erupsi volume 1: januari 2016

14
1 ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org ERUPSI Volume 1 | Januari 2016 Jaringan Konservasionis Muda Indonesia [email protected] www.tamboramuda.org JALAN KONSERVASI

Upload: tambora-indonesia

Post on 25-Jul-2016

225 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Newsletter edisi pertama dari Tambora. Di isu ini akan dibahas banyak isu general seputar konservasi.

TRANSCRIPT

Page 1: Erupsi Volume 1: Januari 2016

1ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

ERUPSIVolume 1 | Januari 2016

Jaringan Konservasionis Muda Indonesia

[email protected]

JALAN ““KONSERVASI

Page 2: Erupsi Volume 1: Januari 2016

1 ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

K

01

04

02

05

03

06

KONTEN

CARI TAHULebih dekat dengan Tambora

~ International Conference on Island Evolution, Ecology and Conservation 2016~ Joint Meeting Society for Conservation

Biology Asia (SCB) section Association for Tropical Biology and Conservation Asia-Pacific (ATBC) chapter

~ Macaca Nigra Project Research Assistant

~ Komodo Survival Program Research Opportunity

Membuat Jalan yang Sebelumnya Tidak Bisa Kita Temukan

~ New Zealand ASEAN Scholar Awards

~ Taiwan International Graduate Program (TIGP) on Biodiversity

Noviar Andayani

GORESAN

KONFERENSI

RISET TOKOH, AYO KENALI!

BEASISWA

Page 3: Erupsi Volume 1: Januari 2016

2ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

decod

edp

ast.com

CCARI TAHULEBIH DEKAT DENGAN TAMBORA

Tambora merupakan jaringan atau networking group bagi peneliti dan konservasionis muda di Indonesia.

Layaknya Letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 yang mengguncang dunia, kami berharap bahwa generasi konservasionis muda dapat berkontribusi terhadap pelestarian flora fauna Indonesia, dan juga dunia ke depannya. Kontribusi yang signifikan yang tak hanya bermanfaat bagi pelestarian flora fauna di Indonesia, tetapi juga dapat ‘mengguncang’ dunia.

Tambora dibentuk oleh beberapa pemuda yang telah berkomitmen untuk mendedikasikan dirinya di dunia konservasi. Mereka adalah Sheherazade, Prescillia Rindang P, Nuruliawati, dan Marsya Christyanti. Kami berasal dari berbagai bidang kajian dan objek penelitian, lembaga konservasi, dan daerah asal. Pada Desember 2015, kami bertemu dan merumuskan garis besar tujuan dan program Tambora ke depannya. Beberapa hari kemudian, kami mengumpulkan beberapa pemuda-pemudi yang juga memiliki minat yang sama dengan kami, yaitu Achmad Ridha Junaid, Ada Chornelia, Larissa Salaki, Puspita Insan Kamil, Pramita Indrarini, Shafia Zahra, Diny Hartiningtias, Ardiantiono, Maryati Abiduna, dan Sabhrina Gita Anita. Kami pun bekerja bersama-sama membuat berbagai platform dan isinya, seperti landing page untuk merekrut anggota Tambora, dan

website serta facebook sebagai media informasi kami kepada anggota Tambora, yaitu orang-orang yang tertarik, baru memulai, atau telah memilih jalan hidupnya di bidang penelitian dan konservasi.

Tambora bertujuan untuk membagikan info dan kesempatan yang dapat meningkatkan kapasitas diri para peneliti dan konservasionis muda di Indonesia. Kami juga sangat terbuka untuk membantu dalam hal penulisan proposal penelitian, atau mengikuti proyek konservasi atau lomba di bidang terkait. Tambora juga memiliki jaringan ke banyak peneliti, lembaga riset, dan lainnya yang bisa membantu para pemuda yang berminat untuk melakukan penelitian atau magang misalnya.

Kami mempunyai mentor, bernama Susan M. Tsang, yaitu seorang ahli sistematika, biogeografi, dan evolusi dari Amerika Serikat (saat ini merupakan visiting researcher di Smithsonian Institution) yang telah berpengalaman dalam penelitian dan kegiatan konservasi di Indonesia. Seperti halnya dengan Agen Tambora lainnya, dia terbilang muda dan dia bersedia untuk membantu Tambora ke depannya. Kami akan terus mengembangkan Tambora demi konservasi di Indonesia!

Penasaran kan apa saja yang bisa kamu dapatkan dan ikuti di Tambora? Ayo Gabung!

[email protected] “Sera”

Page 4: Erupsi Volume 1: Januari 2016

3 ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

Pramita [email protected]: Public Relation Specialist

Ada [email protected]: Networking Team

Puspita Insan [email protected]: Social Media Analyst and Website Engineer

Diny [email protected]: Public Relation Specialist

Prescillia Rindang [email protected]: Networking Supervisor

Shafia [email protected]: Networking Team

Marsya Christyanti [email protected]: Database Person

[email protected]: Newsletter Team

Achmad Ridha [email protected]: Newsletter Team

Larissa [email protected]: Networking Team

Page 5: Erupsi Volume 1: Januari 2016

4ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

[email protected]: Project Team

Maryati [email protected]: Networking Team

[email protected]: Project Team

Sabhrina [email protected]: Database Person

AGEN TAMBORA DI INDONESIA

Page 6: Erupsi Volume 1: Januari 2016

5 ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

GMEMBUAT JALAN YANG SEBELUMNYA TIDAK BISA KITA TEMUKAN

Puspita Insan Kamile-mail: [email protected]

Saya pertama kali tertarik di dunia konservasi satwa liar saat saya melihat beberapa rusa di kampus saya, di dalam sebuah kandang yang terletak di dekat stasiun kereta universitas. Mereka adalah ikon Universitas Indonesia, namun saya tidak melihat kebahagiaan di dalam kandang seluas 1 hektar tanpa tempat jumlah air yang memadai atau semak-semak yang dibutuhkan rusa. Saya saat itu adalah mahasiswa Psikologi, dan tidak mengerti mengenai kesejahteraan hewan sama sekali, dan akhirnya saya memutuskan untuk mencari siapapun di Google yang pernah menulis mengenai Rusa timorensis tersebut. Kemudian saya bertemu dengan Diny, alumni ilmu Biologi yang lebih tua dua tahun dari saya, berdiskusi di perpustakaan untuk memulai kampanye untuk rusa-rusa tersebut. Saya kadang tidak mengerti bagaimana semesta bekerja, tapi secara kebetulan Diny adalah salah satu anggota tim inti jaringan Tambora ini.

Saya mengingat pertemuan pertama dengan Diny saat saya pertama kali diundang bergabung dengan Tambora. Sedikit lucu karena sebelumnya saat itu saya hanya memiliki satu teman dari bidang ilmu Biologi dari Institut Teknologi Bandung. Ia menolak untuk membantu saya saat itu, justru dia menyarankan saya untuk mencari seseorang dari jurusan Biologi di kampus saya agar

GORESAN

Page 7: Erupsi Volume 1: Januari 2016

6ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

kampanye rusa tersebut lebih lokal, dari UI untuk UI. Kini, saya sudah memiliki banyak kenalan dari Biologi UI. Di era serba cepat, digital, dan terkoneksi ini, kita tahu betapa mudah manusia berkomunikasi satu sama lain. Berjaringan menjadi benda mewah yang terjangkau semudah mencari di Google dengan satu kata kunci. Saya bisa mengatakan bahwa 60% dari waktu saya kini dihabiskan untuk berdiskusi dengan banyak konservasionis di seluruh dunia, dengan bantuan internet. Tidak ada alasan lagi untuk berjaringan, dan saya yakin atas semangat itulah Tambora dibentuk. Tapi pertanyaannya adalah, kenapa kita harus membangun jaringan yang kuat?

Pada Agustus hingga September 2015 lalu, saya mengikuti sebuah program bernama Young Southeast Asian Leaders Initiative selama 5 minggu di Amerika Serikat. Program tersebut dibiayai oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Selama program intensif 5 minggu itulah, saya mendapat jaringan yang lebih besar ke para konservasionis, pelestari lingkungan, pendidik, masyarakat adat, bahkan praktisi pertanian yang menginspirasi saya untuk melakukan hal yang lebih besar di Indonesia. Saya mendapatkan diskusi-diskusi intensif, brainstorming, dan merancang ide. Saya tahu ide-ide dan hasil yang saya dapatkan tidak akan berfungsi dengan optimal jika hanya

berhenti di saya, jadi saya berniat membagikannya dalam sebuah

serial blog di situs Tambora ini. Poin pentingnya adalah saya

ingin membagikan betapa dinginnya kita sekarang karena kita hanya memperhatikan layar ponsel kita, sementara sebenarnya kita dapat m e n g g u n a k a n n y a untuk jaringan yang lebih baik dan diskusi antar disiplin.

Pekerjaan saya adalah seorang strategis, dan jika

seseorang bertanya pada saya apa hal terpenting dalam

membuat strategi yang baik, maka saya tanpa ragu menjawab “diskusi lintas disiplin”, karena saya percaya bahwa tidak ada satu masalah yang dapat diselesaikan dengan baik hanya dengan satu perspektif. Saat saya kuliah, saya kadang melihat mahasiswa di kampus saya tidak mau keluar dari fakultasnya dan berdiskusi terbuka dari fakultas lain. Kita terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri, dan pada akhirnya kita tidak bisa memberikan penghargaan pada ilmu orang lain karena kita tidak mengerti secara mendalam apa yang mereka pelajari. Saya akan memberikan satu contoh integrasi lintas disiplin dari studi kasus di Montana: US Highway 93 North Wildlife Crossing Structures di Montana.

Saat saya sedang dalam perjalanan menuju Taman Nasional Glacier, saya duduk di bangku depan mobil dan melintasi sebuah jembatan yang melintang di atas jalan tol. Saya bertanya pada teman saya, penduduk Montana, jembatan apa itu - karena jelas tidak ada pemukiman di samping kanan kiri, dan dia mengatakan itu adalah jembatan penyeberangan satwa liar. Terdapat 3 struktur penyeberangan untuk satwa liar: jembatan, terowongan, dan jalur berpagar. Permasalahannya jelas, kita harus bisa memastikan bahwa satwa di alam liar harus bisa terkoneksi, dan bergerak leluasa melintasi habitatnya untuk mencari makan dan reproduksi. Jalan tol yang dibangun melintasi hutan atau taman nasional akan mengganggu pergerakan satwa liar dan juga tidak aman. Jika ada masalah, biaya yang harus dikeluarkan akan lebih besar dibanding membuat sebuah struktur yang menghubungkan antar habitat. Data mereka menunjukkan ada 2-4 binatang besar yang ditabrak oleh kendaraan dan setelah struktur penyeberangan dibangun, US

defendersblog.org

Page 8: Erupsi Volume 1: Januari 2016

7 ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

Highway 93 di The Flathead Indian Reservation dapat menyelamatkan sekitar 53.600 binatang yang terdeteksi melintasi penyeberangan pada tahun 2010-2012. Saya membaca data tersebut dari sebuah brosur dari www.peopleswaywildlifecrossings.org dan saya terkagum-kagum. Mereka juga menjelaskan dalam hanya selembar kertas bagaimana mereka mengukur untuk memastikan bahwa struktur penyeberangan itu bekerja dengan baik, termasuk observasi, kamera detektor-pergerakan, pengamatan jejak, dan analisis DNA. Mereka juga melakukan analisis biaya untuk memastikan struktur penyeberangan bekerja baik dan menguntungkan satwa liar.

Jika saya berpikir lagi mengenai struktur tersebut, yang terlintas di kepala saya adalah pasti ada proses panjang di belakang itu untuk membangunnya. Jalan tol membuat orang bertransportasi lebih mudah ke Taman Nasional Glacier, yang merupakan salah satu bagian vital turisme Montana, dan melintasi The Flathead Indian Reservation. Flathead adalah salah satu komunitas Suku Asli Amerika di Montana. Dan juga, mereka pasti melibatkan departemen pekerjaan umum dan pendanaan dari pemerintah. Kesimpulannya, proses tersebut melibatkan beberapa pihak. Saya harus mengakui jika kita membicarakan orang-orang atau pihak dari lintas disiplin, kita membutuhkan usaha lebih untuk menyesuaikan, beradaptasi, dan menerima nilai-nilai satu sama lain untuk mencapai derajat pemahaman yang sama. Pembicaraan dan diskusi panjang yang bisa menyebabkan frustrasi akan tidak terhindarkan. Tapi saya sangat percaya, bahwa saat kita mau berinvestasi pada proses panjang tersebut,

solusi yang dihasilkan akan sangat berharga.

Kalau kita merefleksikan pada kasus Indonesia, saya mengingat sebuah artikel dari teman saya - juga anggota tim Tambora, pernah menulis mengenai jalan nasional yang akan dibangun melintasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (http://www.mongabay.co.id/2015/05/25/jalan-nasional-yang-memenggal-taman-nasional/). Taman Nasional tersebut adalah habitat penting untuk gajah, harimau, dan badak. Belajar dari Montana, saya percaya bahwa penyeberangan satwa liar bisa menjadi satu solusi untuk memastikan jalan tersebut tetap bisa menghubungkan area terpencil untuk meningkatkan perekonomian mereka, tapi juga memastikan kesejahteraan satwa liar Sumatera. Bagaimanapun, solusi yang saya ajukan mungkin salah, dan mungkin ada solusi lain yang lebih baik untuk didiskusikan mengenai masalah ini. Kita juga tidak pernah tahu apakah struktur penyebrangan satwa liar di Montana adalah solusi terbaik, hanya saja solusi itu telah melalui proses panjang dan diskusi, dimana semua orang setuju dengan solusi tersebut.

Seperti jalan yang saya temukan saat menyelesaikan masalah rusa, saya percaya bahwa masalahan ini dapat diselesaikan dengan mulai mengenal orang lain dari perspektif dan ekspertis yang berbeda dengan kita. Menyelesaikan masalah ini hanyalah sebuah jalan yang belum kita temukan, dan membangun jaringan yang kuat melalui Tambora bisa saja menjadi langkah awal yang krusial.

Page 9: Erupsi Volume 1: Januari 2016

8ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

KKONFERENSIInternational Conference on Island Evolution, Ecology and Conservation 2016

Joint Meeting Society for Conservation Biology Asia (SCB) section Association for Tropical Biology and Conservation Asia-Pacific (ATBC) chapter

Batas Waktu Aplikasi : 15 Maret 2016Lokasi Konferensi : University of Azores, Terceira, Angra do Heroismo, Portugal

Batas Waktu Aplikasi : 28 Februari 2016Lokasi Konferensi : National University of Singapore, Singapore

Konferensi ini akan menjadi ajang pertemuan bagi beragam peneliti yang memiliki ketertarikan terhadap biologi kepulauan (island biology). Mengusung tema Biodiversity, Global Changes, Conservation, Invasive Species, Evolutionary Biology, Species Interactions and Networks, Paleobiology and Biogeography, konferensi ini diharapkan dapat memunculkan ide-ide, teori-teori terkemuka, pendekatan metodologis

terbaru, dan hasil-hasil yang inovatif, yang dapat menunjang riset-riset biologi kepulauan secara komprehensif.

Selamat datang di Azore, teman Tambora!

Selengkapnya baca disini: http://www.tamboramuda.org/2015/12/island-biology-2016-portugal.html

SCB dan ATBC adalah dua organisasi nirlaba profesional internasional

terbesar yang memiliki fokus pada konservasi keanekaragaman

hayati, dengan >10.000 anggota di seluruh dunia. Ini adalah pertama kalinya bahwa SCB Asia-Pasifik dan ATBC Asia bersama-sama akan menjadi tuan rumah pertemuan. Konservasi Asia

2016 akan menarik hingga 500 delegasi dari hingga 80

negara. Peserta dapat berasal dari kalangan konservasi, agribisnis dan industri ekstraktif, pembuat kebijakan, ilmuwan konservasi dan mahasiswa dari akademik, bisnis, LSM dan pemerintah masyarakat. Mengusung tema konferensi dari “lanskap yang berkelanjutan bagi masyarakat, bisnis dan keanekaragaman hayati” mencerminkan kompleksitas tantangan lingkungan yang dihadapi kawasan Asia.

Bagi yang tertarik untuk mengikuti konferensi tersebut, info selengkapnya buka link: http://www.conservationasia2016.org/

Page 10: Erupsi Volume 1: Januari 2016

9 ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

BBEASISWANew Zealand ASEAN Scholar Awards

Taiwan International Graduate Program (TIGP) on Biodiversity

Batas Waktu Aplikasi : ~ 15 April 2016 (paper application) ~ 30 April 2016 (online application)Lokasi Sekolah : Berbagai universitas terbaik di New Zealand

Batas Waktu Aplikasi: 31 Maret di setiap tahunnya!Lokasi Sekolah: Berbagai universitas terbaik di Taiwan

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT) New Zealand membuka peluang bagi mahasiswa/I yang ingin melanjutkan studinya di New Zealand melalui beasiswa New Zealand. Berbagai macam pilihan universitas terbaik di New Zealand ditawarkan dalam program beasiswa ini.

Bagi yang berminal untuk melanjutkan studinya di Negeri Kiwi dan penasaran dengan persyaratan yang diajukan, silahkan membuka link ini untuk info lebih lanjut: http://www.tamboramuda.org/2016/01/new-zealand-asean-scholar-awards.html

Academia Sinica bersama dengan konsorsium nasional universitas berbasis riset di Taiwan membuat sebuah program bernama Taiwan International Graduate Program (TIGP). Tujuan dibuat program tersebut adalah untuk mengembangkan bakat-bakat di bidang multidisiplin yang penting dalam masa depan pembangunan ekonomi dan sosial Taiwan. Selain itu, juga untuk meningkatkan standar potensi inovatif dan standar akademis dari riset dan bidang terkait.

Bagi kalian yang tertarik untuk melanjutkan studi di Taiwan, TIGP merupakan salah satu pilihan yang tepat. Info selengkapnya baca disini: http://www.tamboramuda.org/2015/12/taiwan-international-graduate-program_27.html

Page 11: Erupsi Volume 1: Januari 2016

RRISET

Macaca Nigra Project Research AssistantLokasi Kerja : Cagar Alam Tangkoko-Batuangus

Macaca Nigra Project adalah kegiatan penelitian Macaca nigra (Yaki) yang telah berjalan sejak tahun 2006. Proyek ini merupakan hasil kerjasama antara DPZ (Pusat Primata Jerman) dan Institut Pertanian Bogor yang terletak di CA Tangkoko SULUT. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Macaca Nigra Project meliputi ekologi, biologi reproduksi, dan sistem sosial dari Yaki di habitat alaminya. Saat ini Macaca Nigra Project membutuhkan asisten peneliti baru untuk 7 bulan ke depan. Jika ada yang berminat

untuk ke Tangkoko dan bekerja bersama Macaca nigra. Kirim CV ke email [email protected] dan [email protected].

Selengkapnya baca disini: http://www.tamboramuda.org/2015/12/macaca-nigra-project-research-assistant.html

mou

ntain

lake.orgb

rend

anb

orrell.com

Komodo Survival Program Re-search OpportunityBatas Waktu Aplikasi : 12 Februari 2016Lokasi penelitian : Taman Nasional Komodo, Flores

Ini merupakan kesempatan menarik untuk teman-teman mahasiswa tingkat akhir atau mahasiswa yang sudah lulus dan memliki semangat yang tinggi untuk melakukan penelitian di bidang konservasi biodiversitas. Bersama dengan Yayasan Komodo Survival Program (KSP) dalam program “Baseline Survey Ekologi Biawak Komodo Flores”, kalian dapat melakukan riset dengan topik tersebut selama satu bulan (Akhir April - Akhir Mei 2016) di lapangan. Jika tertarik, silahkan mengirim CV dan essay (max 200 kata) dengan tema mengapa anda layak mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan program ini. Jika penelitian

akan digunakan sebagai data skripsi maka peserta diwajibkan mengirim proposal/outline penelitiannya. Berkas dikirim ke: [email protected] lebih lanjut: Ardian 085245663593

Informasi lebih lanjut, silahkan buka link di bawah ini: http://www.tamboramuda.org/2016/01/research-opportunity-baseline-survey_22.html

10ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

Page 12: Erupsi Volume 1: Januari 2016

11 ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

TTOKOH, AYO KENALI!

Noviar Andayani saat ini men-jabat sebagai Country Di-

rector Wildlife Conserva-tion Society-Indonesia

Program. Beliau juga mengemban amanah sebagai ketua Per-himpunan Ahli dan Pemerhati Primata Indonesia dan di-rektur Yayasan Owa Jawa (YOJ). Peran

beliau sangat besar dalam perencanaan

strategi konservasi oran-gutan dan satwa lainnya di

Indonesia.

Selain itu, Ibu Yani telah kurang lebih 20 tahun menjadi dosen di Departemen Biologi Universitas Indonesia, beliau telah banyak mahasiswa yang kemudian menjadi peneliti dan praktisi konserva-si di berbagai instansi. Totalitas seorang Noviar Andayani di dalam dunia pendidikan dikarenakan kepercayaan beliau bahwa generasi muda adalah garda terdepan yang akan mengemban tanggung jawab untuk melindungi alam Indonesia.

[email protected]

Page 13: Erupsi Volume 1: Januari 2016

12ERUPSI Vol. 1 | www.tamboramuda.org

foto oleh

Achmad Ridha JunaidAchmad Ridha JunaidNuruliawati “Nuy”

editor & desainer ERUPSI:

Page 14: Erupsi Volume 1: Januari 2016

Mari bergabung dalam jaringan Tambora, kunjungi

www.tamboramuda.orghttps://twitter.com/tamboramudahttps://www.facebook.com/tamboramuda