evaluasi tanah sawah bukaan baru di …from moderate to high, aluminum saturation range from high to...

13
ISSN 1411 – 0067 Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 8, No. 1, 2006, Hlm. 31 - 43 31 EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI DAERAH LUBUK LINGGAU, SUMATERA SELATAN EVALUATION OF NEWLY ESTABLISH RICE FIELD IN LUBUK LINGGAU, SOUTH SUMATRA B. H. Prasetyo Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Jl. Ir. H. Juanda 98, Bogor 16123 [email protected] ABSTRACT Newly establish rice fields outside from Java Island sometime facing on low nutrient content. To evaluate problem on low nutrient, one year old establish open rice fields converting from dry land in Lubuk Linggau, South Sumatra was investigated both in the field and in the laboratory. Three soil profiles have been made in the field based on the toposequence (HP32, HP33, HP34), one profile in the original upland area (HP31), and two profiles (HP30, HP35) were made randomly. To evaluate soil properties, 31 soil samples were analyzed in the laboratory for their mineral composition, physical and chemical properties. Results indicate that mineralogical composition of sand fraction is dominated by quartz and opaque, while clay mineral is dominated by kaolinite. Soil nutrient resource is poor. Organic carbon content range from low to very low, iron concentration range from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. The soils were classified as Typic Hapludox, Typic Kandiudults and Typic Endoaquents. Opening new rice fields in the slopping area through soil leveling cause the lost of soil horizon with organic carbon content and some layers with high aluminum saturation and high phosphate retention becoming exposed. In this area the limiting factors are low nutrient status, high status of aluminum and iron, and soils lack of phosphate. Key words : newly establish rice field, soil-chemical, soil-mineralogy, South Sumatra ABSTRAK Pembukaan sawah baru di luar Pulau Jawa sering dihadapkan pada masalah kandungan hara tanah yang rendah. Untuk tujuan mengevaluasi masalah rendahnya kandungan hara, telah dilakukan penelitian pada tanah sawah bukaan baru yang berumur satu tahun dan merupakan hasil konversi dari lahan kering di daerah Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Tiga profil tanah telah dibuat di lapangan berdasarkan toposekuen (HP32, HP33, HP34), satu profil dibuat pada lahan kering yang masih asli (HP31), dan dua profil(HP30, HP35) dibuat secara acak. Untuk keperluan evaluasi sifat tanah, tigapuluh satu contoh tanah telah dianalisis susunan mineral dan sifat fisika-kimanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susunan mineral pasir didominasi oleh kuarsa dan opak, sedang susunan mineral liat didominasi oleh kaolinit. Sumber hara dalam tanah tergolong miskin. Kandungan C- organik tanah rendah hingga sangat rendah, kandungan hara dalam tanah rendah, konsentrasi besi tergolong sedang hingga tinggi, kejenuhan Al tinggi hingga sangat tinggi dan fosfat tersedia maupun potensial tergolong rendah.Tanah-tanah yang diteliti tergolong sebagai Typic Hapludox, Typic Kandiudults dan Typic Endoaquents. Pencetakan tanah sawah di daerah berlereng di daerah penelitian dengan cara meratakan tanah telah mengakibatkan hilangnya lapisan tanah dengan kandungan C-organik, dan memunculkan lapisan tanah dengan kejenuhan Al dan retensi fosfat tinggi . Kendala yang ada pada sawah bukaan baru di daerah ini adalah rendahnya status hara tanah, tingginya kandungan Al dan Fe, dan kekurangan fosfat. Kata kunci : sawah bukaan baru, kimia tanah, mineral tanah,Sumatera Selatan

Upload: ngohanh

Post on 14-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

ISSN 1411 – 0067 Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 8, No. 1, 2006, Hlm. 31 - 43 31

EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI DAERAH LUBUKLINGGAU, SUMATERA SELATAN

EVALUATION OF NEWLY ESTABLISH RICE FIELD IN LUBUK LINGGAU, SOUTHSUMATRA

B. H. PrasetyoBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Jl. Ir. H. Juanda 98, Bogor [email protected]

ABSTRACT

Newly establish rice fields outside from Java Island sometime facing on low nutrient content. To evaluate problemon low nutrient, one year old establish open rice fields converting from dry land in Lubuk Linggau, SouthSumatra was investigated both in the field and in the laboratory. Three soil profiles have been made in the fieldbased on the toposequence (HP32, HP33, HP34), one profile in the original upland area (HP31), and twoprofiles (HP30, HP35) were made randomly. To evaluate soil properties, 31 soil samples were analyzed in thelaboratory for their mineral composition, physical and chemical properties. Results indicate that mineralogicalcomposition of sand fraction is dominated by quartz and opaque, while clay mineral is dominated by kaolinite.Soil nutrient resource is poor. Organic carbon content range from low to very low, iron concentration rangefrom moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potentialand available are low. The soils were classified as Typic Hapludox, Typic Kandiudults and Typic Endoaquents.Opening new rice fields in the slopping area through soil leveling cause the lost of soil horizon with organiccarbon content and some layers with high aluminum saturation and high phosphate retention becoming exposed.In this area the limiting factors are low nutrient status, high status of aluminum and iron, and soils lack ofphosphate.

Key words : newly establish rice field, soil-chemical, soil-mineralogy, South Sumatra

ABSTRAK

Pembukaan sawah baru di luar Pulau Jawa sering dihadapkan pada masalah kandungan hara tanah yang rendah.Untuk tujuan mengevaluasi masalah rendahnya kandungan hara, telah dilakukan penelitian pada tanah sawahbukaan baru yang berumur satu tahun dan merupakan hasil konversi dari lahan kering di daerah Lubuk Linggau,Sumatera Selatan. Tiga profil tanah telah dibuat di lapangan berdasarkan toposekuen (HP32, HP33, HP34),satu profil dibuat pada lahan kering yang masih asli (HP31), dan dua profil(HP30, HP35) dibuat secara acak.Untuk keperluan evaluasi sifat tanah, tigapuluh satu contoh tanah telah dianalisis susunan mineral dan sifatfisika-kimanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susunan mineral pasir didominasi oleh kuarsa dan opak,sedang susunan mineral liat didominasi oleh kaolinit. Sumber hara dalam tanah tergolong miskin. Kandungan C-organik tanah rendah hingga sangat rendah, kandungan hara dalam tanah rendah, konsentrasi besi tergolongsedang hingga tinggi, kejenuhan Al tinggi hingga sangat tinggi dan fosfat tersedia maupun potensial tergolongrendah.Tanah-tanah yang diteliti tergolong sebagai Typic Hapludox, Typic Kandiudults dan Typic Endoaquents.Pencetakan tanah sawah di daerah berlereng di daerah penelitian dengan cara meratakan tanah telah mengakibatkanhilangnya lapisan tanah dengan kandungan C-organik, dan memunculkan lapisan tanah dengan kejenuhan Al danretensi fosfat tinggi. Kendala yang ada pada sawah bukaan baru di daerah ini adalah rendahnya status hara tanah,tingginya kandungan Al dan Fe, dan kekurangan fosfat.

Kata kunci : sawah bukaan baru, kimia tanah, mineral tanah,Sumatera Selatan

Page 2: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Prasetyo, B.H JIPI 32

PENDAHULUAN

Pengembangan lahan pertanian baru di luarJawa adalah salah satu upaya pokok dariDepartemen Pertanian dalam rangkameningkatkan produksi beras secara berkelanjutanuntuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.Hasil penelitian potensi sumberdaya lahan untukpengembangan sawah irigasi di daerah LubukLinggau menunjukkan bahwa tanah didominasioleh Ultisol dan Oksisol (Suharta et al., 1994).Jenis tanah-tanah tersebut mempunyai tingkatkesuburan rendah dengan pembatas bagipertumbuhan dan hasil padi adalah unsur N, P K(Kasno et al., 1994).

Penelitian tanah sawah bukaan baru di daerahLubuk Linggau, Sumatera Selatan dilakukan padasawah yang baru berusia satu tahun, yangsebelumnya merupakan lahan kering yangditanami karet dan tegalan. Pada saat penelitianini dilaksanakan tanah tersebut baru ditanami padisatu kali dan belum menunjukkan hasil yangmemuaskan, karena tanaman padi tidak dapattumbuh dengan semestinya.

Problem yang dihadapi oleh lahan kering diluar Jawa, khususnya pada tanah-tanah Oksisoldan Ultisol adalah kekahatan hara khususnyafosfat, kemasaman tanah, keracunan Al dan Fe,serta kadar bahan organik yang rendah (Adiningsihet al., 1996). Kendala-kendala tersebutseyogyanya dicermati dalam peralihan fungsi darilahan kering menjadi lahan sawah bukaan baru.

Pembukaan sawah baru di luar Jawa untukmemenuhi kebutuhan pangan umumnyadilaksanakan pada tanah-tanah Oksisol dan Ultisolyang sudah dikenal sebagai tanah yang masam danmiskin akan kandungan hara. Pada umumnyatanah-tanah tersebut mempunyai kandunganoksida besi yang tinggi (Tan, 1982). Efisiensipemupukan P dalam bentuk TSP yang larut dalamair pada tanah-tanah Oksisol maupun Ultisolsangat rendah karena P yang ditambahkan akansegera dierap menjadi Fe-P dan Al-P dan tidaktersedia untuk tanaman (Udo and Uzu, 1972).Dalam suasana reduksi oksida besi dapat terlarutmenjadi ion ferro (Fe2+) yang dapat meracuni

tanaman. Keracunan besi pada padi dapatmengakibatkan rendahnya produksi, bahkantanaman gagal berproduksi. Yusuf et al. (1990)menyatakan bahwa tanaman padi sawah bukaanbaru di daerah Sitiung akan keracunan besi bilakadar besi dalam tanaman melebihi 300 ppm.Laporan lainnya menyatakan bahwa tanaman padifase vegetatif yang keracunan besi di daerahKalimantan Barat tanahnya mengandung kadarbesi lebih dari 2000 ppm Fe (Puslittanak, 1993).

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2000, danbertujuan untuk karakterisasi tanah sawah bukaanbaru, dengan cara mengidentifikasi komposisimineral, sifat-sifat fisik-kimia, dan klasifikasitanah serta masalah yang muncul pada tingkat awaldari pencetakan sawah baru di daerah LubukLinggau, Sumatera Selatan.

METODE PENELITIAN

Daerah penelitian terletak di desa Dwijaya,Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten LubukLinggau, Sumatera Selatan. Menurut peta geologiskala 1:250.000 lembar Bengkulu, bahan induktanah di daerah penelitian berumur quarter danberupa batupasir tufaan (Direktorat Geologi,1977). Daerah ini mempunyai landform struktural/lipatan (Puslittanak, 1994) dengan bentuk wilayahberombak hingga agak datar.

Profil tanah dibuat dilapangan tidakberdasarkan luasan sawah baru, melainberdasarkan kondisi bentang alam di lapangan,dan setiap profil mewakili posisi sawah yang ada.Untuk keperluan penelitian telah dibuat 6 buahprofil tanah, dan pada setiap horizon tanah dariprofil-profil tanah tersebut telah diambilcontohnya, sehingga terkumpul sebanyak 31contoh tanah. Profil-profil tanah yang ditelitimerupakan sawah bukaan baru yang terletak padawilayah berombak, kecuali profil HP 31 yangmasih merupakan lahan kering asli dan berupakebun karet. Profil HP 32, HP 33 dan HP 34merupakan suatu toposekuen, HP 32 terletakdilereng atas, HP 33 di lereng tengah dan HP 34di lembahnya. Sedangkan profil HP 30 dan HP35 merupakan profil tersendiri, dan terletak di

Page 3: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Evaluasi tanah sawah bukaan baru JIPI 33

lereng tengah. Di antara profil-profil sawah buka-an baru, hanya profil HP 34 yang tidak mengalamipengupasan, karena HP 34 terletak pada cekungan.

Contoh-contoh tanah dianalisis sifat sifatfisiko kimia dan komposisi mineralnya untukkeperluan identifikasi, karakterisasi dan klasifikasitanah. Analisis fisiko kimia meliputi tekstur 3fraksi, pH (H2Odan KCl), C organik (Walkey danBlack), besi bebas (ekstrak sodium dithionite), Pdan K potensial (HCl 25 %), P tersedia ( Bray 1),retensi P, basa basa dapat ditukar, kejenuhan basa,KTK tanah (1N NH4OAc pH 7), serta Al dan Hdapat tukar (1N KCl). Analisis mineral meliputianalisis mineral pasir dengan mikroskop polarisasidan perhitungannya menggunakan metode “linecounting” artinya hanya mineral yang terletakpada garis silang horizontal bidang pandangmikroskop yang dihitung. Analisis fraksi liatdengan difraktometer sinar X (XRD), denganterlebih dahulu menjenuhkan contoh liat denganMg++, Mg++ + glycerol, K+ dan K+ dipanaskan padasuhu 550 oC selama satu jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data curah hujan bulanan dan evapo-transpirasi potensial dari Stasiun Pengamat TuguMulyo disajikan pada Gambar 1. Neraca airdihitung dengan menggunakan program yang

disarankan oleh Donker (1986). Hasil perhitunganmenunjukkan bahwa daerah penelitian selalusurplus air sepanjang tahun bila kelembaban tanahpada zona perakaran diasumsikan 150 mm m-1.Curah hujan maksimum jatuh pada bulan-bulanDesember-April, dan curah hujan minimum jatuhpada bulan-bulan Juni- Agustus.Tipe curah hujantermasuk tipe hujan A (Schmid dan Ferguson,1951), yaitu tipe curah hujan dengan bulan basah(> 100 mm bulan-1) lebih dari 11.5 bulan dan tanpabulan kering (<60 mm bulan-1). Sedangkan tipeiklim menurut Koppen termasuk tipe iklim Afa,yaitu iklim tropika basah. Berdasarkan keadaancurah hujan tersebut, maka rejim kelembabantanahnya udik, kecuali di daerah cekunganmempunyai rejim kelembaban tanah aquik.

Susunan mineral fraksi pasir (0.05-2 mm)pada profil-profil yang diteliti didominasi olehmineral mineral kuarsa (20 - 88%) yangmerupakan jenis mineral yang sangat resistenterhadap pelapukan (Tabel 1). Kandungan minerallainnya adalah opak (2 - 16%), lapukan mineraldan fragmen batuan. Kandungan gelas volkanyang cukup tinggi dijumpai pada pedon HP 34yang terletak pada cekungan antar bukit.Tingginya kandungan gelas volkan pada profiltersebut merupakan akumulasi dari hasilpencucian dan pelapukan yang terjadi di lerengatasnya.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Bulan

Cu

rah

hu

jan

bu

lan

an (

mm

)

Curah Hujan

Evapotranspirasipotensial

Gambar 1. Neraca air di daerah Tugu Mulyo, Lubuk Linggau

Page 4: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Prasetyo, B.H JIPI 34

Tabel 1. Susunan mineral fraksi pasir total dari tanah sawah bukaan baru di Lubuk Linggau

Op= Opak, Ku= Kuarsa, Zr= Zirkon, La= Lapukan, Fb= Fragmen batuan, Gv= gelas volkan, Hi= Hiperstin, An= Andesin,Sa= sanidin, Au= Augit, tr= trace, Ad= Andalusit, Ep= Epidot, Hr = Horizon

Mineral mudah lapuk yang merupakan sum-ber cadangan hara dalam tanah telah berkurang,dalam jumlah sedikit yang masih tersisa adalahmineral mineral mudah lapuk seperti epidot,sanidin, dan gelas volkan (khusus pada HP 34),mengindikasi bahwa mineral mineral tersebutdulunya memang ada. Dengan melihat susunanmineral pasir yang demikian, maka dapatdisimpulkan bahwa tanah yang diteliti miskinsumber hara dan sudah mengalami perkembanganyang lanjut.

Profil HP 34 walaupun masih belum lanjuttingkat perkembangannya, mempunyai komposisimineral yang miskin akan sumber hara, inidisebabkan karena terbentuk dari bahan koluvialyang berasal dari erosi tanah-tanah di bagian atasyang sudah mengalami pelapukan lanjut. Bahaninduk tanah yang berupa batu pasir tufaan jugamiskin akan mineral mudah lapuk, hal ini terlihatpada masing-masing horison C dari pedon HP30 dan HP 33.

Page 5: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Evaluasi tanah sawah bukaan baru JIPI 35

Tabel 2. Susunan mineral fraksi liat dari tanah sawah bukan baru di Lubuk Linggau

Profil Kedalaman Kaolinit Illit Vermikulit Goethit Kuarsa Kristobalit (cm)

HP30/I 0 - 11 ++++ (+) (+) (+) - -HP30/III 34 - 56 ++++ + (+) (+) - -HP30/V 85 - 106 ++++ + (+) (+) - -HP31/I 0 - 12 ++++ (+) (+) (+) + +HP31/III 30 - 55 ++++ (+) + (+) + +HP31/V 98 - 140 ++++ (+) + (+) + +HP32/I 0 - 30 ++++ (+) + (+) + (+)HP32/III 65 - 90 ++++ + (+) (+) + (+)HP32/V 120 - 155 ++++ + (+) (+) + (+)HP33/I 0 - 20 ++++ + (+) (+) (+) (+)HP33/III 50 - 95 +++ ++ (+) (+) (+) (+)HP33/V 125 - 150 ++ ++++ (+) (+) (+) (+)HP34/I 0 - 30 ++++ + - (+) + +HP34/III 55 -100 ++ ++ - (+) + +HP35/I 0 - 20 ++++ (+) (+) (+) + (+)HP35/III 45 - 75 ++++ + (+) (+) + (+)HP35/V 107 - 150 ++ ++ (+) (+) + (+)

++++ = dominan, +++ = banyak, ++ = sedang, + = sedikit, (+) = sangat sedikit

Gambar 2. Difraktogram fraksi liat dari contoh HP 30/III (34 - 56 cm) dari tanah sawah bukan baru di Lubuk Linggau

Page 6: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Prasetyo, B.H JIPI 36

Tabel 3. Tekstur,C-organik, pH, besi bebas, Pdan K potensial dan P tersedia dari tanah sawah bukan baru di Lubuk Linggau

Horison C merupakan bahan induk tanahyang baru melapuk, namun pada kedua horison Ctersebut hampir tidak dijumpai adanya mineralmudah lapuk, yang ada hanyalah penurunankandungan kuarsa dan peningkatan kandunganlapukan mineral dan fragmen batuan. Kondisi inimenunjukkan bahwa penyebab utama miskinnyahara pada tanah-tanah yang diteliti adalah bahaninduk tanahnya yang tergolong miskin akansumber hara. Ketika bahan induk tanah ini

melapuk, tanah yang terbentuk secara alami jugamiskin hara. Proses-proses erosi maupunpencucian basa-basa yang terjadi telah menambahtingkat kemiskinan hara pada tanah tersebut. Hasilini sangat berbeda dengan komposisi mineral pasirpada tanah sawah intensifikasi di daerahTugumulyo yang banyak mengandung mineralfelspar (Setyawan dan Warsito, 1999).

Susunan mineral liat di dominasi oleh kaolinityang berkristal baik yang dicirikan oleh bentuk

Page 7: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Evaluasi tanah sawah bukaan baru JIPI 37

puncaknya yang ramping dan refleksi ordopertamanya yang 7.2 Å (Tabel 2 dan Gambar 1).Adanya mineral goethit dicirikan oleh puncak4.16Å, puncak ini juga mencirikan adanyasubstitusi Fe oleh Al pada struktur goethit(Schwertman, 1988). Gambar 1 menyajikandifraktogram hasil analisis mineral liat denganXRD.

Mineral kaolinit di sini merupakan hasilpelapukan dari mineral feldspar dan bahan bahanpiroklastik lainnya. Mengingat bahwa tanah tanahyang diteliti berkembang dari batupasir tufaan,pelapukan dan pencucian yang intensif di daerahini telah menyebabkan habisnya. mineral mineralfeldspar dan gelas volkan yang terkandung didalam batupasir tufaan, kecuali pada pedon HP34 yang terletak di cekungan, terjadi akumulasigelas volkan. Hasil ini sama dengan tanah sawahintensifikasi di daerah Tugumulyo (Setyawan danWarsito, 1999).

Pembentukan kaolinit sangat ditunjang olehkondisi iklim tropika basah dimana terjadiperbedaan yang jelas antara musim kering danbasah serta pada landform yang relatif berlerengsehinga drainase tidak terhambat (Tardy et al.,1973).

Di samping kaolinit, juga dijumpai mineralillit dan vermikulit. Illit ditunjukkan oleh peak 10Å . Secara umum kandungan illit meningkatdengan kedalaman tanah, mengisyaratkan bahwasebagian illit telah melapuk menjadi vermikulit.Namun pada pedon HP 34 yang terletak dicekungan antar perbukitan dengan kondisi reduktifdan akumulatif, tidak terjadi pembentukanvermikulit. Nampaknya lingkungan pada pedonHP 34 merupakan lingkungan yang stabil untukmineral illit. Mineral vermikulit dicirikan olehpeak pada 14 Å. Kuarsa dan kristobalit yangmerupakan mineral silika juga dijumpai dalamfraksi liat, kuarsa ditunjukkan oleh peak 4.26 Ådan 3.34 Å , sedangkan kristobalit oleh peak 4.05Å .

Komposisi mineral primer (fraksi pasir) yangdidominasi oleh kuarsa dan opak, menunjukkanbahwa tanah miskin sumber hara. Dominasikaolinit pada tanah tidak memberi kontribusi yangnyata pada sifat kimia tanahnya, karena kaolinit

mempunyai substitusi isomorf sangat kecilmenyebabkan rendahnya kapasitas tukar kationtanah. Kapasitas tukar kation dari kaolinit sangatrendah, berkisar dari 1.2 hingga 12.5 cmol kg-1

liat (Brindley et al., 1986; Prasetyo and Gilkes,1997). Adanya mineral illit dan vermikulit yangjumlahnya relatif sedikit nampaknya tidakberpengaruh pada kapasitas tukar kation maupunkation dapat ditukar. Penggunaan lahan iniselanjutnya akan selalu memerlukan masukan haraberupa pupuk, baik pupuk organik maupunanorganik.

Hasil analisis sifat fisika dan kimia Tanahdisajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Analisis teksturmenunjukkan profil-profil yang diteliti (kecualiprofil HP 34) mempunyai tekstur yang halusdengan kandungan pasir berkisar antara 3 17%,debu antara 13 24 % dan liat antara 51 80%,sehinga termasuk dalam kelas tekstur liat halus(Tabel 5). Lebih tingginya kandungan fraksi pasirpada profil HP 34 disebabkan oleh perbedaanproses pembentukan tanahnya, HP 34 terbentukdari bahan koluvial hasil erosi dari tanah-tanahdi lereng tengah dan atas sehingga teksturnya lebihkasar, sedangkan tanah lainnya berkembanglangsung dari batu pasir tufaan.

Kandungan C organik di lapisan atas sangatrendah hingga rendah (1% hingga 2%), terutamapada tanah-tanah yang lapisan atasnya sudahterbuang akibat proses pencetakan sawah ( HP 30,HP 32, Hp 33 dan HP 35), sedangkan tanah yangmasih asli (HP 31) dan tanah di daerah cekungan(HP34) mempunyai kandungan C-organik lapisanatas yang tinggi (3 - >5%).

Kandungan C-organik di lapisan bawahberkisar dari rendah hingga sangat rendah (<2%).Nampak disini bahwa pencetakan sawah barudengan cara meratakan (leveling) di daerahberlereng telah mengakibatkan hilangnyakandungan C- organik yang sebetulnyamempunyai peranan yang penting dalammeningkatkan kapasitas tukar kation danpembentukan struktur tanahnya. Pada semua profilkandungan C organik menurun dengan kedalamanhorison tanah, menunjukkan bahwa semua profilhomogen dan sesuai dengan proses pembentukantanah.

Page 8: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Prasetyo, B.H JIPI 38

Tabel 4. Basa-basa dan kemasaman dapat tukar, kejenuhan basa serta kapasitas tukar kation dari Tanah sawah bukaan baru di Lubuk Linggau..

Reaksi tanah pada semua profil tergolongmasam (pH 4.5 – 5.3),dan hasil pengukuran pHKCl selalu lebih kecil dari pH H2O sehinggaselisihnya selalu negatip, dan mencirikan bahwapada pedon pedon yang diteliti koloid koloidtanahnya masih bermuatan negatif.

Kadar P tersedia (Bray 1) pada semua profilsangat rendah (<10 ppm), demikian pula kadar P

potensial (HCl 25%) tergolong sangat rendah (<15mg 100g-1). Retensi P berkisar antara 26.1 – 97.8%, dan retensi P tertingi terdapat pada HP 32, halini mungkin berhubungan dengan tingginyakandungan Fe pada HP 32. Kondisi inimenunjukkan bahwa tanah-tanah yang ditelitimempunyai masalah dengan fosfat, karena fosfatyang tersedia dan fosfat potensialnya rendah.

Page 9: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Evaluasi tanah sawah bukaan baru JIPI 39

Tabel 5. Beberapa sifat morfologi dari tanah sawah bukaan baru di Lubuk Linggau.

r = remah/granular , sb = gumpal membulat, ab = gumpal bersudut, c = kasar, m = moderat, f = halus, C= liat, 1 = lemah,2 = sedang, 3 = kuat

Page 10: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Prasetyo, B.H JIPI 40

Kadar hara K potensial (terekstrak HCl 25%)sangat rendah (< 10 mg 100g-1), kondisi ini erathubungannya dengan tingkat pelapukan tanah,karena pada sebagian tanah K nampaknya masihterikat dalam mineral liat illit maupun vermikulit,sedang di lain pihak pada tanah lainnya kandunganK memang sudah sangat sedikit dijumpai dalamtanah.

Kandungan besi bebas tergolong sedanghingga tinggi, berkisar antara 0.54 – 4.65 %, dansumber utama Fe dalam tanah adalah hasilpelapukan mineral biotit dan mineralferromagnesian. Pada HP 33 dan HP 34 yangterletak di lereng bawah dan cekungan, rendahnyabesi bebas nampaknya disebabkan oleh kondisiyang lebih reduktif bila dibandingkan denganprofil lainnya.

Kation dapat tukar didominasi oleh Ca danMg walaupun secara keseluruhan kandungan basabasa dapat tukar adalah rendah hingga sangatrendah (Tabel 4). Konsentrasi Ca berkisar antara0.52 – 2.66 cmol(+) kg- tanah, sedang Mg berkisarantara 0.09 – 0.58 cmol(+) kg-. Dalam jumlahyang lebih kecil konsentrasi K dan Na berturutturut berkisar antara 0.08 – 0.14 cmol(+) kg- dan0.08 – 0.31 cmol(+) kg-. Rendahnya kandunganbasa basa dapat tukar diduga terutama disebabkanoleh bahan induk tanahnya yang miskin akansumber basa-basa tersebut, disamping juga sebagaiakibat dari proses proses pelapukan dan pencucianyang intensif. Kandungan Aldd dan Hdd padasemua pedon tergolong tinggi , Al berkisar antara1.36 – 5.38 cmol(+) kg- dan H berkisar antara 0.51– 0.74 cmol(+) kg-. Kejenuhan Al tergolong tinggihingga sangat tinggi, mengisyaratkan adanyabahaya peracunan Al pada tanaman.

Tingginya Al dan Fe pada pedon-pedon yangditeliti memberi indikasi kemungkinan terjadinyaikatan Al-P maupun Fe-P pada tanah-tanah yangditeliti, yang mengakibatkan tidak tersedianya Puntuk tanaman. Di samping itu juga menunjukkanadanya kemungkinan terjadinya peracunan Almaupun Fe.

Kapasitas tukar kation baik tanah maupun liatpada semua profil tergolong rendah, danrendahnya kapasitas tukar kation ini nampaknyadisebabkan oleh dominasi mineral kaolinit dan

rendahnya kandungan bahan organik. Dugaan inidiperkuat oleh fakta bahwa pada lapisan atas profilHP31 dan HP34 yang C-organiknya tergolongtinggi kapasitas tukar kation liatnya juga nampaktinggi.

Kendala utama pada sawah bukaan baruadalah kandungan bahan organik rendah, miskinhara dan sumber hara, kandungan fosfat rendah,Aldd dan kejenuhan Al tergolong tinggi, kapasitastukar kation rendah. Dari beberapa kendalatersebut, rendahnya kadar fosfat dalam tanahmerupakan kendala yang paling meng-khawatirkan. Rendahnya kadar fosfat dalam tanahdapat disebabkan oleh tingginya retensi fosfatataupun disebabkan kandungan fosfat dari bahaninduk tanahnya rendah. Pemupukan NPK danbahan organik perlu dilakukan untuk meningkat-kan kadar hara dalam tanah dan kapasitas tukarkation.

Tanah sawah ini telah dicoba untuk tanamanpadi dirumah kaca, dan hasil percobaan rumahkaca menunjukkan bahwa tanpa pemupukan Ptanaman padi mati, sehingga pemupukan P mutlakdiperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan danhasil padi sawah (Hartatik dan Al-Jabri, 2000).Hasil penelitian lainnya yang dilakukan dilapangan pada lahan kering dan sawah bukaanbaru (Ultisols dan Oxisols) yang berkadar P danK rendah di daerah Sitiung dan Lampungmenunjukkan bahwa pemupukan NPK takarantinggi disertai penambahan bahan organik dapatmeningkatkan hasil sekitar 80 - 300% (Kasno etal., 1992).

Konversi lahan kering menjadi tanah sawahharus memperhatikan keberadaan mineral oksidabesi dan perubahan yang terjadi setelah tanahtersebut disawahkan. Sudah banyak penelitianyang menunjukkan adanya hubungan yang positifantara Al dan Fe dengan erapan P dalam tanah(Araki et al., 1986; Bigham et al., 1978).Aluminium yang diekstrak dengan ammoniumoksalat ternyata selalu mempengaruhi retensi P,baik di tanah sawah maupun di lahan kering(Prasetyo et al., 2001).

Profil HP 31 merupakan tanah yang masihasli, berupa kebun karet, masih menunjukkankandungan akar dalam penampang tanah yang

Page 11: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Evaluasi tanah sawah bukaan baru JIPI 41

cukup banyak, sedang profil HP 32 berjaraksekitar 100 m dan posisinya sejajar dengan HP31, namun telah menjadi sawah bukaan baru, tidakmemperlihatkan adanya kandungan akar. Hal inimenandakan bahwa lapisan atas telah hilang,sebagai akibat dari proses pendataran pada waktupencetakan sawah. Berdasarkan sifat-sifatmorfologi tanah dari kedua pedon tersebut, didugabahwa lapisan tanah setebal 55 cm telah hilangdari pedon HP 32. Hilangnya lapisan atas daripedon HP 32 juga tercermin pula pada beberapasifat kimia tanah yang berbeda antara kedua pedontersebut, terutama kandungan C-organik,kejenuhan Al dan retensi P. Hilangnya lapisan atasakibat proses pencetakan sawah sangat merugikan,karena kesuburan alami dari tanah kering yangdisawahkan (Ultisol maupun Oksisol) seringkalihanya tergantung pada kandungan bahan organikdi lapisan atas.

Berdasarkan data analisis laboratorium, tanahyang diteliti telah diklasifikasikan menurut sistemTaksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 2003).Ringkasan beberapa sifat morfologi tanah dariHP30, HP 31, HP 32, HP 33, HP 34 dan HP 35disajikan dalam Tabel 5. Nampak bahwa walaupuntanah-tanah tersebut dipergunakan sebagai sawah,kecuali pedon HP 34 yang terletak di cekunganantar bukit, belum terjadi pembentukan warna gleidan perkembangan karatan di lapisan atasnya.Belum terbentuknya warna glei ini dapatdimaklumi karena tanah tersebut baru satu kalidisawahkan.

Profil-profil HP 30, HP 32, HP 33, dan HP35 di daerah penelitian mempunyai epipedonokrik dan horison bawah oksik, sedangkan pedonHP 31 mempunyai epipedon okrik dan horizonbawah kandik. Kapasitas tukar kation (KTK liat)dari keenam pedon tersebut < 16 me 100 g-1 liat,kecuali lapisan atas HP 31 dan HP 34. Kelasukuran butir termasuk liat dengan susunan mineralliat kaolinitik. Berdasarkan sifat sifat morfologi,kimia, ukuran butir dan komposisi mineralnya,empat pedon HP 30, HP 32, HP 33 dan HP 35yang mempunyai struktur remah, granular hingga

gumpal membulat tergolong dalam ordo Oxisolsdan diklasifikasikan sebagai Typic Hapludox,sangat halus, kaolinitik, isohipertermik HP 31yang mempunyai horison kandik, dan daripengamatan di lapangan menunjukkan strukturgumpal bersudut yang kuat, diklasifikasikansebagai Typic Kandiudults, sangat halus,kaolinitik, isohipertermik. HP 34 belummempunyai horison penciri dan belummenunjukkan adanya perkembangan struktur,bereaksi positip dengan a- a dipiridyl, sehinggadiklasifikasikan sebagai Typic Endoaquents,sangat halus, masam, campuran, isohiperthermik.

KESIMPULAN

Tanah sawah bukaan baru di daerah penelitianberkembang dari batupasir tufaan, mineralpasirnya didominasi oleh mineral-mineral yangtahan terhadap pelapukan (kuarsa dan opak),cadangan mineral sebagai sumber hara dalamtanah sudah hampir tidak tersedia. Mineral liatnyadidominasi oleh kaolinit yang mempunyaisubstitusi isomorfi sangat kecil, sehingga KTKtanahnya juga sangat rendah. Dalam jumlah sedikithingga sangat sedikit dijumpai mineral illit,vermikulit dan oksida besi (goethit).

Tanah bereaksi masam dengan kandunganunsur hara yang rendah. Al dan Fe didugaberperan dalam retensi P, sedangkan kejenuhanAl yang tergolong tinggi hingga sangat tinggiberpotensi untuk meracuni tanaman. Kendalautama pada sawah bukaan baru di daerah iniadalah rendahnya status hara tanah, tingginyakandungan Al dan Fe dan tanah kahat P.

Tanah yang diteliti sebagian tergolong dalamordo Oxisol, berturut-turut diklasifikasikansebagai Typic Hapludox, sangat halus, kaolinitik,isohipertermik (HP 30,HP 32, HP 33, HP 35);ordo Ultisol, diklasifikasikan sebagai TypicKandiudults, halus, kaolinitik, isohipertermik (HP31); dan ordo Entisol, diklasifikasikan sebagaiTypic Endoaquents, sangat halus, masam,campuran, isohiperthermik.

Page 12: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Prasetyo, B.H JIPI 42

DAFTAR PUSTAKA

Araki. S., H. Hirai and K. Kyuma. 1986.Phosphate absorbtion of red and/or yellowcolored soil materials in relation to thecharacteristics of free oxides. Soil Sci. Plant.Nutr. 32: 609-616

Bigham, J. M., D. C. Golden, S. W. Buol, S. B.Weed, and L. H. Bowen. 1978. Iron oxidesmineralogy of well drained Ultisols andOxisol: II. Influence on color, surface areaand phosphate retention. Soil Sci. Soc. Amer.J. 42: 825-830.

Briendly, G. W., C. C. Kao, J. L. Harison, M.Lipsicas and R. Raythatha. 1986. relationbetween structural disorder and othercharacteristics of kaolinite and dickites. Claysand Clay Minerals 34:239-249.

Direktorat Geologi, 1977. Peta Geologi lembarBengkulu dan Sorolangun, skala 1:250.000.Direktorat Geologi, Bandung.

Donker, H. N. W. 1986. A computer programmeto calculate water balance. ITC,Enschede, The Netherlands.

Hartatik,W. dan M. Al-Jabri. 2000. Pengaruhpemupukan P dan K terhadap sifat kimia danhasil padi sawah pada sawah bukaan baruUltisols Tugu Mulyo, Sumatera Selatan.Halaman 201-216. In Las et al.(eds).Prosiding Seminar Nasional SumberdayaLahan. Cisarua, 9-11 Februari 1999.

Kasno, A., Alkusuma dan N. Suharta. 1994.Evaluasi kesuburan Tanah di daerah KesieII. Halaman 127-136. Dalam Karama, A. S(Eds). Risalah Hasil Penelitian SumberdayaLahan untuk pengembangan sawah irigasi diSumatera. Pulittanak.

Kasno, A., Sukristiyonubowo., I. P. G. Widjaya-Adhi dan J. Sri Adiningsih. 1992.Penanggulangan faktor pembatas tanah danpeningkatan efisiensi pemupukan untukmenentukan rekomendasi pemupukan padi.Laporan Penelitian Sumberdaya LahanPuslittanak, Bogor.

Prasetyo, B. H. and R. J. Gilkes.1997. Somechemical and mineralogical properties of red

soils derived from volcanic-tuff in West Java.Agrivita. 18(3) : 87-94

Prasetyo, B. H., S. Ritung dan A. B. Siswanto.2001. Hubungan antara beberapa sifat kimiatanah dengan erapan fosfat dari beberapajenis tanah. Jurnal Penelitian danPengembangan Pertanian. 20(4) : 131-137.

Puslittanak, 1993, Survei dan penelitian tanahMerowi I. Kalimantan Barat.

Schmidt, F. H., and J. H. A. Ferguson. 1951.Rainfall type based on wet and dry periodratios for Indonesia with Western NewGuinea. Jawatan Meteorologi dan Geofisika,Jakarta.

Schwertmann,U. 1988. Occurrence and Formationof Iron Oxides in various pedoenvironments.Page: 267-307. In J. W. Stucki, B. A.Goodman and U. Schwertmann (Eds). Ironin Soil and Clay Minerals. NATO ASI Series,Series C: Mathematical and Physical Sciencevol. 127. D. Reidel Publishing Company,Tokyo.

Setyawan, D., dan Warsito. 1999. Komposisimineral Tanah-tanah yang telah lamadisawahkan di daerah Tugumulyo, SumateraSelatan. Jurnal Tanah Tropika. 4(8) : 131-138.

Soil Survey Staff, 2003. Keys to Soil Taxonomy.United States Departement of AgricultureNatural Research Conservation Servis. 9th

Edition.Sri Adiningsih, J., M. Soepartini, A. Kasno,

Mulyadi, dan Wiwik Hartatik. 1996.Halaman 297-322. In Suhardjo et al., (eds).Teknologi untuk meningkatkan produktivitaslahan sawah dan lahan kering. ProsidingTemu Konsultasi Sumber Daya Lahan UntukPembangunan Kawasan Timur Indonesia.Palu, 17-20 Januari 1994. Puslittanak, Bogor.

Suharta, N, Alkusuma, dan H. Suhendra. 1994.Karakteristik Tanah dan penyebarannya didaerah irigasi Air Kesie II, Lubuk Linggau,Sumatera Selatan. Halaman 15-30. InKarama, A. S (Eds). Risalah Hasil PenelitianSumberdaya Lahan untuk pengembangansawah irigasi di Sumatera. Pulittanak. Bogor

Page 13: EVALUASI TANAH SAWAH BUKAAN BARU DI …from moderate to high, aluminum saturation range from high to very high and phosphate in the form potential and available are low. ... kimia

Evaluasi tanah sawah bukaan baru JIPI 43

Tan, K. H. 1982. Principle of soils chemistry. TheUniversity of Georgia. College ofAgriculture, Athens, Georgia.

Tardy, Y., G. Bocquier, H. Paquet, and G. Millot.1973. Formation of clay from granite and itsdistribution in relation to climate andtopography. Geoderma 10:271-284

Udo, E.J. and F.O. Uzu. 1972. Characteristics ofphosphorus adsorption by some regions. Soil

Sci. Soc. Am. Proc. 36:879-883.Yusuf, A., Syamsudin D., G. Satari. dan S.

Djakasutmi. 1990. Pengaruh pH dan Ehterhadap kelarutan Fe, Al dan Mn pada lahansawah bukaan baru jenis Oxisol Sitiung.Halaman 237-269. Proseding PengelolaanSawah Bukaan Baru Menunjang SwasembadaPangan dan Program Transmigrasi. FapertaUniv. Ekasakti, Balittan Sukarami, Padang.