draft 2 enno c.docx

38
IV. HASIL, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tanah Awal 1. Hasil Pengamatan Tabel 4.1.1 Hasil Analisis Tanah Awal No Sifat Kimia Hasi Satuan Pengharkatan 1 Ph 5,5 - Masam 2 KTK 15,5 me% Rendah 3 BahanOrgani 1,01 % Sangat 4 N total 0,17 % Rendah 5 P tersedia 0,91 Ppm Sangat 6 K tersedia 0,15 me% Rendah 7 Kejenuhan 21 % Rendah Sumber: Data Rekapan 2. Pembahasan Analisis tanah dan tanaman ( jaringan tanaman ) yang diambil dari lapang saat praktikum dilapang akan dianalisis di laboratorium. Analisa yang dilakukan berhubungan dengan sifat kimia yang terkait dengan kesuburan tanah . Analisis tersebut meliputi kadar lengas, kapasitas tukar kation, bahan organik tanah, N total tanah, P tersedia tanah, K tersedia tanah serta pH tanah. Berdasarkan hasil analisa sifat kimia tanah dari tanaman jagung perlakuan pupuk cair sebelum penanaman atau analisis tanah pada awal sebelum tanah diolah dapat kita ketahui bahwa, kandungan N total dan P yang tersedia di tanah sangat rendah yaitu masing-masing 0,17 % dan 0,91 ppm. Nilai

Upload: febisugiyanto

Post on 25-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: draft 2 ENNO C.docx

IV. HASIL, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Tanah Awal1. Hasil Pengamatan

Tabel 4.1.1 Hasil Analisis Tanah Awal

No Sifat Kimia

Tanah

Hasil Satuan Pengharkatan

1 Ph 5,5 - Masam

2 KTK 15,52 me% Rendah

3 BahanOrganik

(BO)

1,01 % Sangat rendah

4 N total 0,17 % Rendah

5 P tersedia 0,91 Ppm Sangat rendah

6 K tersedia 0,15 me% Rendah

7 Kejenuhan Basa 21 % Rendah

Sumber: Data Rekapan

2. Pembahasan

Analisis tanah dan tanaman ( jaringan tanaman ) yang diambil dari

lapang saat praktikum dilapang akan dianalisis di laboratorium. Analisa yang

dilakukan berhubungan dengan sifat kimia yang terkait dengan kesuburan

tanah . Analisis tersebut meliputi kadar lengas, kapasitas tukar kation, bahan

organik tanah, N total tanah, P tersedia tanah, K tersedia tanah serta pH

tanah.

Berdasarkan hasil analisa sifat kimia tanah dari tanaman jagung

perlakuan pupuk cair sebelum penanaman atau analisis tanah pada awal

sebelum tanah diolah dapat kita ketahui bahwa, kandungan N total dan P

yang tersedia di tanah sangat rendah yaitu masing-masing 0,17 % dan 0,91

ppm. Nilai tersebut tergolong rendah dan mengindikasikan bahwa tanah

tersebut tidak cukup hara bagi pertumbuhan tanaman. Jenis tanah yang

terdapat di lahan penanaman jagung tersebut memiliki pH 5,5 yang berarti

bahwa tanah tersebut bersifat masam/asam. Kadar K yang tersedia di tanah

dan kapasitas tukar kation ( KTK ) tanaman jagung tersebut masih rendah

yaitu masing-masing 0,15 cmol(+)/kg dan 15,52 Me/100 g. Hal ini berarti

Page 2: draft 2 ENNO C.docx

bahwa kemampuan tanah dalam mengikat dan menukarkan kation masih

rendah.

Nilai kapasitas tukar kation tanah pada umumnya berkisar antara 25-

45 cmol/kg sampai dengan kedalaman 1 meter. Besarnya nilai KTK sangat

dipengaruhi oleh kadar lempung, C-organik, dan jenis mineral lempungnya.

Pengaruh kadar lempung dan C-organik terhadap nilai KTK tanah terlihat

dari grafik hubungan sifat-sifat fisik-kimia. Kadar lempung berpengaruh

cukup tinggi terhadap KTK dengan nilai koefisien determinasi R2 = 0.62.

Makin tinggi kadar lempung maka makin tingi nilai KTK, sedangkan untuk

C-organik pengaruhnya kacil terhadap KTK (R2 = 0.29), hal ini mungkin

karena kadar C-organik yang rendah, selain itu jenis mineral lempung pun

berpengaruh terhadap nilai KTK. Kalium yang rendah tersebut berarti

menunjukkan bahwa, kandungan kalium dalam tanah masih belum cukup

memenuhi kebutuhan akan unsur hara K pada tanaman. Namun, pada saat

berada di lapang, tanaman jagung belum menunjukkan gejala defisiensi unsur

hara K. Hal ini mungkin disebabkan dengan jumlah 0,15 cmol (+)/kg K

masih cukup bagi tanaman jagung untuk dapat tumbuh dengan baik.

Page 3: draft 2 ENNO C.docx

B. Analisis Pengukuran Tinggi Tanaman Jagung pada Beberapa Perlakuan

Tabel 4.2.1 Pengukuran Tinggi Tanaman Jagung pada Beberapa Perlakuan.

KelompokTinggi Akhir

HSTSampel 1

Sampel 2

Sampel 3

Sampel 4

Rata-rata

JC 1 55 73 75 100

101,87

42 HSTJC 2 65 87 44 82 42 HSTJC 3 95,5 85 113 118,5 42 HSTJC 4 98 123 136 - 42 HSTJP 1 - - - -

102,5

42 HSTJP 2 146 142 144 111 42 HSTJP 3 106,7 126,8 85,8 77,6 42 HSTJP 4 152 147 69 119 42 HSTJN 1 102,5 89 102 78

73,75

42 HSTJN 2 53 59 99 97 42 HSTJN 3 97 89 83 35 42 HSTJN 4 102,2 97,5 89,7 85 42 HSTJL 1 136 106 137,4 147

122,25

42 HSTJL 2 148 115 100 96 42 HSTJL 3 145 146 184 87 42 HSTJL 4 134 133 125 159 42 HSTJK1 170 178,5 178 181

175,13

42 HST

JK 2 142 147 160 167 42 HSTJK 3 147 157 171 180 42 HSTJK 4 187 158 147 172,5 42 HST

Sumber: Data Rekapan

Tabel 4.2.2 Pengukuran Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays) Perlakuan JC2

Minggu ke-Sampel Tanaman (cm)

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4

1 9 8 7,8 7,62 21 22,5 18,7 22,63 28,4 30,3 21,7 29,34 33 42,5 22 42,35 38,4 58,9 25,5 57,66 65 87 44 82

Sumber: Logbook

Page 4: draft 2 ENNO C.docx

7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST0

50

100

150

200

250

300

Sampel 4Sampel 3sampel 2Sampel 1

Gambar 4.2.1 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Jagung JC2

3. PembahasanAnalisis tanah awal yang pertama adalah pelaksanaan

pengolahan tanah yang pada prinsipnya adalah tindakan pembalikan,

pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Struktur tanah yang

semula padat diubah menjadi gembur, sehingga sesuai bagi

perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Lahan basah

sasaran yang ingin dicapai adalah lumpur halus, yang sesuai bagi

perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Tanah alfisol

seperti yang digunakan pengamatan saat ini tidak perlu dilakukan

pengolahan awal dengan pengolahan penuh, karena teksturnya sudah

remah.

Faktor keliling yang paling primer tersangkut dalam

pertumbuhan tanaman adalah tanah, energi penyinaran dan udara. Fungsi

tanah yang primer antara lain adalah memberi unsur-unsur mineral,

melayani baik sebagai medium pertukaran meupun sebagai tempat

persediaan, memberikan air dan melayaninya sebagai reservoar, melayani

tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak. Strukutur

tanah yang baik sangaltah penting untuk pertanian.

Page 5: draft 2 ENNO C.docx

Tanah yang sangat berbutir-butir mempunyai aerasi yang baik

dan mempunyai daya pegang air yang cukup tinggi karena kenaikan

ukuran ruang pori-pori tanah. Pori-pori tanah ditempati oleh air dan udara

dengan perbandingan yang berbeda-beda. Bahan organik dapat bertindak

sebagai busa yang menyerap sejumlah besar air dibangding beratnya,

bahanorganik juga merupakan sumber unsur mineral yang menjadi tersedia

bila telah terurai. Bahan organik tersebut dapat berada pada lapisan atas

yang disebut humus dan kemudian tercuci ke dalam tanah. Jagung

termasuk tanaman yang berakar dalam dan selalu menghendaki tanah yang

tidak lembab. Sehingga keadaan air harus selalu dijaga agar tanah tidak

terlalu lembab. Namun demikian, kandungan air dalam tanah yang terlalu

sedikitpun tidak dikehendaki sebab kondisi semacam ini justru akan

merusak pertumbuhan akar.

Bedasarkan perlakuan pada praktikum tersebut, tanaman jagung

di berikan beberapa pupuk yang berbeda beda pada beberapa petakan.

Pupuk cair, pupuk kandang, pupuk SP ,dan pupuk N atau NPK.

Berdasarkan hasil pengukuran tinggi tanaman jagung pada beberapa

perlakuan rata-rata tertinggi tinggi tanaman jagung nampak pada perlakuan

pupuk kandang yaitu sekitar 159 cm – 181 cm saat tanaman berusia 42

HST . Perbedaan tinggi tersebut sangat jelas terlihat. Perbedaan lain yang

terlihat dari beberapa perlakuan ini adalah terlihat pada saat dilapang,

jagung yang diberi perlakuan pupuk kandang selain lebih tinggi, daunnya

juga lebih lebar, batangnya lebih besar, dan lebih cepat berbunga. Berbeda

dengan perlakuan yang diberikan kepada kelompok kami yaitu pupuk cair.

Pada pupuk cair, pertambahan tinggi tanaman sangatlah kecil sehingga

tinggi tanaman pada perlakuan pupuk cair lebih kecil daripada perlakuan

pupuk yang lain. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang memiliki

kandungan unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman. Jadi dapat

dikatakan bahwa pupuk kandang jauh lebih baik dari pada pupuk kimia

yang lain.

Page 6: draft 2 ENNO C.docx

C. Analisis Tanah Setelah Perlakuan

1. Kadar Lengasa. Hasil Pengamatan

Tabel 4.3.1 Kadar Lengas

Ualangan a (gr) b (gr) c (gr)I 56,790 59,692 59,325II 50,553 53,225 52,892

Sumber: Logbook

Keterangan :

a = berat botol timbang kosong

b = berat botol timbang dan contoh tanah

c = berat botol timbang dan contoh tanah yang telah dioven

b. Analisis Data

Kadar Lengas (KL) =

( b-c)(c-a) x 100 %

KL (I) =

(59,692-559,325 )(59 ,325−56 , 790 )

x100 %

=

0 ,3672 ,535

x100%

= 14,477 %

KL (II) =

(53,225-52,892 )(52, 892−50 ,553 )

x100 %

=

0 ,3332 ,339

x100%

= 14,236 %

KL rata-rata =

KL ( I )+ KL (II)2

=

14,477 % + 14,236 %2

= 14,35 %

Page 7: draft 2 ENNO C.docx

c. Pembahasan

Kelengasan tanah adalah keadaan yang memerikan volume

air (cairan) yang tertahan di dalam pori-pori sistem tanah sebagai akibat

adanya saling tindak antara masa air dengan zarah tanah (adhesi) dan

sesama massa air (kohesi). Adanya berbagai aras saling tindak ini

menjadikan di dalam suatu sistem tanah ditemui aneka keadaan lengas

tanah. Volume ruang pori tanah adalah volume sistem tanah yang tidak

ditempati oleh zarah-zarah padat tanah, dengan matra persen (%).

Menurut Sutedjo (2002) ruang pori dalam tubuh tanah ini dapat terisi

oleh udara dan atau air. Sistem tanah yang jenuh air menyebabkan

sebagian besar ruang porinya terisi air, jika kering mutlaknya hanya

terisi udara, dan jika kering lapangan menyebabkan sebagian porinya

terisi udara dan sebagian terisi air, khususnya di ruang pori berukuran

kecil.

Menurut Munir (2002) kelengasan tanah ditentukan oleh

beberapa hal misalnya besar kecilnya partikel tanah dan banyak

sedikitnya pori mikro, karena pori mikro dapat mengikat air tanah.

Kadar lengas tanah merupakan kemampuan tanah untuk mengikat air

dalam pori-pori dan hal ini berkaitan dengan penghitungan KKST,

KPK, H+ dan Aldd serta carbon organik, atau dengan kata lain hampir

semua pengamatan yang dilakukan menggunakan penghitungan kadar

lengas tanah. Kadar lengas bisa digunakan untuk indikasi seberapa

besar tingkat tanah mampu dalam menjerap hara dan air. Fungsi

mengetahui kadar lengas tanah dalam pertanian yang lain yaitu untuk

mengetahui serapan hara serta pernafasan akar tanaman yang

selanjutnya akan berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi

tanaman. Setiap reaksi kimia dan fiskia yang terjadi dalam tanah

hampir selalu melibatkan air sebagai pelarut garam dan mineral yang

Page 8: draft 2 ENNO C.docx

tercepat dalam tanah yang selanjutnya dapat digunakan tanaman untuk

kelangsungan dan pertumbuhan tanaman tersebut. Kadar lengas dapat

digunakan untuk menduga kebutuhan air dalam persawahan, proses

irigasi, mengetahui suatu jenis tanah terhadap daya penyimpanan air

dan digunakan dalam perhitungan nilai perbandingan dispersi (NPD)

serta untuk mengetahui daya tahan terhadap erosi yang semuanya ditu

berguna dalam menentukan jenis tanaman serta lokasi yang tepat untuk

bertanam.

Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air

(moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan

kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau persen volume.

Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis,

yaitu (a) lengas tanah (soil moisture) adalah air dalam bentuk campuran

gas (uap air) dan cairan; (b) air tanah(soil water) yaitu air dalam bentuk

cair dalam tanah, sampai lapisan kedap air, (c) air tanah dalam (ground

water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada ditanah bagian dalam

Pengujian kadar lengas tanah, menggunakan ctka 0,5 mm yang

sebelumnya dikering anginkan, kemudian tanah di haluskan agar

mudah diayak untuk mendapatkan ctka dengan ukuran 0,5 mm.

Langkah pertama yang dilakukan pada pengukuran ini yaitu

menimbang botol timbang kosong menjadi berat a. Tanah yang

dibutuhkan dalam pengujian ini sebesar 5 gram. Kemudian tanah

tersebut dimasukkan dalam botol timbang. Langkah berikutnya

menimbang botol yang telah berisi contoh tanah kering angin menjadi

berat b dan dioven selema 4 jam pada suhu 1050C. Setelah itu,

didinginkan dalam eksikator lalu menimbang botol timbang beserta

tanahnya menjadi berat c. Perhitungan kadar lengas tanah dilakukan 2

kali pengulangan.

Berdasarkan hasil pangamatan, KL pada dua kali

pengulangan yaitu sebesar 14,477 % dan 14,236 % dengan rata-rata

kadar lengas sebesar 14,35 %. Jika kadar lengas yang diketahui sedikit

Page 9: draft 2 ENNO C.docx

berarti tanah tersebut memiliki aerasi dan drainase yang baik . Banyak

hal yang mempengaruhi besar atau keclnya kadar lengas tanah . Jenis

pupuk yang digunakan kemungkinan juga mempengaruhi kadar lengas

dalam tanah. Semakin besar kadar lengas tanah maka kemampuan

menyerap unsur hara semakin besar, begitu pula sebaliknya.

2. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

a. Hasil Pengamatan

Tabel 4.3.2 Kapasitas Tukar Kation (KTK)

No. cc HCl (ml) N HCl Berat Tanah1. 12,3 0,1 10 gram

Sumber: Logbook

b. Analisis Data

cc HCl = 12,3 cc

N HCl = 0,1 N

Berat tanah = 10 gr

KPK =

cc HCl x N HClberat tanah x 100 cmol (+)/kg

=

12,3 x 0,110 x 100 cmol (+)/kg

= 12,3 cmol (+)/kg (Rendah)

c. Pembahasan

Page 10: draft 2 ENNO C.docx

Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau  Cation Exchange capacity

(CEC) merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada

permukaan koloid yang bermuatan negative. Berdasarkan pada jenis

permukaan koloid yang bermuatan negative, KTK dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a) KTK koloid anorganik atau

KTK liat yaitu jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan

koloid anorganik (koloid liat) yang bermuatan negative, b) KTK

koloid organic yaitu jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada

permukaan koloid oerganik yang bermuatan negative, dan c) KTK total

atau KTK tanah yaitu jumlah total kation yang dapat dipertukarkan dari

suatu tanah baik kation pada permukaan koloid organik (humus)

maupun kation pada permukaan koloid anorganik (liat) (Madjid 2007).

Proses pertukaran kation ini dapat terjadi karena : a) kation yang

memasuki kompleks pertukaran ion mempunyai daya ikat lebih kuat

dan b) adanya pengaruh aksi massa. Reaksi pertukaran kation itu adalah

reaksi dapat balik selama kation-kation yang saling tukar dalam

keadaan seimbang. Berdasarkan pengamatan dan analisis data yang

telah dilakukan, besar KTK (Kapasitas Tukar Kation) pada perlakuan

pupuk cair sebesar 12,3 cmol(+)/kg. Nilai KTK sebesar 12,3

cmol(+)/kg termasuk rendah. Hal ini karena kandungan bahan organik

pada tanah alfisol yang dianalisis tinggi, maka KTK juga tinggi, karena

nilai KTK dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dan jenis mineral

lempung. Menurut Situmorang dan Sudadi (2001) bahwa nilai KTK

tinggi adalah pada tanah jenis mineral 2:1, sedangkan tanah alfisol yang

dianalisis adalah tanah dengan jenis mineral lempung 1:1. Semakin

tinggi kadar liat atau semakin halus tekstur tanah maka KTK tanah akan

semakin besar.

3. Bahan Organik

a. Hasil Pengamatan

Page 11: draft 2 ENNO C.docx

Tabel 4.3.3 Bahan Organik

No. A (Baku) B (Blanko) Berat Tanah (mg)1. 1,9 2,25 500

Sumber: Logbook

b. Analisis Data

Blanko ( B ) = 2,25

Baku ( A ) = 1,9

KL = 14,35 %

Kadar C =

( B−A )×N FeSO 4×3

100100+KL

×BeratTanah(mg)×10×100

77×100 %

=

(2 , 25−1,9 )×0,5×3100100+14 ,35

×500×10×100

77×100 %

=

0 , 525499 ,28

×12 , 987×100 %

= 1,36 %

Kadar BO =

10058

×kadarC

=

10058

×1 ,36

= 2,34 % (Sedang)

a. Pembahasan

Menurut Suwarno (2003) bahan organik merupakan salah

satu komponen pokok dalam tanah karena merupakan sumber

sekaligus penyangga bagi kesuburan tanah. Tanah yang sehat memiliki

Page 12: draft 2 ENNO C.docx

kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang

tidak sehat memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Kesehatan

tanah juga penting untuk menyamin produktivitas pertanian.

Menurut Willian (2003) faktor – faktor yang

mempengaruhi bahan organik adalah tipe vegetasi yang ada di daerah

tersebut, populasi mikroba tanah, keadaan drainase tanah, curah hujan,

suhu, dan pengelolaan tanah. Komposisi atau susunan jaringan

tumbuhan akan jauh berbeda dengan jaringan binatang. Pada umumnya

jaringan binatang akan lebih cepat hancur daripada jaringan tumbuhan.

Praktikum analisis laboratorium ini menggunakan blangko

yang berfungsi sebagai pembanding. Titrasi dengan FeSO4 diperoleh

bahwa ml FeSO4 yang diperlukan untuk merubah warna menjadi hijau

cerah pada blangko lebih besar daripada baku. Hal tersebut karena

pada blangko tidak terjadi oksidasi terhadap C. Berdasarkan hasil dan

analisis pengamatan diperoleh kadar C sebesar 1,36 %, , kemudian

kadar bahan organiknya diketahui sebesar 2,34 % dimana harkatnya

termasuk sedang. Hal ini terjadi karena pupuk yang digunakan adalah

pupuk cair yang sudah merupakan pupuk kimia sehingga kandungan

bahan organiknya rendah.

D. Analisis N, P, K tanah

Tabel 4.4.1Analisis N, P,K Tanah Komoditas Jagung pada Beberapa Perlakuan

Kelompok N Total Tanah P Tersedia Tanah K Tersedia Tanah

JC 0,33 % 52,06 ppm 0,209 %

JP 0,405 % 0,211 ppm 0,002 %

JN 0,0282 % 1,15 ppm 0,027 %

JL 2,94 % 86,37 ppm 0,0018 %

JK 2,46 % 75 ppm 0,15 %

Sumber: Data Rekapan

1. N Total Tanah

a. Analisis Data

Blanko ( B ) = 0

Page 13: draft 2 ENNO C.docx

Baku ( A ) = 0,3

KL = 14,35 %

N total =

( A−B)×N HCl×14100100+KL

×Berat Tanah (mg)×100 %

=

(0,3−0 )×0,1×14×4100100+7 ,87

×500×100 %

=

1 ,68499 ,28

×100 %

= 0,33 %

b. Pembahasan

Nitrogen merupakan salah satu unsur makro karena dibutuhkan

dalam jumlah yang relatif jauh lebih banyak. Nitrogen diserap tanaman

sebagai N03- dan NH4

+ kemudian dimasukkan ke dalam semua asam

amino. Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat sering membatasi

hasil tanaman. Nitrogen organik (hasil fiksasi N biologis, bahan

tanaman, dan kotoran hewan) yang dibenamkan ke dalam tanah

merupakan N organik tanah yang bentuk kimianya tidak dapat diserap

begitu saja oleh tanaman. Ia perlu mengalami mineralisasi nitrogen

terlebih dahulu, yang terdiri dari aminisasi (proteim menjadi R-NH2),

amonifikasi (R-NH2 menjadi NH4+), dan nitrifikasi (NH4

+ menjadi

NO3) (Rosmarkam dan Nasih 2002).

Berdasarkan hasil perhitungan N total tanah tersebut diperoleh

hasil N total tanah pada perlakuan pupuk cair adalah 0,33 %. Hal ini

menunjukkan bahwa tanah yang mengandung pupuk cair memiliki

kandungan N yang sedang . Hal ini terjadi karena salahnya

pengaplikasian pada pupuk cair. Pupuk cair seharusnya diberikan

dibagian daun agar lbih mudah diserap tanaman, tetapi pada saat

praktek diberikan pada bagian bawah tanaman . Menurut

Darmawijaya (2000) pada tiap horizon tanah terjadi perubahan N -

Page 14: draft 2 ENNO C.docx

total disebabkan oleh kehilagan N - total oleh alih rupa, juga

dipengaruhi tingkat perombakan bahan organik. Sedangkan kehorizon

bawah menunujukkan kenaikan N - total ini diduga karena

perombakan bahan organik yang belum intensif.

2. P Tersedia Tanah

a. Hasil Pengamatan

Tabel 4.4.2 P Standar

X Y

0 0

0,1 0,035

0,2 0,067

0,4 0,146

0,6 0,151

0,8 0,311

1 0,398

Sumber: Logbook

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.450

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

f(x) = 2.48514930079335 x + 0.0494935106744232R² = 0.955934306982647

Regeresi P

Gambar 4.4.1 Grafik Regresi P Standar Tersedia Tanah

b. Analisis Data

x = 0,240

y = 2,4851x + 0,0495

(0,24; 0,65)

Page 15: draft 2 ENNO C.docx

= 2,4851 (0,240) + 0,0495

= 0,65

ppm P = ppm P Larutantanah x 35

100100+KL

x Berat Tanah(gr )

=

0 ,65×35100100+14 ,35

×0,5

=

22 , 750 ,437

= 52,06 ppm

c. Pembahasan

Fosfor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO4

2- dan

PO42- atau tergantung dari nilai pH tanah. Fosfor sebagian besar berasal

dari pelapukan bahan organik. Sumber fosfor di dalam tanah cukup

banyak (Novizan 2002). Nilai P di dalam tanah dipengaruhi oleh

banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain suhu, kelembaban

tanah, kandungan bahan organik, mikrobia pengikat unsur tersebut dari

udara, pupuk kandang maupun pupuk buatan, hasil fiksasi dan limbah

industri. Namun, keberadaan unsur tersebut juga dipengaruhi oleh

banyak hal yang membuat unsur tersebut sedikit atau bahkan menjadi

tidak tersedia untuk tanaman, misalnya karna pencucian atau pelindian

dan terikat oleh unsur lain yang menyebabkan tanah masam tau tidak

dapat diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, besar P

Tersedia Tanah pada perlakuan yang berbeda menghasilkan nilai yang

sangat berbeda juga. Perlakuan pupuk cair memiliki P Tersedia sebesar

52,06 ppm, pda pupuk SP36 sebesar 0,211 ppm, pada pupuk urea

sebesar 1,15, dan pada pupuk lengkap sebesar 86,37. Hasil P tersedia

tanah tersebut tergolong tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa pupuk

cair menyediakan unsur hara P dalam jumlah yang cukup untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. Pada regresi P

Page 16: draft 2 ENNO C.docx

tersedia tanah dapat dilihat bahwa satu titik pada garis ada yang

melenceng , hal tersebut menunjukan nilai P yang belum terdistribusi

normal.

3. K Tersedia Tanah

a. Hasil Pengamatan

Tabel 4.4.3 K Standar

X y

0 0

0,25 0,03

0,5 0,09

0,75 0,16

1 0,21

Sumber: Logbook

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.250

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

f(x) = 4.48174706649283 x + 0.0607887874837028R² = 0.985984354628423

Regresi K

Gambar 4.4.2 Grafik Regresi K Standar Tersedia Tanah

b. Analisis Data

x = 0,19

y = 4,4817x + 0,0608

= 4,4817 (0,19) + 0.0608

= 0,912

0,19 ; 0,912

Page 17: draft 2 ENNO C.docx

K Tersedia Tanah= ppm K Larytan Tanah x

505

x50

100100

100+KLx Berat Tanah(mg)

x 100 %

=

0 ,

912×505×50

100100100+14 ,35

×2500×100 %

=

4 , 56100114 , 35

×2500×100 %

=

4 , 562186 ,27

×100%

= 0,209 %

c. Pembahasan

Unsur K merupakan unsure yang diserap banyak tetapi

digunakan dalam jumlah yang sedikit. Salah satu fungsinya adalah

untuk buka tutup stomata. Menurut Siradz dan Kabirun (2007) kalium

(K) dalam tanah bersumber pada pupuk buatan, pupuk kandang, sisa

tanaman dan mineral K dalam tanah. Kalium diserap tanaman lebih

besar daripada P, Ca dan Mg, tetapi lebih rendah jika dibandingkan

dengan N. Kalium di dalam tanah bersifat mobile sehingga mudah

hilang melalui proses pencucian tau terbawa arus pergerakan air.

Ketersediaan kalium bagi tanaman tergantung aspek tanah,

tanaman, dan variabel iklim. Aspek tanah antara lain meliputi: jumlah

dan jenis mineral liat, kapasitas tukar kation (KTK), daya sangga tanah

terhadap K, kelembaban, suhu, aerasi dan pH tanah. Spesies tanaman

juga berpengaruh terhadap serapan K, dimana tanaman yang toleran

memerlukan K dalam jumlah sedikit dan sebaliknya tanaman sensitif

memerlukan K dalam jumlah banyak. Pengelolaan hara K untuk

meningkatkan produksi tanaman perlu memperhatikan faktor faktor

tersebut di atas (Nursyamsi 2007).

Page 18: draft 2 ENNO C.docx

Perhitungan K tersedia tanah dapat diketahui jika nilai ppm K

dapat ditentukan. Penentuan nilai K didapatkan dari regresi K standar

sehingga diperoleh persamaan y. Berdasarkan analisis data dapat

diperoleh hasil bahwa K Tersedia Tanah pada perlakuan pupuk cair

sebesar 0,209 %, pada SP36 sebesar 0,002 %, pupuk urea sebesar

0,027 % , pupuk lengkap sebesar 0,018 % dan pupuk kandang sebesar

0,15 %. Pada perlakuan pupuk SP36 memiliki nilai K tersedia tanah

yang rendah , sedangkan pada pupuk kandang memiliki nilai K tesedia

tanah yang paling besar . Pada pupuk SP36 lebih banyak mengandung

fosfat daripada kandungan kaliumnya. Berbeda dengan pupuk kandang

yang banyak mengandung unsur kalium .

4. pH

a. Hasil PengamatanTabel 4.4.4

Perlakuan Kadar pHJC 2 5,9

Sumber : Laporan sementara

b. Pembahasan

pH adalah salah satu indikator yang menetukan subur

tidaknya suatu tanah. Semakin tinggi konsentrasi H+ pada tanah maka

semakin tinggi kemasaman reaksi tanah dan pH nya semakin menurun

atau rendah. Keasaman/pH tanah biasa terdapat disemua daerah

dengan curah hujan yang tinggi sehingga cukup banyak basa yang

tertukar dan terlindi dari lapisan permukaan tanah. Hal ini terjadi

sangat luas dan pengaruhnya begitu nyata pada tanaman.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanah

yang terkandung dalam media tanam perlakuan pupuk kandang

bersifat masam dengan pH 5,9. Keasaman atau pH (Potential of

hidrogen) adalah nilai pada skala 0-14 yang mengambarkan jumlah

relatif ion H+ terdapat ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah

disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya

Page 19: draft 2 ENNO C.docx

larutan tanah  mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-

sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam lautan tanah lebih kecil daripada

ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-

14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium,

Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh

aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh

tanaman .

E. Analisis Tanaman

Tabel 4.5.1 Analisis N, P, dan K Jaringan Tanaman

Kelompok N

Jaringan

Tanaman

P

Jaringan

Tanaman

K

Jaringan

Tanaman

Berat

Brangkasan

Segar

Berat

Brangkasan

Kering

JC 4,48 % 28,36 ppm 23,46 14,48 gr 4,18 gr

JP 2,576 % 0,01 ppm 0,1 15,80 gr 5,9 gr

JN 5,6 % 0,17 ppm 0,496 21,577 gr 2,610 gr

JL 10,46 % 61,32 ppm 1 27,705 gr 7,89 gr

JK 8,26 % 0,16 ppm 1,2 65,587 gr 13,393 gr

Sumber: Data Rekapan

1. N Jaringan Tanaman

a. Analisis Data

Baku (A) = 0,8

Page 20: draft 2 ENNO C.docx

Blangko (B) = 0

N Jaringan Tanaman =

( A-B) x N HCl x 14 x 4berat sampel (mg ) x 100 %

=

(0,8-0 ) x 0,1 x 14 x 4100 x 100 %

=

4,48100 x 100 %

= 4,48 %

b. Pembahasan

Nitrogen (N) merupakan unsur hara esensial (keberadaannya

mutlak ada untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman), dan dibutuhkan dalam jumlah banyak sehingga disebut

unsur hara makro. Tanaman mengandung cukup N akan menunjukkan

warna daun hijau tua yang artinya kadar klorofil dalam daun tinggi.

Pigmen hijau dalam klorofil menyerap energy matahari sangat penting

dalam aktivitas awal fotosintesis. Klorofil membantu pembentukan

gula sederhana dari unsure C, H, dan O selanjutnya dari gula tersebut

dikonversi ke bentuk senyawa-senyawa lain yang selanjutnya akan

menetukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Winarso 2004).

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil nilai N

jaringan tanaman pada perlakuan pupuk cair adalah 4, 48 %, pada

pupuk SP36 sebesar 2,576 %, pada pupuk urea sebesar 5,6% , pada

pupuk lengkap sebesar 10,46 % dan pupuk kandang sebesar 8,26 %.

Kandungan N jaringan tanaman pada perlakuan pupuk cair tidak

terlalu banyak.

2. P Jaringan Tanaman

a. Hasil Pengamatan

Page 21: draft 2 ENNO C.docx

Tabel 4.5.2 P Standar

X y

0 0

2,5 0,138

5 0,286

7,5 0,429

10 0,578

12,5 0,696

15 0,840

Sumber: Logbook

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.90

2

4

6

8

10

12

14

16

f(x) = 17.8093144217102 x − 0.0486051270306165R² = 0.999356957835399

Regresi P Jaringan Tanaman

Gambar 4.4.1 Grafik Regresi P Standar Jaringan Tanaman

b. Analisis Data

x = 0,162

y = 17,809x – 0,0486

= 17,809 (0,162) ˗ 0,0486

= 2,836

ppm P = y x pengenceran

= 2,836 x 10 = 28,38ppm (sedang)

( 0,162 ; 2,836)

Page 22: draft 2 ENNO C.docx

c. Pembahasan

Fosfor larut yang ditambahkan ke dalam tanah, sebagian akan

terikat oleh liat, alumunium, besi ataupun kalsium sehingga menjadi

tidak tersedia bagi tanaman, sekalipun keadaan tanah sangat baik

(Soepardi, 1983 dalam Miza 2009). Sebagian fosfor yang telah diserap

oleh tanaman, juga akan diubah ke dalam bentuk fitat yang sukar

digunakan oleh tanaman.

Kebutuhan terbesar P yaitu pada fase vegetatif pembentukan akar

dan kemudian pada fase generatif. Pemberian P yang cukup pada fase

vegetatif sangat penting untuk meletakkan primordia dari bagian-

bagian reproduktif dan akan memperbesar pertumbuhan akar. P

merupakan unsur yang mobil di dalam tanaman, apabila tanaman

kekurangan P maka akan diambil dari jaringan tua ke jaringan

meristem yang sedang aktif (Suntoro 2002). Selanjutnya dikatakan

bahwa kahat P mengakibatkan pertumbuhan terhambat , perakaran

tidak sempurna, pembungaan dan pemasakan buah terhambat,

pembentukan protein terganggu. Gejala defisiensi tampak pada daun

tua yang mula-mula berwarna hijau tua karena banyak khorofil

menjadi kemerahan, tanaman kerdil, mudah patah dan akhirnya mati

(Sutedjo 2002).

Fosfor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO4

2- dan PO42-

atau tergantung dari nilai pH tanah. Fosfor sebagian besar berasal dari

pelapukan bahan organik. Walaupun sumber fosfor di dalam tanah

cukup banyak (Novizan 2002). Berdasarkan hasil analisis data

diperoleh hasil nilai ppm P jaringan tanaman pada perlakuan pupuk

cair adalah 28,38 ppm , pada pupuk SP36 sebesar 0,01 ppm, pada

pupuk urea sebesar 0,17 ppm , pada pupuk lengkap sebsar 61,32 dan

pada pupuk kandang sebesar 0,16 ppm. Nilai ini termasuk sedang

karena pupuk cair banyak mengandung fosfat, sehingga dapat

dikatakan bahwa dengan perlakuan pupuk cair dapat meningkatkan

unsur hara P dalam jarigan tanaman.

Page 23: draft 2 ENNO C.docx

2. K Jaringan Tanaman

a. Hasil Pengamatan

Tabel 4.5.3 K Standar

X Y

0 0

0,25 0,03

0,5 0,09

0,75 0,16

1 0,21

Sumber: Logbook

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.250

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

x

Gambar 4.5.2 Grafik Regresi K Standar Jaringan Tanaman

b. Analisis Data

x = 0,51

y = 4,4817x + 0.0608

= 4,4817 (0,51) + 0,0608

= 2,346

K jaringan tanaman (ppm) = hasil pembacaan x pengenceran

= 2,346 x 10

= 23,46%

y= 4,4817x + 0,0608

R2 = 0,986

(0,51; 2,346)

Page 24: draft 2 ENNO C.docx

c. Pembahasan

Menurut Lingga (2008) tanaman yang tumbuh pada

tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala-

gejala seperti daun mengerut atau kuning terutama pada daun tua

walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-

bercak merah coklat. Selanjutnya daun akan mengering lalu mati. Buah

tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah, dan

tidak tahan simpan

Menurut pernyataan Munawar (2011), bahwa K tersedia

bagi tanaman berada dalam bentuk K dapat ditukar (kdd), dan hanya

sebagian sangat kecil berada dalam bentuk K larut. Namun, karena K-

dd dan K larut dalam keseimbangan, jika konsetrasi K larut berkurang

akibat penyerapan oleh tanaman, akan segera ada pasokan K dari K-dd.

Sementara pergerakan K+ dalam larutan tanah keakar tanaman diatur

oleh difusi.

Kandungan K menunjukkan ada perbedaan yang nyata

antara tanah dari batu pasir dibandingkan dengan tanah dari batuliat.

Tanah dari batupasir dicirikan oleh kandungan K sangat rendah,

sedangkan tanah dari batu liat menunjukkan kandungan K tinggi

(Nursyamsi 2007). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil nilai

ppm K jaringan tanaman pada perlakuan pupuk cair adalah 24,46 ppm.

Nilai ppm K jaringan tanaman pada perlakuan pupuk cair tersebut

termasuk tinggi. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa pupuk cairsangat

bagus untuk pertumbuhan serta perkembangan tanaman.

Page 25: draft 2 ENNO C.docx

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap beberapa sifat kimia tanah serta dengan melihat pengaruh dari tindakan pemupukan atau pengolahan terhadap pertumbuhan atau hasil tanaman jagung maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:1. Bedasarkan perlakuan pada praktikum tersebut, tanaman jagung di

berikan beberapa pupuk yang berbeda beda pada beberapa petakan.

Pupuk cair, pupuk kandang, pupuk SP ,dan pupuk N atau NPK. Hasil

pengukuran tinggi tanaman jagung pada beberapa perlakuan diperoleh

hasil bahwa pertumbuhan tanaman dengan perlakuan pupuk kandang

lebih cepat dan lebih baik dari pada perlakuan dengan pupuk yang lain.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata tinggi tanaman jagung yang

paling tinggi dari perlakuan yang lain, batang tanaman agak lebih

besar, daun tanaman lebih lebar, serta bunga tanaman muncul paling

awal daripada perlakuan yang lain.

2. Praktikum kali ini didapatkan nilai KTK yang tinggi yaitu 12,3

cmol(+)/kg. Hal ini karena kandungan bahan organic pada tanah alfisol

yang dianalisis ini juga tinggi maka KPK tinggi, karena nilai KTK

dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dan jenis mineral lempung.

3. Berdasar hasil dan analisis pengamatan diperoleh kadar C sebesar 1,36

%, yang berarti kadar C nya rendah, kemudian kadar bahan organiknya

diketahui sebesar 2,34 % ini harkatnya termasuk rendah. Hal ini terjadi

Page 26: draft 2 ENNO C.docx

karena pupuk yang digunakan adalah pupuk cair yang merupakan

pupuk kimia sehingga kandungan bahan organiknya rendah.

4. Pengamatan ini diperoleh hasil analisa bahwa kadar Nitrogen di dalam

tanah alfisol sebesar 0,33 %. Pada tiap horizon tanah terjadi perubahan

N - total disebabkan oleh kehilagan N - total oleh alih rupa, juga

dipengaruhi tingkat perombakan bahan organik. Sedangkan kehorizon

bawah menunujukkan kenaikan N - total ini diduga karena

perombakan bahan organik yang belum intensif.

5. Fosfor sangat reaktif dan mudah bereaksi dengan komponen tanah (Al,

Fe dan Ca) membentuk senyawa yang tidak larut dan tidak tersedia

untuk tanaman, selain itu P bersifat immobile atau yang tidak mudah

bergerak. Pada pengamatan ini kadar P dalam tanah alfisol sebesar

52,06 ppm.

6. Nilai K tersedia pada perlakuan pupuk cair tanaman jagung sebesar

0,209%.

7. N jaringan tanaman pada tanaman jagung perlakuan pupuk cair ini

diperoleh nilai 4,48 %,sedangkan P jaringan tanaman diperoleh hasil

sebesar 28,38 ppm dan K jaringan tanaman diperoleh hasil sebesar

24,46 ppm.

B. Saran

Untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih berhati-hati

dalam menggunakan peralatan di laboratorium agar tidak terjadi hal yang

tidak diingankan. Selain itu, praktikan juga harus fokus dengan materi

yang disampaikan oleh co ass agar praktikan paham dan tidak tertinggal

dengan teman lain.