1
VOLUME III NOMOR 1 MEI 2015
ISSN : 2355-6218
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015 ISSN : 2355-6218
JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218
i
VOLUME III NOMOR 1 MEI TAHUN 2015
PENGANTAR REDAKSI
Jurnal STD Bali Volume III Nomor 1 Mei Tahun 2015 merupakan edisi kedua yang
bertemakan “Seni Fotografi dan Desain Komunikasi Visual”.
Edisi ini diawali dengan artikel yang berjudul “The Hybrid Digital Photography” oleh
Ramanda Dimas Surya Dinata, S.Sn., M.Sn. Artikel kedua dengan judul “Hitam Putih
dalam Fotografi – Potret Ibu” ditulis oleh I Putu Sinar Wijaya, S.Sn., M.Sn. Sementara itu
artikel ketiga berjudul “Melukis Tanpa Cat dan Kuas” oleh Dudyk Arya Putra, S.Sn.,
M.Sn. Artikel keempat yaitu “Daya tarik Karikatur sebagai Media Penyampai Pesan yang
Bersifat Humoris” oleh Agung Wijaya, S.Sn., M.Sn. A. A. Sagung Intan Pradnyanita,
S.Sn., M.Sn. ikut berpartisipasi menulis artikel dengan judul “Efektivitas Penempatan
Iklan Outdoor Pada Tempat Umum”. Terakhir ditutup dengan artikel keenam yang
berjudul “Konsep Pulau Dewata sebagai Pembentuk Estetika dalam Station Id Inspirasi
Bali Inspirasi Indonesia Kompas Tv Dewata” yang ditulis oleh Ni Wayan Nandaryani,
S.Sn., M.Sn.
Redaksi sangat bersyukur kepada Tuhan karena edisi ketiga nomor 1 ini bisa terbit dengan
lancar dan tepat waktu. Redaksi mengucapkan terima kasih kepada institusi STD Bali atas
motivasi dan masukannya untuk kesempurnaan jurnal ini serta seluruh civitas akademika
STD Bali atas kekompakan dan semangatnya.
Terakhir, kritik dan saran guna kesempurnaan selanjutnya sangat kami harapkan dan
kepada semua yang telah membantu penerbitan jurnal ini dan para pembaca yang budiman,
kami ucapkan terimakasih.
Redaksi
Alamat Redaksi
Sekolah Tinggi desain Bali
Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar
Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459
website: http://www.std-bali.ac.id
JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218
ii
VOLUME III NOMOR 1 MEI TAHUN 2015
DEWAN REDAKSI
Pelindung dan Penanggung Jawab :
Nyoman Suteja, Ak. Kadek Sudrajat, S.Kom
Penasehat :
Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, ST, MA, Dipl.LMP
Ketua Dewan Redaksi :
Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, ST, MT
Mitra Bestari :
Prof. Dr. Shane Greive (Architect and Urban Specialist,
Curtin University of Technology)
Dewan Editor :
Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, ST, MT
Redaktur Pelaksana :
Freddy Hendrawan, ST, MT
I Wayan Juliatmika, ST, MT
A. A. Sagung Intan Pradnyanita, S.Sn., M.Sn.
Desain Cover :
Aditya Wahyu Ramadhan
Alamat Redaksi : STD Bali
Jl. Tukad Batanghari No. 29 Renon – Denpasar
Telp. (0361) 259459, 7448456 Fax: (0361) 701806, 259459
website: http://www.std-bali.ac.id
JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218
iii
VOLUME III NOMOR 1 MEI TAHUN 2015
PETUNJUK PENGIRIMAN NASKAH
TATA TULIS NASKAH :
1. Kategori naskah ilmiah hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini) dan diskusi.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi Single, dengan batas atas, bawah, kanan dan kiri masing-masing 2,5 cm dari tepi kertas.
3. Batas panjang naskah/artikel maksimum 20 halaman dan untuk naskah diskusi maksimum 5
halaman. 4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, huruf Times New
Romans 16 pt, ditengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang
dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai catatan kaki). 5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal
penulis dan alamat email dibawah nama.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar
kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak. 7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata, dicetak miring, 1
spasi. Abstrak tidak perlu untuk naskah diskusi. 8. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf capital, huruf Times New Romans
12 pt
9. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas. Tulisan dalam gambar, grafik, dan
tabel tidak boleh lebih kecil dari 6 point (tinggi huruf rata-rata 1,6 mm). 10. Nomor dan judul untuk gambar, grafik, tabel dan foto ditulis di tengah-tengah kertas dengan
huruf kapital di awal kata. Untuk nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan
untuk nomor dan judul gambar, grafik dan foto diletakkan di bawah gambar, grafik dan foto
yang bersangkutan.
11. Untuk segala bentuk kutipan, pada akhir kutipan diberi nomor kutipan sesuai dengan catatan
kaki yang berisi referensi kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang
dikutip). Rumus-rumus hendaknya ditulis sederhana mungkin untuk menghindari kesalahan
pengetikan. Ukuran huruf dalam rumus paling kecil 6 point (tinggi huruf ratarata 1,6 mm). 12. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar
notasi diletakkan sebelum daftar pustaka.
13. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 1,5 spasi dan diurutkan menurut abjad.
Penulisannya harus jelas dan lengkap dengan susunan : nama pengarang. tahun. judul. kota:
penerbit. Judul dicetak miring.
KETERANGAN UMUM :
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam program pengolahan kata M.S.
Word.dan naskah bisa dikirimkan via email atau dalam bentuk CD ke alamat redaksi.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain. 3. Redaksi berhak menolak atau pengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi
kriteria yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan
kepada penulis naskah untuk ditanggapi.
JURNAL STD BALI ISSN 2355-6218
4
VOLUME III NOMOR 1 MEI TAHUN 2015
DAFTAR ISI
The Hybrid Digital Photography 1 - 7
Ramanda Dimas Surya Dinata, S.Sn., M.Sn.
Hitam Putih dalam Fotografi – Potret Ibu 8 - 12
I Putu Sinar Wijaya, S.Sn., M.Sn
Melukis Tanpa Cat dan Kuas 13 - 16
Dudyk Arya Putra, S.Sn., M.Sn
Daya Tarik Karikatur sebagai Media Penyampai Pesan 17 - 21
yang Bersifat Humoris
Agung Wijaya, S.Sn.,M.Sn
Efektivitas Penempatan Iklan Outdoor 22 - 26
Pada Tempat Umum
A. A. Sagung Intan Pradnyanita, S.Sn., M.Sn.
Konsep Pulau Dewata sebagai Pembentuk Estetika dalam 27-35
Station Id Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia Kompas Tv Dewata
Ni Wayan Nandaryani, S.Sn., M.Sn
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
THE HYBRID DIGITAL PHOTOGRAPHY
Oleh :
Ramanda Dimas Surya Dinata, S.Sn., M.Sn.
Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual
Sekolah Tinggi Desain Bali
Email : [email protected]
Abstrak
Awal mula diciptakannya sebuah karya foto tidak lepas dari berbagai eksperimen yang dilakukan
oleh pakar fotografi pada masa itu dan terus berkembang sampai saat ini dengan lebih canggih
dan efisien. Kepraktisan yang dihadapi saat ini membuat para senimannya untuk berkarya lebih
bebas dan ekspresif khususnya yang dilakukan penulis yaitu dengan memakai teknik hybrid digital
yaitu penggabungan unsur manual dan digital. Teknik ini menggabungkan hasil kamera analog
dengan fasilitas digital dalam membuat karya foto manipulasi (teknik sandwich). Penulis memakai
bantuan fasilitas digital karena saat ini sudah jarang ditemukan fasilitas yang menyediakan mesin
cuci film untuk kamera analog. Permasalahan itu menjadi latar belakang penulis memakai teknik
ini dalam upaya bereksperimen dalam membuat foto manipulasi yang memiliki nilai estetis sebagai
wadah dalam berekspresi.
Kata kunci: teknik sandwich. Hybrid digital, fotografi seni
PENDAHULUAN
Fotografi Analog ke Digital
Pada awalnya fotografi menghadir ke
dunia melalui berbagai eksperimen-tasi
yang dilakukan oleh berbagai pihak
dalam menyikapi ekistensi manusia yang
berinteraksi dengan alam sekitarnya.
Keinginan untuk merealisasikan teori
„mimesis‟nya Plato dalam mempersepsi
alam merupakan alasan filosofis yang
membuat manusia berupaya untuk dapat
merealisasikan upaya peniruan alam
tersebut dengan baik. Hal ini baru
terealisasi pada zaman renaissance (era
kebangkitan spirit humanitas dengan
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan)
zaman Leonardo da Vinci telah me-
mungkinkan para jeniusnya untuk
berekperimen dan menciptakan „alat
bantu menggambar‟.
Masa Awal
Seorang Tionghoa bernama Mo Ti pada
abad ke 5 SM mencatat pengamatan
terjadinya imaji pada dinding sebuah
ruang gelap melalui lubang kecil yang
letaknya berlawanan dengan dinding tadi.
Imaji yang terbentuk berupa benda yang
terkena cahaya dari luar ruang gelap
tersebut. Beberapa abad kemudian
tercatat laporan mengenai terlihatnya
imaji matahari di daerah gelap di bawah
pohon. Imaji terlihat ketika terjadi
gerhana matahari, akibat adanya cahaya
yang menerobos melalui sela-sela
dedaunan. Pada abad ke 10 secara tidak
disengaja seorang ber-kebangsaan arab
yang bernama Abu Ali Muhammad al-
HasaN Ibnu al_Haitham, menambahkan
hasil observasi terhadap fenomena
tersebut, yaitu bahwa imaji akan tampak
lebih tajam jika cahaya tembus melalui
lubang yang lebih kecil. Sebaliknya,
imaji akan kabur jika lubangnya lebih
besar. Karena itu beliau menjadi orang
pertama yang mengemukakan prinsip
camera obcura yaitu membuktikan bahwa
2
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
citra dapat dibentuk dari sebuah lubang
kecil.
Gambar 1. Ilustrasi kejadian fenomena yang
ditemukan oleh Hassan ibnu al_Haitham
(foto reproduksi penulis, 2015)
Usaha untuk memecahkan rahasia ini
menghasilkan konsep kamera obscura,
yaitu ruang gelap yang dilengkapi
dengan lubang kecil tepat masuknya
cahaya dari luar ruang. Tidak ada
kepastian waktu ditemukannya kamera
obscura, namun paling tidak sejak tahun
1558 konsep kamera obscura digunakan
oleh para ilmuan, pesulap, dan seniman.
Dari abad ke 17-19 kamera obscura terus
dikembangkan dan lubangnya dilengkapi
dengan lensa untuk mempertajam imaji,
juga kaca cermin untuk membalikan
imaji agar terlihat seperti aslinya. Barulah
pada abad 19 kamera obscura
berkembang pesat . Dua bersaudara dari
perancis Nicephore Niepce dan Claude
Niepce berhasil merekam imaji pada
kamera obscura, meskipun masih jauh
dari sempurna.
Gambar 2. Heliographie
(foto reproduksi penulis, 2015)
Karya pertamanya diklaim menjadi karya
fotografi pertama dengan nama
heliographie. Tahun 1829, Niepce
bekerja sama dengan Louis jacques
Mande Daguerre pelukis pe-mandangan
dari perancis untuk mencetak negatif
yang dihasilkan dari kamera obscura.
Gambar 3. Camera obscura
(foto reproduksi penulis, 2015)
Nicephore Niepce Masih meng-gunakan
lapisan sejenis aspal yang peka cahaya.
Setelah Niepce meninggal tahun 1833,
penelitian itu pun diteruskan Daquerre
seorang diri sampai tahun 1837 dan
berhasil menggunakan piringan tembaga
dengan nama Daquerreotype (metode
pembuatan foto yang pertama kali
dipublikasikan). Tidak hanya Niepce
semenjak ditemukan-nya camera obscura
para ahli mulai meneliti dan
mengembangkan proses mencetak imaji
dengan berbagai materi bahan dasar dan
bahan kimia peka cahaya. Di Inggris
seorang ahli matematika, William Henry
Fox Talbot melakukan penelitian yang
berfokus pada proses negatif-positif.
Talbot pun berhasil mencetak imaji
negatif dari kamera obscura menjadi
image positif yang disebut dengan nama
calotype.
3
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
Gambar 4. Paper Negatif (Calotype)
(foto reproduksi penulis, 2015)
Namun, ketika lempengan basah
ditemukan pada tahun 1851, penemuan-
penemuan di atas menjadi usang.
Akhirnya pada abad ke 20 munculah
berbagai bentuk kamera untuk merespon
kebutuhan para fotografer pada saat itu.
Gambar 4. (a,b,c) Kamera berlensa
kembar
(foto reproduksi penulis, 2015)
Kamera berlensa kembar (twin lens
camera), Kamera penemu jarak, Kamera
RLT (refleks lens tunggal). Ketika
manusia belum bisa mencetak foto
dengan cara memperbesarnya maka harus
dengan cara dibuat kamera yang besar
pula. Tahun 1900 kamera Mammoth
dibuat untuk memotret kereta api beserta
detailnya dengan berat 635 kg.
Gambar 5. kamera Mammoth
(foto reproduksi penulis, 2015)
Akhirnya pada tahun 1854 diciptakannya
klise film/roll film oleh Arthur James
Melhuish yang kemudian bekerja sama
dengan perusahaan Eastman dengan
dikeluarkannya roll film dengan merek
kodak yang kita ketahui sampai saat ini.
Gambar 6. Kamera film dan roll film Fujicolor
Superia dan Kodak
(foto reproduksi penulis, 2015)
a.
b
.
c.
4
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
Akhirnya dengan berkembangnya zaman
roll film tidk digunakan lagi dan
digantikan dengan sensor yang jauh lebih
canggih dan efisien yaitu CCD (Charge
Coupled Device) dan berkembang lagi
menjadi CMOS (Complimentary Metal
Oxide Semiconductor). Istilah
Photography dipopulerkan oleh Sir John
Herschel tahun 1839 yang sampai
sekarang menjadi seni fotografi.
Eksperimen foto berwarna dimulai oleh
J.C.Maxwell pada tahun 1861.
Perkembangan dunia fotografi yang pesat
membuat fotografi menjadi bagian
penting dalam keseharian manusia, maka
munculah berbagai fungsi fotografi saat
ini.
Gambar 7. CMOS dan Kamera Digital
(foto reproduksi penulis, 2015)
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan Teknik Sandwich
Definisi yang diberikan oleh
Susanne Langer tentang berkesenian
dalam buku Djelantik yang berjudul
Estetika berbunyi sebagai berikut: “Art is
the creation of form symbolic of human
feeling” (kesenian adalah penciptaan
wujud-wujud yang merupakan simbol
dari perasaan manusia) dengan kata lain
yang dituangkan oleh seniman dalam
karyanya adalah simbol dari
perasaannnya, sesuatu yang mewakili
perasaannya (Djelantik, 2008: 138).
Dalam proses penciptaan karya
hybrid digital ini penulis tertarik oleh
teknik sandwich karena menghasilkan
karakteristik ter-sendiri. Teknik sandwich
merupakan teknik penggabungan dua
buah klise film atau lebih dengan
menumpuk menjadi satu untuk
menciptakan foto manipulasi merubah
atau merekayasa sesuatu, sehingga tidak
seperti aslinya atau bentuk semula.
Manipulasi adalah mengatur
(mengerjakan) dengan cara yang pandai
sehingga dapat mencapai tujuan yang
dikehendaki (Kamirsa, 1997: 360).
Dalam dunia fotografi khususnya foto
seni memanipulasi foto merupakan hal
yang sah-sah saja yang hal itu dapat
menciptakan suatu karya seni namun
tidak merugikan orang lain dan
berlandaskan nilai-nilai estetis dalam
berkarya.
Sandwiching is a simple but
effective way to combine
image. It consists of placing
two images in the same slide
mount or negative carrier, and
then projecting, copying or
printing them. By careful
selection of images it is
possible to construct surreal,
fantasy situations (Michael
Langford, 1981: 112).
Pada dasarnya teknik ini sama
seperti teknik double expose di kamera
DSLR tetapi dalam teknik sandwich di
kamera analog hal tersebut tidak mudah
karena bermain dengan negatif film yang
tergantung dengan pencahayaan di setiap
objek. Tanpa dipungkiri perkembangan
zaman telah merubah dunia fotografi
yang dulunya serba konvensional menjadi
serba digital.
Pengkayaan wawasan terjadi
karena saat ini masih berpijak pada posisi
fotografi analog dengan berbagai aspek
wacananya, dan kedatangan fotografi
digital dengan berbagai kemudahan dan
kemungkinan yang ditawarkan telah
memperkaya pengetahuan baru yang
perlu dikuasai secara cepat. Pada tahap
pertama mungkin masih merupakan
5
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
kegiatan pengenalan dengan memadukan
kedua domain fotografi analog dan
digital untuk menciptakan karya yang
”hybrid digital” (Soeprapto, 2006: 163).
Sebagian seniman khususnya
fotografer masa lampau yang telah
merasakan perkembangan tersebut
beberapa masih menghargai proses
perubahan itu termasuk penulis, dimana
penulis ingin bernostalgia akan kamera
analog tetapi memanfaatkan kecanggihan
digital saat ini, dan menurut penulis hal
tersebut sangat menarik karena tidak
banyak yang memikirkan hal tersebut.
Kepraktisan proses digital saat ini telah
memberi opsi baru untuk dapat
mendayagunakannya secara optimal bagi
pengembangan kreatifitas. Lepas dari
susah atau tidaknya proses tersebut bagi
seorang seniman menghasilkan sebuah
karya yang baru atau lain dari pada yang
lain adalah tujuannya dan dengan karya
tersebut memberi kepuasan tersendiri
sebagai luapan ekspresi.
PEMBAHASAN
Teknik Sandwich Dalam Hybrid
Digital
Pengetahuan tentang sejarah
fotografi memberi gambaran bagaimana
rentetan eksperimen dan eksplorasi yang
berkaitan dengan penemuan fotografi
pada perempat awal abad XIX memberi
pengaruh besar dan tonggak sejarah
pemunculan suatu media seni yang
berkembang sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada era-era
berikutnya. Berbicara mengenai seni
fotografi tidak akan terlepas dengan
sifatnya yang dihadirkan secara
konvensional. Tidak dipungkiri bahwa
aplikasi digital secara pasti menggantikan
fotografi analog dalam proses teknis
penciptaan karya fotografinya. Fungsi
kamar gelap dalam fotografi analog
dengan bahan kimia, film, dan kertas
peka cahaya mau tidak mau harus
kehilangan fungsinya dengan kehadiran
proses kamar terang atau digital dark
room (proses digital) yang digunakan
dalam proses mencetak foto saat ini dan
hal tersebut membuat fotografi analog
sangat sulit dilakukan atau diciptakan
karena sarananya yang sangat terbatas
dan mulai menghilang. Demikian pula
dengan proses rekayasa atau
manipulation. Untuk membuat foto
double expose dalam fotografi analog
masih menggunakan mesin enlarger di
kamar gelap dengan menggabungkan dua
klise film atau lebih yang dikenal dengan
teknik sandwich.
Efek teknik ini adalah membuat
dua objek foto menjadi satu sehingga
terlihat seperti foto gabungan tetapi
dengan dihadirkan dengan satu image
saja. JIka dalam kamera analog masih
berkutat pada bahan kimia maka kamera
digital saat ini sudah memiliki fitur
double expose maupun multiple expose
ini berarti pada saat memotret dengan
secara otomatis akan lebih mudah dalam
membuat foto manipulasi atau foto
dengan teknik sandwich. Karya fotografi
tidak semata-mata bersifat dokumentatif
semata karena fotografi juga bisa sebagai
suatu penyampai pesan yang sifatnya
adalah luapan ekspresi pemotretnya
dalam karya fotografi seni. Karya
fotografi yang diciptakan lebih
merupakan karya seni murni fotografi
(fine art photography) karena bentuk
penampilannya yang menitikberat-kan
pada nilai ekspresif-estetis itu sendiri.
Bagi beberapa praktisi seni fotografi
dalam berkreatifitas memiliki kebebasan
dalam proses penciptaan karya kreatif
fotografi. Kamera analog dengan
karakteris-tiknya tersendiri dalam efek
manipulasi dan fotografi digital dengan
berbagai kemudahannya telah
memperkaya pengetahuan baru. Dengan
adanya fenomena digital saat ini dapat
memberi nafas untuk praktisi kreatif yang
ingin membuat karya foto seni dengan
memakai kamera analog tanpa kesulitan
untuk membuatnya, yaitu memadukan
domain fotografi analog dan digital
6
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
untuk menciptakan karya “hybrid
digital”.
Proses teknik sandwich dalam
hybrid digital sebagai berikut:
Proses pemotretan memakai kamera
film dengen objek yang sudah
ditentukan sebelumnya untuk
dimanipulasi.
Setelah proses pemotretan selanjutnya
mencuci roll film agar mendapatkan
klise film negatif.
Klise film tersebut selanjutnya dipilih
dan ditentukan beberapa klise untuk
digabungkan, dalam penggabungannya
pemotret dapat bereksperimen dengan
menumpuk lebih dari dua klise film
ataupun menggunting beberapa bagian
untuk menghasilkan sesuatu efek yang
lain. Penggabungan dilaku-kan dengan
bantuan cahaya lampu maupun cahaya
matahari agar gambar yang terdapat
pada klise film dapat terlihat dan
memudah-kan untuk mencocokan
dalam mmemanipulasi yaitu
komposisi antara objek satu dan dua
dengan diberi selotip untuk
merekatkan.
Gambar 8. penggabungan klise 1 dan 2
(foto reproduksi penulis, 2012)
Setelah siap dengan klise yang
ditumpuk sebelumnya selanjutnya
adalah proses scan klise film.
Disinilah proses digital dilakukan dan
merupakan tahap terakhir untuk
merubah format gambar dari klise film
ke dalam format jpeg, gunanya adalah
untuk memudahkan mengedit baik
dari pengaturan kontras, pencahayaan,
warna, dan ukuran foto yang
diinginkan.
Gambar 9. Proses Pengeditan dengan Adobe
Photoshop CS3
(foto reproduksi: penulis, 2012)
Setelah semua tahap dilakukan tahap
akhir adalah proses kamar terang atau
proses pencetakan dengan bantuan
mesin digital dengan media tertentu.
Karya-karya Hybrid Digital:
Gambar 10. Karya penulis 2012
KESIMPULAN
Upaya-upaya estetis yang
dilakukan penulis, baik itu yang berkaitan
dengan ide, konsep maupun teknik
fotografi (teknik sandwich) adalah
penerapan sisi kreativitas berkesenian
terhadap kejadian ataupun sebuah
fenomena sebagai subjek fotografi yang
Klise 1. Koran
(Over exposed)
Klise 2. Tubuh
(Under exposed)
7
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
ingin diangkat melalui proses pemaknaan
atau simbolisasi. Perkembangan fotografi
yang cukup pesat memungkinkan
menggunakan ber-bagai fasilitas baik
media, teknik, maupun alat yang dipakai.
Tahap eksplorasi khususnya
teknik hybrid digital adalah salah satu
cara para seniman dalam upaya mencari
jalan keluar sebuah masalah dan
menemukan hal-hal yang baru dalam
berkarya, maka dengan adanya keinginan
untuk mencari hal yang baru itu
membangkitkan daya imajiner seorang
seniman untuk bebas bereksperimen
dalam membuat karya seni khususnya
karya fotografi yang kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Dik Hartoko. (1984), Manusia dan Seni.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Djelantik. A. A. M. (2004), Estetika:
sebuah pengantar, Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia, Bandung.
Feininger, Andreas. (1969), The
Complete Photographer, Prentice-
Hall lnternational, Inc., London,
Great Britain.
Gie, The Liang. (2004), Pengantar
Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.
Jacob Sumardjo. (2000), Filsafat Seni,
Penerbit ITB Bandung.
Kusnadi. (1994), Fotografi Seni: Alam,
Budaya, dan Lingkungan, Dinas
Kebudayaan DKI Jakarta.
Langford, Michael. (1981), The Book Of
Special Effects Photography. Alfred
A. Knopf, New York.
Beazley, Mitchell. (2005). Pixel
Surgeons: Extreme Manipulation Of
The Figure In Photography. Octopus
Publishing Group London.
Mondadori, Arnoldo. (1976a). The
Library Of Photography: Color.
Time-Life Books. United States.
................................. (1976b). The
Library Of Photography: Light and
Film. Time-Life Books. United
States.
Read, Herbert. (1959), The Meaning of
Art atau Seni Rupa, Arti dan
Problematikanya, terjemahan
Soedarso Sp. (2000), Duta Wacana
Press, Yogyakarta.
Suzanne K. Langer. (1957), Problems Of
Art. Charles Scribner‟s Sons, New
York.
Soedjono, Soeprapto. (2006), Pot-Pourri
Fotografi, Universitas Trisakti,
Jakarta.
Soedarso Sp. (1988), Tinjauan Seni,
Sebuah pengantar untuk apresiasi
seni, Saku Dayar Sana, Denpasar.
Soedarso Sp. (2006), Trilogi Seni:
Penciptaan, Eksistensi, dan
Kegunaan Seni, Institut Seni
Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.
8
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
HITAM PUTIH DALAM FOTOGRAFI
“POTRET IBU”
Oleh :
I Putu Sinar Wijaya, S.Sn., M.Sn.
Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual
Sekolah Tinggi Desain Bali
Email : [email protected]
Abstrak Seni merupakan segala kegiatan dan hasil karya manusia yang mengkomunikasikan
pengalaman-pengalaman batin yang disajikan secara indah dan menarik sehingga dapat
dinikmati. Fotografi merupakan salah satu bidang seni 2 dimensi yang menerapkan unsur estetika
untuk menghasilkan karya seni foto yang menarik. Seni fotografi, induk ilmunya berasal dari seni
mengamati objek, yang nantinya menjadi sebuah ide dan cikal bakal dari sebuah angan-angan
untuk merekam objek tersebut menjadi sebuah karya foto. Seiring dengan perkembangan zaman
dan mulai berkembangnya kontemporer, muncul berbagai panorama realitas baru, yang tercipta
akibat pamadatan, peringkasan, pengecilan, dan percepatan dunia, yang dikenal dengan istilah
digital. Meskipun percepatan dunia sudah kian maju dan sulit untuk diprediksi, serta kehadiran
kamera digital yang begitu canggih sudah merambah sampai kepelosok negeri ini, ternyata
kehadiran foto hitam putih dirasakan masih sangat perlu untuk dipelajari. Dunia hitam putih
memang mempunyai keunikan tersendiri, baik dari segi pemotretan sampi pada proses
pencetakannya.
Kata kunci : fotografi, foto hitam putih.
PENDAHULUAN
Dalam beraktivitas manusia tidak luput
dari yang namanya seni. Jika berbicara
mengenai seni ada berbagai teori atau
pendapat yang diperkenalkan oleh para
pakar, salah satu diantaranya menyatakan
bahwa : seni adalah segala kegiatan dan
hasil karya manusia yang mengutarakan
pengalaman bathinnya karena disajikan
secara unik dan menarik, memungkinkan
timbulnya pengalam-an atau kegiatan
bathin pula pada diri orang lain yang
menghayatinya (Soedarso, 2000 : 2).
Menurut Djelantik, seni juga
berarti hasil karya manusia yang
mengkomunikasikan pengalaman-
pengalaman batin yang disajikan secara
indah dan menarik sehingga memberikan
pengalaman batin pada manusia yang
menikmatinya. Unsur-unsur seni adalah
sesuatu yang tampak kongkrit pada suatu
karya seni yang meliputi garis, warna,
ruang, cahaya, bentuk dan tekstur (2004 :
17).
Seni Fotografi merupakan sebuah
media analisa, sangat bertolak belakang
dengan pengertian seni melukis, yang
dalam arti sebenarnya dari kata melukis
adalah media Sintetika. Fotografi berasal
dari bahasa Yunani, terbentuk dari kata
Photos yang berarti mencatat atau
melukis, Graphos yang berarti matahari
atau cahaya, sehingga fotografi berarti
penggambaran dengan cahaya atau sinar.
Fotografi dapat juga berarti
proses dan seni pembuatan gambar
(melukis dengan cahaya) pada sebuah
bidang film atau permukaan yang dilapisi
dengan senyawa kimia yang peka
terhadap cahaya, misalnya senyawa perak
nitrat (Nugroho, 2006 : 205).
Pada awalnya pengertian secara
umum Fotografi merupakan sebuah seni
karya cipta yang membawahi atensi,
pengalaman, fungsi dan ego. Seorang
9
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
fotografer sangat terikat dengan alam
sekelilingnya, dimana sang foto-grafer
dengan menggunakan alat media
rekamnya (obyektif kamera) dapat
menyuguhkan hasil rekaman dari faktor
dominan yang ada di alam sekelilingnya.
Dari posisi dan kedudukan kamera dan
dari pengarahan sumbu obyektif terhadap
obyek, merupakan sebuah keputusan
yang beralasan yang akan membuahkan
sebuah hasil rekaman yang pasti (sebuah
Copy atau Slide) yang memerlukan
penguasaan sebuah teknis untuk
mewujudkan hasil dari sebuah rekaman.
Foto karya sang maestro Ansel
Adams yang sangat menguasai tentang
zona, merupakan sebuah gambaran
tentang keberhasilan seorang fotografer
dalam pemotretan dan pencetakan,
sekaligus dapat dijadikan sebagai tolak
ukur, yang sangat menakjubkan dalam
dunia fotografi. Sesederhana apapun alat
yang dipakai saat itu, namun bila
digunakan oleh orang yang tepat dan
menguasai teknik yang benar, maka
lahirlah karya-karya yang sangat luar
biasa.
Seni Fotografi yang induk
ilmunya berasal dari seni mengamati
obyek, dari situ akan membuahkan
sebuah pengaruh yang akan menjadi
sebuah ide. Dari hasil seni mengamati
inilah yang akan menjadi cikal bakal dari
sebuah angan-angan untuk merekam
obyek tersebut untuk menjadi sebuah
foto. Seiring dengan perkembangan
zaman yang semakin maju dan mulai
berkembangnya kontemporer, serta
muncul berbagai panorama realitas baru,
yang ter-cipta akibat pamadatan,
peringkasan, pengecilan, dan percepatan
dunia, yang dikenal dengan istilah digital.
Fotografi potret lazimnya di
dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
gambar manusia, yang dibuat dengan
kamera. Akan tetapi istilah potret, yang
diterjemahkan dari kata asing “Portrait”
mempunyai pe-ngertian khusus, portrait
atau diejakan dalam bahasa Indonesia
potret, adalah foto manusia yang
menampilkan watak pribadi seseorang
(Soelarko,1977:1).
Meskipun percepatan dunia sudah
kian maju dan sulit untuk diprediksi
kedepannya, dan kehadir-an kamera
digital yang begitu canggih sudah
merambah sampai ke plosok negeri ini,
ternyata kehadiran foto hitam putih dirasa
masih sangat perlu untuk dipelajari.
Dunia foto hitam putih memang
mempunyai keunikan tersenidiri, baik
dari segi pemotretan sampai pada proses
pencetakannya, dan hal inilah yang
menjadi daya tarik untuk mengenal dunia
hitam- putih.
TINJAUAN PUSTAKA
Estetika dalam Fotografi
Seni fotografi sebagai bentuk karya
visual 2 dimensi, telah memperkaya
keragaman seni rupa. Fotografi termasuk
dalam karya seni rupa karena dalam
pencarian gambar, juga memperhatikan
unsur-unsur estetik. Nilai estetika
merupakan tujuan utama dalam proses
penciptaan setiap karya seni, yang
diupayakan sedemikian rupa sehingga
karya seninya dapat dinilai dan dinikmati
karena nilai keindahan dalam karya
tersebut.
Estetika dalam fotografi tentunya juga
berkaitan dengan berbagai macam teknik,
baik yang bersifat teknikal peralatan
maupun yang bersifat teknik proses
pemotretan dalam menggunakan
peralatan yang ada.
Makna dalam Fotografi
Foto adalah suatu pesan suatu pesan yang
dibentuk oleh sumber emisi, saluran
transmisi, dan titik resepsi. Dalam
fotografi, terdapat gambar-gambar
imajinatif yang diabadikan. Semua foto
adalah dari masa lalu yang diabadikan,
yang menyajikan dua pesan yaitu: pesan
menyangkut peristiwa yang diprotret, dan
menyangkut diskontinuitas. Sebuah foto,
10
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
membekukan momen seolah-olah
merupan imaji yang tersimpan.
Penciptaan karya fotografi bisa
didasarkan untuk berbagai kepentingan
dengan menyebutnya sebagai medium
penyampaian pesan. Sebuah karya
fotografi yang dirancang dengan konsep
tertentu, dengan memilih objek foto yang
diproses dan dihadirkan bagi kepentingan
fotografer sebagai luapan ekspresi
artistiknya, sehingga karya tersebut bisa
menjadi sebuah karya fotografi ekspresi.
PEMBAHASAN
Proses Pemotretan
Proses pemotretan adalah bagian
dari sebuah proses yang juga memegang
perananan penting dan perlu dicermati.
Pemahaman tentang sebuah teori
pemotretan tidaklah cukup dalam
pengambilan sebuah gambar atau objek,
sebab fotografer juga dituntut untuk
menguasai alat (camaera) yang akan
digunakan dalam pemotretan tersebut.
Pemakain kamera analog tentulah tidak
terlepas dari beberapa prinsip dan teori-
teori yang akan mendukung untuk bisa
mencapai sebuah hasil yang baik dan
benar seperti : bagaimana memegang
kamera, bagaimana cara membuka
diafragma dan bagaimana mengukur
cahaya dengan baik dan benar, maka dari
itulah sebagain orang masih menganggap
memakai kamera poket dirasakan lebih
mudah karena tidak dituntut untuk
memperhitungkan hal di atas tadi lebih
rinci. Pengukuran zona sangatlah erat
hubungannya asa film, lighmeter, fokus,
depth of fied, kecepatan dan bukaan rana.
Untuk membuat karya foto hitam putih,
seorang fotografer tidak cukup hanya
mengandalkan lighmeter saja, tetapi juga
perlu menguasai zona dan teknik
bracketting.
Foto hitam putih, dapat juga
disebut dengan istilah fotografi
monokrom. Fotografi ini cocok
digunakan untuk foto jurnalis, portrait,
wedding, yang dapat menciptakan kesan
klasik, histori dan apa adanya. Dalam
mengabadikan foto hitam putih, harus
memperhatikan kontras dari
pencahayaan. Foto hitam putih, akan
memaksa fotografer untuk lebih jeli
melihat bentuk daripada warna.
Langkah-langkah Pemotretan
Pertama kali yang perlu diketahui
adalah lighmeter pada kamera
mengidikasikan bahwa intesitas cahaya
paling terang pada obyek dianggapnya
sebagai abu-abu. Sebab lighmeter
berfungsi untuk mengukur obyek secara
global dari semua bidang yang terlihat
dalam viewfinder. Dalam foto hitam
putih, cahaya yang paling terang atau
setengah terang dianggap sebagai abu-
abu, sedangkan bagian yang gelap
diabaikan.
Masuknya cahaya yang terserap
film akan berpengaruh terhadap
pengikisan emulsion pada film. Oleh
karena itu dengan pencahayaan yang
optimal akan mengahsilkan pengikisan
emulsi dengan gradasi yang baik,
sehingga foto yang dihasilkan juga akan
baik.
Obyek yang ditampilkan disini
adalah figure seorang ibu. Ibu merupakan
orang tua, perempuan seorang anak baik
melalui hubungan biologis maupun sosial
umumnya, ibu memiliki peranan yang
sangat penting dalam membesarkan anak,
dan panggilan ibu dapat diberikan untuk
perempuan yang bukan orang tua
kandung (biologis) dari seseorang yang
mengisi peranan ini. Contohnya adalah
pada orang tua angkat (karena adopsi).
Bahkan ada kisah tentang betapa
mulianya dan sakralnya seorang ibu
seperti : sorga ada ditelapak kaki ibu.
Surga, tempat akhir dan impian
kehidupan manusia ada di bawah telapak
kaki ibu, penghormatan yang sangat luar
biasa bagi para ibu.
Menurut Elizabet B. Hurlock
(2007:125) pera ibu dalam rumah tangga
11
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
dapat dilihat dari beberapa dimensi,
yaitu:
1. Dimensi Biologis
Melalui lembaga “nikah”, kebutuhan
naluriah yang pokok dari manusia
(yang mengharuskan dan mendorong
adanya hubungan antara pria dan
wanita) tersalurkan secara terhormat
sekaligus memenuhi panggilan moral
yang ditegaskan oleh agama. Makna
biologis adalah menyalurkan naluri
biologis yang dimiliki oleh setiap
manusia untuk bersama-sama
melangsungkan keturunan.
2. Dimensi Ekonomis
Peranan ini menurut seorang ibu
disamping sebagai manjer keuangan
dalam rumah tangga juga diharapkan
dapat membantu memperoleh
tambahanpendapatan.munculnya
wanita karir pada dasarnya memenuhi
rasa keterpanggilan isteri untuk
membantu suaminya memperoleh
pendapatan lebih, membantu keuangan
rumah tangga sehingga dapat
memenuhi seluruh kebutuhan hidup.
3. Dimensi Budaya
Rumahtangga merupakan unit terkecil
dari masyarakat. Lingkungan ini
menawarkan model-model budaya
yang siap untuk diwariskan kepada
anggota keluarganya. Sopan santun
dalam berbicara, adat-istiadat
bertingkah laku, adat bergaul
merupakan item-item yang diwarisi
orang tua kepada anak-anaknya. Di
dalam rumah akan terjadi transfer of
culture.
4. Dimensi Sosial
Peran ini menuntut seorang ibu untuk
beraktivitas disamping mampu
memberikan jiwa sosial kepada anak
juga menjadi panutan dan
ujungterdepan dalam proses sosialisasi
keluarga terhadap masyarakat. Ibu-ibu
sering bertandang ke tetangga,
keluarga dan masyarakat.
5. Dimensi Spritual
Dimensi spiritual me-rupakan dimensi
yang fundamental dalam kehidupan
manusia. Ibu sebagai guru yang
pertama dan utama memiliki peran
dalam memberikan kebiasaan ber-
perilaku yang berbeda dalam norma-
norma agama sehingga anak memiliki
pemahaman, penghayatan dan
pengamalan keagamaan yang baik dan
konsisten (religion experience:
pengalaman keagamaan, religion
action: aktivitas keagamaan, and peak
religion: puncak kenikmatan
beragama).
Dalam mewujudkan ide dan konsep
ini, kebetulan pemotretan waktu cahaya
matahari sangat baik, dan ini sangat
membantu dalam pengukuran cahaya.
Seperti terlihat pada foto dibawah ini:
Bagian pertama yang dibidik adalah
bagian yang paling terang dari objek
tersebut. Foto seorang ibu minum teh ini
saat itu yang tertangkap oleh lightmeter
adalah pada posisi normal dengan
diafragma f/11 kecepatan 1/60 sec,
sedangkan ASA film yang digunakan
adalah ASA 200. Setelah pengukuran
12
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
pada bagian yang paling terang dan
paling gelap, namun objek utama masih
terlihat dengan jelas dengan
memperhatikan pencahayaan, komposisi,
kontras dan sudut pengambilannya.
Sedangkan pada foto ibu-ku dengan
menggunakan bukaan diafragma f/22
yang bertujuan untuk menghasilkan dof
luas, serta memperhatikan komposisi,
pen-cahayaan, ruang gerak, warna,
tekstur, garis, kontras, sehingga tercipta
karya seni fotografi yang penuh dengan
nilai estetis.
PENUTUP
Seni fotografi berasal dari seni
mengamati objek, yang nantinya menjadi
sebuah ide dan cikal bakal dari sebuah
angan-angan untuk merekam objek
tersebut menjadi sebuah karya foto yang
memiliki nilai estetis. Dalam dunia
fotografi, ada istilah foto monokrom,
yaitu foto hitam putih. Untuk
mendapatkan gambar hitam putih yang
menarik adalah dengan mampu
membayang-kan subjek yang berwarna
ke dalam kondisi hitam putih. Dalam
mengabadikan foto hitam putih, harus
memperhatikan kontras dari
pencahayaan, serta lebih jeli melihat
bentuk daripada warna objek yang akan
difoto.
DAFTAR PUSTAKA
Djelantik, A.A.M. 2004. Estetika :
sebuah pengantar. Bandung :
Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia.
Nugroho, R. Amien. 2006. Kamus
Fotografi. Yogyakarta : penerbit
Andi.
Hurlock, Elisabet B. 2007. Psikologi
Perkembangan. Edisi kelima,
Jakarta: Erlangga.
Soelarko.RM. 1985. Pengantar Foto
Jurnalistik.Bandung: PT. Karya
Nusantara.
13
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
MELUKIS TANPA CAT DAN KUAS
Dudyk Arya Putra, S.Sn., M.Sn.
Dosen Desain Komunikasi Visual
Sekolah Tinggi Desain Bali
email : [email protected]
ABSTRAK
Masyarakat pada umumnya tidak dapat terlepas dari dunia fotografi untuk dapat
mengabadikan momen atau kegiatan sebagai sebuah catatan bergambar. Namun untuk
menghasilkan foto yang memiliki nilai estetis, tentunya memerlukan teknik-teknik dengan
proses eksperimentasi untuk mewujudkannya. Dengan teknik fotografi, dapat membuat
lukisan tangpa menggunakan alat-alat lukis, salah satunga adalah teknik light painting.
Teknik light painting dalam fotografi, yaitu memanfaatkan cahaya, atau dengan kata lain,
menjadikan cahaya atau sumber cahaya menjadi objek estetis dalam karya foto.
Kata Kunci : fotografi, teknik fotografi, light painting
1. PENDAHULUAN
Dunia Fotografi saat ini telah
mengalami perkembangan. Masyarakat
pada umumnya tidak dapat terlepas dari
dunia fotografi untuk dapat
mengabadikan momen atau kegiatan
sebagai sebuah catatan bergambar. Dunia
fotografi saat ini bukanlah hal yang asing
lagi, namun untuk menghasilkan karya
fotografi yang menarik, tentunya
memerlukan teknik-teknik tertentu.
Selain mengetahui teknik, salah
satu hal penting dalam fotografi adalah
cahaya, baik cahaya yang berasal dari
alam (sinar matahari), ataupun cahaya
buatan (lampu, obor dan lain-lain.).
Untuk menghasilkan karya foto yang
mengandung nilai keindahan, tentunya
harus melalui tahapan atau proses
bereksperimen untuk menciptakan
gambar dengan teknik fotografi. Tidak
tertutup kemungkin-an bahwa setiap
objek dipotret beberapa kali sebagai
proses eksperimentasi dengan berbagai
sudut pandang, kecepatan penutup rana
dan paduan cahaya.
Salah satu teknik fotografi yang
memerlukan proses eksperimen untuk
menghasilkan karya yang maksimal
adalah teknik “light painting”. Teknik
light painting dalam fotografi, merupakan
“melukis” dengan menggunakan cahaya,
atau dengan kata lain, menjadikan cahaya
atau sumber cahaya objek foto. Bentuk
dari light painting tersebut dibuat sesuai
dengan keinginan atau kreativitas dari
fotografer itu sendiri. Teknik ini biasa
dilakukan pada malam hari atau dalam
kondisi yang cukup gelap dengan
menggerakkan sumber cahaya, seperti
lampu, lilin, obor dan lain-lain.
Tinjauan Pustaka
Fotografi
Fotografi merupakan alat perekam
gambar atau seni yang pengolahan dan
pengerjaannya dengan memakai kamera
foto. Fotografi juga mengalami
perkembangan, yang tentunya tidak
terlepas dari warisan kebudayaan yang
dilakukan oleh para fotografer
sebelumnya. Hal-hal yang dilakukan oleh
fotografer, tidak hanya sekedar memotret
namun mencoba untuk menuangkan ide
kreatif, filosofi dan perspektif tentang
kehidupan lewat potret.
14
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
Cahaya sebagai Pendukung Estetik
dalam Fotografi
Dunia Fotografi tentunya tidak terlepas
dari nilai dan kaidah estetika. Estetika
merupakan ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang berkaitan dengan
keindahan. Salah satu unsur pendukung
estetika dalam fotografi yaitu sinar atau
cahaya. Sinar atau cahaya dapat berasal
dari matahari, atau cahaya buatan, seperti
lampu atau cahaya api. Dengan bantuan
cahaya, dapat menghasilkan foto yang
menarik dengan menampilkan warna-
warna benda atau objek. Selain itu,
cahaya juga dapat menciptakan suasana
dalam fotografi.
2. PEMBAHASAN
Pernahkah kalian mem-bayangkan
melukis tanpa menggunakan cat dan
kuas, bahkan tanpa menggunakan alat
lukis apa pun? Terdengar tidak masuk
akal, tapi itulah yang akan coba kita
lakukan.
Fotografi secara etimologis berasal
dari kata photos dan graphos yang berarti
melukis dengan cahaya. Dengan teknik
“light painting” kita benar-benar bisa
melukis dengan cahaya. Secara teknis
light painting sangat mudah dilakukan.
Kreativitas adalah kunci utama untuk
menghasilkan sebuah karya light painting
yang menarik.
Light painting merupakan salah
satu teknik yang bisa diaplikasikan dalam
kreativitas menggunakan long exposure
(membuka shutter dalam waktu lama).
Sebenarnya ada 2 teknik kreatif dalam
permainan long exposure, yakni “slow
speed” dan “movement”. Dalam slow
speed kita mengatur kamera pada speed
(kecepatan) rendah, kemudian kamera
digerakan saat memotret objek.
Gambar 1. teknik slow speed
“Red Line” F.11 | S. 1/10s | iso.500 | 17mm
|Nikon d300s
I Putu Dudyk Arya Putra M.Sn
Teknik slow speed me-mungkinkan
kita untuk menampilkan kesan gambar
yang bergerak, kita bahkan bisa
mendapatkan bentuk-bentuk menarik dan
unik tergantung dari cara kita
menggerakan kamera saat memotret.
Masih dengan memanfaatkan long
exposure, teknik movement memberikan
ruang sangat luas untuk kreativitas.
Fotografer sering memanfaatkan teknis
ini dalam memotret jalanan di malam
hari, menghasilkan gambar dengan
komposisi cahaya yang dinamis.
Gambar 2. teknik movement
“Raja Jalanan” F.11 | S. 1/10s | iso.500 |
17mm |Nikon d300s
I Putu Dudyk Arya Putra M.Sn
Tidak hanya dengan me-
manfaatkan objek yang bergerak secara
alami, kita juga bisa melakukan hal yang
lebih merangsang kreativitas, yakni
dengan teknik light painting. Light
painting memungkinkan kita sebagai
15
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
fotografer terlibat secara langsung dalam
menghasilkan objek yang akan kita foto,
dengan kata lain, kita dapat melukis
dengan cahaya.
Light painting dilakukan membuka
shutter dalam waktu lama (long
exposure), memotret dalam kegelapan
dan mengarahkan sumber cahaya pada
beberapa titik objek foto sepanjang
shutter terbuka. Kita menggunakan
sumber cahaya sebagai kuas untuk
melukis dengan menerangi beberapa area
atau titik pada objek, sehingga hanya
daerah tersebut yang terekam di foto.
Kita juga bisa berkreasi dengan
membentuk sebuah pola cahaya yang
unik, semua tergantung keinginan dari si
fotografer itu sendiri.
Gambar 3. teknik light painting
“Goyang” F.11 | S. 1/10s | iso.400 | 24mm
|Nikon d300s
I Putu Dudyk Arya Putra M.Sn
Gambar 4. teknik light painting
“Fire Dance” F.8 | S. 1/10s | iso.400 | 24mm |
Nikon d300s
I Putu Dudyk Arya Putra M.Sn.
Apa saja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sebuah foto light
painting?
Pertama, kita butuh sebuah kamera
dengan kontrol manual terutama yang
dilengkapi dengan mode bulb. Mode ini
memungkinkan waktu exposure yang
lama, diatas 30 detik bahkan sepanjang
shutter ditekan. Kedua kita butuh sebuah
tripod untuk menjaga kamera ada di
posisi tetap stabil. Ketiga, kita butuh
sumber cahaya, seperti senter, lampu,
flash eksternal, lilin, dan lain-lain. Makin
beragam sumber cahaya maka makin
banyak opsi kreatif kita. Keempat, kita
butuh shutter release bila tidak ada orang
yang bisa kita berdayakan untuk
membantu memencet tombol shutter atau
membantu menggerakan sumber cahaya.
Teknik light painting memang agak sulit
dilakukan tanpa bantuan orang lain.
Bagaimana proses light painting?
Foto light painting bisa dicapai
dengan banyak cara, berikut adalah cara
yang paling mudah.
1. Carilah tempat yang gelap, kalian
bisa melakukannya di dalam ruangan
di malam hari dengan lampu
dimatikan. Jika kalian mau
mencobanya di luar ruangan,
usahakan tidak ada sumber cahaya
lain yang mungkin ikut terekam ke
dalam foto.
2. Tentukan obyek foto yang akan
sinari, lalu tentukan bagaimana anda
akan menyinarinya. Alternatif lain
adalah dengan memotret pola sumber
cahaya, kalian bisa mencoba dengan
menggunakan lampu senter/sumber
cahaya terarah lain yang digerakan
sesuai dengan pola yang kalian
inginkan.
3. Gunakan apperture yang moderat,
antara f/4 sampai f/8 sebagai pilihan
awal. Tenang saja, ini hanya untuk
memudahkan percobaan. Setelahnya
kalian bebas berkreasi dengan
apperture.
16
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
4. Gunakan kabel release shutter lalu
kunci di posisi lock, atau
manfaatkanlah bantuan dari teman
untuk memencet tombol shutter
selama proses light painting.
5. Sekarang, mulailah mengguna-kan
sumber cahaya sesuai dengan
keinginan kalian. Kalian bisa
menerangi beberapa titik objek atau
menggerakan sumber cahaya sesuai
dengan pola yang diinginkan.
6. Jangan berdiri diantara posisi lensa
dan sumber cahaya. Adanya objek
lain di depan lensa akan
menghasilkan gangguan dalam foto,
seperti munculnya siluet yang tidak
diinginkan.
7. Berkreasilah dengan waktu
penyinaran. Kalian bisa mengatur
berapa lama sebuah objek disinari,
perbedaan waktu ini akan
menghasilkan perbedaan gelap
terang dalam foto.
8. Setelah selesai melukis, lepas tombol
shutter atau kabel release dan lihatlah
foto yang kalian hasilkan.
Gambar 6. foto light painting
“Goyang” F.11 | S. 1/5s | iso.400 | 17mm
|Nikon d300s
I Putu Dudyk Arya Putra M.Sn.
3. PENUTUP
Untuk menghasilkan karya foto yang
mengandung nilai keindahan, tentunya
harus melalui tahapan atau proses
bereksperimen untuk menciptakan
gambar dengan teknik fotografi. Salah
satu teknik fotografi yang memerlukan
proses eksperimen untuk menghasilkan
karya yang maksimal adalah teknik “light
painting”. Dalam permainan light
painting, dibutuhkan beberapa kali
percobaan sampai benar-benar
menemukan hasil akhir yang diinginkan.
Terus lakukan percobaan dengan
mengatur diafragma, berkreasi dengan
sumber cahaya dan pola pergerakan
cahaya. Kreativitas dan eksperimen
adalah kunci utamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditiawan, Rangga. 2014. Fotografi
untuk Pemula dan Orang Awam.
Jakarta : Dunia Komputer.
Djelantik.2008. Estetika Sebuah
Pengantar. Jakarta : Masyarakat
Seni Pertunjukan Indonesia.
Sugiarto, Atok. 2006. Indah itu Mudah :
Buku Panduan Fotografi. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
Susanto, Mike. 2012. Diksi Rupa :
Kumpulan Istilah & Gerakan Seni
Rupa. Yogyakarta : DictiArt Lab.
17
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
DAYA TARIK KARIKATUR
SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN PESAN
YANG BERSIFAT HUMORIS
Agung Wijaya, S.Sn., M.Sn.
Dosen Desain Komunikasi Visual
Sekolah Tinggi Desain Bali
email : [email protected]
ABSTRAK
Karikatur merupakan salah satu karya seni yang masuk dalam ranah komunikasi
visual yang sangat efektif dalam penyampaian pesan dalam dinamika sosial yang terjadi
di masyarakat. Dalam karikatur yang baik harus adanya penggabungan antara seni dalam
mengekpresikan karakter serta ketajaman dan kecerdasan dalam menanggapi fenomena
yang sedang terjadi di masyarakat yang dikemas dengan humoris.
Kata kunci : karikatur, komunikasi visual, humoris.
PENDAHULUAN
Komunikasi visual merupakan cara
penyampaian suatu informasi yang
menggunakan unsur dasar tata rupa
sebagai kekuatan utamanya dalam
menyampaikan komunikasi. Unsur dasar
visual tersebut ialah segala sesuatu yang
dapat dilihat dan dapat diterapkan atau
dipakai untuk menyampaikan arti,
makna, serta pesan yang ingin
disampaikan dan salah satu unsur tersebut
adalah ilustrasi atau gambar. Ilustrasi
merupakan salah satu unsur yang
berperan penting dalam media
komunikasi visual, adanya unsur ilustrasi
bukan hanya sekedar pelengkap atau
penjelas teks, tetapi menjadi sesuatu yang
sifatnya lebih dominan sebagai unsur
visual yang berdiri sendiri.
Kebanyakan orang ingin untuk
menerima atau mendapatkan informasi
dengan cepat, dan mudah tanpa harus
membaca terlalu banyak informasi yang
disampaikan. Oleh karenanya Informasi
dengan media gambar lebih disukai
dibandingkan dengan informasi teks atau
tulisan saja. karena menatap gambar jauh
lebih mudah dan sederhana dibandingkan
media tulisan yang perlu waktu lebih
untuk membaca dan mengerti isi pesan
yang dimuat.
Karikatur merupakan salah satu
media yang mengutamakan kekuatan
gambar dalam menyampai-kan pesan.
Gambar yang dibuat merupakan potret
wajah yang dilebih-lebihkan agar
berkesan distortif serta pesan yang
disampaikan dalam media kariakatur
mempunyai ungkapan kritis yang
dikemas secara humoris dan merupakan
fenomena-fenomena yang sedang terjadi
di masyarakat. Karikatur merupakan
salah satu karya seni yang dapat
dijadikan rujukan untuk memahami
dinamika sosial yang sedang terjadi
dalam masyarakat. Namun mengingat
karya seni itu berupa gambar yang tidak
secara langsung bisa diserap oleh
pembaca, maka untuk memahaminya
pembaca perlu mengikuti per-kembangan
yang sedang terjadi.
18
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Penyampaian Pesan
Karikatur biasanya disajikan dengan
humoris dalam penyampaian pesan-nya.
Dalam penyampaian sebuah pesan,
diperlukan sebuah daya tarik, salah
satunya adalah dengan daya tarik humor.
Humor efektif dalam penyampaian pesan
karena beberapa hal, yaitu :
- Humor merupakan metode yang
efektif untuk menarik perhatian.
- Humor tidak merugikan secara
keseluruhan.
Ilustrasi
Ilustrasi merupakan seni gambar yang
dimanfaatkan untuk memberi penjelasan
suatu maksud atau tujuan secara visual.
Ilustrasi dapat berfungsi sebagai
cerminan dari narasi yang ada dalam teks
atau ilustrasi tersebut merupakan teks itu
sendiri.
Ilustrasi selain berfungsi sebagai artistik,
juga dapat memberi arti dan simbol
tertentu. Ilustrasi dalam
perkembangannya, tidak hanya sebagai
sarana pendukung cerita, tetapi dapat
juga sebagai pengisi ruang kosong dalam
majalah, koran, tabloid, dan lain-lain
dengan berbagai bentuk, seperti : seni
sketsa, lukis, grafis, desain, kartun, dan
karikatur.
Karikatur
Karikatur merupakan ilustrasi yang
mengandung pesan atau sindiran yang
terbentuk dari proses deformasi atas figur
aslinya. Karikatur umum-nya terdapat
dalam media massa yang dianggap
sebagai sebuah pedang opini, kritik atau
sikap politik yang tak kalah efektif
dibandingkan dengan kritik dalam bentuk
karya tulis atau sastra.
PEMBAHASAN
Sejarah Perkembangan Karikatur
Karikatur, berasal sari kata caricare
(bahasa Itali) yang makna-nya memberi
muatan atau tambahan ekstra. Arti
karikatur yang sebenar-nya adalah potret
wajah yang diberi muatan lebih yang
berkesan distortif, namun secara visual
masih dapat dikenali objeknya.
Karikatur dibedakan dari kartun
karena karikatur tidak membentuk cerita
sebagaimana kartun, namun karikatur
dapat menjadi unsur dalam kartun,
misalnya dalam kartun editorial. Orang
yang membuat karikatur disebut sebagai
karikaturis.
Menurut T. Susanto (1996:39)
karikatur merupakan alat yang paling
mudah dan cocok untuk menggambarkan
suatu realitas yang terjadi dalam
masyarakat. Pesan yang disampaikan
dalam karikatur mempunyai ungkapan
yang kritis terhadap berbagai
permasalahan yang dikemas secara
humoris. Beberapa tema yang diangkat
dalam karikatur cukup beraneka ragam,
mulai cinta, perang, politik, ekonomi,
budaya, Olahraga sampai ke kehidupan
sehari-hari.
Karikatur banyak digunakan
sebagai media kritik sosial yang dimuat
pada rubrik-rubrik khusus pada surat
kabar atau majalah yang menggambarkan
potret tokoh terkenal atau figur dimata
masyarakat, baik itu seniman, politikus,
budayawan, Negarawan dan orang-orang
yang karena peristiwa tertentu menjadi
pusat perhatian. Namun belakangan ini
karikatur tidak lagi khusus digunakan
sebagai media kritik sosial yang
menggambarkan figure tokoh masyarakat
tetapi karya karikatur sudah mencakup
seluruh lapisan masyarakat untuk
digunakan sebagai media seni pajangan
sebagi koleksi pribadi.
Karikatur Di Barat
Karikatur merupakan salah satu
bentuk seni lukis baru yang berkembang
di Inggris, Karikaturis Inggris yang
terkenal pada saat itu adalah James
Gillray, Thomas Rowlandson dan George
Cruikshank yang menggabungkan unsur
19
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
karikatur dengan kartun menjadi kartun
satire.
Pada tahun 1830-an karya-karya
mereka kemudian diekspor ke Prancis
dalam mingguan La Caricature dan
harian Le Charivaric yang keduanya
dipimpin oleh Charles Philipon.
Dua terbitan Charles Philipon
tersebut membuat Prancis menjadi pusat
baru perkarikaturan. Sejumlah karikaturis
terbaik pada zaman itu dipekerjakan oleh
Philipon; Paul Gavarni, J.J. Grandville,
dan terutama Honoré Daumier, yang
dianggap sebagai salah satu seniman
paling terampil dalam sejarah karikatur.
Baik Philipon maupun Daumier pernah
ditahan akibat karikatur mereka
mengkritik pemerintahan raja Prancis
saat itu, Louis-Philippe. Philipon meng-
gambar potret Raja Louis-Philippe yang
bermetamorfosis menjadi buah pir dan
Daumier sendiri pertama kali diadili
karena Gargantua, kartun karyanya yang
mengkarikaturkan Louis-Philippe sebagai
raksasa yang memakan uang rakyat.
Karikatur sebagai “seni khusus”
gambar distortif wajah dan figur tokoh
masyarakat kemudian menyebar ke
media lain, yaitu patung, dimulai dari
patung-patung karikatur karya Jean-
Pierre Dantan. Gaya patung Dantan ini
sangat mempengaruhi para seniman
karikatur, sehingga mereka pun
menciptakan patung-patung kepala
penyanyi, penulis, pemusik dunia
terkenal dan banyak aktor terkenal dari
Comédie-Française. Bentuknya mungil
dan menjadi sangat diminati, dipakai
sebagai hiasan ujung tongkat, pegangan
kayu, topeng, dan alat permainan lainnya.
Karikatur Di Indonesia
Di Indonesia, sebagian besar
karikaturis adalah kartunis dimana karya
karikaturnya tak ubahnya seperti potret
dengan distorsi wajah yang kurang
menonjol dan banyak yang hanya
mempermainkan proporsi anatomi saja,
seperti kepala lebih besar dari tubuh,
hidung yang dimancungkan dll. Jika
mencapai tingkat kemiripan, meski boleh
dikatakan memadai, namun ia sebenarnya
belum memvisualkan potret karikatural,
melainkan masih berkutat pada realisme.
Thomas Aquino Lionar (alm.) merupakan
orang pertama kali menggarap potret
karikatural sesuai dengan arti yang
sebenarnya. Ismail Saleh menteri
kehakiman waktu itu dikarikaturkan
sehingga lebih mirip monyet ketimbang
wajah aslinya. Atau juga karikatur Ali
Said yaitu Jaksa Agung yang menggiring
asosiasi orang kepada wajah kuda.
Augustin Sibarani merupakan
salah satu karikaturis yang masih eksis
berkarya sejak tahun 1950 hingga 196.
Namanya menjadi sangat menonjol dan
mucul setelah menjadi seniman karikatur
politik tetap di Bintang Timur tahun
1957. Karena perubahan situasi politik,
Sibarani tak mendapat tempat di media
massa, bersama dengan dibubarkannya
berbagai organisasi dan media berhaluan
kiri. Baru pada tahun 1998 pada usia nya
yang meranjak 73 tahun,yang sudah
cukup tua untuk berkarya tetapi Sibarani
diam-diam menyebarkan karikatur
politiknya dalam bentuk fotokopian
ukuran A3. Fotokopi itu beredar luas
hingga ke Prancis dan Amerika, dan
beberapa dimuat dalam terbitan jurnal
disana. Setelah masa reformasi Sibarani
pernah sebentar berkarya karikatur di
majalah dan menerbitkan buku karikatur
berjudul “Karikatur dan Politik” tahun
2001.
Daya Tarik Humoris Dalam Pesan
Karikatur
Banyak cara dalam me-nyampaikan
sebuah pesan dalam bentuk media
gambar salah satunya dengan daya tarik
humoris. Gaya dalam mengeksekusi
pesan dengan daya tarik humoris banyak
dilakukan, karena dengan humor sangat
mudah untuk menarik perhatian, mudah
dikenal dan mudah diingat dari pesan
yang akan disampaikan. Tidak dapat
20
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
dipungkiri bahwa unsur gambar
merupakan daya tarik utama dalam
menarik perhatian pembaca, apalagi
unsur gambar tersebut dikemas secara
kreatif seperti halnya karikatur.
Tentang karikatur sendiri, dalam
Encyclopedie Internasional, karikatur
didefinisikan sebagai sebuah “satire”
dalam bentuk gambar atau patung.
Adapun dalam Encyclopedie Britaninica,
karikatur didefinisikan sebagai
penggambaran seseorang, suatu tipe, atau
suatu kegiatan dalam keadaan terdistorsi
biasanya suatu penyajian yang diam dan
dibuat berlebih-lebihan.
Disimpulkan bahwa sebuah
karikatur mesti dilukiskan dengan
mengandung dua ciri yaitu, adanya satire
dan distorsi. “Satire” di sini diartikan
sebagai gaya bahasa untuk menyatakan
sindiran terhadap suatu keadaan atau
seseorang atau tepatnya sebuah ironi,
suatu tragedi-komedi atau suatu parodi.
Karena itu, di dalamnya dapat
mengandung sesuatu yang janggal,
“absurd”, yang bisa menertawakan.
Sedangkan distorsi berarti melebih-
lebihkan atau menyalahi anatomi agar
memiliki kesan humoritis sehingga
menjadi lebih indah dari aslinya.
Karikatur sebagai media
komunikasi visual sangat efektif
digunakan sebagai media penyampai
pesan dalam bentuk media gambar.
Menurut Wilbur Schramm di dalam
bukunya “The Process and Effects of
Mass Communication”, menjelaskan 4
syarat untuk komunikasi yang berhasil,
yaitu :
1. Pesan harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga dapat menimbul-kan
perhatian.
2. Pesan harus dirumuskan sebegitu rupa,
sehingga dapat mencakup pengertian
yang sama dan lambang-lambang
yang di-mengerti.
3. Pesan harus dapat menimbulkan
kebutuhan pribadi dan menyaran-kan
bagaimana kebutuhan itu dapat
dipenuhi.
4. Pesan tadi yang bagaimana kebutuhan
dapat dipenuhi harus sesuai dengan
situasi penerima komunikasi ketika
itu.
Dalam pesannya karikatur identik
menggunakan atau menyisipkan
humoristik untuk menyampaikan pesan
yang biasanya berupa kritikan. Apakah
humor itu efektif atau humor macam apa
yang berhasil, itu tergantung dari sejauh
mana masyarakat mengikuti fenomena
dan mempersepsikannya.
Dalam Buku Aplikasi Desain
Grafis Untuk Periklanan, hasil survey
menyebutkan bahwa humor akan efektif
jika digunakan untuk menarik perhatian
orang dan menciptakan kesadaran merek.
Beberapa hasil survey tersebut adalah :
1. Humor merupakan metode yang
efektif untuk menarik perhatian orang
terhadap iklan
2. Humor tidak merugikan secara
keseluruhan
3. Humor tidak memberikan terhadap
non humor untuk meningkatkan
persuasi
4. Humor menyempurnakan kesukaan
baik terhadap iklan maupun merek
yang diiklankan
5. Humor akan lebih berhasil digunakan
untuk mempertahan-kan daripada
untuk mem-perkenalkan produk.
Humoris sangat menempel pada
karakter dari karya karikatur Untuk itu,
pembaca diajak berpikir, merenungkan,
dan memahami pesan-pesan yang
terdapat dalam gambar karikatur. Melalui
media visual, kritikan-kritikan yang
disampaikan secara jenaka tidak begitu
dirasa melecehkan atau mempermalukan.
Bahkan, seringkali gambar terkesan lucu,
sehingga membuat para pembaca
tersenyum dan tertawa karena
mengandung unsur humor. Pejabat
pemerintah atau tokoh masyarakat yang
menjadi objek karikatur pun tidak
tersinggung, tetapi justru sebaliknya
21
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
merasa senang karena dirinya diangkat ke
permukaan oleh karikaturis. (Sobur,
2003:140).
Contoh Karikatur
Gambar 1. Karikatur Politik
sumber : forum.detik.com
Gambar 2. Karikatur Pendidikan
sumber : gambarlucu.com
Gambar 3. Karikatur Politik
sumber : saharalaptop.blogspot.com
KESIMPULAN
Salah satu ciri gambar karikatur
adalah jenaka sebuah karya karikatur
secara visual harus mampu menyuguhkan
lelucon atau humor dengan media
gambar. Karya karikatur harus memenuhi
syarat untuk memancing tawa. Sebagai
karya seni dalam menyampaikan pesan,
ada empat hal yang harus diperhatikan
dalam karikatur, pertama harus informatif
dan komunikatif, kedua harus situasional
dengan pengungkapan yang hangat,
ketiga memuat kandungan humor,
keempat harus mempunyai gambar yang
baik.
Daftar Pustaka
Susanto, Mike. 2011. Diksi Rupa :
Kumpulan Istilah & Gerakan Seni
Rupa. Yogyakarta : DictiArt Lab.
Suyanto. 2004. Aplikasi Desain Grafis
untuk Periklanan. Yogyakarta :
ANDI.
www.forum.detik.com. Karikatur Politik-
Korupsi.
www.gambarlucu.com. Karikatur
Pendidikan-UN.
www.saharalaptop.blogspot.com.
Karikatur Politik-KPK.
22
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
EFEKTIVITAS PENEMPATAN IKLAN OUTDOOR
PADA TEMPAT UMUM
A. A. Sagung Intan Pradnyanita, S.Sn., M.Sn.
Dosen Desain Komunikasi Visual, Sekolah Tinggi Desain Bali
Email : [email protected]
Abstrak
Iklan merupakan bentuk promosi yang paling dikenal dan banyak digunakan oleh
perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk ditujukan kepada
masyarakat luas. Seiring dengan perkembangan teknologi, media promosi juga
mengalami perkembangan pada medianya dan unsur visual yang ditampilkan.
Berdasarkan penempatannya, media promosi dibedakan atas dua, yaitu media
promosi dalam ruangan (indoor) dan media promosi luar ruang (outdoor). Iklan
luar ruang (outdoor) telah mengalami mengalami berbagai macam inovasi yang
dilengkapi dengan efek gerakan atau efek yang mencolok. Iklan outdoor,
merupakan salah satu media komunikasi visual yang efektif digunakan untuk
promosi. Selain pemilihan media promosi yang menarik, penempatan iklan
outdoor yang strategis di tempat umum juga sangat berpengaruh dalam
mempromosikan suatu produk atau jasa.
Kata Kunci : iklan, iklan luar ruang, penempatan iklan.
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan perekonomian
suatu perusahaan, banyak ditentukan
oleh kegiatan-kegiatan periklanan.
Kegiatan periklanan bertujuan untuk
menunjang usaha penjualan barang
ataupun jasa/pelayanan dari suatu
perusahaan. Kegiatan periklanan
biasanya berkaitan dengan promosi.
Promosi merupakan suatu koordinasi
dari seluruh upaya yang dimulai
pihak penjual untuk membangun
berbagai saluran informasi dalam
menjual produk atau jasa dari suatu
perusahaan (Morissan, 2007 : 13).
Usaha perusahaan dalam mem-
promosikan barang atau jasanya
melalui media-media periklanan,
baik berupa media cetak ataupun
media elektronik.
Iklan dapat didefinisikan
setiap bentuk komunikasi mengenai
suatu organisasi, produk, jasa, servis,
ataupun ide yang dibayar oleh satu
sponsor. Iklan merupakan bentuk
promosi yang paling dikenal, dan
banyak digunakan oleh perusahaan
yang memproduksi barang dan jasa
ditujukan kepada masyarakat luas.
Media periklanan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu media
lini atas dan media lini bawah.
Perusahaan-perusahaan besar dalam
mempromosikan produknya banyak
yang memilih media promosi lini
atas, agar produk atau jasanya lebih
23
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
dikenal oleh masyarakat. Selain
media promosi lini atas dan lini
bawah, dilihat dari penempatannya,
media promosi dibedakan atas dua
yaitu media promosi dalam ruang
(indoor) dan media promosi luar
ruang (outdoor). Seiring dengan
perkembangan teknologi, media
promosi luar ruang juga mengalami
perkembangan pada jenis dan visual
yang ditampilkan. Salah satu contoh
adalah papan reklame. Reklame
bukannya lagi hanya dalam
pengertian sederhana seperti spanduk
dan sejenisnya, namun berkembang
baik dalam ukuran maupun bentuk
tampilan visualnya yang mengikuti
kemajuan teknologi itu sendiri.
Sebagai media iklan yang
ditampilkan di areal luar ruangan
(outdoor advertising) memiliki
berbagai macam tipe, bentuk yang
jumlahnya sangat banyak dan
beraneka ragam. Seperti : billboard
advertising, baliho, spanduk, neon
box, pylon sign, banner, videotron,
dll. Dari istilah dan nama diatas
sebenarnya memiliki fungsi yang
sama sebagai alat propaganda
promosi, hanya dari segi bentuk,
konstruksi, dan visualnya saja yang
memiliki perbedaan.
Pemasangan media promosi
luar ruang (outdoor) tentunya juga
harus sesuai dengan standar ukuran
media, tingginya dari permukaan
tanah, dan penempatannya harus
seiijin pemerintah daerah setempat.
Saat ini iklan luar ruang telah
mengalami berbagai macam inovasi,
yang dilengkapi dengan efek
gerakan, atau efek yang mencolok.
Iklan outdoor merupakan salah satu
media komunikasi visual luar ruang
yang efektif digunakan untuk
promosi. Selain pemilihan media
promosi yang menarik, penempatan
iklan yang strategis juga sangat
berpengaruh dalam mempromosikan
suatu produk atau jasa.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
bagi penulis dan masyarakat umum
adalah untuk
mengetahui efisiensi iklan luar ruang
(outdoor) dan penempatan yang
strategis.
Tinjauan Pustaka
Beberapa media luar ruang (outdoor)
yang digunakan untuk promosi :
Billboard advertising. Billboard adalah bentuk
promosi iklan luar ruang (outdoor
advertising) dan memiliki ukuran
yang cukup besar. Dalam arti yang
sebenarnya billboard adalah bentuk
poster dengan ukuran yang cukup
besar dan diletakkan tinggi di tempat
tertentu yang ramai dilalui orang.
Billboard termasuk model reklame
media luar ruang yang paling banyak
digunakan.
Perkembangan billboard
cukup pesat. Di era digital ini,
billboard pun menggunakan
teknologi baru sehingga muncullah
istilah yang disebut dengan digital
billboard. Ada juga mobile billboard
yaitu billboard yang berjalan ke sana
ke mari karena dipasang pada
kendaraan yang khususnya mobil
(iklan berjalan). Pada per-
kembangannya, billboard sudah ada
yang digital.
Di Indonesia, billboard
memiliki definisi sendiri, yaitu
reklame yang berbentuk bidang
dengan bahan terbuat dari kayu,
logam, fiberglas, kain, kaca, plastik,
dan sebagainya yang pemasangannya
24
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
berdiri sendiri, menempel bangunan
dengan konstruksi tetap, dan reklame
tersebut bersifat permanen. Jadi
papan iklan di atas toko pun masuk
kategori billboard.
Baliho. Selain billboard, di Indonesia
juga dikenal dengan sebutan baliho.
Perbedaannya terletak pada
permanen atau tidaknya tempat
billboard itu berdiri. Jika tempatnya
(berupa konstruksinya) sementara
atau semi permanen maka billboard
tersebut disebut baliho. Baliho
bahannya bisa berupa kayu, logam,
kain, fiberglas dan sebagainya.
Isinya merupakan informasi jangka
pendek mengenai acara (event)
tertentu atau kegiatan yang bersifat
insidentil.
Videotron Sebuah billboard yang pada
masanya mengalami kemajuan
dengan mengikuti teknologi yang
terus berkembang mengikuti jaman
dan tampil beda, yaitu dengan
menampilkan isi iklan berupa
gambar film atau video digital
sebagai media utamanya.
Stimuli Pemasaran
Kesuksesan produk ber-
gantung pada apakah pengembangan
produk dan stimuli pemasaran
menurut persepsi konsumen relevan
dengan kebutuhan mereka. Stimuli
pemasaran adalah semua bentuk
komunikasi atau stimuli fisik yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi
konsumen. Salah satu cara untuk
mempengaruhi konsumen adalah
dengan membuat iklan luar ruang
(penempatan iklan di tempat umum),
makin besar ukuran iklan, makin
besar kemungkinannya diperhatikan.
Metode Penelitian
Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di
beberapa jalan utama yang
terdapat di daerah Denpasar,
yang banyak terdapat media
promosi luar ruang, yang terletak
di Jl. Jenderal Soedirman dan di
Simpang Enam Jl Teuku Umar,
Denpasar.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
meliputi : studi pustaka,
observasi dan dokumentasi.
Teknik Analisa Data
Teknik analisa data meliputi :
mengumpulkan data, meng-
analisa, menarik kesimpulan dan
menyusun laporan.
PEMBAHASAN
Saat ini iklan luar ruang telah
mengalami inovasi perkembangan
yang mengikuti kemajuan teknologi,
seperti munculnya media outdoor
dengan menggunkan digital atau
dengan media elektronik. Iklan
Outdoor ini sangat efektif digunakan
dalam promosi, karena ttidak hanya
menampilkan gambar, tetapi
menampilkan video bergerak, dan
diberi efek-efek yang membuat iklan
tersebut jadi lebih menarik.
Media promosi outdoor
memiliki kualitas khusus yang
berbeda dengan dengan iklan
lainnya. Namun kedudukan dan
fungsi dari iklan outdoor lebih
berfungsi sebagai iklan pengingat
atau untuk mengingatkan khalayak
sasaran. Dilihat dari karakteristiknya,
efektifitas iklan outdoor dapat
dirangkum sebagai berikut :
Ukuran dan Dominasi : karena
ukuran yang cukup besar, maka
25
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
iklan outdoor dapat mendominasi
pemandangan dan mudah
menarik perhatian khlayak. Iklan
outdoor memiliki kemampuan
tampil dengan mencolok.
Warna : Kebanyakan media
promosi outdoor menggunakan
aneka warna, sesuai dengan
suasana pesan iklan yang ingin
disampaikan, dengan gambar
atau foto bahkan video yang
realistis, sehingga memudahkan
khalayak sasaran untuk
mengingat produk yang
dipromosikan.
Pesan-pesan singkat : karena
iklan outdoor dimaksudkan untuk
menarik perhatian orang-orang
yang sedang bergerak, dan iklan
hanya dilihat dari kejauhan, maka
kalimat atau pesan-pesan tertulis
terbatas pada slogan atau pesan-
pesan singkat, atau sekedar satu
nama yang sengaja dicetak
dengan huruf yang besar-besar
dan mencolok.
Efek mencolok : karakteristik
iklan outdoor yang paling
penting adalah kemampuannya
dalam menciptakan kesan atau
ingatan khalayak sasaran melalui
penebalan, warna, ukuran dan
pengulangan.
Selain ke empat poin di atas,
salah satu hal penting dalam iklan
outdoor adalah penempatan.
Penempatan media promosi outdoor
secara strategis dapat menciptakan
suatu media promosi yang efektif.
Menentukan lokasi penempatan iklan
outdoor agar efektif, perlu mem-
pertimbangkan beberapa hal,
diantaranya yaitu :
Arus perjalanan lalu lintas : harus
mempertimbangkan peletakan
iklan outdoor, di sebelah kiri atau
kanan jalan sehingga
memungkinkan pengendara untuk
melihat atau membaca iklan
walau dalam keadaan sedang
membawa kendaraan.
Menentukan lokasi yang memiliki
sudut pandang yang luas,
sehingga memudahkan orang
untuk melihat iklan tersebut. Iklan
outdoor berfungsi untuk
membangun citra perusahaan,
sehingga penempatannya harus
sesuai dan tepat sasaran.
Memperhatikan kecepatan arus
lalu lintas, apabila ingin
menampilkan detail iklan, akan
lebih baik bila memilih jalur lalu
lintas padat, dan penempatannya
di sekitar pusat perbelanjaan, atau
di persimpangan jalan, sehingga
memungkinkan orang utuk
membaca pesan pada iklan
tersebut.
Salah satu media promosi
outdoor yang penempatannya
strategis di Denpasar adalah dengan
menggunakan media videotron,
dimana media tersebut diposisikan
pada jalan utama. Letaknya berada
persis diseberang traficklight,
sehingga pada saat lampu merah
menyala, para pengendara dapat
menyaksikan iklan bergerak,
sehingga lebih mudah menarik
perhatian pengguna jalan, dan mudah
mengingat produk yang
dipromosikan.
FOTO
Perbandingan iklan luar rang
(Outdoor) dengan media yang sama,
tetapi peletakan medianya di tempat
yang berbeda :
26
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
Gambar 1. Iklan outdoor videotron di
jalan Jendral Soedirman, Denpasar
Iklan dengan videotron yang terletak
di jalan Jendral Soedirman,
Denpasar. Iklan ini berukuran cukup
besar, dan dapat dilihat dari dua sisi
jalan, yaitu dari arah Timur dan
Utara. Penempatan iklan tersebut
cukup efektif, karena pengendara
dapat melihat produk yang
diiklankan pada saat lampu lalu
lintas berwarna merah, selama
kurang lebih 42 detik. Selain
penempatan yang strategis, media
promosi ini juga menarik karena
menampilkan video iklan produk.
Gambar 2. Iklan outdoor videotron di
simpang 6, Denpasar
Iklan dengan videotron yang terletak
di simpang 6, Teuku Umar,
Denpasar. Iklan ini berukuran cukup
besar, dan mudah dilihat oleh
pengendara. Akan tetapi penempatan
iklan tersebut kurang efektif, karena
di jalur simpang 6 tersebut padat
kendaraan, dan tidak ada trafficlight-
nya, sehingga pengendara tidak ada
waktu untuk melihat iklan tersebut.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik
adalah dalam mempromosikan suatu
produk barang atau jasa, diperlukan
media komunikasi visual yang
efektif. Salah satunya adalah melalui
media luar ruang (outdoor), dengan
memperhatikan beberapa unsur
penting yaitu : tampilan visual yang
menarik, pesan atau teks yang
singkat dan mudah dimengerti, serta
penempatan iklan yang tepat,
sehingga khalayak masyarakat dapat
dengan mudah melihat produk yang
dipromosikan. Dengan demikian,
iklan menjadi efisien dan diharapkan
dapat meningkatkan penjualan dari
produk yang dipromosikan.
DAFTAR PUSTAKA
Jefkins, Frank. 1997. Periklanan.
Jakarta : Erlangga
Morisan. 2007. Periklanan
Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Jakarta : Ramdina
Prakarsa
Sulaksana, Uyung. 2007. Integrated
Marketing Communications.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sunyoto, Danang. 2012. Dasar-
Dasar Manajemen Pemasaran.
Yogyakarta : CAPS.
Suyanto. 2004. Aplikasi Desain
Grafis untuk Periklanan.
Yogyakarta. ANDI.
27
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
KONSEP PULAU DEWATA
SEBAGAI PEMBENTUK ESTETIKA DALAM
STATION ID INSPIRASI BALI INSPIRASI INDONESIA
KOMPAS TV DEWATA
Ni Wayan Nandaryani,S.Sn.,M.Sn
Desain Komunikasi Visual, Sekolah Tinggi Desain Bali
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Station id televisi merupakan jenis spot atau promo yang terpenting dalam
sebuah stasiun televisi. Station id bertujuan untuk menggambarkan identitas dari
stasiun televisi berdasarkan karakteristik dari stasiun televisi yang bersangkutan
Menurut Freddy station id merupakan tayangan grafis sebuah perusahaan yang
disuguhkan dalam bentuk audio visual yang menampilkan image dan konsep
dasar dari televisi. Berhasil tidaknya pencapaian bentuk estetik suatu karya
ditandai oleh menyatunya unsur-unsur estetik, yang ditentukan oleh kemampuan
memadu keseluruhan. Keindahan dalam station id Dewata TV dibentuk melalui
konsep penciptaan yang digunakan. Untuk menciptakan karya seni yang indah
dan menarik konsep kemudian mempengaruhi seluruh elemen-elemen pembentuk
serta prinsip-prinsip desain yang digunakan. Materi dalam penelitian ini adalah
Station Id Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia Kompas TV Dewata. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep
yang digunakan dalam station id ini adalah Pulau Dewata. Konsep ini diterapkan
dalam tampilan visual station id tersebut, mulai dari keindahan alam Bali, seni
dan budaya serta aktifitas masyarakat Bali. Konsep Pulau Dewata mempengaruhi
setiap elemen estetika yang membetuk karya seni mulai dari kesatuan, penonjolan
dan keseimbangan sehingga station id tersebut tampak indah dan menarik.
Kata kunci : konsep, estetika, Station Id Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia,
Kompas TV Dewata.
PENDAHULUAN
Station id merupakan identitas
visual sebuah stasiun televisi dalam
tampilan grafis/animasi dengan
durasi singkat. Station id me-
nyampaikan pesan bermakna melalui
gambar bergerak dan tanda-tanda
bermakna yang ada di dalamnya
mengenai image, logo, dan citra dari
stasiun televisi. Station id biasanya
ditampilkan secara rutin tiap
pergantian program acara televisi
dengan durasi yang singkat
(Indrawati,2008:1). Selain menjadi
identitas, station id juga men-
cerminkan visi dan misi dari stasiun
televisi bersangkutan. Setiap stasiun
televisi baik swasta maupun milik
pemerintah memiliki station id untuk
menggambarkan identitas dari
stasiun televisi tersebut.
Dunia pertelevisian di
Indonesia telah mengalami kemajuan
28
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
yang sangat pesat. Hingga saat ini di
Indonesia terdapat 10 stasiun televisi
swasta nasional yaitu RCTI, SCTV,
MNCTV, Metro TV, Indosiar, Trans
TV, Trans7, TV One, ANTV, dan
Global TV. Selain itu, di berbagai
daerah di Indonesia juga muncul
stasiun-stasiun televisi lokal. Bali
memiliki empat stasiun televisi lokal
yaitu Bali TV, Dewata TV, BMC
TV, dan Alam TV. Dari keempat
stasiun televisi lokal tersebut, tiga
diantaranya telah bekerjasama
dengan televisi berjaringan yaitu
Dewata TV dengan Kompas TV,
BMC TV dengan Sindo TV dan
Alam TV dengan NET TV.
Bekerjasamanya Dewata TV
dengan Kompas TV menyebabkan
terjadinya perubahan pada nama
stasiun dari Dewata TV menjadi
Kompas TV Dewata, logo, slogan
dan station id yang digunakan.
Penelitian ini difokuskan pada
station id Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia Kompas TV Dewata
dimana station id ini memiliki
keunikan-keunikan. Keunikan
tersebut dapat dilihat dari warna
yang digunakan, sudut pandang
kamera saat pengambilan gambar
serta setiap adegan yang ditampikan
penuh dengan makna. Sejak
mengudara resmi tahun 2007 sampai
sekarang Dewata TV memiliki 2
station id. Yang pertama yaitu
station id versi animasi yang
ditayangkan sejak tahun 2007 sampai
Oktober 2012, dan yang kedua
station id Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia yang ditayangkan sejak 1
November 2012 sampai sekarang.
Pada bagian awal elemen
visual menampilkan siluet pohon dan
kumpulan bebek dengan suasana
pedesaan. Suasana pedesaan dapat
dilihat dengan tidak adanya
bangunan atau gedung-gedung dalam
tampilan visual tersebut. Selanjutnya
ditampilkan suasana sawah dengan
adegan seorang petani yang sedang
bekerja. Di sebelahnya terlihat ibu-
ibu berpakaian adat Bali sedang
menjunjung gebogan di atas kepala.
Ibu-ibu tersebut ada yang
menggunakan kebaya dengan warna
kuning, hijau muda dan seorang anak
perempuan dengan kebaya kuning.
Selain itu ada juga seorang ibu
dengan kebaya merah sedang
menghaturkan sesajen di sebuah
pelinggih yang berada di tengah
sawah.
Kemudian menampilkan
adegan 3 anak laki-laki berpakaian
adat Bali berwarna putih sedang
bergurau bersama. Setting yang
ditampilkan berbeda dengan adegan
sebelumnya. Pada adegan ini yang
menjadi latar belakang adalah
tembok dari sebuah bangunan serta
kain yang berwarna putih hitam atau
saput poleng. Dilanjutkan dengan
adegan seorang wanita yang sedang
berjalan di obyek wisata Taman
Ujung Karangasem. Wanita tersebut
menggunakan pakaian putih dengan
bawahan rok panjang berwarna
jingga. Disebuah bangunan di Taman
Ujung Karangasem ditampilkan
seorang penari Oleg Tambulilingan
yang sedang menari, kemudian
wanita tersebut muncul dan melihat
penari tersebut menari. Selanjutnya
adegan beberapa anak laki-laki
berpakaian adat Bali sedang
menerbangkan kain berwana biru,
jingga dan merah di daerah bukit
kapur.
Adegan berikutnya me-
nampilkan Pura Ulun Danau Beratan
dilanjutkan dengan seorang wanita
29
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
yang sedang berdiri di sebuah tempat
dengan latar belakangnya
menampilkan lautan dan meru dari
Pura Uluwatu. Kemudian dilanjutkan
dengan tampilan siluet seorang anak
perempuan dan beberapa ibu-ibu
berpakaian adat Bali sedang berjalan
di pematang sawah. Berikutnya
menampilkan pertunjukkan tarian
Kecak yang ditonton banyak
wisatawan baik mancanegara
maupun domestik. Salah satu
penontonnya adalah wanita pada
adegan sebelumnya yang berjalan di
obyek wisata Taman Ujung
Karangasem. Selanjutnya menampil-
kan bapak, ibu dan seorang anak
yang sedang duduk di sebuah sofa
menonton tarian Kecak di televisi.
Dilanjutkan dengan me-
nampilkan adegan seorang laki-laki
sedang bermain surfing di sebuah
pantai dan ikan pari yang berenang di
lautan. Kemudian adegan beberapa
anak laki-laki sedang bermain
layang-layang di sebuah pantai dan
menampilkan tampak atas suasana
sebuah pantai yang berpasir putih
dilanjutkan dengan munculnya logo
dari Kompas TV Dewata.
Station id Inspirasi Bali
Inspirasi Indonesia Kompas TV
Dewata merupakan station id yang
lebih banyak menampilkan unsur
seni, budaya dan keindahan alam
Bali dibandingkan dengan station id
TV lokal Bali lainnya. Berhasil
tidaknya pencapaian bentuk estetik
suatu karya ditandai oleh
menyatunya unsur-unsur estetik,
yang ditentukan oleh kemampuan
memadu keseluruhan. Keindahan
dalam station id Dewata TV
dibentuk melalui konsep penciptaan
yang digunakan. Untuk menciptakan
karya seni yang indah dan menarik
konsep kemudian mempengaruhi
seluruh elemen-elemen pembentuk
serta prinsip-prinsip desain yang
digunakan.
Berdasarkan uraian di atas,
maka perlu dilakukannya sebuah
penelitian untuk mengetahui konsep
yang digunakan dalam station id
Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia
Kompas TV Dewata sehingga
membuat station id tersebut menjadi
menarik dan estetik/indah.
MATERI DAN METODE
PENELITIAN
Materi
Materi dalam penelitian ini adalah
Station Id Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia Kompas TV Dewata
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, menurut Bodgan
dan Biklen dalam Metodologi
Penelitian Kualitatif Analisis Data
oleh Emzir menjelaskan terdapat
lima ciri utama penelitian kualitatif,
yaitu (1) Naturalistik, penelitian
kualitatif memiliki latar aktual
sebagai sumber langsung data dan
peneliti merupakan instrument kunci.
(2) Data deskripttif, data yang
dikumpulkan lebih mengambil
bentuk kata-kata atau gambar
daripada angka-angka. Hasil
penelitian tertulis berisi kutipan-
kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan
bukti presentasi. (3) Berurusan
dengan proses, peneliti kualitatif
lebih berkonsentrasi pada proses
daripada dengan hasil atau produk.
(4) Induktif, peneliti kualitatif
cenderung menganalisis data mereka
secara induktif. (5) Makna, makna
adalah kepedulian yang esensial pada
30
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
pendekatan kualitatif (Emzir,2011:2-
4).
PEMBAHASAN
Konsep Pulau Dewata
Menurut Andy Masri konsep
dapat dipahami sebagai dasar
pemikiran yang strategis untuk
mencapai satu tujuan (2010:27).
Dalam bidang desain konsep adalah
dasar pemikiran yang strategis yang
akan digunakan sebagai landasan
pengambilan keputusan.
Lebih lanjut Andry Masri
dalam Strategi Visual memaparkan
bahwa tidak ada desain yang tidak
memiliki tujuan. Dalam arti ideal
yang umum, desain difungsikan
sebagai sarana untuk mengubah
sebuah kondisi menjadi lebih baik
dari kondisi sebelumnya, dari sebuah
ketidakjelasan menjadi jelas, dari
sebuah kesukaran menjadi
kemudahan, dan seterusnya
(2010:27).
Konsep desain dapat
dipahami sebagai pemikiran strategis
yang akan digunakan sebagai
landasan desain yang memenuhi
kriteria desain yang baik, memenuhi
tuntutan yang diberikan dengan
memamnfaatkan kesimpulan data
yang ada, sehingga tujuan desain
dapat tercapai. Konsep desain yang
baik dapat dimengerti sebagai
strategi desain yang baik. Strategi
yang baik adalah pemikiran yang
terbaik, memenuhi nilai efektivitas
dan efisiens (Masri,2012:34).
Berdasarkan hasil wawancara
dengan Erwin Fitriansyah selaku
konseptor dari station id Inspirasi
Bali Inspirasi Indonesia Kompas TV
Dewata, konsep yang digunakan
adalah Pulau Dewata (land of god).
Konsep ini digunakan agar dapat
menyampaikan pesan mengenai
keanekaragaman seni dan budaya
masyarakat Bali. Selain itu juga
konsep dalam station id bertujuan
untuk menyampaikan pesan dari
stasiun televisi.
Bali dikenal dengan sebutan
Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura,
atau Pulau Surga. Perpaduan antara
adat budaya, alam yang indah serta
masyarakatnya yang ramah
menjadikan pulau ini impian bagi
siapa pun sebagai tempat tujuan
wisata. Pulau Bali menjadi tujuan
wisata internasional yang mampu
mendulang devisa melimpah bagi
Indonesia .
Bali menjadi terkenal di
dunia karena keindahan alamnya
yang memukau, pantai yang
menawan, pegunungan yang indah,
dan seni budaya yang unik.
Masyarakat yang ramah dan
mayoritas beragama hindu adalah ciri
lain dari pulau ini. Aktifitas ritual
agama hindu selalu berhubungan
dengan seni dan budaya masyarakat
setempat. Seni budaya, adat dan
agama yang dianut sebagian besar
masyarakat Bali merupakan satu
kesatuan yang saling melengkapi dan
memberi arti, fungsi dan makna
dalam tata keagamaan di Pulau
Dewata.
Dalam buku Bali dalam Dua
Dunia dikatakan selama ini Bali
sering dipuji dan diromantiskan
sebagai pulau yang indah dengan
penduduknya yang cantik dan
tampan yang tetap melestarikan
warisan budaya leluhurnya yang
indah dan beragam. Lebih jauh lagi,
orang Bali juga dipuja-puji sebagi
orang-orang berdarah seni, dan juga
petani-petani andal yang selama
berabad-abad menciptakan tidak saja
31
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
karya seni adiluhung tetapi juga hasil
pertanian yang melimpah, terutama
dari sawah-sawahnya yang diairi
dengan sistem irigasi yang sempurna
Berdasarkan uraian di atas,
konsep Pulau Dewata inilah yang
digunakan oleh Kompas TV Dewata
dalam penciptaan Station Id Inspirasi
Bali Inspirasi Indonesia. Hal ini
dapat terlihat dari visual yang
ditampilkan dalam setiap adegan
station id tersebut.
a. Keindahan Alam
Keindahan alam Bali yang
ditampikan dalam station id
Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia
adalah berupa suasana pedesaan
di pagi hari yang digambarkan
dengan pohon kelapa yang
tampak siluet dan beberapa bebek
yang berjalan beriringan. Selain
itu juga ditampilkan sawah hijau
yang terbentang dengan langit
yang berwarna biru. Dalam
station id Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia Kompas TV Dewata
juga menampilkan keindahan laut
dan pantai yang menawan.
Gambar 1. Keindahan alam Bali
yang ditampilkan dalam station id
Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia
Kompas TV Dewata
b. Seni dan Budaya
Kesenian yang ditampilkan dalam
station id Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia Kompas TV Dewata
adalah seni tari. Tari yang
ditampilkan adalah Tari Oleg
Tambulilingan dan Tari Kecak
dengan lakon Ramayana.
Gambar 2. Tari Oleg dan Tari Kecak
dalam station id Inspirasi Bali
Inspirasi Indonesia Kompas TV
Dewata
c. Masyarakat Bali
Aktifitas masyarakat Bali yang
ditampilkan dalam station id ini
adalah aktifitas seorang petani,
ibu-ibu yang sedang menjunjung
gebogan dan menghaturkan
banten di sebuah pelinggih di
sawah dan keceriaan anak-anak
Bali saat bermain.
Gambar 3. Aktifitas masyarakat Bali
dalam station id Inspirasi Bali
Inspirasi Indonesia Kompas TV
Dewata
Berdasarkan pemaparan
tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa memang benar Pulau Dewata
dijadikan sebagai konsep dalam
station id Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia Kompas TV Dewata
32
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
Konsep Pulau Dewata sebagai
Pembentuk Estetika
Dalam karya seni, konsep
dari penciptaan sebuah karya
merasuk keseluruh elemen estetika
dan dalam prinsip-prinsip desain .
Menurut Djelantik estetika adalah
suatu ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang berkaitan dengan
keindahan, mempelajari semua aspek
yang disebut keindahan (Agus
Sachari, 2006:3).
Djelantik dalam Estetika
Sebuah Pengantar menyebutkan
bahwa ada tiga unsur yang terdapat
dalam struktur karya seni yang
berperan menimbulkan rasa indah
pada sang pengamat. Unsur tersebut
adalah :
1. Keutuhan atau kesatuan (unity)
2. Penonjolan atau penekanan
(dominance)
3. Keseimbangan (balance)
a. Keutuhan atau kesatuan (unity)
Djelantik mengatakan
dengan keutuhan dimaksudkan
bahwa karya yang indah
menunjukkan dalam keseluruhan-
nya sifat yang utuh, yang tidak
ada cacatnya, berarti tidak ada
yang kurang dan tidak ada yang
berlebihan (2008:40).
Menurut Rakhmat
Supriyono kesatuan (unity)
merupakan jurus pamungkas dari
desain komunikasi visual. Desain
dikatakan menyatu apabila secara
keseluruhan tampak harmonis,
ada kesatuan antara tipografi,
ilustrasi, warna dan unsur-unsur
desain lainnya. Menciptakan
kesatuan pada desain yang hanya
memiliki satu muka, seperti
poster, relatif lebih mudah
dibandingkan bentuk buku atau
folder yang memiliki beberapa
halaman. Pada desain buku,
kesatuan dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut.
- Mengulang warna, bidang,
garis, grid atau elemen yang
sama pada setiap halaman
- Menyeragamkan jenis huruf
untuk judul, body copy dan
caption
- Menggunakan unsur-unsur
visual yang memiliki kesamaan
warna, tema atau bentuk
- Gunakan satu atau dua jenis
huruf dengan variasi ukuran
dan style, bold, italic, dan
sebagainya (2010:97).
Dalam penelitian ini akan
menggunakan teori kesatuan dari
Rakhmat Supriyono karena untuk
mengkaji kesatuan estetika dari
sebuah stasiun id sama halnya seperti
mengkaji desain sebuah buku yang
memiliki beberada halaman. Dalam
station id Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia Kompas TV Dewata
berdurasi 1 menit 30 detik terdiri dari
beberapa adegan (scene) berbeda
yang bisa diibaratkan sebagai
halaman-halaman sebuah buku.
Kesatuan (unity) visual dalam
adegan-adegan station id Inspirasi
Bali Inspirasi Indonesia ditampilkan
melalui pengulangan unsur-unsur
visual yang memiliki kesamaan
warna dan tema. Sehingga akan
membentuk satu kesatuan yang utuh
dalam station id tersebut.
Warna-warna yang digunakan
dalam station id Inspirasi Bali
Inspirasi Indonesia Kompas TV
Dewata adalah warna identitas dari
Kompas TV Dewata yaitu biru dan
merah. Selain itu juga menggunakan
warna jingga dan hijau yang selalu
33
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
digunakan dalam beberapa adegan.
Warna-warna tersebut digunakan
sebagai warna pakaian dari model-
model yang berperan, warna kain
yang diterbangkan serta warna
layang-layang. Tema yang dijadikan
sebagai pembentuk kesatuan dalam
station id ini adalah tema tari Bali
dan aktifitas masyarakat Bali.
b. Penonjolan atau penekanan
Penonjolan mempunyai
maksud mengarahkan perhatian
orang yang menikmati suatu karya
seni terhadap suatu hal tertentu,
yang dipandang lebih penting
daripada hal-hal yang lain
(Djelantik,2008:46). Dalam karya
desain komunikasi visual,
khususnya desain publikasi, perlu
ada satu aksentuasi atau
penonjolan salah satu elemen
dengan tujuan menarik perhatian
pembaca. Menurut pandangan
beberapa ahli, aksentuasi atau
penonjolan memiliki beberapa
istilah, seperti tekanan (emphasis),
focal point, point of interest, dan
center of interest.
Stepen McElroy dalam
Pujiriyanto menjelaskan pe-
nekanan memberi pengertian
bahwa tidak semua unsur grafis
adalah sama, pentingnya dan
perhatian pembaca harus
difokuskan pada titik fokus.
Sedangkan menurut Atisah
Sipahelut disebut dengan
kesederhanaan yang mengandung
pengertian bahwa apa yang
disajikan adalah yang paling
penting atau prinsipil sehingga
tidak terkesan berlebih. Pendapat
ini sebenarnya tidah jauh berbeda
dengan pendapat Stephen
McElroy tentang penekanan,
dimana hanya point yang penting
saja yang perlu disajikan untuk
mencapai titik fokus pembaca
(centered of interest) (2005:92).
Sri Sadono dalam buku
Tehnik Dasar Fotografi Digital
Foto Master berpendapat point of
interest dapat menjadi pusat
perhatian karena bentuk, warna,
posisi, fokus atau ekspresinya.
Biasanya yang membuat point of
interest menonjol dan menarik
perhatian adalah sifatnya yang
berbeda daripada lingkungannya
(2012 : 216 ).
Penonjolan atau aksentuasi
dalam station id Inspirasi Bali
Inspirasi Indonesia Kompas TV
Dewata adalah dari konsep Pulau
Dewata yang digunakan. dimana
pesan yang ingin disampaikan
adalah keanekaragaman seni dan
budaya masyarakat Bali serta
keindahan alamnya. Didukung
dengan lagu berjudul Inspirasi
Indonesia dinyanyikan oleh Dion
Kardion menguatkan pesan yang
ingin disampaikan bahwa Pulau
Dewata adalah bagian dari negara
Indonesia.
Adapun lirik lagu dalam
tayangan station id Inspirasi Bali
Inspirasi Indonesia adalah sebagai
berikut.
Aku cinta Indonesia oh
Negeri ini penuh keindahan
Indonesia
Berkelana ku sejauh apa
Ku kan pasti akan kembali
Indonesia
Bersinar cerah matahariku
Menyinari keindahan Negeri
Indonesia
Wo wo wo Indonesia
Negeriku
Inspirasi Indonesia
34
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
c. Keseimbangan
Keseimbangan dalam
penyusunan adalah keadaan atau
kesamaan antara kekuatan yang
saling berhadapan dan
menimbulkan adanya kesan
seimbang secara visual ataupun
secara intensitas kekaryaan
(Dharsono,2007:83). Supriyono
dalam Desain Komunikasi Visual
Teori dan Aplikasi mengatakan
bahwa keseimbangan adalah
pembagian sama berat, baik
secara visual maupun optic.
Komposisi desain dapat dikatakan
seimbang apabila objek dibagian
kiri dan kanan terkesan sama berat
(2010:87).
Menurut Sanyoto (2005:
187), keseimbangan dapat
dibedakan menjadi empat bagian
yaitu :
a. Keseimbangan simetri, yaitu
keseimbangan antara ruang
sebelah kiri dan kanan sama
persis atau setangkup.
Karakternya: formal/resmi,
tenang, statis/tak bergerak,
kaku.
b. Keseimbangan memusat dan
memancar, yaitu keseimbangan
ruang kiri, kanan, atas, bawah
sama persis. Karakternya sama
seperti keseimbangan simetri.
c. Keseimbangan sederajad, yaitu
keseimbangan antara ruang
sebelah kiri dan ruang sebelah
kanan memiliki beban besaran
sederajad. Karakternya : tidak
terlalu resmi, ada sedikit
dinamika.
d. Keseimbangan tersembunyi
yang sering disebut juga
asimetri yaitu keseimbnagan
ruang kiri dan kanan tidak
memiliki beban sama besaran
maupun bentuk rautnya tetapi
tetap dalam keadaan seimbang.
Karakternya: dinamik, hidup,
tidak resmi.
Keseimbangan yang
digunakan dalam station id
Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia
Kompas TV Dewata adalah
keseimbangan memusat. Hal ini
karena hampir semua adegan
posisi model ataupun hal yang
ditonjolkan selalu berada
ditengah-tengah. Hal tersebut
dapat dilihat dari beberapa
gambar adegan sebagai berikut.
Gambar 4. Keseimbangan memusat
pada station id Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia Kompas TV Dewata
SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa konsep
yang digunakan dalam station id
Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia
Kompas TV Dewata adalah Pulau
Dewata. Konsep ini diterapkan
dalam tampilan visual station id
tersebut, mulai dari keindahan alam
Bali, seni dan budaya serta aktifitas
masyarakat Bali. Konsep Pulau
Dewata mempengaruhi setiap elemen
estetika yang membetuk karya seni
35
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
mulai dari kesatuan, penonjolan dan
keseimbangan sehingga station id
tersebut tampak indah dan menarik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa
konsep Pulau Dewata sebagai
pembentuk estetika dalam station id
Inspirasi Bali Inspirasi Indonesia
Kompas TV Dewata.
DAFTAR SUMBER
Sumber Literatur
Dharsono (Sony Kartika). 2007.
Estetika. Bandung : Rekayasa
Sains.
Djelantik, A.A.M. 2008. Estetika
Sebuah Pengantar. Jakarta :
Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia (MSPI).
Indrawati.“Analisis Semiotika Pada
Visualisasi Station Id Rcti
2011 Versi Drama” Skripsi
Fakultas Ilmu
Komunikasi.Universitas Esa
Unggul. Jakarta,2012.
Masri,Andry. 2010. Strategi Visual.
Yogyakarta : Jalasutra
Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis
Komputer : Teori Grafis
Komputer. Yogyakrta : CV.
Andi Offset.
Ramseyer, urs, dkk (ed). 2002. Bali
Dalam Dua Dunia. ____
Sachari,Agus.2006. Estetika:
Makna, Simbol dan Daya. Bandung :
Penerbit ITB.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005.
Dasar-Dasar Tata Rupa &
Desain (Nirmana). Yogyakarta
: CV. Arti Bumi Intaran.
Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain
Komunikasi Visual Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta. CV.
Andi Offset.
Sumber Lain :
Video station id Dewata TV
“Inspirasi Bali Inspirasi
Indonesia”.
36
Jurnal STD Bali Vol. III No. 1 Mei 2015
ISSN 2355-6218
THE HYBRID DIGITAL PHOTOGRAPHY
Ramanda Dimas Surya Dinata, S.Sn., M.Sn
HITAM PUTIH DALAM FOTOGRAFI – POTRET IBU
I Putu Sinar Wijaya, S.Sn., M.Sn.
MELUKIS TANPA CAT DAN KUAS
Dudyk Arya Putra, S.Sn., M.Sn.
DAYA TARIK KARIKATUR SEBAGAI MEDIA
PENYAMPAI PESAN YANG BERSIFAT HUMORIS
Agung Wijaya, S.Sn., M.Sn.
EFEKTIVITAS PENEMPATAN IKLAN OUTDOOR
PADA TEMPAT UMUM
A. A. Sagung Intan Pradnyanita, S.Sn., M.Sn.
KONSEP PULAU DEWATA
SEBAGAI PEMBENTUK ESTETIKA DALAM
STATION ID INSPIRASI BALI INSPIRASI INDONESIA
KOMPAS TV DEWATA
Ni Wayan Nandaryani,S.Sn.,M.Sn