eksplorasi penguasaan konsep interaksi makhluk …digilib.unila.ac.id/54817/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP
DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI
KAWASAN PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA
Skripsi
Oleh
Dian Handayani
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
ABSTRAK
EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP
DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI
KAWASAN PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA
Oleh
DIAN HANDAYANI
Penelitian ini bertujuan mengkaji penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan
sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan penyangga TNWK
dengan di kota serta bagaimana hubungannya. Desain penelitaian menggunakan
ex post facto. Teknik pengambilan data menggunakan random sampling. Data
penelitian diperoleh menggunakan tes dan kuesioner. Tes disesuaikan dengan KD
3.7 yaitu menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta
dinamika populasi akibat interaksi tersebut. Kuesioner diukur menggunakan skala
likert dan analisis menggunakan uji independent t test dan regresi linier sederhana.
iii
Hasil penelitian tentang pengetahuan interaksi makhluk hidup peserta didik di
SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur (sekolah kawasan penyangga
TNWK) termasuk dalam kriteria sangat tinggi sedangkan untuk peserta didik
SMP Negeri 4 Bandar Lampung (sekolah di kota Bandar Lampung) termasuk
dalam kriteria tinggi. Sikap peduli lingkungan peserta didik di SMP Negeri 1
Labuhan Ratu Lampung Timur (sekolah kawasan TNWK) termasuk dalam
kriteria sangat tinggi begitu juga peserta didik SMP Negeri 4 Bandar Lampung
(sekolah di kota Bandar Lampung) termasuk dalam kriteria sangat tinggi.
Berdasarkan uji hipotesis terdapat perbedaan penguasaan konsep interaksi
makhluk hidup dan sikup peduli lingkungan peserta didik SMPN kawasan
penyangga TNWK dengan di kota. Selanjutnya didapatkan hasil terdapat
hubungan yang signifikan antara konsep interaksi makhluk hidup dengan sikap
peduli lingkungan, baik di sekolah kawasan penyangga TNWK maupun di kota.
Kata Kunci : Kawasan penyangga TNWK, Interaksi Makhluk Hidup, Sikap Peduli
Lingkungan
EKSPLORASI PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP
DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI
KAWASAN PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA
Oleh
Dian Handayani
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Adirejo pada tanggal 02 Desember
1995, merupakan anak pertama dari pasangan Bapak
Sukemi dan Ibu Tri Pinuji. Penulis beralamat di Dusun 2
RT/ RW 002/002 Desa Adirejo Kecamatan Jabung
Kabupaten Lampung Timur. Nomer HP penulis
085769754383.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Maarif Nurul Huda Desa Adirejo
Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur (2001-2002), SD Negeri 1 Adirejo
Desa Adirejo Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur (2002-2008), SMP
Negeri 1 Jabung Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur (2008-2011),
MAN 2 Metro Kota Metro (2011-2014), pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (jalur tes tertulis).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi
Dasar (2016) dan Genetika (2017). Selain itu juga pernah menjadi anggota DPM
FKIP Unila Komisi III (2017), Kepala Dinas Sosial BEM FKIP Unila (2016),
Wakil Sekertaris Umum Formandibula (2016), Anggota Bidang Pendidikan FPPI
FKIP Unila (2015), dan anggota Bidang Pendidikan Himasakta FKIP Unila
ix
(2015). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP
Negeri 1 Belalau, Kabupaten Lampung Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Pekon Serungkuk, Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2017).
x
MOTTO
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap”
(QS. Al Insyirah: 8)
Aku tidak sebaik yang kau kira, namun juga tidak seburuk yang
terlintas di hatimu
(Ali Bin Abi Thalib)
xi
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT,
atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan, serta kekuatan, kesehatan, dan
kesabaran untukku dalam mengerjakan skripsi ini
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjunganku Rasulullah Muhammad
SAW.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada orang-
orang yang selalu berharga dan berarti dalam hidupku:
Ayahku (Sukemi) dan Ibuku (Tri Pinuji)
Kedua orangtuaku, yang telah mendidik dan membesarkanku dengan sepenuh
hati, segala usaha dan doa yang tak terhingga, kesabaran dan limpahan kasih
sayang, selalu menguatkanku untuk menghadapi segala kesulitan, dan mendukung
segala langkahku menuju kesuksesan dan kebahagian.
Adikku (Daffa Choirul Shihab)
Adikku yang telah mendoakanku selama ini. Maaf belum bisa menjadi panutan
seutuhnya.
Para Pendidik
Para guru dan para dosen atas ilmu, nasihat, bimbingan, kesabaran, waktu, dan
arahan yang telah diberikan sehingga aku dapat menjadi lebih manusiawi, serta
berani bermimpi dan berjuang demi meraih cita-citaku.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
xii
SANWACANA
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmatNya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih
gelar Sarjana Pendidikan pada Pogram Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “EKSPLORASI
PENGUASAAN KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DAN SIKAP
PEDULI LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMPN DI KAWASAN
PENYANGGA TNWK DENGAN DI KOTA (Studi Perbandingan pada Peserta
Didik Kelas VIII Semester Ganjil SMP di kawasan penyangga TNWK dengan di
kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019)”.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas
Lampung;
3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi dan pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan, dan
motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan;
xiii
4. (Alm) Drs. Arwin Achmad, M.Si., dan Dr. Dewi Lengkana, M.Sc., selaku
Pembahas yang telah memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga
skripsi ini dapat terselesaikan;
5. Dr. Arwin Surbakti., M.Si., selaku Pembimbing Akademik, Pembimbing I
dan validator yang telah memberikan saran, bimbingan, dan motivasi hingga
skripsi ini dapat terselesaikan;
6. Seluruh dosen FKIP Pendidikan Biologi yang telah mendidik, memberikan
ilmu, dan nasihat selama penulis menempuh pendidikan;
7. Kepala sekolah, seluruh dewan guru, staf di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu
Lampung Timur dan SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang telah memberikan
izin dan bantuan selama penelitian berlangsung;
8. Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur dan
SMP Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019 yang telah
membantu selama penelitian;
9. Rekan-rekan Pendidikan Biologi angkatan 2014, adik tingkat, kakak tingkat,
dan alumni yang telah mendukung dalam penelitian ini.
10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 13 Desember 2018
Penulis
Dian Handayani
xiv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
E. Ruang Lingkup ............................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Lingkungan Hidup ....................................................... 10
B. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ............................................ 12
C. Kawasan Penyangga TNWK dan Kota .......................................... 14
D. Penguasaan Konsep Makhluk Hidup dan Lingkungan .................. 15
E. Sikap Peduli Lingkungan ............................................................... 19
F. Kerangka Pikir ................................................................................ 21
G. Hipotesis ......................................................................................... 24
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu Penelitian dan Tempat ........................................................... 25
B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 25
C. Desain Penelitian .............................................................................. 26
D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 27
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ........................................ 28
F. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 31
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 38
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 43
B. Pembahasan .................................................................................... 49
xv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 56
B. Saran ............................................................................................... 56
VI. DAFTAR RUSTAKA .......................................................................... 58
LAMPIRAN
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes .............................. 62
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuesioner ................... 65
3. Tingkat Kesukaran Soal Tes ................................................................ 67
4. Daya Beda Soal Tes ............................................................................. 69
5. Analisis Distraktor Instrumen Tes ....................................................... 71
6. Surat Pernyataan Validator .................................................................. 73
7. Kisi-Kisi Soal Tes Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup ................. 74
8. Pemetaan Soal Tes Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup ................ 76
9. Soal Tes Tes Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup .......................... 86
10. Data Mentah Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup .......................... 90
11. Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Peduli Lingkungan.................................... 99
12. Rubrik Penilaian Kuisioner .................................................................. 100
13. Kuesioner Sikap Peduli Lingkungan .................................................... 103
14. Data Mentah Sikap Peduli Lingkungan ............................................... 106
15. Tabulasi Hasil Pengetahuan Interaksi Makhluk Hidup ........................ 115
16. Tabulasi Hasil Sikap Peduli Lingkungan ............................................. 124
17. Perhitungan dengan SPSS .................................................................... 133
18. Dokumentasi Foto Penelitian ............................................................... 138
19. Surat Bukti Balasan Penelitian ............................................................. 141
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Dimensi Proses Kognitif ......................................................................... 16
2. Sebaran Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung
Timur ...................................................................................................... 26
3. Sebaran Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung
Timur ...................................................................................................... 26
4. Kriteria Tingkat Penguasaan Konsep Peserta Didik ............................... 30
5. Kisi-kisi Instrumen Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik ................. 30
6. Kriteria Skor Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik ........................... 31
7. Kriteria Validitas Instrumen Tes Pengetahuan ....................................... 32
8. Kriteria Reliabilitas Instrumen Kuesioner .............................................. 33
9. Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ............................................ 33
10. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes ................................................... 34
11. Kriteria Kualitas Pengecoh Tes Pengetahuan ......................................... 34
12. Kriteria Validitas Instrumen Kuesioner .................................................. 35
13. Kriteria Reliabilitas Instrumen Kuesioner .............................................. 36
14. Interval Koefisien Tingkat Hubungan Penguasaan Konsep Tentang Inte-
raksi Makhluk Hidup dengan Sikap Peduli Lingkungan ........................ 42
15. Hasil penelitian di SMP N 1 Labuhan Ratu dan SMP N 4 Bandar
Lampung. ................................................................................................ 43
xvii
16. Kompetensi Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk Hidup .................. 44
17. Hasil Pengukuran sikap peduli lingkungan peserta didik ...................... 46
18. Hasil Uji Independent t test Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk
Hidup peserta didik dan Sikap Peduli Lingkungan ................................ 47
19. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Penguasaan Konsep terhadap Sikap
Peduli Lingkungan ................................................................................. 49
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir ......................................................................... 23
2. Bagan hubungan antar variabel ............................................................ 24
3. Diagram Batang Klasifikasi Data Pengetahuan Interaksi Makhluk
Hidup .................................................................................................... 52
4. Diagram Batang klasifikasi Hasil Sikap Peduli Lingkungan Peserta
Didik ..................................................................................................... 53
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah lingkungan menjadi masalah serius bagi masyarakat di dunia yang
tidak hanya disebabkan oleh kerusakan alam, tetapi juga karena aktivitas
manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan. Untuk itu diperlukan
upaya untuk menumbuhkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan yaitu
melalui pendidikan lingkungan hidup (PLH). Menurut pendapat Setyowati
(2014: 02), PLH merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang
dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat. PLH bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran mayarakat tentang
nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan sehingga berperan aktif
dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan.
Penerapan pendidikan lingkungan hidup di sekolah diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan sikap peduli lingkungan peserta didik.
Surahkusuma (2010: 2) menyatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup
diharapkan dapat menjadi proses pembiasaan sehingga dapat terbentuk
pengembangan perilaku, sikap untuk menghargai, mencintai, dan memelihara
2
lingkungan hidup yang dapat menjadi kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian,
pendidikan lingkungan hidup tidak hanya mencakup pengetahuan lingkungan
saja, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian lingkungan
peserta didik. Sesuai dengan penelitian Kadir (2016: 270) tentang pengaruh
model pembelajaran IPA berbasis lingkungan hidup dan kemampuan awal
terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap peserta didik di MTs kota
Kendari. Hasil dari penelitian ini yaitu pengetahuan lingkungan peserta didik
secara keseluruhan mengalami peningkatan setelah menerapkan pembelajaran
IPA berbasis lingkungan. Begitu juga dengan sikap berwawasan lingkungan
berkategori sikap positif yang cukup baik.
Pendidikan lingkungan hidup dimasukkan ke dalam kurikulum melalui mata
pelajaran IPA. Materi pokok yang terkait dengan lingkungan hidup pada mata
pelajaran IPA salah satunya adalah materi pokok Interaksi Makhluk Hidup.
Adapun kegiatan pembelajaran dalam materi pokok diarahkan pada
pencapaian Kompetensi Dasar (KD), 3.7 yaitu menganalisis interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi
tersebut. Seperti yang dinyatakan oleh Suraida (2013: 18) menyatakan bahwa
cakupan pokok-pokok bahasan PLH di sekolah diantaranya, yaitu: ekosistem,
sumber daya lingkungan, daya dukung lingkungan, kepedulian, partisipasi,
estetika, kearifan lokal, etika lingkungan, pengambilan keputusan terhadap
lingkungan, isu lingkungan, dan kebencanaan.
Berdasarkan karakteristik materi pokok Interaksi Makhluk Hidup, maka
dibutuhkan sumber belajar yang menunjang kegiatan pembelajaran seperti
3
lingkungan sekitar. Hamalik (2004: 195-196) menyatakan bahwa lingkungan
sekitar adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau
pengaruh tertentu kepada individu. Menurut Permendikbud Nomor 22 tahun
2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, penggunaan
sumber belajar bagi peserta didik dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, lingkungan sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Penelitian tentang penggunaan lingkungan sekitar telah banyak dilakukan,
diantaranya penelitian Laiteng (2017: 12) tentang pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar IPA peserta didik kelas VII di SMP Negeri 11
Padang pada materi ekosistem. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar setelah menggunakan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajarnya. Selain itu, penelitian Purnomo (2013: 66) dengan
menggunakan sungai Pepe Surakarta sebagai sumber belajar biologi materi
pokok pencemaran lingkungan di SMP Al Irsyad Surakarta menunjukkan
bahwa pengetahuan lingkungan dan sikap peduli lingkungan dapat ditingkatkan
dengan menggunakan sumber belajar berbasis lingkungan. Selanjutnya,
penelitian Jannah (2012: 57) tentang penggunakan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII SMP N 2
Pringapus Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
ekosistem menunjukkan bahwa menunjukkan terdapat peningkatan hasil
belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) setelah menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajarnya.
4
Penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar di sekolah perkotaan
mengalami kendala karena lokasinya jauh dari hutan. Menurut Kemendikbud
(2017: 7) sekolah di perkotaan dapat menggunakan sumber belajar berupa
lingkungan sekitar diantaranya: kawasan industri, pabrik, mall, dan lain
sebagainya. Terkecuali hutan karena relatif jauh dari lokasi sekolah. Hal ini
didukung oleh penelitian Insani (2016: 92) bahwa SMP di kota Malang
mengalami kesulitan dalam penggunaan sumber belajar IPA seperti hutan
karena jarak tempuh antara sekolah dan kawasan hutan yang cukup jauh. Oleh
sebab itu, pendidik hanya menggunakan sumber belajar berupa buku paket dan
internet saja.
Berbeda halnya dengan sekolah di kawasan penyangga. Dikarenakan kawasan
penyangga merupakan batas antara kawasan lindung dengan kawasan
budidaya dan dekat dengan kawasan pelestarian, maka pembelajaran materi
pokok Interaksi Makhluk Hidup di sekolah dapat menggunakan sumber belajar
berupa hutan, pohon, dan satwa. Seperti yang dinyatakan oleh Nugraha (2008 :
69) bahwa kawasan penyangga memiliki karakteristik jalur hijau dan zona
interaksi sebagai habitat satwa liar, melindungi populasi di Taman Nasional
agar tidak mengalami migrasi, dapat meningkatkan pemanfaatan secara legal
(wisata buru, wisata alam, penangkaran) yang dapat mencegah pemburuan liar
di kawasan taman nasional, dan menjadi peluang sebagai mata pencaharian
masyarakat lokal sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Hasil
penelitian Dahlia (2018: 193) menunjukkan bahwa penggunaan Hutan Wisata
Baning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
5
Informasi tentang penggunaan alam sekitar sebagai sumber belajar berhasil
diungkap oleh peneliti melalui studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan
April 2018 di SMP Negeri 4 Bandar Lampung dan di SMP Negeri 1 Labuhan
Ratu Kabupaten Lampung Timur. Hasil analisis angket dan wawancara yang
dilakukan terhadap 3 orang pendidik di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu
Kabupaten Lampung Timur menunjukkan bahwa ketiga guru telah
mengimplementasikan PLH. Implementasi PLH diintegrasikan melalui
kurikulum pada mata pelajaran IPA salah satunya materi pokok Interaksi
Makhluk Hidup. Sekolah tersebut merupakan sekolah yang terletak di kawasan
penyangga Taman Nasional Way Kambas (TNWK), sehingga dalam kegiatan
pembelajarannya, semestinya pendidik menggunakan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajarnya. Seperti pada materi pokok Interaksi
Makhluk Hidup pendidik menggunakan tumbuhan di sekitar sekolah. Namun
pendidik yang menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar hanya
sebanyak 33,3%. Keberadaan penggunaan TNWK sebagai sumber belajar
hanya digunakan saat apersepsi saja. Hasil belajar mengalami peningkatan
setelah menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajarnya.
Selain itu, hasil analisis angket dan wawancara yang dilakukan terhadap tiga
orang pendidik di SMP Negeri 4 Bandar Lampung menunjukkan telah
mengimplementasikan PLH. Implementasi PLH diintegrasikan melalui
kurikulum pada mata pelajaran IPA salah satunya materi pokok Interaksi
Makhluk Hidup. Pendidik yang menggunakan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar sebanyak 33,3%. Sumber belajar yang digunakan hanya di
lingkungan sekitar sekolah saja seperti tumbuhan dan hewan. Pendidik tidak
6
menggunakan hutan, padang rumput, sungai, danau dan lain sebagainya. Hal
ini terjadi karena lokasi sekolah yang berada di pusat kota sehingga jauh dari
letaknya dari hutan. Pendidik memberikan tugas proyek untuk evaluasinya.
Berdasarkan pentingnya penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup serta
untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber
pembelajaran dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan peserta didik di
sekolah kawasan penyangga dan di kota, maka dilaksanakan penelitian yang
berjudul “Eksplorasi Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk Hidup dan Sikap
Peduli Lingkungan Peserta Didik SMPN di Kawasan Penyangga TNWK
dengan di Kota”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu:
1. Apakah ada perbedaan penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup dan
sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di kawasan penyangga
TNWK dengan di kota?
2. Apakah terdapat hubungan antara penguasaan interaksi makhluk hidup
terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan
penyangga TNWK maupun di kota?
7
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui:
1. Perbedaan penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup dan sikap peduli
lingkungan antara peserta didik di sekolah kawasan penyangga TNWK
dengan di kota.
2. Hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup terhadap sikap
peduli lingkungan peserta didik di kawasan penyangga TNWK maupun di
kota.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dimanfaatkan bagi:
1. Peneliti, untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan serta
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh untuk diterapkan di lapangan.
2. Peneliti lain, sebagai informasi tambahan atau bahan rujukan untuk tulisan
ilmiah dan penelitian selanjutnya.
3. Pendidik, yaitu memberikan refleksi kepada pendidik mengenai
penguasaan konsep Interaksi Makhluk Hidup dan sikap peduli lingkungan
peserta didik serta menjadi bahan pertimbangan pendidik melakukan
proses perbaikan dalam penggunaan sumber belajar lingkungan sekitar.
4. Peserta didik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan tentang Interaksi
Makhluk Hidup dan sikap peduli peduli lingkungan peserta didik untuk
menjaga lingkungan.
8
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penguasaan konsep dalam hal ini ialah penguasaan konsep tentang
Interaksi Makhluk Hidup. Penguasaan konsep ini meliputi konsep
lingkungan dan komponennya, pola-pola interaksi makhluk hidup, aliran
energi dalam ekosistem, dan dinamika populasi akibat interaksi tersebut.
2. Penguasaan konsep tentang Interaksi Makhluk Hidup diukur melalui tes
tertulis sesuai dengan ranah kognitif taksonomi Bloom yang direvisi
Anderson. Materi pokok pada soal disesuaikan dengan Kurikulum 2013
Revisi pada KD 3.7 menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut.
3. Sikap peduli lingkungan adalah salah satu unsur kepribadian manusia
untuk memperlakukan baik lingkungan disekitarnya. Menurut Zubaedi
(2011:76) sikap peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan Peduli
lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
4. Sikap peduli lingkungan diukur menggunakan kuesioner dengan aspek
yang diukur kognisi, afeksi dan konasi.
5. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri
1 Labuhan Ratu kabupaten Lampung Timur sebagai sekolah yang berada
di kawasan penyangga Taman Nasional Way Kambas dan SMP Negeri 4
9
Bandar Lampung sebagai sekolah yang berada di Bandar Lampung tahun
pelajaran 2018/2019.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan lingkungan hidup adalah pembangunan kesadaran dan kepedulian
terhadap lingkungan. Setyowati (2014: 02) menyatakan, pendidikan
lingkungan hidup merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang
dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang
nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya
dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian
dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang
akan datang. Pendidikan lingkungan hidup mempelajari permasalahan
lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran, kerusakan
lingkungan serta sumber daya dan konservasi.
Pendidikan lingkungan hidup mempunyai tujuan salah satunya adalah dalam
bidang pendidikan. Menurut Konferensi Tbilisi 1977 merinci tujuan yang ingin
dicapai oleh pendidikan lingkungan hidup yang meliputi aspek: (1)
Pengetahuan, untuk membentuk peserta didik memperoleh pemahaman dasar
tentang lingkungan hidup secara keseluruhan dan masalah-masalah yang
11
berhubungan dengannya. (2) Sikap, untuk membantu peserta didik memperoleh
seperangkat nilai-nilai dan sikap peduli terhadap lingkungan hidup serta
motivasi untuk berpartisipasi secara aktif dalam memperbaiki dan melindungi
lingkungan hidup. (3) Kepedulian, untuk membantu peserta didik
mengembangkan kepedulian dan sensitivitas terhadap lingkungan hidup secara
keseluruhan dan masalah-masalah didalamnya. (4) Keterampilan, untuk
membantu peserta didik memperoleh keterampilan dalam mengidentifikasi,
menyelidiki, dan memecahkan masalah- masalah lingkungan hidup, dan (5)
Partisipasi, untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik secara aktif
memasuki semua jenjang pekerjaan pada masa datang yang berkenaan dengan
masalah-masalah lingkungan hidup.
Secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif
untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Menurut
Yustina (2006: 55), pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor
penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga
menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia
yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Melalui
pendidikan inilah, diharapkan adanya respons (tanggapan) dari semua pihak
termasuk warga sekolah yang merupakan garda terdepan dalam menyikapi isu
sosial tersebut.
12
B. Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dalam
memperoleh ilmu pengetahuan. Rohani (1997: 102) menyatakan bahwa
sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di
luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan)
terjadinya proses belajar. Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan,
sikap atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar kita dari guru, dosen,
teman sekelas, buku, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain. Sumber-
sumber belajar itulah yang memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi
terampil.
Pembelajaran biologi menekankan pada pengalaman belajar secara langsung
untuk dapat memahami konsep dan proses sains. Menurut Rustaman (2005:
72), pemberian pengalaman secara langsung dilakukan dengan
mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dalam
belajar mengajar dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara
intelektual, mental, dan sosial maka pengalaman belajar siswa akan semakin
bermakna.
Lingkungan tempat tinggal dan sekolah merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari aktivitas keseharian peserta didik. Oleh sebab itu, lingkungan
dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan pengatahuan peserta
didik. Baik di sekitar lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah
13
Sesuai dengan pendapat Dahar (2011: 3) yang menyatakan bahwa belajar
dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan, yang di dalamnya terjadi
hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respons-respons.
Lingkungan sekolah sebagai sumber belajar terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan
di luar pagar sekolah dan lingkungan di dalam pagar sekolah. Menurut
Kemendikbud dalam bukunya tentang Panduan Pemanfaatan Lingkungan
Sekolah Sebagai Sumber Belajar SMP (2017: 7) sumber belajar di luar pagar
sekolah yang terjangkau pada saat jam pelajaran adalah lingkungan yang berada di
luar pagar sekolah yang terdekat sehingga bisa dijangkau pada saat jam pelajaran.
Contoh lingkungan ini tergantung pada lokasi sekolah , jika sekolah berada di
lingkungan perkotaan maka kawasan industri, pabrik, mall dan lain sebagainya.
Sekolah yang berlokasi di daerah perdesaan contoh lingkungan diluar pagar
sekolah misalnya sungai, sawah, kolam, pekarangan, pasar, pertokoan, kawasan
pabrik, industri, kawasan wisata, cagar budaya, dan lainnya. Lingkungan ini
jaraknya relatif agak jauh dari lokasi sekolah, untuk mencapai lokasi lingkungan
tersebut dapat dijangkau melalui kegiatan karya wisata atau kegiatan lain yang
relevan.
Pengetahuan lingkungan peserta didik mengalami peningkatan setelah
menggunakan lingkungan sekitar. Selain itu, ketika pengetahuan meningkat
sikap peduli lingkungan juga meningkat. Sesuai dengan penelitian Kadir (2016:
270) tentang pengaruh model pembelajaran IPA berbasis lingkungan hidup dan
kemampuan awal terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap peserta didik di
MTs kota Kendari. Hasil dari penelitian ini yaitu pengetahuan lingkungan
peserta didik secara keseluruhan mengalami peningkatan setelah menerapkan
14
pembelajaran IPA berbasis lingkungan. Begitu juga dengan sikap berwawasan
lingkungan berkategori sikap positif yang cukup baik.
C. Kawasan Penyangga Taman Nasional Way Kambas dan Kota
Kawasan penyangga merupakan batas antara kawasan lindung dengan kawasan
budaya untuk menjaga keutuhan kawasan pelesatarian alam. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nugraha (2006: 62) yang menyatakan bahwa kawasan
penyangga adalah kawasan yang ditetapkan untuk menopang keberadaan
kawasan lindung sehingga fungsi lindungnya tetap terjaga. Kawasan
penyangga berfungsi untuk menyangga wilayah utama, mencegah terjadinya
kerusakan dan memberikan lapisan perlindungan tambahan. Biasanya
penyangga fisik/ekologi terletak di luar kawasan taman nasional.
Taman Nasional Way Kambas merupakan kawasan pelestarian, dimana
terdapat kawasan penyangga di sekitarnya. Menurut data dan informasi yang
diperoleh dari Tropical Forest Conservation Action (2016) Taman Nasional
Way Kambas berbatasan langsung dengan 37 desa penyangga, yang terbagi
menjadi 10 kecamatan dalam 2 kabupaten. Dari keseluhuran desa tersebut, 24
desa sudah tergabung dalam Forum Rembug Desa Penyangga (FRDP). Desa
Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu merupakan salah desa penyangga
Taman Nasional Way Kambas.
Daerah perkotaan adalah wilayah yang dijadikan pusat kegiatan utama oleh
masyarakat seperti kegiatan pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan
kegiatan ekonomi. Bandar Lampung merupakan daerah perkotaan di provinsi
15
Lampung. Menurut undang-undang nomer 26 tahun 2007 daerah perkotaan
adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi daerah sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
D. Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk Hidup
Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali suatu hal
yang diperoleh dari pengindraan manusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan
yang dikemukakan oleh Daryono (2012: 103) bahwa pengetahuan adalah
kemampuan seseorang untuk dapat mengenali adanya konsep, fakta atau
istilah-istilah, atau sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat
menggunakannya. Hal tersebut diperkuat pula oleh pernyataan Soekanto (2003:
8) bahwa pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indranya dan berbeda dengan kepercayaan (beliefes),
takhayul (supersitition), dan penerangan-penerangan yang keliru
(misinformation).
Penguasaan konsep diukur sesuai dengan dimensi proses kognitif taksonomi
bloom revisi anderson.
16
Tabel 1. Dimensi proses kognitif
Kategori dan Proses
Kognitif
Nama alternatif Definisi
1. Mengingat-Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali Mengidentifikasi Menempatkan
pengetahuan dalam
memori jangka panjang
yang sesuai dengan
pengetahuan tersebut
1.2 Mengingat kembali Mengambil Mengambil pengetahuan
yang relevan dari memori
jangka panjang
2. Memahami-Mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk
apa yang diucapkan, ditulis dan di gambar oleh pendidik
2.1 Menafsirkan Mengklarifikasik
an
Mengubah satu bentuk
gambaran menjadi bentuk
lain Memparafrasekan
Mempresentasi
Menerjemahkan
2.2 Mencontohkan Mengilustrasikan Menemukan contoh atau
ilustrasi tentang konsep
atau prinsip Memberi contoh
2.3 Mengklasifikasikan Mengategorikan Menentukan sesuatu
dalam satu kategori Mengelompokka
n
2.4 Merangkum Mengabstraksi Mengabstraksikan tema
umum atau poin-poin
pokok Menggeneralisasi
2.5 Menyimpulkan Menyarikan Membuat kesimpulan
yang logis dari informasi
yang diterima Mengekstrapolasi
Menginterpolasi
Memprediksi
2.6 Membandingkan Mengontraskan Menentukan hubungan
antara dua ide, dua objek,
dan semacamnya Memetakan
Mencocokkan
2.7 Menjelaskan Membuat model Membuat model sebab-
akibat dalam sebuah
sistem
3. Mengaplikasikan-Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu
3.1 Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan atau
menggunakan suatu
prosedur dalam keadaan
tertentu
3.2 Mengimplementasikan Menggunakan Menerapkan suatu
prosedur pada tugas yang
tidak familier
17
Kategori dan Proses
Kognitif
Nama alternatif Definisi
4. Menganalisis-Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya
dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan
antara bagian-bagian tersebut dengan keseluruhan struktur atau tujuan
4.1 Membedakan Menyendirikan Membedakan bagian
materi pelajaran yang
relevan dan tidak relevan Memilah
Memfokuskan
Memilih
4.2 Mengorganisasi Menemukan Menentukan bagaimana
elemen-elemen bekerja
atau berfungsi dalam
sebuah struktur
Koherensi
Memadukan
Membuat garis
besar
Mendeskripsikan-
peran
Menstrukturkan
4.3 Mengatribusikan Mendekonstruksi Menentukan sudut
pandang bias, nilai atau
maksud dibalik materi
pelajaran
5. Mengevaluasi-Mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar
5.1 Memeriksa Mengoordinasi Menemukan kesalahan
dalam suatu proses atau
produk, menemukan
efektivitas suatu prosedur
yang sedang di praktikkan
Mendeteksi
Memonitor
Menguji
5.2 Mengkritisi Menilai Menemukan inkonsistensi
antara suatu produk dan
kriteria eksternal,
menentukan apakah suatu
produk memiliki
konsistensi eksternal,
menemukan ketepatan
suatu prosedur untuk
menyelesaikan masalah
6. Mencipta-Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal
6.1 Merumuskan Membuat
hipotesis
Membuat hipotesis-
hipotesis berdasarkan
kriteria
6.2 Merencanakan Mendesain Merencanakan prosedur
untuk menyelesaikan
suatu tugas
6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk
(Sumber: Anderson, dkk: 2001:67-69).
18
Lingkungan secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu di luar
individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks,
sehingga dapat memengaruhi satu sama lain. Kondisi yang saling
memengaruhi ini membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah-
ubah sesuai dengan kondisi. Selain itu, komponen lingkungan itu dapat saling
memengaruhi dengan kuat. Ada saatnya kualitas lingkungan berubah menjadi
baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi buruk.
Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu lingkungan
tersebut. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen
biotik dan abiotik.
a. Komponen biotik, terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan,
tumbuhan, dan jasad renik.
b. Komponen abiotik, terdiri atas benda-benda tidak hidup di antaranya
air, tanah, udara, dan cahaya.
(Widodo, 2017: 29-30).
Setiap organisme tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada
organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan
membentuk suatu pola interaksi. Terjadi interaksi antara komponen biotik
dengan komponen abiotik, dan terjadi interaksi antarsesama komponen biotik.
Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi
melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan seperti rantai makanan, jaring-
jaring makanan, dan piramida makanan (Widodo, 2017: 30-34).
19
Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang berbeda
jenis. Ada tiga (3) macam simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis
komensalisme, dan simbiosis parasitisme. Simbiosis mutualisme merupakan
suatu hubungan dua jenis individu yang saling memberikan keuntungan satu
sama lain. Simbiosis komensalisme adalah hubungan interaksi dua jenis
individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak, tetapi pihak
lain tidak mendapatkan kerugian. Simbiosis parasitisme merupakan hubungan
dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak dan
kerugian pada pihak yang lain. Berdasarkan kemampuan menyusun makanan,
peran organisme dibagi menjadi 2 (dua), yaitu autotrof dan heterotrof.
Organisme heterotrof, berdasarkan jenis makanannya dibagi lagi menjadi 3
(tiga), yaitu herbivora, karnivora dan omnivora (Widodo, 2017: 34-35).
Manusia juga memiliki interaksi dengan lingkungan. Berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam menyebabkan kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu, akibatnya lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
(Widodo, 2017: 43).
E. Sikap Peduli Lingkungan
Sikap dalam adalah salah satu unsur kepribadian yang dimiliki seseorang
sebagai landasan dalam bertindak. Hal ini diperkuat dengan pendapat Azwar
(2012: 30) yang menyatakan bahwa sikap merupakan salah satu unsur
kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk menentukan tindakannya dan
20
bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif dan
negatif.
Komponen dalam sikap ada 3 yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif.
Menurut Azwar (2012: 33) struktur sikap dibedakan atas tiga komponen
yang saling menunjang, yaitu:
a. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype
yan dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan
(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang
kontroversal.
b. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam
sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap
seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki
seseorang terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-
cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis
untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam
bentuk tendensi perilaku.
Kepedulian adalah kemampuan pemahaman kepada orang lain untuk
memperlakukan baik. Hal ini juga ditegaskan oleh Zubaedi (2011: 79) yang
21
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kepedulian (caring) adalah
kemampuan menunjukkan pemahaman terhadap orang lain dengan
memperlakukannya secara baik, dengan belas kasih, bersikap dermawan, dan
dengan semangat memaafkan. Sedangkan Lingkungan adalah segala sesuatu di
luar inidividu. Diperkuat dengan pendapat dari Mulyanto (2007: 1) yang
menyatakan bahwa Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi
suatu organisme, faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotic faktor)
atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor).
Sikap peduli lingkungan adalah salah satu unsur kepribadian manusia untuk
memperlakukan baik lingkungan disekitarnya. Menurut Zubaedi (2011: 76)
sikap peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan Peduli lingkungan adalah
sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam dan sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
F. Kerangka Pikir.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan tempat untuk membentuk manusia
yang tidak hanya mengajarkan tentang makhluk hidup dan lingkungan, tetapi
juga untuk membentuk peserta didik yang mempunyai sikap peduli lingkungan
yang baik. Pendidikan lingkungan hidup dimasukkan dalam kurikulum di
sekolah. Pendidikan lingkungan hidup di sekolah di harapkan mampu
membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan tentang makhluk hidup
dan lingkungan dan sikap peduli lingkungan yang baik.
22
Pendidikan lingkungan hidup dimasukkan ke dalam kurikulum melalui mata
pelajaran IPA. Materi pokok yang terkait salah satunya adalah materi pokok
Interaksi Makhluk Hidup. Kegiatan pembelajarannya diarahkan pada
pencapaian Kompetensi Dasar (KD), 3.7 yaitu menganalisis interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi
tersebut. Sumber belajar yang menunjang tercapainya Kompetensi Dasar
diantaranya yaitu penggunaan lingkungan sekitar, sehingga peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan secara langsung dari alam. Sesuai dengan standar
proses yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah
bahwa penggunaan sumber belajar bagi peserta didik salah satunya adalah
penggunaan lingkungan sekitar. Peserta didik di kawasan penyangga sering
berinteraksi dengan lingkungan sekitar karena kawasan penyangga merupakan
kawasan yang menjaga kelestarian alam agar kawasan lindung tidak rusak.
Sedangkan peserta didik di daerah perkotaan sekolahnya berada didaerah yang
fungsi lahannya digeser untuk pemerintahan, pendidikan, kebudayaan, dan
kegiatan ekonomi, sehingga sangat minim interaksi dengan alam sekitar.
Jika penggunaan sumber belajar sesuai standar proses yang diharapkan oleh
peraturan pemerintah, maka peserta didik akan memiliki penguasaan konsep
interaksi makhluk hidup dan sikap peduli lingkungan yang baik. Peserta didik
di sekolah kawasan penyangga Taman Nasional Way Kambas seharusnya lebih
efektif dalam menggunakannya. Sehingga kerangka pikir dalam penelitian ini
digambarkan melalui bagan sebagai berikut:
23
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Variabel X1 pada penelitian ini merupakan sekolah di kawasan penyangga
TNWK dan X2 merupakan sekolah di kota. Variabel X1 dan X2 merupakan
variabel bebas karena merupakan variabel penyebab. Sedangkan Y1
merupakan pengetahuan tentang interaksi makhluk hidup peserta didik dan Y2
merupakan sikap peduli lingkungan peserta didik. Variabel Y1 dan Y2
merupakan variabel terikat karena variabel akibat. Hubungan antar variabel
digambarkan melalui bagan sebagai berikut:
Pendidikan Lingkungan Hidup
Penanaman Pengetahuan dan Sikap Peduli
Lingkungan Peserta Didik
Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar
Sekolah di kawasan penyangga
Taman Nasional Way Kambas
Sekolah di kota
Penguasaan
konsep
interaksi
makhluk
hidup
Penguasaan
konsep
interaksi
makhluk
hidup
Sikap Peduli
Lingkungan Sikap Peduli
Lingkungan
Integrasi ke Dalam Kurikulum
24
Keterangan :
X1 : Sekolah penyangga TNWK
X2: Sekolah kota
Y1 : Penguasaan konsep interaksi makhluk hidup peserta didik
Y2 : Sikap peduli lingkungan peserta didik
Gambar 2. Bagan hubungan antar variabel
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H0 = Tidak terdapat perbedaan penguasaan tentang interaksi makhluk hidup
dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di kawasan
penyangga TNWK dengan di kota.
H1 = Terdapat perbedaan antara penguasaan konsep interaksi makhluk
hidup dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di
kawasan penyangga TNWK dengan di kota.
2. H0 = Tidak terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup
terhadap sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan
penyangga TWNK maupun di kota.
H1 = Terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan
sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan penyangga
TWNK maupun di kota.
X Y1
Y2 X
G. Hipotesis
25
III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 13-21 September semester ganjil
tahun pelajaran 2018/2019 di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten
Lampung Timur dan SMP Negeri 4 Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Labuhan
Ratu tahun pelajaran 2018/2019. Sampel merupakan bagian dari populasi yang
mewakili seluruh karakteristik dari populasi. Untuk menentukan sampel
penelitian, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel
bertujuan atau random sampling (Arikunto, 2006: 139-140) dimana peneliti
sengaja mengambil sampel siswa kelas VIII di sekolah kawasan penyangga dan
di kota secara acak.
26
Tabel 2. Sebaran Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten
Lampung Timur.
No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 VIII A 32 -
2 VIII B 31 -
3 VIII C 31 31
4 VIII D 32 -
5 VIII E 31 31
6 VIII F 32 32
Jumlah 189 93
Tabel 3. Sebaran Populasi dan Sampel SMP Negeri 4 Bandar Lampung.
No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 VIII A 32 -
2 VIII B 32 32
3 VIII C 32 32
4 VIII D 32 -
5 VIII E 32 32
6 VIII F 32 -
7 VIII G 32 -
8 VIII H 32 -
9 VIII I 32 -
10 VIII J 32 -
Jumlah 320 96
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dan desain penelitian
ex post facto. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif (Hasan,
2009:11) karena peneliti hanya menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam
bidang telah ada dengan menggambarkan karakter suatu variabel.
Menggunakan desain penelitian ex post facto (Arikunto, 2006: 268) karena
peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, tetapi langsung mengambil hasil..
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Sudaryono, 2013: 9-10).
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan data berupa
angka untuk mengetahui perbandingan antar variabel penelitian, yaitu
27
perbandingan pengetahuan tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungan
dan sikap peduli lingkungan peserta didik di sekolah antar kawasan dan di
kota.
Peneliti mendeskripsikan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan
sikap peduli lingkungan peserta didik kelas VIII di sekolah kawasan penyangga
TNWK dan kota, kemudian melihat perbedaan penguasaan konsep interaksi
makhluk hidup dan sikap peduli lingkungan peserta didik menggunakan uji
independent t test. Setelah itu dilakukan uji regresi linier sederhana untuk
melihat hubungan penguasaan interaksi makhluk hidup dengan sikap peduli
lingkungan di sekolah kawasan penyangga TNWK maupun di kota
menggunakan uji regresi linier sederhana.
D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Prapenelitian
a. Menetapkan subjek penelitian, yaitu peserta didik kelas VIII di SMP
Negeri 1 Labuhan Ratu kabupaten Lampung Timur sebagai sekolah
kawasan penyangga TNWK dan SMP Negeri 4 Bandar Lampung sebagai
sekolah di kota.
b. Observasi di sekolah dilakukan untuk melakukan perizinan, mendapatkan
data peserta didik berupa jumlah kelas VIII untuk mendapatkan jumlah
populasi sehingga dapat menentukan jumlah sampel serta melakukan
studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan dalam penelitian.
28
c. Menentukan KD 3.7 kelas VII kurikulum 2013 Revisi.
d. Membuat soal tes penguasaan konsep interaksi makhluk hidup peserta
didik.
e. Menbuat kuesioner mengenai sikap peduli lingkungan peserta didik.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Melakukan uji validitas, uji realibilitas, uji kesukaran soal, analisis beda
dan uji distraktor pada soal tes pengetahuan interaksi makhluk hidup
untuk mengukur pengetahuan peserta didik.
b. Melakukan uji validitas dan reliabilitas.
c. Membagikan soal tes penguasaan konsep tentang interaksi makhluk
hidup kepada peserta didik yang telah ditentukan sebagai sampel
penelitian untuk melihat pengetahuan peserta didik.
d. Membagikan kuesioner mengenai sikap peduli lingkungan untuk melihat
kepedulian lingkungan peserta didik.
e. Mencermati, menganalisis dan memberikan skor tes pengetahuan dan
kuisioner sikap peduli lingkungan peserta didik.
f. Mengolah data.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang diperolah pada penelitian ini yaitu data kuantitatif yang berupa skor
pengetahuan yang diperoleh dari tes tertulis dan skor kuisioner sikap peduli
lingkungan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan lingkungan sekitar
29
sebagai sumber belajar peserta didik di sekolah kawasan penyangga TNWK
dan di kota terhadap pengetahuan interaksi makhluk hidup dan sikap peduli
lingkungan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:
a. Tes
Tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep interaksi makhluk
hidup peserta didik. Tes ini dilaksanakan menggunakan soal tes yang telah
disesuaikan dengan KD 3.7 kelas VII kurikulum 2013 revisi. Pertanyaan
sebanyak 14 soal pilihan jamak dan 8 soal tipe benar salah. Adapun kisi-
kisi soal tes penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dapat dilihat pada
lampiran 7.
Pengumpulan data dari tes ini dilakukan penskoran secara manual dengan
menggunakan kunci jawaban yang telah dibuat oleh peneliti. jika peserta
didik menjawab soal dengan benar makan mendapatkan skor 1 dan jika
peserta didik salah atau tidak menjawab diberi skor 0. Adapun perhitungan
tes pengetahuan menggunakan rumus menurut Purwanto (2013: 112):
S =
X 100
Keterangan :
S = Nilai tes
R= Jumlah skor soal yang dijawab benar
N = Skor maksimum dari tes
30
Hasil penskoran yang diperoleh kemudian dimasukan kedalam kriterianya.
Adapun kriteria tingkatan kemampuan pengetahuan peserta didik yaitu:
Tabel 4. Kriteria Tingkat Penguasaan Konsep Interaksi Makhluk Hidup
Peserta Didik No Skor Kriteria
1 81-100 Sangat Tinggi
2 61-80 Tinggi
3 41-60 Cukup
4 21-40 Rendah
Sumber : Arikunto (2010: 375)
b. Kuesioner
Kuesioner atau angket digunakan untuk mengukur sikap peduli lingkungan
peserta didik. Angket yang digunakan pada penelitan ini adalah angket
tertutup. Menggunakan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS)
(Arikunto, 2010: 195).
Setelah angket diisi oleh peserta didik maka dilakukan penskoran angket.
Sebelum dilakukan penskoran dari setiap jawaban peneliti menggunkan
skala untuk setiap jawaban yaitu skala 1-4 sebagai berikut
Tabel 5. Kriteria Skor Kuesioner Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik Keterangan Nilai (Skor)
Pernyataan Positif
Nilai (Skor)
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Sumber : Arikunto (2008: 180).
31
Setelah dilakukan penskoran sikap peduli lingkungan peserta didik
berdasarkan skor angket tersebut maka dilakukan presentase sikap peduli
lingkungan dengan rumus :
P =
x 100%
Keterangan:
P = angka persentase sikap peduli lingkungan peserta didik
f = jumlah skor sikap peserta didik yang diperoleh
N = skor maksimal sikap peserta didik (Sudijono, 2000: 369)
Setelah didapat presentase sikap peduli lingkungan kemudian menentukan
skor capaian sikap peduli lingkungan yang diperoleh peserta didik
dikelompokan ke dalam kriteria sebagai berikut:
Tabel 6. Kriteria Skor Sikap Peduli Lingkungan Peserta Didik
No Skor Kriteria
1 81-100% Sangat Tinggi
2 61-80% Tinggi
3 41-60% Cukup
4 21-40% Rendah
5 0-20% Sangat Rendah
Sumber : Herman (2016: 66)
F. Validitas dan Reliabilitas
Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Tes
a. Uji Validitas
Tujuan validitas item tes adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu
soal tersebut membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai
32
dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Validitas soal tes dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Pearson product moment,
kemudian membandingkan rhitung dengan rtabel bersignifikansi 5%
(Arikunto, 2006: 170).
Dalam program SPSS digunakan Pearson Korelasi Point Biseral dan
membandingkan hasil uji Pearson Correlation dengan r tabel. Kriteria
diterima atau tidaknya suatu data valid atau tidaknya dalam program SPSS
berdasarkan nilai korelasi:
- Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid
- Jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak vali
Atau dapat menggunakan rumus:
Untuk mengetahui tingkat validitas tes, maka nilai hasil uji validitas dengan
korelasi point biseral dapat dimasukan dalam kriteria sebagai berikut:
Tabel 7. Kriteria Validitas Instrumen Tes Pengetahuan No Nilai r Tingkat Validitas
1 0,81-1,00 Sangat Tinggi
2 0,61-0,80 Tinggi
3 0,41-0,60 Cukup
4 0,21-0,40 Rendah
5 0,00-0,20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2006: 29)
b. Uji Realibilitas
Uji reabilitas digunakan dalam penilaian kelas yang selalu mengandung
kesalahan pengukuran. Secara umum konsep dasar tersebut dinyatakan
dalam persamaan matematis sebagai berikut:
33
Skor perolehan = Skor sebenarnya + Kesalahan Pengukuran
Reabilitas ditentukan berdasarkan varians antara skor perolehan yang
merupakan penjumlahan dari varians skor sebenarnya dengan varian
kesalahan pengukuran yaitu:
Realibilitas instrumen dapat dianalisis menggunakan program
SPSS Kuder Richardson 20.
Tabel 8. Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes Pengetahuan
No Nilai KR Tingkat Reliabilitas
1. 0,8000 - 1,0000 Sangat Tinggi
2. 0,6000 - 0,7999 Tinggi
3. 0,4000 - 0,5999 Cukup
4. 0,2000 - 0,3999 Rendah
5. 0,0000 - 0,1999 Sangat Rendah
Sumber : Sugiyono (2010: 39).
c. Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00-
0,1. Soal dengan index kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu
sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu mudah.
Tabel 9. Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen Tes No Nilai P Tingkat Kesukaran
1. 0,00 - 0,30 Sukar
2. 0,31 - 0,70 Sedang
3. 0,71 - 1,00 Mudah
Sumber : Daryanto (2012: 182).
34
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dan siswa yang
berkemampuan rendah. Indeks diskrimitatif (daya pembeda) berkisar antara
0,00 sampai 1,00 dan terdapat tanda negatif (-). Tanda negatif digunakan
jika suatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas teste. Yaitu peserta didik
berkemampuan tinggi disebut bodoh dan sebaliknya.
Tabel 10. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Tes No Indeks daya beda Daya Beda
1 0.70-1.00 Soal Baik Sekali
2 0.40-0.70 Soal Baik
3 0.20-0.40 Soal cukup
4 0.00-0.20 Soal jelek
5 Bertanda (-) Soal sangat jelek
Sumber : Daryanto (2012: 190).
e. Pengecoh/distraktor
Pada tes pilihan ganda ada beberapa option/alternatif jawaban yang sengaja
dimasukan sebagai distraktor (pengecoh). Butir soal yang baik pengecohnya
akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah.
Sebaliknya butir soal yang buruk, pengecohnya akan dipilih secara tidak
merata. Pengecoh dianggap baik bila jumlah siswa yang memilih pengecoh
itu sama atau mendekati jumlah ideal (Sudijono, 2007: 389).
Tabel 11. Kriteria Kualitas Pengecoh Tes Pengetahuan
No Ipc Kualitas Pengecoh
1. 76% - 125% Sangat baik
2. 51% - 75% atau 126%-150% Baik
3. 26% - 50% atau 151%-175% Kurang baik
4. 0% - 25% atau 176%-200% Buruk
5. > 200% Sangat Buruk
Sumber : Sudijono (2007: 389).
35
2. Kuesioner
a. Uji Validitas
Tujuan validitas item kuesioner adalah untuk menentukan dapat tidaknya
suatu kuesioner tersebut membedakan kelompok dalam aspek yang diukur
sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Validitas kuesioner
adalah indeks deskriminasi dalam membedakan antara peserta didik yang
berkemampuan tinggi dengan peserta yang berkemampuan rendah
(Sudaryono, 2013:111).
Validitas kuesioner dapat dilakukan dengan menggunakan metode Pearson
product moment, kemudian membandingkan rhitung dengan rtabel
bersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 170).
Dalam program SPSS digunakan Pearson Product Moment dan
membandingkan hasil uji Pearson Correlation dengan rtabel. Kriteria
diterima atau tidaknya suatu data valid atau tidaknya dalam program SPSS
berdasarkan nilai korelasi:
- Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid
- Jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid
Tabel 12. Kriteria Validitas Instrumen kuesioner
No Nilai r Tingkat Validitas
1 0,81-1,00 Sangat Tinggi
2 0,61-0,80 Tinggi
3 0,41-0,60 Cukup
4 0,21-0,40 Rendah
5 0,00-0,20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2006: 29).
36
b. Uji Realibilitas
Uji realibilitas digunakan dalam penilaian kelas yang selalu mengandung
kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran merupakan selisih antara
skor amatan (perolehan) dengan skor sebenarnya (Sudaryono, 2013: 121).
Secara umum konsep dasar tersebut dinyatakan dalam persamaan matematis
sebagai berikut:
Skor perolehan = Skor sebenarnya + Kesalahan Pengukuran
Reliabilitas instrumen dianalisis menggunakan program SPSS Alpha
Cronbach.
Tabel 13. Kriteria reliabilitas instrumen kuisioner No Nilai KR Tingkat Reliabilitas
1. 0,8000 - 1,0000 Sangat Tinggi
2. 0,6000 - 0,7999 Tinggi
3. 0,4000 - 0,5999 Cukup
4. 0,2000 - 0,3999 Rendah
5. 0,0000 - 0,1999 Sangat Rendah
Sumber : Sugiyono (2010: 39).
3. Hasil Analisis Kualitas Instrumen
a. Tes
1) Uji Validitas
Tes pilihan jamak dan Benar/Salah di uji cobakan pada 31 peserta didik
pada tanggal 2 Agustus 2018 di SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Dari hasil
uji validitas diperoleh butir soal yang valid dan tidak valid.
Hasil uji validitas tes penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dapat
dilihat pada lampiran 1, dengan taraf siginfikansi 5% didapatkan butir soal
37
yang valid untuk jenis soal pilihan jamak adalah 12 butir soal dan untuk
jenis soal Benar/Salah adalah 8 butir soal. Sehingga total seluruh soal yang
valid adalah 20 butir soal. Namun terdapat 2 butir soal tambahan yaitu
nomor 3 dan 7 dengan ranah kognitif C6. Berdasarkan hasil uji validitas
nomor soal 3 dan 7 termasuk soal yang tidak valid, tetapi untuk memenuhi
ranah kognitif dari C1-C6 maka nomor butir soal tersebut dapat digunakan.
2) Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas tes pengetahuan interaksi makhluk hidup dapat dilihat
pada lampiran 1 dengan uji KR 20. Reliabiliatas soal pilihan jamak tingkat
reliabilitas 0,70 berkategori tinggi dan soal benar salah tingkat reliabilitas
0,52 berkategori cukup.
3) Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks. Hasil tingkat kesukaran tes pengetahuan interaksi makhluk hidup
dapat dilihat pada lampiran 3, diperoleh tingkat kesukaran soal dengan
kriteria mudah, sedang dan sukar sebagai berikut.
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara peserta didik yang belajar/peserta didik yang telah menguasai materi
dengan peserta didik yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang
ditanyakan. Hasil daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 4.
38
5) Analisis Pengecoh/Distraktor
Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara merata oleh siswa-
siswa yang menjawab salah. Sebaliknya butir soal yang buruk, pengecohnya
akan dipilih secara tidak merata. Hasil analisis pengecoh pada soal tes
pengetahuan interaksi makhluk hidup dapat dilihat pada lampiran 5,
diperoleh hasil 6 soal diterima, 15 soal direvisi dan 4 soal ditolak.
Berdasarkan uji validitas, uji reliabilitas, uji kesukaran, uji daya beda dan uji
distraktor maka soal yang baik dan dapat digunakan untuk mengukur
pengetahuan peserta didik sebanyak 22 soal.
b) Kuisioner
1) Uji Validitas
Hasil uji validitas yang telah dilakukan diperoleh butir soal yang valid dan
tidak valid dapat dilihat pada lampiran 2. Berdasarkan uji validitas dengan
taraf signifikansi 5% diperoleh 26 butir pernyataan yang valid.
2) Uji Reliabilitas
Berdasarkan uji reliabilitas kuisioner sikap peduli lingkungan peserta didik
dengan uji Alpha Cronbach, diperoleh nilai reliabilitas 0,802 dengan tingkat
reliabilitas sangat tinggi. Hasil uji dapat dilihat pada lampiran 2.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian sebagai berikut:
39
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian kenormalan distribusi data yang bertujuan
untuk mendeteksi suatu data terdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas dilakukan dengan uji Kolvmogorv Smirnov.
Memilik ketentuan hipotesis yaitu H0 adalah sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan H1 adalah sampel tidak berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Distribusi data dikatakan normal jika memenuhi
kriteria sebagai berikut.
Jika probabilitas (sig) > 0,5 maka H0 diterima
Jika probabilitas (sig) < 0,5 maka H1 ditolak
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan
antarvarian atau tidak. Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji Levene
statistik.
Dengan kriteria sebagai berikut.
Apabila nilai sig > 0,05 maka data homogen
Apabila nilai sig < 0,05 maka data tidak homogen (Misbahuddin dan
Hasan, 2013: 290-291).
c. Uji Hipotesis
a. Uji independent t test
Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti yang
digunakan untuk menarik suatu kesimpulan dari masalah yang ada. Teknik
40
analisis data dan pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data kuantitatif. Data yang dianalisis merupakan hasil
tes penguasaan interaksi makhluk hidup peserta didik tentang interaksi
makhluk hidup dan hasil kuesioner sikap peduli lingkungan, untuk menguji
hipotesis perbedaan yaitu hipotesis 1 dan 2 serta untuk menguji perbedaan
variabel bebas (sekolah di kawasan penyangga TNWK dan sekolah dikota
bandar lampung) terhadap sekelompok variebel terkait (hasil tes dan
kuesioner) yaitu pengetahuan tentang makhluk hidup dan lingkungan dan
sikap peduli lingkungan peserta didik digunakan uji independent t test dengan
taraf signifikan 5%.
Hipotesis:
H0 = Tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup
dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di kawasan
penyangga TNWK dengan di kota.
H1 = Terdapat perbedaan antara penguasaan konsep interaksi makhluk hidup
dan sikap peduli lingkungan antara peserta didik SMPN di kawasan
penyangga TNWK dengan di kota.
Keputusan Uji
Jika nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak.
Jika nilai signifikan atau Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima.
41
b. Uji Regresi Linear Sederhana
Uji regresi pada penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi
hubungan anatarvariabel, keeratan hubungan antarvariabel, dan kontribusi
variabel X terhadap variabel Y.
a. Signifikansi Hubungan Antarvariabel (Nilai Signifikansi)
Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis dan untuk memperkuat di
dalam menganalisis data, peneliti menggunakan uji hipotesis dengan
menggunkan SPSS 20. Data hasil uji hipotesis bersumber pada output
tabel ANOVA, kemudian pengujian dilakukan dengan membandingkan
anatara nilai signifikansi dan 0,05 dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Kriteria pengujian
a. Jika Sig. ≤ 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan
b. Jika Sig. > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan
2. Membuat kesimpulan
Membandingkan antara nilai Sig. dan nilai α dan kesimpulan
dilihat dari kriteria pengujian.
b. Keeratan hubungan antarvariabel (Koefisien Korelasi)
Keeratan hubungan antara variabel X (pengetahuan tenteng ekosistem
dan perubahan lingkungan) dan variabel Y (sikap peduli lingkungan)
dilakukan dengan melihat nilai r pada analisis regresi linear sederhana.
Kemudian, hasilnya disesuikan dengan kriteria sebagai berikut.
42
Tabel 14. Interval Koefisien Tingkat Hubungan Penguasaan Konsep
Interaksi Makhluk Hidup dengan Sikap Peduli Lingkungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2012: 257)
c. Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y (Koefisien Determinasi)
Uji ini dilihat melalui besar kecilnya nilai R Square pada uji regresi
linear sederhana. Presentase nilai R Square dapat diinterpretasikan sebagai
besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y.
1. H0 = Tidak terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk
hidup dan sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan
penyangga TWNK maupun di kota.
H1 = Terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan
sikap peduli lingkungan peserta didik SMPN di kawasan penyangga
TWNK maupun di kota.
56
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang didapat pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan sikap
peduli lingkungan peserta didik SMPN kelas VIII di sekolah kawasan
penyangga TWNK dengan sekolah di kota Bandar Lampung.
2. Terdapat hubungan penguasaan konsep interaksi makhluk hidup dan sikap
peduli lingkungan peserta didik SMPN dengan sikap peduli lingkungan
peserta didik di sekolah kawasan penyangga TNWK maupun di kota.
B. Saran
Saran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Pada saat penelitiannya hendaknya memberikan waktu lebih lama untuk
mengerjakan soal tes dan kuesioner agar peserta didik tidak terburu-buru
dalam menjawabnya.
2. Pihak sekolah
a. Bagi sekolah di kawasan penyangga TNWK hendaknya menggunakan
TNWK sebagai sumber belajarnya agar pencapaian kompetensi dasar
dapat lebih maksimal
57
b. Bagi sekolah di kota Bandar Lampung hendaknya menggunakan
sumber belajar yang relevan agar pencapaian kompetensi dasar dapat
lebih maksimal.
58
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin. 2001. Taxonomi For Learning, Teaching, and Assessing.
Addison Wesley Longman. New York.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Rineka Cipta. Jakarta.
. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
.2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Azwar, Saifudin. 1995. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Dahlia, Ibrohim, Mahanal. 2018. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
SMP Menggunakan Perangkat Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing
dengan Sumber Belajar Hutan Wisata Baning. Jurnal Pendidikan. 3 (2):
190-201.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga.
Jakarta.
Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Elfazia, Hefi Afizena. 2017. Perbandingan Literasi dan Sikap Peduli Lingkungan
Siswa Sekolah Adiwiyata dengan Non Adiwiyata di Pringsewu [Skripsi].
Lampung (ID). Universitas Lampung
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Herman, Puspita. 2007. Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Sumber Biogas
untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilmiah
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Insani, M.D. 2016. Studi Pendahuluaan Identifikasi Kesulitan dalam Pembelajaran
pada Guru IPA SMP Se-kota Malang. Jurnal Pendidikan Biologi. Malang.
7 (2): 81-93.
59
Jannah, Miftakhul. 2012. Efektivitas Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar Materi IPA Pokok Bahasan Ekosistem Pada Kelas VII SMP N 2
Pringapus Kabupaten Semarang Terhadap Hasil Belajar Siswa [Skripsi].
Pringapus (ID). Semarang.
Kadir, Abdul. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran IPA Berbasis Lingkungan dan
Kemampuan Awal Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Peserta
Didik di MTs Kota Kendari [Skripsi]. Makassar (ID): Universiras Negeri
Makassar.
Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud. Kemendikbud. 2017. Panduan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
SMP. Jakarta: Kemendikbud.
Laiteng. 2017. Hubungan Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber
Belajar dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII di SMP Negeri 11
Padang. Jurnal Pendidikan Biologi. USU.
Mulyanto. 2007. Ilmu lingkungan. Graha ilmu. Yogyakarta.
Nugraha, Sudarwanto, Sutirto, Sulastoro. 2006. Potensi dan Tingkat Kerusakan
Sumberdaya Lahan di Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten
Karanganyar dan Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah. Laporan Penelitian.
Surakarta. LPPM UNS.
Purnomo, Dwito. 2013. Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian
Pencemaran Di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi
Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan Biologi. UNS. Semarang.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang. Sekretariat Negara. Jakarta.
Rustaman, Ahmad. 2005. Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan,
keterampilan, Sikap, dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum Biologi.
Jurnal Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA. UPI. Bandung.
Setyowati. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup. Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
Soekanto. 2003. Sosiologi: Suatu Pengantar. PT Radja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudaryono, Margono dan Rahayu. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian
Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
60
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Sunyoto. 2011. Analisis Regresi Untuk Uji Hipotesis. Caps. Yogyakarta.
Suraida. 2013. Pendidikan Lingkungan dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Edu-
Bio. 4 (2): 15-26.
Surakusumah. 2010. Konsep Pendidikan Lingkungan di Sekolah: Model Uji
Coba Sekolah Berwawasan Lingkungan. Jurnal Ilmiah UPI. Bandung.
Tropical Forest Conservation Action. 2016. Ekuilibrium Konservasi. Perpustakaan
Nasional. Jakarta.
Widodo, Rachmadiarti, Hidayati. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VII Semester 2. Kemendikbud. Jakarta.
Yustina. 2006. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Persepsi, Sikap
dan Minat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Guru Sekolah
Dasar di Kota Pekanbaru. Jurnal Biogenisis. Vol. 2 No. 2.
Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta.