entitas tanpa akuntabilitas publik
DESCRIPTION
Entitas Tanpa Akuntabilitas PublikTRANSCRIPT
PELAPORAN KORPORAT
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
DISUSUN OLEH:
ADI PRASETYO UTOMO
RANDY ALIFTIARDY BULONGGODU
PROGRAM PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. ETAP adalah entitas yang: (1) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (2)
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP
menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang lebih sederhana antara
lain:
Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
Laporan keuangan sesuai SAK ETPA menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan menengah dapat
menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit untuk mendapatkan opini
audit. Informasi keuangan yang sederhana tetapi memberikan informasi yang andal. SAK
ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi
Indonesia.
A. Penyajian Laporan Keuangan SAK ETAP
Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and
unreserved statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan
keuangan. Terdiri dari:
a. Penyajian Wajar,
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyarakatkan penyajian jujur atas pengaruh
transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset,
kewajiban, penghasilan, dan beban.
Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas. Entitas yang menggunakan
SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK
ETAP dalam catatan laporan keuangan. Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat
menyusun laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali dalam
setahun. Informasi komparatif dengan periode sebelumnya dengan keunggulan yang
sama. Pos-pos yang material disajikan terpisah.
b. Kepatuhan terhadap SAK ETAP,
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu
pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan
tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan
mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP.
c. Kelangsungan Usaha,
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan SAK
ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan usahanya.
d. Frekuensi Pelaporan,
Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi komparatif)
minimum satu tahun sekali.
e. Konsistensi Penyajian,
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar perioda harus
konsiseten kecuali (a) terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau
perubahan penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik
sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, aatau (2) SAK ETAP
mensyaratkan suatu perubahan penyajian.
Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali:
Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut menghasilkan
penyajian yang lebih andal dan relevan.
SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian.
Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat secara
prospektif.
Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang direklasifikasi
serta alasannya.
f. Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan perioda sebelumnya kecuali
dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan keuangn dan catatan atas
laporan keuangan).
g. Materialitas dan Agregasi,
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak
material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Kelalalian
dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat suatu pos dianggap material jia, baik
secara individuan maupun bersama-sama, dapat memengaruhi pengguna laporan keuangan
dalam penggambilan keputusan ekonomi. Besaran dan sifat unsur tersebut dapat menjadi
faktor penentu.
I. Laporan Keuangan Lengkap
Identifikasi laporan keuangan: nama entitas, tanggal atau cakupan perioda, mata uang
pelaporan, pembulatan, domisili atau bentuk hukum, sifat operasi, dan aktivitas Utama.
1. Neraca (Posisi Keuangan)
Informasi yang disajikan dalam Neraca (CALK)
kelompok aset tetap;
jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa,
pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;
rincian persediaan;
kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya;
rincian kelompok ekuitas seperti modal dasar, modal disetor, tambahan modal
disetor, agio saldo laba dan pendapatan – beban yang diakui langsung ke ekuitas;
PT: rincian setiap kelompok modal saham dan penjelasan cadangan ekuitas;
Bukan PT: diungkapkan rincian informasi modal yang setara dengan PT
Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Minimal mencakup pos-pos:
kas dan setara kas,
piutang usaha dan piutang lain-lain,
persediaan,
properti investasi,
aset tetap,
aset tidak berwujud,
utang usaha dan utang lainnya,
aset dan kewajiban pajak,
kewajiban diestimasi
ekuitas.
Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP.
Penyajian:
Klasifikasi aset lancar, aset tidak lancar
Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang
Kecuali jika memberikan informasi yang andal dan relevan dapat berdasarkan likuiditas
Sama dengan SAK IFRS kecuali menghilangkan pos: (1) aset keuangan, (2) property
investasi yang diukur dengan nilai wajar, (3) aset biolojik yang diukur pada nilai perolehan
dan nilai wajar, (4) kewajiban berbunga jangka panjang, (5) aset dan kewajiban pajak
tangguhan, (6) kepentingan non pengendali.
Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada waktu
tertentu. Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi
Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan
selama periode tersebut. Pos minimal:
a. pendapatan,
b. beban keuangan,
c. bagian laba atau rugi investasi dengan metode ekuitas, dan
d. laba rugi neto.
Analisis beban dapat disajikan berdasarkan fungsi atau berdasarkan sifat beban. Pos luar
biasa tidak diperkenankan
Menyajikan laporan laba rugi suatu perioda tertentu yang menunjukkan kinerja
keuangan selama perioda tersebut. Analisis beban disajikan berdasar fungsi atau berdasarkan
sifat bebas. Pos luar biasa tidak boleh untuk penyajian dan pengungkapan baik dalam
laporan laba rugi maupun pada catatan atas laporan keuangan.
Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas
sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Laba sering digunakan sebagai ukuran
kinerja atau sebagai dasar pengukuran lainnya seperti tingkat pengembalian investasi atau
laba perlembar saham. Unsur-unsur dalam laporan keuangan secara langsung terkait dengan
pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Menggunakan isitilah “Laporan Laba Rugi”
saja. Mencakup pos-pos: (1) pendapatan, (2) beban keuangan, (3) bagian dari laba atau rugi
investasi yang menggunakan metoda ekuitas, (4) beban pajak, (5) laba atau rugi neto.
Laporan laba rugi dan saldo laba (digabung) dapat disajikan sebagai pengganti
laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan ekuitas hanya berasal dari:
laba rugi,
pembayaran dividen,
koreksi kesalahan perioda lalu, dan
perubahan kebijakan akuntansi.
Jika entitas menyusun laporan laba rugi dan saldo laba, maka laporan laba rugi dan laporan
perubahan ekuitas tidak perlu dibuat karena sudah digantikan oleh laporan laba rugi dan
saldo laba.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Menyajikan:
laba rugi tahun berjalan,
pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas,
pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan,
rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir perioda dari komponen ekuitas (laba rugi,
pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas, dan jumlah investasi,
dividen, dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, serta perubahan kepemilikan entitas
anak yang tidak mengakibatkan pengendalian).
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan
komprehensif lain. Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rigi entitas dan
peruabahan saldo laba untuk satu perioda laporan. Laporan laba rugi dan saldo laba
(gabungan) dapat disajikan sebagai pengganti laporan perubahan ekuitas jika memenuhi
syarat SAK ETAP
4. Laporan Arus Kas
Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan. Aktivitas operasi hanya disajikan secara tidak langsung. Bunga dan dividen,
baik dibayarkan atau diterima, harus diungkap secara terpisah dan konsisten sebagai aktivitas
operasi, investasi, atau pendanaan. Pajak penghasilan diungkapan terpisah sebagai aktivitas
operasi kecuali dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas operasi dan
pendanaan. Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas. Sama dengan
SAK IFRS, kecuali untuk: (1) arus kas aktivitas operasi dengan metoda tidak langsung, dan
(2) arus kas mata uang asing tidak diatur.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijaklan akuntansi yang
digunakan termasuk dasar pengukurannya. Mengungkapkan informasi yang
disyaratkan. Memberikan informasi yang relevan walau tidak
disyarakatkan. Mengungkapkan informasi tentang sumber Utama ketidakpastian estimasi.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk pengungkapan modal. Mengungkapkan dasar
penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan termasuk dasar
pengukurannya. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK ETAP. Informasi
tentang sumber utama ketidakpastian estimasi. Mengungkapkan informasi tambahan yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang berisi informasi narasi atau rincian jumlah atau
informasi yang tidak memenuhi kriteria pengakuan. Mengungkapkan dasar penyajian
laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan termasuk dasar pengukuran.
Memberikan informasi tambahan yang relevan, namun tidak disyaratkan SAK
ETAP. Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi. Urutan penyajian catatan
atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP.
ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan.
informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan
penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.
pengungkapan lain.
dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.
B. Penyajian Laporan Keuangan Entitas Nirlaba
Organisasi nirlaba memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan organisasi yang
berorientasi kepada laba. Dalam menjalankan kegiatannya, organisasi nirlaba tidak semata-
mata digerakkan oleh tujuan untuk mencari laba. Meski demikian not-for-profit juga harus
diartikan sebagai not-for-loss. Oleh karena itu, organisasi nirlaba selayaknya pun tidak
mengalami defisit. Adapun bila organisasi nirlaba memperoleh surplus, maka surplus tersebut
akan dikontribusikan kembali untuk pemenuhan kepentingan publik, dan bukan untuk
memperkaya pemilik organisasi nirlaba tersebut.
Menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis laporan keuangan
sebagai berikut:
Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
Catatan atas laporan keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan / Neraca
Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan
aset bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu. Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan
pihak-pihak lain untuk menilai:
kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, serta
kebutuhan pendanaan eksternal.
Lebih lanjut, komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:
a. Aset
Kas dan setara kas;
Bila ada kas atau aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang, maka hal
ini harus disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.
Piutang (misalnya: piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain);
Persediaan;
Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka;
Surat berharga/efek dan investasi jangka panjang;
Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa, dan lain-lain.
Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian aset pada laporan
posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya –
kemampuan suatu aset untuk dengan mudah dikonversi menjadi kas.
b. Liabilitas
Utang dagang;
Pendapatan diterima dimuka;
Utang jangka panjang, dan lain-lain
Dalam penyajiannya, liabilitas tetap diurutkan berasarkan masa jatuh temponya.
c. Aset Bersih
Aset bersih tidak terikat. Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa,
penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat
dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum
dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur dan pihak
lain yang berhubungan dengan organisasi.
Aset bersih terikat temporer. Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupun
penggunaan, ataupun keduanya. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap (1)
sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3)
penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau (4) pemerolehan aset tetap. Informasi
mengenai jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset
bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Aset bersih terikat permanen. Pembatasan ini bisa dilakukan terhadap (1) aset seperti
tanah atau karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak
untuk dijual, atau (2) aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan
pendapatan secara permanen. Kedua jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aset bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen atau
disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Contoh laporan posisi keuangan:
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar
transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa.
a. Secara umum, ketentuan dalam Laporan Aktivitas adalah sebagai berikut:
Pendapatan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi oleh penyumbang.
Beban disajikan sebagai pengurang aset bersih tidak terikat.
Sumbangan dapat disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
Jika ada sumbangan terikat temporer yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam
periode yang sama, maka sumbangan tersebut dapat disajikan sebagai sumbangan
tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan
akuntansi.
Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain diakui sebagai
penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya
dibatasi.
Selain dari ketiga jenis aset bersih yang ada sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
organisasi nirlaba tetap berpeluang untuk menambah klasifikasi aset bersih sekiranya
diperlukan. Klasifikasi ini bisa dilakukan menurut kelompok operasi atau non-operasi, dapat
dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang
atau tidak berulang, atau dengan cara lain yang sesuai dengan aktivitas organisasi.
Lebih lanjut, komponen dalam laporan aktivitas mencakup:
b. Pendapatan
Sumbangan
Jasa layanan
Penghasilan investasi.
Semua pendapatan tersebut disajikan secara bruto. Namun, khusus untuk pendapatan
investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban
penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Komponen lain yang juga disajikan dalam jumlah neto adalah keuntungan dan kerugian yang
berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian
organisasi dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung
yang tidak digunakan lagi.
c. Beban
Beban terkait program pemberian jasa. Aktivitas terkait dengan beban jenis ini antara
lain aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan,
atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi organisasi.
Beban terkait aktivitas pendukung (meliputi semua aktivitas selain program
pemberian jasa). Umumnya, aktivitas pendukung mencakup:
Aktivitas manajemen dan umum, meliputi pengawasan, manajemen bisnis,
pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya.
Aktivitas pencarian dana, meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana;
pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana;
pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan
aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan
lain-lain.
Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan
iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis
Perlu dicermati bahwa laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus
menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut
kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi ini bermanfaat untuk
membantu para stakeholders dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya.
Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan untuk
menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan
gaji, sewa, listrik, bunga, penyusutan.
3. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Adapun klasifikasi penerimaan dan pengeluaran
kas pada laporan arus kas organisasi nirlaba, sama dengan yang ada pada organisasi bisnis,
yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Metode
penyusunan laporan arus kas pun bisa menggunakan metode langsung (direct method)
maupun metode tidak langsung (indirect method).
Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari pendapatan jasa, sumbangan,
dan dari perubahan atas aset lancar dan kewajiban lancar yang berdampak pada kas.
Sementara itu, arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat dampak perubahan aset
tetap terhadap kas, misal karena pembelian peralatan, penjualan tanah, dsb. Lebih lanjut, arus
kas dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari penyumbang yang
penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; penerimaan kas dari sumbangan dan
penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan
pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment), atau dari hasil investasi
yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
C. Perbedaan Pokok SAK-IFRS dan SAK ETAP
Kerangka Konseptual
KDPPLK SAK ETAPTujuan laporan keuangan SamaKarakteristik kualitatif laporan keuangan SamaUnsur-unsur laporan keuangan Sama
Konsep pengakuan SamaKonsep pengukuran:
biaya historis biaya kini nilai realisasi bersih nilai sekarang
Konsep pengukuran: biaya historis nilai wajar
Konsep pemeliharaan modal Tidak ada
Penyajian Laporan Keuangan
SAK IFRS SAK ETAP Kepatuhan terhadap SAK Pengungkapan atas PSAK “misleading”
Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Komponen laporan keuangan: Lap. posisi keuangan/neraca Lap. laba rugi komprehensif Lap. perubahan ekuitas Lap. arus kas Catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan: Neraca Lap laba rugi Lap perubahan ekuitas Lap arus kas Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas laporan keuangan Tidak adaDasar akrual & kelangsungan usaha SamaNeraca: Pos minimal yang disajikan Klasifikasi aset dan liabilitas Pengungkapan
Neraca: Pos minimal yang disajikan lebih
sedikit Sama Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi komprehensif Laba rugi dan pendapatan kompresensif lain Pos minimal
Laporan laba rugi Laba rugi Pos minimal lebih sedikit
Laporan perubahan ekuitas Pos minimal Pengungkapan distribusi dividen dan dividen
per saham Tidak diperkenankan
Laporan perubahan ekuitas Pos minimal lebih sedikit Tidak ada Laporan perubahan ekuitas dan saldo
laba dapat menggantikan lap laba rugi dan laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan metoda
langsung atau tidak langsung Arus kas valas, bunga & dividen, pajak
penghasilan, investasi pada entitas anak, ventura bersama & entitas asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas
Kas yang dibatasi
Laporan arus kas Arus kas operasi disajikan dengan
metoda tidak langsung Arus kas bunga & dividen, pajak
penghasilan, dan transaksi nonkas Tidak ada
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan
Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian Modal Dividen dan informasi umum entitas
Kebijakan akuntansi Sumber estimasi ketidakpastian
Laporan Keuangan Konsolidasian
SAK IFRS SAK ETAPLaporan keuangan konsolidasian Tidak menyusun laporan keuangan
konsolidasianLaporan keuangan tersendiri (lampiran dari laporan keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
Instrumen Keuangan
SAK IFRS SAK ETAPInstrumen keuangan Efek yang diperdagangkan (marketable
securities) Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang
Diperdagangkan Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo
Maksud dan kemampuan Maksud
PersediaanSAK IFRS SAK ETAPBiaya perolehan atau nilai realisasi neto (mana lebih rendah)
Sama
FIFO dan rata-rata tertimbang SamaPersediaan pialang-pedagang komoditi menggunakan fair value
Tidak ada
Persediaan pemberi jasa Sama
Investasi Pada Entitas AsosiasiSAK IFRS SAK ETAPPengaruh signifikan Faktor kuantitatif dan kualitatif Hak suara potensial
Pengaruh signifikan Faktor kuantitatif Tidak ada
Metode ekuitas Metoda biaya
Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia untuk dijual
Tidak ada
Investasi Pada Joint VentureSAK IFRS SAK ETAPPengendalian bersama operasi Pengendalian bersama operasiPengendalian bersama aset Pengendalian bersama asetPengendalian bersama entitas Metode ekuitas atau proporsional konsolidasi
Pengendalian bersama entitas Metoda biaya
Investasi Pada Entitas AnakSAK IFRS SAK ETAPPengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus Pengendalian, tidak mengatur entitas
bertujuan khusus
Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan Metoda ekuitas dan tidak dikonsolidasikanTransaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak menyebabkan hilangnya pengendalian (transaksi ekuitas)
Tidak ada
Properti Investasi dan Aset TetapSAK IFRS SAK ETAPProperti investasi Model biaya Model nilai wajar
Properti investasi Model biaya
Aset tetap Model biaya Model revaluasi
Aset tetap Model biaya (revaluasi harus ada izin
pemerintah)
Aset Tidak BerwujudSAK IFRS SAK ETAP
Berasal dari internal dan eksternal Berasal dari eksternalUmur manfaat terbatas dan tidak terbatas Umur manfaat terbatasGoodwill Tidak adaModel biaya dan model revaluasi Model biaya
SewaSAK IFRS SAK ETAP
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa Perjanjian sewaKlasifikasi sewa: indikator dan situasi yang memerlukan judgment
Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu judgment (pengalihan aset, opsi beli, min 75% umur ekonomis, min 90% nilai wajar, dan aset bersifat khusus)
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback) Tidak adaSewa dan sewa lanjut (lease and sublease) Tidak ada
Kewajiban Diestimasi (Provisi), Kontijensi, Ekuitas, dan PendapatanSAK IFRS SAK ETAPKewajiban diestimasi (provisi), aset kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi
Sama
Ekuitas SamaPendapatan penjualan barang dan jasa Sama
Biaya Pinjaman dan Penurunan NilaiSAK IFRS SAK ETAPBiaya pinjaman dikapitalisasi Biaya pinjaman dibebankanPenurunan nilai Instrumen keuangan: incurred loss Goodwill dan aset tidak berwujud dengan
umur manfaat tidak terbatas Unit penghasil kas
Penurunan nilai Pinjaman yang diberikan dan piutang:
expected loss (aging schedule) Tidak ada Tidak ada
Imbalan KerjaSAK IFRS SAK ETAPImbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendekImbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih
sederhanaImbalan kerja jangka panjang lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnyaPesangon pemutusan kerja Pesangon pemutusan kerjaImbalan berbasis saham Tidak ada
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi ValanSAK IFRS SAK ETAP
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang Mata uang pelaporan: rupiah atau mata
asing uang asingTransaksi valas: kurs tanggal transaksi Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan
(mingguan)
D. Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP)
I. Kebijakan AkuntansiPemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, yang terdiri dari perubahan estimasi
dan Koreksi kesalahan periode lalu. Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Namun, jika dampak tidak material maka entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalamSAK ETAP. Jika transaksi, peristiwa tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka manajemen dengan menggunakan judgementnya mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi:
1. relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan2. andal yaitu dalam laporan keuangan yang menyajikan dengan jujur posisi keuangan,
kinerjakeuangan, dan arus kas dari suatu entitas3. mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, serta
tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya4. netral yaitu bebas dari bias5. mencerminkan kehati-hatian6. bersifat lengkap dalam semua hal yang material
II. Panyajian Lain-Lainnya1. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Terpisah
Tidak diatur secara khusus. Untuk entitas anak: (1) investor harus mencatat investasi pada entitas anak dengan menggunakan metoda ekuitas, (2) investasi pada perusahaan anak pada awalnya diakui sebagai biaya perolehan (termasuk biaya transaksinya) dan selanjutnya disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi dan pendapatan dan beban dari entitas anak.
2. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan KesalahanEntitas harus menetapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK ETAP. Kebijakan
akuntansi harus diterapkan secara konsisten. Referensi dalam kebijakan akuntansi, estimasi, dan kesalahan adalah: (1) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, (2) konsistensi dan perubahan kebijakan akuntansi, (3) perubahan estimasi akuntansi, dan (4) kesalahan.
Ketika tidak ada pengaturan secara spesifik atas suatu transaksi atau peristiwa, maka entitas tetap harus menyusun kebijakan akuntansi yang menhasilkan informasi yang relevan dan andal. Referensi yang digunakan adalah: (1) persyaratan dalam SAK ETAP lain yang serupa dan terkait, (2) definisi sesuai dengan konsep pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, pendapatan, dan beban sesuai dengan konsep dan prinsip pervasive, (3) persayaratan dan pandauan dalam SAK non ETAP atau pengaturan oleh badan penyusun standar lain yang memunyai kerangka yang sama dan tidak bertentangan dengan SAK ETAP.
Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten. Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan karena persyaratan SAK-ETAP atau menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan. Perubahan kebijakan akuntansi sesuai dengan persyaratan. Perubahan estimasi
akuntansi akunansi diakui secara prospektif. Kesalahan perioda lalu dilakukan secara retropestif, koreksi terhadap saldo awal aset, kewajiban, dan ekuitas.
Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan jika diminta oleh SAK ETAP dan atau menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan. Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan persyaratan SAK ETAP dan atau secara retrospektif. Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif. Kesalahan perioda lalu dilakukan secara retrospektif, jika tidak praktis maka diakui sebagai koreksi saldo awal aset, kewajiban, dan ekuitas yang paling mungkin dikoreksi. Acuan dalam membuat pertimbangan (Bab 9.5):
a. persyaratan dan panduan dalamSAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan terkait; dan
b. definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan beban dan prinsip-prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
c. PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat dijadikan rujukan, namun tidak boleh bertentangan dengan Bab 9.5.
Aturan akuntansi entitas harus sesuai dengan SAK-ETAP. Ketika ada yang belum diatur oleh SAK-ETAP dapat menggunakan:
a. Persyaratan lain yang serupa dan terkait.b. Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran aset, kewajiban, pendapatan, dan
beban harus sesuai dengan Konsep dan Prinsip Pervasif.c. Standar lain (Non ETAP) yang tidak bertentangan dengan SAK ETAP.
3. PersediaanMencakup aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, termasuk aset dalam proses
produksi, atau bahan perlengkapan proses produksi atau permberian jasa. Diukur dengan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan (cost) dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual (nilai realisasi neto). Cost meliputi seluruh biaya pembelian, biaya konservasi, dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisi sekarang. Alokasi biaya overhead menggunakan tingkat kapasitas normal atau tingkat produksi actual ketika mendekati kapasitas normal.
Joint cost dialokasikan secara rasional dan konsisten. Teknik pengukuran biaya dengan menggunakan biaya standar atau metoda eceran. Identifikasi khusus individual untuk persediaan yang tidak dapat dipertukarjkan, dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu. Cost mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisi sekarang. Diukur pada nilai yang lebih rendah cost atau NRV.
a. Biaya pembelian: harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
b. Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variable. Alokasi biaya overhead produksi tetap berdasarkan kapasitas normal.
c. Joint product dan by product: biaya overhead dialokasikan secara rasional dan konsisten. Jika by product tidak material dinilai pada harga jual dikurangi biaya penyelesaian dan dikurangkan ke biaya produk utama.
d. Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan, sehingga harus menjadi beban tahun berjalan:
biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya produksi lainnya yang tidak normal;
biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap produksi selanjutnya;
biaya overhead administratif yang tidak berkontribusi untuk membuat persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang; dan
biaya penjualan.e. Teknik pengukuran biaya dapat menggunakan biaya standar atau metode eceran.
Rumus biaya : FIFO atau average, LIFO tidak diperkenankan. Penurunan nilai persediaan diakui sebagai beban pada saat terjadinya dan setiap tanggal neraca dilakukan pengujian. Persediaan diakui sebagai beban pada saat pendapatan terkait diakui.
4. Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Perusahaan AnakEntitas Asosiasi: jika investor memunyai pengaruh signifikan (20% lebih hak suara)
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasional stratejik pada suatu entitas namun tidak mengendalikan entitas tersebut. Dicataat dengan metoda cost dikurangi dengan kerugian penurunan nilai. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional stratejik atas suatu entitas, namun tidak mengendalikan atau megendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metoda biaya, dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Metoda Akuntansi menggunakan metoda biaya.
Asosiasi anak: entitas yang dikendalikan oleh induk, karena memiliki lebih dari 50% hak suara. Dicatat dengan metoda ekuitas dan laporan keuangan anak tidak dikonsolidasikan. Metoda akuntanasi untuk entitas anak menggunakan metoda ekuittas . Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian. Pengendalian muncul ketita entitas memiliki lebih dari setengah hak suara, kecuali dapat dibuktikan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalilan. Investasi pada anak dengan menggunakan metoda ekuitas, dan laporan keuangan anak tidak dikonsolidasikan.
5. Aset TetapTanah dan Bangunan. Biaya perolehan sesuai dengan paragraph 15.7 (harga beli +
biaya yang dapat didistribusikan langsung + estimasi awal biaya bongkar), pengukuran setelah pengakuan awal menggunakan metoda cost dan tidak diperkenankan menggunakan metoda revaluasi. Penyusutan menggunakan metoda garis lurus atau saldo menurun atau jumlah produksi. Penurunan nilai diatur tersendiri.
Sama dengan SAk IFRS kecuali tidak menggunakan pendekatan komponenisasi. Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasar Peraturan Pemerintah. Tidak perlu reviu nilai residu. Tanah dan bangunan dipisahkan. Biaya perolehan aset tetap berupa: harga beli, biaya yang diatribusikan langsung, dan estimasi awal bongkar. Pengeluaran setelah pengakuan awal. Pengukuran setelah pengakuan awal dengan metoda biaya, metoda revaluasi tidak diperkenankan kecuali dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah.
Aset tetap adalah aset berwujud yang (1) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administrasi, dan (2) diharapkan akan digunakan lebih dari satu perioda. Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam menentukan pengakuan aset tetap. Oleh karena itu,
entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap juka (1) kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dan atau ke dalam entitas, dan (2) pos tersebut memunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan.
Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan. Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan: (1) harga beli, dan (2)biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset tetap dan estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan dan biaya restorasi lokasi.
Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka diakui setara nilai tunainya dan diakui beban keuangan. Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah diperkenankan. Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali sebagai bagian perolehan aset. Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat. Nilai residu tidak diatur. Metoda penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset. Metoda penyusutan: garis lurus, saldo menurun atau jumlah unit produksi. Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya. Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila memperpanjang umur manfaat, meningkatkan kapasitas, mutu, standar kinerja atau manfaat ekonomi lainnya. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi dari penggunaan atau pelepasannya.
a. Pengukuran Biaya PerolehanBiaya perolehan aset tetap setara harga tunainya pada tanggal pengakuan. Jika
pembayaran ditanggukan lebih dari waktu kredit normal, maka biaya perolehan adalah nilai tunai semua pembayaran masa yang akan datang.b. Pertukaran Aset
Jika aset diperoleh melalui pertukaran dengan aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali (a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, (b) nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Dalam kasus tersebut, biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan.c. Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal
Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap yang memperpanjang umur manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap tersebut.
Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAK ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau biaya pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini hanya mungkin dilakukan karena ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep biaya perolehan di dalam penyajian aset tetap serta pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan entitas. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap diakui dalam ekuitas dengan nama “surplus revaluasi aset tetap”.
Penyusutan: metoda (garis lurus, saldo menurun, dan jumlah unit produksi). Umur manfaat, saat dimulainya penyusutan, berhenti penyusutan. Telaah ulang (umur manfaat, metoda penyusutan, nilai residu). Kompensasi penurunan nilai (menjadi komponen laba rugi jika kompensasi menjadi terutang). Penghentian pengakuan.
6. Aset Tidak BerwujudAset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memunyai wujud fisik. Prinsip
umum: manfaat mengalir ke entitas dan biaya perolehan dapat diukur secara andal. Umur manfaat terbatas, biasanya dianggap 10 tahun dan diamortisasi.Sama dengan SAK IFRS, kecuali aset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha.
Definisi: aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memunyai wujud fisik. Syarat identifikasi: (1) dapat dipisahkan dari aset lainnya atau terbagi terpisah atau dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan baik invidual atau bersama dan (2) muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya.
Prinsip umum: manfaat ekonomi mengalir ke entitas, dan biaya perolehan dapat diukur dengan andal. Pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan: harga beli dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung. Aset Tak Berwujud dihasilkan internal: diakui sebagai beban kecuali sebagai bagian perolehan aset sesuai SAK ETAP. Beban yang sudah berlalu, tidak boleh diakui sebagai biaya perolehan aset. Pengukuran setelah pengakuan awal: biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai.
Umur manfaat: semua ATB dianggap umumnya terbatas, jika tidak mampu entitas menentukan umur manfaat maka dianggap 10 tahun. Saat dimulainya amortisasi. Nilai residu nol, kecuali jika ada komitmen pihak ketiga untuk membeli aset pada akhir masa manfaatnya atau ada pasar aktif sehingga nilai residu dapat ditentukan dan pasar aktif kemungkinan tetap akan ada sampai akhir masa manfaat.
7. Penggabungan Usaha dan GoodwillTidak diatur.
8. Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi.Merupakan kewajiban potensial yang belum pasti dan terjadi kewajiban kini akibat
peristiwa masa lalu. Kemungkinan adanya transfer manfaat ekonomi untuk menyelesaikannya. Jumlah kewajiban dapat diukur secara andal. Jika time value of money material, maka diakui sebagai nilai kini.
Sama dengan SAK IFRS. Pengakuan awal: (1) adanya kewajiban kini sebagai akibat peristiwa masa lalu. (2) kemungkinan entitas akan mentransfer manfaat ekonomis untuk menyelesaikannya. (3) jumlah kewajiban dapat diukur secara andal.
Kewajiban diestimasi diakui sebagai beban, kecuali diakui sebagai bagian perolehan aset persediaan atau aset tetap. Pengakuan awal: hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan. Jika time value of money material maka diakui sebesar nilai kini. Setiap tanggal pelaporan ditelaah ulang. Entitas tidak mengakui kewajiban kontijensi dan aset kontijensi, namum harus membuat penggungkapan. Kewajiban kontijensi adalah kewajiban potensial yang belum pasti.
Kewajiban diestimasi diakui jika entitas mempunyai kewajiban kini akibat peristiwa masa lalu dan entitas besar kemungkinan harus mentrasnfer manfaat ekonomi pada saat penyelesaian dan nilainya dapat diukur dengan andal. Dicatat sebagai hasil estimasi terbaik atas pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal neraca. Diukur pada nilai kini jika dampaknya material. Kewajiban dan aset kontinjensi tidak diakui karena tidak memenuhi prinsip pengakuan.
9. Ekuitas
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk reorganisasi dan selisih penilaian kembali. Sesuai dengan PSAK 1994 – 21. Dapat diterapkan untuk seluruh entitas usaha. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam entitas harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan dan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. Klasifikasi instrumen keuangan: ekuitas atau kewajiban. Akuntansi ekuitas untuk bukan PT adalah sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan SAK yang relevan. Akuntansi ekuitas untuk PT dicatat sesuai SAK ETAP. Bentuk hukum entitas dan ekuitas:a. Entitas Perorangan
Entitas perorangan bukan suatu badan hokum, dan modalnya tidak terbagi atas saham. Harta kekayaan pribadi pemilik entitas terikat pada utang piutang usaha perorangan.b. Persekutuan Perdata
Persekutuan perdata bukan suatu badan hokum, dan modalnya tidak terdiri atas saham.c. Firma
Modal Firma tidak terbagi atas saham dan para anggota Firma bertanggungjawab renteng atas kewajiban Firma sebagai suatu persekutuan perorangan.d. Commandtaire Vennootschap (CV)
Modal suatu persekutuan CV harus dipisahkan antara Modal Pesero Aktif dan Modal Pesero Komanditer. Pesero Aktif adalaj pesero yang bertindak aktif sebagai pengurus CV. Pesero Komanditer adalah pesero tidak aktif sebagai pengurus CV dan hanya bertanggungjawab sebatas modal CV yang menjadi bagiannya.
e. Perseroan Terbatas (PT)Modal perseroan terbatas terdiri atas saham. Tanggungjawab pesero terbatas pada jumlah modal saham yang disetor jika PT telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.f. KoperasiKoperasi adalah badan hokum. Modal pokok koperasi adalah simpanan pokok anggota, mirip saham atas nama, tak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali bila anggota keluar dari keanggotaan koperasi. Ekuitas koperasi atau kekayaan bersih koperasi adalah simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan.
10. PendapatanMacam : (1) Penjualan barang, (2) Penyediaan jasa, (3) Kontrak kontruksi, (4)
Penggunaan aset oleh pihak lain yang menghasilkan dividen, bunga atau royalty.Pendapatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran diterima atau masih harus
diterima setelah diskon dan potongan volume.Perbedaan nilai kini dengan nilai nominal pembayaran diakui sebagai pendapatan bunga. Pertukaran barang atau jasa yang sejenis dan bernilai sama tidak diakui sebagai pendapatan. Kontrak konstruksi: metode persentase penyelesaian
Pencatatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima secara bruto. Nilai yang menjadi bagian pihak ketiga harus dikeluarkan dari pendapatan. Jasa keagenan hanya diakui sebesar komisi keagenan saja, jumlah yang diperoleh atas nama pihak principal bukan merupakan pendapatan entitas. Untuk pembayaran tangguh maka pendapatan diakui sebesar nilai tunai (nilai wajar) , selisih diakui sebagai pendapatan bunga.
Ketika terjadi pertukaran, entitas mengakui pendapatan hanya ketika barang atau jasa yang tidak serupa diukur dengan nilai wajar, kecuali (1) traksaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, (2) nilai wajar dari aset yang diterima ataupun aset yang dilepas tidak dapat diandalkan. Dalam transaksi pertukaran barang atau jasa yang tidak bisa diukur padad nilai wajar, entitas menggunakan jumlah tercatat dari aset yang dilepas. Entitas menerapkan kriteria pengakuan pendapatan secara terpisah untuk setiap transaksi pendapatan. Namun entitas dapat menerapkan kriteria pengakuan yang berbeda untuk setiap komponen teridentifikasi dalam suatu transaksi tunggal jika hal ini diperlukan untuk merefleksikan substansi transaksi. Sebaliknya, entitas menerapkan kriteria pengakuan pada dua atau lebih transaksi secara bersama-sama ketika kedua atau lebih transaksi mengacu pada rangkaian transaksi secara keseluruhan.a. Penjualan Barang
Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu perjualan barang jika semua kondisi berikut terpenuhi: (1) entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli; (2) entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai kepada tingkat manajerial yang biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun control efektif atas barang yang terjual; (3) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal; (4) ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas; dan (5) biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan traksaksi dapat diukur secara andal.
b. Penyediaan JasaJika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal,
maka entitas harus mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan tahapan penyelesaian dari transaksi pada akhir perioda pelaporan (metoda persentase penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi kondisi berikut: (1) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; (2) ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir pada entitas; (3) tingkat penyelesaian transaksi pada akhir perioda pelaporan dapat diukur secara andal, dan (5) biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal.
c. Kontrak KonstruksiJika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus
mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir perioda pelaporan (metoda persentase penyelesaian). Estimasi yang andal membutuhkan estimasi tingkat penyelesaian, biaya masa depan, dan kolektabilitas tagihan yang andal.
d. Metoda Persentase PenyelesaianEntitas melakukan penelitian dan (jika perlu) mengubah estimasi pendapatan dan
biaya saat transaksi jasa atau kontrak konstruksi berlangsung. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi atau kontrak ditentukan dengan menggunakan metoda yang dapat mengukur dengan andal sebagian besar pekerjaan yang dilaksanakan. Metoda yang mungkin mencakup: (1) proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau pembayaran dimuka; (2) survey atas kerja yang diselesaikan, atau (3) penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak
kerja. Pembayaran tahapan pekerjaan dan pembayaran di muka akan diterima dari pelanggan seringkali mencerminkan pekerjaan yang telah selesai.
e. Bunga, Royalti, dan DividenEntitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas
lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan dividen atas dasar ketika: (1) ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir pada entitas, dan (2) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar berikut: (1) bunga harus diakui secara akrual; (2) royalty harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dan perjanjian yang relevan; (3) dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran kas telah terjadi.
11. Biaya PinjamanLangsung dibebankan. Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul
dari kewajiban keuangan suatu entitas. Biaya pinjaman mencakup: (1) bunga untuk bank overdraftdan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang; (2) amortisasi dikonto atau premium yang terkait dengan pinjaman; (3) amortisasi biaya tambahan yang timbul sehubungan dengan proses perjanjian peminjaman; (4) beban pembiayaan sesuai dengan pembiayaan sewa yang diakui sesuai dengan PSAK ETAP Bab 17; (5) perbedaan nilai tukar yang timbul dari pinjaman dalam mata uang asing.
Pengakuan: entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai beban pada laporan laba rugi periode terjadinya (berbeda dengan PA BPR).
12. Penurunan Nilai Aset (Impairment)Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi kerugian yang tidak
dapat ditagih.Persediaan: harga jual dikurangi biaya menyelesaikan dan menjualPemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui.
Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa ada aset yang turun nilainya.Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal.Sama dengan SAK IFRS, kecuali tidak mengatur penurunan nilai goodwill. Lingkup:a. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang;
Penurunan pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat ditagih. Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara lain pengalaman, prospek industry, prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan membayar agunan yang dikuasai.b. Persediaan;
Harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan, apakah nilai persedian turun. Dengan membuat penilaian untuk membandingkan jumlah tercatat setiap jenis persediaan dengan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Jika suatu jenis persediaan atau kelompok jenis persediaan turun lainnya, maka entitas harus mengakui kerugian dalam laporan laba rugi atas perbedaan antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Jika tidak praktis untuk menentukan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual setiap jenis persediaan maka diperkenankan untuk mengelompokkan jenis persediaan dalam produk yang sama. Entitas mengakui penurunan nilai ketika sudah tidak ada lagi kondisi terjadinya penurunan nilai.
c. Aset Lainnya;Entitas menilai pada setiap tanggal pelaporan, apakah terdapat indikasi adanya aset
yang turun nilainya. Jika ada indikasi terjadi penurunan, entitas harus mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut. Jika tidak terdapat indikasi penurunan nilai, tidak diperlukan untuk mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Sumber informasi yang digunakan berasal dari internal maupun eksternal. Aset dilakukan penilaian secara tunggal, jika tidak mampu maka dilakukan secara kelompok. Hirarki keandalan bukti nilai wajar adalah sebagai berikut: (1) harga perjanjian dari transaksi yang wajar; (2) harga pasar aktif; (3) harga transaksi sebagai dasar untuk estimasi nilai wajar; (4) harga transaksi terkini sebagai dasar untuk estimasi nilai wajar; (5) berdasarkan informasi terbaik yang tersedia untuk merefleksikan jumlah yang dapat diperoleh entitas.
Entitas mengakui rugi penurunan nilai pada laba rugi tahun berjalan. Entitas mengakui kewajiban atas rugi yang melebihi jumlah tercatat, manakala hal ini disyaratkan oleh SAK ETAP. Beban penyusuan atau amortisasi perioda setelah penurunan nilai disesuaikan. Ketika terjadi pemulihan kerugian penurunan nilai maka entitas mengakui segera dalam laporan laba rugi. Beban penyusutan atau amortisasi setelah pemulihan harus disesuaikan.
13. Pajak PenghasilanMenggunakan tax payable concept dan tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak
tangguhan. Beban pajak diakui atas seluruh pajak penghasilan perioda berjalan dan perioda sebelumnya yang belum dibayar. Jika terdapat kelebihan maka diakui sebagai aset. Tidak ada persayaratan pajak tangguhan. Diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset. Pajak tangguhan tidak diatur. Akuntansi pajak dan SPT tetap menggunakan kebijakan sesuai peraturan perpajakan. Diakui atas seluruh pajak penghasilan perioda berjalan dan perioda sebelumnya yang belum dibayar. Tidak ada persyaratan pajak tangguhan.
14. Mata Uang PelaporanSama dengan SAK IFRS, menggunakan mata uang fungsional dan pelaporan
transaksi mata uang asing dalam mata uang fungsional.Mata uang pencatatan dan mata uang fungsional. Pada umumnya, Rupiah (Rp) sebagai mata uang pelaporan dan pencatatan, ketika menggunakan mata uang selain Rupiah harus memenuhi kriteria sebagai mata uang fungsional. Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang fungsional. Indikator penentuan mata uang fungsional (mata uang tertetu seperti Dollar Amerika (USD)): (1) indicator kurs Utama; (2) indicator harga jual; (3) indicator biaya. Penentuan saldo awal mata uang fungsional seolah-olah digunakan sejak tanggal transaksi terjadi (retrospektif). Perubahan mata uang pencatatan. a. Menggunakan mata uang rupiah.b. Entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang memenuhi sebagai mata uang
fungsional.c. Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan.d. Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator harga jual, indikator biaya.e. Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi dilakukan dengan mengukur seolah-
olah mata uang fungsional telah digunakan sejak terjadinya transaksi.f. Laporan keuangan harus disajikan kembali jika entitas merubah mata uang pelaporan.
15. Persitiwa Setelah Akhir Perioda Pelaporan (Post Balance Sheet)Dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca
a. Peristiwa setelah tanggal laporan yang memerlukan penyesuaianb. Peristiwa yang tidak memerlukna penyesuaian.
Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh diakui sebagai kewajiban pada akhir perode laporan.
Sama dengan SAK IFRS. Peristiwa setelah tanggal pelaporan yang memerlukan penyesuaian. Peristiwa setelah tanggal pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian. Dividen: jika diumumkan setelah tanggal pelaporan sebelum tanggal pelaporan maka tidak diakui sebagai kewajiban pada tanggal pelaporan. Tanggal penyelesaian laporan keuangan diungkapkan. Peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca dan perlu adanya penyesuaian.
16. Pengungkapan Pihak-Pihak yang Memunyai Hubungan IstimewaSama dengan PSAK 7. Pengungkapan disyaratkan sesuai katergori sebagai berikut:
(1) pihak yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama, atau pengaruh signifikan, (2) entitas anak,joint venture, entitas asosiasi; (3) personil manajemen kunci entitas dan entitas induk; (4) pihak-pihak yang memunyai hubungan istimewa lainnya.
Entitas tidak boleh menyatakan bahwa traksaksi dengan pihak hubungan istimewa dibuat dalam syarat yang setara dengan transaksi pertukaran antara pihak-pihak yang paham dan berkeinginan melakukan transaksi yang wajar, kecuali syarat tersebut dapat dibenarkan.
17. Ketentuan TransisiRetrospektif atau prospektif yang diterapkan secara catch-up (dampak ke saldo
laba). Tanggal efektif: Belaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini pada tanggal 1 Januari 2010.
REFERENSI
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntan
Indonesia. Jakarta.