faktor resiko furunkulosis
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
1/24
Faktor Resiko Furunkulosis
Oleh :
Franciscus Sanjaya (0970121033)
Pembimbing :
dr. I Made Sudarjana Sp.
!"#"M R"$%" &'%"S "$I&R""$ #I$I
"!" *"%I"$ I#M' $+"I& '#I& !"$ #"MI$
R'M", S"I& 'M'M !"R", S"$-I"$I
%I"$+"R
201/
1
LAPORAN
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
2/24
*"* I
$!",'#'"$
Furunkel merupakan salah satu bentuk dari pioderma yang sering dijumpai, dan
penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial-ekonomi. Secara
umum penyebab furunkel adalah kuman gram positif, yaitu Stafilokokus dan
Streptokokus.1,
Furunkel dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, predileksi terbesar penyakit
ini pada daerah berambut yang sering bergesekan !ajah, leher, ketiak, pantat atau
paha. Setiap orang memiliki potensi terkena penyakit ini, namun beberapa orang
dengan penyakit diabetes, sistem imun yang lemah, jera!at atau problem kulit
lainnya memiliki resiko lebih tinggi. "ambaran klinis penyakit ini adalah
timbulnya nodul kemerahan berisi pus, panas dan nyeri. #iagnosis furunkel dapat
ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang dikonfirmasi dengan pe!arnaan
gram dan kultur bakteri.$
Furunkel dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius. %asuknya
Staphylococcus aureus ke dalam aliran darah menimbulkan bakteremia. Pada
tahap akhir, mengakibatkan sepsis yang dapat menjadi osteomielitis, akut
endokarditis, dan abses otak. %anipulasi pada lesi akan mempermudah
menyebarnya infeksi melalui aliran darah. &etapi, komplikasi tersebut jarang
terjadi.$
Penatalaksanaan furunkel meliputi pengobatan topikal, sistemik, dan
pengobatan penyakit yang mendasari. 'mumnya penderita sembuh dengan terapi
adekuat tersebut, namun ada beberapa penderita yang mengalami rekurensi yang
membutuhkan e(aluasi dan penanganan lebih lanjut.$
2
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
3/24
*"* II
&I$-"'"$ 'S&""
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan subkutan
sekitarnya. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. )ika lebih dari
satu tempat disebut furunkulosis. Furunkulosis dapat disebabkan oleh berbagai
faktor antara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuh
yang kurang. *nfeksi dimulai dengan adanya peradangan pada folikel rambut di
kulit +folikulitis, kemudian menyebar kejaringan sekitarnya.
1,$
arbunkel adalah
satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh Staphylococcus
aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan
diba!ahnya termasuk lemak ba!ah kulit.
"ambar 1. Furunkel. /
pideioloi
Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. 0elum terdapat data spesifik
yang menunjukkan pre(alensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi pada anak-
anak, remaja sampai de!asa muda.
3
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
4/24
"ambar . Furunkulosis.
"ambar $. arbunkel $
tioloi
Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi, tekanan,
gesekan, hiperhidrosis, dermatitis, dermatofitosis, dan beberapa faktor yang lain,
sehingga kerusakan dari kulit tersebut dipakai sebagai jalan masuknya
Staphylococcus aureus maupun bakteri penyebab lainnya. Penularannya dapat
melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita. Furunkulosis dapat menjadi
kelainan sistemik karena faktor predisposisi antara lain, alcohol, malnutrisi,
4
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
5/24
diskrasia darah, iatrogenic atau keadaan imunosupresi termasuk 2*#S dan
diabetes mellitus.$
atoenesis
ulit memiliki flora normal, salah satunya S.aureusyang merupakan flora residen
pada permukaan kulit dan kadang-kadang pada tenggorokan dan saluran hidung.
Predileksi terbesar penyakit ini pada !ajah, leher, ketiak, pantat atau paha. 0akteri
tersebut masuk melalui luka, goresan, robekan dan iritasi pada kulit. Selanjutnya,
bakteri tersebut berkolonisasi di jaringan kulit. 3espon primer host terhadap
infeksi S.aureus adalah pengerahan sel P%4 ke tempat masuk kuman tersebut
untuk mela!an infeksi yang terjadi. Sel P%4 ini ditarik ke tempat infeksi oleh
komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokin &4F
+tumor necrosis factor dan interleukin +*5 1 dan yang dikeluarkan oleh sel
endotel dan makrofag yang terakti(asi. 6al tersebut menimbulkan inflamasi dan
pada akhirnya membentuk pus yang terdiri dari sel darah putih, bakteri dan sel
kulit yang mati.$
#idapatkan keluhan utama dan keluhan tambahan pada perjalanan dari
penyakit furunkel. 5esi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam !aktu singkat
membesar kemudian membentuk nodula eritematosa berbentuk kerucut.
emudian pada tempat rambut keluar tampak bintik-bintik putih sebagai mata
bisul. 4odus tadi akan melunak +supurasi menjadi abses yang akan memecah
melalui lokus minoris resistensi yaitu di muara folikel, sehingga rambut menjadi
rontok atau terlepas. )aringan nekrotik keluar sebagai pus dan terbentuk fistel.
arena adanya mikrolesi baik karena garukan atau gesekan baju, maka kuman
masuk ke dalam kulit. 0eberapa faktor eksogen yang mempengaruhi timbulnya
5
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
6/24
furunkel yaitu, musim panas +karena produksi keringat berlebih, kebersihan dan
hygiene yang kurang, lingkungan yang kurang bersih. Sedangkan faktor endogen
yang mempengaruhi timbulnya furunkel yaitu, diabetes, obesitas, hiperhidrosis,
anemia, dan stres emosional.
"ambar . lasifikasi dari infeksi bakterial pada folikel rambut
%ejala linis
%ula-mula nodul kecil yang mengalami keradangan pada folikel rambut,
kemudian menjadi pustule dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus
keluar dengan meninggalkan sikatriks. 2!al juga dapat berupa macula eritematosa
lentikular setempat, kemudian menjadi nodula lentikular setempat, kemudian
menjadi nodula lentikuler-numular berbentuk kerucut.
4yeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya di
hidung dan lubang telinga luar. 0isa timbul gejala kostitusional yang sedang,
seperti panas badan, malaise, mual. Furunkel dapat timbul di banyak tempat dan
dapat sering kambuh. Predileksi dari furunkel yaitu pada muka, leher, lengan,
pergelangan tangan, jari-jari tangan, pantat, dan daerah anogenital.7
6
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
7/24
"ambar /. Furunkel pada belakang telinga.
!ianosa
#iagnosa dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan klinis,
pemeriksaan bakteriologi dari sekret.
a. 2namnesa
Penderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. 'kuran nodul
tersebut meningkat dalam beberapa hari. 0eberapa pasien mengeluh demam dan
malaise.
b. Pemeriksaan Fisik
&erdapat nodul ber!arna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi
setelah kira-kira /-7 hari dan pus dikeluarkan melalui saluran keluar tunggal
+single follicular orifices. Furunkel yang pecah dan kering kemudian membentuk
lubang yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah dan sembuh perlahan
dengan granulasi.8
c. Pemeriksaan Penunjang
Furunkel biasanya menunjukkan leukositosis. Pemeriksaan histologis dari
furunkel menunjukkan proses inflamasi dengan P%4 yang banyak di dermis dan
7
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
8/24
lemak subkutan. #iagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang
dikonfirmasi dengan pe!arnaan gram dan kultur bakteri. Pe!arnaan gram
S.aureus akan menunjukkan sekelompok kokus ber!arna ungu +gram positif
bergerombol seperti anggur, dan tidak bergerak. ultur pada medium agar %S2
+Manitot Salt Agar selektif untuk S.aureus. 0akteri ini dapat memfermentasikan
manitol sehingga terjadi perubahan medium agar dari !arna merah menjadi
kuning. ulturS. aureuspada agar darah menghasilkan koloni bakteri yang lebar
+-8 mm, permukaan halus, sedikit cembung, dan !arna kuning keemasan. 'ji
sensiti(itas antibiotik diperlukan untuk penggunaan antibiotik secara tepat.$
"ambar . "ambaran %ikroskopik S.aureusdengan Pengecatan "ram.
8
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
9/24
"ambar 7. 6asil ultur S. aureusdalam %edium %S2.
"ambar 8. 6asil ultur S.aureusdalam %edium 2gar #arah
!ianosa *andin
9
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
10/24
a. 6idradenitis Suppurati(a
6idradenitis suppurati(a +apokrinitis sering membuat salah diagnosis
furunkel. 0erbeda dengan furunkel, penyakit ini ditandai oleh abses steril dan
sering berulang. Selain itu, daerah predileksinya berbeda dengan furunkel yaitu
pada aksila, lipat paha, pantat atau diba!ah payudara. 2danya jaringan parut yang
lama, adanya saluran sinus serta kultur bakteri yang negatif memastikan diagnosis
penyakit ini dan juga membedakannya dengan furunkel.
b. Folikulitis
Folikulitis merupakan peradangan pada folikel rambut yang disebabkan
oleh infeksi Staphylococcus aureu. 2danya bercak kehitaman di tengah lesi
membedakannnya dengan furunkel.
enatalaksanaan
Pada furunkel di bibir atas, pipi dan karbunkel pada orang tua sebaiknya
dira!at inapkan. Pengobatan topikal, bila lesi masih basah atau kotor dikompres
dengan solusio sodium chloride 9,;. 0ila lesi telah bersih, diberi salep natrium
fusidat atau framycetine sulfat kassa steril. ,
2ntibiotik sistemik mempercepat resolusi penyembuhan dan !ajib
diberikan pada seseorang yang beresiko mengalami bakteremia. 2ntibiotik
diberikan selama tujuh sampai sepuluh hari. 5ebih baiknya, antibiotik diberikan
sesuai dengan hasil kultur bakteri terhadap sensiti(itas antibiotik. $
10
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
11/24
&indakan insisi dapat dilakukan apabila telah terjadi supurasi. 6igiene
kulit harus ditingkatkan. )ika masih berupa infiltrat, pengobatan topikal dapat
diberikan salep antibotik. 2danya penyakit yang mendasari seperti diabetes
mellitus, harus dilakukan pengobatan yang tepat dan adekuat untuk mencegah
terjadinya rekurensi.,
&abel . %anajemen furunkulosis atau karbunkel rekuren< =(aluasi penyebab yang mendasari dengan teliti
- Proses sistemik
- Faktor-faktor predisposisi yang terlokalisasi spesifik: paparan >at industri +>at
kimia, minyak.
- 6igiene yang buruk.
- Sumber kontak Staphylococcus: infeksi piogenik dalam keluarga, olahraga
kontak seperti gulat, autoinokulasi.
- Stahphylococcus aureus dari hidung : disini tempat dimana penyebaran
organisme ke tempat tubuh yang lain.terjadi. Frekuensi dari ba!aan nasal
ber(ariasi : 19;-1/; pada balita 1 tahun, $8; pada mahasis!a, /9; pada
dokter 3S dan sis!a militer.
11
Diambil dari Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7thEdition. 2008
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
12/24
< Pera!atan kulit secara umum: tujuannya adalah mengurangi jumlah S.aureus
pada kulit. Pera!atan kulit pada kedua tangan dan tubuh dengan air dan sabun
adalah penting. Sabun antimikrobial yang mengandung pro(idone iodine atau
ben>oyl pero?ide atau klorheksidin ; dapat digunakan untuk mengurangi
kolonisasi stafilokokus pada kulit.. 6anduk yang terpisah harus digunakan dan
secara hati-hari dicuci dengan air panas sebelum digunakan.
< )enis Pakaian : pakaian yang menyerap keringat, ringan dan longgar harus
digunakan sesering mungkin. Sejumlah besar stafilokokus sering berada pada
seprai dan pakaian dalam pasien dengan furunkulosis atau karbunkel dan dapat
menyebabkan reinfeksi pada pasien dan infeksi pada anggota keluarganya.
Pakaian secara terpisah dicuci dalam air hangat dan diganti tiap hari.
< Pertimbangan umum: beberapa pasien tetap memiliki siklus lesi rekuren.
adang-kadang, masalah dapat diperbaiki atau dihilangkan dengan menyuruh
pasien agar tidak melakukan pekerjaan rutin regular. &erutama pada indi(idu
dengan stres emosional dan kelelahan fisik. 5iburan selama beberapa minggu,
idealnya pada iklim sejuk atau kering akan membantu dengan cara menyediakan
istirahat dan juga menyisihkan !aktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
program pera!atan kulit.
< Pertimbangkan hal yang bertujuan eliminasi S.aureus +yang @peka methicillin
maupun yang resisten methicillin dari hidung +dan kulit :
- Penggunaan salep lokal pada (estibulum nasalis mengurangi S.aureus pada
hidung dan secara sekunder mengurangi sekelompok organisme pada kulit,
sebuah proses yang menyebabkan furunkulosis rekuren. Pemakaian secara
intranasal dari salep mupirocin calcium ; dalam baseparaffin yang putih dan
12
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
13/24
lembut selama / hari dapat mengeliminasi S.aureuspada hidung sekitar 79;
pada indi(idu yang sehat selama $ bulan. 3esistensi stafilokokus terhadap
mupirocin hanya didapatkan pada 1 dari 17 pasien. Profilaksis dengan salep
asam fusidat yang dioleskan pada hidung dua kali sehari setiap minggu keempat
pada pasien dan anggota keluarganya yang merupakan karier strain infeksius
S.aureuspada hidung +bersamaan dengan pemberian antibiotik anti-stafilokokus
peroral selama 19-1 hari pada pasien telah terbukti dengan beberapa
keberhasilan.
- 2ntibiotik oral +misalnya rifampin 99 mg PO tiap hari selama 19 hari efektif
dalam mengeradikasi S.aureusuntuk kebanyakan nasal carrierselama periode
lebih dari 1 minggu. Penggunaan rifampin dalam jangka !aktu tertentu untuk
mengeradikasi S.aureus pada hidung dan menghentikan siklus berkelanjutan
dari furunkulosis rekuren adalah beralasan pada pasien yang dengan pengobatan
lain gagal. 4amun, strain yang resisten rifampin dapat muncul dengan cepat
pada terapi seperti itu. Penambahan obat kedua +diklo?acillin bagi S.aureus
yang peka methicillinA trimethoprim-sulfameta?ole, siprofloksasin, atau
minoksiklin bagi S.aureus yang resisten methicillin telah digunakan untuk
mengurangi resistensi rifampin dan untuk mengobati furunkulosis rekuren.
13
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
14/24
*"* III
#"R"$ "S'S
3.1. Identitas asien
4ama : adek 2ndika Putra
'mur : 7 tahun
)eniselamin : 5aki - laki
2lamat : #ajan 3urung 0atubulan
Pekerjaan : Pelajar
Suku : 0ali
0angsa : *ndonesia
2gama : 6induStatus perka!inan : 0elum menikah
&anggal pemeriksaan : 11 4o(ember 91
4o 3% : 19
4o 6P : 981$$/8
3.2. "nanesis
eluan utaa
%uncul benjolan pada !ajah
erjalanan penyakitPasien datang dengan keluhan muncul benjolan pada !ajah. eluhan
dirasakan sejak 7 hari sebelum pemeriksaan. eluhan a!alnya dirasakan sebagai
kulit yang kemerahan, lalu timbul benjolan sebanyak satu buah pada kelopak mata
atas kanan, setelah itu benjolan bertambah banyak. 0enjolan berukuran kecil dan
berisi cairan kekuningan didalamnya, dan apabila ditekan akan keluar cairan
seperti nanah dan darah. Pasien hanya diolesi minyak tradisional untuk
meringankan keluhan, namun tidak membaik.
eluhan disertai rasa nyeri yang timbul bersamaan muncul dengan
timbulnya benjolan. 4yeri dirasakan seperti ditusuk tusuk. eluhan diperberat
saat ditekan. 3asa gatal disangkal oleh pasien.
Ri4ayat peno5atan
Pasien sudah pernah berobat ke Puskesmas, diberikan terapi salep dan tablet
+ pasien tidak ingat nama obatnya namun keluhan malah bertambah banyak.
Ri4ayat penyakit daulu
14
Diambil dari Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7thEdition. 2008
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
15/24
Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan muncul benjolan pada !ajah
sebelumnya. Pasien sering menderita sakit batuk, pilek disertai panas dan hanya
diterapi ke Puskesmas.
Ri4ayat penyakit kronis
3i!ayat penyakit kronis disangkal oleh orang tua pasien.
Ri4ayat penyakit dala keluara
eluhan muncul benjolan yang sama dengan pasien dikeluarga disangkal oleh
orang tua pasien.
Ri4ayat Sosial
Pola %andi
Pasien merupakan sis!a di sebuah Sekolah #asar dengan polamandi yang kurang yaitu hanya sekali setiap harinya, itupun
apabila ibu pasien memandikannya. Pada pagi hari sebelum
berangkat sekolah, pasien tidak pernah mandi karena orang tuanya
sudah berangkat kerja pagi - pagi sebelum pasien bangun.
Pola %akan
Pasien hanya diberi makan oleh neneknya yang kurang mengetahui
tentang gi>i yang lengkap dan seimbang. 0iasanya pasien hanya
diberi makan nasi dan krupuk saja, agar pasien mau makan. Pola bermain
Pasien sehari hari sering bermain di tanah dan tidak pernah
mencuci tangan sebelum maupun setelah bermain.
Orang &ua
Orang tua pasien merupakan buruh bangunan yang sehari hari
sudah bekerja sejak pukul 9/.99. Orang tua tidak sempat
memperhatikan makan maupun kebersihan pasien.
3.3. eeriksaan Fisik
Status present : dalam batas normal
Status general : dalam batas normal
Status dermatologi :
=floresensi : 4odul diatas kulit eritema, multiple berukuran lentikuler,
berbentuk kerucut, soliter beberapa tampak konfluens
dengan dinding tegang berisi cairan purulent dengan kulit
15
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
16/24
meradang sekitarnya, regional pada regio frontalis, nasalis
dan bilateral palpebra superior et inferior.
3./. !ianosa *andin1. Furunkulosis
. Folikulitis
$. 6idradenitis supuratif
3.6. Resue
Pasien laki - laki berusia tujuh tahun datang dengan keluhan muncul benjolan
seperti bisul pada dahi sejak tujuh hari sebelum pemeriksaan. 2!alnya timbul satu
bintik kecil ber!arna kemerahan lalu kemudian timbul benjolan seperti bisul
tersebut. 0isul dirasakan nyeri apabila ditekan. Pasien telah mendapatkanpengobatan dari Puskesmas berupa salep dan tablet. Pasien tidak memiliki ri!ayat
alergi maupun ri!ayat penyakit atopi. Pasien kurang menjaga higienitas diri
sendiri dan kurang memperhatikan kebutuhan gi>i.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status present dalam batas normal,
status general dalam batas normal. Pada status dermatologi didapatkan nodul
diatas kulit eritema, multiple berukuran lentikuler, berbentuk kerucut, diskreet
beberapa tampak konfluens dengan dinding tegang berisi cairan purulent dengan
kulit meradang sekitarnya regional pada regio frontalis, nasalis dan bilateral
palpebra superior et inferior.
3. !ianosis erja
Furunkulosis
3.7 enatalaksanaan
%edikamentosa
B "entamycin >alf dioleskan tiap 1 jam pada lesiB =rythromycin tablet 1/ mg setiap 8 jam
4on %edikamentosa
6indari menggaruk didaerah lesi
6igienitas dijaga dengan cara mandi minimal kali sehari dengan
menggunakan sabun mandi
4utrisi di tingkatkan dengan pemberian gi>i yang cukup dan seimbang.
ontrol apabila keluhan tidak membaik
16
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
17/24
3.8. ronosis
Prognosis baik bila terapi dilakukan secara adekuat dan mengatasi serta
mengeliminasi faktor predisposisi
17
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
18/24
*"* I
M*","S"$
Furunkel adalah radang folikel rambut dan sekitarnya, jika muncul lebih dari satu
buah disebut furunkulosis dengan kriteria diagnosis pasien dengan keluhan timbul
benjolan seperti bisul dan dirasakan nyeri. Pada kasus ini pasien datang dengan
keluhan timbul benjolan seperti bisul dan disertai rasa nyeri.
Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan daerah lesi biasanya mengenai
daerah berambut yang sering bergesekan seperti !ajah, leher, aksila dan pantat.
=ffloresensi yang akan ditemukan adalah nodus eritematosa berbentuk kerucut
dengan ditengahnya terdapat pustule. kemudian melunak menjadi abses. Pada
pasien 4odul diatas kulit eritema, multiple berukuran lentikuler, berbentuk
kerucut soliter beberapa tampak konfluens dengan dinding tegang berisi cairan
purulent dengan kulit meradang sekitarnya regional pada regio frontalis, nasalis
dan bilateral palpebra superior et inferior.
Furunkel merupakan penyakit yang sangat dekat kaitannya dengan sosio
ekonomi. Selain itu juga sering diderita oleh penderita diabetes,
immunocompromised, higienitas dan nutrisi yang kurang. Pada pasien didapatkan
berat badan dua puluh kilogram dan tinggi badan seratus dua puluh lima
sentimeter dengan perhitungan Body Mass Index +0%* 1.8. #engan postur
seperti itu, pasien dapat dikatakan mengalami gi>i kurang. 0erdasarkan kur(a
Center for isease Control and !re"ention + C#C yang dikeluarkan tahun 919
didapatkan bah!a berat badan dan 0%* diba!ah persentil /9, dimana artinya
pasien kurang gi>i. 'ntuk kur(a 1, seharusnya berat pasien berusia 7 tahun adalah
/ ilogram, sedangkan pasien hanya memiliki berat / kilogram. Sedangkan
untuk 0%* + kur(a , 0%* seusia 7 tahun biasanya didapatkan pada kisaran 1/,
gD%, namun pada pasien hanya didapatkan 0%* sebesar 1, 8 gD% .
#alam hal higienitas, pasien kurang diperhatikan mengenai higienitasnya.
Pasien merupakan sis!a S# dengan higienitas dan pola makan yang buruk. 6al
ini disebabkan oleh karena kurangnya perhatian dari kedua orang tua yang sibuk
bekerja. 6al ini perlu diberikan nasehat sehinga pasien bisa cepat sembuh dan
kejadian furunkel tidak rekurens.
18
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
19/24
Pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakuan adalah pemeriksaan darah
untuk mencari leukositosis. Selain itu dapat dilakukan pula dengan pemeriksaan
histologis yaitu dengan pe!arnaan gram dan kultur bakteri. Selain untuk
keperluan diagnosis yang tepat, juga nantinya akan dipergunakan dalam terapi
pasien. 2pabila sudah ditemukan bakteri pada kultur, klinisi dapat menentukan
antibiotik yang selektif untuk kuman tersebut. Selain itu juga dapat mengurangi
resiko muncul kuman yang resistan terhadap antibiotika jenis tertentu. Pada
pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang dan hanya diberikan terapi
antibiotika berdasarkan pengalaman empiris.
Penatalaksanaan umum dari furunkel, jika sedikit cukup dengan
antibiotika topikal. )ika banyak digabung dengan antibiotika sistemik. )ika
berulang harus dicari faktor resiko lain. Pada pasien diberikan kombinasi
antibiotika topikal 2ntibiotika sistemik. #osis =rithromycin adalah $9 - /9
mg.g00 D hari tiap jam. 0erdasarkan Fit>patrickEs #ermatology in "eneral
medicine. 2ntibiotika lini pertama pengobatan furunkel adalah mupirocyn untuk
topical an diclo?acin untuk sistemik. 5ini kedua apabila pasien alergi penisilin
adalah 2>ithromycin, Clindamycin dan =rithromycin. Pada pasien diberikan
"entamisin Cream dan =rithromycin dengan dosis 1/ mg tiap 8 jam. Pasien
dengan berat 9 kilogram seharusnya masih bisa diberikan =rithromycin dengan
dosis sampai 1/9 mg D kali pemberian tiap jam.
ang paling penting dalam penatalaksanaan furunkel adalah *= pasien.
Pasien perlu menjaga higienitas diri dengan cara mandi minimal dua kali sehari
dengan menggunakan sabun mandi. Pola makan juga harus diperhatikan yaitu
dengan memberikan gi>i yang lengkap dan seimbang atau yang terdapat dalamempat sehat lima sempurna. Orang tua pasien juga harus meluangkan !aktu demi
kesehatan anaknya, karena apabila mencari uang tanpa memperhatikan anak.
%aka biaya yang akan muncul untuk pengobatan akan lebih banyak dari pada
pemasukan.
19
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
20/24
20
Kurva 1. usia 2 - 20 tahun ( Laki - laki )Tinggi dan !rat "!nurut u"ur
.
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
21/24
*"*
SIM'#"$
21
.
Kurva 1. usia 2 - 20 tahun ( Laki - laki )
#$% "!nurut u"ur
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
22/24
&elah dilaporkan satu kasus furunkulosis pada laki - laki berusia 7 tahun yang
diduga terjadi karena pasien mengalami gi>i kurang. Furunkulosis mengenai
daerah !ajah. Pasien menjalani terapi ra!at jalan dan diberikan antibiotika topikal
dan sistemik, selain itu juga diberikan *= agar penyakitnya segera sembuh dan
tidak rekurens.
!"F&"R 'S&""
22
-
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
23/24
1. #juanda 2. Pioderma. *n: *lmu Penyakit ulit dan elamin. =disi kelima.
)akarta: Fakultas edokteran 'ni(ersitas *ndonesia. 919. hal 9.
. 2bdullah, 0enny. Furunkulosis. *n: #ermatologi Pengetahuan #asar dan asus
di 3umah Sakit. S%F *lmu Penyakit ulit dan elamin 3S' 6aji.Surabaya.
99. hal 11$-11/.
$. &imothy ". Bacterial Infection. *n: Fit>patrickGs #ermatology in "eneral
%edicine. 7th=dition. 'nited States of 2merica: &he %c"ra!-6ill Companies.
998. pp 18-179.
. Suyoso Sunarso, dkk. Furunkel. *n: Pedoman #iagnosis dan &erapi *lmu
Penyakit ulit dan elamin. =disi ke-$. Surabaya: Fakultas edokteran 'nair.
99/. 6al -$.
/. Sterry, Holfram et al. Bacterial esease. *n: &hieme Clinical Companions
#ermatology. /thedition. 4e! ork: "eorg &hieme Ieriag. 99. pp 7$-7/.
. http:DD!!!.dermis.netDdermisrootDenD8$Dimage.htmdiakses pada tanggal 1
%ei 91.
7. %urtiastutik #!i +editor, dkk. 2tlas Penyakit ulit dan elamin. =disi ke-
Cetakan kedua. Surabaya: #epDS%F ulit dan elamin F '42*3D3S'#
dr.Soetomo. 919. 6al $9-$.
#"MIR"$
23
http://www.dermis.net/dermisroot/en/26832/image.htmhttp://www.dermis.net/dermisroot/en/26832/image.htm -
7/23/2019 Faktor Resiko Furunkulosis
24/24
%a5ar 1 linis pasien