakin besar keuntungan Bank yang

diperoleh dari bunga yang dihasilkan.

Tugas bank sebagai penghimpun dan

penyalur dana sangat di perlukan untuk

kelancaran kegiatan sektor perekonomian riil.

Kegiatan bank tersebut memungkinkan

masyarakat melakukan investasi, distribusi

dan juga konsumsi barang-barang dan juga

jasa, mengingat semua kegiatan investasi-

distribusi konsumsi saling berkaitan dengan

penggunaan uang. Kelancaran kegiatan

investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain

adalah kegiatan pembangunan ekonomi.

Kredit merupakan salah satu bentuk

penyaluran dana oleh bank kepada masyarakat.

Dalam pemberian kredit, bank

menetapkan tingkat suku bunga atau Base

Lending Rate (BLR), yaitu formula untuk

menghitung besarnya bunga atau jasa

pinjaman kepada para debitur pada perusahaan

jasa keuangan sesuai dengan peraturan Bank

Indonesia No. 15 tahun 2013. Guna

meningkatkan profitabilitas, bank dapat

memainkan Base Lending Rate yaitu dengan

Cost of Loanale Fund (COLF) yang harus

dibayar oleh bank untuk setiap rupiah dana

setelah dikurangi dengan bagian dana yang

harus dipelihara bank sebagai cadangan wajib.

Jika Cost of Loanable Fund suatu bank rendah

maka secara tidak langsung akan

mengakibatkan turunnya besaran Base

Lending Rate. Base Lending Rate yang rendah

menyebabkan bank dapat menyalurkan dana

kredit lebih banyak. Hal ini sebagai cermin

tingkat efisiensinya yang tinggi yang dapat

mengundang datangnya rasa kepercayaan yang

tinggi dari masyarakat terhadap manajemen

bank yang bersangkutan.

Sebagai pulau yang padat penduduknya

membuat perekonomian terpusat di Pulau

Jawa. Hal tersebut merupakan lahan yang

subur bagi berkembangnya bisnis perbankan,

karena dengan ekonomi yang terus tumbuh dan

berkembang akan selalu diiringi oleh

permintaan yang tinggi terhadap modal.

Permasalahan muncul ketika bank dituntut

untuk meningkatkan laba. Salah satu produk

bank yang dapat memberikan kontribusi laba

adalah kredit. Dengan banyaknya bank maka

persaingan menjadi semakin ketat, khususnya

pada bank milik pemerintah provinsi di pulau

Jawa. Setiap bank berusaha untuk menarik

nasabah dengan cara memberikan suku bunga

kredit yang rendah, dengan mengacu pada

peraturan BI mengenai formula penentuan

suku bunga dasar pinjaman. Banyak faktor

yang mempengaruhi bank dalam menentukan

suku bunga dasar pinjaman, tetapi tidak semua

faktor digunakan oleh masing-masing bank

dalam menentukan suku bunga dasar pinjaman

tersebut.

Dalam penelitian ini penulis ingin

meneliti mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi bank dalam menentukan bunga

dasar pinjaman. Untuk menetapkan tingkat

suku bunga kredit (base lending rate), bank

harus menghitung biaya dana (cost of fund)

dan biaya-biaya lain terkait dengan

perhitungan base lending rate. Perhitungan

cost of funds dihitung berdasarkan pendekatan

biaya dana rata-rata tertimbang/ pendekatan

Weighted Average Cost of Fund. Untuk

menentukan tingkat suku bunga kredit (base

lending rate) maka bank harus

memperhitungkan cost of loanable funds

ditambah dengan komponen lainnya seperti

overhead cost, risk factor, spread dan tax.

Permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah : (1) Bagaimana

perkembangan cost of loanable funds pada

Bank DKI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank DIY

dan Bank Jatim tahun 2009-2014? (2)

Bagaimana perkembangan base lending rate

pada Bank DKI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank

DIY dan Bank Jatim tahun 2009-2014? (3)

Apakah cost of loanable funds, overhead cost,

risk factor, spread dan tax memengaruhi

secara simultan terhadap base lending rate

pada Bank DKI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank

DIY dan Bank Jatim tahun 2009-2014? (4)

Apakah cost of loanable funds, overhead cost,

risk factor, spread dan tax memengaruhi

secara parsial terhadap base lending rate pada

Bank DKI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank DIY

dan Bank Jatim tahun 2009-2014? (5)

Bagaimana pengaruh antara cost of loanable

funds, overhead cost, risk factor, spread dan

tax terhadap base lending rate pada Bank

Page 3: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

BUMD Provinsi di Pulau Jawa tahun 2009-

2014?

Tujuan penelitian ini secara umum

adalah untuk mengetahui perkembangan cost

of loanable funds dan base lending rate pada

Bank DKI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank DIY

dan Bank Jatim tahun 2009-2014, untuk

mengetahui pengaruh cost of loanable funds

(COLF), overhead cost, risk factor, spread dan

tax secara simultan dan parsial terhadap base

lending rate (BLR) pada Bank DKI, Bank

BJB, Bank Jateng, Bank DIY dan Bank Jatim

pada tahun 2009-2014, dan untuk mengetahui

pengaruh cost of loanable funds, overhead

cost, risk factor, spread dan tax terhadap base

lending rate pada Bank BUMD tahun 2009-

2014.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini objek penelitian

yang diteliti adalah Bank-bank milik

Pemerintah Daerah setempat di Pulau Jawa.

Terdapat enam provinsi di pulau jawa namun

hanya terdapat lima bank milik pemerintah

provinsi daerah setempat, yaitu Bank DKI,

Bank BJB, Bank Jawa Tengah (Bank Jateng),

Bank Jogjakarta (Bank DIY), dan Bank Jawa

Timur (Bank Jatim). Pulau Jawa dipilih

sebagai objek penelitian karena jumlah

penduduk yang padat serta terkonsentrasi pada

wilayah-wilayah perkotaan berdampak pada

pesatnya kegiatan ekonomi di wilayah ini yang

ditunjang oleh infrastruktur yang memadai

serta sumber daya ekonomi yang tersedia

disbanding dengan wilayah lainnya, hal

tersebut yang menjadi pertimbangan penulis

dan dipilih karena Pulau Jawa mencerminkan

kondisi ekonomi Indonesia secara umum.

Analisis data yang dilakukan oleh

penulis meliputi sistematika sebagai berikut :

Menghitung cost of loanable funds dari

berbagai sumber dana pihak ke tiga. Untuk

menghitung cost of loanable funds, metode

analisis yang digunakan adalah metode

weighted average cost of funds (WACOF).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut

:

Tabel 1

Perhitungan Cost of Funds dengan metode

WACOF

Untuk menghitung besarnya base

lending rate selain cost of loanable funds juga

diperlukan perhitungan-perhitungan

komponen lain, seperti:

a) Overhead Cost

b) Risk Factor

c) Spread

Page 4: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

d) Base Lending Rate

Base Lending Rate:

COLF = xxx %

Overhead Cost = xxx %

Risk Factor = xxx %

Spread = xxx %

Tax = xxx % +

Base Lending Rate = xxx %

Setelah cost of loanable funds,

overhead cost, risk factor, spread, tax dan base

lending rate diketahui kemudian diuji dengan

menggunakan uji korelasi untuk mengetahui

ada tidaknya dan sejauh mana hubungan antar

variabel tersebut, uji regresi berganda untuk

mengetahui pengaruh hubungan antar variabel

untuk menguji hipotesis, uji-f untuk

mengetahui pengaruh secara simultan kelima

variabel X tersebut terhadap variabel Ydan uji-

t untuk mengetahui pengaruhnya secara parsial

kelima variabel X tersebut terhadap variabel

Y.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah Bank-bank milik Pemerintah

Daerah setempat di Pulau Jawa dan hanya

terdapat lima bank milik pemerintah, yaitu

Bank DKI, Bank BJB, Bank Jawa Tengah

(Bank Jateng), Bank Jogjakarta (Bank DIY),

dan Bank Jawa Timur (Bank Jatim). untuk 6

tahun, mulai dari tahun 2009-2014. Data

tersebut berdasarkan laporan keuangan kelima

bank daerah tersebut, dengan

memperhitungkan cost of loanable funds,

overhead cost, risk factor, spread, tax dan base

lending rate.

Perhitungandan perkembangan Cost of

Loanable Funds dengan metode WACOF

Tabel 2

Perhitungan Cost of Loanable Fund Tahun

Bank DKI 2009

Tabel 2 menunjukan salah satu

perhitungan Cost of Loanable Fund pada Bank

DKI tahun 2009 dengan metode weighted

average cost of funds (WACOF). Berikut tabel

perkembangan Cost of Loanable Fund tahun

2009-2014 Bank Daerah Provinsi di Pulau

Jawa:

Gambar 1 Perkembangan Cost of Loanable Fund

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun 2009-2014 bank

daerah Provinsi di Pulau Jawa, data diolah.

Dari hasil perhitungan cost of loanable

funds dengan menggunakan metode WACOF dan

grafik diatas dapat dilihat pada tahun 2010 cost of

loanable funds sangat tinggi, hal ini terjadi karena

tingginya tingkat suku bunga pada tahun tersebut,

yang menyebabkan Bank Jateng harus

menanggung biaya dana yang cukup tinggi pada

tahun tersebut yaitu sebesar 6,80%. Dari

keseluruhan sumber dana pada tahun 2010, jumlah

sumber dana yang berhasil dihimpun adalah

sebesar Rp 339.277 juta.

Page 5: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

Perhitungandan perkembangan Overhead

Cost (CHO)

Overhead Cost Bank DKI periode 31

Desember 2009.

Berikut tabel perhitungan Overhead

Cost salah satu bank provinsi di Pulau Jawa,

yaitu Bank DKI periode 2009-2014.

Tabel 3

Perhitungan Overhead Cost Tahun Bank

DKI 2009

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun 2009-

2014 bank daerah Provinsi di Pulau Jawa, data diolah.

Berikut grafik perkembangan

Overhead Cost tahun 2009-2014 Bank Daerah

Provinsi di Pulau Jawa:

Gambar 2 Perkembangan Overhead Cost

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun 2002-2006 PT

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, data diolah.

Gambar 2 menunjukan, Overhead Cost

terbesar pada tahun 2009 dialami bank BJB

sebesar 6,29%, sementara Overhead Cost

terbesar pada empat bank lainnya, dialami

pada tahun 2010 diantaranya Bank DKI, Bank

Jateng, Bank DIY dan Bank Jatim masing-

masing sebesar 9,08%, 6,61%, 7,00% dan

8,18%.

Perhitungan perkembangan Risk Factor

Terdapat beberapa pengukuran untuk

menentukan Risk Factor perusahaan, akan

tetapi penelitian ini menggunakan perhitungan

dengan membandingkan penyisihan

penghapusan kredit dengan kredit yang

diberikan.

Risk Factor Bank DKI periode 31 Desember

2009.

Berikut tabel perhitungan Risk Factor

salah satu bank provinsi di Pulau Jawa, yaitu

Bank DKI periode 2009-2014.

Tabel 4

Perhitungan Risk Factor Tahun Bank DKI

2009

(dalam jutaan rupiah)

Tahun

Total

Biaya

(Non

Bunga)

(Rp)

Aktiva

Produktif

(Rp)

Overhead

Cost (%)

2009 672.227 11.846.029 5,67

2010 898.472 9.896.622 9,08

2011 786.379 13.291.282 5,92

2012 927.042 19.007.622 4,88

2013 1.080.104 27.119.702 3,98

2014 1.135.103 31.468.063 3,61

Tahun

Penyisihan

Penghapus

an Kredit

(Rp)

Kredit

yang

Diberikan

(Rp)

Risk

Factor

(%)

2009 233.685 6.769.819 3,45

2010 168.575 8.369.350 2,01

2011 89.596 10.793.787 0,83

2012 157.501 14.725.892 1,07

2013 225.410 20.019.355 1,13

2014 512.742 24.507.633 2,09

Page 6: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun

2009-2014 bank daerah Provinsi di Pulau Jawa, data

diolah.

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun 2009-2014 bank

daerah Provinsi di Pulau Jawa, data diolah.

Gambar 3 Perkembangan Risk Factor

Gambar 3 menunjukan, bahwa

perkembangan Risk Factor pada Bank-bank

BUMD selama enam tahun teakhir, terbesar

dialami Bank DKI pada tahun 2009 yaitu

sebesar 3.45%, dengan penyisihan

penghapusan kreditnya sebesar Rp 233.685

juta dan kredit yang diberikan sebesar Rp

6.769.819 juta. Sementara Risk Factor yang

paling kecil dialami Bank Jateng yaitu sebesar

0.48% pada tahun 2014 dengan penyisihan

penghapusan kreditnya sebesar Rp 124.384

juta dan kredit yang diberikan sebesar Rp

25.919.583 juta.

Perhitungan perkembangan Spread

Spread Bank DKI periode 31 Desember 2009.

Berikut tabel perhitungan Spread salah

satu bank provinsi di Pulau Jawa, yaitu Bank

DKI periode 2009-2014.

Tabel 5

Perhitungan Spread Tahun Bank DKI

Periode 2009-2014

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun

2009-2014 bank daerah Provinsi di Pulau Jawa, data

diolah.

Tabel 6 menunjukan salah satu

perhitungan Spread Bank DKI tahun 2009-

2014. Dari perhitungan Spread tahun 2009-

2014 pada Bank daerah provinsi di pulau jawa

dapat dilihat pada lampiran 4. Berikut tabel

perkembangan Spread tahun 2009-2014 Bank

Daerah Provinsi di Pulau Jawa:

Gambar 4 Perkembangan Spread

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun 2009-

2014 bank daerah Provinsi di Pulau Jawa, data diolah.

Tahun

Proyeksi

Keuntungan

(Rp)

Kredit yang

Diberikan

(Rp)

Spread

(%)

2009 140,692 6,769,819 2.08

2010 176,377 8,369,350 2.11

2011 301,332 10,793,787 2.79

2012 339,284 14,725,892 2.30

2013 592,279 20,019,355 2.96

2014 365,685 24,507,633 1.49

Page 7: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

Gambar 4 menunjukan, bahwa

perkembangan Risk Factor pada Bank-bank

BUMD selama enam tahun teakhir, terbesar

dialami Bank Jatim pada 2008 yaitu sebesar

6.58%, dengan penyisihan proyeksi

keuntungan sebesar Rp 478.764 juta dan kredit

yang diberikan sebesar Rp 7.279.212 juta.

Sedangkan yang paling kecil Risk Factor-nya

dialami Bank DKI yaitu sebesar 1.49% pada

tahun 2014 dengan penyisihan proyeksi

keuntungan sebesar Rp 365,685 juta dan kredit

yang diberikan sebesar Rp 24.507.633 juta.

Perhitungan perkembangan Tax

Untuk menentukan jumlah pajak pada

masing-masing perusahaan yaitu melakukan

perhitungan dengan mengkalikan hasil spread

dengan pajak masing-masing perusahaan

sebesar 20%. Pajak yang dihitung dapat

dilakukan penghitungan sepenuhnya atau

hanya sebagian. Oleh sebab itu dalam

penelitian ini untuk menghitung pajak, hanya

menggunakan sebagian saja yaitu 20%.

Tax Bank DKI periode 31 Desember 2009

= 20% x Spread Bank DKI 2009

= 20% x 2,08%

= 0,42 %

Perkembangan Tax Bank Daerah

Provinsi di Pulau Jawa periode 2009-2014

dapat dilihat pada gambar 5, berikut grafik

perkembangan Tax bank daerah provinsi di

pulau jawa periode 2009-2014 :

Gambar 5 Perkembangan Tax

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun

2009-2014 bank daerah Provinsi di Pulau Jawa, data

diolah.

Gambar 5 menunjukan, bahwa

perkembangan Tax pada Bank-bank BUMD

selama enam tahun terakhir mengalami

penurunan dan kenaikan. Pajak terbesar

dialami Bank DKI pada tahun 2013 yaitu

sebesar 0,59% dengan Spread sebesar 2,96%,

pada Bank BJB terbesar pada tahun 2010

sebesar 0,83% dengan Spread sebesar

4,14%%, pada Bank Jateng terbesar pada

tahun 2009 sebesar 0,82% dengan Spread

sebesar 4,11%, pada Bank DIY pajak terbesar

pada tahun 2009 sebesar 0,76% dengan Spread

sebesar 0,76% dan pada Bank Jatim pajak

terbesar pada tahun 2010 sebesar 1,32%

dengan Spread sebesar 6,59%. Kenaikan

pajak tersebut disebabkan meningkatnya profit

bank, semakin bertambahnya profit maka

semakin besar pula pajak yang diberikan, dan

begitu sebaliknya.

Perkembangan Base Lending Rate (BLR)

Terdapat beberapa pengukuran untuk

menentukan Base Lending Rate (BLR)

perusahaan, akan tetapi penelitian ini

menggunakan perhitungan dengan

menjumlahkan hasil perhitungan dari COLF,

OHC, Risk Factor, Spread dan Tax. Hasil

perhitungan Base Lending Rate dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 6

Perhitungan Base Lending Rate Bank DKI

Periode 2009-2014

(%)

Ket\Thn 2009 2010 2011 2012 2013 2014

COLF 5.33 3.26 2.63 3.53 0.05 1.42

Overhead

Cost 5.67 9.08 5.92 4.88 3.98 3.61

Risk Factor 3.45 2.01 0.83 1.07 1.13 2.09

Spread 2.08 2.11 2.79 2.3 2.96 1.49

Tax (20%) 0.42 0.42 0.56 0.46 0.59 0.30

Base

Lending

rate

16.95 16.88 12.73 12.24 8.73 8.91

Page 8: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun

2009-2014 bank daerah Provinsi di Pulau Jawa, data

diolah.

Tabel 6 menunjukan salah satu

perhitungan Base Lending Rate pada Bank

DKI tahun 2009-2014. Berikut grafik

perkembangan Base Lending Rate tahun 2009-

2014 Bank Daerah Provinsi di Pulau Jawa:

Gambar 6 Perkembangan Base Lending

Rate

Sumber: Laporan Keuangan per 31 Desember tahun

2009-2014 bank daerah Provinsi di Pulau Jawa, data

diolah.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa

base lending rate pada tahun 2010 sangat besar

terdapat pada bank Jatim sebesar 20,4% dan

terendah pada bank DKI pada tahun 2013

sebesar 8,71%. Besarnya base lending rate

disebabkan karena biaya dana pada tahun

tersebut sangat tinggi, sedangkan rendahnya

base lending rate hal tersebut disebabkan

kelima bank daerah tersebut dapat

menurunkan cost of loanable funds.

Setelah diketahui hasil perhitungan

base lending rate, cost of loanable funds,

overhead cost dan ketentuan spread serta tax,

kemudian data diolah melalui uji korelasi

bivariate untuk melihat tingkat signifikan

faktor–faktor tersebut, uji regresi berganda

untuk mengetahui pengaruh hubungan, uji-f

untuk mengetahui pengaruh secara simultan

variabel X terhadap Variabel Y dan uji-t untuk

mengetahui pengaruh secara parsial variabel X

terhadap variabel Y .

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda

berguna untuk menganalisis hubungan linear

antara 2 variabel independen atau lebih dengan

1 variabel dependen. Berikut adalah hasil uji

regresi linear berganda :

Tabel 7

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 7 menunjukan, dengan

memperhatikan angka yang berada pada

kolom Unstandardized Coefficient khususnya

kolom B, maka dapat disusun persamaan

regresi berganda sebagai berikut:

Y = 0,043 + 0,061X1 + 0,284X2 + 1,458X3 +

0,645X4 + 6,811X5 + e

1. Nilai konstanta positif (0,043) dapat

diartikan bahwa rata-rata kontribusi

variabel lain diluar model memberikan

dampak positif terhadap base lending

rate.

2. Variabel Cost of Loanable Funds

(COLF) memiliki nilai koefisien

regresi yang positif yaitu sebesar

0,061%. Nilai koefisien positif

menunjukkan bahwa COLF terhadap

BLR berpengaruh positif. Hal ini

menggambarkan bahwa jika terjadi

kenaikan COLF sebesar 1%, maka

BLR akan mengalami peningkatan

sebesar 0,998% dengan asumsi

variabel independen lain dianggap

konstan.

3. Variabel Overhead Cost (OHC)

memiliki nilai koefisien regresi yang

positif yaitu sebesar 0,284%. Nilai

koefisien positif menunjukkan bahwa

OHC terhadap BLR berpengaruh

positif. Hal ini menggambarkan bahwa

jika terjadi kenaikan OHC sebesar 1%,

maka BLR akan mengalami

peningkatan sebesar 0,284%.

Page 9: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

4. Variabel Risk Factor memiliki nilai

koefisien regresi yang positif yaitu

sebesar 1,458%. Nilai koefisien positif

menunjukkan bahwa Risk Factor

terhadap BLR berpengaruh positif. Hal

ini menggambarkan bahwa jika terjadi

kenaikan Spread sebesar 1%, maka

BLR akan mengalami peningkatan

sebesar 1,458%.

5. Variabel Spread memiliki nilai

koefisien regresi yang positif yaitu

sebesar 0,645%. Nilai koefisien positif

menunjukkan bahwa Risk Factor

terhadap BLR berpengaruh positif. Hal

ini menggambarkan bahwa jika terjadi

kenaikan Spread sebesar 1%, maka

BLR akan mengalami peningkatan

sebesar 0,645%.

6. Variabel Tax memiliki nilai koefisien

regresi yang positif yaitu sebesar

6,811%. Nilai koefisien positif

menunjukkan bahwa Tax terhadap

BLR berpengaruh positif. Hal ini

menggambarkan bahwa jika terjadi

kenaikan Tax sebesar 1 persen, maka

BLR akan mengalami peningkatan

sebesar 6,811%.

Korelasi Bivariate

Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi

bivariate menunjukan hasil penelitian

diketahui bahwa secara signifikan yang erat

hubungannya terhadap base lending rate

adalah variabel Risk Factor dan tax yaitu

masing-masing sebesar 0,003 dan 0,000.

Artinya ada hubungan positif yang kuat antara

Risk Factor dan tax terhadap base lending rate.

Hubungan positif artinya ketika terjadi

peningkatan Risk Factor dan tax maka akan

mengakibatkan peningkatan terhadap base

lending rate.

Uji Regresi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan untuk melihat

pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

terhadap variable tidak bebas. Koefisien hasil

uji F harus menunjukkan tingkat signifikansi

kurang dari 0,05 (<5%) dan F hitung > F

tabelnya sebesar 2,76. Sehingga perumusan

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho : b₁ = b₂ = b = b = 0,

Cost of Loanable Funds, Overhead Cost, Risk

Factor, Spread dan Tax secara simultan tidak

berpengruh signifikan terhadap Base Lending

Rate.

Ha : b₁ = b₂= b ≠ b ≠ 0,

Cost of Loanable Funds, Overhead Cost, Risk

Factor, Spread dan Tax secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Base Lending

Rate.

Hasil Uji F

Tabel 8

Sumber: Output SPSS22 (2015)

Tabel 8 menunjukan Cost of Loanable

Funds, Overhead Cost, Risk Factor, Spread

dan Tax memiliki pengaruh secara simultan

dan signifikan terhadap Base Lending Rate,

yang berarti bahwa kelima variabel tersebut

secara bersama-sama dapat memengaruhi

besarnya Base Lending Rate. Bank dapat

mempertimbangkan penggunaan Cost of

Loanable Funds, Overhead Cost, Risk Factor,

Spread dan Tax dalam menentukan besarnya

Base Lending Rate untuk menghindari

kerugian yang berasal dari kredit. Beberapa

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .016 5 .003 6.141 .001b

Residual .012 24 .001 Total .028 29

a. Dependent Variable: BLR

b. Predictors: (Constant), TAX, COLF, SPREAD, OHC,

RISK_FACTOR

Page 10: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

penelitian juga menggunakan formula tersebut

untuk menentukan Base Lending Rate, seperti

yang dilakukan oleh Sawitri dan Ananto

(2009), Widodo dan (2007) .

Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui

pengaruh masing-masing variabel independen

yang terdiri atas Cost of Loanable Funds,

Overhead Cost, Risk Factor, Spread dan Tax

terhadap Base Lending Rate. Koefisien hasil

uji t harus menunjukkan tingkat signifikansi

kurang dari 0,05 (<5%) dan t hitung > t

tabelnya sebesar 1,708. Sehingga perumusan

hipotesisnya adalah :

Ho : b₁ = b₂ = b = b = 0,

Cost of Loanable Funds, Overhead Cost, Risk

Factor, Spread dan Tax secara parsial tidak

berpengruh signifikan terhadap Base Lending

Rate.

Ha : b₁ b₂ b ≠ b ≠ 0,

Cost of Loanable Funds, Overhead Cost, Risk

Factor, Spread dan Tax secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Base Lending

Rate.

Tabel 9

Hasil Uji T

Sumber: Output SPSS22 (2015)

Berdasarkan tabel 9 menunjukan

bahwa variabel Risk Factor dan Tax secara

parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

Base Lending Rate, sedangkan pada variabel

Cost of Loanable Funds, Overhead Cost, dan

Spread secara parsial berpengruh namun tidak

signifikan terhadap Base Lending Rate.

Risk Factor dan Tax berpengaruh

signifikan terhadap Base Lending Rate, hal ini

dikarenakan semakin tinggi tingkat kredit

macet maka semakin tinggi pula cadangan

penyisihan laba yang dialokasikan untuk

menutupi kerugian tersebut. Tax merupakan

kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah

kepada bank yang memberikan fasilitas kredit

kepada para debitur, pajak dipungut dari laba

bank yang diperoleh, apabila semakin rendah

keuntungan yang diperoleh bank, maka

semakin rendah Tax, sehingga semakin rendah

Base Lending Rate yang diberikan kepada

masyarakat. Kedua variabel tersebut

mempengaruhi langsung Base Lending Rate.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan Cost Loanable of Fund

(COLF) pada Bank-bank BUMD selama

enam tahun terakhir, dari masing-masing

bank yaitu Bank DKI, Bank BJB, Bank

Jateng, Bank DIY dan Bank Jatim

mengalami kenaikan dan penurunan.

Ketika COLF mengalami kenaikan, hal

tersebut terjadi karena tingkat bunga

deposito berjangka mengalami kenaikan,

dan begitu sebaliknya.

2. Perkembangan Base Lending Rate

(BLR) pada Bank-bank BUMD selama

enam tahun teakhir, dari masing-masing

bank yaitu Bank DKI, Bank BJB, Bank

Jateng, Bank DIY dan Bank Jatim

mengalami kenaikan dan penurunan.

Ketika BLR mengalami kenaikan, hal

tersebut disebabkan tingginya cost of

loanable funds yang ditanggung oleh

Bank. Akan tetapi ketika BLR

mengalami penurunan itu disebabkan

oleh salah satu komponen base lending

rate yaitu Risk Factor, hal ini

menunjukkan bahwa Bank mampu

meminimumkan resiko kreditnya.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan ternyata cost of loanable

Page 11: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

funds, overhead cost, risk factor, spread

dan tax secara simultan berpengaruh

terhadap base lending rate.

4. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan ternyata cost of loanable

funds, overhead cost, risk factor,spread

dan tax secara parsial tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap base lending

rate.

5. Ada hubungan positif yang kuat antara

cost of loanable funds, Risk Factor dan

tax terhadap base lending rate.

Hubungan positif artinya ketika terjadi

peningkatan maka akan mengakibatkan

peningkatan terhadap base lending rate.

Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

cost of loanable funds, overhead cost, risk

factor, spread dan tax mempengaruhi base

lending rate. Hendaknya pihak bank betul-

betul memperhatian faktor tersebut agar dapat

menekan tingkat suku bunga kredit. Hasil

penelitian ini, maka saran yang dapat penulis

berikan :

1. Untuk mendorong turunnya biaya dana,

diperlukan keseimbangan diantara

komposisi dana berbiaya murah

(tabungan dan giro) dengan dana

berbiaya mahal (deposito berjangka)

sehingga dapat menekan cost of

loanablefunds menjadi lebih rendah dan

tetap mengoptimalkan atau

meningkatkan kinerja manajemen

risikonya.

2. Menurunkan biaya dana salah satunya

adalah dengan cara mengoptimalkan

tabungan sebagai sumber pendanaan

Bank, yaitu dengan membuat alternatif

bentuk/program tabungan yang sesuai

dengan kebutuhan antara lain tabungan

bebas biaya, tabungan haji, tabungan

investasi, tabungan asuransi dan

sebagainya mengingat tabungan

merupakan instrumen simpanan di bank

yang lebih diminati oleh nasabah

berpenghasilan menengah kebawah..

3. Secara parsial dari kelima variabel

tersebut masih ada yang harus

ditingktakan kembali oleh masing-

masing bank, terutama variabel cost of

loanable funds, overhead cost dan

spread. Bank masih harus menekan cost

of loanable funds dan overhead cost

menjadi lebih rendah dan tetap optimal,

dan bank juga harus lebih meningkatkan

kembali keuntungannya agar dapat

menurunkan base lending rate.

4. Terdapat hubungan positif yang kuat

antara risk factor dan tax terhadap base

lending rate. Hubungan positif artinya

ketika terjadi peningkatan risk factor

maka akan mengakibatkan peningkatan

terhadap base lending rate, oleh sebab itu

bank harus lebih meminimumkan resiko

kredit macetnya.

5. Untuk meminimumkan resiko kredit

macet, bank dapat menggunakan

mekanisme analisa ketat terhadap

aplikasi kredit yang masuk, terutama

dalam analisa sumber pengembalian

kredit antara lain persentasi gaji terhadap

besarnya angsuran serta prospek usaha

debitur yang dilihat dari arus kas-nya.

DAFTAR PUSTAKA

Auntansi Perbankan. 2007. Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan No. 31. Revisi

2007. Ikatan Akuntansi Indonesia.

Dendawijaya, Lukman. 2001. “Manajemen

Perbankan”. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Firdaus, Rachmat dan Maya Ariyanti. 2009.

“Manajemen Perkreditan Bank Umum:

Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasi

Lengkap dengan Analisis Kredit.

Alfabeta: Bandung.

Harinowo, Cyrillus, Boy Leon dan Sonny

Ericson, 2007. “Manajmen Aktiva

Pasiva bank Devisa”. Jakarta: Grasindo.

Hyeongwoo Kim dan Wen Shi. 2014. “The

Determinants of the Benchmark Interest

Rates in China: A Discrete Choice

Page 12: Faktor yang Mempengaruhi Base Lending Rate Pada …destidirnaemi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/...UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31 Faktor

UG Jurnal, ISSN 1978 - 4783 Volume 10 No. 6 (2016) hal. 26 - 31

Model Approach”. Auburn University.

Alabama, Amerika.

Ismail. 2010. “Manajemen Perbankan : Dari

Teori Menuju Aplikasi”. Kencana :

Surabaya.

Kasmir. 2008. “Bank dan Lembaga Keuangan

Lainnya”. Edisi Revisi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudjarat dan Suhardjono. 2002.

“Manajemen Perbankan Teori dan

Aplikasi”. BPFE : Yogyakarta.

Leon, Boy dan Sonny Ericson. 2001.

“Manajemen Aktiva Pasiva Bank

Devisa”. Jakarta: PT Grasindo

Lolong, Ribka Lingkan. 2013. “Suku Bunga

Kredit Pengaruhnya Terhadap Kredit

Usaha Pada Bank Umum di Propinsi

Sulawesi Utara”. Jurnal EMBA. 1 (3),

hal. 881-889.

Mbao, Francis Z., et al. 2014. “Determinants

of Bank Lending Rates in Zambia: A

Balance Sheet Approach”. Bank Of

Zambia, Afrika.

Triwahyuniati, Nani. 2008. “Pelaksanaan

Analisis Pemberian Kredit di PT Bank

Haga Cabang Semarang”. TESIS,

Syarat Memperoleh Magister

Kenotariatan Diponegoro, Semarang.

Pahlawan, Hardiansyah. 2012. Analisis

Pengaruh Biaya Dana (Cost Of Fund)

Giro, Tabungan, Deposito Terhadap

Rentabilitas Bank Persero BUMN

Indonesia (2006-2010). SKRIPSI,

Syarat Memperoleh Sarjana Ekonomi

Hasanuddin Makasar, Makasar.

Priyatno, Duwi. 2010. “Paham Analisis

Statistik Data dengan SPSS”.

Yogyakarta: Mediakom.

Saleh, Abdul Rahman, Iur Adnan dan Stewart

Fenwick. 2006. “Panduan Bantuan

Hukum di Indonesia”. Sentralisme

Production: Jakarta.

Sawitri, Peni dan Ananto Wicaksono. 2009.

“Faktor-faktor Base Lending Rate PT

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Tahun 2002-2006”. Proceeding PESAT.

Vol. 3, ISSN : 18582559, Universitas

Gunadarma–Depok, hal: 107-117.

Siamat, Dahlan. 2001. “Manajemen Lembaga

Keuangan”. Edisi Ketiga. Jakarta :

Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Sinungan, Muchdarsyah. 2005. “Manajemen

Dana Bank”. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Sugiono. 2011. “Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”.

Bandung: Alfabeta, cv.

Sujianto, Agus Eko.2009. Aplikasi Statistik

dengan SPSS 16.0. Jakarta : Prestasi

Pustaka Publisher

Widodo, Teguh. 2007. “Analisis Pengaruh

Based Lending Rate Terhadap

Rentabilitas Pada PT BPR Adiartha

Reksacitra Singosari Malang”. Jurnal

Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA. 1 (4),

hal. 40-52

Winarni, Putri Ari. 2009. “Analisis

Perbandingan Penetapan Suku Bunga

Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Sebelum Dan Sesudah Adanya Krisis

Ekonomi Global (Studi Kasus PT Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk)”.

Jurnal Gunadarma.