ekstraksi pelarut padat cair

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada proses ekstraksi, terjadi perpindahan massa (solute) dari padatan ke pelarut. Mekanisme perpindahan massa pada proses ekstraksi menggunakan soxhlet. Uap pelarut yang timbul sebagai akibat dari pemanasan pelarut akan bergerak ke atas. Selanjutnya, uap ini diembunkan di atas padatan dan embunan yang terbentuk tercurah ke tumpukan padatan untuk mengekstrak solute sehingga terjadi ekstraksi. Selanjutnya, luapan pelarut yang mengandung ekstrak turun ke labu penampung pelarut yang dipanaskan dan akan kembali menguapkan pelarut. Proses ini terjadi secara berulang dan terus-menerus sehingga terjadi ekstraksi secara kontinyu. 1 Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan 1 Tjukup Marnoto, Ekstraksi Tannin Sebagai Bahan Pewarna Alami Dari Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica) Menggunakan Pelarut Organik (Vol. 14 No. 1, April 2012), h. 41

Upload: uin-alauddin-makassar

Post on 21-Jan-2017

396 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekstraksi pelarut padat cair

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada proses ekstraksi, terjadi perpindahan massa (solute) dari padatan ke

pelarut. Mekanisme perpindahan massa pada proses ekstraksi menggunakan

soxhlet. Uap pelarut yang timbul sebagai akibat dari pemanasan pelarut akan

bergerak ke atas. Selanjutnya, uap ini diembunkan di atas padatan dan embunan

yang terbentuk tercurah ke tumpukan padatan untuk mengekstrak solute sehingga

terjadi ekstraksi. Selanjutnya, luapan pelarut yang mengandung ekstrak turun ke

labu penampung pelarut yang dipanaskan dan akan kembali menguapkan pelarut.

Proses ini terjadi secara berulang dan terus-menerus sehingga terjadi ekstraksi

secara kontinyu.1

Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang

selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi

ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel

disimpan dalam alat Soxhlet dan tidak dicampur langsung dengan pelarut dalam

wadah yang di panaskan, yang dipanaskan hanyalah pelarutnya, pelarut

terdinginkan dalam kondensor dan pelarut dingin inilah yang selanjutnya

mengekstraksi sampel.2

1Tjukup Marnoto, Ekstraksi Tannin Sebagai Bahan Pewarna Alami Dari Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica) Menggunakan Pelarut Organik (Vol. 14 No. 1, April 2012), h. 41

2 “Ekstraksi soxhlet”, wikipedia ensiklopedia bebas, 2012

1

Page 2: Ekstraksi pelarut padat cair

2

Tanaman kemiri (Alleurites mollucana Willd) adalah tanaman industri,

kebutuhan pasar akan kemiri semakin meningkat baik di dalam maupun di luar

negeri. Kemiri termasuk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan seperti campuran rempah-rempah, bahan kosmetika, obat-obatan,

bumbu masak, bahan campuran pernis, sabun, tinta cetak, dan pewarna batik.

Batangnya dapat digunakan untuk membuat batang korek api, serta kayunya

digunakan untuk pulpen dan kertas.3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ekstraksi

pelarur padat-cair.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu:

1. Bagaimana cara mengetahui pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet?

2. Bagaimana cara menetukan kadar lemak dalam sampel dengan metode

ekstraksi soxhlet?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:

1. Untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet.

2. Untuk menetukan kadar lemak dalam sampel dengan metode ekstraksi

soxhlet.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3 Antoni Pardede, Ekstraksi Dan Karakterisasi Pektin Dari Kulit Kemiri (Alleurites Mollucana Willd) (Vol. 5, No. 1, April 2013), h. 66

Page 3: Ekstraksi pelarut padat cair

3

A. Kemiri

Kemiri (Aleurites moluccana ) merupakan tanaman pangan yang dapat

tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Bagian terpenting dari kemiri yaitu bijinya

yang digunakan sebagai bumbu masak, penyedap dalam berbagai jenis makanan,

sabun, obat, serta kosmetik. Inti biji kemiri dapat mengandung hingga 60%

minyak. Minyak kemiri dimanfaatkan sebagai minyak pengering dalam cat yang

selama ini masih di import dari Amerika, India dan Rusia. Kemiri mengandung

gliserida, asam linoleat, palmitat, stearat, miristat, asam minyak, protein, vitamin

B1 dan zat lemak. Salah satu cara untuk memanfaatkan biji kemiri adalah

mengekstraksi biji kemiri sehingga dihasilkan minyak. Minyak yang terkandung

dalam biji kemiri dapat diekstraksi karena pelarut yang digunakan memiliki

kepolaran yang sama dengan minyaknya. Minyak lemak dari biji kemiri

mengandung asam lemak tak jenuh dengan kadar asam oleat 10,54% asam

linoleat 48,56%, asam linolenat 28,5% dan asam lemak jenuh 12,56%.4

Klasifikasi ilmiah kemiri:5

Kerajaan: Plantae

4 Ariestya Arlene, Pengaruh Temperatur Dan F/S Terhadap Ekstraksi Minyak Dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik (ISSN : 1411-4216, 5 Agustus 2010), h. 1.

5 “Klasifikasi kemiri”, wikipedia ensiklopedia bebas, 6 April 2013.

Page 4: Ekstraksi pelarut padat cair

4

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Aleurites

Spesies: A. Moluccana

B. Ekstraksi

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara

dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk

pemisahan secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik maupun zat

anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro.

Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk

pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan

anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah

(paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit, berupa alat

“Counter Current Craig”.6

6 Drs. Alimin, MS, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 51.

3

Page 5: Ekstraksi pelarut padat cair

5

Berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga

ekstraksi air merupakn metode pemisahan yang baik dan populer. Alasan

utamanya adalah bahwa pemisahn ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro

ataupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih

kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pad distribusi zat terlarut

dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur,

seperti benzen, karbon tertraklorida atau kloroform.7

Dalam analisis penentuan suatu ion logam, ekstraksi dapat digunakan

untuk memisahkan ion logam tersebut dari ion logam yang lainnya yang akan

mengganggu identifikasi dan penentuan kadarnya. Melalui proses ekstraksi, ion

logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelarut organik. Sacara

umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam

air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan

ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dan campurannya dengan

menggunakan pelarut.8

Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap, yaitu:9

1) Pembentuka kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.

2) Distribusi dari kompleks yang terekstraksi.

3) Interaksinya yang mungkin dalam fase organik.

Prinsip ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan

pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam

7 S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI Press, 2010), h. 90.8 Drs. Alimin, MS. Kimia Analitik, h.51.9S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik, h. 92

Page 6: Ekstraksi pelarut padat cair

6

wadah (ketel) yang disebut ”extractor”. Ekstraksi dengan pelarut organik

umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh

pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-

bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, kenanga, lily, dan lain-lain.

Pelarut yang biasanya digunakan dalam ekstraksi yaitu: petroleum eter,

benzena,dan alkohol.10

Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut:11

1. Etanol

Etanol disebut juga etil alkohol yang dipasaran lebih dikenal sebagai

alkohol. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang mudah menguap,

mudah terbakar, tak berwarna.

2. n-heksana

Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur

(immiscible) menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan

analitis. Bahkan dimana tujuan primernya bukanlah analitis namun preparatif,

ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan yang

menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium organik, anorganik atau

biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan pelarut yang rumit, namun

seringkali hanya diperlukan sebuah corong pisah.12

10Safaatul Munawaroh, Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana , h. 74

11 Safaatul Munawaroh , Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana, h. 75

12R. A. Day, Jr., Analisis Kimia Kuantitatif ( Jakarta: Erlangga, 2001), h. 457.

Page 7: Ekstraksi pelarut padat cair

7

Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa organik dari

jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan

mengekstraksi sinambung serbuk bahan dengan alat soxhlet dengan menggunakan

sederetan pelarut secara berganti-ganti, mulai dengan eter, lalau eter minyak bumi

dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid). Kemudian digunakan

alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang lebih polar). Metode ini berguna bila

bekerja dengan skala gram. Tetapi jarang sekali mencapai pemisahan kandungan

dengan sempurna dan senyawa yang sama mungkin saja terdapat (dalam

perbandingan yang berbeda) dalam beberapa fraksi.13

C. Minyak

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak

larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada

sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti

sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk

olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya

berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya

minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas

(misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai

wangi-wangian (misalnya minyak nilam). Minyak adalah salah satu kelompok

yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam

serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya

dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya

13 J. B. Harborne, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan ( ITB: bandung, 1987), h. 6-7.

Page 8: Ekstraksi pelarut padat cair

8

yang polaritasnya sama. Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau

triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan

senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.

Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai

hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. 14

Perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang mengandung minyak

umumnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara pengecilan

ukuran bahan dan pengeringan atau pelayuan. Proses pengecilan ukuran dan

pengeringan bahan berminyak yang bersifat permiabel (mudah ditembus zat cair

dan uap) kadang-kadang dilakukan dengan tujuan untuk mengekstraksi minyak

dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebelum bahan olahan tersebut diekstraksi

sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi potongan-potongan lebih kecil. Proses

perajangan ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin

sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi

cukup cepat. Selama proses perajangan, akan terjadi penguapan komponen

minyak bertitik didih rendah.Oleh karena itu, jika diinginkan rendemen dan mutu

minyak yang baik, maka hasil rajangan harus segera diekstraksi. Perlakuan

pendahuluan dengan cara pengeringan bahan akan mempercepat proses ekstraksi,

memperbaiki mutu minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam

bahan, akan tetapi selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan hilang

karena penguapan dan oksidasi oleh oksigen udara.15

D. Destilasi 14 “Minyak” wikipwdia ensiklopedia bebas, 15 November 2013.15 Safaatul Munawaroh , Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.)

Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana (Vol. 2, No.1, Novemberi 2010), h. 75

Page 9: Ekstraksi pelarut padat cair

9

Proses pemisahan dengan teknik destilasi, semua molekul dalam fasa

cair memiliki dinamika pergerakan yang konstan. Pembangkitan tekanan internal

dan kecenderungan molekul lepas dari permukaan dalam bentuk uap, tergantung

pada karakteristik cairan. Tekanan uap adalah ukuran kecenderungan terlepasnya

molekul dari permukaan cairan, tekanan uap cairan adalah sifat dari cairan itu dan

tidak tergantung pada komposisi fasa uap. Peningkatan temperatur akan

meningkatkan pergerakan molekul fasa cair sehingga mempercepat proses

terlepasnya molekul.16

Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya

berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu

campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik

didih cukup tinggi. 17

Proses destilasi terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari

uap yang terembunkan disebut destilat, dan bagian kedua adalah cairan yang

tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar

menguap.18

16Alimin, dkk, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 35.17Estien Yasid, Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), h. 66.18Estien yasi, Fisika untuk Paramedis, h. 67.

Page 10: Ekstraksi pelarut padat cair

10

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Hari/ Tanggal : Senin/ 21 April 2014

Pukul : 07.30-10.30 WITA

Tempat : Laboratotium Kimia Analitik,

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu rangkaian soxhlet,

rangkaian destilasi, neraca analitik, labu alas bulat 200 mL, hot plate,

erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 250 mL, gelas ukur 100 mL, statif dan

klem, mortar dan lumpang, termometer 100o C, batu didih, kasa, botol

semprot, spatula dan pinset.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aluminium foil,

aquades (H2O), benang, es batu, kapas, kertas saring, kloroform (CHCl3),

sampel kemiri dan tissue.

Page 11: Ekstraksi pelarut padat cair

11

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:

1. Menghaluskan kemir dengan mortar dan lumpang, sampai halus kemudian

ditimbang sebanyak 50 gr.

2. Memasukkan kemiri ke dalam kertas saring yang dibuat dalam bentuk

selinder, kemudian  memberi kapas pada kedua sisinya.

3. Setelah itu mengisi labu pemanas dengan kloroform sebanyak 200 mL dan

menimbang batu didih kemudian memasukkan kedalam labu panas yang

berisi kloroform.

4. Kemudian  mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor.

5. Mengekstraksi kemiri selama 6 kali sirkulasi, selanjutnya memasang labu

pemanas yang berisi campuran minyak kemiri dan kloroform ke alat

rangkaian destilasi.

6. Membersihkan bagian luar labu pemanas dengan menggunakan tissue dan

mendinginkannya.

7. Menguapkan dalam lemari asam dan menimbang berat labu pemanas yang

berisi minyak.

8. Menghitung kanduangan lemak/minyak.

10

Page 12: Ekstraksi pelarut padat cair

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diamati sebagai

berikut:

1. Tabel Pengamatan

Sampel Bobot

Berat sampel (kemiri) = (a) 50 gram

Berat labu alas bulat = (b) 160,49 gram

Berat batu didih = (c)1,9602 gram

( b + c ) = (d) 162,4502 gram

(d) + berat minyak = (e) 171,53 gram

Berat minyak ( e – d ) 9,0798 gram

2. Analisis Data

Kandunganminyak /lemak=bobot minyak / lemak grambobot sampel × 100%

Kandunganminyak /lemak=9,0798 gram50 gram × 100%

Kandunganminyak /lemak=18,15 %

Page 13: Ekstraksi pelarut padat cair

13

3. Reaksi

O ǁ

H2C O C R1

C ǁ

HC O C R2 + 3CHCl3 C ǁ

H2C O C R3

(Ester minyak lemak) (kloroform)

O ǁ

H2C O C CHCl3

C ǁ

HC O C CHCl3 + 3R C ǁ

H2C O C CHCl3

( Asam Lemak, gliserol dan ester)

B. Pembahasan

Percobaan ini adalah cara pemisahan dengan menggunakan  metode

ekstraksi soxhlet dan menghitung kadar minyak dalam sampel dengan metode

ekstraksi soxhlet. Pada percobaan ini menggunakan  kemiri sebagai sampel padat

yang akan diekstraksi dengan kloroform (CHCl3) yaitu pelarut cair. Kemiri

dihaluskan untuk mempermudah proses sirkulasi dengan mortar dan lumpang

sampai halus kemudian ditimbang sebanyak 50 gr dalam hal ini sebagai bobot 

sampel, kemudian kemiri dimasukkan ke dalam kertas saring yang dibuat dalam

bentuk selinder, kemudian  diberi kapas pada kedua sisinya yang berfungsi agar

pada saat ekstraksi serbuk kemiri tidak ikut keluar bersama dengan minyak.

Setelah itu mengisi labu alas bulat dengan kloroform (CHCl3) sebanyak 200 mL

yang berfungsi sebagai pelarut cair yang mudah menguap untuk mengekstraksi

kemiri dan di dalam labu alas bulat diberi batu didih yang berfungsi untuk

menyerap panas agar tidak terjadi bumping pada saat pemanasan. Kemudian

mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor yang berfungsi ketika kloroform

12

Page 14: Ekstraksi pelarut padat cair

14

(CHCl3) menguap dan mengenai dinding kondensor, maka kloroform (CHCl3)

akan masuk kembali ke dalam labu alas bulat bersama minyak kemiri.

Mengekstraksi kemiri selama 6 kali sirkulasi, selanjutnya memasang labu

alas bulat yang berisi campuran minyak kemiri dan kloroform (CHCl3) ke alat

rangkaian destilasi yang berfungsi untuk menguapkan kloroform (CHCl3) sampai

suhu tertentu sehingga ketika semua kloroform (CHCl3) hilang, hanya minyak

kemiri yang terdapat pada labu alas bulat. Selanjutnya menguapkan minyak yang

ada dalam labu alas bulat untuk mendinginkan labu alas bulat dan minyak yang

ada didalamnya lalu menimbang berat labu alas bulat yang berisi minyak yang

berfungsi untuk mengetahui berat minyak yang diperoleh ketika ekstraksi dengan

metode ekstraksi soxhlet.

Berdasarkan percobaan diatas, kadar minyak yang diperoleh dari 50 gram

sampel kemiri dengan ekstraksi metode ekstraksi soxhlet yaitu 18,15 %. Dalam

hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan kadar minyak biji kemiri dapat

mengandung hingga 60% minyak. Persen kadar yang diperoleh sangat sedikit

karena pada saat mengekstraksi hanya 6  kali sirkulasi yang seharusnya ekstraksi

dilakukan paling kurang 2 jam agar hasil minyak kemiri yang diperoleh dari

ekstraksi soxhlet memiliki persen yang lebih tinggi.

Page 15: Ekstraksi pelarut padat cair

15

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:

1. Proses pemisahan minyak dari sampel kemiri dilakukan dengan teknik

ekstraksi soxhletasi, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu

model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut

sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut

konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor) uapnya

akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding

kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan) pada

sifon penuh kemudian akan disalurkan kembali kepada labu alas bulat.

Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di

asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin

maksimal.

2. Berdasarkan hasil pengamatan, kadar minyak yang diperoleh dalam

sampel kemiri dengan berat sampel 50 gram adalah 18,15%.

B. Saran

Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya dapat

mengganti pelarut kloroform (CHCl3) dengan pelarut pentana (C5H12) agar dapat

membandingkan seberapa banyak kandungan minyak yang diperoleh dari pelarut

pentana (C5H12) yang bersifat mudah menguap seperti kloroform (CHCl3) serta

memiliki titik didih pentana (C5H12) dan kloroform (CHCl3) masing-masing 61,2o

C dan 36,1o C dimana makin rendah titik didih maka makin mudah menguap.

15

Page 16: Ekstraksi pelarut padat cair

16

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.

Arlene , Ariestya, dkk. Pengaruh Temperatur Dan F/S Terhadap Ekstraksi Minyak Dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik. (ISSN : 1411-4216, 5

Agustus 2010).

Day, R. A dan A. L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga, 2001.

Yasid , Estien. Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi Offset, 2005.

Khopkar, S. M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press, 2010.

Harborne, J. B. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. ITB: bandung, 1987).

Marnoto , Tjukup, dkk. Ekstraksi Tannin Sebagai Bahan Pewarna Alami Dari Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica) Menggunakan Pelarut Organik. (Vol. 14 No. 1, April 2012).

Munawaroh, Safaatul dan Prima Astuti handayani.Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. (Vol. 2, No.1, Novemberi 2010).

Pardede , Antoni, dkk. Ekstraksi Dan Karakterisasi Pektin Dari Kulit Kemiri (Alleurites Mollucana Willd). (Vol. 5, No. 1, April 2013).

“Ekstraksi soxhlet”, wikipedia ensiklopedia bebas, 2012

“Klasifikasi kemiri”, wikipedia ensiklopedia bebas, 6 April 2013.

“Minyak” wikipwdia ensiklopedia bebas, 15 November 2013.

16

Page 17: Ekstraksi pelarut padat cair

17

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Dasar–dasar Pemisahan Kimia dengan Judul

“Ekstraksi Pelarut Padat-cair” disusun oleh

Nama : Riskayanti

Nim : 60500112028

Kelompok : III (Tiga)

telah diperiksa oleh Asisten/ Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima sebagai

laporan lengkap.

Samata, April 2014

Koordinator Asisten Asisten

Siti Hardiyanti R. L Indah ayu RisnahNim: 60500110027 Nim: 60500111025

Mengetahui, Dosen penanggung Jawab

Dra. Sitti Chadijah, M.SiNip. 19680216 199903 2 001

16