e p e n didik n n a en t e pelatihan d n idi a k d gtk
TRANSCRIPT
BAB I Pendahuluan
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 1
Direkt
orat
Gu
ru d
an T
enaga Kependidikan Pendidikan A
nak
Usia Dini
2020
PELATIHAN GTK PAUD
BERJENJANG TINGKAT
DASAR
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2020
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Modul 8
BAB I Pendahuluan
ii KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
Merupakan bagian dari Modul Pelatihan GTK PAUD Berjenjang tingkat Dasar yang diterbitkan oleh :
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia
Tahun 2020
Modul pada Pelatihan Berjenjang GTK PAUD tingkat Dasar adalah:
1. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
2. Perkembangan Anak Usia Dini
3. Pengenalan Anak dengan Kebutuhan Khusus
4. Cara Belajar Anak Usia Dini
5. Perencanaan Pembelajaran
6. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini
7. Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini
8. Komunikasi dalam Pengasuhan
9. Etika dan Karakter Pendidik PAUD
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
MODUL 8.
BAB I Pendahuluan
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN iii
Kata Pengantar Inisiatif lainnya adalah dengan menyiapkan
penyelenggaraan Diklat Berjenjang moda daring (online
atau blended learning). Moda ini pada dasarnya telah
dikembangkan secara terpisah oleh Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) sejak beberapa tahun lalu, dan kemudian
akan diintegrasikan secara nasional. Kami meyakini dengan
menjadikan Diklat Berjenjang dalam format pelatihan digital
(online atau blended learning) akan dapat melatih lebih
banyak PTK PAUD di seluruh Indonesia. Berbagai perangkat
untuk persiapan moda daring telah disiapkan, salah satunya
adalah dengan pembaruan modul Diklat Berjenjang, yang
dimulai dengan modul Diklat Berjenjang tingkat dasar.
Modul-modul ini merupakan bagian pertama dari proses
digitalisasi tersebut. Modul yang telah dan dikemas secara
lebih menarik ini dapat langsung digunakan sebagai bahan/
materi diklat berjenjang konvensional atau moda tatap
muka dengan luring (offline).
Modul ini merupakan hasil kerja berbagai pihak,
yang bersama sama melakukan pengkajian (review),
menambahkan, menyempurnakan dan memastikan
pemanfaatannya bagi pendidik PAUD di Indonesia. Kami
menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota tim
penulis yang telah bekerja keras menyelesaikan seluruh
Modul Diklat Berjenjang Tingkat Dasar tahun 2020.
Semoga modul tersebut dapat dipergunakan secara optimal
di masyarakat, sebagai bagian dari upaya peningkatan
kualitas pendidik PAUD di Indonesia.
Jakarta, 28 April 2020
Plt. Direktur GTK PAUD
Dr. Abdoellah
NIP 196008201986031005
Perjalanan panjang pengembangan Pelatihan GTK
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Berjenjang (Diklat
Berjenjang) telah dimulai sejak tahun 2009. Terbitnya
Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini menjadi awal persiapan diklat
yang diperuntukkan khusus bagi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) Pendidikan Anak Usia Dini tersebut.
Diklat yang dirancang dalam 3 jenjang: dasar, lanjut,
dan mahir, dimaksudkan untuk menyiapkan kompetensi
pengasuh, guru pendamping dan guru PAUD sebagaimana
diamanatkan Permendikbud tersebut. Berbagai perangkat
disiapkan untuk mendukung pelaksanaan diklat,
diantaranya pedoman, modul serta bahan tayang/bahan
paparan. PTK PAUD menyambut gembira adanya diklat
berjenjang, dan mengikuti diklat dengan berbagai skema
biaya, antara lain berasal dari APBN, APBD, dana desa,
bahkan dana mandiri. Hingga saat ini sudah lebih dari 175
ribu PTK PAUD mengikuti diklat berjenjang.
Berbagai pengembangan terus dilakukan terhadap
Diklat Berjenjang. Pengembangan terhadap materi dan
modul Diklat Berjenjang dilakukan untuk memastikan materi
terkini telah tercakup. Di samping itu, pengembangan
terhadap sistem juga dilakukan untuk memastikan bahwa
seluruh pendidik di berbagai pelosok Indonesia dapat
mengikuti Diklat Berjenjang. Contohnya, sebuah inisiatif
dilaksanakan untuk dapat menjangkau peningkatan mutu
pendidik PAUD khususnya yang berada di daerah terluar,
terpencil, dan tertinggal, yang memungkinkan dilaksanakan
dengan pendanaan dari berbagai sumber. Inisiasi tersebut
memperkaya Diklat Berjenjang dengan integrasi program
Gugus PAUD, Kunjungan Belajar Lokal, dan coaching.
BAB I Pendahuluan
iv KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
BAB I Pendahuluan
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN v
DAFTAR ISIKata Pengantar ................................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................................1
B. Tujuan ..............................................................................................................................................2
C. Ruang Lingkup ..................................................................................................................................2
D. Pengguna Modul ..............................................................................................................................2
E. Petunjuk Belajar ................................................................................................................................2
BAB II RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. Kompetensi .....................................................................................................................................3
B. Materi dan Sub Materi ......................................................................................................................3
C. Strategi / Metode ..............................................................................................................................3
D. Sumber Belajar .................................................................................................................................3
E. Alat dan Bahan .................................................................................................................................4
F. Evaluasi .............................................................................................................................................4
G. Alokasi Waktu ..................................................................................................................................4
H. Langkah-Langkah Penyajian Materi ...................................................................................................4
BAB III TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA ....................................................................................7
BAB IV KOMUNIKASI EFEKTIF ...........................................................................................................13
A. Pengertian Komunikasi ..................................................................................................................14
B. Keterampilan Berkomunikasi Efektif ................................................................................................14
C. Teknik Meningkatkan Komunikasi Efektif dengan Anak ...................................................................15
D. Teknik Komunikasi Efektif antara Pendidik PAUD dengan Anak dalam Kelompok 17
E. Keterampilan Berkomunikasi Antara Pendidik PAUD dengan Orang Tua ..........................................18
F. Komunkasi Efektif Pendidik PAUD dengan Orang Tua ......................................................................18
G. Teknik Komunikasi Efektif antara Pendidik PAUD dengan Anak dalam Kelompok 18
G. Kendala Dalam Berkomunikasi Efektif .............................................................................................18
BAB V KONSEP PENGASUHAN ............................................................................................................2
A. Pengasuhan dan Aspek Penting ......................................................................................................21
B. Prinsip-Prinsip Pengasuhan .............................................................................................................22
BAB VI PENUTUP ................................................................................................................................23
BAB VII RANGKUMAN MATERI ..........................................................................................................24
PRE / POST TEST .................................................................................................................................28
TUGAS MANDIRI ................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................................30
BAB I Pendahuluan
vi KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
BAB I Pendahuluan
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN vii
GAMBARAN UMUM MODUL
Modul Komunikasi dalam Pengasuhan terbagi atas 7 bab, yang
menyajikan ulasan tentang tahapan perkembangan bahasa, komunikasi, komunikasi efektif,
pengasuhan. BAB I berisi tentang gambaran umum komunikasi dalam pengasuhan, tujuan,
ruang lingkup, pengguna modul, dan petunjuk belajar. BAB II berisi tentang rencana penyajin
materi. BAB III berisi tentang tahapan perkembangan Bahasa. Bab IV berisi tentang
komunikasi efektif antara Pendidik PAUD dan anak. Memuat uraian tentang keterampilan bertanya
yang harus dimiliki oleh Pendidik PAUD, Teknik meningkatkan komunikasi efektif dengan anak,
Teknik komunikasi efektif antara Pendidik PAUD dengan orangtua, dan kendala -kendala dalam
berkomunikasi. BAB V berisikan pengasuhan dan aspek penting dalam pengasuhan. Pendidik
PAUD harus memiliki prinsip -prinsip pengasuhan. Pada setiap bagian penting terdapat kotak,
lembar evaluasi, dan rencana aksi guna melatih kecakapan berpikir kritis peserta. BAB VI berisikan penutup dan BAB VII berisikan rangkuman materi. Bagian terakhir modul terdapat
soal-soal latihan dan tugas mandiri pada pelatihan tatap muka sehingga harus dikerjakan oleh
setiap peserta pelatihan guna mengukur peningkatan pengetahuan peserta pelatihan.
BAB I Pendahuluan
viii KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
BAB I Pendahuluan
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 1
A. Latar BelakangBerdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, salah satu kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki oleh Pendidik PAUD adalah
kompetensi berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun.
Kompetensi tersebut meliputi dua sub kompetensi, yaitu:
1. Memilih berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik dan santun dengan anak usia dini.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan anak usia dini.
Dalam Permendikbud tersebut, Pendidik PAUD terbagi
menjadi 3 (tiga) yaitu; (1) Pendidik PAUD, (2) Pendidik
PAUD Pendamping, dan (3) Pendidik PAUD Pendamping
Muda, yang masing-masing telah ditetapkan standar
kompetensinya. Salah satu upaya peningkatan kompetensi
para Pendidik PAUD PAUD dilakukan melalui pendidikan
dan pelatihan (Diklat) secara berjenjang, dari tingkat Dasar,
Lanjut sampai Mahir.
Diklat Dasar ditujukan untuk meningkatkan kompetensi
Pendidik PAUD pendamping muda dalam memberikan
pengasuhan kepada peserta didiknya secara tepat.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Pendidik
PAUD pendamping muda tersebut adalah keterampilan
melaksanakan pengasuhan yang meliputi sub-kompetensi
sebagai berikut:
1. Terampil dalam pemberian minum dan makan anak.
2. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan diri
dan anak.
3. Terampil bermain dan berkomunikasi secara verbal dan
non verbal dengan anak.
4. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.
5. Terampil merawat kebersihan lingkungan fasilitas
bermain anak.
6. Terampil dalam melindungi anak.
7. Terampil berkomunikasi efektif dan empatik dengan
anak.
8. Terampil bernyanyi dan mendongeng.
Sub-sub kompetensi tersebut lebih diarahkan agar Pendidik
PAUD pendamping muda dapat memberikan pengasuhan
kepada peserta didik yang berusia 0-2 tahun. Namun
demikian keberadaan Pendidik PAUD yang memenuhi
kualifikasi sebagai Pendidik PAUD di kebanyakan lembaga
PAUD masih sangat kurang. Hal ini berakibat banyak
Pendidik PAUD yang secara kualifikasi baru memenuhi
kompetensi sebagai Pendidik PAUD pendamping muda,
tetapi kenyataannya menjalankan fungsi sebagai Pendidik
PAUD. Atas dasar itulah, pada diklat ini salah satu
kompetensi pedagogik yang diberikan adalah kompetensi
merancang kegiatan pengembangan anak usia dini
berdasarkan kurikulum berupa materi “Komunikasi dalam
Pengasuhan”.
Kegiatan belajar mengajar yang aman dan menyenangkan sangat didukung oleh pola interaksi atau pengasuhan, serta komunikasi yang dibangun oleh Pendidik PAUD dalam pengasuhan tersebut. Oleh karena itu Pendidik PAUD perlu memiliki pengetahuan mengenai pengasuhan yang positif bagi keberhasilan belajar, serta keterampilan berkomunikasi yang efektif.
PENDAHULUANBAB I
BAB I Pendahuluan
2 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari bahan ajar ini para pendidik mampu
menjelaskan konsep komunikasi yang efektif dan
mempraktikkannya dalam pengasuhan anak usia dini.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta pelatihan mampu
mempraktikannya:
1. Tahapan perkembangan bahasa anak
2. Teknik berkomunikasi efektif antara Pendidik PAUD
dengan anak
3. Teknik berkomunikasi efektif antara Pendidik PAUD dengan
orang tua
4. Kendala dalam berkomunikasi efektif dengan anak
5. Konsep pengasuhan
6. Prinsip-prinsip pengasuhan
C. Ruang LingkupModul ini berisikan tentang tahapan perkembangan bahasa
anak, konsep komunikasi efektif antara Pendidik PAUD dan
anak, keterampilan bertanya, teknik komunikasi efektif
antara Pendidik PAUD dengan orang tua, dan kendala
-kendala dalam komunikasi, konsep pengasuhan, dan
prinsip-prinsip pengasuhan.
D. Konsep Pengguna Modul1. Pelatih diklat berjenjang tingkat dasar Pendidikan Anak
Usia Dini
2. Peserta diklat berjenjang tingkat dasar Pendidikan Anak
Usia Dini
3. Penyelenggara diklat berjenjang tingkat dasar
Pendidikan Anak Usia Dini
4. Pihak-pihak lain yang memiliki perhatia terhadap
Pendidikan Anak Usia Dini
E. Petunjuk Belajar1. Pelatih memahami konsep mengenai:
a. Tahap perkembangan bahasa anak
b. Pengasuhan yang positif
c. Komunikasi efektif dalam pengasuhan
2. Pelatih memahami tujuan pembelajaran
3. Pelatih memahami teknik-teknik fasilitasi
4. Pelatih menciptakan atmosfer pembelajaran yang
kondusif dengan teknik fasilitasi yang sesuai
5. Pelatih mampu melakukan evaluasi atas ketercapaian
tujuan pembelajaran
BAB II Rencana Penyajian Materi
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 3
A. Kompetensi1. Menjelaskan tahapan perkembangan bahasa anak
2. Menjelaskan teknik berkomunikasi efektif antara
Pendidik PAUD dengan anak
3. Menjelaskan teknik berkomunikasi efektif antara
Pendidik PAUD dengan orang tua
4. Menyebutkan kendala dalam berkomunikasi efektif
dengan anak
5. Menjelaskan konsep pengasuhan
6. Mempraktikkan teknik berkomunikasi efektif Pendidik
PAUD dengan anak;
7. Mempraktikkan teknik berkomunikasi efektif Pendidik
PAUD dengan orang tua
B. Materi dan Sub Materi1. Tahapan Perkembangan Bahasa Anak
2. Konsep Pengasuhan
3. Konsep Komunikasi Efektif
1. Keterampilan Berkomunikasi
2. Teknik Komunikasi Efektif
3. Kendala dalam Berkomunikasi Efektif
C. Strategi/Metode Penyampaian Materi1. Strategi/metode
Pelatihan dilaksanakan dengan berbagai cara, antara lain
dengan:
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Curah Pendapat
d. Metaplan
e. Praktek
RENCANA PENYAJIAN MATERI
BAB II
2. Tugas Peserta (Mandiri/Berkelompok)
a. Tugas Individu:
Membuat resume modul / bahan ajar mata diklat
dengan model mind mapping menggunakan
bahasa sendiri yang mudah dipahami
b. Tugas Kelompok
1) Simulasi berkomunikasi dengan anak
D. Sumber Belajar1. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta:
Erlangga
2. DeVito, J.A. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Jakarta:
Proffesional Books
3. Sanders, Ralph. (2001). Practitioner’s for Primary Care
Triple P. Queensland: Families International Publishing
Pty. Ltd
4. Kemendikbud. (2015). Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun
2014 tentang Standar PAUD, Jakarta: Kemendikbud
5. Kemendikbud. (2015). Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 tahun
2014 tentang Kurikulum PAUD, Jakarta: Kemendikbud
6. Modul “Komunikasi dalam Pengasuhan”, Direktorat
Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas, 2018
7. Direktorat Pendidikan Keluarga. (2017). Buku Saku
Komunikasi Efektif, Jakarta: Kemendikbud. Dikutip
8 Februari 2019 https://sahabatkeluarga.kemdikbud.
go.id/
8. Direktorat Pendidikan Keluarga. (2017). Buku Saku
Pengasuhan Positif, Jakarta: Kemendikbud. Dikutip 8
Februari 2019 https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/
BAB II Rencana Penyajian Materi
4 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
PENGANTAR5’
PENGHUBUNG10’
KEGIATAN INTI60’
REFLEKSI10’
PENGUATAN90’
PENUTUP5’
E. Alat dan Bahan1. Laptop
2. LCD
3. Layar LCD
4. White Board
F. Evaluasi Penilaian peserta dilakukan dengan evaluasi penguasaan materi, kegiatan inti dan laporan dari hasil tugas mandiri.
G. Alokasi WaktuKegiatan dilaksanakan selama 4 Jam Pelatihan @45 menit, yang terdiri dari 2 jam pelatihan untuk teori dan 2 jam pelatihan
untuk praktek.
H. Langkah-langkah Penyajian Materi Ringkasan Sesi
No Kegiatan Waktu
P PENGANTAR 5 menit
1) Pelatih mengucapkan salam dan memperkenalkan diri; 1’
2) Pelatih mengajak peserta untuk melakukan energizer; 3’
3) Pelatih menyampaikan latar belakang, tujuan, dan hasil yang diharapkan dari kegiatan sesi ini; dan
1’
P PENGHUBUNG 10 menit
1) Pelatih mengecek pemahaman peserta tentang komunikasi dalam pengasuhan dengan mengajukan beberapa pertanyaan:Bagaimana tahapan perkembangan bahasa anak usia 3-6 tahunPengertian pengasuhan positifPengertian komunikasi efektif
1’
2) Pelatih meminta peserta menuliskan jawabannya pada kertas tempel (post-it), dengan ketentuan:Kertas tempel warna merah muda untuk jawaban pertanyaan aWarna hijau untuk jawaban bKuning untuk jawaban c
4’
3) Pelatih meminta peserta menempelkan kartu tempel yang sudah ditulis pada media yang telah disediakan
2’
5. Kertas Plano
6. Kertas HVS / Folio Garis
7. Penyesuain dengan kondisi tempat
pelatihan
BAB II Rencana Penyajian Materi
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 5
No Kegiatan Waktu
4) Pelatih mengecek jawaban peserta, sejalan dengan peserta menempelkan kertas tempel 1
5) Pelatih mengapresiasi jawaban peserta dan menyimpulkan secara sekilas, dengan menyampaikan di kegiatan selanjutnya peserta akan mendapat pengayaan pengetahuan dan keterampilan
2’
KEGIATAN INTI 60 menit
Kegiatan 1: Simulasi (bermain peran) 25 menit
1) Pelatih membagi peserta menjadi beberapa kelompok (idealnya 1 kelompok 5-7 orang); 1’
2) Pelatih meminta peserta duduk di kelompoknya masing-masing dan membagi peran ada yang menjadi Pendidik PAUD, dan ada yang menjadi peserta didik (anak PAUD);
1’
3) Pelatih menyampaikan situasi “bermain bebas” dengan beberapa kondisi yang akan digunakan oleh masing-masing kelompok dalam menerapkan teknik komunikasi efektif. Pilihan kondisi di saat bermain bebas tersebut adalah:
- ada anak yang duduk sendiri, di tengah hiruk pikuk anak-anak bermain bebas. Dia memilih
tidak bermain
- ada anak yang tidak mau bergiliran menggunakan ayunan. Sementara beberapa temannya
sudah mengantrinya cukup lama
- ada anak yang main perosotan dengan cara naik dari papan yang licin, sementara anak-anak
lain sudah mau meluncur ke papan tersebut
- ketika jam bermain bebas sudah berakhir, ada anak yang masih mau bermain
1’
4) Persiapan simulasi dilakukan dalam kelompok 5’
5) Pelatih mempersilakan peserta mementaskan simulasi (bermain peran) secara pleno. Masing-masing kelompok pentas selama 3 menit (disesuaikan dengan jumlah kelompok yang ada)
12’
6) Pelatih menggali umpan balik dari peserta mengenai perannya masing-masing. Apakah komunikasi yang terjadi sudah efektif?
5’
Kegiatan 2: Think-pair-share
15 menit
1) Pelatih menjelaskan teknis “bermain” think-pair-share: 1’
2) Pelatih menjelaskan topik yang akan digunakan dalam think-pair-shareMisal: kegemaran yang dilakukan saat akhir pekan, buku favorit, makanan kesukaan, cita-cita dllPelatih meminta masing-masing peserta menggunakan teknik keterampilan bertanya efektif
1’
3) Pelatih meminta peserta untuk berpasangan (2 orang); 1’
4) Pelatih meminta masing-masing pasangan tersebut memeragakan saling bertanya mengenai topik yang sudah dipilih, di tempat masing-masing.
Pelatih dan asisten pelatih (co-facilitator) berkeliling mengamati ”pasangan-pasangan” mempraktikkan keterampilan bertanya efektif
7’
5) Pelatih mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali kesan, umpan balik ketika melakukan think-pair-share, “apakah kegiatan tadi dirasa efektif menggali dan mengembangkan jawaban serta pengalaman pasangan tentang topik yang dipilih?”
5’
BAB II Rencana Penyajian Materi
6 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
No Kegiatan Waktu
Kegiatan 3: Metaplan Kendala komunikasi
15 menit
1) Pelatih mengajukan pertanyaan kepada peserta kendala apa yang dialami dalam berkomunikasi dengan peserta didik;
1’
2) Pelatih meminta peserta menuliskan jawaban pada kertas tempel, dengan ketentuan 1 “kendala” pada 1 kertas;
7’
3) Pelatih meminta peserta menempelkan kertas tempel pada media yang telah disediakan; 1’
4) Pelatih mengecek dan membacakan jawaban peserta secara random 5’
5) Pelatih mengapresiasi peserta 1’
R REFLEKSI 10 menit
Pelatih memberikan beberapa pertanyaan tentang komunikasi untuk mengetahui sejauhmana pemahaman peserta;
9’
Pelatih mengapresiasi peserta 1’
P PENGUATAN 90’
Pelatih mempersilakan narasumber untuk menyampaikan konsep tahapan perkembangan bahasa anak, komunikasi dan pengasuhan
Pelatih memoderasi peserta jika ada pertanyaan
P PENUTUP5’
Pelatih menyimpulkan konsep-konsep secara garis besar
BAB III Tahapan Perkembangan Bahasa Anak
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 7
TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
BAB III
Dalam pengasuhan yang positif, salah satu yang harus dikuasai oleh Pendidik PAUD maupun orang tua adalah
tahapan perkembangan anak. Termasuk ketika Pendidik PAUD dan orang tua membangun komunikasi. Agar komunikasi
berlangsung efektif, maka tahapan perkembangan bahasa anak harus dipahami oleh Pendidik PAUD dan orang tua.
Perkembangan bahasa anak berkaitan dengan proses alami yang dikenal dengan pemerolehan bahasa. Anak mendengar
dalam situasi apa pun akan memberi pengaruh yang berarti pada perkembangan bahasanya. Ada beberapa tokoh di
Indonesia yang kerap mengkaji perkembangan bahasa anak. Menurut Soejono Dardjowidjojo dan Mangantar Simanjuntak.
Pendapat keduanya dikemukakan berikut ini.
Masa anakUsia anak
Proses mendengar / memahami
Proses bicara
Masa membabel (0,0 – 1,0)
0 - 3 bulan
• Mendengar suara Ibunya pada saat di kandungan
• Mendengar suara yang keras (biasanya reaksinya adalah menangis).
• Bayi mendengar orang lain berbicara dengan cara memperhatikan orang yang berbicara
• Bayi tersenyum ketika diajak bicara
• Bayi mengenali suara pengasuhnya dan menjadi berhenti menangis ketika diajak mengobrol
• Anak membuat suara yang menyenangkan
• Anak akan mengulangi suara yang sama secara berulang-ulang (seperti ocehan)
• Anak akan menangis dengan cara berbeda untuk menunjukkan kebutuhannya yang berbeda-beda pula (misal: menangis dengan melengking tinggi jika kesakitan).
Tugas pendidik/orang tua adalah mulai memperkenalkan kata perkata dimulai dari mengenalkan kata benda yang berada disekitar anak dengan prinsip bahwa memulai memperkenalkan dari konsep benda konkret atau nyata. Tetap mengajak berkomunikasi dengan bahasa sederhana dengan pengucapan dan ejaan yang sempurna.
4 – 6 bulan
• Anak akan melihat sekeliling untuk mencari sumber bunyi (contoh : bunyi bel, telepon atau benda jatuh)
• Anak sudah dapat merespon nada suara (lembut ataupun keras)
• Anak akan memperhatikan bunyi yang dihasilkan dari mainannya (misal : memukul-mukul mainan ke lantai)
• Anak akan berceloteh ketika sendirian
• Anak akan melakukan sesuatu (dengan bunyi atau gerakan tubuh) secara berulang ketika berrnain.
• Anak akan berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitarnya.
BAB III Tahapan Perkembangan Bahasa Anak
8 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
Tugas Pendidik PAUD adalah mulai memperkenalkan kata perkata dimulai dari mengenalkan kata kata benda yang berada disekitar anak dengan prinsip bahwa memulai memperkenalkan dari konsep benda konkret atau nyata. Tetap mengajak berkomunikasi dengan bahasa sederhana dengan pengucapan dan ejaan yang sempurna.
7-12 bulan
• Anak menyukai permainan 'ciluk-ba'
• Anak akan mendengarkan ketika diajak berbicara
• Anak mengenali kata-kata yang sering ia dengar, misal : susu, maem, dll.
• Anak akan berbicara secara sederhana (tanpa tangisan) untuk menarik perhatian orang dewasa di sekitarnya
• Anak akan melakukan imitasi untuk berbagai jenis bunyi/ suara anak akan berceloteh dengan kata-kata sederhana : "ma-mam", "da-da"' tapi masih belum jelas pengucapannya.
Tugas Pendidik PAUD adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara ”ma-maam” maka kewajiban Pendidik PAUD merespon menjadi ”mau makan De?”
Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:1. Lebih banyak bersuara dari pada nangis2. Mulai mengucapkan huruf-huruf hidup saat menangis3. Menirukan suara saat di timang dengan mendekut4. Bersuara atau berteriak tidak senang sebagai cara lain dari pada menangis
b. Masa Holofrasa
1–2 tahun
• Anak sudah dapat memahami perintah dan pertanyaan sederhana, contoh : "mana bolanya?", "ambil bonekanya".
• Anak akan menunjuk benda yang dimaksud ketika ditanyai.
• Anak dapat menunjuk beberapa gambar dalam buku ketika ditanyai.
• Anak telah dapat menggunakan berbagai bunyi huruf konsonan pada awal kata.
• Anak sudah bisa menyusun dua kata. Contoh: mau minum, mama pipis, dll.
• Anak dapat bertanya dengan dua kata sederhana, misal: "mana kucing?", "itu apa?"
Tugas Pendidik PAUD adalah lebih banyak mengajak bicara, baik menjawab maupun bertanya. Misalnya anak bertanya ”Mana Kucing?” maka orang tuanya harus menjawab dan kalau bisa berdialog dengan anak. Misalnya ” Kucingnya pergi kemana ya Di?”, ”Oh....kucing pergi ke belakang.”
Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:1. Menirukan suara celotehan atau kata-kata yang di kenalnya2. Menyampaikan keinginan/kebutuhan dengan bersuara3. Mempuntai 20 kosa kata fungsional menggunakan kata depan4. Menggunakan 2 kombinasi kata untuk membentuk kalimat
c. Masa Ucap 2 Kata
2–2,5 tahun
• Anak bisa memahami dua perintah sekaligus (contoh: "ambil bolanya dan ditaruh di kursi")
• Anak sudah dapat memperhatikan dan memahami berbagai sumber bunyi (misal : suara TV, pintu ditutup, dll)
• Anak telah memahami perbedaan makna dari berbagai konsep, misal: "jalan-berhenti", "di dalam-di luar", "besar-kecil", dll)
• Anak bisa bertanya dan mengarahkan perhatian orang dewasa dengan mengatakan nama benda yang dimaksud.
• Cara anak berbicara sudah dapat dipahami secara keseluruhan
• Anak sudah dapat menghafal kata-kata untuk keseharian
• Anak memahami tata bahasa secara sederhana, misal "aku mau naik sepeda"
BAB III Tahapan Perkembangan Bahasa Anak
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 9
Tugas Pendidik PAUD adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya :Anak sudah mulai bisa mengucapkan :”mau naik sepeda”, maka kita betulkan dengan melengkapi kalimatnya menjadi kalimat utuh seperti:
”Oh, Ghazy (nama anak) mau naik sepeda?””Ibu temani mengambil sepeda ya?”
Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:1. Menggunakan kata-kata jamak yang teratur2. Menggunakan kombinasi 3 kata untuk membentuk kalimat3. Menjawab pertanyaan sederhana “apa”4. Mengulang kalimat yang terdiri dari lima kata5. Mengidentifikasi kejadian sederhana saat di tanya6. Menggunakan kalimat dengan 4 kata
d. Masa Permulaan Tata Bahasa
2,5-3 tahun
• Anak mulai mengucapkan kata yang lebih rumit, seperti penekanan di akhir kata.
• Anak mengucapkan berupa kata inti. Misalnya “bu pipis” maksudnya “Bu, Andi mau pipis”
Tugas Pendidik PAUD adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara :”Bu pispis”Maka kita sempurnakan menjadi:”Andi (nama anak) mau pipis?””Ayo kita ke toilet”
Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:1. Menggunakan kata-kata jamak yang teratur2. Menggunakan kombinasi 3 kata untuk membentuk kalimat3. Menjawab pertanyaan sederhana “apa”4. Mengulang kalimat yang terdiri dari lima kata5. Mengidentifikasi kejadian sederhana saat di tanya6. Menggunakan kalimat dengan 4 kata
e. Masa Menjelang Tata Bahasa Dewasa
3-4 tahun
Kata yang diucapkan sudah rumit dan menggunakan kata imbuhan, mempunyai subjek, predikat objek bahkan keterangan. Misalnya : aku tadi sudah mengembalikan bolanya ke keranjang.
BAB III Tahapan Perkembangan Bahasa Anak
10 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
Tugas Pendidik PAUD adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara:
“Bola ke keranjang buu!”Maka kita sempurnakan menjadi:“Aku tadi sudah mengembalikan bolanya ke keranjang”“Anak pintar”
Karakteristik perkembangan bahasanya adalah:1. Menyebutkan nama depan dan nama belakangnya2. Menyebutkan 3 kejadian/peristiwa umum3. Menceritakan pengalaman sederhana4. Mulai mengajukan pertanyaan yang terencana5. Konsisten dalam menggunakan kalimat lengkap6. Bertanya dengan menggunakan variasi kata: siapa, apa, di mana, dsb.7. Berderita dengan menggunakan gambar8. Mampu menjawab pertanyaan ”jika....lalu apa? , kemudian…….., setelah itu………., akhirnya……..
f. Masa Kecakapan Penuh
4–6 tahun • Anak bisa membedakan berbagai jenis suara
• Mengerti dan melaksanakan 3 perintah
• Anak sudah mulai menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah-kaidah dalam bahasa ibunya
• Anak sudah bisa menggunakan kalimat yang ekspresif yang menyatakan perasaannya.
• Anak sudah bisa menggunakan kata secara lebih rumit Misal: "Ibu, aku lebih suka baju yang berwarna merah. Yang hijau tidak bagus."
Tugas Pendidik PAUD adalah memberi respon menyempurnakan kata perkata yang belum sempurna menjadi sempurna berdasarkan struktur bahasa yang sesuai dengan masa perkembangan bahasa anak. Misalnya ketika anak bicara:
“Ibu, aku lebih suka baju yang berwarna merah.Yang hijau tidak bagus."Maka kita sempurnakan menjadi:
oh, Ade lebih suka baju yang merah daripada baju yang hijau.””Kalau yang kuning bagaimana?”
BAB III Tahapan Perkembangan Bahasa Anak
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 11
LEMBAR EVALUASI
1. Jelaskan bagaimana perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
2. Apa saja tugas Pendidik PAUD untuk menstimulasi perkembangan Bahasa anak usia 4-5 tahun?
Sebutkan!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan bagaimana perkembangan Bahasa anak usia 5-6 tahun!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
4. Apa saja tugas Pendidik PAUD untuk menstimulasi perkembangan Bahasa anak usia 5-6 tahun?
Sebutkan!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
12 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 13
BAB IV Komunikasi Efektif
KOMUNIKASI EFEKTIFBAB IV
Jika pengasuhan dan proses belajar diibaratkan sebagai
tubuh, maka komunikasi dapat dikatakan sebagai jantungnya.
Sedemikian vital peran komunikasi dalam mendukung “hidup
dan berkembangnya” pengasuhan, maka komunikasi harus
dikuasai oleh siapapun, termasuk Pendidik PAUD.
Mengapa demikian? Karena komunikasi menjadi media
pertukaran informasi dan pesan-pesan pembelajaran.
Sebagaimana didefinisikan Wiryanto (2004), komunikasi
merupakan proses di antara dua orang atau lebih yang
bertujuan untuk membentuk
atau melakukan pertukaran
informasi satu sama lain, yang
pada gilirannya terjadi saling
pengertian.
Tidak semua informasi yang
disampaikan dalam komunikasi
berupa kata-kata. Komunikasi
ada yang berlangsung dengan
pesan non verbal (bukan kata-
kata). Komunikasi non verbal
adalah kumpulan isyarat,
gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang
memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-
kata (Bovee dan Thill, 2003). Lain halnya dengan komunikasi
nonverbal, komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi
secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa (Sirait,
2012). Melalui komunikasi verbal dan komunikasi non verbal
kita dapat mengetahui maksud yang akan disampaikan oleh
seseorang.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan
kepada penerima pesan agar dapat dimengerti dan dilaksanakan
sesuai isi pesannya. Terdapat 6 hal yang perlu diperhatikan
menurut Goldsmith (1990) dalam Hastuti mencakup (1)
sending dan receiving yaitu proses mengirim dan menerima
pesan (2) listening atau mendengarkan (3) message atau isi
pesan (4) channel atau saluran pesan (5) noise atau gangguan
(6) feedback atau umpan balik (7) setting atau kondisi dimana
terjadi komunikasi. Komunikasi memungkinkan seseorang
untuk mengekspresikan kebutuhan dan pendapat. Komunikasi
juga mencerminkan keterampilan dalam memecahkan masalah.
Dalam perkembangannya anak berpikir, merasakan, dan
menciptakan makna untuk dapat dikomunikasikan.
Komunikasi efektif adalah cara Pendidik PAUD /orang tua
memberikan arahan kepada
anak dan anak menyampaikan
gagasan kepada orang tua
dalam suasana yang nyaman
dan saling memahami. Dalam
konteks pengasuhan di lembaga
PAUD, komunikasi akan efektif
apabila Pendidik PAUD atau
anak bersedia mendengar dan
menyampaikan pesan untuk
mencapai tujuan berkomunikasi.
Terdapat ciri-ciri komunikasi yang
efektif, yaitu :
1. Kecenderungan untuk bertanya, meyakinkan atau
menerangkan, bukan memberitahu, meminta, atau
mengancam.
2. Bersikap terbuka pada adanya perbedaan pendapat.
3. Mempunyai kemampuan untuk memberikan informasi, dan
memberikan saran bagi rencana-rencana atau perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Komunikasi berjalan efektif bila pemberi maupun penerima
pesan dapat menerima dan memahami pesan secara utuh, dapat
menarik kesimpulan dari isi pesan yang dikirimkan kepadanya,
dapat menghubungkan isi pesan saat ini dengan pesan yang
terdahulu dalam pengertian mampu membuat generalisasi, serta
mampu menanggapi pesan dengan sikap serta perilaku yang
sesuai dengan isi pesan.
Komunikasi berlangsung efektif ketika Pendidik PAUD memberikan arahan
kepada anak, dan anak menyampaikan gagasan kepada Pendidik PAUD
dalam suasana yang nyaman dan saling memahami
BAB IV Komunikasi Efektif
14 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
Keterampilan apa saja yang dapat dilakukan oleh
Pendidik PAUD agar komunikasi dengan anak
berlangsung efektif?
A. Keterampilan Berkomunikasi Efektif Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dan dikuasai
1. Keterampilan Berempati
Keterampilan menempatkan diri pada posisi yang
sedang anak alami
2. Keterampilan Menyimak
Keterampilan orang tua untuk mendengarkan pesan
anak sampai dengan selesai. Kemudian orang tua
memberikan tanggapan.
3. Keterampilan Bertanya
Keterampilan orang tua mengajukan pertanyaan yang
mengajak anak untuk berpikir
4. Keterampilan Bercerita
Keterampilan orang tua bercerita dengan bahasa yang
mudah dipahami anak dengan tekanan suara yang
sesuai dengan ceritanya.
5. Keterampilan Memberikan Umpan Balik
Keterampilan orang tua untuk memberikan tanggapan
sehingga anak dapat mengungkapkan lebih jelas
maksudnya.
Silahkan menyaksikan video berikut.
Terdapat 5 keterampilan berkomunikasi1. Keterampilan Berempati2. Keterampilan Menyimak3. Keterampilan Bertanya4. Keterampilan Bercerita5. Keterampilan Memberikan Umpan Balik
Apa sebabnya? Berikut penjelasannya.
B. Keterampilan BertanyaBertanya adalah keterampilan komunikasi yang
penting untuk menstimulasi tumbuh kembang anak.
Melalui pertanyaan, orangtua dapat mencari informasi,
mendapatkan umpan balik dan mengembangkan
percakapan yang memberdayakan.
Kenali terlebih dahulu beberapa jenis pertanyaan, untuk
mengetahui tipikal jawaban yang muncul.
1. Pertanyaan tertutup dan terbuka
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan dengan pilihan
jawaban terbatas.
Contoh pertanyaan tertutup
Kamu sudah sarapan? Pilihan jawabannya hanya: sudah atau belum
Terlalu banyak pertanyaan tertutup
membuat anak merasa didikte dan
dicurigai. Gunakan pertanyaan tertutup
yang jawabannya dapat digali lebih lanjut.
Perbanyak pertanyaan terbuka agar anak
mendapat kesempatan mengekspresikan
diri secara leluasa.
Contoh pertanyaan terbuka
Apa cerita lucu yang kamu dengar hari ini?Pelajaran apa yang kamu sukai dikelas?
2. Pertanyaan masa lalu, masa kini dan masa depan
a. Pertanyaan masa lalu
Digunakan untuk menggali pengalaman yang akan
direfleksikan. Bermanfaat untuk membantu anak
mendapat pelajaran dari suatu pengalaman. Contoh:
Apa yang bikin kamu senang membaca buku cerita?
b. Pertanyaan masa depan
Digunakan untuk menggali harapan, impian dan cita-
cita anak
Di antara lima keterampilan berkomunikasi tersebut, yang
masih sering salah kaprah oleh orang tua dan Pendidik
PAUD adalah keterampilan bertanya (Bukik, 2018). Pendidik
PAUD dan orang tua merasa sudah sering bertanya pada
anak, tetapi percakapan tetap saja kurang berkembang,
bahkan terkadang berhenti.
BAB IV Komunikasi Efektif
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 15
Bermanfaat untuk membantu anak fokus pada niat
atau tujuan suatu tindakan. Contoh
“Apa sih manfaatnya membaca buku cerita?”
c. Pertanyaan masa kini
Digunakan untuk menggali kemungkinan solusi yang
bisa dilakukan
Bermanfaat untuk fokus pada tindakan yang bisa
dilakukan saat ini. Contoh:
“Setelah membaca buku cerita, apa yang ingin kamu lakukan?”
Secara umum, berikut yang dapat Pendidik PAUD lakukan untuk membangun komunikasi yang efektif
C. Teknik Meningkatkan Komunikasi Efektif dengan Anak
1. Pahami terlebih dahulu situasi anak
2. Tatap mata anak dengan posisi sejajar. Pastikan anak
merasa nyaman dan diperhatikan ketika berkomunikasi
3. Lihat ekspresi wajah anak. Bertanyalah kepada anak
tentang apa yang sedang terjadi.
4. Bicaralah dengan nada suara tenang dan pelan.
Anak tidak hanya memperhatikan pesan yang
disampaikan, tetapi juga memperhatikan cara kita
menyampaikan pesan.
5. Ajukan pertanyaan terbuka yang membuat
anak dapat bercerita lebih banyak, misalnya : “Apa
kegiatanmu hari ini ?”
6. Hindari pertanyaan tertutup yang menghasilkan
jawaban “sudah/belum atau ya/tidak”, seperti “Kamu
sudah makan?” atau “Kamu sudah mandi?”
7. Lakukan kegiatan bersama yang memungkinkan
terjadinya komunikasi dengan anak, seperti membaca
buku, berolahraga, atau memasak.
8. Hindari memotong pembicaraan anak. Berikan
kesempatan kepada anak untuk bercerita hingga
selesai. Apabila sedang sibuk, sampaikan kepada anak
waktu yang disediakan untuk mendengarkan cerita.
9. Hindari benda atau situasi yang mengganggu
selama berbicara dengan anak, misalnya menggunakan
telepon genggam atau lingkungan yang berisik
10. Hindari menguasai pembicaraan, terutama dalam
menjawab pertanyaan atau menghadapi perilaku
negatif anak.
11. Lebih baik menceritakan pengalaman Pendidik
PAUD pada masa kecil yang mirip dengan pengalaman
anak.
12. Bersikaplah tenang dan bersabar agar anak berani
bercerita tentang kesalahannya
13. Gali informasi sebanyak mungkin agar mendapat
solusi bersama-sama.
14. Hindari topik pembicaraan yang berulang
15. Ajukan pertanyaan dengan beragam topik, seperti:
pengalaman lucu ketika berakhir pekan bersama
keluarga, perasaan anak hari ini, atau perilaku teman
yang seru
Secara individu, pendidik PAUD harus membangun komunikasi efektif dengan
anak melalui penyampaian pesan yang dimengerti oleh anak. Bila anak
tidak merespon, bisa jadi penyebabnya dikarenakan pesan yang disampaikan
tidak dimengerti oleh anak.
BAB IV Komunikasi Efektif
16 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
Komunikasi Efektif Komunikasi Tidak Efektif
Refleksi PengalamanCth : “Aku juga pernah ketinggalan bekal makan, takut banget waktu ditanya Pendidik PAUD. Akhirnya, aku selalu periksa ulang tas sebelum berangkat”
MenyalahkanCth : Makanya tas diperiksa tiap mau berangkat, jangan malas!
Menyatakan ObservasiCth : Ibu lihat kotak bekal makanan kamu isinya masih agak banyak
InterogasiCth: Kok, bekalnya nggak dimakan? Kenyang? Nggak suka?
Menunjukkan EmpatiCth : Ngantuk ya rasanya habis main di luar ?
Menolak /Mengalihkan perasaanCth : Masa sih kamu capek?
PilihanCth : Anak-anak, ibu akan membacakan cerita mengenai alat transportasi, mana yang akan kalian pilih: ibu bercerita tentang bis kota atau kereta api?
PerintahCth : tenang! Ibu akan membacakan buku tentang kereta api!
Tabel 4.1. Komunikasi Efektif dan Komunikasi Tidak Efektif antara Pendidik
PAUD dengan Anak secara individu
Simak video berikut ini.
Terdapat komunikasi yang efektif dan tidak efektif yang dilakukan Pendidik PAUD dengan anak sebagai individu :
Secara individu, Pendidik PAUD harus membangun komunikasi efektif dengan anak melalui penyampaian pesan yang
dimengerti oleh anak. Bila anak tidak merespon, bisa jadi penyebabnya dikarenakan pesan yang disampaikan tidak dimengerti
oleh anak.
BAB IV Komunikasi Efektif
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 17
Kendala Kiat-Kiat untuk mengatasi
Saat anak marah a. Dengarkan dengan penuh perhatian dan seluruh tubuh. Lakukan kotak mata dan sentuh anak dengan lembut.
b. Beri tanggapan dalam satu kata, bukan nasihat panjang, agar anak bebas bereksprsesi. Contoh, “oh begitu.” atau “Hmmm…”
c. Berikan nama perasaan yang dialami anak, misalnya “Aku tahu rasanya kayak ada gunung meletus gitu di dada. Nggak enak. Ya?”
d. Sebut tingkah laku anak, lalu kaitkan dengan emosinya, misalnya “ Kamu tendang-ten-dang karena marah, ya?”
e. Beri anak waktu untuk mengekspresikan emosinya. Tetapi tetap tegas untuk tidak melanggar kesepakatan bersama, misalnya “Kamu bolej nangis keras dulu, tapi tidak merusak dan robek-robek buku.”
f. Bila kita emosi, pisahkan diri dengan tenang. Katakana kita perlu waktu untuk tenangkan diri.
g. Saat kita sudah tenang, lakukan kontak fisik dengan anak. Bila ia menolak, mendekatlah secara fisik.
h. Bahas tingkah laku lain yang bisa dilakukan saat ia mengalami emosi yang sama, misalnya “Kalau lagi kesal, daripada capek teriak-teriak, kamu bisa bilang kamu nggak suka.”
i. Setelah marah reda, lakukan langkah menyelesaikan konflik bersama anak
FisikAdanya masalah pendengaran, lambat dalam berpikir,
Menyarankan anak untuk menggunakan bahasa isyarat secara sederhana Memberi kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi secara verbal maupun non verbal
LingkunganSuhu ruangan, pencahayaan, tingkat kebisingan
Mencari alternatif untuk melakukan aktifitas lain
Perbedaan BudayaPerbedaan dialek
Menghormati dan menghargai keragaman budaya
Komunikasi Efektif Komunikasi Tidak Efektif
TouchingPendidik PAUD memberi salam/ sapaan kepada seluruh anak disertai interaksi.
TouchingPendidik PAUD hanya memberi salam/ sapaan tanpa ada interaksi dengan anak.
TalkingPendidik PAUD berbicara kepada anak dengan kalimat yang sederhana
TalkingPendidik PAUD berbicara kepada anak dengan kalimat yang tidak sederhana
TeachingPendidik PAUD memberi semangat pada anak-anak saat sedang mewarnai gambar.
TeachingPendidik PAUD menghiraukan anak-anak (acuh tak acuh) saat mereka bertanya tentang hasil mewarnai gambarnya.
Tabel 1.3. Komunikasi Efektif dan Komunikasi Tidak Efektif antara Pendidik PAUD
dengan Anak dalam Kelompok
D. Teknik Komunikasi Efektif antara Pendidik PAUD dengan Anak dalam KelompokMenurut Ali Nugraha (2018), terdapat 3T komunikasi dalam kelompok:
1. Touching, sentuhan baik fisik maupun sentuhan verbal. Contoh : Apa kabar Rina ?
2. Talking, berbicara. Dalam hal ini sudah mengantarkan apa yang anak lakukan (apersepsi). Contoh : Kemarin, kita sudah
mengenal tentang Ikan. Siapa yang masih ingat, Ikan makan apa ya?
3. Teaching, pengajaran. Dimana Pendidik PAUD sudah melakukan proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar
Simak video berikut ini
4Membangun komunikasi efektif antara Pendidik PAUD dan anak perlu disertai dengan sikap saling menghormati dan saling menghargai
antara Pendidik PAUD dan anak. Komunikasi yang terjalin secara efektif antara Pendidik PAUD dan anak akan menciptakan suasana
belajar yang kondusif.
BAB IV Komunikasi Efektif
18 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
E. Keterampilan Berkomunikasi antara Pendidik PAUD dengan Orang Tua
Etika berkomunikasi antara Pendidik PAUD dengan orang
tua dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum mengadakan pertemuan resmi dengan
menggunakan surat undangan, sebaiknya berbincang
-bincang santai dengan orang tua (minimal 3x) untuk
membangun hubungan yang baik dengan orang tua
2. Bila isi pembicaraan yang terjadi membutuhkan tindak
lanjut, maka usahakan untuk menyepakati jadwal
pertemuan lanjutan dengan orang tua
3. Ada baiknya kita tidak langsung memberikan saran
atau nasihat terkait pilihan solusi jika tidak diminta,
melainkan berusaha menggali pemikiran orang tua
tentang beberapa solusi terhadap permasalahan
tersebut
Simak video berikut ini
F. Komunikasi Efektif Pendidik PAUD dengan Orang Tua
Komunikasi efektif dapat tercapai dengan baik apabila
Pendidik PAUD dan orang tua membangun hubungan
yang baik. Pengajaran merupakan komunikasi, komunikasi
dengan orang tua bagian terpenting dalam pengajaran.
Di era digital saat ini, komunikasi dengan orang tua dapat
pula dilakukan dengan menggunakan sms, whatsapp, dan
email. Bentuk komunikasi yang lain, orang tua membuat
komunitas atau biasa dikenal dengan komite sekolah.
Adapun bentuk pelibatan keluarga pada satuan Pendidikan,
sebagaimana terdapat dalam Permendikbud No. 30 tahun
2017 Bab III pasal 6 :
1. Menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh
satuan Pendidikan
2. Mengikuti kelas orang tua /wali
3. Menjadi narasumber dalam kegiatan di satuan
Pendidikan
4. Berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan
oleh Komite Sekolah
5. Menjadi anggota tim pencegahan pornografi,
pornoaksi, dan penyalahgunaan narkoba, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya
6. Memfasilitasi dan/atau berperan dalam kegiatan
Penguatan Pendidikan Karakter Anak di Satuan
Pendidikan
Pelibatan keluarga pada satuan Pendidikan akan
meningkatkan komunikasi yang efektif antara Pendidik
PAUD dan orangtua.
G. Teknik Komunikasi Efektif antara Pendidik PAUD dengan Orang tua
Terdapat Teknik komunikasi efektif antara Pendidik PAUD
dengan orang tua, yaitu :
1. Beri perhatian penuh pada orang tua yang sedang
berbicara dan dengarkan dengan penuh konsentrasi
2. Usahakan terjadi kontak mata yang cukup sering untuk
membangun persepsi dalam diri orang tua bahwa kita
sungguh -sungguh memperhatikan
3. Mulai percakapan dengan memberikan komentar positif
yang khusus tentang anak, sebelum masuk kepada hal
yang ingin dibicarakan dengan orang tua
4. Usahakan tidak memberikan “label” kepada anak,
melainkan menggunakan kata/kalimat deskriptif
5. Usahakan tidak memotong pembicaraan, walaupun
kita merasa sudah tahu apa yang akan disampaikan
oleh orang tua
6. Usahakan untuk bertanya kembali tentang maksudnya,
agar kita terhindar dari kesalahpahaman
7. Menggali informasi tentang kondisi anak di rumah,
serta pikiran dan perasaan orang tua terhadap anak
secara umum
8. Di akhir pembicaraan, sampaikan hal-hal positif sebagai
penutup
Simak video berikut ini
Meski demikian, terkadang komunikasi mengalami
kendala. Salah satu atau beberapa pihak tidak
memahami maksud yang disampaikan, atau bahkan
komunikasi menjadi pemicu ketersinggungan.
BAB IV Komunikasi Efektif
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 19
H. Kendala dalam Berkomunikasi EfektifTerdapat beberapa kendala dalam berkomunikasi efektif dan kiat-kiat untuk mengatasi, yaitu :
Kendala Kiat Komunikasi Efektif
Saat anak marah a. Dengarkan dengan penuh perhatian dan seluruh tubuh. Lakukan kontak mata dan sentuh anak dengan lembut.
b. Beri tanggapan dalam satu kata, bukan nasihat panjang, agar anak bebas bereksprsesi. Contoh, “oh begitu.” atau “Hmmm…”
c. Berikan nama perasaan yang dialami anak, misalnya “Aku tahu rasanya kayak ada gunung meletus gitu di dada. Nggak enak. Ya?”
d. Sebut tingkah laku anak, lalu kaitkan dengan emosinya, misalnya “ Kamu tendang-tendang karena marah, ya?”
e. Beri anak waktu untuk mengekspresikan emosinya. Tetapi tetap tegas untuk tidak melanggar kesepakatan bersama, misalnya “Kamu bolej nangis keras dulu, tapi tidak merusak dan robek-robek buku.”
f. Bila kita emosi, pisahkan diri dengan tenang. Katakana kita perlu waktu untuk tenangkan diri.
g. Saat kita sudah tenang, lakukan kontak fisik dengan anak. Bila ia menolak, mendekatlah secara fisik.
h. Bahas tingkah laku lain yang bisa dilakukan saat ia mengalami emosi yang sama, misalnya “Kalau lagi kesal, daripada capek teriak-teriak, kamu bisa bilang kamu nggak suka.”
i. Setelah marah reda, lakukan langkah menyelesaikan konflik bersama anak
FisikAdanya masalah pendengaran, lambat dalam berpikir,
a. Menyarankan anak untuk menggunakan bahasa isyarat secara sederhana
b. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi secara verbal maupun non verbal
LingkunganSuhu ruangan, pencahayaan, tingkat kebisingan
a. Mencari alternatif untuk melakukan aktivitas lain
Perbedaan BudayaPerbedaan dialek
a. Menghormati dan menghargai keragaman budaya
• Jika anak merasa diperhatikan dan dicintai Pendidik PAUD, maka mereka akan terbuka membicarakan semua permasalahan
• Jika Pendidik PAUD lebih mudah menerima ide, keinginan, keluhan, dan harapan anak, maka mereka dapat mengembangkan perilaku baik.
20 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
BAB IV Komunikasi Efektif
EVALUASI
Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang komunikasi efektif?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan jenis-jenis pertanyaan dan manfaatnya!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan kendala-kendala yang biasanya terjadi dalam berkomunikasi antara Pendidik PAUD dan anak!
Apa yang sebaiknya Pendidik PAUD lakukan ketika menghadapi kendala dalam berkomunikasi?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Sebutkan keterampilan komunikasi yang harus dimiliki Pendidik PAUD !
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
DISKUSI
APA RENCANA BAPAK/IBU DALAM MERANCANG KOMUNIKASI DI KELAS?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
APA RENCANA BAPAK/IBU DALAM MERANCANG KOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA?
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 21
BAB V Pengasuhan
PENGASUHAN BAB V
A. Pengasuhan dan Aspek Pentingnya
Michele Borba dalam bukunya The Big Book of Parenting Solutions (2009) mengatakan bahwa pengasuhan adalah
amanah untuk orang tua sepanjang hidupnya. Hal ini dikarenakan pengasuhan dilakukan tanpa henti, dari sejak anak
dalam kandungan, usia dini, remaja, hingga dewasa.
Wong (2001) mendefinisikan pengasuhan sebagai proses interaksi antara orang tua dan anak dalam mendukung
perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual. Sehingga anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi
yang cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti yang luhur dan berahklak mulia. Selanjutnya dikatakan, pengasuhan
hendaknya dilakukan dengan positif. Yakni dengan menggunakan pendekatan yang mengedepankan penghargaan,
pemenuhan dan perlindungan hak anak, juga mengutamakan kepentingan terbaik anak.
Selain di lingkungan rumah, pengasuhan dapat pula dilakukan di lingkungan sekolah dimana Pendidik PAUD, kepala
sekolah, dan warga sekolah lainnya yang melakukan pengasuhan. Pengasuhan dapat pula dilakukan di lingkungan
masyarakat dimana tetangga dan orang-orang yang tinggal di sekitar lingkungan tempat tinggal anak.
Komunikasi memegang peranan penting dalam keberhasilan pengasuhan. Nilai-nilai keluarga atau sekolah yang
melandasi praktik pengasuhan tidak akan diterima apalagi terinternalisasi dalam diri anak tanpa komunikasi yang
efektif.
Selain itu, penegakan disiplin yang diterapkan secara positif sangat mendukung tercapainya tujuan pengasuhan
yakni pengembangan karakter dan kepribadian anak.
Penerapan komunikasi maupun disiplin positif dilakukan dengan mempertimbangkan tahapan perkembangan
anak. Komunikasi dan disiplin untuk anak usia dini tentu berbeda dengan yang ditujukan untuk anak remaja bukan?
BAB V Pengasuhan
22 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
B. Prinsip Pengasuhan Dalam praktiknya, pengasuhan yang diterapkan ke satu
anak tidak selalu berhasil untuk anak yang lain. Mengapa?
Karena pada prinsipnya, semua anak adalah unik, berbeda
satu sama lain. Perbedaan dapat disebabkan karena latar
belakang keluarga, temperamen, atau gaya belajar. Meski
demikian, ada sejumlah prinsip yang dapat digunakan dalam
pengasuhan untuk tiap anak pada setiap kesempatan.
Apa saja prinsip-prinsip dalam pengasuhan ?
Prinsip pengasuhan ada yang ditujukan secara internal untuk
diri orang tua, Pendidik PAUD atau orang dewasa lainnya.
Selain itu, ada prinsip yang ditujukan bagi pengondisian
lingkungan anak.
1. Prinsip Pengasuhan untuk pengondisian lingkungan (eksternal)
a. Menyediakan lingkungan yang aman
Semua anak membutuhkan lingkungan yang aman
bagi proses tumbuh kembangnya (Maswita, dkk,
2018). Untuk itu, orang tua dan Pendidik PAUD harus
memastikan lingkungan fisik anak bebas dari benda
tajam dan berbahaya, anak selalu dalam jarak yang
dapat dilihat dan diawasi keberadaannya.
Keamanan juga harus terjadi di lingkungan non
fisik anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga
lingkungan belajar anak bebas dari kekerasan (verbal,
emosi dan seksual).
b. Lingkungan yang nyaman dan ramah
Lingkungan ini tercipta ketika Pendidik PAUD atau
orang tua ada (available) ketika anak membutuhkan
bantuan, dukungan atau perhatian. Ketika Pendidik
PAUD atau orang tua memberikan perhatian dan pujian
bagi perilaku baik anak, maka ini bermakna anak akan
melakukannya lagi.
c. Lingkungan yang melibatkan (engaging)
Setiap anak harus dilibatkan dalam pengasuhan. Hal ini
dapat dilakukan dengan meminta pendapat dan cerita
anak dalam banyak kesempatan. Sanders and Ralph
(2001) mengatakan, pengasuhan yang melibatkan juga
dapat dilakukan dengan menciptakan kesempatan yang
menantang bagi anak untuk eksplorasi, menemukan
dan mengembangkan gagasan dan keterampilan.
2. Prinsip Pengasuhan untuk diri orang tua atau Pendidik PAUD (internal)
Najelaa Shihab, di laman Keluarga Kita mengatakan,
kasih sayang atau cinta orang tua dan Pendidik PAUD
kepada anak mungkin tidak pernah “berkurang”. Meski
demikian, segenap tantangan yang dihadapi baik oleh
orang tua, Pendidik PAUD maupun anak-anak sendiri,
membutuhkan bukan hanya “banyaknya cinta”, tetapi
bagaimana bisa saling “mencintai dengan lebih baik”.
Keluarga Kita menyampaikan ada 5 prinsip pengasuhan
yang bisa diterapkan pada setiap kesempatan. Prinsip
tersebut adalah kepanjangan dari CINTA:
1. Cari cara sepanjang masa (C).
Hal ini dikarenakan tantangan yang dihadapi orang tua
dan Pendidik PAUD pada tiap tahap perkembangan
anak juga berbeda. Demikian juga perubahan
lingkungan yang mempengaruhi perubahan pada diri
anak. Membutuhkan cara-cara yang berbeda dalam
pengasuhan.
Misalnya: ketika anak baru masuk PAUD, disiplin dan
komunikasi biasanya masih mudah dilakukan. Tetapi
ketika sudah berbulan-bulan di PAUD, saat anak
sudah mempunyai banyak teman yang mempengaruhi
perilakunya, maka disiplin dan komunikasi akan lebih
menantang dilakukan. Pendidik PAUD dalam hal ini
harus mencari cara-cara baru.
2. Ingat impian tinggi anak (I)
Orang tua dan Pendidik PAUD harus percaya bahwa
pada dasarnya anak mampu, bahkan sebelum anak
membuktikan pada dirinya sendiri bahwa dia berhasil
melakukan sesuatu. Mengapa? Karena kepercayaan
orang tua dan Pendidik PAUD inilah yang menjadi
modal utama anak untuk percaya diri, kreatif, mandiri
dan bertanggung jawab. Modal inilah yang menjadi
amunisi bagi tercapainya cita-cita atau impiannya kelak.
3. MeNerima tanpa “drama” (N)
Bahagia seharusnya tidak hanya dirasakan orang tua
atau Pendidik PAUD ketika anak berbuat benar atau
mendapat piala karena menang lomba. Saat anak
kalah dan salah, justru orangtua harus bisa menahan
cela dan mengendalikan amarah yang pada akhirnya
menjadi “drama”. Pada saat anak kalah, anak justru
BAB V Pengasuhan
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 23
membutuhkan dukungan dan motivasi. Pun ketika anak
melakukan kesalahan, dia membutuhkan Pendidik PAUD
dan orang tua yang meluruskan dan mendampingi dia
mengoreksi kesalahan.
4. Tidak takut salah (T).
Kesempatan kedua tidak pernah sia-sia, semua
membuahkan hikmah atau pelajaran, serta adaptasi.
Ini bahkan terjadi sejak anak-anak. Ketika anak belajar
berjalan, masih ingat berapa kali dia terjatuh? Untuk
akhirnya dia berhasil berjalan sendiri, tanpa bantuan
orang tua. Semua orang tua dan Pendidik PAUD harus
terus belajar, karena tidak ada keluarga dan sekolah
yang sempurna.
5. Asyik main bersama (A)
Interaksi yang hangat dan humor menjadi candu,
bila dilakukan bersungguh-sungguh. Kehadiran dan
keterlibatan Pendidik PAUD dan orang tua dalam
proses belajar anak seharusnya jadi pengalaman yang
menyenangkan dan bermakna untuk semua.
LEMBAR EVALUASI
1. Apa itu pengasuhan?
2. Dimana dan siapa saja yang melakukan?
3. Prinsip pengasuhan apa saja yang dapat dilakukan Pendidik PAUD? Jelaskan masing-masing prinsip terse-
but!
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
RENCANA AKSI
Prinsip pengasuhan apa yang rencananya akan Bapak/Ibu gunakan di PAUD?
Apa rencana kerjasama Bapak/Ibu dengan orang tua yang menunjang keberhasilan belajar anak?
24 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
BAB VI Penutup
PENUTUPBAB VI
Berdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh Pendidik PAUD adalah kompetensi berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun. Kompetensi tersebut meliputi dua sub kompetensi, yaitu:
1. Memilih berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun dengan anak usia dini.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan anak usia dini.
Diperlukan kemampuan berkomunikasi secara efektif konteks pengasuhan di Lembaga PAUD, komunikasi
akan efektif apabila Pendidik PAUD atau anak bersedia mendengar dan menyampaikan pesan untuk mencapai
tujuan berkomunikasi. Pendidik PAUD harus memperkuat keterampilan serta teknik dalam komunikasi efektif.
Melalui komunikasi efektif, anak merasa diperhatikan dan dicintai Pendidik PAUD sehingga mereka akan
terbuka membicarakan semua permasalahan. Pendidik PAUD lebih mudah menerima ide, keinginan keluhan,
dan harapan anak sehingga dapat mengembangkan perilaku baik anak.
Komunikasi dalam pengasuhan tidak lepas dari prinsip-prinsip pengasuhan. Prinsip-prinsip pengasuhan
mencakup : Anak harus diperlakukan dengan (penuh penghargaan, bebas dari tindakan kekerasan, cinta dan
kasih sayang) dan menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah bagi tumbuh kembang anak.
BAB VII Rangkuman
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 25
RANGKUMANBAB VII
“Tahapan perkembangan bahasa anak merupakan tahapan perkembangan anak yang harus dipahami oleh Pendidik PAUD. Salah satu hal penting dalam bahasa adalah kemampuan komunikasi. Komunikasi efektif adalah cara orang tua memberikan arahan kepada anak dan anak menyampaikan gagasan kepada orang tua dalam suasana yang nyaman dan saling memahami. Terdapat 5 keterampilan berkomunikasi efektif yang harus dikuasai Pendidik PAUD yaitu : keterampilan berempati, keterampilan menyimak, keterampilan bertanya, keterampilan bercerita, dan keterampilan memberikan umpan balik.”
Terdapat pula kendala dalam berkomunikasi yang ditandai ketika anak marah, kemampuan fisik, pengaruh lingkungan, dan
perbedaan budaya. Tentunya kendala tersebut dapat diatasi dengan kiat-kita untuk mengatasi kendala dalam komuikasi
efektif. Dalam berkomunikasi Pendidik PAUD harus memahami teknik berkomunikasi dalam pengasuhan. Hal tersebut
penting dilakukan agar Pendidik PAUD dapat menyampaikan perasaan, pikiran, dan perilaku kepda anak dengan jelas.
Komunikasi dalam pengasuhan dapat dilakukan oleh Pendidik PAUD apabila Pendidik PAUD memiliki tujuan pengasuhan.
Tujuan pengasuhan dapat tercapai apabila didasari dengan prinsip-prinsip pengasuhan. Komunikasi dalam pengasuhan
memperkuat keterampilan Pendidik PAUD dalam berkomunikasi dengan anak.
26 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
PRE/POST TEST
1. Perhatikan percakapan di bawah ini.
Pendidik PAUD: Apakah kamu sudah senang dengan
buku cerita ini?
Anak: senang bu..
Dari percakapan di atas, jenis pertanyaan yang
digunakan oleh Pendidik PAUD adalah…..
a. Pertanyaan tertutup
b. Pertanyaan terbuka
c. Pertanyaan masa lalu
d. Pertanyaan masa kini
2. Berikut yang terjadi jika Pendidik PAUD sering
melontarkan pertanyaan tertutup, kecuali:
a. Anak merasa didikte
b. Anak merasa dicurigai
c. Terjadi percakapan yang memberdayakan
d. Jawaban terbatas
3. Berikut adalah keterampilan penting dalam
berkomunikasi, kecuali:
a. Keterampilan Menyimak
b. Keterampilan Berempati
c. Keterampilan Bertanya
d. Keterampilan menggunakan Bahasa tubuh
4. Berikut adalah karakter perkembangan Bahasa anak
usia 3-4 tahun, kecuali
a. Menyebutkan nama depan dan nama belakangnya
b. Menyebutkan 3 kejadian/peristiwa umum
c. Belum konsisten menggunakan kalimat lengkap
d. Menceritakan pengalaman sederhana
5. Pada tahap perkembangan bahasa anak manakah,
ketika orang tua bertindak sebagai pengenal atau
model awal yang memperkenalkan bahasa dan kosa
kata baru dimulai dari kata kata benda yang berada di
sekitar anak?
a. Pada tahap perkembangan 0-3 bulan
b. Pada tahap perkembangan 4-6 bulan
c. Pada tahap perkembangan 7-12 bulan
d. Pada tahap perkembangan 6 – 8 bulan
6. Pengasuhan dengan pendekatan yang mengedepankan
penghargaan, pemenuhan dan perlindungan hak anak,
juga mengutamakan kepentingan terbaik anak, adalah
ciri dari pengasuhan apa?
a. Otoritatif
b. Apresiatif
c. Positif
d. Protektif
7. Berikut ini adalah beberapa dari kesalahan yang sering
dilakukan orang tua, kecuali:
a. Menyalahkan
b. Mendengarkan
c. Membandingkan
d. Menasehati
8. Perhatikanlah beberapa karakteristik perkembangan
anak di bawah ini:
• Menggunakan kata-kata jamak yang teratur
• Menggunakan kombinasi 3 kata untuk membentuk
kalimat
• Menjawab pertanyaan sederhana “apa”
• Mengulang kalimat yang terdiri dari lima kata
• Mengidentifikasi kejadian sederhana saat di tanya
• Menggunakan kalimat dengan 4 kata
Karakteristik perkembangan anak pada usia berapakah
hal yang diuraikan di atas ?
a. Anak usia 1-2 tahun
b. Anak usia 2,5-3 tahun
c. Anak usia 3-4 tahun
d. Anak usia 4-6 tahun
PRE/POST TEST
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 27
PRE/POST TEST
9. Berikut ini adalah upaya orang tua/pendidik dalam
membangun kemampuan mendengarkan anak,
kecuali:
a. Memperdengarkan suara-suara (sound effects)
b. Memperdengarkan cerita dengan musik
c. Memperlihatkan kepada anak serangkaian gambar
dengan muatan cerita didalamnya dan anak
diminta untuk menceritakannya
d. Menyanyikan lagu anak-anak.
10. Walaupun anak belum bisa bicara, namun
perhatikanlah suara, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah.
Kita akan memahami perasaan anak dan mereka juga
akan merasa dihargai. Dengan demikian, anak akan
memahami bahwa ia memiiiki kekuatan meialui kata-
katanya.”
Pernyataan di atas adalah upaya orang tua untuk
membantu perkembangan bahasa anak melalui:
a. Kosa kata
b. Pelafalan
c. Ekspresi
d. Gerak tubuh
Kunci Jawaban
1.a
2.c
3.d
4.c
5.a
6.c
7.b
8.b
9.c
10.c.
Essay:
1. Sebutkan cara menyusun percakapan yang
memberdayakan dengan anak!
2. Apa saja kendala komunikasi yang biasanya terjadi
dengan anak? Sebutkan solusinya!
3. Sebutkan dua (2) jenis prinsip pengasuhan berikut
rinciannya!
4. Bagaimana karakter perkembangan Bahasa anak 1-2
tahun? Sebutkan!
28 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
Tugas Mandiri
TUGAS MANDIRI
Untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan peserta diklat terkait materi Komunikasi Dalam Pengasuhan, peserta
memiliki tugas setelah tahap tatap muka, yaitu tugas mandiri. Bentuk tugas mandiri yang terkait dengan Modul Komunikasi
Dalam Pengasuhan berkaitan juga denganTugas Mandiri yang terkait dengan Modul Etika dan Karakter Pendidik PAUD PAUD
yaitu melakukan Interaksi Positif antara Pendidik PAUD dengan Anak dengan bobot 20 JPL atau lama waktu pelaksanaan
maksimal 2 hari. Tugas Mandiri Interaksi Positif Pendidik PAUD dengan Anak ini adalah bagian dari Tugas Mandiri Pilihan.
A. Penjelasan Tentang Tugas Mandiri Interaksi Positif Pendidik PAUD dengan Anak
Tugas mandiri terkait dengan pengamatan dan pencatatan terhadap kegiatan berkomunikasi dengan anak.
B. Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan
1. Buatlah kegiatan yang menunjukan interaksi Pendidik PAUD dan anak dengan cara:
a. Berbicara:
• Berbicara dengan nada suara rendah
• Menatap mata anak dengan tatapan bersahabat
• Menggunakan bahasa tubuh ramah anak.
b. Mencontohkan:
• Mencontohkan dengan jelas cara dan urutan kerja secara bertahap dan berulang
• Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sendiri, tanpa paksaan.
2. Catatlah dalam format dengan contoh sebagai berikut:
Contoh: Kegiatan Anak sedang makan bekal pada jam makan (Usia 4 tahun).
No Potensi Masalah Aspek Perkembangan Dukungan Pendidik PAUD
1 Berebut ingin lebih dulu mengambil
Sosial emosional • Mengingatkan anak untuk bersabar menunggu giliran
“Sabar ya, Nak…. Silakan membuat antrean..”
Kognitif • Berlatih menentukan urutan, misalnya anak berbaris mengambil bekal sesuai urutan abjad berdasarkan huruf awal namanya atau berdasarkan urutan angka tanggal lahir.
Bahasa
2 Kesulitan membuka bekal (tas, tutupbotol, tutup kotak makanan, bungkus makanan).
Sosial emosional • Mengatakan pada anak untuk mencoba membuka sendiri.
“Coba sekali lagi…”
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 29
Tugas Mandiri
Bahasa • Meminta anak untuk meminta bantuan menggunakan kalimat sederhana.
“Bu Pendidik PAUD, tolong… saya tidak bisa membuka tutup botol ini.”
• Memberikan petunjuk dengan bahasa tentang cara membuka.
“Silahkan dilihat tutup botol ini, coba diputar atau ditekan..”
Kognitif • Memberikan pendampingan saat anak membuka bekal
• Memberikan contoh cara membuka bekal, memahami aturan dan urutan kerja.
Nilai Agama dan Moral • Berhasil membuka bekal, anak diajak mengucapkan termakasih kepada yang membantu dan bersyukur atas keber-hasilannya.
C. Blanko Isian (digandakan dan dimasukan ke dalam laporan tugas mandiri)
Kegiatan: ............................
Hari/Tanggal: ......................
Tempat: ..............................
No Potensi Masalah Aspek Perkembangan Dukungan Pendidik PAUD
30 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
DeVito, J.A. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Proffesional Books
Sanders, Ralph. (2001). Practitioner’s for Primary Care Triple P. Queensland: Families International Publishing Pty. Ltd
Kemendikbud. (2015). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang
Standar PAUD, Jakarta: Kemendikbud
Kemendikbud. (2015). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 tahun 2014 tentang
Kurikulum PAUD, Jakarta: Kemendikbud
Modul “Komunikasi dalam Pengasuhan”, Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas, 2018
Direktorat Pendidikan Keluarga. (2017). Buku Saku Komunikasi Efektif, Jakarta: Kemendikbud
Direktorat Pendidikan Keluarga. (2017). Buku Saku Pengasuhan Positif, Jakarta: Kemendikbud
Setiawan. Bukik, (2018). Keterampilan Bertanya. Jakarta: Direktorat Pendidikan Keluarga
Shihab. Najelaa, (2016). Merdeka Belajar: Mencintai dengan Lebih Baik , 27 November 2016 keluargakita.com
BAB I Pendahuluan
KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN 31
BAB I Pendahuluan
32 KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN