efektivitas pendekatan saintifik pada materi …digilib.unila.ac.id/26367/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(Skripsi)
Oleh
DIAN MIRA FADELA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Oleh
DIAN MIRA FADELA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pendekatan saintifik pada
materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam meningkatkan keterampil-
an proses sains siswa. Pendekatan saintifik terdiri dari 5 tahap, yaitu mengamati, me-
nanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan The Matching Only Pretest-Postest
Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 9 Bandarlampung semester ganjil Tahun 2016-2017 dengan kelas
XI IPA 5 dan XI IPA 6 sebagai sampel. Efektivitas pembelajaran ini diukur berdasar-
kan perbedaan n-gain yang signifikan antar kelas kontrol dan kelas eksperimen yang
ditinjau dari rata-rata n-gain, aktivitas siswa, dan kinerja siswa. Hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata n-gain keterampilan proses sains kelas kontrol dan
eksperimen masing-masing 0,23 dan 0,71, meningkatnya aktivitas dan kinerja siswa.
Berdasarkan pengujian hipotesis, kelas dengan pembelajaran menggunakan pendekat-
an saintifik memiliki keterampilan proses sains yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pem-
belajaran materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi menggunakan pen-
dekatan saintifik efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa ditinjau
dari meningkatnya aktivitas siswa setiap pertemuan dan meningkatnya kinerja siswa
setiap praktikum.
Kata kunci : faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, keterampilan proses sains
siswa, pendekatan saintifik
Dian Mira Fadela
1
EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Oleh
Dian Mira Fadela
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
2
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 17 Februari 1996, anak
keempat dari empat bersaudara, buah hati Bapak Drs. Suhaili Saleh dan Almh. Ibu
Erma Rohayanti, M.Pd. Pendidikan formal diawali pada tahun 2000 di TK.
Kartika II-31 Bandarlampung yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001
diterima di SD Kartika II-5 Bandarlampung dan diselesaikan pada tahun 2007.
Tahun 2007 diterima di SMP Negeri 1 Bandarlampung yang diselesaikan pada
tahun 2010. Tahun 2010 diterima di SMA Negeri 9 Bandarlampung yang
diselesaikan tahun 2013.
Pada tahun 2013 diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama menjadi
mahasiswa, pernah terdaftar dalam organisasi kampus yakni Himasakta sebagai
anggota Divisi Seni dan Kreativitas dan anggota Divisi Media Center. Program
Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun 2016 dilaksanakan di SMA Negeri 1
Kotaagung, Tanggamus yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata
Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di kelurahan Kuripan, Kecamatan
Kotaagung, Kabupaten Tanggamus.
3
KEPADA MAMA DAN PAPA TERSAYANG
4
SANWACANA
Puji Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Efektivitas
Pendekatan Saintifik pada Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa” adalah salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
3. Ibu Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia
4. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I, atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan,
saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.
5. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II, atas kesediannya
untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses
penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.
6. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembahas atas segala bimbingan, saran
dan kritik yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini.
5
7. Bapak M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc., selaku dosen pendidikan kimia, atas
kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam
proses penyelesaian kuliah, penyusunan skripsi, dan penyusunan artikel.
8. Bapak Drs. Hendro Suyono, selaku kepala SMA Negeri 9 Bandarlampung
dan Ibu Dra. Raya Dewi., selaku guru mitra atas kerja sama dan
bimbingannya.
9. Papa, Odo Agung, Abang Budi, Abang Citra, Wo Berni, Cikngah Ryan,
Razzani dan Joza yang selalu mendoakan, mendukung, dan semangatnya.
10. Sahabat terbaik, Annisa, Carina, Della, Deriva, Mira, doa dan semangatnya.
11. Sahabat “JK” Dian, Hanni, Neny, Tika, Tiwi, Riri, Yuke atas dukungan, doa
dan semangatnya.
12. Teman-teman seperjuangan, Arifiani dan Yuke Agustin, dan Pendidikan
Kimia 2013 atas kerjasama dan dukungannya.
13. Teman-teman KKN-KT Kuripan dan keluarga baru saya di Kuripan
Akhirnya penulis menghaturkan maaf atas segala ucapan dan tingkah laku yang
kurang berkenan. Semoga Allah S.W.T. selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung,
Penulis,
Dian Mira Fadela
6
MOTO
Happiness can be found even in the darkest of times, if one only remembers to
turn on the light
(Dumbledore)
Semakin parah kamu terjatuh, maka akan semakin kuat kamu untuk bangkit
(Dian Mira Fadela)
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Saintifik ..................................................................................... 7
B. Keterampilan Proses Sains .......................................................................... 12
C. Analisis Konsep ............................................................................................. 16
D. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 21
E. Anggapan Dasar ............................................................................................. 23
F. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 24
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 25
B. Data Penelitian ................................................................................................ 26
C. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 26
D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 28
E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen ...................................... 28
F. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 29
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .................................................... 31
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data .................................................. 39
1. Data pretes dan postes KPS ........................................................ 39
2. Data n-gain KPS ......................................................................... 42
3. Data aktivitas siswa ..................................................................... 44
4. Data kinerja siswa ....................................................................... 45
B. Pembahasan ..................................................................................... 48
1. Efektivitas penggunaan pendekatan saintifik dalam
meningkatkan KPS siswa ........................................................... 48
2. Perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran ................... 55
3. Perkembangan aktivitas siswa dalam pembelajaran ................... 60
4. Hambatan dalam proses pembelajaran ........................................ 64
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN .................................................................................................... 65
B. SARAN ............................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Analisis SKL-KI-KD-Indikator ................................................................. 67
2. Silabus ............................................................................................................... 77
3. RPP Eksperimen ............................................................................................ . 93
4. RPP Kontrol .................................................................................................... 124
5. LKPD ................................................................................................................ 135
6. Kisi-Kisi Soal Pretes ..................................................................................... 149
7. Soal Pretes ........................................................................................................ 163
8. Rubrik Penilaian Soal Pretes ...................................................................... 166
9. Kisi-Kisi Soal Postes .................................................................................... 170
10. Soal Postes ....................................................................................................... 180
11. Rubrik Penilaian Soal Postes ...................................................................... 183
12. Rubrik dan Lembar Assesmen Aktivitas Siswa .................................... 187
13. Rubrik dan Lembar Assesmen Kinerja Siswa ....................................... 191
14. Lembar Observasi Kinerja Guru ............................................................... 199
15. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (Pengamatan 1) ............................. 207
16. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (Pengamatan 2) ............................. 207
17. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (Pengamatan 3) ............................. 207
18. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa (Pengamatan 4) ............................. 207
19. Lembar Penilaian Kinerja Siswa (Praktikum 1) ................................... 215
20. Lembar Penilaian Kinerja Siswa (Praktikum 2) ................................... 215
21. Lembar Hasil Pemeriksaan Jawaban Siswa ........................................... 223
22. Lembar data Nilai Pretes, Nilai Pretes, nilai Postes,
dan n-gain KPS .............................................................................................. 231
23. Penilaian Aktivitas Siswa ............................................................................ 232
24. Penilaian Kinerja Siswa ............................................................................... 233
25. Perhitungan ...................................................................................................... 234
26. Daftar Hadir Seminar Proposal .................................................................. 258
27. Surat Izin Penelitian ...................................................................................... 260
28. Daftar Hadir Seminar Hasil ........................................................................ 261
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengelompokkan keterampilan proses sains .......................................... 13
2. Keterampilan proses sains dasar ............................................................ 14
3. Keterampilan proses sains terintegrasi ................................................... 15
4. Analisis konsep ...................................................................................... 17
5. Desain penelitian .................................................................................... 26
6. Kategori persentase skor ........................................................................ 33
7. Nilai chi kuadrat kemampuan awal siswa .............................................. 40
8. Nilai uji homogenitas kemampuan awal siswa ...................................... 41
9. Nilai uji persamaan dua rata-rata kemampuan awal siswa .................... 41
10. Nilai chi kuadrat n-gain KPS ................................................................. 42
11. Nilai uji homogenitas n-gain KPS ......................................................... 43
12. Nilai uji perbedaan dua rata-rata n-gain KPS ........................................ 43
13. Rubrik dan penilaian aktivitas siswa kelas eksperimen ......................... 44
14. Rubrik dan penilaian kinerja siswa pada praktikum
pengaruh konsentrasi .............................................................................. 46
15. Rubrik dan penilaian kinerja siswa pada praktikum pengaruh
luas permukaan ....................................................................................... 46
16. Rubrik dan penilaian kinerja siswa pada praktikum
pengaruh suhu ....................................................................................... 46
17. Rubrik dan penilaian kinerja siswa pada praktikum
pengaruh katalis ..................................................................................... 47
18. Analisis SKL, KI, KD, Indikator ........................................................... 67
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan ......... 9
2. Desain Penelitian .................................................................................... 27
3. Bagan alur prosedur penelitian ............................................................... 30
4. Rata-rata nilai pretes dan nilai postes KPS kelas eksperimen
dankelas kontrol ..................................................................................... 40
5. Rata-rata n-gain KPS kelas kontrol dan kelas eksperimen .................... 42
6. Rata-rata skor Aktivitas siswa di kelas eksperimen ............................... 45
7. Rata-rata skor kinerja siswa di kelas eksperimen .................................. 47
8. n-gain KPS siswa kelas eksperimen ...................................................... 54
9. Skor aktivitas siswa kelas kelas eksperimen .......................................... 58
10. Skor kinerja siswa kelas kelas eksperimen ............................................ 63
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia adalah salah satu ilmu dari rumpun sains yang berkembang berdasarkan
fenomena-fenomena alam, serta merupakan jawaban dari pertanyaan apa, mengapa,
dan bagaimana mengenai perubahan komposisi, struktur dan sifat, atau materi dari
skala atom hingga molekul yang disertai dengan perubahan energi (Suyanti, 2010;
Fadiawati, 2011; Tim Penyusun, 2013a). Para ilmuwan melakukan serangkaian
metode ilmiah untuk menjawab apa, mengapa, dan bagaimana berdasarkan
fenomena alam. Metode ilmiah ini dimulai dari mengamati, melakukan eksperimen,
menguji hipotesis, memper-oleh data, menganalisis data, dan memperoleh
kesimpulan (Gauch, 2003; Fauzi, 2014). Ketika siswa belajar ilmu kimia, maka
siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan, oleh karena itu proses memperoleh ilmu
pengetahuan harus sesuai dengan bagaimana ilmu tersebut ditemukan. Metode
tersebut diadopsi dalam proses pembelajaran, maka dimun-culkan suatu pendekatan,
yaitu pendekatan saintifik (Suyanti, 2010; Tim Penyusun, 2014).
Salah satu Kompetensi Dasar (KD) dalam pembelajaran kimia adalah KD 4.7 kelas
XI tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. KD 4.7 adalah
merancang, me-lakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi (Tim Penyusun,
2013a). Untuk mencapai KD ini, dapat menggunakan pendekatan saintifik.
2
Langkah-langkah pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasian (Tim Penyusun, 2013b; Fathurrohman, 2015;
Sani, 2015). Pada tahap mengamati, siswa dapat mengamati gambar dan
membaca wacana mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
berdasarkan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari (Aktamis dan
Yenice, 2010; Akgün dkk., 2014; Machin, 2014; Yamtinah dkk., 2015;
Fathurrohman, 2015; Asabe dan Yusuf, 2016). Pada tahap menanya, siswa dapat
menentukan variabel-variabel yang terlibat serta merumuskan masalah berda-
sarkan variabel yang telah siswa tentukan (Wahyuni dkk., 2014; Wijayanti,
2014; Ozdemir dan Dikici, 2017). Pada tahap mencoba, siswa bisa
mengumpulkan data dengan membuat hipotesis, mengendalikan variabel-variabel,
serta merancang pro-sedur percobaan, menentukan alat dan bahan, serta
merancang tabel hasil peng-amatan, lalu siswa melakukan praktikum mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (Wijayanti, 2014; Yamtinah dkk.,
2015; Yildirim dkk., 2016; Ozdemir dan Dikici, 2017). Tahap menalar, siswa
bisa mengidentifikasi, menganalisis hasil praktikum yang telah mereka lakukan
serta menginterpretasikan data berdasarkan hasil pengamatan (Wijayanti, 2014;
Fathurrohman, 2015). Kegiatan selanjutnya yaitu mengkomunikasikan, siswa
dapat menuliskan dan menceritakan hasil yang mereka dapat berdasarkan tahap
menalar (Wijayanti, 2014; Taylor dkk., 2016; Chan dan Morales, 2017).
Keterampilan siswa dalam menentukan variabel, merumuskan hipotesis,
mengenda-likan variabel, merancang percobaan, melakukan percobaan dan
menginterpretasikan data merupakan Keterampilan-keterampilan Proses Sains
(KPS) siswa (Semiawan dkk., 1985; Dimyati dan Mudjiono, 2002; Asabe dan
3
Yusuf, 2016; Yildirim dkk., 2016; Ozdemir dan Dikici, 2017). Sehingga
diharapkan pada KD 4.7 tersebut dengan menggunakan tahapan-tahapan
pendekatan saintifik dapat meningkatkan KPS siswa. Hal ini didukung oleh
beberapa hasil penelitian yang terlebih dahulu yaitu penelitian dari Fauziah dkk.,
2013; Machin, 2014; Marjan, 2014; Safrida, 2014; Anggara dkk., 2015; Etikasari
dkk., 2015; Yunita dkk., 2015; Aristawati. 2016. Jika KPS tidak dilatih maka
dapat menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dalam pembelajaran. Siswa hanya
menjadi pendengar dalam pembelajaran dan hanya menerima produk tanpa
mengalami proses dalam pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2002).
Fakta yang diperoleh pada Sekolah Menengah Atas (SMA) sekarang ini, selama
proses pembelajaran, siswa menyerap dan menerima informasi yang diberikan
oleh guru serta mengerjakan tugas-tugas dengan hanya sesekali berdiskusi
(Machin, 2014; Asabe dan Yusuf, 2016). Pembelajaran kimia di SMA yang
diterapkan masih ber-pusat pada guru sehingga siswa cenderung bertindak sesuai
dengan apa yang di-instruksikan oleh guru (Etikasari dkk., 2015; Yunita dkk.,
2015). Prosedur percoba-an yang akan digunakan untuk praktikum dibuat oleh
guru. Siswa tidak dilatih untuk merancang suatu percobaan (Anggara dkk., 2015).
Berdasarkan hasil wawancara di SMA Negeri 9 Bandarlampung, dengan
kurikulum 2013, guru menyampaikan pem-belajaran kepada siswa dengan metode
ceramah. Berdasarkan fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa pembelajaran di
SMA kurang melatih KPS siswa.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mendeskripsikan efektivitas pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi maka dilakukan penelitian dengan judul:
4
“Efektivitas Pendekatan Saintifik pada Materi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Laju Reaksi dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana efektivitas pendekatan saintifik pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam meningkatkan KPS siswa?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pertanyaan penelitian adalah sebagai
berikut : (1) bagaimana perbedaan rata-rata n-gain siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen? (2) bagaimana aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan
belajar meng-ajar menggunakan pendekatan saintifik? (3) bagaimana kinerja
siswa selama melaku-kan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan efektivitas pendekatan saintifik pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam meningkatkan KPS siswa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) siswa, melalui pe-
nerapan pendekatan saintifik diharapkan dapat meningkatkan KPS siswa melalui
in-dikator menentukan variabel, merumuskan hipotesis, mengontrol variabel,
5
merancang percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, dan
mengkomunikasikan untuk menemukan konsep, hukum, dan prinsip secara
mandiri; (2) guru, setelah dilakukan penelitian ini, guru dapat mengadopsi
pendekatan saintifik dalam pembel-ajaran; (3) sekolah, penerapan kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman oleh pembaca, ruang lingkup penelitian ini
adalah:
1. Materi pokok dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi yang merupakan materi pembelajaran kimia kelas XI IPA Semester
1 yang meliputi pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis
terhadap laju suatu reaksi.
2. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dikatakan efektif meningkatkan KPS
apabila menunjukkan adanya perbedaan rata-rata n-gain yang signifikan antara
kelas kontrol dan eksperimen dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
(Eggen dan Kauchak dalam Warsita, 2008; Nuraeni, dkk., 2010; ).
3. Langkah-langkah pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan (Tim Penyusun, 2013b; Fathurrohman,
2015)
4. Keterampilan proses sains yang diteliti pada penelitian ini adalah keterampilan
menentukan variabel, merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merancang
6
percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, dan
mengkomunikasikan (Dimyati dan Mudjiono, 2002).
5. Aktivitas siswa yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengajukan dan
menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan kritis dalam merancang
percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (Hamalik, 2001)
6. Penilaian kinerja siswa diperoleh ketika siswa melakukan kegiatan praktikum
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
7. Pembelajaran konvensional yang dilakukan di kelas kontrol adalah
pembelajaran dengan metode ceramah.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang ter-
jadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teori tertentu. Pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam
pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa
(Fatturohman, 2015).
Pada kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran yang diterapkan adalah pen-
dekatan ilmiah (scientific approach). Menurut Tim Penyusun (2014), pendekat-
an saintifik dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan dengan langkah-langkah
metode ilmiah, yaitu melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang
eksperimen untuk menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis dan me-
revisi hipotesis atau membuat kesimpulan. Guna mampu melaksanakan kegiatan
ini siswa harus dibina kepekaannya terhadap fenomena, kemampuannya meng-
ajukan pertanyaan, ketelitiannya mengumpulkan data, dan kecermatannya
8
mengolah data untuk menjawab pertanyaan dan akhirnya kemampuannya mem-
buat simpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa, dimana
siswa dituntut untuk menemukan sendiri materi yang berkaitan dengan mata pel-
ajaran tertentu. Pembelajaran saintifik umumnya menempatkan fenomena unik
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum
(Prilianti, 2014).
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut :
(a) berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa menggambarkan
strategi-strategi pembelajaran dimana guru lebih menafasilitas daripada harus
mengajar langsung; (b) melibatkan KPS dalam mengontruksi konsep, hukum atau
prinsip; (c) melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa;
(d) dapat mengembangkan karakter siswa yang diharapkan seperti kokoh dengan
menekankan sikap spiritual dan sikap moral; (e) substansi atau materi pembelajar-
an berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu; (f) tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan
jelas, namun menarik system penyajiannya (Fatturohman, 2015)
Menurut Tim Penyusun (2013a) proses pembelajaran pendekatan scientific me-
nyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan seperti bagan pada
Gambar 1. Pada Gambar 1, ranah sikap dapat menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar siswa “tahu mengapa”. Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu bagaimana”. Ranah
9
pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu
apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan
untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki ke-
cakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sehingga akan
menghasilkan siswa yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif (Tim Penyusun,
2013a).
Gambar 1. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Tim
Penyusun, 2013a)
Pendekatan ilmiah dalam pembelajarannya mempunyai tahap-tahap pembelajaran
sebagai berikut:
1. mengamati (observing)
Kegiatan pada tahap mengamati menggunakan indra untuk melakukan pengum-
pulan data tentang peristiwa atau fenomena yang terjadi. Pada kegiatan ini,
mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Pada
Sikap
(Tahu Mengapa)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif Pengetahua
n
(Tahu Apa)
Keterampilan (Tahu Bagaimana)
10
tahap ini disajikan berupa fakta yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa.
Fenomena yang disajikan dapat berupa gambar, grafik, atau tabel. Pada tahap
mengamati ini, metode observasi siswa digunakan untuk menemukan fakta
bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Oleh sebab itu, metode mengamati sangat bermanfaat
bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi.
2. menanya (questioning)
Kegiatan menanya memiliki peranan penting dalam mengembangkan rasa ingin
tahu, kretivitas, dan keaktifan siswa. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat
membimbing siswa agar antusias dalam bertanya. Pertanyaan yang diberikan
oleh guru sebaiknya runtut dari pertanyaan yang berhubungan dengan hasil peng-
amatan objek yang konkret sampai abstrak yang berkenaan dengan fakta, konsep,
prosedur, atau hal lain yang bersifat abstrak.
3. mencoba (experimenting)
Upaya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sering kali harus dilakukan
dengan melakukan penyelidikan atau percobaan. Pelaksanaan penyelidikan dapat
dimulai dengan pengajuan hipotesis untuk mempermudah membuat rancangan
percobaan (Sani, 2015). Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan
untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,
dan pengetahuan (Abidin, 2014). Kegiatan mencoba dalam hal ini dapat dilaku-
kan dengan berbagai cara misalnya siswa menggali informasi dari berbagai
11
sumber (buku, internet, majalah, alam sekitar, dan lain-lain). Sejumlah informasi
yang dihasilkan dari kegiatan tersebut akan menjadi dasar pada kegiatan menalar.
4. menalar (assosiating)
Menalar adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris
yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam
pendekatan scientific, kegiatan menalar ini menggambarkan bahwa guru dan
siswa merupakan pelaku aktif. Pada tahap ini, siswa melakukan pemprosesan
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lain-
nya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil ber-
bagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Selain itu, pada tahap ini siswa juga
dilatih untuk melihat hubungan-hubungan variabel atau ukuran-ukuran, mencer-
mati pola, menganalisis, membandingkan, mensintesis, atas hubungan-hubungan
yang diperoleh pada tahap sebelumnya guna memperoleh suatu simpulan.
5. mengkomunikasikan (communicating)
Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan banyak gaga-
sannya dalam menyajikan data dan mengkomunikasikannya di depan kelas. Me-
nyajikan data atau laporan dalam hal ini dapat berupa bagan, diagram, atau grafik,
menyusun laporan tertulis, dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan
kesimpulan secara lisan. Bentuk hasil belajar dari tahap mengomunikasikan ini
adalah menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk
tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain (Tim Penyusun, 2014;
Fathurrohman, 2015; Sani, 2015).
12
B. Keterampilan Proses Sains
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) sebagai wahana penemuan dan pengem-
bangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa. Dalam pem-
belajaran IPA aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan
berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban yang benar. Fakta,
konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa
berperan pula menunjang pengembangan keterampilan proses pada diri siswa.
Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta
prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai
ilmuwan pada diri siswa. Dengan kata lain bila seseorang telah memiliki KPS,
IPA sebagai produk akan mudah dipahami, bahkan mengaplikasikan dan
mengembangkannya (Dimyati dan Mudjiono, 2002).
KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat proses berlangsungnya
sains. KPS merupakan esensial untuk setiap guru sebagai bekal menggunakan
dan mengajar metode ilmiah. KPS terdiri dari beberapa keterampilan yang satu
sama lain berkaitan dan sebagai prasarat. KPS penting dimiliki guru untuk di-
gunakan sebagai jembatan untuk menyampaikan pengetahuan/informasi baru
kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan/informasi yang telah dimiliki
siswa. KPS ini dapat diaplikasikan misalkan pada kegiatan praktikum. KPS di-
kelompokkan kedalam keterampilan proses dasar dan keterampilan proses ter-
padu (Esler & Esler dalam Hartono dan Sunarto, 2002; Dimyati dan Mudjiono,
2002) yang disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut:
13
Tabel 1. Pengelompokan KPS (Hartono, 2002)
Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu
Mengamati (observasi)
Mengelompokkan (klasifikasi)
Melakukan pengukuran
Berkomunikasi
Menarik kesimpulan (inferring)
Meramalkan (prediksi)
Merumuskan hipotesis
Menyatakan variabel Mengontrol
variabel
Mendefinisikan operasional
Eksperimen
Menginterpretasi data
Penyelidikan
Aplikasi konsep
KPS pada pembelajaran sains lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk
memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya. KPS dimaksudkan
untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Menurut
Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono (2002) memuat ulasan pendekatan KPS
yang diambil dari pendapat sebagai berikut: (a) pendekatan KPS dapat mengembang-
kan hakikat ilmu pengetahuan siswa. Siswa terdorong untuk memperoleh ilmu pe-
ngetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan;
(b) pembelajaran melalui KPS akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanya menceritakan, dan atau mendengarkan
sejarah ilmu pengetahuan; (c) KPS dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses
dan sekaligus produk ilmu pengetahuan. Pendekatan KPS dirancang dengan be-
berapa tahapan yang diharapkan akan meningkatkan penguasaan konsep. Tahapan-
tahapan pendekatan pembelajaran KPS menurut Dimyati dan Mudjiono (2002):
Pendekatan keterampilan proses lebih cocok diterapkan pada pembelajaran sains.
Pendekatan pembelajaran ini dirancang dengan tahapan: (1) penampilan
fenomena; (2) apersepsi; (3) menghubungkan pembelajaran dengan pengetahuan
awal yang dimiliki siswa; (4) demonstrasi atau eksperimen; (5) siswa mengisi
lembar kerja; (6) guru memberikan penguatan materi dan penanaman konsep
dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan.
Penerapan pendekatan pembelajaran KPS memungkinkan siswa untuk me-
ngembangkan kemampuan-kemampuan yang dasarnya sudah dimiliki oleh siswa.
14
Hal itu didukung oleh pendapat Arikunto (2004), pendekatan berbasis keterampil-
an proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan
intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan men-
dasar yang pada prinsipnya keterampilan-keterampilan intelektual tersebut telah
dimiliki oleh siswa.
Dari uraian di atas dapat diutarakan bahwa dengan penerapan pendekatan KPS
menuntut adanya keterlibatan fisik dan mental-intelektual siswa. Hal ini dapat
digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan intelektual atau
kemampuan berpikir siswa. Selain itu juga mengembangkan sikap-sikap ilmiah
dan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan
prinsip ilmu atau pengetahuan. Selanjutnya dapat digunakan untuk menyelesai-
kan masalah-masalah.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), uraian indikator-indikator KPS dasar dan
indikator KPS terpadu disajikan pada Tabel 2 dan 3.
Tabel 2. Indikator KPS dasar (Dimyati dan Mudjiono, 2002)
Keterampilan Dasar Indikator
Observasi (observing) Mampu menggunakan semua indera (penglihatan,
pem-bau, pendengaran, pengecap, dan peraba) untuk
meng-amati, mengidentifikasi, dan menamai sifat
benda dan kejadian secara teliti dari hasil
pengamatan. Klasifikasi (Classifying) Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan
ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan dan
menentukan dasar penggolongan terhadap suatu
obyek. Pengukuran
(measuring)
Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk
menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran
suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang,
luas, volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan mampu
mendemontrasikan perubahan suatu satuan
pengukuran ke satuan pengukuran lain.
15
Tabel 2 (lanjutan)
Keterampilan Dasar Indikator
Mengkomunikasian
(communicating)
Mampu membaca dan mengkompilasi informasi
dalam grafik atau diagram, menggambar data empiris
dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil
percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan
secara sistematis dan jelas.
Menarik Kesimpulan
(inferring)
Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu
benda atau fenomena setelah mengumpulkan,
menginterpretasi data dan informasi.
Tabel 3. Indikator KPS terpadu (Dimyati dan Mudjiono, 2002)
Keterampilan Terpadu Indikator
Merumuskan hipotesis
(formulating Hypotheses)
Mampu menyatakan hubungan antara dua
vari-abel, mengajukan perkiraan penyebab
suatu hal terjadi dengan mengungkapkan
bagaimana cara melakukan pemecahan
masalah. Menamai variabel
(Naming Variables)
Mampu mendefinisikan semua variabel jika
digunakan dalam percobaan. Mengontrol variable
(Controling Variables)
Mampu mengidentifikasi variabel yang mem-
pengaruhi hasil percobaan, menjaga
kekonstan-annya selagi memanipulasi
variabel bebas. Membuat definisi operasional
(Making Operational
Definition)
Mampu menyatakan bagaimana mengukur
semua faktor/variabel dalam suatu
eksperimen. Melakukan Eksperimen
(Experimenting)
Mampu melakukan kegiatan, mengajukan
pertanyaan yang sesuai, menyatakan
hipotesis, mengidentifikasi dan mengontrol
variabel, mendefinisikan secara operasional
variabel-variabel, mendesain sebuah
eksperimen yang jujur, menginterpretasi hasil
eksperimen. Interpretasi
(Interpreting)
Mampu menghubung-hubungkan hasil
pengamatan terhadap obyek untuk menarik
kesimpulan, menemukan pola atau
keteraturan yang dituliskan (misalkan dalam
tabel) suatu fenomena alam.
Merancang penyelidikan
(Investigating)
Mampu menentukan alat dan bahan yang
diperlukan dalam suatu penyelidikan,
menentukan variabel kontrol, variabel bebas,
menentukan apa yang akan diamati, diukur
dan ditulis, dan menentukan cara dan langkah
kerja yang mengarah pada pencapaian
kebenaran ilmiah.
Menurut Akinbobola dalam Seetee (2016), KPS dasar penting untuk pembelajaran
sains, saintifik inkuiri, dan konsep struktur pada Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
16
Menengah Pertama (SMP). KPS terintegrasi lebih cocok pada SMA dan level
pengetahuan yang lebih tinggi. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) PKP
terintegrasi memerlukan pembahasan teori dari tiap keterampilan yang ada di
dalamnya. PKP dasar diperlukan untuk menunjang keterampilan terintegrasi PKP.
C. Analisis Konsep
Menurut Layng dalam Fadiawati dan Fauzi (2016) mendefinisikan konsep sebagai
sesuatu yang ditemukan dari seperangkat fitur berdasarkan contoh dan bukan
contohnya. Antara konsep yang satu dengan konsep lain dapat berbeda dalam 7
dimensi, yaitu: atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan, generalitas, ketepatan,
dan kekuatan (Fadiawati dan Fauzi, 2016).
Analisis konsep dikembangkan untuk mempermudah guru dalam merencanakan
urutan-urutan pencapaian suatu konsep dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
menggunakan analisis konsep untuk mendefinisikan konsep dan mengubungkan
antara konsep satu dan lainnya. Menurut Herron dkk. (1997) dalam Fadiawati dan
Fauzi (2016), analisis konsep dapat dilakukan melalui 7 tahap, yaitu menentukan:
(a) label konsep yaitu nama konsep yang dianalisis; (b) definisi konsep, label
konsep yang sesuai dengan tingkat perkembanagn kognitif dan pencapaian yang
diharapkan dikuasai siswa; (c) jenis konsep, konkret atau abstrak; (d) atribut kritis
(ciri utama) dan variabel konsep ( ciri konsep yang nilainya dapat berubah, tetapi
satuannya tetap); (e) posisi konsep, hubungan suatu konsep dengan konsep lain
berdasar pada tingkatannya (superordinat, ordinat, subordinat); (f) contoh dan
noncontoh dari konsep yang dimaksud. Analisis konsep pada KD 4.7 kelas XI
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 lanjutan
Tabel 4. Analisis konsep materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
No
Nama/
Label
Definisi Konsep
Jenis
Konsep
Atribut Posisi Konsep
Contoh
Non Contoh
Kritis Variabel Super
ordinat Ordinat Sub
Ordinat
1 Laju reaksi
Menyatakan laju
perubahan
konsentrasi zat-zat
komponen reaksi
yaitu zat pereaksi
(reaktan) atau zat
hasil reaksi
(produk), setiap
satuan waktu yang
berlangsung dalam
orde tertentu.
Abstrak Laju
perubahan
Konsentrasi
zat
komponen
reaksi dan
hasil reaksi
Satuan waktu
Tumbukan
efektif
Orde reaksi
Konsentrasi
zat komponen
reaksi
Suhu
Luas
permukaan
Katalis
Perubahan
konsentrasi
Persama-
an laju
reaksi
Orde
reaksi
Persama-
an laju
reaksi
mA + nB
oC +
pD
Perkaratan besi
2 Tumbukan
efektif
Tumbukan yang
mempunyai
energi yang cukup
untukmemutuskan
ikatan-ikatan
kimia pada zat
yang bereaksi dan
menghasilkan
energi.
Abstrak Tumbukan
Energi cukup
Ikatan kimia
Zat yang
bereaksi
Menghasilkan
energi
Molekul
pereaksi dalam
wadahnya
selalu bergerak
Partikel-
partikel
pereaksi
dalam
suatu
reaksi
Molekul
pereaksi
Molekul
hasil
reaksi
- K +
CH3I →
KI +
CH3
K + CH3I →
Tabel 4 lanjutan
No
Nama/
Label
Definisi Konsep
Jenis
Konsep
Atribut Posisi Konsep
Contoh
Non Contoh
Kritis Variabel Super
ordinat Ordinat Sub
Ordinat
3 Konsen-
trasi
Pereaksi
Semakin besar
konsentrasi
pereaksi, maka
laju reaksinya
semakin cepat
dan sebaliknya
makin kecil
konsentrasi
pereaksi, lajunya
semakin lambat
Konkrit - Konsentrasi
makin besar
laju reaksi
makin cepat
- Konsentrasi
makin kecil
laju reaksi
semakin
lambat
Komposisi
konsentrasi
Faktor yang
mempenga-
ruhi laju
reaksi
- Suhu
- Luas
permu-
kaan
- Katalis
- Laju
berlang-
sung cepat
- Laju
berlangsung
lambat
Serbuk Mg
dengan
massa yang
sama akan
lebih cepat
meluruh
dalam HCl
1M
dibandingk
an larutan
HCl 0,5 M.
4 Luas
permukaan
Semakin besar luas
permukaan suatu
zat, maka laju
reaksinya semakin
cepat dan semakin
kecil luas
permukaan suatu
zat, lajunya
semakin lambat
Konkrit - Luas
permukaan
makin besar,
laju reaksi
makin cepat
- Luas
permukaan
kecil, laju
reaksi semakin
lambat
Besar kecilnya
luas
permukaan
Faktor yang
mempenga-
ruhi laju
reaksi
- Suhu
- Konsen-
trasi
- Katalis
- Laju
berlang-
sung cepat
- Laju
berlang-
sung
lambat
Sayur
yang
dipotong
kecil lebih
cepat
matang
Laju me-
luruhnya
serbuk dan
bongkahan
batu pualam
dalam HCl
1M
Tabel 4 lanjutan
No
Nama/
Label
Definisi Konsep
Jenis
Konsep
Atribut Posisi Konsep
Contoh
Non Contoh
Kritis Variabel Super
ordinat Ordinat Sub
Ordinat
5 Suhu Makin tinggi suhu
makin cepat laju
reaksi, sebaliknya
makin rendah
suhu makin
lambat laju
reaksinya
Konkrit - Suhu tinggi,
laju reaksi
cepat
- Suhu rendah,
laju reaksi
lambat
Perubahan
suhu
Faktor yang
mempenga-
ruhi laju
reaksi
- Luas
Permuka-
an
- Konsen-
trasi
- Katalis
- Laju
berlang-
sung cepat
- Laju
berlang-
sung
lambat
Makanan
yang
dimasak
pada
suhu
tinggi
akan
lebih
cepat
matang
diban-
dingkan
dengan
suhu
rendah
Reaksi antara
NaS2O3
dengan HCl
akan lebih
cepat
bereaksi
menghasilkan
endapan
belerang pada
suhu tinggi
dibandingkan
dengan
pada suhu
rendah
6 Katalis Penambahan
katalis dapat
mempercepat laju
reaksi
Abstrak Katalis
ditambahkan
Zat yang
ditambahkan
Faktor yang
mempenga-
ruhi laju
reaksi
- Luas
Permuka-
an
- Konsen-
trasi
- Suhu
- Laju
berlang-
sung cepat
- Laju
berlang-
sung
lambat
Daging
akan lebih
cepat
empuk
saat
dimasak
dengan
daun
pepaya.
Reaksi
H2O2 H2O + O2
berlangsung
sangat lambat
pada suhu
kamar hingga
sulit teramati
sehingga
ditambahkan
FeCl3 sebagai
kalatalis
Tabel 4 lanjutan
No
Nama/
Label
Definisi Konsep
Jenis
Konsep
Atribut Posisi Konsep
Contoh
Non Contoh
Kritis Variabel Super
ordinat Ordinat Sub
Ordinat
7 Orde
Reaksi
Tingkat reaksi
terhadap suatu
komponen yang
merupakan
pangkat dari
konsentrasi
komponen
tersebut.
Berdasar-
kan
prinsip
- Tingkat
reaksi
- Komponen
reaksi
- Pangkat
- Konsentrasi
komponen
Memperkirakan
sejauh mana
konsentrasi zat
pereaksi mempe-
ngaruhi laju
reaksi tertentu
Konsentrasi
zat pereaksi
Jumlah
molekul
pereaksi
- v =
k[A]n
-
21
D. Kerangka Pemikiran
Salah satu KD dapat dicapai melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik
dan dapat meningkatkan KPS siswa yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi. Kompetensi dasar dari kompetensi inti yaitu memahami teori tumbukan
(tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan
orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi terdapat 4 faktor
yaitu konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis. Keempat faktor ini dapat di-
jelaskan dengan menggunakan pendekatan saintifik salah satunya faktor luas per-
mukaan yang mempengaruhi laju reaksi. Langkah awal pembelajaran dengan pen-
dekatan saintifik ialah siswa mengamati (observing). Pada langkah ini siswa
mengamati gambar tentang nyala api kayu utuh besar dibandingkan dengan nyala
api kayu yang sudah dipotong-potong dan juga siswa disajikan wacana mengani
praktikum yang nanti siswa analisis untuk menuju tahap selanjutnya, sehingga
siswa akan terpacu berpikir dan mencetuskan banyak gagasan. Berdasarkan
pengamatan, siswa akan menemukan hal-hal yang kurang mereka pahami, sehingga
mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Langkah selanjutnya menanya (questionning), pada tahap ini KPS siswa dilatih,
yaitu: menentukan variabel. Setelah siswa membaca wacana mengenai praktikum
luas permukaan, siswa dapat menentukan variabel kontrol, variabel bebas, dan
variabel terikat. Variabel bebasnya berupa bentuk batu pualam, lalu variabel
kontrol berupa massa batu pualam, konsentrasi serta volume HCl, dan wadah
22
tempat reaksi, serta variabel terikat berupa waktu reaksi terjadi. Selanjutnya siswa
diminta merumuskan masalah seperti bagaimana pengaruh luas permukaan
terhadap laju reaksi?
Langkah selanjutnya mencoba (experimenting). Pada tahap ini KPS siswa akan
terlatih, yaitu : menentukan hipotesis, mengendalikan variabel, merancang per-
cobaan, dan melakukan percobaan. Pada langkah ini, siswa mengeksplorasi lebih
lanjut mengenai hal-hal yang kurang mereka pahami. Selanjutnya pada tahap ini
siswa dapat merumuskan hipotesis yang merupakan dugaan sementara seperti
semakin kecil ukuran batu pualam (CaCO3) maka laju reaksi akan semakin cepat
atau sebaliknya semakin besar ukuran batu pualam maka laju reaksi akan semakin
lambat. Lalu pada tahap ini siswa diminta untuk mengendalikan/ mengontrol vari-
abel, siswa mengendalikan variabel bebas dalam menentukan bentuk batu pualam
yang akan direaksikan seperti bongkahan besar atau serbuk halus, lalu variabel
kontrol yang berupa wadah Erlenmeyer 50 mL, massa batu pualam 1 gram, dan
25mL HCl 2 M. Selanjutnya, siswa diminta menentukan alat, bahan dan me-
nentukan langkah percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, lalu
siswa merancang tabel hasil pengamatan, selanjutnya siswa melakukan percobaan
tersebut.
Langkah berikutnya menalar (associating), pada tahap ini KPS yang dilatih adalah
menginterpretasikan data. Siswa menganalisis informasi /data yang diperoleh dari
langkah mencoba maupun langkah mengamati untuk dapat mengemukakan
banyak gagasannya dalam menganalisis informasi/ data maupun dalam menarik
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa menginterpretasikan
23
data yang telah mereka peroleh dalam bentuk tabel hasil pengamatan tentang
faktor-faktor luas permukaan yang telah mereka buat.
Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan (communicating), pada tahap ini
KPS yang dilatih adalah mengkomunikasikan Siswa mengkomunikasikan hasil
diskusi kelompok mereka lalu menceritakan hasil diskusi berdasarkan percobaan
dan informasi yang mereka dapatkan, sementara siswa lain menanggapi hasil
diskusi tersebut dengan cermat. Siswa dapat mengemukakan gagasan mereka
dalam menyajikan data yang diperoleh.
Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, menggunakan langkah-
langkah ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Pendekatan saintifik dalam
pembelajaran mencakup: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan meng-
komunikasikan. Berdasarkan kelima tahap tersebut, diharapkan dapat meningkat-
kan KPS siswa yaitu menentukan dan mengendalikan variabel, merumuskan
hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasikan
data, dan mengkomunikasikan. KPS dilatih pada langkah menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan pada pembelajaran faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, akan efektif dalam meningkatkan KPS siswa.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: (a) perbedaan n-gain KPS siswa
semata-mata terjadi karena perlakuan yang diberikan dalam proses belajar;
(b) faktor-faktor lain di luar perlakuan yang mempengaruhi peningkatan KPS pada
kedua kelas diabaikan.
24
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik pada pembelajaran
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi efektif dalam meningkatkan KPS.
25
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa IPA kelas XI SMA Negeri 9
Bandarlampung tahun pelajaran 2016-2017 yang tersebar dalam enam kelas. Di-
ambil 2 kelas dari populasi yang dijadikan sampel penelitian. Diambil 2 kelas
dari populasi yang dijadikan sampel, 1 kelas bertindak sebagai kelas kontrol me-
nerapkan pembelajaran konvesional dan 1 kelas lainnya sebagai kelas eksperimen
menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan informasi yang
sudah diketahui sebelumnya, biasanya informasi mengenai populasi diperoleh dari
guru dan pihak/sekolah (Fraenkel dkk., 2012).
Setelah diperoleh informasi mengenai karakteristik populasi, maka diambil 2
kelas dari populasi yang dijadikan sampel penelitian, yaitu kelas MIPA 5 dan XI
MIPA 6. Dengan menggunakan teknik pengundian diperoleh kelas XI MIPA 5
bertindak sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas XI MIPA 6 bertindak se-
bagai kelas kontrol.
26
B. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data utama yang berupa pretes,
postes, data aktivitas siswa, dan kinerja siswa. Data pretes adalah data hasil tes pen-
capaian KPS sebelum pembelajaran dengan pendekatan saintifik diterapkan; data
postes adalah data hasil tes pencapaian KPS setelah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik diterapkan; data aktivitas siswa adalah data perhatian siswa dalam pembel-
ajaran, mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru,
melakukan interaksi antar siswa, dan merancang percobaan; dan kinerja siswa yang
dinilai adalah keterampilan menggunakan 1 set KIT penentuan pengaruh katalis ter-
hadap laju reaksi, menyusun alat dan bahan dalam percobaan, menggunakan alat dan
bahan, mengukur larutan, dan mengamati percobaan.
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian ini meng-
gunakan The Matching Only Pretest-Postest Control Group Design (Fraenkel dkk.,
1932), seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Desain penelitian (Fraenkel dkk., 1932) Pretes Perlakuan Postes
Kelas Eksperimen M O1 X O2
Kelas Kontrol M O1 C O2
M adalah subjek dalam setiap kelompok telah dicocokkan (variabel tertentu), tetapi
tidak secara acak ditugaskan untuk kelompok. Sebelum, diberikan perlakuan kedua
kelas sampel diberikan pretes (O1) . Lalu, pada kelas experimen diterapkan pembel-
ajaran dengan pendekatan saintifik (X) dan pada kelas kontrol diterapkan pembel-
ajaran konvensional (C). Lalu, kedua kelas sampel diberikan postes (O2). Desain
penelitian dalam penelitian ini dijabarkan pada Gambar 2.
27
Gambar 2. Desain Penelitian
27
1. Melakukan observasi
lapangan
2. Studi literatur
3. Menyusun Instrumen
penelitian (tes
keterampilan berpikir
kritis, lembar kerja
peserta didik (LKPD),
lembar observasi kinerja
guru, lembar observasi
aktivitas siswa, lembar
observasi kinerja siswa,
bahan ajar, dan
Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP))
Pretes KPS Melakukan
matching secara
statistik
terhadap kedua
kelas penelitian
Nilai pretes KPS
Pembelajaran secara
Konvensional
Pembelajaran dengan Pendekatan
Saintifik
Postes KPS
1. Penilaian terhadap aktivitas
siswa menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa
2. Penilaian terhadap kinerja
siswa menggunakan lembar
observasi kinerja siswa
Melakukan Analisis data
Nilai postes
KPS
Nilai aktivitas dan kinerja siswa
28
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas, Variabel kontrol, dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan
pembelajaran konvensional. Variabel terikat adalah KPS pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi. Variabel kontrol adalah materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan guru.
E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2004), instrumen penelitian adalah alat yang berfungsi untuk
mempermudah dalam mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data merupa-kan
alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya me-
ngumpulkan data.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan standar kurikulum 2013, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) Kimia dengan menggunakan pendekatan saintifik pada materi
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, soal pretes dan postes yang masing-
masing berisi 5 soal uraian, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar observasi
kinerja siswa.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Se-
buah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Konteks peng-ujian
kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu cara judgment
atau keputusan ahli dan pengujian empirik.
29
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa bagian, yaitu:
1. Prapenelitian
Meminta izin kepala SMA Negeri 9 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2016-2017
untuk mengadakan penelitian. Kemudian, mengadakan penelitian pendahuluan di
sekolah tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kurikulum, metode pem-
belajaran yang diterapkan, karakteristik siswa, jadwal dan sarana-prasarana yang ada
di sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung penelitian. In-formasi
yang diperoleh digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian.
2. Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. tahap persiapan
Menyiapkan instrumen yang mendukung proses penelitian di antaranya silabus, RPP,
LKPD kimia yang menggunakan pendekatan saintifik pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, bahan ajar, soal pretes dan soal postes yang berupa soal
uraian yang digunakan sebagai data kuantitatif untuk mewakili KPS siswa, lembar
observasi penilaian aktivitas siswa, lembar observasi penilaian kinerja siswa dan
lembar observasi kinerja guru.
b. tahap pelaksanaan penelitian
Adapun tahap pelaksanaan penelitian adalah (1) melakukan pretes dengan tipe dan
jumlah soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol; (2) melakukan
30
matching nilai secara statistic antara kelas kontrol dan kelas eksperimen; (3) melakukan
kegiatan pembelajaran, dimana kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan pen-
dekatan saintifik dan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode konvensional;
(4) melakukan postes dengan tipe dan jumlah soal yang sama pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol; (5) melakukan analisis data untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3. Bagan Alir Prosedur Penelitian
1. Melakukan observasi
lapangan
2. Menyusun instrumen
penelitian
Persiapan
Menentukan sampel
penelitian
Hasil
1. Informasi mengenai
populasi
2. Instrumen penelitian
(RPP, LKPD, soal tes
KPS, lembar observasi
aktivitas dan kinerja
siswa)
Pretes
Kelas Kontrol
(pembelajaran
konvensional)
Kelas Eksperimen
(pembelajaran
pendekatan saintifik)
Hasil awal :
KPS
Tes KPS
Matching nilai se-
cara statistik ter-
hadap kedua sampel
Penilaian aktivitas
siswa dan kinerja
siswa
Hasil :
1. Data aktivitas
siswa
2. Data kinerja
siswa dalam
praktikum
has
Postes Hasil akhir:
KPS
Analisis Data
Kesimpulan
Perlakuan
31
G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis data
Untuk memperoleh makna atau arti yang digunakan dalam menarik kesimpulan yang
berkaitan dengan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya data yang
diperoleh harus dianalisis terlebih dahulu. Berikut teknik analisis data, dalam
penelitian ini :
A. Data Pretes dan Postes
Untuk menganalisis data pretes dan postes melalui langkah-langkah sebagai berikut :
mengubah skor menjadi nilai
Nilai pretes dan postes pada penilaian KPS pada materi faktor-faktor yang mem-
pengaruhi laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:
Nilai Siswa Jumlah Skor Jawaban yang Diperoleh
Jumlah Skor Maksimal
Selanjutnya menghitung rata-rata nilai dari nilai masing-masing siswa dengan rumus
sebagai berikut:
rata rata nilai Jumlah nilai siswa
Jumlah siswa
menghitung n-gain
Analisis deskriptif juga dilakukan melalui data skor gain ternormalisasi (n-gain)
yang diperoleh siswa. Perhitungan nilai n-gain dilakukan dengan menggunakan
rumus yang dikemukakan oleh Hake (1999), dengan rumus:
postes pretes
pretes
32
Selanjutnya menghitung rata-rata nilai dari nilai masing-masing siswa dengan rumus
sebagai berikut:
rata rata Jumlah siswa
Jumlah siswa
Hasil perhitungan n-gain (g) kemudian diinterpretsikan dengan menggunakan
klasifikasi dari Hake (1999) sebagai berikut:
1. Jika g ≥ ,7 maka n-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi.
2. Jika ,7 > g ≥ ,3 maka n-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang.
3. Jika g < 0,3 maka n-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah.
Data n-gain yang diperoleh dari penelitian ini diuji normalitas dan homogenitas-nya
kemudian dijadikan dasar untuk pengujian hipotesis.
B. nilai aktivitas siswa
Perhitungan rata-rata skor aktivitas siswa setiap pertemuan pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi lau reaksi dirumuskan sebagai berikut:
rata rata skor setiap pertemuan ∑ skor yang diperoleh
∑ skor maksimum
selanjutnya menghitung persentase skor aktivitas siswa pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:
persentase jumlah skor yang diperoleh
jumlah skor maksimum
Selanjutnya menghitung rata-rata aktivitas siswa dengan rumus sebagai berikut:
rata rata aktivitas ∑ persen aktivitas siswa
jumlah siswa
33
Skor standar untuk data aktivitas siswa adalah 7 yang merupakan nilai tengah. Hasil
perhitungan persentase skor tersebut kemudian ditafsirkan dalam kategori sebagai
berikut:
Tabel 6. Kategori Persentase Skor (Purwanto, 2008) Persentase (%) Kategori
86 – 100 Sangat Baik
76 – 85 Baik
60 – 75 Cukup
55 – 59 Kurang
0 – 54 Sangat Kurang
C. nilai kinerja siswa
Perhitungan rata-rata skor kinerja siswa setiap praktikum pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi lau reaksi dirumuskan sebagai berikut:
rata rata skor setiap praktikum ∑ skor yang diperoleh
∑ skor maksimum
selanjutnya menghitung persentase skor kinerja siswa pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:
persentase jumlah skor yang diperoleh
jumlah skor maksimum
selanjutnya menghitung rata-rata kinerja siswa dengan rumus sebagai berikut:
rata rata kinerja ∑ persen kinerja siswa
jumlah siswa
Skor standar untuk data aktivitas siswa adalah 7 yang merupakan nilai tengah. Hasil
perhitungan persentase skor tersebut kemudian ditafsirkan dalam kategori seperti
yang disajikan dalam Tabel 6.
34
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan dua
rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata. Uji kesamaan dua rata-rata dengan data
pretes KPS siswa dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan uji perbedaan
dua rata-rata dengan data n-gain KPS siswa pada materi faktor-faktor yang mem-
pengaruhi laju reaksi dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum melakukan
pengujian hipotesis dengan kesamaan dua rata-rata dan perbedaan dua rata-rata, perlu
di lakukan uji normalitas dan uji homogenitas pada data penelitian tersebut.
a. uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data dari kedua kelompok sampel berasal
dari populasi berdistribusi normal atau tidak, dan untuk menentukan uji selanjutnya
apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Hipotesis untuk uji
normalitas adalah sebagai berikut :
H0 : kedua sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : kedua sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
Uji normalitas menggunakan uji chi kuadrat dengan uji berikut:
∑ f fe
fe
k
e
dengan:
= Uji chi kuadrat
F0 = frekuensi pengamatan
35
Fe = frekuensi yang diharapkan
Data akan berdistribusi normal jika hitung
tabel dengan taraf signifikan 5% dan
derajat untuk kebebasan (dk) = k – 3 (Sudjana, 2005).
b. uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian
berasal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentu-kan
statistik t yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua kelas yang dibandingkan memiliki varians yang homogen.
Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut :
H0 : σ12 σ 2
2 = Kedua kelas mempunyai variansi yang homogen
H1 : σ 12 ≠ σ 2
2 = Kedua kelas mempunyai variansi yang tidak homogen
Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam
Sudjana (2005) :
arians Terbesar
arians Terkecil
n ∑ fi i
∑ fi i
n n
Keterangan :
F = kesamaan dua varians
S = simpangan baku
= n-gain siswa
= rata-rata n-gain
n = jumlah siswa
36
Kriteria uji tolak H0 jika F ≥ F ½ α (v1,v2) atau Fhitung ≥ Ftabel F ½ α (v1,v2) di dapat dari
distribusi F dengan peluang ½ α derajat kebebasan v1 = n1-1 dan v2= n2- , α taraf
signifikan. Selain iu H0 diterima.
c. uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan apakah pada awalnya kedua
kelas penelitian memiliki KPS yang berbeda secara signifikan atau tidak. Uji
kesamaan dua rata-rata pada penelitian ini menggunakan analisis statistik, yaitu uji t.
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (H1). Berikut hipotesis uji kesamaan dua rata-rata:
H0 : µ 1x= µ 2x : rata-rata nilai pretes KPS pada kelas eksperimen sama dengan rata-
rata nilai pretes KPS pada kelas kontrol pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
H1 : µ 1x≠ µ 2x : rata-rata nilai pretes KPS pada kelas eksperimen tidak sama dengan
rata-rata nilai pretes KPS pada kelas kontrol pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Keterangan :
µ 1 = rata-rata nilai pretes KPS siswa kelas eksperimen pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
µ 2 = rata-rata nilai pretes KPS siswa kelas kontrol pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
x = KPS
Bila data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen σ12 σ 2
2 ), maka
pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji t (Sudjana,
2005) dengan rumus:
37
hitung x - x
Sg√
n -
n
dan (n - )S
(n - )S
n n -
Keterangan:
hitung = kesamaan dua rata-rata
= rata-rata nilai pretes KPS pada kelas eksperimen pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
= rata-rata nilai pretes KPS pada kelas kontrol pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
Sg = simpangan baku gabungan
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
S1 = simpangan baku siswa pada kelas eksperimen
S2 = simpangan baku siswa pada kelas kontrol
Dengan kriteria pengujian : terima Ho jika - - α - α dengan derajat ke-
bebasan d(k) = n1 + n2 -2 dan tolak Ho untuk harga t lainnya. Dengan menentukan
taraf signifikan α 5 dan peluang -α .
d. uji perbedaan dua rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif per-lakuan
terhadap sampel dengan melihat n-gain KPS siswa pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yang lebih tinggi antara pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik dengan pembelajaran konvensional pada siswa SMA Negeri 9
Bandarlampung. Uji perbedaan dua rata-rata dalam penelitian ini menggunakan
analisis statistik, yaitu uji t. hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan H0 dan H1.
Rumusan hipotesis uji perbedaan dua rata-rata yaitu:
H0 : µ 1x> µ2x : Rata-rata n-gain KPS pada materi faktor-faktor yang mem-pengaruhi
laju reaksi yang diterapkan dengan pendekatan saintifik lebih tinggi daripada rata-rata
n-gain KPS dengan pembelajaran konvensional.
38
H1 : µ 1x< µ 2x : Rata-rata n-gain KPS pada materi faktor-faktor yang mem-
pengaruhi laju reaksi yang diterapkan dengan pendekatan saintifik lebih rendah
daripada rata-rata n-gain KPS dengan pembelajaran konvensional.
Keterangan :
µ 1 = rata-rata KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada
kelas eksperimen
µ 2 = rata-rata KPS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi pada kelas kontrol
x = KPS
Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen σ12 σ 2
2), maka
pengujian menggunakan uji statistic parametrik, yaitu menggunakan uji t. Peng-ujian
menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji t (Sudjana, 2005):
hitung x - x
Sg√
n -
n
dan (n - )S
(n - )S
n n -
Keterangan:
hitung = kesamaan dua rata-rata
= rata-rata n-gain KPS siswa pada kelas eksperimen pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
= rata-rata n-gain KPS siswa pada kelas kontrol pada materi faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
Sg = simpangan baku gabungan
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
S1 = simpangan baku siswa pada kelas eksperimen
S2 = simpangan baku siswa pada kelas kontrol
Dengan kriteria pengujian : terima Ho jika hitung> -α dengan derajat kebebasan d(k)
= n1 + n2 -2 dan tolak Ho untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan
α 5 peluang -α .
65
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa pem-
belajaran menggunakan pendekatan saintifik efektif dalam meningkatkan KPS siswa
pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Efektivitas pembelajaran
ini ditinjau dari:
1. rata-rata n-gain KPS pada kelas yang dengan pembelajaran menggunakan pen-
dekatan saintifik berbeda secara signifikan dengan rata-rata n-gain KPS pada
kelas dengan pembelajaran konvensional pada materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi,
2. penerapan pendekatan menggunakan pendekatan saintifik menjadikan siswa ter-
libat aktif dalam pembelajaran,
3. penerapan pendekatan menggunakan pendekatan saintifik menjadikan siswa
terampil dalam praktikum.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :
66
1. bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan pengelolaan waktu karena di
setiap langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik mem-
butuhkan waktu yang lebih lama,
2. bagi guru sebaiknya pendekatan saintifik diterapkan dalam pembelajaran karena
terbukti efektif dalam meningkatkan KPS siswa.
65
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung : Refika Aditama.
Akgun, A. O. M., C. A. Aslan., dan S. Berber. 2014. An Investigation of The Effect
of Technology Based Education on Scientific Process Skills and Academic
Achievement. Electronic Journal of Social Sciences, 13(48), 27-46.
Aktamis, H., dan N Yenice. 2010. Determination of The Science Process Skills and
Critical Thinking Skill Levels. World Conference on Educational Sciences.
Near East Üniversity, North Cyprus. 3282-3288.
Anggara, P. N., N. Kadaritna., E. Sofya. 2015. Efektivitas Pendekatan Saintifik dalam
Meningkatkan Keterampilan Merencanakan Pada Materi Hidrolisis Garam.
Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Kimia. 4(2): 631-643.
Arikunto, S. 2004. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aristawati. N.K. 2016. Efektivitas Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) pada
Pembelajaran Ekonomi Kelas VIII G Di SMP Negeri 1 Bendosari Sukoharjo
Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta: Solo.
Asabe, M.B., dan S. D. Yusuf. 2016. Effects Of Science Process Skills Approach
And Lecture Method On Academic Achievement Of Pre-Service Chemistry
Teachers In Kaduna State Nigeria. ATBU, Journal of Science, Technology &
Education (JOSTE). 4 (2): 68-72.
Chan. J. R., dan M. P. E. Morales. 2017. Investigating The Effects Of Customized
Cognitive Fitness Classroom On Students’ Physics Achievement And
Integrated Science Process Skills. International Journal of Research Studies in
Education. 6(3): 81-95.
Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
67
Etikasari, M., I. Rosilawati., L. Tania. 2015. Efektivitas Pendekatan Ilmiah Materi
Asam Basa Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengorganisasikan. Jurnal
Pembelajaran dan Pendidikan Kimia. 4(1): 1-14.
Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom
Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. Bandung: SPs-UPI Bandung.
Fadiawati, N., Fauzi S., M. M. 2016. Merancang Pembelajaran Kimia di Sekolah:
Berbasis Hasil Riset dan Pengembangan. Bandarlampung: Media Akademi.
Fathurrohman, M. 2015. Paradigma pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Kalimedia.
Fauzi S, M. M. 2014. 3-D Representasi Pembelajaran Kimia. Bandarlampung:
Eduspot Magazine (Edisi November-Februari): 28-29.
Fauziah, R,. A. G. Abdullah., D. L. Hakim. 2013. Pembelajaran Saintifik Elektronika
Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Innovation of
Vocational Technology Education. 9(2): 165-178.
Fraenkel, J. R., N. E. Wallen., H.H. Hyun. 2012. How to Design and Evaluate
Research in Education (Eigth Edition). New York: McGrawHill.
Funk, J. 1985. Learning Science Process Skills. Jawa : kendall/ Hunt Publishing
Company.
Gauch, H.G. 2003. Scientific Methodes in Practice. Cambridge: Cambridge
University Press.
Hake, R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University.
16(7): 1-4.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartono, A., dan Sunarto. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Herron, J.D. 1981. Evaluation Of the Longest test of cognitive development. Journal
Of Research in Science Teaching. 18(2): 123-130.
Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan
Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. 3(1): 28-35.
Marjan, J., I. Arnyana., I. Setiawan. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan
Saintifik terhadap hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa
68
MA Mu’alimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara
Barat. Jurnal Program Studi IPA. 4(1): 1-12.
Nuraeni, N., E. Fitrajaya., W. Setiawan. 2010. Efektivitas Penerapan Model
Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata
Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Makalah. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia:
Bandung.
Ozdemir G., dan A. Dikici. 2017. Relationship Between Science Process Skills and Scientific Creativity : Mediating Role of
Nature of Science Knowledge. Journal of Education in Science, Environment and Health. 3(1): 51-68.
Prilianti, R. 2014. Keterampilan Proses Sebagai Penerapan Pendekatan Scientific
dalam Pembelajaran IPA. Semarang: Balai Diklat KeagamaanSemarang.
Purwanto, M.N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Safrida, L. 2014. Efektivitas Penerapan Pendekatan Saintifik Terhadap Keterampilan Proses Sains SMP Negeri 3 Banda Aceh
pada Materi Kalor dan Perpindahannya. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syahkuala: Banda
Aceh.
Sani, R.A. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.
Seetee, N., R. K. Choll., M. Boonprakob., C. Dahsah. 2016. Exploring Integrated
Science Process Skills in Chemistry of High School Students. Veridian E-
Journal, Silpakorn University. 9(4)247-259.
Semiawan, C., A.F Tangyong., S. Belen., Y. Matahelemual., W. Suseloardjo. 1985.
Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Suyanti, R.D. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Taylor, Kellie., Y. Baek., Y. Ching., J. Trespalacios. 2016. Collaborative Robotics,
More Than Just Working in Groups: Effects of Student Collaboration on
Learning Motivation, Collaborative Problem Solving, and Science Process
Skills in Robotic Activities. Disertation. Educational Technology Boise State
University: United States.
Tim Penyusun. 2013a. Diklat Guru. Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013.
Analisis Materi Ajar. Konsep Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kemdikbud.
. 2013b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2013 Mata Pelajaran Peminatan SMA Kimia.
Jakarta: Kemdikbud.
69
. 2014. Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah . Jakarta: Kemdikbud.
Wahyuni, E., N. Fadiawati., N. Kadaritna. 2014. Penggunaan Pendekatan Scientific
pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia dalam Meningkatkan Keterampilan
Fleksibilitas. Jurnal Pembelajaran dan Pendidikan Kimia. 3(1): 1-14.
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Wijayanti, A. 2014. Pengembangan Autentic Assesment Berbasis Proyek dengan
Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 3(2): 102-108.
Wijayanti, N.D., D. Rosana., Dan Susilowati. 2012. Peningkatan Keaktifan Belajar
Siswa Menggunakan Pendekatan Kontekstual Berbasis Hands On Activity Pada
Pembelajaran Ipa Tema Pencemaran Air Kelas Viid Smp N 1 Seyegan. Jurnal
Universitas Negeri Yogyakarta. 1(2).
Yamtinah, S., S. Saputro, dan Haryono. 2015. Instrumen Alternatif Untuk Penilaian
Ketrampilan Proses Sains (KPS) dan Berfungsi Diagnostik Pada Aspek
Pengetahuan. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika. 2(5): 33-40.
Yildirim, M.C., C. Muammer., H. Ozmen. 2016. A Meta-Synthesis of Turkish
Studies in Science Process Skills. International Journal of Environmental and
Science Education. 11(14): 6518-6539.
Yunita, R. D., I. Rosilawati., L. Tania. 2015. Efektivitas Pendekatan Ilmiah Pada
Materi Asam Basa dalam Meningkatkan Keterampilan Merencanakan. Jurnal
Pembelajaran dan Pendidikan Kimia. 4(1): 1-15.