faktor-faktor yang mempengaruhi bid-ask spread …repository.umrah.ac.id/1965/1/jurnal nisa.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2015
Anisa Apriliya
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh harga saham, volume perdagangan saham, return
saham dan leverage terhadap bid-ask spread. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia periode 2013-2016. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengujian
hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 21. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel volume perdagangan saham berpengaruh positif
dan signifikan terhadap bid-ask spread. Sementara return saham berpengaruh negatif dan
signifikan terhaadap bid-ask spread. Variabel harga saham dan leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap bid-ask spread. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread.
Kata Kunci: harga saham, volume perdagangan saham, return saham dan leverage, bid-ask
spread.
This study aims to examine the impact of shares price, trade volume activity, shares return
and leverage on bid ask spread. The population in this study is manufacturing firms listed on
Indonesia Stock Exchange from 2013-2016. Purposive sampling technique is used in this
study to collect sample.. Statistical hypothesis testing used multiple linear regression on SPSS
21. The result of this study shows that trade volume activiyt has significantly positive
association with bid ask spread. Shares return has significantly negative association on bid
ask spread. Share price and leverage do not have significant association with bid ask spread.
The result on simultaneous testing shows that independent variables have significant impact
on bid ask spread.
Keywords: bid ask spread, shares price, trade volume activity, shares return and leverage
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang
yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal juga
merupakan salah satu lembaga yang menunjang lajunya perekonomian sebuah negara,
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan perekonomian.
Kondisi pasar modal penuh ketidakpastian yang mengakibatkan timbulnya risiko
investasi yang harus dihadapi oleh para pelaku pasar modal. Untuk meminimalisir
ketidakpastian dari tingkat risiko yang terjadi serta sekaligus membantu investor
mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan, maka para investor memerlukan
informasi. Informasi yang didapat tersebut dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal dalam
pengambilan keputusan.
Teori spread menyatakan bahwa nilai bid-ask spread ditentukan oleh dealer atau
broker yang secara bersama-sama melakukan transaksi atas suatu saham. Di Bursa Efek
2
Indonesia (BEI) menggunakan pendekatan market spread karena dealer berperan ganda yaitu
sebagai dealer dan sebagai broker. Hal ini disebabkan karena Bursa Efek Indonesia bersifat
competitive order matching market atau order drive market system. Dengan sistem ini
investor hanya diperbolehkan untuk menyerahkan order transaksi melalui broker atau dengan
kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri di lantai bursa. (Paramita
& Yulianto, 2014)
Salah satu yang mendasari keputusan investor dalam melakukan investasi adalah isi
laporan keuangan perusahaan publik. Jika seseorang percaya terhadap hipotesis pasar efisien
yang digunakan sebagai pegangan, kita berharap bahwa investor akan berhati-hati mengikuti
laporan keuangan perusahaan publik dan semua fluktuasi tingkat laba akan digambarkan pada
tingkat harga (Rasyidi & Murdayanti, 2013).
Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang baik dapat menjadi pedoman
investor dalam mengambil keputusan investasinya. Dari laporan keuangan dapat dilihat
seberapa ketergantungan perusahaan pada hutang jangka panjang yang digunakan untuk
menutupi modalnya. Semakin besar hutang perusahaan pasti akan menurunkan tingkat
pengembalian yang diharapkan investor, dan akan mempengaruhi harga saham perusahaan
tersebut.
Peningkatan leverage keuangan dapat berdampak positif dan negatif bagi pemegang
saham, hal ini tergantung pada kondisi perekonomian. Pada saat kondisi ekonomi prosperity,
peningkatan leverage keuangan disebabkan manajemen perusahaan semakin optimis terhadap
prospek perusahaan di masa depan. Peningkatan leverage keuangan akan mengurangi agency
cost antara pemegang saham dengan manajer, karena manajer harus memenuhi pembayaran
bunga dan pokok sehingga manajer harus bekerja lebih disiplin. Selain itu peningkatan
leverage keuangan juga disertai dengan meningkatnya default risk sehingga manajer harus
mengambil keputusan investasi yang terbaik agar perusahaan terhindar dari kebangkrutan.
Hal itu akan mengurangi informasi asimetri antara manajer dan investor yang menimbulkan
reaksi dari para investor untuk mengambil keputusan investasi terhadap saham perusahaan
(Sudana & Intan, 2008).
Para investor pasti menginginkan tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukannya. Pada teorinya semakin tinggi tingkat pengembalian yang didapat investor
maka semakin tinggi juga tingkat resiko yang didapat dari investasi yang dilakukan. Bid-ask
yang menggambarkan selisih harga jual dengan harga beli menunjukkan bahwa, semakin
rendah spread, maka semakin likuid juga investasi tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Bid-Ask Spread
Salah satu cara untuk mendeteksi asimetri informasi adalah dengan perhitungan bid-
ask. Bid-ask spread merupakan selisih antara bid price dengan ask price. Bid price adalah
harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealer atau harga dimana spesialis atau dealer
menawarkan untuk membeli saham. Sedangkan ask price adalah harga terendah dimana
dealer bersedia untuk menjual saham. (Dewi & Kartika, 2015)
Bid-ask spread ditentukan oleh dealer. Bid-ask spread yang terlalu tinggi akan
menguntungkan dealer, namun bid-ask spread yang terlalu tinggi akan mengakibatkan saham
tersebut menjadi kurang aktif diperdagangkan. Bid-ask spread yang terlalu rendah akan
merugikan dealer, namun bid-ask spread yang terlalu rendah akan mengakibatkan saham
tersebut menjadi lebih aktif diperdagangkan. Oleh karena itu dealer akan berusaha untuk
menentukan tingkat bid-ask spread yang optimal, yaitu tingkat bid-ask spread yang tidak
merugikan dealer dan membuat saham tersebut aktif diperdagangkan. (Supardi, 2010)
Bid-ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh investor untuk
mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham. Terdapat dua model spread
3
yakni dealer spread dan market spread. Dealer spread merupakan selisih antara harga bid
dan harga ask yang menyebabkan individu dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan
aktivanya sendiri. Market spread merupakan beda antara permintaan beli tertinggi dengan
penawaran jual terendah yang terjadi pada waktu tertentu. Market spread dapat dilihat dari
selisih antara offer price dan bid price yang terdapat di bursa. Biaya kesegaran bagi investor
merupakan ukuran market spread, sedangkan persaingan antara dealer dan biaya dealer
membuat pasar berhubungan dengan ukuran dealer spread. (Istanti, 2009).
Harga Saham
Harga saham adalah harga yang ditetapkan dari suatu saham pada saat pasar saham
sedang berlangsung dengan mempertimbangkan permintaan dan penawaran dari saham yang
dimaksud (Jogiyanto, 2015). Perubahan harga saham ditentukan berdasarkan penilaian
investor terhadap perusahaan. Apabila perusahaan dipandang memiliki masa depan yang
baik, dan diperkirakan akan berkembang pesat, maka investor tersebut memberikan penilaian
yang tinggi terhadap saham perusahaan yang sedang dipertukarkan, demikian pula sebaliknya
(Aprilia, 2015). Harga saham yang senantiasa memberikan return yang tinggi
mengidentifikasikan bahwa saham tersebut disukai oleh investor, sehingga dealer (perantara
pedagang efek) tidak perlu memegang saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan
biaya pemilikan saham yang berarti mempersempit bid-ask spread (Paramita & Yulianto,
2014)
Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan
di pasar modal selama periode yang telah ditentukan. (Paramita & Yulianto, 2014). Volume
perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada
waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Untuk membuat
keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan
tingkat keuntungan yang diharapkan (Napitupulu & Syahyuan, 2013).
Volume perdagangan diartikan sebagai besarnya aktivitas jumlah lembar sham yang
diperdagangkan. Investor akan melihat aktivitas ini untuk menilai informasi dari saham
tersebut. Volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh
para investor dan cepat diperdagangkan. Sebaliknya, volume perdagangan yang kecil
menunjukkan saham tersebut kurang likuid sehingga investor cenderung kurang menyukai
melakukan perdagangan pada saham tersebut (Aprilia, 2015). Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return
realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian (expected return) yang belum terjadi
tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasian (realized return)
dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai
salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasian ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko dimasa mendatag (Jogiyanto,
2015:263).
Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan
aktual ataupun keuntungan yang diharapkan dan disediakan oleh berbagai saham pada
tingkatan pengembalian yang diinginkan. Menurut Jogiyanto (2015) merupakan return yang
telah terjadi. Return realisasi dapat di ukur dengan menggunakan banyak metode salah
satunya adalah return total yang merupakan return secara keseluruhan dari suatu investasi
dalam suatu periode tertentu yang terdiri dari capital gain dan yield (Chotimah & Amanah,
2013). Return total terdiri dari capital gain dan yield. Capital gain/loss merupakan selisih dari
harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Sedangkan yield adalah
merupakan prosentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari
suatu investasi (Chotimah & Amanah, 2013).
4
Leverage Dalam membagi kegiatannya suatu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari
dalam atau intern perusahaan (modal sendiri) dan dari luar (hutang) (Alhayanti, 2013). Rasio
leverage terbagi dua yaitu, rasio leverage operasi dan rasio leverage keuangan. Menurut
Fahmi (2012) Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan yang dibiayai
utang. Penggunaan hutang terlalu tinggi menyebabkan perusahaan akan masuk kedalam
extreme leverage yaitu kondisi dimana perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi
dan sulit melepaskan beban hutang tersebut. Leverage juga didefenisikan sebagai nilai buku
total utang jangka panjang dibagi dengan total aktiva (Jogiyanto, 2015:460). Leverage
penting bagi pemegang saham karena biaya bunga tetap atas pinjaman mempunyai pengaruh
dalam meningkatkan atau menurunkan keuntungan pemegang saham. Apabila penghasilan
dari total dana yang diinvestasikan melebihi bunga atas pinjaman maka sisa surplus akan
ditambahkan ke pemegang saham dan selanjutnya meningkatkan penerimaan mereka. Disisi
lain bila penerimaan rata-rata dari total dana yang diinvestasikan lebih rendah daripada
tingkat bunga, sedangkan bunga masih harus dibayar, aka terjadi penurunan penerimaan pada
pemegang saham.
Pengembangan Hipotesis
Kenaikan atau penurunan harga saham bukan hanya disebabkan karena perubahan
permintaan dan penawaran yang terjadi. Namun dapat disebabkan oleh penilaian investor
terhadap saham itu sendiri. Harga saham yang tinggi lebih disukai oleh investor karena
diasumsikan perusahaan tersebut dalam keadaan yang baik sehingga dapat menurunkan bid-
ask spread (Aprilia, 2015) dan dealer tidak perlu memegang saham terlalu lama yang akan
mengaibatkan penurunan biaya kepemilikan saham. Harga saham sendiri diidentifikasi
berpengaruh negatif terhadap bid ask spread. Harga saham yang senantiasa memberikan
return yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut disukai oleh investor, sehingga
broker/dealer tidak perlu memegang saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan biaya
kepemilikan saham yang berarti mempersempit bid ask spread.
Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan
pada hari tertentu. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan
yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti
saham tersebut cepat diperdagangkan. Volume perdagangan akan menurunkan biaya
kepemilikan saham sehingga akan menurunkan bid-ask spread. Dengan demikian, semakin
aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan saham, maka
semakin rendah biaya kepemilikan saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid-ask
spread (Paramita & Yulianto, 2014).
Menurut Ambarwati (2008), return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham
tersebut aktif diperdagangkan, dan hal ini menunjukkan bahwa saham tersebut banyak
diminati oleh para investor. Saham yang banyak diminati oleh investor cenderung akan lebih
banyak ditransaksikan atau memiliki volume perdagangan lebih besar (Santoso & Linawati,
2014). Return juga merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen. Tingkat
pengembalian saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per
sejumlah dana yang diinvestasikan. Hal yang sering terjadi yaitu semakin besar return yang
diharapkan (expected), maka semakin besar pula risiko yang terjadi. Dealer mendapat
kompensasi dalam membeli saham pada harga beli (Pb) yang umumnya lebih rendah dari
harga sebenarnya dan menjual pada harga jual (Pj) diatas harga sebenarnya (Pt). Spread yang
didapat digunakan untuk menutup cost yang terjadi (Dewi & Kartika, 2015).
Leverage terkait dengan risiko, bila tingkat leverage yang digunakan semakin tinggi
maka risiko yang dihadapi investor juga akan tinggi. Oleh karena itu semakin tinggi leverage
suatu perusahaan maka risikonya juga akan meningkat dan akan mengakibatkan bid-ask
spread saham yang besar (Royani, 2017).
5
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent
variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas
(independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya.
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah
pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan ataupun menerangkan variabel dalam
variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. Variabel dependen identik
dengan variabel terikat, yang dijelaskan. (Kuncoro, 2009). Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bid-ask spread. Bid-ask spread merupakan spread
pasar, yaitu selisih antara harga penawaran jual terendah (lowest ask) atau biasa disebut
sebagai ask price dengan harga permintaan beli tertinggi (highest bid) atau biasa disebut
sebagai bid price. Ask price dan bid price yang digunakan adalah ask price dan bid price
penutupan di bursa. Adapun rumus bid-ask spread adalah sebagai berikut:
𝑆𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 =(𝐴𝑠𝑘 – 𝐵𝑖𝑑)
(𝐴𝑠𝑘 + 𝐵𝑖𝑑)/2
Keterangan : Spread = Rata-rata bid-ask spread saham i pada tahun t
Ask = Jumlah ask price saham i pada tahun t
Bid = Jumlah bid price saham i pada tahun t
Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam
variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel
dependen nantinya. Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas atau
independent/explanatory variable. Variabel ini biasa dianggap sebagai variabel prediktor atau
penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen (Kuncoro, 2009).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Harga saham
Harga saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan. Harga saham pada penelitian ini yaitu harga saham penutupan pada tanggal
penerbitan laporan keuangan untuk masing-masing perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2010).
b. Voume Perdagangan Saham
Volume perdagangan adalah jumlah surat berharga (saham) yang diperdagangkan di
pasar modal selama periode yang telah ditentukan. Perhitungan volume perdagangan
dilakukan dengan perbandingan antara jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan pada
tanggal penerbitan laporan keuangan dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan.
c. Return Saham
Return saham merupakan imbalan atau keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukan dan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi.
Hasil yang diperoleh dari investasi yaitu return. Return saham dalam penelitian ini diukur
pada tanggal penerbitan laporan keuangan. Rumus untuk menentukan besarnya return saham
adalah sebagai berikut:
𝑅𝑖.𝑡 = 𝑃𝑖.𝑡 − 𝑃𝑖.𝑡−1
𝑃𝑖.𝑡−1
Keterangan:
6
Ri.t : Return saham ke-i pada periode t
Pi.t : Harga saham ke-i pada periode t
Pi.t-1 : Harga saham ke-i pada periode t-1
d. Leverage
Leverage keuangan menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Leverage didefinisikan sebagai rasio dari total hutang terhadap total aset.
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =Total Hutang
Total Asset
Metode Pengumpulan Data
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel sampel (populasi). Penelitan
ini menggunakan data sekunder yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Penelitian ini menggunakan data sekunder.
Data sekunder yang digunakan adalah data yang telah dipublikasi dalam situs Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan data yang berasal dari website finance.yahoo.com.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek
penelitian (Kuncoro, 2009). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar dan yang memiliki laporan keuangan yang telah dipublikasikan serta dapat di
download dalam sitis www.idx.com pada periode 2013-2016. Sample adalah suatu himpunan
bagian (subset) dari unit populasi yang dapat menjadi sumber data (Kuncoro, 2009). Metode
yang digunakan adalah purposive sampling dengan judgement sampling dimana sample
dipilih berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan
maksud penelitian (Kuncoro, 2009). Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam memilih
sample yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu:
1. Perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut selama tahun
penelitian 2013-2016
2. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang Rupiah (Rp) dan tanggal laporan
keuangan yang dipublikasikan per 31 Desember serta telah diaudit oleh auditor selama
tahun penelitian yaitu 2013-2016
3. Perusahaan yang memiliki harga saham dan nilai bid-ask secara berturut-turut selama
periode penelitian 2013-2016
Teknik Analisis Data
Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 21. Sebelum
dilakukan pengujian hipotesisi teori, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik
untuk memenuhi sifat dari estimasi regresi yang bersifat BLUES (Best Linier Unbiased
Estimator) yang meliputi heterokedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi (Manik,
2012). Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
berganda. Kemudian dilakukan pengujian uji T (TTest)dan Uji F (Ftest).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Unit Analisis
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling dengan kriteria yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No Kriteria Sampel Sampel
1 Perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia berturut-turut selama tahun penelitian 2013-
132
7
2016
2 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata
uang Rupiah (Rp) dan tanggal laporan keuangan yang
dipublikasikan tidak per 31 Desember serta tidak diaudit
oleh auditor selama tahun penelitian yaitu 2013-2016
(34)
5 Perusahaan yang tidak memiliki harga saham dan nilai
bid-ask secara berturut-turut selama periode penelitian
2013,2014,2015 dan 2016
(57)
Jumlah Perusahaan yang memenuhi kriteria 41
Jumlah tahun penelitian 4
Jumlah Sampel 164
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari
sekumpulan data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-
rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Dalam penelitian ini statistik
deskriptifnya adalah sebagai berikut:
Tabel Deskriptif Variabel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BIDASK 164 ,0000 ,3229 ,035374 ,0389547
PRICE 164 55 69200 3904,66 9740,070
TVA 164 ,0000 ,0257 ,001029 ,0026615
RETURN 164 -,2220 ,1300 ,001604 ,0341630
LEV 164 ,0372 ,8375 ,431302 ,2008429
Valid N (listwise) 164
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji hipotesis secara parsial, atau disebut dengan Uji T merupakan pengujian yang
digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikatnya. Berikut adalah hasil perhitungan nilai t hitung:
Hasil Uji Secara Parsial (Uji t) Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,026 ,005 5,032 ,000
PRICE -3,592E-007 ,000 -,090 -1,640 ,103
TVA 8,785 ,897 ,600 9,795 ,000
RETURN -,236 ,070 -,207 -3,378 ,001
LEV ,004 ,011 ,022 ,391 ,697
a. Dependent Variable: BIDASK
Dari hasil uji regresi linier berganda untuk penelitian ini, model regresi yang
dihasilkan adalah sebagai berikut:
𝐵𝐼𝐷𝐴𝑆𝐾 = 0,026 − 0,000000359 𝑃𝑅𝐼𝐶𝐸 + 8,785 𝑇𝑉𝐴 − 0,236 𝑅𝐸𝑇𝑈𝑅𝑁 + 0,004 𝐿𝐸𝑉+ 𝜀
1) Konstanta (a)
Nilai konstanta yang diperoleh adalah sebesar 0,026. Artinya jika seluruh variabel
independen dianggap konstan atau bernilai nol, maka besarnya BIDASK perusahaan
sektor manufaktur periode 2013-2016 adalah senilai 2,6%.
8
2) Koefisien Regresi PRICE
Nilai koefisien regresi PRICE untuk variabel Harga Saham adalah sebesar -
0,000000359. Artinya variabel Harga saham berhubungan negatif terhadap tingkat bid ask
spread. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Rp100 level Harga Saham, maka
akan menyebabkan rentang bid-ask spread menurun sebesar 0,00359%.
3) Koefisien Regresi TVA
Nilai koefisien regresi untuk variabel volume perdagangan saham adalah sebesar 8,785.
Hal ini menyebabkan setiap bertambah 1% volume perdagangan saham maka akan
meningkatkan jarak bid-ask spread perusahaan sebesar 0,0875%.
4) Koefisien Regresi RETURN
Nilai koefisien regresi untuk variabel return saham adalah sebesar -0,236. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% return perusahaan perusahaan, maka akan
menyebabkan berkurangnya bid-ask spread sebesar 0,0236%.
5) Koefisien Regresi LEV
Nilai koefisien regresi untuk variabel leverage adalah sebesar 0,004. Hal ini
menyebabkan setiap bertambahnya 1% rasio leverage maka akan memperbesar bid ask
spread saham perusahaan sebesar 0,00004%
Uji Hipotesis secara Simultan (Uji f)
Uji hipotesis simultan menggunakan uji F dalam analisis regresi linier berganda. Uji
ini digunakan untuk melihat pengaruh keempat variabel indepen den (bebas) terhadap
variabel dependen (terikat). Penjabaran hasil pengujian dapat dilihat dari tabel berikut:
Hasil Uji Secara Simultan (uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,132 4 ,033 45,168 ,000b
Residual ,116 159 ,001
Total ,247 163
a. Dependent Variable: BIDASK
b. Predictors: (Constant), LEV, TVA, PRICE, RETURN
Hasil dari Uji F menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Nilai F-hitung sebesar 45,168 dan
nilai Sig. sebesar 0,000 telah memenuhi kriteria penerimaan. Nilai F-hitung 45,168 lebih
besar dari F-tabel yaitu sebesar 2,43 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik adalah menerima hipotesis ke-lima (H5) yaitu
terdapat pengaruh simultan antara harga saham, volume perdagangan saham, return saham,
dan leverage terhadap bid-ask spread.
Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Uji Kelayakan Model (goodness of fit) dilakukan untuk melihat kesesuaian
model, atau seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel
terikatnya. Untuk menguji kelayakan model menggunakan nilai Adjusted R Squre. Berikut
adalah hasil uji Koefisien Determinasi:
Uji Goodness of Fit Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,729a ,532 ,520 ,02699
a. Predictors: (Constant), LEV, TVA, PRICE, RETURN b. Dependent Variable: BIDASK
9
Tabel tersebut memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 0,520. Terlihat
bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat adalah relatif
tinggi yaitu sebesar 52,0% pada model penelitian. Masih terdapat 48,0% varians variabel
terikat yang belum mampu dijelaskan oleh keempat variabel bebas dalam model
penelitian ini.
Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis dalam analisis regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa
harga saham tidak berpengaruh terhadap bid-ask spread. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Istanti (2007), Al-Hakima (2015) dan Alda (2012) Namun
hasil penelitian ini berbeda dengan Royani (2017) dan Kartika & Dewi (2015)
Adapun penyebab tidak berpengaruhnya harga saham dengan bid-ask spread
dikarenakan persebaran data harga saham dalam penelitian ini terlalu tinggi. Nilai standar
deviasi yang mencapai Rp9.740 dengan nilai rata-rata yang lebih rendah yakni Rp3.904
menunjukkan terdapat kelompok saham yang memiliki nilai ekstrim. Adanya saham yang
memiliki nilai outlier dalam sampel penelitian membuat input yang dihasilkan tidak
representatif sehingga hasil pengujian hipotesis yang dilakukan tidak sesuai pengembangan
hipotesis yang dirancang. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan
investor dalam menjual ataupun membeli sekuritas tidak terlalu memperhatikan harga saham
perusahaan yang cenderung tidak dapat dibandingkan antara perusahaan dengan subsektor
berbeda. Investor lebih mempertimbangkan variabel lain yang memiliki keterbandingan lebih
tinggi seperti return saham ataupun nilai fundamental yang mana lebih relevan untuk
pengambilan keputusan.
Dari hasil pengujian secara statistik, diperoleh hasil bahwa volume perdagangan
saham berpengaruh terhadap bid ask spread. Arah pengaruh yang muncul adalah positif yang
mengindikasikan semakin besar volume perdagangan saham maka semakin besar pula bid-
ask spread saham tersebut. Arah pengaruh ini berbeda dengan apa yang dinalar dalam
pengembangan hipotesis. Volume perdagangan saham berkaitan dengan harga saham.
Semakin sering saham diperdagangkan semakin fluktuatif return saham tersebut. Return
saham merupakan faktor yang menjadi pertimbangan oleh investor yang rasional. Hal ini
akan menyebabkan tingginya permintaan akan saham tersebut. Keadaan ini membuat dealer
tidak perlu menahan saham yang dapat mengurangi biaya kepemilikan. Pengaruh positif
dalam hasil penelitian ini dapat juga dikarenakan oleh dua hal yaitu pertama, total volume
perdagangan pada sampel yang relatif rendah (rata-rata sampel hanya sebesar 0,1%)
sedangkan rata-rata bid-ask spread lebih tinggi (0,35%) sehingga cenderung akan
menghasilkan nilai beta yang positif. Kedua, adalah persepsi dealer yang memandang bahwa
saham yang aktif diperdagangakan akan meningkatkan harga saham itu sendiri. Volume
perdagangan yang tinggi menandakan bahwa saham tergolong aktif. Investor kemudia
berasumsi bahwa saham tersebut baik sehingga dealer berkesempatan mengambil keuntungan
dari harga bid dan harga ask. Penjelasan ini juga didukung dalam penelitian yang dilakukan
oleh Paramita (2014), Aprilia (2015) dan Anggraini (2013).
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa return saham memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap bid-ask spread. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika return
yang dihasilkan tinggi maka spread yang dihasilkan akan mengecil. Hal ini biasa terjadi
dalam praktik atas dasar asumsi semakin besar return yang diharapkan maka akan semakin
besar pula risiko saham tersebut (Jogiyanto, 2015). Broker saham akan mendapatkan
kompensasi lebih pada saat transaksi membeli saham pada harga beli yang lebih rendah dari
harga sebenarnya, sebaliknya akan menjual pada harga jual diatas harga sebenarnya. Spread
yang didapat, digunakan untuk menutup cost yang terjadi. Sehingga spread akan makin kecil
10
bila return saham tinggi dan akan lebih besar jika return saham kecil. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati (2008), Nurmayanti (2009), Dewi
& Kartika (2015) dan Sunarko (2016).
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap bid-ask spread. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai leverage
perusahaan tidak mempengaruhi besar kecilnya nilai bid-ask spread. Hal ini dapat terjadi jika
investor memandang bahwa risiko yang tercermin dari leverage perusahaan bersifat stabil.
Frekuensi informasi leverage perusahaan yang tidak tinggi (hanya bisa diakses kuartalan)
juga membuat investor jarang menyandingkan informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan jual-beli saham yang sifatnya harian. Jadi walaupun perusahaan dengan leverage
tinggi mengindikasikan risiko yang tinggi pula, investor tidak terlalu mempertimbangkan
informasi tersebut dikarenakan nilai leverage perusahaan cenderung stabil. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dijalankan oleh Paramita (2014), Al-Farizi (2015) dan
Sunarko (2016)
Hasil pengujian hipotesis ke-lima menunjukkan bahwa secara simultan variabel Harga
saham, Volume Perdagangan Saham, Return Saham, dan Leverage berpengaruh signifikan
terhadap bid-ask spread. Nilai signifikansi sebesar 0,000 jauh lebih kecil dibandingkan
tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa model
penelitian yang dirancang sudah baik dikarenakan uji F juga merupakan salah satu dari jenis
pengujian Goodness of Fit Test yang menunjukkan seberapa baik variabel-variabel dirancang
dan ketepatannya terhadap model penelitian. Adapun alasan mengapa variebel Harga saham,
Volume Perdagangan Saham, Return Saham, dan Leverage berpengaruh terhadap bid-ask
spread dikarenakan setiap variabel mempunyai dampak yang mempengaruhi broker dalam
penentuan harga bid dan ask masing-masing saham. Namun tetap perlu diperhatikan bahwa
pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variabel ini adalah bersifat simultan sehingga jika
model ini digunakan untuk tujuan prediksi model harus menggunakan variabel dalam
penelitian ini tanpa mengurangi atau menambah variabel lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris terkait pengaruh harga
saham, volume perdagangan saham, return saham, dan leverage terhadap bid-ask spread
pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013
– 2016. Dari hasil pengujian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap bid-ask spread pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
2. Volume perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
3. Return saham berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
4. Leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.
5. Harga saham, volume perdagangan saham, return saham dan leverage secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap bid-askspread pada perusahaan manufaktur yang
tedaftar di BEI periode 2013-2016.
Saran
Penelitian memiliki beberapa keterbatasan yang membatasi hasil dan pembahasan
penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan menyempurnakan topik penelitian ini
dengan mempertimbangkan keterbatasan dan saran penelitian ini. Adapun saran-saran
yang mungkin bisa digunakan untuk menyempurnakan penelitian, antara lain:
11
1) Jangka waktu penelitian yang diperpanjang hingga 5 tahun.
2) Menambahkan variabel lain seperti risiko saham, market value dan earning per share.
3) Menggunakan harga saham mingguan/bulanan setelah tanggal penerbitan laporan
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Alhayanti, F. (2013). Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat Kesulitan Keuangan
Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi. Padang: Universitas Negeri Padang.
Ambarwati, S. D. (2008). Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian
Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang
Tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005. Jurnal Siasat Bisnis Vol.12
No.1 , 27-38.
Anggraini, V., Hartini, T., & Wijaya, T. (2013). Pengaruh Harga Saham, Volume
Perdagangan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan Food
& Beverage yang Terdaftar Di BEI.
Aprilia, Z. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Saham LQ-45 di
Bursa Efek Indonesia. Journal of Research in Economics and Management Vol.15,
No.2 , 396-407.
Atmaja, L. S. (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI.
Chotimah, C., & Amanah, L. (2013). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Retrun Saham dan
Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi .
Dewi, A. N., & Kartika, I. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread pada
Perusahan Manufaktur. Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 4 No.2 , 85-96.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, J. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Kesepuluh ed.). Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Husnan, S. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas (Keempat ed.).
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Istanti, L. N. (2009). Pengaruh Harga Saham, Trading Volume Activity dan Risiko Saham
terhadap Bid-Ask Spread (Studi pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
ekonomi Modernisasi Vol.5, No.3 , 199-210.
Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jogyakarta: Penerbit
Erlangga.
Manik, Tumpal. (2012). Analisis Pengaruh Laporan Keuangan Segmen Interim Terhadap
Pengambilan Keputusan Pemisahan Laporan Keuangan Anak Perusahan Di Pt Telkom
Indonesia. Jurnal JEMI Vol. 3 No. 1,1-14.
Napitupulu, V., & Syahyuan. (2013). Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan
Volatilitas Harga Saham Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan yang Melakukan
Stock Split di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Media Informasi Manajemen Vol.1, No.2 ,
1-10.
Paramita, F. D., & Yulianto, A. (2014). Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan,
Likuiditas dan Leverage Terhadap Bid-ask Spread (Studi Pada Perusahaan INDEX JII
di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2013). Accounting Analysis Journal , 3
(1), 352-360.
Rasyidi, L. B., & Murdayanti, Y. (2013). Pengaruh Asset Size, Closing Price, Likuiditas,
Varian Return, dan Volume Perdagangan Saham terhadap Bid-Ask Spread Pada
12
Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmiah Wahana
Akuntansi Vol.8 No.2 , 8 (2), 149-170.
Royani, E. D. (2017). Pengaruh Closing Price, Earning Per Share, Asset Size, Likuiditas,
dan Leverage Terhadap Bid Ask Spread Saham Syariah pada Perusahaan yang
Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2013-2015)”. Surakarta:
Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Santoso, H., & Linawati, N. (2014). Pengaruh Retrun dan Varian Retrun Anggota LQ-45
Terhadap Bid-Ask Spread. FINESTA Vol.2 No.2 , 58-62.
Shobriati, I., Darminto, & Endang, M. W. (2013). Pengaruh Harga Saham, Volume
Perdagangan Saham, Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread di Seputar Pengumuman
Stock Split ( (Studi pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2005-2011). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.3, No.2 , 1-14.
Sudana, I. M., & Intan, N. (2008). Leverage Keuangan dan Likuiditas Saham Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan .
Supardi. (2010). Analisis Pengaruh Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap
Bid-Ask Spread Pra dan Pasca Pengumuman Laporan Keuangan pada LQ 45. Jurnal
Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.6, No.12 , 52-72.
Wahyujuliantini, I. M., & Suarjaya, A. A. (2015). Pengaruh Harga Saham, Volume
Perdagangan Saham, dan Volatilitas Return Saham pada Bid-Ask Spread. Jurnal
Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan , 146-155.