ekspresi dan emosi

5
Ekspresi dan Emosi Wullur (1970:16) melukiskan ekspresi sebagai “Pernyataan batin seseorang dengan cara berkata, bernyanyi, bergerak, dengan catatan bahwa ekspresi itu selalu tumbuh karena dorongan akan menjelmakan perasaan atau buah pikiran”. Ekspresi menurut Wullur, juga bersifat membersihkan, membereskan (katartis). Karena itu, ekspresi dapat mencegah timbulnya kejadian-kejadian yang tidak diberi kesempatan untuk menjelmakan perasaannya dan menghadapi perasaannya. Tanpa ekspresi, bahan yang terpendam itu dapat membahayakan. Dan terkadang bias menjadi “letusan kecil”, seperti perilaku memaki-maki, atau bisa juga terjadi “letusan besar”, misalnya mengamuk bahkan membunuh. “Letusan” yang lebih besar lagi adalah terjadinya letusan revolusi suatu bangsa yang bertahun-tahun atau berabad-abad tertindas. Dalam kaitannya dengan emosi, ekspresi emosional (emotional expression) dapat terbagi jadi tiga macam (Dirgagunarsa, 1996:138), yakni : 1. Startle Response atau reaksi terkejut. Reaksi ini merupakan sesuatu yang ada pada setiap orang dan diperoleh sejak lahir (inborn); jadi tidak di pengaruhi oleh pengalaman tiap-tiap individu. 2. Ekspresi wajah dan suara (facial and vocal expression). Keadaan emosi seseorang dapat dinyatakan melalui wajah dan suara. Melalui perubahan wajah dan suara, kita bias membedakan orang-orang yang sedang gembira, marah, dan sebagainya. 3. Sikap dan gerak tubuh (posture and gesture) Sikap dan gerak tubuh juga merupakan ekspresi dari keadaan emosi.ini sangat dipengaruhi oleh keadaan kebudayaan tempat orang itu hidup dan pendidikan yang didapat dari orang

Upload: agieb-bagraf

Post on 19-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

c

TRANSCRIPT

Page 1: Ekspresi Dan Emosi

Ekspresi dan Emosi

Wullur (1970:16) melukiskan ekspresi sebagai “Pernyataan batin seseorang dengan cara berkata, bernyanyi, bergerak, dengan catatan bahwa ekspresi itu selalu tumbuh karena dorongan akan menjelmakan perasaan atau buah pikiran”.

Ekspresi menurut Wullur, juga bersifat membersihkan, membereskan (katartis). Karena itu, ekspresi dapat mencegah timbulnya kejadian-kejadian yang tidak diberi kesempatan untuk menjelmakan perasaannya dan menghadapi perasaannya. Tanpa ekspresi, bahan yang terpendam itu dapat membahayakan. Dan terkadang bias menjadi “letusan kecil”, seperti perilaku memaki-maki, atau bisa juga terjadi “letusan besar”, misalnya mengamuk bahkan membunuh. “Letusan” yang lebih besar lagi adalah terjadinya letusan revolusi suatu bangsa yang bertahun-tahun atau berabad-abad tertindas.

Dalam kaitannya dengan emosi, ekspresi emosional (emotional expression) dapat terbagi jadi tiga macam (Dirgagunarsa, 1996:138), yakni :

1. Startle Response atau reaksi terkejut. Reaksi ini merupakan sesuatu yang ada pada setiap orang dan diperoleh sejak lahir (inborn); jadi tidak di pengaruhi oleh pengalaman tiap-tiap individu.

2. Ekspresi wajah dan suara (facial and vocal expression). Keadaan emosi seseorang dapat dinyatakan melalui wajah dan suara. Melalui perubahan wajah dan suara, kita bias membedakan orang-orang yang sedang gembira, marah, dan sebagainya.

3. Sikap dan gerak tubuh (posture and gesture)Sikap dan gerak tubuh juga merupakan ekspresi dari keadaan emosi.ini sangat dipengaruhi oleh keadaan kebudayaan tempat orang itu hidup dan pendidikan yang didapat dari orang tuanya. Jadi, ekspresi dalam sikap dan gerak tubuh ini bisa berlainan sekali pada tiap-tiap orang.

Ekspresi wajah yang menyertai emosi jelas berfungsi mengomunikasikan emosi tersebut. Menurut Atkinson, sejak publikasi buku klasik Charles Darwin pada tahun 1872. Penelitian belum lama ini, menurut Atkinson, lebih luas dari tradisi Darwin, menyatakan bahwa selain fungsi komunikatifnya, ekspresi emosi berperan pada pengalaman subjektif emosi, sama seperti rangsangan dan penilaian.

Bagi Atkinson, ekspresi wajah tertentu tampaknya memiliki makna universal, tanpa memandang kultur tempat individu yang bersangkutan dibesarkan. Ekspresi universal dari kemarahan, misalnya, adalah wajah memerah, kening berkerut, lubang hidung membesar, rahang mengatup, dan gigi tampak terlihat jelas.

Universalitas ekspresi emosi tertentu mendukung pernyataan Darwin bahwa hal tersebt adalah respons bawaan dengan sejarah evolusioner. Menurut Darwin, seperti dikutip Atkinson, banyak

Page 2: Ekspresi Dan Emosi

cara mengekspresikan emosi adalah bawaan yang awalnya memiliki manfaat bagi kelangsungan hidup. Misalnya, ekspresi rasa muak atau penolakan didasarkan pada upaya organisme untuk melindungi dirinya dari sesuatu yang tidak menyenangkan yang telah tertelan. Sebetulnya, di samping ekspresi dasar emosi yang tampaknya universal, terdapat pula bentuk ekspresi yang konvensional, yakni sejenis bahasa emosi yang dikenali oleh orang lain dalam suatu kultur atau kebudayaan.

Perasaan dan Emosi

Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif (koentjaraningrat, 1980).

Perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan suatu “kehendak” dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu bisa positif—artinya, individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu yang akan meberikan kenikmatakn kepadanya, atau bisa juga negative, artinya ia hendak menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak nikmat kepadanya.

Sementara itu, dalam pandangan Dirgagunarsa (1996), perasaan (feeling)mempunyai dua arti. Ditinjau secara fisiologis, perasaan berarti pengindraan,sehingga merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalm arti psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap suatu hal. Makna peilaian ini tampak, misalnya, dalam ungkapan berikut : “Saya rasa nanti sore hari akan hujan”. Ungkapan ini berarti bahwa menurut penilaian saya, nanti sore hari akan hujan.

Di lain pihak, emosi mempunyai arti yang agak berbeda. Di dalam pengertian emosi sudah terkandung unsure perasaan yangmendalam (intense). Perkataan emosi sendiri berasal perkataan “ emotus” atau “emovere” yang artinya mencerca (to stir up), yaitu sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu.

Dalam mempelajari “perasaan”, para ahli tidak mengadakan pembedaan yang tegas dengan emosi. Hal ini tampak pada pembagian perasaan yang dilakukan oleh beberapa ahli di bawah ini (Dirgagunarsa, 1996).

Max scheler membagi perasaan dalm 4 golongan, yakni :

1. Perasaan pengindraan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan pengindraan; misalnya, rasa panas, dingin, sakit.

2. Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan tubuh; misalnya rasa lesu, segar.

3. Perasaan psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan-perubahan psikis; misalnya rasa senang, sedih.

4. Perasaan pribadi, yaitu perasaan yang dialami secara pribadi; misalnya perasaan terasing.

Page 3: Ekspresi Dan Emosi

E. B. Titchener mengemukakan bahwa perasaan mempunyai beberapa ciri berikut :

1. Perasaan dapat dilihat intensitasnya, yaitu kuat atau lemahnya perasaan itu2. Perasaan dapat dilihat kualitasnya sehingga kita dapat membedakan persaan sedih dan

gembira, kecewa, takut, dan sebagainya.3. Perasaan menghinggapi seseorang untuk jangka waktu yang tertentu (duration).

Suatu fungsi psikis, seperti halnya emosi, selain diperoleh dari lahir, juga dipengaruhi oleh lingkungan. Watson menyatakan bahwa manusia pada dasarnya mempunyai tiga emosi dasar, yakni :

1. Fear, yang nantinya bisa berkembang menjadi anxiety (cemas).2. Rage, yang akan berkembang antara lain menjadi anger (marah).3. Love, yang akan berkembang menjadi simpati

Selanjutnya, Descartes juga mengemukakan emosi-emosi dasar sebanyak 6 macam, yakni :

1. Desire (keinginan)2. Hate (benci)3. Wonder (kagum)4. Sorrow (kesedihan)5. Love (cinta)6. Joy (kegmbiraan)

Semua emosi dasar tersebut, dengan bertambahnya usia dan bertambahnya pengalaman, akan berkembang menjadi berbagai emosi yang lebih kompleks melalui proses conditioning dan diferensiasi.

Agresi sebagai reaksi emosional

1. Apakah agresi itu?

Sikap agresif adalah penggunaan hak sendiri dengan cara melanggar hak orang lain. Tujuan dari sikap agresif adalah kemenangan, dengan jalan apapun dan harganya mahal. Pribadi yang agresif mungkin memperoleh keinginannya dari orang lain sekarang, tetapi dalam prosesnya, dia menimbulkan kejengkelan, dan kejengkeln tersebut akan berbalik padanya. Dengan kata lain, orang yang bersikap agresif jarang dikelilingi teman dan keluarga yang mencintainya.