dwiki widyanugraha pbl blok 5
DESCRIPTION
makalah pbl anatomiTRANSCRIPT
Ekstremitas Superior dan Mekanisme Otot Manusia
Dwiki Widyanugraha 102014194
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
Email: [email protected]
Abstrak
Tulang merupakan pembentuk tubuh manusia. Tulang memiliki banyak fungsi, salah satu dari
fungsi tulang adalah untuk tempat pelekatan otot sehingga otot tidak langsung jatuh dan tertanam
pada rangka yang dibentuk oleh tulang. Rangka manusia dibagi menjadi 3 yaitu, tulang
tengkorak, tulang badan dan tulang ekstremitas. Ekstremitas atas pada tubuh manusia adalah
clavicula, scapula, humerus, radialis, ulna dan manus. Sendi memiliki peranan penting dalam
melakukan suatu gerakan, yaitu untuk memberi kelenturan dan menyambungkan antar satu
tulang dengan tulang lainnya. Otot juga merupakan alat gerak yang aktif dimana dalam
melakukan proses gerak membutuhkan ATP dalam mekanismenya agar terjadinya kontraksi dan
relaksasi otot.
Kata kunci: Tulang, otot, sendi, ekstremitas superior
Abstract
Bone is shaping human’s body. Bones have many of functions, one of the bone’s functions is the
place where the muscles attach so that the muscles do not fall directly and embedded to the
frame formed by bone. Human’s skeleton is divided into three, namely cranium, skeleton thrunk ,
body frame and frame motion. The Upper extremity on the human’s body are clavicula, scapula,
humerus, radial, ulnar and manus. Joints have an important role to make movements, which are
to providing flexibility and connecting among the bones. Muscle is also an active locomotor
where in the process of motion requires ATP at the mechanism of muscle’s contraction and
relaxation.
Keywords: bones, muscles, joints, extremities superior
Pendahuluan
Tulang merupakan suatu penyusun bentuk manusia. Tulang atau dalam bahasa Latin
(Os=tunggal) (Ossa=jamak) merupakan rangka dasar tubuh manusia. Tulang manusia terdiri
dari 206 Tulang. Terdapat 80 Ossa axiales dan 126 Ossa appendiculares. Secara luas Ossa
mempunyai peran yang sangat penting, yaitu untuk alat pegerakan manusia dan sebagai tempat
pelekatan otot (Muskulo=tunggal) (Muskulli=jamak). Secara garis besar Ossa axiales terbagi
menjadi tiga bagian, yaitu Ossa cranium, Ossa columna vertebralis dan Ossa thoracis. Pada
setiap pertemuan tulang yang satu dengan tulang yang lain atau lebih dari dua tulang akan
ditemukan sendi. Fungsi dari sendi tersebut, yaitu memungkinkan terbentuknya suatu
pergerakkan yang lebih luas lagi.1,2
Extremitas Superior
Kerangka anggota atas dikaitkan pada kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu,
yang terdiri atas clavikula dan scapula. Di bawahnya terdapat tulang-tulang yang membentuk
kerangka lengan, lengan bawah dan telapak tangan yang seluruhnya berjumlah 30 buah tulang:
Humerus, Ulna, Radius, 8 tulang Carpal, 5 tulang Metacarpal, 14 Phalang.3
Clavicula adalah tulang yang melengkung dan membentuk bagian anterior gelang bahu.
Untuk keperluan pemeriksaan, tulang ini dibagi atas batang dan dua ujung, Ujung medial disebut
ekstremitas sternal dan membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral disebut ekstremitas
acromial yang bersendi pada processus acromion scapula.4 Tulang clavicula paling banyak
mengalami fraktur dan bagian paling lemah 1/3 lateral dan 1/3 medial. Scapula atau tulang
belikat membentuk bagian belakang gelang bahu dan terletak di sebelah belakang thoraks yang
lebih dekat ke permukaan daripada iga. Bentuknya segitiga pipih dan memperlihatkan dua
permukaan, tiga sudut, dan tiga sisi. Apabila terjadi cedera terjadi pada bagian postero lateral
diatas os.costae 2 sampai 7. Cedera pada tulang scapula terjadi fraktur juga pada tulang costae.5
Humerus atau tulang lengan atas adalah tulang yang terpanjang anggota atas,
memperlihatkan sebuah batang dan dua ujung. Ujung atas humerus sepertiga atas ujung humerus
terdiri atas sebuah kepala, yang membuat sendi dengan cavitas glenoidalis dan merupakan
bagian bangunan sendi bahu. Segera di bawah leher ada bagian yang sedikit lebih ramping yang
disebut collum anatomicum. Di sebelah luar ujung atas di bawah collum anatomicum terdapat
sebuah benjolan, yaitu tuberositas mayor, dan disebelah depan ada benjolan lebih kecil, yaitu
tuberositas minor. Antara kedua tuberositas ini terdapaat sebuah celah bisipital atau sulcus
intertuberkularis, yang memuat tendon otot bisep. Tulang menjadi lebih sempit di bawah
tuberositas, dan tempat ini disebut collum cirurgis, sebab mudahnya kena fraktur di tempat itu.
Batang humerus sebelah atas bundar, tetapi semakin ke bawah menjadi lebih pipih. Sebuah
tuberkel di sebelah lateral batang, tepat di atas pertengahan, disebut tuberositas deltoideus.
Tuberositas ini menerima insersi atau kaitan otot deltoid. Sebuah celah melintasi sebelah
belakang batang, dari sebelah medial ke sebelah lateral. Karena memberi jalan pada saraf radialis
atau saraf muskulo-spiralsi, celah itu disebut celah spiralis atau celah radialis. Ujung bawah
humerus lebar dan agak pipih. Pada bagian paling bawah terdapat permukaan sendi yang
dibentuk bersama tulang lengan bawah. Troklea yang terletak di sisi sebelah dalam berbentuk
gelendong-benang tempat persendian dengan ulna, dan di sebelah luar terdapat kapitulum yang
bersendi dengan radius. Pada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat dua epikondil,
yaitu epikondilus lateral di sebelah luar dan epikondilus medial di sebelah dalam.6
Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan
dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial lengan bawah dan lebih panjang daripada
radius atau tulang pengumpil. Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah, merupakan
tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna.4
Tulang tangan disusun dalam beberapa kelompok. Carpal (tulang pangkal tangan) atau
tulang yang masuk formasi pergelangan adalah tulang pendek. Metacarpal membentuk kerangka
telapak tangan dan berbentuk tulang pipa. Phalanx atau tulang jari dan berbentuk tulang pipa.
Carpal terdiri atas delapan tulang tersusun dalam dua baris, empat tulang dan setiap baris. Baris
atas tersusun dari luar ke dalam adalah Os scapoideum, Os lunatum, Os triquetrum, Os
pisiforme. Baris bawah adalah Os trapezium, Os trapezoideum, Os capitatum, Os hamatum.7
Sendi
Penggerakkan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian. Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau
dua tulang berada saling berdekatan. Fungsi utama sendi adalah memberi penggerakan dan
fleksibilitas dalam tubuh.5
Sendi pada lengan atas terdiri dari:
1. Pada articulatio sternoclavicularis, merupakan pertemuan ujung sternal clavicula dengan
manubrium sterni dan cartilago costalis 1, dimana pada sendi ini gerak dari clavicula
lebih dominan, dapat melakukan gerak elevasi dan depresi, rotasi depan & belakang, dan
protraksi dan retraksi. Ligamentum yang memperkuat:8,9
1) ligamentum interclaviculare
2) ligamentum costoclaviculare
3) ligamentum sternoclaviculare
Gambar 3. Sendi Sternoclavicular dan Ligamen sekitarnya
Sumber Gambar: http://www.methodistorthopedics.com/shoulder-dislocations
2. Pada articulatio acromioclavicularis merupakan ujung acromial clavicula dengan
acromion dari os scapula. Ligamentum yang memperkuatnya adalah Ligament acromio
claviculare, yamg membentang antara acromion dataran ventral sampai dataran caudal
clavicula ligament coracoclavicuculare.5
Gambar 4. Sendi
Acromioclaviculare
Sumber Gambar: http://www.methodistorthopedics.com/shoulder-dislocations
3. Articulatio cubiti terdapat persendian antara articulation humeroulnaris dan articulatio
radialis. Articulatio humero ulnaris yaitu persendian antara incisura troklealis dari os
humeri dengan olekeranon dari os ulna. Articulatio humero radialis yaitu persendiaan dari
troklea humeri dengan caput radii.3
Gambar 5. Sendi Siku
Sumber Gambar: google.co.id
4. Articulatio scapulothoracic bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa pergerakan
scapula terhadap dinding thorax. Bukan persedian yang khas, persendian secara fungsi
otot. Otot yang terdapat dalam dinding thorax yaitu : M.serratus anterior,
M.subscapularis.7
Gambar 6. Sendi Gelang Bahu
Sumber Gambar: http://www.methodistorthopedics.com/shoulder-dislocations
5. Articulatio glenohumeralis dibentuk oleh caput humeri yang bulat dan cavitas
glenoidalisscapula yang dangkal dan berbentuk buah pir. Permukaan sendi meliputi oleh
rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya labrum glenoidale.
Kapsul sendi longgar sehingga memungkinkan gerakan dengan jarak gerak yang lebih
luas. Proteksi terhadap sendi tersebut diselenggarakan oleh acromion, procecus
coracoideus, dan ligamen-ligamen.5 Ligament yang memperkuat antara lain:6
1) Ligamentum coraco humerale
2) ligament glenohumerale, yang membentang dari tepi cavitas glenoidalis ke collum
anatobicum, dan ada 3 buah yaitu:
a. ligament glenohumerale superior
b. Ligament glenohumeralis medius
c. Ligamentum glenohumeralis inferios
Gambar 7. Tampak Anterior Sendi Glenohumeral
Sumber Gambar: Google.co.id
Sendi glenohumeral merupakan persendian dari caput humeri dan cavitas glenoidais dari os scapula.
Bagian tulang dari os humerus yang berhubungan langsung dengan saraf yaitu:
Collum silozikum akan dilewati dengan nervous aksilaris Sulcus radialis akan dilewati dengan nervous radialis Ujung distal humerus akan dilewati nervous medianus Epicondylus medialis akan dilewati dengan nervous ulnaris
Pada articulatio glenohumeri merupakan sendi peluru, pada sendi ini dapat dilakukan
gerakan:8
1. Anteflexi/Fleksi dilakukan oleh: Mm deltoideus pars clavicularis, pectoralis major,
biceps brachii dan corocobrachialis.
2. Retroflexi/Ekstensi dilakukan oleh: Mm. deltoideus pars spinalis, triceps brachii
caput longum, teres major dan latissimus dofrsi
3. Abduksi dilakukan oleh : Mm. deltoideus pars acromialis, supraspinatus dan biceps
brachii caput longum
4. Adduksi dilakukan oleh: Mm. pectoralis major, infraspinatus, teres major, teres minor,
latissimus dorsi , subscapularis, bíceps brachii caput breve, coracobrachialis triceps
brachii caput longum, deltoideus pars clavicularis dan pars spinalis
5. Endorotasi dilakukan oleh: Mm. pectoralis major, teres major , latissimus dorsi ,
subscapularis dan deltoideus pars clavicularis
6. Eksorotasi dilakukan oleh: Mm. teres minor, infra-spinatus, supra-spinatus dan
deltoideus pars spinalis.
6. Articulatio radioulnaris proximal dibentuk oleh sisi caput radii dan insisura radialis
dari os ulna. Sendi ini diperkuat oleh ligament anulare radii. Articulatio radioulnaris
distal dibentuk dari sisi caput ulna dan insicura ulnaris dari os radii. Sendi ini diperkuat
oleh discus articularis.8
Jenis Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi. Dan dengan
jalan demikian maka gerakan terlaksana. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat
yang sama dengan sel dari jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil
oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil. Ada tiga jenis otot: Otot bergaris,
otot jantung dan otot polos.4
Otot bergaris (otot lurik, otot kerangka atau otot sadar). Sel-sel otot lurik berbentuk
silindris atau seperti tabung dan berinti banyak, letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan
diameternya 50 mikron. Setiap serabut otot lurik bergaris melintang oleh adanya gambaran
selang-seling antara warna muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh sejumlah miofibril dan
diselubungi membrane halus yaitu sarkolema (selaput otot). Sejumlah serabut berkumpul untuk
membentuk berkas. Banyak berkas-berkas itu yang diikat menjadi satu oleh jaringan ikat untuk
membentuk otot besar dan otot kecil. Bila otot berkontraksi maka menjadi pendek, dan setiap
serabut turut bergerak dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika
dirangsang oleh rangsang saraf.10
Otot polos (otot tidak bergaris, otot licin, otot tak sadar). Jenis ini dapat berkontraksi
tanpa rangsangan saraf, meskipun di sebagian besar tempat di tubuh kegiatannya berada di
bawah pengendalian saraf otonomik (tak sadar). Otot polos memilki serat yang arahnya searah
panjang sel tersebut miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing miofilamen teridri dari
protein otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelah.
Dengan perkecualian otot jantung jenis ini berupa sel otot panjang berbentuk kumparan yang
masih tampak sebagai sel. Otot tak sadar ditemukan pada dinding pembuluh darah dan pembuluh
limfe, pada dinding saluran pencernaan dan visera (alat dalam) yang berongga, trachea, dan
brinkho, pada iris dan musculus ciliaris mata, dan pada otot tak sadar dalam kulit.11
Otot jantung ditemukan hanya pada jantung. Otot ini bergaris seperti pada otot sadar.
Perbedaannya ialah bahwa serabutnya bercabang dan mengadakan anastomose (bersambungan
satu sama lain, tersusun memanjang seperti pada otot bergaris, berciri merah khas dan tak dapat
dikendalikan oleh kemauan). Otot jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan
kontraksi otomatis dan ritmis tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja
semacam ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogenik. Dalam keadaan
normal gerakan jantung dikendalikan oleh saraf yang mensarafinya.4
Gambar 8. Jenis Otot
(Sumber Gambar: google.co.id)
Mekanisme Kontraksi Otot
Dalam proses kontraksi diawali dengan diproduksinya asetilkolin oleh ujung serabut saraf
yang nantinya membebaskan ion kalsium (Ca++). Kemudian ion kalsium akan masuk ke dalam
otot dan berikatan dengan troponin C lalu mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin. ATP
yang berikatan dengan miosin yang mengalami aktifitas ATPase dan mengubah ATP menjadi
ADP-Pi. Miosin-ADP-Pi berikatan dengan aktin dan membentuk kompleks aktin-miosin-ADP-Pi,
sehingga otot akan memendek dan terjadilah proses kontraksi. Pembentukan kompleks ini
mendorong pembebasan Pi. Miosin sekarang dikatakan berada dalam keadaan berenergi rendah,
yang ditunjukan sebagai aktin-miosin. Molekul ATP lain mengikat kepala miosin, dan
membentuk kompleks aktin-miosin-ATP. Miosin-ATP memiliki afinitas yang rendah terhadap
aktin sehingga ikatannya dengan aktin terlepas. Pengikatan molekul ATP dengan miosin
memungkinkan terlepasnya jembatan silang dari filamen aktin pada akhir gerakan mengayun,
sehingga siklus dapat diulang. ATP ini kemungkinan diuraikan untuk menghasilkan energi bagi
ayunan jembatan silang berikutnya. Langkah terakhir ini adalah komponen kunci pada relaksasi
dan bergantung pada pengikatan ATP dengan kompleks aktin-miosin. Siklus lain kemudian
dimulai dengan hidrolisis ATP, yang membentuk kembali konfrontasi berenergi-tinggi.10,11
Struktur Otot
Di dalam tubuh kita terdapat lebih dari 640 otot rangka. Otot tersebut menghasilkan
berbagai gerakan yang bergantung dengan ukuran, kekuatan, dan kerja sama antara tulang dan
sendi. Otot pada rangka ekstremitas atas:6,7,8
a. Otot permukaan ventral/anterior lengan bawah
1. M. Fleksor carpi radialis berfungsi pada Sendi siku melakukan Fleksi dan pronasi; Sendi
tangan melakukan fleksi palmar dan abduksi ke arah radial.
2. M. Pronator teres berfungsi melakukan gerak pronasi.
3. M. Palmaris Longus berfungsi pada Sendi siku untuk melakukan gerakan fleksi, pronasi;
Sendi tangan untuk melakukan gerakkan fleksi palmar, penegangan aponeurosis
palmaris.
4. M. Fleksor Digitorum superficialis berfungsi pada sendi siku melakukan fleksi; sendi
tangan melakukan fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar; sendi-sendi dasar jari (II – V)
melakukan fleksi, adduksi; sendi jari proksimal (II – V) melakukan fleksi
5. M. Fleksor carpi ulnaris berfungsi pada sendi siku melakukan fleksi; sendi tangan
melakukan fleksi palmar, abduksi ke arah ulnar; sendi-sendi dasar jari (II – V) melakukan
fleksi, adduksi; sendi jari proksimal (II – V) melakukan fleksi
b. Otot Radial Lengan Bawah
1. M. Brachioradialis memiliki berfungsi pada sendi siku fleksi, pronasi atau supinasi
(Pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah – tergantung
dari sudut tekuk).
2. M. Fleksor carpi radialis longus befungsi melakukan gerak fleksi, pronasi atau supinasi
(Pergerakan memutar dari posisi akhir yang berlawanan ke posisi tengah – tergantung
dari sudut tekuk).
3. M. Ekstensor carpi radialis brevis berfungsi pada sendi tangan fleksi dorsal, abduksi ke
radial.
c. Otot Permukaan Ventral/anterior Lengan Bawah Sebelah Dalam
1. M. Fleksor digitorum profundus berfungsi pada sendi siku fleksi; sendi dasar jari (II-
V) fleksi, adduksi; sendi jari (II-V) Fleksi
2. M. Fleksor Policis Longus berfungsi pada sendi tangan melakukan fleksi palmar; sendi
pelana ibu jari oposisi, adduksi; sendi ibu jari fleksi
3. M. Pronator Quadratus berfungsi pada sendi radioulnar Pronasi
d. Otot Axioapendicular Anterior
1. M. Pectoralis mayor berfungsi untuk abduksi dan fleksi
2. M. Pectoralis minor berfungsi untuk menstabilkan scapula
3. M. Subclavius berfungsi untuk bersandar dan menekan clavicula
4. M. Seratus interior berfungsi untuk Protraksi scapula
e. Otot Axioapendicular Posterior
1. M. Trapezius berfungsi menarik scapula dan memutar cavitas glenoidalis
2. M. Latissimus dorsi berfungsi untuk ekstensi, adduksi dan rotasi
3. M. Levator scapulae berfungsi menarik dan memutar scapula
4. M. Rhomboideus minor dan mayor berfungsi untuk menarik scapula dan menekan cavitas
glenoidalis
f. Otot Scapulohumeral
1. M. Deltoideus berfungsi untuk fleksi, abduksi dan ekstensi
2. M. Supraspinatus berfungsi untuk abduksi
3. M. Infraspinatus berfungsi untuk memutar lengan ke lateral
4. M. Teres minor
5. M. Teres mayor berfungsi untuk abduksi
6. M. Subscapularis berfungsi untuk memutar ke medial dan adduksi
g. Otot Lengan Atas
1. M. Bisep brachii memiliki berfungsi untuk supinasi dan fleksi lengan bawah
2. M. Brachialis berfungsi untuk fleksi lengan bawah
3. M. Coracobrachialis berfungsi untuk fleksi dan adduksi
4. M. Trisep brachii berfungsi untuk ekstensor dan abduksi
5. M. anconeus berfungsi untuk ekstensi dan abduksi
Gerakan
Gerak-gerak pada lengan atas adalah fleksor dan ekstensor. Otot-otot Fleksor adalah M.
bíceps brachii, M. brachialis, M. coracobrachialis. Otot-otot Ekstensor adalah M. tríceps brachii.
Gerak-gerak pada lengan bawah oleh articulatio humeroulnaris dan articulatio humeroradialis
adalah fleksi dan ekstensi. Fleksi dilakukan oleh M. Brachialis, M. Brachioradialis, M. Pronator
teres, M. Flexor carpi radialis dan M. Palmaris longus. Ekstensi dilakukan oleh M. Triceps
brachii dan M.Anconaeus. Pada Articulatio humeroulnaris dan Articulatio humeroradialis, pada
sendi ini dapat melakukan gerakan fleksi dan ekstensi. Fleksi dilakukan oleh M. Brachialis, M.
Brachioradialis, M. Pronator teres, M. Flexor carpi radialis dan M. Palmaris longus. Ekstensi
dilakukan oleh M. Triceps brachii dan M.Anconaeus. Pada Articulatio humeroradialis,
Articulatio radioulnaris proximal dan Articulatio radioulnaris distalis dapat melakukan gerakan
pronasi dan supinasi. Pronasi dilakukan oleh M. pronator teres dan M. pronator quadratus.
Supinasi dilakukan oleh M. supinator dan bíceps brachii.6
Kesimpulan
Tulang atau ossa merupakan penyusun bentuk tubuh manusia. Ossa merupakan tempat pelekatan
otot, dimana fungsi dari otot adalah untuk perlindungan dan pergerakkan tubuh manusia. Jadi
otot sangat berpengaruh pada pergerakkan tubuh manusia. Secara mikroskopis, terdapat jaringan
tulang kompak dan tulang spons. Rangka manusia dibagi menjadi 3 yaitu, tulang tengkorak,
tulang badan dan tulang ekstremitas. Ekstremitas atas pada tubuh manusia adalah clavicula,
scapula, humerus, radialis, ulna dan manus. Penggerakan tidak akan terjadi tanpa sendi, dimana
sendi memiliki fungsi memberikan kelenturan dan menyambung antar tulang. Pada setiap tulang
tersebut dilekati oleh otot-otot yang memiliki fungsi untuk melakukan suatu gerakkan. Selain itu
dari segi fisiologi, otot memiliki mekanisme kerja kontraksi dan relaksasi. Otot yang merupakan
komponen penting dalam pergerakkan manusia sangat memerlukan ATP sebagai energy untuk
berkontraksi.
Daftar Pustaka
1. Dorland WAN. Kamus kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: EGC; 2010.h.783,754,422
2. Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E. Klien gangguan sistem muskuloskeletal. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2006.h.6,10
3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histology. Jakarta: EGC;2006.h.43
4. Pearce E.C. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia;2007.h.15-7, 33-9.
5. Corwin E.J. Buku saku patofisiologi. Edisi ke 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h. 320-26.
6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2005.h.121-35
7. Gibson J.Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2005.h.81-
9.
8. Apley, A. Graham. Ortopedi dan fraktur sistem apley. Edisi ke 7. Jakarta: Widya
Medika;2005.h.11-4
9. Cole Andrew, Pavlou Paul. The shoulder and pectoral girdle. Dalam: Solomon Louis,
Warwick David, Nayagam Selvadurai (Ed). Apley’s System of Orthopaedic and Fracture 9th
ed. London: Hodder Arnold;2010.h. 337-48.
10. Murray RK. Biokima Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2006.h.683.
11. Guyton A.C, Hall J.E. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke 11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2007.h.74.