etiologi ispa etiologi ispa terdiri lebih dari 300 jenis bakteri

4
Etiologi ISPA Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus, 7 8 Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (Suhandayani, 2007). Etiologi ISPA Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri, riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan mikrovirus (termasuk di dalamnya virus influenza, virus pra- influensa dan virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: streptokokus hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis dan karinebakterium diffteria (Achmadi, dkk., 2004 dalam Arifin, 2009). Bakteri tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah. Golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus para-influenza, virus influenza, dan virus campak) dan adenovirus. Virus para-influenza merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virus influenza bukan penyebab terbesar terjadinya sidroma saluran pernafasan kecuali hanya epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus influenza merupakan penyebab terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas bagian bawah (Siregar dan Maulany, 1995 dalam Arifin, 2009). Jumlah penderita infeksi pernapasan akut sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi pernapasan akut mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada ( R.Haryono-Dwi Rahmawati H, 2012). Penyakit ISPA merupakan suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang mengandung tiga unsure yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut (depkes RI 20007) Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit (Depkes RI 1996) Saluran p[ernafasan adalah organ yang mulai hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus – sinus , telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian bawah ( termasuk jaringan paru-paru ) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (repiratori Tract) (Depkes RI, 1996) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batasan 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari saja (Depkes RI, 1996).

Upload: vaniaibrahim

Post on 19-Feb-2016

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

etiologi ispa

TRANSCRIPT

Page 1: Etiologi ISPA Etiologi ISPA Terdiri Lebih Dari 300 Jenis Bakteri

Etiologi ISPA Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus, 7 8 Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (Suhandayani, 2007).

Etiologi ISPA Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri, riketsia dan jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan mikrovirus (termasuk di dalamnya virus influenza, virus pra-influensa dan virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: streptokokus hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis dan karinebakterium diffteria (Achmadi, dkk., 2004 dalam Arifin, 2009). Bakteri tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah. Golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus para-influenza, virus influenza, dan virus campak) dan adenovirus. Virus para-influenza merupakan penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian atas. Untuk virus influenza bukan penyebab terbesar terjadinya sidroma saluran pernafasan kecuali hanya epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus influenza merupakan penyebab terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada saluran nafas bagian bawah (Siregar dan Maulany, 1995 dalam Arifin, 2009). Jumlah penderita infeksi pernapasan akut sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi pernapasan akut mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan masalah kesehatan yang ada ( R.Haryono-Dwi Rahmawati H, 2012).

Penyakit ISPA merupakan suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang mengandung tiga unsure yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut (depkes RI 20007)

Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit (Depkes RI 1996)

Saluran p[ernafasan adalah organ yang mulai hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus – sinus , telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian bawah ( termasuk jaringan paru-paru ) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (repiratori Tract) (Depkes RI, 1996)Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batasan 14 hari ini diambil untuk  menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam  ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari saja (Depkes RI, 1996).

1. Klasifikasi berdasarkan EtiologiPanyakit ISPA adalah beberapa golongan besar kuman yang jumlahya lebih dari 300 virus, bakteri dan riketsia. Virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk didalamnya virus influenza dan virus campak) adenovirus, koronafirus, mikoplasma,herpesvirus dan lain-lain. Bakteri  penyebab ISPA  misalnya Streptokokus, stfilokokus, pneumonokokus, hemofilus bordetela dan korinebakterium

Etiologi ISPA1. Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebeb ISPA antara lain darin genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofillus, Bordetella dan Korinobakterium. Virus penyebeb ISPA antara lain adalah golongan Mikosovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.

Jenis-jenis virus[sunting | sunting sumber]

Dalam klasifikasi virus, virus influenza termasuk virus RNA yang merupakan tiga dari lima genera dalam famili Oethomyxoviridae:[18]

Virus influenza A

Page 2: Etiologi ISPA Etiologi ISPA Terdiri Lebih Dari 300 Jenis Bakteri

Virus influenza B

Virus influenza C

Virus-virus tersebut memiliki kekerabatan yang jauh dengan virus parainfluenza manusia, yang merupakan virus RNA yang merupakan bagian dari famili paramyxovirus yang merupakan penyebab umum dari infeksi pernapasan pada anak,

seperti croup (laryngotracheobronchitis),[19] namun dapat juga menimbulkan penyakit yang serupa dengan influenza pada orang dewasa.[20]

Virus influenza A[sunting | sunting sumber]

Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas

influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza manusia.[21]

Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ketiga tipe influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa serotipe-serotipe yang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap

virus ini.[22] Serotipe yang telah dikonfirmasi pada manusia, diurutkan berdasarkan jumlah kematian pandemi pada manusia, adalah:

H1N1 , yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918, dan Flu Babi pada tahun 2009

H2N2 , yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957

H3N2 , yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968

H5N1 , yang menimbulkan Flu Burung pada tahun 2004

H7N7 , yang memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa[23]

H1N2 , endemik pada manusia, babi, dan unggas

H9N2

H7N2

H7N3

H10N7

Virus influenza B[sunting | sunting sumber]

Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia [22] dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing

laut [24]  dan musang.[25] Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A[26] dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza B. [22] Karena tidak terdapat keragaman antigenik, beberapa

tingkatkekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin.[27] Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang

yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen antarspesies), membuat pandemi influenza B tidak terjadi.[28]

Virus influenza C[sunting | sunting sumber]

Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal.[29][30] Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya

menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.[31][32]

Virus influenza tentu sudah bukan hal yang asing bagi Anda. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan flu, penyakit global dengan beragam jenis tingkatan bahaya. Pada sebagian orang, flu hanya bertahan beberapa hari lamanya dengan gejala yang tidak terlalu membahayakan hidup. Akan tetapi, pada sebagian orang virus influenza dapat berujung pada kematian.Untuk mengetahui tingkat bahaya dan cara penanganan yang tepat, Anda terlebih dahulu perlu mengenal lebih lanjut jenis-jenis dari virus influenza. Ada 3 jenis tipe virus influenza yang dikenal di dunia. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan penanganan yang berbeda pula. Berikut ini penjelasan singkat dari setiap tipe virus influenza.Tipe A  Influenza tipe A merupakan virus yang mampu menyerang hewan. Akan tetapi, sering kali virus influenza tipe ini juga menyerang manusia dan bisa menyebabkan kerusakan serius pada sistem pernapasan. Hewan jenis unggas merupakan penyebar utama virus ini pada hewan lain maupun manusia. Influenza tipe A merupakan virus influenza yang sering kali menjadi wabah di negara-negara tropis karena mampu tersebar tidak hanya melalui hewan unggas, tetapi juga melalui kontak antar manusia.Tipe B Virus influenza tipe B merupakan virus yang hanya ditemui pada manusia. Tipe B memiliki tingkat bahaya yang lebih rendah dibandingkan dengan A, akan tetapi masih memiliki kemungkinan untuk berkembang menjadi virus mematikan. Influenza tipe ini digolongkan tidak memiliki potensi untuk menjadi wabah.Tipe C Virus influenza tipe C merupakan jenis yang paling ringan jika dibandingkan dengan tipe lainnya. Virus ini hanya menyerang manusia dan tidak dapat menimbulkan kerusakan serius pada sistem pernapasan. Sama halnya dengan tipe B, virus ini juga tidak menyebabkan wabah.

Page 3: Etiologi ISPA Etiologi ISPA Terdiri Lebih Dari 300 Jenis Bakteri

Virus-virus tersebut biasanya menyerang tubuh melalui membran dalam hidung, mata, atau mulut. Setiap kali Anda menyentuh bagian-bagian ini dengan tangan Anda, maka Anda memiliki risiko untuk terjangkit virus influenza.Oleh karena itu, cegah virus influenza menyerang Anda dan keluarga tercinta dengan melakukan kebiasaan cuci tangan pakai sabun mulai sekarang. Cuci tangan pakai sabun dapat melindungi Anda dari bakteri dan kuman. Sejak 2011, Lifebuoy telah mencangankan program G21H yang bertujuan mengajak Anda dan keluarga untuk menanamkan kebiasaan baik ini setidaknya selama 21 hari tanpa putus. Dengan menanamkan kebiasaan ini sejak dini diharapkan Anda dan keluarga dapat selalu terjaga dari serangan influenza dan penyakit lainnya.

Adenovirus adalah sekelompok virus yang bertanggung jawab untuk berbagai penyakit pernapasan serta infeksi lambung dan usus

(gastroenteritis), mata (konjungtivitis), dan kandung kemih (sistitis) dan ruam. Penyakit pernapasan oleh adenovirus termasuk pilek,

pneumonia, croup, dan bronkitis. Pasien dengan sistem kekebalan tubuh sangat rentan terhadap komplikasi berat dari infeksi

adenovirus.

Adenovirus ditularkan melalui kontak langsung, transmisi fekal-oral, dan melalui air. Beberapa jenis adenovirus mampu membangun

infeksi asimtomatik persisten di amandel, kelenjar gondok, dan usus. Pengenyahan virus dapat terjadi selama berbulan-bulan atau

tahun setelah infeksi awal.

Coronavirus adalah salah satu dari kelompok virus RNA. Dinamakan demikian karena mereka terlihat seperti korona atau halo bila

dilihat di bawah mikroskop elektron. Korona atau halo ini disebabkan oleh serangkaian proyeksi permukaan luar virus.

Koronavirus diklasifikasikan menjadi tiga golongan utama, golongan 1 dan 2 menginfeksi mamalia, mulai

dari kelelawar hingga manusia, sedangkan golongan 3 hanya ditemukan pada spesies avian (burung).[3] Infeksi virus ini dapat

menimbulkan gejala penyakit yang bervariasi, mulai dari hampir tidak timbul gejala apapun hingga gejala yang fatal dan cepat. [1] Infeksi

koronavirus dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti bronkitis, ensefalitis, gastroenteritis, dan hepatitis.[

Bila Anda sedang pilek, boleh jadi Rhinovirus penyebabnya. Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan subgrup famili Picornaviridae yang paling besar, terdiri dari 89 serotipe yang telah diidentifikasi dengan reaksi netralisasi memakai antiserum spesifik. Rhinovirus berasal dari bahasa yunani rhin- yang artinya adalah hidung. Rhinovirus merupakan organisme mikroskopis yang menyerang sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal mereka serta memperbanyak diri di sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis rhinovirus.