e---journal ee peternakan tropika · 2020. 6. 27. · persentase rampela, dan persentase usus...
TRANSCRIPT
eeee----JournalJournalJournalJournal
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
eeee----journal journal journal journal
FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD
Elektronik Jurnal Peternakan Tropika
dipublikasikan oleh:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1
Telp. 0361-235231/222096
email: [email protected]
Volume Nomor Tahun
VII 3 2019
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA
REDAKTUR / KETUA EDITOR
Dr. I Made Mudita, S.Pt., MP
EDITOR
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS
Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS
Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS
Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi
Eny Puspani, SPt., MSi
I Wayan Wirawan, SPt., MP
Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi
Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi
Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi
Ir. Ni Putu Sarini, MSc
Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM
I Wayan Sukanata, SPt., MSi
ALAMAT REDAKSI:
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1
Telp. 0361- 222096 / 235231 /087784792574
Email: [email protected]
eeee----JournalJournalJournalJournal
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected] eeee----journal journal journal journal
FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD
PANDUAN BAGI PENULIS
Ketentuan Umum
1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan
(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1 minimal berasal
dari naskah seminar tugas akhir (Seminar hasil penelitian/Pra-Skripsi) yang telah
disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing, sedangkan untuk penulis lain naskah
disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku umum)
2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk
hasil penelitian, kegiatan ilmiah, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang
ditentukan
4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy
(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft
Word.
5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:
Redaksi eJournal Peternakan Tropika
d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar
Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali
Telp. 0361-222096 / HP. 087784792574
Email: [email protected]
Standar Penulisan
1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali
Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah
dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point
(kecuali Judul berukuran font 14); margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm,
sedangkan margin kanan dan margin bawah berukuran 2 cm.
2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil
dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka
ditulis dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold) (kecuali Judul memakai font 14 point).
Font Time New Roman.
3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan
diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di
Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,
penulisan di Bold
4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman tidak perlu diberi nomor
(Nomor akan diisi oleh tim penyusun, disesuaikan dengan urutan publikasi naskah).
5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,
alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode
(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar
pustaka.
Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama
penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),
abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan
pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.
TATA CARA PENULISAN NASKAH
1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,
maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian
Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.
Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 14 point (Bold), jarak
1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.
2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh
Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan
penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis
mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan
nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti
dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama
penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama
utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan
umum yang berlaku.
3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap
disertai alamat.
4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang
ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan
dipublikasikan
5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris
(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 paragraf yang berisikan tujuan penelitian,
metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu spasi
6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata
utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.
7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka
mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat
orang dipakai sistem nama dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et al. (2002)
8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.
Metode penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan sumbernya.
9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan
hasil secara jelas dan komprehensif . Penulisan hasil dan pembahasan disatukan
(bukan terpisah hasil saja / pembahasan saja)
Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)
a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul
singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan
huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup
kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi
b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point
(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang
disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang selanjutnya
wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut
c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa
dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan
huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt
setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan
analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama
yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)
d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan
tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).
e. Grafik, gambar dan Foto: Grafik dibuat dalam program excel, Gambar baik berupa
gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi
f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)
g. Nama Latin, Yunani/Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda petik
10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas
11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu
sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik
proyek/penyandang dana (pembimbing tugas akhir tidak perlu diberi ucapan terima
kasih, pembimbing tugas akhir langsung diisi sebagai penulis) dll
12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun
menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama
penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama
penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.
Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul
buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,
judul tulisan, alamat web, waktu akses.
e-Journal
Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected] e-journal
FAPET UNUD
1107
Edible Offals Broiler yang Diberi Bubuk Kunyit
Setiawan. I. P. D. W., I. P. A. Astawa,dan N. W. Siti.
PS. Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar
E-mail :[email protected] Telphone. 083115695069
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bubuk kunyit terhadap
Edible Offals broiler.Penelitian dilaksanakan selama 40 hari dengan materi broiler fase starter.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5
ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (tanpa diberikan bubuk kunyit pada air minum), P1
(pemberian bubuk kunyit sebanyak 0,5g /liter air minum), dan P2 (pemberian bubuk kunyit
sebanyak 1g/liter air minum). Variabel yang diamati adalah persentase kepala, persentase ceker,
persentase hati, persentase jantung, persentase rampela, dan persentase usus halus. Data
dianalisis dengan sidik ragam, apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan yang nyata
(P<0,05), maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pemberian bubuk kunyit melalui air minum dengan level 0,5g, dan 1g tidak berpengaruh
nyata (P>0,05) terhadap persentase kepala, persentase ceker, persentase hati, persentase jantung,
persentase rampela, dan persentase usus halus. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa pemberian bubuk kunyit sebanyak 0,5g - 1g/1 liter melalui air minum tidak berpengaruh
terhadap edible offals broiler (persentase kepala, ceker, hati, jantung, rampela, dan usus halus).
Kata kunci : Kunyit, Edible Offals, Broiler
Edible Offals Of Broiler That Given Turmeric Powder
ABSTRACT
The research aims to determine the effect to giving turmeric powder to edible offals
broiler. This research was cobducted for 40 days with the starter phase of broiler chicken. The
design used was a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 5 replications.
The treatments given is P0 (without given turmeric powder in water), P1 (giving turmeric powder
as much 0,5g/liter of water), and P2 (giving turmeric powder as much as 1g/liter of water). The
variables observed were head percentage, claw percentage, liver percentage, heart percentage,
rampage percentage, and percentage of small intestine. Data were analyzed by variance, if
between treatments there were significant differences (P<0,05), then continued with Duncan’s
multiple distance test. The results showed that administration of turmeric powder through water
with 0,5g and 1g levels could increase cutting weight, but did not significantly (P>0,05) to head
percentage, claw percentage, liver percentage, heart percentage, rampage percentage, and
percentage of small intestine. Based on the results of the research, it can be concluded that
administration of turmeric powder as much as 0,5g/ - 1g/1 liter though water not effect to broiler
edible offals (percentage of head, claw, liver, heart, rampage, and small intestine).
Keywords : Turmeric, Edible Offals, Broiler
Submitted Date: Octoer 15, 2019 Accepted Date: October 21, 2019 Editor-Reviewer Article;: I Made Mudita & A.A.Pt. Putra Wibawa
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1108
PENDAHULUAN
Broiler adalah ayam yang sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi daging, oleh
karena itu broiler sebagai salah satu alternatif untuk penyediaan kebutuhan protein hewani.
Broiler umumnya dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan antara 1,2-1,9
kg/ekor yang bertujuan sebagai sumber daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Untuk
meningkatkan produktivitas ayam pedaging, pakan merupakan salah satu hal penting untuk
mendukung sebuah peternakan ayam pedaging.Kandungan nutrien yang lengkap dalam pakan
belum tentu dapat menghasilkan broiler yang lebih baik.Kemampuan ternak dalam mencerna
bahan makanan ditandai dengan efisiensi suatu bahan makanan yang dapat dicerna atau diserap
oleh saluran pencernaan.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kecernaan pakan biasanya sering dilakukan dengan
menambahkan feed additif di dalam pakan. Pemberian feed additif dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan atau meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak serta meningkatkan efisiensi
produksi (Sinurat et al. 2003). Feedadditif yang umum digunakan oleh peternak saat ini berasal
dari tanaman berkhasiat atau tanaman herbal seperti kunyit. Selain ditambahkan dalam pakan,
feed additif juga dapat ditambahkan pada air minum.Kandungan utama yang terdapat dalam
kunyit adalah kurkumin sebanyak 3% dan minyak atsiri sebanyak 3% (Sejati 2002).Pemanfaatan
kunyit untuk ayam broiler yaitu dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, merangsang
keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease (Ariyanto et al.
2013).Beberapa penelitian terhadap penambahan kunyit menunjukan bahwa kunyit dapat
meningkatkan performa broiler seperti konsumsi ransum dan pertambahan bobot
badan.Penambahan kunyit melalui air minum taraf 16g / 1liter yang diberikan 3 kali dalam
seminggu mampu memperbaiki performa broiler yang dipelihara selama 28 hari (Akhmad,
2017). Hardiawan et al. (2015) menyatakan bahwa pemberian ransum yang mengandung ekstrak
kunyit 0,04 ml dan 0,06 ml /kg berat ransum pada babi bali berpengaruh nyata terhadap berat
organ hati, sedangkan untuk bobot jantung, paru-paru, ginjal, dan limpa tidak berbeda nyata
dengan pemberian ransum yang tidak mengandung ekstrak kunyit.
Offals dikategorikan menjadi dua bagian yaitu Edible Offals dan Inedible Offals.Edible
Offals adalah semua bagian yang dapat dimakan dari organ-organ yang berasal dari ternak yang
dipotong selain karkas dan lemak yang tidak membahayakan bagi kesehatan.Ditinjau dari segi
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1109
ekonomis, edible offals memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah dari pada potongan karkas
ternak sehingga harga jual menjadi lebih rendah (Anonymous, 2001).
Berdasarkan latar belakaang tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian bubuk kunyit melalui air minum terhadap edible offals ayam
broiler.
MATERI DAN METODE
Materi Penelitian
Broiler
Ayam yang digunakan pada penelitian ini adalah broiler strain CP 707 umur 1 minggu
sebanyak 180 ekor tanpa membedakan jenis kelamin dengan berat badan rata-rata 179,33±12,56
g yang diperoleh dari PT. Charoen Phokphand Indonesia, Tbk.
Kandang
Kandang yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang “Close House” yang dibagi
menjadi 15 skat dengan ukuran 1x1 m serta alas kandang dari sekam. Setiap unit kandang
dilengkapi tempat makan, tempat minum yang terbuat dari plastik.
Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah :
a. Timbangan digital yang digunakan untuk menimbang bobot badan ayam yang digunakan
dalam penelitian, dan untuk menimbang variabel-variabel yang diamati pada penelitian.
b. Pisau, talenan, dan nampan yang dipergunakan pada saat proses pemotongan ayam.
c. Kertas, spidol, dan tali untuk penomoran pada sampel broiler yang akan digunakan pada
penelitian.
d. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat hasil, dan sebagainya.
Kunyit
Bubuk kunyit yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari toko obat-obatan ternak
yang berada disekitar daerah Jembrana.Komposisi vitamin dalam bubuk kunyit dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1110
Tabel 1 Komposisi Vitamin Bubuk Kunyit
Setiap kg mengandung
Vitamin A 8.000.000 I.U.
Vitamin D3 1.500.000 I.U.
Vitamin E 30.000 mg
Vitamin B1 750 mg
Vitamin B2 2.500 mg
Vitamin B6 1.200 mg
Vitamin B12 3 mg
Vitamin H2 6 mg
Vitamin K3 1.000 mg
Vitamin C 40.000 mg
Calcium-d-Pantothenate 4.000 mg
Asam Folat 300 mg
Nicotinamide 10.000 mg Sumber: PT. Trouw Nutrition Indonesia MM 2100 Industrial Town, Jl. Selayar blok A 3-2 Cikarang Barat, Bekasi
Indonesia.
Ransum dan air minum
Ransum yang diberikan adalah ransum BR0-S10 diberikan pada umur 0-1 minggu
(prestarter), ransum BR1-S11 pada umur 1-3 minggu (Starter), dan BR2-S12 pada umur 3-6
minggu (masa akhir) yang diproduksi oleh PT. Charoen Phokphand Indonesia, Tbk. Komposisi
kimia pakan dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2 Kandungan Nutrisi Ransum BR0-S10, BR1-S11, dan BR2-S12
Komponen BR0-S10 BR1-S11 BR2-S12
Kadar Air 13.00% 13.00% 13.00%
Protein (%) 22.00-24.00% 21.00-23.00% 20.00-22.00%
Lemak (%) 5.00% 5.00% 5.00%
Serat (%) 4.00% 5.00% 5.00%
Abu (%) 7.00% 7.00% 7.00%
Kalsium (Ca)(%) 0.90% 0.90% 0.90%
Fospor (P)(%) 0.60% 0.60% 0.60%
Aflatoksin 40ppb 50ppb Sumber: Brosur makanan ternak PT. Charoen Phokphand Indonesia.
Air minum yang diberikan adalah air minum yang sudah dicampurkan dengan bubuk
kunyit yang sudah sesuai dengan perlakuan.
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1111
Metode Penelitian
Tempat dan lama penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di peternakan ayam pedaging yang bertempat di Desa Candi
Kusuma, Melaya, Jemberana, selama 40 hari dari tanggal 11 Maret sampai 21 April 2019.
Rancangan penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 3 perlakuan termasuk kontrol. Setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan, setiap ulangan
menggunakan 12 ekor ayam sehingga jumlah total ayam yang dipergunakan sebanyak 180 ekor
dengan berat rata-rata 179,33g ± 12,56g. Ketiga perlakuan tersebut yaitu :
P0. Perlakuan tanpa pemberian bubuk kunyit pada air minum.
P1. Perlakuan dengan pemberian bubuk kunyit sebanyak 0,5g /liter air minum.
P2. Perlakuan dengan pemberian bubuk kunyit sebanyak 1g /liter air minum.
Pengacakan ayam
Sebelum penelitian dimulai, untuk mendapatkan berat badan ayam yang homogen, semua
ayam ditimbang untuk mencari berat badan rata-rata dan standar deviasinya.Ayam yang
digunakan adalah yang memiliki kisaran berat badan rata-rata ± standar deviasinya sebanyak 180
ekor.Ayam tersebut kemudian dimasukan ke dalam 15 unit kandang dan masing-masing unit diisi
12 ekor.
Pencampuran bubuk kunyit
Sebelum melakukan pencampuran pada air minum, bubuk kunyit terlebih dahulu
ditimbang sesuai dengan perlakuan, P0 sebagai kontrol, P1 dengan perlakuan bubuk kunyit
dengan perbandingan 0,5g : 1 liter air, dan P2 dengan perlakuan bubuk kunyit dengan
perbandingan 1g : 1 liter air.
Pemberian ransum dan air minum
Ransum diberikan ad libitum, yaitu sesuai dengan kebutuhan ternak dan habisnya ransum
dalam tempat pakan. Penambahan air minum diberikan satu kali sehari setiap pukul 14:00 wita,
dan pemberian feed additive kunyit dalam air minum disesuaikan dengan level perlakuan.
Prosedur pemotongan
Pemotongan dilakukan pada tempat penelitian saat ayam berumur 5 minggu, pada setiap
unit perlakuan seluruh ayam ditimbang untuk mencari bobot rata-rata, dan diambil 1 ekor ayam
yang mempunyai berat badan mendekati berat badan rata-rata. Sebelumnya ayam dipuasakan
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1112
selama 12 jam, kemudian pemotongan ayam dilakukan dengan pisau kecil dengan memotongan
Vena jugularis dan Arteri carotis di dasar rahang, tanpa memutuskan trakea. Jika trakea terputus,
ayam akan lebih cepat mati dan pendarahan lebih cepat terhenti, sehingga pengeluaran darah
tidak sempurna. Hal ini menyebabkan proses pembusukan terjadi lebih cepat, rasa daging ayam
kurang enak, dan warna karkas serta persediaan menjadi kemerah-merahan (Murtidjo, 2003).
Setelah Vena jugularis dan Arteri carotis dipotong maka darah ditampung.Bila ayam telah mati
dilanjutkan dengan pencabutan bulu yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air hangat dan
setelah itu ayam dicelupkan ke air panas dengan suhu 60oC selama 1-2 menit untuk memudahkan
pencabutan bulu.
Pemisahan bagian-bagian tubuh ayam yaitu pengeluaran saluran pencernaan dan organ
dalam dengan jalan membelah perut, pemotongan kaki dengan cara memotong pertautan (Os
tarsa)ldan (Os tibia), kepala dengan memotong sendi Atlanto occipitalis yaitu pertautan antara
pertautan antara tulang atlas (Os sternum vertebrae cervicalis) dengan tulang tengkorak. Untuk
memisahkan leher dari bagian punggung dilakukan pemotongan pada bagian tulang leher terakhir
(Vertebrae cervicalis) dengan tulang punggung (Vertebrae thoracalis).Setelah dilakukan
pemisahan kepala, kaki, leher, kemudian isi rongga perut dikelurkan dan dilakukan penimbangan
untuk mendapat hasil dari variabel penelitian.
Variabel penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu :
a. Persentase kepala
Persentase kepala merupakan bobot kepala dibagi bobot potong dikali 100%.
Persentase kepala = x 100%.
b. Persentase ceker
Persentase ceker merupakan bobot ceker dibagi bobot potong dikali 100%.
Persentase ceker = x 100%.
c. Persentase hati
Persentase hati merupakan bobot hati dibagi bobot potong dikali 100%.
Persentase hati = x 100%.
d. Persentase jantung
Persentase jantung merupakan bobot jantung dibagi bobot potong dikali 100%.
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1113
Persentase jantung = x 100%.
e. Persentase rampela
Persentase rampela merupakan bobot rampela dibagi bobot potong dikali 100%.
Persentase rampela = x 100%.
f. Persentase usus halus
Persentase usus halus merupakan bobot usus halus dibagi bobot potong dikali 100%.
Persentase usus halus = x 100%.
Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis ragam, apabila diantar perlakuan terdapat perbedaan yang
nyata (P<0,05), maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (Gomez,K. A. dan A. A
Gomez. 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bubuk kunyit melalui air minum tidak
berpengaruh terhadap edible offals broiler (persentase kepala, ceker, hati, jantung, rampela, dan
usus. (Tabel 3).
Tabel 3. Pengaruh pemberian bubuk kunyit melalui air minum terhadap edible offals broiler.
Variable Perlakuan SEM(2)
P0(1)
P1(1)
P2(1)
Bobot potong (g)(4)
1641a3
1838b 1918
b 38.43
Kepala (%) 6.29a 6.62
a 7.57
a 0.44
Ceker (%) 2.43a 2.66
a 2.64
a 0.07
Hati (%) 2.02a 2.10
a 2.06
a 0.15
Jantung (%) 0.38a 0.39
a 0.42
a 0.01
Rampela (%) 1.85a 2.05
a 2.07
a 0.08
Usus halus (%) 4.33a 4.37
a 4.74
a 0.21
Keterangan :
1) P0: Perlakuan tanpa pemberian bubuk kunyit pada air minum.
P1: Perlakuan dengan pemberian bubuk kunyit sebanyak 0,5g /1 liter air minum.
P2: Perlakuan dengan pemberian bubuk kunyit sebanyak 1g /1 liter air minum.
2) SEM “Standar eror of the treatment means”
3) Nilai dengan hurup yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05).
4) Sumber: Widnyana, et al, (2019)
Persentase kepala dan ceker pada broiler memiliki hasil yang tidak berbeda nyata
(P>0,05).Hal ini disebabkan oleh umur ternak yang sama dan kandungan zat-zat gizi dalam
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1114
ransum terlebih dahulu dimanfaatkan untuk pembentukan tulang. Pernyataan ini diperkuat oleh
(Irham, 2012 dalam Suartiniyanti et al., 2019) yang melaporkan bahwa kecepatan pertumbuhan
tulang terlepas dari pengaruh pakan, tetapi dipengaruhi oleh umur ternak. Menurut Wahju (2004),
tulang terbentuk pada awal pertumbuhan. Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Forrest et al.
(1979) bahwa pertumbuhan yang paling cepat adalah tulang dan setelah tercapai ukuran
maksimal maka pertumbuhan tulang akan terhenti, tulang terlebih dahulu tumbuh karena
merupakan rangka yang menentukan pembentukan otot. Junior (2002), menyatakan bahwa
kalsium dan fosfor yang seimbang begitu penting dalam pembentukan formasi tulang karena
deposisi kedua mineral ini dalam tulang dapat meningkatkan berat tulang yang masih dalam
proses pertumbuhan. Pada penelitian ini diperoleh persentase kepala broiler pada perlakuan P0,
P1, dan P2 masing-masing sebesar 6,29%, 6,62%, dan 7,57% yang masih dalam kisaran normal,
hal ini sejalan dengan pernyataan Soeparno (1994), bahwa bagian kepala broiler memiliki
persentase 6,5%. Pada persentase ceker diperoleh masing-masing 2,43%, 2,66%, dan 2,64%,
lebih rendah dari hasil penelitian Soeparno (1994) bahwa persentase kaki broiler sebesar 3,3%
maka hasil penelitian yang diperoleh masih dalam kisaran normal.
Rataan persentase hati broiler menunjukan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05), hal ini
menunjukan bahwa berat dan besar hati dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya jenis
hewan, besar tubuh, genetika dan pakan yang diberikan.pemberian bubuk kunyit melalui air
minum (0,5g dan 1g/ liter) tidak mempengaruhi kerja hati dan tidak berefek negatif karena hati
mampu melakukan proses detoksifikasinya. Besarnya berat hati disebabkan oleh kerja hati yang
semakin berat pada proses detoksifikasi sehingga kebengkakan hati terjadi (Sturkie, 1976 dalam
Diana et al., 2019). Hati akan mengalami kerusakan apabila terdapat zat toksik yang berlebih
dalam tubuh. Hasil penelitian ini diperoleh persentase hati sebesar 2,02%, 2,10%, dan 2,06%
yang masih dalam kisaran normal sesuai dengan pernyataan (Putnam, 1991 dalam Wiliyanti et
al., 2017) bahwa rata-rata persentase hati broiler yaitu 1,70% – 2,80% dari bobot badan.
Hasil statistik persentase jantung broiler menunjukan hasil tidak berbeda nyata.Persentase
jantung pada perlakuan P1 dan P2 lebih besar dibandingkan dengan perlakuan P0, hal tersebut
diduga karena adanya perbedaan aktivitas ternak. Dalam penelitian ini diperoleh persentase
jantung masing-masing 0,38%, 0,39%, dan 0,42% yang masih dalam kisaran normal sesual denga
pernyataan (Putnam, 1991 dalam Wiliyanti et al., 2017) menyatakan bahwa persentase jantung
unggas sekitar 0,66% - 1,30% dari bobot hidup. Hal ini mencerminkan bahwa pemberian bubuk
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1115
kunyitpada level tersebut belum berdampak negatif terhadap kerja jantung. Selain itu tidak
ditemukan kelainan dalam bentuk jantung pada ayam penelitian.Hal ini menunjukkan bahwa
bubuk kunyityang diberikan melalui air minum tidak bersifat toksik atau mengandung zat anti
nutrisi.Menurut Frandson (1992), jantung pada broiler sendiri diketahui sangat peka terhadap
racun dan zat anti nutrisi.Akumulasi racun dan zat anti nutrisi dapat berpengaruh terhadap ukuran
jantung broiler.
Rampela (gizzard) mempunyai fungsi sebagai penggerus, penggiling untuk menghaluskan
makanan dan memperkecil ukuran partikel (Klasing, 1999).Partikel pakan yang masuk kedalam
pencernaan segera digiling menjadi pertikel kecil yang mampu melalui usus. Material usus halus
akan masuk ke rampela kemudian akan keluar lagi dalam beberapa menit, sedangakan material
kasar akan tinggal di rampela untuk beberapa jam (Suprijatna et al., 2005). Persentase rampela
yang diperoleh pada perlakuan P0, P1, dan P2 masing-masing adalah 1,85%, 2,05%, dan 2,07%
dari berat hidup. Hasil persentase rampela lebih kecil dari penelitian Sumirat (2002) yang
berkisar antara 4,29% - 5,68%, dan (Wiliyanti et al., 2017) yang berkisar antara 3,32%, 4,48%,
dan 3,59% dari berat badan. Hal ini menunjukan bahwa efektifnya peran bubuk kunyit yang
diberikan melalui air minum dapat meringankan beban pencernaan mekanik yang dilakukan oleh
rampela.
Usus halus berfungsi sebagai digesti, absorpsi, penyerapan zat makanan yang larut dalam
garam organik. Usus halus dibagi menjadi tiga bagian yaitu : duodenum, jejenum, dan ileum.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase usus halus pada perlakuan P0, P1, dan P2 masing-
masing yaitu 4,33%, 4,37%, dan 4,74%. Hasil persentase usus halus lebih besar dari penelitian
(Parwata et al., 2015) yang berkisar antara 4,18%, dan 3,81%, namun masih dalam kisaran
normal. Hal ini disebabkan oleh salah satu manfaat dari kunyit adalah efek kholeretik yang
ditimbulkan, sehingga menyebabkan gerak peristaltic saluran pencernaan semakin lambat,
akibatnya digesta berada lebih lama didalam usus.Kondisi ini mengakibatkan pencernaan dan
penyerapan zat-zat makanan dalam saluran pencernaan meningkat (Ramaprasad dan Sirsi, 1985
dalam Martini 1998). (Amllurah, 2004 dalam Dewi et al., 2019) menyatakan bahwa perubahan
panjang, tebal, dan berat berbagai bagian saluran pencernaan dapat terjadi selama proses
perkembangan yang dipengaruhi oleh jenis ransum yang diberikan.
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1116
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pemberian bubuk kunyit sebanyak 0,5 -
1 g/1 liter melalui air minum tidak berpengaruh terhadap edible offals broiler (persentase kepala,
ceker, hati, jantung, rampela, dan usus halus).
Saran
Dari hasil penelitian, dapat disarankan untuk peternak ayam pedaging dapat
memanfaatkan bubuk kunyit sebagai additif pada level 1g melalui air minum dapat menjaga
kesehatan ternak, dan memberikan pertumbuhan yang baik sehingga meningkatkan berat badan
pada broiler.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan banayak terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr.
dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S (K) dan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Bapak Dr.
Ir. I Nyoman Tirta Ariana, MS atas pelayanan administrasi dan fasilitas yang diberikan kepada
penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Peternakan Universitas Udayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, S. 2017. Performa Ayam Broiler yang Diberi Air Minum dengan Penambahan Kunyit
(Curcuma domestica Vahl.). Fapet IPB. Bogor.
Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunungbudi, Bogor.
Anonymous. 2001. Food Balance Sheets. FAO, Rome. Itali.
Ariyanto AN, Iriyanti N, Mufti M. 2013.Pemanfaatan tepung kunyit (Curcuma domestica Val)
dan sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dalam pakan terhadap konsumsi pakan dan
pertumbuhan bobot badan broiler.Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 471-478.
Dewi, N. M. A.W., N. W. Siti, dan N. M. S. Sukmawati. 2019. Pengaruh Pemberian Probiotik
Effective Microorganism-4 Melalui Air Minum terhadap Berat Organ Dalam Itik Bali Jantan.
Peternakan Tropika Voll. 7 No. 2 Tahun 2019: 544-558.
Diana, I. P. R. S., M. Wiraparta dan G. A. M. K. Dewi. 2019. Pengaruh Pemberian Tepung Kulit
Buah Naga Terfermentasi pada Ransum terhadap Organ Dalam Ayam Petelur (Lohmann
Brown) Umur 21 Minggu. Peternakan Tropika Voll. 7 No. 2 Tahun 2019 : 633 -649
Forrest, J.C., E. D. Abrele, H. B. Hedrick, M. D. Judge dan R. A. Merkel. 1979. Principle of
Meat Science. 2nd Ed. W. H. Freeman & Company. San Fransisco.
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1117
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.Edisi ke-4.Terjemahan. Gadjah Mada.
University Press.Yogyakarta.
Gomez, K. A. and A.A Gomez 1995.Prosedur Statistik untuk Pertanian. Edisi Kedua. Terjemahan
oleh Endang Sjamsudin dan Justika S Baharsjah.Penerbit Universitas Indonesia.
Hardiawan. N. D., I G. Mahardika dan I P. A. Astawa. 2015. Pengaruh pemberian ekstrak kunyit
(curcuminoid) dalam ransum terhadap organ dalam babi bali. Peternakan Tropika Vol.3 No.3
Th.2015: 492-500.
Junior, P.J.M. 2002. Hormonios e regalacao do tecido osseo. In: Macari, M., Furian, R.L.,
Gonzales, E.(Eds), Fisiologia aviaria aplicada a frangos de corte. FUNEP/UNESP,
Jaboticabal. : 260 – 273.
Kartasudjana, R dan Suprijatna, E. (2006).Manajemen Ternak Unggas. Jakarta : Penebar
Surabaya.
Klasing, K. C. 1999. Comparative Avian Nutrition. CABI Publishing, Wallingford, U. K.
Martini, S. 1998. Pengaruh Pemberian Ransum yang Mengandung berbagai jenis Curcuma dan
Berbagai Kombinasinya sebagai Pakan Additive terhadap Produksi Karkas serta Komposisi
Asam Lemak Karkas pada Kelinci Peranakan New Zealand White. Disertasi UNPAD,
Bandung.
Murtidjo, B. A. 2003. Pemotongan dan Penanganan Dging Ayam. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Parwata.I W. A., I N. T. Ariana., A. A. Oka.Edible Offals Ayam Broiler yang Diberi Tambahan
Probiotik Starbio Pada Ransum. Peternakan Tropika Vol. 3 No. 3 Th. 2015: 561-573.
Putnam, P. A. 1991. Handbook of Animal Science.Academic Press. San Diego.
Ressang A.A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. N.V. Percetakan Bali. Denpasar.
Sejati NIP. 2002. Formulasi, karakterisasi kimia dan uji aktivitas anti oksidan produk minuman
tradisional berbasis kunyit (Curcuma domestica Val.) dan asam jawa (Tamarindus
indicaLinn.). Fapet IPB. Bogor.
Sinurat AP, Purwadaria T, Togatorop MH, Pasaribu T. 2003. Pemanfaatan bioaktif tanaman
sebagai “feed additive”pada ternak unggas: pengaruhpemberian gel lidah buaya atau
ekstraknya dalam ransum terhadap penampilan ayam.JITV.8(3): 139-145.
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging Cetakan ke-2. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Sturkie, P.D. 1976. Avian Physiology.3th Edition.Spinger-Verlag. New York.
Suartiniyanti. N. L. A., G. A. M. K. Dewi, dan M. Dewantari. 2019. Pengaruh Penggunaan Kulit
Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External
Offal Broiler Peternakan Tropika Voll. 7 No. 2 Tahun 2019 : 392-402.
Setiawan et al, Peternakan Tropika Vol. 7 No. 3 Th. 2019: 1107 - 1118 Page 1118
Sumirat, A. 2002.Persentase bobot saluran pencernaan dan organ dalam itik local (anas
platyrhyncos) jantan yang diberi berbagai taraf kayambang (salviniamolesta) dalam
ransumnya.Skripsi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Suprijatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-6. Gadjah Mada University Press, Yogjakarta.
Wiliyanti, N. K., N.W. Siti, dan N. M. Witariadi. 2017. Pengaruh Penambahan Daun Pepaya
Terfermentasi Terhadap Organ Dalam Itik Bali. Peternakan Tropika Voll. 5 No. 1 Tahun
2017 : 131-145