eklasia 1

Upload: lukasdoni

Post on 13-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dds

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN TEORITIS1. A.DefenisiPreeklampsia(toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan( Manuaba, 1998 ).Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).Eklampsia berasal dari bahasa yunani dan berarti Halilintar. Kata tersebut dipakai karena seolah- olah gejala- gejala eklampsia timbul dengan tiba tiba tanpa didahului oleh tanda tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa eklampsia pada umumnya timbul pada wanita hamil atau dalam nifas dengan tanda tanda pre eklampsia. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejangan yang diikuti oleh koma. Tergantumg dari saat timbulnya eklampsia dibedakan eklampsia gravidarum, eklampsia parturientum dan eklampsia puerperale. Perlu dikemukakan bahwa pada eklampsia gravidarum sering kali persalinan mulai tidak lama kemudian.Ki hEklampsia adalah preaklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat dari kelainan neurologi (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 : 310 ; 1999).Pre eklamsi dan eklamsi adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre eklamsi dan eklamsi hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita usia subur dengan umur ekstrem, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan : kehamilan multifetal dan hidrop fetalis, penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus, penyakit ginjalDengan pengetahuan bahwa biasanya eklampsia didahului oleh pre eklampsia,tampak pentingnya pengawasan antenatal yang teliti dan teratur, sebagai usaha untuk mencegah timbulnya penyakit itu.1. B.EtiologiApa yang menjadi penyebab preeclampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagaithe diseases of theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain : Peran Prostasiklin dan Tromboksan . Peran faktor imunologis. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada pre-eklampsi/eklampsia. Peran faktor genetik /familial Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi/ eklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsi/eklampsi. Kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-eklampsi/eklampspia dan anak dan cucu ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsi/eklampsia dan bukan pada ipar mereka. Peran renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS)Adapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu : Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.Sebab eklampsia belum diketahui pasti, namun salah satu teori mengemukakan bahwa eklampsia disebabkan ishaemia rahim dan plasenta (Ischaemia Utera Placentoe).1. C.PatofosiologiPada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation. Patofisiologi preeklamsia-eklamsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskuler sistemik, peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid. Pada preeklamsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Predisposisi genetik dapat merupakan fakktor imunologi lain( Chesley, 1984 ). Sibai menemukan adanya frekuensi preeklamsia dan eklamsia pada anak dan cucu wanita yang memiliki riwayat eklampsia, yang menunjukkan suatu gen resesif autosom yang mengatur respons imun maternal.1. D.Manifestasi Klinis Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain Gangguan penglihatan a pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya,pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara Iritabel a ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan lainnya Nyeri perut a nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah Gangguan pernafasan sampai cyanosis Terjadi gangguan kesadaran Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah.1. E.Klasifikasi Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :1. Preeklampsia RinganBila disertai keadaan sebagai berikut: Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu. Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau midstream. b.Preeklampsia Berat Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam . Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium. Terdapat edema paru dan sianosis.Pre eklamsi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :a. Pre eklamsi ringan, bila disertai keadana sebagai berikut :1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam2) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.3) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1+ atau 2+ pada uri kateter atau midstream.b. Pre eklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.2) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.5) Terdapat edema paru dan sianosis.Sedangkan eklamsia di bagi atas 2 macam yaitu:1. Eklampsia gravidarum (Eklampsia antepartum)adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kencing) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.1. Eklampsia parturientum (Eklampsia intrapartum)intrapartum eklampsia adalah pengembangan kejang atau koma pada wanita hamil menderita tekanan darah tinggi. Intrapartum berarti bahwa itu terjadi selama pengiriman bayi. Eklampsia adalah kondisi serius yang memerlukan pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifikan pada tekanan darah. Tekanan darah dapat kembali normal setelah melahirkan atau mungkin bertahan untuk jangka waktu tertentu.1. Eklampsia puerperale (Eklampsia post partum)pengembangan kejang atau koma pada wanita hamil menderita tekanan darah tinggi. Postpartum berarti bahwa segera setelah melahirkan. Eklampsia adalah kondisi serius yang memerlukan pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifikan pada tekanan darah.1. Faktor ResikoPreeklampsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita diatas 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah:1. Riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan.2. Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya.3. Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan.4. Obesitas, DM, Molahidatidosa5. Mengandung lebih dari satu orang bayi.6. Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthritis.7. Primigravida, terutama primigravida muda, kehamilan ganda.1. KomplikasiKompliksai yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi ini biasanya terjadi pada Preeklamsia dan Eklamsia. Solutio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada Preeklamsia. Hipofibrinogenemia,terjadi pada Preeklamsi berat. Hemolisis. Penderita dengan Preeklamsi berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinis hemolisis yang dikenal ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Perdarahan otak, kelainan mata (kehilangan penglihatan sementara) Edem paru-paru, nekrosis hati, kelainan ginjal1. H.Pemeriksaan DiagnostikDiagnosis ditegakkan berdasarkan : Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria Gejala subyektif : sakit kepala didaerah fromtal, nyeri epigastrium; gangguan visus; penglihatan kabur, skotoma, diplopia; mual dan muntah. Gangguan serebral lainnya: refleks meningkat, dan tidak tenang Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat dan proteinuria pada pemeriksaan laboratoriumG. Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan Laboratorium1. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% ) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 43 vol% ) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 450 ribu/mm3 )2. UrinalisisDitemukan protein dalam urine.3. Pemeriksaan Fungsi hati Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul. Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml ) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= 35 tahun0. Riwayat kesehatan ibu sekarang Terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.0. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya Penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM0. Riwayat kehamilan Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklampsia atau eklampsia sebelumnya.0. Riwayat penyakit Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali.0. Pola nutrisi Jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan.0. Psiko sosial spiritual Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.0. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam0. Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema0. Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress0. Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )-Pemeriksaan Fisik:0. Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan pernafasan minimal setiap 2 sampai 4 jam untuk menetapkan nilai dasar dan memantau perubahan kecil sepanjang masa hamil.0. Suhu setiap 4 jam atau kurang bila terjadi peningkatan suhu tubuh0. Kecepatan denyut jantung janin setiap 2 sampai 4 jam atau diawasi terus menerus.0. Edema dievaluasi pada wajah, ekstremitas dan sacrum setiap 4 jam; kedalaman ditentukan dengan melakukan penekanan pada area di atas tulang0. Berat badan ditentukan setiap hari pada waktu yang sama kecuali tirah baring ketat0. Refleks tendon dalam dievaluasi setiap 4 jam terhadap hiperaktivitas dari tendon bisep, trisep atau achiles0. Edema pulmoner ditentukan setiap 4 jam sekali dengan melakukan auskultasi0. Pelepasan plasenta dikaji setiap jam dengan memeriksa perdarahan vagina atau rigiditas uterus.0. Breathing : Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.-Pemeriksaanpenunjang :0. Protein urine ditentukan setiap jam bila dipasang kateter (hasil +3 menandakan kehilangan 5 mg protein dalam 24 jam)0. Berat jenis urine ditentukan setiap jam bila dipasang kateter (hasil yang didapat 1,040 berhubungan dengan oliguria dan proteinuria)0. Hitung sel darah lengkap (termasuk hitung trombosis)0. Pemeriksaan pembekuan (termasuk waktu perdarahan, PT, PTT, dan fibrinogen)0. Enzim hati (Laktat Dehidrogenase (LDH), Aspartat aminotransferase (AST) (SGOT), Alanin aminotransferase (ALT) (SGPT)0. Kimia darah (BUN, kreatinin, glukosa, asam urat)0. Pemeriksaan silang darah0. Hematokrit, Hemoglobin, trombosis0. Laboratorium : protein urine dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif.0. USG : untuk mengetahui keadaan janin0. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.1. B.Analisa DataNoDataMasalahEtiologi

1.DS : Klien mengatakan kalau ia merasa nyei pada kepala, kadang-kadang mual dan muntah, kakinya bengkak.DO : TD : 140/90 mmHg Udem pada kedua ekstremitas Hb :11 gr %Perfusi jaringanHipertensi, Vasospasme

2.DS : Klien mengatakan sempat minum obat dan jamu peluntur kehamilan tetapi tidak berhasil.DO : TD : 140/90 mmHg kehamilan 39-40 mg, Hb : 11 gr % Reduksi urine (-) Gerakan janin < 10x/jam.Cidera pada janinFetal distress

3.DS : Klien mengatakan merasa cemas menjelang persalinan.DO : Klien tampak cemas Nadi : 92x/menit RR : 22x/menitAncaman cidera pada bayikecemasan

4.DS : Klien mengatakan belum paham betul tentang kehamilannya dan cara perawatannya. Klien mengatakan akan kontrol ke dokter dengan ditemani suaminya.DO : Klien tampak lebih ingin mengetahui tentang perkembangan kehamilannya.Kurang informasiKurang pengetahuan

1. C.Diagnosa Keperawatan1. Perubahan perfusi jaringan b/d Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema serebral.2. Resiko tinggi cidera pada janin b/d fetal distress.3. Kecemasan b/d ancaman cedera pada bayi sebelum lahir.4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan tindakan b/d kurang informasi.NoDiagnose keperawatanTujuanIntervensiRasional

1.Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema serebral.Tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan dengank/h:-klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan diuresis, penurunan tekanan darah, edema.1. 1. Memantau asupan oral dan ifus IV MGSO4.2 2. Memantau urin yang kluar.3. 3. Memantau edema yang terlihat.4.4.Mempertahankan tirah baring total dengan posisi miring.11. MGSO4adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan mioneural dan merelaksasi vasospasme sehingga menyebabkan peningkatan perfusi ginjal, mobilisasi cairan ekstra seluler (edema dan dieresis).22. Tirah baring menyebabkan aliran darah urtero plasenta, yang sering kali menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis.

2.Resiko tinggi cedera pada janin b/d fetal distress.Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi fetal distress pada janin denganKriteria hasil : DJJ ( + ) : 12-12-1211. Monitor DJJ sesuai indikasi.22. Kaji tentang pertumbuhan janin.33. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun ).44. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM.55. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST.11. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta.22. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR.33. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin.44. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin.55. USG dan NST untuk mengetahui keadaan atau kesejahteraan janin.

3.Kecemasan b/d ancaman cedera pada bayi sebelum lahir.Ansietas dapat teratasi dengan Kriteria hasil:1- Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat.2- Menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah.11. Kaji tingkat ansietas pasien. Perhatikan tanda depresi dan pengingkaran.22. Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien atau orang terdekat mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah.33. Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan, sesuai indikasi.1.1. Membantu menentukan jenis intervensi yang diperlukan.2.2. Membuat perasaan terbuka dan bekerja sama untuk memberikan informasi yang akan membantu mengatasi masalah.3.3. Keterlibatan meningkatka perasaan berbagi, manguatkan perasaan berguna, memberikan kesempatan untuk mengakui kemampuan individu dan memperkecil rasa takut karena ketidaktahuan.

Kurang pengetahuan, kondisi dan tindakan b/d kurang informasi.Pengetahuan pasien bertambah denganKriteria hasil:-Pasien mengerti terhadap apa yang disampaikan.-Mampu menerapkan informasi yang didapat.-Mentaati pengobatan.K 1. Kaji kesiapan pasien dan hambatan belajar.2. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung3. Berikan pengertian pentingnya kerja sama. 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian penjelasan mengenai penyakit.1. Meningkatkan minat pasien untuk belajar.2 Agar pasien mengerti mengenai penyakit.3. Agar masalah dapat diatasi dengan baik.4. Agar informasi yang disampaikan dapat lebih lengkap dan jelas.1. D.Implementasi keperawatanImplementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari intervensi keperawatan dimana awalan kata pada intervensi ditambah dengan kata kerja misalnya jika pada intervensi keperawatan kaji TTV maka pada implementasi keperawatan mengkaji TTV.(Judith M.W.2007).1. E.EvaluasiEvaluasi adalah suatu proses yang berkesinambungan. Untuk menjadi efektif, evaluasi perlu didasarkan pada criteria yang dapat diukur yang mencerminkan hasil akhir perawatan yang diharapkan. Ibu dan janin tidak menderita gejala sisa akibat per eklampsia atau penatalaksanaannya Ibu tidak akan mengalami eklampsia atau komplikasi yang berat Janin tidak akan mengalami distress Bayi baru lahir akan dilahirkan dalam kondisi optimal tanpa suatu efek akibat penyakit maternal dan penatalaksanaannya Ibu akan melahirkan dalam kondisi optimal tanpa suatu akibat pada kondisi dan penatalaksanaannya Keluarga akan mampu berkoping secara efektif terhadap keadaan ibu yang beresiko tinggi, penatalaksanaan dan hasil akhirnya.Jika hasil akhir bagi ibu atau bagi janin tidak menguntungkan, keluarga dibantu untuk mengatasi kehilangan dan kesedihan.BAB IVPENUTUP1. A.KesimpulanPreeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odema, dan protein urine yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan. Preeklampsia juga merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi pada masa ante, intra dan post partum.Preeklamsi berakibat fatal jika tidak segera ditindak. Ia merusak plasenta sehingga menyebabkan bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa, atau lahir prematur, penyakit ini juga membahayakan ginjal ibu hamil. Pada beberapa kasus, bisa menyebabkan ibu hamil mengalami koma. Pre eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Pre eklamsi dan eklamsi adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan.Pre eklamsi dan eklamsi hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita usia subur dengan umur ekstrem, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan : kehamilan multifetal dan hidrop fetalis, penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus, penyakit ginjal. B. Saran Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit pre-eklampsia dan pencegahannya. Dalam bidang keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting, dan diharapkan kepada mahasiswa mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan keperawatannya.DAFTAR PUSTAKADoenges Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3 . EGC : Jakarta.Persis Mary Hamilton, (1995). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC : Jakarta.Price, Silvia A. 2006. Patofisiologi, volume 2. Jakarta: Buku kedokteran EGC.Ramli Ahmad, dkk. 2000. Kamus Kedokteran. Djambatan : Jakarta.