ekokes cea fix
DESCRIPTION
TESTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka mencapai pelayanan kesehatan yang optimal dan berkesinambungan,
baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasif, diperlukan sumber daya
yang cukup untuk menunjuang semua program kesehatan, karenanya anggaran pelayanan
kesehatan terus meningkat dari tahun ke tahun. Mengingat sumberdaya biaya sangat
terbatas, maka diperlukan suatu alokasi seefisien mungkin dengan jalan pemilihan
alternative paling efektif dan efisien. Menyadari keterbatasan dana yang ada, maka
diperlukan suatu analisis mengenai biaya yang dipergunakan untuk menentukan prioritas
dari beberapa jenis pelayanan kesehatan di masa mendatang. Efisiensi merupakan prinsip
dan cara berfikir secara ekonomis.
Kesehatan manusia berkembang dengan dramatis selama abad terakhir, masih terjadi
ketidakadilan dalam kesehatan yang berjalan lama. Untuk membuat progress kesehatan
lebih, menemukan tantangan baru dengan mengurangi kerugian melalui ketidakadilan,
sumberdaya harus disebar secara efektif. Kebutuhan pengetahuan ini tentang perlakuan
bekerja sebenarnya, informasi tentang berapa banyak biaya, dan pengalaman dengan
implementasi dan pemesanan mereka. Publikasi perkenalan CEA sebagai alat penting
untuk identifikasi kesempatan yang dilalaikan dan mengalihkan sumberdaya untuk
digunakan lebih baik.
CEA membantu mengidentifikasi kesempatan yang dilalaikan dengan perlakuan yang
menyoroti ketidakmahalan relative, karena potensial untuk mengurangi subtansi beban
penyakit. Sebagai contoh setiap tahun lebih dari satu juta anak kecil mati karena dehidrasi
ketika mereka mengalami diare. Obat terapi rehidrasi tidak dapat mengurangi diare, tetapi
secara dramatis mengurangi penderitaan dan berhubungan dengan angka mortalitas.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Cost Effective Analysis?
2. Prinsip dasar dari Cost Effective Analysis?
3. Penghitungan Cost Effective Analysis?
4. Kelebihan dan kelemahan Cost Effective Analysis?
5. Implementasi Cost Effective Analysis dalam bidang kesehatan?
1.3 Manfaat
1. Memahami Cost Effective Analysis serta kegunaannya.
2. Dapat menggunakan perhitungan Cost Effective Analysis dengan benar.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan Cost Effective Analysis.
4. Mampu mengaplikasi Cost Effective Analysis dalam bidang kesehatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisis Biaya
Analisis biaya merupakan suatu upaya mencapai penggunaan sumberdaya ekonomi
yang optimal sebagai dasar dalam pengambilan keputusan khususnya yang menyangkut
berbagai macam alternative untuk masa mendatang (Mulyadi, 1990).
2.2 Pengertian Cost Effectifitas Analysis
Cost Effectifitas Analysis adalah suatu metode untuk menilai keuntungan dalam
kesehatan relative terhadap biaya intervensi kesehatan yang berbeda. Hal ini tidak hanya
kriteria untuk memutuskan bagaimana mengalokasikan sumber daya tetapi yang penting
satu, karena langsung berhubungan implikasi keuangan dan ilmiah intervensi yang
berbeda. Dasar penghitungan melibatkan biaya intervensi di unit moneter dengan
keuntungan kesehatan yang diharapkan.
CEA digunakan untuk menetapkan biaya dan manfaat suatu program pengobatan
untuk mencari program yang paling memberi manfaat untuk sejumlah biaya tertentu
(Russell, Gold, Siegel, Daniels & Weinstein, 1996).
Cost effectiveness analysis atau CEA merupakan suatu metoda yang didesain untuk
membandingkan antara outcome kesehatan dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan program tersebut atau intervensi dengan alternatif lain yang menghasilkan
outcome yang sama.
Cost effectiveness analysis berusaha untuk menunjukkan benefit yang relatif terhadap
intervensi medis versus beberapa intervensi atau benefit yang relatif terhadap satu
3
treatment dengan yang lain. Hal ini merupakan cost analysis yang paling sering
digunakan dalam pelayanan kesehatan (Shea-Lewis).
Cost Effectifitas Analysis adalah suatu analisis sistematis yang berupa perbandingan
antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan dalam menyelenggarakan kegiatan atau
proyek. Analisis didasarkan pada efisiensi ditinjau dari segi hasil atau manfaat. Manfaat
itu sendiri terbagi menjadi manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
Analisis Cost-Effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai
program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang
sama tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian pogram mana yang akan dipilih adalah
berdasarkan discounted unit cost dari masing-masing alternatif program sehingga
program yang mempunyai discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para
analisis/ pengambil keputusan (Tjiptoherianto dan Soesetyo, 1994).
Analisis cost –effectiveness merupakan cara memilih untuk menilai program yang
terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk
dipilih (Thompson, 1980).
Sedangkan menurut kelompok kami Cost Effectifitas Analysis adalah suatu metode
yang didesain untuk membandingkan antara outcome kesehatan dan biaya yang
digunakan untuk melaksanakan program tersebut atau intervensi dengan alternatif lain
yang menghasilkan outcome yang sama.
2.3 Prinsip Dasar Cost Effectifitas Analysis
Cost Benefit Analysis prinsip dasarnya juga ditemukan pada Cost Effectiveness
Analysis seperti halnya Cost Effectiveness Ratio dan Cost Effectiveness Analysis (Net
Effect). Cost Effectiveness digunakan apabila Benefit sulit ditransformasikan dalam 4
bentuk uang sehingga CEA sangat baik untuk mengukur efisiensi di bidang sosial,
khususnya bidang kesehatan yang bersifat program/ intervensi pada tingkat kabupaten/
kota. Dalam analisis efektivitas biaya dengan Independent Interventions digunakan
rumus:
CER (cost-effectiveness ratios) = C/E
C= cost of intervention
E= effectiveness of intervention
Sedangkan analisis efektivitas biaya dengan Mutually Exclusive Interventions
ICER (incremental cost-effectiveness ratio) = (C1 – C2) / (E1 - E2)
C1= cost of program 1
C2= cost of program 2
E1= effectiveness of program 1
E2= effectiveness of program 2
Pada CEA, criteria penilaian program mana yang akan dipilih adalah berdasarkan
discounted unit cost dari masing-masing alternative program sehingga program yang
mempunyai discounted unit cost terendah yang akan dipilih oleh para
analisis/pengambilan keputusan. Secara sistematis, unit cost dari masing-masing program
dapat dihitung dengan rumus berikut:
∑ Ct
(1+r)t
Unit cost = ____________________
Jumlah unit
Dimana : Ct = biaya pada tahun t
r = Discount rate
t = Tahun (1…… n).
5
Dalam menganalisa biaya suatu penyakit, analisis cost effectiveness mendasarkan pada
perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program
tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bsa dicegah (Quade,
1979).
2.4 Alasan Menggunakan Cost Effectifitas Analysis
a. Benefit Bidang Kesehatan
1. Sulit mengukur benefit tingkat kesembuhan, hilangnya produktivitas akibat sakit
atau cacat dan lain-lainnya.
2. Program kesehatan yang bersifat lintas sektoral sulit menentukan dampak suatu
program tertentu.
3. Program terpadu sulit menentukan keluaran program yang murni
b. Cost bidang kesehatan
1. Program terpadu dan lintas sektoral akan menyulitkan menilai sarana peralatan
maupun personil yang benar-benar digunakan untuk program tersebut.
2. Pendayagunaan peran serta masyarakat akan menyulitkan menentukan biaya
operasional.
3. Bantuan lokal, regional, nasional, dan internasional.
Contoh : bantuan lokal yang berupa transportasi, sering biaya transportasi
digabungkan dengan dinas dan lain-lain. Dari beberapa alasan tersebut, masih
ditunjang dengan adanya sistem pencatatan dan pelaporan yang masih lemah ,
sehingga CEA masih cukup peka untuk mengukur efisiensi.
6
2.5 Kegunaan Cost Effectifitas Analysis
CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-macam program dengan
tujuan yang sama.
Gambar. Different programs in the same objective
Kadang-kadang CEA juga digunakan untuk mengukur efisiensi dari sumber daya
(masukan) satu atau lebih dari satu program dengan derajat tujuan, (hierachy of
objectives).
Gambar. Efisiensi beberapa program dengan tujuan berbeda
Keuntungan CEA dibandingkan CUA dan CBA adalah perhitungan unsur biaya lebih
sederhana , dan cukup peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan. Kerugiannya
adalah hasil keluaran yang berupa efek program tidak diperhitungkan.
2.6 Kelebihan dan kelemahan Cost Effectifitas Analysis
a. Kelebihan
7
1. Hemat waktu dan sumber daya intensif
2. Lebih mudah untuk memahami
3. Cocok untuk pengambilan keputusan.
b. Kelemahan
1. Alternative tidak dapat dibandingkan dengan tepat. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa sulitnya ditemui CEA yang ideal, dimana tiap-tiap alternative
identik pada semua criteria, sehingga analisis dalam mendesain suatu CEA, harus
sedapat mungkin membandingkan alternative alternative tersebut.
2. pada umumnya CEA berdasarkan dari analisis suatu biaya dan suatu pengaruh
misalnya rupiah/anak yang diimunisasi. Padahal banyak program-program yang
mempunyai efek berganda. Apabila CEA hanya berdasarkan pada satu ukuran ke
efektifan (satu biaya dan satu pengaruh) mungkin menghasilkan satu kesimpulan
yang tidak lengkap dan menyesatkan.
3. biaya dan pengaruh mana yang harus diukur? Pertanyaan ini timbul mengingat
belum adanya kesempatan diantara para analisis atau ahli. Disatu pihak
menghendaki semua biaya dan pengaruh diukur, sedangkan yang lainnya sepakat
hanya mengukur biaya dan pengaruh-pengaruh tertentu saja.
2.7 Penggunaan Metode dalam Cost Effectifitas Analysis
QALYs ( Quality Adjusted Llife Years ) merupakan salah satu ukuran outcome
(harapan hidup) yang potensial dalam analisis pengambilan keputusan atau analisis biaya
efektivitas. Outcome kesehatan yang digunakan sebagai denominator pada cost
effectiveness ratio dapat dinyatakan dalam satuan unit seperti jumlah tahun yang berhasil
8
diselamatkan atau indeks dari kegunaan atau kebutuhan seperti QALYs. Banyak orang
menggunakan QALYs sebagai denominator outcome CUA (Cost Utility Analysis), tetapi
saat ini banyak ahli telah merekomendasikan pada CEA sedapat mungkin menggunakan
QALYs.
2.8 Tahap Penghitungan Cost Effectifitas Analysis
Tahapan dalam Menghitung CEA :
1. Identifikasi unsur biaya dari alternatif program
2. Hitung total cost present value cost
3. (a) Hitung output yg berhasil (objectivenya) atau
(b) Hitung QALY’s (Quality Adjusted Life Years)
4. Hitung cost effectiveness ratio :
a.) CER = b.) CER =
5. Bandingkan CER dari masing- masing alternatif program
6. Pilih CER yang terkecil untuk direkomendasi
2.9 Implementasi Cost Effectifitas Analysis
a. Puskesmas A dan B melaksanakan imunisasi campak pada anak balita, melalui tenaga
juru imunisasi dengan metode yang berbeda. Puskesmas A memberikan imunisasi
campak dengan cara mendatangi penduduk (satu desa dikunjungi sekali sebulan).
Hasil pencapaian imunisasi selama setahun, Puskesmas A adalah 900 bayi dengan
menghabiskan 300 flacon vaksin, sedang Puskesmas B pencapaian imunisasi adalah
600 bayi dengan menghabiskan 100 flacon vaksin. Apabila diketahui target imunisasi
9
4% dari jumlah penduduk, di mana penduduk masing-masing puskesmas adalah
30.000 jiwa, maka
Efektifitas Puskesmas A = 900 : (4% x 30000)x 100%
= 75%
Efektifitas Puskesmas B = 600 : (4%x30000)x100%
= 50%
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Puskesmas A lebih efektif daripada Puskesmas B.
Demikian pula bila hanya dilihat waktu yang dipergunakannya untuk pencapaian yang
sama, maka Puskesmas A lebih efisien (efisiensi teknis).
Sedangkan untuk Cost Effectiveness Analysis, Different programs (method) in the
same objective
Asumsi bahwa tenaga juru imunisasi pada kedua Puskemas sama-sama satu orang,
maka untuk pencapaian imunisasi 900 bayi, Puskesmas A menghabiskan biaya
sebesar 300 fl x Rp 3.000,00 = Rp 900.000,00 (1 fl harganya Rp 3.000,00) dan
Puskesmas B sebesar 100fl x Rp 3000,00 = Rp 300.000,00. Khusus untuk Puskesmas
B ditambah Rp 18.000,00 yaitu biaya termos dan es selama satu setengah tahun. Jadi
Puskesmas B CEA lebih efisien daripada Puskesmas A.
Different programs in different objectives
Apabila kita hanya melihat pencapaian imunisasi selama setahun pada masing-masing
Puskesmas dan biaya yang harus dikeluarkan , akan didapatkan CE rasio Puskesmas
A sebesar 900/900.000 = 1/1000 dan CE rasio Puskesmas B sebesar 600/318.000 =
10
1,9/1000. Jadi CE rasio Puskesmas B lebih tinggi daripada Puskesmas A atau metode
Puskesmas B lebih efisien.
b. Dalam menganalisis suatu penyakit, analisis cost-effectiveness berdasarkan pada
perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari
program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bisa dicegah.
Contoh sederhana, program A dengan biaya US $ 25.000 dapat menyelamatkan 100
orang penderita. Sehingga unit costnya atau CE rationya US $ 250/ life. Sedangkan
dengan biaya yang sama, program B hanya dapat menyelamatkan 15 orang penderita,
berarti unit costnya atau CE rationya mencapai $ 1,677/ life. Dalam hal ini jelaslah
bahwa program A yang akan dipilih karena lebih efektif daripada program B
(Tjiptoherijanto dan Soesetyo, 1994).
11
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis efektivitas biaya merupakan suatu metode yang didesain untuk
membandingkan antara outcome kesehatan dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan program tersebut atau intervensi dengan alternatif lain yang
menghasilkan outcome yang sama.
Cost Effectiveness digunakan apabila Benefit sulit ditransformasikan dalam
bentuk uang sehingga CEA sangat baik untuk mengukur efisiensi di bidang sosial,
khususnya bidang kesehatan yang bersifat program/ intervensi pada tingkat
kabupaten/ kota.
CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-macam program
dengan tujuan yang sama. Kadang-kadang CEA juga digunakan untuk mengukur
efisiensi dari sumber daya (masukan) satu atau lebih dari satu program dengan
derajat tujuan, (hierachy of objectives).
QALYs ( Quality Adjusted Llife Years ) merupakan salah satu ukuran
outcome (harapan hidup) yang potensial dalam analisis pengambilan keputusan
atau analisis biaya efektivitas.
3.2 Saran
Makalah terkait Cost Efectives Analysis ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.
12
DAFTAR PUSTAKA
American College of Physicians. 2000.
http://www.acponline.org/clinical_information/journals_publications/ecp/sepoct00/primer.htm (Accessed 7 Desember).
Supriyanto S dan Nyoman Anita Damayanti. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Airlangga University Press. Surabaya
Nord E. QALYs and DALYs. 2001 [cited 2005 31/05]; Available from:
http://www.eriknord.no/engelsk/health/QALYDALY.htm
Setiawati, P. E, 2000. Evaluasi Ekonomi pada Pelayanan. Skripsi. Available from: http://www.dotpharmacy/Updateoneconomics.htm
Budiarto, W. 1987. Biaya Satuan dalam Analisis Biaya Pelayanan Kesehatan. Skripsi.
13