eksantema subitum

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roseola infantum merupakan penyakit yang sering diderita pada bayi.Penyakit ini disebabkan oleh human herpesvirus 6 (HHV-6). Virus ini telahdiisolasi pada tahun 1986. Insiden roseola infantum di Amerika Serikatmenunjukkan sekitar 12-30% anak mempunyai manifestasi klinik Roseola. Padausia 1 tahun diketahui 96% anak didapatkan antibodi terhadap HHV-6 sedangkan pada usia 4 tahun sebagian besar anak adalah seropositif terhadap HHV-6 1 . Kebanyakan (70-95%) bayi baru lahir adalah seropositif untuk HHV-6,menggambarkan antibodi transplasenta. Frekuensi seropositif turun antara umur 4 dan 6 bulan (5-50%). Pada umur 1-2 tahun, lebih dari 90% bayi adalah seropositif.Hampir semua orang dewasa adalah seropositif, walaupun titer HHV-6 mungkinlebih rendah daripada pada anak. Pada masa dewasa akhir, prevalensi antiboditerhadap HHV-6 menurun sampai

Upload: ain-thani

Post on 31-Jul-2015

318 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eksantema Subitum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Roseola infantum merupakan penyakit yang sering diderita pada bayi.Penyakit ini disebabkan

oleh human herpesvirus 6 (HHV-6). Virus ini telahdiisolasi pada tahun 1986. Insiden roseola

infantum di Amerika Serikatmenunjukkan sekitar 12-30% anak mempunyai manifestasi

klinik Roseola. Padausia 1 tahun diketahui 96% anak didapatkan antibodi terhadap HHV-6

sedangkan pada usia 4 tahun sebagian besar anak adalah seropositif terhadap HHV-61.

Kebanyakan (70-95%) bayi baru lahir adalah seropositif untuk HHV-6,menggambarkan

antibodi transplasenta. Frekuensi seropositif turun antara umur 4 dan 6 bulan (5-50%). Pada

umur 1-2 tahun, lebih dari 90% bayi adalah seropositif.Hampir semua orang dewasa adalah

seropositif, walaupun titer HHV-6 mungkinlebih rendah daripada pada anak. Pada masa

dewasa akhir, prevalensi antiboditerhadap HHV-6 menurun sampai sekitar 60%.Infeksi yang

terjadi sama pada kedua jenis kelamin dan terjadi di seluruh musim dalam setahun dengan

insiden agak lebih tinggi pada akhir musim semidan awal musim panas. Wabah kecil Roseola

diperantarai HHV-6 terdokumentasi pada populasi yang padat, seperti panti asuhan. Masa

inkubasi yang tercatat dariwabah kecil dan infeksi eksperimental adalah 5-15 hari2.Belum ada

profilaksis dan pengobatan bagi penderita yang terkena infeksiHHV-63.

Page 2: Eksantema Subitum

1.2 Batasan Permasalahan

Gejala klinis Roseola infantum menyerupai gejala dari beberapa penyakit

lain yang sulit dibedakan sehingga penanganannya masih susah ditentukan sebelum diagnosis

ditegakkan.

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, gejala klinis,diagnosis banding, 

diagnosis, komplikasi, terapi, prognosa dan pencegahan roseola infantum.

 

Page 3: Eksantema Subitum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Exanthem subitum mempunyai nama lain Roseola infantum, Sixth disease dan Campak bayi

merupakan suatu penyakit jinak pada anak-anak yang biasanya terjadi pada usia kurang

dari 2 tahun, yang menyebabkan ruam yang diikutidengan demam selama 3 hari4. Roseola

adalah penyakit yang menyerang bayi usia 9-12 bulan yang ditandai

dengan demam tinggi selama 3 hari yang diikuti munculnya ruam makulo papuler3. Roseola

infantum adalah suatu penyakit virus menular pada bayi atau anak-anak yang sangat muda,

yang menyebabkan ruam dan demam tinggi5.

2.2 Etiologi

HHV-6 adalah agen etiologi pada sekurang-kurangnya 80-92% kasus Exanthema subitum. 

HHV-6 merupakan salah satu dari tujuh virus herpes manusia. Diameter virus ini besar (185-

200 nm), berselubung, merupakan virus DNA helai ganda sekitar 170 kilobasa. Pada mulanya

diisolasi dari sel darah perifer manusia, bereplikasi pada sel T manusia baik sel CD4 maupun

CD8 ,monosit, megakariosit, sel pembunuh alamiah, sel glia, dan sel epitel serta sel

salivarius. HHV-6 ini mempunyai 2 varian, yaitu human herpes virus varian A yang tidak

menyebabkan suatu penyakit, dan human herpes virus varian B yang paling banyak

menyebabkan infeksi HHV-6 primer. Virus ini menyebar melalui air ludah (droplet) dan

sekret genital2.

Page 4: Eksantema Subitum

2.3 Epidemiologi

Infeksi HHV-6 paling banyak ditemukan pada 2 tahun pertama kehidupan. Diperkirakan

Roseola menyerang 30 persen dari semua anak-anak. HHV-6 ini mempunyai distribusi

global, dengan gejala kadang asimtomatik. Morbiditas penyakit ini rendah pada bayi dengan

imunokompenten karena menyebabkangejala yang ringan, akan tetapi mortalitas tinggi pada

orang dewasa yang menderita imunodefisiensi karena dapat menimbulkan beberapa gejala

seperti depresi saluran pernapasan, kejang dan gangguan multiorgan sehingga dapat

menyebabkan kematian.Insidens Roseola infantum tidak dipengaruhi oleh ras dan jenis

kelamin3.

2.4 Patofisiologi

HHV-6 sering terdeteksi dalam saliva manusia dan kadang pada sekretgenital. Infeksi primer

dapat disertai dengan gejala-gejala atau dapat tidak bergejala. Viremia dapat dideteksi pada

4-5 hari pertama Roseola klinis dengan rata-rata sel terinfeksi 103per 106 sel mononuklear.

Jumlah virus dalam darah dihubungkan secara langsung dengan keparahan penyakit.Terdapat

respon imun kompleks yang tersusun dari induksi berbagai sitokin (interferon alfa dan

gamma, interleukin beta, faktor nekrosis tumor alfa), respon antibodi, dan reaktivitas sel-T.

Hilangnya viremia primer, demam, dan

Page 5: Eksantema Subitum

munculnya ruam biasanya dihubungkan dengan munculnya antibodi anti-HHV-6 neutralisasi

serum dan mungkin menaikkan aktivitas sel pembunuh alami.Antibodi transplasenta

melindungi bayi muda dari infeksi. Infeksi sel sumsumtulang in vitro menekan diferensiasi

sel pendahulu dari semua deretan sel. Infeksi HHV-6 in vitro menghambat respon

limfoproliferatif sel mononuklear darah perifer manusia.Kadar antibodi yang tinggi pada

orang dewasa, seiring dengan pelepasanvirus dalam ludah, dan deteksi asam nukleat virus

dalam kelenjar ludah dan selmononuklear darah perifer pada anak yang seropositif dan orang

dewasamendukung keadaan latensi HHV-6 yang hidup lama. Sifat reaktivasi penyakitdapat

terjadi pada anak yang lebih tua dan orang dewasa, terutama pada merekayang mempunyai

defek pada imunitas seluler, seperti pada penderita transplanatau AIDS2.

2.5 Gejala Klinis

Infeksi HHV-6 mulai dengan gejala mendadak, demam setinggi 39,4-41,20C, fontanella

anterior mencembung sehingga dapat timbul kejang. Kejangdapat terjadi pada stadium pra-

eruptif Roseola. Mukosa faring mungkin sedikitmeradang dan sedikit koryza, biasanya anak

tampak relatif baik walaupun demam.Demam turun dengan cepat pada hari ke 3-4, ketika

suhu kembali normal,erupsi berbentuk makulopapular tampak diseluruh tubuh, mulai pada

badan,menyebar ke lengan dan leher, dan melibatkan muka dan kaki. Ruam

menghilangdalam 3 hari. Deskuamasi jarang dan tidak ada pigmentasi. Limfonodi dapat

Page 6: Eksantema Subitum
Page 7: Eksantema Subitum
Page 8: Eksantema Subitum
Page 9: Eksantema Subitum
Page 10: Eksantema Subitum
Page 11: Eksantema Subitum