dwi syahnaz hazisah 13 - semantic scholarnasehat, serta pengetahuan baru bagi diri saya, yang tidak...
TRANSCRIPT
PENGARUH INSTAGRAM STORIES TERHADAP EKSISTENSI DIRI DI KALANGAN SISWA-SISWI SMAN 1 MAKASSAR
Oleh
DWI SYAHNAZ HAZISAH
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
2
PENGARUH INSTAGRAM STORIES TERHADAP EKSISTENSI DIRI DI
KALANGAN SISWA-SISWI SMAN 1 MAKASSAR
Oleh
DWI SYAHNAZ HAZISAH
E31113522
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Jurusan Ilmu Komunikasi
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Instagram stories Terhadap Eksistensi Diri
Di Kalangan Siswa-siswi SMAN 1 Makassar
Nama Mahasiswa : Dwi Syahnaz Hazisah
Nomor Pokok : E31113522
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
Makassar,28 Juli 2017
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sudirman Karnay, M.Si Das’ad Latif, S.Sos., S.Ag., M.Si, Ph. D NIP. 196410021990021001 NIP. 197312212006041002
Mengetahui,
Ketua Depatemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
Dr. Moeh. Iqbal Sultan, M.Si. NIP. 196312101991031002
ii
iii
HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI
Telah diterima oleh Tim Evaluasi Skripsi Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana dalam Departemen Ilmu Komunikasi Konsentrasi
Broadcasting pada Hari Rabu Tanggal enam belas Agustus Tahun dua ribu tujuh
belas.
Makassar, 16 Agustus 2017
TIM EVALUASI
Ketua :Drs. Sudirman Karnay, M.Si. (.........................)
Sekretaris : Das’ad Latif, S.Sos. S.Ag., M.Si., Ph.D. (.........................)
Anggota : 1. Drs. Abdul Gafar, M.Si. (.........................)
2. Dr. H. Moeh. Iqbal Sultan, M.Si (.........................)
3.Alem Febri Sonni, S.Sos., M.Si. (.........................)
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur hanyalah untuk Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas karunia-
Nya selalu dicurahkan kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan pada Nabi besar junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan risalah dan syari’at Islam kepada umat manusia.
Atas rahmat dan petunjuk Allah SWT. Akhirnya penulis bisa menyelesaikan
skripsi yang berjudul: Pengaruh Instagram Stories Terhadap Eksistensi Diri
Dikalangan Siswa-siswi SMAN 1 Makassar. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah peduli dan membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Penulis berterima kasih banyak sebesar-besarnya kepada kedua orang
tua dan kakak, Ayahanda saya Sultan Abdul Rachman, Ibunda saya
Hj.Ariyeni Saadiah W, dan kakak tercinta saya Syahidah Annisa
Utami dan A.Rizal Otto. Tiada henti-hentinya saya mengucapkan
banyak terima kasih atas doa tulus dan motivasi yang tiada hentinya
diberikan kepadaku, tempatku untuk berkeluh-kesah, hingga
senantiasa memberiku dorongan agar terselesaikan nya skripsi ini.
iv
v
2. Bapak Drs. Sudirman Karnay, Msi. selaku pembimbing I dan selaku
dosen penasehat akademik (PA), yang selalu memberikan masukan,
nasehat, serta pengetahuan baru bagi diri saya, yang tidak mungkin
saya dapatkan di tempat lain, dan bapak Das’ad Latif, S.Sos.S,Ag.,
M.Si. selaku pembimbing II atas waktu dan masukan nya.
3. Pejabat Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin beserta staf
pegawai, terkhusus kepada Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Bapak
Dr. H. Moeh Iqbal Sultan, M.Si. dan Sekretaris Jurusan Ilmu
Komunikasi Bapak Andi Subhan Amir, S.Sos., M.Si. yang membantu
secara administratif proses perkuliahan dan penyelesaian studi penulis,
serta terima kasih banyak atas segala dukungan dan nasehat yang
bapak berikan.
4. Bapak Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin,
terima kasih atas ilmu yang sangat berharga yang Bapak Ibu berikan
kepada penulis.
5. Ibu Ida, Pak Amrullah, Pak Ridho, dan Pak Herman, terima kasih atas
kebaikan hatinya dan bantuannya dalam kepengurusan berkas
administrasi.
6. Terkasih Muhammad Hidayat Said. Terima kasih yang sebesar-
besarnya untuk waktu yang telah kau luangkan, tenaga yang tiada
letihnya untuk menemaniku kesana kemari, selalu mendengar
ocehanku yang tiada habisnya, canda tawa yang tiada ada habisnya
dan selalu memberiku motivasi,saran, dan dukungan yang sangat tulus
v
vi
kau berikan kepadaku hingga penulis dapat menyelesaikan semua ini
dengan senyuman :)
7. Sahabat Terindah Siti. Nadila Tenri Ajeng Fitria Ilham, terima kasih
telah banyak membantuku mulai dari Mahasiswa Baru (maba) hingga
saat ini telah kuselesaikan skripsi dan telah banyak memberiku
masukan, memberiku rasa percaya diri untuk menyelesaikan semua
ini. Terimakasih yang sebesar besarnya sahabat.
8. Sahabat Terindah ku Febby, Friskha, dan Rini. Terima kasih yang
sebesar-besarnya untuk masukan dan dukungan yang telah kalian
berikan kepadaku dan tiada hentinya mendengar keluhku.
9. Keluarga Cendana , Ayi , Egha, Dwiky, Wulan, Ocan, Febby,
Friskha, Hajrah, Jabal, Meisye, Dayat, Ajeng, Ozzy, Imul, Rini dan
Shiela. Terima kasih untuk dukungan yang tiada hentinya kalian
berikan dan selalu membantuku serta canda tawa yang kalian berikan
untuk penulis.
10. BRITICAL 2013. Terima kasih teman-teman untuk suka-duka yang
kita lewati bersama, pelajaran dan pengalaman yang berharga yang
kalian berikan untukku serta canda tawa yang tidak ada habisnya
kalau kita bertemu.
11. Terima kasih kepada Nadhila Aisyah, Wiwi Pratiwi , Mauizatul
Hasanah dan Kak Irwanto Hamid atas ilmu SPSS nya yang tiada henti
memberikan masukan serta dukungan untuk penulis.
vi
vii
12. Terima kasih kepada Shiela Ratna, Hajrah Pratiwi, dan Haekal
Sandewang atas bantuan nya yang tidak terhitung.
13. Terima kasih kepada teman posko Jagong KKN Gel.93 Kabupaten
Pangkep, Kelurahan Jagong. Ila ,Galuh, Anah, Aul, Vivit, Ardi, Fajar
dan Fachrul. Terima kasih atas dukungan nya yang tiada henti
diberikan untuk penulis.
14. Adik – adik SMAN 1 Makassar, Terima kasih telah membantu penulis
dalam memudahkan pengisian kuesioner penilitian dan terima kasih
atas hiburan yang diberikan.
15. Pihak-pihak yang telah membantu penulis selama ini, yang tidak dapat
penulis jabarkan satu persatu, terima kasih sebesar-besarnya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih dan jauh dari
kesempurnaan. Namun penulis selalu berusaha menyusun skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Penulis berharap semoga skripsi ini tidak hanya menjadi catatan
yang lapuk termakan usia tapi ada manfaatnya bagi penulis, pembacanya, dan
juga masyarakat. Aamiin Ya Rabbal Alamin...
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Makassar, 16 Agustus 2017
DWI SYAHNAZ HAZISAH
vii
viii
ABSTRAK
DWI SYAHNAZ HAZISAH. E31113522. Pengaruh Instagram Stories terhadap Eksistensi Diri Dikalangan Siswa-Siswi SMAN 1 Makassar. (Dibimbing Oleh Sudirman Karnay dan Das’ad Latif)
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui bagaimana pengaruh Instagram stories terhadap eksistensi diri dikalangan siswa-siswi SMAN 1 Makassar ; (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siswa-siswi dalam memanfaatkan Instagram stories.
Tipe penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yakni mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada siswa-siswi SMAN 1 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara dua variabel penelitian. Adapun teknik penentuan jumlah sampel menggunakan Slovin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara Instagram stories dengan Eksistensi diri siswa-siswi SMAN 1 Makassar, meskipun tidak ada pengaruh antara Instagram stories dengan Eksistensi diri siswa-siswi SMAN 1 Makassar tetapi terdapat hubungan namun lemah antara variabel X (Instagram stories) dengan variabel Y (Eksistensi diri). Adapun 3 faktor yang mendorong dalam memanfaatkan Instagram stories yaitu, Jenis kelamin, Umur dan Jenis Telephone Genggam.
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI .................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iiiv
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 5
1.4 Kerangka Konseptual ................................................................................ 5
1.5 Definisi Operasional ................................................................................. 8
1.6 Metode Penelitian ..................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14
2.1 Media Massa ........................................................................................... 14
2.2 New Media .............................................................................................. 22
2.3 Sejarah Instagram ................................................................................... 24
2.4 Instagram Stories .................................................................................... 26
2.5 Media Sosial ........................................................................................... 27
2.6 Eksistensi Diri ......................................................................................... 31
2.7 Teori Uses and Gratification ................................................................... 32
ix
x
BAB IIIGAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ...................................... 34
3.1 Profil Sekolah .......................................................................................... 34
3.2 Sejarah Sekolah ....................................................................................... 35
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 46
4. 1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 46
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 70
4.2.1 Bagaimana Pengaruh Instagram Stories Terhadap Eksistensi Diri di Kalangan Siswa-siswi SMAN 1 Makassar? ................................................... 71
4.2.2 Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Siswa-siswi Dalam Memanfaatkan Instagram Stories? ................................................................. 71
4.2.3 Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Teori yang Digunakan ................ 75
BAB VPENUTUP ................................................................................................ 76
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 76
5.2 Saran ......................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 79
LAMPIRAN A Biodata Penulis ............................................................................ 82
LAMPIRAN B Kuesioner ..................................................................................... 83
LAMPIRAN C Olah Data SPSS ............................................................................ 87
LAMPIRAN D Dokumentasi Menyebar Kuesioner .............................................. 92
LAMPIRAN E Berita Terkait Media Sosial Paling Banyak Digunakan 2016 ...... 93
LAMPIRAN F Akun Instagram Pelajar SMAN 1 Makassar ................................ 94
LAMPIRAN G Informasi Terkait SMAN 1 Populer ............................................ 96
x
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Tabel 1.1 Jumlah siswa SMAN 1 Makassar........................................... 10
Tabel 3.1 Status Sekolah......................................................................... 38
Tabel 3.2 Data Prestasi yang pernah dicapai oleh Peserta Didik (3 tahun terakhir).........................................................................
39
Tabel 3.3 Profil Siswa (Tiga tahun pelajaran terakhir)........................... 44
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................. 47
Tabel 4.2 Distibusi Responden Berdasarkan Umur................................ 48
Tabel 4.3 Distibusi Responden Berdasarkan Kelas................................ 49
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua...... 50
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan Orang Tua................................................................................
51
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Telephone Genggam.................................................................................
52
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Perangkat Elektronik Yang Digunakan Untuk Mengakses Media Sosial Khususnya Instagram..............................................................
53
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Memiliki Akun Instagram.................................................................................
54
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Sering Mengunggah Foto/video Di Instagram Stories.............................................
54
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Sama Siapa Saja Update di Instagram Stories................................................................
55
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Berapa Lama Rata-rata Mengunggah Foto/video Di Instagram Stories......................
56
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Berapa Kali Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories......................
57
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Besar Biaya Perbulan Untuk Mengakses Media Sosial Khususnya Instagram..........
58
xi
xii
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Berusaha Terlihat Menarik...................................................................................
59
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Tingkat Kepercayaan Diri Meningkat Saat Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories...............................................................
60
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Kurang Percaya Diri Saat Tidak Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories.....................................................................................
61
Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Gaul Saat Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories (Seperti Mall,Cafe,Tempat Rekreasi/Hiburan).....................................
62
Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Saat Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories Selalu Mengenakan Pakaian/barang Bagus Agar Penampilan Terlihat Hits...........
63
Tabel 4.19 Tabel Silang antara Frekuensi Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories dan Berusaha untuk Terlihat Menarik Setiap Menggunakan Instagram Stories.................................
64
Tabel 4.20 Tabel Silang antara Frekuensi Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories dan Kepercayaan Diri Meningkat Saat Menggunakan Instagram Stories...........................................
65
Tabel 4.21 Tabel Silang antara Frekuensi Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories dan Gaul Saat Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories.............................................................
66
Tabel 4.22 Uji Korelasi Spearman antara Instagram stories dengan Eksistensi diri..........................................................................
67
Tabel 4.23 Uji Regresi antara frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories dengan berusaha terlihat menarik..............
68
Tabel 4.24 Uji Regresi antara frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories dengan tingkat kepercayaan diri meningkat saat mengunggah foto/video di Instagram stories
69
Tabel 4.25 Uji Regresi antara frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories dengan merasa gaul saat mengunggah foto/video di Instagram stories...............................................
70
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual.................................... 7
Gambar 1.2 Kerangka Penelitian...................................... 7
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Media sosial yang kini beragam merupakan jenis media baru yang
memungkinkan orang bisa berbicara, berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan
jejaring secara online, Ardianto (2011). Media sosial yang saat ini sedang sangat
diminati adalah Instagram. Instagram berhasil meraih kepopulerannya tak lain
karena kebiasaan masyarakat sekarang yang cenderung narsis. Fitur kamera pada
smartphone yang semakin meningkat dari segi kualitas menjadi salah satu
penyebabnya, dimanapun dan kapanpun kita dapat berfoto lalu meng-upload di
Instagram.
Pada tahun 2016 terdapat 4 media sosial yang paling banyak digunakan
oleh masyarakat Indonesia , yaitu, Facebook, Instagram, Twitter, dan Path.
Facebook menempati urutan pertama disusul Instagram kemudian masuk Twitter
dan Path. Kompasiana.com (6 Januari 2017). Meski Facebook menempati
peringkat pertama namun dalam penelitian ini mengambil Instagram karena fitur
Instagram lebih lengkap dibandingkan dengan Facebook. Fitur-fitur yang terdapat
di Instagram yaitu, Instagram stories, siaran langsung, foto, dan v ideo,
sedangkan Facebook hanya memiliki fitur siaran langsung, foto, dan video. Selain
karena fitur Instagram lebih lengkap kebanyakan remaja di Indonesia khususnya
Makassar lebih memilih Instagram dan aktif menggunakan media sosial tersebut.
1
2
Pada tahun 2010 Kevin dan Mike menciptakan aplikasi web bernama
Burbn akan tetapi fitur-fitur aplikasi terlalu banyak sehingga pengguna kesulitan
dalam pengoperasiannya. Lalu mereka membuat aplikasi baru bernama instagram
yang hanya menggunakan tiga fitur, yaitu foto, suka dan komentar. Pengguna
Instagram tidak perlu repot untuk menggunakan aplikasi sosial media ini. Seiring
perkembagan zaman Instagram menambakan fiturnya dengan munculnya
Instagram stories dan siaran langsung. Aditia (2015) Jika fitur sebelumnya
kalangan remaja hanya aktif menggunakan 3-4 kali postingan dalam seminggu
maka dengan adanya fitur Instragram stories pengguna Instagram lebih intens
mengunggah foto dan video dengan fitur tersebut. Hal tersebut terjadi khususnya
di kalangan remaja di SMA Negeri 1 Makassar.
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Makassar terkait bagaimana pengaruh
Instagram stories terhadap eksistensi diri karena SMAN 1 salah satu sekolah
favorit di kota Makassar dan remaja di SMAN 1 Makassar aktif menggunakan
sosial media Instagram. SMAN 1 Makassar dikatakan sebagai salah satu sekolah
favorit karena setiap tahun peminatnya bertambah dan pada tahun 2016 pendaftar
mencapai 629 yang diterima setengah dari jumlah pendaftar yaitu sebanyak 324
orang. Sementara sekolah sederajat dengan SMAN 1 Makassar seperti SMAN 2,
SMAN 5, SMAN 3 peminatnya kurang dari 629 pendaftar. Celebesonline.com (28
Juni 2016).
Penelitian yang dilakulan Rusdin pada tahun 2016 dengan judul: Media
Sosial dan Pola Perilaku Komunikasi siswa SMAN 1 Makassar, menunjukkan
bahwa:
3
Dari 93 orang (100,0%) responden menggunakan media sosial tergolong sangat sering berkomunikasi menggunakan media sosial, dimana akumulasi frekuensi penggunaan setiap hari dan lama rata-rata waktu penggunaan mencakup chatting dengan teman, grup dimedia sosial, berbelanja online, dan membagikan informasi di media sosial. Tujuan utama mereka menggunakan media sosial ialah untuk kebutuhan sekolah seperti bertanya tentang pekerjaan rumah (PR), ataupun berbagi jawaban ujian. Dilihat dari perkembangan usianya, remaja tingkat SMA merupakan
remaja awal yang sedang berada di dalam krisis identitas, cenderung mempunyai
rasa keingintahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba hal-hal baru, mudah
terpengaruh dengan teman-teman sebayanya (peer groups), dan juga mulai suka
memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa
dengan teman sebaya, baik laki-laki maupun perempuan. Moenks dan Knoers
(2006).
Siswa-siswi di SMAN 1 Makassar memilih Instagram sebagai media
sosial untuk eksistensi diri. Aktifitas siswa-siswi SMAN 1 Makassar di Instagram
stories dalam sehari sebanyak lebih dari 6 kali update.
Penelitian yang dilakukan oleh Leonard pada tahun 2016 berjudul :
Penggunaan media sosial sebagai eksistensi diri. Penelitian menunjukkan bahwa:
Dari semua informan yang digunakan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa mereka sering meng-upload foto setiap kali mereka mengambil liburan atau mengunjungi tempat-tempat terkenal. Beberapa juga informan mengungkapkan bahwa keberadaan unsur-unsur yang terkandung dalam setiap pengguna mem-posting media sosial berbeda. Penelitian terkait media sosial sebagai ajang eksistensi diri juga dilakukan
oleh Caisari pada tahun 2014 dimana fokus penelitiannya pada media sosial path
4
berjudul: Fenomena penggunaan path sebagai ajang menunjukkan eksistensi diri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Dalam jejaring sosial path pengguna berusaha menampilkan diri sebaik mungkin, agar dapat mecapai tujuan yang diinginkan. Path merupakan media yang dinilai dapat meningkatkan eksistensi diri penggunanya dengan berbagai fitur yang mendukung didalamnya, sehingga pengguna path berusaha menunjukkan diri yang terbaik untuk mendapatkan gambaran diri yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan akan eksistensi diri, pengguna bermain peran pada panggung depan dengan menggunakan pengelolaan kesan demi mencapai tujuan akan eksistensi diri. Sementara pada panggung belakang, pengguna berusaha menjaga sebaik mungkin berbagai hal yang dapat merusak reputasi dirinya agar tidak terlihat oleh orang lain. Perbedaan penelitian sebelumnya dalam penelitian ini mengambil media
sosial Instagram karena saat ini, Instagram lebih di minati dikalangan remaja
dibandingkan dengan media sosial lainnya. Saat ini Instagram menjadi media
sosial pilihan remaja untuk ajang eksistensi diri. Jika penelitian sebelumnya
secara umum membahas tentang penggunaan media sosial yang mencakup
Facebook, Twitter, Bbm, Instagram dan Path. Bedanya dengan kajian dalam
penelitian ini, yaitu, lebih fokus ke media sosial Instagram stories yang dianggap
mempengaruhi eksistensi diri dikalangan remaja khususnya siswa-siswi di SMAN
1 Makassar.
Berdasarkan uraian di atas menarik untuk diteliti “Pengaruh Instagram
stories terhadap eksistensi diri di kalangan Siswa-siswi SMAN 1 Makassar”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah ditentukan maka rumusan masalah
dalam penelitian ini meliputi:
1. Apakah ada pengaruh Instagram stories terhadap eksistensi diri di kalangan
siswa-siswi SMAN 1 Makassar?
5
2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong siswa-siswi dalam memanfaatkan
Instagram stories?
1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui apa ada pengaruh Instagram stories terhadap
eksistensi diri dikalangan siswa-siswi SMAN 1 Makassar.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong siswa-siswi dalam
memanfaatkan Instagram stories.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi
yang positif kepada mahasiswa ilmu komunikasi dalam penelitian
mengenai media sosial.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
siswa-siswi SMAN 1 Makassar, dan anak sekolah lainnya.
1.4 Kerangka Konseptual
Kehadiran media sosial dalam kehidupan remaja saat ini membawa
perubahan yang besar dalam hal berkomunikasi dan menunjukkan jati diri
seseorang. Melalui media sosial sesorang dapat melakukan kegiatan komunikasi
sekaligus sebagai tempat untuk menunjukan eksistensi diri kepada orang-orang.
6
Selain berusaha untuk menunjukkan jati diri kepada orang-orang, manusia pun
dapat memilih media mana yang bisa membuat dirinya merasa puas dan
melengkapi kebutuhannya dalam menggunakan media sosial.
Instagram stories tidak hanya menjadi media yang tepat untuk
menceritakan kegiatan penggunanya, tetapi sekaligus menggambarkan kehidupan
penggunanya. Penggunaan Instagram stories yang lebih mengarah kepada gejala-
gejala untuk menunjuk kan status sosial serta gaya hidup pengguna. Menurut
Mulyana (2006) disebutkan bahwa :
Dalam konsep dramaturgi karya Erving Goffman bahwa individu akan berlomba-lomba menampilkan dirinya sebaik mungkin. Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain. Upaya ini disebut sebagai pengelolahan kesan (impression management), yaitu teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Teori uses and gratification ini merupakan kebalikan dari teori peluru.
Dalam teori peluru media sangat aktif sementara audience berada dipihak yang
pasif. Sementara itu, dalam teori uses and gratification ditekankan bahwa
audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk
memuaskan kebutuhannya. Nurudin (2007) mengatakan bahwa :
Teori uses and gratification lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu berdampak pada dirinya.
7
Berdasarkan uraian diatas, disederhanakanlah dalam bentuk kerangka
konseptual sbb :
Gambar 1.1 kerangka konseptual
Merujuk kepada kerangka konsep diatas, maka dibuatlah kerangka penelitian :
Gambar 1.2 kerangka penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat
Instagram Stories
1. Durasi 2. Frekuensi 3. Ekonomi
Eksistensi Diri
1. Jaga penampilan 2. Percaya diri 3. Terkenal
Variabel Kontrol
1. Jenis kelamin 2. Umur 3. Jenis Telephone
Genggam
Media
Kebutuhan
Pengakuan diri
Kepuasaan
Eksis
8
1.5 Definisi Operasional
1. Sosial media : Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
2. Instagram : adalah sebuah aplikasi untuk berbagi foto dan video yang dapat
dilihat oleh followers dari pengunggah foto dan video tersebut dan dapat
saling memberikan komentar dan tanda suka antara sesamanya, dapat juga
memberikan kalimat terhadap foto atau video tersebut (caption)
3. Instagram Stories : kisah atau catatan aktifitas pengguna instagram stories di
halaman akun, baik dalam bentuk foto dan atau video.
4. Hubungan : hubungan yang di maksud dalam penelitian ini dengan mengukur
nilai dari uji korelasi spearman
Rendah : 0, 1 - 0,20
Cukup : 0, 40 – 0, 70
Tinggi : 0, 71 – 0, 90
5. Pengaruh : adalah dampak yang ditimbulkan dari pengguna Instagram stories
dalam menggunakan secara aktif pada media sosial Instagram stories.
Rendah : 1 – 2 kali sehari
Sedang : 3 – 5 kali sehari
Tinggi : > 6 kali sehari
6. Eksistensi Diri : Eksistensi atau pengakuan ialah suatu keadaan di mana
seseorang ingin diakui dan dihargai oleh orang-orang di sekelilingnya.
9
Eksistensi diri ini diwujudkan melalui video/foto agar mendapatkan
pengakuan dari orang lain.
7. Jaga penampilan : adalah dimana pengguna instagram stories selalu menjaga
penampilannya
8. Percaya diri : dalam penelitian ini adalah banyaknya mengunggah foto/video
di Instagram stories lebih dari 6 kali sehari.
9. Populer : adalah saat siswa-siswi menggunakan pakaian/barang bagus saat
mengunggah foto/video di instagram stories.
10. Ekonomi : adalah diukur dengan kuota perbulan untuk menggunakan
Instagram stories
Rendah : 20.000 – 30.000
Sedang : 31.000 – 50.000
Tinggi : > 60.000
11. Siswa-Siswi : Pelajar SMAN 1 yang masih terdaftar pada tahun 2016/2017
12. SMAN 1 Makassar : Dalam perkembangan SMU Negeri 1 Makassar dari
tahun ke tahun semakin menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu sekolah
yang favoritkan di Indonesia Bagian Timur.
1.6 Metode Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini sudah belangsung di SMAN 1 Makassar. Penelitian ini
dilakukan pada siswa-siswi SMAN 1 Makassar. Waktu penelitian berlangsung
dari bulan April 2017 hingga Juni 2017.
10
2. Tipe Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam deskriptif kuantitatif. Tipe penelitian ini
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara dua variabel
penelitian.
3. Populasi dan sampel
Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah siswa-siswi SMAN 1
Makassar yang terdiri dari kelas X dan XI yaitu sebanyak 919 siswa-siswi.
Data diambil pada tahun 2016/2017.
Tabel 1.1 jumlah siswa SMAN 1 Makassar
Sumber : Data primer, 2017
Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik penarikan
sampel berstrata proportional. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan teori Slovin. Menurut Kriyantono (2014)
teori Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang
diketahui jumlahnya. Dengan menggunakan formulasi rumus yaitu sebagai
berikut:
Kelas Populasi Sampel
X 440 134
XI 479 145
Jumlah 919 279
11
𝑛 =𝑁
1+ 𝑁𝑒²
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
dapat ditolerir (5%)
𝑛 = 919
1+ 919 (0,0025)
= 919
1+ 2,2975
= 9193,2975
= 279
= 279
Sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 279
Sedangkan untuk menentukan setiap populasi siswa berdasarkan kelasnya
yaitu kelas X dan XI diambil menggunakan alokasi proportional. Dalam
perhitungan jumlah sampel setiap strata dapat dihitung dengan rumus:
Sampel = !"!#$%&'!"!#$ !"!#$%&'
𝑥 sampel keseluruhan
Jumlah sampel :
𝑋 =440919 𝑥 279
= 134
12
𝑋𝐼 =479919 𝑥 279
= 145
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode diantaranya:
a. Studi pustaka
Yaitu teknik pengumpulan data yang didapat dari buku-buku panduan dan
refrensi yang sesuai dengan masalah yang dibahas, dengan cara mempelajari
dan menelaah hal-hal yang berhubungan dengan peneltian yang dilakukan.
b. Kuisioner
Kuisioner disebarkan kepada Siswa-siswi SMAN 1 Makassar yang akan
dibagikan secara langsung (hard copy)
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik
analisis kuantitatif diskriptif statistik. Kriyantono (2006) menjelaskan bahwa :
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu lainnya. Pengukuran terhadap gejala diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (kuisioner). Untuk mempermudah dalam melakukan analisis digunakan program SPSS, serta dukungan tabel frekuensi sederhana yang kemudian dijabarkan secara deskriptif.
6. Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan apakah
suatu dugaan hipotesis tersebut sebaiknya diterima atau ditolak. Sugiyono
13
(2015) Berdasarkan judul penelitian “Pengaruh Instagram stories terhadap
eksistensi diri di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Makassar”.
a. Bagaimanakah pengaruh instagram stories terhadap eksistensi diri di
kalangan siswa-siswi SMAN 1 Makassar?
1). H0
Tidak ada pengaruh Instagram stories terhadap eksistensi diri siswa-siswi
SMAN 1 Makassar
2).H1
Ada pengaruh Instagram stories terhadap eksistensi diri siswa-siswi SMAN 1
Makassar
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Media Massa
Menurut Bittner dalam Ardianto (2004) yakni komunikasi massa adalah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar.
Sedangkan defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi Gerbner dalam Ardianto (2004) komunikasi massa adalah produksi
dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Sementara
itu, menurut Jay Black dan Frederick C dalam Nurudin (2008) disebutkan bahwa
komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi
secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang
luas, anonim, dan heterogen.
Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki ciri dan karakteristik tersendiri, itu semua
meliputi sifat dan unsur yang tercakup didalamnya. Menurut Suprapto (2009)
karakteristik tersebut antara lain:
1. Komunikator Bersifat Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa merupakan gabungan antara
berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.
Didalam komunikasi massa, komunikator adalah lembaga media massa itu
sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang per orang. Komunikator
14
15
dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa (surat kabar, televisi,
stasiun radio, majalah dan penerbit buku. Menurut Nurudin (2014) media
massa disebut sebagai organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa
individu yang dalam proses komunikasi massa tersebut.
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen.
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna
media itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi,
latar belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Selain
itu menurut Ardianto (2004) dalam komunikasi massa, komunikator tidak
mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan
tidak tatap muka.
3. Pesan Bersifat Umum.
Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu
orang atau satu kelompok masyarakat tertentu, melainkan kepada khalayak
yang plural. Oleh karena itu pesan-pesan yang dikemukakan tidak boleh
bersifat khusus atau sengaja diperuntukkan golongan tertentu. Misalnya dalam
pemlihan kata dalam siaran radio, sebisa mungkin menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pendengarnya.
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah.
Karena komunikasi massa itu melalui media massa, maka komunikator
dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator
16
aktif menyampaikan pesan dan komunikan aktif menerima pesan, namun
diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi
dalam komunikasi antarpribadi.
5. Menimbulkan Keserempakan.
Khalayak suatu media massa dalam jumlah yang banyak mampu secara
bersamaan memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media
tersebut, misalnya pada saat radio menyiarkan suatu berita, ada khalayak di
lokasi yang berbeda menyimak tayangan tersebut.
6. Mengandalkan Peralatan Teknis.
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis
yang dimaksud adalah misalnya pemancar untuk media elektronik.
7. Dikontrol oleh Gatekeeper.
Gatekeeper yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang
yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa.
Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semau informasi yang disebarkan lebih
mudah dipahami. Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan,
menganalisis, menambah atau mengurangi pesan - pesannya. Menurut Nurudin
(2004) mengatakan bahwa :
17
Pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya.
Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan proses yang dilakukan melalui media massa
dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak luas. Dengan demikian, unsur-unsur penting dalam komunikasi massa
adalah:
1. Komunikator
a. Merupakan pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi
informasi modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka
informasi tersebut dengan cepat ditangkap oleh publik
b. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagai
informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan
massa yang tersebar tanpa diketahui jelas keberadaan mereka.
c. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang
mewakili institusi formal yang bersifat mencari keuntungan dari
penyebaran informasi tersebut.
2. Media Massa
Menurut Bungin (2009) mengatakan bahwa :
Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa.
18
Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan:
a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media
edukasi.
b. Sebagai media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan
informasi kepada masyarakat.
c. Media massa sebagai media hiburan.
3. Informasi Massa
Informasi massa merupakan informasi yang diperuntukan kepada
masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi
oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik
publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing.
4. Gatekeeper
Merupakan penyeleksi informasi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa
komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media
massa, mereka inilah yang akan menyeleksi informasi yang akan disiarkan
atau tidak disiarkan.
5. Khalayak
Khalayak merupakan massa yang menerima informasi massa yang
disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar
atau pemirsa sebuah media massa.
6. Umpan Balik
Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya mempunyai sifat
tertunda sedangkan dalam komunikasi tatap muka bersifat langsung. Akan
19
tetapi, menurut Bungin (2009) konsep umpan balik tertunda dalam
komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin majunya teknologi,
maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional.
Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi dari komunikasi massa adalah sebagai berikut:
1. Penafsiran (Interpretation)
Berbentuk komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak, serta
dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita atau tanyangan yang
disajikan.
2. Pertalian (Linkage)
Menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk
pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
3. Penyebaran Nilai-nilai (Transmission Of Values)
Dengan cara media massa itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa
itu memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang
diharapkan oleh mereka.
4. Hiburan (Entertaiment)
Berfungsi sebagai penghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi
ketegangan pikiran khalayak.
5. Fungsi Informasi
Media massa berfungsi sebagai penyebar informasi bagi pembaca,
pendengar, atau pemirsa.
6. Fungsi Pendidikan
20
Salah satu cara media massa dalam memberikan pendidikan adalah dengan
melalui pengajaran etika, nilai, serta aturan-aturan yang berlaku bagi
pembaca atau pemirsa.
7. Fungsi Mempengaruhi
Secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan
sebagainya.
8. Fungsi Proses Pengembangan Mental.
Media massa erat kaitannya dengan prilaku dan pengalaman kesadaran
manusia.
9. Fungsi Adaptasi Lingkungan
Yakni penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana khalayak dapat
beradaptasi dengan lingkungannya dengan dibantu oleh media massa, ia
bisa lebih mengenal bagaimana keadaan lingkungannya melalui media
massa.
10. Fungsi Memanipulasi Lingkungan
Berusaha untuk mempengaruhi, komunikasi yang digunakan sebagai alat
kontrol utama dan pengaturan lingkungan.
11. Fungsi Meyakinkan (To Persuade)
Menurut Effendi (2003) Pertama, mengukuhkan atau memperkuat sikap,
kepercayaan atau nilai seseorang. Kedua, mengubah sikap, kepercayaan,
atau nilai seseorang dan menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
21
Efek Komunikasi Massa
Komunikasi mempunyai efek tertentu menurut Liliweri (2004), secara
umum terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu:
1. Efek kognitif.
Pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal
pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya.
Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan,
atau informasi.
2. Efek afektif.
Pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari
khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak
senangnya terhadap suatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio
atau menonton televisi. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau
nilai.
3. Efek konatif.
Pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata
yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau
kebiasaan berprilaku.
22
2.2 New Media
Kehadiran jenis-jenis media baru telah memperluas dan merubah
keseluruhan spektrum dari kemungkinan-kemungkinan sosio-teknologi terhadap
komunikasi publik. Media sosial seperti Facebook, Twitter , Instagram dan Path
merupakan jenis-jenis media baru yang termasuk dalam kategori online media.
Jenis-jenis media baru ini memungkinkan orang bisa berbicara, berpartisipasi,
berbagi dan menciptakan jejaring secara online.
Tindak komunikasi melalui media secara intensif dapat dilakukan diantara
penggunanya, di samping tindak komunikasi yang berlangsung secara intensif
pengguna juga cenderung berkomunikasi secara ekspresif. Orang-orang bisa
merasa lebih nyaman dan terbuka serta kemungkinan lebih jujur dalam
menyampaikan pesan-pesan yang ingin dipertukarkan dengan orang lain.
Melalui media sosial, aktivitas-aktivitas pengungkapan diri dapat
dilakukan hampir tambah hambatan psikologis, bahkan mungkin proses penetrasi
sosial seperti layaknya dalam jalinanan komunikasi antarpribadi, dari tahapan
orientation menuju stabel exchange bisa berjalan dengan intensif. Meskipun
dampak negative dari pemakaian media sosial juga tidak bisa dihindari.
Dalam catatan McQuail (2011), ada perubahan-perubahan penting yang
berhubungan dengan munculnya media baru, yaitu :
1. Digitalisasi dan konvergengsi semua aspek dari media.
2. Interaktivitas dan konektivitas jejaring yang meningkat.
3. Mobilitas dan delokasi pengiriman dan penerimaan (pesan).
23
4. Adaptasi publikasi dan peran-peran khalayak
5. Munculnya beragam bentuk baru dari media gateway, yaitu pintu masuk untuk
mengakses informasi pada Web atau untuk mengakses Web itu sendiri.
6. Fragmentasi dan kaburnya institusi media
McQuail (2010) juga menguraikan ciri-ciri utama yang menandai
perbedaan antara media baru dengan media lama (konvensional) berdasarkan
perspektif pengguna, yaitu :
1. Interactivity
Diindikasikan oleh rasio respon atau inisiatif dari pengguna terhadap tawaran dari
sumber atau pengirim.
2. Social Presence
Dialami oleh pengguna, sense of personal contact dengan orang lain dapat
diciptakan melalui penggunaan sebuah medium. Media Richness : Media (baru)
dapat menjembatani adanya perbedaan kerangka referensi, mengurangi
ambiguitas, memberikan isyarat-isyarat, lebih peka dan lebih personal.
3. Autonomy
Seorang pengguna merasa dapat mengendalikan isi dan menggunakannya dan
bersikap independen terhadap sumber.
4. Playfulness
Digunakan untuk hiburan dan kenikmatan.
5. Privacy
Diasosiasikan dengan penggunaan medium dan atau isi yang dipilih.
6. Personalization
24
Tingkatan dimana isi dan penggunaan media bersifat personal dan unik.
2.3 Sejarah Instagram
Dizaman sekarang ini, teknologi semakin canggih. Hal ini terlihat juga
dengan semakin banyaknya aplikasi baru yang bermunculan, dan salah satu yang
menarik perhatian adalah aplikasi Instagram. Mungkin untuk sekarang ini hampir
rata-rata anak muda telah mempunyai akun Instagram, entah itu digunakan untuk
posting foto dan mungkin juga hanya digunakan untuk melihat foto-foto orang
saja.
Kehadiran kamera berkualitas tinggi pada smartphone membuat banyak
orang mempunyai aktivitas baru yang menyenangkan. Orang akan mudahnya
mengambil gambar dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan kamera
smarphone. Dan biasanya setelah mengambil sebuah gambar, orang tersebut tidak
sabar lagi untuk pamer. Dan akhirnya foto-foto tersebut di upload ke sosial media
seperti Instagram. Instagram memang menjadi pilihan utama anak-anak muda
sekarang untuk mempostingkan foto-foto kegiatan yang sedang mereka lakukan.
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang
unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga
terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid. Hal ini berbeda
dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak.
Awalnya, Kevin dan Mike menciptakan aplikasi mobile web bernama
Burbn. Aplikasi ini punya fitur semacam check-in lokasi, pengguna akan
25
mendapatkan poin di aplikasi ini setiap kali mereka check-in saat bergaul dengan
teman, unggah foto, dan banyak lagi. Tapi, karena fitur di dalam aplikasi Burbn
terlalu banyak, mereka membuat aplikasi baru yang lebih simpel yaitu Instagram.
Kalau aplikasi yang terdahulu punya banyak fitur, Kevin dan Mike sengaja
membuat Instagram dengan 3 macam fitur, yaitu unggah foto, komentar dan suka.
Jadi, pengguna Instagram tidak perlu repot atau bingung untuk sosial media ini.
Nama Instagram diambil dari kata insta yang berasal dari kata instan. Kata instan
juga diambil dari cara kerja kamera Polaroid yang menghasilkan foto secara
instan. Makanya, lambang Instagram mirip seperti kamera Polaroid. Sedangkan
gram, diambil dari kata telegram yang berarti cara kerjanya mengirimkan
informasi secara cepat.
Perusahaan Burbn Inc yang berdiri pada tahun 2010 merupakan sebuah
perusahaan teknologi start up yang hanya berfokus pada pengembangan aplikasi
untuk telpon genggam. Pada awalnya perusahaan ini fokus terlalu banyak di
dalam HTML 5 peranti bergerak, namun Kevin Systrom dan Mike Krieger selaku
CEO perusahaan ini memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja. Selama
satu minggu mereka terus mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, dan
pada akhirnya mereka membuat versi pertama dari Burbn, namun pada versi yang
pertama ini masih banyak kekurangan dan masih ada beberapa hal yang belum
sempurna. Versi Burbn yang sudah final dapat dijalankan di iPhone, namun isinya
masih terlalu banyak fitur-fitur. Kevin Systrom dan Mike Krieger merasa
kesulitan untuk mengurangi fitur-fitur yang ada. Dan akhirnya mereka
memulainya dari awal lagi yang memfokuskan pada bagian foto, komentar dan
26
kemampuan untuk menyukai sebuah foto. Dan inilah yang akhirnya
menjadi Instagram.
Instagram terdiri dari dua kata Insta dan Gram. Kata Insta berasal dari kata
Instan yang berarti bahwa Instagram ini akan menampilkan foto-foto secara
instan, layaknya polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan kata Gram berasal
dari kata Telegram yang berarti memiliki cara kerja untuk mengirimkan informasi
kepada orang lain dengan cepat. Di Instagram kita dapat mengunggah foto dengan
menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat
diterima dengan cepat.
Karena Instagram mengalami perkembangan yang sangat luar biasa dan
telah diakses oleh banyak orang di dunia, akhirnya pada 9 April 2012 Instagram
diambil alih oleh Facebook dengan nilai hampir $1 miliar dalam bentuk tunai dan
saham. Dulunya aplikasi Instagram ini hanya bisa didownload dari App Store,
tetapi seiring dengan berkembangnya aplikasi ini akhirnya Instagram hadir di
Play Store dan tentunya para pengguna android telah bisa menggunakan aplikasi
Instagram ini. Setelah setahun peluncurannya, pengguna Instagram semakin
banyak bahkan telah mencapai 10 juta pengguna.
2.4 Instagram Stories
Untuk mendorong pengguna agar membuat dan menshare content lebih
banyak lagi pada platform, Instagram telah mengumumkan Instagram Stories,
sebuah fitur yang memungkinkan pengguna mengirim foto dan video yang
menghilang setelah 24 jam. Fitur ini seperti Snapchat Stories, fitur Snapchat yang
27
diperkenalkan pada 2013 dan menjadi bagian penting dari pertumbuhan
perusahaan. Seperti Snapchat, foto dan video yang dishare dalam Instagram
bersifat sementara dan tidak dapat dilihat setelah 24 jam.
2.5 Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Dalam kehidupan keseharian manusia modern, interaksi adalah kebutuhan,
dimana jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang. Sosial media hadir
membantu manusia menjawab segala tantangan dan memenuhi kewajibannya
sebagai makhluk sosial. Abugaza (2013)
Kondisi ini terlihat berbeda jika dibandingkan dengan kondisi sebelum
adanya new media, khususnya new media sosial yang menjadi trend baru dalam
new media dewasa ini Ardianto (2011). Hal ini berakar dari potensi media baru
bagi akses yang terbuka dan konektivitas yang saat ini semakin menjadi realitas
McQuail (2011). Menurut Gunelius (2011) media sosial adalah penerbitan online
dan alat-alat komunikasi, situs, dan tujuan dari Web 2.0 yang berakar pada
percakapan, pekerlibatan, dan partisipasi.
Pengertian media sosial atau dalam bahasa inggris sosial media menurut
tata bahasa, terdiri dari kata sosial yang memiliki arti kemasyarakatan atau sebuah
interaksi dan media adalah sebuah wadah atau tempat sosial itu sendiri. Media
sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual. Blog ,jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media
28
sosial yang paling umum digunakan dimasyarakat diseluruh dunia. Ciri-ciri media
sosial KemendagRI (2014):
a. Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak
terbatas pada satu orang tertentu.
b. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat.
c. Isi disampaikan secara online dan langsung.
d. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga
tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan
sendiri oleh pengguna
e. Media sosial menjadikan penggunanya sebagai creator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.
f. Dalam konten media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional seperti
identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis),
hubungan (relasi), reputasi ( status) dan kelompok (group).
2. Macam-macam Media Sosial
Menurut penelitian Overdrive (ovrdrv.com), suatu lembaga riset
pemasaran, jenis aplikasi media sosial sedikitnya telah mencapai 240 aplikasi
yang menawarkan ratusan cara berinteraksi KemendagRI (2014). Tentu saja
dengan berbagai macam media sosial yang ditawarkan, maka pengguna akan
memilih dan menggunakan lebih dari satu aplikasi media sosial untuk mereka
berinteraksi melalui media sosial.
29
Menurut Kaplan dan Haenlein (2010) 61 ada jenis media sosial yaitu:
a. Proyek Kolaborasi (Collaborative Projects)
Suatu media sosial yang dapat membuat konten dan dalam pembuatannya
dapat diakses oleh khalayak secara global. Ada dua sub kategori yang
termasuk kedalam collaborative project dalam media sosial, yaitu :
• Wiki adalah situs yang memungkinkan penggunanya untuk
menambahkan, menghapus, dan mengubah konten berbasis teks.
Contoh : wikipedia, wiki ubuntu-id, wakakapedia, dll.
• Aplikasi bookmark sosial, yang dimana memungkinkan adanya
pengumpulan berbasis kelompok dan rating dari link internet atau
konten media. Contoh : social bookmark (del.icio,us,
stumblepon,digg, reddit, technorati, lintas berita, infogue), writing
(cerpenista, kemudian.com), reviews (amazon, goodreads, yelp).
b. Blog dan Mikroblog (Blogs and Microblogs)
Blog dan mikroblog merupakan aplikasi yang dapat membantu
penggunanya untuk tetap posting mengenai pernyataan apapun sampai
seseorang mengerti. Blog sendiri ialah sebuah website yang
menyampaikan mengenai penulis atau kelompok penulis baik itu sebuah
opini, pengalaman, atau kegiatan sehari-hari. Contoh : blog (blogspot,
wordpress, multiply, livejournal, blogsome, dagdigdug,dll) ,microblog
(twitter, tumblr, posterous, koprol, plurk, dll)
c. Konten (Content)
30
Content communities atau konten masyarakat merupakan sebuah aplikasi
yang bertujuan untuk saling berbagi dengan seseorang baik itu secara jarak
jauh maupun dekat, berbagi seperti video,ebook, gambar, dan lain-lain.
Contoh : image and photo sharing (flickr, photobucket, deviantart,dll),
video sharing (youtube,vimeo, mediafire, dll), audio and music sharing
(imeem, last.fm, sharemusic,multiply), file sharing and hosting (4shared,
rapidshare, indowebster.com).
d. Situs Jejaring Sosial (Social Networking Sites)
Situs jejaring sosial merupakan situs yang dapat membantu seseorang
untuk membuat sebuah profil dan kemudian dapat menghubungkan
dengan pengguna lainnya, situs jejaring sosial adalah aplikasi yang
memungkinkan pengguna untuk terhubung menggunakan profil pribadi
atau akun pribadinya. Contoh : Friendster, Facebook, Linkedin,
Foursquare, Myspace, Twitter, Line,Path, Instagram, Snapchat, Askfm dll.
e. Virtual Game Worlds
Dunia virtual, dimana mereplikasikan lingkungan 3D, dimana user bisa
muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi
dengan orang lain selayaknya didunia nyata. Contohnya game online :
travian, three kingdoms, second life, e-republik, world of warcraft, dll.
f. Virtual Social Worlds
Virtual social worlds merupakan aplikasi yang mensimulasikan kehidupan
nyata melalui internet. Virtual social worlds adalah situs yang
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dalam platform tiga dimensi
31
dengan menggunakan avatar yang mirip dengan kehidupan nyata. Contoh :
map (wikimapia, googleearth), 3-commerce (enay,alibaba, juale.com, dll).
2.6 Eksistensi Diri Kata eksistensi diri diartikan sebagai hal berada; keberadaan. Jika
diaplikasikan dalam eksistensi diri yang digunakan dalam diri remaja untuk
menggunakan media sosial sebagai cara untuk menunjukkan eksistensi diri.
Eksistensi diri diartikan sebagai usaha individu dalam mendapatkan pengakuan
oleh orang lain tentang keberadaan dirinya. Dengan menggunakan media sosial,
setiap individu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain tentang
eksistensi dirinya. Banyak cara yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan
pengakuan dari orang lain.
Secara etimologi, eksistensialisme berasal dari kata eksistensi, eksistens
berasal dari bahasa Inggris yaitu excitence; dari bahasa latinexistere yang berarti
muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Dari kata ex berarti keluar dan
sistere yang berarti muncul atau timbul. Beberapa pengertian secara terminologi,
yaitu pertama, apa yang ada, kedua, apa yang memiliki aktualitas (ada), dan ketiga
adalah segala sesuatu (apa saja) yang di dalam menekankan bahwa sesuatu itu
ada. Berbeda dengan esensi yang menekankan kealpaan sesuatu (apa sebenarnya
sesuatu itu seseuatu dengan kodrat inherennya) Lorens (2005) Sementara itu
dalam menggunakan media sosial, seseorang memiliki motif atau latar belakang
yang menyebabkan dia menggunakan media sosial.
32
2.7 Teori Uses and Gratification
Teori komunikasi yang membahas mengenai motif seseorang dalam
menggunakan media adalah teori uses and gratification. Teori Uses and
Gratifications dikenalkan tahun 1974 dalam buku The Uses on Mass
Communications : Current Perspective on Gratification Research. Teori Uses and
Gratifications milik Blumer dan Katz yang mengatakan bahwa pengguna media
memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan
kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi.
Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam
usaha memenuhi kebutuhan dan kepentingan individu.
Katz, Blumler & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori
uses and gratification, Ardianto, dkk (2014) yaitu :
a. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari
penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasaan
kebutuhan dengan pemelihan media terletak pada khalayak.
c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana
kebutuhan ini terpenuhi melalui komsumsi media amat bergantung pada
perilaku khalayak yang bersangkutan.
d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota
khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
33
e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum
diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Teori Uses and Gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai
pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Nurudin (2008)
Seperti yang disebutkan dalam konsep Dramaturgi karya Erving Goffman
bahwa Individu akan berlomba-lomba menampilkan dirinya sebaik mungkin.
Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin
menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain. Upaya ini disebut
sebagai pengelolaan kesan (impression management), yaitu teknik yang
digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu Mulyana (2006). Dalam konsep dramaturgi, kehidupan
sosial manusia dimaknai sama seperti pertunjukkan drama dimana terdapat aktor
yang memainkan perannya.
34
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
3.1 Profil Sekolah 1. Nama sekolah : SMA NEGERI 1 MAKASSAR
NIS/NSS : 30001030119604001
Status : Negeri
Status Akreditasi : A
Nilai Akreditasi : 95
Alamat Sekolah : Gunung Bawakaraeng No. 53
Desa/Kelurahan : Gaddong
Kecamatan : Bontoala
Kabupaten/Kota : Kota Makassar
Provinsi : Sulawesi Selatan
Kode Pos : 9017
No. Telp : 0411-3624440
Faximilli : 0411-3632220
Web Site : smansamks.sch.id
E-mail : [email protected]
34
35
3.2 Sejarah Sekolah 1. Sekilas lintas sejarah negeri 1 Makassar
SMA Negeri 1 Makassar pada awalnya merupakan Sekolah Pendidikan
Zaman Pemerintahan Belanda yang dikenal dengan nama AMS Makassar dan
pada tahun 190 berubah menjadi SMA ABC Makassar dibawah pimpinan Bapak
Yatmo (1950-1952) pada pada tahun 1957 beralih menjadi SMA Negeri 1
Makassar Bagian AB yang bersama berdirinya SMA Negeri 2 Makassar Bagian
C.
Pada tanggal 21 Mei 1979 SMA Negeri 1 Makassar yang terletak di jalan
Gunung Bawakaraeng No. 53 Makassar mengalami musibah kebakaran besar
sehingga tidak memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar. Oleh
sebab itu Pihak Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan pimpinan sekolah untuk
menempatkan siswa di beberapa tempat, sehingga tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar terpencar di beberapa sekolah antara SD Negeri Mardekaya di
Jalan Gunung Latimojong dan SMEP/SMEA Negeri 1 Makassar Jalan Andi
Mangerangi Balang Boddong Makassar.
Pembangunan Kampus SMA Negeri 1 Makassar yang terbilang megah
pada waktu itu yang terletak di jantung Kota Angin Mammiri (Makassar)
akhirnya rampung pada tahun 192 yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Daud Yoesoef pada
tanggal 14 April 1982.
Dalam Kampus SMA Negeri 1 Makassar yang terbilang megah pada
waktu itu yang terletak di jantung Kota angin Mammiri (Makassar) akhirnya
rampung pada tahun 192 yang ditandai dengan peresmian oleh beberapa sekolah
36
antara SD Negeri Mardekaya di Jalan Gunung Latimojong dan SMEP / SMEA
Negeri 1 Makassar Jalan Andi Mangerangi Balang Boddong Makassar.
Pembangunan Kampus SMA Negeri 1 Makassar yang terbilang megah
pada waktu itu yang terletak di jantung Kota Angin Mammiri (Makassar)
akhirnya rampung pada tahun 1982 yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Daud Yoesoef pada
tanggal 14 April 1982.
Dalam perkembangan SMA Negeri 1 Makassar dari tahun ke tahun
semakin menunjukkan esksistensinya sebagai salah satu sekolah yang favorit di
Indonesia Bagian Timur, dengan segudang pengalaman dan kegigihan para
pendidik untuk memajukan pendidikan di daerah ini, SMA Negeri 1 Makassar
berkembang dengan pesatnya, terbukti dari standar NEM penerimaan siswa baru
yang meningkat setiap tahunnya. Demikian pula dengan mutu lulusan yang
ditelorkannya yang berhasil melampaui saringan EBTANAS dan UMPTN baik
dari segi kuantitas maupun kualitas.
Kepercayaan masyarakat terhadap mutu sekolah ini tidak hanya dilihat
dari segi pendidikan Intrakurikulernya. Kegiatan Ekstrakurikuler juga mendapat
perhatian khusus dalam perkembangan sekolah ini. Kampus SMA Negeri 1
Makassar tidak pernah sepi dari segala macam kegiatan siswa untuk memacu
potensi dan prestasi, siswa tidak peduli pagi atau sore, panas atau hujan, ada mid
atau lagi libur semua waktu dimanfaatkan oleh siswa dengan sebaik-baiknya
semua seolah-olah berjalan secara alami.
Dalam perkembangannya SMA Negeri 1 Makassar telah dipimpin
beberapa Kepala Sekolah mulai dari awal sampai sekarang, sebagai berikut:
1. Yatmo tahun 1950-1952
37
2. J.C. Pangkerego tahun 1953 – 1957
3. A. Soenardhi Notohamidjojo tahun 1958 – 1960
4. Alex Mozer Oppier tahun 1961 – 1962
5. Drs. Mattulada tahun 1963 – 1967
6. Drs. Edy Waworuntu tahun 1967 – 1975
7. H. Makkutanang Dg. Nuntung tahun 1975 – 1981
8. Drs. Soeharwoto tahun 1981 – 1982
9. Drs. Muh. Sanusi Thahir tahun 1982 – 1983
10. Drs. Wiempi Marthin Parinusa tahun 1983 – 1986
11. Drs. And. Rifai Tamri tahun 1986 – 1997
12. Dra. Marwah Paturungi tahun 1997 – 2000
13. Drs. S. Dahri pattara tahun 2000 – 2003
14. Drs. Herman Hading, M.Pd. tahun 2003 – 2011
15. Dr. H. Sakaraddin, M.Pd. tahun 2011 – 2015
16. Drs. Muhammad Azman tahun 2015 – 2016
17. Drs. Arifin Tamma, M.Pd tahun 2016 – sampai sekarang
Dan Kepala Tata Usaha sebagai berikut:
1. Kadir Massi tahun.....S.d.......
2. Halim Saleng tahun......S.d. 1981
3. Muhammad Yakub tahun 1981 s.d 2000
4. Drs. Abdul Rakhman tahun 2000 s.d. sekarang
Besar harapan kita semua semoga kemajuan yang telah dicapai tersebut
tidak membuat kita terlena dan cepat merasa puas diri, justru hal itu merupakan
cambuk untuk terus berkarya dan berprestasi untuk kemajuan negeri ini.
38
2. Status sekolah
Tabel 3.1
No. Status sekolah Tahun Keterangan
1. SMA Reguler 1950 - 2003 Akreditasi “A”
2. SMA Unggulan 2003 - 2006 Akreditasi “A”
3. SMA Kategori Mandiri 2006 - 2009 Akreditasi “A”
4. SMA RSBI 2009 - 2013 Akreditasi “A”
5. SMA Reguler 2013 - 2017 Akreditasi “A”
3. Visi Satuan Pendidikan
“Menjadi sekolah yang unggul dalam mutu dan prestasi, beriman,
bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berilmu pengetahuan, dan teknologi serta
menjunjung tinggi nilai budaya lokal dalam kompetisi global”.
Indikator Visi:
Untuk memberi makna yang jelas dan mendalam terhadap Visi tersebut maka tiap
penggalan / kata dapat diartikan dari sudut ontologi:
a. Berakhlak mulia dilandasi nilai etika dan emosional;
b. Memiliki Tenaga Pendidik yang terampil dalam pemanfaatan dan pembuatan
media pembelajaran berbasis TIK serta terampil menggunakan alat
pendukung pembelajaran berbasis TIK;
c. Memilik saran dan prasarana penunjang PBM berbasis ICT yang jenisnya
39
lengkap dan dalam jumlah yang memadai;
d. Memiliki sarana perpustakaan dengan SIM berbasis ICT;
e. Memilik Learning Management System berbasis web dalam
pengelolaan proses pembelajaran;
f. Mengintegrasikan nilai-nilai budaya Sulawesi Selatan ke dalam
pembelajaran;
g. Melaksanakan pembiasaan budaya sekolah melalui kegiatan;
h. Memiliki luaran yang handal dan dapat diterima di perguruan tinggi dalam
dan luar negeri;
4. Struktur organisasi:
Pimpinan dan Staf Pimpinan SMA Negeri 1 Makassar Tahun pelajaran 2016 –
2017
a. Kepala Sekolah : Drs. Arifin Tamma, M.Pd
b. Wakasek Kurikulum : Drs. H. Mukhdar Abd.Gani
c. Wakasek Hubungan Masyarakat : Drs. Adham
d. Wakasek Kesiswaan : Iskandar, S.Pd.,MM
e. Wakasek Sarana Prasarana : Drs. H. Ambo Sakka, M.Pd.
f. Kepala Tenaga Administrasi Sekolah : Drs. Abdul Rakhman, M.Pd.
5. Data Prestasi yang pernah dicapai oleh Peserta Didik (3 tahun terakhir)
Tabel 3.2
No
Nama
Bidang Kejuruan
Jenis Medali
Tingkatkan
Tahun
Tempat
1
Krisda
Juara 2 kategori kata perorangan pada
Perak
Internasional
2016 Berlin Jerman
40
Putri Banzai Open
2
Loba Debat APBN 2009 Tk Sulsel
1/Emas
Kab/Kota
2012 Makassar
3
Pidato bahasa Inggris
3/Perunggu
Kab/Kota
2014 Makassar
4
Cyndi
OSN astronomi
1/Emas
Kab/Kota
2014 Makassar
5
Muh. Kasasi
OSN Astronomi
3/Perunggu
Kab/Kota
2014 Makassar
6
Muh. Ridwan
OSN Kebumian
1/Emas
Kab/Kota
2014 Makassar
7
Cyndi
OSN Astronomi
2/Perak
Provinsi Sulsel
2014 Makassar
8
Lomba Artikel
1/Emas
Kab/Kota
2014 Makassar
9
Group
Lomba Cerdas Cermat
1/Emas
Kab/Kota
2014 Makassar
10
Lomba Pidato
2/Perak
Kab/Kota
2014
Makassar
11
Group
Lomba Cerdas Cermat UUD/4 Pilar
Berbangsa dan
1/Emas
Kab/Kota
2014
Makassar
41
Bernegara
12
Supriadi
Lomba Karya Tulis Ilmiah Jambore dan
Deklarasi Siswa Anti Korupsi
1/Emas
Kab/Kota
2013
Makassar
13
CL Group
Lomba Cheer Leader
III
Kab/Kota
2012
BNI
14
BB Group
Basket Ball Competition
1/Emas
Kab/kota
2012
SMA 2 Makassar
15
BB Group
Pormie Basket Ball Competition
1/Emas
Bak/Kota
2012
Pormie Kota
Makassar
16
Group
Gebyar Gempita
Juara Umum
Kab/Kota
2012
MKKS Kota
Makassar
17
PMR Group
Invitasi Pertolongan Pertama
1/Emas
Kab/Kota
2012
UMI
18
No
Group
Nama
LCKM
Bidang kejuruan
2/Perak
Jenis Medali
Kab/Kota
Tingkatan
2012
tahun
SMAYP PGRI 3
Makassar
Tempat
19
BB Group
Lingua Basket Pop Mie Tk Sulsel
1/emas
Kab/Kota
2012
Makassar
42
20
Group
Festival band Pelajar
1/Emas
Kab/Kota
2013
Makassar
21
Paskib Smansa
Lomba Formasi LTUS Paskibra
2/Perak
Kab/Kota
2014
Makassar
22
Group
SDH Cup 7 (Make Us United Putra)
2/Perak
Kab/Kota
2014
Makassar
23
Karate Kumite Kelas 68 Kg
2/Perak
Provinsi Sulsel
2014
Prov. Sulsel
23
Lomba Fotografi
2/Perak
Kab/Kota
2014
Makassar
24
Road Savely Champioship
Umum 1
Kab/kota
2014
Makassar
25
Paskib Smansa
Lomba tata upacara Paskibra
1/Emas
Kab/Kota
2014
Makassar
26
Lomba Mading
3/Perunggu
Kab/Kota
2014
Makassar
27
Pemilihan raja/Ratu helm satlantas
Polrestabes
1/Emas
Kab/Kota
2014
Makassar
28
Putri RBT 4
2/Perak
Kab/Kota
2015
Makassar
43
29 BB Group
Lomba Bola Basket Porseni MKKS
3/Perunggu Kab/Kota 2015 Makassar
30
BB Group
3 on 3 Competition (Kategori SMA
Putra)
1/mas
Kab/Kota
2015
Makassar
31
BB Group
4 on 3 Competition (Kategori SMA
Putri)
2/Perak
Kab/Kota
2015
Makassar
32
Andi Fika
Lomba Menyanyi Solo Putri Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional
(FL2SN)
1/Emas
Provinsi Sulsel
2015
Makassar
33
Kejuaraan Nasional terbuka Karate Maesa XI Putra
CADET Kumite 63 Kg
1/Emas
Provinsi Sulsel
2015
Makassar
34
Group
Lomba Seni Remaja
2/Perak
Provinsi Sulsel
2015
Dinas Kebudayaa
n Prov. Sulsel
35
BB Group
IBBC Putri
1/Emas
Kab/Kota
2015
Makassar
36
BB Group
IBBC Putra
2/Perak
Kab/Kota
2015
Makassar
44
6. Profil Siswa (Tiga tahun pelajaran terakhir)
Tabel 3.3
Tahun
pelajaran
Jumlah siswa Jumlah siswa Jumlah
Rombel
Kls X Kls XI
2014/2015 440 388 828 31
2016/2017 440 479 919 33
7. Kurikulum yang digunakan adalah “kurikulum 2013”
a. Aktivitas Pembelajaran
• Proses Pembelajaran SMA Negeri 1 Makassar mengalami perubahan Pola
Pikir dari “Budaya mengajar (teaching) menjadi Budaya Belajar (learning).
• Pendekatan yang digunakan antara lain: Pendekatan Kooperative Learning
dengan berbagai model pembelajaran, pendekatan pembelajaran berbasis
ICT (e – learning), pendekatan Pembelajaran / Lingkungan.
b. Pembelajaran di luar kelas / Lingkungan
8. Keunggulan Lokal:
Keunggulan Lokal yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Makassar sesuai dengan
karakteristik sekolah dan potensi peserta didik antara lain:
• Seni Tari
• Bulutangkis
• Futsal
• Paskibra
45
• TaekwonDo
• Pencaksilat
• Palang Merah Remaja
• Pramuka
• Basket
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Penelitian Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya dan sesuai
dengan judulnya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh Instagram stories terhadap eksistensi diri siswa-siswi SMAN 1
Makassar, serta faktor-faktor apa saja yang mendorong. Penulis memilih
siswa-siswi SMAN 1 Makassar sebagai objek penelitian berdasarkan
pengkategorisasian seperti yang telah dibahas pada Bab I.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 1
Makassar yang terdiri dari kelas X (sepuluh) sampai XI (sebelas) SMA.
Jumlah responden yang menjadi sampel setelah menggunakan rumus
Slovin berjumlah 279 responden. Untuk lebih jelasnya maka hasil
penelitian ini dapat kita lihat pada tabel-tabel dibawah ini:
46
47
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
N=279
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki
Perempuan
103
176
36, 9
63, 1
Total 279 100
Sumber : Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden perempuan berada pada
persentase tertinggi yaitu sebanyak 176 responden (63, 1%), kemudian responden
laki-laki sebanyak 103 responden (36, 9%).
48
Tabel 4.2
Distibusi Responden Berdasarkan Umur
N=279
Umur Frekuensi Persentase
15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
18 Tahun
65
124
76
14
23, 3
44, 4
27, 2
5, 0
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase tertinggi adalah responden
umur 16 tahun sebanyak 124 responden (44, 4%), disusul responden umur 17
tahun sebanyak 76 responden (27, 2%), disusul responden umur 15 tahun
sebanyak 65 responden (23, 3%), dan terakhir disusul responden umur 18 tahun
sebanyak 14 responden (5, 0%).
49
Tabel 4.3
Distibusi Responden Berdasarkan Kelas
N=279
Kelas Frekuensi Persentase
X
XI
134
145
48, 0
52, 0
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan responden dengan persentase tertinggi adalah
kelas XI (sebelas) sebanyak 145 responden (52, 0%), disusul kelas X (sepuluh)
sebanyak 134 responden (48, 0%).
50
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua
N=279
Pekerjaan Orang Tua Frekuensi Persentase
PNS / TNI / POLRI
Pedagang / pengusaha
Profesional (pengacara,
dokter, akuntan)
Politisi (DPR, DPR RI,
DPRD 2)
80
101
83
15
28, 7
36, 2
29, 7
5, 4
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase tertinggi pekerjaan orang tua
yaitu pedagang/pengusaha sebanyak 101 responden (36, 2%), disusul pekerjaan
orang tua profesional (pengacara, dokter, akuntan) sebanyak 83 responden (29,
7%), disusul pekerjaan orang tua PNS/ TNI/ POLRI sebanyak 80 responden (28,
7%), disusul politisi (DPR ,DPR RI, DPRD 2) sebanyak 15 responden (5, 4%).
51
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan Orang Tua
N=279
Jumlah Pendapatan
Orang Tua
Frekuensi Persentase
1.000.000 – 2.000.000
2.500.000 – 3.500.000
4.000.000 – 5.500.000
>6.000.000
5
37
107
130
1, 8
13, 3
38, 4
46, 6
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase tertinggi dengan jumlah
pendapatan orang tua > 6.000.000 sebanyak 130 responden (46, 6%), disusul yang
menjawab 4.000.000 – 5.500.000 sebanyak 107 responden (38, 4%), disusul yang
menjawab 2.500.000 – 3.500.000 sebanyak 37 responden (13, 3%), disusul yang
menjawab 1.000.000 – 2.000.000 sebanyak 5 responden (1, 8%).
52
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Telephone Genggam
N=279
Jenis Telepon Genggam Frekuensi Persentase
Iphone
Android
Tab
146
132
1
52, 3
47, 3
4
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan jenis telephone genggam yang tertinggi yaitu
Iphone sebanyak 146 responden (52, 3%), disusul jenis telephone genggam
android sebanyak 132 responden (47, 3%), disusul tab sebanyak 1 responden
(4%).
53
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Perangkat Elektronik Yang Digunakan
Untuk Mengakses Media Sosial Khususnya Instagram
N=279
Perangkat Elektronik Yang
Digunakan Untuk
Mengakses Media Sosial
Khususnya Instagram
Frekuensi Persentase
Smartphone
Tablet PC
Komputer
276
2
1
98, 9
7
4
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan responden dengan tingkat tertinggi
menggunakan perangkat elektronik smartphone sebanyak 279 responden (98,
9%), disusul responden yang hanya menggunakan Tablet PC sebanyak 2
responden (7%), disusul yang menggunakan Komputer hanya 1 responden (4%).
54
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Memiliki Akun Instagram
N=279
Memiliki Akun Instagram Frekuensi Persentase
Ya 279 100
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan semua responden memiliki akun instagram
sebanyak 279 responden (100%).
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Sering Mengunggah Foto/video Di
Instagram Stories
N=279
Sering Mengunggah
Foto/video Di Instagram
Stories
Frekuensi Persentase
Ya
Tidak
245
34
87, 8
12, 2
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan sering menggunakan Instagram stories, yang
menjawab jawaban Ya sebanyak 245 responden (87, 8%), dan yang menjawab
jawaban Tidak sebanyak 34 responden (12, 2%).
55
Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Sama Siapa Saja Update di Instagram
Stories
N=279
Sama Siapa Saja Update di
Instagram Stories Frekuensi Persentase
Sendiri
Bersama teman
Bersama keluarga
Bersama pacar
Semuanya
20
49
12
12
186
7, 2
17, 6
4, 3
4, 3
66, 7
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang sama siapa saja
update di Instagram stories, sebanyak 186 responden memilih jawaban semuanya
(66, 7%), disusul 49 responden memilih jawaban bersama teman (17, 6%), disusul
20 responden memilih jawaban sendiri (7, 2%), dan yang memilih jawaban
bersama keluarga/bersama pacara sebanyak 12 responden (4, 3%).
56
Tabel 4.11
Distribusi Responden Berdasarkan Berapa Lama Rata-rata Mengunggah
Foto/video Di Instagram Stories
N=279
Berapa Lama Rata-rata
Mengunggah Foto/video Di
Instagram Stories
Frekuensi Persentase
< 10 menit
15 menit – 30 menit
45 menit – 60 menit
>60 menit
197
62
14
6
70, 6
22, 2
5, 0
2, 2
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang berapa lama rata-
rata menggunakan Instagram stories, 197 responden menjawab < 10 menit (70,
6%), disusul 15 menit – 30 menit yang menjawab sebanyak 62 responden (22,
2%), disusul 45 menit – 60 menit menjawab sebanyak 14 responden (5, 0%),
disusul 6 responden menjawab > 60 menit (2, 2%).
57
Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Berapa Kali Mengunggah
Foto/Video di Instagram Stories
N=279
Berapa Kali Mengunggah
Foto/Video di Instagram
Stories
Frekuensi Persentase
1 kali sehari
2-3 kali sehari
4-5 kali sehari
>6 kali sehari
47
73
40
119
16, 8
26, 2
14, 3
42, 7
Total 279 100%
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan yang menjawab jawaban >6 kali sehari
sebanyak 119 responden (42, 7%), disusul 2-3 kali sehari yang menjawab
sebanyak 73 responden (26, 2%), disusul yang menjawab jawaban 1 kali sehari
sebanyak 47 responden (16, 8%), disusul yang menjawab jawaban 4-5 kali sehari
sebanyak 40 responden (14, 3%).
58
Tabel 4.13
Distribusi Responden Berdasarkan Besar Biaya Perbulan Untuk Mengakses
Media Sosial Khususnya Instagram
N=279
Besar Biaya Perbulan Untuk
Mengakses Media Sosial
Khususnya Instagram
Frekuensi Persentase
20.000 – 30.000
31.000 – 40.000
41.000 – 50.000
>60.000
9
25
84
161
3, 2
9, 0
30, 1
57, 7
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang besar biaya
perbulan untuk mengakses media sosial khususnya instagram stories, sebanyak
161 responden menjawab > 60.000 (57, 7), disusul sebanyak 84 responden
menjawab 41.000 – 50.000 (30, 1%), disusul sebanyak 25 responden memilih
jawaban 31.000 – 40.000 (9, 0%), disusul sebanyak 9 responden memilih jawaban
20.000 – 30.000 (3, 2%).
59
Tabel 4.14
Distribusi Responden Berdasarkan Berusaha Terlihat Menarik
N=279
Berusaha Terlihat Menarik Frekuensi Persentase
Ya
Tidak
181
98
64, 9
35, 1
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang saat mengunggah
foto/video di Instagram stories berusaha untuk terlihat menarik, sebanyak 181
responden menjawab Ya (64, 9%) , disusul 98 responden menjawab Tidak (35,
1%).
60
Tabel 4.15
Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Tingkat Kepercayaan Diri
Meningkat Saat Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories
N=279
Merasa Tingkat Kepercayaan
Diri Meningkat Saat
Mengunggah Foto/Video Di
Instagram Stories
Frekuensi Persentase
Ya
Tidak
171
107
61, 6
38, 4
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang merasa tingkat
kepercayaan diri meningkat saat mengunggah foto/video di Instagram stories, 172
responden menjawab Ya (61, 6%), disusul 107 responden menjawab Tidak (38,
4%).
61
Tabel 4.16
Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Kurang Percaya Diri Saat Tidak
Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories
=279
Merasa Kurang Percaya Diri Saat
Tidak Mengunggah Foto/Video Di
Instagram Stories
Frekuensi Persentase
Ya
Tidak
193
86
69, 2
30, 8
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang merasa kurang
percaya diri saat tidak mengunggah foto/video di Instagram stories, 193
responden menjawab Ya (69, 2%), disusul 86 responden menjawab Tidak (30,
8%).
62
Tabel 4.17
Distribusi Responden Berdasarkan Merasa Gaul Saat Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories (Seperti Mall,Cafe,Tempat
Rekreasi/Hiburan)
N=279 Merasa Gaul Saat Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories
(Seperti Mall,Cafe,Tempat Rekreasi/Hiburan)
Frekuensi Persentase
Ya
Tidak
176
103
63, 1
36, 9
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang merasa gaul saat
mengunggah foto/video di Instagram stories (seperti mall,cafe,tempat
rekreasi/hiburan, 176 responden menjawab Ya (63, 1%), disusul 103 responden
yang menjawab Tidak (36, 9%).
63
Tabel 4.18
Distribusi Responden Berdasarkan Saat Mengunggah Foto/Video Di Instagram Stories Selalu Mengenakan Pakaian/barang Bagus Agar
Penampilan Terlihat Hits
N=279 Saat Mengunggah Foto/Video Di
Instagram Stories Selalu Mengenakan Pakaian/barang
Bagus Agar Penampilan Terlihat Hits
Frekuensi Persentase
Ya
Tidak
181
98
64, 9
35, 1
Total 279 100
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang saat mengunggah
foto/video di Instagram stories selalu mengenakan pakaian/barang bagus agar
penampilan terlihat hits, 181 responden menjawab Ya (64, 9%), disusul sebanyak
98 responden menjawab Tidak (35, 1%).
64
Tabel 4.19
Tabel Silang antara Frekuensi Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories dan Berusaha untuk Terlihat Menarik Setiap Menggunakan Instagram
Stories
N=279
Frekuensi
Mengunggah
Foto/Video Di
Instagram Stories
Berusaha Terlihat Menarik
Total Rendah Tinggi
Rendah 16 31 47
34,0% 66,0% 100,0%
Sedang 32 81 113
28,3% 71,7% 100,0%
Tinggi 50 69 119
42,0% 58,0% 100,0%
Total 98 181 279
35,1% 64,9% 100,0%
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukan bahwa frekuensi rendah mengunggah foto/video
di Instagram stories dengan usaha untuk terlihat menarik setiap menggunakan
Instagram stories yaitu sebanyak 16 responden (34, 0%) kemudian frekuensi
sedang mengunggah foto/video di Instagram stories dengan usaha untuk terlihat
menarik saat mengunggah foto/video di Instagram stories sebanyak 81 responden
(71, 7%).
65
Tabel 4.20 Tabel Silang antara Frekuensi Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories
dan Kepercayaan Diri Meningkat Saat Menggunakan Instagram Stories
N=279
Frekuensi
Mengunggah
Foto/Video Di
Instagram Stories
Kepercayaan Diri Meningkat Saat
Menggunakan Instagram Stories Total
Rendah Tinggi
Rendah 26 21 47
55,3% 44,7% 100,0%
Sedang 51 62 113
45,1% 54,9% 100,0%
Tinggi 30 89 119
25,2% 74,8% 100,0%
Total 107 172 279
38,4% 61,6% 100,0%
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukan bahwa frekuensi rendah dalam mengunggah
foto/video di Instagram stories dengan kepercayaan diri meningkat saat
menggunakan Instagram stories sebanyak 26 responden (55, 3%) kemudian
frekuensi mengunggah tinggi dengan kepercayaan diri meningkat saat
menggunakan Instagram stories sebanyak 89 responden (74, 8%).
66
Tabel 4.21
Tabel Silang antara Frekuensi Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories dan Gaul Saat Mengunggah Foto/Video di Instagram Stories
N=279
Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel di atas menunjukan bahwa frekuensi rendah mengunggah foto/video
di Instagram stories dengan rasa gaul saat mengunggah foto/video di Instagram
stories sebanyak 24 responden (51, 1%) kemudian frekuensi mengunggah tinggi
dengan rasa gaul saat mengunggah foto/video di Instagram stories sebanyak 78
responden (65, 5%).
Frekuensi
Mengunggah
Foto/Video Di
Instagram Stories
Gaul Saat Mengunggah Foto/Video
di Instagram Stories Total
Rendah Tinggi
Rendah 24 23 47
51,1% 48,9% 100,0%
Sedang 38 75 113
33,6% 66,4% 100,0%
Tinggi 41 78 119
34,5% 65,5% 100,0%
Total 103 176 279
36,9% 63,1% 100,0%
67
Tabel 4.22
Uji Korelasi Spearman antara Instagram stories dengan Eksistensi diri
Correlations
Variabel Bebas Variabel Terikat
Spearman's rho Variabel Bebas Correlation Coefficient 1,000 -,141*
Sig. (2-tailed) . ,019
N 279 279
Variabel Terikat Correlation Coefficient -,141* 1,000
Sig. (2-tailed) ,019 .
N 279 279
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pada tabel diatas menunjukkan nilai sig = 0,019 < a = 0,05, maka H1 ditolak
dan H0 diterima. Jadi terdapat hubungan yang lemah antara variabel X (Instagram
stories) dengan variabel Y (Eksistensi diri) sebesar -,141.
68
Tabel 4.23 Uji Regresi antara frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories
dengan berusaha terlihat menarik
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,073 ,131 15,874 ,000
Apakah saat anda
mengunggah di instagram
stories, anda berusaha
untuk terlihat menarik
,137 ,091 ,090 1,503 ,134
a. Dependent Variable: Berapa kali anda mengunggah foto/video di instagram stories
Pada tabel diatas menujukkan data diperoleh nilai t hitung = 1,503 dengan
sig. = 0,134 < α = 0.05 , yang dimana t hitung lebih kecil dari t tabel = 1,6503,
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat dikatakan koefisien regresi
tidak signifikan. Berarti tidak ada pengaruh antara frekuensi dengan mengunggah
foto/video di Instagram stories dengan berusaha untuk terlihat menarik.
69
Tabel 4.24 Uji Regresi antara frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories
dengan tingkat kepercayaan diri meningkat saat mengunggah foto/video di Instagram stories
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,753 ,128 21,529 ,000
Apakah anda merasa
tingkat kepercayaan diri
anda meningkat saat anda
mengunggah di instagram
stories
-,358 ,087 -,239 -4,105 ,000
a. Dependent Variable: Berapa kali anda mengunggah foto/video di instagram stories
Pada tabel diatas menujukkan data diperoleh nilai t hitung = -4,105 dengan
sig. = 0,000 < α = 0.05 , maka H0 diterima. Sehingga dapat dikatakan koefisien
regresi tidak signifikan. Berarti tidak ada pengaruh antara frekuensi mengunggah
foto/video di Instagram stories dengan tingkat kepercayaan diri meningkat saat
mengunggah foto/video di Instagram stories.
70
Tabel 4.25 Uji Regresi antara frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories
dengan merasa gaul saat mengunggah foto/video di Instagram stories
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,460 ,131 18,813 ,000
Apakah anda merasa gaul
saat mengunggah
foto/video di instagram
stories (seperti
mall,cafe,tempat
rekreasi/hiburan)
-,147 ,090 -,098 -1,637 ,103
a. Dependent Variable: Berapa kali anda mengunggah foto/video di instagram stories
Pada tabel diatas menujukkan data diperoleh nilai t hitung = -1,637 dengan
sig. = 0,103 < α = 0.05 , maka H0 diterima. Sehingga dapat dikatakan koefisien
regresi tidak signifikan. Berarti tidak ada pengaruh antara frekuensi mengunggah
foto/video di Instagram stories dengan merasa gaul saat mengunggah foto/video
di Instagram stories.
4.2 Pembahasan
Hasil dari penelitian selanjutnya diolah untuk digunakan menjawab
rumusan masalah dalam penelitian, yaitu : 1. Apakah ada pengaruh
Instagram stories terhadap eksistensi diri di kalangan siswa-siswi SMAN 1
Makassar? 2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong siswa-siswi dalam
memanfaatkan Instagram stories? Berikut uraian pembahasan dalam
penelitian ini:
71
4.2.1 Apakah Ada Pengaruh Instagram Stories Terhadap Eksistensi Diri di
Kalangan Siswa-siswi SMAN 1 Makassar?
Hipotesis dari peneliti adalah menolak H1 dan menerima H0, yang artinya
menolak adanya pengaruh Instagram stories terhadap Eksistensi diri di kalangan
siswa-siswi SMAN 1 Makassar.
Untuk melihat hubungan antara variabel X (Instagram stories) dengan
variabel Y (Eksistensi diri) digunakan perhitungan Korelasi Spearman, untuk
mengetahui hubungan antara Instagram stories dengan Eksistensi diri siswa-siswi
SMAN 1 Makassar. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi yang dinyatakan
dengan korelasi Spearman adalah = -,141. Hasil dari perhitungan tersebut
menunjukkan adanya hubungan walau lemah antara Instagram stories dengan
Eksistensi diri. Ini di lihat dari nilai sig = 0,019 < a =0,05 maka H0 di tolak dan H1
diterima. Jadi ,terdapat hubungan antara Instagram stories dengan Eksistensi diri.
Dengan adanya hubungan walau lemah antara Instagram stories dengan
Eksistensi diri, dapat di katakan siswa-siswi tidak terlalu mementingkan
penampilan nya, kepercayaan diri nya, dan kepopuleran nya. Untuk melihat
apakah ada pengaruh antara kedua variabel di gunakan Uji Regresi antara
Instagram stories dengan Eksistensi diri, dapat di lihat pada frekuensi
mengunggah foto/video di Instagram stories dengan berusaha terlihat menarik
menunjukkan t hitung = 1,503 dengan sig = 0,134 < a = 0,05. Yang dimana t
hitung lebih kecil dari t tabel = 1,6503 artinya jika t hitung lebih kecil dari t tabel
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat dikatakan koefisien tidak signifikan
artinya tidak ada pengaruh antara frekuensi Instagram stories dengan Eksistensi
72
diri siswa-siswi SMAN 1 Makassar. Yang dimana frekuensi mengunggah
foto/video menyatakan bahwa lebih dari 6 kali sehari siswa-siswi mengunggah
tidak berpengaruh dengan harus terlihat menarik setiap mengunggah foto/video di
aku Instagram.
Kemudian frekuensi mengunggah dengan tingkat kepercayaan diri dapat
dilihat data diperoleh nilai t hitung = -4,105 dengan sig = 0,000 < a = 0,05 yang
dimana t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar = 1,6503 artinya jika t hitung lebih
kecil dari t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga koefisein regresi
tidak signifikan, berarti tidak ada pengaruh antara frekuensi Instagram stories
dengan tingkat kepercayaan diri meningkat saat mengunggah foto/video di
Instagram stories bagi siswa-siswi SMAN 1 Makassar. Frekuensi mengunggah
foto/video bagi siswa-siswi menyatakan lebih dari 6 kali sehari mengunggah tidak
berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri setiap mengunggah foto/video.
Dimana frekuensi Instagram stories dengan merasa gaul saat mengunggah
foto/video menunjukkan nilai t hitung = -1637 dengan sig = 0,103 < a = 0,05 yang
dimana t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar = 1,6503 artinya jika t hitung lebih
kecil dari t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dikatakan koefisien
tidak signifikan antara frekuensi Instagram stories dengan merasa gaul saat
mengunggah foto/video di Instagram stories. Bagi siswa-siswi SMAN 1
Makassar, mengunggah foto lebih dari 6 kali sehari sudah menjadi kebiasaan
meski mengunggah foto/video lebih dari 6 kali sehari tidak berpengaruh setiap
mengunggah foto/video di cafe,mall dan tempat hiburan.
73
Meskipun frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories tidak
berpengaruh terhadap Eksistensi diri siswa-siswi SMAN 1 Makassar akan tetapi
frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories terdapat hubungan walau
lemah. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan walau lemah antara
frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories dengan berusaha untuk
terlihat menarik setiap menggunakan Instagram stories, dapat dilihat pada tabel
4.19 yang dimana frekuensi sedang dalam mengunggah foto/video di Instagram
stories dengan berusaha untuk terlihat menarik setiap menggunakan Instagram
stories sebanyak 81 responden (71,70%). Sementara pada tabel 4.20 tabel silang
antara frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories dengan kepercayaan
diri meningkat saat siswa-siswi SMAN 1 menggunakan Instagram stories berada
pada frekuensi tinggi dengan kepercayaan diri meningkat saat menggunakan
Instagram stories sebanyak 89 responden (74,8%). Disusul tabel silang antara
frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories dengan merasa gaul saat
mengunggah foto/video di Instagram stories bagi siswa-siswi SMAN 1 berada
pada frekuensi tinggi saat mengunggah foto/video di Instagram stories dengan
merasa gaul saat mengunggah foto/video.
4.2.2 Faktor Apa Saja Yang Mendorong Siswa-siswi Dalam Memanfaatkan
Instagram Stories?
Ada beberapa faktor yang memengaruhi siswa-siswi dalam memanfaatkan
Instagram Stories, yaitu: Jenis Kelamin, Umur, dan Kepemilikan Media.
1. Jenis Kelamin
74
Dari hasil penelitian, faktor jenis kelamin menjadi salah satu faktor siswa-
siswi dalam memanfaatkan Instagram Stories, perempuan berada pada persentase
tertinggi yaitu sebanyak 176 responden (63.1%) karena jenis kelamin perempuan
lebih narsis mengunggah foto/video di Instagram stories dibandingkan dengan
jenis kelamin laki-laki, kemudian responden laki-laki sebanyak 103 responden
(36.9%) karena responden laki-laki kurang narsis dalam menggunakan Instagram
stories.
2. Umur
Dari hasil penelitian, faktor umur menjadi salah satu faktor siswa-siswi
dalam memanfaatkan Instagram Stories, sebanyak 124 responden (44,4%)
menunjukkan bahwa umur 16 tahun paling banyak menggunakan Instagram
Stories, disusul sebanyak 76 responden (27,2%) menunjukkan bahwa umur 17
tahun , kemudian sebanyak 65 responden (23,3%) umur 15 tahun. Sedangkan
responden umur 18 tahun paling sedikit menggunakan Instagram Stories
sebanyak 14 responden (5,0%).
3. Jenis Telephone Genggam
Dari hasil penelitian, faktor Jenis telephone genggam menjadi salah satu
faktor siswa-siswi dalam memanfaatkan Instagram Stories, sebanyak 146
responden (52,3%) jenis telephone genggam yang tertinggi yaitu Iphone,karena
Iphone memiliki kualitas kamera yang baik sehingga dapat mengunggah
foto/video di Instagram stories lebih bagus. Disusul jenis telephone genggam
android sebanyak 132 responden (47,3%), kemudian tab sebanyak 1 responden
(,4%).
75
4.2.3 Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Teori yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification Model (model
kegunaan dan kepuasan). Dalam model ini khalayak dianggap aktif menggunakan
media untuk memenuhi kebutuhannya. Benang merah dari penelitian ini adalah
peneliti ingin mengetahui pengaruh Instagram stories terhadap eksistensi diri
siswa-siswi di SMAN 1 Makassar.
Dari pembahasan diatas sudah bisa dibuktikan bahwa setiap audiens yang
termasuk dalam golongan audiens aktif. Audiens disini sangat bertanggung jawab
dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dalam
pandangan ini, media dianggap sebagai satu-satunya faktor yang mendukung
bagaimana kebutuhan terpenuhi, dan audiens dianggap sebagai perantara yang
besar. Audiens lebih selektif dalam menerima pesan-pesan media. Mereka juga
selektif dalam memilih dan menggunakan media. Seperti yang disebutkan konsep
Dramaturgi karya Erving Goffman bahwa Individu akan berlomba-lomba
menampilkan dirinya sebaik mungkin. Goffman mengasumsikan bahwa ketika
orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan
diterima orang lain. Upaya ini disebut sebagai pengelolaan kesan (impression
management), yaitu teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan
tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertent. Contohnya saja pada
penelitian diatas siswa-siswi SMAN 1 Makassar menggunakan Instagram stories
sebagai pilihan media untuk dijadikan kebutuhan dan kepuasaan yang menjadikan
mereka lebih percaya diri saat mengunggah foto/video di Instagram stories.
Artinya teori uses and gratification dapat diterima dalam penelitian ini.
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
Instagram stories terhadap eksistensi diri siswa-siswi di SMAN 1 Makassar. Dari
hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk melihat apakah ada pengaruh antara kedua variabel di gunakan Uji
Regresi antara Instagram stories dengan Eksistensi diri, dapat di lihat pada
frekuensi mengunggah foto/video di Instagram stories dengan berusaha terlihat
menarik menunjukkan t hitung = 1,503 dengan sig = 0,134 < a = 0,05. Yang
dimana t hitung lebih kecil dari t tabel = 1,6503 artinya jika t hitung lebih kecil
dari t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat dikatakan koefisien tidak
signifikan artinya tidak ada pengaruh antara Instagram stories dengan Eksistensi
diri siswa-siswi SMAN 1 Makassar
2. Ada 3 faktor yang mendorong siswa-siswi dalam memanfaatkan Instagram
Stories, yaitu: Jenis Kelamin, Umur dan Jenis Telephone Genggam.
• Faktor pertama ialah jenis kelamin. Responden dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 176 responden (63,1%) cenderung lebih aktif
mengunggah foto/video di Instagram stories. Hal ini disebabkan karena
perempuan lebih narsis dibandingkan responden laki-laki.
76
77
• Kemudian faktor kedua ialah umur responden. Responden yang berumur 16
tahun lebih cenderung aktif mengunggah foto/video di Instagram stories.
Hal ini disebabkan karena di umur 16 tahun anak remaja lebih mencari jati
diri dibandingkan dengan yang berumur 15, 17 dan 18 tahun.
• Faktor ketiga yaitu kepemilikan media responden. Responden dengan
kepemilikan media jenis handphone Iphone lebih aktif karena berdasarkan
kualitas jenis handphone lebih memadai untuk mengunggah foto/video
karena hasil gambarnya sebanyak 146 responden (52,3%).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan maka penulis
mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, antara
lain:
1. Dengan berkembangnya teknologi di zaman modern seperti ini, seperti
yang telah di ketahui media sosial adalah media untuk berkomunikasi,
yang dimana sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia khususnya
remaja. Media sosial menjadikan para remaja SMA lupa waktu dan selalu
ingin terlihat menarik saat menggunakan media sosial khususnya
Instagram stories. Sebaiknya para remaja Indonesia khususnya pelajar
SMAN 1 Makassar, dapat menggunakan media sosial untuk hal-hal positif
dengan memperhatikan dampak dari penggunaan media sosial sendiri.
2. Para remaja Indonesia, gunakanlah media sosial khususnya Instagram
stories sebaik mungkin dan dapat menjadikan media sosial tersebut bukan
78
hanya untuk terlihat menarik tetapi menjadikan media sosial tersebut
sebagai alat untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dan teman-teman
dari luar kota.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvirano. 2011. Teori 2.0 Teoritisasi dan Implikasi. Jakarta: Aspikom
-----------------------.2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama
Ardianto, Elvirano. dkk .2014. komunikasi massa suatu pengantar edisi revisi
Bandung Andreas, Kaplan M., Haenlein Michael 2010. "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of social media". Business Horizons 53 (1).
Abugaza, Anwar. 2013. Social Media Politica: Gerak massa tanpa lembaga.
Jakarta: Tali Writing and Publihsing House. Aditia, Rivan. 2015. Gudangilmu.
(http://www. gudangilmukomputer.com/2015/12/sejarah-dan-perkembangan-aplikasi-sosial media-instagram.html di akses 10 April 2017 pukul 23.02)
Anggita. 2017. Kompasiana.com. (http://www.kompasiana.com/anggit28/media-sosial-paling-banyak-digunakan-2016_586f082cd07a61750511493c, diakses 16 Maret 2017 pukul 23.42)
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group Caisari, Tri Hastuti. 2014. Fenomena Penggunaan Path Sebagai Ajang
Menunjukkan Eksistens Diri. Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Effendy, Onong Uchyana 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung
PT. Citra Aditya Bakti
Gurnelius, Susan, 2011, 30-minute Sosial Media Marketing, McGraw-Hill Companies, United States
Kriyantono, R. 2006. Riset Komunikasi (edisi pert). Jakarta: kencana prenada media group.
------------. 2014. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Kementrian perdagangan RI. 2014. Panduan Optimalisasi Media Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI. Jakarta: Pusat Hubungan Masyarakat
80
Leonard, Alboin. 2016. Penggunaan Media Sosial Sebagai Eksistensi Diri,
Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
Bagus, Lorens, 2005, Kamus Filsafat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Liliweri, Alo. 2004. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Maslow, Abraham H. 1984. Motivation and Personality: Teori Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia. Diterjemahkan oleh Nurul Iman. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Monks, F.J dan A.M.P Knoers. 2006. Psikologi Perkembangan: Pengantar
Dalam Berbagai Bagiannya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
McQuail,Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika
McQuail,Denis. 2010. Mcquaill Mass Communication Theory. London: Sage Publication
Mulyana, Deddy. 2006. Sosiologi Komunikasi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar-
UMB Nasrullah, R. 2015. Media Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurudin. 2004. Pengantar Komunikasi Massa. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
---------.2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
---------. 2008. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Raja Grafindo
---------. 2008. Hubungan Media Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
---------. 2014. Pengantar Komunikasi Massa.PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rusdin, Febi R. 2016. Media Sosial dan Pola Perilaku Komunikasi Siswa SMAN 1 Makassar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Makassar: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung : Cv. ALFABETA
81
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.
Yogyakarta: MedPress.
Zhizhi. 2016. Celebesonline.com. (http:/www.celebesonline.com/2016/06/28/orang-mendaftar-di-
smansa-makassar-Cuma-setengah-yang-diterima/, diakses 16 Maret 2017 pukul 23.53).
82
LAMPIRAN A
Biodata Penulis
Nama : DWI SYAHNAZ HAZISAH
Tempat, Tanggal Lahir : UJUNG PANDANG, 18 OKTOBER 1995
Nama Ayah : SULTAN ABDUL RAHMAN
Nama Ibu : HJ. ARIYENI SAADIAH WADJO
Alamat lengkap : JL. PENDIDIKAN RAYA III BLOK D2/1
Riwayat Pendidikan:
- SD : Sekolah Dasar Negeri Unggulan BTN Pemda Makassar
- SMP : Sekolah Menengah Pertama SMP 6 Makassar
- SMA : Sekolah Menengah Atas SMA 1 Makassar
-Perguruan Tinggi: Universitas Hasanuddin
83
LAMPIRAN B
KUESIONER
Kuesioner Penelitian
PENGARUH INSTAGRAM STORIES TERHADAP EKSISTENSI DIRI DI
KALANGAN SISWA-SISWI SMAN 1 MAKASSAR
Untuk siswa kelas X, XI, XII
Petunjuk pengisian:
Bacalah pertanyaan berikut ini, dan pilihlah jawaban yang menurut anda benar
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban tersebut.
DAFTAR KUESIONER
A. Identitas responden
1. Nomor Responden :
2. Jenis Kelamin : 1.Laki-Laki 2. Perempuan
3. Umur : 1. 15 Tahun 2. 16 Tahun
Yang terhormat, siswa-siswi SMAN 1 Makassar mohon kesediaannya untuk memberikan tanggapan secara jujur terhadap pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan judul penelitian : “Pengaruh instagram stories terhadap eksistensi diri dikalangan siswa-siswi SMAN 1 Makassar”. Atas kesediaannya terima kasih
84
3. 17 Tahun 4. 18 Tahun
4. Kelas : 1. Kelas X 2. Kelas XI
3. Kelas XII
5. Pekerjaan orang tua :
1. PNS/ TNI/ POLRI
2. Pedagang / pengusaha
3. Profesional (pengacara, dokter, akuntan)
6. Jumlah pendapatan orang tua?
1. 1.000.000 – 2.000.000
2. 2.500.000 – 3.500.000
3. 4.000.000 – 5.500.000
4. > 6.000.000
7. Handphone jenis apakah yang anda miliki?
1. Iphone
2. Android
3. Tab
B. Instagram Stories
8. Perangkat elektronik apakah yang anda gunakan untuk mengakses media
sosial, khususnya instagram?
1. Smarhphone
2. Tablet PC
3. Komputer
9. Apakah anda memiliki akun instagram?
1. Ya
2. Tidak
10. Apakah anda sering menggunakan instagram stories?
1. Ya
2. Tidak
85
11. Sama siapa saja anda biasa mengunggah di instagram stories?
1. Sendiri
2. Bersama teman
3. Bersama keluarga
4. Bersama pacar
5. Semuanya
12. Berapa lama rata-rata anda menggunakan instagram stories?
1. < 10 menit
2. 15 menit – 30 menit
3. 45 menit – 60 menit
4. > 60 menit
13. Berapa kali anda mengunggah foto/video instagram stories?
1. 1 sekali sehari
2. 2-3 sekali sehari
3. 4-5 sekali sehari
4. > 6 sekali sehari
14. Berapa besar biaya yang anda keluarkan perbulan, untuk mengakses media
sosial, khususnya instagram?
1. < 20.000
2. 20.000 – 30.000
3. 31.000 – 40.000
4. 41.000 – 50.000
5. > 60.000
C. Eksistensi Diri
15. Apakah saat anda mengunggah di instagram stories, anda berusaha untuk
terlihat menarik?
1. Ya
2. Tidak
16. Apakah anda merasa tingkat kepercayaan diri anda meningkat saat anda
mengunggah di instagram stories?
86
1. Ya
2. Tidak
17. Apakah anda merasa kurang percaya diri saat anda tidak mengunggah foto
dan video di instagram stories?
1. Ya
2. Tidak
18. Apakah anda merasa gaul saat mengunggah di instagram stories (seperti
mall,cafe,tempat rekreasi/hiburan)?
1. Ya
2. Tidak
19. Apakah saat anda mengunggah di instagram stories, anda selalu
mengenakan pakain/barang bagus agar penampilan anda terlihat hits?
1. Ya
2. Tidak
20. Handphone jenis apakah yang anda miliki?
4. Iphone
5. Android
6. Tab
87
LAMPIRAN C
Olah Data SPSS
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 103 36,9 36,9 36,9
Perempuan 176 63,1 63,1 100,0
Total 279 100,0 100,0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 15 tahun 65 23,3 23,3 23,3
16 tahun 124 44,4 44,4 67,7
17 tahun 76 27,2 27,2 95,0
18 tahun 14 5,0 5,0 100,0
Total 279 100,0 100,0
Kelas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kelas X 134 48,0 48,0 48,0
Kelas XI 145 52,0 52,0 100,0
Total 279 100,0 100,0
Pekerjaan orang tua
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS/ TNI/ POLRI 80 28,7 28,7 28,7
Pedagang / Pengusaha 101 36,2 36,2 64,9
Profesional (Pengacara, Dokter,
Akuntan) 83 29,7 29,7 94,6
Politisi (DPR, DPR RI,DPRD
2) 15 5,4 5,4 100,0
Total 279 100,0 100,0
88
Jumlah pendapatan orang tua
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1.000.000 - 2.000.000 5 1,8 1,8 1,8
2.500.000 - 3.500.000 37 13,3 13,3 15,1
4.000.000 - 5.500.000 107 38,4 38,4 53,4
> 6.000.000 130 46,6 46,6 100,0
Total 279 100,0 100,0
Handphone jenis apakah yang anda miliki
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Iphone 146 52,3 52,3 52,3
Android 132 47,3 47,3 99,6
Tab 1 ,4 ,4 100,0
Total 279 100,0 100,0
Perangkat elektronik apakah yang anda gunakan untuk mengakses media, khususnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Smartphone 276 98,9 98,9 98,9
Tablet PC 2 ,7 ,7 99,6
Komputer 1 ,4 ,4 100,0
Total 279 100,0 100,0
Apakah anda memiliki akun instagram
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 279 100,0 100,0 100,0
Apakah anda sering menggunakan instagram stories
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 245 87,8 87,8 87,8
Tidak 34 12,2 12,2 100,0
89
Total 279 100,0 100,0
Sama siapa saja anda biasa mengupdate di instagram stories
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sendiri 20 7,2 7,2 7,2
Bersama teman 49 17,6 17,6 24,7
Bersama keluarga 12 4,3 4,3 29,0
Bersama pacar 12 4,3 4,3 33,3
Semuanya 186 66,7 66,7 100,0
Total 279 100,0 100,0
Berapa lama rata-rata anda menggunakan instagram stories
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 10 menit 197 70,6 70,6 70,6
15 menit - 30 menit 62 22,2 22,2 92,8
45 menit - 60 menit 14 5,0 5,0 97,8
> 60 menit 6 2,2 2,2 100,0
Total 279 100,0 100,0
Berapa kali anda menggunakan instagram stories
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 kali sehari 47 16,8 16,8 16,8
2-3 kali sehari 73 26,2 26,2 43,0
4-5 kali sehari 40 14,3 14,3 57,3
> 6 kali sehari 119 42,7 42,7 100,0
Total 279 100,0 100,0
Berapa besar biaya anda keluarkan perbulan untuk mengakses media sosial,khususnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20.000 - 30.000 9 3,2 3,2 3,2
31.000 - 40.000 25 9,0 9,0 12,2
90
41.000 - 50.000 84 30,1 30,1 42,3
> 60.000 161 57,7 57,7 100,0
Total 279 100,0 100,0
Apakah saat anda mengunggah di instagram stories, anda berusaha untuk terlihat
menarik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 181 64,9 64,9 64,9
Tidak 98 35,1 35,1 100,0
Total 279 100,0 100,0
Apakah anda merasa tingkat kepercayaan diri anda meningkat saat anda
mengunggah di instagram stories
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 172 61,6 61,6 61,6
Tidak 107 38,4 38,4 100,0
Total 279 100,0 100,0
Apakah anda merasa kurang percaya diri saat anda tidak mengunggah foto/video
di instagram stories
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 193 69,2 69,2 69,2
Tidak 86 30,8 30,8 100,0
Total 279 100,0 100,0
91
Apakah anda merasa gaul saat mengunggah foto/video di instagram stories (seperti
mall,cafe,tempat rekreasi/hiburan)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 176 63,1 63,1 63,1
Tidak 103 36,9 36,9 100,0
Total 279 100,0 100,0
Apakah saat anda mengunggah foto/video di instagram stories, anda selalu
mengenakan pakaian/barang bagus agar penampilan anda terlihat hits
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 181 64,9 64,9 64,9
Tidak 98 35,1 35,1 100,0
Total 279 100,0 100,0
92
LAMPIRAN D
Dokumentasi Menyebar Kuesioner
93
LAMPIRAN E
Berita Terkait Media Sosial Paling Banyak Digunakan 2016
94
LAMPIRAN F
Foto Terkait Akun Instagram Pelajar SMAN 1 Makassar
95
LAMPIRAN G
Informasi Terkait SMAN 1 Populer