UPAYA TIONGKOK MEWUJUDKAN JALUR SUTRA
MARITIM DI INDONESIA PERIODE 2014-2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
Bagus Muhamad Rijal
1113113000028
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
UPAYA TIONGKOK MEWUJUDKAN JALUR SUTRA MARITIM DI
INDONESIA PERIODE 2014-2018
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Mei 2019
Bagus Muhamad Rijal
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Bagus Muhamad Rijal
NIM : 1113113000028
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
UPAYA TIONGKOK MEWUJUDKAN JALUR SUTRA MARITIM DI
INDONESIA PERIODE 2014-2018
Dan telah memenuhi syarat untuk diuji.
Jakarta, 13 Mei 2019
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
Ahmad Alfajri, MA Rahmi Fitriyanti, M.Si
NIP. 19770914201 1012004
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
UPAYA TIONGKOK MEWUJUDKAN JALUR SUTRA MARITIM DI
INDOONESIA PERIODE 2014-2018
Oleh
Bagus Muhamad Rijal
1113113000028
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juli
2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.
Ketua,
Sekretaris,
Ahmad Alfajri, MA.
NIP. 198507022019031005
Khoirun Nisa, MA.Pol
NIP. 19850311201801 2 001
Penguji I
Penguji II
Irfan Rachmad Hutagalung,S.H, LLM
NIP.
Febri Dirgantara Hasibuan, M.M
NIP.
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 18 Juli 2019
Ketua Program Studi Hubungan Internasional
FISIP UIN Jakarta
Ahmad Alfajri, MA
NIP. 198507022019031005
v
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang menjadi upaya Tiongkok dalam
mempengaruhi kebijakan Indonesia untuk bergabung dengan rencana One Belt
One Road. Jalur sutra maritim yang menjadi bagian dari One Belt One Road
Initiative menjadikan Indonesia sebagai salah satu jalurya. Namun, Indonesia juga
memiliki visi Poros Maritim Dunia belum lagi sentimen masyarakat terhadap
Tiongkok yang kerap menaruh curiga terhadap agenda-agenda Tiongkok .
Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan analisis deskriptif.
Skripsi ini menggunakan konsep kepentingan nasional dan Kebijakan Luar
Negeri. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan data-data yang
dikolaborasi menggunakan teori tersebut, penelitian ini menemukan bahwa
strategi Tiongkok untuk mewujudkan Konektivitas Jalur Sutra Martim di
Indonesia melalui bantuan-bantuan serta pertemuan-pertemuan forum
Internasional yang fokus membahas OBOR.
Kata kunci : Tiongkok, Indonesia, OBOR, Strategi, Kepentingan nasional
vi
ABSTRAK
This research analyzed the factors that become China's effort towards
Connectivity realization of the Maritime Silk Road in Indonesia. The Maritime
Silk Road that becomes part of the One Belt One Road Initiative makes Indonesia
one of another place. However, Indonesia also has a vision to be the World
Maritime Leading. Morover, there are Indonesian society sentiments that
concerned to suspicious towards China's agendas. This research done through
literature studies and interviews. The method used was Qualitative Methods with
Descriptive Analysis. This Research also used the concept of National Interest and
Foreign Policy. Based on the results of the data collaborated analysis based on the
theory, this research found that the China’s Strategy was to realize the
Connectivity of the Maritim Silk Road in Indonesia through assistances and
international forum meetings which focused on OBOR discussion.
Keywords: China, Indonesia, Strategy, OBOR, National Interest.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrrahim, terucap puji serta syukur yang selalu penulis
panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Asyik dengan segala misteri
kehidupan yang diberikan-Nya. Shalawat beriringkan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada tauladan ummat manusia, Nabi Muhammad SAW.
Dalam pengerjaan skripsi ini, tentu penulis telah melibatkan banyak pihak
yang sangat membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Oleh sebab itu, dengan
segala harapan serta doa agar Tuhan membalas semua kebaikan, izinkan penulis
sampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Orang tua penulis, ayahanda Farid Maruf dan ibunda Siti Nurlela, dan juga
adinda Gilang Iqbal Tamir, adinda Cantika Salwa Khairunnissa serta para
keluarga penulis yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun
materil. Semoga Allah senantiasa sehatkan dan panjangkan umur mereka.
2. Elsa Ambarwati Lestari S.Ked yang telah setia membantu dan mensupport
penulis dalam menyelesaikan studi ini, terimakasih telah menjadi sosok
yang menemani riuhnya perjuangan.
3. Prof. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Ali Munhanif, M.A selaku Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, beserta jajaran.
viii
5. Bapak Ahmad Alfajri, MA, Ketua Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang
6. Ibu Rahmi Fitriyanti M.Si dan Bapak Ahmad Syaifuddin Zuhri selaku
dosen pembimbing yang banyak memberikan saran dan masukan bagi
penulis.
7. Mr. Xu Liping, Pak Yere yang telah memberikan masukan dan gambaran
saat penulis membutuhkan banyak data mengenai isu ini, terimakasih atas
kesediaan waktu dan pikiran yang luar biasa.
8. Pak Irfan Hutagalung, S.H, L.LM dan Pak Febri Dirgantara, M.M selaku
dosen penguji, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan
memudahkan segala urusannya.
9. Keluarga Besar Resimen Mahasiswa UIN Jakarta yang menjadi titik awal
penulis mengenal kehidupan kampus dan belajar mengenai arti penting
kepemimpinan.
10. Pengurus dan relawan Sekolah Anak Bahari yang menuliskan banyak
kisah bagi penulis serta mewujudkan mimpi penulis menjadi insan
pencipta, Rosyidatul, Maria, Ratna, Bang Candra, dan lain-lain.
11. Kawan-Kawan seperjuangan penulis di DEMA UIN Jakarta 2017, Pres
Riyan, Pres Imam, Sekjend Dekols, Muray, Suci yang telah memberikan
ruang bagi penulis untuk berproses lebih jauh didalam kampus.
ix
12. Kawan-kawan kelompok KKN SUNRISE, Rudi, Ipan, Irfan, Mirza,
Ajeng, Melli, Ana, Aning, Rindi, Dewi. Terimakasih atas semua cerita di
Desa Cibodas, kalian luar biasa.
13. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Kabupaten Tangerang dan HMI
Kabupaten Tangerang, terus tanamkan rasa peduli untuk daerah.
14. Inspirator-inspirator bagi penulis selama di tanah Ciputat, Hendri Satrio,
Riyan Hidayat, Luthfi Hasanal Bolqiah, Andrean Saefudin, Juansyah.
Terimakasih telah menjadi orang-orang hebat yang banyak penulis ambil
ilmunya.
15. Bupati Kabupaten Tangerang, Ahmad Zaki Iskandar yang menjadi
panutan bagi penulis untuk segera menyelesaikan studi agar bisa
membangun daerah.
16. Senior-senior penulis di Partai Amanat Nasional, Ketua Masrori, Teh Ella
Silvia, Ketua Agus Kurnia, yang memberikan kepercayaan kepada penulis
untuk terjun ke politik praktis disaat menjadi mahasiswa.
17. Keluarga Besar Kawan Bagus 2019, Cecep, Andri, Ari, Kodel, Firman,
Fudholi, Refa, Rama dan lain-lain terimakasih selalu mensupport mimpi
penulis untuk menjadi anggota legislatif 2019 mendatang
18. Dispora Kabupaten Tangerang, Dispora Banten yang membuat
pengalaman penulis begitu berarti karena dipercaya menjadi delegasi
Indonesia untuk Pertukaran ke Tiongkok, semoga menjadi catatan terindah
walau harus telat lulus kuliah
x
19. Sahabat-sahabat penulis, Andi Hardianto, Rara Suci, Brian Siwi, Eki
Priana, Lely, Iin, Selvi, Lian Ardika, terimakasih atas motivasinya.
20. Segenap guru penulis dari SD hingga SMA, bu nuning, bu sugi, bu lili, bu
nova, pak bustam, alm.Pak Sutarman, Bu Rusni, sejatinya tanpa kalian
penulis tidak bisa belajar hingga sejauh ini.
21. Teman – teman HI UIN Jakarta angkatan 2013 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah menghidupkan pengalaman
penulis di masa perkuliahan.
Terakhir, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dapat disampaikan melalui
[email protected]. Terima kasih.
Jakarta, 13 Mei 2019
Bagus Muhamad Rijal
xi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...........................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI..........................................................
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI........................................................
ABSTRAK.............................................................................................................
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................
DAFTAR TABEL..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah..........................................................................................
B. Pertanyaan Penelitian........................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.........................................................................
D. Tinjauan Pustaka...............................................................................................
E. Kerangka Pemikiran..........................................................................................
ii
iii
iv
v
vi
ix
xi
xii
xiii
xiv
1
1
6
6
7
10
1. Kepentingan Nasional................................................................................
2. Kebijakan Luar Negeri..............................................................................
3. Rational Choice Teory.................................................................................
11
12
14
F. Metode Penelitian.............................................................................................
G. Sistematika Penulisan.......................................................................................
BAB II HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA-TIONGKOK
A. Hubungan Diplomatik Tiongkok-Indonesia.....................................................
B. Hubungan Strategis Bidang Kemaritiman Tiongkok-Indonesia.......................
16
18
20
20
24
xii
BAB III JALUR SUTRA MARITIM DAN POROS MARITIM
A. One Belt One Road Initiative............................................................................
B. 21st Century Maritime Silk Road .....................................................................
C. Poros Maritim Dunia…....................................................................................
32
28
45
BAB IV UPAYA TIONGKOK MEWUJUDKAN JALUR SUTRA
MARITIM DI INDONESIA PERIODE 2014-2018
A. Persamaan Kepentingan Tiongkok-Indonesia di Bidang Maritim ....................
B. Tiongkok Mendukung Kebijakan Poros Maritim Indonesia .............................
C. Melakukan Kerjasama Bilateral di Bidang Maritim..........................................
D. Mengadakan Pameran Kemaritimnan dengan Indonesia..................................
E. Melakukan Perjanjian Pembangunan Maritim Indonesia-Tiongkok.................
54
56
62
65
68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
75
76
DAFTAR PUSTAKA………………………………………...
xiv
Lampiran-Lampiran
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1.
Gambar III.2
Gambar III.3
Rute One Belt One Road..................................................
Rute 21th Maritim Silk.....................................................
Proyek Sea Toll Road..................................... ................
33
41
49
xiv
DAFTAR SINGKATAN
ADB Asean Development Bank
AIIB Asian Infrastructure Investment Bank
ASEAN Association of Southeast Asian Nations
ATM ASEAN Transport Ministers Meeting
BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia,
BRF Belt and Road Forum
BRICS Brazil, Rusia, India, China dan South Afrika
BUMN Badan Usaha Milik Negara
CPEC China–Pakistan Economic Corridor
EAS East Asia Summit
ICP Informal Consultative Process
KTT Konferensi Tingkat Tinggi
MSR Maritime Silk Road
MOU Memorandum of Understanding
NDRC The National Development and Reform Commission
OBOR One Belt One Road
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air
RI Republik Indonesia
SCM supply chain management
SREB Silk Road Economic Belt
SLOC Sea Lanes of Communications
TEU Twenty Foot Equivalent Unit
TNI AL Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
UNESCO United Nations Educational Scientific and Cultural
Organization
ZEE Zona Ekonomi Eksklusif
xv
DAFTAR TABEL
Tabel III.C.1 Daftar Rute Pelayanan Tol Laut…………………………. 50
Tabel IV.1 Proyek-Proyek OBOR di Indonesia …………………...... 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
Hasil Wawancara dengan Prof. Xu Li Ping...........................
Hasil Wawancara dengan Prof. Xu Li Ping………………...
xiv
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Tiongkok sebagai salah satu Negara maju semakin berupaya hadir menjadi
kekuatan baru dalam sistem internasional. Sebagai Negara yang peradabannya
berpengaruh didunia, Tiongkok memang sangat menjaga dan memelihara catatan
sejarah dari peradabannya. Di Tiongkok dikenal istilah “xiang zhifu xian xiulu”
(untuk menjadi kaya buatlah jalan terlebih dahulu), ungkapan ini mendorong
berbagai gagasan geo-politik dan geo-ekonomi Tiongkok untuk mengembangkan
konsep Jalur Sutra Maritim.1
Hal ini sesuai dengan pendapat Gorys Keraf, yang menyatakan bahwa bahasa
bukan hanya memiliki fungsi sebagai pengungkap ide, tapi juga secara signifikan
dapat digunakan sebagai alat penggerak untuk menimbulkan dampak emosi pada
orang lain.2
Presiden Tiongkok Xi Jinping pada 2013 lalu, dihadapan Parlemen Indonesia
untuk pertama kalinya mengumumkan inisiatif yidayilu atau yang dikenal juga
sebagai One Belt and One Road Initiative.3 One Belt One Road Initiative
merupakan semboyan terbaru bagi Tiongkok dalam praktik diplomasinya,
1Nurcholis Basyari, Di Laut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan Pemikiran Kemaritiman Media
Massa, (Jakarta :PersatuanWartawan Indonesia Pusat, 2015), 154. 2Gorys Keraf, Linguistik Bandingan Tipologis, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1990),
136. 3Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21
Indonesia dan RRT, tersedia di http://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Jalur-Sutra-Maritim-
Abad-Ke-21-Indonesia-dan-RRT.aspx, diunduh pada 20 Oktober 2016
2
termasuk dengan negara-negara ASEAN sehingga Xi Jinping menyiapkan China-
ASEAN Maritime Cooperation Fund untuk mendanai proyek maritime di
ASEAN.4
Jalur Sutra (Silk Road) pernah menjadi salah satu rute perdagangan
terpenting didunia, tepatnya 114 tahun SM yang mengkonektivitaskan Timur dan
Barat, serta memiliki peran penting dalam berkembangnya peradaban, persebaran
budaya, agama, hingga proses terbentuknya dunia modern.5
Sejarah mencatat dalam upaya mengembangkan pengaruh maritim, Tiongkok
memang sangat agresif, seperti halnya isu Laut Tiongkok Selatan yang membuat
Tiongkok berhadapan dengan lima negara lain penuntut ZEE, sampai isu Laut
Tiongkok Timur yang disengketakan dengan Jepang dan Korea Selatan.6
Presiden Xi Jinping menegaskan dalam pidatonya dihadapan parlemen
Indonesia pada Oktober 2013 bahwa “Tiongkok akan memperkuat kerjasama
maritim dengan ASEAN dan memajukan partnership bidang maritim dengan
ASEAN dalam rangka membangun jalur maritime Abad ke-21”.7
Hal-hal yang menjadi fokus pada kerjasama ini adalah kerjasama ekonomi
yang mencakup aspek finansial, proyek infrastruktur (pembangunan jalan raya
dan jalur kereta), hingga kerjasama teknis dan ilmiah dalam isu lingkungan.
4Karl Lee, What does China’s new maritime Silk Road mean for ASEAN?, tersedia di
http://www.thesundaily.my/news/855643, diunduh pada 20 Oktober 2016 5lin Yunita Kristiani, China:Posisi RI sangat penting dijalur sutra maritim abad 21, tersedia di
http://global.liputan6.com/read/2383078/china-posisi-ri-sangat-penting-di-jalur-sutra-maritim-
abad-ke-21, diunduh pada 20 Oktober 2016 6Budiman Djoko Said, Jalur Sutra Maritim (JSM): Ambisi Geo ekonomik Atau
Geostrategik?,tersediadihttp://www.fkpmaritim.org/wpcontent/uploads/2016/04/Quarterdeck-Juli-
2016.pdf, diunduh pada 20 Oktober 2016 7Asean-China Center, Speech by Chinese President Xi Jinping to Indonesian Parliament,
tersedia di http://www.aseanchinacenter.org/english/2013-10/03/c_133062675.htm,
diunduh pada 22 Oktober 2016
3
Proyek ini akan melibatkan konstruksi pelabuhan, upgrading pelabuhan,
pembangunan pelayanan logistic dan pembentukan zona perdagangan bebas
untuk meningkatkan perdagangan dan konektivitas antara pelabuhan
internasional dan jalur perairan dalam. Oleh karena itu, beberapa kalangan ada
yang menyebut proposal ini sebagai “China’s Marshall Plan”.8
Jalur Sutra Maritim memiliki rute Eropa lalu Laut Merah di Afrika, Samudra
Hindia, India, Bangladesh, Burma, kemudian masuk ke Indonesia melalui Selat
Malaka, juga menyusur ke selatan melalui Selat Lombok, Selat Sunda, dan Selat
Wetar.9Gagasan ini pun direspon dengan cukup baik oleh pihak ASEAN yang
ternyata sejalan dengan Master Plan ASEAN yakni konektivitas. Terlebih benua
Asia memang menduduki posisi sentral pada jalur perdagangan maritim dunia,
dengan volume perdagangan mencapai 100 juta TEU (Twenty Foot Equivalent
Unit) per-tahun.10
Indonesia yang mulai menyadari bahwa laut merupakan sarana transportasi
paling murah di dunia dan berkontribusi terhadap lebih dari 90 persen angkutan
barang antar negara,11 merespon dengan sangat baik gagasan Jalur Sutra Maritim
karena sejalan dengan visi yang diajukan pemerintah Indonesia era Presiden Joko
8Shannon Tiezzi,The New Silk Road: China's Marshall Plan?, tersedia di
http://thediplomat.com/2014/11/the-new-silk-road-chinas-marshall-plan/, diunduh pada 22
Oktober 2016 9 Kristiani, China : Posisi RI sangat penting dijalur sutra maritim abad 21, tersedia di
http://global.liputan6.com/read/2383078/china-posisi-ri-sangat-penting-di-jalur-sutra-maritim-
abad-ke-21 10Nurcholis Basyari, Di Laut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan PemikiranKemaritiman Media
Massa, (Jakarta :PersatuanWartawan Indonesia Pusat, 2015), 161. 11Nurcholis Basyari, Di Laut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan PemikiranKemaritiman Media
Massa, (Jakarta :PersatuanWartawan Indonesia Pusat, 2015), 162.
4
Widodo dengan penekanan pada kekuatan maritime untuk mewujudkan Poros
Maritim Dunia.12
Dengan demikian ada persamaan kepentingan antara Tiongkok dan Indonesia
dalam konteks 21stCentury Maritime Silk Road dan Poros Maritim Dunia.
Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar yang terdiri dari 17.508 pulau
dengan luas 5.192 juta kilometer persegi,13 memliki posisi strategis dan peran
yang menonjol di kawasan ASEAN.14
Dengan posisi tersebut, Indonesia memiliki aset yang sangat penting untuk
terwujudnya inisiatif kerjasama antara Indonesia-Tiongkok, terlebih lagi kedua
kepala negara sudah menyepakati untuk menjadikangagasan ini sebagai fokus
kerjasama Indonesia dan Tiongkok.15
Mulai dari sebagai pasar dagang bagi Tiongkok karena untuk mitra dagang
dikawasan ASEAN 40% nya adalah Indonesia, untuk mengamankan posisi
12Zhao Hong,China’s New Maritime Silk Road: Implications And Opportunities For South East
Asia”, Trends in Southeast Asia, Institute of Southeast Asian
Studies tersedia di https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/Trends_2015_3.pdf diunduh22 Oktober
2016 13Nurcholis Basyari, Di Laut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan PemikiranKemaritiman Media
Massa, (Jakarta :PersatuanWartawan Indonesia Pusat, 2015), 12. 14 Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21Indonesia dan
RRT, tersedia di http://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Jalur-Sutra-Maritim-Abad-Ke-21-
Indonesia-dan-RRT.aspxdiunduh pada 22 Oktober 2016 15Johanes Herlijanto, Antara Poros Maritim Dunia Dan Jalur Sutra Laut, tersedia di
http://ir.binus.ac.id/2014/12/29/antara-poros-maritim-dunia-dan-jalur-sutra-laut/diunduh pada 22
Oktober 2016
5
Tiongkok pada Laut Tiongkok Selatan,16 yang memang ditargetkan untuk capaian
ekonomi nya dan sekuriti Sea Lanes of Communications (SLOC).17
Konektivitas ini pun sangat diharapkan oleh Indonesia dengan harapan
pembangunan infrastruktur khususnya pelabuhan-pelabuhan. Dalam konteks
hubungan Indonesia dan Tiongkok ini memang banyak juga pro dan kontra,
termasuk kecurigaan dan ketidakyakinan akan insiatif Jalur Sutra Maritim bisa
berjalan sesuai dengan harapan kedua negara karena masih banyak ketakutan
dari Indonesia bahwa kerjasama ini hanya akan menguntungkan Tiongkok
sebagai upaya penguasaan geopolitik wilayah dijalur Tiongkok Selatan,18 atau
bahkan dianggap sulit untuk direalisasikan karena cakupannya terlalu luas
sehingga hanya akan menjadi gagasan-gagasan kosong nantinya.
Terlebih Tiongkok cenderung memiliki ambivalensi jika dikaitkan dengan
sikapnya yang cenderung asertif terutama jika menyangkut masalah kedaulatan
dan kepentingan nasionalnya, sehingga Tiongkok harus segera meyakinkan
Indonesia bahwa inisiatif Jalur Sutra Maritim ini akan menguntungkan kedua
Negara dan tidak menjadi malapetaka bagi Indonesia.
Dari pemaparan diatas, isu ini menarik diamati mengenai apa sebenarnya
yang akan dilakukan Tiongkok untuk merealisasikan kerjasama ini yang akan
16Sonya Michaella, Pengamat AS : RI Miliki Peran Penting Di Laut China Selatan, tersedia
dihttp://internasional.metrotvnews.com/asia/MkMlzqOb-pengamat-as-ri-miliki-peran-penting-di-
laut-china-selatan diunduhpada 22 Oktober 2016 17Budiman Djoko Said, FKPM:Jalur Sutra Maritim Tiongkok Akan Perkuat‘Untai Mutiara,
tersedia dihttp://jurnalmaritim.com/2015/02/jalur-sutra-maritim-tiongkok-perkuat-untai-mutiara/
diunduh 22 Oktober 2016 18 Nugroho Yudho, Ketika Jalur Sutra Bertemu Poros Maritim, tersedia di
http://internasional.kompas.com/read/2015/02/08/15020071/Ketika.Jalur.Sutra.Bertemu.Poros.Mar
itim, diunduh pada 24 Oktober 2016
6
diteliti lebih lanjut dengan judul “Upaya Tiongkok Mewujudkan Jalur Sutra
Maritim di Indonesia Periode 2014-2018”
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
pertanyaan penelitian ini adalah :
“Apa Upaya Tiongkok Mewujudkan Jalur Sutra Maritim di Indonesia Periode
2014-2018?"
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
C.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memberikan penjelasan dan analisa mendalam mengenai kebijakan Tiongkok
perihal OBOR.
2. Menjelaskan bagaimana upaya Tiongkok dalam mempengaruhi Indonesia
agar terwujud konektivitas OBOR dan Poros Maritim.
3. Memperoleh keterangan tentang peluang dan tantangan konektivitas Jalur
Sutra Maritim bagi Indonesia.
7
C.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Menjadi salah satu karya ilmiah yang menjadi bahan pertimbangan bagi
pemerintah Indonesia dalam merespon agenda One Belt One Road.
2. Menjadi salah satu karya ilmiah yang mampu memperkaya pemahaman
pembaca mengenai kerjasama Tiongkok dan Indonesia terkait One Belt One
Road.
3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi para mahasiswa
yang akan meneliti dengan fokus kajian yang sama.
D. Tinjauan Pustaka
Secara khusus memang belum ada yang menjelaskan mengenai kasus yang
sama dengan yang coba diteliti, tetapi terdapat beberapa tulisan yang meskipun
tidak sama persis menyinggung variabel Jalur Sutra Maritim antara Tiongkok dan
Indonesia, namun pada sisi yang lain ikut membahas mengenai konsep One Belt,
One Road terutama Jalur Sutra Maritimnya. Hal tersebut dilakukan guna
mendapat gambaran yang komprehensif dan informasi tambahan mengenai kasus
ini.
8
Salah satu referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulisan
karya John Hudson yang berjudul China Hasa Planto Take Over Eurasia and
America Loves It. Dalam tulisannya, Hudson mencoba menjabarkan bagaimana
Tiongkok mencoba menaruh kekuasaan dan pengaruh lebih di Pakistan melalui
proyek sebesar 10 Milyar Dollar untuk kerjasama pembangunan infrastruktur
yang terdiri atas rel kereta api, pembangunan jalan, pembuatan pembangkit listrik
dan pelabuhan untuk memudahkan pembentukan hubungan dagang dari
Tiongkok ke Asia Selatan dan Asia Tengah hingga Eropa.19
Ia juga menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan sebagai bentuk respon
terhadap kebijakan baru Amerika Serikat, yakni “Poros Asia” dan untuk
menyaingi status Amerika Serikat sebagai kekuatan politik dominan di Asia.
Reaksi yang sangat kontras justru ditunjukkan oleh Amerika Serikat. Melalui
jajaran resminya, AS menyatakan sangat menyambut insiatif Tiongkok di Asia.
Pimpinan Amerika Serikat menyatakan bahwa sikap negaranya semata-mata
hanya untuk mencapai satu tujuan bersama, yaitu keamanan.
Dari penelitian karya Hudson ini juga dapat diambil kesimpulan bahwa fokus
Tiongkok terhadap Pakistan menjadi salah satu bukti mengenai keseriusan
Tiongkok dalam mengimplementasikan inisiatif One Belt One Road kepada
negara-negara di beberapa kawasan potensial dunia, termasuk Indonesia.
19John Hudson, China Hasa Planto Take Over Eurasia and America Loves It, tersedia
dihttp://foreignpolicy.com/2015/09/18/china-has-a-plan-to-takeover-central-asia-and-america-
loves-it/, diunduh pada 23 Oktober 2016
9
Tinjauan pustaka ini dilakukan guna membedakan penelitian ini dari penelitian-
penelitian lebih dulu yang juga membahas Jalur Sutra Maritim. Adapun
perbedaan penelitian inidengan penelitian yang ditulis dalam jurnal diatas adalah
perbedaan pada aktor masalah yang diteliti.
Jika dalam jurnal tersebut aktornya adalah Tiongkok dan Pakistan, sedangkan
penelitian ini membahas tentang Tiongkok dan Indonesia yang difokuskan
terhadap kebijakan Jalur Sutra Maritim pada inisiatif One Belt One Road.
Tinjauan pustaka yang kedua dalam penelitian ini adalah review terhadap
salah satu jurnal yang ditulis oleh Feng Zhang yang berjudul Beijing’s Master
Plan for the South China Sea. Jurnal ini menuliskan bahwa Presiden Xi Jinping
mulai mengejawantahkan kepentingannya dalam membuat Jalur Sutra Maritim
melalui Eurasia Tengahyang melewati Laut Tiongkok Selatan dan Samudra
Hindia. Inisiatif ini akan menjadi strategi yang sangat besar dalam
mengintegrasikan rencana besar konsep ekonomi Tiongkok dengan dunia
internasional dan secara tidak langsung untuk melebarkan pengaruh ekonomi dan
diplomatik Tiongkok.20
Tampaknya One Belt One Road menjadi diplomasi ekonomi yang sangat
efektif bagi Tiongkok dalam satu kerangka kebijakan. Penelitian Feng Zhang ini
lebih menekankan kepada sisi diplomatik dari inisiatif kebijakan-kebijakan
ekonomi Tiongkok. Informasi tersebut juga berguna sebagai pengetahuan bahwa
Kebijakan-kebijakan ekonomi Tiongkok yang ditujukan pada kawasan-kawasan
20Feng Zhang, Beijing’s Master Plan for the South China Sea, tersedia di
http://foreignpolicy.com/2015/06/23/south_china_sea_beijing_retreat_new_strategy/?wp_login_re
direct=0, diunduh 23 Oktober 2016
10
lain, termasuk Indonesia, sangat berkaitan erat dengan kepentingan Tiongkok
sebagai salah satu pendukung jalan diplomasi.
Seperti halnya pada tinjauan pustaka sebelumnya yang berbeda varibelnya
dengan target penelitian ini, jurnal ini pun memiliki variabel yang berbeda
dengan fokus yang berbeda walaupun dengan isu Tiongkok dan kemaritimannya.
Jurnal ini sangat membantu peneliti dalam melihat suatu rencana dan upaya besar
dari Tiongkok untuk memperbesar pengaruh mereka didunia yang perlahan tapi
pasti mulai direalisasikan.
E. Kerangka Pemikiran
Dalam studi ilmu-ilmu sosial terutama Hubungan Internasional, teori
merupakan alat analisis utama untuk menganalisis mengenai apa, kenapa dan
bagaimana hal tersebut terjadi. Berteori berarti menjelaskan mengenai suatu
peristiwa, atau bahkan meramalkan peristiwa tersebut akan berulang pada masa
depan.21
Dalam menjawab pertanyaan penelitian ini penulis akan menganalisa
kasus ini dengan menggunakan teori dan konsep Kebijakan Luar Negeri,
Kepentingan Nasional, Diplomasi Maritim dan Rational Actor Model dari
Rational Choice Teory sebagai landasan pikiran.
21 Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi,
(Jakarta:LP3ES,1990),185.
11
E.1 Konsep Kepentingan Nasional
Pada dasarnya Interaksi dalam Hubungan Internasional muncul dari
hubungan para aktor yang masing-masing memiliki kepentingan. Dalam suatu
kerjasama internasional, mengutamakan kepentingan nasional adalah suatu
keniscayaan, terlebih tidak dapat dipenuhi dalam negaranya sendiri.22
Dan secara definitif dijelaskan bahwa kepentingan nasional merupakan dasar
untuk menjelaskan perilaku atau kebijakan luar negeri atau politik luar negeri
suatu negara.23 Bagi Hans Morgenthau kepentingan nasional merupakan petunjuk
bagi para pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan-kebijakan luar negeri,24
disamping menjadi alat untuk melihat kekuatan yang dimiliki negara lain.25
Jika mengacu pada kebijakan Tiongkok dalam upaya mewujudkan inisiatif
Jalur Sutra Maritimnya, hal ini dapat dipahami sebagai tujuan yang ingin dicapai
Tiongkok dalam agenda memperlancar proyek Jalur Sutra Maritim guna
memperluas pengaruh mereka didaratan ASEAN, khususnya Indonesia yang juga
memiliki kesamaan kepentingan melalui Poros Maritimnya.
22 Anak Agung dan Yanyan M.Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2005), 33. 23Debbie Affianty, Analisa Politik Luar Negeri, (Ciputat :UIN Press,2014),12. 24Scott Burchill dan Andrew Linklater, Teori-Teori Hubungan Internasional,(Bandung:
NusaMedia,2009),104. 25 Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, 223
12
E.2 Konsep Kebijakan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri dapat diartikan sebagai sebuah tindakan maupun
strategi yang dibuat oleh pemerintah suatu negara yang bertujuan untuk mencapai
kepentingan dari negara tersebut dengan menjalin hubungan dengan aktor-aktor
lain dalam sistem internasional.
Bentuk kebijakan luar negeri itu sendiri dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
kebijakan yang dilakukan sebagai suatu tindakan atau inisiatif maupun kebijakan
yang dilakukan sebagai respon ataupun reaksi terhadap kebijakan luar negeri
actor lain.26
Pentingnya kebijakan luar negeri juga perlu dilakukan mengingat bahwa
suatu negara tidak akan bisa mencapai segala kepentingannya tanpa bantuan
negara lain. Maka dari itu, hubungan antara satu negara dengan lainnya harus
dijalin dengan baik. Pada akhirnya, kebijakan luar negeri dijadikan instrument
bagi negara untuk mempertahankan eksistensi negaranya dalam sistem
internasional.
Kalevi Jaakko Holsti mendefinisikan kebijakan luar negeri sebagai ide untuk
mempromosikan beberapa perubahan dalam kebijakan, sikap atau aksi dari actor
lain baik negara atupun non-negara.27
Rosenau juga mengatakan pendapatnya bahwa kebijakan luar negeri
merupakan sebuah upaya dan usaha pemerintah melalui segala sikap dan aktivitas
dalam memperoleh keuntungan eksternalnya. Kebijakan ini ditujukan untuk
26Emadu Aleksius, Politik Global dalam Teori dan Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), 63 27Kalevo Jaakko Holsti, International Politics :AFramework For Analisis, (New Jersey: Prentice,
1995),Terjemahan Wawan Juanda, Politik Internasional: Suatu Kerangka
Analisis,(Bandung:Bina Cipta, 1997),83.
13
mempertahankan kelangsungan hidup negara dimasa mendatang. Ungkapan
Rosenau ini sangat menarik untuk dikutip yaitu mengenai kebijakan luar negeri
yang memiliki landasan atau konsep dasar dalam menjalankan hubungan
negaranya dengan kejadian dilingkungan eksternalnya.28
Dari kedua pendapat yang tersebut diatas, yaitu KJ Holsti dan Rosenau, maka
dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keputusan dalam pengambilan kebijakan
luar negeri tidak akan pernah lepas dari faktor internal suatu negara, seperti faktor
ekonomi, faktor politik dalam negeri, faktor sosial dan budaya, kelompok
kepentingan, dan lain-lain. Selain itu faktor eksternal juga tetap menjadi
pertimbangan dalam pengambilan sebuah kebijakan luar negeri suatu negara,
dengan saling mengkondisikan antara faktor internal dan eksternal maka akan
terbentuklah sebuah kebijakan yang sesuai dengan keinginan nasional negaranya
masing-masing. Selanjutnya, teori kebijakan luar negeri ini digunakan penulis
untuk menganalisis upaya apa saja yang dilakukan Tiongkok untuk melancarkan
agenda Jalur Sutra Maritim di Indonesia.
Salah satu tokoh yang terkenal dalam analisisnya mengenai Kebijakan Luar
Negeri adalah John P.Lovell, yang mengungkapkan bahwa kebijakan luar negeri
adalah sebuah rancangan rasional yang dibentuk oleh suatu kelompok pembuat
keputusan dan menjadi acuan bagi tindakan-tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya. Tindakan serta pilihan tersebut kemudian tertuang sebagai suatu
bentuk kebijakan luar negeri suatu negara. Dari sebuah perspektif strategi, pola-
28 Eugene R Wittkoff, Charles W Jr Kegley, dan James M Scott, American Foreign policy, Sixth
Edition, (United States Thomson Wadsworth, 2003),.1
14
pola perubahan dan interaksi dalam kebijakan luar negeri dipahami sebagai
tujuan strategi pembuat kebijakan.29
Menurut John P. Lovell, dalam menganalisis interaksi suatu negara dengan
negara lain, pada dasarnya ditentukan dua aspek, yakni strategi yang dibuat oleh
para pengambil keputusan berdasarkan pada strategi yang dilakukan negara lain
dan strategi yang dibuat para pengambil keputusan berdasarkan pada
pertimbangan stabilitas nasional relatif mereka. Dengan demikian, strategi politik
luar negeri dapat dibagi ke dalam empat tipe, yakni leadership strategy, concor
dan cestrategy, accomodation strategy, dan confrontation strategy.30
E.3 Rational Choice Theory
Salah satu hal yang paling sering digunakan dalam proses pembuatan
kebijakan luar negeri yaitu ‘Rational Decision-Making Model’ atau yang lebih
sering dikenal dengan Rational Choice Theory. Analisis ini digunakan dalam
melihat bagaimana menjelaskan pilihan dan perilaku pemimpin di dalam krisis
internasional. Namun yang paling dominan adalah bagaimana caranya untuk
mengetahui dasar dari prinsip dan asumsi Rational Actor Model yang meliputi
dasar dari Rational Choice Theory.31
Sejak awal 1950-an, setelah berakhirnya perang dunia. Inti dari Rational
Choice Theroy adalah ide dari pilihan optimal yang terhubung baik dengan empat
29John Lovel, Foreign Policyin Perspective: Strategy, Adaptation, Decision Making. (New
York, Holt, Rinehart and Winston,1970), 57 30John Lovel, ,Foreign Policyin Perspective: Strategy, Adaptation, DecisionMaking, (New York,
Holt, Rinehart and Winston,1970), 99. 31 Labieb Syarief, dkk., "Kebijakan Luar Negeri" 2014 makalah tersedia di
http://www.academia.edu/9749867/Definisi_Tujuan_dan_Model_Kebijakan_Luar_Negeri;Interne;
di unduh pada Januari 2018
15
dasar asumsi yang dikenal oleh berbagai penulis antara lain, utility maximasation,
bering consistency, expected value, dan individuals.32
Asumsi dasar dari Rational Choice Theory adalah lingkungan internasional
menentukan aksi negara sebagai aktor, semua pembentuk pilihan kebijakan luar
negeri hampir sama dalam mengutamakan proses pembentukan kebijakan, setiap
pilihan negara membuat proses dapat dilihat sebagai satu kesatuan aktor dalam
membuat pilihan, setiap satu kesatuan aktor membuat pilihan yang rasional.33
Untuk dapat melihat bagaimana proses pengambilan kebijakan negara
Tiongkok dalam keputusannya mendukung kebijakan Poros Maritim negara
Indonesia maka digunakan konsep Rational Actor Model dari Graham T. Allison.
konsep ini digunakan dalam menganalisa pembuatan kebijakan luar negeri suatu
aktor Internasional berdasarkan input (kepentingan nasional dan sistem
internasional) yang merupakan proses dari pengambilan keputusan kebijakan luar
negeri.34
Rational Actor Model berpendapat bahwa aktor negara atau pemerintah dalam
mengasumsi keputusan hampir sama dengan aktor individual rasional karena
dapat melihat nilai dan biaya yang akan dikeluarkan, artinya aktor dapat
menentukan strategi dalam melihat lingkungan sekitar terhadap isu yang sedang
terjadi. Aktor negara akan mengumpulkan pilihan, informasi, dan risiko dalam
memilih dan membuat rencana dari isu sebagai salah satu cara membuat pilihan
dan memilih salah satu pilihan dengan mengambil keuntungan yang paling baik.
32 Labieb Syarief, dkk., "Kebijakan Luar Negeri" 2014 makalah tersedia di
http://www.academia.edu/9749867/Definisi_Tujuan_dan_Model_Kebijakan_Luar_Negeri;Interne;
di unduh pada Januari 2018 33 Loyd Jensen, Explaining Foreign Policy, (New Jersey: Englewood Cliffs. 1982), 5. 34 Loyd Jensen, Explaining Foreign Policy, (New Jersey: Englewood Cliffs. 1982), 5.
16
Jika pilihan tersebut tidak mendapatkan keuntungan yang paling baik, maka hal
itu merupakan kesalahan dalam pengumpulan data informasi, perhitungan, dan
pilihan yang salah.35 Rasionalitas dapat terjadi, secara tradisional, ketika seorang
decision maker akan memilih alternatif mana yang terbaik dari sekian banyak
pilihan yang mungkin ada.36
Kesimpulannya, aktor negara memang akan berhubungan dengan
ketidakpastian ini, namun, aktor negara dapat menganalisis keputusannya lebih
jauh jika dapat melihat potensi ketidakpastian dan menggunakannya sebagai
informasi bagi pilihan. Pada kasus Tiongkok, pemerintah Tiongkok memutuskan
untuk memberikan dukungan dengan memberikan dana investasi kepada negara
Indonesia dalam rangka mendukung kebijakan Poros Maritim Dunia.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian kualitatif menjadi metode yang penulis pilih dalam
penelitian ini. Menurut John W. Creswell dalam buku yang berjudul Research
Design: Qualitative and Quantitative Approaches, penelitian kualitatif adalah
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada fenomena sosial
dan masalah manusia, merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Pendekatan
kualitatif untuk menunjang fakta yang terjadi dan dengan teori dapat menganalisa
fenomena tersebut.37
35 Lawrence S Falkowski. Psychological Models in International Politics. Colorado: Westview
Press. 1974. Hal 15-46. 36 Branislav L. Slantchev. Introduction to International Relations Lecture 3: The Rational Actor
Model. Department of Political Science, University of California – San Diego. 19 April 2005 37John Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches, (SAGE Publications
Inc. Thousand Oaks,1994), hal.149.
17
Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang mengandalkan data
dari pengumpulan, analisis dan interpretasi data yang berbentuk non-statistik.
Selain itu juga terdapat tiga teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
yakni observasi, wawancara dan dokumen.38
Sementara itu, teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan
metode in depth interview terhadap narasumber yang memiliki kapabilitas
terhadap isu yang dikaji olehpeneliti. Penelitian ini bersifat deskriptif,
yakni bentuk penelitian untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena tertentu.39
Jawaban terhadap penelitian ini akan digali dari berbagai informasi yang
bersumber dari data primer dan sekunder. Data sekunder yang digunakan
berbentuk jurnal, tesis, buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini, jurnal
ilmiah, surat kabar dan berbagai artikel ataupun media elektronik dari internet.
Data diperoleh dari studi kepustakaan dengan mencari informasi dari berbagai
perpustakaan, seperti, Perpustakaan Nasional RI, Perpustakan Umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
Perpustakaan Universitas Indonesia.
Setelah melakukan pengumpulan data, peneliti mencari relevansi data
tersebut untuk kemudian direduksi. Pada tahapan ini hanya menggunakan data-
data yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Data yang tidak dibutuhkan dalam
penelitian ini digunakan sebagai data pelengkap untuk menambah pengetahuan
pribadi.
38John Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches, (SAGE Publications
Inc. Thousand Oaks,1994), hal.149. 39Sukmadinata, Metode Penelitian Kualitatif, (PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006), 72
18
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan penjelasan mengenai alur pembahasan
yang ditulis dalam skripsi ini, sehingga dapat dipahami sebagai satu kesatuan
yang utuh dan terstruktur dengan baik. Sistematika penulisan dalam skripsi ini
terbagi kedalam lima bab :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai pernyataan masalah yang dibahas
dalam skripsi ini, serta pertanyaan penelitian yang menjadi fokus
pembahasannya. Selanjutnya dipaparkan juga mengenai tujuan dan manfaat
penelitian. Selain itu juga, pada bab ini juga akan membahas tinjauan pustaka dan
akan dijelaskan pula yang menjadi pembeda antara penelitian yang ditulis oleh
peneliti sebelumnya. Terakhir dijelakan mengenai kerangka pemikiran dan
metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini.
BAB II GAMBARAN UMUM HUBUNGAN BILATERAL TIONGKOK
INDONESIA
Bab ini akan memaparkan gambaran umum mengenai Hubungan Bilateral
antara Tiongkok dan Indonesia, perihal sejarah hingga hubungan di era sekarang
ini termasuk hubungan kerjasama dibidang kemaritiman.
BAB III JALUR SUTRA MARITIM DAN POROS DUNIA
Pada bab ini akan dibahas mengenai masing-masing konsep perihal jalur
sutra maritime dan poros maritime dunia. Termasuk didalamnya perihal integrasi
kedua konsep diatas serta peluang dan tantangannya.
19
BAB IV UPAYA TIONGKOK MEWUJUDKAN JALUR SUTRA
MARITIM DI INDONESIA 2014-2018
Pada bab ini akan menjawab pertanyaan penelitian tentang strategi yang
dilakukan Tiongkok dalam mewujudkan konektivitas jalur sutra maritime dengan
poros maritime dunia. Akan dipaparkan berbagai hal yang sudah dilakukan dan
akan dilakukan Tiongkok dalam mewujudkan cita-cita besar tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
Pada bab kelima ini dipaparkan mengenai saran dan kesimpulan yang
diperoleh dari jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan dalam skripsi
ini berdasarkan kerangka pemikiran dan metode penelitian yang digunakan.
20
BAB II
HUBUNGAN BILATERAL TIONGKOK INDONESIA
A. Hubungan Diplomatik Tiongkok-Indonesia
1. Awal kerjasama dan sekilas diplomatik Tiongkok– Indonesia
Hubungan Tiongkok– Indonesia memiliki sejarah yang panjang, interaksi
antara dua bangsa ini dimulai ribuan tahun lalu. Hubungan yang erat ini
menemukan momentum simboliknya dalam kisah perjalanan Cheng Ho yang
sangat masyhur pada abad ke-14. Salah satu bukti budaya yang menunjukkan
interaksi itu adalah bedug yang digunakan hanya oleh masjid-masjid di
Indonesia. Bedug itu merupakan bawaan dari Tiongkok dan adanya aneka
kontak antara penduduk di Daratan Tiongkok dan Kepulauan Nusantara pada
saat masa Dinasti Tang, Dinasti Ming dan Dinasti Qing.40
Pada masa Hatta menjadi Perdana Menteri RI, Indonesia secara resmi
mengakui kedaulatan Tiongkok sebagai Negara merdeka pada 15 Januari 1950,
lalu pada tahun 1953 Indonesia mengirim Duta Besar Indonesia ke Beijing
yang dijabat oleh Arnold Mononutu.
Kemudian pada awal tahun 1960-an, muncul poros Jakarta-Peking yang
berkembang menjadi poros Jakarta-Peking-Pyongyang.41 Tiongkok terus
berupaya memperbaiki hubungannya dengan berbagai Negara melalui berbaga
bidang dan diplomasi dagang dipilih Tiongkok untuk terus menjaga hubungan
40 KongYuanzhi,Silang Budaya Tiongkok Indonesia, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 1999), 12 41Justus M. van der Kroef, The Sino-Indonesian Rupture, (New York, American Asian Educational
Exchange, 1968), 2
21
baiknya dengan Indonesia.
Tahun 1988 menjadi tahun yang baik bagi hubungan dagang kedua negara,
bahkan ekspor impor yang dilakukan kedua negara pada tahun ini mencapai tiga
kali lipat dari 1985. 42
Setelah lengsernya Presiden Soeharto, kegiatan politik Indonesia lebih
terbuka, termasuk dihapusnya kategorisasi ”pribumi” dan”non pribumi” yang
membuat etnis Tiongkok bisa mendapat perlakuan politik yang setara,
penghapusan larangan penggunaan bahasa dalam kegiatan publik dan penekanan
tentang penghapusan diskriminasi, penghapusan larangan untuk kegiatan publik
berkaitan dengan agama, kepercayaan dan tradisi Tiongkok, dan penetapan
perayaan Tahun Baru Imlek sebagai perayaan nasional Indonesia. Faktor
nasional dan internasional turut berperan dalam proses pencairan hubungan
Indonesia dan Tiongkok. KeinginanSoeharto untuk menjadi pimpinan Gerakan
Non Blok, merupakan faktor-faktor yang melicinkan jalannya proses normalisasi
hubungan diplomatik kedua negara. Nota perbaikan hubungan kedua negara
ditandatangani kedua belah pihak dan diumumkan secara resmi dalam
kunjungan Perdana Menteri Li Peng ke Jakarta pada 8 Agustus 1990.43
Indonesia dibawah Presiden Abdurrahman Wahid membuka babak baru bagi
hubungan luar negerinya dengan Tiongkok, terlebih presiden ke IV ini
menjadikan Tiongkok sebagai Negara pertama yang dikunjunginya sebagai
42Leo Suryadinata, Politik Luar Negeri Indonesia dibawah Soeharto, (Jakarta: LP3ES,
1998),136-137 43 I. Wibowo dan Syamsul Hadi, Merangkul Tiongkok, Hubungan Indonesia-Cina Pasca-Soeharto,
(Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama: 2009), 56
22
kepala negara. Selain itu, disepakati pula beberapa kerjasama seperti
kerjasamakeuangan, teknologi, perikanan, promosi kunjungan wisata, serta
kerjasama dalam bentuk counter trade dibidang energi dengan menukar LNG
Indonesia dengan produk-produk Tiongkok.
Di era Presiden Megawati, hubungan baik Indonesia-Tiongkok terus
dikembangkan. Dalam kunjungan kenegaraannya ke Beijing pada 24-27 Maret
2002, Megawati membuat beberapa kesepakatan dengan pemerintah Tiongkok, di
antaranya pembukaan konsulat jenderal baru disejumlah kota, baik Tiongkok
maupun Indonesia, dan pembentukan forum energi antar kedua negara.44
Indonesia berada pada peringkat ke-17 perihal negara penerima ekspor dari
Tiongkok dengan nilai sebesar USD 3,59 milyar atau meningkat 1,01 persen dari
total ekspor Tiongkok keseluruh dunia. Umumnya perdagangan bilateral semakin
bertambah dengan cepat hingga mencapai USD 10 milyar, termasuk perdagangan
melalui Hong Kong. Sedangkan penanaman modal Tiongkok di Indonesia kini
mencapai total kumulatif sebesar US$ 282 milyar.45
Peningkatan hubungan Indonesia dan Tiongkok mencapai klimaksnya saat
ditanda tanganinya Comprehensive Strategic Partnership Agreement Indonesia -
Tiongkok pada tanggal 25 April 2005 yang mencakup kerjasama politik dan
keamanan, kerjasama ekonomi, pembangunan dan kerjasama sosial budaya.46
44I. .Wibowo dan Syamsul Hadi, Merangkul Tiongkok, Hubungan Indonesia-Cina Pasca-Soeharto,
(Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), 57-58 45 Zainuddin Djafar, Indonesia, ASEAN & Dinamika Asia Timur, Kajian Perspektif Asia Ekonomi-
Politik, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2008), 126. 46Zainuddin Djafar,Indonesia, ASEAN & Dinamika Asia Timur, Kajian Perspektif Asia Ekonomi-
Politik, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2008), 58
23
2. Pasang Surut Hubungan Indonesia dan Tiongkok
Hubungan Indonesia dan Tiongkok sudah berlangsung sejak lama. Namun
melihat kedekatan hubungan kedua negara pada masa-masa sekarang, masih saja
ada sejumlah masyarakat Indonesia yang menilai Tiongkok sebagai ancaman bagi
Indonesia baik dari ideologi maupun keamanan, atau sejatinya hubungan
people to people antara kedua negara tidak begitu baik, Bahkan salah satu
pemerhati Hubungan Indonesia-Tiongkok Prof. Xu Li Ping masyarakat
Tiongkok tidak banyak mengetahui mengenai Indonesia, sebagian besar dari
mereka hanya mengetahui tentang Jakarta dan pulau Bali.47
Menanggapi kekurangan dibalik mesranya hubungan Indonesia dan
Tiongkok, mantan Duta Besar RI untuk Tiongkok, Imron Cotan menjelaskan
bahwa pasca dilakukan normalisasi pada tahun 1990, hubungan keduanya
mengalami peningkatan. Bahkan pasca penandatanganan deklarasi kemitraan
strategis tahun 2005, Tiongkok mulai memandang Indonesia sebagai mitra
strategis yang memiliki peran penting yang hubungannya merambah menjadi
hubungan antar kawasan. Salah satu yang terlihat dari peningkatan tersebut
adalah meningkatnya hubungan dagang Indonesia-Tiongkok pada tahun-tahun
terakhir. Tahun 2009 nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok mencapai US$ 22,5
milyar, tahun 2010 menjadi US$ 42,5 milyar dan tahun 2011 meningkat lagi
menjadi US$ 60,5 milyar.48
47Hasil Wawancara Prof. Xu Li Ping 48 Rini Utam, Hubungan Indonesia-Tiongkok Dari Soekarno Hingga Jokowi, tersedia di
https://www.antaranews.com/berita/490460/hubungan-indonesia-tiongkok-dari-soekarno-hingga-
jokowi di unduh pada 21 oktober 2016
24
B. Hubungan Strategis Bidang Kemaritiman Tiongkok dan Indonesia
1. Latar belakang dan pemahaman Doktrin Maritim
Doktrin Maritim merupakan Pemikiran atau cara terbaik , mengenai suatu
masalah dan menyatakan serta membimbing para penganutnya dalam hal ini
rakyatnya, untuk menghadapi masalah maritim dan instrument maritim
didalamnya. Doktrin telah diyakini kebenarannya oleh para penganutnya,
diajarkan serta disebarluaskan, namun pelaksanaannya harus didasarkan pada
penalaran yang memadai kondisi yang berlaku pada saat itu.
Doktrin Maritim berisikan prinsip bahwa kekuatan-kekuatan maritime bisa
mendukung dan mewujudkan cita-cita nasional,49 dalam konteks negara
kepulauan, negara maritim merupakan suatu upaya negara untuk memaksimalkan
potensi laut untuk kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran negara. Sedangkan
negara kelautan lebih menunjukkan kondisi fisiknya, yaitu negara yang
berhubungan dekat atau terdiri dari laut.50
Poros Maritim Dunia ialah visi Indonesia untuk menguasai jalur pelayaran
maritim dunia. Lokasi geografis Indonesia yang strategis dimanfaatkan
sedemikian rupa untuk menguasai posisi strategis dalam bidang kelautan dunia
dengan memanfaatkan hubungan diplomatic dengan kekuatan besar dikawasan,
seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Dalam mencapai tujuan tersebut, Indonesia harus mampu memanfaatkan
persaingan politik internasional di kawasan Asia-Pasifik, terutama persaingan
antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Amerika Serikat sebagai hegemon dunia
49 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 50 UNCLOS bab IV archipelagic state
25
dan Tiongkok sebagai hegemon regional di Asia-Pasifik. Poros Maritim Dunia
diposisikan menjadi visi nasional Indonesia dalam menghadapi persaingan politik
internasional di kawasan Asia-Pasifik.
Pada 2011, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan dengan nama Pivotto
the Pacific yang menurut Prof. Hasjim Djalal, negara maritim dalah negara yang
mampu memaksimalkan potensi laut walaupun negara tersebut tidak memiliki
banyak laut, namun dengan pengetahuannya kemampuan teknologi mampu
mengelola laut baik kekayaan alamnya serta letaknya yang strategis.51
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Prof Hasjim Djalal sangat jelas
bahwa Negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan laut baik
ruangnya maupun kekayaan alamnya. Strategi nasional menuju negara maritim
ini tentunya tidak berdiri sendiri. Melainkan harus berangkat dari visi yang
sejalan dan beriringan dengan strategi keamanan nasional. Ada kepentingan
nasional yang jelas, ada tujuan nasional yang terdefinisikan dengan baik dan
dapat dicapai, bukan sekedar cita-cita nasional.52
1.1 INDONESIA
Gagasan membangun Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia tidak terlepas
dari tekad Presiden RI Joko Widodo untuk mengulang kembali kebesaran sejarah
masa lalu bangsa ini. Karena status sebagai poros maritim atau tepatnya poros
penghubung antara Tiongkok dan India, sebenarnya pernah disandang Imperium
Sriwijaya dan Majapahit dengan armada lautnya yang hebat mampu menguasai
51 Nurcholis Basyari, Di Laut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan PemikiranKemaritiman
Media Massa, (Jakarta :PersatuanWartawan Indonesia Pusat, 2015), 9. 52 Nurcholis Basyari, Di Laut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan PemikiranKemaritiman
Media Massa, (Jakarta :PersatuanWartawan Indonesia Pusat, 2015), 10.
26
dan mengendalikan Selat Malaka dan Sunda. Sebagai konsepsi strategi yang
bersifat holistic dan menjadi fokus pembangunan Indonesia abad ke-21, konsep
Poros Maritim Dunia ditopang lima pilar yaitu:
a. Budaya Maritim.
Merevitalisasi budaya maritim sebagai akar budaya bangsa melalui redefinisi
identitas nasional Indonesia sebagai bangsa maritim.
b. Ekonomi Maritim.
Mengelola sekaligus melestarikan sumber daya maritim yang begitu
melimpah bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa.
c. Konektivitas Maritim.
Membangun infrastuktur maritim dan sarana/prasarana perhubungan (tol
laut) Sehingga terjalin konektivitas antarpulau seluruh Indonesia.
d. Diplomasi Maritim.
Mengedepankan metode smart diplomacy dalam membangun kerja sama
bilateral/multilateral, termasuk dalam penanganan konflik regional aspek
maritim.
e. Keamanan Maritim.
Peningkatan kerja sama seluruh pemangku kepentingan yang bergiat dilaut
dan penguatan alutsista beserta doktrin, taktik, dan strateginya guna
memperkuat sistem pertahanan Negaradi laut.53 Dengan memperhatikan berbagai
resiko yang dihadapi, Indonesia bisa mencapai tujuan tersebut dengan
menggiatkan visi Global Maritime Fulcrum. Salah satu hal terpenting adalah
53 Gandarsih dan Priamarizki,Indonesia’s Maritime Doctrine And Security Concern, 2015 hal. 5
tersedia dihttps://www.rsis.edu.sg/wpcontent/uploads/2015/04/PR150409_Indonesias-Maritime-
Doctrine.pdf diunduh pada 02 Juni 2018
27
mampu menjamin keamanan maritim bagi stake holdersdi kawasan regional dan
global.
Karena pada akhirnya, struktur pemerintahan menjadi satu actor penting
yang bisa menentukan efektifitas dan efisiensi mengenai penataan sektor
maritime di Indonesia, selaras dengan permasalahan yang melanda yakni
ancaman terhadap sumber daya, baik berupa kriminalitas hingga kejahatan
kemanusiaan.54
Konsep keamanan maritim atau Informal Consultative Process (ICP)
merupakan hasil dari Resolusi Umum PBB yang mengeluarkan dokumen
mengenai hal-hal yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional yang
datang dari laut seperti halnya perdagangan gelap narkotika, migrasi ilegal, serta
perdagangan manusia dan kejahatan lainnya.55
Keamanan maritim merupakan istilah baru yang pada prakteknya bukan
penggunaan militer, melainkan dengan upaya menjaga sumber daya di laut
hingga sarana transportasi laut.56
Dalam membangun Negara maritim, m e m e r l u k a n keterlibatan semua
unsur sebagai faktor utama pemerintah, masyarakat hingga pengusaha.
54 Gandarsih dan Priamarizki,Indonesia’s Maritime Doctrine And Security Concern, 2015 hal.
5 tersedia di https://www.rsis.edu.sg/wpcontent/uploads/2015/04/PR150409_Indonesias-
Maritime-Doctrine.pdf diunduh pada 02 Juni 2018 55 Makmur Keliat, “Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya BagiIndonesia”. (Jakarta:
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 13, Nomor 1, 2009), 113-114 tersedia di
https://media.neliti.com/media/publications/37552-ID-keamanan-maritim-dan-implikasi-
kebijakannya-bagi-indonesia.pdf diunduh pada 03 Juni 2018 56 Makmur Keliat, “Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi Indonesia”. (Jakarta:
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 13 ,Nomor 1, 2009), 115 tersedia
dihttps://media.neliti.com/media/publications/37552-ID-keamanan-maritim-dan-implikasi-
kebijakannya-bagi-indonesia.pdf diunduh pada 03 Juni 2018
28
Pemerintah dan TNI AL dapat melakukan berbagai upaya, antara lain: Build up,
modernization, dan naval deployment.57
Disamping faktor internal, faktor eksternal menjadi penting untuk
diperhatikan oleh Indonesia dalam upaya mewujudkan pencapaian visi maritim
dunia. Gejolak di Laut Cina Selatan yang hingga detik ini belum menemukan titik
terang dapat menjadi lahan diplomasi maritime Indonesia secara berkelanjutan.
Oleh karena itu Indonesia perlu membuat langkah-langkah strategis, antara lain :
1. Memposisikan keamanan maritim internasional melalui
karakteristik dan nilai strategis maritimIndonesia.
2. Menata infrastruktur laut dan konektivitas rute dagang, baik antar
institut maupun antara pemerintah Indonesia dengan negara lain.
3. Melindungi wilayah dan populasi penduduk dari kejahatan di
wilayah perairan.
57 Muhammad Aini, “Peranan Kebijakan Kesadaran Domain Maritim Dalam
Penanggulangan Imigran Ilegal di Indonesia” (Kalimantan : Fakultas Hukum Universitas
Islam Kalimantan MAB, Jurnal Al’Adl, Volume X Nomor 2, Juni 2018), 280 tersedia
dihttps://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/aldli/article/download/1706/1352diunduh pada 03
Juni 2018
29
1.2 TIONGKOK
Strategi terbaru kemaritiman Tiongkok yang hendak diuraikan sebetulnya
masih terkait dengan upaya negeri itu memastikan sustainability pasokan bahan
baku, dalam hal ini energy dan industri serta penduduk mereka. Namun, strategi
terbaru ini bukanlah kebijakan resmi sebagaimana strategi Maritime Silk Road.
Strategi Maritime Silk Road tidak disampaikan langsung oleh pejabat resmi
pemerintah dan disosialisasikan kepada negara- negara sahabat. Strategi Maritime
Silk Road betul-betul didasarkan pada perkembangan day by day yang terjadi
dalam dunia bisnis. Karenanya, strategi ini lebih tepat diistilahkan dengan taktik.
Strategi maritim Tiongkok yang sudah dikenal publik adalah maritime silk road
atau jalur sutra maritim.
Strategi ini bertemu pada jalur yang sudah ada sejak zaman sebelum Masehi
dan menghubungkan seluruh titik perdagangan yang ada di belahan timur dan
belahan barat Benua Asia. Biarawan, pengembara, prajurit dan lain sebagainya
asal Tiongkok dan India yang hendak berpergian ke Laut Mediterrania
menggunakan jalur tersebut. Dengan ditambahi kata maritim, ini berarti jalur
kuno itu akan ditelusuri dengan kapal sebagai alat transportasinya, menggantikan
karavan, jalan kaki dan model lainnya.
Dalam perspektif supply chain management (SCM), strategi yang ditempuh
Tiongkok itu bisa dinilai sebagai upaya mengamankan pasokan bahan baku bagi
industri mereka yang sebagian besar berasal dari luar Tiongkok. Kekayaan alam
negeri Judge Bao Zheng itu relatif terbatas jika tidak mau disebut tidak ada sama
sekali. Sedangkan dari sudut Kajian Strategis atau Strategic Studies, Jalur Sutra
30
Maritim menjadi sea lanes of communication (SLOC) armada AL Tiongkok yang
beroperasi di lautan lepas seiring dengan perubahannya menjadi blue-water navy.
Blue-water navy sejalan dengan strategi String of Pearls yang dibentuk untuk
mengamankan suplai energi Tiongkok.58
String of Pearls ini meluas mulai dari pantai daratan Tiongkok melalui
pesisir di Laut Cina Selatan, Selat Malaka, melintasi Samudera Hindia, hingga
pesisir Laut Arab dan Teluk Persia. Strategi String of Pearls ini menggambarkan
manifestasi geopolitik Tiongkok melalui upaya peningkatan akses,
mengembangkan hubungan diplomatik, dan modernisasi kekuatan militer.59
Zhao Yuncheng, cendekiawan kenamaan dari Tiongkok‘s Institute of
Contemporary International Relations bahkan mengatakan bahwa :“Who ever
controls the Straits of Malacca and the Indian Ocean could threaten Tiongkok‘s
oil supply route.” Pernyataanya ini pun digunakan oleh Presiden Hu Jiantao
bahwa “Malacca-dilemma” merupakan persoalan kunci bagi keamanan energi di
Tiongkok yang 80% impornya melalui Selat Malaka, sehingga keamanan Selat
Malaka menjadi hal penting bagi keberlanjutan dan keberlangsungan
ekonomi Tiongkok.60
Wartawan Andrew Stevens juga melaporkan bahwa Tiongkok dilaporkan
tengah membangun fasilitas penyimpanan strategis untuk minyak mentah yang
58 Christopher J. Pehrson, String Of Pearls: Meeting The Challenge Of Tiongkok’s Rising Power
Across TheAsian Littoral,(Strategic Studies Institute, 2006), 25 59 ChristinaY.Lin, Militarisation of Tiongkok’s Energy Security Policy– Defence Cooperation and
WMD Proliferation Along its String of Pearlsin the Indian Ocean tersedia di
https://www.files.ethz.ch/isn/56390/StringPearls.pdf diunduh pada 03 Juni 2018 60 Ariwibowo, PM Wen : China akan Bangun Militer Yang Kuat, tersedia di
https://www.antaranews.com/berita/248706/pm-wen-china-akan-bangun-militer-yang-kuat,
diunduh pada tanggal 06 Juni 2018
31
dibeli saat harganya terjun bebas saat ini. Fasilitas tersebut direncanakan akan
mampu menampung 500 juta barel. Jumlah ini sedikit di bawah negara
saingannya, AS yang memiliki simpanan minyak mentah antara 700-800 juta
barel. Sang wartawan melanjutkan, di samping cadangan 500 juta barel itu,
Tiongkok terlebih dahulu telah menimbun sekitar 150 juta barel.61
Kapasitas penyimpanan strategis milik Tiongkok akan terus ditingkatkan
hingga penghujung tahun nanti. Tempat penyimpanan strategis negeri Tirai
Bambu itu adalah kapal. Tentu, negara ini juga punya bunker minyak didaratan.
Disinilah aspek kemaritiman dari strategi atau taktik baru Tiongkok.
61Ikhrotul Fitriyah, Strategi China Dalam Persaingan Dengan Amerika Serikat Untuk
Memperebutkan Hak Eksplorasi Minyak di Sudan, (Malang : UMM, 2012), 35 tersedia di
http://eprints.umm.ac.id/29535/2/jiptummpp-gdl-ikhrotulfi-31138-1-pendahul-n.pdf diunduh pada
22 Juni 2017
32
BAB III
JALUR SUTRA MARITIM DAN POROS MARITIM
A. One Belt One Road Initiative
One Belt One Road Initiative atau yang lebih dikenal dengan singkatan
OBOR adalah sebuah Kebijakan Luar Negeri dan Ekonomi yang dikeluarkan oleh
Presiden Tiongkok Xi Jinping pada tahun 2013. Kebijakan ini lebih fokus pada
peningkatan dan penciptaan rute perdagangan untuk menciptakan peluang bisnis
yang baru dengan Tiongkok. One Belt One Road Initiative ini mempunyai jalur
yang panjang dan melewati 60 negara yang melintasi benua Asia, Eropa, Timur
Tengah dan Afrika.62
One Belt One Road Initiative ini mempunyai dua elemen utama, yaitu yang
pertama adalah One Belt The Silk Road Economic Belt yang mempunyai fungsi
untuk meningkatkan dan mengembangkan jalur darat dimana Tiongkok akan
membangun jalur perdagangan darat utama yang akan menghubungkan kawasan
Eurasia. Jalur ini akan berawal dari kawasan Pantai Timur Tiongkok dan berakhir
di Rotterdan dikawasan Eropa Barat.
62 Christopher K Johnson,“President Xi Jinping’s ‘Beltand Road’Initiative: A Practical
Assessment ofthe Chinese Communist Party’s Roadmap for Tiongkok’s Global Resurgence”,
tersedia di https://www.csis.org/analysis/president-xi-jinping’s-belt-and-road-initiative diunduh
pada 23 Agustus 2017.
33
Tiongkok juga ingin mengembangkan sejumlah sektor ekonomi potensial
yang akan menghubungkan Tiongkok, Mongolia dan Rusia, serta Asia Tengah
dengan Asia Tenggara.63
Elemen yang kedua adalah One Road : The 21st Century Maritime Silk Road.
Tiongkok berusaha membuka jalur perdagangan melalui jalur laut yang akan
membentang dari Pantai Timur Tiongkok menuju Eropa melalui Laut Tiongkok
Selatan sampai Samudra Hindia dengan merujuk kepada Jalur Sutra Maritim yang
lama.64
Gambar III. I. Rute One Belt One Road
Sumber: PwC's GrowthMarkets Centre.65
63 Nur Yasmin, Kebijakan Maritim Silk Road dalam One Belt One Road, (Jakarta : Binus
University,2017) tersedia di http://scdc.binus.ac.id/himhi/2017/03/kebijakan-maritime-silk-road-
dalam-one-belt-one-road-tiongkok/ diunduh pada 21 Mei 2018 64One Belt, One Road Main Body. Tersedia
dihttp://www.cbbc.org/cbbc/media/cbbc_media/One-Belt-One-Road-main-body.pdf diunduh
pada21 Mei 2018 65PwC's Growth Markets Centre,China’s new silkroute The long and winding road, 2016, hal. 2
diakses pada https://www.pwc.com/gx/en/growth-markets-center/assets/pdf/china-new-silk-
route.pdf tanggal 21 Mei 2018
34
Implementasi One Belt One Road Initiative dimulai pada tahun2015 yang di
kelola sekelompok kecil dibawah kepemimpinan Wakil Perdana Menteri Zhang
Gaoli. Untuk mendukung kebijakan One Belt One Road Initiative ini, pemerintah
Tiongkok telah menugaskan kepada Kementerian Luar Negeri dan Kementerian
Perdagangan Tiongkok untuk saling bekerjasama dan berkoordinasi dengan The
National Developmentand Reform Commission (NDRC).
Kebijakan One Belt One Road Initiative membutuhkan infrastruktur yang
memadai untuk menopang segala kebutuhan dalam menjalankan kebijakan ini.
Oleh karena itu, pemerintah Tiongkok memulai kebijakan ini dengan melakukan
serangkaian perjanjian perdagangan bilateral dan regional yang lebih fokus
kepada infrastruktur dalam menopang kebijakan One Belt One Road Initiative
seperti pengembangan asset termasuk pelabuhan, jalanraya, kereta api, bandara,
pembangkit listrik, jaringan pipa minyak dan gas, zona perdagangan bebas,serta
teknologi informasi pendukung infrastruktur telekomunikasi dan keuangan.66
Proyek infrastruktur akan memainkan peran penting dalam menghubungkan
Tiongkok dengan negara-negara disepanjang rute. Sebagian besar Provinsi
Tiongkok disepanjang rute juga mengembangkan rencana infrastruktur One Belt
One Road Initiative mereka sendiri. Beberapa peluang peluang yang lain akan
ditemukan dibanyak sektor yang potensial, seperti pertanian, energi dan
lingkungan, e-commerce, kesehatan dan ilmu kehidupan. Beberapa provinsi di
66Syaiful Anam, Ristyani, “Kebijakan Belt One Road Initiativ Pada Masa Pemerintahan Xi Jin
Ping”, Universitas Mataram diakes dari
journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/download/2842/2623
diakses pada 03 Februari 2018
35
Tiongkok seperti Xinjiang dan Fujian diposisikan sebagai wilayah pusat dari
inisiatif One Belt One Road Initiative ini karena lokasi geografis yang cukup
strategis. Xinjiang bertujuan untuk menjadi pusat keuangan di Tiongkok Barat
dan Fujian akan fokus pada pengembangan lebih lanjut dari sektor logistik,
pengiriman dan kelautannya.67
Kebijakan Pemerintah Tiongkok mengenai proyek One Belt One Road Initiative
ini bertujuan :
1. Kesejahteraan bagi provinsi-provinsi terbelakang di Tiongkok, terutama di
bagian barat negara ini.
2. Meningkatnya konektivitas dan pembangunan ekonomi di sepanjang
kedua jalur melalui pergerakan barang, jasa, informasi, dan masyarakat serta
pertukaran budaya.
3. Integrasi yang lebih besar antara Tiongkok dengan negara tetangganya.
4. Keamanan energi melalui diversifikasi sumber impor.
5. Sarana alternative untuk mengatasi kelebihan kapasitas dibeberapa sektor
dalam negeri dan investasi luar negeri :
a. Memiliki kelebihan kapasitas dibeberapa sektor, karena dorongan
ekonomi dan ledakan pendirian bangunan dalam beberapa dekade
terakhir. One Belt One RoadI nitiative dipandang sebagai jalan keluar
yang layak untuk mengatasi kapasitas produksi yang berlebih.
b. Tiongkok juga telah mengumpulkan sejumlah cadangan devisa dan
modal yang besar. Dengan adanya kebijakan OBOR. Ini
67One Belt, One Road Main Body. Diakses melalui
http://www.cbbc.org/cbbc/media/cbbc_media/One-Belt-One-Road-main-body.pdf diakses pada 23
Mei 2018
36
menjadikannya sarana untuk investasi luar negeri dan diversifikasi
cadangan devisa.
6. Pasar baru untuk produk dan layanan Tiongkok :
a. Diversifikasi pasar ekspor , terutama di negara-negara berkembang akan
memperpanjang siklus hidup produk Tiongkok dan akan memberikan
peningkatan industri tradisional dalam negeri dan pengembangan industri yang
sedang berkembang.68
OBOR dapat dianggap sebagai kebijakan terpenting bagi strategi
pembangunan jangka panjang Tiongkok, kebijakan luar negeri, dan bahkan cara
untuk mereformasi struktur ekonominya sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk
membentuk strategi pengembangan ekonomi nasional Tiongkok dan kegiatan
internasional untuk tahun-tahun mendatang dan diharapkan dapat menjadi
unggulan dalamrencanalima tahun Tiongkok berikutnya.
68PwC's Growth Markets Centre,China’s new silk route The long and winding road, 2016, hal.
2 diakses pada https://www.pwc.com/gx/en/growth-markets-center/assets/pdf/china-new-silk-
route.pdf tanggal 21 Mei 2018.
37
Jatuhnya ekspor serta pertumbuhan ekonomi yang lamban, baik secara global
maupun nasional di Tiongkok dan kebutuhan yang terus-menerus meningkat bagi
Tiongkok untuk secara struktural mengubah ekonominya dari didorong oleh
investasi pemerintah dan ekspor ke model yang baru yaitu, consumer driven.
Karena sifat model pertumbuhan ekonominya, Tiongkok telah menciptakan
masalah kelebihan kapasitas yang serius di banyak industrinya. Penekanan
Tiongkok terhadap sektor industri selama dua decade terakhir menjadi kekuatan
yang menentukan dalam ekonomi Tiongkok yang menjadi alasan utama
terjadinya kelebihan kapasitas ini. Saat ini, pemerintah telah mengidentifikasi
menerapkan langkah-langkah spesifik kepada lebih dari selusin industri yang
untuk mengekang produksi lebih lanjut.
Di Tiongkok, sekitar 16 dari 27 provinsi masuk kedalam rencana
kebijakan One Belt One Road Initiative dan kemungkinan jumlah akan
bertambah setelah adanya indikasi keinginan untuk ikut berpartisipasi dari
provinsi yang lain. Bagi daerah dipedalaman Tiongkok yang kurang berkembang
menilai, kebijakan ini merupakan kesempatan yang bagus untuk mengejar
provinsi-provinsi yang lebih maju di Pesisir Timur Tiongkok. Pemerintah pusat
juga akan membawakan lebih banyak stabilitas keprovinsi– provinsi lain
(terutama Xinjiang) dengan membangun konektivitas yang lebih baik dengan
daerah lain.69
69 Huaxia, China's Silk Road Fund makes first investment in Pakistan's hydro power project
diakses pada http://www.xinhuanet.com/english/2015-04/21/c_134167533.htm tanggal 05 Juni
2018
38
Dalam bentuknya saat ini, One Belt One Road Initiative juga merupakan
strategi besar Tiongkok untuk mengembangkan peran kepemimpinan yang lebih
besar dipanggung internasional dan meningkatkan hubungan dengan negara-
negara tetangga.70
Dengan strategi yang tampaknya sebagian besar didasarkan pada pinjaman
dan bantuan kepada negara lain untuk membangun citra Tiongkok sebagai salah
satu kekuatan finansial yang ada (termasuk penggunaan mata uang internasional
yang lebih luas) disamping kekuatan perdagangannya, Negara ini berharap dapat
memperluas pengaruhnya dipasar geopolitik dimana kekuatan global bersaing
agar dapat menjadi salah satu negara yang berpengaruh dipasar Negara
berkembang.
B. 21st Century Maritime Silk Road
Visi 21st Century Maritime Silk Road adalah menghubungkan provinsi-
provinsi Tiongkok dengan Laut Tiongkok Selatan dan Samudera Hindia dan dari
sana ke Afrika Timur, melalui Horn of Africa dan Laut Mediterania ke
pelabuhan- pelabuhan Eropa melalui jaringan infrastruktur pelabuhan, termasuk
pelabuhan laut dalam, zona industri, fasilitas penyimpanan minyak dangas, serta
sambungan kereta api dari tempat kargo dapat dikirim kedaratan.
Selain itu rute maritim ini meliputi rute yang sibuk di Laut Tiongkok Selatan
dan Teluk Benggala. Namun Maritim Silk Road ini dengan sengaja tidak
70Roosmayri Lovina Hermaputi, Gong Jiajia, Hua Chen, “The Chinese Belt and Road Initiative”:
Indonesia-China Cooperation and Future Opportunities for Indonesia’s Port Cities
Development”, diakses dari http://journals.itb.ac.id/index.php/jpwk/article/view/3702) diakses
pada 07 Juni 2018
39
memasukan pantai barat India dan juga Semenanjung Arab,71 kecuali Pelabuhan
Gwadar di Pakistan Selatan yang selama bertahun-tahun dinilai sebagai wilayah
yang strategis sebelum peluncuran OBOR dan sebuah proyek tambahan oleh
sebuah konsorsium Tiongkok untuk membangun sebuah proyek industri
dipelabuhan Duqm selatan Oman. Sementara itu, adanya penumpukan rute
Maritime Silk Road menuju Afrika Timur, Laut Merah masuk ke Terusan Suez
dan Mediterania Timur. Hal tersebut terjadi karena banyaknya investor asal
Tiongkok yang sudah terlebih dahulu melakukan investasi untuk fasilitas
pelabuhan dan infrastruktur lainnya di Afrika Timur sebelum adanya kebijakan
Maritim Silk Road Tiongkok.55
Sebuah konsorsium internasional yang dipimpin oleh Tiongkok Harbour
Engineering Company memproyeksikan investasi sebesar USD 1 miliar di
pelabuhan baru di provinsi Maputo, untuk melayani Mozambik dan negara-negara
tetangga lainnya, termasuk Afrika Selatan. Perusahaan yang sama juga telah
memenangkan tender untuk membangun pelabuhan di Massawa, Eritrea.
Tiongkok adalah salah satu negara yang terlibat untuk pembangunan Pelabuhan
Bagamoyo di Tanzania yang rencananya akan menjadi pelabuhan terbesar di
Afrika Timur ketika selesai, dua kali kapasitas Dar as Salaam dan juga Zona
Ekonomi Khusus yang berdekatan.
Perusahaan Tiongkok telah memenangkan tender untuk membangun
perkereta apian yang menghubungkan Bagamoyo dan Dar as Salaam serta
71Ibrahim, Zuraidah. ‘Indonesia to throw open doors to Chinese investment; seeks detailson
maritime Silk road’, South China Morning Post, tersedia di
http://www.scmp.com/news/asia/article/1746628/widodo-aims-use-china-visit-boost-tiesand-
seek-details-maritime-silk-road diunduh pada 29 Mei 2019
40
perkereta apian yang mengarah dari pelabuhan-pelabuhan tersebut ke bagian barat
Tanzania72.
Sebuah konsorsium internasional yang dipimpin oleh Tiongkok Harbour
Engineering Company memproyeksikan investasi sebesar USD 1 miliar di
pelabuhan baru diprovinsi Maputo, untuk melayani Mozambik dan negara-negara
tetangga lainnya, termasuk Afrika Selatan.Perusahaan yang sama juga telah
memenangkan tender untuk membangun pelabuhan di Massawa, Eritrea.
Tiongkok adalah salah satu negara yang terlibat untuk pembangunan Pelabuhan
Bagamoyo di Tanzania yang rencananya akan menjadi pelabuhan terbesar di
Afrika Timur ketika selesai, dua kali kapasitas Dar as Salaam dan juga Zona
Ekonomi Khusus yang berdekatan.
Perusahaan Tiongkok telah memenangkan tender untuk membangun
perkereta apian yang menghubungkan Bagamoyo dan Dar as Salaam serta
perkereta apian yang mengarah dari pelabuhan-pelabuhan tersebut kebagian barat
Tanzania73.
Tanzania juga menandatangani sebuah perjanjian kerangka kerja dengan
sebuah perusahaan kereta api Tiongkok untuk menghubungkan wilayah antara
pelabuhan selatan Mtwara dan proyek bijih besi dan batu bara dengan
menggunakan kereta api di negara tersebut yang dimiliki oleh kelompok
Tionghoa lainnya. Di Kenya, sebuah perusahaan Tiongkok menandatangani
72 Xue Liand Cheng Zhang xi. ‘China's Window of Opportunity in the South China Sea’,
The Diplomat tersedia di http://thediplomat.com/2017/07/chinas-window-of-opportunity-
in-the-south-china-sea/diunduh pada 28 Mei 2018 73Jun’ichi, Takeda, “China’s Rise as a Maritime Power:Ocean Policy from Mao Zedong to Xi
Jinping tersedia di https://www.spf.org/islandstudies/wp/wp-content/uploads/2014/04/a00011.pdf
diunduh pada 30 Mei 2018
41
kesepakatan senilai USD 480 juta untuk membangun pelabuhan baru di Lamu
sebagai bagian dari sebuah proyek untuk menghubungkan Kenya dengan
Sudan Selatan dan Ethiopia.74
Tiongkok juga terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Mogadishu,
Somalia, dan telah memulai pembangunan pos militer di Djibouti, sebuah
negara yang strategis dan berlokasi diTanduk Afrika antara Laut Merah dan
Teluk Aden.
Gambar III.2. Rute 21 th Maritime Silk Road
Sumber: Institute For The Analysis of Global Security.75
74 Embassy of the People’s Republic of China in the Republic of Indonesia. ‘Xie Feng:Hand in
Hand for Common Development,’ 22 November, tersedia di
http://id.chinaembassy.org/eng/gdxw/t1298984.html diunduh pada 24 Agustus 2017 75 Gal Luft, ‘It Takes a Road’, China’s One Belt One Road Initiative: an American
Response to the new silk road. Institute For The Analysis Global Security : 2016 Hal. 16
42
Sambungan ke Afrika memerlukan fasilitas pelabuhan, penyimpanan bahan
bakar dan kemungkinan pangkalan angkatan laut di sepanjang jalur Maritim Silk
Road yang menghubungkan Teluk Benggala dengan Afrika Timur. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, Tiongkok memilih dua wilayah kunci, yaitu Sri
Lanka dan Maladewa. Di Sri Lanka, Tiongkok membangun sebuah pelabuhan
dan bandara senilai USD 1,7 miliar di selatan kota Hambantota. Dan baru-baru
ini, Pemerintah Sri Lanka meminta Tiongkok agar membangun pelabuhan
seharga USD 1,4 miliar di ibu kota Kolombo.
Di kepulauan Maladewa, Tiongkok memulai pembangunan proyek perluasan
bandara internasional dengan proyek senilai USD 373 juta dan bertujuan untuk
membangun pelabuhan di Laamu A toll di bagian selatan negara ini. Tiongkok
juga membiayai sebagian besar biaya sebesar USD 300 juta untuk proyek
jembatan yang akan menghubungkan pulau bandara Hulhumale dengan ibukota
Male. Sebuah proyek yang diumumkan dalam kunjungan bersejarah Presiden Xi
Jinping ke Kepulauan pada September 2014.76
Tiongkok membantu rencana Pemerintah Maladewa untuk memindahkan
sebagian besar penduduk, yang saat ini tersebar di 188 pulau, ke sebuah kota baru
yang terhubung dengan jembatan ibukota. Secara tradisional, Maladewa telah
sangat selaras dengan India. Tapi sekarang dengan hutang luar negerinya ke
Tiongkok sebesar 70 persen, Maladewa sangat bergantung pada kemurahan
Tiongkok, begitu pula dengan Sri Lanka yang menghadapi situasi yang sama.
76 Xi Jinping Meets with President Epeli Nailatikau of Fiji, tersedia di
http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/zxxx_662805/t1214269.shtml diunduh pada 20 Juni 2018
43
Maritime Silk Road merupakan sumber harapan dan kecemasan terhadap
India dan beberapa negara ASEAN. Di satu sisi, inisiatif ini menawarkan
arsitektur maritim baru yang memfasilitasi perdagangan regional dan
mempromosikan kebebasan navigasi. Di sisi lain, mengingat meningkatnya
ketegangan diLaut Tiongkok Selatan, terutama sejak putusan dari The Permanent
Courton Arbitration pada bulan Juli 2016 terhadap klaim historis Tiongkok di
kawasan tersebut.77
Tiongkok mungkin berusaha untuk mengubah status quo di kawasan
tersebut dengan membingkai konstruksinya. Dan kegiatan reklamasi tanah
sebagai Maritime Silk Road terkait, hal ini kemungkinan akan mendorong negara-
negara pesisir untuk meningkatkan kemampuan maritim mereka guna
menyeimbangkan ekspansi Tiongkok. Ini sudah mulai terjadi. Indonesia,
misalnya, mengumumkan pada tahun 2014 sebuah strategi Global Maritime Axis
untuk memperkuat pertahanan maritim dan memperbaiki konektivitas antara
pulau-pulau di Indonesia dan juga di antara negara-negara tetangga.78
Pembangunan pelabuhan Tiongkok ini memberikan pengaruh kepada India
yang menimbulkan kekhawatiran dimana India merasa Tiongkok memicu adanya
persaingan strategis di laut antara Tiongkok dan India.79
77Shannon Tiezzi, 2014, ‘China Pushes 'Maritime Silk Road'in South, Southeast Asia’. The
Diplomat. 17 September. Tersedia di http://thediplomat.com/2014/09/china-pushes-maritime-
silk-road-in-south-southeast-asia/ diunduh pada 24 Agustus 2017 78Witular, Rendi A. 2014. ‘Jokowi launches maritime doctrineto the world’, The Jakarta Post,
tersedia di http://www.thejakartapost.com/news/2014/11/13/jokowi diunduh pada 24 Agustus 2017 79 Yan Xuetong. 2015. ‘Diplomacy should focus on neighbors’, China Daily,27
January, http://usa.chinadaily.com.cn/opinion/2015-01/27/content_19414396.htm diakses pada
24 Agustus 2017
44
Area lain yang menjadi perhatian adalah Laut Tengah, Tiongkok memperluas
jangkauannya ke Mediterania Timur dengan tujuan menciptakan hubungan
perdagangan baru antara Asia dan Eropa Tengah melalui Israel, Siprus Yunani,
dan Balkan. Pada April 2016, Tiongkok Cosco Holding Co membeli 67 persen
saham di Pelabuhan Yunani Piraeus, salah satu pelabuhan terbesar di Eropa
selatan.80
Perusahaan-perusahaan Tiongkok telah memenangkan tawaran untuk
mengoperasikan pelabuhan Israel Haifa dan memperluas pelabuhan Ashdod yang
lebih kecil serta pelabuhan Tripoli di Tripoli. Tiongkok telah mengumumkan
niatnya untuk memperpanjang jalur kereta api dari Piraeus ke Hungaria dan
mungkin Jerman dengan melewati Serbia.81
Untuk saat ini, kegiatan tersebut bersifat komersial murni. Namun, kehadiran
Tiongkok yang tumbuh di Mediterania dapat mengundang aktivitas laut
Tiongkok dikawasan ini sesuatu yang memerlukan beberapa penyesuaian oleh
Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya yang mempunyai hegemoni di Laut
Tengah.
80 Xinhu,. ‘Xi Jinping: China to further friendly relations with neighboringcountries’, tersedia di ,
unduh pada http://news.xinhuanet.com/english/china/2013- pada 24 Agustus 2017 81 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China. 2015. ‘Joint Statement on
Strengthening Comprehensive Strategic Partnership between The People’s Republicof China and
The Republic of Indonesia’, 26 March,
http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjdt_665385/2649_665393/t1249201.shtml
45
C. Poros Maritim Indonesia
Poros Maritim Dunia ialah visi Indonesia untuk menguasai jalur pelayaran
maritim dunia. Lokasi geografis Indonesia yang strategis dimanfaatkan
sedemikian rupa untuk menguasai posisi strategis dalam bidang kelautan dunia
dengan memanfaatkan hubungan diplomatik dengan kekuatan besar dikawasan,
seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Dalam mencapai tujuan tersebut, Indonesia harus mampu memanfaatkan
persaingan politik internasional di kawasan Asia-Pasifik, terutama persaingan
antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Amerika Serikat sebagai hegemon dunia
dan Tiongkok sebagai hegemon regional di Asia-Pasifik. Poros Maritim Dunia
diposisikan menjadi visi nasional Indonesia dalam menghadapi persaingan politik
internasional di kawasan Asia-Pasifik.
Melalui titik tumpu ini, Jokowi juga telah mengembangkan sebuah visi
strategis untuk menggalang dukungan domestik dan internasional untuk
pengembangan pertahanan yang sangat dibutuhkan. Tujuannya disini adalah
untuk mengubah Indonesia menjadi kekuatan besar maritim daripada memastikan
Angkatan Laut dan Angkatan Udara dimodernisasi secukupnya untuk memiliki
kapasitas minimal untuk mengatasi ancaman maritim secara internal dan
eksternal, dan untuk melindungi aset, wilayah, dan SLOCS nasional.
Tujuan terakhir ini telah berkembang sangat mendesak terutama dalam
menghadapi ketegasan Tiongkok dalam perselisihan territorial Laut Cina Selatan
sejak 2010. Menurut angka SIPRI, pembelanjaan pertahanan Indonesia
meningkat dua kali lipat antara tahun 2005 dan 2013, namun anggaran
46
pertahanan tetap di bawah 1% dari PDB dan modernisasi terhambat oleh
infrastruktur dan litbang yang terbatas.
Jokowi telah berjanji untuk menaikkan anggaran pertahanan menjadi 1,5%
dari PDB dalam lima tahun kedepan. Ia menandatangani sebuah kesepakatan
Januari untuk memperluas kerjasama militer dengan AS dan telah membahas
transfer teknologi pertahanan dari Jerman dan bantuan untuk pembangunan
infrastruktur maritime dari Jepang dan Prancis.82
Hal ini sangat penting karena visi penjelajahan maritim Jokowi sebenarnya
lebih luas, menunjukkan nuansa perkembangan dan peradaban, diluar penekanan
pada kekuatan regional. Dalam pengertian ini, konsep Jokowi lebih dekat dengan
gagasan Tiongkok tentang Jalur Sutra Maritim Abad 21, yang telah
mendapatkan daya tarik selama lima tahun terakhir.
Didukung oleh Presiden Xi Jinping, ini adalah visi yang luas yang melandasi
proyeksi pengaruh barat Tiongkok atas pengaruhnya dengan mengembangkan
konektivitas maritim komersial, sosio- politik dan strategis dari Asia Tenggara,
melalui Samudra Hindia ke Teluk Persia.
Didalam konsep Poros Maritim Dunia, pemerintahan pada era Presiden
Jokowi menunjukkan komitmennya untuk menghidupkan kembali identitas
maritim Indonesia dalam menghadapi tantangan yang mencakup penangkapan
ikan secara ilegal, perdagangan manusia, dan perubahan iklim diwilayah-wilayah
maritim. Selain itu, posisi strategis Indonesia diantara Samudera Pasifik,
82 Evelyn Goh, A Strategy Towards Indonesia, Strategic & Defence Studies Centre ANU College
of Asia & the Pacific, 2015 hal.6
47
Samudera Hindia, yang meliputi beberapa pusat ekonomi paling dinamis di
dunia.
Pada kebijakan Poros Maritim Dunia ini, Presiden Jokowi berharap mampu
memajukan beberapa tujuan domestik yang vital dengan membangun
konektivitas diantara pulau-pulau strategis, terutama dengan meningkatkan
infrastruktur pelabuhan. Menghubungkan pulau-pulau ini akan meningkatkan
integrasi mereka ke dalam ekonomi nasional.
Secara keseluruhan, memperbaiki infrastruktur maritim dinusantara akan
meningkatkan kemampuan Indonesia untuk memanfaatkan perdagangan
internasional, mengurangi biaya perdagangan domestik yang menghambat,
menangani pembajakan,dan meningkatkan kontrol atas sumber daya maritim
seperti perikanan. Saat ini, titik fokus kebijakan poros maritim Indonesia ini
sebagian besar berorientasi ke dalam negeri. Hal ini ditetapkan sebagai strategi
pengembangan untuk mempersempit kesenjangan ekonomi di Indonesia
Untuk menindaklanjuti kebijakan poros maritim ini, pemerintah memulai
dengan proyek Sea Toll Road, yang dimulai pada November 2015. Proyek ini
direncanakan untuk meningkatkan konektivitas antar pulau dan memperkuat
infrastruktur pelabuhan negara.83
Selain itu proyek ini bertujuan mengurangi disparitas harga,terutama diantara
Jawa dan luar Jawa serta meningkatkan perdagangan di dalam negeri, selain itu
83 Jakarta Post, “Here comes the sea toll road”,
https://www.thejakartapost.com/news/2015/11/11/editorial-here-comes-sea-toll-road.html
diunduh pada 25 Agustus 2018
48
juga untuk memposisikan Indonesia sebagai pusat perdagangan internasional di
wilayah ASEAN dan Indo Pasifik yang lebih luas.84
Proyek Sea Toll Road pada dasarnya menghubungkan lima
pelabuhan utama, yaitu
1. Belawan di Sumatera Utara
2. Tanjung Priok di Jakarta
3. Tanjung Perak, Surabaya di JawaTimur
4. Makassar di Sulawesi Selatan
5. Sorong di Papua
84 Editorial Here Comes Sea Toll Road, diaskes pada
http://www.thejakartapost.com/news/2015/11/11/editorial-here-comes-sea-toll-road.htmltanggal
22 Juni 2018
49
Gambar III. 3. Proyek Sea Toll Road
Sumber: Kementerian Perhubungan.85
85 Direktoral Jendral Perhubungan Laut, diakses pada
http://dephub.go.id/welcome/readPost/dukung-tol-laut-lewat-empat-fokus-kerjakemenhub diakses
pada 28 Mei 2018
50
Tabel III.C.I. Daftar Rute Pelayanan Tol Laut
Route
Distribution hub
Network
Capacity
(TEUs)
T-1 Tanjung Perak,Surabaya,
East Java
Tanjung Perak–Wanci–
Namiea – Fakfak –
Kaimana – Timika
115
T-2 Tanjung Perak, Surabaya,
East Java
Tanjung Perak–Kalabahi
–Moa–Saumlaki–Dobo
–Merauke
300
T-3 Tanjung Perak,Surabaya,
East Java
Tanjung Perak –Larantuka
–Lewoleba–Rote–Sabu
–Waingapu
150
T-4 Makassar, South Sulawesi Makassar – Manokwari –
Wasior- Nabire Serui– Biak
350
T-5 Makassar, South
Sulawesi
Makassar – Tahuna –
Lirung–Morotai–Tobelo-
Ternate-Babang
350
T-6 Pontianak, West
Kalimantan
Pontianak – Tarempa –
Natuna
3000 ton
(general cargo)
Sumber: Kementerian Perhubungan86
86 Direktorat Jemderal Perhubungan Laut, http://hubla.dephub.go.id/berita/Pa ges/Evaluasi-Trayek-
Pelayaran-Tol-Laut-Duarute-Pelayaran-Trayek-Tol-Laut-Berubah.aspx diakses pada 26 Agustus
2017
51
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 dan Tabel 1, sebagian besar rute
pengiriman barang dalam proyek ini diarahkan kedaerah-daerah terpencil di
wilayah Timur Indonesia. Sementara itu, Rute T-6 diatur untuk menutupi Pulau
Natuna, yang terletak di Laut Tiongkok Selatan. Saat ini, pemerintah mensubsidi
freightrates karena faktor beban tidak dapat menutupi biaya operasional.
Kesinambungan operasi freightrates ini pada akhirnya akan bergantung pada
apakah dapat menarik pengirim barang, pedagang, dan produsen.
Implementasi proyek Sea Toll Road membutuhkan investasi dan biaya
operasional yang besar. Menurut Kementerian Perencanaan Indonesia, total
biaya proyek Sea Toll Road ini diperkirakan sekitar Rp 700 triliun (USD 53
miliar), termasuk investasi untuk membangun 24 pelabuhan komersial, 1.481
pelabuhan laut nonkomersial, 15 kawasan industri, dan pembelian kapal-kapal
baru.87
Investasi ini tidak mungkin sesuai dengan anggaran pemerintah dan oleh
karena Itu, Indonesia harus mencari beberapa opsi pendanaan. Disinilah
Indonesia harus mempertimbangkan untuk memanfaatkan inisiatif regional
ASEAN dan Tiongkok.88
87See Nadya Natahadibrata, “Govt sets outmaritimedream”, The Jakarta Post, 22
November 2014, tersedia di http://www.thejakartapost.com/news/2014/11/22/govt-sets-out-
maritime-dream.html. Diakses pada 28 April 2019 88 Sri Mulyani, https://www.indonesia-investments.com/id/news/todays-headlines/infrastructure-
budget-indonesia-rises-in-2017-state-budget/item7318 diakses pada tanggal 23Mei 2018
52
Presiden Jokowi menegaskan konsep dan gagasan Indonesia sebagai Poros
Maritim Dunia pada pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-9 East
Asia Summit (EAS) Nay Pyi Taw, Myanmar, sehingga agenda pembangunan
akan difokuskan pada lima pilar utama, yaitu:
1. Menumbuhkan kembali budaya maritim di Indonesia.
2. Menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan pada pilar
utama dan menjaga sumber daya laut
3. Menjadikan pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim sebagai
prioritas dengan membangun tol laut, industry perkapalan,dan pariwisata maritim,
hingga logistik.
4. Menerapkan diplomasi maritim dengan berbagai Negara
5. Membangun kekuatan maritim sebagai bentuk tanggungjawab menjaga
keselamatan pelayaran dan keamanan maritim89.
89Presiden Jokowi Deklarasikan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia, tersedia di
http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Presiden-Jokowi- Deklarasikan-Indonesia-
Sebagai-Poros-Maritim-Dunia.aspx diunduh pada 13 Mei 2019
53
Presiden Jokowi menghadiri KTT tersebut bersama seluruh kepala negara
atau pemerintahan negara anggota ASEAN, Republik Korea Selatan, Republik
Rakyat Tiongkok, Jepang, Australia, Selandia Baru, India, Amerika Serikat,
Rusia dan Sekertaris Jenderal ASEAN. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa
Bangsa dan Presiden Asian Development Bank juga hadir sebagai guest of the
Chair.
Presiden Jokowi juga berharap meningkatnya kerjasama dibidang maritim ini
menjadi upaya pemanfaatan sumberdaya laut, bukan menjadi perebutan sumber
daya laut hingga terjadi supremasi atas laut. Terkait Laut Tiongkok Selatan,
Presiden Jokowi menyambut baik komitmen untuk mengimplementasikan secara
penuh dan efektif dalam Declaration of Conduct in the South China Sea dan
mendorong penyelesaian Code of Conduct in the South China Sea secepat
mungkin melalui konsultasi. EAS merupakan platform dimana para pemimpin
negara peserta EAS bertemu dan melalukan tukar pikiran mengenai berbagai isu
politik dan strategis di kawasan.90
90Presiden Jokowi Deklarasikan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia, tersedia di
http://www.kemlu.go.id/id/berita/siaran-pers/Pages/Presiden-Jokowi- Deklarasikan-Indonesia-
Sebagai-Poros-Maritim-Dunia.aspx diunduh pada 12 Mei 2019
54
BAB IV
UPAYA TIONGKOK MEWUJUDKAN
JALUR SUTRA MARITIM DI INDONESIA 2014-2018
1. Persamaan Kepentingan Tiongkok dan Indonesia di Bidang Maritim
Pada dasarnya Interaksi dalam Hubungan Internasional muncul dari hubungan
para aktor yang masing-masing memiliki kepentingan. Dalam suatu kerjasama
internasional, mengutamakan kepentingan nasional adalah suatu keniscayaan,
terlebih tidak dapat dipenuhi dalam negaranya sendiri.91
1.1 Kepentingan Nasinal Tiongkok
Kebijakan Jalur Sutra Maritim Tiongkok sudah tentu tidak dibuat karna
altruism namun juga dibuat untuk memenuhi kepentingan politik, ekonomi dan
pertahanan Negaranya. Dari aspek ekonomi, Tiongkok ingin meningkatkan pasar
bagi produk-produknya, terlebih dengan kebijakan Free Trade Area bagi negara-
negara yang tergabung dalam blok ini.92 Berkaitan dengan Indonesia, Tiongkok
menyadari jumlah populasi Indonesia yang besar serta letak geografis yang
strategis untuk memainkan peran dalam membentuk ekonomi global.93
91Anak Agung dan Yanyan M.Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: PT
Remaja Rosda karya, 2005, hal 33. 92 Dr. Yohanes Sulaiman, B.A., M.F.A. dan Ian Montratama, S.E., M.E.B.,
M.Si.(Han), Arungi Samudra Bersama Sang Naga : Sinergi Poros Maritim Dunia-Jalur Sutra
Maritim Abad 21, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta : 2015 hal. 146 93Dr. Yohanes Sulaiman, B.A., M.F.A. dan Ian Montratama, S.E., M.E.B.,
M.Si.(Han), Arungi Samudra Bersama Sang Naga : Sinergi Poros Maritim Dunia-Jalur Sutra
Maritim Abad 21, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta : 2015 hal. 147
55
Berbicara Geo-Srategis, Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok telah
menjadi perhatian utama Tiongkok untuk perdagangan. Sehingga menganggap
Indonesia sebagai “roda” bagi Integrasi ekonomi di Asia Tenggara.94
1.2 Kepentingan Nasional Indonesia
Penawaran kerjasama dari Tiongkok melalui Visi Jalur Sutra Maritim ini juga
sejatinya akan menguntungkan Indonesia, karena fakta yang harus disadari
infrastruktur kelautan Indonesia masih belum efektif dan efisien. Menurut Global
Competitiveness Index 2014-2015, dari 144 negara yang disurvei, Indonesia
berada pada urutan ke-56 dari sisi Infrastruktur, tertinggal jauh oleh Singapura di
urutan 2, Malaysia di urutan ke-25, atau Thailand yang berada di peringkat 48.95
Hal tersebut juga berkaitan dengan apa yang disampaikan Kamar Dagang dan
Industri (KADIN), bahwa 17% dari pengeluaran perusahaan adalah untuk biaya
Logistik, yang di negara Asia Tenggara lain hanya berkisar 10%.96 Misalnya biaya
pengiriman container dari Padang ke Jakarta adalah sebesar US$ 600, sedangkan
dari Singapura ke Jakarta hanya US$ 185,97 dengan tingginya biaya logistik
tersebut tidak heran jika produk Indonesia kalah bersaing dipasar Internasional.
Berkaitan dengan hal tersebut, Salah satu kepentingan Indonesia yang dapat
94 National Development and Reform Commission of Tiongkok, Vision and Action For Jointly
Building Silk Economic Road Beltand 21 Century Maritime Silk Road, tersedia di
http://en.ndrc.gov.cn diunduh pada 23 Juli 2019 95Global Competitivness Report on Indonesia, World Economic Forum. Tersedia di
http://reports.weforum.org/global-competitivness-report-2014 2015/economies/#economy=IDN
diunduh pada 23 Juli 2019 96Infrastruktur Indonesia, tersedia di https://www.indonesia-
investments.com/id/bisnis/risiko/infrastruktur/item381diunduh pada 23 Juli 2019 97Infrastruktur Indonesia, tersedia di https://www.indonesia-
investments.com/id/bisnis/risiko/infrastruktur/item381diunduh pada 23 Juli 2019
56
terpenuhi adalah kebutuhan Indonesia atas Investasi dijalur perdagangan atau
pulau Indonesia sendiri, atau yang biasa disebut tol laut.98
Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dipercepat melalui penguatan
transportasi laut dan Investasi di daerah-daerah tertinggal untuk menunjang Tol
Laut tersebut.
Inisiatif BRI ini juga menjadi salah satu faktor pendorong bagi pemerintah
untuk membangun infrastruktur Indonesia guna menggenjot investasi seperti yang
disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam sidang paripurna DPR pada
Agustus 2017 lalu telah bahwa proyek infrastruktur yang telah dibangun selama
tahun 2015 hingga 2016, antara lain pembangunan dan perbaikan 7 ribu kilometer
jalan nasional, pembangunan empat bandara baru, pembangunan 199,6 kilometer
jalur kereta baru, serta pembangunan 24 pelabuhan sebagai simpul jalur tol laut
dan 41 pelabuhan non-komersil sebagai pendukung.99
2. Tiongkok Mendukung Kebijakan Poros Maritim Indonesia
Presiden Joko Widodo memiliki tujuan untuk membangun 24 pelabuhan laut
dangkal dan dalam yang akan menghubungkan 17.000 pulau di Indonesia. Hal ini
tentunya membutuhkan banyak investasi, dan rencana Jalur Sutra Maritim Abad
ke-21 milik Tiongkok akan menjadi potensi investasi itu. Indonesia dinilai
memerlukan dana sebesar USD 6 miliar untuk mewujudkannya, dimana
98 Dr. Yohanes Sulaiman, B.A., M.F.A. dan Ian Montratama, S.E., M.E.B.,
M.Si.(Han), Arungi Samudra Bersama Sang Naga : Sinergi Poros Maritim Dunia-Jalur Sutra
Maritim Abad 21, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta : 2015 hal. 186 99 Dr. Yohanes Sulaiman, B.A., M.F.A. dan Ian Montratama, S.E., M.E.B.,
M.Si.(Han), Arungi Samudra Bersama Sang Naga : Sinergi Poros Maritim Dunia-Jalur Sutra
Maritim Abad 21, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta : 2015 hal. 186
57
pembangunan konektivitas itu berupa perluasan lima pelabuhan utama di
Sumatera Utara, Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.100
Jika mengacu pada teori Rational Choice atau Pilihan Rasional dari suatu
aktor dalam sistem internasional bahwa pada dasarnya Tiongkok dalam
menentukan kebijakannya tidak lepas dari rasionalitasnya. Keputusan rasionalitas
tersebut sebagai pertimbangan untung-rugi Tiongkok dalam menerapkan
kebijakannnya, yakni memberikan dukungan kepada Indonesia tentang Poros
Maritim. Stephen M. Waltz menyebutkan bahwa pemilihan dalam Rational
Choice dilakukan untuk memaksimalkan kepentingan negara itu sendiri.
Maksudnya adalah dukungan Tiongkok terhadap kebijakan Poros Maritim
Indonesia dipengaruhi kuat oleh pilihan rasional untuk memaksimalkan Tiongkok
itu sendiri. Adapun beberapa kepentingan Tiongkok dalam dukungannya sudah
dinyatakan oleh banyak dari akademisi Tiongkok. Mereka berpendapat bahwa
Tiongkok sudah seharusnya membangun diplomasi periferal untuk kepentingan
nasionalnya.101
Salah satunya berangkat dari Yan Xue Tong yang menyatakan bahwa ada tiga
alasan kenapa Tiongkok perlu membangun kebijakan hubungan luar negerinya.
Pertama, untuk menjadikan Tiongkok memiliki kekuatan global perlu baginya
meningkatkan kekuatan regionalnya. Kedua, dengan membangun hubungan luar
negeri yang baik, Tiongkok akan mengumpulkan banyak dukungan yang
100 Sanjeevan Pradhan, China's Maritime Silk Route and Indonesia's Global Maritime Fulcrum:
Complements and Contradictions , tersedia di
https://www.icsin.org/uploads/2017/02/03/ffaf448f221857a632ba9cbd60244e28.pdf diunduh pada
28 Juli,hal.7 101 Fachrunissa Aghina, Faktor Dukungan Tiongkok Terhadap Inisiasi Kebijakan Poros Maritim
Indonesia, FISIP : UIN Jakarta, hal 90
58
diperlukan untuk mengimbangi tekanan AS yang dinilai akan terus membayangi
kemajuan Tiongkok. Terakhir, dengan membangun hubungan luar negeri yang
baik, Tiongkok dengan investasi besar-besarannya dalam menginisiasi kebijakan
One Belt One Road (OBOR) untuk memperluas dan menyokong aktivitas
perdagangannya dapat menyatakan kepada negara-negara lain tentang pentingnya
bermitra dengan Tiongkok.102
Stephe M. Waltz juga menjelaskan bahwa rational choice sebagai
pertimbangan panjang dari berbagai alternatif pilihan sehingga menghasilkan
kesimpulan logis. Kesimpulan logis tersebut diimplementasikan melalui berbagai
kebijakan yang mendukung poros maritim Indonesia. Adapun terbentuknya
kesimpulan logis berdasarkan ketiga alasan yang mengharuskan Tiongkok
membangun kerjasama dengan negara lain, yakni menjadikan Tiongkok sebagai
kekuatan global, mengimbangi kekuatan Amerika, dan implementasi kebijakan
one belt one road.
Implementasi rational choice tersebut sesuai dengan pendapat Liu Cigui,
Tiongkok menetapkan empat langkah dalam mewujudkan Jalan Sutra Maritim
Abad ke-21. Pertama, Tiongkok mensponsori pembangunan konektivitas laut
yang lebih baik, sesuai dengan kepentingan nasional Tiongkok. Kedua, Tiongkok
melakukan investasi pada ekonomi dan industri kelautan di sejumlah negara Indo-
Pasifik. Ketiga, Tiongkok berupaya membangun kerja sama dalam bidang
keamanan maritim, terutama dalam menghadapi ancaman non-tradisional.
102 Sanjeevan Pradhan, China's Maritime Silk Route and Indonesia's Global Maritime Fulcrum:
Complements and Contradictions , tersedia di
https://www.icsin.org/uploads/2017/02/03/ffaf448f221857a632ba9cbd60244e28.pdf diunduh pada
28 Juli,hal.6
59
Keempat, Tiongkok berupaya memperluas kerja sama di bidang budaya bahari,
selain untuk meningkatkan kesadaran akan arti penting laut, juga untuk
meningkatkan citra Tiongkok di masyarakat Indo-Pasifik.103
Jika Jalur Sutra Maritim memiliki empat langkah implementasi, visi Poros
Maritim Dunia Indonesia, memiliki lima pilar utama, yaitu: budaya bahari,
ekonomi kelautan, konektivitas maritim, diplomasi maritim, dan keamanan
maritim. Keempat pilar Poros Maritim Dunia sama dengan keempat langkah
implementasi Jalur Sutra Maritim. Hanya pilar diplomasi maritim yang tidak ada
pada Poros Maritim Dunia. Hal ini menunjukkan bahwa bagi Indonesia, Poros
Maritim Dunia berwawasan ke dalam dan keluar (dengan adanya diplomasi).
Sedangkan Jalur Sutra Maritim sepenuhnya berwawasan keluar (karena Jalur
Sutra Maritim pada hakikatnya adalah wujud diplomasi Tiongkok untuk terlepas
dari containment AS dan mitra dekatnya).104
Kemudian, dalam hal pernyataan Pemerintah Tiongkok dan Indonesia dalam
upaya saling mendukung program Jalur Sutra Maritim dan Poros Maritim Dunia,
Presiden Jokowi selama kunjungannya menghadiri Asian Pasific Economic
Cooperation Forum (APEC) pada 2014, menyatakan telah melakukan kerjasama
dengan Tiongkok di bidang pembangunan infrastruktur maritim. Jokowi juga
memperluas dukungannya dalam pembentukan Asian Infrastructure Investment
103 Ian Montratama , Rekonstruksi Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Dinamika Lingkungan
Strategis Indo-Pasifik Abad 21, Journal of International Studies e-ISSN 2503-443X Volume 1, No.
1,tersedia di intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id/index.php/intermestic/article/ diunduh pada 28
Juli hal.41 104 Ian Montratama , Rekonstruksi Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Dinamika Lingkungan
Strategis Indo-Pasifik Abad 21, Journal of International Studies e-ISSN 2503-443X Volume 1, No.
1,tersedia di intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id/index.php/intermestic/article/ diunduh pada 28
Juli hal.42
60
Bank (AIIB) dengan harapan Indonesia menjadi negara yang tergabung padanya
di tahap awal. 105
Selanjutnya, setelah Jokowi melakukan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok
pada Maret 2015 dimana sebelum kunjungan itu dihelat, dia menyatakan bahwa
dirinya sangat tertarik untuk bekerjasama dengan Tiongkok di bidang infrastruktur
dan perkembangan manufaktur. Dalam hal ini, Penasihat Kebijakan Luar Negeri
Indonesia, Rizal Sukma menyatakan bahwa Indonesia secara senang hati akan
bekerja sama dengan Tiongkok dalam mewujudkan Jalur Sutra Maritim. Setelah
kunjungan itu, perwakilan kedua negara mengumumkan pernyataan resmi atas
dukungan dan akan saling melengkapi satu sama lain dalam mewujudkan Jalur
Sutra Maritim dan Poros Maritim Dunia. Kedua pihak sepakat untuk memperkuat
komunikasi ihwal strategi dan kebijakan negara masing-masing, memajukan
konektivitas infrastruktur maritim, memperdalam kerja sama dalam investasi di
bidang industri dan proyek-proyek besar, meningkatkan kerja sama dalam
ekonomi maritim, budaya dan pariwisata maritim untuk mengembangkan
kemitraan maritim bersama-sama.106
Di tahun yang sama, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia,
Xie Feng dalam sebuah pidatonya menyampaikan tentang manfaat kerja sama
Tiongkok dan Indonesia dalam mewujudkan Jalur Sutra Maritim dan Poros
Maritim Dunia. Dia menyatakan, bagi Tiongkok, Indonesia adalah mitra penting
105 Fachrunissa Aghina, Faktor Dukungan Tiongkok Terhadap Inisiasi Kebijakan Poros Maritim
Indonesia, FISIP : UIN Jakarta, hal 92 106 Ian Montratama , Rekonstruksi Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Dinamika Lingkungan
Strategis Indo-Pasifik Abad 21, Journal of International Studies e-ISSN 2503-443X Volume 1, No.
1,tersedia di intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id/index.php/intermestic/article/ diunduh pada 28
Juli hal.7-8
61
dalam mewujudkan Jalur Sutra Maritim. Sebab, Indonesia memiliki keunggulan
sumber daya, pasar, tenaga kerja dan geografisnya. Xie mengilustrasikan bahwa
Indonesia akan mendapatkan manfaat lebih dengan mengambil keuntungan dari
pembangunan infrastruktur dan pengalaman teknologi yang telah diperoleh
Tiongkok selama 30 tahun terakhir. Bersamaan dengan itu, kata Xie, Indonesia
juga bisa mendapatkan bantuan keuangan dari Tiongkok melalui AIIB dan dana
pembangunan Jalur Sutra Maritim. Dia juga menyatakan dengan memanfaatkan
struktur ekonomi Tiongkok dal hal penyesuaian dan upaya untuk mengambil
kapasitas produksi global, Indonesia bisa meningkatkan pembangunan
infrastrukturnya dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan.107
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa keputusan Tiongkok untuk mendukung
program poros maritim Indonesia sebagai bentuk pilihan rasional Tiongkok.
Terbentuknya pilihan rasional tersebut sesuai dengan kepentingan nasional
Tiongkok untuk mendominasi dunia, menciptakan keamanan di daerah kelautan
Tiongkok, menjalankan inisiasi one belt one road, dan sebagai penyeimbang
kekuatan Amerika. Implementasi dari pilihan rasional tersebut adalah melalui
kerjasama bidang maritim dengan Indonesia sebagai negara yang memiliki nilai
strategis bagi Tiongkok.
107 Ian Montratama , Rekonstruksi Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Dinamika Lingkungan
Strategis Indo-Pasifik Abad 21, Journal of International Studies e-ISSN 2503-443X Volume 1, No.
1,tersedia di intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id/index.php/intermestic/article/ diunduh pada 28
Juli hal.9
62
3. Melakukan Kerjasama Bilateral di Bidang Maritim
3.1 Kerjasama Keamanan Maritim
Kerjasama Indonesia dan Tiongkok dalam bidang keamanan dan pertahanan
khususnya dalam bidang maritim dilakukan melalui kerjasama konkrit militer dari
tiga angkatan TNI yaitu Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut,
serta kerjasama transfer teknologi. Dalam mengembangkan kekuatan Indonesia
terhambat dalam permodalan, sumber daya manusia, peralatan teknologi dan
transportasi. Selain latihan bersama, transfer teknologi dinilai dapat menjadi alat
diplomasi karena mencakup penguasaan pengetahuan sehingga dalam
penerapannya kedua Negara harus saling mengetahui seberapa besar pengetahuan
yang dimiliki dan nilai tawar dari Negara yang akan dibantu melalui transfer
teknologi tersebut. Kerjasama transfer teknologi yang disepakati Indonesia-
Tiongkok adalah transfer teknologi Industri pertahanan pembuatan rudal C-705,108
Bertempat di Beijing, Tiongkok, pada tanggal 27-28 Agustus 2015 delegasi
Kementerian Pertahanan Indonesia dan SASTIND China melakukan review
perkembangan hasil pertemuan yang digagas pada DICM ke 3, antara lain proyek
: Rudal Anti Kapal C-705, Rudal Panggul QW-3, KS-1A/FK-3 Air Defence
Missile, SmartHunter TH-S311/711 of CPMIEC, GCI Radar & DECI Program of
CETC, JRSCCS & KCR-60 of CSOC, UAV, PGB, LY-80 Air Defence Missile of
ALIT, AA Gun & Ammunition of NORINCO dan sebagainya.109 karena Indonesia
108 Arum Fitria Wulandari, Kerjasama Indonesia-China : TransferTeknologi Bidang Industri
Pertahanan, Transformasi No. 28 Tahun 2015 Volume II. Halaman 92 , [Jurnal Online] , tersedia
di http://www.ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Transformasi/article/viewFile/1722/1524 diunduh
pada 28 Juli 109 Melacak Trasnfer Teknologi Rudal C-705 Indonesia, tersedia di https://jakartagreater.com/hot-
news-melacak-transfer-teknologi-rudal-c-705-indonesia/ diunduh pada 28 Juli
63
membutuhkan 60 alat utama system pertahanan (alutsista) untuk pemenuhan alat-
alat militer dalam mendukung peningkatan kemampuan pertahanan menuju
Minimum Essential Force (MEF) dan pencegahan serta penanggulangan gangguan
dan pelanggaran hukum laut.
3.2 Kerjasama Diplomasi Maritim
Dalam pertemuan Pemerintah Republik Indonesia dengan Tiongkok dan
menyepakati beberapa bidang kerjasama. Penandatanganan nota kesepahaman
bersama dilaksanakan di Great Hall of The People, Tiongkok pada tahun 2014
oleh para pejabat Indonesia dan Tiongkok dan disaksikan oleh Presiden Joko
Widodo dan Presiden Xi Jinping. Kedua Negara sepakat untuk mengumumkan
pernyataan bersama tentang hubungan strategis dan komprehensif kedua Negara
kearah yang saling menguntungkan. Selain membahas kerjasama perdagangan
hingga isu kawasan, kedua presiden juga menyepakati kerjasama bilateral demi
mensinergikan gagasan Poros Maritim Dunia dan inisiatif Jalan Sutera Maritim
Abad 21.110
Gagasan poros maritim dunia sendiri disepakati guna merealisasikan
konektivitas maritim di kawasan melalui pembangunan infrastruktur. Adapun
hasil pertemuan bilateral kedua delegasi pemerintahan itu dituangkan dalam
110 Risky Amalia, Kerjasama Maritim Indonesia-Tongkok Menuju Visi Indonesia Sebagai Poros
Maritim Dunia, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2018, 6 (3) 1271-1280,[Jurnal Online],
tersedia di https://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2018/09/27.%201302045022%20-%20Risky%20Amalia%20(09-13-18-08-19-
37).pdf diunduh pada 29 Juli
64
statement Bersama Kemitraan Strategis Komprehensif Antara Pemerintah
Indonesia dengan Pemerintahan Tiongkok.111
3.3 Kerjasama Industri Galangan Kapal
Industri galangan kapal juga menjadi bidang kerjasama maritim Indonesia-
Tiongkok.112 Dalam upaya meningkatkan pembangunan dan pengembangan
industri galangan kapal di Indonesia, Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia menjalin kerjasama dengan China Ship Building Corporation (CSBC).
Tujuan kerjasama ini adalah untuk membawa pengalaman dan teknologi yang
dimiliki serta bekerjasama dengan industri galangan kapal dalam negeri.113
Adapun empat perusahaan Indonesia yang menjadi mitra kerja China Ship
Building Corporation adalah PT Samudera Marine Indonesia di Banten, PT Daya
Radar Utama di TanjungPriok, dan PT PAL serta PT Dumas Tanjung Perak
Shipyard di Surabaya. CSBC dan Kementerian Perindustrian telah
menandatangani nota kesepehamanan terkait kerjasama galangan industri tersebut
pada 8 Juni 2015.114
3.4 Kerjasama Sosial Budaya Maritim
Bidang sosial dan budaya, prospek kerjasama pariwisata memiliki peluang
yang tinggi dalam meningkatkan devisa suatu Negara, salah satunya kerjasama
111 Embassy of the People's Republic of China in the Republic of Indonesia, Tiongkok-Indonesia
Menjalin Kemitraan Yang Lebih Strategis, tersedia di http://id.china-
embassy.org/indo/zgyyn/t1488536.htm diunduh pada 28 Juli 112 Lily Rusna, Indonesia-China Sepakat Kerjasama Sektor Maritim, tersedia di
https://ekbis.sindonews.com/read/1024244/34/indonesia-china-sepakat-kerja-sama-sektor-maritim-
1437023553 , diunduh pada 09 Agustus 2019 113 Abdi Amna, China Shipbuilding Siap Masuk Pasar RI, tersedia di
https://kemenperin.go.id/artikel/12266/China-Shipbuilding-Siap-Masuk-Pasar-RI diunduh pada 28
Juli 2019 114 Abdi Amna, China Shipbuilding Siap Masuk Pasar RI, tersedia di
https://kemenperin.go.id/artikel/12266/China-Shipbuilding-Siap-Masuk-Pasar-RI diunduh pada 28
Juli 2019
65
pariwisata Indonesia dan Tiongkok. Tahun 2015-2019, Indonesia menargetkan
wisatawan mancanegara asal Tiongkok sebesar 2 juta orang. Secara umum,
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia sejak Januari-Juli 2017
sebesar 7,81 juta kunjungan dengan kenaikan mencapai 23,53% dan menyumbang
devisa Negara dari sector parwisata sebesar 190 triliun.
Direktorat Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
melakukan berbagai upaya untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara dari
Negara Tiongkok. Salah satunya dilakukan melalui Forum Group Discussion
(FGD) dalam mengembangkan Destinasi Jalur Samudra Cheng Ho khususnya di
Indonesia.
Kegiatan ini akan menjadi sejarah penting untuk menjadikan Jalur Samudera
Cheng Ho sebagai salah satu langkah dalam rangka menarik wisatawan
mancanegara dan khususnya wisatawan Tiongkok ke Indonesia.
Adapun Sembilan kota yang diusulkan untuk menjadi destinasi pariwisata
dari Jalur Samudera Cheng Ho adalah: Banda Aceh, Batam, Bangka-Belitung,
Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya dan Denpasar.115
115 Risky Amalia, Kerjasama Maritim Indonesia-Tongkok Menuju Visi Indonesia Sebagai Poros
Maritim Dunia, eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2018, 6 (3) 1271-1280,[Jurnal Online]
tersedia di https://ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2018/09/27.%201302045022%20-%20Risky%20Amalia%20(09-13-18-08-19-
37).pdf diunduh pada 29 Juli
66
4. Mengadakan Pameran-Pameran Kemaritiman dengan Indonesia
4.1 Mengadakan China-Asean Expo Indonesia Exhibition 2015
China-Asean Expo adalah agenda rutin dari pemerintah Tiongkok yang sudah
berlangsung sejak 2004 silam yang merupakan hasil kesepakatan pertemuan
China-Asean 2003 di Bali. 116
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang mengambil tema terkait
Investasi, CAEXPO 2015 mengangkat tema Maritime Silk Road of the 21st
Century dan diadakan dua kali yakni di Jakarta, Indonesia pada 8-10 Mei 2015
dan Nanning, Tiongkok pada18-21 September 2015.117
CAEXPO 2015 ini juga sekaligus memperingati 65 tahun hubungan
Tiongkok-Indonesia, Zhuang Guangxi, Chen Wu yang merupakan Kepala Daerah
Otonom Etnis menganggap pamaren tersebut merupakan bukti upaya kedua
Negara membangun sabuk ekonomi jalur sutra maritime abad ke-21.118
CAEXPO 2015 di Indonesia diikuti perusahaan-perusahaan Tiongkok dan
Indonesia. Menariknya, selain menjadi ajang pameran, panitia menyediakan
ruangan khusus untuk kegiatan temu usaha, agar peserta perusahaan dari seluruh
dunia termasuk dari Indonesia dapat menjalin hubungan kerjasama antara satu
dengan yang lainnya. Dari Tiongkok, perusahaan yang ikut berpartisipasi di
116 Ridho Syukiro, Garap Pasar Tiongkok Kemdag Partisipasi di Caexpo 2015,tersedia di
https://www.beritasatu.com/ekonomi/307128/garap-pasar-tiongkok-kemdag-partisipasi-di-caexpo-
2015 diunduh pada 29 Juli 117 CAEXPO 2015 : The 12th China Asean-Expo tersedia di
http://chinaexhibition.com/trade_events/7633-CAEXPO_2015_-_The_12th_China
ASEAN_Expo.html diunduh pada 29 Juli 118 Yoga Sukmana, CAEXPO 2015 : Upaya Indonesia-Tiongkok Bangun Ekonomi Jalur Sutra
Maritim, tersedia di
https://money.kompas.com/read/2015/05/09/022700026/CAEXPO.2015.Upaya.Indonesia-
Tiongkok.Bangun.Ekonomi.Jalur.Sutra.Maritim.Abad.21diunduh pada 29 Juli 07.00
67
antaranya Aluminum Corporation of China, China Taiping Insurance Group Ltd,
SINOTRUK Liuzhou Yunli Special Vehicle Co Ltd, dan Guangxi Investment
Group Co Ltd. Sementara itu, perusahaan dari Indonesia juga mempromosikan
produk khas Indonesia seperti produk pertanian, perabot kayu, produk kerajinan
tangan. 119
Selain itu, Tiongkok memberikan kesempatan pada Indonesia untuk
mendirikan House of Indonesia yang dibuka tepat sehari sebelum pembukaaan
CAEXPO 2015 di Nanning, Tiongkok.
4.2 Pameran Fotografi Mutiara Jalur Sutra Maritim
Upaya Tiongkok untuk terus menjaga hubungan diplomatic dengan Indonesia
terus dilakukan, termasuk upaya untuk mengenalkan konsep Jalur Sutra Maritim
kepada masyarakat Indonesia, sekaligus menjembatani masyarakat Indonesia
mengenal lebih dalam Budaya Tiongkok.120
Pada 2016, Kedutaan Besar Tiongkok untuk Indonesia mengadakan Pameran
Foto yang bertajuk Mutiara Jalur Sutra Maritim, pameran foto 'Mutiara Jalur Sutra
Maritim' ini digelar, untuk melihat lebih dekat bagaimana kota-kota penting yang
ada di jalur sutra Maritim Tiongkok. Pameran fotografi ini akan memamerkan
119 Yoga Sukmana, CAEXPO 2015 : Upaya Indonesia-Tiongkok Bangun Ekonomi Jalur Sutra
Maritim, tersedia di
https://money.kompas.com/read/2015/05/09/022700026/CAEXPO.2015.Upaya.Indonesia-
Tiongkok.Bangun.Ekonomi.Jalur.Sutra.Maritim.Abad.21diunduh pada 29 Juli 07.00 120 Wahyu Setyo, Kedubes Tiongkok Gelar Pameran Foto Mutiara Jalur Sutra Maritim, tersedia di
https://travel.detik.com/travel-news/d-3307828/kedubes-tiongkok-gelar-pameran-foto-mutiara-
jalur-sutra-maritim-di-jakarta diunduh pada 29 Juli 2019 07.21
68
pemandangan indah 8 kota di China, yaitu Kota Quanzhou, Zhangzhou,
Guangzhou, Suzhou, Yangzhou, Nanjing, dan Ningbo.121
5 Melakukan Perjanjian Pembangunan Maritim Tiongkok - Indonesia
Sebagai bagian dari proyek OBOR, Indonesia telah menandatangani Nota
Kesepahaman antara Komisi Reformasi Republik Rakyat Tiongkok dan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI mengenai kerja sama
ekonomi pada Dialog Ekonomi Tingkat Tinggi di Beijing pada tanggal 26 Januari
2015.
Kedua belah pihak sepakat untuk mempererat kerja sama dalam bidang
infrastruktur dan industri, seperti mengembangkan Zona Khusus Ekonomi Bitung,
menyepakati Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, serta melakukan kerja
sama pada sewa dan operasi pembangkit listrik tenaga batubara sebesar 10.000
MW pada fase pertama dan 35.000 MW pada fase berikutnya, dengan total
pembangunan senilai US$ 35 miliar atau setara 465 triliun rupiah. 122 Meskipun
proyek OBOR di Indonesia merupakan proyek maritim, pemerintah Tiongkok
tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur di jalur laut saja, melainkan
jalur darat juga.
Tak hanya itu, Pemerintah Tiongkok dan Indonesia menandatangani 2 nota
kesepahaman dan 5 kontrak kerjasama bisnis pada April 2018 di Beijing,
Tiongkok. Ketujuh kerjasama tersebut ditandatangani dalam seminar yang
121Wahyu Setyo, Kedubes Tiongkok Gelar Pameran Foto Mutiara Jalur Sutra Maritim, tersedia di
https://travel.detik.com/travel-news/d-3307828/kedubes-tiongkok-gelar-pameran-foto-mutiara-
jalur-sutra-maritim-di-jakarta diunduh pada 29 Juli 2019 07.21 122 Joint Statement on Strengthening Comprehensive Strategic Partnership between the People's
Republic of China and The Republic of Indonesia , tersedia di
http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjdt_665385/2649_665393/t1249201.shtml diunduh pada
tanggal 29 Juli 2019 pukul 08.45
69
bertajuk “US$64 Billion Investment Opportunities in Indonesia for Belt & Road
Initiative“, dan menjadi momentum penting bertemunya gagasan BRI (Belt &
Road Initiative) dan Poros Maritim Dunia.
Dua nota kesepahaman di atas adalah pengembangan kendaraan listrik, dan
pengembangan Tanah Kuning Mangkupadi Industrial Park di Kalimantan Utara.
Adapun kontrak kerjasama bisnis (B To B) yang ditandatangani terdiri atas:
(1) Pengembangan proyek hydropower di Kayan senilai USD 2 miliar;
(2) Pengembangan industri konversi dimethyl ethercoal menjadi gas senilai USD
700 juta;
(3) Joint venture untuk hydropower plant di Sungai Kayan senilai USD 17,8
miliar;
(4) Joint venture pengembangan pembangkit listrik di Bali senilai USD 1,6 miliar,
(5) Pengembangan steel smelter senilai USD 1,2 miliar.
BRI alias Belt and Road Initiative adalah nama resmi terbaru dari Maritime
Silk Road. BRI meliputi kerjasama dalam bidang infrastruktur, konstruksi, rel
kereta api, jalan tol, produk otomotif, real estate, pembangkit tenaga listrik, besi
dan baja. Kerjasama internasional BRI diperkirakan melibatkan 68 negara dan
mencakup 65% populasi dunia secara langsung maupun tidak langsung.
Sementara, Indonesia dalam mewujudkan Poros Maritim Dunia membentuk
gugus tugas khusus yang diberi nama Indonesia Global Maritime Fulcrum Task
Force. Gugus tugas IGMF yang dipimpin Menko Maritim tersebut melibatkan
Kementerian Koordinator Perekonomian, Bappenas, Kementerian BUMN,
70
Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindusterian, BKPM, Menteri
Pariwisata, Kemenkominfo, BPPT, dan beberapa pihak lainnya.123
Delegasi Gugus Tugas IGMF yang dipimpin Menko Maritim Luhut B
Pandjaitan menawarkan kerjasama investasi infrastruktur kepada Tiongkok di 4
koridor ekonomi, dengan nilai investasi mencapai USD 51,930 miliar. Pada
koridor pertama adalah pembangunan Kuala Namu Aerocity, dan kawasan industri
di Sumatera Utara.
Yang kedua pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan kawasan industri
KIPI Tanah Kuning di Kalimantan Utara. Koridor ketiga adalah pembangunan
Bandar Udara Internasional Lembeh, kawasan wisata Likupang, dan kawasan
industri Bitung di Sulawesi Utara. Koridor yang terakhir adalah pembangunan
techno park dan jalan tol di Bali.124
Indonesia telah terlibat pada OBOR sejak inisiasi ini dicanangkan pemerintah
RRT pada medio tahun 2013. Sebelum menghadiri pertemuan APEC di Bali,
Presiden Xi Jinping memaparkan visi untuk mempererat kerjasama antara RRT
dengan ASEAN di kompleks parlemen Jakarta. Kemudian pada tahun 2015
terdapat kesepakatan kerjasama antara RRT dan Indonesia pada Boao Forum for
Asia. Pada forum tersebut setidaknya terdapat lima bidang kesepakatan yaitu: 1)
Politik, Pertahanan, dan keamanan, 2) Perdagangan, investasi, dan ekonomi, 3)
123 Indonesia-Tiongkok Sepakati Tujuh Kerjasama Dalam Kerangka Poros Maritim Dunia dan
Belt Road Initiative, tersedia di https://jurnalmaritim.com/indonesia-tiongkok-sepakati-tujuh-
kerjasama-dalam-kerangka-poros-maritim-dunia-dan-belt-road-initiative/ diunduh pada 03
Agustus 2019
124 Ade Irma Junida, Indonesia-China Teken Kerjasama 23,3 Milliar Dollar, tersedia di
https://www.antaranews.com/berita/701368/indonesia-china-teken-kerja-sama-jalur-sutera-233-
miliar-dolar diunduh pada 03 Agustus 2019
71
Maritim, aeronautika, sains, dan teknologi, 4) Hubungan budaya dan sosial, dan 5)
Hubungan internasional dan regional.
Perkembangan terakhir pada tahun 2017, Indonesia turut menghadiri Belt and
Road Forum for International Cooperation yang dilaksanakan pada 14-15 Mei
2017. Pada forum ini diketahui bahwa pemerintah RI memperjuangkan proyek-
proyek yang termasuk bagian dari skema OBOR yang dirangkum pada table
beirkut. 125
125 Fajri Ramadhan, Akankah OBOR Menerangi Indonesia?, Buletin APBN Edisi 16 Agustus Vol
II [Jurnal Online], tersedia di https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/buletin-apbn/public-
file/buletin-apbn-public-40.pdf diunduh pada 03 Agustus 2019
72
Tabel IV.1 Proyek-Proyek OBOR di Indonesia
Nama Proyek Nilai Proyek Keterangan
Proyek kereta cepat
JakartaBandung
USD5,5 miliar
Salah satu proyek
infrastruktur kunci pada
skema OBOR. Telah
mendapatkan persetujuan
pendanaan sebesar
USD4,5 miliar dari China
Development Bank pada
Mei 2017
Proyek pembangunan
infrastruktur transportasi
Sulawesi Utara
USD69,45 miliar Merupakan proyek
pembangunan jalan tol
serta jalur kereta api
Gorontalo-Bitung,
pengembangan Bandara
Sam Ratulangi
Manado,dan
pengembangan pelabuhan
Bitung.
Proyek pengembangan
energi di Kalimantan
USD45,98 miliar
Merupakan proyek
pembangunan PLTA
73
Utara 7.200 MW dan
pembangunan smelter
aluminium. Dikerjakan
oleh perusahaan CITIC.
Proyek pembangunan
infrastruktur transportasi
di Sumatera Utara
USD86,2 miliar Proyek pembangunan
infrastruktur yang
menghubungkan Kuala
Tanjung, Danau Toba,
Duri, Dumai, dan Pekan
Baru. Termasuk
didalamnya
pengembangan Kuala
Tanjung International
Hub Port, Kawasan
Ekonomi Khusus Sei
Mangke, Kuala Namu
International Airport and
Aerocity, dan
pengembangan kawasan
Danau Toba
Sumber : Pusat Kajian Anggaran DPR RI.126
126 Fajri Ramadhan, Akankah OBOR Menerangi Indonesia?, Buletin APBN Edisi 16 Agustus Vol
II [Jurnal Online], tersedia di https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/buletin-apbn/public-
file/buletin-apbn-public-40.pdf diunduh pada 03 Agustus 2019
74
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai upaya
Tiongkok dalam mewujudkan konektivitas jalur sutra maritim di Indonesia,
Tiongkok merupakan salah satu negara dengan daratan dan lautan yang luas
ditambah dengan padatnya penduduk membuat negara ini selalu mengalami
perkembangan, khususnya dibidang kemaritiman. Kebijakan Jalur Sutra Maritim
merupakan salah satu fokus pemerintahan Tiongkok dalam menghadapi kondisi
global. Didalamnya terdapat aspek ekonomi, politik, dan kebudayaan yang
berkaitan dengan kebijakan tersebut. Dengan kata lain, pembangunan kekuatan
maritim sangatlah penting bagi eksistensi Tiongkok. Terjadinya pergeseran fokus,
yang sebelumnya mengabaikan kemaritiman, saat ini justru Tiongkok
memberikan perhatian khusus pada kemaritiman yang mengindikasikan bahwa ini
sesuatu yang penting.
Dalam mencapai tujuan tersebut, Tiongkok memberikan dukungan kebijakan
Poros Maritim Indonesia sebagai salah satu strategi meuwudkan kebijakan Jalur
Sutra Baru Abad ke-21 Tiongkok. Ini juga sebagai bentuk implementasi dari
diplomasi maritim negara Tiongkok sebagai negara maritim. Keputusan Tiongkok
untuk mendukung kebijakan Poros Maritim Dunia Republik Indonesia merupakan
bentuk implementasi konsep Rational Actor Model. Dasar dari pembentukan
rational choice atau pilihan rasional tersebut adalah kepentingan nasional
Tiongkok. Kepentingan tersebut berupa respon terhadap dinamika sistem
75
internasional yang meliputi tiga bentuk, yakin pertama, Tiongkok ingin
meningkatkan kekuatan regional dalam rangka menguasai dunia. Kedua, tiongkok
mencari dukungan dari negara-negara lain untuk bersaing dengan Amerika
Serikat. Ketiga, pembangunan ekonomi dalam negeri melalui program OBOR.
Selain itu, Tiongkok juga memberikan banyak bantuan terhadap pembangunan di
Indonesia, seperti pembangunan pelabuhan dan transfer knowledge terkait
permasalahan kemaritiman,hal tersebut dibuktikan dengan ditandatanganinya
beberapa nota kesepahaman antara kedua negara.
76
B. Saran
Setelah melihat hasil penelitian ini, maka saran yang diberikan oleh
penulis adalah Pertama, pemerintah Tiongkok haruslah lebih menjaga
hubungan baik antar negara-negara yang masuk kedalam proyek one belt
one road initiative, terutama Indonesia. Karena kondisi yang baik dan
adanya ikatan kuat antara negara-negara yang masuk kedalam proyek
OBOR dengan Tiongkok akan menghasilkan iklim investasi yang baik
pula. Terlebih lagi dengan mengingat bahwa proyek OBOR ini adalah
agenda jangka panjang yang dimiliki oleh Tiongkok dengan melibatkan
banyaknya negara dari kawasan Eropa dan Asia.
Kedua, terdapat kajian lebih mendalam lagi mengenai kebijakan-
kebijakan Tiongkok terhadap Indonesia terkait kemaritiman, khususnya
dalam kajian Hubungan Internasional.
Ketiga, terlepas dari anggapan terdapat kepentingan Tiongkok yang
mengancam kedaulatan Indonesia dalam konektivitas Jalur Sutra Maritim
di Indonesia, Indonesia perlu sikap optimis terbuka dalam menyambut
dukungan negara yang ingin mendukung kebijakan negara Indonesia,
khususnya Tiongkok agar terciptanya pembangunan Indonesia dan cita-cita
kemaritiman Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
A.Cooley,“The Emerging Political Economy of OBOR – The Challenges of
Promoting Connectivity in Central Asia and Beyond”, CSIS, 2016 : 14.
Anak Agung dan Yanyan M. Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 33.
Christopher J. Pehrson, String Of Pearls: Meeting The Challenge Of Tiongkok‟s R
Rising Power Across The Asian Littoral, Strategic Studies Institute, 2006
Ekeman, Alice,Three Years Of Tiongkok‟s New Silk Roads From Words To
(Re)Action?, Études del‟Ifri, 2017 : 23-37
For a more comprehensive analysis of the domestic objectives motivating the OBOR
project, see for instance A. Ekman, “Tiongkok in Asia: What Is behind the New
SilkRoads?”, op. cit.. See in particular, the section on “Opening up Tiongkok‟s Poor
Provinces”, 2017 : 7-10.
GalLuft, 2016. „It Takesa Road‟, China‟s One Belt One Road Initiative: an
American Response to the new silk road. Institute For The Analysis Global
Security, Hal. 16
Gorys Keraf, Linguistik Bandingan Tipologis, (Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama,
1990), 136
I.Wibowo dan Syamsul Hadi, Merangkul Tiongkok, Hubungan Indonesia-Cina
Pasca-Soeharto, Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama. hal. 56-58
Ibid.
Jemadu Aleksius, Politik Global dalam Teori dan Politik, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008), 57-63.
Justus M. van der Kroef, The Sino-Indonesian Rupture, New York: American
Asian Educational Exchange, 1968. hal. 2
Kalevo Jaakko Holsti, International Politics :A Framework For Analisis, (New
Jersey: Prentice, 1995), Terjemahan Wawan Juanda, Politik Internasional: Suatu
Kerangka Analisis,(Bandung:Bina Cipta, 1997), 83.
Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
1999. hal. 12
Leo Suryadinata, Politik Luar Negeri Indonesia dibawah Soeharto, Jakarta:
LP3ES, 1998. hal. 136-137.
Mas‟oed, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, 223
Nurcholis Basyari, DiLaut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan Pemikiran
Kemaritiman Media Massa, (Jakarta : Persatuan Wartawan Indonesia Pusat, 2015),
154.
Scott Burchill dan Andrew Linklater,Teori-Teori Hubungan Internasional,
(Bandung: Nusa Media,2009),104.
Strategic & Defence Studies Centre ANU College of Asia & the Pacific. 2015. Hal.
6
Zainuddin Djafar, Indonesia, ASEAN & Dinamika Asia Timur, Kajian Perspektif Asia
Ekonomi-Politik, Jakarta: Pustaka Jaya, 2008. hal. 58-126.
B. Artikel
Basyari, Di Laut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan Pemikiran Kemaritiman
Media Massa, 12.
Basyari, Di Laut Kita Jaya (Bunga Rampai Sumbangan Pemikiran Kemaritiman
Media Massa), 161-162
Debbie Affianty,Analisa PolitikLuar Negeri, (Ciputat :UIN Press,2014),12.
John Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches,
(SAGE Publications Inc.Thousand Oaks,1994), hal.149.
John Lovel, Foreign Policyin Perspective: Strategy, Adaptation, Decision
Making. (New York, Holt, Rinehart and Winston,1970), 57.
John Lovel, ,Foreign Policyin Perspective: Strategy, Adaptation, Decision Making,
(New York, Holt, Rinehart and Winston,1970), 99.
Jun‟ichi, Takeda. 2014. “China‟s Rise as a Maritime Power: Ocean Policyfrom Mao
Zedong to Xi Jinping.”Review of Island Studies. Diunduh pada 30 Mei 2018
Official expression in Chinese:一带一路(yidaiyilu).
UNCLOS bab IV archipelagic state
“Vision and Actions on Jointly Building Silk Road Economic Belt and 21st- Century
Maritime Silk Road” Lowy Institute, For International Policy, 2017 : 15.
Zheng Xinli, “在海外投資的方向与战术[The Directions and Tactics in Investing
Overseas]”, in一带一路金融大战略 [One Belt and One Road and the Grand
Financial Strategy], Chen Yuan and Qian Yingyi eds,Beijing: CITIC Press, 2016 :76.
C. Internet
Asean-China Center, Speech by Chinese President Xi Jinping to Indonesian
Parliament, tersedia di http://www.aseanchinacenter.org/english/2013-
10/03/c_133062675.htm, diunduh pada 22 Oktober 2016
Anthony William, EBRD President visits Tiongkok to explore closer cooperation,
terdapat di http://www.ebrd.com/news/2017/ebrd-president-visits-Tiongkok-to-
explore-closer-cooperation-.html diakses pada 19 November 2017.
Anthony William, EBRD approves Tiongkok membership application,
http://www.ebrd.com/news/2015/ebrd-approves-Tiongkok-membership-
application.html, diakses pada 19 November 2017.
Ariwibowo, PM Wen : Chinaakan Bangun Militer Yang Kuat diakses pada
https://www.antaranews.com/berita/248706/pm-wen-china-akan-bangun-militer-
yang-kuat pada tanggal 06 Juni 2018
Asean-China Center, Speech by Chinese President Xi Jinping to Indonesian
Parliament, tersedia di http://www.aseanchinacenter.org/english/2013-
10/03/c_133062675.htm, diunduh pada 22 Oktober 2016
Budiman Djoko Said, Jalur Sutra Maritim (JSM): Ambisi Geoekonomik Atau
Geostrategik?,tersedia
dihttp://www.fkpmaritim.org/wpcontent/uploads/2016/04/Quarterdeck-Juli-2016.pdf,
diunduh pada20 Oktober 2016
Budiman Djoko Said, FKPM: Jalur Sutra Maritim Tiongkok Akan Perkuat Untai
Mutiara, tersedia di http://jurnalmaritim.com/2015/02/jalur-sutra-maritim-tiongkok-
perkuat-untai-mutiara/ diunduh 22 Oktober 2016
Cheong, Danson. 2018. “Singapore and China sign deal to boost cooperation on
Belt and Road Initiative”. Diakses dari https://www.straitstimes.com/asia/east-
asia/singapore-and-china-sign-deal-to-boost-cooperation-on-belt-and-road-initiative
diakses pada 28 April 2018.
China Dailly. 2017. “List of Deliverables of the Belt and Road Forum for
International Cooperation”. Diakses dari http://www.chinadaily.com.cn/china/2017-
05/16/content_29359377.htm diakses pada 1 Mei 2018
Christina Y. Lin, Militarisation of Tiongkok‟s Energy Security Policy– Defence
Cooperation and WMD Proliferation Along its String of Pearlsin the Indian Ocean
tersedia di https://www.files.ethz.ch/isn/56390/StringPearls.pdf diakses pada tanggal
03 Juni 2018
Christopher K Johnson, “President Xi Jinping‟s „Beltand Road‟Initiative: A Practical
Assessment of the Chinese Communist Party‟s Roadmap for Tiongkok‟s Global
Resurgence”, tersedia di https://www.csis.org/analysis/president-xi-jinping‟s-belt-
and-road-initiative diunduh pada 23 Agustus 2017.
Direktoral Jendral Perhubungan Laut, diakses pada
http://dephub.go.id/welcome/readPost/dukung-tol-laut-lewat-empat-fokus-
kerjakemenhub diakses pada 26 Mei 2018
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, terdapat di
http://hubla.dephub.go.id/berita/Pages/Evaluasi-Trayek-Pelayaran-Tol-Laut-
Duarute-Pelayaran-Trayek-Tol-Laut-Berubah.aspx diakses pada 26 Agustus 2017
Editorial Here Comes Sea Toll Road, terdapat di
http://www.thejakartapost.com/news/2015/11/11/editorial-here-comes-sea-toll-
road.html diakses pada tanggal 22 Juni 2018
Elin Yunita Kristiani, China:Posisi RI sangat penting dijalur sutra maritim abad 21,
tersedia di http://global.liputan6.com/read/2383078/china-posisi-ri-sangat-penting-di-
jalur-sutra-maritim-abad-ke-21, diunduh pada 20 Oktober 2016
Embassy of the People‟s Republicof China in the Republic of Indonesia. 2015.
„XieFeng:Hand in Hand for Common Development,‟ 22November,
http://id.chinaembassy.org/eng/gdxw/t1298984.htm diakses pada 24 Agustus 2017
Feng Zhang, Beijing‟s Master Plan for the South China Sea, tersedia di
http://foreignpolicy.com/2015/06/23/south_china_sea_beijing_retreat_new_strategy/
?wp_login_redirect=0, diunduh 23 Oktober 2016
Gandarsih dan Priamarizki, Indonesia‟s Maritime Doctrine And Security Concern,
2015 hal. 5 diakses dalam https://www.rsis.edu.sg/wp-
content/uploads/2015/04/PR150409_Indonesias-Maritime-Doctrine.pdf diunduh
pada 02 Juni 2018
Geotimes. 2015. “Indonesia-Tiongkok Menjalin Kerjasama Maritim”. Diakses dari
https://geotimes.co.id/arsip/indonesia-tiongkok-merintis-kerjasama-maritim/ diakses
pada 8 Mei 2018
Ho, Joyce. “Indonesian tycoon sounds alarm on China infrastructure push”. 2017.
Diakses dari https://asia.nikkei.com/Politics/International-Relations/Indonesian-
tycoon-sounds-alarm-on-China-infrastructure-push diakses pada 10 Mei 2018.
https://www.indonesia-investments.com/id/news/todays-headlines/infrastructure-
budget-indonesia-rises-in-2017-state-budget/item7318 diakses pada tanggal 23
Mei 2018
Huaxia, China's Silk Road Fund makes first investment in Pakistan's
hydropower project terdapat di http://www.xinhuanet.com/english/2015-
04/21/c_134167533.htm diakses pada tanggal 05 Juni 2018
Ibrahim, Zuraidah. 2015. „Indonesia to throw open doors to Chinese investment;
seeks detailson maritime Silk road‟, South China MorningPost, 25 March,
terdapat di http://www.scmp.com/news/asia/article/1746628/widodo-aims-use-
china-visit-boost-tiesand-seek-details-maritime-silk-road diakses pada 29 Mei
2018
Johanes Herlijanto, Antara Poros Maritim Dunia Dan Jalur Sutra Laut, tersedia di
http://ir.binus.ac.id/2014/12/29/antara-poros-maritim-dunia-dan-jalur-sutra-laut/
diunduh pada 22 Oktober 2016
John Hudson, China Hasa Planto Take Over Eurasia and America LovesIt, tersedia
di http://foreignpolicy.com/2015/09/18/china-has-a-plan-to-takeover-central-asia-
and-america-loves-it/, diunduh pada 23 Oktober 2016
Junida, AdeIrma. “Indonesia-China Teken Kerjasama Jalur Sutra 23,3Miliar dollar”.
2018. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/701368/indonesia-china-
teken-kerja-sama-jalur-sutera-233-miliar-dolar diakses pada 10 Mei 2018.
Karl Lee, What does China‟s new maritime Silk Road mean for ASEAN?, tersedia
dihttp://www.thesundaily.my/news/855643, diunduh pada 20 Oktober 2016
Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21
Indonesia dan RRT, tersedia dihttp://www.kemlu.go.id/id/berita/Pages/Jalur-Sutra-
Maritim-Abad-Ke-21-Indonesia-dan-RRT.aspx, diunduh pada 20 Oktober 2016
Kristiani, China : Posisi RI sangat penting dijalur sutra maritim abad 21, tersedia
di http://global.liputan6.com/read/2383078/china-posisi-ri-sangat-penting-di-jalur-
sutra-maritim-abad-ke-21
Makmur Keliat, “Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi Indonesia”.
Jakarta: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 13, Nomor 1, 2009, Hal. 114-115
diunduh pada https://media.neliti.com/media/publications/37552-ID-keamanan-
maritim-dan-implikasi-kebijakannya-bagi-indonesia.pdf diakes pada tanggal 03 Juni
2018
Ministry of Foreign Affairs of the People‟s Republic of China. 2015. „Joint
Statement on Strengthening Comprehensive Strategic Partnership between The
People‟s Republic of China and The Republicof Indonesia‟, 26 March,
http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjdt_665385/2649_665393/t1249201.shtmlMoch
tar Mas‟oed, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi,
(Jakarta:LP3ES,1990),185.
National Development and Reform Commission of Tiongkok, Vision and Action
for Jointly Building SilkRoad Economic Belt and 21st Century Maritime Silk
Road, diakses dari http://en.ndrc.gov.cn. diakses pada 8 Mei 2018
Nugroho Yudho, Ketika Jalur Sutra Bertemu Poros Maritim, tersedia di
http://internasional.kompas.com/read/2015/02/08/15020071/Ketika.Jalur.Sutra.Berte
mu.Poros.Maritim, diunduh pada 24 Oktober 2016
One Belt, One Road Main Body. Terdapat di
http://www.cbbc.org/cbbc/media/cbbc_media/One-Belt-One-Road-main-body.pdf
diakses pada 23 Mei 2018
Putri, Maria M.W. “China‟s Maritime Silk Road: How It Might Affects Indonesia”.
2017. Diakses dari http://www.indonesiaberbicara.org/chinas-maritime-silk-road-
might-affects-indonesia/diakses pada 8 Mei 2018
PwC's Growth Markets Centre, China‟s new silkroute the long and winding
road, 2016, hal. 2-5 tersedia pada https://www.pwc.com/gx/en/growth-
markets-center/assets/pdf/china-new-silk-route.pdf diunduh tanggal 21 Mei
2018
Sari, Rafika. “Prospek Jalan Sutra Modern Bagi Perekonomian Indonesia” 2017.
diakses dari http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-IX-10-II-
P3DI-Mei-2017-230.pdf diakses pada 9 Mei 2018.
See Nadya Natahadibrata, “Govt sets out maritime dream”, The Jakarta Post, 22
November 2014. http://www.thejakartapost.com/news/2014/11/22/govt-sets-out-
maritime-dream.html. diakses pada tanggal 28 April 2016
See the Jakarta Post, “Here comes the sea toll road”, 11 November 2015,
http://www.thejakartapost.com/news/2015/11/11/editorial-here-comes-sea-
tollroad.html#sthash.VaJNGcea.dpuf diakses pada 25 Agustus 2017
Shannon Tiezzi, 2014, „China Pushes 'Maritime Silk Road'in South, Southeast
Asia‟. The Diplomat. 17 September. Terdapat di
http://thediplomat.com/2014/09/china-pushes-maritime-silk-road-in-south-
southeast-asia/
Sonya Michaella, Pengamat AS : RI Miliki Peran Penting Di Laut China Selatan,
tersedia dihttp://internasional.metrotvnews.com/asia/MkMlzqOb-pengamat-as-ri-
miliki-peran-penting-di-laut-china-selatan diunduh pada 22 Oktober 2016
Suzuki, Wataru. 2017. “China overtakes Japan in Indonesia direct investment”.
Diakses dari https://asia.nikkei.com/Economy/China-overtakes-Japan-in-
Indonesia-direct-investment diakses pada 8 Mei 2018
Unesco, “New Agreement Sets Course for Strengthened Cooperation with
Tiongkok”
http://www.unesco.org/new/en/mediaservices/singleview/news/new_agreement_sets
_course_for_strengthened_cooperation_with/
Vision and Actions on Jointly Building Silk Road Economic Belt and 21st- Century
Maritime Silk Road”, jointly published by the National Development and Reform
Commission (NDRC), the Ministry of Foreign Affairs (MFA) and the Ministryof
Commerce (MOFCOM), on March 29, 2015, diakses pada 8 Mei 2018.
Witular, Rendi A. 2014. „Jokowi launches maritime doctrine to the world‟, The
Jakarta Post, 13 November diakses pada
http://www.thejakartapost.com/news/2014/11/13/jokowi
Xinhua. 2013. „Xi Jinping: China to further friendly relations with neighboring
countries‟, 26 October, http://news.xinhuanet.com/english/china/2013-
10/26/c_125601680.htm diakses pada 24 Agustus 2017
Xi Jinping Meets with President Epeli Nailatikauof Fiji, terdapat di
http://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/zxxx_662805/t1214269.shtml diakses pada
tanggal 20 Juni 2018
Xue Liand Cheng Zhangxi. 2017. „China's Window of Opportunityin the South
China Sea‟, The Diplomat diakses pada http://thediplomat.com/2017/07/chinas-
window-of-opportunity-in-the-south-china-sea/ diakses pada 29 Mei 2018
Yan Xuetong. 2015. „Diplomacy should focus on neighbors‟, China Daily, 27
January, terdapat di http://usa.chinadaily.com.cn/opinion/2015-
01/27/content_19414396.htm diakses pada 24 Agustus 2017
ZhaoHong, China‟s New Maritime Silk Road: Implications And Opportunities
For South East Asia”, Trends in Southeast Asia, Institute of Southeast Asian Studies
tersedia di https://www.iseas.edu.sg/images/pdf/Trends_2015_3.pdf diunduh 22
Oktober 2016
xvi
Lampiran 1
Hasil Wawancara dengan Prof. Xu Li Ping (China Academy of Social Science), Wawancara dilakukan via e-mail [email protected] pada
15 November 2016 pukul 09.26 WIB
1. BMR : Apa yang melatarbelakangi Tiongkok sehingga ingin menghidupkan
kembali jalur sutra maritim?
XLP :Terdapat dua unsur, yang pertama dorongan dari Tiongkok diri sendiri,
yaitu Tiongkok mau melakukan kebijakan keterbukaan ke -3 setelah tahun 1978
dan tahun 1991;yang kedua adalah harapan kalangan international, karena
Tiongkok udah menjadi kekuatan ekonomi ke-2 pada tahun 2010, kalangan
international mengharap agar Tiongkok menanggung kewajiban lebih banyak dan
menydiakan kesempatan lebih untung bagi kalangan international.
2. BMR : Mengapa Indonesia dijadikan tempat pertama dalam memperkenalkan
One Belt One Road Initiative?
XLP : One Road Initiative berasal dari Asia Tenggara, sedangkan Indonesia
adalah negara yg terbesar di Asia Tenggara,unsur geo-political dan geo-ekonomi
serta unsur sejarah lama antara Tiongkok dan Indonesia , menjadikan Indonesia
sebagai tempat pertama One Road Initiative.
3. BMR :Semenjak diperkenalkan kepublik tentang OBOR hingga hari ini. Apakah
Prof yakin Jalur Sutra Maritim ini akan terealisasi?
XLP : Masih belum. Karena Jalur Sutera Maritim meliputi banyak
negara,terdapat banyak kesalahpahaman ,dan unsur geo-politik, sekarang yang
penting adalah membina proyeksi modal Jalur Sutra Maritim ,seperti kereta api
cepat Jakarta-Bandung,kereta api Tiongkok-Laos,Taman industri Tiongkok-
Malaysia, Pelabuhan Srilanka dll.
xvii
4. BMR : ASEAN saat ini juga sedang merancang konektivitas jalur maritimnya.
Dan Indonesia adalah negara yang memiliki kawasan maritim terluas. Sehingga
bisa dikatakan posisi Indonesia sangat vital di ASEAN. Menurut Prof apa strategi
yang harus di lakukan Tiongkok untuk benar-benar mewujudkan kerjasama ini
dengan Indonesia?
XLP : Secara prinsip, Tiongkok melakukan strategi Win-Win terhadap
Indonesia di bidang konektivitas jalur maritimnya.Maksudnya, proyeksi apapun
semestinya memenuhi permintaan orang Indonesia ,juga untung bagi orang
Tiongkok, sama sekali bukan untung satu pihak, jadi kedua pihak harus negosiasi
bersama sama ,membangun bersama-sama dan menikmati hasil bersama sama.
5. BMR :Berbicara Jalur Sutra Maritim, Indonesia juga memiliki rencana besar
yakni Poros Maritim Dunia. Jika keduanya dikaitkan apa yang menjadi peluang
dan tantangannya?
XLP :Pendeknya, peluangnya di bidang kebudayaan maritim, ekonomi maritim
dan konektivitas maritim, tantangnya mungkin pada keamanan maritim dan
diplomasi maritim.Umumunya, kerja sama Jalur Sutra Maritim dengan Poros
Maritim Dunia memberi lebih peluang daripada tantangan, yang penting adalah
kepercayaan politik satu sama lain.
xviii
Lampiran 1I
Hasil Wawancara dengan Prof. Xu Li Ping (China Academy of Social Science), Wawancara dilakukan via e-mail [email protected] pada
19 Maret 2018 pukul 09.01 WIB
1. BMR : Langkah-langkah strategis apa yang sudah dan akan dilakukan Tiongkok
untuk mewujudkan konektivitas antara jalur sutra maritim dan poros maritim
milik Indonesia?
XLP : Langkah -langkah yang sudah dilakukan Tiongkok meliputi Proyet kereta
api Jakarta-Bandung, investasi kalibaru.
Langkah -langkah yang akan dilakukan:
Tiga Koridor Industri Utara (Sumatra Utara, Kaliman Utara, Sulawesi Utara ,Bali)
2. BMR : Presiden Jokowi saat berkunjung ke Tiongkok bulan Mei lalu, beliau
menawarkan 3 mega proyek salah satunya adalah pembangunan pelabuhan,
bagaimana respon dari pemerintah Tiongkok?
XLP : Respon pemerintah Tiongkok cukup positif, dan suruh kemeterian yang
bersangkutan mengikuti perkembagannya.Yang penting, pembangunan pelabuhan
harus seiring dengan pembangunan kawasan industri dekat pelabuhan.
3. BMR : Banyaknya edukasi, seminar serta forum-forum soal jalur sutra maritim
apakah salah satu bentuk strategi mewujudkan konsep jalur sutra maritim?
XLP :Salah satu bentu strateginya adalah pembangunan pelabuhan penyambugan
jalur sutra maritim.
4. BMR : Bagaimana tindak lanjut China-Asean Maritime Cooperation Fund dalam
menyikapi pembiayaan beberapa proyek infrastruktur dibidang kemaritiman?
XLP : Kalau 2018 ada dua:
(1) recovery of coast wetland and building ability ;
(2)building corridor of maritime live things China-Asean