efek amortisasi pada neraca konsolidasi setelah akuisisi

7
Efek Amortisasi pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi Efek amortisasi kelebihan sebesar Rp 4.890.000 pada neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 20X2 didasarkan pada asumsi berikut mengenai operasi PT Pangan dan PT Sandang selama tahun 20X2, dan mengenai periode amortisasi yang relevan atas aktiva dan kewajiban di mana kelebihan tersebut dialokasikan. Asumsi-asumsi tersebut adalah: Pendapatan tahun 20X2 Laba bersih PT Sandang Rp 800.000.000 Pendapatan PT Pangan termasuk pendapatan dari PT Sandang 2.523.500.000 Dividen yang bayar tahun 20X2 PT Sandang Rp 300.000.000 PT Pangan 1.500.000.000 Amortisasi Kelebihan Persediaan yang dinilai terlalu rendah dijual pada tahun 20X2 Tanah yang dinilai terlalu rendah masih dimiliki oleh PT Sandang, tidak ada amortisasi Bangunan yang dinilai terlalu rendah masa manfaat 45 tahun sejak 1 Januari 20X2 Perlatan yang dinilai terlalu tinggi masa manfaat 5 tahun sejak 1 Januari 20X2 Wesel bayar yang dinilai terlalu tinggi ditarik tahun 20X2

Upload: dea-sujadi

Post on 01-Dec-2015

289 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Efek Amortisasi Pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Amortisasi Pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi

Efek Amortisasi pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi

Efek amortisasi kelebihan sebesar Rp 4.890.000 pada neraca konsolidasi pada tanggal 31

Desember 20X2 didasarkan pada asumsi berikut mengenai operasi PT Pangan dan PT Sandang selama

tahun 20X2, dan mengenai periode amortisasi yang relevan atas aktiva dan kewajiban di mana kelebihan

tersebut dialokasikan. Asumsi-asumsi tersebut adalah:

Pendapatan tahun 20X2

Laba bersih PT Sandang Rp 800.000.000

Pendapatan PT Pangan termasuk pendapatan dari PT Sandang 2.523.500.000

Dividen yang bayar tahun 20X2

PT Sandang Rp 300.000.000

PT Pangan 1.500.000.000

Amortisasi Kelebihan

Persediaan yang dinilai terlalu rendah dijual pada tahun 20X2

Tanah yang dinilai terlalu rendah masih dimiliki oleh PT Sandang, tidak ada amortisasi

Bangunan yang dinilai terlalu rendah masa manfaat 45 tahun sejak 1 Januari 20X2

Perlatan yang dinilai terlalu tinggi masa manfaat 5 tahun sejak 1 Januari 20X2

Wesel bayar yang dinilai terlalu tinggi ditarik tahun 20X2

Goodwill di amortisasi selama 20 tahun

Pada tanggal 31 Desember 20X2 akun investasi PT Pangan pada PT Sandang bersaldo Rp

10.309.000.000, terdiri dari biaya investasi Rp 10.200.000.000, ditambah dengan pendapatan investasi

pada PT Sandang sebesar Rp 379.000.000, dan dikurangi dengan dividen yang diterima dari PT Sandang

sebesar Rp 270.000.000. Pendapatan PT Pangan atas investasi pada PT Sandang untuk tahun 20X2

dihitung berdasarkan konsolidasi satu baris sebagai berikut:

Page 2: Efek Amortisasi Pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi

Laba bersih PT Pangan tahun 20X2 sebesar Rp 2.902.000.000, terdiri dari pendapatan operasi PT

Pangan sendiri sebesar Rp 2.523.500.000 ditambah dengan pendapatan dari PT Sandang sebesar Rp

379.000.000. ekuitas pemegang saham PT Sandang meningkat sebesar Rp 500.000.000 selama 20X2, dari

Rp 5.900.000.000 menjadi Rp 6.400.000.000. saldo laba PT Pangan meningkat sebesar Rp 1.402.500.000,

dari Rp 4.300.000.000 pada tanggal 31 Desember 20X1 menjadi Rp 5.702.500.000 pada tanggal 31

Desember 20X2.

Ayat jurnal kertas kerja dibuat sebagai berikut:

a. Saham biasa-PT Sandang Rp 4.000.000.000

Tambahan Modal disetor-PT Sandang 1.000.000.000

Saldo Laba-PT Sandang 1.400.000.000

Kelebihan yg belum diamortisasi 4.549.000.000

Investasi pada PT Sandang Rp10.309.000.000

Hak minoritas 640.000.000

Untuk mengeleminasi akun investasi dan akun resiprokal, menimbulkan hak minoritas dan mencatat

kelebihan yang belum diamortisasi.

b. Tanah Rp 180.000.000

Bangunan-bersih 880.000.000

Goodwill 3.705.000.000

Page 3: Efek Amortisasi Pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi

Peralatan-bersih Rp 216.000.000

Kelebihan yang belum diamortisasi 4.549.000.000

Untuk mengalokasikan kelebihan yang belum diamortisasi pada aktiva yang dapat diidentifikasikan

dan goodwill.

Perbedaan yang terdapat pada penyesuaian dan eliminasi berasal dari perubahan-[erubahan yang

terjadi antara tanggal 31 Desember 20X1 ketika investasi diperoleh dan tanggal 31 Desember 20X2

setelah investasi dimiliki satu tahun. Eliminasi ini meliputi debit pada akun ekuitas pemegang saham PT

Sandang sebesar Rp 6.400.000.000, kredit pada hak monoritas pada PT Sandang sebesar Rp 640.000.000,

dan kredit investasi pada PT Sandang sebesar Rp 4.549.000.000, yang merupakan kelebihan biaya

investasi terhadap nilai buku yang diperoleh yang belum diamortisasi pada tanggal 31 Desember 20X2,

dan dicatat dalam kertas kerja sebagai akun kelebihan yang belum diamortisasi.

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI

Laporan ini merefleksikan asumsi-asumsi terdahulu dan jumlah yang digunakan dalam

menyiapkan kertas kerja neraca konsolidasi untuk PT Pangan dan PT Sandang. Akun pendapatan dan

beban yang terinci telah ditambahkan untuk mengilustrasikan laporan laba rugi konsolidasi, tetapi semua

asumsi dan jumlah telah benar-benar sesuai dengan bagian sebelumnya. Ayat jurnal penyesuaian dan

eliminasi tidak termasuk dalam ilustrasi.

Laporan laba rugi terpisah PT Pangan menunjukkan pendapatan-pendapatan dan beban-beban

yang berasal dari operasi PT Pangan sendiri ditambah dengan pendapatan investasi PT Pangan dan PT

Sandang. Pendapatan investasi sebesar Rp 379.000.000 dikeluarkan karena laporan laba rugi konsolidasi

memasukkan rincian pendapatan (Rp 2.200.000.000), beban (Rp 1.400.000.000), amortisasi lebih atas

kelebihan (Rp 341.000.000) dan pengurangan hak minoritas (Rp 80.000.000), yang mencerminkan

pendapatan investasi.

Amortisasi bersih direfleksikan dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan peningkatan harga

pokok penjualan akibat persediaan yang dinilai terlalu rendah yang dijual pada tahun 20X2 sebesar Rp

90.000.000, peningkatan penyusutan bangunan akibat amortisasi kelebihan yang dialokasikan pada

bangunan sebesar Rp 20.000.000, penurunan beban penyusutan peralatan akibat amortisasi kelebihan

yang dialokasikan pada peralatan yang dinilai terlalu tinggi sebesar Rp 54.000.000, peningkatan beban

bunga akibat pengalokasian pada wesel bayar yang dinilai terlalu tinggi yang dilunasi pada tahun 20X2

Page 4: Efek Amortisasi Pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi

sebesar Rp 90.000.000, dan penambahan kategori beban baru untuk amortisasi goodwill sebesar Rp

195.000.000.

Laporan laba rugi konsolidasi, seperti neraca konsolidasi, lebih dari sekedar hasil penjumlahan

akhir akun-akun pendapatan perusahaan yang terafiliasi. Penjumlahan laporan laba rugi PT Pangan dan

PT Sandang akan menghasilkan laba bersih gabungan sebesar Rp 3.800.000.000, sedangkan laba bersih

konsolidasi hanya sebesar Rp 3.000.000.000. perbedaan sebesar Rp 800.000.000 antara kedua jumlah

tersebut terletak pada pendapatan investasi sebesar Rp 379.000.000, amortisasi bersih sebesar Rp

341.000.000, dan pendapat yang dialokasikan pada para pemegang saham minoritas sebesar Rp

80.000.000.

ALOKASI HARGA BELI PADA TOTAL NILAI WAJAR PERUSAHAAN ANAK

Dalam pembuatan kebijakan dan prosedur konsolidasi, ada kecenderungan memilih untuk

mencatat aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi perusahaan anak pada nilai wajarnya pada saat

penggabungan usaha selain goodwill. Jika perusahaan induk memperoleh pengendalian melalui

pembelian tunggal secara langsung. Akan tetapi, hanya goodwill yang benar-benar betul dibeli oleh

perusahaan induk yang dicatat. Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa PT Petruk memperoleh 60 persen

kepemilikan PT Semar dengan harga Rp 210.000.000 ketika nilai buku dan nilai aktiva dan kewajiban PT

Semar adalah sebagai berikut:

Berdasarkan metode yang disukai di atas, nilai wajar PT Semar ditentukan dengan harga beli

dengan kepemilikan yang diperoleh, dalam kasus ini 60 persen. Maka, nilai perusahaan tersebut adalah

Page 5: Efek Amortisasi Pada Neraca Konsolidasi Setelah Akuisisi

Rp 350.000.000 (Rp 210.000.000:0,6). Nilai wajar dari aktiva bersih dapat diidentifikasi adalah Rp

290.000.000 dan goodwill adalah Rp 60.000.000. akan tetapi, goodwill yang benar-benar dibeli dan

diakui hanya sebesar Rp 36.000.000 (Rp 60.000.000:60%).

Goodwill berdasarkan metode ini sama dengan goodwill yang dihitung berdasarkan prinsip

akuntansi yang berlaku umum saat ini, yaitu biaya Rp 210.000.000 (nilai wajar Rp 290.000.000 x

kepemilikan yang diperoleh 60%) = Rp 36.000.000, akan tetapi aktiva bersih yang dimasukkan dalam

neraca konsolidasi lebih rendah Rp 20.000.000. jumlah yang dimasukkan dalam neraca konsolidasi

berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah: