f2 kesling jentik

6
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Laporan F2. Upaya Kesehatan Lingkungan Topik : Pemeriksaan Jentik Berkala Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pandaan Kabupaten Pasuruan

Upload: azhari-ramadhan

Post on 30-Jan-2016

341 views

Category:

Documents


61 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: F2 KESLING JENTIK

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik : Pemeriksaan Jentik Berkala

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari

persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pandaan

Kabupaten Pasuruan

disusun oleh :

dr. Anggasta Vasthi

Program Dokter Internsip Indonesia

Kabupaten Pasuruan

Jawa Timur

Page 2: F2 KESLING JENTIK

Halaman Pengesahan

Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat

Laporan F2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik : Pemeriksaan Jentik Berkala

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari

persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pandaan

Kabupaten Pasuruan

disusun oleh :

dr. Anggasta Vasthi

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 26 Februari 2014

OlehPembimbing Dokter Internsip Puskesmas Pandaan

dr. Titin Yuliani NIP. 197605012010012004

Page 3: F2 KESLING JENTIK

LATAR BELAKANG

Dengue merupakan endemik pada sebagian besar daerah tropik dan subtropik, Asia, Oceania, Afrika, Australia dan Amerika. Demam dengue adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam (ras) dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa mengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan (petekie) spontan

Demam berdarah dengue biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji torniquet akan positif dengan/tanpa ruam disertai beberapa atau semua gejala perdarahan seperti petekie spontan yang timbul serentak, purpura, ekimosis, epitaksis, hematemesis melena dan masa protrombin memanjang, Ht meningkat dan gangguan maturasi megakariosit. Sindrom renjatan (dengue shock syndrome, selanjutnya disingkat DSS) ialah penyakit DBD yang disertai renjatan.

Infeksi virus dengue pada manusia suatu spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit ringan mild undifferentiated febrile illness, demam dengue (dengue fever, claasical dengue), demam berdarah dengue (dengue haemorrhagic fever DBD) dan demam berdarah dengue yang disertai renjatan (dengue shock syndrome = DSS). Gambaran manifestasi klinis yang bervariasi ini memperlihatkan sebuah fenomena gunung es (iceberg phenomenon) yaitu DBD dan DSS sebagai kasus-kasus yang dirawat di rumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan di atas permukaan laut, sedangkan kasus-kasus dengue ringan (demam dengue dan silent dengue infection) merupakan dasar gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus renjatan yang dijumpai di rumah sakit, telah terjadi 150 sampai 200 kasus dengue ringan.

PERMASALAHAN

Penemuan kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Pandaan terbilang cukup rendah dikarenakan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan rumahnya masing-masing yang cukup baik. Namun, adanya banyak tempat penampungan sampah dan pasar bisa menjadi sarang bagi nyamuk untuk berkembang biak apabila tidak dikelola dengan baik.

Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya, serta perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah, mengakibatkan penyakit berbasis lingkungan seperti DBD. Di samping itu juga disebabkan oleh pola pelayanan kesehatan yang masih menitikberatkan pada pelayanan kuratif. Bila melihat kondisi lingkungan yang kurang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah, maka perlu adanya program kegiatan terobosan yang dapat memacu peningkatan kualitas lingkungan yang lebih baik, sehingga dapat menekan kejadian penyakit berbasis lingkungan.

Page 4: F2 KESLING JENTIK

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena pentingnya kesehatan berbasis lingkungan, maka perlu diadakan kegiatan pemeriksaan jentik berkala pada rumah warga dan wilayah sekitarnya, terutama yang memiliki wadah-wadah penampungan air. Pemeriksaan jentik dilakukan pada wadah baik yang di dalam rumah maupun di luar rumah, serta pada kamar mandi umum.

PELAKSANAAN Pada hari Kamis tanggal 16 Desember 2013, dilakukan kunjungan pemeriksaan jentik berkala di wilayah Desa Kemirisewu, dibantu dengan petugas kesehatan lingkungan dari Puskesmas dan kader kesehatan di wilayah tersebut.

Pemeriksaan jentik dilakukan terhadap 20 rumah dan 1 kamar mandi umum. Pada pemeriksaan jentik ini tidak ditemukan satupun wadah yang ada jentik nyamuknya. Namun, setiap warga tetap diingatkan untuk membersihkan wadah penampungan air secara berkala agar tidak menjadi sarang nyamuk.

Dari hasil pemeriksaan jentik berkala, maka didapatkan angka House Index (HI) atau Aedes Index (AI) adalah 0, angka Container Index 0 dan Breteau Index juga 0. Hasil ini menunjukkan bahwa daerah Desa Kandangan tidak termasuk daerah sensitif dengue, dapat dikatakan juga bukan merupakan area prioritas untuk kontrol pengukuran.

MONITORING DAN EVALUASI

Secara keseluruhan, proses pemeriksaan jentik berlangsung dengan sangat lancar. Kader kesehatan dengan sukarela membantu mengantar ke rumah-rumah warga. Warga juga dengan terbuka menerima petugas di rumah dan memperbolehkan memeriksa wadah penampungan air mereka.

Komentar/Umpan Balik:

Pandaan, 26 Februari 2014Peserta,

dr. Anggasta Vasthi

Pendamping,

dr. Titin Yuliani