drug induced hepatitis preskas

Upload: atika-mayasari-putri

Post on 07-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    1/18

    BAB 2

    Drug Induced Hepatitis

    2.1 Anatomi dan Fisiologi Hepar

    2.1.1 Anatomi Hati

    Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang lebih 1,5 kg

    (Junqueira dkk., 2007). Hati adalah organ iseral terbesar dan terletak di ba!ah kerangka iga

    ("loane, 200#). Hepar bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas $aitas abdominalis

    tepat di ba!ah diaphragma. "ebagian besar hepar terletak di pro%unda ar$us $ostalis de&tra dan

    hemidiaphragma de&tra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, peri$ardium, dan $or. Hepar 

    terbentang ke sebelah kiri untuk men$apai hemidiaphragma sinistra ("nell, 200'). Hepar 

    tersusun atas lobuli hepatis. ena $entralis pada masingmasing lobulus bermuara ke enae

    hepati$ae. *alam ruangan antara lobuluslobulus terdapat $analis hepatis +ang berisi $abang

    $abang arteria hepati$a, ena portae hepatis, dan sebuah $abang du$tus $holedo$hus (trias 12

    hepatis). *arah arteria dan ena berjalan di antara selsel hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke

    ena $entralis ("loane, 200#).

    2.1.2 Fisiologi Hati

    enurut -u+ton Hall (200/), hati mempun+ai beberapa %ungsi +aitu a. etabolisme

    karbohidrat ungsi hati dalam metabolisme karbohidrat adalah men+impan glikogen dalam

     jumlah besar, mengkonersi galaktosa dan %ruktosa menjadi glukosa, glukoneogenesis, dan

    membentuk ban+ak sen+a!a kimia +ang penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat. b.

    etabolisme lemak ungsi hati +ang berkaitan dengan metabolisme lemak, antara lain

    mengoksidasi asam lemak untuk men+uplai energi bagi %ungsi tubuh +ang lain, membentuk 

    sebagian besar kolesterol, %os%olipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari protein dan

    karbohidrat. $. etabolisme protein ungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi

    asam amino, pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari $airan tubuh, pembentukan

    1

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    2/18

     protein plasma, dan interkonersi beragam asam amino dan membentuk sen+a!a lain dari asam

    amino

    2.2 Metabolisme Obat

    Hati memetabolisme hampir setiap obat atau ra$un +ang masuk ke dalam tubuh. "ebagian

     besar obat bersi%at lipo%ilik sehingga mampu menembus membran sel intestinal. emudian obat

    di ubah menjadi hidro%ilik melalui proses biokimia!i dalam hepatosit, sehingga lebih larut air 

    dan diekskresi dalam urin atau empedu. 3iotrans%ormasi hepati$ ini melibatkan jalur oksidati% 

    terutama melalui s+stem en4im sitokrom #50. etabolisme obat terjadi dalam 2 %ase. ada

    %ase pertama, terjadi reaksi oksidasi atau hidroksilasi. "emua obat tidak mungkin menjalani

    langkah ini, dan beberapa dapat langsung menjalani %ase kedua. (ehta, 6ilesh, 2010)

      "itokrom #50 mengkatalisis reaksi pada %ase pertama (terletak dalam retikulum

    endoplasma halus hati). "ebagian besar produk bersi%at sementara dan sangat reakti%. eaksi ini

    dapat mengakibatkan pembentukan metabolit +ang jauh lebih bera$un daripada substrat induk 

    dan dapat mengakibatkan luka pada hati. "ebagai $ontoh, metabolit a$etaminophen, 6asetilp

     ben4oquinonimina (689:), bersi%at toksik apalagi jika dikonsumsi dengan dosis tinggi.

     689: bertanggung ja!ab atas luka pada hati dalam kasus kera$unan. (ehta, 6ilesh, 2010)

      "etidakn+a 50 en4im telah diidenti%ikasi, dan berdasarkan struktur, mereka dikategorikan

    ke dalam 10 kelompok, dengan kelompok 1, 2, dan ; menjadi +ang paling penting dalam

    metabolisme obat. "itokrom #50 dapat memetabolisme ban+ak obat.

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    3/18

    • :ndu$ers

    o henobarbital

    o hen+toin

    o >arbama4epine

    o rimidone

    o ?thanol

    o -lu$o$orti$oids

    o i%ampin

    o -riseo%ulin

    o 9uinine

    o imetidine

    o ?r+throm+$in

    o -rape %ruit

    o :sonia4id

    o eto$ona4ole (ehta, 6ilesh, 2010)

    3

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    4/18

    "ebagian besar obat memasuki saluran $erna, dan hati sebagai organ diantara permukaan

    absorpti% dari saluran $erna dan organ target obat dimana hati berperan penting dalam

    metabolisme obat. "ehingga hati ra!an mengalami $edera akibat bahan kimia terapeutik.

    Hepatotoksisitas imbas obat merupakan komplikasi potensial +ang hampir selalu ada pada setiap

    obat. @alaupun kejadian jejas hati jarang terjadi, tapi e%ek +ang ditimbulkan bisa %atal. eaksi

    tersebut sebagian besar idiosinkratik pada dosis terapeutik +ang dianjurkan, dari 1 tiap 1000

     pasien sampai 1 tiap 100.000 pasien dengan pola +ang konsisten untuk setiap obat dan untuk 

    setiap golongan obat. "ebagian lagi tergantung dosis obat. Hepatoksisitas imbas obat merupakan

    alasan paling sering penarikan obat dari pasaran di 8merika "erikat dan di dalamn+a termasuk 

    lebih dari 50 persen kasus gagal hati akut. (3a+upurnama, utut, 200')

    2.3 Mekanisme Hepatotoksisitas

    ekanisme jejas hati imbas obat +ang mempengaruhi proteinprotein transport pada

    membran kanalikuli dapat terjadi melalui mekanisme apoptosis hepatosit imbas empedu. =erjadi

     penumpukan asamasam empedu di dalam hati karena gangguan transport pada kanalikuli +ang

    meghasilkan translokasi %assitoplasmik ke membrane plasma, dimana reseptor ini mengalami

     pengelompokan sendiri dan memi$u kematian sel melalui apoptosis. *i samping itu ban+ak 

    reaksi hepatoseluler melibatkan s+stem sitokrom #50 +ang mengandung heme dan

    menghasilkan reaksireaksi energ+ tinggi +ang dapat membuat ikatan koalen obat dengan

    en4im, sehingga menghasilkan ikatan baru +ang tak pun+a peran. ompleks obaten4im ini

     bermigrasi ke permukaan sel di dalam esikelesikel untuk berperan sebagai imunogen

    imunogen sasaran serangan sitolitim ke sel =, merangsang respon imun multi%aset +ang

    melibatkan selsel = sitotoksik dan bebagai sitokin. edera

     pada hepatosit dapat terjadi akibat toksisitas langsung, terjadi melalui konersi &enobiotik 

    menjadi toksin akti% oleh hati, atau ditimbulkan oleh mekanisme imunologik (biasan+a oleh obat

    atau metabolitn+a berlaku sebagai hapten untuk mengubah protein sel menjadi immunogen).

    (3a+upurnama, utut, 200')

    4

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    5/18

    eaksi obat diklasi%ikasikan sebagai reaksi +ang dapat diduga (intrinsi$) dan +ang tidak 

    dapat diduga (idiosinkratik). eaksi :ntrinsik terjadi pada semua orang +ang mengalami

    akumulasi obat pada jumlah tertentu. eaksi idiosinkratik tergantung pada idiosinkrasi pejamu

    (terutama pasien +ang menghasilkan respon imun terhadap antigen, dan ke$epatan pejamu

    memetabolisme pen+ebab). (3a+upurnama, utut, 200')

    2.4 Maniestasi !linis

    -ambaran klinis hepatoksisitas imbas obat sulit dibedakan se$ara klinis dengan pen+akit

    hepatitis atau kolesatsis dengan etiologi lain. i!a+at pemakaian obatobat atau substansi

    substansi hepatotoksiklain harus dapat diungkap. (3a+upurnama, utut, 200')

    >edera hati mungkin timbul atau memerlukan !aktu beberapa minggu dan bulan, dan

    dapat berupa nekrosis hepatosit, kolestasis, dis%ungsi hati. -ambaran klinis pada hepatitis kronis

    akibat irus atau autoimun, tidak dapat dibedakan dengan hepatitis kronis akibat obat, baik 

    se$ara klinis maupun histologist, sehingga pemeriksaan serologis irus sering dipakai untuk 

    mengetahui perbedaann+a. (3a+upurnama, utut, 200')

    3eberapa International Consensus Criteria, maka diagnosis hepatotoksisitas imbas obat

     berdasarkan A

    1 @aktu dari mulai minum obat dan penghentian obat sampai a!itan reaksi n+ata adalah

    sugesti% (5B0 hari dari a!al minum obat) atau kompatibel (kurang dari 5 hari atau lebih

    dari B0 hari sejak mulai minum obat dan tidak lebih dari 15 hari dari penghentian obat

    untuk reaksi hepatoseluler dan tidak lebih dari ;0 hari dari penghentian obat dan tidak 

    lebih dari 15 hari dari penghentian obat.

    5

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    6/18

    2 erjalanan reaksi sesudah penghentian obat adalah sangat sugesti% (penurunan en4im hati

     paling tidak 50C dari konsentrasi di atas batas atas normal dalam / hari) atau sugesti% 

    (pemurunan konsentrasi en4im hati paling tidak 50C dalam ;0 hari untuk reaksi

    hepatoseluler dan 1/0 hari untuk reaksi kolestatik) dari reaksi obat.

    ; 8lternati% sebab lain dari reaksi telah diekslusi dengan pemeriksaan teliti, termasuk 

     biops+ hati pada tiap kasus

    # *ijumpai respon positi% pada pemeriksaan ulang dengan obat +ang sama paling tidak 

    kenaikan dua kali lipat en4im hati

    *ikatakan reaksi drug related  jika semua tiga kriteria pertama terpenuhi atau jika dua

    dari tiga kriteria pertama terpenuhi dengan respon positi% pada pemaparan ulang obat. (ehta,

     6ilesh, 2010)

    engidenti%ikasikan reaksi obat dengan pasti adalah hal +ang sulit, tetapi kemungkinan

    seke$il apapun adan+a reaksi terhadap obat harus dipertimbangkan pada setiap pasien dengan

    dis%ungsi hati. i!a+at pemakaian obat harus diungkap dengan seksama termasuk di dalamn+a

    obat herbal atau obat alternatie lainn+a.

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    7/18

    3eberapa obat menunjukkan reaksi alergi +ang menonjol, seperti %enitoin +ang

     berhubungan dengan demam, lim%adenopati, rash, dan jejas hepatosit +ang berat. emenuhan

    reaksi imunoalergik umumn+a lambat sehingga diduga allergen tetap bertahan di hepatosit

    selama bermingguminggu bahkan berbulanbulan.

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    8/18

     

    '. (en)akit &ati "e$ara umum, pasien dengan pen+akit hati kronis mengalami peningkatan

    risiko $edera hati. eskipun total sitokrom #50 berkurang, beberapa orang mungkin akan

    terpengaruh lebih dari +ang lain. odi%ikasi dosis pada orang dengan pen+akit hati harus

    didasarkan pada pengetahuan en4im spesi%ik +ang terlibat dalam metabolisme. asien dengan

    in%eksi H: +ang koin%eksi dengan irus hepatitis 3 atau > akan meningkatkan risiko untuk e%ek 

    hepatotoksik apabila diobati dengan terapi antiretroiral. *emikian pula, pasien dengan sirosis

     beresiko mengalami peningkatan dekompensasi dengan obat bera$un.

    *. Faktor genetik  "ebuah gen +ang unik pada pengkodean #50 protein. erbedaan genetik di

    #50 en4im dapat men+ebabkan reaksi +ang abnormal terhadap obat. Debrisoquine adalah obat

    antiaritmia+ang mengalami metabolisme +ang tidak baik karena ekspresi abnormal #50::*'.

    Hal ini dapat diidenti%ikasi dengan ampli%ikasi  polymerase chain reaction gen mutan. Hal ini

    mengakibatkan kemungkinan deteksi masa depan orangorang +ang dapat memiliki reaksi

    abnormal terhadap suatu obat.

    +. !omorbiditas lain penderita 8:*", orangorang +ang kekurangan gi4i, dan orangorang

    +ang berpuasa mungkin rentan terhadap reaksi obat karena pen+impanan glutation rendah.

    ,. Formulasi obat obat long-acting  dapat men+ebabkan $edera lebih pendek dibandingkan obat

     short-acting 

    -. Faktor Host dapat meningkatkan kerentanan terhadap obat dan kemungkinan mendorong

    terjadin+a pen+akit hati, +akni

    o @anita Halotan, nitro%urantoin, sulinda$

    o ria 8sam 8moksisilinklaulanat (8ugmentin)

    o Esia *e!asa 8setamino%en, halotan, :6H, asam amoksisilinklaulanat

    o Esia uda "alisilat, asam alproik 

    o uasa atau malnutrisi 8setamino%en

    o :ndeks massa tubuh 3esar D obesitas Halotan

    o *iabetes mellitus ethotre&ate, nia$in

    o -agal ginjal =etra$+$line, allopurinol

    o 8:*" *apson, trimetoprimsul%ametoksa4ol

    8

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    9/18

    o Hepatitis > :bupro%en, ritonair, %lutamide

    o en+akit Hati sebelumn+a 6iasin, tetrasiklin, methotre&ate (ehta, 6ilesh, 2010)

    2.' Hepatotoksisitas Imbas Obat Anti uberkulosis /OA0

      en+ebab =uberkulosis (=3) diketahui lebih dari satu abad dan selama hampir 50 tahun

    sudah ditemukan berbagai ma$am obat +ang e%ekti% untuk mengatasin+a. 6amun, masalah =3

    dunia sekarang lebih besar dari sebelumn+a. en+ebab pasti ini tidak diketahui. Hal ini

    diperkirakan karena hubungan antara =3 dengan in%eksi H: serta terjadin+a ultiple *rug

    esistant =uberkulosis (=3*). "etiap tahun diperkirakan ada satu juta

    kasus baru dan dua juta kematian terjadi akibat =3 di dunia. (8min dan 8sril, 200')

    "elain itu, e%ek samping dan toksisitas obat juga memiliki sebuah an$aman baik untuk 

    dokter dan pasien dalam melanjutkan terapi. *i antara berbagai e%ek +ang disebabkan oleh obat

    =3, kerusakan hati +ang paling ban+ak. erusakan hati disebabkan oleh sebagian besar obat lini

     pertama dan hal ini tidak han+a menjadi sebuah tantangan serius dalam menghadapi pengobatan

    dan pera!atan =3 tetapi juga menimbulkam kesulitan dalam memulai pengobatan. egimen

     pengobatan untuk =3 6asional +ang direkomendasikan +akni :sonia4id (:6H), i%ampisin (),

    ?tambutol (?), pira4inamid () dan "treptomisin ("). (ishore, dkk, 2010)

    i%ampisin (), :sonia4id (H), ira4inamid (G) dan etambutol (?)D streptomisin (") (;

    obat pertama bersi%at hepatotoksik). a$tor risiko hepatotoksisitas aktor linis (usia lanjut,

     pasien !anita, status nutrisi buruk, al$ohol, pun+a pen+akit dasar hati, karier H3, prealensi

    tinggi di negara berkembang, hipoalbumin, =3> lanjut, pemakaian obat tidak sesuai aturan dan

    status asetilatorn+a) dan aktor -enetik. isiko hepatotoksisitas pasien =3> dengan H> atau

    H: +ang memakai

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    10/18

    2.'.2 pidemiologi Hepatotoksisitas Imbas OA

    Hepatitis karena obat terjadi pada delapan dalam setiap 10.000 orang. erempuan

    $enderung terpengaruh hampir dua kali dibandingkan lakilaki.

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    11/18

    "ekitar 1020C dari pasien selama #' bulan pertama terapi memiliki dis%ungsi hati

    ringan +ang ditunjukkan oleh peningkatan ringan dan sementara serum 8"=, 8F= dan

    konsentrasi bilirubin. 3eberapa pasien, kerusakan hati +ang terjadi dapat menjadi progresi% dan

    men+ebabkan hepatitis %atal. 8setil hidra4in, suatu metabolit dari :6H bertanggung ja!ab atas

    kerusakan hati. :6H harus dihentikan apabila 8"= meningkat menjadi lebih dari 5 kali

    nilai normal. "ebuah penelitian prospekti% kohort, seban+ak 11.1#1 pasien +ang menerima terapi

     pen$egahan :6H dilaporkan memiliki tingkat terjangkit hepatitis lebih rendah. "eban+ak 11 dari

    mereka (0,10C dari mereka +ang memulai, dan 0,15C dari mereka +ang men+elesaikan terapi)

    terjangkit hepatitis. *ilaporkan juga dari bulan Januari 1BB1 sampai ei 1BB;, oleh usat

    =ransplantasi Hati di 6e! ork dan enns+lania bah!a terkait hubungan antara pasien hepatitis

    dengan terapi :6H. =erdapat / pasien +ang sedang menjalankan monoterapi :6H dg dosis biasa

    ;00 mg per hari (untuk men$egah =3) terjangkit hepatitis. Hepatotoksisitas jarang terjadi pada

    anakanak +ang menerima :6H. *alam 10 tahun analisis retrospekti%, kejadian hepatotoksisitas

     pada 5'# anak +ang menerima :6H (10 miligram per kilogram per hari (mg D kg D hari) dan dosis

    maksimum ;00 mg D hari) untuk pro%ilaksis pada pengobatan =3 adalah 0,1/C . 6amun

    demikian, kejadian hepatotoksisitas pada anakanak +ang menerima :6H dan ri%ampisin untuk 

    =3 adalah ;,;C di lain "tudi retrospekti% (1# dari #;0 anakanak). (ishore, dkk, 2010)

     Riampisin

    i%ampi$in dapat mengakibatkan kelainan pada %ungsi hati +ang umum pada tahap a!al terapi.

    3hakan dalam beberapa kasus dapat men+ebabkan hepatotoksisitas berat, lebih lagi pada mereka

    dengan pen+akit hati +ang sudah ada sebelumn+a, sehingga memaksa dokter untuk mengubah

     pengobatan dan memilih obat +ang aman untuk hati. i%ampi$in men+ebabkan peningkatan

    transient dalam en4im hati biasan+a dalam / minggu pertama terapi pada 10 15C pasien,

    dengan kurang dari 1C dari pasien menunjukkan ri%ampisin terbukaindu$ed hepatotoksisitas.

    "eban+ak 1' pada 500.000 pasien +ang menerima ri%ampisin dilaporkan meninggal berkaitan

    dengan hepatotoksisitas i%ampi$in. :nsiden hepatotoksisitas +ang lebih tinggi dilaporkan terjadi

     pada pasien +ang menerima ri%ampisin dengan anti =3 lain terutama ira4inamid, dan

    diperkirakan seban+ak kurang dari #C. *ata ini telah merekomendasikan bah!a rejimen ini

    tidak dianjurkan untuk pengobatan laten tuber$ulosis. (ishore, dkk, 2010)

    11

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    12/18

     !irazinamid 

    ?%ek samping +ang paling utama dari obat ini adalah hepatotoksisitas. Hepatotoksisitas dapat

    terjadi sesuai dosis terkait dan dapat terjadi setiap saat selama terapi. *i Centre Disease Control 

    (>*>) "pdate, #/ kasus hepatotoksisitas +ang dilaporkan pada pengobatan =3 dengan rejimen

    2 bulan ira4inamid dan i%ampisin antara

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    13/18

    "etelah itu monitor klinis dan laboratorium, bila klini dan laboratorium kembali

    normal (bilirubin, "-

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    14/18

     bulan pengobatan untuk "hort >ourse emoterapi (">>) atau 12 bulan untuk rejimen standar.

    (ishore, dkk, 2010)

    ekomendasi %ritish &horacic $ociety (3=") untuk restart terapi pada pasien hepatotoksisitas

    L :6H harus diberikan dengan dosis a!al 50 mg D hari, dinakikkan perlahan sampai ;00 mg D hari

    setelah 2; hari. Jika tidak terjadi reaksi, lanjutkan.

    L "etelah 2; hari tanpa reaksi terhadap :6H, tambahkan i%ampisin dengan dosis 75 mg D hari

    lalu naikkan menjadi ;00 mg setelah 2; hari, dan kemudian #50 mg (M50 kg) atau '00 mg ( 50

    kg) +ang sesuai untuk berat badan pasien. Jika tidak ada reaksi +ang terjadi, lanjutkan.

    L 8khirn+a, pira4inamid dapat ditambahkan pada dosis 250 mg D hari, meningkat menjadi 1,0 g

    setelah 2; hari dan kemudian ke 1,5 g (M50 kg) atau 2 g ( 50 kg). (ishore, dkk, 2010)

    2.'.+ %trategi $ntuk Meminimalisir eradin)a Hepatotoksisitas OA

    =es %ungsi hati harus dilakukan sebelum memulai pengobatan =3 dan sebaikn+a

    dipantau setiap 2 minggu selama a!al dua bulan pada kelompok berisiko seperti pasien dengan

    gangguan hati +ang sudah ada, alkoholik, +ang lansia dan kurang gi4i. Hal ini tidak han+a

    menjadi tanggung ja!ab para pro%esional kesehatan akan tetapi pendidikan kesehatan ini harus

    dibebankan kepada semua pasien +ang menjalani pengobatan =3 se$ara rin$i tidak han+a

    mengenai kepatuhan dan man%aat dari

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    15/18

    2. =idak ada penggunaan alkohol atau pen+alahgunaan obat sebelum memulai pemberian

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    16/18

    hadir untuk mengambil nadi pasien dan tekanan darah pada 15 interal menit selama minimal

    empat jam setelah tiap dosis uji diberikan (masalah +ang paling akan terjadi dalam !aktu enam

     jam pemberian dosis uji, (jika mereka akan terjadi). asien dapat menjadi sangat tibatiba sakit

    dan akses ke %asilitas pera!atan intensi% harus tersedia

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    17/18

    obatan dari rejimen pengobatan sangat merusak kemanjurann+a

      2. riti$al >are edi$ine

    7 ehta, 6ilesh * dkk.  Drug-Induced Hepatoto,icity. *epartment o% -astroenterolog+

    and Hepatolog+. 2010/ @orld Health

  • 8/18/2019 Drug Induced Hepatitis Preskas

    18/18

    18