faktor-faktor yangmempengaruhi presasinbelajar pada siswa · pdf file ·...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PRESASINBELAJAR PADA
SISWA KELAS II SMU NEGERI SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2004 –2005
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Akutansi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Erlin Kartini
NIM. 330141169
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN EKONOMI
2006
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 November 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Sri Kustini Dra. Titik Ismiyatun, M.SiNIP. 130795082 NIP. 130815347
Mengetahui :
Ketua Jurusan Ekonomi
Drs. Kusmuriyanto, M.Si NIP. 131404309
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 November 2005
Penguji Skripsi
Dr. Kardoyo, M.Pd NIP. 131570073
Anggota I Anggota II
Dra. Sri Kustini Dra. Titik Ismiyatun, M.Si NIP. 130795082 NIP. 130815347
An. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Pembantu Dekan I Bidang Akademik
Drs. Masrukhi, M.Pd NIP. 131764049
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri bukan jiplakan dan karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 2005
Erlin Kartini NIM. 3301401169
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Ketentraman dan kedamaian terutama dalam kehidupan manusia adalah beribadah
dan suka beramal”
“Kegagalan utama dalam kehidupan manusia adalah KESOMBONGAN”
“Banyak sekali kebenaran baru kita temukan ketika kita mengubah cara pandang
kita”
“Keyakinan yang kuat membuat segala sesuatunya menjadi mungkin. (MOFICA)”
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. (Q.S AL BAQARAH : 216)
Persembahan :
1. Ayah dan ibu atas do’a, kasih sayang, dan
bimbingannya selama ini.
2. Kakakku Niken dan kedua adikku (Galih dan Putra)
yang kusayangi.
3. Mas Manto yang selalu sabar dan setia menemaniku.
4. Sahabatku Novi, Awalu, Heri, Nanik, Heni, mas
Rondhi, dan Sri yang telah membantuku.
5. Teman-teman Pendidikan Akuntansi B angkatan
2001 yang telah membentuku.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, bahwa dengan ridlo-Nya skripsi yang
berjudul “ Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas 11
SMU Negeri 8 Sernarang Tahun Pelajaran 2004 – 2005 ” telah selesai. Skripsi ini
merupakan sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada
Universitas Negeri Sernarang.
Dorongan, gagasan, masukan dan bimbingan dan Ibu Dra. Sri Kustini
selaku Pembimbing I dan Ibu Dra. Titik Ismiyatun M.Si selaku Pembimbing II,
sangat membantu dalam penulisan skripsi mi. Ucapan terima kasih yang sebesar -
besarnya atas ketulusan dan bantuannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada:
1. Dr. H. A.T. Soegito, S.H., M.M., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin untuk penelitian.
2. Drs. Sunardi. M.M., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan mengikuti program S1.
3. Drs. Kusmuriyanto, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi yang telah memberikan
fasilitas dan pelayanan selama masa studi.
4. Dr. Kardoyo, M.Pd, Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan saran,
pengarahan, dan petunjuk dalarn penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Totok Widiyanto, Kepala SMU Negeri 8 Semarang yang telah memberikan
ijin dalam melakukan penelitian.
vi
6. Siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang yang telah meluangkan waktu dan
bersedia mengisi angket.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu
dalam penyelesaian skripsi mi.
Semoga segala kebaikan yang diperbuat mandapatkan balasan dan Allah
S.W.T. Kritik dan saran dan semua pihak diterima dengan senang hati. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semarang, Januari 2006
Penulis
vii
SARI
Erlin Kartini. 2005. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Negeri 8 Semarang Tahun Pelajaran 2004-2005”. Jurusan Ekonomi Fakultas Timu Sosial Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci : Faktor Intern, Ekstern, Prestasi Belajar.
Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran sumber daya manusia yang berkualitas dan merupakan ukuran keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik intern maupun ekstern. Sebagian faktor intern yang sangat dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah bakat, minat dan motivasi. Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dengan banyaknya siswa yang terbagi dalam beberapa kelas, tentunya terdapat pula perbedaan karakteristik siswa dalam berbagai hal terutama prestasi belajar. Untuk itu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menarik untuk diteliti. Adapun penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Negeri 8 Semarang Tahun Pelajaran 2004 - 2005”
Permasalahan yang dikaji adalah Bagaimanakab gambaran faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004-2005? Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004 - 2005 ? Seberapa besar pengaruh tersebut terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004-2005? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor intern dan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004 - 2005, Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004 - 2005, Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar pada siswa kelas H SMIJ Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004- 2005.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun
pelajaran 2004 - 2005. Sistem pengambilan sampel dengan cara sample random sampling. Adapun cara pengambilan sampel dengan undian sehingga didapat 105 siswa yang dijadikan sampel penelitian. Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian mi yaitu faktor intern, faktor ekstern dan prestasi belajar siswa. Data diambil melalui teknik dokumentasi dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan regresi linier ganda.
viii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor intern termasuk kategori tinggi (63,0%) dan faktor ekstern termasuk kategori tinggi (83,0%). Berdasarkan hash analisis regresi ganda diperoleh persamaan regresi Y = 0,033 X1+ 0,0287 X2 + 3,5499. Uji keberartian persamaan regresi dengan menggunakan uji F, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 82,085 dan probabilitas 0,000. Karena probabilitas kurang dan 5% menunjukkan bahwa secara simultan faktor intern dan ekstren berpengaruh terhadap partisipasi anggotanya sebesar 60,9%. Hash uji secara parsial diperoleh untuk koefisien korelasi faktor in sebesar 0,441 dan faktor ekstern sebesar 0,363 dengan probabilitas 0,000. Dengan demikian secara parsial faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 19,45% untuk faktor intern dan 13,18% untuk faktor ekstern.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor intern dan faktor ekstern
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa secara parsial dan simultan. OIeh karena itu peneliti menyarankan bagi siswa, dalam belajar diharapkan motivasi dan diri sendiri yang dorninan dibandingkan yang lain. Untuk meningkatkan bakat siswa, hendaknya siswa banyak berlatih, membaca dan mempelajari kembali pelajaran yang telah diajarkan. Untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar, guru dapat rnenerapkan berbagai metode pembelajaran, menjaga hubungan yang baik dengan siswa dengan didukung fasilitas laboratoriurn yang lengkap dan pihak sekolah. Bagi keluarga hendaknya memperhatikan aktivitas belajar mereka, serta menciptakan suasana rumah yang kondusif untuk belajar. Bagi masyarakat hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan benlatih serta menerapkan pelajaran dalarn setiap kegiatan kemasyarakatan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAIIAN ..................................................................... v
PRAKATA .......................................................................................................... vi
SARI ....................................................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN I ................................................................................ 1
1. 1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1. 2. Identifikasi dan Perurnusan Masalah................................................ 9
1. 3. Penegasan Istilah ............................................................................. 9
1. 4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
1. 5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11
1. 6. Sistematika Penulisan ...................................................................... 12
x
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 14
2. 1. Belajar ........................................................................................... 14
2.1.1. Pengertian Belajar ........................................................... 14
2.1.2. Ciri ciri Belajar ............................................................... 15
2.1.3. Prinsip-prinsip belajar ..................................................... 16
2.1.4. Teori Belajar ................................................................... 19
2.1.5. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ....... 20
2.1.6. Prestasi Belajar ............................................................... 21
2.2. Mengajar ........................................................................................ 58
2.3. Kerangka Berpikir ......................................................................... 60
2.4. Hipotesis ........................................................................................ 70
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 71
3. 1. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 71
3. 1. 1. Populasi Penelitian .......................................................... 71
3. 1.2. Sampel Penelitian ............................................................. 71
3. 2. Variabel penelitian ...................................................................... 72
3. 3. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 74
3. 3. 1. Metode Angket atau Kuesioner ....................................... 74
3. 3. 2. Metode Dokumentasi ...................................................... 75
3. 4. Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 75
3.4. 1. Validitas ............................................................................ 75
3. 4. 2. Reliabilitas ....................................................................... 77
xi
3. 5. Metode Analisis Data ................................................................... 79
3.5. 1.Uji Normalitas Data ........................................................... 79
3. 5. 2. Metode Analisis Deskriptif Presentase ............................ 80
3. 5. 3. Metode Analisis Regresi Berganda .................................. 84
3. 5. 4. Pengujian Hipotesis .......................................................... 85
3. 5. 4. 1. Uji Simultan(F) ................................................ 85
3. 5. 4. 2. Uji Parsial (t) .................................................... 85
3. 5. 5. Uji Ekonometrika ............................................................. 86
3.5. 5. 1. Uji Multikolinieritas .......................................... 86
3. 5. 5. 2. Uji Heterokedastisitas ...................................... 87
3. 5. 5. 3. Uji Otokorelasi ................................................. 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 91
4. 1. Hasil Penelitian ............................................................................. 91
4. 1. 1. Analisis Deskriptif Persentase ......................................... 91
4. 1. 2. Analisis Data .................................................................... 94
4. 2. Pembahasan .................................................................................. 98
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 101
5. 1. Simpulan ....................................................................................... 101
5. 2. Saran ............................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 72
2. Rentangan Dan Kelas Interval Faktor Intern ................................................. 82
3. Rentangan Dan Kelas Interval Faktor Ekstem ............................................... 83
4. Tabel Otokorelasi ........................................................................................... 90
5. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Masing-Masing Indikator Faktor
Intern .............................................................................................................. 92
6. Hasil Analisis DeskriptifPersentase Faktor Intern ......................................... 92
7. Hasil Analisis DeskriptifPersentase Masing-Masing Indikator 93
Faktor Ekstem ................................................................................................ 93
8. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Faktor Ekstern ..................................... 93
9. Hasil Uji F Anova .......................................................................................... 96
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir ............................................................................ 59
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penelitian
2. Data Hasil Uji Coba Angket Penelitian
3. Perhitungan Validitas Angket Penelitian
4. Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian
5. Data Hasil Penskoran Angket Penelitian
6. Analisis DeskriptifPersentase Faktor Intern dan Ektern
7. Uji Normalitas Data Faktor Intern
8. Uji Normalitas Data Faktor Ekstem
9. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar
10. Uji Otokorelasi
11. Analisis Regresi Linier Berganda
12. Analisis Data Program SPSS
13. Perhitungan Koefisien Korelasi Antara Faktor intern Terhadap Prestasi
Belajar
14. Perhitungan Koefisien Korelasi Antara Faktor Ekstern Terhadap
Prestasi Belajar
15. Perhitungan Koefisien Korelasi Antara Faktor intern dan
Faktor Ekstern
16. Daftar Kritik Uji t
xv
1 7. Daftar Kritik Uji F
18. Daftar Nilai Siswa
19. Daftar Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 2004-2005
20. Sertifikat Penghargaan Siswa SMU Negeri 8 Semarang
21. Surat Ijin Penelitian
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan
dan kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan
potensipotensi yang dibawanya sejak lahir. Tanpa belajar manusia tidak
mungkin dapat memenuhi kebutuhannya. Menurut Bigge, Belajar adalah
perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan
secara genetis (Darsono 2003 :3).
Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu
sama lain, belajar mengacu pada kegiatan siswa dan mengajar mengacu pada
kegiatan guru. Belajar sebagai proses terjadi manakala ada interaksi antara guru
dengan siswa. Dalam belajar mengajar terdapat tujuh komponen utama yaitu:
tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi yang memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan dengan baik dan alat penilaian, dimana ketujuh komponen
tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Kegiatan belajar dan pembelajaran dapat berlangsung dimana-mana,
misalnya di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah dan di lingkungan
masyarakat. Belajar dan pembelajaran di sekolah bersifat formal. Semua
komponen dalam proses belajar dan pembelajaran direncanakan secara
sistematis. Komponen guru sangat berperan dalam membantu siswa untuk
2
mencapai hasil belajar yang optimal, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
berhak mengarahkan, membimbing dan membantu, mengawasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Disamping itu “setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. (UU SISD1KNAS 2003:6-8).
Setiap warga negara mempunyai hak untuk mendapatkan kesempatan yang
seluas-luasnya guna mendapatkan pendidikan, sehingga bisa mendapatkan
sejumlah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. Untuk mengetahui
keberhasilan suatu proses pendidikan atau pengajaran dapat ditunjukkan salah
satunya oleh prestasi belajar anak didik yang dicapai, sedangkan prestasi belajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dan seorang siswa,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri individu yang sedang melakukan kegiatan belajar,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dan luar diri
individu yang sedang melakukan kegiatan belajar (Suryabrata 1984:249).
Faktor internal terdiri dan kecerdasan, bakat, minat, motivasi, tingkah laku,
sikap. Sedangkan faktor eksternal terdiri dan lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
3
Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar-mengajar yang lebih
menitikberatkan pada soal motivasi dan reinforcement, pembicaraan mengenai
faktor - faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada
faktor intern. Faktor intern ini sebenarnya menyangkut faktor-faktor fisiologis
dan faktor psikologi. Tetapi relevan dengan persoalan reinforcement, maka
tinjauan mengenai faktor-faktor intern ini akan dikhususkan pada faktor-faktor
psikologis.
Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil
yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan
landasan dan kemudahan dalam upaya mencapal tujuan belajar secara optimal.
Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat
proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam mengajar.
Faktor-faktor psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting itu,
dapat dipandang sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam
hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran, sehingga penguasaan
terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian,
proses belajar mengajar itu akan berhasil balk, kalau didukung oleh faktor-
faktor psikologis.
Faktor psikologis yang lebih dominan dalarn pencapaian tujuan belajar
siswa adalah yang pertama yaitu bakat merupakan satu kemampuan manusia
untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada. Hal ini
dekat dengan persoalan inteligensi yang merupakan struktur mental yang
4
melahirkan “kemampuan” untuk memahami sesuatu. Faktor yang kedua yaitu :
minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-
menerus disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya
tank baginya. Siswa segan untuk belajar, siswa tidak memperoleh kepuasaan
dan pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa menambah
kegiatan belajar.
Faktor yang ketiga yaitu motivasi, adalah keinginan atau dorongan untuk
belajar. Motivasi mencakup dua hal, pertama mengetahui apa yang akan
dipelajari, kedua yaitu memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.
Dengan berpijak ke dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang
baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak mengerti apa yang akan
dipelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan
belajar mengajar sulit untuk berhasil.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa selain faktor intern
adalah faktor ekstern atau faktor yang berasal dan luar din siswa yang memiliki
peranan yang cukup penting. Faktor ekstern yang pertama yaitu lingkungan
keluarga, siswa yang belajar akan menerirn.a pengaruh dan keluarga berupa
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga
dan keadaan ekonomi keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang
5
pertama dan utama, dengan keadaan seluruh anggota keluarga mendukung
dalam kegiatan belajar siswa maka tidak menutup kemungkinan siswa akan
semangat dalam belajar dan tentunya dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Faktor yang kedua adalah lingkungan sekolah yang mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran. Metode yang
digunakan oleh guru dalam mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan
efektif mungkin, sehingga dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar
mengajar. Sebaliknya metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Kurikulum diartikan sebagai
sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar
adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu
mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak
baik terhadap belajar. Relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan
menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya
sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga
sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia akan segan mempelajari mata
pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. Menciptakan
relai yang baik antarsiswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang
positif terhadap belajar siswa. Selanjutnya, adalah kedisiplinan sekolah erat
6
kaitannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.
Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin
membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itujuga memberi pengaruh yang
positif terhadap belajarnya. Sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang,
sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggung jawab.
Lingkungan sekolah yang selanjutnya adalah alat pelajaran, di mana alat
pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaari bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Waktu sekolah juga mempengaruhi
prestasi belajar siswa, siswa yang belajar di pagi han akan lebih dapat menerima
pelajaran dikarenakan pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.
Sebaliknya siswa yang belajar di waktu siang atau sore hari, akan mengalami
kesulitan di dalam menerima pelajaran dikarenakan siswa dalam keadaan
ngantuk dan kondisi badan yang lemah. Standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah juga mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam
masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian terlalu banyak dalam
kegiatan masyarakat yang terlalu banyak maka belajarnya akan terganggu.
Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan
sampai menganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang
7
mendukung belajarnya. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah
diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan
pergaulan yang balk serta pengawasan dan orang tua dan pendidik harus cukup
bijaksana. Di samping itu kehidupan di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dan orang-orang yang tidak terpelajar,
penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan
berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di situ. Siswa tertarik untuk ikut
berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya belajamya
terganggu dan bahkan siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya
semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu
dilakukan orang-orang di sekitamya yang tidak baik tadi. Sebaliknya jika
lingkungan anak adalah orangorang yang terpelajar yang baik-baik, mereka
mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang
luhur akan masa depan anaknya, siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang
dilakukan oleh orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat
mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi sehingga prestasi
belajar di sekolahnya pun akan dapat Iebih baik. Perlu untuk mengusahakan
lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa
sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
Sekolah Menengah Umurn (SMU) merupakan sekolah yang bersifat
umum yang siswanya tidak dibekali keahlian khusus seperti halnya SMK.
Siswa yang duduk di bangku SMU dapat melanjutkan ke perguruan tinggi atau
8
dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya. SMU Negeri 8 Semarang
merupakan salah satu SMU yang terletak dipinggiran, namun hal itu tidak
menjadikan SMU Negeri 8 Semarang patah semangat. Berdasarkan informasi
dan kepala sekolah yang bersangkutan, bahwa sekolah tersebut pernah meraih
berbagai penghargaan dalam kejuaraan-kejuaraan tingkat kota Semarang
maupun tingkat Jawa Tengah.
Dengan berbagai penghargaan yang diraihnya menjadikan SMU Negeri 8
Semarang mulai diperhitungkan sebagai sekolah negeri yang banyak diminati
para orang tua yang ingin memasukkan anaknya sekolah. Hal mi dibuktikan
dengan semakin meningkatnya jumlah pendaftar dan tahun ke tahun.
Pendaftar pada tahun ajaran 2003/2004 berjumlah 483 siswa yang terdiri
dari 428 siswa dan dalam kota dan 55 siswa dan luar kota. Dan sekian banyak
pendaftar, SMU Negeri 8 Semarang hanya mampu menampung sebanyak 308
siswa yang dibagi dalam 7 kelas untuk tahun ajaran 2003/2004. Sedangkan
pada tahun ajaran 2004/2005 pendaftar berjumlah 588 siswa yang terdiri dari
556 siswa dan dalam kota dan 32 siswa dari luar kota. Dari jumlah tersebut
hanya mampu menampung sebanyak 384 siswa yang dibagi dalam 9 kelas.
Dan siswa yang terbagi dalam beberapa kelas tersebut, tentunya terdapat
pula perbedaan karakteristik siswa dalam berbagai hal terutama dalam hal
prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dapat tinggi dapat pula rendah. Hal ini
dapat dilihat dan rata-rata nilai raport siswa semester ganjil tahun pelajaran
2004/2005 yang rata-rata 7,00 dan masih dibawah 8,23 (Lampiran 18).
9
Berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul:
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR
PADA SISWA KELAS II SMU NEGERI 8 SEMARANG TAHUN
AJARAN 2004/2005”.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi dipengaruhi oleh faktor
intern yang bersumber dan din siswa, dan faktor ekstern yang bersumber dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas maka penulis mengambil
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran atau deskripsi faktor intern dan faktor ekstern
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas dua SMU Negeri 8
Semarang tahun ajaran 2004-2005.
2. Adakah pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar
siswa kelas dua SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004-2005.
3. Seberapa besar pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi
belajar siswa kelas dua SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004-2005.
1.3. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian atau kerancuan dalam penelitian ini,
penulls memberikan batasan istilah - istilah yang digunakan sebagai judul
penelitian sebagai berikut:
10
1. Faktor - faktor pengaruh
Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa atau lain-lain) yang ikut menyebabkan
atau mempengaruhi sesuatu terjadi (Kamus Besar Bahasa Indonesia
2003:849).
Faktor-faktor yang dimaksud di sini adalah faktor intern dan faktor ekstern.
2. Prestasi Belajar
Adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru (Tulus 2004:75).
Prestasi belajar di sini diambil dan nilai rata-rata raport semua mata
pelajaran pada semester ganjil pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang.
3. Siswa
Adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral
dalam proses belajar-mengajar (Sardirnan A.M 2005:111). Mudyahardjo
(2002:70) memberikan batasan peserta didik adalah semua anak, remaja dan
orang dewasa yang terlibat dalam proses transformasi edukatif, yang
berusaha belajar.
4. SMU
Adalah tingkat sekolah menengah umum
Yang dimaksud disini adalah SMU Negeri 8 Semarang.
11
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah jawaban dan masalah penelitian tersebut.
Adapun tujuan penelitian mi adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran atau deskripsi faktor intern dan faktor ekstern
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang
tahun ajaran 2004-2005.
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor intern dan faktor ekstern
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun
ajaran 2004- 2005.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor intern dan faktor ekstern
terhadap prestasi belajar siswa kelas 11 SMU Negeri 8 Semarang.
1.5. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan dapat memberikan
kegunaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu pendidikan
dan untuk penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa yang belurn dikaji dalam penelitian ini.
2. Dapat memberikan sumbangan bagi pihak sekolah dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMU
Negeri 8 Semarang terutama tentang lingkungan sekolah.
12
3. Dapat memberikan sumbangan bagi pihak guru dalam usaha meningkatkan
prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8
Semarang, terutama tentang kondisi dalam din siswa yang meliputi bakat,
minat dan motivasi.
4. Dapat memberikan sumbangan bagi pihak keluarga dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pretasi belajar siswa terutama tentang
lingkungan keluarga yang baik dan kondusif untuk belajar.
5. Dapat memberikan sumbangan bagi pihak siswa dalam usaha meningkatkan
prestasi belajar siswa dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terutama tentang kondisi dalam
din siswa yang meliputi bakat, minat dan motivasi, serta lingkungan yang
mempengaruhi prestasi belajarnya.
1.6. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun menjadi tiga bagian yaitu pertama bagian
pendahuluan, kedua bagian isi dan ketiga bagian akhir.
Bagian pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang judul skripsi,
abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
lampiran, dan daftar tabel.
Bagian kedua adalah isi skripsi yang terdiri dari lima bab yaitu bab I, bab
II, bab 111, baba IV dan bab V.
13
Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi dan
perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
Bab II adalah landasan teori dan hipotesis yang membahas teori yang dijadikan
landasan teoritis dalam penelitian dan menjadi acuan peneliti untuk mengajukan
hipotesis.
Bab III adalah metode penelitian yang berisi populasi dan sampel penelitian,
variabel penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang hasil
penelitian dan pembahasannya.
Bab V adalah penutup yang merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan
pembahasan sebelumnya dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian.
Bagian ketiga adalah bagian akhir skripsi yang berisi daftar pustaka dan
lam piran-lampiran.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Menurut Morris L Bigge, belajar merupakan perubahan yang
menetap menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan
secara genetis (Darsono 2000:3).
b. Menurut W.S.Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental dan
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai-nilai sikap (Darsono 2000:3).
c. Menurut pengertian secara psikologis, belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hash
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto 2003:2).
d. Menurut James O. Whittaker, belajar adalah suatu proses yang
menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau
pengalaman (Darsono 2000:4).
15
Jadi yang dimaksud belajar adalah suatu proses atau aktivitas yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan melalui latihan
atau pengalaman, yang menghasilkan perubahan-perubahan perilaku
yang bersifat relatif konstan dan berbekas dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
2.1.2. Ciri ciri Belajar
Yang dimaksud ciri-ciri belajar adalah perubahan perilaku akibat
belajar yang tidak dimiliki oleh perubahan perilaku yang lain. Ciri-ciri
perubahan yang terjadi dalam kehidupan seseorang, tanpa melalui
proses belajar yaitu:
a. Perubahan akibat kematangan.
b. Perubahan akibat kondisi fisik dan mental tertentu. (Darsono
2000:31).
Menurut Slameto (2003:3-4) ciri-ciri perubahan tingkah laku
dalam pengertian belajar, yaitu:
a. Perubahan terjadi secara sadar.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
16
Menurut Suryabrata (1995:249) hal-hal pokok dalam belajar
sebagai berikut:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral
changes, aktual maupun potensial).
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah di dapatkannya
kecakapan baru (dalam arti kenntnis dan fertingkeit).
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Jadi dapat disimpulkan bahwa dikatakan belajar jika terjadi
perubahan secara sadar, sengaja, usaha, bersifat kontinyu, fungsional,
positif dan aktif, bukan bersifat sementara tetapi dapat bertahan lama
dan bukan akibat kematangan, kondisi fisik dan mental tertentu, serta
mempunyai tujuan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku (kognitif,
afektif dan psikomotorik).
2.1.3 Prinsip-prinsip belajar
Agar kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dapat mencapai
tujuan, beberapa prinsip belajar perlu diperhatikan, terutama oleh guru.
Apabila prinsip-prinsip mi diabaikan maka proses belajar tidak berjalan
dan pada gilirannya hasil belajarpun kurang memuaskan.
Prinsip-prinsip yang terkait dengan proses belajar terutama
berkaitan dengan:
a. Kesiapan belajar.
b. Perhatian.
17
c. Motivasi.
d. Keaktifan siswa.
e. Pengulangan.
f Materi pelaaran yang menantang.
g. Balikan dan penguatan. (Darsono 2000:26-30).
Menurut Slameto (2003:27-28), prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar:
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi.
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar
dengan efektif.
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dalam lingkungannya.
b. Sesuai hakekat belajar.
1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya.
2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery.
18
3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan
menimbulkan respon yang baik
c. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari.
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya.
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
d. Syarat keberhasilan belajar.
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang.
2. Repetisi dalam proses belajar perlu pengulangan berkali-kali
agar pengertian / keterampilan / sikap itu mendalam pada siswa.
Jadi, prinsip-prinsip belajar harus memperhatikan hakekat belajar,
perhatian, motivasi, aktivitas siswa, keterlibatan langsung siswa,
balikan dan penguatan materi yang merangsang dan menantang yang
dapat mengembangkan kemampuan siswa, pengulangan belajar dan
tersedianya sarana belajar.
19
2.1.4 Teori Belajar
Beberapa teori belajar yang terkenal terdapat tiga jenis yaitu:
a. Teori Conditioning
Teori belajar mi mengatakan bahwa belajar merupakan proses
perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian
menimbulkan respon atau reaksi. Yang penting dalam teori ini
adalah latihan-latihan yang kontinyu, dan yang diutamakan belajar
yang terjadi secara sadar.
b. Teori Connectinism
Dalam teori mi terdapat dua proses yaitu:
1. trial and error (mencoba dan gagal)
2. low of effect berarti segala tingkah laku yang berakibat suatu
keadaan yang memuaskan, akan diingat dan dipelajari dengan
sebaik-baiknya.
c. Teori Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa dalam belajar yang penting adalah
penyesuaian yaitu memperoleh response yang tepat untuk
memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan
mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight. (S lameto 2003:9).
20
2.1.5 Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru
(Tulus 2004:75).
Prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator -
indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan,
predikat keberhasilan, dan semacamnya (Azwar 2004:164).
Prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam indikator berupa
nilai rapor, indeks prestasi studi, predikat keberhasilan, dan
semacamnya. (Azwar 2004:164).
Prestasi belajar merupakan hasil dan adanya rencana dan
pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-informasi
yang mendukung disertai dengan data yang objectif dan memadai.
(Rusyan 1994:2 1).
Prestasi belajar adalah hasil penilaian, hash usaha kegiatan belajar
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat dan
dapat mencerminkan hash yang sudah dicapai oleh sikap atau tingkah
laku siswa.
Dan beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa prestasi
belajar adalah suatu hasil kecakapan atau kemampuan seseorang pada
bidang tertentu dalam mencapai tingkat pemahaman yang dapat diukur
21
dengan tes. Penilaian ini dapat berupa angka atau huruf dan kalimat.
Sedangkan yang diungkap dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005.
2.1.6 Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Dimyati (1989:82-84) bahwa dalam masyarakat yang
semakin maju dan rumit seperti dewasa ini, prestasi seseorang
dipandang amat penting. Lembaga-lembaga pendidi kan menekankan
pentingnya penampilan belajar yang baik, persaingan dan berhasil baik
dalam menempuh tes, baik tes pengetahuan maupun tes kemampuan.
Dan para siswa pun menyadari benar akan ha! itu, mereka peka
terhadap bagaimana cara guru memperlakukan murid-murid yang
berprestasi dan murid-murid yang kurang pandai, mereka rnudah iri
terhadap prestasi teman-temannya dan mudah pula menjadi gugup dan
cemas kalau-kalau mengalami kegagalan. Dengan berbeda-bedanya
kemampuan siswa maka dapat menyebabkan berbeda pula tingkat
prestasi siswa.
Menurut Slameto (2004:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern yang bersumber dari dalam diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dan luar din siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, bakat, minat, motivasi, sikap tingkah laku, kematangan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstem terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Menurut Sangalang (Kartini Kartono 1985:1-6) faktor yang penting dan mendasar yang ikut memberi kontribusi bagi keberhasilan siswa mencapai basil belajar antara lain (a) kecerdasan (b) bakat (c) minat dan perhatian (d) motif (e) kesehatan (g) cara belajar (h)
22
lingkungan keluarga (i) Iingkungan pergaulan (j) sekolah dan sarana pendukung belajar. (Tulus 2004:78).
Menurut Azwar (Tulus 2004:16) menyatakan bahwa lingkungan
mempengaruhi perilaku dan prestasi siswa, lingkungan-lingkungan
yang dimaksud meliputi : (a) lingkungan keluarga (b) pergaulan di luar
rumah (c) media massa (d) aktivitas organisasi (e) lingkungan sekolah
Dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dipahami
bahwa prestasi dipengaruhi oleh dna faktor, yaitu faktor yang berasal
dan din siswa (faktor intern) dan faktor yang berasal dan luar siswa
(faktor ekstern). Faktor intern terdiri dan kecerdasan, bakat, minat,
tingkah laku dan sikap. Sedangkan faktor ekstern terdiri dan lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dari lingkungan masyarakat.
Dalam penelitian ini faktor intern meliputi bakat, minat dan
motivasi. Hal ini dikarenakan ketiga variabel tersebut sangat dihindari
dalam diri siswa yang sedang belajar dan merupakan kehadiran faktor
psikologis yang akan memberikan andil yang cukup penting karena
senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya
mencapal tujuan belajar secara optimal, sebaliknya tanpa kehadiran
bakat, minat dan motivasi bisa jadi memperlambat proses belajar
bahkan menambah kesulitan dalam belajar. Dan faktor ekstern meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
23
1. Faktor Intern
Faktor intern antara lain:
1.1. Bakat
“Bakat menurut Hulgard adalah the capacity to learn.
Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang
nyata sesudah belajar atau benlatih” (Slameto 2004:57).
“Bakat menurut Thomas F Staton adalah kemampuan
manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak
manusia itu ada” (Sardiman 2005 :46).
“Bakat menurut Sangalang adalah kemampuan yang ada
pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima
sebagai warisannya sejak lahir’ (Tulus 2004:79).
“Bakat adalah kemampuan - kemampuan bawaan yang
diperoleh proses genetik” (Mudyahardjo 2002: 91).
“Bakat merupakan kemampuan anak didik untuk
melakukan suatu tugas tanpa banyak tergantung pada latihan”
(Romlah 2004:161).
Jadi bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh anak
didik sejak lahir diperoleh melalui proses genetik yang akan
terealisasi menjadi sebuah kecakapan sesudah belajar atau
berlatih yang meliputi kemampuan dan kepekaan indra dalam
24
menangkap sesuatu, psikomotor berkaitan dengan kekuatan,
ketelitian, dan kecakapan, serta intelektual mencakup ingatan,
pengenalan, penilaian dan kemampuan berfikir.
Dalam penelitian ini bakat didasarkan pada pendapat
Romlah (2004:161) dikarenakan hal - hal yang terdapat di
dalam bakat sudah mencakup semuanya.
Menurut Romlah (2004 : 161) Bakat terdiri dari :
1. Kemampuan dan Kepekaan Indra dalam Menangkap
Sesuatu.
Mengenai dunia secara riil dengan menggunakan alat indra merupakan bagian dari pengamatan. Oleh karena itu, pengamatan dapat dikatakan sebagai pintu gerbang bagi masuknya pengaruh dan luar, baik pengaruh dari fisik, pengalaman, pendidikan, pengamati pada anak-anak menerima pelajaran, dan lain sebagainya. flengan dernikian, kedudukan pengamatan sangat penting dan selayaknya bila alat indra rnemperoleh perhatian yang cukup serius dan para pendidik.
Dengan demikian, pengarnatan Iebih ditekatikan pada gejala psychis yang terkait dengan seluruh panca indra dan tidak hanya mengfokuskan salah satu indra saja. Sebaliknya, pengamatan dapat juga menggunakan salah satu alat indra bila hanya memerlukan satu alat bila hanya satu objek yang diamati, sehingga individu harus konsentrasi atau memusatkan perhatiannya pada seluruh aktivitas yang ditujukan pada benda atau sesuatu hal yang diamati.
Sebagian besar dalam pembelajaran tidak lepas dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran. Begitu juga sewaktu menerima pelajaran, hendaknya anak didik diberi kesempatan untuk dapat menangkap, mencerna dan memahami apa yang telah disampaikan oleh pendidik. Karena itu sikap tenang dan tidak tergesah-gesah dalam menyampaikan pelajaran atati sesuatu hal yang bersifat positif terhadap anak didik, sehingga siswa tersebut tidak
25
merasa bertatih-tatih atau terengah-engah dalam menerimanya.
Kemampuan dan kepekaan indra dalam rnenangkap
sesuatu dapat dituangkan dalam menangkap segala metode
pengajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa yang sudah
memiliki kemampuan dan kepekaan indra yang baik akan
dapat menangkap dengan baik segala metode pengajaran
yang disampaikan oleh guru, begitu sebaliknya.
2. Psikomotor berkaitan dengan:
2.1. Kekuatan
Kekuatan atau daya dari dalam diri seseorang
dapat diekspresikan lewat perbuatan atau tingkah laku
yang mengarah pada segala sesuatu yang bermanfaat
dan baik, serta menghindari diri pada sesuatu yang
jelek dan merugikan diri pribadi. Suatu daya kekuatan
yang timbul dari dalam (diri seseorang) yang
mendorong untuk melakukan perbuatan, guna
mencapai suatu tujuan.
Kekuatan dalam hal ini dapat dituangkan dalam
keadaan diri siswa untuk mengerjakan soal ujian. Jika
siswa dalam dirinya mempunyai kekuatan maka ketika
guru memberikan ujian mendadak dan hanya diberi
26
waktu sedikit untuk belajar, maka siswa akan mampu
untuk mengerjakannya.
2.2. Ketelitian
Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata dan menempatkan bagian bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam inilah yang dapat membuat seseorang belajar akan menjadi mengerti dan lebih jelas. Dalam hal ini dibutuhkan keterampilan mental untuk mengorganisasikan stimulus (fakta-fakta, ide-ide), untuk dapat membantu siswa agar cepat dapat mengorgani sasikan fakta atau ide-ide dalam pikirannya, maka diperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar. Dengan demikian akan terjadi proses yang logis.
Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagianbagian yang sukar dan memerlukan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti. Pelajari baik-baik bagian yang sukar itu untuk dapat menguasai keseluruhan penegetahuan dan bahan yang dipelajari. Untuk itu, pembuatan ringkasan (summary) dalam belajar sangat diperlukan. Dalam hal ini guru perlu pula memberikan petunjuk atau pengarahan agar siswa mengetahui bagian bagian mana yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus di dalam belajar.
Ketelitian siswa dalam mempelajari setiap
pelajaran akan berpengaruh terhadap prestasi
belajamya. Terutama ketelitian siswa dalam
mengerjakan soal-soal ujian atau latihan, ketika siswa
diberikan soal-soal ujian atau latihan jika di dalam din
siswa sudah tertanam sikap teliti maka tanpa disuruh
oleh guru pun siswa akan meneliti soal tersebut
27
sebelum mengerjakannya sehingga akan memperoleh
hasil yang optimal.
2.3. Kecakapan
Kecakapan yang dimaksudkan adalah gambaran atau bekas yang tinggal dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan dan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar setiap siswa.
Di sisi lain, yang harus diperhatikan oleh para pendidik adalah menangkap kecakapan anak didiknya dalarn menangkap sesuatu denga panca inderanya tidak sama. Ada yang mudah menangkap dan meresapkan sesuatu yang dilihatnya, juga ada yang mudah menangkap sesuatu yang diraba, dicium, dicecep dan lain-lain.
Kecakapan anak didik berbeda-beda dalam
menangkap setiap pelajaran yang disampaikan oleh
guru, oleh karena itu guru diharapkan dapat
mengetahui dengan jelas kecakapan yang dimiliki oleh
siswa.
3. Intelektual mencakup:
3.1. Ingatan
Manusia sebagai pribadi maupun aktifitasnya tidaklah semata-mata dipengaruhi dan ditentukan oleh sesuatu yang berlangsung pada masa sekarang, tetapi juga dipengaruhi oleh masa lalu, sehingga masa lalupun ikut menentukannya. Dengan demikian, maka ingatan seseorang sangat diperlukan dalam berbagai hal, termasuk juga aktifitas apapun yang telah dilakukan.
Secara tidak langsung ingatan itu penting sekali dalam kehidupan kita, apa saja yang telah kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari bermuara dan apa yang telah kita simpan dalam ingatan. Dengan kata lain,
28
mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pencaman secara aktif. Ingatan berfungsi sebagai mencamkan atau menerima kesan-kesan dan luar, menyimpan kesan dan memproduksi kesan.
Ingatan siswa yang baik akan memberikan
keuntungan dalam belajar. Hal itu terkait dengan materi
pelajaran yang diajarkan di sekolah yang pada akhirnya
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Ketika
materi pelajaran disampaikan oleh guru tentunya akan
tertanam dalam ingatan siswa. Selain di dalam ingatan
siswajuga akan menuangkan materi pelajaran yang
diingatnya ke dalarn catatan-catatan penting atau hanya
membaca buku pelajaran yang siswa punyai.
3.2. Pengenalan
Kemampuan mengenal dunia sekelilingnya, yang mencakup kemampuan-kemampuan : mengenal kembali, memahami mengaplikasi, menganalisis, memadukan dan mengevaluasi.
Dalam menyampaikan materi pelajaran guru dapat menggunakan berbagai macam fasilitas di sekolah seperti laboratorium. Pada awal sebelum penyampaian materi pelajaran siswa akan dikenalkan terlebih dahulu laboratorium beserta alat-alatnya terlebih dahulu dan selanjutnya siswa dapat menggunakannya. Dengan pengenalan tersebut diharapkan siswa dapat menguasai penggunaan laboratorium tersebut.
Pengenalan dalam hal ini berkaitan dengan
berbagai macam media yang digunakan untuk
29
penyampaian materi pelajaran. Hendaknya guru
sebelum menyampaikan materi pelajaran dengan
menggunakan laboratorium terlebih dulu harus
mengenalkan laboratorium tersebut beserta alat-alatnya
agar siswa nantinya dapat menguasai laboratorium
tersebut.
3.3. Penilaian
Penilaian dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengertahui kesulitan - kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Penilaian tidak mungkin dipisahkan dan belajar, maka harus diberikan secara wajar agar tidak merugikan.
Penilaian merupakan bagian mutlak dan pengajaran, dan sebagai unsur integral di dalam organisasi belajar yang wajar. Penilalan sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan hasil-hasil pelajaran yang dicapai, dan dapat memberi laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri, serta orang tuanya.
Dalam menjalankan penilaian, pelajar sendiri harus turut mempunyai saham yang secara aktif. Masalah ini perlu dipertimbangkan, karena penilaian oleh pelajar sendiri merupakan penyadaran pelajar itu sendiri tentang hasil pekerjaannya, dan itulah yang dapat mengakibatkan perbaikan dalam proses belajar.
Seorang guru harus senang melihat siswanya yang ternyata pandai menilai pekerjaaan mereka sendiri, dapat merencanakan dan melaksanakan pekerjaan sendirii dengan penuh kecerdasan, dapat mengetahui apakah pekerjaannya baik dan tepat dilakukan. Seorang siswa dapat melakukan penilaian sendiri terhadap pekerjaannya, hal ini dapat mereka lakukan sendiri dengan merencanakan dan melaksanakan pekerjaan sendiri dengan penuh keceerdasan sehingga dapat mengetahui apakah pekerjaannya baik dan tepat di lakukan.
30
3.4. Kemampuan Berfikir
Berfikir adalah aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik kesimpulan. Dalam aktivitas berfikir di dalamnya melibatkan bahasa , berpikir merupakan percakapan hati “inner speech”. Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir mengekspresikan hasil pemikiran tersebut.
Jadi berpikir dan berbahasa merupakan dua
aktivitas yang saling melengkapi dan terjadi dalam
waktu yang relatif bersamaan. Kemampuan berpikir
seseorang menentukan dan sekaligus dapat dipahami
dan kemampuan berbahasanya. Sebaliknya kemampuan
berbahasa seseorang merupakan pencerminan dan
kemampuan berpikir yang ditentukan oleh kemampuan
berpikirnya tersebut.
Kemampuan berfikir siswa juga dapat dituangkan
dalam menangkap segala metode pengajaran yang
disampaikan oleh guru. Siswa yang sudah memiliki
kemampuan berfikir yang baik akan dapat menangkap
dengan baik segala metode pengajaran yang
disampaikan oleh guru, begitu sebaliknya.
Kemampuan berfikir siswa juga dapat dituangkan
dalam ketepatan waktu dalam mengerjakan soal-soal
31
yang diberikan oleh guru. Siswa yang memiliki
kemampuan berfikir yang baik maka akan dapat
menyelesaikan soal-soal latihan dengan tepat waktu.
1.2. Minat
Minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan
sendiri tanpa adanya paksaan dan orang lain.
“Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang
disertai dengan rasa senang dan dari situ diperoleh kepuasan”.
(Slameto 2003:57).
“Minat menurut Sangalang adalah kecenderungan yang
besar terhadap sesuatu”. (Tulus 2004:79).
“Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri - ciri atau anti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan - keinginan atau kebutuhan -
kebutuhannya sendiri”. (Sardiman 2005:76).
Jadi minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan
sendiri tanpa adanya paksaan dan orang lain atau
kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu (biasanya
disertai dengan perasaan senang ), karena itu merasa ada
kepentingan dengan sesuatu itu. Minat meliputi partisipasi,
32
pengalaman, keinginan, kebutuhan, kebiasaan pada waktu
belajar atau bekerja.
Dalam penelitian ini menggunakan dasar atas pendapat
Sardiman karena dirasa hal-hal yang menyangkut minat sudah
tertuang dan dirasa telah cukup mewakili.
Menurut Sardiman (2005:76) Minat ditandai oleh:
1. Partisipasi
Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatar unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud partisipasi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya. Belajar harus aktif, tidak sekedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan partisipasi. Jadi orang yang belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya dengan segala panca indranya secara optimal.
Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar dapat dilakukan
dengan mendengarkan, mencatat dan bertanya mengenai
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Atau dengan
kata lain adanya interaksi antara guru, siswa dan materi
yang diajarkan.
2. Pengalaman
Dengan belajar berarti akan mendapatkan pengalaman dan pengalaman itu mempermudah munculnya insight atau pengertian.
33
Pengalaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah
disampaikan akan dapat memberikan kemudahan bagi siswa
dalam mengerjakan soal ulangan yang diberikan oleh guru,
baik ulangan yang baru diberikan ataupun ulangan dalam
bentuk remidial.
3. Keinginan
Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. lnilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Jika bahan pelajaran tidak sesuai dengan keinginan siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik - baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
Jika mata pelajaran, alat pelajaran dan materi pelajaran
tidak sesuai dengan keinginan siswa maka siswa tidak akan
berhasil dalam belajarnya.
4. Kebutuhan
Kebutuhan adalah dorongan yang telah ditentukan secara personal, sosial, dan kultural. Setiap siswa tidak sama dalarn hal kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan sesuatu ilmu pengetahuan. Mungkin ada yang lebih berminat belajar ekonomi, sejarah, biologi atau yang lainnya. Kebutuhan semacam ini tidak dapat dipaksakan, kalau ingin mencapai basil belajar yang optimal. OIeh karena itu, yang penting, bagaimana guru dapat menciptakan program yang dapat menyalurkan kebutuhan masing-masing.
Kebutuhan siswa dalam belajar diantaranya dalam
menyukai mata pelajaran dan materi pelajaran yang ada di
sekolah. Dengan adanya kebutuhan itu diharapkan siswa
34
dapat memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
5. Kebiasaan Pada Waktu Belajar
Kebiasaan adalah perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan dengan sendirinya, dan kadang-kadang dipenmgaruhi oleh akal pikirannya. Perlu diketahui bahwa pada awal mulanya perbuatan yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh akal pikirannya, tetapi lama kelamaan pengarub akal pikiran semakin berkurang, bahkan tidak menutup kemungkinan akan hilang.
Jadi kebiasaan yang dilakukan oleh siswa akan
mempengaruhi prestasi belajarnya, di mana jika siswa
mempunyai kebiasaan selalu belajar sesuai jadwal dengan
frekuensi lebih banyak ketimbang bermain atau menonton
TV maka tidak menutup kemungkinan prestasi belajar yang
baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai
kebiasaan banyak bermain dan menonton TV daripada
belajar.
1.3. Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat
orang melakukan suatu aktivitas. (Darsono 2000:27).
‘Motivasi menurut Donald adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.
(Sardiman 2005:73).
35
“Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri
individu yang menggerakkan individu untuk berbuat”. (Ahmadi
2004:160).
“Motivasi menurut salah satu ahli psikologi
pendidikan adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya
belajar” (Dimyati & Mudjiono 1994:75).
Jadi motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam din siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi meliputi motivasi atau dorongan bawaan, motivasi
yang dipelajari, motivasi jasmani dan rohani, motivasi intrinsik,
motivasi sosial, motivasi untuk berprestasi, adanya kebutuhan
fisik, adanya kebutuhan rasa aman, adanya kebutuhan akan rasa
cinta, adanya kebutuhan akan rasa penghargaan, adanya
kebutuhan akan aktualisasi din.
Dalam penelitian ini motivasi berdasar pada pendapat
Sardiman dikarenakan hal-hal yang terkait dengan motivasi
tertuang di dalamnya.
36
Menurut Sardiman (2005:86) Motivasi mencakup:
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dan luar. karena dalarn din setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan penegetahuan. Jadi mernang motivasi itu muncul dan kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
Dorongan dari dalam diri sendiri juga sangat
dibutuhkan oleh siswa untuk mempelajari pelajaran yang
telab disampaikan oleh guru dan juga menyelesaikan soal -
soal latihan atau ujian yang diberikan oleh guru. Karena
tanpa kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri sangat
tidak mungkin siswa akan mau menyelesaikannya.
Motivasi Intrinsik meliputi :
1. Motivasi Bawaan
Motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu
ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya dorongan
untuk bekerja, dorongan untuk minum, dorongan untuk
makan, dorongan untuk beristirahat, dorongan seksual.
Dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah siswa
memerlukan motivasi untuk dapat mempelajari materi
37
yang disampaikan agar nantinya dapat mencapai prestasi
yang diharapkan.
2. Motivasi yang dipelajari
Motivasi yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar, dorongan untuk mengajar.
Dorongan untuk belajar sangat diperlukan bagi
siswa untuk mencapai keberhasilan belajarnya. Hal mi
terkait dengan mata pelajaran yang ada di sekolah.
Untuk mempelajari semua mata pelajaran itu dibutuhkan
dorongan dan berbagai pihak agar siswa mau untuk
belajar agar mendapatkan hasil yang diharapkan.
3. Motivasi jasmani dan rohani
Motivasi jasmani seperti reficks, insting, otomatis,
nafsu. Sedangkan motivasi rohaniah adalah kemauan.
Dalam belajar mernerlukan adanya motivasi baik
jasmani dan rohani agar dalam mempelajari materi
pelajaran tercapai hasil yang diharapkan, hal ini
dikarenakan jasmani dan rohani sangat berperan bagi
siswa dalam belajar.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dan luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga
38
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dan luar yang secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar.
Motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajarmengajar
sangat penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu
dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-
komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang
kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi
ekstrinsik.
Motivasi Ekstrinsik meliputi :
1. Motivasi Sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dan dalam, maka faktor motivasi memegarig peranan pula. Jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbulah dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.
Anak dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai.
Motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dan orang-orang lain disekitarnya. Pada umumnya motivasi semacam mi diterima anak tidak dengan sengaja, dan mungkin pula tidak dengan sadar.
Dengan adanya motivasi dan guru, teman atau
orang tua maka dapat dipastikan siswa akan belajar
dengan balk sehingga materi pelajaran yang diberikan
39
akan terserap dengan balk begitu juga dengan hasil yang
akan diperoleh.
2. Motivasi untuk berprestasi
Anak atau siswa yang mempunyai dorongan kuat untuk berprestasi berasal dan keluarga-keluarga yang memiliki standar tinggi dalam berprestasi, yang memberikan imbalan hadiah terhadap keberhasilan berprestasi dan yang memberikan dorongan untuk mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain.
Salah satu hal yang mendorong siswa untuk
belajar selain dan dalam din sendiri juga dan pihak luar
terutama keluarga. Sebagai contoh siswa yang
berprestasi dengan baik maka orang tua dapat
memberikan imbalan berupa hadiab kepada anaknya,
dengan begitu anak akan merasa senang dan termotivasi
untuk Iebih berprestasi lagi di kemudian hari.
Menurut Dimyati (2002:97-100) Motivasi ditandai oleh:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar
balk intrinsik maupun ekstninsik. Sebab tercapainya
suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2. Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi
anak untuk melaksanakan tugas-tugas
40
perkembangan. Keinginan seorang anak perlu
dibarengi dengan perkembangan atau kecakapan
mencapainya.
3. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani
dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang
siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah
akan rnengganggu perhatian belajar, dan sebaliknya.
4. Kondisi Lingkungan
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan
alam, Lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya
dan kehidupan kemasyarakatan. OIeh karena itu
kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan
hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi
mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram,
tertib dan indah, maka semangat dan motivasi
belajar mudah diperkuat.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran
Setiap sisa memiliki perasaan, perhatian,
kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidupnya. Dengan
41
demikian maka unsur-unsur yang bersifat labil
tersebut sangat mudah untuk dipengaruhi.
6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Guru adalah pendidik profesional yang
selalu bergaul dengan siswa. Intensilas pergaulan
dan bimbingan guru tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan jasa siswa.
Sehingga sebagai seorang yang profesional guru
harus mampu membelajarkan siswa secara
bijaksana.
2. Faktor Ekstern
2.1 Lingkungan Keluarga
Menurut Bureau dan Rose keluarga ialah “kelompok
sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai
ikatan darah, perkawinan, atau adopsi” (Ahmadi 2004:166).
Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan. pertumbuhan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Hal mi disebabkan keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang anak. Banyak sekali kesempatan dan waktu bagi seorang anak unruk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi tersebut saudah pasti sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang. Sekiranya keluarga itu merupakan kehirrga yang harmonis, hubungan orang tua dengan anak-anak. Kondisi yang balk itu cenderung memberi stimulus dan rspon yang baik dan anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik (Tulus 2004:16-17).
42
“Lingkungan keluarga akan mempengaruhi siswa dalam
belajar yaitu berupa cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota, suasana rurnah tangga, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan” (Slameto
2003 : 60).
Jadi lingkungan keluarga adalah lingkungan yang
pertama dan utama bagi anak didik dan dibesarkan dalam
keluarga dimana peran keluarga dimungkinkan sangat besar
dalam hal bahasa, pembentukan dan pembinaan nilai dan ajaran
agama yang diikuti , sikap, kebiasaan dan perkembangan
ketrampilan. Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua
mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan.
Dalam penelitian ini Iingkungan keluarga berdasar pada
pendapat Slameto dikarenakan lingkungan keluarga adalah
lingkungan yang utama menentukan keberhasilan siswa dalam
belajar.
43
Menurut Slameto (2003:60) Lingkungan keluarga dapat
berupa:
1. Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang atau tidak
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh
tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan
sama sekali kepentingan - kepentingan dan kebutuhan-
kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak menyediakan atau
melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah
anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah
kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami
dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak
atau kurang berhasil dalam belajamya. Mungkin anak
sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya
tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk
sehingga mengalami ketinggalan dalam belajarnya dan
akhirnya anak malas belajar. Hasil yang didapatkan, nilai
atau hash helajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin
gagal dalam studinya.
Mendidik anak dengan cara rnemanjakannya adalah cara
mendidik yang tidak baik. Orang tua yang terlalu kasihan
44
terhadap anaknya tak sampai hati untuk memaksa anaknya
belajar, bahkan membiarkan saja jika anaknya tidak belajar
dengan alasan segan, adalah tidak benar, karena jika hal itu
dibiarkan berlarut-larut anak menjadi nakal, berbuat
seenaknya saja, pastilah belajarnya menjadi kacau.
Di sinilah bimbingan dan penyuluhan memegang
peranan yang penting. Anak atau siswa yang mengalami
kesukaran-kesukaran di atas dapat ditolong dengan
memberikan bimbingan belajar yang sebaik - baiknya. Tentu
saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi
keberhasilan bimbingan tersebut.
2. Relasi Antaranggota Keluarga
Relasi anratanggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman - hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
Hubungan yang baik antaranggota keluarga dapat
memberikan semangat bagi siswa untuk belajar karena anak
45
tidak akan merasa tertekan ketika belajar sehingga anak
merasa mendapat dukungan dan seluruh anggota keluarga.
Dengan demikian anak lebih semangat untuk berprestasi.
3. Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau
kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di
mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga
merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor
yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan
semrawut tidak akan memebri ketenangan pada anak yang
belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang
besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah
yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran
antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain
menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar
rumah (ngluyur), akibatnya belajamya kacau.
Rumah yang sering dipakai untuk keperluan - keperluan,
misalnya untuk resepsi, perternuan, pesta - pesta, upacara
keluarga dan lain - lain, dapat mengganggu belajar anak.
Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder atau
TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak,
terutama untuk berkonsentrasi.
46
Dengan demikian agar anak dapat belajar dengan baik
perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan
tenteram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan
tenteram selain anak kerasan atau betah tinggal di rumah,
anak juga dapat belajar dengan baik.
4. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian,
perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain.
Fasilitas itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga rnempunyai
cukup uang.
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan
pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak
terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung
kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain,
hal ini akan mengganggu belajar anak. Bahkan mungkin
anak harus bekerja mencari nafkah sebagai pembantu orang
tuanya walaupun sebenarnya anak belum saaatnya bekerja,
hal yang begitu juga akan mengganggu belajar anak.
47
Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya
kemungkinan anak yang serba kekurangan selalu menderita
akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang
begitu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan
akhirnya sukses besar.
Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering
mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak. Anak
hanya bersenang-senang dan berfoya-foya, akibatnya anak
kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. Hal
tersebut juga akan dapat mengganggu belajar anak.
5. Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.
Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-
tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah
semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang
dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru
anaknya, untuk mengetahul perkembangannya.
6. Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak
48
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong
semangat anak untuk belajar.
2.2. Lingkungan Sekolah
“Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan
berlangsung” (Tulus 2004:180).
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu
sistem mempunya pengaruh dalam pembentukan sikap
dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk,
garis pemisab antara sesuatu yang boleh dan tidak dilakukan,
diperoleh dan pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran - ajarannya. (Azwar dalam Tulus 2004:18-19).
Faktor lingkungan sekolah sangat mempengaruhi siswa
dalam belajar, yang meliputi metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Jadi lingkungan sekolah adalah lingkungan tempat proses
pendidikan berlangsung dimana siswa tidak hanya mempelajari
pengetahuan dan ketrampilan, melainkan juga sikap, ni1ai -
ni1ai dan norma - norma. Lingkungan sekolah meliputi metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
49
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Dalam penelitian ini berdasar pada pendapat Slameto
dikarenakan lingkungan sekolah juga merupakan lingkungan
yang penting dalam menunjang siswa dalam belajar dan
meningkatkan prestasi belajarnya.
Menurut Slameto (2003 :64) Lingkungan sekolah yang
berpengaruh terhadap belajar mi mencakup:
1. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar oitu sendiri inenurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan, orang lain yang disebut di atas disebut sebagai murid atau siswa dan rnahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif rnungkin.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu
mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang
baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi
misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa
50
atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga
siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.
Akibatnya siswa malas untuk belajar.
2. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.
3. Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajaranya tidak maju.
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara
akrab, menyebabkan proses belaajr mengajar itu kurang
lancar. Juga siswa akan merasa jauh dan guru, maka segan
berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
4. Relasi Siswa dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup
51
yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak.
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan bati, akan diasingkan dan kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajaranya. Lebih-lebih lagi ia akan menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dan teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeraiah siswa diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali ke dalam kelompoknya.
Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu,
agar dapat membenikan pengaruh yang positif terhadap
belajar.
5. Disiplin Sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya dan kedisiplinan tim BP dalam pelayananya kepada siswa.
Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaall disip I in kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalarn belajar, kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
52
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa
harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan
di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta
staf yang lain disiplin pula.
6. Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu, alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalarn jumlah maupun kualitasnya.
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap
adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat
belajar dengan baik pula.
7. Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi
karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan
gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
53
Bagaimaana mungkin mereka dapat belajar dengan enak,
kalau kelas tidak memadai bagi setiap siswa.
Keadaan gedung yang baik dan kelas yang nyaman
akan berpengaruh terhadap belajar siswa karena siswa akan
merasa enak dan tenang dalam belajar tanpa merasa cemas
jika gedung itu roboh karena keadaannya yang tidak baik.
8. Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Di mana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalarn kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi hadannya sudah lelah atau lemah, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berpikir pada kondisi badan yang lemah tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.
Waktu sekolah juga mempengaruhi siswa dalam
belajar, karena suasana pagi han akan memberikan semangat
tersendiri bagi siswa untuk belajar sehingga materi pelajaran
yang disampaikan oleh guru akan terserap dengan baik oleh
siswa.
54
9. Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
Pelajaran yang disampaikan oleh guru harus sesuai
dengan kemampuan siswa agar nantinya siswa mampu
menyerap materi yang disampaikan oleh guru.
10. Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dan guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
11. Tugas Rumah
Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping
untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk
kegiatan kegiatan lain. Maka diharapkan jangan terlalu
banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah,
55
sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan
yang lain.
2.2 Lingkungan Masyarakat
Pada prinsipnya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sangat erat. Sekolah di sini sebagai pelaksanaan agar masyarakat menjadi baik, dan murid-murid dapat aktif dalam bagian dalam masyarakat, baik anak-anak maupun dewasa. Di sini masyarakat sebagai dasar dari pendidikan dan ada kecenderungan berfikir bahwa keseluruhan masyarakat adalah sebagai suatu educatif agent ( masyarakat sebagai pendidik). (Ahmadi 2004:118).
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh tersebut karena siswa berada dalam masyarakat atau bagian dan masyarakat itu sendiri. Keberadaan siswa dalarn masyarakat tersebut meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass nedia, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. (Slameto 2003:69)
Jadi lingkungan masyarakat adalah laboratorium di
mana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha -
usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Lingkungan masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.
Dalam penelitian ini berdasar pada pendapat Slameto
dikarenakan lingkungan masyarakat adalah tempat yang
menunjang siswa dalam belajar dan juga sebagai tempat
merealisasikan apa yang didapat siswa di sekolah.
56
Menurut Slameto (2003:70) Lingkungan masyarakat
yang berpengaruh terhadap belajar dapat berupa:
1. Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam
masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya.
Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar.
Kegiatan itu misalnya kursus bahasa Inggris, PKK Remaja,
kelompok diskusi dan lain sebagainya.
2. Mass Media
Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik - komik dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Sebagai contoh siswa yang suka nonton film atau membaca cerita-cerita detektip, pergaulan bebas, percabulan, akan berkecenderungan untuk berbuat seperti tokoh yang dikagumi dalam cerita itu, karena pengaruh dan jalan ceritanya. Jika tidak ada kontrol dan pembinaan dari orang tua (bahkan pendidik), pastilah semangat belajarnya menurun dan bahkan mundur sama sekali.
57
Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan
kontrol yang cukup bijaksana dan pihak orang tua dan
pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
3. Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dan teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Teman bergaul yang tidak baik misalnya yang suka begadang, keluyuran, pecandu rokok, film, minum - minum, lebih-lebih lagi teman bergaul lawan jenis yang amoral, pezinah, pemabuk, dan lain-lain, pastilah akan menyeret siswa ke ambang bahaya dan pastilah belajarnya jadi berantakan. Agar siswa dapat belajar dengan balk, maka perlulah
diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-
baik dan pembinaan pergaulan yang balk serta pengawasan
dan orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan
terlalu ketat tetapi jangan lengah).
4. Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dan orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ. Anak atau siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak atau siswa kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya yang tidak baik tadi.
58
Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang - orang yang
terpelajar yang baik-baik, mereka mendidik dan
menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita - cita
yang luhur akan masa depan anaknya, anak atau siswa
terpengaruh juga ke hal - hal yang dilakukan oleh orang -
orang lingkunganriya, sehingga akan berbuat seperti orang -
orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat
mendorong semangat anak atau siswa untuk belajar lebih
giat lagi. Adalah perlu untuk mengusahakan lingkungan
yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif
terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan
sebaik-baiknya.
2.2. Mengajar
Mengajar adalah suatu proses yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses
belajar. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbak balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk rnencapai
tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal batik antara guru dan
siswa itu merupakan syarat utama demi berlangsungnya proses belajar
59
mengajar. Interaksi dalam belajar mengajar mempunyai arti yang lebih
luas, tidak sekedar hubungan antar guru dan siswa tetapi berupa
interaksi edukatif. Dalam hal mi bukan hanya penyampaian pesan
berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri
siswa yang sedang belajar.
Menurut Slameto (2003:35-39) mengemukakan ada sepuluh
prinsip - prinsip mengajar, yaitu:
1. Perhatian.
2. Aktivitas.
3. Appersepsi.
4. Peragaan.
5. Repetisi.
6. Korelasi.
7. Konsentrasi.
8. Sosialisasi.
9. Individualisasi.
10. Evaluasi.
Menurut Mulyani dan Permana (2001:116-148), metode
mengajar itu terdiri dari :
1. Metode Ceramah.
2. Metode Tanya Jawab.
3. Metode Diskusi.
60
4. Metode Kerja Kelompok.
5. Metode Pemberian Tugas.
6. Metode Demonstrasi.
7. Metode Eksperimen.
8. Metode Simulasi.
9. Metode inkuiri.
10. Metode Pengajaran Unit.
2.3. Kerangka Berfikir
Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil interaksi
antara faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal)
maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal) individu.
“Prestasi belajar merupakan basil dan adanya rencana dan pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-informasi yang mendukung disertai dengan data yang objektif dan memadai (Rusyan 2004:17). Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003:54) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber dari dalam diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dan kecerdasan, bakat, minat, motivasi, sikap, tingkah laku, kematangan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstem terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sangalang (Kartini
KartonO dalam Tulus 2004: 79-81) bahwa untuk mencapai hasil belajar
yang baik dipmgaruhi oleh faktor antara lain (a) kecerdasan (b) bakat
(c) minat dan perhatian (d) motif (e) kesehatan (f) cara belajar (g)
61
lingkungan keluarga (h) lingkungan pergaulan (i) sekolah dan sarana
pendukung belajar.
Selain itu menurut Slameto (2003:73-74) bahwa seseorang
yang ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik perlu melakukan
belajar efektif. Banyak siswa atau mahasiswa yang gagal atau tidak
mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak
mengetahui cara - cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya
mencoba menghafal pelajaran. Seperti diketahui, belajar itu sangat
kompleks. Belum diketahui segala seluk-beluknya. Hasil belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kecakapan dan ketangkasan belajar
berbeda secara individual. Walaupun demikian kita dapat membantu
siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara
belajar yang efisien. Ini tidak berarti bahwa mengenal petunjuk-
petunjuk itu dengan sendirinya akan menjamin sukses siswa. Sukses
hanya tercapai berkat usaha keras. Tanpa usaha yang keras tak akan
tercapai sesuatu. Di samping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-
cara belajar, baik pula siswa diawasi dan dibimbing sewaktu mereka
belajar. Hasilnya iebih balk lagi kalau cara-cara belajar dipraktekkan
dalam tiap pelajaran yang diberikan. Belajar efektif perlu
memperhatikan beberapa hal antara lain kondisi internal, kondisi
eksternal dan strategi belajar. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi)
yang ada di dalam din siswa itu sendiri misalnya kesehatannya,
62
keamanannya, ketentramannya dan sebagainya. Kondisi eksternal
adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, umpamanya
kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang
lain, sedangkan strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil
yang semaksimal mungkin apabila digunakan denagn tepat. Hal ini
hampir sama seperti yang dikemukakan oleh tulus di atas, sehingga
dapat dipahami bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
intern dan ekstern.
Berdasarkan sejumlah pemahaman di atas, maka dalam studi
kali ini peneliti berkonsentrasi pada dua faktor pokok yaitu pertama
faktor intern yang terdiri dan bakat, minat dan motivasi yang dianggap
sebagai kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan
andil yang cukup penting karena senantiasa memberikan landasan dan
kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal,
sebaliknnya taripa kehadiran faktor psikologis , bisa jadi memperlambat
proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar.
Dari banyaknya faktor intern yang ada bakat, minat dan motivasi
mempunyai hubungan yang erat karena bakat adalah kemampuan
alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Dengan bakat seseorang
berkemungkinan untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, tetapi
untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan,
63
pengetahuan, pengalaman dan motivasi. Perwujudan dan bakat dan
kemampuan adalah prestasi, tetapi karena bakat masih merupakan
potensi, maka dengan melalui latihan dan didukung oleh fasilitas, dan
disertai oleh minat yang tinggi sebingga akan terealisasikan dalarn
kemampuan dan menghasilakn prestasi yang unggul. Minat dan
motivasi merupakan variabel yang mempengaruhi perkembangan bakat.
Jadi bakat yang dalam perkernbangannya memperoleh dukungan dan
kedua belah pihak dan individu memiliki minat yang tinggi terhadap
bidang yang menjadi bakat khususnya, memiliki motivasi yang tinggi,
memiliki daya juang yang tinggi, memperoleh dukungan lingkungan
yang rnemadai, yaitu adanya kesempatan untuk mengembangkan bakat
secara optimal, maka bakat tersebut akan muncul dalam suatu
kemampuan yang unggul dengan presatsi menonjol dalarn bidang
terkait. kedua faktor ekstern yang terdiri dan lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkunga masyarakat. Beberapa faktor lain
yang tidak tercakup dalam penelitian mi akan dikelompokkan kedalam
variabel residu.
Ditentukannya faktor-faktor diatas dalam penelitian ini,
karena faktor-faktor dinilai sangat dominan pengaruhnya terhadap
prestasi belajar dibanding dengan faktor yang lain. Untuk mendapatkan
pemahaman teoritis dominanya pengaruh faktor intern dan faktor
64
ekstern yang masuk dalam penelitian ini, berikut ini satu persatu faktor-
faktor tersebut akan dikaji lebih jelas.
“Bakat menurut Hilgard adalah the capacity to learn. Dengan
perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu
baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih” (Slameto 2004:57).
“Bakat merupakan kernampuan anak didik untuk melakukan
suatu tugas tanpa banyak tergantung pada latihan (Romlah 2004:161).
Menurut pendapat Guilford yang oleh Suryabrata dan surya (2001: 6-9) bakat mencakup (1) perseptual berkaitan dengan kemampuan dan kepekaan indra dalam menangkap sesuatu, (2) psikomotor berkaitan dengan kekuatan, ketelitian dan kecakapan, (3) intelektual mencakup ingatan, pengenalan, pemlaian dan kamampuan berfikir (Romlah 2004 : 161).
“Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang
dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dan orang tua”
(Tulus 2004:79).
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa bakat mempengaruhi
siswa dalam menncapai prestasi belajar. Dalam penelitian ini adalah
bersifat umum yaitu prestasi belajar siswa secara keseluruhan (umum).
Faktor berikutnya yang mempengaruhi belajar adalah minat.
‘‘Minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Dalam perspektif
65
prestasi belajar, minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar seseorang siswa (Slameto 2003:57).
“Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu”
(Tulus 2004:79).
“Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri”
(Sardiman 2005:76).
Faktor berikutnya adalah mativasi. ”Motivasi adalah
perubahan energi dalam din seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuar (Mc
Donald dalam Sardiman 2005:73).
Menurut salah satu ahli psikologi pendidikan1motivasi adalah
kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar (Dimyati dan
Mudjiono 1994:75).
Faktor selanjutnya adalah lingkungan keluarga. “Keluarga
adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama” (Wirowidjojo
dalam Slameto 2003:61).
Tulus (2004:16) “mengemukakan bahwa perjumpaan dan
interaksi yang terjadi dalarn keluarga sudah pasti besar pengaruhnya
bagi perilaku dan prestasi seseorang”.
66
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak didik, sebab anak dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga. Oleh karena itu peran keluarga dimungkinkan sangat besar terhadap perkembangan anak-anaknya, baik dalam hal bahasa, pembentukan dan pembinaan nilai dan ajaran agama yang diikuti, sikap, kebiasaan dan perkembangan keterampilan. (Romlah 2004:162).
Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto (2003:60) bahwa
“lingkungan keluarga akan mempengaruhi siswa dalam belajar yaitu
berupa cara orang tua mendidik, perhatian orang tua, relasi antaranggota
keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga”.
Oleh karena itu lingkungan keluarga harus mendukung dalam
belajar siswa dengan cara menciptakan kondisi atau suasana rumah
yang kondusif untuk belajar, menyediakan berbagai kebutuhan yang
berkaitan dengan pelajaran (seperti buku bacaan, buku tulis, penggaris,
kalkulator, dan sebagainya), memberikan hadiah apabila mendapat nilai
yang baik, sehingga anak merasa tenang, diperhatikan, disayang dan
dihargai, hal itu menyebabkan anak akan sungguh-sungguh dalam
belajar, sehingga ia akan mendapatkan nilai yang memuaskan.
Sebaliknya siswa yang kurang mendapatkan perhatian dan keluarga
akan merasa kurang aman, nyaman, diperhatikan dan dihargai. Hal mi
menyebabkan anak malas belajar, sehingga Ia akan mendapat nilai yang
jurang pula.
Faktor selanjutnya adalah lingkungan sekolah. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan. Di sekolah nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, perilaku,, disiplin, ilmu pengetahuan dan keterampilan ditabur, ditanam, disiram, ditumbuhkan
67
dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku dan prestai siswa. (Tulus 2004: 18).
“Sekolah mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak
didik, hal ini dapat dilihat dan diamati secara langsung akan keberadaan
anak didik dalam dunia pendidikan formal atau sekolah, mereka
sebagian besar menunjukkan sikap dan aktivitas yang berbeda
dibanding dengan mereka yang tidak menikmati kehidupan sekolah
(Romlah 2004:166).
Oleh karena itu pihak sekolah harus berupaya secara
maksimal untuk meningkatkan kualitas sekolah, sehingga dapat
mempengaruhi perkembangan anak didik secara positif. Seperti :
perbaikan gedung dan fasilitas sekolah, modifikasi substansi kurikulurn
yang digunakan, metode dan media dalam pembelajaran, pengadaan
buku paket dan buku penunjang setiap bidang studi yang diajarkan,
peningkatan mutu guru dan pengembangan bakat dan minat siswa
dengan keadaan para siswa. Sebaliknya jika lingkungan sekolah tidak
mendukung dalam proses belajar siswa, maka akan berakibat hasil yang
kurang pula, tetapi juga ada sekolah mempunyai fasilitas seadanya,
namun prestasinya baik.
Faktor terakhir yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa adalah lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan faktor
ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh tersebut
68
karena siswa berada dalam masyarakat atau bagian dari masyarakat itu
sendiri. Keberadaan siswa dalam masyarakat tersebut meliputi kegiatan
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat. (Slameto 2003:69).
Untuk mencapai prestasi belajar dibutuhkan kondisi
lingkungan masyarakat yang mendukung. Dukungan masyarakat berupa
memberikan kesempatan pada para siswa untuk ikut dalam mengelola
organisasi yang ada sebagai tempat latihan, misalnya karang taruna,
koperasi, yayasan dan organisasi lainnya yang ada di masyarakat. Selain
itu masyarakat hendaknya memberikan kesempatan untuk ikut dalam
kepanitiaan kegiatan yang dilakukan di masyarakat, menciptakan
kondisi atau suasana yang kondusif untuk belajar dengan cara
menerapkan jam belajar (misal nonton TV, membunyikan radio atau
tape secara keraskeras), menciptakan hubungan antara anggota
masyarakat yang saling memahami dan menghargai satu sama lain.
Dengan adanya dukungan masyarakat, siswa akan merasa
dihormati, dihargai, diperhatikan, dan diberi tempat yang luas untuk
mengembangkan ide kreatifnya di lingkungan masyarakat, sehingga
siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh dan akan mendapatkan
nilai yang memuaskan. Sebaliknya lingkungan masyarakat yang kurang
mendukung akan mengakibatkan siswa cenderung untuk malas belajar
dan malas berlatih, sehingga akan berakibat terhadap hasil belajarnya.
69
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yaitu kecerdasan atau
intelegensi yang sebenarnya merupakan faktor yang penting untuk
dimasukkan. Namun karena berbagai pertimbangan yaitu pengujian
faktor tersebut harus memakai alat khusus yang memerlukan biaya
relatif besar, dan sudah adanya hasil penelitian yang menyatakan
bahwa faktor kecerdasan atau intelegensi berpengaruh terhadap prestasi
belajar berkisar sekitar 25 %. Dalam penelitian ini peneliti menganggap
intelegensi seluruh responden relatif sama dengan dibuktikan dengan
total nilai lima mata pelajaran dalam STK (Swat Tanda Kelulusan)
ditambah dengan nilai tes yanh diterima di SMU Negeri 8 Semarang
rata-rata 99,44 ke atas.
Berdasarkan uraian tersebut dimuka, maka kerangka berfikir
penelitian ini dapat disederhanakan dalam paradigma sebagai berikut:
70
2.4. Hipotesis
“Hipotesis berasal dan kata hypo yang berarti dibawah dan
thesa yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian selesai, yaitu
setelah pengolahan terhadap data (Arikunto 2002:64).
“Menurut Trelease hipotesis adalah keterangan sementara dan
suatu fakta yang dapat diamati’ (Nazir 1983:182).
“Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal
yang dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk
melakukan pengecekannya” (Sudjana 1989:219).
Dari pengertian tersebut maka hipotesis adalah jawaban yang
bersifat sernentara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
“Prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran
2004 - 2005 dipengaruhi faktor intern dan faktor ekstern, yaitu secara
parsial (sendiri - sendiri) dan secara simultan (secara bersama - sama)”.
71
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. (Arikunto
2002:108). Populasi dalam penelitian mi adalah siswa kelas H SMU
Negeri 8 Semarang sebanyak 308 siswa.
3.1.2. Sampel Penelitian dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
(Arikunto 2002 : 109). Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel
siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang yang rata-rata tiap kelas terdiri
dan 44 siswa (Tabel 1).
Teknik yang digunakan adalah teknik simpel random sampling.
Ketentuan ini yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:112), yaitu
apabila subjeknya kurang dan 100 orang, maka dalam menentukan
besarnya sampel lebih balk diambil semua sebagai anggota sampel. Jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebesar 35%.
Menurut Borg dan GaIl (1979), simpel random sampling adalah
salah satu teknik pemilihan sampel dimana semua individu anggota
72
populasi mempurlyai kemungkinan kesempatan yang sama dan
independen untuk dipilih sebagai anggota sampel (Hadjar 1999:137).
Menurut McMillan dan Schumacher (1989), Teknik sampel
random sampling merupakan cara yang terbaik untuk mendapatkan
sampel yang tidak bias, yakni tidak over estimasi atau under estimasi
terhadap variabel populasi (Hadjar, 1999:137).
Gambaran Populasi dan Sampel
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto 2002 : 96).
73
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi.
(Arikunto 2002 : 94).
Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka yang menjadi titik perhatian
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang menjadi mempengaruhi prestasi
belajar. Sedangkan subyek penelitian adalah sub variabel didasarkan pada ciri -
cirinya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu :
a. Variabel faktor intern (Xl) dan faktor ekstern (X2) yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa sebagai Variabel Bebas. Adapun sub variabelnya
adalah Bakat dengan indikator ( Kemampuan dan kepekaan indra dalam
menangkap sesuatu, psikomotor berkaitan dengan kekuatan, ketelitian dan
kecakapan, serta intelektual mencakup ingatan, pengenalan, penilaian dan
kemampuan berfikir), Minat dengan indikator ( Partisipasi, pengalaman,
keinginan, kebutuhan, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja), Motivasi
dengan indikator (Motivasi Intrinsik yang meliputi : motivasi bawaan,
motivasi yang dipelajari, motivasi jasmani dan rohani, Motivasi Ekstrinsik
meliputi motivasi sosial, motivasi untuk berprestasi) sebagai faktor intern.
Sedangkan Iingkungan keluarga dengan indikator (Cara orang tua
mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan) yang kedua
adalah lingkungan sekolah dengan indikator ( Metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
74
pelajaran, keadaan gedung, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
metode belajar dan tugas rumah), yang terakhir adalah lingkungan
masyarakat dengan indikator (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat sebagai faktor
ekstern).
b. Prestasi belajar sebagai variabel terikat ( Y ). Adapun sub variabel dan
prestasi belajar yaitu nilai rapot semester satu siswa kelas 11 SMU Negeri 8
Semarang tahun pelajaran 2004/2005.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun
angka (Arikunto,2002:96). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
melalui beberapa metode diantaranya:
3.3.1. Metode Kuesioner atau angket
Angket merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan
tentang topik tertentu yang di berikan kepada subyek, baik secara
individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tetentu, seperti
preferensi, keyakinan, minat, dan perilaku (Hadjar 2002:18 1).
Angket digunakan tmtuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang
tahun ajaran 2004-2005.
75
Pengambilan data menggunakan angket dengan cara
menyebarkan angket pada siswa kelas 11 SMU Negeri 8 Semarang
yang menjadi sampel penelitian sejumlah 105 angket penelitian.
3.3.2. Metode Dokumentasi
Metode Dokurnentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto
2002 : 206).
Metode Dokurnentasi dipergunakan untuk mendapatkan dafiar
nama jumlah siswa yang menjadi anggota sampel dan nilai rata-rata
rapor siswa.
3.4. Validitas dan Reliabilitas
Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan
penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian
hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu
tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dan baik
tidaknya instrumen pengumpul data. (Arikunto, 2002: 144). Instrumen yang
baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
3.4.1. Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunj ukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen
76
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pada
penelitian ini untuk uji validitas pengumpul data dengan menggunakan
validitas logis. Untuk memperoleh validitas yang logis dalam
penyusunan instrumen bertindak hati - hati dengan mengikuti langkah -
Iangkah penyusunan instrumen, yaitu memecah variabel menjadi sub
variabel, baru memasukkan ke butir-butir pertanyaan sehingga menurut
logika suatu validitas yang dikehendaki.
Disamping validitas logis peneliti juga menggunakan validitas
internal. Validitas internal ada dua, yaitu analisis butir dan analisis
faktor. Disini peneliti menggunakan analisis faktor dengan asumsi
bahwa instrumen dikatakan valid jika setiap faktor yang membentuk
instrumen tersebut sudah valid (Arikunto 2002:153)
Untuk mengukur validitas tidaknya setiap faktor dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor faktor tertentu dengan skor total,
dengan menggunakan korelasi product moment dengan angka dasar
yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:
( )( )( ){ } ( ){ }2222 ∑∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
YYNXXN
YXXYNrXY
77
Dimana:
rxy= validitas instrumen.
X = jumlah skor faktor tertentu.
Y jumlah skor faktor total.
N =jumlahsubyek.
(Arikunto, 2002:146).
Sedangkan untuk menentukan valid tidaknya instrumen adalah
dengan cara mengkonsultasikan hash perhitungan koefisien korelasi
dengan tabel nilai koefisien korelasi (r) pada taraf signifikan 5 % atau
taraf kepercayaan 95 %. Apabila hasil perhitungan koefisien korelasi
lebih besar dibandingkan dengan nilai yang ada pada tabel maka
instrumen tersebut dinyatakan valid, sehingga instrumen tersebut sudah
layak untuk mengambil data.
Berdasarkan hasil uji validitas angket penelitian pada
lampiran diketahui bahwa harga r untuk seluruh butir angket lebih besar
dan r = 0,36 1 untuk α= 5% dengan n = 30. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa seluruh butir angket valid dan dapat digunakan
untuk pengambilan data penelitian.
3.4.2. Reliabilitas Instrumen
Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Reliabilitas rnenunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
78
cukup dapat dipercaya untuk dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
2002:154).
Dalam penelitian ini, tehnik uji reliabilitas dengan rumus :
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−
= ∑t
bk
krσα
1111
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
(Arikunto, 2002 : 171).
Untuk mencari varians butir digunakan rumus:
( )
NN
XX
b∑ ∑−
=2α
Keterangan:
σb2 = Varians butir.
ΣX2 = Jumlah kuadrat skor tiap item.
(ΣX)2 = Kuadratjumlah skor tiap item.
N = Banyaknya subyek pengikut tes.
79
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan harga tabel r kritik
product moment dengan taraf nyata 5%. Jika harga r lebih besar dan r
tabel, maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket penelitian pada
lampiran diperoleh harga r = 0,915 > r ti = 0,36 1 untuk c = 5% dengan
n = 30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data
penelitian.
3.5. Metode Analisis Data
3.5.1. Uji Normalitas Data
Sesuai dengan tujuan penehitian, teknik anahisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
persentase. Tetapi sebelum menganalisis data digunakan uji Normalitas
sampel. Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel
telah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji Normalitas ini dilakukan
dengan menggunakan rumus Chi - Kuadrat sebagai berikut:
( )∑ −Ο=
EiEiiX 2
Keterangan:
Oi = Frekuensi pengamatan.
Ei = Frekuensi yang diharapkan.
80
Hasil perhitungan jika X2 lebih kecil dan harga batas
penolakan X2 dan tabel kritik X2 pada taraf signifikan 5 % dan derajat
kebebasan (k-1) maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
terdistribusi secara normal.
Uji normalitas sebagai uji prasarat umtuk menentukan jenis
statistik yang cocok guna menguji hipotesis. Jika data berdistribusi
normal maka digunakan statistik parametrik (regresi linier ganda).
Sedangkan jika tidak normal harus digunakan statistik non parametnik
dengan (rank-spearman).
3.5.2. Metode Analisis Deskriptif Persentase
Metode ini digunakan untuk mengetahui secara tepat tingkat
presentasi skor jawaban dan mendiskripsikan hasil data mengenai faktor
intern dan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar.
%100Re% xIdealSkor
alitaSkorP =
Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai berikut:
a. Setelah angket diisi oleh responden dan memeriksa kelengkapannya
serta memberi nomor kode responden.
b. Mengkuantitatifkan jawaban pada setiap soal dengan tingkatan skor
masing-masing altematif sebagai berikut:
- Jawaban a, diberi skor 5
- Jawaban b, diberi skor 4
81
- Jawaban c, diberi skor 3
- Jawaban d, diberi skor 2
- Jawaban e, diberi skor 1
c. Membuat tabulasi data
d. Memasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:
%100% xN
celltiapfP =
Keterangan:
P = Persentase Variabel / sub variabel.
N = Jumlah item soal x jumlah responden x skor jawaban tertinggi.
e. Hasilnya dikonsultasikan dengan tabel persentase dengan cara:
1. Menetapkan skor tertinggi.
2. Menetapkan skor terendah.
3. Menetapkan rentangan skor.
4. Menetapkan jenjang skor.
5. Menetapkan kelas interval skor.
6. Menetapkan persentase tertinggi.
7. Menetapkan persentase terendah.
8. Menetapkan rentangan persentase.
9. Mentapkan kelas interval persentase.
10. Menetapkan jenjang kategori persentase.
82
Berdasarkan cara-cara tersebut diperoleh hash sebagai berikut:
a. Faktor Intern
1. Skor tertinggi = 105 x 14 x 5 = 7350
2. Skorterendth = 105 x 14 x 1 = 1470
3. Rentangan skor = 7350 - 1470 = 5880
4. Jenjang skor Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat
Tinggi.
5. Kelas interval = 5880:5 = 1176,00
6. Persentase tertinggi = 100%
7. Persentase terendah = 20%
8. Rentangan persentase = 100% 20% = 80%
9. Kelas interva’ persentase 80%: 5 = 16%
10. Jenjang persentase Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi,
Sangat Tinggi.
83
b. Faktor Ekstern
1. Skor Tertinggi = 105 x 6 x 5 = 3150
2. Skor terendah = 105 x 6 x 1 = 630
3. Rentangan skor =3150 - 630 = 2520
4. Jenjang skor Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat
Tinggi.
5. Kelas Interval = 2520 : 5 = 504.00
6. Persentase tertinggi = 100%
7. Persentase terendah = 20%
8. Rentangan persentase = 100% - 20% = 80%
9. Kelas interval persentase = 80%: 5 = 16%
10. Jenjang persentase Sangat rendah, Rendah, Sedang, Tinggi,
Sangat Tinggi
84
3.5.3. Metode Analisis Regresi Berganda
Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah faktor intern
dan ekstern mempunyai pengaruh yang signfikan terhadap prestasi
belajar.
Dalam rangka menguji hipotesis tersebut, maka dinyatakan
hipotesis nihil (Ho) sebagai berikut: “Faktor intern dan faktor ekstern
tidak berpengaruh secara parsial dan secara simultan terhadap prestasi
belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2004 -
2005”.
Metode ini membahas hubungan variabel terikat dengan dua
atau variabel bebas.
Persamaan Regresinya : Y = ao + a1 X1 + a2 X2
Y = Prestasi Belajar Siswa
X1 = Faktor Intern
X2 = Faktor Ekstern Di mana:
a0 = Y – a1X1 – a2X2
( )( ) ( )( )( )( ) ( )221
22
21
22112
21
∑∑∑∑∑∑−
−=
XXXX
YXXXYXXa
( )( ) ( )( )( )( ) ( )221
22
21
22122
12
∑∑∑∑∑∑−
−=
XXXX
YXXXYXXa
85
3.5.4. Pengujian Hipotesis
3.5.4.1. Uji F
Dengan menggunakan F-tes, dapat diuji perbedaan mean
dan tiga sampel secara serentak. Dengan demikian maka
ditinjau dan segi waktu pengguriaan F-tes lebih efisien.
Disamping itu, dengan F-tes dapat diketahui gambaran
mengenai interaksi antara variabel-variabel yang sedang
menjadi pusat perhatian.
Dalam analisis variance, kita menggunakan uji F.
Statistik F dicari dengan rumus berikut:
( )( )knRSSkESSF−−
=1
3.5.4.2. Uji-t
Menurut teori lama, jika harga F0 tidak signifikan, maka
perhitungan Anava berhenti. Tetapi apabila harga F0 yang
diperoleh sangat signifikan atau signifikan, maka pekerjaan
yang hilang perlu dilanjutkan dengan pengujian lain, yaitu uji-t.
Pengujian mi dimaksudkan untuk melihat perbedaan mean antar
kelompok. Akan tetapi menurut teori baru, harga F0 signifikan
maupun tidak, tetap dilanjutkan dengan pengujian perbedaan
mean.
86
Rumus t yang digunakan adalah:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−
= −
21
210
11nn
MK
MMt
d
Derajat kebebasan uji-t mi adalah (n1 + n2 - 2).
Pengujian secara parsial mi dimaksudkan untuk menguji
pengaruh dan masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat. Dalam hal mi yaitu pengaruh dan faktor intern terhadap
prestasi belajar dan pengaruh faktor ekstern terhadap prestasi
belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran
2004-2005.
3.5.5. Metode Analisis Ekonometrika
3.5.5.1 Uji Multikolinearitas
Digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan
yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel
independen atau variabel bebas. Cara untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas adalah jika antara dua variabel
independen memiliki korelasi yang spesifik (misalnya, koefisien
korelasi yang tinggi antara variabel independen atau tanda
koefisien korelasi variabel independen berbeda dengan tanda
koefisien regresinya), maka di dalam model regresi tersebut
terdapat multikolinearitas. (Algifari, 2000:84).
87
Dari hasil perhitungan melalui komputer program
SPSS (lihat lampiran) dapat diketahui:
1. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) pada bagian
Coefficient terlihat variabel X1 sebesar 2,355 ; variabel X2
sebesar 2,355 ; berarti angka VIF ada disekitar angka 2
dengan dernikian model regresi yang digunakan bebas
multikolinieritas (tidak terdapat problem multikolinieritas).
2. Angka toleransi (Tolerance) masing-masing variabel adalah
sebagai berikut : variabel X1 sebesar 0,425 ; vaniabel X2
sebesar 0,425, hal ini menunjukkan bahwa nilai toleransi
mendekati satu sehingga tidak terdapat problem
multikolinieritas.
3. Besaran korelasi antar variabel independent pada output
bagian coefficient corelation diperoleh : korelasi antara X1
dan X2 sebesar. Dari hasil tersebut angka korelasi antara
variabel independent jauh dibawah 0,8, hal ini menunjukkan
tidak adanya problem multikolinieritas dalam model regresi
yang digunakan.
3.5.5.2 Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastjsitas berarti varians variabel dalam
model tidak sama ( konstan).
88
Diagnosis adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif
dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan melakukan
pengujian korelasi rangking Spearman. Korelasi rangking
Spearman (r) dapat di hitung dengan formula:
( )161 2
12
−−= ∑
NNd
rs
Keterangan:
d1 : selisih rangking standar deviasi (S) dan rangking nilai
mutlak error (e). Nilai e = Y – Yang
N : banyaknya sampel.
Pengujian ini menggunakan distribusi t dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung
lebih besar dan t tabel, maka pengujian menolak hipotesis nol
(H0) yang menyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas pada
model regresi. Artinya, model tersebut mengandung
heteroskedastisitas.
Nilai thitung dapat ditentukan dengan formula:
21
2
s
s
r
Nrt
−
−=
(Algifari, 2000 :85-86).
Dari perhitungan dalam komputer melalui program
SPSS heterokedastisitas (lampiran 12) diperoleh nilai thitung
89
masing-masing variabel X1 sebesar 4,958; variabel X2 sebesar
3,939 dengan probabilitas (0,033 < 0,05) untuk variabel intern
berarti model regresi tidak mengandung heterokedastisitas.
Dari gambar bagian charts (lampiran 12) dapat terlihat
titik-titik rnenyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada model regresi, sehingga layak dipakai untuk
memprediksi prestasi belajar siswa di SMU Negeri 8 Semarang.
3.5.5.3 Uji Otokorelasi
Otokorelasi adal ah adanya korelasi antaranggota
sampel yang diurutkan berdasar waktu.
Pengujian adanya otokorelasi dalam suatu model
regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-
Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Misalnya n =
23, α = 5%: k = 3, maka dan Tabel D-W dengan α= 5%; k = 3; n
= 23).
90
Dari hasil perhitungan melalui computer program
SPSS dalam Autokorelasi (tabel4) terlihat angka Durbin-Watson
+ 1,804. hal ml berarti model regresi yang digunakan tidak
terdapat masalah autokorelasi. Karena dalam tabel autokorelasi
yaitu tabel Durbin-Watson telah dijelaskan bahwa apabila hasil
perhitungan diperoleh 1,66 sampai 2,34 maka klasifikasinya
“tidak ada otokorelasi”.
91
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Deskriptif
a) Uji Normalitas Data
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan
rumus Chi-kuadrat diperoleh harga X2 untuk variabel X1 = 2,674,
harga X2 untuk variabel X2 = 3,414 dan harga untuk variabel Y =
7,008. Pada α = 5%, dengan dk = 6-3 = 3 diperoleh harga X2 tabel =
7,812. Karena X2 hitung untuk variabel X1, X2 dan Y lebih kecil dan
X2 tabel = 7,812, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal. (lampiran 7,8,9).
b) Gambaran Faktor Intern dan Faktor Ekstern
Gambaran dan masing-masing variabel dalam penelitian ini
yaitu faktor intern (X1), faktor ekstern (X2), dan prestasi belajar (Y)
dapat dilakukan dengan analisis deskriptif persentase. Dalam
deskriptif persentase ini disajikan hasil analisis dan tiap sub variabel
penelitian dan analisis tiap variabel penelitian.
Berikut disajikan hasil analisis deskriptif persentase dari
variabel - variabel dalam penelitian yang terdiri dari faktor intern
(X1), faktor ekstern (X2) dan prestasi belajar (Y).
92
Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Masing-masing
Berdasarkan basil analisis deskriptif persentase tersebut dapat
diketahui bahwa faktor intern dengan indikator yang berupa bakat,
minat dan motivasi memiliki kategori tinggi.
Tabel 6. Hasil Analisis Deskriptif Faktor Intern
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase, diperoleh data
seperti di bawah ini:
No. Kelas Interval Skor Kelas Interval Prosentase
Kategori Jumlah siswa
Persentase (%)
1. 6174.0 < % < Skor ≤ 7350.0 84.0 % < % ≤ 100.0% Sangat Tinggi
0 0
2. 4998.0 < Skor ≤ 6174.0 68.0% < % ≤ 84.0% Tinggi 66 63
3. 3822.0 < % < Skor ≤ 4998.0 52.0% < % ≤ 68.0% Sedang 36 34
4. 2646 < % < Skor ≤ 3822.0 36% < % ≤ 62.0% Rendah 3 3
5. 1470.0 < % < Skor ≤ 2646.0 20.0% < % ≤ 36.0% Sangat Rendah
0 0
93
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
faktor intern termasuk kategori tinggi dengan persentase sebesar 63%.
Tabel 7.Tabel Hasil Analisis Deskriptif Persentase
Masing - Masing Indikator Faktor Ekstern.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase diatas dapat
diketahui bahwa faktor ekstern dengan indikator yang berupa
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
memiliki kategori tinggi.
94
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
faktor ekstern termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase
sebesar 83%.
4. 1. 2. Analisis Data
A. Regresi Berganda
a) Pengaruh Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Prestasi
Belajar Siswa.
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini
ternyata hipotesis yang diajukan ada pengaruh yang signifikan
faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi belajar pada
siswa kelas 11 SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran
2004/2005 diterima.
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi berganda
diperoleh persamaan regresi Y = 0,033 X1 + 0,0287 X2 +
3,5499 (lampiran l2). Melalui persamaan tersebut dapat
dijelaskan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 skor untuk faktor
intern akan diikuti kenaikan prestasi belajar sebesar 0,033.
Demikian juga untuk setiap kenaikan 1 skor faktor ekstern
maka prestasi belajar akan naik sebesar 0,0287.
Jika dilihat dan hasil penelitian, pengaruh secara
simultan sebesar 60,9% hasilnya lebih dominan daripada
95
parsial. Jadi masih ada sisa sebesar 39,1% yang merupakan
faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
b) Pengaruh Faktor Intern terhadap Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan basil analisis data pada penelitian ini,
temyata ada pengaruh yang signifikan faktor intern terhadap
prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dan persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 3,5499 + 0,033 X1 , yang berarti bahwa setiap terjadi
kenaikan 1 skor untuk faktor intern akan diikuti kenaikan
prestasi belajar sebesar 0,033.
Secara parsial faktor intern berpengaruh sebesar 19,45%, hal
ini jelas membuktikan bahwa faktor intern mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa khususnya kelas II.
c) Pengaruh Faktor Ekstern terhadap Prestasi Belajar Siswa
Berdasrkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa
ada pengaruh positif anatara faktor ekstern terhadap prestasi
belajar siswa, hal ini dapat dilihat dan persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 3,5499 + 0,0287 X2, yang berarti setiap kenaikan 1 skor
untuk faktor ekstern akan diikuti kenaikan prestasi belajar
siswa sebesar 0,0287.
96
Secara parsial faktor ekstern berpengaruh terhadap
prestasi belajar sebesar 13,18%.
B. Uji F atau Uji Simultan
Secara simultan kedua variabel bebas diuji
keberartiannya dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan
dengan program SPSS tampak pada tabel 4.1.3 berikut:
Tabel 9. Hasil Uji F
Dan hasil uji simultan tersebut diperoleh Fhitung sebesar
82,110 dan Ftabel sebesar 3,085 dengan probabilitas 0,000 < 0,05
yang berarti bahwa Ha diterima karena Fhitung lebih besar dan Ftabel
Dengan diterimanya hipotesis alternatif (Ha) berarti ada pengaruh
yang signifikan antara faktor intern dan faktor ekstern terhadap
prestasi belajar pada siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang
tahun pelajaran 2004/2005.
97
C. Uji t atau Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Berdasarkan anal isis dengan program SPSS (1ampirani.)
diketahui secara parsial diperoleh thitung sebesar 4,958 dengan
probabilitas (0,000 < 0,05) untuk variabel faktor intern, yang
berarti ada pengaruh yang signifikan secara parsial faktor intern
terhadap prestasi belajar siswa.
Dari hasil analisis tersebut diperoleh thitung sebesar 3,939
dengan probabilitas 0,000 < 0,05 untuk variabel faktor ekstern,
yang berarti faktor ekstern berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap prestasi belajar siswa.
D. Koefisien Determrnasi (U)
Harga R2 atau koefisien determinasi dipergunakan untuk
mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi yang diberikan
oleh variabel faktor intern dan faktor ekstern terhadap prestasi
belajar siswa secara simultan.
Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dapat dilihat dan hasil koefisien determinasi (R —
Square) pada program SPSS (lampiran) diperoleh R-square
0,617 sedangkan Adjusted R-square sebesar 0,609: hal ini
berarti bahwa pengaruh faktor intern dan faktor ekstern terhadap
98
prestasi belajar siswa secara simultan adalah 60,9% dan
selebihnya 39,1% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian
ini.
E. Koefisien Determinasi Parsial
Besarnya koefisien determinasi parsial masing-masing
prediktor digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan
atau kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Ditinjau dan korelasi parsial pada perhitungan program
SPSS dapat diperoleh koefisien parsial (r) untuk variabel faktor
intern sebesar 44,1% dan r2 19,45%; untuk variabel faktor
ekstern (r) 36,3% dan r2 = 13,18%. Dan koefisien korelasi
parsial tersebut menunjukkan bahwa faktor intern mempunyai
sumbangan atau kontribusi Iebih tinggi, diikuti oleh faktor
ekstern.
4. 2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian mi diketahui bahwa
secara simultan faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh terhadap prestasi
belajar sebesar 60,9% dimana Fhitung lebih besar dan Ftabel sehingga Ha
diterima.
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (lampiran 7) dapat diketahui
bahwa faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh secara signifikan karena
99
thitung lebih besar dan ttabej. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial faktor
intern dan faktor ekstern berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas II
SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005. diterima.
Pada analisis deskriptif persentase diketahui bahwa faktor intern
meniiliki kategori tinggi. Dan ketiga indikator pada faktor intern diketahui
bahwa indikator minat memiliki jumlah persentase yang kecil yaitu sebesar
46% jika dibandingkan dengan kedua indikator yang lain diantaranya bakat
sebesar 66% dan motivasi sebesar 68%. Hal ini disebabkan karena kurangnya
minat siswa terhadap pelajaran yang ada disekolah baik IPA, IPS dan Bahasa,
kurangnya minat terhadap media pengajaran yang digunakan oleh guru,
penggunaan berbagai laboratorium, serta kebanyakan dan siswa lebih banyak
bermain dan menonton TV daripada belajar (tabel 5).
Demikian juga hasil penelitian untuk analisis deskriptif faktor ekstern
menunjukkan kategori tinggi. Dan ketiga indikator pada faktor ekstern
diketahui lingkungan keluanga memiliki persentase kecil yaitu sebesar 56%
dibandingkan dengan lingkungan sekolah yaitu sebesar 87% dan lingkungan
masyarakat sebesar 66%. Rendahnya persentase lingkungan keluarga sebagai
lingkungan yang pertama kali menanamkan pendidikan disebabkan karena
kurangnya kesadaran dan orang tua untuk mendidik anaknya dalam belajar atau
kesibukan orang tua yang kurang dapat memperhatikan kebutuhan pendidikan
anak-anaknya mulai dan memberikan dukungan dalam kelancaran belajar,
100
latihan soal-soal, dan mengerjakan pekerjaan rumah juga kondisi atau suasana
tempat tinggal yang kurang mendukung aktivitas belajar anak-anaknya.
Dengan demikian hipotesis alternatif dan penelitian ini berbunyi
“Faktor intern dan faktor ekstern berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar siswa kelas II SMU Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2004/2005”
diterima.
101
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase dan analisis statistik yang telah
dilaksanakan, maka dapat dirumuskan pokok - pokok simpulan hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Faktor intern terniasuk kategori tinggi dengan presentase sebesar 63,0% dan
faktor ekstern dengan kategori tinggi dengan presentase 83,0%.
2. Secara simultan faktor intern dan ekstern berpengaruh positif terhadap
prestasi belajar siswa sebesar 60,9% dan sisanya sebesar 39,1% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
3. Besamya pengaruh faktor intern terhadap prestasi belajar siswa adalah
19,45% sedangkan besarnya pengaruh faktor ekstern terhadap prestasi
belajar siswa adalah 13,18% dan sisanya sebesar 67,37% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
5.2. Saran - saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian ini maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar guru diharapkan dapat
menerapkan metode pembelajaran (berupa ceramah, tanya jawab,
penugasan, diskusi dan eksperimen), menjaga hubungan yang baik dengan
102
siswa dan didukung dengan fasilitas laboratorium yang Iengkap dan pihak
sekolah.
2. Bagi keluarga hendaknya memperhatikan aktifitas belajar, memberikan
motivasi belajar, memperhatikan kebutuhan sekolah dan menciptakan
suasana rumah yang kondusif untuk belajar bagi siswa.
3. Bagi masyarakat hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk
belajar dan berlatih serta menerapkan pelajaran dalam setiap kegiatan
kemasyarakatan misalnya karang taruna, koperasi, olahraga dan keagamaan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Al, Amin. 2004. “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Akuntansi Biaya Kelas III Jurusan Akuntansi SMK Negeri I Surakarta Tahun Ajaran 2004 - 2005”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: PT BPFE
Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Darsono, Max. Dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press. Depdikbud. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Direktorat jenderal
Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar Yang Efektif. Yogyakarta: Liberty. Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset. Hadjar, lbnu. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan-Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Margono, S. 1997. Metodologi Penelilian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mudyahardjo, Redja. 2002. Pengantar Pendidikan Sebuah Sludi Awal Tentang
Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
104
Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Romlah. 2004. Psikologi Pendidikan Kajian Teoritis dan Aplikatif. Malang: UMM
Press. Sardiman, A.M. 2005. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta. Sudjana. 1989. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sumantri Mulyani & Permaana Johar. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
CV Maulana. Suryabrata, Sumadi. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tulus, Sth. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku Siswa dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo. UU SISDIKNAS (UU RI NO. 20 TH. 2003). Jakarta: Penerbit Sinar Grafika.