Download - venn centaury
Venn Centaury
Karya dan Pengalaman Hidupku
Main MenuSkip to content
METODE PELAKSANAAN BANGUNAN BERTINGKATMay 28, 2012 · by Venn_Centaury · in Uncategorized. · 2 Votes
METODE PELAKSANAAN BANGUNAN
1. A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan diawali dengan pembersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari sampah. Selanjutnya dilakukan pemasangan pagar pengaman pada sekeliling area proyek
penentuan as dan peil bangunan, terakhir pemasangan bouwplank. Selain itu air kerja dan listrik kerja harus sudah diperhitungkan penyediaannya oleh pemborong dengan membelinya. Administrasi proyek juga diurus pada pekerjaan persiapan.
1. B. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah dimulai dengan pekerjaan galian tanah. Kemudian mengurug lantai pondasi dengan pasir. Setelah itu mengurug tanah kembali.
1. C. PEKERJAAN PONDASI
Pekerjaan pondasi dimulai dari pemasangan profil pondasi, lalu memasang batu kali dengan adukan.
1. D. PEKERJAAN BETON BERTULANG
Pekerjaan beton bertulang diawali dari pekerjaan sloof, kolom, balok, plat, dan terakhir ring balk. Tahap awal pada tiap-tiap item pekerjaan di atas adalah pekerjaan pembesian, lalu memasang bekisting, betonisasi, melepas bekisting, dan terakhir merawat beton.
1. E. PEKERJAAN DINDING
Pekerjaan dinding diawali dengan memasang batu bata kemudian dilanjutkan pekerjaan plesteran. Pekerjaan dinding dilakukan setelah pekerjaan kolom, balok, dan plat selesai.
Pemasangan pasangan batu bata dilakukan diatas sloof. Pemasangan harus lurus, tegak, tidak siar dan tidak ada batu bata yang pecah melebihi 5 % dan pemasangan batu bata maksimal 1 m per hari.
Pekerjaan plester yaitu bagian yang akan diplester disiram dengan air terlebih dahulu dan plesteran harus menghasilkan bidang yang rata dan sponeng yang lurus. Semua dinding harus diplester dengan 1pc : 3ps untuk pasangan.
1. F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA
Pekerjaan kayu merupakan pekerjaan kering harus dipisahkan dari pekerjaan pasangan dan pekerjaan beton yang merupakan pekerjaan basah. Pemisahan ini untuk memperjelas jenis pekerjaannya dan tidak saling menggaggu pekerjaan dan pengangkutan material.
1. G. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Pekerjaan penutup atap diawali dengan pemasangan kuda-kuda, kemudian pemasangan rangka atap, gording, reng, usuk, dan terakhir pemasangan genteng.
1. H. PEKERJAAN SANITASI
Pekerjaan sanitasi dikerjakan mulai saat atau setelah pemasangan Bouwplank atau setelah pemasangan plafond dan sebelum pemasangan lantai. Pekerjaan ini meliputi pembuatan septictank, pemasangan pipa-pipa, pemasangan kloset dan bak mandi. Pemasangan kloset dan pipa perlu diperhatikan agar semuanya berfungsi dengan baik dan tidak ada yang bocor.
1. I. PEKERJAAN KERAMIK
Pekerjaan keramik terdiri dari lantai keramik dan dinding keramik.Bahan lantai keramik 30 x 30 cm dan keramik 20 x 20 cm. Sedang bahan dinding keramik adalah keramik 20 x 20 cm. Keramik yang akan dipasang menggunakan spes dan harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi. Pemasangan nat sesuai dengan warna keramik dan lantai tidak boleh bergelombang.
1. J. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pekerjaan instalasi listrik dikerjakan mulai saat atau setelah pemasangan Bowplank atau sebelum pemasangan plafond dan sebelum pengecatan dinding. Pekerjaan ini meliputi pemasangan titik lampu pada tempat yang telah ditentukan dan pemasangan saklar dan stop kontak. Pemasangan kabel pada dinding menggunakan pipa sebagai selubung kabel. Penyelesaian dinding sebagai akibat dari pemasangan saklar perlu diperhatikan dan permukaan dinding harus tetap rapi.
1. K. PEKERJAAN KUNCI DAN TERALIS TANGGA
Pekerjaan memasang kunci terdiri dari kunci tanam biasa dan kunci tanam kamar mandi.
1. L. PEKERJAAN FINISHING
Setelah semua pekerjaan selesai kemudian mengecat bangunan dan terakhir merapikan dan membersihkan bangunan kembali.
PENJELASAN TIAP ITEM PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. A. Pembersihan lahan
Membersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari sampah.
Arah pekerjaan ditentukan dengan mempertimbangkan urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan berikutnya
pembersihan yang merata.
1. B. Pembuatan pagar pengaman
Pagar terbuat dari seng gelombang dengan tinggi 2 m dan kayu dolken. Dipasang mengelilingi lahan proyek
1. C. Penentuan as dan peil bangunan
As dan peil bangunan menentukan letak/posisi dan orientasi bangunan Posisi As bangunan diukur dari titik acuan yang telah ditentukan As bangunan harus ditandai dengan jelas(umumnya dengan warna merah) dan diletakan
pada ketinggian referensi (mis. + 0,00) As bangunan ini menjadi acuan/referensi as-as yang lain untuk mementukan posisi
pondasi, kolom, lantai, dll, pada bangunan yang akan dibuat
1. D. Pemasangan bouwplank
Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 3/20 Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada beberapa
tempat untuk menarik benang-benang as Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak
elemen bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman galian, dan ketinggian elemen bangunan (lantai, pintu, jendela, dll)
Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan untuk jalan pekerja
II. PEKERJAAN TANAH
1. A. Pekerjaan galian tanah
Gali tanah sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman rencana Gali sisi-sisi miringnya sehinga dicapai sudut kemiringan yang tepat
Tanah hasil galian diletakkan di pinggir galian diluar bouwplank, yang nantinya untuk pekerjaan pengurugan kembali.
Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana
1. Pekerjaan urugan pasir
Parit pondasi diurug pasir setebal 10 cm
1. C. Pekerjaan urugan tanah
Dilakukan urugan kembali terhadap pondasi yang telah terpasang. Pemborong harus melaporkan kepada konsultan pengawas tentang rencana jaringan
listrik, telepon, septictank dan lain-lain apabila akan memulai pekerjaan pondasi. Bekas lubang dan parit dalam bangunan harus ditimbun dengan pasir urug dan
dipadatkan.
III. PEKERJAAN PONDASI
1. A. Pasangan pondasi batu kali
Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali / batu gunung yang memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan .
Pasangan pondasi adalah dari batu kali, ukuran pondasi sesuai dengan gambar rencana pondasi atau pondasi batu belah dengan perekat 1pc : 3kp : 10 ps dan kemudian diplester kasar , bagian bawah pondasi dipasang batu kosong (aanstamping) tebal 20 cm dengan sela- selanya disisi pasir urug, disiram air sampai Penuh dan ditumbuk hingga padat dan rata.
Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang cocok padatnya. Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat diantaranya
hinga rapat. Pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi untuk kolom, kedalaman anker
30 cm harus dicor dan panjang besi yang muncul diatasnya minimal 75 cm. Cor stek kolom dan rapikan kembali Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali
IV. PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. A. Pembesian
Cara pengerjaan tulangan balok :
Buat tulangan sengkang dengan syarat :
bengkokan kait minimal 90o ditambah perpanjangan 12d atau bengkokan kait 135o ditambah perpanjangan 6d pembengkokan dilakukan dalam keadaan dingin Potong tulangan memanjang dan bentuk sesuai gambar kerja Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada sela-sela tulangan kolom/balok
disebelahnya sesuai dengan dimensi balok dan posisi tulangan Masukan sengkang-sengkang balok sesuai dengan jumlahnya Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada ujung yang lain ke sela-sela
kolom/balok sebelahnya Ikat sengkang dengan tulangan memenjang sesuai dengan jarak sengkang yang
ditentukan dengan menggunakan kawat bendrat Cek kembali hasil pabrikasi dengan gambar kerja yang ada Pasang pengatur jarak selimut beton/ decking
1. B. Bekisting
Bekisting dibuat dengan bahan kayu kelas III (terentang) dan balok kayu kelas II, serta dolken diameter 8/400
Cek jarak sabuk kolom/balok/sloof/ring balk Cek pertemuan panel sudut bekisting Permukaan plywood dibersihkan dan dilumasi minyak bekisting Penyetelan sabuk dan kayu support bekisting Pemberian mortar pada dudukan bekisting, pastikan mortar yang ditabur mengering
1. C. Betonisasi
Digunakan beton mutu K-300 dengan campuran 1PC:2PS:3KR Untuk kolom pengecoran dilakukan tiap satu meter Untuk plat dan balok pengecoran dilakukan sekaligus Vibrasi yang cukup selama pengecoran Pengetokan pada keliling luar bekisting Untuk beton pada lantai 2 dari molen diangkut secara bertahap ke lantai 2
1. D. Pelepasan bekisting
Satu hari setelah pengecoran, bekisting dilepas Melepas scafolding Melepas plywood
1. E. Perawatan beton
Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari Menutupi dengan karung basah
V. PEKERJAAN DINDING
1. A. Pekerjaan pasangan batu bata
Pasang acuan kayu (profil) secara vertikal pada setiap ujung dinding yang akan dipasang. Di ukur dan di tandai jarak setiap ketinggian pasangan bata / batako dan di kontrol
kesetimbangan horisontalnya antara ujung satu dengan yang lainnya. Basahi bata yang akan di pasang sampai tidak menyerap air. Beri adukan mortar (sebagai perekat) pada setiap sambungan antara batu bata dan pada
setiap sambungan atas dan bawah dari batu bata tidak boleh membentuk garis lurus/vertikal.
Usahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari setengahnya tidak dipakai atau tidak dipasang.
Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu hari supaya tidak lebih dari 1 meter, untuk menjaga keruntuhan.
1. B. Pekerjaan plesteran dinding
Siapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari dinding yang akan di plester.
Siram permukaan bata / bataco dengan air sampai basah secara merata ( curing ).
Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan = 1 pc : 2 ps)
Lakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ± 50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 ~ 20 mm.
Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman ( curing ) selama 3 hari ; pagi, siang & sore.
Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps. Buat kepalaan dengan ketebalan 15 mm. Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering. Pastikan bidang yang akan diplester telah dicuring. Buat adukan 1 pc : 3 ps, gunakan pasir yang diayak ( halus ). Lakukan plesteran pada bidang – bidang yang telah ada kepalaannya sampai selesai
seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ± 50 cm Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan. Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan dinding
sampai halus & rata. Lanjutkan dengan curing selama 7 hari : pagi, siang dan sore sampai permukaan
plesteran benar – benar basah seluruhnya. Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
Plamir bidang – bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang baik.
Lakukan sebanyak 3 lapis ( tiga kali pelaksanaan ) sampai dinding benar – benar rata dan halus.
VI. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA
1. A. Pemasangan kusen
Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk
menentukan kedudukan kusen. Pasang angker pada kusen secukupnya. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela. Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-
unting. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh. Cek kembali kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen. Bersihkan tempat sekelilingnya.
1. B. Pemasangan daun pintu dan jendela
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela. Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela. Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi). Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi
kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi. Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi
tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel)
Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya. Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara melepaskan
pen. Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen
1. C. Pemasangan kaca
Letakkan daun pintu/jendela dengan posisi alur terletak pada bagian atas. Usahakan letakkan pada meja yang luasnya minimal sama dengan luas daun pintu. Atau letakkan pada lantai yang datar.
Haluskan seluruh sisi kaca agar tidak tajam. Pasangkan lembaran kaca dengan hati-hati, gunakan selembar karton atau kain untuk
memegang kaca. Pasang paku pada list kayu sebelum dipasang pada keempat sisi daun pintu/jendela. Setelah lis terpasang, perlahan masukkan paku dengan martil. Sebaiknya letakkan selembar kain di atas permukaan kaca yang sedang dipasang lis kayu.
Ini untuk menghindari goresan pada permukaan kaca karena gerakan martil
VII. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. A. Pemasangan kuda-kuda
Pengangkutan kuda-kuda, bahan dan alat ke lokasi proyek Pekerjaan pengecatan rangka kuda Pekerjaan perangkaian kuda-kuda Pekerjaan menaikan kuda-kuda keatas atap Rangka kuda-kuda ditempatkan pada angkur yang terdedia, besi angkur merupakan
tulangan dari kolom yang dilebihkan sebagai pengikat antara kuda-kuda dan dinding.Angkur kemudian ditempatkan pada plat dudukan kuda-kuda yang sudah dilobangi, kemudian angkur dan plat dudukan kuda-kuda tersebut disambung dengan baut angkur 12 mm.
1. B. Pemasangan rangka atap
Perangkaian ikatan angin vertikal Pekerjaan menaikkan ikatan angin vertikal Setelah ikatan angin vertikal dinaikkan, pekerjaan selanjutnya adalah perangkaian antara
ikatan angin vertikal dengan kuda-kuda Setelah ikatan angin terpasang, kemudian balok nok dipasang pada rangka atap.
1. C. Pemasangan gording
Pengecatan gording Memindahkan bahan gording ke lantai atas Gording ditempatkan diatas kuda-kuda pada titik buhul kuda-kuda
1. Pemasangan genteng
Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangn genteng sebelumnya disiapkan diatas atap (disusun) pada titik-titik tertentu.
Genteng dipasang secarah horisontal terlebih dahulu pada bagian atas. Setelah pada bagian paling atas terpasang diteruskan pada bagian bawahnyasecara
horizontal. Dengan cara pemasangan genteng pada bagian atas diangkat atau diungkit setelah itu
dimasukan genteng pada bagian bawahnya. Pertemuan dengan jurai genteng dipotong dengan bentuk segitiga agar rapi.
1. E. Pemasangan lisplank
Papan lisplank dipaku pada rangka listplank Pada sambungan papan lisplank dibuat sambungan bibir lurus. Setelah selesai pemasangan tahap berkutnya yaitu dilakukan pendempulan dan
pengecatan
1. F. Pemasangan plafond gypsum
Tentukan / marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan serta titik – titik paku kait pada langit- langit dengan jarak sesuai shop drawing.
Pasang paku kait. tembakan paku – paku kait pada marking titik - titik yang telah ada 600 x 1200 mm.
Pasang penggantung rangka plafond ( rod ) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster ( ex. Boral type 223 ), dengan posisi tegak lurus.
Pasang rangka tepi ( steel hollow ) & wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond.
Tentukan jarak penempatan kait penggantung. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafon Pasang rangka utama / top cross rail ( ex.boral type 201 ) dengan jarak 1200
mm. Pasang rangka pembagi / furing chanel ( ex.boral type 204 ) dengan jarak 600
mm menggunakan locking clip ( ex. Boral type 210 ). Pasang dan kencangkan clip / rod. Pasang panel gypsum pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw
driver dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass. Perataan sambungan plafond dengan men gunakan ceiling net / lakban. Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceiling. Setelah itu diamplas Finish permukaan plafond gypsum tersebut dengan cat.
Ratakan permukaan plafon gypsum menggunakan plamur sampai terlihat rata dan lurus.
Haluskan dengan amplas sampai rata dan benar – benar halus. Cat seluruh permukaan plafond secara merata dengan kuas untuk bagian tepi
dan sudut, serta rol cat untuk bidang luas
1. G. Pemasangan plafond tripleks
Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung rangka plafon sesuai dengan shopdrawing. ( untuk menentukan ketinggian plafond )
Pasang benang nylon dua sisi dan sejajar sebagai pedoman kelurusan & ketinggian rangka, sesuai elevasi yang telah dibuat.
Pasang instalasi terlebih dahulu sebelum memasang rangka plafond. Pasang rangka plafond (yang telah dihaluskan, dimeni & dipotong) sesuai
marking yang telah dibuat. Periksa kelurusan dan kerataan rangka menggunakan waterpass & siku besi. Potong panel plafond plywood dengan gergaji sesuai shop drawing. Haluskan bekas potongan plywood dengan amplas. Pasang panel plafond plywood tersebut dengan mengatur : kelurusan & kerapatan nad plafond kerataan plafond Pemasangan plafond dimulai dari tepi ( mengikuti gambar kerja) dan diperkuat
dengan paku yang diketok dengan palu besi. Cek kerataan permukaan plafond yang sudah jadi dengan waterpass. Rapikan & haluskan permukaan plafond plywood yang telah terpasang dengan
amplas sampai rata / licin. Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan kain lap.
VIII. PEKERJAAN SANITASI
1. A. Pemasangan kloset duduk2. B. Pemasangan kloset jongkok3. C. Pemasangan kran air4. D. Pemasangan bak cuci piring5. E. Pekerjaan bak mandi6. F. Pekerjaan bak peresapan7. G. Pekerjaan septictank8. H. Pemasangan pipa PVC 1/2”9. I. Pemasangan pipa PVC 3/4”10. J. Pemasangan pipa PVC 3”11. K. Pemasangan pipa PVC 4”
IX. PEMASANGAN KERAMIK
1. A. Pemasangan lantai keramik
Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain – lain. Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman :
- ukuran / dimensi.
- presisi.
- warna.
Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember ) selama 1 jam. Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatakan
keramik, setelah pro ses perendaman. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk
seluruh kesatuan Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shop
drawing. Kedudukan benang harus datar dan siku , apabila dinding yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding.
Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan , sepanjang garis dasar yang telah terpasang
Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass.
Isi bagian / daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan / spesi. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan
supaya tidak ada las – lasan Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk per mukaan keramik dengan palu karet
untuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak / cacat. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain / lap
basah sampai bersih. Untuk menghindari naiknya lantai ( menggelembungnya lantai ) maka buatlah
delatasi. Kemudian siapkan isian / bahan cor nad pada bak air ( ember ) dan aduklah
hingga rata Setelah adukan rata , isi sela – sela nad dengan bahan cor nad dengan
menggunakan sendok spesi ( sekop ). Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering
Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape. Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering. Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang
nad dari sisa – sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain / lap basah sampai bersih
1. B. Pemasangan dinding keramik (20×20)
Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain – lain. Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman : :
o ukuran / dimensi.o presisi.o warna.o Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air ( ember ) selama 1
jam.o Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan / tatakan
keramik, setelah pro ses perendaman.o Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1m untuk
menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.o Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuannya serta garis
pertengahan dinding untuk pembagian keramik.o Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian-bagian
yang terpasang pada ruangan tersebut.o Berdasarkan data – data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk
pembagian pemasangan keramik dinding tersebut.o Ukuran pemasangan keramik mengikuti gambar yang sudah dibuat sebelumnya
sebagai acuan kerja.o Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding, sebaiknya keramik lantai belum
terpasang sehingga nantinnya mendapat nut yang segaris antara dinding dan lantai.
o Pemasangan keramik harus padat dan rata sehingga tidak ada keramik dengan spesi kosong
o Membuat kepalaan keramik baik secara horisontal maupun vertikal mengikuti garis sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.
o Sebelum keramik dipasang sebelumnya dinding dibasahi terlebih dahulu dengan air.
X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam).
Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian dikerjakan.
Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk memudahkan penarikan kabel).
Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir.
- tidak boleh ada sambungan
- dihubungkan dengan elektroda pentanahan
- ditanam sampai minimal mencapai air tanah
Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang setinggi
150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
XI. PEKERJAAN KUNCI DAN TERALIS BESI
1. Kunci tanam2. Kunci kamar mandi3. Engsel pintu4. Engsel jendela5. Teralis tangga
XII. PEKERJAAN FINISHING
1. A. Pengecatan
Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.
Lindungi bahan – bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen / koran dan lakban.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian – bagian dinding yang retak & kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata. Cek, kerataan permukaan dinding. Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang
yang luas & dengan kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ). Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama. Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua /
terakhir ( jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi ). Cek kerataan pengecatan yang terakhir.
Apabila sudah rata, bersihkan cat - cat yang mengotori bahan – bahan / pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.
1. B. Pembersihan kembali
SISTEM PELAKSANAAN BEKISTING
Pengertian Bekisting
Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik ukuran
atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting harus mampu berfungsi sebagai
struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.
Persyaratan umum dalam mendisain suatu struktur, baik struktur permanen maupun sementara
seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima
beban yang bekerja.
2. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan bentuk / deformasi
yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.
3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat
gaya yang bekerja.
Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga
pertimbangan –pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi:
a. Ekonomis,
b. Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar, dan
c. Tidak bocor
Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan stabilitas di atas maka seperti
pada design struktur umumnya, peranan ilmu statika dalam perencanaan bekisting sangatlah penting.
Material Bekisting
Material Bekisting
a. Plywood yang dilapisi polyflim (tebal 12 mm dan 9 mm)
b. Kayu (ukuran 5/7 dan 4/6)
c. Baja profil, dan lain-lain
Plywood yang dilapisi polyfilm
Berdasarkan ada tidaknya lapisan pelindung permukaan, plywood dibagi atas dua jenis yaitu yang dilapisi oleh polyfilm dan yang tidak dilapisi polyfilm. Plywood yang dilapisi polyfilm memiliki keawetan yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan berulang kali dan lebih lama dibandingkan yang tidak dilapisi polyfilm.
Gambar Polywood yang dilapisi polyfilm
Kayu
Dalam dunia konstruksi, kayu merupakan bahan bekisting yang banyak digunakan, khususnya
pada bekisting konvensional dimana keseluruhan bahan bekisting dibuat dari kayu. Begitu juga dengan
bekisting semi konvensional, dimana material kayu masih banyak digunakan meski penggunaan kayu
papan telah digantikan oleh plywood. Untuk menghasilkan hasil beton yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka diperlukan acuan mengenai jenis kuat kayu, sehingga syarat kekuatan dan kekakuan
kayu masih dalam batas-batas yang diijinkan.
Gambar. Kayu
Baja Profil
Pada bekisting semi konvensional dan bekisting sistem bahan baja profil dipakai sebagai bahan bekisting terutama sebagai support atau sabuk pada bekisting kolom dan dinding. Penggunaan material ini terutama digunakan pada pekerjaan dengan pemakaian ulangnya banyak sekali. Selain Untuk menghasilkan hasil beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka diperlukan acuan mengenai kekuatan material dari bahan Steel, sehingga syarat kekuatan dan kekakuan steel masih dalam batas-batas yang diijinkan serta dengan pertimbangan faktor ekonomis sehingga perlunya perencanaan steel dengan metode elastis.
Gambar Baja profil digunakan untuk pengikat bekisting
Tahap Pemasangan Bekisting
Pada pekerjaan bekisting, khususnya bekisting plat dan balok biasanya dilakukan pekerjaan perancah. Pekerjaan perancah dilakukan untuk mendukung perencanaan pembuatan bekisting balok dan pelat. Pertama-tama yang harus dilakukan sebelum mendirikan scaffolding adalah memasang jack base pada kaki untuk memudahkan pengaturan ketinggian, setelah itu baru dapat disusun dan disambung antara yang satu dengan lainnya menggunakan joint pin, dan bagian atasnya dipasang U-head untuk menjepit balok kayu yang melintang.
Gambar Pendirian scaffolding
Pekerjaan bekisting dilakukan setelah pekerjaan pembesian. Hal tersebut berlaku pada
pekerjaan pembuatan kolom. Sedangkan pada pembuatan balok dan pelat, bekisting terlebih
dahulu dikerjakan. Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan untuk membuat bentuk dan
dimensi pada suatu konstruksi beton, dan mampu memikul beban sendiri yang baru dicor sampai
konstruksi tersebut dapat dipikul seluruh beban yang ada.
Pelaksanaan pekerjaan bekisting pada pembuatan balok baru dapat dilakukan setelah
pekerjaan perancah selesai. Bekisting yang dibuat adalah bekisting balok, pelat, dan kolom.
Petama-tama yang harus dipersiapkan sebelum pembuatan bekisting adalah plywood 12 mm, dan balok
kayu 8/12 dan 5/7 yang telah dipotong-potong sesuai kebutuhan. Kemudian balok kayu dan plywoood
tersebut dihubungkan dengan paku, sehingga membentuk dimensi balok yang direncanakan. Balok kayu
8/12 digunakan untuk dudukan bekisting balok pada bagian atas scaffolding. Rangka dan penopang
bekisting menggunakan kayu 5/7 yang dipaku, kemudian plywood yang sudah dipotong dipaku ke
rangka tersebut.
Gambar Pekerjaan bekisting balok
Gambar Pemasangan bekisting pada balok
Pembuatan bekisting pelat dimulai dengan persiapan. Bahan yang harus dipersiapkan
adalah plywood 9 mm dan balok ukuran 5/7 , 4/6 atau sejenisnya. Pertama-tama yang harus dilakukan
untuk memulai pembuatan bekisting pelat adalah memasang multispan yang berpegangan pada
bekisting balok. Kemudian plywood yang telah dipotong-potong diletakkan di atas balok dan disusun
dengan rapi dan rapat agar tidak bocor.
Gambar Bekisting pelat (tampak bawah)
Gambar Bekisting pelat (tampak atas)
Bekisting pada kolom menggunakan plywood 12 mm, baja sebagai penguaat, dan
rangka besi siku yang dirancang untuk plywood. Rangka besi siku yang telah dipasang plywood didirikan,
lalu antara rangka yang satu dengan yang lainnya dihubungkan menggunakan baut. Bekisting tersebut
diberikan sokongan samping menggunakan baja ukuran 5/7.
Gambar Bekisting kolom
Gambar Pemasangan bekisting kolom
Gambar Pemasangan bekisting ruang lift
Tahap Pembukaan Bekisting
Setelah beton baru berusia 3-4 hari, bekisting yang menempel pada beton dibuka. Walaupun
beton matang pada hari ke 28 tetapi bekisting beton dapat dibuka pada hari 3-4 hari.
Gambar Pembukaan bekisting plat dan balok
Gambar Pembukaan bekisting kolom
Proses pembukaan bekisting dilakukan oleh 2-3 orang, dan terkadang diperlukan alat seperti kayu
balok untuk membukanya apabila bekisting tersangkut. Untuk kolom yang berada di lantai atas biasanya
dibantu oleh craine untuk menurunkannya ke bawah.
Perawatan Bekisting
Untuk menghasilkan dan menjaga life time bekisting, umumnya dilakukan perawatan sebelum
dan sesudah pemakaian bekisting. Metode perawatan yang umum diberikan adalah oli bekisiting.
Macam-macam Oli yang disarankan pada bekisting :
1. Oli bekas
2. Solar
3. Oli Sika, dan lain-lain.
Gambar Perawatan bekisting