faktor risiko pemakaian jilbab terhadap kejadian … · latar belakang penggunaan jilbab berkaitan...

83
FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN KETOMBE PADA MAHASISWI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Laporan Penelitian ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : AVISSA MADA VASHTI NIM : 1111103000042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Upload: others

Post on 09-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP

KEJADIAN KETOMBE PADA MAHASISWI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

Laporan Penelitian ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

AVISSA MADA VASHTI

NIM : 1111103000042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya
Page 3: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya
Page 4: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya
Page 5: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat

dan karunia yang tela diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini

dengan baik. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Laporan penelitian ini berjudul “Faktor Risiko Penggunaan Jibab Dengan

Kejadian Ketombe pada Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta”. Dalam penyusunan laporan penelitian ini, penulis banyak

menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan ucapan

terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, dan Dra. Delina selaku Dekan

dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardani Sp.GK M.GK selaku ketua Program Studi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Fika Ekayanti M.Med.Ed selaku dosen pembimbing I dan dr. Lady CC

Koesoema Sp.KK sebagai pembimbing II yang telah banyak menyediakan

waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya

dalam penyusunan riset ini.

4. dr. Rahmatina, Sp.KK dan dr. Risahmawati, Ph.D selaku penguji sidang

riset yang memberi banyak masukan pada revisi riset ini.

5. dr. Flori Ratnasari Ph.D selaku penanggung jawab riset PSPD 2011 yang

selalu membantu pelaksanaan riset dan mengingatkan kami untuk segera

menyelesaikan riset.

6. Bapak, Ibu dosen, dan segenap Civitas Akademika FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman

kepada penulis.

Page 6: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

vi

7. Ibunda Martinah dan Ayahanda Danang Tri Saptaka, adikku Anandityo

Rama Aji serta Tante Marsiyah yang selalu memberikan motivasi baik

moril maupun materil, kasih sayang serta doa yang tulus untuk penulis

8. Teman seperjuangan riset yang selalu memberikan masukkan dan selalu

mengingatkan peneliti untuk segera menyelesaikan riset

9. Nadisha Refira atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis

10. Teman-teman penulis Wulan Roudotul Zannah, Silmi Lisani Rahmani,

Annisa Zakiroh, Rissa Adinda Putri , Farah Nabila Rahma atas dukungan

serta motivasi nya kepada penulis

11. Teman-teman seangkatanku di Program Studi Pendidikan Dokter 2011

yang telah memberikan banyak ilmu dan kebersamaan selama 3 tahun ini.

12. Teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu.

Ciputat, 4 September 2014

Penulis

Page 7: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

vii

ABSTRAK

LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala.

Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya ketombe yang ditandai

dengan ditemukannya sisik tipis pada kulit kepala. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor penggunaan jilbab yang berpengaruh terhadap kejadian ketombe

pada mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penggunaan jilbab yang

berpengaruh terhadap kejadian ketombe pada mahasiswi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

METODE PENELITIAN Penelitian analitik kasus kontrol dengan teknik purposive

sampling. Subjek yang digunakan 204 orang yang terdiri dari 102 kelompok

mahasiswi berketombe dan 102 kelompok mahasiswi tidak berketombe. Penelitian ini

menggunakan kuesioner. Data akan dianalisis menggunakan chi square

HASIL Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko pemakaian jilbab terhadap

kejadian ketombe adalah pemakaian jilbab berwarna gelap (p = 0,001; OR = 2,611 ;

Cl 95% 1,484-4,593), pemakaian jilbab lebih dari satu lapis (p = 0,001; OR = 3,011 ;

Cl 95% 1,578-5,746), pemakaian warna lapis jilbab gelap dibandingkan dengan

pemakaian warna lapis jilbab terang dan tidak menggunakan lapis jilbab ( p = 0,014 ;

OR = 2,465 ; Cl 95% 1,118-5,112), penggunaan ciput (p = 0,08 ; OR = 2,193 Cl 95%

1,218-3,950), dan penggunaan warna ciput berwarna gelap dibandingkan dengan

penggunaan ciput berwarna terang dan tidak menggunakan ciput (p = 0,017; OR =

1,960 Cl 95% 1,123-3,420)

Kata kunci: Faktor risiko ketombe, jilbab, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

viii

ABSTRACT

Avissa Mada Vashti. Medical Education Study Program. Risk factors of the use of

hijab toward incidence of dandruff on female students in Syarif Hidayatullah State

Islamic University.

BACKGROUND Dandruff is an abnormal desquamation of scalp skin caused by

humidity. Wearing hijab related to the high humidity of scalp skin. Humidity is one of

dandruffs’ risk factors that signed by scale on the human scalp.

OBJECTIVES This research aimed to find the risk factor of the use of hijab toward

the incidence of dandruff on female students in Syarif Hidayatullah State Islamic

University.

METHOD This research used a case control study. The subjects selected

using purposive sampling method. The amount of subjects was 102 female students

with dandruff and 102 female students without dandruff. Answered questionnaire

obtained from each subjects. Data analyzed using chi-square test.

RESULTS Results of this research showed that risk factor of the use of hijab toward

the incidence of dandruff are wearing dark-colored hijab (p = 0,01; OR = 3,011;

Cl95% 1,578-5,7468), wearing hijab more than one layer (p = 0,001 ; OR = 3,011 ;

Cl 95% 1,578-5,746), wearing dark-colored hijab layer compared with wearing

bright-colored and doesn’t wear hijab layer (p = 0,014 ; OR = 2,465 ; Cl 95% 1,118-

5,1120), wearing ciput (p = 0,08 ; OR = 2,193 Cl 95% 1,218-3,950), and wearing

dark-colored ciput compared with wearing bright-colored and doensn’t wear ciput (p

= 0,017 ; OR = 1,960 ;1,123-3,420)

Key words : risk factors of dandruff, hijab, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL……………………………………………………… i

LEMBAR JUDUL………………………………………………………... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….. iii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR……………………………………………………. v

ABSTRAK………………………………………………………………... vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………… ix

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………... x

DAFTAR BAGAN……………………………………………………….. xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………... 1

1.1. Latar belakang…………………………………………………... 1

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….. 4

1.3. Tujuan…………………………………………………………… 4

1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………… 5

BAB II Tinjauan Pustaka………………………………………………..... 7

2.1. Landasan teori……………………………………………………. 7

2.1.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit Kepala………………………. 7

2.1.1.1. Anatomi Kulit Kepala……………………………. 8

2.1.1.2. Fisiologi Kulit Kepala……………………………. 8

2.1.2. Ketombe……………………………………………. 11

2.1.2.1. Definisi …………………………………………... 11

2.1.2.2. Epidemiologi……………………………………... 12

2.1.2.3. Etiologi…………………………………………… 13

2.1.2.4. Patofisiologi Ketombe…………………………… 17

2.1.3. Jilbab……………………………………………………….. 20

Page 10: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

x

2.1.3.1. Definisi……………………………………………... 20

2.1.3.2. Sejarah jilbab……………………………………….. 20

2.1.3.3. Jilbab di Indonesia…………………………………. 22

2.1.4. Faktor risiko penggunaan jilbab terhadap kejadian

Ketombe…………………………………………………….

23

2.2. Kerangka teori…………………………………………………... 29

2.3. Kerangka konsep………………………………………………... 30

2.4. Definisi oprasional………………………………………………. 31

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….. 33

3.1.Desain penelitian………………………………………………….. 33

3.2.Tempat dan waktu peneli…………………………………………. 33

3.3. Populasi dan sampel……………………………………………… 34

3.4.Jumlah sampel…………………………………………………….. 34

3.5.Kriteria sampel……………………………………………………. 35

3.6.Cara kerja penelitian……………………………………………… 36

3.7.Variabel yang diteliti……………………………………………… 36

3.8.Managemen data………………………………………………… 36

3.8.1. Pengohan data……………………………………………. 36

3.8.2. Analisa data……………………………………………… 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………. 39

4.1. Gambaran umum peraturan mahasiswa UINSH…………………. 39

4.2. Gambaran umum sampel penelitian……………………………… 39

4.3. Uji validasi dan reabilitas kuesioner……………………………... 40

4.3.1. Uji validasi kuesioner………………………………………. 41

4.3.2. Uji reabilitas kuesioner…………………………………….. 42

4.4. Analisa data………………………………………………………. 42

4.5.Karakteristik responden…………………………………………... 42

4.5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia…………............... 42

4.5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas……………..... 42

4.6. Gejala kelembaban rambut…………………………………………… 44

Page 11: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

xi

4.6.1. Distribusi Gejala Rambut Rontok setelah

penggunaan jilbab……………………………………………...

44

4.6.2. Distribusi gejala Rambut Gatal pada Responden…. 45

4.6.3. Distribusi gejala rambut gatal setelah menggunakan

Jilbab………………………………………………...................

45

4.7. Perawatan rambut responden ………………………………………... 46

4.7.1. Distribusi penggunaan jenis sampo pada

responden……………………………………………………….

46

4.7.2. Distribusi mengerimgkan rambut sebelum menggunakan

jilbab….........................................................................................

47

4.8. Kebiasaan penggunaan jilbab……………………………….......... 47

4.8.1. Distribusi lama penggunaan jilbab dengan kejadian

ketombe……................................................................................

48

4.8.2. Analisis hubungan antara lama pemnggunaan jilbab dengan

Kejadian ketombe………………………………………………….........

48

4.8.3. Analisis warna jilbab yang digunakan dengan kejadian

ketombe…………………………………………………………

48

4.8.4. Analisis jumlah lapisan jilbab yang figunakan dengan kejadian

Ketombe…………………………………………………………….

49

4.8.5. Analisis warna lapis jilbab yang digunakan dengan kejadian

Ketombe…………………………………………………………….

5 0

4.8.6. Analisis hubungan penggunaan ciput dnegan kejadian

ketombe…....................................................................................

51

4.8.7. Analisis hubungan penggunaan warna dalamandengan kejadian

ketombe……………………………………………………........

53

BAB V PENUTUP……………………………………………………… 54

5.1. Kesimpulan…………………………………………………………... 56

5.2. Saran……………………………………………………………………. 57

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….......... 58

LAMPIRAN………………………………………………………………....... 60

Page 12: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

xii

DAFTAR TABEL RESPONDEN

Tabel 2.1. Definisi Oprasional ............................................................................... 31

Tabel 3.1. Gambaran Waktu Penelitian .................................................................. 33

Tabel 4.1.1. Distribusi Frekuensi Usia Responden ................................................. 42

Tabel 4.1.2. Distribusi Frekuensi Fakultas Responden ........................................... 43

Tabel 4.1.3. Distribusi Frekuensi Gejala Rambut Rontok Setelah Menggunakan

Jilbab ................................................................................................. 44

Tabel 4.1.4. Distribusi Frekuensi Gejala Rambut Gatal pada Responden ............... 45

Tabel 4.1.5. Distribusi Frekuensi Gejala Rambut Gatal setelah Menggunakan

Jilbab ................................................................................................. 45

Tabel 4.1.6. Distribusi Frekuensi Penggunaan Jenis Sampo Responden ................. 46

Tabel 4.1.7. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mengeringkan Rambut Sebelum

Menggunakan Jilbab .......................................................................... 47

Tabel 4.1.8. Distribusi Frekuensi Lama Penggunaan Jilbab ................................... 48

Tabel 4.1.9. Hubungan Lama penggunaan Jilbab dalam Satu Hari dengan Kejadian

Ketombe ............................................................................................. 48

Tabel 4.1.10. Hubungan Warna Dominan Jilbab yang digunakan dengan Kejadian

Ketombe .......................................................................................... 49

Tabel 4.1.11. Hubungan Lapis Jilbab Responden dengan Kejadian Ketombe ........ 50

Tabel 4.1.12. Hubungan Warna Lapis Jilbab dengan Kejadian ketombe ................. 51

Tabel 4.1.13. Hubungan Kebiasaan Penggunaan Dalaman Jilbab dengan Kejadian

Ketombe .......................................................................................... 53

Tabel 4.1.14. Hubungan Penggunaan Warna Dalaman Jilbab dengan Kejadian

Ketombe .......................................................................................... 54

Page 13: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Struktur Anatomi Kepala ................................................................... 7

Gambar 2.2.Lapisan Kulit ...................................................................................... 8

Gambar 2.3.Lapisan Epidermis .............................................................................. 10

Gambar 2.4.Komponen Sebum Manusia ................................................................ 14

Gambar 2.5.Peranan Malassezia pada Ketombe ..................................................... 16

Gambar 2.6.Patofisiologi Ketombe ........................................................................ 17

Gambar 2.7.Mekanisme pengeluaran panas dari dalam tubuh................................. 23

Gambar 2.8. Ilustrasi absorbs dan refleksi cahaya .................................................. 28

Page 14: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Klaifikasi Serat bahan…………………………………… 25

Bagan 2.2. Kerangka Teori…………………………………………… 29

Bagan 2.3 Kerangka Konsep………………………………………… 30

Bagan 3.1 Alur Penelitian…………………………………………… 36

Page 15: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Temuan pada kulit kepala ketombe, dermatitis seboroik,

dan normal….……………………………………………………………… 19

Page 16: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil uji Statistik ............................................................................... 60

Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup ........................................................................ 66

Page 17: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Ketombe adalah kelainan pada kulit kepala yang mengenai hampir

setengah penduduk dunia pada segala usia dan pada setiap jenis kelamin dan

etnis. (1)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rudramurthy dengan judul

Malassezia Spp and Dandruff angka kejadian ketombe lebih besar pada

wanita dibandingkan pada pria dengan presentase 61% pada wanita dan 39%

pada pria. (2)

Tetapi, menurut Fredick Manuel dan Ranganathan melalui

jurnal yang berjudul A New Postulate on Two Stages of Dandruff: A Clinical

Perspective menyatakan ketombe lebih memungkinkan terjadi pada pria

dibandingkan dengan wanita karena wanita lebih banyak menggunakan

produk perawatan rambut yang tepat dan wanita memiliki rambut yang lebih

lebat sehingga ketombe dapat tertutup. Akibatnya, pelaporan insiden

ketombe pada wanita lebih sedikit dibandingkan dengan pria. (3)

Secara spesifik angka kejadian ketombe jarang pada anak, meningkat

pada remaja dan dewasa muda kemudian menurun kembali pada usia 50

tahun. Hal ini berkaitan dengan aktivitas kelenjar sebasea. (4)

Angka kejadian ketombe juga meningkat akibat genetik, makanan

yang berlemak tinggi, stress dan variasi musim. (5), (6)

Variasi musim akan

menyebabkan perubahan temperatur dan kelembaban lingkungan.(5)

Menurut Penelitan yang dilakukan oleh Gaitanis Georgious, et al melalui

jurnal The Malassezia Genus In Skin and Systemic disease menyatakah

bahwa ketombe lebih umum terjadi pada lingkungan yang memiliki

kelembababan yang tinggi dan panas. Lingkungan yang lembab dan panas

dapat menjadi habitat yang baik bagi pertumbuhan jamur Malassezia. (7)

Malassezia adalah jamur yang menyebabkan deskuamasi dari kulit kepala

melebihi normal. Hal ini menyebabkan pengelupasan stratum korneum

Page 18: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

2

epidermis dari kulit kepala sehingga menghasilkan sisik tipis yang berbentuk

serpihan atau bulat seperti debu yang dikenal dengan ketombe. (5), (8)

Di Indonesia sendiri, belum ada data yang jelas mengenai angka

kejadian ketombe walaupun, Indonesia termasuk negara yang lembab dan

panas karena Indonesia adalah negara yang dilalui oleh garis khatulistwa (9)

Penggunaan jilbab juga erat kaitannya dengan kelembaban dan panas

akibat pola perawatan rambut yang salah dan penggunaan jilbab yang tidak

benar. (10)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Siti mengenai hubungan

Pengguaan Jilbab dengan Kejadian Ketombe pada mahasiswi Fakultas

Kedokteran UNS, didapatkan risiko terjadinya ketombe yang mengalami

peningkatan sebesar 7,57 kali pada mahasiswi yang menggunakan jilbab

dibandingkan yang tidak menggunakan jilbab. (11)

Pemakaian jilbab pada wanita adalah perintah dari Allah Swt yang

disampaikan melalui Muhammad Saw kepada wanita muslimah yang

sifatnya adalah wajib. Sehingga, apabila perintah pemakaian jilbab tidak

dijalankan termasuk dosa besar yang melanggar ketentuan Allah Swt. (12)

Kewajiban pemakaian jilbab oleh wanita muslimah dijelaskan pada surat

Annur: 31 dan Al-Ahzab: 59

An-nur ayat 31

“Dan hendaklah mereka menutupkan khimar (kain kerudung) mereka ke

dada mereka.”

Page 19: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

3

Al-ahzab ayat 59

“Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu

dan isteri isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya

keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah

untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah lagi maha

pengampun dan bijaksana.” (13)

Indonesia adalah negara dengan mayoritas pemeluk agama Islam.

Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010 jumlah penduduk Islam di

Indonesia mencapai 87,18 %. (14)

Sehingga banyak instansi, institusi dan

pelayanan publik di Indonesia yang menerapkan hukum-hukum Islam

termasuk hukum memakai jilbab sebagai syarat wajib yang harus dipenuhi

pada instansi, institusi dan pelayanan publik tersebut. Sebagai contoh pada

institusi pendidikan tingkat universitas yang menerapkan peraturan kewajiban

penggunaan jilbab pada mahasiswi di universitas tersebut. Seperti pada

mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayaullah Jakarta. Peraturan

penggunaan Jilbab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tertuang pada tata tertib mahasiswa perguruan tinggi agama Islam Pasal tiga

tentang kewajiban dan hak mahasiswa butir enam “berpakaian sopan, rapi,

bersih dan menutup aurat terutama pada saat kuliah, ujian, dan ketika

berurusan dengan dosen, karyawan, maupun pimpinan. Khusus bagi

mahasiswi wajib berbusana muslimah sesuai dengan syariat Islam. Peraturan

mengenai pakaian yang dikenakan mahasiswa juga berada pada kode etik

mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Nomor 073 A Tahun 2002 Bab IV Pasal enam poin d tentang busana

Page 20: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

4

mahasiswa ditegaskan bahwa mahasiswa harus mengenakan pakaian muslim.

(15)

Atas dasar yang telah dikemukakan tersebut, Peneliti ingin mengetahui

faktor risiko pemakaian jilbab terhadap timbulnya ketombe pada mahasiswi

UIN Jakarta.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai yang telah dipaparkan pada latar belakang , rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan faktor risiko lama

penggunaan jilbab perhari, warna jilbab yang digunakan, lapis jilbab yang

digunakan, warna lapis jilbab yang digunakan, dalaman jilbab yang

digunakan, dan warna dalaman yang digunakan terhadap kejadian ketombe

pada mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta?”

1.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah “ Terdapat hubungan faktor risiko lama

penggunaan jilbab perhari, warna jilbab yang digunakan, lapis jilbab yang

digunakan, warna lapis jilbab yang digunakan, dalaman jilbab yang

digunakan, dan warna dalaman yang digunakan dengan kejadian ketombe. ”

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan umum

a. Mengetahui gambaran faktor risiko penggunaan jilbab terhadap kejadian

ketombe pada mahasiswi UIN Syarif Hidayatatullah Jakarta

1.4.2. Tujuan Khusus

a. mengetahui hubungan faktor risiko lama penggunaan jilbab perhari

terhadap kejadian ketombe pada mahasiswi Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 21: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

5

b. mengetahui hubungan faktor risiko warna jilbab yang digunakan terhadap

kejadian ketombe pada mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

c. Mengetahui hubungan faktor risiko lapis jilbab yang digunakan terhadap

kejadian ketombe pada mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

d. Mengetahui hubungan faktor risiko warna lapis jilbab yang digunakan

terhadap kejadian ketombe pada mahasiswi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Mengetahui hubungan faktor risiko dalaman jilbab yang digunakan

terhadap kejadian ketombe pada mahasiswi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Mengetahui hubungan faktor risiko warna dalaman jilbab yang

digunakan terhadap kejadian ketombe pada mahasiswi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5. Manfaat penelitian

1.5.1. Manfaat bagi peneliti

a. Sebagai sarana pembelajaran bagi peneliti dalam bidang riset

b. Sebagai persyaratan kelulusan pendidikan klinik Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5.2. Manfaat Bagi Institusi

a. Sebagai bahan rujukan tentang penelitian selanjutnya terkait

kejadian ketombe dalam hubungannya dengan pemakaian jilbab

1.5.3. Manfaat bagi Masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan tentang ketombe pada masyarakat

Page 22: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

6

b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko

penggunaan jilbab terhadap kejadian Ketombe

Page 23: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka teori

2.1.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit kepala

2.1.1.1. Anatomi Kulit Kepala

Gambar 2.1 Struktur Anatomi Kepala

(sumber : Clinical Anatomy by Systems , Richard S. Snell .2007)

Dari gambar diatas, dapat diamati apabila kulit adalah lapisan pertama

dari lapisan kepala. Lapisan Kepala sering disingkat menjadi Scalp (skin,

connective tissue, aponeurosis, loose connective tissue, pericarnium). (16)

Snell, Richard S.2007. Clinical Anatomy By Systems . Lippicont Williams &

Wilkins/Wolters Kluwer Health Inc: USA

Page 24: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

8

2.1.1.2.Fisiologi dari Kulit

Kulit kepala terdiri dari tiga bagian yaitu epidermis, dermis dan hipodermis.

Secara garis besar fungsi dari ketiga lapisan ini adalah :

A. Epidermis

Sebagai mekanisme pertama dari pertahanan tubuh (innate imun),

pelindung dari sinar ultraviolet. Penyusun utama dari epidermis adalah sel

keratinosit yang berfungsi untuk memproduksi keratin. Keratin berfungsi

sebagai properti proteksi. Keratin ini juga berfungi sebagai pembentukan

lapisan epidermis.

Gambar 2.2 Lapisan Kulit

(sumber : Gerard J. Tortora, Principles of Anatomy And Physiology 12th edition .2009)

Page 25: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

9

a. Lapisan pada Epidermis

1. Statum Basal

Stratum basal adalah lapisan terdalam pada kulit. Lapisan basal terdiri

dari satu baris sel kuboid atau kolumnar keratinosit. Pada lapisan basal

banyak ditemukan stem cell yang dapat mengalami proliferasi

menghasilkan keratinosit-keratinosit baru. Nukleus pada lapisan basal

besar, dan sitoplasma nya terdiri dari banyak ribosom, kompleks golgii,

dan reticulum endoplasma. Pada stratum basal juga terdapat tonofilamen

yang akan mengikat desmosom. Tonofilamen akan berikatan pada tiga

tempat: 1. Stratum basal, 2. Stratum spinosum yang berdekatan dan 3. Sel

keratinosit pada membran dasar melalui hemidesmosom.

2. Stratum Spinosum

Stratum spinosum terdiri dari 8-10 lapisan sel keratinosit dengan

kumpulan dari tonofilamen, keratinosit pada lapisan sudah saling

berdekatan. Pada stratum spinosum juga terdapat sel langerhand dan

projeksi dari melanosit.

3. Stratum Granulosum

Stratum granulosum terdiri dari 3-5 lapisan sel keratinosit yang mulai

apoptosis. Nukleus pada lapisan ini mulai berdegerenasi, dan tonofilamen

lebih terlihat. Pada lapisan ini dapat ditemukan keratohialin yang akan

merubah tonofilamen menjadi keratin. Keratinosit rusak selama apoptosis.

keratinosit Pada lapisan ini juga terdapat membran yang dilapisi granula

lamellar yang bertugas mensekresikan lemak. Lemak ini akan mengisi

antara sel pada stratum granulosum, stratum lusidum dan stratum

korneum. Lemak berfungsi untuk menjaga kehilangan air. Nukleus pada

lapisan stratum granulosum rusak akibat proses apoptosis, sehingga

keratinosit tidak dapat membawa hasil metabolik sehingga keratinosit

mati.

Page 26: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

10

4. Stratum Lusidum

Stratum lusidum hanya hadir pada kulit yang tebal

5. Stratum Korneum

Pada stratum korneum terdapat 25-30 lapisan sel keratinosit mati yang

terdiri dari banyak protein keratin. Keratinosit yang mati akan dilepaskan

dan digantikan dengan keratinosit baru pada lapisan yang lebih dalam.

Gambar 2.3 . Lapisan pada epidermis

(sumber: Gerard J. Tortora, Principles of Anatomy And Physiology 12th edition .2009)

B. Dermis

Lapisan pada dermis adalah elemen struktur yang paling besar. Di dermis

terdapat matriks fibrosa, jaringan vaskular, jaringan limfatik, jaringan saraf,

fibroblas predominan, makrofag dan sedikit adiposit pada perbataasan dari

lapisan sebasea. Di dermis juga terdapat kelenjar sebasea. Dermis terdiri dari

Page 27: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

11

regio papilar dan regio retikular. Regio papilar terdiri dari jaringan ikat areolar

dengan kolagen yang tebal dan jaringan elastik yang halus. Pada regio papilar

juga terdapat ujung saraf bebas. Regio retikular terdiri dari jaringan ikat padat

dengan gulungan kolagen dan serat elastin. Tempat diantara serat terdiri dari

sel adiposit, folikel rambut, saraf, kelenjar sebasea, dan kelenjar sudorifera.

a. Kelanjar Sebasea

Kelenjar sebasea terkoneksi dengan folikel rambut. Sekresi dari kelenjar

sebasea berada di dermis dan kemudian berjalan menuju leher dari folikel

rambut. Sebum berfungsi untuk melapisi permukaan rambut, mencegah

mereka untuk kering dan menjadi rapuh. Sebum juga berfungsi untuk

mencegah evaporasi dari air yang sangat luas dari kulit agat kulit menjadi

lembut.

C. Hipodermis

Hipodermis berperan sebagai integritas mekanik. Banyak sekali pembuluh

darah dan saraf yang berkaitan dengan kulit kepala secara fungsional sama

dengan kulit yang menutupi seluruh tubuh. Proses pelepasan stratum korneum

sebagai proses regular yang terjadi pada kulit kepala juga sama prosesnya

diseluruh bagian kulit yang menutupi bagian tubuh. (17)

2.1.2. Ketombe

2.1.2.1.Definisi

Ketombe atau dandruff (dandruff, dandriffe) berasal dari bahasa Anglo-

saxon kombinasi dari “tan” yang berarti “tetter” (penyakit kulit yang

menyebabkan gatal) dan “drof” yang berarti “dirty” (kotor). (1)

Ketombe

biasa dikenal melalui berbagai istilah medis seperti pityriasis capitis,

seborrhea sicca, pityriasis sicca, sicca capitis, atau dermatitis seboroik

ringan pada bagian kepala. (6)

menurut kamus kedokteran Dorland ketombe

dapat diartikan menjadi dua pengertian. Pertama ketombe dapat diartikan

Page 28: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

12

sebagai benda bersisik yang terlepas dari epidermis. Pelepasan ini dapat

tergolong normal atau berlebihan. Yang kedua ketombe dapat diartikan

sebagai dermatitis seboroik. (8)

Ada dua pendapat berbeda mengenai

pengertian ketombe dalam hubungannya dengan dermatitis seboroik.

Pendapat pertama menyatakan ketombe adalah bentuk non inflamasi dari

dermatitis seboroik atau bentuk ringan dari dermatitis seboroik. (5)

Pendapat

ini diperkuat dengan ditemukannya jumlah nukleus yang berbeda pada kulit

kepala normal, kulit kepala dengan ketombe, dan kulit kepala dengan

dermatitis seboroik. Pada kulit kepala normal ditemukan nukleus sebanyak

3700 sel/sq cm, pada kulit kepala dengan ketombe ditemukan nukleus sel

sebanyak 25.000 sel/sq cm, dan pada kulit kepala dengan dermatitis seboroik

ditemukan nukleus sel sebanyak 76.000 sel/sq cm. Dari data tersebut dapat

dilihat bahwa kulit kepala dengan ketombe dan kulit kepala dengan dermatitis

seboroik memiliki jumlah nukleus yang lebih banyak akibat proses

deskuamasi fisiologis yang berlebihan pada waktu yang cepat. Hal ini

menyebabkan retensi nukleus pada sel stratum korneum yang tidak memiliki

banyak waktu untuk matang secara sempurna. (18)

Data ini juga memberikan

informasi bahwa kulit kepala dengan dermatitis seboroik memiliki nukleus

tidak matang yang lebih banyak dibandingkan dengan kulit kepala dengan

ketombe. Pendapat kedua menyatakan ketombe adalah manifestasi dari

dermatitis seboroik pada bagian kulit kepala. Pendapat ini menyatakan bahwa

dermatitis seboroik memiliki berbagai macam manifestasi pada daerah

tertentu termasuk pada kulit kepala . (4)

Pernyataan ini dapat diketahui bahwa

ketombe adalah salah satu bentuk dari dermatitis seboroik.

2.1.2.2.Epidemiologi

Ketombe mengenai lebih dari 50 persen populasi didunia dan

meningkat setiap tahunnya. (1)

Ketombe adalah penyakit kepala yang paling

sering diderita oleh remaja dan dewasa muda, kemudian mulai jarang pada

orang tua berusia lebih dari 50 tahun. Hal ini berkaitan dengan aktivitas

Page 29: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

13

sebum pada manusia. Ketombe juga sering terjadi pada bayi yang baru lahir

(cradle cap) (1)

Prevalensi ketombe meningkat pada populasi yang padat walaupun

ketombe tidak ditularkan melalui kontak manusia. Hal ini berkaitan dengan

keadaan lingkungan pada populasi tersebut (2)

Di Indonesia sendiri, banyak masyarakat menderita ketombe karena

Indonesia adalah negara tropis. Seluruh wilayah di Indonesia tropis akibat

wilayah di Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa. Suhu pantai atau laut di

Indonesia rata-rata 28 derajat Celsius sedangkan suhu daerah pedalaman dan

pegunungan berkisar 26 derajat Celsius dan suhu gunung yang lebih tinggi

berkisar 23 derajat Celsius. Area di Indonesia juga termasuk lembab dengan

kelembaban 70 hingga 90 persen. (19)

Meskipun belum ada penelitian yang

jelas tentang angka kejadian ketombe di Indonesia.

2.1.2.3.Etiologi

Etiologi dari ketombe bergantung dari tiga faktor, yaitu aktivitas

kelenjar sebasea, metabolisme mikroflora, dan kerentanan individu.

a. Aktivitas kelenjar sebasea

Kelenjar sebasea adalah tipe dari kelenjar holokrin pada bagian dermis

yang mensekresikan produk berupa sebum menuju folikel rambut. Aktivitas

dari kelenjar sebasea ini berhubungan dengan peningkatan angka kejadian

ketombe pada masa bayi (cradle cap), dan terus meningkat pada usia remaja

dan dewasa muda dan menurun pada umur lebih dari 50 tahun. Ketombe dapat

muncul pada kulit kepala yang kaya akan sebum.

Page 30: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

14

Pada kulit sebum berfungsi untuk transportasi dari antioksidan,

proteksi, panas kulit, diferensiasi epidermal, dan juga proteksi dari UV.

Sebum terdiri dari trigliserida, asam lemak, wax ester, sterol ester, kolesterol,

kolesterol ester, dan squalene.

Gambar 2.4 Komponen Sebum Manusia

(Sumber : L, Thomas and Dawson Jr. Malassezia Globosa and Restritica : Breathrough Understanding

of the Etiology and Treatment of Dandruff and Seborrheic Dermatitis through Whole-Genom

Analysis.2007)

Trigliserida dan ester yang merupakan komponen dari sebum akan dipecah

oleh mikroflora Menjadi digliserida, monogliserida, dan asam lemak bebas. Asam

lemak bebas akan memulai respon iritan, termasuk hiperproliferasi dari kulit kepala.

Pemecahan dari sebum menjadi bahan yang iritatif menunjukkan bahwa sebum

bukan merupakan penyabab primer dari ketombe. Ketombe bisa ditemukan pada kulit

Page 31: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

15

kepala yang terdiri dari banyak sebum atau tidak hal ini juga menunjukkan bahwa

sebum bukan merupakan penyebab primer dari ketombe

b. Metabolime Mikroflora

Pada kulit manusia terdapat flora normal seperti pada organ tubuh lain. Salah

satu flora normal yang berada di kulit adalah jamur dari genus Malassezia. Walaupun

Malassezia adalah flora normal kulit tetapi Malassezia sangat berperan pada kelainan

pada kulit salah satunya adalah ketombe. Pada abad ke 20 nama jamur Malassezia

diubah menjadi Pityrosporum, meskipun nama Malassezia yang lebih banyak

digunakan. Malassezia disinyalir menjadi penyebab primer dari ketombe. Malassezia

dapat menyebabkan suatu kelainan apabila jumlahnya berlebih. Ketika jumlahnya

normal, Malassezia hanya menjadi jamur komensal. Malassezia banyak ditemukan di

daerah dengan suhu yang panas dan lembab.

Malassezia diklasifikasikan menjadi dua spesies yaitu : lipid dependent

spesies yang terdiri dari M.globosa, M.Restritica, M. Furfur, M.Obtusa, M.slooffiae,

M. Syympodialis, M. Japonica, M. Nana, M. Dermatis, dan M. Sympodialis, dan Non-

lipid dependent spesies yang terdiri dari zoopholix species, dan M. pachydermatis.

Malassezia globosa dan Malassezia Restritica adalah jenis Malassezia yang sering

menyebabkan kelainan pada kulit kepala.

Faktor risiko sebum dan metabolisme mikroflora Malassezia sangat berkaitan

erat. Mikroflora Malassezia hidup didaerah kaya sebum. Malassezia mensekresi

enzim hidrolitik termasuk lipase menuju extraseluler millieu. Enzim lipase akan

menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak tersaturasi spesifik dan asam lemak

tidak tersaturasi serta gliserol. Asam lemak tersaturasi digunakan Malassezia untuk

berproliferasi sedangkan asam lemak tidak tersaturasi yang akan mengiritasi kulit

kepala dengan merusak barier pertahanan kulit yang akan menyebabkan deskuamasi

dari kulit kepala.

Page 32: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

16

Gambar 2.5 Peranan Malassezia dalam Ketombe

(Sumber : L, Thomas and Dawson Jr. Malassezia Globosa and Restritica : Breathrough Understanding

of the Etiology and Treatment of Dandruff and Seborrheic Dermatitis through Whole-Genom Analysis.

2007)

c. Kerentanan Individu

Kerentanan individu menjadi salah satu faktor dalam perkembangan

dari ketombe. Belum diketahui secara pasti bagaimana kerentanan individu

dapat memengaruhi ketombe. Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan dari

fungsi barier dari stratum korneum, perbedaan respon imun dari protein dan

polisakarida yang berasal dari Malassezia dari setiap individu. (20)

Page 33: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

17

2.1.2.4.Patofisiologi Ketombe

Terdapat empat rentetan kejadian pada patofisologi dari ketombe

1. Ekosistem dari Malasseszia dan interaksi dari Malassezia pada epidermis

2. Inisiasi dan perkembangan dari proses inflamasi

3. Proses Kerusakan, proliferasi, dan diferensiasi pada epidermis

4. Kerusakan barrier secara fungsional maupun struktural (21)

Gambar 2.6. Patofisiologi Ketombe

(sumber: Schwartz, James R, dkk. A comprehensive patophysiology of Dandruff and Seborrheic

Dermatitis-Toward a More Precise Definition of scalp Health.2013)

Page 34: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

18

2.1.2.5.Gejala dan Tanda Ketombe

Gejala dan tanda ketombe berhubungan dengan alur patofisiologi timbulnya

ketombe.

a. Infiltrasi dari jamur Malassezia pada stratum korneum epidermis.

Jamur Malassezia adalah jamur komensal pada daerah kaya sebum.

Jamur Malassezia dapat menginfiltrasi stratum korenum dari epidermis.

Jamur Malassezia akan memecah komponen sebum (Trigiserida menjadi

asam lemak yang tersaturasi spesifik dan asam lemak tidak tersaturasi spesifik

) dimana hal ini akan menimbulkan gejala Inflamasi dan sisik yang

merupakan rangkaian patofisiologi Malassezia berikutnya.

b. Inisiasi dan perkembangan dari Proses Inflamasi

Pada tahap ini, gejala yang timbul adalah munculnya eritema, gatal,

panas, terasa terbakar, terganggunya kualitas dari rambut. Pada proses ini,

gejala yang timbul tergantung dari tingkatan keparahan dari dermatitis

seboroik. Dimana ketombe merupakan tingkatan dermatitis seboroik yang

paling rendah, dimana biasanya tidak sampai ditemukan tanda-tanda inflamasi

seperti pada dermatitis seboroik atau biasanya tanda inflamasi yang terjadi

hanya eritema.

Inisiasi dari proses inflamasi disebabkan oleh peangktifan mediator

inflamasi karena infiltrasi jamur Malassezia pada stratum korneum epidermis.

Sitokin yang teraktifasi adalah: IL- 1α, IL 1-ra, IL-8, TNF-α ,dan IFN γ, dan

juga pengeluaran histamin. Akibatnya tanda –tanda yang lebih dominan pada

gejala dari ketombe adalah sisik tipis dan juga gatal.

Page 35: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

19

Grafik 2.1 Temuan pada kulit kepala ketombe, dermatitis seboroik, dan

normal

(Sumber : : Schwartz, James R, dkk. A comprehensive patophysiology of Dandruff and

Seborrheic Dermatitis-Toward a More Precise Definition of scalp Health. 2013)

c. Proses Kerusakan, proliferasi, dan diferensiasi , pada epidermis

Setelah Malassezia memicu pengeluaran mediator inflamasi, mulai

terjadi proliferasi dan diferensiasi serta kerusakan yang lebih parah dari

sebelumnya dari kulit kepala. Ketika jamur Malassezia berkembang terjadi

pemecahan trigliserida yang menimbulkan iritasi dan hiperproliferasi

epidermis. Akibat Hiperproliferasi epidermis, keratinosit yang terbentuk

menjadi tidak matang dengan jumlah nukleus yang lebih banyak. Nukleus

yang jumlahnya lebih banyak akan mengalami retensi pada stratum korneum.

Hiperproliferasi dari epidermis menyebabkan adanya gambaran sisik pada

kulit kepala atau dengan bentuk bulat bergelung seperti debu yang disebut

ketombe.

Page 36: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

20

d. Kerusakan Barrier Epidermis secara Fungsional dan Struktural

Kerusakan Barrier pada epidermis dapat menyebabkan TEWL

(Transepidermal Water Loss) , hal ini menyebabkan perasaan kering pada

kulit kepala dan perasaan ketat pada kulit kepala. Pernyataan ini sangat

bertolak belakang, karena pada keadaan seborrhea biasanya kulit kepala dan

rambut terasa lembab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketombe dapat

terjadi pada kulit kepala kering maupun berminyak. Selain itu pada proses ini

, juga terjadi perubahan dari struktur selular sehingga menyebabkan

perubahan dari struktur lamellar yang dibentuk oleh ceramides menjadi

struktur lemak yang lebih kasar dan struktur lemak yang tidak terstruktur21

2.1.3. JILBAB

2.1.3.1.Definisi

Definisi dari jilbab adalah kerudung lebar yg dipakai wanita muslim

untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. (22)

2.1.3.2.Sejarah Jilbab

Menurut ahli tafsir dan Buya Hamka perintah penggunaan jilbab

muncul akibat dahulu banyak orang munafik yang bertebaran di jalan-jalan

ketika malam. Orang-orang ini memiliki niatan buruk dan perilaku buruk

untuk mengganggu budak-budak yang tidak menggunakan penutup

sebagaimana orang mereka memakainya. Apabila ditanya mengapa mereka

melakukan hal tersebut, mereka menjawab “Saya kira saya hanya

mengganggu budak-budak yang tidak menggunakan penutup”. (12)

Page 37: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

21

Akhirnya diturunkan surat Al-Ahzab ayat 59

Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan

isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya

keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah

untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah lagi maha

pengampun dan bijaksana”

Sebelum Al-ahzab, sudah ada ayat Alquran yang membahas tentang

kewajiban menutup aurat pada wanita pada surat An-Nur: 31

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: hendaklah mereka menahan

pandangan dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakakan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak kepadanya. Dan hendaklah mereka

Page 38: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

22

menutupi kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan

perhiasannya putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara

laki-laki mereka, atau putera-putura saudara laki laki mereka, atau putera-

putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam atau budak-

budak yang mereka miliki, atau pelayanan laki-laki yang tidak mempunyai

keinginan (terhadap wanita) atau memukulkan kakinya agar diketahui

perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada

Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

2.1.3.3 Jilbab di Indonesia

Di Indonesia sendiri, Penggunaan jilbab sudah terjadi sejak berabad-

abad lalu pada saat agama Islam masuk Indonesia. Penggunaan jilbab sebagai

identitas muslimah mengalami pergeseran dari waktu kewaktu. Pada era-80 an

penggunaan jilbab hanya sebatas simbol keagamaan dari sebagian kelompok

perkumpulan saja. Penggunaan jilbab hanya dikenakan pada acara-acara

kebesaran islam, dan perbincangan tentang jilbab bukan hal yang umum dan

hanya sebatas kajian keagamaan saja. pada era-80 an penggunaan jilbab tidak

didukung oleh negara. Penggunaan jilbab dikritik sebagai pengaruh dari

budaya Arab yang masuk ke Indonesia bukan budaya Islam yang berkembang

di Indonesia. Negara melarang siswi sekolah dan pekerja wanita pada kantor

pemerintahan menggunakan jilbab. (23)

Teapi sejak tahun 2000, Pemakaian jilbab sudah lebih bebas,

Pemakaian jilbab dan perbincangan tentang jilbab sudah menjadi hal yang

umum dan bukan merupakan simbol dari sebagian kelompok saja. Pemakaian

jilbab sudah bersatu padu dengan kebudayaan dan juga era globalisasi

sehingga menghasilkan trend modern dari jilbab yaitu jilbab dengan berbagai

kreasi dan variasi. (24)

Indonesia sendiri, sudah menjadi bagian dari sejarah perkembangan

jilbab modern di dunia. Banyak variasi-variasi jilbab asal Indonesia yang

memikat mata dunia (25)

Page 39: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

23

2.1.4 Faktor-Faktor Risiko Penggunaan Jilbab Terhadap Kejadian Ketombe

Hubungan ketombe dengan pemakain jilbab erat kaitannya dengan

pertumbuhan jamur Malassezia. Layaknya jamur pada umumnya, Malassezia

tumbuh secara baik pada media lembab dan lingkungan kaya keringat. (26)

Banyak hal yang dapat meningkatkan jumlah keringat didalam tubuh, seperti

latihan fisik yang keras, ataupun peningkatan hormon androgen pada saat

seseorang pubertas. (27)

Pengeluaran keringat didalam tubuh manusia dipengaruhi oleh

pengeluaran panas dari dalam tubuh

Gambar 2.7. Mekanisme Pengeluaran Panas dari dalam tubuh

(Guyton, Arthur C; Hall, John E. Textbook of Medical Physiology. 2006)

Pengeluaran panas didalam tubuh melalui mekanisme:

a. Radiasi

Kehilangan panas akibat radiasi diartikan sebagai kehilangan panas

dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Setiap benda yang memiliki

temperatur tidak absolut nol dapat meradiasikan gelombang panas dalam

bentuk gelombang elektromagnetik pada benda lain termasuk tubuh manusia.

Ketika panas dalam tubuh lebih besar daripada panas lingkungan, energi

panas dapat dikeluarkan melalui radiasi.

Page 40: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

24

b. Konduksi

Kehilangan panas akibat konduksi biasanya diartikan sebagai

kehilangan panas dari dalam tubuh menuju benda padat.

Panas adalah energi kinetik dari pergerakan molekular, dan molekul

dari kulit secara berkesinambungan mengalami gerakan vibrasi. Gerakan

vibrasi ini yang akan menimbulkan panas.

c. Konveksi

Kehilangan panas akibat konveksi adalah kehilangan panas melalui

udara.

d. Evaporasi

Kehilangan panas akibat Evaporasi akan terjadi ketika panas

lingkungan melebihi panas tubuh. Sehingga tubuh akan mengeluarkan

keringat sebagai kompensasi pengeluaran panas melalui metode evaporasi.

Efek dari penggunaan baju pada pengeluaran panas melalui metode konduktif

Penggunaan baju akan menahan udara panas pada serat baju, dengan demikian

akan meningkatkan ketebalan “privat zone” pada udara panas yang berdekatan

dengan kulit dan juga menurunkan aliran udara untuk mengganti udara panas pada

kulit. Sehingga kehilangan panas dari tubuh melalui teori konduksi dan konveksi

diturunkan. Panas yang keluar setengahnya akan disebarkan pada serat pakaian

daripada dikonduksikan ke lingkungan. Dengan demikian ketika seseorang

menggunakan lapisan pakaian lebih dari satu (dengan lapisan yang tipis), lebih

banyak udara panas yang akan disimpan didalam serat pakaian sehingga pengeluaran

panas lebih sedikit terjadi.

Ketika keadaan baju lembab, pertahanan akan panas tubuh dari dalam tubuh

melui pakaian akan berkurang tetapi panas dari lingkungan yang masuk kedalam

Page 41: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

25

tubuh akan meningkat. Karenaa Air memiliki konduktivitas tinggi, sehingga ketika

keadaan lingkungan panas, panas lebih mudah ditransfer ke seluruh tubuh. (28)

a. Bahan Jilbab

Bagan 1 Klasifikasi Serat Bahan

(Sumber: Hongu, Tatsuya, dkk. 2000.New Milenium Fibers. CRC Press LLC: USA)

Pemilihan Bahan Jilbab

Bahan yang digunakan pada jilbab berkaitan dengan kemampuan bahan

tersebut untuk mengabsorbsi keringat dari kulit menuju serat–serat dari bahan

tersebut. Kemampuan ini berkaitan klasifikasi dari bahan tersebut, apakah termasuk

serat alam atau serat buatan. Bahan yang natural juga tidak akan mengganggu

penguapan panas, sehingga keringat yang dihasilkan juga lebih banyak ketika

menggunakan bahan yang menginterfensi pengeluaran panas dari dalam tubuh (21)

Page 42: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

26

1. Polyester

Bahan polyester (sintetik) dapat merefleksikan panas kembali kedalam

tubuh dan menurunkankeluar nya panas dari tubuh. Bahan sintetik juga tidak

memiliki kemampuan untuk mengabsorbsi air. Serat atau bahan sintetik akan

menjadi bahan penolak air, kemudian menyebabkan keringat menumpuk pada

permukaan kulit dan tidak dapat diserap, menurunkan fungsi evaporasi, dan

dapat menyebabkan tidak nyaman dan iritasi. Sedangkan serat atau bahan

natural lebih baik dalam penyerapan air dan mempermudan untuk menyerap

dari permukaan.

2. Katun

Materi yang sangat baik untuk iklim tropis karena mendukung

pergerakan udara dari kulit menuju bahan, menyebabkan panas menghilang

dan menurunkan kelembaban. Bahan katun juga dapat mengabsorbsi

kelembaban secara baik, menyebabkan kulit menjadi kering dan

meningkatkan evaporasi.

3. Linen

Bahan linen dingin, dapat terabsorbsi, dan sangat nyaman. Linen dapat

menghilangkan air dengan cepat. Kekurangan dari linen bahannya mudah

rusak.

4. Rayon

Rayon Didapat dari natural selulosa. Tidak menahan panas sehingga

panas lebih mudah dikeluarkan dari dalam tubuh

b. Warna Jilbab

Page 43: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

27

Penggunaan jilbab berwarna gelap berhubungan dengan hubungan warna

dalam mengabsorbsi panas . Warna gelap akan mengabsorbsi panas lebih besar

dibandingkan dengan warna terang yang akan mengabsorbsi dan akan merefleksikan

energi panas yang didapat. Warna hitam adalah warna yang mengabsorbsi panas

paling besar karena warna hitam tidak merefleksikan cahaya sama sekali dari energi

panas. (30)

Ketika ada sebuah benda berwana dan ada cahaya yang menyinari benda

tersebut benda tersebut akan menampilkan warna sesuai dengan warna tersebut.

Warna hitam yang terlihat adalah bukti bahwa semua energi cahaya diserap atau

diabsorbsi seluruhnya oleh benda tersebut sehingga menimbulkan kesan warna hitam.

(30)

c. Warna Lapis Jilbab

Sama seperti warna jilbab, warna lapis jilbab juga menentukan tingkat

kelembaban dari jilbab. Warna gelap akan mengabsorbsi panas lebih besar

dibandingkan dengan warna terang yang akan mengabsorbsi dan merefleksikan

energi panas yang didapat. Warna gelap juga akan mengabsorbsi panas paling besar

tanpa merefleksikan energi panas tersebut (30)

d. Warna Dalaman Jilbab

Hal ini berkaitan dengan daya absorbsi dan refleksi dari energi panas sama

seperti warna jilbab dan warna lapis jilbab. (30)

Page 44: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

28

Gambar 2.7. Ilustrasi Absorbsi dan Refleksi Cahaya

(Sumber: Smith, John and wes Throp,2006,The Effect of Colour on

Temperatures Inside)

e. Penggunaan Dalaman Jilbab

Dalaman Jilbab dapat dianalogikan sebagai pakaian ketat yang

digunakan. Ketika kita memakai bahan ketat pada tubuh dapat menyebabkan

akumulasi dari keringat dengan sangat cepat. Sehingga Keringat menjadi lebih

banyak.

Page 45: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

29

2.2 Kerangka Teori

Wax Eter squelen

Merusak

Barrier

Pertahanan

Ketombe

Genetik Makanan

berlemak Stress Usia

Lama jilbab

perhari Bahan dan

Warna jilbab

Penggunaan

dalaman dan

warna dalaman

Lapis dan

warna lapis

jilbab

Aktivitas kelenjar

Sebasea

Peningkatan

sekresi sebum

Komposisi

sebum

sterol Trigliserida

asam lemak tidak

tersaturasi

asam lemak

tersaturasi spesifik

Deskuamasi

kulit kepala

Respon

Iritatif

Kerentanan

Individu

Perbedaan

barrier

pertahanan

Peningkatan

respon terhadap

Malassezia

Proliferasi Malassezia kelembaban

Variasi musim Penggunaan Jilbab

Page 46: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

30

2.3 Kerangka Konsep

Lama

Penggunaan

Jilbab perhari

Bahan Jilbab

Warna Jilbab

Lapis Jilbab

Warna Lapis Jilbab

Bahan Lapis

Jilbab

Penggunaan

dalaman jilbab

Warna dalaman

Jilbab

Genetik

Makanan berlemak

Stress

Usia remaja

dan dewasa

muda

Sekresi sebum

Pemakaian jilbab Kelembaban ketombe

Variasi Musim

Page 47: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

31

2.4 Definisi oprasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara

mengukur

Hasil ukur Skala

1 Variabel

Independen

a. penggunan

jilbab

perhari

Lama responden

menggunakan jilbab

perhari (dilaporkan

dalam jam )

Kuesioner

Pengisian

kuesioner

0. >12 Jam

1. < 12 Jam

Nominal

b. Warna

Jilbab

Warna jilbab yang

dominan digunakan oleh

responden

Kuesioner Pengisian

kuesioner

0. Gelap

1. Terang

Nominal

c. Jumlah

lapis Jilbab

Jumlah lapisan jilbab

yang dominan

digunakan oleh

responden

Kuesioner Pengisian

Kuesioner

0. > 1 Lapis

1. 1 lapis

Nominal

d. Warna

lapis jilbab

Warna lapisan jilbab

yang sehari-hari

dikenakan oleh

responden

Kuesioner Pengisian

kuesioner

0. Gelap

1. Terang

Nominal

e. Dalaman

jilbab

Dalaman jilbab yang

dominan digunakan oleh

responden

Kuesioner Pengisian

kuesioner

0. Memakai

dalaman

1. Tidak

memakai

dalaman

Nominal

Page 48: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

32

f. Warna

dalaman

jilbab

Warna yang digunakan

pada dalaman jilbab

yang sehari-hari

digunakan oleh

responden

Kuesioner Pengisian

kusioner

0. Gelap

1. Terng

Nominal

2

Variabel

Dependen

Ketombe

Sisik putih tipis

berbentuk bulat atau

serpihan yang terdapat

pada kulit kepala atau

rambut

Kuesioner

Pengisian

Kuesioner

0. Ketombe

1. Tidak

ketombe

Nominal

Page 49: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

33

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan case control

untuk mengetahui hubungan faktor risiko penggunaan jilbab dengan kejadian

ketombe pada mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

3.2. Tempat dan waktu penelitian

Tempat : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu : Juli 2014

Page 50: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

34

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi terjangkau pada penelitian adalah mahasiswi Univeristas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta umur 17-25tahun. Sampel adalah mahasiswi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta umur 17-25 tahun

yang dipilih dengan purposive sampling.

3.4. Jumlah sampel

Perkiraan besar sampel diambil berdasarkan rumus besar sampel analitik

kategorik tidak berpasangan

.

N1=N2 : Jumlah sampel penelitian

: derivat baku alpha

Page 51: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

35

Zβ : derivat baku beta

P1 : Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement

peneliti

Q1 : 1-P1

P2 : proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

Q2 : 1-P2

P : Proporsi total

Q : 1-P

P1-P2 : Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna 0,2

Jadi:

P1 = P2 + 0,2 = 0,5 + 0,2 = 0,7

Q1= 1- P1 = 1- 0,7 = 0,3

P =

=

= 0,6

Q = 1-P = 1-0,6 = 0,4

Berdasarkan persamaan tersebut, maka untuk total sampel penelitian didapatkan

hasil sebagai berikut:

= 93

= 93 + 10% = 102 (pada setiap kelompok)

Sehingga total responden penelitian 204

3.5. Kriteria sampel

Kriteria Inklusi

Sampel merupakan mahasiswi berumur 17-25 tahun

Sampel bersedia untuk mengikuti penelitian

Page 52: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

36

Subjek dapat berbahasa indonesia

Kriteria Eksklusi

Memiliki penyakit immunodefisiensi

Memiliki penyakit psoriasis

Subjek tidak dapat berbahasa indonesia

3.6. Cara Kerja Penelitian

3.7. Variabel yang diteliti

Variabel bebas

Lama penggunaan jilbab, warna jilbab, jumlah lapis jilbab, warna

lapis jilbab, Pemakaian dalaman jilbab, warna dalaman jilbab

Variabel terikat

Klasifikasi ketombe dan tidak ketombe

3.8. Management Data

3.8.1. PengolahanData

Pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS (Statistical Package

For the social science) yang terdiri dari beberapa tahapan:

a. Editing

Tahapan yang dilakukan pada proses editing adalah pengecekan

lembar inform concern dan kuesioner

b. Coding

Tahapan yang dilakukan pada proses coding adalah mengubah data

berbentuk kalimat menjadi bentuk angka

c. Processing

Persiapan penelitian Pemilihan subyek

penelitian berdasarkan

Kriteria inklusi

Pengisian inform

concern

Pengisian kuesioner Analisa data Kesimpulan

Page 53: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

37

Processing adalah kegiatan untuk memproses data dari hasil kuesioner

(entry) kedalam computer

d. Cleaning

Adalah tahapan pengoreksian kembali data yang telah dimasukkan (entry).

3.8.2. Analisis Data

Pada subbab analisis data peneliti akan menyajikan data hasil

penelitian mengenai Identitas responden, data kelembaban jilbab, data

perawatan rambut dan data kebiasaan penggunaan jilbab responden dengan

jumlah responden sebesar 204. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada responden. Hasil dari pengambilan data disajikan dalam

bentuk tabel.

Setelah kuesioner terkumpul, Peneliti mengidentifikasi apakah

responden tergolong dalam kategori ketombe atau tidak ketombe.Responden

dikelompokkan berdasarkan pertanyaan, yaitu:

Subjektif dari responden

1. Saya memiliki masalah ketombe

2. Saya memiliki masalah ketombe pada rambut setelah saya menggunakan

jilbab

Data tersebut dikonfirmasi dengan pertanyaan

1. Saya menemukan sisik putih tipis berbentuk bulat kecil atau serpihan

setelah menggaruk kulit kepala saya

2. Saya memiliki sisik putih tipis berbentuk kecil atau serpihan pada baju

saya

3. Saya memiliki sisik putih berbentuk bulat kecil atau serpihan pada rambut

saya

4. Saya melihat sisik putih berbentuk bulat kecil atau serpihan selain pada

kulit kepala saya (apabila jawaban anda setuju dan sangat setuju sebutkan

didaerah mana)

Page 54: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

38

Pertanyaan nomor empat untuk mengidentifikasi apakah responden

tergolong dalam klasifikasi ketombe dematitis seboroik kategori ringan atau

dermatitis seboroik dengan tingkatan yang lebih berat.

Penetapan kelompok ketombe dilakukan apabila menyatakan setuju satu

dari pertanyaan subjektif responden dan satu dari pertanyaan objektif dari

responden. Dari data yang telah diperoleh diperoleh hasil 102 kelompok

ketombe, 102 kelompok tidak ketombe, dan 0 kelompok dermatitis seboroik

kategori berat.

Setelah ditentukan kelompok ketombe dan tidak ketombe peneliti

melaukan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariat berfungi

untuk menghubungkan antara variable terikat dan variable bebas dengan

menggunnakan uji chi square. Tingkat kemaknaan yang digunakan pada

penelitian ini adalah 5% (α=0,05) .

Page 55: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

39

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Fakultas dan Program Studi Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Universitas

Islam di daerah Ciputat, Tanggerang Selatan yang memiliki beberapa Fakultas

dan Program Studi, yaitu:

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan

Program studi: Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab,

Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan IPS, Pendidikan Matematika,

Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Manajemen

Pendidikan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan MI/ SD.

2. Fakultas Adab dan Humaniora

Program studi: Bahasa dan Sastra arab, Sejarah dan Peradaban Islam,

Tarjamah, Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Bahasa dan Sastra Inggris

3. Fakultas Ushuludin

Program studi: Perbandingan Agama, Tafsir Hadits, Aqidah dan Filslafat

4. Fakultas Syariah dan Hukum

Program studi: Ahwal Syakhsyiyah, Perbandingan Mahzab dan Hukum,

Jinayah Siyasah, Mua’malat, Ilmu Hukum

5. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi

Program studi: Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bimbingan Penyuluhan

Islma, Manajemen dakwah, Pengembangan Masyarakat Islam,

Kesejahteraan Sosial

6. Fakultas Dirasat Islamiyah

Program studi: Dirasat Islamiyah

7. Fakultas Psikologi

Program studi: Psikologi

8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Page 56: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

40

Program studi: Akutansi, Manajemen, Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan, Perbankan dan Keuangan Syariah, Ekonomi Syariah

9. Fakultas Sains dan Teknologi

Program studi: Teknik Informatika, Agribisnis, Sistem Informasi,

Matematika, Biologi, Kimia, Fisika

10. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program studi: Program Studi Pendidikan Dokter, Farmasi, Kesehatan

Masyarakat, Ilmu Keperarawatan

11. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program studi: Hubungan International, Ilmu Politik, dan Sosiologi

12. Sekolah Pascasarjana

Program studi: Magister Studi Islam, Doktor Studi Islam

4.2. Gambaran Umum Peraturan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Mengenai Pakaian Mahasiswa

Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menenetapkan tata

tertib mahasiswa berdasarkan direktur jendral pendidikan Islam dan kode etik

mahasiswa yang mengatur sikap, perbuatan, perkataan, dan pakaian

mahasiswa Universita Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang

tata tertib mahasiswa perguruan tinggi agama Islam bab tiga pasal tiga nomor

enam dijelaskan bahwa setiap mahasiswa berkewajiban untuk berpakaian

sopan, rapi, bersih, dan menutup aurat terutama pada saat kuliah, ujian dan

ketika berurusan dengan dosen, karyawan, maupun pimpinan. Khusus bagi

mahasiswi wajib berbusana muslimah sesuai dengan syariat Islam.

Peraturan mengenai pakaian yang dikenakan mahasiswa juga berada

pada Kode Etik Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor 073 A Tahun 2002 Bab IV Pasal 6 poin D

tentang Busana Mahasiswa ditegaskan bahwa mahasiswa harus mengenakan

pakaian muslim.

Page 57: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

41

4.3. Gambaran Umum Sampel Penelitian

Sampel diambil dengan metode purposive sampling dengan besar sampel

sebanyak 102 mahasiswi berketombe dan 102 mahasiswi tidak berketombe.

Total sampel berjumlah 204.

4.4. Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

Sebelum kuesioner digunakan dilakukan uji validitas dan uji reabilitas

kuesioner pada 30 mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Responden tersebut bukan subjek dari sampel

penelitian.

4.4.1. Uji Validitas Kuesioner

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan

membandingkan nilai r tabel dengan r hasil (dapat dilihat pada kolom

corrected item total correlation . Pada tingkat kemaknaan 5% didapat angka r

tabel = 0.361. Apabila nilai r hasil > r tabel menyatakan bahwa pertanyaan

tersebut valid. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner yang

telah melalui tahap validitas dimana setiap hasil r hasil sudah lebih besar

dibandingkan dengan r tabel.

4.4.2. Uji Reabilitas Kuesioner

Setelah melakukan uji validitas, peneliti melakukan uji reabilitas pada kedua

kuesioner (kuesioner tentang ketombe dan kuesioner tentang penggunaan

jilbab). Setelah melakukan uji reabilitas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha

pada kuesioner tentang ketombe sebesar 0,741 sedangkan pada kuesioner

tentang pemakaian jilbab didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,681

dan 0,712. Nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6, sehingga pertanyaan pada

kedua kuesioner dinyatakan reliabel.

Page 58: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

42

4.4. Analisa Data

Dari 204 responden yang mengisi kuesioner tidak ada responden yang

di drop out. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden. Hasil dari pengambilan data disajikan dalam bentuk tabel. Data

yang disajikan berupa data mengenai identitas responden yang terdiri dari:

usia responden, fakultas responden. Data mengenai gejala pada kelembaban

rambut yang terdiri dari: gejala rambut rontok setelah pemakaian jilbab, gejala

rambut gatal, dan gejala rambut gatal setelah menggunakan jilbab. Data

mengenai perawatan rambut responden yang terdiri dari: jenis penggunaan

sampo, keringkan rambut sebelum menggunakan jilbab. Data kebiasaan

penggunaan jilbab terdiri dari: penggunaan jilbab perhari, warna jilbab,

penggunaan lapis jilbab, warna lapis jilbab, penggunaan ciput, dan

penggunaan warna ciput.

4.5. Karakteristik Responden

4.5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden

Usia responden Jumlah (n) Persen (%)

< 20 tahun 98 48

≥ 20 Tahun 106 52

Total 204 100

Berdasarkan tabel 4.1.1 dapat dilihat responden penelitian yang

berumur < 20 tahun berjumlah 98 orang (48%) dan responden yang berumur ≥

20 tahun berjumlah 106 orang (52 %).

Page 59: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

43

4.5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas

Tabel 4.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fakultas

Berdasarkan tabel 4.1.2 dapat dilihat responden penelitian dominan

berasal dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan jumlah

responden 128 (62,7%), dilanjutkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan dengan jumlah responden 36 (17,6%). Fakultas Ekonomi dan

Bisnis dengan jumlah responden 9 (4,4%). Fakultas Sains dan teknologi

dengan jumlah responden 7 (3,4%). Fakuktas Syariah dan Hukum dengan

jumlah responden 6 (2,9%). Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

dengan jumlah responden masing-masing 4 (2%), Fakultas Psikologi dengan

jumlah responden 3 (1,5%), Fakultas Adab dan Humaniora dengan jumlah

responden 2 atau dengan persentase 1%, dan yang terakhir adalah Fakultas

Ushuludin dengan jumlah responden 1( 0,5%).

Fakultas Responden Jumlah (n) Persen (%)

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

128 62.7

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 36 17.6

Ekonomi dan Bisnis 9 4.4

Sains dan Teknologi 7 3.4

Syariah dan Hukum 6 2.9

Dirasat Islamiyah 4 2.0

Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi 4 2.0

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4 2.0

Psikologi 3 1.5

Adab dan Humaniora 2 1.0

Ushuludin 1 0.5

Total 204 100.0

Page 60: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

44

4.6.Gejala Kelembaban Rambut Responden

4.6.1. Distribusi Gejala Rambut Rontok Setelah Pemakaian Jilbab

Tabel 4.1.3 Distribusi Frekuensi Gejala Rambut Rontok Setelah Memakai Jilbab

Kejadian Ketombe Total

Ketombe Tidak Ketombe

N % N % N %

Rambut rontok

setelah penggunaan

jilbab

Ya 33 32,4 47 46,1 80 39,2

Tidak 69 67,6 55 53,9 124 60,8

Total 102 100.,0 102 100,0 204 100

Berdasarkan tabel 4.1.3 dapat dilihat bahwa dari total responden lebih

banyak yang menyatakan rambut nya tidak rontok setelah penggunaan jilbab

dengan jumlah 124 (60,8%) responden. Kejadian rambut rontok setelah

penggunaan jilbab pada kelompok ketombe berjumlah 33 (32,4%) sedangkan,

kejadian rambut rontok setelah penggunaan jilbab pada kelompok tidak

ketombe berjumlah 47(46,1%) responden. Sehingga dapat disimpulkan

kejadian rambut rontok setelah penggunaan jilbab lebih banyak terjadi pada

kelompok tidak ketombe dibandingkan dengan kelompok ketombe.

Page 61: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

45

4.6.2. Distribusi Gejala Rambut Gatal Pada Responden

Tabel 4.1.4 Distribusi Frekuesi Gejala Rambut Gatal

Kejadian Ketombe Total

Ketombe Tidak Ketombe

N % N % N %

Rambut gatal

Ya 72 70,6 25 24,5 97 47,2

Tidak 30 29,4 77 75,5 107 52,5

Total 102 100.,0 102 100,0 204 100

Berdasarkan tabel 4.1.4 dapat dilihat bahwa dari total responden lebih

banyak yang menyatakan rambut nya tidak gatal dengan jumlah 107 (52,5%)

responden. Kejadian rambut gatal pada responden kelompok ketombe

berjumlah 72 (70,6%) sedangkan, pada responden kelompok tidak

berketombe berjumlah 25 (24,5%) responden. Sehingga dapat disimpulkan

gejala rambut gatal lebih banyak terjadi pada responden dengan kelompok

ketombe dibandingkan dengan responden kelompok tidak ketombe.

4.6.3. Distribusi Gejala Rambut Gatal Setelah Menggunakan Jilbab

Tabel 4.1.5 Distribusi Frekuesi Gejala Rambut Gatal Setelah Menggunakan Jilbab

Kejadian Ketombe Total

Ketombe Tidak Ketombe

N % N % N %

Rambut gatal setelah

menggunakan jilbab

Ya 24 23,5 15 14,7 39 19,1

Tidak 78 76,5 87 85,3 165 80,9

Total 102 100.,0 102 100,0 204 100

Page 62: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

46

Berdasarkan tabel 4.1.5 dapat dilihat bahwa dari total responden lebih

banyak yang menyatakan rambut nya tidak gatal setelah menggunakan jilbab

dengan jumlah 165 (80,9%) responden. Kejadian rambut gatal setelah

menggunakan jilbab pada responden dengan kelompok ketombe berjumlah 24

(23,5%) sedangkan, kejadian rambut gatal setelah menggunakan jilbab pada

responden kelompok tidak ketombe berjumlah 15 (14,7%). Sehingga dapat

disimpulkan gejala rambut gatal setelah penggunaan jilbab lebih banyak

terjadi pada responden dengan kelompok ketombe dibandingkan dengan

responden kelompok tidak ketombe.

4.7.Perawatan Rambut Responden

4.7.1. Distribusi Penggunaan Jenis Sampo pada Responden

Tabel 4.1.6 Distribusi Frekuesi Penggunaan Jenis Sampo Responden

Kejadian Ketombe Total

Ketombe Tidak Ketombe

N % N % N %

Penggunaan jenis

sampo responden

Sampo Anti

Dandruff 10 9,8 6 5,9 16 7,8

Sampo biasa 92 90,2 96 94,1 188 92,2

Total 102 100.,0 102 100,0 204 100

Berdasarkan tabel 4.1.6 dapat dilihat bahwa dari total responden lebih

banyak responden yang menggunakan sampo biasa dengan jumlah 188

(92,2%) responden. Penggunaan sampo anti dandruff pada kelompok ketombe

berjumlah 10 (9,8%) sedangkan, penggunaan sampo anti dandruff pada

kelompok tidak ketombe berjumlah 6 (5,9%). Dengan demikian dapat

disimpulkan penggunan sampo anti dandruff lebih banyak pada kelompok

ketombe dibandingkan dengan kelompok tidak ketombe.

Page 63: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

47

4.7.2. Distribusi Kebiasaan Mengeringkan Rambut Sebelum Menggunakan

Jilbab

Tabel 4.1.7 Distribusi Frekuesi Kebiasaan Mengeringkan Rambut Sebelum

Menggunakan Jilbab

Kejadian Ketombe Total

Ketombe Tidak Ketombe

N % N % N %

Responden

mengeringkan rambut

sebelum penggunaan

jilbab

Ya 77 75,5 85 83,3 162 79,4

Tidak 25 24,5 17 16,7 42 20,6

Total 102 100.,0 102 100,0 204 100

Berdasarkan tabel 4.1.7 dapat dilihat bahwa dari total responden lebih

banyak responden yang mengeringkan rambut sebelum menggunakan jilbab

dengan jumlah 162 (79,4%) responden. Responden yang tidak

mengeringkan rambut sebelum menggunakan jilbab pada kelompok

ketombe berjumlah 25 (24,5%) sedangkan, responden yang tidak

mengeringkan rambut pada kelompok tidak ketombe berjumlah 17 (16,7%).

Sehingga dapat disimpulakan Kebiasaan mengeringkan rambut sebelum

memakai jilbab lebih banyak pada kelompok tidak ketombe dibandingkan

dengan kelompok ketombe.

Page 64: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

48

4.8. Kebiasaan Penggunaan Jilbab

4.8.1. Distribusi Lama Penggunaan Jilbab dengan Kejadian Ketombe

Tabel 4.1.8 Distribusi Frekuensi Lama Penggunaan Jilbab

Kejadian Ketombe Total

Ketombe Tidak Ketombe

N % N % N %

Lama Penggunaan

Jilbab

≤10 tahun 74 72,5 78 76,5 152 74,5

>10 Tahun 28 27,5 24 23,5 52 25,5

Total 102 100.,0 102 100,0 204 100,0

Berdasarkan data dari tabel 4.1.8 dapat dilihat responden yang

menggunakan Jilbab ≤10 Tahun berjumlah 152 responden (74,5%)

sedangkan responden yang menggunakan jilbab >10 tahun berjumlah 52

responden (25,5%). Angka kejadian ketombe pada responden yang

menggunakan jilbab ≤ 10 tahun adalah sebanyak 74 (72,5%)

4.8.2. Analisis Hubungan Antara Lama Penggunaan Jilbab dalam Satu

Hari dengan Kejadian Ketombe

Tabel 4.1.9 Hubungan Lama Penggunaan Jilbab dalam Satu Hari dengan

Kejadian Ketombe

Kejadian Ketombe

Total p-

value OR(IK 95%) Ketombe Tidak

Ketombe

n % N % N %

1.000 1.000(0.461-

2.170)

Lama

penggunaan

jilbab

≤ 12 Jam

87 85,3 87 85,3 174 85,3

>12 jam 15 14,7 15 14,7 30 14,7

Total 102 100,0 102 100,0 204 100

Page 65: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

49

Berdasarkan Tabel 4.1.9 dapat dilihat responden yang menggunakan

Jilbab ≤ 12 jam perhari berjumlah 174 responden (85,3%) sedangkan,

responden yang menggunakan jilbab >12 jam perhari berjumlah 30

responden (14,7%). angka kejadian ketombe pada responden yang

menggunakan jilbab >12 Jam adalah sebanyak 15 responden (14,7%).

Sedangkan angka kejadian ketombe pada responden yang menggunakan

jilbab ≤12 jam adalah 87 responden (85,3 %).

Berdasarkan uji chi-square didapatkan nilai p = 1,000 (p < 0,05)

maka secara statistik tidak terdapat hubungan antara lama penggunaan jilbab

dalam satu hari dengan kejadian ketombe.

Hasil odds Ratio yang didapatkan peneliti adalah 1,000 dengan

interval kepercayaan 95% sebesar 0,461-2,170. 1 (satu) termasuk dalam

interval kepercayaan, maka dapat dikatakan faktor risiko tidak bermakna

sehingga dapat mendukung kesimpulan lama penggunaan jilbab dalam satu

hari tidak memiliki hubungan dengan kejadian ketombe pada responden.

4.8.3. Analisis Hubungan Antara Warna Dominan Jilbab yang Digunakan

dengan Kejadian Ketombe

Tabel 4.1.10 Hubungan antara Warna Dominan Jilbab yang digunakan dengan

Kejadian Ketombe

Kejadian Ketombe Total p-value

OR(IK

95%) Ketombe Tidak Ketombe

n % N % N %

0,001

2,611

(1,484-

4,593)

Warna jilbab yang dominan

digunakan

gelap 62 60,8 38 37,3 100 49

terang 40 39,2 64 62,7 104 51

Total 102 100,0 102 100,0 204 100,0

Page 66: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

50

Berdasarkan Tabel 4.1.10 dapat disimpulkan responden yang

menggunakan Jilbab dengan warna dominan gelap berjumlah 100 responden

(49%). sedangkan responden yang menggunakan jilbab sehari-hari dengan

warna dominan terang berjumlah 104 ( 51%) responden. Angka kejadian

ketombe pada responden yang menggunakan jilbab dengan warna dominan

gelap adalah sebanyak 62 ( 60,8%) responden Sedangkan kejadian ketombe

pada responden yang menggunakan jilbab dengan warna dominan terang

adalah sebesar 40 (39,2%).

Berdasarkan uji chi-square didapatkan nilai p = 0,001 (p < 0,05)

maka secara statistik terdapat hubungan antara warna dominan dari jilbab

yang dikenakan dengan kejadian ketombe

Hasil odds Ratio yang didapatkan peneliti adalah 2,611 dengan

interval kepercayaan 95% sebesar 1,484-4,593. Artinya, responden yang

menggunakan warna hitam sebagai warna dominan pada jilbab yang

digunakan mempunyai kemungkinan 2,611 kali mengalami ketombe

dibandingkan dengan responden yang menggunakan warna terang sebagai

warna dominan pada jilbab yang digunakan.

4.8.4. Analisis Hubungan Antara Jumlah Lapisan Jilbab Dominan yang

digunakan dengan kejadian ketom

Tabel 4.1.11 Hubungan antara Jumlah Lapis Jilbab Responden dengan

Kejadian Ketombe

Kejadian Ketombe Total p-value

OR(IK

95%) Ketombe Tidak Ketombe

N % N % N %

0,001 3,011

(1,578-

5,746)

Jumlah lapis jilbab

1 Lapis 62 60,8 84 17,6 146 71,6

>1 Lapis 40 39,2 18 82,4 58 28,4

Total 102 100,0 102 100,0 204 100,0

Page 67: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

51

Berdasarkan Tabel 4.1.11 dapat disimpulkan responden yang

menggunakan jilbab satu lapis adalah 146 (71,6%) responden sedangkan,

responden yang menggunakan jilbab >1 lapis adalah sebanyak 58 (28,4%).

angka kejadian ketombe pada responden yang menggunakan jilbab 1 lapis

adalah 62 (60,8%) responden sedangkan, kejadian ketombe pada responden

yang menggunakan jilbab >1 lapis adalah sebanyak 40(39,2%) responden.

Berdasarkan uji chi-square didapatkan nilai p = 0,001 (p < 0,05)

maka secara statistik terdapat hubungan antara jumlah lapisan jilbab yang

digunakan dengan kejadian ketombe

Hasil odds Ratio yang didapatkan peneliti adalah 3,011 dengan

interval kepercayaan 95% sebesar 1,578-5,746. Artinya, responden yang

menggunakan Jilbab >1 mempunyai kemungkinan 3,011 kali mengalami

ketombe dibandingkan dengan responden yang menggunakan jilbab hanya 1

lapis.

4.8.5. Analisis Hubungan Antara Warna Lapis Jilbab Dominan yang

Digunakan dengan Kejadian Ketombe

Tabel 4.1.12 Hubungan Antara Warna lapis jilbab dengan kejadian

ketomba

Kejadian Ketombe

Total p-

value OR(IK 95%) Ketombe Tidak

Ketombe

n % N % N %

0,014 2,465 (1,188-

5,112)

Warna

dominanan

pada lapisan

jilbab

Gelap 27 26,5 13 12,7 40 19,6

Terang atau

tidak

menggunakan

75 73,5 89 87,3 164 80,4

Total 102 100,0 102 100,0 204 100,0

Page 68: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

52

Berdasarkan Tabel 4.1.12 dapat disimpulkan responden yang

menggunakan warna lapis jilbab dengan dominan berwarna gelap adalah 40

(19,6%) responden sedangkan, responden yang dominan menggunakan warna

lapis jilbab terang atau tidak menggunakan sejumlah 164 (80,4) responden.

Angka kejadian ketombe pada responden yang menggunakan jilbab

dengan warna dominanan pada lapis jilbab (apabila memakai lebih dari 1

lapis) gelap adalah 27 (26,5%) responden sedangkan, angka kejadian ketombe

pada responden yang menggunakan warna dominan pada lapis jilbab terang

atau tidak menggunakann adalah 75 ( 73,5%)

Berdasarkan uji chi-square didapatkan nilai p = 0,014 (p < 0,05)

maka secara statistik terdapat hubungan antara warna dominan pada lapisan

jilbab yang digunakan dengan kejadian ketombe

Hasil odds Ratio yang didapatkan peneliti adalah 2,465 dengan

interval kepercayaan 95% sebesar 1,118-5,112. Artinya, responden yang

menggunakan warna dominan gelap pada lapis jilbab yang digunakan

mempunyai kemungkinan 2,465 kali mengalami ketombe dibandingkan

dengan responden yang menggunakan warna dominan jilbab terang dan tidak

menggunakan lapis jilbab.

Page 69: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

53

4.8.6. Analisis hubungan Antara Penggunaan Dalaman Jilbab dengan

Kejadian Ketombe

Tabel 4.1.13 Hubungan antara Kebiasaan Penggunaan Ciput dengan

Kejadian Ketombe

Kejadian Ketombe

Total p-

value

OR(IK

95%) Ketombe Tidak

Ketombe

N % N % N %

0,031

1,869 (CI 95%

1,056-

3,310)

Kebiasaan penggunaan

ciput

Menggunakan ciput

70 68,6 55 53,9 125 61,3

Tidak

menggunakan

ciput

32 31,4 47 46,1 79 38,7

Total 102 100,0 102 100,0 204 100,0

Berdasarkan data dari tabel 4.1.13 dapat disimpulkan responden yang

menggunakan ciput adalah 125 (61,3%) responden sedangkan responden

yang tidak menggunakan ciput adalah 79 (38,7%) responden . Kejadian

ketombe pada responden yang memiliki kebiasaan menggunakan dalaman

jilbab adalah 70 (68,6%) responden sedangkan, kejadian ketombe pada

responden yang tidak menggunakan ciput adalah 47 (46,1%)

Berdasarkan uji chi-square didapatkan nilai p = 0,031 ( p < 0,05)

maka secara statistik terdapat hubungan antara penggunaan ciput dengan

kejadian ketombe.

Hasil odds Ratio yang didapatkan peneliti adalah 1,869 dengan

interval kepercayaan 95% sebesar 1,056-3,310. Satu termasuk dalam interval

kepercayaan, maka dapat dikatakan faktor risiko bermakna sehingga dapat

mendukung kesimpulan kebiasaan penggunaan ciput memiliki hubungan

dengan kejadian ketombe pada responden

Page 70: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

54

4.8.7. Analisis Hubungan Penggunaan Warna Dalaman Jilbab Dominan

dengan Kejadian Ketombe

Tabel 4.1.14 Hubungan antara Kebiasaan Penggunaan Warna Ciput

dengan Kejadian ketombe

Berdasarkan Tabel 4.1.14 dapat disimpulkan responden yang

menggunakan ciput dengan warna gelap adalah 125 (49,5%) sedangkan

responden yang menggunakan ciput terang atau tidak menggunakan ciput

adalah 79 (50,5%) responden. Angka kejadian ketombe pada responden

yang memiliki kebiasaan menggunakan ciput dengan warna gelap adalah

55 (53,9%) sedangkan, kejadian ketombe pada responden yang

menggunakan warna ciput terang atau tidak menggunakan ciput sebanyak

47 (46,1%)

Berdasarkan uji chi-square didapatkan nilai p = 0,025 (p < 0,05)

maka secara statistik terdapat hubungan antara penggunaan jilbab dengan

warna gelap dengan kejadian ketombe.

Kejadian Ketombe Total

p-

value

OR(IK

95%) Ketombe Tidak Ketombe

N % N % N %

0.025

1,890 (Cl

95% 1,082-

3,302)

Warna

ciput

gelap 55 53,9 39 38,2 125 49,5

Terang atau

tidak menggunaka

n ciput

47 46,1 63 61,8 79 50,5

Total 102 100,0 102 100,0 204 100

Page 71: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

55

Hasil odds Ratio yang didapatkan peneliti adalah 1,890 dengan

interval kepercayaan 95% sebesar 1,082-3,302. Artinya, responden yang

menggunakan warna dominan gelap pada ciput yang dikenakan

mempunyai kemungkinan 1,960 kali mengalami ketombe dibandingkan

dengan responden yang menggunakan warna ciput terang atau tidak

menggunakan.

Page 72: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

56

BAB 5

KESIMPULAN DAN BAHASAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa:

1. Distribusi gejala rambut rontok setelah menggunakan jilbab lebih banyak

terjadi pada kelompok tidak ketombe 47 (46,1%) responden dibandingkan

dengan kelompok ketombe 33(32,4%) responden

2. Distribusi gejala rambut gatal lebih banyak terjadi pada kelompok ketombe

dengan jumlah 72 (70,6%) responden dibandingkan dengan kelompok tidak

ketombe sebanyak 25 (77%)

3. Distribusi gejala rambut gatal setelah menggunakan jilbab lebih banyak terjadi

pada kelompok ketombe dengan jumlah 15 (14,7%%) dibandingkan dengan

kelompok tidak ketombe dengan jumlah 24 (23,5%) responden

4. Angka kejadian ketombe lebih banyak pada responden dengan pemakaian

jilbab ≤ 10 tahun dengan jumlah 74 (72,5%)

5. Tidak ada hubungan antara lama penggunaan jilbab dalam satu hari dengan

kejadian ketombe dengan nilai p-value = 1,000

6. Terdapat hubungan antara penggunaan jilbab berwarna gelap terhadap

kejadian ketombe dengan p-value = 0,001. Nilai odd rasio didapatkan sebesar

2,611 (CI 1,484-4,593). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang

menggunakan warna jilbab hitam pada kesehariannya mempunyai

kemungkinan sebesar 2,611 kali mengalami ketombe dibandingkan dengan

yang menggunakan jilbab berwarna terang

7. Terdapat hubungan antara lapis jilbab responden dengan kejadian ketombe

dengan p-value = 0,001. Nilai odd ratio didapatkan sebesar 3,011 (CI 95%

1,578-5,746). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan

Page 73: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

57

jilbab >1 lapis lebih mempunyai kemungkinan 3,011 kali mengalami ketombe

dibandingkan dengan responden yang menggunakan jilbab >1 lapis

8. Terdapat hubungan antara warna gelap yang digunakan pada lapis jilbab

responden dengan kejadian ketombe dengan p-value = 0,014. Nilai odd rasio

didapatkan sebesar 2,465 (CI 1,188-5,112). Artinya, responden yang

menggunakan warna lapis jilbab dominan gelap lebih mempunyai

kemungkinan sebesar 2,465 kali mengalami ketombe dibandingkan dengan

responden yang menggunakan warna lapis jilbab dominan terang dan tidak

menggunakan

9. Terdapat hubungan antara kebiasaan penggunaan ciput dengan kejadian

ketombe pada responden dengan p-value = 0,008. Nilai odd rasio sebesar

2,193 (CI 1,218-3,950). Artinya, responden yang memiliki kebiasaan

menggunakan ciput mempunyai kemungkinan sebesar 2,193 kali mengalami

ketombe dibandingkan dengan yang tidak menggunakan ciput

10. Terdapat hubungan antara warna ciput yang dominan digunakan dengan

kejadian ketombe dengan p-value = 0,017. Nilai odd rasio sebesar 1,960

dengan (CI 1,123-3,420). Artinya, responden yang menggunakan warna ciput

hitam pada kesehariannya mempunyai kemungkinan sebesar 1,960 kali

mengalami ketombe dibandingkan dengan yang menggunakan ciput berwarna

terang atau tidak menggunakan ciput.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa:

1. Masyarakat hendaknya menghindari kebiasaan penggunaan jilbab yang dapat

meningkatkan risiko kelembababan pada kulit kepala

2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan ketombe pada wanita berjilbab

Kepada peneliti selanjutnya :

1. Diagnosis ketombe dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik atau

pemeriksaan KOH

Page 74: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

58

DAFTAR PUSTAKA

1. Ranganathan, S; Mukhopadhyay, T. Dandruff : The most commercially exploited Skin

disease. Indian J Dermatol 2007; 55(2): p. 130-134.

2. Rundramurthy, Shivaprakash M; P, Honnavar; S, Dogra; PP, Yegneswaran; S, Handa; A,

Chakrabarti. Association of malassezia speciens with dandruff. Indian J Med Res. 2014;

139(3): 431.

3. F, Manuel; S, Ranganathan. A new postulate on two stages of dandruff : a clinical

prespective. Int J Trichology. 2011; 3(1): 3-6.

4. Scwartz, Robert A; Janusz, A Cristopher; Janninger, K Camila. Seborrheic dermatitis.

American family physician 2006; 74(1): 125-132.

5. Wolff, Klaus; Goldsmith, Lowell A; Katz, Stephen I; Gilchrest, Barbara A; Paller, Amy S;

Lafell, David J. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine seventh edition United

State of America: McGraw-Hill Companies; 2008.

6. Robbins CR. Chemical and physical behavior of Human Hair New York: Springer

Heidelberg Dordrecht; 2012.

7. Gaitans,Georgios.et all. Malassezia genus in skin and systemic Diseases. Clin Microbiol

Rev 2012; 24(1): p. 106-141.

8. Dorland, WAN. Kamus saku kedokteran dorland Ed.28 : Indonesia: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2008.

9. Hersutanto, Begi. Makna negara kepulauan Jakarta: Badan Koordinasi keamanan Laut;

2009.

10. Elmir Td. ceriya bergaya kerudung apik untuk remaja aktif dan kreatif Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama; 2008.

11. Ni’mah, Siti Zahrah. Hubungan penggunaan jilbab dengan kejadian ketombe pada

mahasiswi fakultas kedokteran UNS.[internet]. Fakultas kedokteran Universitas Sebelas

Maret ; 2011 [cited 2014 Juli 12. Available from: http://fk.uns.ac.id/index.php/.

12. Duwal,Qoidun. Konsep jilbab dalam hukum islam (studi pemikiran K.H Husein

Muhamad). [internet].Digital Gallery Sunan Kalijaga; 2009 [cited 2014 Juli 13]. Available

from: http://diglib.uin-suka.ac.id.

13. Departemen Agama RI. Mushaf Al Quran Terjemahan Jakarta: Pena Pundi Askara; 2002.

14. Badan Pusat Statistik. Penduduk menurut wilayah dan agama yang dianut.

[internet].Badan Pusat Statistik. 2010 [cited 2014 Januari 10. Available from:

online.sp2010.bps.go.id.

15. Biro Administrasi dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN) : Jakarta.

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. [Online]. [cited 2014 Juli 12.

Available from: http://uinjkt.ac.id.

Page 75: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

59

16. Snell, Richard S. Clinical anatomy by systems USA: Lippicont Williams & Wilkins; 2007.

17. Tortora, J. Gerrrd ;Bryan Derrickson. Principles of anatomy and physiology 12th edition

USA: John Wiley and Sons, inc; 2009.

18. Arndt, Kenneth A and Jeffrey T.S. Hsu. Manual of dermatologic theraupeutics seventh

edition Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin; 2007.

19. Climate of The World. [Online]. [cited 2014 Juni 8. Available from: (http //

http://www.weatheronline.co.uk.

20. L, Thomas and Dawson Jr. Malassezia Globosa and Restritica : Breathrough

understanding of the etiology and Treatment of Dandruff and seborrheic dermatitis

through Whole-Genom Analysis. J Investig Dermatol Symp Proc. 2007; 12(2.): 15-19.

21. Schwartz, James R. et all. A comprehensive patophysiology of Dandruff and Seborrheic

Dermatitis-Toward a More Precise Definition of scalp Health. Acta Derm Venereol. 2013;

93(2): p. 131-137.

22. Hasan, Alwi. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai pustaka; 2007.

23. Arimbi, Diah Ariani. Reading contemporary indonesian muslim women writer velde pvd,

editor. amsterdam: Amsterdam university press; 2009.

24. Budiastuti. Jilbab dalam perspektif sosiologi. Jakarta: Universitas Indonesia, Sosiologi;

2012.

25. Syuhada MM. Maryam menggugat Yogyakarta: PT Bentang Pustaka ; 2013.

26. Kindo, Aj and SKC Sophia. Seborrheic dermatitis due to Malassezia species in Ahvaz, Iran.

Iran J Microbiol. 2013 Se; 5(3): p. 268–271.

27. Czop, Beata bergler and Ligia Brzezinska-wcisto. Dermatological problems of the

puberty. Postepy Dermatol Alergol. 2013 Juni; 30(3): l178–187.

28. C Arthur, Guyton. textbook of Medical Physiology Philadelphia: Elsevier inc; 2006.

29. Zhu, Chunhong and Masayuki Takatere. Change of temperature of cotton and Polyester

Fabrics in wetting and drying Process. Journal of Fiber Bioengineering & Informatics.

2012; 5(4): 433-446.

30. Smith JawT. [Online]. [cited 2013 Juni 7. Available from: United States Department of

Agriculture.

31. Macomber, marisela. Simple Skincare English: Publishing; 2013.

Page 76: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

60

Lampiran 1

a. Analisis Hubungan Antara Lama Penggunaan Jilbab dengan Kejadian

Ketombe

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

.000a 1 1.000

Continuity Correction

b

.000 1 1.000

Likelihood Ratio

.000 1 1.000

Fisher's Exact Test

1.000 .578

Linear-by-Linear Association

.000 1 1.000

N of Valid Cases

b

204

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper Odds Ratio for Lama penggunaan Jilbab dalam satu hari (>12 Jam / <= 12 Jam)

1.000 .461 2.170

For cohort Ketombe = Ketombe

1.000 .679 1.473

For cohort Ketombe = Tidak Ketombe

1.000 .679 1.473

N of Valid Cases 204

Page 77: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

61

a. Analisis Hubungan Warna Dominan Jilbab yang Digunakan

dengan Kejadian Ketombe

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 11.298

a 1 .001

Continuity Correction

b 10.377 1 .001

Likelihood Ratio 11.405 1 .001

Fisher's Exact Test

.001 .001

Linear-by-Linear Association

11.243 1 .001

N of Valid Cases

b 204

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper Odds Ratio for penggunaan warna jilbab (gelap / terang)

2.611 1.484 4.593

For cohort Ketombe = Ketombe 1.612 1.209 2.149

For cohort Ketombe = Tidak Ketombe .618 .461 .828

N of Valid Cases 204

Page 78: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

62

a. Analisis Hubungan antara Jumlah Lapis Jilbab dengan Kejadian Ketombe

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-

Square

11.660a 1 .001

Continuity

Correctionb

10.624 1 .001

Likelihood

Ratio

11.885 1 .001

Fisher's Exact

Test

.001 .001

Linear-by-

Linear

Association

11.603 1 .001

N of Valid

Casesb

204

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper Odds Ratio for Jumlah Lapis Jilbab (>1 lapis / 1 Lapis)

3.011 1.578 5.743

For cohort Ketombe = Ketombe 1.624 1.257 2.097

For cohort Ketombe = Tidak Ketombe .539 .359 .811

N of Valid Cases 204

Page 79: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

63

a. Analisis Hubungan Antara Warna Lapis Jilbab Dominan Responden dnegan

Kejadian Ketombe

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.095

a 1 .014

Continuity Correction

b 5.255 1 .022

Likelihood Ratio

6.202 1 .013

Fisher's Exact Test

.021 .011

Linear-by-Linear Association

6.065 1 .014

N of Valid Cases

b 204

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper Odds Ratio for Warna lapis jilbab (Gelap / Terang//tidak menggunakan)

2.465 1.188 5.112

For cohort Ketombe = Ketombe 1.476 1.124 1.938

For cohort Ketombe = Tidak Ketombe .599 .375 .956

N of Valid Cases 204

Page 80: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

64

a. Analisis Hubungan Antara Menggunakan Ciput dengan Kejaidan Ketombe

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-

Square 4.648

a 1 .031

Continuity

Correctionb

4.049 1 .044

Likelihood Ratio 4.670 1 .031

Fisher's Exact

Test

.044 .022

Linear-by-

Linear

Association

4.625 1 .032

N of Valid

Casesb

204

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

penggunaanwarncaciput

(Menggunakan ciput /

Tidak Menggunakan

ciput)

1.869 1.056 3.310

Odds Ratio for

penggunaanwarncaciput

(Menggunakan ciput /

Tidak Menggunakan

ciput)

1.869 1.056 3.310

For cohort Ketombe =

Ketombe 1.382 1.015 1.883

For cohort Ketombe =

Tidak Ketombe .740 .565 .968

N of Valid Cases 204

Page 81: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

65

a. Analisis Hubungan Antara Warna Ciput Dominan yang digunakan dengan

Ketombe

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-

Square 5.051

a 1 .025

Continuity

Correctionb

4.439 1 .035

Likelihood Ratio 5.072 1 .024

Fisher's Exact

Test

.035 .017

Linear-by-

Linear

Association

5.026 1 .025

N of Valid

Casesb

204

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Warna

ciput fix (Ciput gelap /

ciput terang atau tidak

menggunakan ciput)

1.890 1.082 3.302

For cohort Ketombe =

Ketombe 1.369 1.040 1.803

For cohort Ketombe =

Tidak Ketombe .724 .542 .967

N of Valid Cases 204

Page 82: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

66

Lampiran 2

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Avissa Mada Vashti

Tempat Tanggal Lahir : Bekasi , 06 November 1992

Alamat : Perumahan Griya Alam Sentosa Blok A8-3 Cileungsi-

Bogor

Email : [email protected]

No.Telpon : 081298510318

Riwayat Penidikan

Tk Aisyah (1997-1999)

Fajar Hidayah(1999-2005)

SMP N 49 Jakarta Timur(2005-2008)

SMA N 14 Jakarta Timur(2008-2011)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Timur(2011-

sekarang)

Page 83: FAKTOR RISIKO PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP KEJADIAN … · LATAR BELAKANG Penggunaan jilbab berkaitan dengan kelembaban kulit kepala. Kelembaban merupakan salah satu penyebab terjadinya

67