etika moral akhlak kel.1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi
pentingnya etika, moral dan akhlak. Inti ajaran Islam ialah mengadakan bimbingaan bagi
kehidupan mental dan jiwa manusia, sebab dalam bidang inilah terletak hakikat manusia.
Sehingga sikap mental dan kehidupan jiwa itulah yang menentukan bentuk kehidupan
lahir. Nabi Muhammad saw bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak.” (H.R.Ahmad
Baihaqi).
Selain itu, akhlak merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena
akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang
baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan ector makhluk.
Pada makalah ini kami akan memaparkan pengertian secara umum etika, moral dan
akhlak. Namun sebelum kami memaparkan secara lebih detail mengenai etika, moral dan
akhlak kami akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai latar belakang dan tujuan
pembuatan makalah ini.
A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang Pemilihan Judul
Seperti kita ketahui, sekarang keadaan etika, moral, dan akhlak bangsa saat ini dalam
keadan krisis/sakit baik dalam ector kebudayaan maupun dari segi agama. Salah satu
penyebabnya yaitu pengaruh globalisasi dan modernisasi. Dimana generasi muda
sekarang sudah mulai terjerumus ke dalam hal-hal yang bersifat merugikan baik dirinya
sendiri maupun orang lain.
2. Latar Belakang Pembuatan makalah
1
Makalah ini kami buat untuk melengkapi uji kompetensi kami dalam mata kuliah
agama islam, jurusan Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat Fakultas
Kedokteran tahun 2010.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan disusunnya makalah ini, yaitu :
1. Diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami dan menerapkan
perihal Etika, Moral dan Akhlak
2. Agar terwujudnya perbuatan mulia dan dapat menghindari perbuatan tercela dalam
kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
KONSEP ETIKA, MORAL dan AKHLAK
1.1Etika
1.1.1 Definisi Etika
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu
pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat
bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Dalam encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu
studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus,
benar, salah, dan sebagainya.
Sementara itu menurut Profesor Robert Salomon, etika dapat dikelompokan
menjadi dua definisi:
Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang
beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai
individu yang beretika.
3
4
Etika merupakan hukum sosial. Etika
merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika
berhubungan dengan empat hal sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia.
5
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai
hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia
terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan,kelebihan dan sebagainya. Selain itu,
etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang memebahas perilaku manusia seperti
ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan
tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan
demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang
dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai
yang ada.
4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai
dengan tuntutan zaman.
Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan
manusia untuk dikatan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan para
filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada
pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya
humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan
pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia.
1.1.2 Jenis Etika
Adapun berbagai macam etika yang berkembang di masyarakat antara lain:
Etika deskriptif : etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan
pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam
kehidupan masyarakat.
Etika Normatif : etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma
6
7
yang berlaku. Mengenai norma
norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
1.2Moral
1.2.1 Definisi Moral
Pengertian moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak
dari kata mos yang berarti adat kebiasaan.
8
Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah
penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang
secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah
istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan
nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
1.2.2 Persamaan Etika dan Moral
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya,
kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu
sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya
apakah baik atau buruk.
1.2.3 Perbedaan Etika dengan Moral
Dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan:
Dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk
menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang
digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di
masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada
dalam konsep- konsep, sedangkan moral berada dalam dataran realitas dan muncul
dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat. Hal ini berarti tolak ukur yang
digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat,
kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.
Etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.
Etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum),
sedangkan moral secara lokal.
Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu.
Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika
dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada.
9
1.3Akhlak
1.3.1 Definisi Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa arab "Akhlaqu" jamak dari "khuluq" yang
berarti tabiat, moral, perangai, tingkah laku dan budi pekerti.
Sedangkan menurut istilah akhlak berarti daya kekuatan jiwa yang
mendorong perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan.
Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul
Islam (pembela Islam), mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam macam
10
11
perbuatan dengan gambling dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
1.3.2 Ciri dalam Perbuatan Akhlak
Lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang,
sehingga telah menjadi kepribadiaannya.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang
bersangkutan.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yangdilakukan dengan sesungguhnya, bukan
main-main atau karena bersandiwara.
Dengan ciri yang keempat perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah
perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena
ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
1.3.3 Dasar Akhlak
12
Dasar ajaran Islam dan akhlak adalah Al Qur’an dan hadist.
Al Qur’an
Dasar akhlak yang paling utama adalah Al Qur’an karena Al Qur’an adalah
pedoman hidup umat Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya
suatu perbuatan manusia.
Firman Allah SWT :
Artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bgi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari
kiamat dan ia banyak menyebut Allah.” (Q.S Al Ahzab :21)
Hadist
Segala hal yang berdasarkan perkataan ,perbuatan dan ketetapan yang dibuat
oleh Nabi Muhammad SAW,sehingga akhlak beliau merupakan contoh akhlak yang
mulia. Untuk memahami Al Qur’an lebih rinci ,umat Islam diperintahkan untuk
mengikuti ajaran Rasulullah karena perilaku Rasul adalah contoh nyata yang dilihat
dan dimengerti manusia.
Sabda Rasullullah berkaitan dengan Akhlak,antara lain :
Artinya :
“Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya.”
13
Artinya :
“Aku (Muhammad) hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (H.R.
Ahmad)
1.3.4 Tujuan Akhlak
Tujuan akhlak dalam agama Islam adalah sebgai berikut :
Mendapatkan Ridha Allah
Yaitu segala perbuatannya dilakukan dengan ikhlas dalam rangka ibadah
kepada Allah dan mencari Ridhanya.
Membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia
Yaitu perbuatan yang terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah, sesama,
maupun dengan lingkungan.
Terwjudnya perbuatan mulia
Yaitu segala perbuatan yang selalu bermanfaat bagi diri dan orang lain.
Terhindarnya dari perbuatan yang hina dan tercela.
1.3.5 Pembagian Akhlak
A. Pembagian Akhlak Menurut Objek
Pembagian akhlak menurut objek atau kepada siapa akhlak itu ditujukan ,yaitu :
Akhlak terhadap Allah SWT, bentuk akhlak terhadap Allah tercermin pada
suatu hal yang dicintai Allah, menurut apa- apa yang membuat Allah meridhoi
sesuatu .
Contohnya :
a. Siwak adalah menyucikan mulut dan membawa keridhoan Allah (Sahih
Bukhari).
b. Sungguh Nabi SAW melihat bekas ludah yang mengering diarah kiblat,
maka hal itu sangat membuat beliau sedih, hingga terlihat bekas kesedihan
pada wajah beliau SAW, seraya berdiri dan membersihkannya dengan
jarinya dan bersabda: “Jika diantara kalian berdiri untuk melakukan
shalatnya, sungguh ia sedang berbicara pada Tuhannya”(Sahih Bukhari).
14
Akhlak terhadap orang lain ,meliputi : akhlak kepada tetangga, sesama muslim
,kaum lemah, dan lain lain.
Akhlak pada diri sendiri, sebagai hamba Allah, manusia diwajibkan untuk
selalu bersikap tunduk dan patuh terhadap Allah SWT. Kepatuhan dan
ketaatan bukan dipaksa melainkan datang dari kemauan hati, sesuai dangan
dasar akal fikiran yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT dan Allah tidak
menyukai suatu yang berlebih-lebihan.
Akhlak pada lingkungan ,lingkungan dalam kajian al-Qur’an dan Sunnah
Rasul bentuk aktualisasi akhlak terhadap lingkungan dibedakan menjadi dua
yaitu akhlak terhadap alam nyata dan akhlak terhadap alam ghaib.
Akhlak kepada Rasulullah ,meliputi taat dan cinta pada Rasulullah dan
mengaplikasikan akhlak yang ada pada diri beliau dk kehidupan sehari-hari.
Akhlak kepada keluarga ,meliputi : akhlak kepada orang tua, saudara, dan
sebagainya.
B. Pembagian Akhlak Menurut Sifat
1. Akhlak yang baik (Akhlak Mahmudah atau Akhlak Karimah )
Yaitu tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang
kepada Allah. Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridhoi oleh Allah SWT , akhlak
yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan
selalu melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya serta mencintai ajaran
15
sunah-sunah Rasulullah SAW.
16
Akhlak yang terpuji dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji.
Contoh akhlak mahmudah : cinta kebersihan, beramal karena Allah, jujur, menepati janji,
amanah, dan lain-lain.
Dalil yang berkenaan :
Artinya :
17
“Kebanyakan amal yang menyebabkan orang masuk surga adalah takwa kepada Allah
dan perilaku ( akhlak) yang baik.”(H.R. Tirmidzi dan Hakim)
2. Akhlak yang buruk (Akhlak Madzmumah )
Yaitu segala tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat ,yang merusak iman
seseorng yang menjatuhkan martabat manusia.
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki,
sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), fitnah dan penyakit-
penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam
kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan
lingkungan sekitarnya.
Dalil yang berkenaan :
Artinya :
“Ada dua hal yang tidak mungkin berkumpul dihati seorang mukmin : bakhil dan
perilaku (akhlak) yang jelek.”(H.R. Tirmidzi)
1.3.6 Hubungan Akhlak dengan Nafsu
Nafsu menurut bahasa berarti diri sendiri.Yang menyebabkan hati manusia menjadi
baik atau buruk adalah nafsu.
Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri manusia ada 3 nafsu,yaitu:
1.Nafsu Syahwaniyah, yaitu nafsu yang ada dalam diri
manusia dan binatang,nafsu ini cenderung kepada kelezatan jasmaniyah, misalnya makan,
minum, dan seksual.
2.Nafsu Ghodhobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang,yaitu cenderung
pada amarah.
3.Nafsu Nathiqah, yaitu nafsu yang membedakan manusia dengan binatang, Dengan
nafsu ini manusia dapat berfikir dengan baik,berdzikir, dan memahami fenomena alam.
18
Lalu bagaimana cara kita untuk mengendalikan nafsu ? Nafsu bisa dikendalikan oleh
diri sendiri, dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti berzikir,
puasa, dan sebagainya. Kita memiliki akal pikiran untuk membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk,dengan selalu memikirkan apa yang akan kita timbulkan jika kita
akan melakukan sesuatu atau tindakan maka nafsu pun juga dapat kita kendalikan.
19
Bab III
Penutup
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Etika Moral dan Akhlak adalah ajaran yang membahas kebaikan dan keburukan
2. Etika : berdasarkan akal, bersifat teoritis dan umum
3. Moral: berdasarkan tradisi yang berlaku di masyarakat tertentu, bersifat praktis, lokal, dan
khusus
4. Akhlak: Al-qur’an dan sunnah,bersifat universal dan komprehensif.
5. Nafsu juga mempengaruhi terbentuknya akhlak/sikap.
B. SARAN
Sebagai seorang muslim, sepatutnya kita memiliki akhlak yang mulia untuk
mendapatkan ridho-Nya dengan selalu meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita.
Sesungguhnya hanya orang- orang yang berakhlak mulia yang diterima di sisi-Nya.
20
Daftar Pustaka
1. Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam,
Jakarta:Lentera.
2. Bakry, Oemar, 1981. Akhlak Muslim, Bandung: Angkasa.
3. Rezak, Nasrudin, Drs. 1973.Dienul Islam, Bandung: PT. Al Ma’rif.
4. Nurdin, Imawan,Drs. 2006. Buku Pelajaran Aqidah Akhlak. Yogyakarta : Pustaka
Firdaus.
21