era orde baru, sebuah refleksi (artikel 1)

Upload: galih-kusuma

Post on 11-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kwik Kian Gie

TRANSCRIPT

  • 8/15/2014 ERA ORDE BARU, SEBUAH REFLEKSI (Artikel 1) Forum Kwik Kian Gie Mari Kita Berdiskusi

    http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/era-orde-baru-sebuah-refleksi-artikel-1/ 1/4

    Wafatny a Pak Harto menimbulkan berbagai refleksi tentang jasa-jasa maupun dosa-dosany a.

    Salah satu bidang y ang direfleksikan adalah bidang ekonomi. Bany ak y ang menilai bahwa Pak Harto sangat

    berhasil dalam membangun ekonomi bangsa Indonesia. Indikator terpenting dari keberhasilan y ang ditonjolkan

    adalah sebagai berikut :

    Menurunkan inflasi 600% sampai menjadi inflasi y ang normal.

    Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh dengan rata-rata 7 % per tahun.

    Ekonomi dibangun sebagai dua unsur dari Trilogi, y aitu pertumbuhan dan pemerataan. Satu unsur lainny a

    Stabilitas y ang sangat dibutuhkan untuk mengatur ekonomi dengan terencana dan mantap.

    Say a akan membatasi diri pada memberikan ulasan tentang ekonomi sebagai berikut.

    Inflasi dan Tingkat Suku Bunga

    Pertama tentang penurunan tingkat inflasi y ang mencapai 600%. Inflasi atau bahkan kerusakan y ang luar biasa

    hebatny a dan setelah ditangani membaik drastis, sebenarny a juga terjadi di mana-mana. Contoh y ang paling hebat

    adalah Jerman setelah kalah Perang Dunia kedua. Setiap kali terjadi kekalutan sosial politik, inflasi melambung.

    Tentu ada faktor salah urus ekonomi. Tapi inflasi y ang sampai 600% tidak mungkin karena kelangkaan barang

    semata. Faktor psikologis memegang peran sangat penting. Semakin ekstrem kerusakanny a, semakin mudah

    menjadikanny a normal kembali. Mengapa? Karena kerusakan y ang sama sekali tidak masuk akal itu peny ebab

    y ang paling utama adalah faktor psikologi. Dengan berubahny a pimpinan baru dalam kondisi y ang sangat kalut,

    kepercay aan raky at langsung saja kembali. Lantas faktor teknis ialah digerojokny a uang oleh sebuah klub y ang

    khusus dibentuk untuk memberikan utang kepada Indonesia, y aitu IGGI. Dengan kesemuany a ini, apakah kita

    boleh mengatakan bahwa tingkat inflasi selama 32 tahun itu memang normal? Yang kita alami, tingkat inflasi

    rata-rata selama 32 tahun di atas 1 0%, sedangkan di negara-negara y ang normal selalu jauh di bawah 1 0%. Utang

    luar negeri juga mempuny ai potensi pengekangan kemandirian y ang akan diuraikan lebih lanjut.

    Inflasi erat hubunganny a dengan tingkat suku bunga. Selama Orde Baru, tingkat bunga y ang harus dibay ar oleh

    dunia usaha untuk kredit y ang diperolehny a untuk jangka waktu sangat lama di atas 20%. Di negara-negara y ang

    normal, y aitu Eropa dan Amerika Serikat, y ang para pemimpinny a memuji Tim Ekonomi-ny a pak Harto,

    inflasiny a sangat rendah, rata-rata di bawah 5%.

    Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB)

    Sekarang tentang pertumbuhan ekonomi. Kita menggunakan istilah Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic

    Product (GDP), bukan istilah Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP). Apa beda antara dua istilah

    ini? GDP adalah produksi y ang berlangsung di wilay ah Republik Indonesia, termasuk produksi y ang dilakukan oleh

    inv estor asing. Sebagai contoh, kalau ada inv estor asing besar y ang melakukan inv estasi sangat besar dalam bidang

    pertambangan, hasil tambang y ang dikeduk dari perut bumi Indonesia adalah milikny a inv estor asing. Indonesia

    kebagian pajak dan royalty. Tetapi produk mineral y ang dikeduk dan dibawa keluar Indonesia dicatat sebagai GDP

    y ang rata-rata 7 % itu. Bagaimana pembagian manfaat y ang persis dari hasil pembangunan selama Orde Baru

    antara bangsa Indonesia dan bangsa asing tidak pernah dihitung.

    Sebagai contoh, miny ak y ang begitu penting dan strategis artiny a sebesar 85% dieksploitasi oleh perusahaan-

  • 8/15/2014 ERA ORDE BARU, SEBUAH REFLEKSI (Artikel 1) Forum Kwik Kian Gie Mari Kita Berdiskusi

    http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/era-orde-baru-sebuah-refleksi-artikel-1/ 2/4

    perusahaan asing. Pertamina hany a 1 5%. Lantas kontrak bagi hasil y ang formulany a 85% untuk Indonesia dan 1 5%

    untuk kontraktor asing ny atany a sampai sekarang pembagianny a 60% untuk bangsa Indonesia dan 40% untuk

    para perusahaan-perusahaan miny ak asing itu. Alasanny a karena cost recovery. Kok tidak habis-habis sampai

    sekarang?

    Kalau ada inv estor asing besar mengeduk mineral y ang mahal, mineral ini masuk ke dalam GDP y ang 7 % rata-rata

    itu. Tetapi barangny a milik asing, dan kalau diekspor, dicatat sebagai ekspor Indonesia y ang meningkat. Oleh

    karena itu Prof. Sri-Edi Swasono meny ebutny a Pembangunan di Indonesia, bukan Pembangunan oleh Bangsa

    Indonesia.

    Pemerataan : Pemberdayaan Rakyat Kecil dan Pemberantasan Kemiskinan

    Tidak dapat diingkari bahwa selama era Orde Baru memang ada upay a-upay a pemberantasan kemiskinan atau

    lebih baik pengurangan penderitaan dalam bentuk Puskesmas, Beras Miskin, Posy andu dan sejenisny a.

    Juga ada upay a-upay a dalam bentuk berbagai macam kredit untuk UKM seperti Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit

    Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Candak Kulak.

    Orde Baru juga menghasilkan Undang-Undang Anti Monopoli dan Undang-Undang Usaha Kecil sebagai rambu-

    rambu agar mekanisme pasar tidak terjerumus pada ekses-ekses dari free fight liberalism.

    Namun kekuatan-kekuatan y ang mendorong ke arah cut throat competition dan free fight liberalism jauh lebih kuat

    atas pengaruh lembaga-lembaga internasional beserta perusahaan-perusahaan multinasional raksasa y ang

    langsung memegang leher bangsa Indonesia di Jenewa dalam bulan Nov ember 1 967 , y ang lengkapny a akan

    diuraikan dalam bab tersendiri dalam tulisan ini.

    Itulah sebabny a bahwa walaupun ada berbagai program tersebut y ang dikembangkan, posisi dari Usaha Kecil

    Menengah (UKM) dibandingkan dengan usaha besar luar biasa timpangny a seperti y ang digambarkan dalam bab

    berikut ini.

    Pemerataan : Peran Usaha Kecil Menengah (UKM)

    Bany ak indikator tentang apakah pemerataan tercapai atau tidak. Buat say a y ang terpenting adalah peran UKM,

    karena mereka pencipta lapangan kerja. Kecuali itu, kebijakan y ang pro keadilan dan pemerataan hasilny a juga

    harus tercermin dalam bentuk keadilan dan kewajaran serta kepatutan dalam pembagian kenikmatan dan beban

    antara perusahaan besar dan UKM. Mari kita lihat angka-angkany a per tahun 2000. Sampai sekarang angka-

    angka ini tidak bany ak berubah, mungkin bahkan memburuk dengan tutupny a begitu bany ak industri sangat

    kecil y ang kesulitan BBM, kedelai dan gandum, ditambah dengan saingan dari China y ang dahsy at.

    Secara empirik, peran UKM dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional cukup signifikan. Dari sekitar Rp.35,2

    triliun tambahan produk domestik bruto (PDB) y ang terbentuk selama periode 1 998-2001 , maka lebih dari separuh

    kenaikanny a (56,2% atau Rp.1 9,8 triliun) disumbangkan oleh UKM . Menurut sektorny a, pada periode y ang sama,

    maka di sektor perdagangan, UKM meny umbang 89,9% dan di sektor jasa meny umbang 65,3% dari tambahan PDB

    y ang terbentuk. Bahkan di sektor keuangan, sementara lembaga keuangan menengah dan besar mengalami

    penurunan nilai tambah, masing-masing sebesar 1 ,7 % dan 2,0%; maka lembaga keuangan kecil justru mengalami

  • 8/15/2014 ERA ORDE BARU, SEBUAH REFLEKSI (Artikel 1) Forum Kwik Kian Gie Mari Kita Berdiskusi

    http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/era-orde-baru-sebuah-refleksi-artikel-1/ 3/4

    peningkatan nilai tambah (PDB), y aitu sebesar 2,0%. Sedangkan secara relatif, kenaikan nilai tambah UKM di

    sektor industri pengolahan (1 6,6%) lebih besar dibanding usaha besar (1 5,4%).

    Dari total tambahan lapangan kerja y ang tercipta selama periode 1 998 2001 , usaha kecil dan usaha menengah

    masing-masing meny erap 7 ,9 juta dan 1 ,0 juta tenaga kerja, sedangkan usaha besar hany a meny erap tambahan

    tenaga kerja sebesar 41 ,7 ribu. Di sektor industri pengolahan, tambahan lapangan kerja y ang diciptakan oleh

    industri kecil dan menengah sangat besar, y aitu masing-masing 2,6 juta dan 0,4 juta; sedangkan industri besar

    hany a menciptakan 28,3 ribu tambahan lapangan kerja. Demikian pula di sektor lainny a seperti perdagangan dan

    jasa, tambahan lapangan kerja y ang diciptakan oleh usaha kecil juga sangat besar dibandingkan dengan skala

    usaha besar, y aitu masing-masing sekitar 3 ,3 juta dan 1 ,1 juta.

    Secara keseluruhan, dalam periode y ang sama produktiv itas usaha dari usaha kecil cukup bertahan (tetap di sekitar

    Rp.4,2 juta per unit usaha), sedangkan produktiv itas usaha dari usaha menengah dan besar mengalami

    penurunan, masing-masing dari Rp.1 ,24 miliar dan Rp.85,85 miliar di tahun 1 998 menjadi Rp.1 ,23 miliar dan

    Rp.82,4 miliar per unit usaha di tahun 2001 . Sementara itu, produktiv itas tenaga kerja di usaha kecil, menengah,

    maupun besar mengalami penurunan.

    Angka-angka tersebut mengungkapkan bahwa y ang menggerakkan ekonomi kita selama resesi ini adalah kekuatan

    ekonomi raky at y ang disebut usaha kecil dan mikro y ang jumlahny a sekitar 39 juta. Boleh dikatakan merekalah

    y ang dalam kondisi kehancuran perbankan mampu membuat ekonomi tumbuh dengan 4,8% di tahun 2000 dan

    akan tumbuh terus. Bagian terbesar perusahaan kecil dan menengah ini sama sekali tidak melakukan kejahatan,

    tidak berdosa apapun juga, sehingga hampir tidak mempuny ai kredit macet (relatif kecil). Kelompok inilah y ang

    mencerminkan wujud ny ata kehidupan bagian terbesar raky at Indonesia y ang mempuny ai potensi luar biasa

    untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional.

    Namun demikian ditinjau dari sudut keadilan dalam pembagian pendapatan, masih terjadi kesenjangan y ang

    sangat besar. Andil UKM rata-rata secara indiv idual masih sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar. Definisi

    Usaha Kecil di Indonesia adalah usaha y ang mempuny ai omset kurang dari Rp.1 mily ar setahun, dan usaha

    menengah y ang mempuny ai omset lebih dari Rp.1 mily ar tetapi kurang dari Rp.50 mily ar.

    Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan bahwa jumlah perusahaan seluruhny a di Indonesia adalah 36,8 juta. Dari

    jumlah ini y ang tergolong Usaha Menengah Kecil (UKM) sebesar 99,9%. Jumlah perusahaan-perusahaan besar

    hany a 1 .831 buah atau 0,01 %. Tetapi andilny a dalam pembentukan PDB sebesar 40,64%. Yang 99,99% dari

    jumlah perusahaan bertanggung jawab atas 59,36% dari PDB.

    Ditinjau dari sudut jumlah perusahaan, UKM merupakan 99.9% dari seluruh jumlah perusahaan di Indonesia.

    Ditinjau dari sudut penampungan angkatan kerja, UKM menampung 99,44% dari angkatan kerja y ang ada.

    Tetapi kalau andil UKM dalam pembentukan Produk Domestik Bruto atau PDB y ang diambil, sangat tidak

    proporsional. UKM y ang merupakan 99,9% dari jumlah perusahaan, andilny a dalam pembentukan PDB sebesar

    59% atau Rp.638 trily un. Usaha besar y ang merupakan 0,01 % dari seluruh jumlah perusahaan memberikan andil

    sebesar 41 % terhadap PDB atau Rp.437 trily un.

    Kalau kita ambil rata-ratany a, setiap UKM membentuk PDB senilai Rp.638 trily un setiap tahunny a, sedangkan

  • 8/15/2014 ERA ORDE BARU, SEBUAH REFLEKSI (Artikel 1) Forum Kwik Kian Gie Mari Kita Berdiskusi

    http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/era-orde-baru-sebuah-refleksi-artikel-1/ 4/4

    Usaha Besar y ang hany a 0,01 % membentuk PDB sebesar Rp.437 trily un. Diambil rata-ratany a, andil perusahaan-

    perusahaan besar dalam pembentukan PDB adalah Rp.238,7 mily ar per tahun per perusahaan, sedangkan UKM

    sebesar rata-rata Rp.1 7 juta per tahun per perusahaanny a. Ini berarti bahwa andil per perusahaan besar dalam

    pembentukan PDB adalah 1 3 .7 7 0 kali lipat dari andil UKM.

    Mengapa andil dalam pembentukan PDB begitu penting? Karena andil dalam pembentukan PDB kurang lebihny a

    mencerminkan pendapatan. Dapat kita bay angkan betapa timpangny a pendapatan rata-rata dari UKM

    dibandingkan dengan perusahaan berskala besar.

    Kesadaran ini ada pada setiap pemerintah, termasuk pemerintah Orde Baru. Dalam masa Orde Baru itu, berbagai

    program untuk UKM dikembangkan seperti Kredit Inv estasi Kecil atau KIK, Kredit Usaha Kecil atau KUK, Kredit

    Modal Kerja Permanen atau KMKP, Pola Inti Raky at atau PIR, pola kemitraan, pengembangan modal v entura dan

    masih ada beberapa lagi.

    Tetapi seperti y ang dapat kita lihat, pendapatan nasional y ang jatuh pada UKM kecil. Bukan hany a pendapatanny a

    y ang kecil. Pendapatan y ang kecil dibarengi dengan andil y ang sangat besar dalam reselience atau kekeny alan atau

    ketahanan ekonomi nasional.

    Apakah pemujaan dalam bidang kesuksesan pembangunan ekonomi oleh Orde Baru justifiedkalau kita melihat

    angka-angka tersebut tadi?