ekonomi biaya tinggi menghambat investasi di aceh
DESCRIPTION
Ekonomi Biaya Tinggi menghambat Investasi di Aceh. Nazamuddin. Disampaikan pada TARI Seminar, Kamis 26 April 2007 Balai Sidang Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Latar Belakang. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Ekonomi Biaya Tinggi menghambat Investasi
diAceh
Nazamuddin
Disampaikan pada TARI Seminar, Kamis 26 April 2007Balai Sidang Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Latar Belakang• Ekonomi biaya tinggi menyebabkan suatu daerah tidak mampu
bersaing dengan daerah lain dalam pembangunan ekonominya • Pelaku usaha atau bisnis mengeluhkan tingginya biaya untuk
memulai atau melakukan bisnis • Praktik-praktik ekonomi biaya tinggi
– pungutan liar – pungutan resmi berdasarkan peraturan perpajakan dengan tarif yang
relatif tinggi– pengenaan perpajakan berganda dan berlapis-lapis– birokrasi yang panjang
• Berdasarkan penelitian LPEM UI Tahun 2003, pengeluaran perusahaan untuk biaya “tambahan atau pungutan liar” telah mencapai 11 persen dari biaya produksi (Sumber RPJMN)
Tujuan Penelitian
• mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut bekerja dalam mempengaruhi kegiatan dunia usaha di Provinsi NAD baik selama konflik dan setelah konflik.
Biaya Ekonomi Akibat Konflik(Kajian Literatur)
• terjadinya perpindahan internal dan eksternal penduduk (external and internal displacement of people)
• penurunan pengeluaran pemerintah untuk sektor publik dan peningkatan anggaran keamanan
• resiko investasi meningkat sehingga menambah biaya investasi
• produksi tidak lagi efisien dan barang yang dihasilkan tidak lagi kompetitif
(Lindgren; 2004).
• loss of production yaitu selisih selisih antara produksi aktual (percent of actual GDP in conflict) dan produksi counterfactual nilai produksi counterfactual adalah perubahan nilai investasi akibat kenaikan anggaran militer
• peningkatan anggaran militer akan mengurangi investasi dan selanjutnya akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi
Ra dan Singh (2005)• menghitung biaya ekonomi konflik dan pengaruhnya pada
penurunan pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi Nepal
• membagi tiga skenario menurut periode konflik yaitu – ‘no-conflict, – ‘conflict’, – ‘high conflict’.
• Hasil penelitian – periode ‘conflict’ untuk periode 2005-2009 jika pengeluaran pemerintah
menurun sebesar 4,2 persen maka pertumbuhan PDB turun sebesar 8,3 persen atau mengalami penurunan rata-rata 1,7 persen per tahun.
– periode ‘high conflict’ jika pengeluaran pemerintah menurun dua kali lebih besar (8,4 persen) maka pertumbuhan PDB menurun sebesar 10,3 persen atau mengalami penurunan rata-rata sebesar 2,1 persen per tahun.
Knight et al. (1996), dan
• Knight (1996) – perang menjadi pengaruh yang kuat terhadap
penurunan tingkat investasi • Collier (1997) :
– PDB per kapita menurun sebesar 2,2 persen per tahun jika dibandingkan dengan periode sebelum perang terjadi
• Staines (2004)– Konflik sebelum 1990: pertumbuhan PDB riil sebesar
1,7 persen di bawah pertumbuhan normal. – Konflik setelah 1990: pertumbuhan PDB riil sebesar
12,3 persen di bawah pertumbuhan normal.
Deng (2004)
• menjelaskan strategi-strategi pemulihan ekonomi pascakonflik dan rekonstruksi di Sudan.
• Strategi tersebut meliputi – pembangunan kembali infrastuktur kelembagaan– rehabilitasi infrastruktur fisik– human capital reinvestment– revitalisasi ‘social capital’– meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dampak Korupsi terhadap Indikator Sosioekonomi (Kajian Literatur)
Metodologi Penelitian
• 300 responden diambil dari tiga kabupaten/kota yaitu Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Utara, dan Kota Langsa
• 2006
Faktor yang diteliti
• (1) faktor birokrasi meliputi prosedur perizinan yang terlalu lama, biaya perizinan, pungutan liar dalam proses perizinan, dan tumpang tindih prosedur perizinan;
• (2) faktor infrastruktur meliputi kuantitas dan kualitas infrastuktur yang mendukung kegiatan bisnis di Aceh
• (3) faktor stabilitas keamanan
20
25
55
0 10 20 30 40 50 60
Infrastruktur
Birokrasi
Keamanan
Faktor
Persen
Hasil Penelitian
A
A
B
C
A. Faktor Keamanan1. Pungutan Tidak Resmi selama Darurat Militer/Darurat Sipil di Provinsi NAD
71
23
3 20
10
20
30
40
50
60
70
80
Sering Jarang Tidak ada Tidak tahu
Per
sen
Sumber: Hasil penelitian, 2006.
2. Pungutan Tidak Resmi Sebelum dan Sesudah Damai di Provinsi NAD
22 24
54
0
10
20
30
40
50
60
Tetap ada, semakinbertambah
Tetap ada, semakinberkurang
Tidak ada lagi
Per
sen
Sumber: Hasil penelitian, 2006.
B. Faktor-faktor Birokrasi Prosedur dan Biaya
70
60
81
57
28 30
17
39
210
2 4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Prosedurperizinan
terlalu lama
Biaya resmiterlalu tinggi
Pungutan liar Prosedurtumpang tindih
Faktor
Per
sen
Ya
Tidak
Tidak Tahu
Sumber: Hasil penelitian, 2006.
Biaya Pengurusan Izin Usaha di Provinsi NAD
No Izin Usaha Biaya Resmi Biaya yang Dibayarkan
1 SITU 200,000 300.000
2 SIUP 200,000 350.000
3 IMB 200.000 300.000
4 Izin Gangguan (HO) 175.000 325.000
Sumber: Hasil Penelitian, 2006.
Birokrasi Proses Perizinan Investasi
Sumber: Asia Foundation, 2005
Sumber: Asia Foundation, 2005
C. Faktor Infrastruktur1. Kualitas Infrastruktur Dalam Mendorong Kegiatan Investasi di Aceh
61
52
11 13
3341
2226
6 7
6761
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Jalan Telepon Pelabuhan Laut Air Bersih
Per
sen
Baik Sedang Buruk
Sumber: Hasil penelitian, 2006
0
100,000,000
200,000,000
300,000,000
400,000,000
500,000,000
600,000,000
700,000,000
800,000,000
1969
1974
1978
1982
1985
1987
1988
1989
1990
1991
1993
1994
1995
1996
1998
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Tahun
Rp
Rib
uPenanaman Modal Dalam Negeri di Aceh fluktuatif semasa DOM
dan nihil setelah 2000
PT KKA
DOM (1989-1998)
PTPN I Aceh Timur
Sumber: BKPMD Aceh
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
1968
1980
1981
1986
1989
1990
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Tahun
US
$ R
ibu
Penanaman Modal Asing di Aceh menurun signifikan sejak 1993
PT SAI & AAFPT Humpus Aromatic
Sumber: BKPMD Aceh
Sumber: KPPOD, USAID, The Asia Foundation, Daya Saing Investasi Kabupaten/Kotadi Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha
Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi
Sumber: KPPOD, USAID, The Asia Foundation, Daya Saing Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha
Sumber: KPPOD, USAID, The Asia Foundation, Daya Saing Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha
Sumber: KPPOD, USAID, The Asia Foundation, Daya Saing Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha
Sumber: KPPOD, USAID, The Asia Foundation, Daya Saing Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha
Sumber: KPPOD, USAID, The Asia Foundation, Daya Saing Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha
Sumber: KPPOD, USAID, The Asia Foundation, Daya Saing Investasi Kabupaten/Kota di Indonesia, 2005: Persepsi Dunia Usaha
Pertanyaan lazim dari investor• Bidang investasi apa? Dan di mana?
• Bagaimana memulai? Dan Prosesnya bagaimana? Mudah? Sulit?
• Apa yang ditawarkan – insentif apa yang diberikan? Kebebasan apa yang ditawarkan? Walaupun dlm sebagian kasus tdk bgt penting
• Menguntungkan tidak?
• Jaminan hukum ? Dan bagaimana ttg lahan?
Investasi tidak melulu PMA dan PMDN :
Jenis-jenis Investasi:
• Business fixed investment:businesses’ spending on equipment and structures for use in production
• Residential investment:purchases of new housing units (either by occupants or landlords)
• Inventory investment:the value of the change in inventories of finished goods, materials and supplies, and work in progress.
TERIMA KASIH