Download - Value investing 2016 b
Value InvestingBuy at The Lowest – Sell at Highest
Teguh HidayatValue Investor
Jakarta, 18 Jun 2016
Pendahuluan: Peraturan yangHARUS Selalu Anda Ingat
1. Jangan pernah beli saham tanpa analisis
2. Untuk menganalisis, anda nggak perlu kemana-mana, kecuali ke www.idx.co.id
1. Empat file yang harus dibaca2. Jangan baca berita kecuali
langsung dari emitennya3. Jangan pernah membaca
rekomendasi/analisis yang dibuat orang lain, kecuali sebagai second opinion dari analisis milik anda sendiri
Analisis Fundamental Dasar
1. Perusahaan bertumbuh2. Memiliki utang yang kecil, atau tidak sama
sekali, dan3. Memiliki nilai laba bersih yang besar
Kalau mau benar-benar main aman, perhatikan juga kinerja historis perusahaan, dan pilih yang kinerjanya konsisten.
Tugas Value Investor:
1. Screening saham berdasarkan kinerja laporan keuangan terbarunya
2. Screening lebih lanjut berdasarkan valuasinya3. Setelah kekumpul saham-saham hasil
screening, analisis lebih lanjut dengan membaca laporan tahunan, materi public expose, dll.
4. Buat keputusan. Selesai
Pengertian Value
Investing
Analogi Sederhana
What is Value? Okay, anda pernah beli sesuatu dari orang yang butuh uang, kemudian menjual sesuatu tersebut pada harga yang memang seharusnya?
Value sepenuhnya berbeda dengan Prospek
Prospek: Anda berani membeli rumah yang harga aslinya Rp500 juta pada harga Rp1 milyar, karena penjualnya mengatakan bahwa disekitar rumah tersebut ‘akan’ dibangun jalan tol, pusat perbelanjaan, dll
Prospek: Percaya akan sesuatu yang belum terjadi
Value Investor vs Trader Kebanyakan
Value Investor: Apakah fundamental saham ini cukup bagus? Dan apakah harganya sudah cukup murah? Kami jarang bertanya soal jualnya nanti di harga berapa
Investor/Trader Kebanyakan: Bagaimana prospek saham ini kedepan? Berapa target harganya?
Dua Macam Value
1. Actual Value: Nilai aset bersih (modal, ekuitas) perusahaan pada saat ini
2. Intrinsic Value: Nilai aset bersih perusahaan pada saat ini plus akumulasi laba yang bisa dikumpulkan perusahaan kedepannya.
Actual Value
1. Pertama-tama, hitung nilai buku/book value dari saham yang akan anda beli.
2. Value investing adalah membeli saham pada harga yang setara atau lebih rendah dibanding nilai aset bersihnya (PBV kurang dari 1)
3. Perhatikan komposisi ekuitas, sebaiknya ‘bersih’.
4. Biasanya, anda hanya bisa membeli saham tertentu pada PBV 1 kali atau kurang dari itu, jika perusahaannya tidak bagus, atau sedang tidak bagus.
5. Atau, entah kenapa turun sendiri, pasar sedang terkoreksi (IHSG turun), jika saham yang bersangkutan diterpa sentimen negatif, dan jika sahamnya merupakan ‘saham bandar’.
Intrinsic Value1. Konsepnya masih sama: Pertama, hitung nilai buku
dari saham yang akan anda beli2. Dalam kasus ini, value investing adalah membeli
saham pada PBV lebih dari satu, namun itu karena kita memiliki asumsi yang kuat bahwa dengan memperhitungkan laba yang akan dikumpulkan perusahaan kedepannya, maka harga tersebut masih murah.
4. Perusahaan yang layak dihargai PBV lebih dari 1, atau bahkan 2: Perusahaan yang memiliki track record kinerja yang solid. Biasanya saham-saham blue chip, atau minimal second liner.
5. Analogi: Warung bakso.6. Bagaimana kita tahu bahwa suatu saham layak
dihargai pada PBV 2, 3, atau bahkan 4 kali? Perhatikan ROE!
7. Nilai plus sebuah saham: 1. Nama besar perusahaan, dan 2. Likuiditas saham
Teknik Valuasi Saham-Saham Blue Chip
1. Jika untuk saham second/third liner kita fokus di PBV, maka di blue chip kita fokus pada PER. Terdapat angka-angka PER yang krusial, yakni 7, 10, 12, dan 14 kali. Jangan pernah beli saham blue chip pada PER 14 kali atau diatasnya.
2. Kecuali pada kasus-kasus tertentu, kita tidak bisa membeli saham blue chip pada PBV kurang dari 2.0 kali
Pesan Opa Buffett
Jika anda tidak berencana untuk menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan yang anda beli sahamnya, maka pastikan perusahaan tersebut dipegang oleh manajemen yang jujur, kompeten, dan bisa dipercaya.
Kapan Saham Naik?1. Menghitung valuasi saham, itu relatif mudah. Namun
hanya karena sebuah saham sudah murah, maka itu bukan berarti dia akan segera naik dalam waktu dekat.
2. Saham hanya akan naik kalau investor ramai-ramai membelinya. Dan investor hanya akan membeli sebuah saham kalau ada alasannya.
3. Jadi kapan beli saham? Jawabannya: Ketika ada saham murah yang punya alasan untuk naik.
4. Alasan itu bisa karena adanya sentimen positif, prospek cerah, IHSG naik, dst. Tapi alasan yang paling bagus adalah: Kinerja yang meningkat di laporan keuangan terakhir.
Jadi Kapan Beli Saham?1. Beli saham yang jelas-jelas bagus, ketika harganya
turun dan mulai menunjukkan pembalikkan arah (contoh APLN), dimana selama fundamentalnya tetap oke maka dia pada akhirnya akan naik kembali atau
2. Beli saham yang sejak awal sudah murah, ketika laporan keuangan terbarunya menunjukkan perbaikan (contoh GJTL)
3. Perhatikan juga IHSG-nya. Kalau ada kemungkinan koreksi, maka jangan dulu beli saham, atau tetap beli tapi jangan sekaligus.
Lalu Kapan Jualnya?1. Ketika valuasi sebuah saham sudah terlalu mahal,2. Ketika IHSG tampak bakal turun (bisa pake teknikal
sederhana), atau3. Ketika laporan keuangan terbaru perusahaan ternyata
tidak lagi sebagus sebelumnya.4. Terkait nomor 3, maka seorang investor mungkin
akan menjual sahamnya dalam posisi rugi, namun risiko kerugian tersebut tetap lebih rendah dengan potensi profitnya yang jauh lebih besar (contoh: SSIA).
Cara Melihat bahwa IHSG akan Naik/Turun
1. Perhatikan kinerja terbaru emiten bluechip. Kalau di Kuartal I gak bagus, maka no way IHSG akan naik banyak di tahun tersebut.
2. Perhatikan juga indikator makroekonomi, tradingeconomics.com
3. Hafalkan bulan-bulan penting, seperti Januari Effect, Sell in May and Go Away, Agustus, dan Oktober.
4. Gunakan teknikal sederhana
Cara Beli saham pada Harga Diskon!
1. Kalau kita beli saham persis ketika pasar ‘panic selling’, yakni ketika IHSG sudah turun 4 – 5% dalam sehari, maka beli saham apa aja bakal untung besar!
2. ‘Untung besar’ itu bisa lebih besar lagi kalau kita beli saham-saham second liner yang harganya gila-gilaan murahnya, biasanya dengan PBV 0.4 kali.
3. Namun hati-hati: Bedakan saham murah dan saham murahan. Contoh: GJTL vs BUMI
How to Sell At an Unbelievably High Price?
1. Kalau kita beli saham bagus pada harga yang sedemikian murahnya, misalnya beli saham A pada harga 400, padahal harga wajarnya sekitar 1,000, maka saham A tersebut bisa naik sampai lebih dari 1,000 tersebut, mungkin bisa sampai 2,000, sehingga profitnya 5 kali lipat.
2. Karena, seringkali valuasi sebuah saham itu kalau gak murah sekalian, ya mahal sekalian!
3. Contoh PPRO.4. Tapi tentu, sebuah saham perlu waktu untuk bisa
naik setinggi itu, minimal beberapa bulan.
‘Kaya Sambil Tidur’1. Value Investor tidak tertarik dengan keuntungan 5 –
10% yang didapet dengan trading tik tok. Kita lebih suka beli saham kemudian diemin aja, sampai menghasilkan profit 30%, 50%, 100%, atau lebih besar lagi.
2. Sambil menunggu, boleh pergi jalan-jalan.
Diversifikasi & Money Management
1. Inti dari money management: Mengurangi cost, dalam hal ini trading fee dan cut loss.
2. Trading Fee: Bahkan kalau anda seorang trader sekalipun, usahakan untuk trading dalam jangka yang tidak terlalu pendek, misalnya 2 – 3 bulan, dengan melihat trend saham (cari yang uptrend)
3. Cut loss: Hindari risiko kerugian dengan diversifikasi. Misalnya 50% pada 2 – 3 saham blue chip, dan 50% pada 5 – 7 saham second liner. Jadi totalnya kita memegang 7 – 10 saham berbeda dalam satu waktu.
Analisis IHSG & Stockpick 2016
1. Untuk tahun ini, no way IHSG bakal ke 5,000. Namun disisi lain, kalau nanti dia koreksi maka mentoknya juga cuma sampe 4,000 – 4,100
2. GJTL, PPRO, ERAA3. Bluechip: ASII, BBNI, ADHI4. Selebihnya tunggu aja momentum penurunan
pasar, dimana pada saat itu saham apa aja boleh ambil.
So What’s the Plan?
1. Lakukan pembelian terbatas, namun sambil tetap hold cash, minimal 40% dari nilai porto.
2. Belanja full power nanti sekitar Agustus – September.
3. Hepi-hepi pas malam tahun baru :p4. Target profit tahun ini: Sekitar 30 – 40% (beat
IHSG yang mungkin naik total 7%), sudah termasuk dikurangi trading fee dan cut loss.
Tiga Indikator Mudah dalam
Value Investing
1. PBV = Fokus pada nilai aset bersih perusahaan
2. PER = Fokus pada earnings atau laba perusahaan
3. Dividend Yield = Fokus pada dividen4. Susunan teknik valuasi diatas diurutkan
berdasarkan prioritas
How about DCF, dst? Well, Buffett nggak pernah pake yang seperti itu.
Bagaimana saya tahu bahwa harga wajar sebuah saham adalah sekian?
Kuncinya adalah yang penting murah atau undervalue saja!
Contoh: Tinggi Badan
Orang terkaya di dunia, semuanya merupakan Value Investor!
You name it: Warren Buffett, Carlos Slim Helu, Bill Gates, Li Ka Shing, dst
Di Indonesia: Gita Wirjawan, Sandiaga Uno, Lo Kheng Hong, dst
Sesi Tanya Jawab dan Diskusi Bebas
Terima Kasih
Teguh Hidayatwww.teguhhidayat.com