Download - Word Limbah Acak Acak
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
1/34
LATAR BELAKANG
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan kemajuan
teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, namum di sisi lain
dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak
tersebut harus dicegah karena keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan
industri dan teknologi tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas
lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung
alam atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.
Buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestic atau rumah tangga disebut limbah. Dimana masyarakat bermukim, disanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, adaair kakusatau biasa
disebut black water, dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnyadisebut juga grey water. Limbah, sampah, dan kotoran yang berasal dari rumah tangga,
perusahaan, dan kendaraan merupakan masalah serius yang perlu diperhatikan untuk
menciptakan kesehatan lingkungan. Pembuangan sampah rumah tangga dibiasakan
pada tempat sampah, karena itu tempat sampah seharusnya selalu tersedia di
lingkungan rumah tempat tinggal sesuai dengan jenisnya, sampah basah atau garbage,
sampah kering atau rubbish, dan sisa-sisa industry atauindustrial waste. Selain itu,
kebiasaan meludah, buang air kecil dan besar, air limbah juga harus dikelola dengan
baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan
baik dapat menjadi sarang hewan penyebar penyakit dan bau yang tidak sedap.
BAB II
STUDI PUSTAKA
Air limbahatau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal
dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air limbah
adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur dengan air tanah, air
permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa air
limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga
maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_hitamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_hitamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_hitam -
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
2/34
Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan adalah
dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air limbah menurut
beberapa pendapat antara lain:
1. Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat
yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan
manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
3. Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair
yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama
dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.4. Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan rumah
tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Lingkungan hidup dapat dilindungi dari pencemaran dengan pengolahan air
limbah yang baik. Secara ilmiah lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar
terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun
demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya
sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana
pengolahan air buangan antara lain:
1. Pengenceran atau Dilution
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru
dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang
berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus
dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara
ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain,
diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air,seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi atau Oxidation Ponds
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang
(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke
dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding
dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah
pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin
dengan baik. Cara kerjanya untuk kolam oksidasi atau Oxidation Pondsadalah sebagai
berikut:
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
3/34
a) Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar
matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam
air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga
tumbuh dengan subur.
b) Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh
chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 atau oksigen. Kemudian
oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik
yang terdapat dalam air buangan disamping itu terjadi pengendapan.
c) Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif
aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air seperti kali, danau, sungai.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes
masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaantertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan
untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan
lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan
oleh tanam-tanaman.
Sebagai patokan dapat dipergunakan acuan bahwa 85-95% dari jumlah air yang
dipergunakan menjadi air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali
air limbah tersebut (Sugiharto,1987). Meskipun merupakan air sisa namun volumenya
besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia
sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor atau tercemar.
Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan
digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air limbah ini harus dikelola dan atau
diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Air limbah yang bersumber dari rumah tangga atau domestic wastes water, yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari
ekskreta yaitu tinja dan air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnyaterdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air limbah industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-
zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang
dipakai oleh masing-masing industri, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak,
garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan
menjadi lebih rumit.
3. Air limbah kotapraja atau municipal wastes wateryaitu air buangan yang berasal dari
daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
4/34
ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah
ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Gambar 2.1. Air Limbah yang Berasal dari Industri
Karakteristik air limbah perlu diketahui karena hal ini akan menentukan cara
pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Pengolahan air
limbah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan secara fisika, kimia, biologi.
Ketiga proses tersebut tidak selalu berjalan sendirisendiri tetapi kadang-kadang harus
dilaksanakan secara kombinasi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga proses
tersebut yaitu (Daryanto, 1995):
1. Karakteristik fisik
Pengolahan ini terutama ditujukan untuk air limbah yang tidak larut (bersifat
tersuspensi), atau dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga
menggunakan metode ini untuk pimisahan. Pada umumnya sebelum dilakukan
pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi
berukuran besar dan mudah mengendap atau bahan-bahan yang mengapung mudah
disisihkan terlebih dahulu. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-
bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses
berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).
2. Karakteristik kimiawi
Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang menggunakan bahan kimiauntuk mengurangi konsentrasi zat pencemar dalam air limbah. Proses ini menggunakan
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
5/34
reaksi kimia untuk mengubah air limbah yang berbahaya menjadi kurang berbahaya.
Proses yang termasuk dalam pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi,
khlorinasi, koagulasi dan flokulasi. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya
dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan
bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan secara kimia dapat memperoleh
efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia
(Tjokrokusumo, 1995).
3. Karakteristik bakteriologis
Semua polutan air yang biodegradable dapat diolah secara biologis, sebagai
pengolahan sekunder, pengolahan secara biologis dipandang sebagai pengolahan yang
paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah dikembangkan berbagai
metoda pengolahan biologis dengan segala modifikasinya (Tjokrokusumo, 1995).Pengolahan air limbah secara biologis, antra lain bertujuan untuk menghilangkan bahan
organik, anorganik, amoniak, dan posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan
saringan atau filter telah dikenal luas guna menangani air untuk keperluan industri dan
rumah tangga, cara ini juga dapat diterapkan untuk pengolahan air limbah yaitu dengan
memakai berbagai jenis media filter seperti pasir dan antrasit. Pada penggunaan sistem
saringan anaerobik, media filter ditempatkan dalam suatu bak atau tangki dan air limbah
yang akan disaring dilalukan dari arah bawah ke atas (Laksmi dan Rahayu, 1993).
Selain melakukan pencegahan perlu adapun cara atau teknik pengolahan air
limbah. Tujuan utama pengolahan air limbah ini ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba
patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang
terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 tahap, berikut
ini adalah tahap-tahapannya:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan
yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and
storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan
pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses
yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialahneutralization, chemical addition and
coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah
yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
6/34
umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic
lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor,
serta anaerobic contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation
and sedimentation,filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation,
serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian
diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion,pressure filtration, vacuum
filtration, centrifugation, lagooning or drying bed,incineration, atau landfill.
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
7/34
PENANGAN LIMBAH CAIRMetode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan
sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan
akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan
tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses
atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan atau faktor finansial.
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika.
A. Penyaringa (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat
berukuran besar dari air limbah.
B. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak
yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang
berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara
kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel partikel pasir
jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
C. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau
bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang
paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki
pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel partikel padat yang tersuspensi
dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan
membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk
diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan
(Floation).
D. Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau
lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil ( 30 120 mikron).
Gelembung udara tersebut akan membawa partikel partikel minyak dan lemak kepermukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
8/34
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan
melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses
pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun,
bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui
proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik
terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.
2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu
dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan
organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu
metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated
sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) .
a. Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan
batu atau plastik, dengan dengan ketebalan 1 3 m. limbah cair kemudian
disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut.
Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan
didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media,
limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki
pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan
untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah.
Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut,
sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
b. Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob.
Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu
dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat
mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan
ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang
mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
9/34
filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses
lebih lanjut jika masih dperlukan.
c. Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang
murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair
ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan
berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh
bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada
metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah
juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk
endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau
diolah lebih lanjut.
3. . Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan
dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang
tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun
sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).
Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode
pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan
multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif,
pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah.
Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier
cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat
secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan
fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Daya racun zat
Waktu kontak yang diperlukan
Efektivitas zat
Kadar dosis yang digunakan
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
10/34
Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
Tahan terhadap air
Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (O).
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan
limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah
dibuang ke lingkungan.
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan
menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang
secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan
limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob
digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke
lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
PENANGANAN LIMBAH PADAT
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode
penimbunan terbuka, . Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab
penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah
organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah
terbakar. Cairan yang tercampur dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari
tanah serta air.
2. Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi iapisan
lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah.
Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik
lempung plastik lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas
metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik.
3. insinerasi
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
11/34
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang
disebutinsinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang
sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
4. Pembuatan kompos padat dan cair
metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-daun
kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu.
Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah
organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan cair.
Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme, yakni
menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA
efectif microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat
meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.
5. Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanyasampahyang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaanenergi,
mengurangipolusi,kerusakan lahan,dan emisigas rumah kacajika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaansampahpadat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,
pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen
utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki
sampah3R(Reuse, Reduce, and Recycle).Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:Bahan bangunanMaterial bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkandenganmesinpenghancur, kadang-kadang bersamaan denganaspal,batu bata,tanah,danbatu.Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal danhasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacambata.
BateraiBanyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit.Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalampemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandungmerkuridankadmium,harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungandankesehatanmanusia.Baterai mobilumumnya jauh lebih mudah dan lebih murahuntuk didaur ulang.Barang ElektronikBarang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya tidak didaurulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaurulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang
elektronik tersebut (emas,besi,baja,silikon,dll) ataupun bagian-bagian yang masihdapat dipakai (microchip,processor,kabel,resistor,plastik,dll). Namun tujuan utama
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/3Rhttp://id.wikipedia.org/wiki/3Rhttp://id.wikipedia.org/wiki/3Rhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aspalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aspalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Aspalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Batu_batahttp://id.wikipedia.org/wiki/Batu_batahttp://id.wikipedia.org/wiki/Batu_batahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Batuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Batuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Batuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Merkurihttp://id.wikipedia.org/wiki/Merkurihttp://id.wikipedia.org/wiki/Merkurihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadmiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadmiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadmiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Baterai_mobilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Baterai_mobilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Baterai_mobilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_terpaduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_terpaduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_terpaduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroprosesorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroprosesorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroprosesorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Resistorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Resistorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Resistorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Plastikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Plastikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Plastikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Plastikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Resistorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabelhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroprosesorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_terpaduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Silikonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Baterai_mobilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadmiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Merkurihttp://id.wikipedia.org/wiki/Batuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Batu_batahttp://id.wikipedia.org/wiki/Aspalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesinhttp://id.wikipedia.org/wiki/3Rhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampah -
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
12/34
dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuanditerapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaatekonominyamasihbelum jelas.LogamBesidanbajaadalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk
salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnyadenganmagnet.Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan danpencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien didunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangikualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulangdengan tidak terbatas.Bahan LainnyaKacadapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainyadibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan materialkaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada
Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daurulang.Kertasjuga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telahdijadikanpulpdengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalamipenurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulangdengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadibahan yang berkualitas lebih rendah.Plastikdapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja,terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapatkode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehinggamempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentumenunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan,misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untukPolistirena,dan lain-lain,sehingga mempermudah proses daur ulang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Magnethttp://id.wikipedia.org/wiki/Magnethttp://id.wikipedia.org/wiki/Magnethttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kertashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kertashttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulphttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulphttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulphttp://id.wikipedia.org/wiki/Polistirenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polistirenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polistirenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Polistirenahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pulphttp://id.wikipedia.org/wiki/Kertashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Magnethttp://id.wikipedia.org/wiki/Bajahttp://id.wikipedia.org/wiki/Besihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi -
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
13/34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga diciptakan pemuas /
pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk itu muncullah pabrik-pabrik industry sebagai
pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah dengan sedemikian rupa menjadi barang
setengah jadi maupun barang siap pakai, untuk selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat.
Dalam jumlah produksi yang sagat besar tiap harinya akan menghasilkan sisa-sisa hasil dari
proses pengolahan yang tidak terpakai. Sisa-sisa inilah (limbah) bila terakumulasi dalam
jangka waktu yang lama dapat mencemari lingkungan bila tidak ada penanganan khusus.
Kemudian, masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan mengeluarkan
limbah-limbah sebagai hasil penggunaan hasil barang produksi tersebut. Limbah ini
dinamakan limbah rumah tangga. Meskipun sedikit lebih aman, bukan berarti dapat
seenaknya saja membiarkan limbah ini dibuang begitu saja. Karena limbah sekecil apapun
bila dalam jumlah yang besar dapat memberikan konstribusi besar dalam hal pengrusakan
terhadap lingkungan. Untuk itulah diperlukan penanganan yang tepat dalam pengolahan
limbah-limbah industry maupun limbah rumah tangga.
B. Tujuan
Pembuatan makalah ilmiah ini bertujuan untuk :
1. Mengurangi pengrusakan lingkungan oleh limbah-limbah rumah tangga
2. Memberikan salah satu solusi cerdas pengolahan limbah rumah tangga secara tegas
3. Mengolah limbah rumah tangga menjadi barang yang berdaya guna
BAB IIPEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LIMBAH ATAU SAMPAH
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena
pembuangansampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan
suatu bahanyang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah
juga bisamenjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.
Limbah atausampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh
kebanyakan orang,mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
14/34
dibiarkan terlalu lamamaka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah
secara benar maka bisamenjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.
B. DEFINISI LIMBAH PADAT
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang
berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri
dandomestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga,
limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-
tempatumum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal,
gelas/kaca,organik, bakteri, kulit telur, dllSumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi
seperti pabrik gula, pulp,kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau
daging.
Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.
C. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahanyang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka
dapatmenimbulkan pencemaran seperti :
1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02
dansebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena
adanyamikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan
organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan
terjadireaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (NilaiAmbang Batas)akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan
pusing.
3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau
bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadikeruh dan rasa dari
air pun berubah.
4) Kerusakan permukaan tanah.Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada
beberapa dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara
umum. Dampak imbah secaraumum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebagai berikut :
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
15/34
D. Dampak Terhadap Kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:a) Penyakit diare dan tikus,
penyakit ini terjadi karena virus yang berasaldari sampah dengan pengelolaan yang tidak
tepat. b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
E. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan dari limbahlimbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya
sehinggamengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat matisehingga mungkin lama
kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia jugamengkonsumsi atau menggunakan air untuk
kegiatan sehari-hari, sehinggamenusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung
maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir
karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tanggake sungai,sehingga pintuair mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapatmengalir dan air naik menggenangi
rumah-rumah penduduk, sehingga dapatmeresahkan para penduduk.
F. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yangtentunya dapat
menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupunkesehatan.
Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan
limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.*Limbah
padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandungunsur kimia yang beracundan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagaiTPA (Tempat Pembuangan
Akhir ).
*Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia
beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat
tertentu. Pengolahanlimbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya
misalnya, dengan caramendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa
lewat di depan rumahrumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula
bukan apa-apa sehingga bisamenjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.
Dapat juga dijual kepada tetanggakita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lainkertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol
bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dansepeda yang usang.
Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk
dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengancara
membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah
lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan
usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapatdigunakan sebagai
sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
Faktorfaktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padattersebut
adalah sebagai berikut :
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
16/34
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan
khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutandan pilihanpengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak danmencemari lingkungan
dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran,maka perlu kita
perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akanterkena, dan tingkat
pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifatnon-ekonomis.
Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah denganmeningkatkan efisiensi pabrik
secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang
atau di manfaat lain.Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis
adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan
.
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
17/34
G. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu
pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.1. PemisahanKarena
limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda jugamaka
harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
Sistem Balistik
. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragamanukuran / berat / volume.Sistem Gravitasi
. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang ringan / terapung
dan barang yang berat / tenggelam.
Sistem Magnetis.
Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat agnet, akan langsung
menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.
2).Penyusunan UkuranPenyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih
kecilagar pengolahannya menjadi mudah.
3).PengomposanPengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudahmembusuk,sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
18/34
pabrik.Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan
ukurannya atauvolumenya.
4).Pembuangan LimbahProses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan
limbah yangdibagi menjadi dua yaitu :
a. Pembuangan Di LautPembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan padasembarangtempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapatdibuang ke laut.
Hal ini disebabkan :1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
3. Laut menjadi dangkal.
4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh
biota laut.
b. Pembuangan Di Darat Atau TanahUntuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan
lokasi yang harusdipertimbangkan sebagai berikut :
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan permukiman.
4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau fauna. Pilih
lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan apapun.
BAB III
PENUTUPKESIMPULAN
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan
itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara
atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,meskipun
demikian pada kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karenamasih banyak
pula kita jumpai limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pulamenimbulkanbanjir serta kerusakan lingkungan lainnya.
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
19/34
Pengelolaan limbah padat, gas dan cair
A. LIMBAH
Limbahadalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik
dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
1. Karakteristik limbah:
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
2. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada
dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
BAB II
PENGELOLAHAN LIMBAH PADAT
1. PENIMBUNAN LIMBAH
A. Tujuan penimbunan limbah
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
20/34
Tujuan pembuatan penimbunan limbah ialah menstabilkan limbah padat dan membuatnya
menjadi bersih melalui penyimpanan limbah secara benar dan penggunaan fungsi metabolis
alami yang benar.
B. Klasifikasi struktur penimbunan limbah
Lokasi penimbunan limbah digolongkan ke dalam 5 jenis menurut struktur sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 1. Dari segi mutu lindi dan gas yang ditimbulkan dari
lokasi penimbunan limbah, baik metode penimbunan limbah semi-aerobik maupun aerobik
yang dikehendaki.
Tabel 1. Klasifikasi Struktur Penimbunan limbah
Penimbunan limbah anaerobikLimbah padat harus ditimbun kedalam galian di areatanah datar atau lembah. Limbah berisi air dan dalam
keadaan anaerobik.
Penimbunan limbah saniter
anaerobik
Penimbunan limbah anaerobik dengan penutup
berbentuk "sandwich". Kondisi limbah padat sama
dengan penimbunan limbah anaerobik.
Penimbunan limbah saniter
anaerobik yang telah
disempurnakan (penimbunan
limbah saniter yang telah
disempurnakan)
Memiliki sistem penampungan lindi di dasar lokasi
penimbunan limbah. Sedangkan yang lainnya sama
seperti penimbunan limbah saniter anaerobik.Kondisinya tetap anaerobik dan kadar air jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan penimbunan limbah
saniter anaerobik.
Penimbunan limbah semi-aerobik
Saluran penampungan lindi lebih besar dari pada
saluran penimbunan limbah saniter yang telah
disempurnakan. Lubang saluran dikelilingi udara dan
salurannya ditutupi batu yang telah dihancurkan kecil-
kecil. Kadar air pada limbah padat kecil. Oksigen
disediakan bagi limbah padat dari saluranpenampungan lindi
Penimbunan limbah aerobik
Di samping saluran penampungan lindi, pipa
persediaan udara dipasang dan udara didorong agar
memasuki limbah padat sehingga kondisinya menjadi
lebih aerobik dibandingkan dengan penimbunan
limbah semi-aerobik.
B. PENCEGAHAN POLUSI SKUNDER1. Keadaan sekarang dan masa depan lokasi penimbunan limbah
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
21/34
Umumnya orang tidak menghendaki lokasi penimbunan limbah dibuat dekat dengan
tempat tinggal mereka karena hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup dan warga setempat. Dampak negatif demikian disebut "polusi sekunder"
mengingat tujuan utama lokasi penimbunan limbah ialah menghindari polusi lingkungan
hidup di daerah kota dengan membawa limbah dari daerah kota, dan menampungnya dilokasi penimbunan limbah yang baik. Meskipun demikian, lokasi penimbunan limbah
merupakan fasilitas umum yang sangat diperlukan bagi setiap kota modern di dunia. Oleh
karena itu, setiap kota perlu merencanakan dan merancang lokasi penimbunan limbah dengan
cara yang dapat diterima oleh masyarakat . Guna membuat lokasi penimbunan limbah yang
dapat diterima masyarakat setempat, polusi sekunder dan dampak buruk yang ditimbulkannya
perlu diperkecil. Perlu juga untuk dirumuskan rencana pemakaian lokasi paska-penutupan
dengan mempertimbangkan pendapat masyarakat setempat.
2. Polusi sekunder yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah
(a) Pencemaran air
Lindi yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah, jika tidak diolah akan, mencemarkan
sungai, laut dan air tanah.
(b) Pembentukan gas
Gas utama yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah adalah metan, amonium,
hidrogen sulfida, dan karbon dioksida.
(c) Bau tak sedap
Ada dua jenis bau tak enak yang ditimbulkan dari lokasi penimbunan limbah. Pertama adalah
bau yang ditimbulkan dari limbahnya sendiri, yang lainnya adalah gas yang ditimbulkan
melalui dekomposisi limbah.
(d) Hama dan vektor
Limbah dapur cenderung menjadi sarang lalat, dan menarik tikus dan burung gagak.
(e) Kebisingan dan getaran
Kendaraan angkutan limbah yang masuk dan peralatan penimbunan limbah dapat menjadi
sumber kebisingan dan getaran.
(f) Kebakaran
Kebakaran dapat terjadi secara spontan akibat pembentukan gas metan atau pemakaian bahan
kimia. Kebakaran juga dapat disebabkan oleh para pemulung atau orang lain.
3. Pencegahan polusi sekunder dengan menggunakan tanah penutup
Jika kita ingin mencegah polusi sekunder dengan sempurna dengan mendirikan fasilitaspengolahan air limbah, misalnya, sejumlah besar uang dan teknologi tinggi diperlukan.
Penggunaan tanah penutup, meskipun tidak sempurna dalam pencegahan polusi sekunder,
dianjurkan karena cara ini ekonomis dan efektif.
Bahan penutup seperti tanah harus digunakan untuk menutup limbah padat dengan cepat
setelah diturunkan. Setelah penurunan limbah terakhir setiap hari, tanah penutup limbah
harus dikumpulkan pada lerengan lapisan limbah yang harus diatur setiap hari. Aplikasi tanah
penutup sebagaimana mestinya akan cukup banyak mengurangi polusi sekunder.
4. Efektifitas metode tanah penutup
Penggunaan tanah penutup, akan memberi manfaat dan pengaruh sebagai berikut:
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
22/34
(a) Pencegahan terjadinya penyebaran sampah
(b) Pencegahan terjadinya bau tak sedap
(c) Menyingkirkan hama dan vektor
(d) Pencegahan kebakaran serta penyebarannya
(e) Penyempurnaan lansekap(f) Pengurangan pembentukan lindi
Sebagaimana disebutkan di atas, aplikasi tanah penutup sangat efektif dalam pencegahan
polusi lingkungan hidup.
Bahan tanah penutup tidak perlu yang harus dibeli. Limbah tanah, limbah pembongkaran,
atau limbah lama dapat digunakan sebagai tanah penutup.
5. Pengelolaan dan Kegiatan Lokasi Penimbunan limbah
Hal yang penting diperhatikan ialah memelihara lokasi penimbunan limbah agar tetap bersih
dan sehat, dan memperbesar kapasitas lokasi penimbunan limbah dengan operasi yang baik.
Aktivitas pengelolaan dan operasi lokasi meliputi hal-hal berikut:
(a) Analisa limbah
Periksa semua jenis limbah yang masuk. Jangan menerima limbah berbahaya jenis apapun.
Buat catatan limbah yang masuk mengenai jenis dan banyaknya.
(b) Penimbunan limbah saniter
Membuat rencana kegiatan lokasi penimbunan limbah dimuka, dan ikuti rencana ini.
"Merencanakan sebelum Operasi" sungguh penting bagi sanitasi lokasi penimbunan limbah.
(c) Upaya pelestarian lingkungan hidup
Memantau linindi dan gas secara reguler, dan kontrol vektor.
(d) Catatan Penimbunan limbah
Ukur dan buat catatan ketinggian lokasi penimbunan secara rutin, yang dapat berguna untuk
memperkirakan kapasitas lokasi penimbunan yang masih ada. Sediakan semua bahan yang
diperlukan.
(e) Pengelolaan lokasi paska-penimbunan limbah
Bahkan setelah penyelesaian pembuatan lokasi penimbunan limbah, perlu dilanjutkan dengan
pemantauan penurunan tanah dan polusi lingkungan hidup yang diakibatkan oleh lindi.
6. Rencana Pemanfaatan Lokasi Paska-Penimbunan limbah
Kegiatan penimbunan limbah dapat dipertimbangkan sebagai langkah pembentukan
tanah. Kegiatan penimbunan limbah harus dirancang sedemikian rupa sehingga mempercepat
penggunaan kembali lokasi paska-penutupan, dan mempermudah pengelolaan lokasi paska-penutupan sebelum digunakan kembali. Karena pembuangan secara terbuka akan
menciptakan tanah lempung, dan memerlukan waktu lebih lama sebelum pembentukan gas
metan dan bau tak sedap hilang, metode pembuangan terbuka memerlukan waktu yang lama
sebelum pemakaian kembali dimungkinkan, dan karenanya kegiatan ini tidak dianjurkan.
Berbagai faktor yang mempengaruhi permulaan penggunaan kembali penimbunan limbah
paska-penutupan meliputi 1) kecepatan penurunan tanah, 2) mutu lindi, 3) mutu dan kadar
gas, dan 4) suhu endapan limbah di lokasi penimbunan limbah paska-penutupan.
Adalah sangat penting untuk menggunakan rencana penggunaan lokasi paska-penutupan ke
dalam rancangan dan kegiatan lokasi penimbunan limbah.
BAB III
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
23/34
PENGLOLAHAN LIMBAH GAS
Industri selalu dikaitkan sebagai sumber pencemar karena aktivitas industri merupakan
kegiatan yang sangat tampak dalam pembebasan berbagai senyawa kimia ke lingkungan.
Teman-teman sering melihat asap tebal membubung keluar dari cerobong pabrik? Ya, asap
tebal tersebut merupakan limbah gas yang dikeluarkan pabrik ke lingkungan. Bagaimanakahteknologi pengolahan limbah gas tersebut sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan bebas?
Sebagian jenis gas dapat dipandang sebagai pencemar udara terutama apabila konsentrasi
gas tersebut melebihi tingkat konsentrasi normal dan dapat berasal dari sumber alami (seperti
gunung api) serta juga gas yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources).
Senyawa pencemar udara itu sendiri digolongkan menjadi (a) senyawa pencemar primer, dan
(b) senyawa pencemar sekunder. Senyawa pencemar primeradalah senyawa pencemar yang
langsung dibebaskan dari sumber sedangkan senyawapencemar sekunder ialah senyawa
pencemar yang baru terbentuk akibat antar-aksi dua atau lebih senyawa primer selama berada
di atmosfer. Dari sekian banyak senyawa pencemar yang ada, lima senyawa yang paling
sering dikaitkan dengan pencemaran udara ialah: karbonmonoksida (CO), oksida nitrogen
(NOx), oksida sulfur (SOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat (debu).
Definisi dari pencemaran udara itu sendiri ialah peristiwa pemasukan dan/atau
penambahan senyawa, bahan, atau energi ke dalam lingkungan udara akibar kegiatan alam
dan manusia sehingga temperatur dan karakteristik udara tidak sesuai lagi untuk tujuan
pemanfaatan yang paling baik. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa nilai lingkungan
udara tersebut telah menurun.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat ditimbulkan dari 6
(enam) sumber utama, yaitu:
1. pengangkutan dan transportasi
2. kegiatan rumah tangga
3. pembangkitan daya yang menggunakan bahan bakar fosil
4. pembakaran sampah
5. pembakaran sisa pertanian dan kebakaran hutan
6. pembakaran bahan bakar dan emisi proses
Suatu penelitian dariRoss [1972] menyatakan bahwa pengangkutan merupakan sumber
yang memberikan iuran terbesar dalam emisi pencemar per tahun dan hal ini terus meningkat
karena adanya penambahan kendaraan dalam lalu lintas di jalan raya pada lima tahunterakhir. Di Amerika Serikat, industri memberikan bagian yang relatif kecil pada pencemaran
atmosferik jika dibandingkan dengan pengangkutan. Namun, karena kegiatan industri
merupakan aktivitas yang mudah diamati dan merupakan golongan sumber pencemaran titik
(point source of pollution), masyarakat pada umumnya lebih menganggap industri sebagai
sumber utama polutan yang menyebabkan udara tercemar. Belum lagi dengan limbah padat
dan limbah cair industri yang semakin memperparah image negatif industri di masyarakat.
A. PENGENDALIAN PENCEMARAN
Pengendalian pencemaran akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena hal
tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hiduplingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan materi yang rendah,
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
24/34
dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan yang rendah. Faktor utama yang harus
diperhatikan dalam pengendalian pencemaran ialah karakteristik dari pencemar dan hal
tersebut bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan,
kondisi geografik sumber pencemar, dan kondisi meteorologis lingkungan.
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengendalianpada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian pada sumber pencemar
merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan
limbah gas yang akan diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam
sebuah pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu
penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar.
Alat-alat pemisah debu bertujuan untuk memisahkan debu dari alirah gas buang. Debu
dapat ditemui dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas, daya kohesi, dan
sifat higroskopik yang berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat pemisah debu yang tepat
berkaitan dengan tujuan akhir pengolahan dan juga aspek ekonomis. Secara umum alat
pemisah debu dapat diklasifikasikan menurut prinsip kerjanya:
Pemisah Brown
Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan prinsip gerak partikel
menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu dengan rentang ukuran 0,01 0,05 mikron.
Alat yang dipatenkan dibentuk oleh susunan filamen gelas denga jarak antar filamen yang
lebih kecil dari lintasan bebas rata-rata partikel.
Penapisan
Deretan penapis atau filter bag akan dapat menghilangkan debu hingga 0,1 mikron. Susunan
penapis ini dapat digunakan untuk gas buang yang mengandung minyak atau debu higroskop
Electrostatic Precipitator
Pengendap elektrostatik
Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas yang berkecepatan
rendah. Debu yang telah menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara getaran.
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pengendap elektrostatik ini ialah didapatkannya
debu yang kering dengan ukuran rentang 0,20,5 mikron. Secara teoritik seharusnya partikel
yang terkumpulkan tidak memiliki batas minimum.
Pengumpul sentrifugal
Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh
bentuk saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar
(vortex) sehingga debu akan menempel di dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang
menggunakan prinsip ini digunakan untuk pemisahan partikel dengan rentang ukuran
diameter hingga 10 mikron lebih.
Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam aliran gas. Pemisah
ini menggunakan susunan penyekat sehingga partikel akan bertumbukan dengan penyekat
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
25/34
dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip inersia ini
bekerja dengan baik untuk partikel yang berukuran hingga 5 mikron.
Pengendapan dengan gravitasi
Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya gravitasi dan kecepatan
yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan ukuran
yang lebih besar dari 40 mikron dan tidak digunakan sebagi pemisah debu tingkat akhir.
Di industri, terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan debu dan gas secara
bersamaan (simultan). Alat-alat tersebut memanfaatkan sifat-sifat fisik debu sekaligus sifat
gas yang dapat terlarut dalam cairan. Beberapa metoda umum yang dapat digunakan untuk
pemisahan secara simultan ialah:
Irrigated Cyclone Scrubber
Menara percik
Prinsip kerja menara percik ialah mengkontakkan aliran gas yang berkecepatan rendahdengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk butiran. Alat ini merupakan alat yang
relatif sederhana dengan kemampuan penghilangan sedang (moderate). Menara percik
mampu mengurangi kandungan debu dengan rentang ukuran diameter 10-20 mikron dan gas
yang larut dalam air.
Siklon basah
Modifikasi dari siklon ini dapat menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air
yang mendandung partikel dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama
atas dasar gaya sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon. Siklon jenis ini lebih
baik daripada menara percik. Rentang ukuran debu yang dapat dipisahkan ialah antara 3 5mikron.
Pemisah venture
Metode pemisahan venturi didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi pada bagian yang
disempitkan dan kemudan gas akan bersentuhan dengan butir air yang dimasukkan di daerah
sempit tersebut. Alat ini dapat memisahakan partikel hingga ukuran 0,1 mikron dan gas yang
larut di dalam air.
Tumbukan ori fi ce plate
Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis ini membentur
lapisan air hingga membentuk percikan air. Percikan ini akan bertumbukkan dengan penyekat
dan air akan menyerap gas serta mengikat debu. Ukuran partikel paling kecil yang dapat
diserap ialah 1 mikron.
Menara dengan packing
Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara mengkontakkan cairan dan gas di antara
packing. Aliran gas dan cairan dapat mengalir secara co-current, counter-current,
ataupun cross-current. Ukuran debu yang dapat diserap ialah debu yang berdiameter lebih
dari 10 mikron.
Pencuci dengan pengintian
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
26/34
Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan kondensasi dan partikel yang dapat
ditangani ialah partikel yang berdiameter hingga 0,01 mikron serta dikumpulkan pada
permnukaan filamen.
Pembentur turbulen
Pembentur turben pada dasarnya ialah penyerapan partikel dengan cara mengalirkan aliran
gas lewat cairan yang berisi bola-bola pejal. Partikel dapat dipisahan dari aliran gas karena
bertumbukkan dengan bola-bola tersebut. Efisiensi penyerapan gas bergantung pada jumlah
tahap yang digunakan.
B. PEMILIHAN TEKNOLOGI
Teknologi pengendalian harus dikaji secara seksama agar penggunaan alat tidak
berlebihan dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi
persyaratan perlindungan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi
pengendalian dan rancangan sistemnya ialah:
1. watak gas buang atau efluen
2. tingkat pengurangan limbah yang dibutuhkan
3. teknologi komponen alat pengendalian pencemaran
4. kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi
Industri-industri di Indonesia terutama industri milik negara telah menerapakan sistem
pengendalian pencemaran udara dan sistem ini terutama dikaitkan dengan proses produksi
serta penanggulangan pencemaran debu.
Nah, kembali ke permasalahan yang mendasar:
Mengapa limbah gas begitu penting untukdiolah dan dikendalikan?
Hujan asam, penipisan lapisan ozon,photochemical smog, danglobal warming.Does any of
those ring you a bell??
Referensi: Pengelolaan Limbah IndustriProf. Tjandra Setiadi,Wikipedia
BAB IV
PENGELOLAAN LIMBAH B3
http://majarimagazine.com/2007/12/global-warming-deniers/http://majarimagazine.com/2007/12/global-warming-deniers/http://majarimagazine.com/2007/12/global-warming-deniers/http://en.wikipedia.org/wiki/Sewage_treatmenthttp://en.wikipedia.org/wiki/Sewage_treatmenthttp://en.wikipedia.org/wiki/Sewage_treatmenthttp://en.wikipedia.org/wiki/Sewage_treatmenthttp://majarimagazine.com/2007/12/global-warming-deniers/ -
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
27/34
byWahyu Hidayaton 02/01/08 at 6:43 pm | 77 Comments |Print article|Email article
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity,flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, ataumembahayakan kesehatan manusia.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:
Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan
awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap
Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses
tersebut
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digestedaerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak
mengandung padatan organik.
Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids
residue(TSR), kandunganfixed residue(FR), kandungan volatile solids(VR), kadar air
(sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat
korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan
senyawa kimia).
Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat
kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur danlimbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat,
kegiatan pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan
dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun
sekalipun dalam konsentrasi rendah. Daftar lengkap limbah B3 dapat dilihat diPP No. 85
Tahun 1999: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).Silakan klik link
tersebut untuk daftar lengkap yang juga mencakup peraturan resmi dari Pemerintah
Indonesia.
Penanganan atau pengolahan limbah padat atau lumpur B3 pada dasarnya dapat dilaksanakan
di dalam unit kegiatan industri (on-site treatment) maupun oleh pihak ketiga (off-site
treatment) di pusat pengolahan limbah industri. Apabila pengolahan dilaksanakan secara on-
site treatment, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
jenis dan karakteristik limbah padat yang harus diketahui secara pasti agar teknologi
pengolahan dapat ditentukan dengan tepat; selain itu, antisipasi terhadap jenis limbah di masa
mendatang juga perlu dipertimbangkan
jumlah limbah yang dihasilkan harus cukup memadai sehingga dapat menjustifikasi
biaya yang akan dikeluarkan dan perlu dipertimbangkan pula berapa jumlah limbah dalam
waktu mendatang (1 hingga 2 tahun ke depan)
pengolahanon-sitememerlukan tenaga tetap (in-house staff) yang menangani prosespengolahan sehingga perlu dipertimbangkan manajemen sumber daya manusianya
http://majarimagazine.com/author/wahyuhidayat/http://majarimagazine.com/author/wahyuhidayat/http://majarimagazine.com/author/wahyuhidayat/http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/print/http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/print/http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/print/http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/email/http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/email/http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/email/http://majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://majarimagazine.com/wp-content/uploads/2008/01/pdf_1038452290.pdfhttp://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/email/http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-limbah-b3/print/http://majarimagazine.com/author/wahyuhidayat/ -
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
28/34
peraturan yang berlaku dan antisipasi peraturan yang akan dikeluarkan Pemerintah di
masa mendatang agar teknologi yang dipilih tetap dapat memenuhi standar
A. TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling
populer di antaranya ialah chemical conditioning,solidification/Stabilization,dan incineration.
1. Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. TUjuan
utama dari chemical conditioningialah:
o menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur
o mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
o mendestruksi organisme patogen
o memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioningyang masih memiliki nilaiekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat
diterima lingkungan
Chemical conditioningterdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
a) Concentration thickening
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara
meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini
ialahgravity thickenerdansolid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan
tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-wateringselanjutnya.Walaupun tidak sepopulergravity thickenerdancentrifuge, beberapa unit pengolahan limbah
menggunakan prosesflotationpada tahapan awal ini.
b) Treatment, stabilization, and conditioning
Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan
patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika,
dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan
ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung
dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan
destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi denganbantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini
ialah lagooning,anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment,polyelectrolite
flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
c) De-watering and drying
De-watering and dryingbertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan
sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah
pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalahdrying bed,filter
press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press.
d) Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
29/34
limbah B3 dibuang ialahpyrolysis, wet air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan
akhir limbah B3 umumnya ialahsanitary landfill, crop land, atau injection well.
2. Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologisolidification/stabilizationjuga dapat diterapkan
untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai prosespencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi
bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan
solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan
penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap
mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat
dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:
a. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam
matriks struktur yang besar
b. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar
terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik
c. Precipitation
d. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan
pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
e. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat
f. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang
tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali
Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan
termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ
mixing, danplant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL
berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi
pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90%
(volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem
pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk
padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan
energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian
besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat.
Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah.
Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran,
heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi.
Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary
kiln, multiple hearth,fluidized bed, open pit,single chamber, multiple chamber, aqueous
waste injection, danstarved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
30/34
kilnmempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas
secara simultan.
B. PENANGANAN LIMBAH B3
Hazardous Material Container
Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko yangmungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut termasuk
proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Pengemasan limbah B3 dilakukan
sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan
bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan
kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di
dalamnya. Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana
kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan
kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifatself-reactivedan
peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan
kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak
mengalami penguraian (dekomposisi) saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang
dikemas pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang
memiliki aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan.
Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus disimpan
dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan limbah. Penyimpanan
harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas 22 kemasan. Limbah-limbah
harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel.
Bangunan penyimpan limbah harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan
melandai ke arah bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus
memiliki ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan
dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif
memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas
untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan
korosi.
Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan
pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Namun, kita dapat merujuk peraturan
pengangkutan yang diterapkan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan hal
pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya. Persyaratanyang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi
pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang
berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan
tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbagak harus dilengkapi
dengan head shieldspada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas
untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan
khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapanMaterial Safety Data Sheets(MSDS) yang
ada di setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan.
Secured Landfill.Faktor hidrogeologi, geologi lingkungan, topografi, dan faktor-faktor
lainnya harus diperhatikan agarsecured landfilltidak merusak lingkungan. Pemantauan
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
31/34
pasca-operasi harus terus dilakukan untuk menjamin bahwa badan air tidak terkontaminasi
oleh limbah B3.
C. PEMBUANGAN LIMBAH B3 (Disposal)
Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah atau tidak dapat diolah dengan teknologi yang
tersedia harus berakhir pada pembuangan (disposal). Tempat pembuangan akhir yang banyakdigunakan untuk limbah B3 ialah landfill (lahan urug) dandisposal well(sumur
pembuangan). Di Indonesia, peraturan secara rinci mengenai pembangunan lahan urug telah
diatur oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) melalui Kep-
04/BAPEDAL/09/1995.
Landfill untuk penimbunan limbah B3 diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: (1)secured
landfill double liner, (2)secured landfill single liner, dan (3) landfill clay linerdan masing-
masing memiliki ketentuan khusus sesuai dengan limbah B3 yang ditimbun.
Dimulai dari bawah, bagian dasarsecured landfill terdiri atas tanah setempat, lapisan dasar,
sistem deteksi kebocoran, lapisan tanah penghalang, sistem pengumpulan dan pemindahan
lindi (leachate), dan lapisan pelindung. Untuk kasus tertentu, di atas dan/atau di bawah sistem
pengumpulan dan pemindahan lindi harus dilapisi geomembran. Sedangkan bagian penutup
terdiri dari tanah penutup, tanah tudung penghalang, tudung geomembran, pelapis tudung
drainase, dan pelapis tanah untuk tumbuhan dan vegetasi penutup. Secured landfillharus
dilapisi sistem pemantauan kualitas air tanah dan air pemukiman di sekitar lokasi agar
mengetahui apakahsecured landfillbocor atau tidak. Selain itu, lokasisecured landfill tidak
boleh dimanfaatkan agar tidak beresiko bagi manusia dan habitat di sekitarnya.
1. Deep Injection Well.
Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih diperlukan
pengkajian yang komprehensif terhadap efek yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan
bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak dilakukan pada tahun
1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang dibangun setelah tahun 1980.
Sumur injeksi atau sumur dalam (deep well injection) digunakan di Amerika Serikat sebagai
salah satu tempat pembuangan limbah B3 cair (liquid hazardous wastes). Pembuangan
limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang limbah B3 ke dalam formasi
geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi yang memiliki kemampuan mengikat
limbah, sama halnya formasi tersebut memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak
dan gas bumi. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan
kestabilan geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.Limbah B3 diinjeksikan se dalam suatu formasi berpori yang berada jauh di bawah lapisan
yang mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut harus terdapat
lapisanimpermeable sepertishale atau tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan limbah
tidak dapat bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari permukaan tanah.
Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi karena beberapa jenis
limbah dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada sumur dan formasi penerima
limbah. Hal tersebut dapat dihindari dengan tidak memasukkan limbah yang dapat
mengalami presipitasi, memiliki partikel padatan, dapat membentuk emulsi, bersifat asam
kuat atau basa kuat, bersifat aktif secara kimia, dan memiliki densitas dan viskositas yang
lebih rendah daripada cairan alami dalam formasi geologi.
-
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
32/34
Hingga saat ini di Indonesia belum ada ketentuan mengenai pembuangan limbah B3 ke
sumur dalam (deep injection well). Ketentuan yang ada mengenai hal ini ditetapkan oleh
Amerika Serikat dan dalam ketentuan itu disebutkah bahwa:
1. Dalam kurun waktu 10.000 tahun, limbah B3 tidak boleh bermigrasi secara vertikal keluar
dari zona injeksi atau secara lateral ke titik temu dengan sumber air tanah. 2. Sebelum limbah yang diinjeksikan bermigrasi dalam arah seperti disebutkan di atas,
limbah telah mengalami perubahan higga tidak lagi bersifat berbahaya dan beracun.
Referensi: Pengelolaan Limbah IndustriProf. Tjandra Setiadi,Wikipedia,US EPA
BAB V
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Metode pengolahan limabah cair dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu primary
treatment, secondary treatment dan tertiary treatment.
A. PRIMARY TREATMENT
Prinsip dari metode primary treatment yaitu mengambil bahan yang terapung dan
yang mengendap yang terbawa oleh limbah air secara fisik, misalnya dengan menggunakan
saringan atau cara pengendapan. Primary treatment sering pula disebut Mechanical treatment,
pada awal processing, limbah cair dilewatkan pada alat saringan dengan ukuran dan bentuk
yang bermacammacam.
Setelah bahanbahan organic yang dapat disaring dilewatkan pada proses grid removal,pada proses ini pasir dan batu batu kecil diendapkan dan biasanya hasil proses pertama dan
kedua ini dibuang dalam bentuk LANDFILLED.
Langkah berikutnya dapat dilakukan proses primary setting basin yang dilengkapi dengan
skimmer untuk menangkap minyak yang ada di dalam limbah, bahan pencemar yang berhasil
ditangkap di sini sering disebut primary sludge, mengikat kandungan bahan pencemar dalam
limbah dan tidak selalu sama dalam aliran, maka untuk efisiensi dalam prosesing maka
limbah tersebut ditampung dulu di equalization sekitar 8 jam, sering pula diadakan proses
penghancuran yang disebut blanding bosins atau grinding.
B. SECONDARY TREATMENT
Di dalam secondaty treatment merupakan biological treatment, tetapi masi mungkin perlu
dilakukan beberapa proses pendahuluan, yaitu:
a. Proses koagulasi
b. Flokulasi
c. Sedimentasi
Proses koagulasi yaitu menggunakan berbagai chemical coagulation dan akan
menghasilkan gumpalan netal hidroksida
Flokulasi yaitu menggunakan bahan antara lain copperas dan kapur yang akan
menghasilkan ferihidroksida yang berbentuk flok. Proses proses yang telah dilakukan
dalam primary treatment masih banyak kandungan bahan yang tersuspensi, untuk
http://www.wikipedia.org/http://www.wikipedia.org/http://www.epa.gov/http://www.epa.gov/http://www.epa.gov/http://www.epa.gov/http://www.wikipedia.org/ -
5/26/2018 Word Limbah Acak Acak
33/34
mengendapakan bahan yang tersuspensi dengan melambatkan aliran limbah di tangki atau
bak sedimentasi terutama bahanbahan dalam bentuk flok.
Proses di dalam secondary treatment dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu:
1. Activated sludgeProses ini dapat disebut juga proses lumpur aktif dalam suatu kolom. Lumpur aktif atau
biosolid adalah suatu endapan lumpur dari tanki aerasi yang mengandung organism mikro
seperti bakteri, protozoa, algae dan fungi.
Biosolid tersebut dimasukkan ke dalam tank reactor yangberisi limbah cair, biosolid,
organism mikro dan udara sehingga terjadi degradaasi penguraian bahan oraganik dalam
limbah oleh mikro organism. Proses tersebut akan menghasilkan lumpur akt