energi panas bumi di jawa timur-windy dwi a-115090700111009
DESCRIPTION
ENERGI PANAS BUMI DI JAWA TIMUR-Windy Dwi A-115090700111009TRANSCRIPT
-
ENERGI PANAS BUMI DI JAWA TIMUR
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Eksplorasi Panas Bumi
Dosen Pengampu:
Sukir Maryanto, S.Si., M.Si., Ph.D.
Disusun oleh:
Windy Dwi Ariyanto 115090700111009
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada masa modern, energi merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia.
Akibat tingginya ketergantungan manusia terhadap energi, isu kelangkaan energi dimasa
mendatang merupakan salah satu isu yang paling berkembang bagi kehidupan manusia.
Saat ini, sebagian besar pemanfaatan energi terpusat pada pemanfaatan energi tak
terbarukan yang jumlahnya terbatas. Eksplorasi energi tak terbarukan seperti minyak
bumi, gas alam, dan batubara yang dilakukan secara terus menerus dan dalam jumlah
besar merupakan suatu ancaman bagi ketersediaan energi di bumi, sehingga perlu adanya
pengalihan ketergantungan manusia dari energi tak terbarukan ke energi yang terbarukan.
Dewasa ini pemanfaatan energi terbarukan khususnya di negara maju sangat berkembang
dengan baik, masyarakat mulai memanfaatkan energi-energi yang potensinya dapat
dikembangkan di suatu wilayah. Misalnya saja pemanfaatan energi panas matahari, energi
angin, dan energi geothermal.
Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung api terbanyak di dunia,
sedangkan potensi energi geothermalnya sendiri mecapai 40 persen dari potensi dunia.
Namun yang disayangkan, hanya sedikit pemanfaatan yang dapat dirasakan masyarakat
Indonesia dari pemanfaatan energi geothermal. Padahal selain sebagai sumber energi,
geothermal juga dapat dimanfaatkan sebagai pengering hasil pertanian dan perikanan,
dapat dimanfaatkan dalam sektor pariwisata, dll. Oleh karena itu, pada makalah ini
penulis akan membahas mengenai pemanfaatan energi geothermal khususnya di Jawa
Timur.
1.2.Rumusan Masalah
a. Mengapa geothermal penting bagi Jawa Timur?
b. Bagaimana potensi geothermal di Jawa Timur?
c. Pemanfaatan yang bagaimana dari geothermal yang cocok dikembangkan di Jawa
Timur?
d. Bagaimana salah satu metode geofisika dapat digunakan untuk eksplorasi geothermal
di Jawa Timur?
-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Energi Geothermal di Jawa Timur serta Potensinya
Energi panas bumi dapat menyediakan sumber tenaga yang bersih dan
terbarukan serta dapat memberikan keuntungan yang signifikan. Indonesia mempunyai
potensi panas bumi 27 GW atau setara dengan 40% dari cadangan energi panas bumi
dunia. Dari potensi ini, baru diproduksi kurang dari 1.000 MW atau kurang dari 4%-nya
pada tahun 2007. Di Provinsi Jawa Timur energi panas bumi diperkirakan dapat
menghasilkan total energi 1.206,5 MW atau hampir 5% dari total potensi di Indonesia
seperti pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Potensi panas bumi Indonesia tahun 2004 (Wahyuningsih, 2005).
Potensi sumber daya panas bumi adalah sisi lain dari kekayaan energi di
Jawa Timur. Di Jawa Timur terdapat 11 lokasi panas bumi yang dapat
menghasilkan total energi 1206,5 MW atau hampir 5% dari total potensi di Indonesia.
Kesebelas lokasi tersebut tersebar di Tirtosari, Pandan, Cangar-Tulungrejo, Songgoriti,
Arjuno-Welirang, Telaga Ngebel, Argopuro, Tiris-Lamongan, Blawan Ijen, Rejosari dan
Melati. Perkiraan potensi yang dapat dikembangkan antara lain terdapat di Iyang-
-
Argopuro 285 MW, Ngebel-Wilis 120 MW, Ijen 270 MW, Arjuno-Welirang 230 MW
dan Tiris-Lamongan 140 MW. Dari potensi yang ada di Jawa Timur belum ada satupun
yang dikembangkan untuk pembangkit tenaga listrik. Dengan eksplorasi yang lebih
detail pada daerah yang lebih luas, sangat mungkin potensi tersebut lebih besar dari pada
yang diperkirakan sekarang.
2.2. Pemanfaatan Geothermal di Jawa Timur
Pemanfaatan energi geothermal di Jawa Timur dapat digunakan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), karena Jawa Timur berpotensi
menghasilkan energi total 1206, 5 MW dari eksplorasi panas bumi. Pada kenyataannya,
potensi panas bumi di Jawa Timur masih dalam tahap eksplorasi atau pertambangan
seperti yang terdapat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Wilayah kerja pertambangan panas bumi tahap eksplorasi/pengembangan
(Wahyuningsih, 2005).
Sedangkan wilayah kerja pertambangan panas bumi yang ditawarkan di
Jawa Timur dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
-
Tabel 3. Wilayah kerja pertambangan yang ditawarkan (Wahyuningsih, 2005).
Dan pada tabel 4 di bawah terdapat berbagai usulan wilayah kerja
pertambangan yang ditawarkan termasuk di Jawa Timur.
-
Tabel 4. Usulan wilayah kerja pertambangan yang ditawarkan (Wahyuningsih, 2005)
Berdasarkan hasil survey sementara yang telah dilakukan oleh Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur Potensi panas bumi di Gunung
Lamongan diperkirakan dapat mencapai 147 MW. Sumber energi panas bumi Gunung
Lamongan ini berada kurang lebih 20 Km dari Kabupaten Probolinggo, begitu juga jarak
tempuh dari pusat kota Kabupaten Lumajang. Dengan daya tersebut diharapkan dengan
dibangunnya pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang terletak di
Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang ini dapat
meningkatkan suplai listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik, di Jawa Timur
khususnya, melalui sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.
-
Selain dimanfaatkan sebagai sumber energi, panas bumi di Jawa Timur juga
dapat dimanfaatkan secara langsung, misalnya dapat digunakan untuk tempat pariwisata
seperti pemandian air panas yang bermanfaat bagi kesehatan. Contoh dari pemanfaatan
panas bumi sebagai pemandian air panas terdapat di Cangar, Batu, Jawa Timur. Selain
itu panas bumi juga dapat dimanfaatkan sebagai pengering berbagai hasil pertanian,
seperti pada pengeringan kopi di Blawan, Ijen, Jawa Timur.
2.3. Eksplorasi Geothermal di Jawa Timur
Banyak studi mengenai ekplorasi geothermal di Jawa Timur seperti yang
dilakukan Raenhanayati dkk pada tahun 2013 yang berjudul Studi Potensi Energi
Geothermal Blawan-Ijen, Jawa Timur Berdasarkan Metode Gravity yang menyatakan
bahwa penelitian tersebut merupakan studi awal untuk menentukan daerah yang
memiliki potensi panasbumi berdasarkan pengukuran gayaberat di Blawan-Ijen, Jawa
Timur. Pengukuran data primer dilakukan dengan menggunakan Gravitimeter LaCoste &
Romberg tipe G-1053. Data anomali Bouger dari hasil perhitungan koreksi-koreksi
metode gayaberat kemudian dibawa ke bidang datar selanjutnya dilakukan pemisahan
anomali regional dan anomali sisa dengan menggunakan metode kontinuasi ke atas.
Hasil interpretasi terhadap anomali sisa yang dilakukan pada tiga penampang adalah
penampang A-A nilai densitasnya yaitu: 1=2.58 gr/cm3, 2=2.80 gr/cm3 , 3=2.67
gr/cm3, dan 4=2.69 gr/cm3, sedangkan untuk penampang B-B nilai densitasnya adalah
1=2.58 gr/cm3, 2=2.82 gr/cm3, 3=2.67 gr/cm3, dan untuk penampang C-C nilai
densitasnya yaitu 1=2.585 gr/cm3, 2=2.82 gr/cm3, 3=2.67 gr/cm3 dan 4=2.684
gr/cm3. Dari hasil pemodelan 2D dan 3D dapat terlihat bahwa pada daerah yang
memiliki manifestasi air panas didominasi oleh batuan 1 karena memiliki nilai densitas
paling rendah yang berada pada daerah Blawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
reservoir panasbumi daerah Blawan-Ijen didominasi oleh batuan yang memiliki porositas
tinggi (densitas rendah) dan tingkat permeabilitasnya tinggi dengan jumlah volume
sebesar 101.20 juta m3 (Raehanayati dkk, 2013).
Menurut tabel 1, potensi energi geothermal di Jawa Timur merupakan
potensi terbesar ke-11 di Indonesia dengan total kapasitas sebesar 1206,5 Mwe. Namun
sampai sekarang pemanfaatan energi geothermal di Jawa Timur masih belum ada.
Potensi energi geothermal terbesar di Indonesia dimiliki oleh provinsi Jawa Barat dengan
total potensi energi sebesar 5626 Mwe dan kapasitas yang telah terpasang sebesar 725
Mwe. (Wahyuningsih, 2005).
-
Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga
lempeng besar (Eurasia, Hindia Australia. Pasifik) menjadikannya memiliki tatanan
tektonik yang kompleks. Subduksi antar lempeng benua dan samudra menghasilkan
suatu proses peleburan magma dalam bentuk partial melting batuan mantel dan magma
mengalami diferensiasi pada saat perjalanan ke permukaan proses tersebut membentuk
kantong kantong magma (silisic / basaltic) yang berperan dalam pembentukan jalur
gunungapi yang dikenal sebagai lingkaran api (ring of fire). Munculnya rentetan gunung
api Pasifik di sebagian wilayah Indonesia beserta aktivitas tektoniknya dijadikan sebagai
model konseptual pembentukan sistem panas bumi Indonesia.
Berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologi, sistem panas bumi di
Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu : vulkanik, vulkano tektonik
dan Non-vulkanik. Sistem panas bumi vulkanik adalah sistem panas bumi yang
berasosiasi dengan gunungapi api Kuarter yang umumnya terletak pada busur vulkanik
Kuarter yang memanjang dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Maluku
dan Sulawesi Utara.Pembentukan sistem panas bumi ini biasanya tersusun oleh batuan
vulkanik menengah (andesit-basaltis) hingga asam dan umumnya memiliki
karakteristik reservoir 1,5 km dengan temperature reservoir tinggi (~250 - ? 370C).
Pada daerah vulkanik aktif biasanya memiliki umur batuan yang relatif muda dengan
kondisi temperatur yang tinggi dan kandungan gas magmatik besar. Ruang antar batuan
(permeabilitas) relatif kecil karena faktor aktivitas tektonik yang belum terlalu dominan
dalam membentuk celah-celah / rekahan yang intensif sebagai batuan reservoir. Daerah
vulkanik yang tidak aktif biasanya berumur relatif lebih tua dan telah mengalami
aktivitas tektonik yang cukup kuat untuk membentuk permeabilitas batuan melalui
rekahan dan celah yang intensif. Pada kondisi tersebut biasanya terbentuk temperatur
menengah - tinggi dengan konsentrasi gas magmatik yang lebih sedikit. Sistem vulkanik
dapat dikelompokkan lagi menjadi beberapa sistem, misal : sistem tubuh gunung api
strato jika hanya terdiri dari satu gunungapi utama, sistem komplek gunung api jika
terdiri dari beberapa gunungapi, sistem kaldera jika sudah terbentuk kaldera dan
sebagainya.
Sistem panas bumi vulkano tektonik, sistem yang berasosisasi antara
graben dan kerucut vulkanik, umumnya ditemukan di daerah Sumatera pada jalur sistem
sesar sumatera (Sesar Semangko). Sistem panas bumi Non vulkanik adalah sistem panas
bumi yang tidak berkaitan langsung dengan vulkanisme dan umumnya berada di luar
jalur vulkanik Kuarter. Lingkungan non-vulkanik di Indonesia bagian barat pada
-
umumnya tersebar di bagian timur sundaland (paparan sunda) karena pada daerah
tersebut didominasi oleh batuan yang merupakan penyusun kerak benua Asia seperti
batuan metamorf dan sedimen. Di Indonesia bagian timur lingkungan non-vulkanik
berada di daerah lengan dan kaki Sulawesi serta daerah Kepulauan Maluku hingga Irian
didominasi oleh batuan granitik, metamorf dan sedimen laut. Sedangkan sistem
geothermal di Jawa Timur sendiri merupakan sistem geothermal vulkanik-tektonik.
-
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan potensi energi panas bumi
kesebelas di Indonesia. Total energi panas bumi yang mampu dihasilkan di Jawa Timur
sebesar 1206,5 Mwe atau sebesar 5% dari total potensi energi panas bumi di Indonesia.
Namun sangat disayangkan pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber listrik di
Jawa Timur masih berada pada tahap eksplorasi, namun pemanfaatan lainnya digunakan
sebagai tempat pariwisata yaitu pemandian air panas, selain itu energi panas bumi di
Jawa Timur juga dimanfaatkan sebagai pengering produk kopi. Sistem panas bumi di
Jawa Timur merupakan sistem panas bumi vulkanik.
-
DAFTAR PUSTAKA
Kasbani. 2012. Sumber Daya Panas Bumi Indonesia: Status Penyelidikan, Potensi, dan Tipe
Panas Bumi. Jakarta. Kelompok Program Penelitian Panas Bumi Pusat Sumber Daya
Geologi, Badan Geologi. Diakses pada Senin, 24 Maret 2014: Diakses melalui http://
psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?opt.......geothermal.html
Raehanayati, dkk. 2013. Studi Potensi Energi Geothermal Blawan-Ijen, Jawa Timur
Berdasarkan Metode Gravity. Malang: Jurnal Neutrini Vol. 6, No. 1 Oktober 2013
Wahyuningsih, R. 2005. Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di
Indonesia: Subdit Panas Bumi, Kolokim Hasil Lapangan-DIM