empat teknik dasar membuat keramik manual (tanpa …
TRANSCRIPT
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-1
EMPAT TEKNIK DASAR MEMBUAT KERAMIK MANUAL
(TANPA ALAT PUTAR)
Studi Kasus Sentra Gerabah di Kabupaten Tuban
R.Bambang Gatot Soebroto
Departemen Arsitektur, FADP ITS
ABSTRAK
Keramik (gerabah) di sentra kerajinan rakyat umumnya dibuat memakai alat pemutar tanah liat. Ujudnya
berupa lempengan meja lingkaran diameter 50 cm, tebal 6-8 cm, dapat berputar cepat dan senter (memusat).
Perajin tinggal meletakan segumpal tanah liat di tengahnya, di putar dan sekejab berubah menjadi bentuk
gerabah yang menarik. Teknik diatas memerlukan kemampuan memutar yang belajarnya tidak sebentar.
Sesungguhnya ada empat teknik dasar membuat keramik manual (tanpa alat putar), yang bisa dikuasai dalam
waktu singkat. Hasil gerabahnya tidak kalah menarik dan beragam bentuknya. Apabila ditambah dengan teknik
cetak, sedikit pengetahuan proses pengeringan dan pembakaran, kita sudah dapat membuat studio kecil
kerajinan keramik(gerabah) di rumah. Permasalahannya, pengetahuan pembuatan keramik secara manual yang
cepat dan mudah, harus tetap menguasai prinsip dasar pembuatan. Tujuannya mempelajari teknik membuat
keramik cepat (manual), mudah diajarkan dan dikuasai siapa saja. Metode Action studi literatur bab “teknik
manual”; mempelajari prinsip dan praktika membuat gerabah. Metode deskriptif menuliskan proses membuat
gerabah memakai empat teknik dasar. Hasilnya; membuat gerabah teknik manual sekaligus menguasai prinsip-
prinsipnya.
Kata Kunci: Empat teknik dasar, keramik (gerabah), manual, tanpa alat putar.
1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Gerabah adalah tingkatan keramik yang paling
rendah; gerabah (Earthenware, dibakar suhu
600o C- 1050o C, contohnya kendi, celengan,
padasan, kuali, tempat ari-ari, coek, anglo,
penggorengan gerabah dan lain sebagainya.
Keramik atau gerabah dapat dibuat dengan
berbagai cara; Diputar “Center”
(Roy,1959,p.52-55;Kenny,1962,p.42-47;
Christy,1992,p.68-70)memakai meja putar
tenaga tangan atau kaki secara manual. Selain
itu dapat memakai tenaga listrik. Di desa
Selogabus kecamatan Parengan kabupaten
Tuban lebih unik memutar memakai meja
putar posisi miring; bilah meja berikut
bendanya. Diputar memakai tenaga sepakan
kaki; sebuah busur bambu, tali busurnya
membelit pada batang kayu, bagian tali
lainnya membelit leher bilah meja putar,
sehingga begitu batang kayu tersebut diinjak,
busur akan melengkung, begitu batang kayu
dilepas, busur akan melurus, belitan tali busur
yang melilit pada leher bilah meja putar
menjadi renggang. Terus berulang-ulang
sehingga meja menjadi berputar.
Keramik juga dapat dibuat dengan cara di
cetak, memakai “cetakan” (Christy,1992,p.46-
49) perabot rumah seadanya atau
menggunakan master (contoh model),
kemudian dicetak memakai tepung gibsium.
Teknik lainnya dengan cara di press atau
jigger Press; “jiggering”(Kenny,1962,p.126-
133) harus memiliki sisi bagian negatif dan
positif. Jigger memakai semacam pisau (Jig)
yang terbuat dari plat logam atau mika, untuk
mengerik kelebihan tanah liat.
Selain menggunakan peralatan khusus,
membuat keramik atau gerabah dapat dengan
cara dibangun langsung. Dari mulai segumpal
tanah liat dapat di tekan (pijit) memakai kedua
jempol tangan, menekan dan perlahan
berputar. Prinsipnya dinding yang dibuat
untuk benda keramik harus memiliki ketebalan
yang sama, oleh sebab itu selain memijit
(Pinching), sambil dipuar, guna menyamakan
seluruh permukaan gumpalan. Dari satu
gumpal tanah kita bisa membuat sebuah
mangkuk setengah bola, membuat piring
cekung, cangkir atau wadah permen.
Selanjutnya membuat keramik atau gerabah
secara manual dapat mempergunakan teknik
pilin atau lintingan “Coil” (Roy,1959,p.42-
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-2
45;Kenny,1962,p13-15) (Coiling). Segumpal
tanah kecil di letakan pada kedua telapak
tangan, saling digerakan berbeda arah,
sehingga dihasilkan lintingan atau pilinan
dengan diameter yang relatif sama. Untuk
membuat bangun silinder, diawali dengan
membuat alasnya dengan cara; satu lintingan
panjang, digulung, mulai dari tengah,
melingkar -melingkar semakin lebar. Supaya
kuat bangun tersebut dan lintingan tersebut
saling disatukan, dilakukan perataan dengan
cara menarik sekaligus menekan dari tepi
lingkaran ke titik tengah atau bawah.
Sehingga kelak bangun silinder bagian
dalamnya adalah tanah liat yang rapih dan
merata. Setelah itu diatas tepi lingkaran
lintingan tanah liat disusun lintingan-lintingan
tanah liat. Lintingan yang perlahan tersusun
dan menumpuk keatas. Sebelum meninggi
setiap 3-4 tumpukan lintingan tanah liat
tersebut disatukan memakai tekanan jempol;
dari atas ke bawah. Harus cukup hati- hati
sebab harus menyisakan dinding yang
diperkirakan sama tebalnya.
Teknik ini menghasilkan tekstur bagian luar
gerabah yang menarik, apabila sabar bentuk
bodi gerabah bertekstur rata dan teratur.
Tetapi apabila pilinan dan penumpukan cepat
dan memainkan gejolak perasaan kita,
tampilan bentuk dan tekstur bodi luarnya
tampak ekspresif.
Kelak teknik pilinan ini berguna untuk
pembuatan gerabah berukuran tinggi dan
besar, teknik yang jitu, menghemat tenaga dan
relatif cepat , dengan cara membuat pilinan,
berdiameter tebal, disusun keatas dan
disatukan. Dibandingkan membuat gerabah
dari satu gumpalan diputar langsung,
membutuhkan tenaga dan konsentrasi yang
besar.
Teknik manual ke tiga adalah dengan cara
membuat lembaran”Slab”((Roy,1959,p.35,37
;Christy,1992,p.46-48)(Slabing); satu gumpal
tanah liat lunak dan plastis, di letakan pada
meja yang diberi alas kain yang rata kemudian
digulung. Pada sisi kanan dan kiri gumpalan
tanah di beri kayu pembatas, tebalnya
disesuaikan dengan dinding gerabah. Alat
penggulung kue, pipa besi atau bekas tabung
obat nyamuk semprot, dapat dipakai sebagai
alat penggulung. Lembaran tanah liat dapat
dibentuk silinder atau dipotong persegi,
disusun menjadi gerabah berbentuk kotak
(yang sulit proses pengeringannya). Teknik
membuat lembaran tanah liat dapat dengan
cara; membuat balok tanah, diberi kayu
pembatas kanan-kirinya, diiris memakai tali
senar pancing atau kawat halus.
Teknik lain membuat lembaran tanah liat dapat
dipergunakan alat yang disebut “busur cetak”;
bentuknya melengkung (dari menjiplak bagian
dalam pot plastik), kemudian kertas
jiplakannya digelar pada permukaan triplek.
Diberi lembaran plastik atau seng dan kayu
pembatas keliling dengan tinggi disesuaikan
tebal dinding gerabah. Sebelum dipergunakan
diberi oli bekas atau minyak jarak terlebih
dahulu alas berbahan plastik atau lembar seng
tersebut. Segumpal tanah liat ditimpakan ke
busur cetakan, diratakan lalu dikerat memakai
tali senar atau kawat halus. Didapat lembaran
tanah liat, perlahan dibalik dan dimasukan ke
dalam pot plastik yang telah diberi minyak
jarak. Ujung lembaran disatukan (salah satu
bilah menumpang sedikit pada bilah lawannya,
kemudian satukan hingga rapih).
Teknik ke empat dengan cara Gumpalan atau
remasan “squeeze”(Kenny,1962,p.10-11) ,
teknik ini simpulan penulis selama Abdimas (
tahun 2000-2017), mengingat setiap akan
mengawali membuat patung, kita biasa
menggumpal-gumpalkan tanah ( kecil maupun
besar) untuk membentuk ujud dasar hingga
detail patung (memakai gumpalan kecil).
Gumpalan tanah liat juga dapat dipakai
sebagai ‘penebal’(“selimut”) suatu master
model padat yang terlanjur mengering.
Contoh; apabila master model yang terbuat
dari tanah liat terlanjur mengeras, kita dapat
mengganti master tersebut memakai bahan
gibsium. Caranya; master tersebut diolesi
Vaslin, kemudian gumpalan tanah lunak
tersebut diselimutkan ke master model tersebut
hati-hati (lebih kurang ketebalan 3 cm).
Setelah gumpalan yang berisi master model
cukup padat, dikerat perlahan-lahan untuk
mengeluarkan master model. Selanjutnya
gumpalan tanah yang menyelimuti master
model satukan kembali, beri lubang untuk
mengecor master model memakai larutan
gibsium. Catatan pengecoran, tidak langsung
banyak tetapi perlahan sedikit-sedikit, apabila
dalam kondisi banyak akan mudah
menghancurkan gumpalan tanah yang menjadi
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-3
cetakan), meja putar tidak mudah, harus
berlatih membuat setiap hari, perlu ketekunan
lebih dan bisa berbulan hingga tahunan untuk
dapat menguasainya.
Empat teknik (manual ) membuat gerabah
tanpa alat putar (Coil, Pinch dan Slab dan
Gumpalan) tidak akan ditemukan di sentra-
sentra kerajinan gerabah rakyat. Teknik ini
lazim dipakai atau diajarkan oleh orang-orang
yang pernah mengenyam pendidikan sekolah
membuat keramik. Tiga teknik ini banyak
ditulis dan dikupas pada buku-buku terbitan
Luar Negeri. Khusus teknik keempat
Gumpalan sedikit bahkan tidak dibahas secara
langsung , khususnya pada buku yang
menyampaikan materi pembuatan patung,
pada buku tentang keramik, teknik ini hampir
tidak dibahas (teknik ke empat ini simpulan
penulis).
Empat teknik ini bila dikuasai (minimal
diketahui) akan meningkatkan kreativitas
dalam pembuatan keramik (gerabah) (contoh;
pak Sadar, satu-satunya perajin laki-laki di
desa Selogabus kecamatan Parengan Tuban,
mengetahui dan menguasai teknik ini, gerabah
buatannya tampak beragam. Pak Sadar banyak
di tugaskan Perindustrian kabupaten Tuban
untuk menimba ilmu ke berbagai institusi yang
memiliki jurusan keramik.
Perajin rakyat pada sentra gerabah yang tidak
pernah mengenyam kursus pembuatan keramik
(hanya belajar turun temurun) tidak mampu
dan mengetahui teknik-teknik tersebut.
Seluruh gerabah buatan mereka mengandalkan
teknik putar, mengurangi kreativitas dalam
membuat gerabah.
1.3.Tujuan
Empat teknik (manual) dalam pembuatan
keramik, mudah dikuasai dan perlu ketahui
oleh siapa saja, menjadi alternatif pilihan
daripada teknik putar.
1.4. Manfaat
Empat teknik dasar tersebut mudah diajarkan
dalam waktu singkat, umumnya kepada siapa
saja, Akan meningkatkan kreativitas dalam
pembuatan gerabah yang beragam, khususnya
kepada para perajin belia di sentra pedesaan.
2. Tinjauan Pustaka
Tanah Liat dan Pengolahannya,
Tanah Liat adalah bahan yang sederhana dan
berlimpah, mudah didapat dan disiapkan, dan
tidak memerlukan pemrosesan yang banyak,
seperti halnya sebagian besar bahan baku yang
kita gunakan untuk membuat sesuatu…Tanah
Liat sesungguhnya bahan yang
temperamental. Plastisitas …. Tanah Liat
menyusut ketika mengering dan menyusut
lebih banyak ketika dibakar, dan ini
menciptakan segala macam masalah dalam
pembuatan tembikar. Reaksi tanah liat
terhadap api mungkin tampak tidak dapat
diprediksi dan bahkan di bawah kondisi yang
paling terkendali sekalipun sejumlah
ketidakpastian datang ke proses pembakaran (
Rhodes, 1957)
Mempersiapkan tanah liat
Sebelum tanah liat digunakan, tanah harus
ditekan. Ini adalah metode tertua yang dikenal
untuk menjadikan tanah liat dalam kondisi
kerja yang baik, dan ini masih yang terbaik.
Wedging,(Mengulet - menggemblong)
membuat tekstur tanah liat seragam dan
menghilangkan kantong udara. Jika tanah liat
Anda terlalu kering, Anda bisa
melembabkannya selama proses pemotongan;
jika terlalu basah, mengulet (menggemblong)
akan mengeringkannya. Anda akan
membutuhkan papan wedging di studio Anda.
Ini adalah lempengan plester yang kokoh
dengan pegangan tegak untuk memegang
kawat yang kencang dan perangkat lain untuk
menjaga kawat tetap kencang. Papan potong
akan menerima banyak penggunaan kasar
sehingga harus dibuat sekuat yang anda bisa.
(Kenny, 1962)
Perajin di pedesaan membuat plastis tanah liat,
menghindari gelembung udara, memilah
kerikil atau limbah organik yang berada pada
tanah liat hanya dengan menginjak-injak
(sebab jumlahnya banyak)
Teknik memutar tanah liat memakai meja
putar
Memutar meja tembikar, Memutar meja
tembikar adalah cara paling canggih …Dari
semua metode pembuatan tembikar, memutar
menawarkan kemungkinan terbesar untuk
penciptaan bentuk secara spontan… ”(Roy,
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-4
1959). Langkah awal memutar benda keramik
(gerabah) adalah dengan memusatkan tanah
liat;“Penting untuk 'memusatkan' tanah liat
pada meja putar. Tanah liat yang tidak
memusat sulit dikendalikan karena roda
mengerahkan kekuatan keluar saat berputar.
(Christy, G and Pearce, S,1992), akan tetapi
sekalipun berkeinginan memusatkan tanah liat,
syarat lainnya adalah tanah liat tersebut harus
plastis, seperti yang dikatakan (Clark, 1983);
PLASTIS ATAU KELIATAN. Plastisitas
adalah properti yang membuat tanah liat bisa
digunakan. Sulit untuk diukur. Selain
plastisitas juga syarat tanah liat yang baik
adalah memiliki atau tidak memiliki porositas.
Seperti juga yang dikatakan Clark (1983);
POROSITAS
Tanah liat mungkin sangat plastis dan mudah
dikerjakan, namun tidak cocok untuk membuat
barang karena setiap keluar dari pembakaran
tungku menjadi bengkok atau retak. Tanah liat
yang tidak keropos, mampu menampung air,
sehingga dalam pengeringan dan selama
distorsi pembakaran terjadi. Sesuatu harus
ditambahkan ke tanah liat untuk
"membukanya", untuk supaya poros. Masalah
nya bagaimana melakukan ini tanpa merusak
plastisitasnya dan porositasnya tidak sering
berjalan seiring. Anda mungkin harus
mengorbankan salah satu untuk meningkatkan
yang lain.
Pasangan porositas dalam pembakaran adalah
“susut kering (belum dibakar) dan susut bakar
(setelah dibakar).
SUSUT KERING, SUSUT BAKAR
“Shirnkage”. Tanah Liat mengering akan
susut dan lebih susut ketika habis dibakar.
Tanah liat yang berbeda, susutnyapun berbeda
pula; dalam beberapa kasus sepotong tanah liat
yang keluar dari tungku, susutnya 5 kali dari
tanah liat asal sebelum dibakar.
“Plasticity”(Kenny, 1962,p156), “Porosity”
(Kenny, 1962,p158-159) dan “Shirnkage”
(Kenny,1962,p159-160) atau susut kering dan
susut bakar. Plastisitas adalah syarat tanah liat
mudah dipakai untuk dibentuk, diputar
maupun di cetak tekan. Porositas adalah daya
rembes air, semakin tinggi dibakar air tidak
mudah merembes, sebab pori-porinya semakin
rapat atau halus (Kenny, 1962).
Pembakaran
Pembakaran gerabah di desa-desa kabupaten
Tuban masih banyak di tegalan terbuka,
dengan bahan bakar damen atau sisa padi dan
kayu bakar. Kelemahan pembakaran demikian
banyak panas pembakaran yang keluar ke
udara bebas, akibatnya panas pembakaran
tidak terfokus ke pematangan benda. Hasil
pembakarannyapun beberapa persen kurang
matang dan tidak sedikit retak atau pecah,
akibat panas pembakaran yang mendadak atau
mengenai langsung benda gerabahnya.
Gerabah atau keramik batu (Stoneware)
dibakar dan matang pada “suhu 1200oC-1300 oC”(Rhodes,1958,p.19) Gerabah dan keramik
sesungguhnya serupa, gerabah adalah keramik
lunak (Earthenware) dibakar dan matang pada
“suhu 950 oC hingga 1100
oC”(Rhodes,1958,p20).
Dekorasi
Ukiran mencakup berbagai teknik dan efek,
dari garis tergores sederhana hingga relief
patung yang rumit dan menghias dengan
goresan dalam, yang dapat dicapai dengan
berbagai alat pemotong. Meskipun ini bukan
teknik ukiran, etsa tahan lilin juga termasuk
dalam bab ini, karena hasilnya mirip.
(Shafer,1976,p.26)
Teknik mengesankan menghias tertua dan
merupakan salah satu cara termudah dan
tercepat untuk memperkaya permukaan tanah
liat. Karena hampir semua barang yang lebih
keras daripada tanah liat lunak akan
meninggalkan bekas, permukaan yang sangat
beragam dan kaya dapat dibuat dengan sangat
cepat. Namun, sangat mudah dan cepatnya
teknik, serta banyaknya kemungkinan, sering
menyebabkan berlebihan. Sangat mudah dan
menggoda untuk menghias berlebihan: sekedar
kuantitas, variasi yang tidak berarti,
pengulangan yang monoton, dan menghias
secara sembarangan sama-sama parahnya.
Hampir seluruh permukaan mungkin bermotif
dengan cap dengan hasil yang indah, tetapi
beberapa pot mungkin paling baik disajikan
hanya dengan pita sempit atau dengan satu cap
kecil yang menghidupkan bentuknya tetapi
benar-benar lebih rendah. Variasi yang
menarik dan kontras yang dramatis dapat
dicapai melalui penggunaan berbagai jenis cap
dalam satu bagian; tetapi hubungan logis harus
dipertahankan di antara mereka dan ke pot-
untuk menghindari berlebihannya detail yang
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-5
tidak berhubungan yang tidak bermakna.
(Shafer,1976,p.42)
Teknik-teknik dasar
Menggunakan Cetakan
Salah satu cara termudah untuk membuat pot
adalah dengan menggulung lempengan dasar
tanah liat dan membentuknya dengan
meletakkannya di atas cetakan seperti
mangkuk atau baskom. Berbagai macam
bentuk dapat dihasilkan dari cetakan dan,
bahkan jika Anda tidak pernah menggunakan
tanah liat sebelumnya, metode ini akan segera
meningkatkan kepercayaan diri Anda dan
mendorong Anda untuk mencoba berbagai ide
...
Sebelum mulai menggelar lempengan tanah
liat, letakkan beberapa terpal atau goni di atas
meja. Ini menghentikan tanah liat menempel
pada permukaan kayu dan juga memberikan
tekstur yang menarik pada tanah liat. Gunakan
alat penggulung bergulir panjang yang akan
menonjol di tepi rel handuk kayu-lempengan
sangat ideal. Gulung merata di semua arah,
gerakkan tangan anda dari bagian tengah ke
tepi dan hitam. Untuk memastikan Anda
menggulung tanah liat dengan ketebalan yang
rata, anda perlu menempatkan dua potong
kayu yang cocok di kedua sisi lempengan
sehingga anda menggulung menekan rata
kayu. Usahakan agar bahannya cukup rata atau
akan menimbulkan lipatan pada tanah liat yang
menyebabkan kelemahan pada area tersebut
saat bahan tersebut kemudian ditembakkan.
(Chirsty.G, 1992p.46)
Pilinan
Pilin adalah metode dasar yang telah
digunakan untuk membuat pot selama ribuan
tahun. Teknik pijit untuk menyatukan pilinan-
pilinan memungkinkan anda mengontrol
bentuk pot karena anda dapat merencanakan
bentuknya setiap saat pilinan tanah liat
ditambahkan.
Gulung tumpukan pilinan genap dengan
panjang yang masuk akal dan gabungkan
mereka setiap tiga tumpukan pilinan, pastikan
setiap lapisan dihaluskan dengan kuat
berikutnya ...
Letakkan ujung pilinan pertama di dasar pot,
dorong ke bawah dengan jari telunjuk Anda
dan jaga susunan pilinan dalam bentuk
melingkar dengan ibu jari dan jari-jari Anda.
Sementara itu tangan Anda yang lain
mendukung sisa pilinan yang masih harus
disambungkan. Jangan terburu-buru dengan
proses ini. Penting bahwa pilinan tanah liat
pertama dipasang dengan kuat pada posisi
yang benar. (Chirsty,1992, p52).
Pengantar tentang tanah liat
Membuat sebuah mangkuk dari bola tanah
liat
Perajin tembikar sejati menyukai nuansa tanah
liat di tangannya. Karena itu, hal pertama yang
harus dilakukan adalah mengambil dan
menanganinya, untuk mengetahui bagaimana
rasanya. Beli tanah liat Anda dari dealer atau
gali dari tanah - tidak masalah yang mana; kita
akan bicara lebih banyak tentang itu nanti.
Ambil sepotong tanah liat yang sedikit lebih
besar dari bola golf dan mainkan. Peras di
antara jari-jari anda, gulung menjadi bola,
ratakan menjadi panekuk, lalu gulung menjadi
bola lagi, sehingga bulat seperti yang Anda
bisa.
Sekarang, pegang di telapak tangan kiri Anda,
tekan di tengah dengan ibu jari kanan Anda
sampai bola mulai terlihat seperti mangkuk
kecil.(Kenny, 1962,p1)
Membuat Pot pijit/pencet (Pinching)
1. Ambil segumpal tanah liat seukuran bola
tenis atau bisbol. Jelajahi; mendorongnya;
peras. Tekan,
tarik, tandai , dan gulingkan di antara jari-
jari anda untuk melihat apa yang bisa
dilakukan.
2. Gulung dan tekan gumpalan tanah liat di
antara tangan sampai bola yang sempurna
terbentuk.
3. Pegang bola tanah liat tersebut di telapak
tangan kiri anda. Ini seperti cetakan yang
bagus. Tekan ibu
jari kanan anda secara bertahap ke tengah-
tengah tanah liat sementara anda perlahan-
lahan
memutar tanah liat dan membentuknya
menjadi bentuk mangkuk kecil.
4. Terus memutar dan menekan tanah liat
dengan kuat dan merata. Bentuk dinding dan
alas setebal ¼
inci.
5. lanjutkan memutar, atau bentuk secara kasar
menjadi oval, segitiga, atau persegi panjang.
Flute
ujungnya dengan jari-jari Anda.
6. Buat pot pijit yang lain, dan setelah bentuk
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-6
dasar dikembangkan, ketuk sisi di atas meja
atau
kembangkan tepi atas. Coba tanda alat
sederhana dalam pengulangan di permukaan.
Latih kecerdikan
anda dan jelajahi berbagai kemungkinan
bentuk yang akan dibuat.
7. Ketika sebuah bagian selesai, keringkan
perlahan-lahan dalam ruangan (tidak dijemur
langsung)
Pengeringan yang terlalu cepat biasanya
menyebabkan retak dan melengkung.
( Roy, 1959,p28-29).
3. METODE PENELITIAN
Diagram metode penguasaan pembuatan
gerabah teknik manual
Metoda penelitian yang dilakukan dari
kegiatan Abdimas dari tahun 2000-2017
adalah merangkum dan mengkaji hasil-hasil
kegiatan. Selain itu ditambah kajian literatur
beberapa buku terbitan luar negeri dan
pengamatan kegiatan perajin di desa
Selogabus kecamatan Parengan dan desa
Ngadirejo kecamatan Rengel, kabupaten
Tuban.
Teknik yang lazim dilakukan oleh para perajin
di desa-desa lebih mengandalkan memakai
peralatan (alat putar istilah perajin perbot),
kecuali perajin yang pernah mengenyam
kursus atau pelatihan dari berbagai instansi
(contoh pak Sadar, perajin laki-laki satu-
satunya di desa Selogabus, kecamatan
Parengan Tuban). Pak Sadar banyak
mendapatkan teknik-teknik pembuatan
keramik (gerabah yang lebih maju), sehingga
benda-benda gerabah buatannya beragam
bentuknya dan cara membuatnya. Pak Sadar
menguasai teknik putar memakai prebot
tenaga tangan maupun kaki. Sebagai catatan;
sebagian besar ibu-ibu perajin di desa
Selogabus membuat gerabahnya memakai
perbot yang unik, posisi nya miring dan
disepak-sepak memakai pegas dari busur
bambu.
Teknik memakai perbot sesungguhnya
membutuhkan waktu yang lama untuk
menguasainya. Tidak cukup dalam waktu
sebulan tetapi berbulan-bulan hingga tahunan,
hal ini menyulitkan bagi generasi penerus
kerajinan gerabah di desa itu. Untuk itu
penulis membuat rangkuman teknik
pembuatan gerabah yang lebih mudah, cepat
diajarkan dan dikuasainya, yaitu teknik
pembuatan cara manual.
Teknik Manual ada empat cara;
1). Pilin (Coil)
2). Pencet (Pinch)
3). Lembaran (Slab)
4). Gumpalan atau Kepalan-remasan (Squeeze)
Selain empat teknik pembuatan secara manual
tanpa perbot untuk menguasai pembuatan
keramik (gerabah) harus mampu pengolahan
bahan baku tanah liat, pengeringan dan
pembakarannya. Dibalik teknik manual
tersebut ada prinsip benda keramik yang juga
harus dipahami; antara lain, benda keramik
harus memiliki ketebalan dinding benda yang
sama dan harus berrongga. Tanah liat ideal
yang dipakai adalah tanah liat yang plastis
(tidak lengket, kelembekan atau kekerasan)
cara mengujinya; tanah liat di remas, apabila
banyak tanah liat yang melekat di jemari
tangan, berarti tanah liat tersebut terlalu
lembek atau lengket. Kemudian dibuatkan
kerucut lalu di sentuhkan pada permukaan
kulit kita, apabila terlalu banyak airnya, bekas
yang ada pada permukaan kulit akan jelas,
banyak dan tampak betul, tetapi apabila tidak
terlalu tampak, tanah liat itu bisa dikatakan
plastis. Menguji berikutnya dengan dibuat
pilinan, lalu di lengkungkan atau di
pertemukan dengan ujung lainnya, bila tidak
timbul retakan-atau patah, boleh jadi tanah liat
tersebut plastis. Tanah liat yang plastis mudah
diputar atau dibentuk. Persyaratan prinsip
PINCH=PENCET
M A N U A L MEMBUAT
KERAMIK
SLAB=
LEMBARAN TEKNIK
MEMBUAT
MEMAKAI
ALAT CETAKAN
DIPUTAR TENAGA
TANGAN PENGERINGAN
DIPUTAR TENAGA
KAKI PEMBAKARAN
DIPUTAR TENAGA
LISTRIK
COIL= PILIN
BAHAN BAKU
TANAH LIAT
SUDAH DAPAT MEMBUAT
STUDIO KERAMIK DI RUMAH
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-7
lainnya adalah menghindari terselipnya rongga
udara yang ada di dalam tanah liat, cara para
perajin disentra desa dengan diinjak-injak
(cara ini sekaligus untuk metani kerikil, sisa
ranting atau serpihan tulang hewan yang
berada di dalam tanah liat). Di buku-buku luar
negeri dilakukan dengan tangan “kneaded” ;
diuleni, kemudian di belah menggunakan tali
senar atau kawat yang halus, untuk nengecek
di dalamnya masih terdapat lubang udara atau
gelembung yang ‘terperangkap’ atau tidak.
Gelembung yang berada dalam gumpalan
tanah kelak akan merusak benda keramik
(gerabah) (membuat pecah, retak dan
mengganggu bila di putar memakai perbot)
setelah dibakar.
1). Pilin (Coil), pilinan lazimnya dipakai diatas
meja putar, sebab akan berulang-ulang
menumpuk pilinan dan memutar- mutar
bentuk gerabah (keramik)nya. Bila di meja
biasa, kita akan mengalami kesulitan,
sedikitnya alas benda dapat diputar. Teknik
pilinan kelak lebih berfungsi ketika kita akan
meninggikan atau membesarkan benda buatan
kita (khusus bila telah mampu teknik
memutar). Bukan sekedar menumpuk pilinan
tetapi menyusun sekaligus menyatukan antara
tumpukan pilinan. Agar tumpukan pilinan
rapih dan teratur setiap dua atau tiga tumpukan
pilinan disatukan dengan cara menekan dari
atas kebawah keliling, agar supaya sebagian
(sepertiga) dari pilinan menyatu dan sisa yang
dua pertiga dari diameter pilinan menjadi
dinding benda tersebut.
2). Pencet (Pinch), membentuk benda
memakai teknik pencet caranya dengan
mengambil satu gumpalan tanah liat
(misalkan; sebesar bola tenis) lalu jempol
tangan kita menekan, membuat lubang.
Sehubungan prinsip benda keramik harus
memiliki dinding bodi yang sama tebalnya,
oleh sebab itu jempol tangan menekan
kedalam , ditahan oleh empat jari pada sebelah
luar gumpalan. Agar memiliki dinding benda
yang berketebalan merata tekanan jempol
dibarengi dengan perlahan memutar-mutar
gumpalan tanah liat tersebut. Teknik ini
berguna pada kemampuan raba kita dan kelak
dapat dipakai pada teknik mencetak tekan
(cetakan gibsium).
3). Lembaran (Slab). Teknik lembaran dapat
dipakai dalam membentuk benda yang sama
sekali tidak simetri putar (tanpa menggunakan
perbot atau meja putar). Untuk membentuk
lembaran dapat digulung memakai benda
silinder (kayu bundar, pipa besi atau paralon
atau bekas obat nyamuk semprot). Sisi kanan-
kiri gumpalan tanah liat diberi batang kayu
yang berketebalan sama, supaya kelak
lembaran yang dihasilkan sama. Dapat pula
diiris; satu blok tanah liat memakai tali senar
atau kawat halus. “Busur cetak” adalah alat
untuk menghasilkan lembaran tanah liat dalam
mencetak pot kembang yang telah dipakai di
desa Selogabus, kecamatan Parengan Tuban
(Pak sadar).
4). Teknik (squeeze) gumpalan atau kepalan
atau remasan. Adalah teknik simpulan penulis
mengingat pada beberapa buku tidak
tercantum. Teknik ini lazim dilakukan oleh
siapa saja yang hendak membuat model atau
patung. Untuk membuat model atau patung
kecil cukup membentuk bagian kepala, badan
dan anggota badan. Kemampuan menggambar
adalah dasar membentuk tiga dimensi, karena
terbiasa melihat dan menggambar bentuk
sesuai skala dan proporsinya. Adapun
detailnya dapat dengan cara menempelkan
butiran gumpalan.
Untuk membuat patung keramik dapat dengan
cara di belah menjadi dua bagian lalu di
kurangi bagian tengahnya kemudian disatukan
kembali dan diberi lubang hawa supaya ketika
pembakaran udara yang berada didalam benda
dapat keluar.
Proses Pengeringan benda keramik lazimnya
di dalam ruangan (tidak di jemur langsung di
bawah terik matahari) supaya pengeringan
yang terkena matahari dan hembusan angin
tidak langsung. Hal ini supaya terjadi
pengeringan lambat, dan merata seluruh bodi
benda. Pengeringan di bawah terik matahari
dapat mengakibatkan sebagian bodi benda
lebih cepat mengering dan keras, sementara
bagian dalam benda masih belum kering
akibatnya terjadi tarik menarik yang
mengakibatkan keretakan. Pengeringan selain
menyebabkan kadar air pada benda berkurang
juga warna tanah dari berwarna coklat
kehitaman menjadi terang.
Proses pembakaran adalah tahapan terahir
setelah proses pengeringan benda berjalan
cukup. Tanpa proses pengeringan yang cukup
dan merata akan menentukan keberhasilan
benda gerabah (keramik ) di bakar.
Proses pembakaran adalah mengatur besar dan
jalannya api, awal pembakaran mengharuskan
api yang kecil selanjutnya bertahap hingga
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-8
mencapai besar. Jalannya api juga
menentukan bersih tidaknya hasil pembakaran,
oleh sebab itu sering dipakai blower untuk
meniupkan api pembakaran.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Benda keramik (gerabah) dapat dibuat
memakai empat cara; 1). Memakai bahan
baku; Tanah Liat, 2). Teknik pembuatan dan
prinsip benda keramik, 3). Proses Pengeringan
(pada tahap ini terdapat pembuatan dekorasi),
4). Proses Pembakaran (pada tahap ini
membangun, mengoperasikan tungku
pembakaran hingga menggelasir- tahap
pembubuhan glasir).
Bahan pembuatan keramik adalah tanah liat.
Tanah liat mudah didapat; di tegalan, sawah,
tepi sungai atau lereng bukit. Tanah liat
tersebut masih harus di saring (sedikitnya)
memakai kasa nyamuk, untuk menyaring
keringil-pasir halus, ranting kayu, akar atau
sisa tulang binatang. Bila tanpa penyaringan
benda keramik tersebut akan sangat
mengganggu ketika diputar memakai (meja
putar). Selain ditambang langsung dari alam,
membuat bahan keramik dapat dilakukan
dengan mencampur dengan bahan-bahan
tanah; Feldspar (tanah Lodoyo-Blitar), Kaolin
(Sumber Pucung Malang, pulau Bangka atau
daerah Cibadak Sukabumi), Kalkspaat
(Padalarang) dan Pasir Kwarsa (Tuban)
ditambah pewarna dari oksida logam.
Biasanya pencampuran menjadi tanah liat siap
pakai dilakukan oleh Balai Pelayanan Teknik
Keramik (BPTK) di; (Malang, Bandung atau
Plered-Purwakarta). Sehingga para perajin
tinggal membeli berapa kwintal, untuk diputar
maupun casting (teknik cor).
Teknik pembuatan benda keramik, sedikitnya
memakai dua cara; 1). Diputar memakai alat
(meja putar) atau di cetak memakai alat
(cetakan) dan 2). Dibuat secara manual (tanpa
alat putar atau cetakan). Pada umumnya
teknik putar dikuasai di sentra-sentra gerabah
pedesaan (kecuali pedesaan yang masih
mengerjakan pembuatan gerabah memakai
teknik yang lebih mula yakni dipukul-pukul ).
Teknik pukul sesungguhnya juga memakai
meja putar tetapi memakai bilah meja yang
ringan (biasanya dari bahan kayu) Gunanya
sekedar sebagai alas gerabah yang dipukul-
pukul oleh salah satu tangan tetap ditengah
simetri putar, tangan yang lain menahan
dibagian dalam gerabah memakai batu bulat.
Sebagai contoh di desa Ngadirejo, kecamatan
Rengel kabupaten Tuban, sebagian besar
perajinnya membuat memakai teknik dipukul-
pukul permukaan bodi luar gerabahnya. Meja
putar bilah mejanya berat (biasanya terbuat
dari lempengan batu bundar , cor beton atau
lempengan besi) tujuannya untuk
menghasilkan gaya sentrifugal (gaya ke luar)
ketika diputar-tarik oleh tangan, atau memakai
kaki (untuk meja putar tenaga kaki). Tanah
liat yang diletakan di tengah-tengah bilah
meja, dipusatkan oleh tenaga tangan dari atas
dan samping (di sentra gerabah Kiaracondong
Bandung, Kasongan-Bantul Yogyakarta, atau
Plered Purwakarta bahkan hanya memakai
satu tangan) untuk memulai pembentukan.
Akan tetapi untuk membuat benda keramik
(gerabah) memakai alat putar itu tidak mudah
dikuasai, harus berlatih setiap hari, berbulan-
bulan hingga tahunan, padahal untuk
membuat (gerabah) keramik masih ada cara
membuat memakai teknik cetak (memakai alat
cetak) atau dibangun langsung (manual).
Teknik cetak sesungguhnya dapat
mempergunakan bahan cetakan dari prabot
rumah tangga (peralatan dapur atau ruang
makan) hanya memiliki syarat; harus
mengetahui prinsip dasar pembuatan keramik
yaitu; tanah liat benda keramik harus memiliki
ketebalan yang sama, agar supaya ketika
proses pengeringan dan pembakaran juga
merata. Apabila berbeda ketebalan akan ada
bagian yang cepat kering dan lambat kering,
justru akan memengaruhi utuhnya benda
keramik tersebut (mudah retak atau pecah),
dibandingkan bidang dinding keramik yang
sama tebal merata. Membuat memakai cetakan
dari bahan Gibsium mula-mula dibuatkan
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-9
master model (dari bahan tanah liat, kayu,
plastik, malam, atau gabus Styrofoam).
Master tersebut di belah dua (untuk cetakan
dua bilah), mencetak sisi yang satu memakai
gibsium kemudian mencetak berikutnya untuk
sisi berikutnya. Khusus untuk membuat
cetakan keramik cor, harus memiliki lubang
cor dan kelak begitu hendak dipakai cetakan
gibsium tersebut harus dalam kondisi kering
betul.
Pembuatan keramik secara Manual adalah
teknik yang termudah untuk di ajarkan
(dikuasai) dibandingkan memutar memakai
meja putar. Teknik Manual terbagi dalam
empat cara; 1). Gumpalan, 2). Pilin atau
Lintingan (Coil), 3) Pencet atau pijit (Pinch)
dan 4). Gulung-lembaran (Slab). Di buku-
buku terbitan luar negeri rata-rata hanya tiga
teknik; Coil, Pinch dan Slab saja, adapun
teknik Gumpalan adalah hasil simpulan
penulis dari hasil pengalaman, melihat
langsung orang-orang yang membuat master
model patung. Setiap hendak membuat sebuah
master model mereka akan mengambil satu-
dua gumpalan tanah liat kemudian kerangka
besi dilingkupi tanah liat hingga membentuk
ujud dasar. Selanjutnya memakai gumpalan-
gumpalan kecil (sebesar klereng) dipakai
untuk memperjelas detail.
Teknik Pilinan atau Lintingan (Coil) dapat
membentuk berbagai bentuk terlebih
khususnya benda--benda simetri putar. Bila
lintingan berdiameter kecil halus akan
menghasilkan dinding berkesan tekstur yang
ekspresif. Lintingan juga bisa berubah
menjadi bulat-bulat kecil sebesar kelereng
yang akan menghasilkan permukaan serupa
buah srikaya. Membuat memakai teknik
pilinan yang harus ekstra hati-hati adalah
ketika penyusunan, caranya dua-tiga susun
meninggikan silinder, langsung disatukan
bagian dalamnya dengan menarik dan
menekan dari atas ke bawah perlahan-lahan
memakai ibu jari dan empat jari lainnya
menahan dinding silinder pada bagian luar
bentuk tersebut. Terus berlanjut keatas
semakin meninggi sesuai yang diinginkan.
Teknik Coil atau pilinan (lintingan ) ini
sesungguhnya berfungsi untuk membuat benda
gerabah (simetri putar) dengan ukuran yang
tinggi dan besar seperti untuk membuat; guci,
silinder serupa wadah payung, bola, mangkuk
besar, bentuk peluru atau serupa kerucut.
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-10
Gambar 1. Teknik Pembuatan Manual
Sumber:Seni Rupa Terapan 1 Blogspot.com
5. SIMPULAN, SARAN, DAN
REKOMENDASI
1. Kerajinan gerabah adalah kegiatan
praktika, harus dicoba dan kerjakan.
Tanpa dipraktekan tidak akan bisa; baik
memakai teknik cetak, manual ataupun
diputar memakai meja putar (perbot).
2. Mempelajari kerajinan pembuatan gerabah
sesungguhnya belajar mengenali karakter
tanah liat dan prinsip-prinsip membuat
keramik atau gerabah.
3. Sedikitnya empat syarat membuat
gerabah; ada bahan baku tanah liat,
dibentuk memakai teknik dan mengenal
prinsip keramik, mengalami proses
pengeringan dan proses pembakaran.
SARAN
Empat teknik manual yang dikuasai
sesungguhnya sebagai awalan atau
pengantar untuk menumbuhkan minat
(umumnya siapa saja yang ingin belajar
membuat keramik, khususnya para perajin
belia di desa). Selanjutnya mau belajar
memutar memakai perbot, sebab
bagaimanapun juga hasil buatan memakai
teknik dari alat putar atau perbot, itu jauh
lebih presisi, simetri dan rapi bahkan
mampu tipis ketebalan dindingnya(sebagai
catatan kendi buatan perajin di desa
Selogabus, ketebalannya hanya berkisar 2
mm). Sekalipun belajar memakai perbot
membutuhkan waktu yang lama
dibutuhkan kesungguhan dan ketekunan.
REKOMENDASI
Kemampuan membuat keramik
sesungguhnya telah dilakukan berabad-
abad, memakai bahan baku yang mudah
dan murah didapat. Hasil yang di
perolehpun dari benda sederhana dan
murah (coek, anglo, celengan, kuali dan
lain-lain) hingga berbentuk karya produk
atau karya seni tinggi (tea set, instalasi
listrik, guci antik dan lain sebagainya).
“Keramik adalah abadi” dipakai sepanjang
hidup manusia (setiap rumah tangga
memiliki benda yang terbuat dari
keramik), berarti keramik bisa menjadi
pegangan untuk hidup-usaha atau
pendapatan yang menjanjikan, asalkan
dikelola dari pembuatan , teknik
penyelesaian hingga penjualan sebaik-
baiknya.
Tanah liat dari tepi sungai Bengawan Solo
lebih halus, warnanya lebih coklat matang
daripada lereng bukit atau sawah.
Sekalipun demikian tetap harus di saring
apabila hendak diputar memakai perbot.
Untuk membuat gerabah sesuai desain kita
dan dikerjakan perajin, selain gambar
tetapi kita harus menyampaikan bentuk
yang dimaksud. Caranya dengan
menuntun; perajin yang mengerjakan, kita
yang mengarahkan, sampai didapat bentuk
yang dimaksud-diinginkan.
Sekalipun demikian penguasaan bentuk
dan teknik membangun, membuat gerabah
alangkah baiknya kita telah mampu,
sehingga perajin dapat mengikuti
pengalaman kita.
Pemesanan suatu desain lebih baik diberi
panjar untuk pengerjaannya, kemudian
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-11
melunasi begitu gerabah selesai dibuat
perajin.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih diucapkan kepada para
perajin gerabah di desa Selogabus,
kecamatan Parengan Tuban (khususnya
pak Sadar) yang memperbolehkan
rumah dan tungku pembakarannya
dijadikan area kursus untuk perajin
belia, serta membuat gerabah memakai
teknik manual.
6. DAFTAR PUSTAKA
Chirsty,G and Pearch,S,1992, STEP BY
STEP ART SCHOOL CERAMIC,
London SW3 6RB : Hamlyn, an imprint
of Reed Consumer Books Limited,p.46
Kenny, Jhon .B,1962, THE
COMPLETE
BOOK OF POTTERY MAKING,
Philadelphia :CHILTON COMPANY-
BOOK DIVISION.p1
Rhodes,Daniel, 1957, CLAY and
GLAZES for the POTTER, New York:
GREENBERG: PUBLISHER.
Roy, Vincent.A,1959, CERAMIC, An
Illustrated Guide to Creating Enjoying
Pottery,New York: McGRAW-HILL
BOOK COMPANY,INC.p28-29.
R.Bambang Gatot Soebroto. Empat Teknik Dasar Membuat Keramik Manual
Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2019 – Universitas Widya Kartika
T16-12