e-journal.pdf
TRANSCRIPT
-
1
Perbedaan Kekuatan Gigit Gigi Asli dan Gigi Tiruan Tetap Tiga Unit dengan Mikrokontroler At-89S51
(Differences Bite Force of Teeth and Denture Bridge Three Units With At-89S91 Microcontroller)
Ali Surahman Fatahillah1, Harly Prabowo2, Michael Josef K K2
------------------------------------------------ 1. Mahasiswa Strata 1 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya, 2. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya
ABSTRACT
Backgroud.Lost of teeth can affect chewing function, therefore the tooth should be immediately replaced with denture. One type of denture is a Bridge. Bridge is intended to restore the reduced power chewable because the loss of one or more teeth. Need to do research on the denture chewing replace the reduced power due to the loss of one or more teeth. The greater the bite force bridge or close to strength of teeth, the denture can be said to be effective bridge to replace the teeth are missing. Purpose. To know the difference bite force of teeth and denture bridge three units with AT-89S91 microcontroller that had been treated at the clinic Prostodonsia Faculty of Dentistry Airlangga University. Methods. This study used 2 groups of samples, at 18 the same person. The first group is in a normal tooth is measured three times using the AT-89S81 microcontroller to feel pain and then look average. Then the second group are the same person's user denture bridge three units of measurement three times using the AT-89S81 microcontroller to feel pain and then look averange. Result. The result was analyzed statistically using paired t-test with level of significance of 0,05. The result showed that the mean normal teeth 0,5 % for the first group is 8,45 kg; and for the second group is 6,37 kg. This showed that there is significant differences between 2 group with p < 0,05 . Conclusion. Bite force of teeth is larger than bite force of bridge with the effectiveness of 75.49%.
Keyword: Bite Force, Bridge, AT-89S91 microcontroller
Korespondensi (correspondence): Harly Prabowo, Departemen Ilmu Prosthodonsia, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Jln. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo N0. 47 Surabaya
60132, Indonesia.
Pendahuluan
Mengunyah merupakan salah satu aktivitas yang selalu dilakukan manusia. Fungsi ini
memungkinkan makanan untuk dihancurkan sehingga mudah ditelan.1 Gigi merupakan
-
2
komponen penting dalam sistem pengunyahan makanan. Efektifitasnya dipengaruhi oleh
mahkota gigi, jaringan periodonsium dan kekuatan gigit.1 Kehilangan gigi dapat
mempengaruhi fungsi pengunyahan, oleh karena itu gigi harus secepatnya diganti dengan gigi
tiruan.2
Salah satu jenis gigi tiruan adalah gigi tiruan tetap. 3 Gigi tiruan tetap dilekatkan secara
permanen dengan semen khusus pada gigi yang telah dipreparasi, maka ketetapan estetik
serta ketetapan oklusi didalam rongga mulut penting untuk diperhatikan
Gigi tiruan tetap merupakan salah satu alat yang dibuat untuk mengganti satu atau lebih
gigi yang hilang secara permanen dalam rongga mulut.4 Pembuatan gigi tiruan tetap
dimaksudkan untuk memulihkan daya kunyah yang berkurang karena hilangnya satu atau
lebih gigi asli. Fungsi lainnya adalah memperbaiki estetik serta mencegah terjadinya
pemindahan tempat dari gigi-gigi sekitar ruangan kosong. 5
Perlu dilakukan penelitian mengenai seberapa besar gigi tiruan tetap menggantikan
daya kunyah yang berkurang karena hilangnya satu atau lebih gigi asli. Penulis
menganalogikan daya kunyah dengan kekuatan gigit. Semakin besar kekuatan gigit gigi
tiruan tetap atau mendekati kekuatan gigi asli, maka gigi tiruan tetap dapat dikatakan efektif
menggantikan gigi-gigi asli yang hilang.
Pengukuran kekuatan gigit dapat menggunakan bermacam-macam alat, salah satunya
menggunakan mikrokontroler. Mikrokontroler adalah alat yang dapat mengukur kekuatan
gigit dengan menggunakan sensor dalam satuan kilogram. Dengan mengetahui kekuatan gigit
tersebut dapat diketahui efektifitas pengunyahan seseorang.
Berkenaan hal tersebut Peneliti ingin melakukan penelitian tentang perbedaan kekuatan
gigit gigi asli dan gigi tiruan tetap tiga unit dengan Mikrokontroler AT-89S51
-
3
Bahan dan Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional/longitudinal
yang telah disetujui oleh Komisi Kelaikan Etik Penelitian Kesehatan (KKEPK) Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Penelitian dilaksanakan pada 18 pengguna gigi
tiruan tiga unit yang pernah dilakukan perawatan Jembatan di Klinik prosthodonsia, tidak
memiliki kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan periodontal, berusia 21-40 tahun
dengan jenis kelamin wanita, tidak dalam keadaan menstruasi, tidak didapat gigitan silang
posterior baik skeletal maupun dental, gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah pada pada
sisi yang berlawanan pada gigi yang menggunakan gigi tiruan tetap, bebas karies dan tidak
ada penyakit periodontal yang telah menandatangani lembar persetujuan bersedia berperan
serta dalam penelitian ini (informed concent).
Pemakai gigi tiruan tetap tiga unit diminta untuk menanda tangani surat
persetujuan untuk bersedia sebagai subjek penelitian. Dilakukan pemeriksaan secara klinis
khususnya pemeriksaan intra oral untuk mengetahui kondisi di dalam mulut. Subjek
Penelitian dipersilahkan duduk tegak dengan posisi rahang atas sejajar dengan lantai. Alat
pengukur kekuatan gigit diletakkan bagian oklusal kedua retainer dan pontik meliputi molar
kedua(retainer),molar pertama(pontik), dan premolar kedua(retainer) pada ujung sensor sudah
dipasang plastik disposible sehingga tidak terkontaminasi saliva. Subjek Penelitian
diinstruksikan menggigit alat tersebut dalam posisi oklusi sentrik sampai timbul rasa nyeri
pada daerah gigi yang berkontak dan mempraktekkannya pada saat pengukuran. Subjek
Penelitian diberi selang waktu istirahat 5 menit. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali.
Hasil pengukuran dicatat didalam tabel yang telah disediakan. Hasil pengukuran dicari rata-
rata dengan cara menjumlah hasil pengukuran kemudian dibagi tiga. Kemudian dilakukan
tahapan yang sama pada gigi sebelahnya yang normal.
-
4
Analisis data menggunakan paired t-tes untuk menentukan perbedaan kekuatan gigit
gigi asli dan gigi tiruan jembatan tiga unit dengan taraf kemaknaan yang digunakan adalah
kurang dari 0,05.
Tabel 1. Data rata rata kekuatan gigit Gigi Asli dan Gigi Tiruan Tetap tiga unit
1 2 3 rata2 1 2 3 rata21 Destika Ajeng 11,6 11 12 11,23 6,7 7,4 6,4 6,832 Dian Meiria 8,4 7,9 8,1 8,13 5,8 6,1 5,8 5,903 Dian Agustina 8,1 8 7,9 8,00 6,1 5,8 5,8 5,904 Rita Rosita 8,5 9,2 8,2 8,63 8,4 8,5 8,1 8,335 Asih 9 8,7 8,7 8,80 7,6 6,7 7 7,106 Ana 11,6 11 11 10,87 7,3 7 7,3 7,207 Dian Novita 9 8,7 8,3 8,67 9 8,9 8,5 8,808 Ny.Siti Maya 9 8,7 8,7 8,80 6,7 6 6,7 6,479 Suparti 8,7 8,3 8,7 8,57 7,8 7,3 6 7,03
10 Endang Ciptowati 10,5 9 9,3 9,60 7,3 6,7 7,8 7,2711 Fitrotul Aini 8,7 8,3 8 8,33 6 6,3 6 6,1012 Kiki H 7,6 7,8 7,3 7,57 4,9 5,8 5,8 5,5013 Ny.Sri Swandajani 8,3 8 6,4 7,57 5,8 4,9 6,3 5,6714 Marti Nengsih 7,6 6 6,7 6,77 4,9 5,3 4,9 5,0315 Ibu Wiwik 8,7 7 7,3 7,67 6,4 4,9 5,8 5,7016 Rini Widyaningsih 10,5 7,8 7,6 8,63 6 4,9 5,8 5,5717 Elsa Bahar Putri 6,4 5,9 6,7 6,33 4,9 5,3 4,9 5,0318 Ny. Diana Herawati 8,7 7,8 7,3 7,93 4,9 6 5,3 5,40
No Nama Pengguna Kekuatan Gigit Gigi AsliKekuatan Gigit Gigi Tiruan Jembatan
Setelah dilakukan pengamatan secara klinis pada 18 pemakai gigi tiruan tetap tiga
unit, dilakukan pengukuran kekuatan gigit dengan alat mikrokontroler AT-89S51 pada
pemakai gigi tiruan tetap dan gigi asli, maka didapatkan data rata - rata seperti pada tabel 1.
Selanjutnya, dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah distribusi dari data
yang diperoleh normal atau tidak.
-
5
Tabel 2. Hasil rerata dan simpangan baku kekuatan gigit gigi asli dan gigi tiruan jembatan tiga unit dengan mikrokontroler AT-89S51
Gigi Asli Gigi Tiruan Tetap tiga unit n Rerata SB K n Rerata SB K 18 8,45 1,22 P = 0,936
18 6,37 1,07 P = 0,728
Keterangan: n = Jumlah sampel Rerata = Rata-rata Kekuatan Gigit SB = Simpangan baku k = Hasil uji Kolmogorov-Smirnov (kemaknaan)
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa rerata pengukuran kekuatan gigit
dengan alat mikrokontroler AT-89S51 pada gigi tiruan tetap tiga unit lebih rendah daripada
gigi asli. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 1 menunjukkan seluruh kelompok
tersebut berdistribusi normal (p > 0,05).
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna antara data-
data kekuatan gigit gigi asli dan gigi tiruan tetap tiga unit dengan mikrokontroler AT-89S51
dilakukan pengujian menggunakan paired t-test. Hasil paired t-test dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 3. Hasil paired t-test terhadap kekuatan gigit gigi asli dan gigi tiruan tetap tiga unit dengan
mikrokontroler AT-89S51
n Rerata SB k
Kekuatan gigit
Gigi asli 18 8,45 1,22 P =
0,000 Gigi Tiruan Jembatan tiga unit
18 6,37 1,07
Keterangan: n = Jumlah sampel Rerata = Rerata kekuatan gigit SB = Simpangan baku k = Hasil paired t-test (kemaknaan)
-
6
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang bermakna (p < 0,05) antara
kekuatan gigit gigi asli dan gigi tiruan tetap tiga unit dengan mikrokontroler AT-89S51
Maka dari hasil uji hipotesis didapatkan bahwa ada perbedaan antara kekuatan gigit gigi
asli dan gigi tiruan tetap tiga unit saat dilakukan penghitungan dengan menggunakan alat
mikrokontroler AT-89S51
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekuatan gigit antara gigi asli
dan kekuatan gigi tiruan tetap tiga unit. Teknik pencarian sampel dilakukan melalui
pengukuran kekuatan gigit gigi asli dan gigi tiruan tetap tiga unit pada subjek yang sama.
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga.
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa kekuatan gigit gigi asli dan kekuatan gigit
gigi tiruan tetap tiga unit, secara perhitungan statistik paires t-test didapatkan nilai p < dari a
= 0.05, yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara kekuatan gigit gigi asli dengan
kekuatan gigit gigi tiruan tetap tiga unit menggunakan mikrokontrolet AT-89S51
Pada bagian oklusal pontik, beban akan didistribusikan secara merata ke bagian
retainer karena bagian pontik tidak melekat langsung kebagian oklusal gusi. Bagian retainer
memiliki batasan kemampuan untuk menahan suatu beban. Apabila beban melebihi dari
ambang normalnya, akan cepat terjadi ambang rasa nyeri. Hal ini disebabkan karena tensile
streangth ligamen periodontal merenggang melebihi dari semula, sehingga ligamen
periodontal mengirim sinyal-sinyal ke otak bahwa terjadi peningkatan beban di ligamen
periodontal yang melebihi batas6, otak merespon untuk mengurangi kekuatan gigit sehingga
secara tidak langsung mengurangi kekuatan gigit pada gigi tiruan tetap tiga unit.
-
7
Walaupun penelitian ini telah dilakukan dengan metode yang telah ditentukan akan
tetapi hasilnya kemungkinan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal yang tidak dapat dikontrol
yaitu, apabila ada subjek tidak mengikuti instruksi yang diberikan oleh peneliti dengan benar
sehingga dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Walaupun peneliti dapat mengontrol jenis
kelamin dan usia subjek akan tetapi ada faktor tambahan lain yang tidak dapat dikontrol dan
dapat mempengaruhi kekuatan gigit, seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan jenis tertentu
seperti jenis makanan yang dikonsumsi, karena hasil akan berbeda pada subjek yang sering
memakan makanan yang lunak dengan subjek yang sering memakan makanan yang
cenderung keras. Hal tersebut akan mempengaruhi besar kekuatan otot-otot pengunyahan.
Sensitifitas subjek terhadap rasa nyeri berbeda-beda, sehingga waktu pengukuran kekuatan
gigit sampai penderita terasa nyeri pada masing masing subjek tidak sama.
Dari data hasil penelitian dan analisis data, terlihat bahwa kekuatan gigit gigi asli
lebih besar dari kekuatan gigit gigi tiruan tetap tiga unit sehingga dapat disimpulkan kekuatan
gigit gigi tiruan tetap fungsi efektifitas menggantikan gigi asli kira-kira 75,49% dari
kekuatan gigi asli. Nilai ini didapat dengan membandingkan rata-rata kekuatan gigi tiruan
tetap tiga unit seluruh subjek penelitian dengan kekuatan gigit gigi asli seluruh subjek
penelitian dikali seratus persen.
Daftar Pustaka
1. Koshino, H., Hirai T., Ikeda, Y. 1997. Tongue Motor Skill and Masticatory Performance in Adult Dentates, Elderly Dentates and Complete Dentures Wearers. Journal of Prosthetic. Vol 77 : 2. Mosby : St. Louis.
2. Haryanto AG dkk. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Edisi 1. Jakarta:Hipokrates. 1991;30-48.
3. Prajitno HR. Ilmu Geligi Tiruan Lepasan. Edisi 3. Jakarta:EGC. 1991;1-3:100-115 4. Stananought D. Laboratory Procedure and Inlay, Crown and Bridges.
1975.Mebourne:Oxford London Edinburgh.;52-59. 5. Martanto P. Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Tetap jilid 1 dan 2 Bandung:
Alumni. 1981;1-5:272-275 6. Sherwood, I. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi ke-1. Jakarta : EGC.